KONSEP PENDIDIKAN ISLAM MENURUT PENDIRI

KONSEP PENDIDIKAN ISLAM MENURUT PENDIRI
PONDOK MODERN DARUSSALAM GONTOR

SKRIPSI

Oleh:
SRI WANTINI
NPM : 11250025

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
JURUSAN TARBIYAH

FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO
TAHUN 1436 H/2015 M

KONSEP PENDIDIKAN ISLAM MENURUT PENDIRI PONDOK
MODERN DARUSSALAM GONTOR

SKRIPSI
Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Pendidikan Agama Islam (S.Pd.I)

OLEH
SRI WANTINI
NPM: 11250025

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
JURUSAN TARBIYAH

FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO
TAHUN 1436 H /2015 M

PENGESAHAN PEMBIMBING

Skripsi oleh SRI WANTINI ini,
Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji

Metro, 09 Mei 2015
Pembimbing I,


Dr. M. Ihsan Dacholfany, M.Ed.
NIDN. 9903020218
Pembimbing II

Drs. M. Ali Syufa’at, M. Kom. I.
NBM. 486551

Ketua Program Studi Pendidikan Agama Islam,

Kuliyatun, S. Ag. M. Pd. I.
NIDN. 0204067103

PENGESAHAN PENGUJI
Skripsi oleh SRI WANTINI ini,
Telah dipertahankan di depan Tim Penguji
Pada tanggal 14 September 2015

TIM PENGUJI


............................................................................................., Ketua
Dr. M. Ihsan Dacholfany, M.Ed.

............................................................................................., Sekretaris
M. Samson Fajar, M. Sos. I.

............................................................................................, Penguji Utama
Drs. A. Rasyid Sidiq, M. Pd. I.

Mengetahui,
Fakultas Agama Islam UM Metro
Dekan,

Drs. Sarbini, M.Ag
NBM. 657472

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama


: Sri Wantini

NPM

: 11250025

Jurusan/prodi

:Tarbiyah/ Pendidikan Agama Islam

Dengan ini menyatakan dengan sebenarnya, bahwa skripsi ini adalah asli,
bukan duplikasi atau tulisan yang telah diajukan untuk mendapatkan gelar oleh
orang lain diperguruan tinggi manapun, juga tidak memuat bahan-bahan yang
saya sebutkan sumbernya yang telah dipublikasikan atau ditulis oleh orang lain.
Demikian pernyataan ini saya buat, apabila ternyata tidak benar, maka
saya akan bersedia menanggung akibat yang ditimbulkan.

Metro, 11 Mei 2015
Yang menyatakan,


SRI WANTINI
NPM. 11250025

MOTTO

َ
َ
‫مك ُ ۡۡم‬
َ ‫ص ۡرك ُ مۡ وَيُثَب ّ ۡتأ ۡقدَا‬
َ ّ ‫ص ُروا ْ ٱلل‬
َ ‫ين ءَا‬
ُ ‫ه يَن‬
ُ ‫منُوٓا ْ إإن تَن‬
َ ‫يَٰٓأيّهَا ٱلّذإ‬
Artinya: Wahai orang-orang yang beriman! Jika kamu menolong (agama) Allah,
niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.
(QS. Muhammad: 7)

“Ilmu adalah inti kehidupan agama Islam dan tiangnya iman. Barang siapa

mengajarkan suatu ilmu, niscaya Allah menyempurnakan pahalanya; dan barang
siapa belajar lalu mengamalkannya, maka Allah akan mengajari hal-hal yang
belum diketahuinya. (HR. Abu Asy-Syaykh)

PERSEMBAHAN
Dengan tersusunnya skripsi ini, maka penulis mengucapkan banyak
terimakasih kepada pihak yang telah membantu dan mendukung penulis dengan
sepenuh hati, ucapan terimakasih ini penulis persembahkan kepada:
1. Ibunda Purwanti tercinta, yang senantiasa memberi semangat dan
mendidik, menyayangi serta mengarahkan penulis sejak dalam kandungan
hingga saat ini. Ucapan terima kasih tak terhingga kepada beliau atas
segalanya

yang

telah

diberikan

kepada


penulis.

Semoga

Allah

menggantinya dengan balasan yang lebih indah, yaitu surga-Nya. Amiin.
2. Ayahanda Samiran dan Ayahanda Rustam, serta nenek Tukiyem yang
senantiasa mendukung dan mendo’akan penulis.
3. Adinda tersayang Ivan Rio Fernando yang selalu menemani dan
menghibur penulis dikala sedang penat, semoga engkau menjadi anak
yang sholeh yang selalu dalam lindungan Allah SWT.
4. Seluruh keluarga besar penulis yang selalu menyuport penulis, terimakasih
untuk semuanya.

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di desa Gentengan, Kecamatan Doko, Kabupaten
Blitar, Jawa Timur, pada Tanggal 27 November 1992. Sebagai anak pertama dari

dua bersaudara, dari pasangan orang tua Ayah Samiran dan Ibu Purwanti.
Riwayat pendidikan penulis, ditempuh dengan tahapan pendidikan:
1. Taman Kanak-Kanak Dharma Wanita Resab Ombo 1 Kec. Doko, Kab.
Blitar, Jawa Timur. Lulus pada tahun 1999.
2. Sekolah Dasar (SD) Negeri 1 Sumber Baru, Kecamatan Mesuji Raya,
Kabupaten Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan. Lulus pada tahun 2005
3. Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 2 Mesuji Raya, Kecamatan
Mesuji Raya, Kabupaten Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan. Lulus
pada tahun 2008.
4. Sekolah menengah Atas (SMA) Negeri 1 Mesuji Raya, Kecamatan Mesuji
Raya, Kabupaten Ogan komering Ilir, Sumatera Selatan. Lulus pada tahun
2011.
5. Strata satu (S1) di Universitas Muhammadiyah Metro, Fakultas Agama
Islam, jurusan Tarbiyah, Program Studi Pendidikan Agama Islam, tahun
akademik 2011/2012 sampai dengan tahun 2014/2015.
Sembari kuliah penulis juga mengenyam pendidikan non formal di Pondok
Pesantren Putri Aisyiyah (PPPA) Imaadul Bilaad Kota Metro. Di sinilah penulis
banyak belajar ilmu agama.

Pengalaman Berorganisasi dimulai sejak penulis duduk di bangku SMP

yaitu dengan menjadi anggota Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) di SMPN 2
Mesuji Raya, selanjutnya menjadi Anggota OSIS kembali di SMAN 1 Mesuji
Raya. Kemudian, setelah masuk kedalam dunia kampus, penulis mengikuti UKM
KM3

(Korp

Mubaligh

Mahasiswa

Muhammadiyah)

di

Universitas

Muhammadiyah Metro dan diberi amanah sebagai bendahara umum KM3 pada
periode 2013/2014. Serta menjadi pengurus Forum Santri Imaadul Bilaad
(FORSIBA) Pondok Putri Aisyiyah Imaadul Bilaad Kota Metro. Sekarang penulis

tercatat sebagai pengajar di MI Muhammadiyah Hadimulyo, Metro Pusat.

KATA PENGANTAR

Segala puji kepada Allah SWT atas segala rahmat-Nya karena Allah masih
memberikan kita kekuatan untuk selalu beraktivitas dalam hidup ini sehingga
penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini, sholawat dan salam semoga
Allah curahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, semoga kita
semua termasuk ummatnya yang senantiasa beritiba’ kepadanya dan mendapat
syafaatnya kelak.
Semoga skripsi ini memberikan manfaat yang besar bagi penyusun
ataupun ummat Islam, dan bisa menjadi khazanah ilmu pengetahuan Islam untuk
memajukan Islam yang tercinta ini, dan menjadi amal yang sholih bagi penyusun
yang mengharap ridho dan jannah Allah SWT. Amiin.
Menjalani proses adalah bagian inti dari perjalanan ini. Banyak bimbingan
dan saran yang penulis dapatkan dari berbagai pihak dilingkungan civitas
akademika Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Metro, dan
keluarga dalam proses ini. Maka dengan penuh rasa hormat, dan kebersamaan,
penulis sampaikan ucapan terimakasih kepada:
1.


Bapak Prof. Dr. H. Karwono, M.Pd. selaku Rektor Universitas
Muhammadiyah Metro.

2.

Bapak Drs. Sarbini, selaku Dekan Fakultas Agama Islam Universitas
Muhammadiyah Metro.

3.

Bapak Dr. M. Ihsan Dacholfany, M.Ed. sebagai pembimbing I dan
Bapak Drs. M.Ali Syufa’at, M.Kom.I sebagai pembimbing II yang

telah meluangkan waktu untuk membimbing penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
4.

Ibu Kuliyatun M.Pd.I selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Agama Islam (PAI), yang selalu memberikan saran, arahan serta
bimbingannya.

5.

Para dosen Jurusan Pendidikan Agama Islam yang telah memberikan
ilmu kepada penulis selama menempuh pendidikan di universitas
Muhammadiyah Metro.

6.

Ibu Dra. Hj. Elis Setiawati M.Pd, selaku kepala perpustakaan
Universitas Muhammadiyah Metro.

7.

Para Staf Administrasi Fakultas Agama Islam, yang telah ikhlas
memberikan pelayanan kepada penulis dengan lancar.

8. Keluarga Besar Pondok Pesantren Putri ‘Aisyiyah (PPPA) Imadul
Bilad kota Metro, Korp Muballigh Mahasiswa Muhammadiyah (KM3)
UM Metro, serta rekan-rekan seperjuangan di Pondok Putri Aisyiyah
Imadul Bilad, Ummi Nurhanifah, Rosida Ummami, Nia Dwi Jayanti
dan Fitri Wardati, Sefti Agustina, serta adik-adikku di Imadul Bilad
(Millata Hanifa, Hanifa Mufidah, Desi Kumala Sari, Uswatun
Hasanah, dkk). Terima kasih kepada kalian semua yang telah membuat
hari-hari penulis menjadi lebih berharga, semoga Allah SWT
senantiasa menjaga ukhuwah kita bersama.
9. Seluruh rekan-rekan penulis yang selalu menjadi teman diskusi untuk
menyelesaikan segala urusan di Universitas Muhammadiyah Metro.

10. Almamater FAI Universitas Muhammadiyah Metro, jurusan Tarbiyah,
Program Studi Pendidikan Agama Islam.
Penulis sudah mencurahkan segenap ilmu dan pengetahuannya untuk
penulisan skripsi ini, waktu dan tenaga untuk tersusunnya karya ini, tentu sudah
menjadi kewajaran bila ada beberapa kekurangan dan kesalahan, baik pada
sistematika ataupun subtansinya, namun penulis berharap adanya sumbangsih
pemikiran dari pembaca agar karya ini lebih baik.
Semoga skripsi ini memberikan manfaat yang besar bagi penyusun
ataupun ummat Islam, dan bisa menjadi khazanah ilmu pengetahuan untuk
memajukan islam yang tercinta ini, dan menjadi amal yang sholih bagi penyusun
yang mengharap selalu ridho dan jannahnya Allah SWT, Amiin.

Metro, 22 Rajab 1436 H
11 Mei 2015 M
Penulis,

SRI WANTINI
NPM.11250025

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................i
PERSETUJUAN PEMBIMBING......................................................................ii
PERSETUJUAN PENGUJI...............................................................................iii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI............................................................iv
MOTTO................................................................................................................v
PERSEMBAHAN................................................................................................vi
RIWAYAT HIDUP.............................................................................................vii
KATA PENGANTAR.........................................................................................ix
DAFTAR ISI........................................................................................................xii
ABSTRAK............................................................................................................xvi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah............................................................................1
B. Batasan dan Rumusan Masalah.................................................................4
1. Batasan Masalah..................................................................................4
2. Rumusan Masalah...............................................................................4
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian...............................................................5
1. Tujuan Penelitian.................................................................................5
2. Kegunaan Penelitian............................................................................ 6
D. Metode Penelitian......................................................................................6

1. Jenis Penelitian....................................................................................7
2. Sifat Penelitian.....................................................................................7
3. Sumber Data........................................................................................8
4. Metode Pengumpulan Data.................................................................10
5. Metode Analisis Data..........................................................................11
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI
A. Pengertian Pendidikan Islam.....................................................................12
B. Dasar Pendidikan Islam.............................................................................14
C. Konsep Pendidikan Islam..........................................................................18
D. Ruang Lingkup Konsep Pendidikan Islam................................................20
1. Tujuan Pendidikan...............................................................................21
2. Materi dan Kurikulum Pendidikan......................................................25
3. Metode Pendidikan Islam....................................................................27
a. Metode Keteladanan......................................................................29
b. Metode Nasehat.............................................................................31
c. Metode Hadiah dan Hukuman.......................................................32
d. Metode Bercerita...........................................................................33
e. Metode Pembiasaan.......................................................................35
BAB III

BIOGRAFI PENDIRI DAN PROFIL PONDOK MODERN
DARUSSALAM GONTOR

A. Biografi Pendiri Pondok Modern Darussalam Gontor..............................36
1. K.H. Ahmad Sahal...............................................................................36

a. Riwayat Hidup K.H. Ahmad Sahal...............................................36
b. Riwayat Pendidikan K.H. Ahmad Sahal.......................................37
c. Perjalanan Karir K.H. Ahmad Sahal.............................................37
2. K.H. Zainudin Fananie........................................................................38
a. Riwayat Hidup K.H. Zainuddin Fananie.......................................38
b. Riwayat Pendidikan K.H. Zainuddin Fananie...............................39
c. Perjalanan Karir K.H. Zainuddin Fananie.....................................39
d. Karya-Karya K.H. Zainuddin Fananie..........................................41
3. K.H. Imam Zarkasyi............................................................................42
a. Riwayat Hidup K.H. Imam Zarkasyi.............................................42
b. Riwayat Pendidikan K.H. Imam Zarkasyi.....................................44
c. Perjalanan Karir K.H. Imam Zarkasyi...........................................45
d. Karya-Karya K.H. Imam Zarkasyi................................................47
B. Profil Pondok Modern Darussalam Gontor...............................................48
1. Pengertian Pondok Modern Darussalam Gontor.................................48
2. Sejarah Pondok Modern Darussalam Gontor......................................50
3. Ciri-Ciri Pondok Modern Darussalam Gontor....................................54
4. Tujuan Pondok Modern Darussalam Gontor.......................................56
5. Fungsi Pondok Modern Darussalam Gontor.......................................58
BAB IV KONSEP PENDIDIKAN ISLAM MENURUT PENDIRI
PONDOK MODERN DARUSSALAM GONTOR
A. Konsep Pendidikan Islam

Menurut Pendiri Pondok Modern

Darussalam Gontor....................................................................................60

1. Tujuan Pendidikan...............................................................................60
2. Materi dan Kurikulum Pendidikan......................................................63
3. Metode dan Sistem Pendidikan...........................................................68
4. Manajemen Kelembagaan Pondok Modern Darussalam
Gontor..................................................................................................71
B. Hasil Analisa Konsep Pendidikan Islam Menurut Pendiri Pondok
Modern Darussalam Gontor......................................................................74
1. Tujuan Pendidikan..............................................................................76
2. Materi dan Kurikulum Pendidikan.....................................................78
3. Metode dan Sistem Pendidikan Pesantren..........................................81
4. Manajemen Kelembagaan Pesantren..................................................83

BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................................86
B. Rekomendasi dan Saran............................................................................87
1. Rekomendasi.......................................................................................87
2. Saran....................................................................................................88
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

ABSTRAK

KONSEP PENDIDIKAN ISLAM MENURUT PENDIRI PONDOK
MODERN DARUSSALAM GONTOR
Oleh: Sri Wantini
NPM: 11250025
Di bawah bimbingan : 1. Dr. M. Ihsan Dacholfany, M.Ed.
: 2. Drs. M. Ali Syufa’at, M. Kom. I.

Pondok pesantren sebagai bentuk institusi pendidikan tertua di Indonesia
telah mengalami kemajuan yang ditandai dengan adanya pembaharuan dalam
pemikiran pendidikannya. Hal ini terlihat jelas dalam sistem pendidikan di
Pondok Modern Darussalam Gontor yang terletak di Ponorogo, Jawa Timur yang
didirikan oleh tiga bersaudara yaitu K.H. Ahmad Sahal, K.H. Zainuddin Fananie,
dan K.H. Imam Zarkasyi, yang kemudian biasa dikenal dengan trimurti.
Skripsi ini membahas tentang konsep pendidikan Islam menurut pendiri
Pondok Modern Darussalam Gontor. Sedangkan tujuan yang ingin dicapai adalah,
untuk mengetahui bagaimana konsep pendidikan Islam menurut pendiri Pondok
Modern Darussalam Gontor (K.H. Ahmad Sahal, K.H. Zainuddin Fananie, dan
K.H. Imam Zarkasyi), serta implementasinya terhadap pembangunan dan
pembaharuan pendidikan di Pondok Modern Darussalam Gontor tersebut.
Mengingat penelitian ini adalah studi tokoh, dan termasuk jenis penelitian
kepustakaan (library research), maka metode yang digunakan dalam
pengumpulan data adalah mengumpulkan data-data dari sumber-sumber yang
berupa buku-buku yang ada relevansinya dengan permasalahan. Sedangkan untuk
menganalisis data, penulis menggunakan teknik deskriptif analitis.
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa para pendiri Pondok
Modern Darussalam Gontor ini melakukan pembaharuan dalam konsep
pendidikan di Pondok Modern Darussalam Gontor, diantaranya dalam bidang
tujuan pendidikan, materi dan kurikulum pendidikan, metode pendidikan, seta
manajemen kelembagaannya. Menurut mereka, tujuan pendidikan mesti
ditekankan pada tercapainya keseimbangan hidup yang bahagia dunia dan akhirat.
Tujuan ini dapat dicapai dengan pemberian materi dan kurikulum pendidikan
yang seimbang antara ilmu umum dan ilmu agama, serta didukung oleh
kemampuan penguasaan bahasa Arab dan Inggris. Sedangkan dalam bidang
manajemen kelembagaannya, Pondok Modern Darussalam Gontor merupakan
lembaga pendidikan yang kepemimpinannya ditentukan secara kelembagaan
melalui badan wakaf sebagai badan tertinggi dalam pondok Modern Darussalam
Gontor.
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Sejak Islam masuk ke Indonesia, pendidikan Islam

telah ikut

mengalami pertumbuhan dan perkembangan, karena melalui pendidikan
Islam itulah, transmisi dan sosialisasi ajaran Islam dapat dilaksanakan dan
dicapai hasilnya sebagaimana kita lihat sekarang. Pendidikan Islam
berkembang ditandai dengan banyaknya lembaga pendidikan Islam yang
bermunculan, baik lembaga pendidikan formal maupun non-formal, seperti
sekolah, madrasah, perguruan tinggi dan pondok pesantren dengan fungsi
utamanya memasyarakatkan ajaran Islam tersebut.
Pertumbuhan dan

perkembangan

ilmu

pendidikan

Islam di

Indonesia dapat dilihat melalui institusi pendidikan Islam yang tertua, yaitu
pondok pesantren. “Pesantren adalah lembaga pendidikan keagamaan yang
memiliki kekhasan tersendiri dan berbeda dengan lembaga pendidikan
lainnya dalam menyelenggarakan sistem pendidikan dan pengajaran agama”.1
Dalam sejarah pertumbuhan dan perkembangannya, pesantren dewasa
ini dapat digolongkan menjadi tiga bentuk. Pertama, pesantren yang cara
pendidikan

dan

pengajarannya

menggunakan

metode

sorogan

atau

bandungan, yaitu seseorang kyai yang mengajarkan santri-santrinya dengan
berdasarkan kitab-kitab klasik yang ditulis dalam bahasa Arab oleh ulama’
abad pertengahan dengan sistem terjemahan. Dalam hal ini biasanya santri
1

Samsul Nizar, Sejarah Sosial & Dinamika Intelektual Pendidikan Islam Nusantara,
Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2013, Cet. Ke-1, h . 87

ada yang tinggal didalam pondok, di asrama pondok dan ada pula yang diluar
pondok. Umumnya pondok pesantren semacam ini tidak mengajarkan ilmu
pengetahuan umum dan hanya mengajarkan ilmu agama saja. Orang biasa
menyebutnya dengan pondok salaf.
Kedua, pesantren disamping mempertahankan sistem pendidikan dan
pengajaran sebagaimana tersebut diatas, juga memasukkan pendidikan umum
seperti : SD, SLTP, SMU, SMEA, atau memasukkan sistem madrasah seperti
MI, MTs, MA ke dalam pondok pesantren.
Ketiga, pondok pesantren di dalam

sistem pendidikan dan

pengajarannya “mengintegrasikan sistem madrasah ke dalam pondok
pesantren dengan segala jiwa, nilai dan atribut-atribut lainnya. Dan
pengajarannya memakai sistem klasikal ditambah dengan disiplin yang ketat
dengan full asrama atau santri diwajibkan berdiam di asrama”.2 Para
pengamat menamakan dengan pondok modern. Dalam kategori ini pengamat
mencontohkannya dengan Pondok Modern Darussalam Gontor serta pondokpondok lain yang sejalan dengan sistem pendidikan dan pengajaran Gontor.
Pondok pesantren sebagai bentuk institusi pendidikan

tertua di

Indonesia telah mengalami kemajuan yang ditandai dengan adanya
pembaharuan pemikiran pendidikan Islam. Salah satu pembaharuan
pemikiran tersebut adalah pengembangan pemikiran pendidikan Islam, yang
tidak hanya terpancang pada materi dalam disiplin ilmu agama saja tetapi
juga ilmu pengetahuan umum sebagaimana yang dilakukan oleh pemikir
2

Amal Fathullah Zarkasyi, Pondok Pesantren Sebagai Lembaga Pendidikan dan
Dakwah, Jakarta: Gema Insani Press, 1998, h.103

pembaharuan pendidikan Islam di Indonesia, salah satunya adalah para
pendiri Pondok Modern Darussalam Gontor.
Ditinjau dari sejarah sosial saat itu, pendirian Pondok Modern
Darussalam Gontor, dilatarbelakangi oleh kondisi pendidikan pada saat itu.
Di satu sisi Ahmad Dahlan mendirikan lembaga pendidikan yang sarat
dengan materi pendidikan umum, di sisi lain Hasyim Asy’ari mendirikan
pesantren yang bercorak tradisional, lebih menekankan pada aspek
pengembangan ilmu-ilmu keagamaan. Menghadapi kondisi pendidikan yang
demikian, sistem pendidikan Pondok Modern Darussalam Gontor direnovasi
dengan model pendidikan

yang memadukan secara seimbang antara

pendidikan umum dan pendidikan agama serta materi bahasa Arab, dan
Inggris menjadi warna khas pendidikan. “Pendiri dari pesantren ini adalah
tiga bersaudara, yaitu Ahmad Sahal, Zainuddin Fananie, dan Imam Zarkasyi.
Ketiga saudara ini sering dikenal dengan trimurti atau tiga bersaudara.”3
Berdasarkan pemaparan di atas, penulis tertarik untuk mengkaji
bagaimana konsep pendidikan pondok Modern Darussalam Gontor yang telah
direnovasi dan diperbaharui oleh tiga bersaudara ini, sehingga mampu
menjadikan pondok Gontor menjadi salah satu pondok yang dapat bersaing
diranah lokal, nasional bahkan internasional. Maka dari itu, penulis akan
membahas masalah ini dalam sebuah karya ilmiah dalam bentuk skripsi yang
berjudul:
“Konsep

Pendidikan

Islam

Darussalam Gontor”
3

Samsul Nizar, Op.Cit. h. 286-287.

Menurut

Pendiri

Pondok

Modern

B. Batasan dan Rumusan Masalah
1. Batasan Masalah
Untuk menghindari penyimpangan prosedur dan kesalahpahaman
dalam pembahasan ini, dan menghindari kemungkinan meluasnya
masalah yang akan diteliti, maka penulis membatasi masalah dalam
penelitian ini hanya terbatas pada konsep pendidikan Islam menurut
pendiri Pondok Modern Darussalam Gontor, yaitu KH. Ahmad Sahal,
KH. Zainuddin Fananie, dan KH. Imam Zarkasyi, yang meliputi tujuan
pendidikan, kurikulum, metode pendidikan Islam serta manajemen
kelembagaan

pesantren

yang

diterapkan

oleh

ketiganya

dalam

pembangunan dan pembaharuan pendidikan di Pondok Modern
Darussalam Gontor tersebut.

2. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dimaksudkan sebagai upaya dan memberikan
arah pelaksanaan penelitian. Menurut Sutrisno Hadi, “masalah adalah
kejadian yang menimbulkan pertanyaan kenapa dan kenapa”.4 Sedangkan
pengertian dari rumusan masalah itu sendiri merupakan “suatu pertanyaan
yang akan dicarikan jawabannya melalui pengumpulan data”.5 Rumusan
masalah menjadi penting karena adanya rumusan masalah ini akan terlihat

4

Sutrisno Hadi, Dalam: http://kutukuliah.blogspot.com/2013/08/pengertian-rumusanmasalah, (download: 06.15 WIB, 27 Maret 2015)
5

Ibid.,

dan menjadi maksud serta tujuannya. Menurut S. Margono, “rumusan
masalah adalah kesenjangan antara sesuatu yang seharusnya ada dengan
kenyataan yang ada”.
Berdasarkan

uraian

deskripsi

singkat

tentang

beberapa

permasalahan yang telah dikemukakan dalam latar belakang masalah di
atas maka masalah ini dapat dirumuskan sebagai berikut: Bagaimana
konsep pendidikan Islam menurut pendiri Pondok Modern Darussalam
Gontor (KH. Ahmad Sahal, KH. Zainuddin Fananie, dan KH. Imam
Zarkasyi), serta bagaimana implementasinya terhadap pembangunan dan
pembaharuan pendidikan di Pondok Modern Darussalam Gontor ?

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Sudah menjadi ketentuan bahwa setiap peneliti yang melakukan
penelitian selalu mempunyai tujuan. Sesuai dengan tujuan riset dapat
didefinisikan: “Sebagai usaha untuk menemukan, mengembangkan, dan
menguji kebenaran suatu pengetahuan”.6
Demikian juga dalam penelitian ini, memiliki tujuan untuk
mengetahui bagaimana konsep pendidikan Islam menurut pendiri Pondok
Modern Darussalam Gontor (KH. Ahmad Sahal, KH. Zainuddin Fananie,
dan KH. Imam Zarkasyi), serta bagaimana implementasinya terhadap
pembangunan dan pembaharuan pendidikan di Pondok Modern
Darussalam Gontor.
6

Sutrisno Hadi, Metodologi Reseach, Jilid 1, Yogyakarta: Andi Pustaka, 2000, h. 3

2. Kegunaan Penelitian
Kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Secara teoritik penelitian ini diharapkan dapat menambah khazanah
ilmu pengetahuan bagi para akademisi, para intelektual dan para
pembaca yang ingin mengetahui lebih jauh tentang Pondok Modern
Darussalam Gontor dan mengenal lebih dalam sosok dari ketiga tokoh
pendiri Pondok ini, serta pemikirannya mengenai konsep pendidikan
Islam.
b. Sebagai rujukan kepada lembaga pendidikan Islam untuk terus
mengembangkan mutu pendidikan Islam seperti yang dilakukan oleh
ketiga tokoh pendiri Pondok Modern Darussalam Gontor ini.
c. Sebagai persyaratan untuk mendapatkan gelar sarjana Strata Satu
jurusan Tarbiyah Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas
Agama Islam Universitas Muhammadiyah Metro-Lampung.

D. Metodologi penelitian
Metodologi penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan tertentu. Dengan demikian metodologi
penelitian sangat urgen dalam sebuah penelitian, maka dalam penyusunan
skripsi ini digunakan metode penelitian pustaka. Dimana di dalamnya
terdapat

cara-cara

berfikir

dalam

rangka

membahas

pokok-pokok

permasalahan yang dirumuskan agar penelitian ini dapat terlaksana secara

objektif, ilmiah, dan mencapai hasil yang optimal. Oleh karena itu perlu
diperhatikan beberapa hal berikut:
1. Jenis Penelitian
Dilihat dari jenisnya

penelitian ini termasuk penelitian

kepustakaan (library research), yaitu “pengumpulan data berasal dari
sumber-sumber kepustakaan, seperti buku-buku, majalah, surat kabar dan
lain-lain.”7 Penelitian pustaka membicarakan gagasan-gagasan, ide, dan
konsep-konsep dari pemikiran seseorang. Sehingga penelitian ini secara
maksimal akan memanfaatkan data pustaka yang relevan dengan kajian.
Lebih spesifiknya disebut sebagai “penelitian sejarah yang menggunakan
model tematik studi”.8 Tematik studi adalah salah satu model history
research yang paling sering dan banyak digunakan karena sederhana,
salah satunya adalah penelitian biografi tokoh atau autobiografi baik
untuk mengenal pemikiran, ide, atau karyanya.
2. Sifat Penelitian
Dilihat dari sifatnya, penelitian ini adalah deskriptif analitis.
Adapun yang dimaksud dengan deskriptif menurut Sumadi Suryabrata
adalah “penelitian yang semata-mata menggambarkan keadaan dan
kejadian atas suatu objek.”

9

Analisis ini merupakan “metode yang

7

Kopertis Wilayah VII Sumatera Bagian Selatan, Pedoman Penulisan Karya Tulis Ilmiah
dan Skripsi, Palembang, h. 9
8

Taufiq Abdullah dan Abdurrahman Suryamiharja, Ilmu Sejarah dan Historiografi: Arah
dan Prespektif, Jakarta: PT. Gramedia, 1985, h. 6
9

Sumadi Suryabrata, Metodologii Penelitian, Jakarta: Rajawali Press, 1990, h. 19

bersifat analisis istilah dan pendapat, menjelaskan keyakinan dengan jalan
bertanya, membaca, membersihkan, menyisihkan, dan mengolah dimana
akhirnya ditemukan sebuah hakikat”.10 Penelitian ini digunakan untuk
mengungkap suatu teori, pandangan hidup, pemikiran filosofis dan
lainnya, yang dalam hal ini objek kajiannya adalah konsep pendidikan
Islam menurut pendiri Pondok Modern Darussalam Gontor, yaitu KH.
Ahmad Sahal, KH. Zainuddin Fananie, dan KH. Imam Zarkasyi.
Menurut

Suharsimi

Arikunto,

“Penelitian

deskriptif

tidak

memerlukan administrasi dan pengontrolan terhadap perlakuan, tetapi
hanya menggambarkan apa adanya, tentang sesuatu keadaan atau
gejala”.11 Penelitian deskriptif menggambarkan secara persis dan
melaporkan karakter-karakter mengenai berbagai persoalan objek
penelitian.12

3. Sumber Data
Sumber data dalam skripsi ini dapat diklasifikasikan dalam dua
sumber, yaitu sumber primer dan sumber skunder.
Sumber Primer “Merupakan data yang langsung dikumpulkan oleh
peneliti dari berbagai sumber yang pertama dan langsung memberikan
data kepada pengumpulan data”.13Menurut Ronny Kountur, data primer
10

Anton Bakker, Methode-Methode Filsafat, Jakarta: Ghalia Indonesia, 1994, h. 21

11

Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2000. Cet. Ke-

5, h. 310
12
13

Kopertis Wilayah VII Sumatera Bagian Selatan, Op.Cit., h. 9
Sumardi Suryabrata, Op. Cit. h. 59

adalah “data yang dikumpulkan peneliti langsung dari sumber utamanya.
Misalnya, penelitian yang ingin mengetahui persepsi konsumen terhadap
suatu produk tertentu. Disini sumber utama adalah konsumen, dan data
yang diperoleh merupakan data langsung”.14Sumber primer dapat
diperoleh langsung dari karya-karya Ahmad Sahal, Zainuddin Fananie
dan Imam Zarkasyi sendiri dan yang lainnya yang terkait dengan masalah
konsep pendidikan Islam dan Pondok Modern Darussalam Gontor yang
bersifat dokumentasi.
Sementara data sumber skunder adalah “sumber yang tidak
langsung memberikan data kepada pengumpulan data, misalnya lewat
orang lain atau dokumen”.15 Sumber sekunder dapat diperoleh dari bukubuku karya orang lain, sumber-sumber rujukan dari internet, koran,
majalah, tulisan, kutipan dan lain sebagainya, terutama yang berhubungan
dengan judul penelitian ini. Sumber data dalam skripsi ini diantaranya
adalah sebagai berikut:
a. Profil Pondok Modern Darussalam Gontor, karya Tim
Penyusun. Penerbit: Ponorogo: Gontor Press, 2004.
b. Manajemen Pesantren; Pengalaman Pondok Modern Gontor,
Karya: K.H. Abdullah Syukri Zarkasyi, M.A., diterbitkan oleh
Gontor: Trimurti Press, 2005.

14

Ronny Kountur, metode Penelitian untuk penulisan skripsi dan tesis edisi revisi ,
Jakarta : manajemen, 2007. h. 182
15

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabheta,
2009. Cet. Ke-8, h.137

c. Pendidikan Karakter Belajar Ala Pesantren Gontor, karya Dr.
M. Ihsan Dacholfany, M.Ed. Penerbit: Wafi Media Tama,
2015,Cet. Ke-1.
d. Sejarah Sosial dan Dinamika Intelektual Pendidikan Islam di
Nusantara, karya Prof. Dr. H. Samsul Nizar, M.A, et al.
Penerbit : Kencana Prenada Media Group. 2013 Cet. Ke- 1.
e. Pemikiran Pendidikan Islam, karya Drs. A. Susanto. Penerbit:
Jakarta: Amzah. 2010. Cet. Ke-2.

4. Metode Pengumpulan Data
Terdapat dua hal utama yang mempengaruhi kualitas dari hasil
penelitian, yaitu kualitas instrumen penelitian, dan kualitas pengumpulan
data. “Kualitas instrumen penelitian berkenaan dengan validitas dan
reabilitas instrumen serta kualitas pengumpulan data berkenaan dengan
ketepatan cara-cara yang digunakan dalam mengumpulkan data”. 16
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
dengan metode dokumentasi atau sumber yang bersifat kepustakaan.
Teknik pengumpul data ini diawali dengan mencari sumber primer,
kemudian ditelaah, dan mencatat data atau sumber yang berkaitan dengan
tema. Kemudian dilakukan pengutipan-pengutipan yang dicatat dengan
lengkap, sehingga dapat dilakukan proses analisis yang berbentuk laporan
penelitian.

16

Ibid.,h. 137

5. Metode Analisis Data
Analisa data, menurut Patton adalah “proses mengatur urutan data,
mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori dan satuan uraian
dasar”.17 Bogdan dan Taylor mendefinisikan analisa data sebagai “proses
yang merinci usaha secara formal untuk menemukan tema dan
merumuskan hipotesis (ide) seperti yang disarankan data dan sebagai
usaha untuk memberi bantuan pada tema dan hipotesis”.18
Secara praktis metode analisa data dapat dilakukan dengan cara
menemukan tema dan merumuskan hipotesis, dan kemudian menganalisa
berdasarkan hipotesis.
Setelah data dikelompokkan menurut hepotesis, maka hendaknya
diuji apakah data sesuai dengan hepotesis. Lalu langkah yang terakhir
adalah “memeriksa dengan cermat data yang ada apakah benar-benar
menunjang, atau jika tidak maka peneliti bisa merumuskan hepotesis, jika
menunjang hendaknya dipertahankan”.19

BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

17

Lexy. J. Moeleong, M.A,Metodologi Penelitian Kuantitatif, Bandung: PT. Remaja
Rosda Karya, 2000, Cet.ke-1 , h.103
18

Ibid.,h. 103

19

Ibid., h. 102

A. Pengertian Pendidikan Islam
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pendidikan itu dipandang
sebagai “proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok
orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan
pelatihan, proses, perbuatan, cara mendidik”. 20 Pendidikan disebut juga
sebagai humanisasi, yaitu upaya memanusiakan manusia atau upaya
membantu manusia agar mampu mewujudkan diri sesuai dengan martabat
kemanusiaannya.
Kata pendidikan dalam bahasa Arab disebut dengan tarbiyah,
sedangkan pendidikan Islam disebut dengan tarbiyah Islamiyah. Kata
tarbiyah itu sendiri berasal dari kata kerja “rabba” yang artinya mendidik,
kata ini sudah digunakan sejak zaman Nabi Muhammad SAW. Hal ini seperti
yang terlihat dalam ayat Al-Qur’an dan Hadis Nabi SAW. Dalam Al-Qur’an
kata rabba salah satunya dapat dilihat dalam surah Al-Isro’ ayat 24 berikut.

ۡ ‫وَ ۡٱخ إف‬
ّ ّ ‫ح ٱلذ‬
‫ما‬
‫ل إ‬
َ ‫ب ۡٱر‬
ّ ‫مةإ وَقُل ّر‬
َ ‫جنَا‬
َ ‫ما‬
َ ُ‫ح ۡمه‬
َ ‫لر ۡح‬
َ ُ‫ض لَه‬
ّ ‫نٱ‬
َ ‫م‬
‫يرا‬
َ َ‫ك‬
َ ‫ما َربّيَانإي‬
ٗ ‫صغ إ‬
Artinya: Dan rendahkanlah dirimu terhadap keduanya dengan penuh kasih
sayang

dan

ucapkanlah,

“Wahai

Tuhan-ku!

Sayangilah

keduanya

sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku pada waktu kecil.” (QS. AlIsro’: 24)21
20

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta:
Balai Pustaka, 1997, Cet. Ke-9, h. 232.
21

Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Bandung: CV. Penerbit
Diponegoro, 2009. Cet. Ke-10. Juz. 15, h. 284

Sedangkan mengenai pengertian pendidikan Islam, para ahli
pendidikan Islam sering berbeda pendapat. Ada yang menitik beratkan pada
segi pembentukan akhlak anak, ada yang menuntut pendidikan teori dan
praktik, dan ada juga yang menghendaki terwujudnya kepribadian muslim,
dan lain-lain.
Menurut Muhammad Fadil Al-Ojamaly yang dikutip oleh Muzayyin
Arifin dalam bukunya “Filsafat Pendidikan Islam” pendidikan Islam adalah
“proses yang mengarahkan manusia kepada kehidupan yang baik dan yang
mengangkat derajat kemanusiaannya sesuai dengan kemampuan dasar (fitrah)
dan kemampuan ajarnya (pengaruh dari luar).”22
Sedangkan menurut Ahmad D Marimba, pendidikan Islam yaitu
bimbingan jasmani, rohani, berdasarkan hukum-hukum agama Islam
menuju kepada terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran-ukuran
Islam. Dengan pengertian yang lain, beliau sering menyatakan
kepribadian utama disebut dengan istilah kepribadian muslim, yaitu
kepribadian yang memiliki nilai-nilai agama Islam, serta bertanggung
jawab sesuai dengan nilai-nilai Islam.23
Kemudian pendidikan Islam menurut Soleha dan Rada adalah
suatu proses yang sangat komprehensif, disusun secara sistematis,
terencana, dalam upaya mengembangkan potensi yang ada pada diri anak
didik secara optimal, untuk menjalankan tugas, di muka bumi ini dengan
sebaik-baiknya, sesuai dengan nilai-nilai Ilahiyah yang didasarkan
dengan bingkai ajaran Islam pada semua aspek kehidupan.24

22

Muzayyin Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2005,
Ed.Revisi, Cet. Ke-2, h. 18.
23

Ahmad D. Marimba, Filsafat Pendidikan Islam, Bandung: PT Al-Ma’arif, 1980, h. 23-

24

Soleha dan Rada, Ilmu Pendidikan Islam, Bandung: Alfabeta, 2011. Cet. Ke-1, h. 23

24

Dari uraian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa pendidikan
Islam ialah bimbingan dan pengajaran yang dilakukan oleh seseorang dewasa
kepada anak didik dalam masa pertumbuhan, dalam upaya mengembangkan
potensi yang ada pada diri anak didik secara optimal, agar ia memiliki
kepribadian muslim sehingga mampu menjalankan tugas di muka bumi ini
dengan sebaik-baiknya, sesuai dengan nilai-nilai Ilahiyah yang didasarkan
dengan bingkai ajaran Islam pada semua aspek kehidupan.

B. Dasar Pendidikan Islam
Dasar adalah “landasan atau fondamen tempat berpijak atau tegaknya
sesuatu agar sesuatu tersebut tegak kukuh berdiri”. 25 Sedangkan dasar
pendidikan Islam yaitu “fondamen yang menjadi landasan atau asas agar
pendidikan Islam dapat tegak berdiri tidak mudah roboh karena tiupan angin
kencang berupa ideologi yang muncul baik yang sekarang maupun yang akan
datang”.26 Dengan adanya dasar ini, maka pendidikan Islam akan tegak
berdiri dan tidak akan mudah terpengaruh dan tergoyahkan oleh pengaruh
pemahaman luar yang mau merobohkan dan merusak pendidikan Islam.
M. Sudiyono, dalam bukunya “Ilmu Pendidikan Islam” menyatakan
bahwa “secara garis besar, dasar pendidikan Islam ada tiga, yaitu: Al-Qur’an,
As-Sunah dan perundang-undangan yang berlaku di negara kita”.27
25

M. Sudiyono, Ilmu Pendidikan Islam Jilid 1, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2009. Cet.Ke-1,

26

Ibid.,h. 23

27

Ibid.,h. 23

h. 23

1. Al-Qur’an
Menurut sebagian besar jumhur ulama sepakat bahwa kata AlQur’an berasal dari bahasa Arab yaitu Al-Qora’in jama’ dari qarinah
yang berarti petunjuk. Sedangkan secara istilah Al-Qur’an adalah
“kalamullah yang mu’jiz, yang diturunkan kepada nabi Muhammad
SAW dengan perantara malaikat Jibril, dengan lafadz Arab yang
dituliskan dalam mushahih yang membacanya suatu ibadah, dan
diriwayatkan secara mutawatir”.28
“Al-Qur’an merupakan sumber agama sekaligus sumber ajaran
Islam. posisinya sentral, bukan hanya dalam perkembangan dan
pengembangan ilmu-ilmu keislaman, tetapi juga sebagai pemandu dan
inspirator pemandu gerakan umat Islam sepanjang sejarah”.29
Al-Qur’an juga merupakan pedoman bagi umat Islam dalam
seluruh aspek kehidupan, termasuk pendidikan. Terdapat beberapa ayat
dalam Al-Qur’an yang menjelaskan tentang pendidikan dan pengajaran.
Salah satunya adalah ayat yang pertama kali turun yaitu selain membahas
masalah keimanan, juga membahas tentang pendidikan. Allah SWT
berfirman:

ۡ
َ ۡۡۡۡۡ‫ٱس‬
‫م ۡن‬
‫ن إ‬
ّ ‫ۡم إ َرب‬
َٰ ‫ خَل ََََقَ ۡٱلإ إ‬.َ‫ك ٱلّذإي خَل ََََق‬
‫ۡٱق َرأ ب إ‬
َ َََ‫نس‬
َ ‫ك ۡٱلأ‬
ۡ ‫م‬
ۡ ‫م بإ‬
ۡ
ّ
َ
ّ
ّ
َ
َ ّ ‫ ۡٱق َر ۡأ وَ َرب‬.‫ق‬
‫ن‬
َ
‫نس‬
‫إ‬
‫ٱل‬
‫َل‬
‫ع‬
.
‫م‬
‫َل‬
‫ق‬
‫ٱل‬
‫َل‬
‫ع‬
‫ي‬
‫ذ‬
‫ل‬
‫ٱ‬
.
‫م‬
‫ر‬
ۡ
‫ك‬
‫إ‬
ُ
َ
ٰ
َ
َ
َ
َ
‫إ‬
‫إ‬
ٍ ‫عَل‬
. ۡ‫ما ل َ مۡ ي َ ۡعل َ م‬
َ
28
Novan Andri Wiyani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Pendidikan Karakter,
Bandung: Alfabeta, 2003, h. 44
29

Mohammad Daud Ali, Pendidikan Agama Islam, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,
2006, h. 106

Artinya: Bacalah dengan (menyebut nama Tuhan-mu yang
menciptakan. Dia menciptakan manusia dari segumpal darah.
Bacalah, dan Tuhan-mulah Yang Maha Mulia. Yang mengajarkan
(manusia) dengan pena. Dia mengajarkan manusia apa yang tidak
diketahuinya. (QS. Al-Alaq: 1-5)30
Disamping surah tersebut, masih banyak lagi ayat-ayat Al-Qur’an
yang menyinggung pendidikan, antara lain surah Al-Baqarah: 31,
129,dan 151, Surah Ali Imron: 164, Surah Al-Jumuah: 2, dan lainnya.
Ayat-ayat tersebut menjelaskan tentang pelajaran yang diberikan Allah
kepada Nabi Adam AS, dan pelajaran mengenai pokok-pokok pendidikan
yang diberikan Rosulullah kepada umatnya, serta surat Luqman ayat 1314 yang berisi tentang konsep pendidikan utama, yakni pendidikan orang
tua terhadap anaknya.

2. Al-Hadits
Selain Al-Qur’an, Al-Hadits juga termasuk sumber yang
dijadikan pedoman kehidupan setelah Al-Qur’an, hadits juga penuh
dengan nilai-nilai yang dapat dipraktekkan di dalam kehidupan. Salah
satunya adalah nilai tarbawiyah atau nilai-nilai pendidikan. Nilai-nilai
pendidikan inilah yang nantinya dapat menjadi ciri khas pendidikan
Islam yang dapat membedakan konsep pendidikan Islam dengan
pendidikan non Islam.
Al-Hadist
Muhammad
30

adalah

SAW,

sesuatu

berupa

yang

perkataan,

Departemen Agama RI, Op.Cit., Juz. 30, h. 597

dinukilkan
perbuatan,

kepada

Nabi

taqrir,

atau

ketetapannya. Amalan atau perbuatan yang dikerjakan Rasul dalam
kehidupan sehari-hari menjadi sumber pendidikan Islam. Karena Allah
telah menjadikan Rasul sebagai suri teladan bagi umatnya.
Rasul SAW menyatakan bahwa beliau adalah seorang pendidik.
Hal ini dijelaskan dengan sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Athiyah
Al-Abrasyi, berikut ini.
Pada suatu hari Rasulullah keluar dari rumahnya dan beliau
menyaksikan adanya dua pertemuan (kelompok). Dalam pertemuan
pertama, orang-orang sedang berdo’a kepada Allah SWT,
mendekatkan diri kepada-Nya. Sedangkan dalam pertemuan kedua,
orang yang sedang memberikan Pengajaran. Langsung beliau
bersabda:
Mereka itu (pertemuan pertama), minta kepada Allah, bila Tuhan
menghendaki maka ia akan memenuhi permintaan tersebut, dan jika
Ia tidak menghendaki maka tidak akan dikabulkannya. Tetapi
golongan yang kedua, mereka mengajari manusia, sedangkan
sayasendiri diutus untuk (menjadi) juru didik. Setelah itu beliau
duduk pada pertemuan kelompok kedua.31
Hadits ini merupakan bukti bahwa Rosulullah memberikan
teladan yang terbaik kepada kita, dengan mendorong orang untuk belajar
dan menyebarkan ilmu secara luas dan juga memberikan pujian atas
keutamaan seseorang sebagai pendidik.

3. Perundang-Undangan yang Berlaku di Indonesia
Undang-undang pendidikan juga merupakan pedoman untuk
memiliki suatu sistem pendidikan nasional yang mantap. Setidaknya ada
dua undang-undang Sistem Pendidikan Nasional yang dimiliki Indonesia,
31

M.Athiyah Al-Abrasyi, Dasar-Dasar Pokok Pendidikan Islam, Jakarta: Bulan Bintang,
1970, h. 36-37

yaitu Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 2 tahun 1989
tentang sistem pendidikan nasional yang selanjutnya lebih dikenal
dengan nama UUSPN. Dan yang kedua adalah Undang-Undang No. 20
Tahun 2003 yang lebih dikenal dengan UU SISDIKNAS.
Selain itu, “dasar pendidikan dalam perundang-undangan
tercantum dalam UUD 1945, Pasal 29 dan Garis Besar Haluan Negara
(GBHN) Tahun 1988”.32

C. Konsep Pendidikan Islam
Konsep dapat didefinisikan sebagai suatu gagasan atau ide yang relatif
sempurna dan bermakna. Sedangkan dari pengertian lain konsep adalah
rancangan atau ide atau peristiwa yang diabstrakkan dari peristiwa konkrit,
atau apapun yang ada diluar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk
memahami hal-hal lain. Dengan demikian “konsep merupakan suatu peta
perencanaan untuk masa depan sehingga bisa dijadikan sebagai pedoman
dalam melakukan segala kegiatan”.33
Konsep pendidikan Islam itu sendiri adalah suatu peta perencanaan
kegiatan pembelajaran yang didasarkan pada ajaran agama Islam

untuk

dijadikan sebagai pedoman dalam mencapai tujuan pendidikan Islam yang
efektif dan efisien.

32

33

M. Sudiyono, Op.Cit, h.24-27

W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1991.
Cet ke-1, h. 456.

Konsep pendidikan Islam menurut Al-Qur’an terangkum dalam
ayat-ayat Al-Qur’an yang berhubungan dengan pendidikan, diantaranya
seperti yang telah dijelaskan dalam surah Al-Baqarah ayat 31-34, 129,
dan 151 yang menjelaskan tentang pelajaran yang diberikan Allah kepada
Nabi Adam AS, dan pelajaran mengenai pokok-pokok pendidikan yang
diberikan Rosulullah kepada umatnya, serta surat Luqman ayat 13-14
yang berisi tentang konsep pendidikan utama, yakni pendidikan orang tua
terhadap anaknya.34
Konsep pendidikan Al-Qur’an itu sendiri sejalan

dengan konsep

pendidikan Islam yang dipersentasikan melalui kata tarbiyah, ta’lim dan
ta’dib. Pendidikan dalam konsep tarbiyah lebih menerangkan pada manusia
bahwa Allah memberikan pendidikan melalui utusan-Nya yaitu Rosulullah
SAW secara berantai. Atas perintah Allah, malaikat menyampaikan wahyu
kepada Nabi dan Rosul, selanjutnya Rasulullah menyampaikan kepada para
ulama, kemudian para ulama sebagai pewaris para nabi ini menyampaikan
kepada manusia. sedangkan pendidikan dalam konsep ta’lim merupakan
proses

trasfer

ilmu

pengetahuan

sebagai

proses

bimbingan

yang

dititikberatkan pada aspek peningkatan intelektualitas peserta didik. Konsep
ta’lim ini lebih mengacu kepada pengembangan kemampuan potensi fitrah
manusia mencakup potensi akal (intelektual), sikap (emosional), dan akhlak
(spiritual). Kemudian ta’dib merupakan proses mendidik yang lebih tertuju
pada pembinaan Akhlak, hal ini sejalan dengan tujuan Allah mengutus
Rasulullah kepada manusia sebagai pendidik yang agung, yaitu untuk
menyempurnakan akhlak manusia. Konsep ta’dib ini mengacu kepada

34

Jalaluddin, Teologi Pendidikan, Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2003, h. 116

pembentukan sikap disiplin ganda, yakni disiplin terhadap hubungan antar
sesama manusia serta disiplin terhadap hubungan dengan Allah SWT.35

D. Ruang Lingkup Konsep Pendidikan Islam
Konsep ilmu pendidikan Islam mempunyai ruang lingkup yang sangat
luas, karena di dalamnya penuh dengan segi-segi atau pihak-pihak yang ikut
terlibat baik langsung ataupun tidak langsung dan meliputi segala aspek yang
menyangkut penyelenggaraan pendidikan Islam.
Menurut Abuddin Nata, ruang lingkup pendidikan Islam itu
mencakup dua hal. Pertama, pembahasan teoritis, akademis, dan
prinsip tentang konsep pendidikan Islam dengan berbagai aspeknya,
yakni visi, misi, tujuan, kurikulum, proses belajar mengajar, dan
sebagainya. Kedua, yuaitu mengenai pembahasan praktis pragmatis
tentang pelaksanaan pendidikan baik dari segi paedagogis, ditaktik,
maupun metodik.36
Sedangkan menurut M. Arifin, ruang lingkup pendidikan Islam
yaitu mencakup segala bidang kehidupan manusia di dunia, oleh
karenanya pembentukan sikap dan nilai amaliah islamiyah dalam
pribadi manusia baru dapat efektif bilamana dilakukan melalui proses
kependidikan yang berjalan di atas kaidah-kaidah ilmu pengetahuan dan
kependidikan. Dan ruang lingkup pendidikan Islam yaitu mencakup
tentang masalah yang terdapat dalam kegiatan pendidikan, seperti
masalah tujuan pendidikan, masalah guru, materi pendidikan, metode
pendidikan, dan lingkungan pendidikan.37
Karena ilmu pendidikan Islam mempunyai ruang lingkup yang sangat
luas, maka penulis akan membahas ruang lingkup pendidikan itu hanya pada

35

Ibid., h. 116

36

Abuddin Nata, Ilmu Pendidikan Islam Dengan Pendekatan Multidisipliner, Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada, 2009, h.24
37

M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam Tinjauan Teoritis dan praktis Berdasarkan
Pendekatan Interdisipliner, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2000, h. 9.

tiga aspek, diantaranya adalah tujuan pendidikan, materi dan kurikulum
pendidikan, serta metode pembelajaran.
1. Tujuan Pendidikan
Dalam proses pendidikan, setiap apapun yang direncanakan harus
melihat tujuan yang telah ditetapkan. Semakin mantap tujuan yang
direncanakan, semakin fokus proses pembelajaran. Tujuan menduduki
posisi penting dalam pendidikan. “Pendidikan akan kehilangan spirit dan
arahnya, apabila tujuan pendidikan tidak direncanakan sejak awal.
Apabila spirit dan arah proses pendidikan sudah hilang baik dalam skala
kecil maupun skala luas pendidikan akan menemukan gegagalan”.38
Tentang tujuan ini, Hasbullah dalam bukunya “Dasar-Dasar Ilmu
Pendidikan” menuliskan bahwa di dalam UU Nomor 2 Tahun 1989,
secara jelas disebutkan Tujuan Pendidikan Nasional, yaitu:
Mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengambangkan
manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan
bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur,
memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan
rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung
jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.39
Adapun tujuan pendidikan menurut Hamka yang dikutip oleh
Susanto di dalam bukunya “Pemikiran Pendidikan Islam” memiliki dua
dimensi; bahagia di dunia dan di akhirat . untuk mencapai tujuan
tersebut, manusia harus menjalankan tugasnya dengan baik, yaitu
beribadah. Oleh karena itu, segala proses pendidikan pada akhirnya
38

39

Samsul Nizar,Op.Cit, h. 289

Hasbullah, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2009,
Ed.Revisi, h. 11

bertujuan agar dapat menuju dan menjadikan anak didik sebagai abdi
Allah. Dengan demikian, tujuan pendidikan Islam menurut Hamka, sama
dengan tujuan penciptaan manusia itu sendiri, yaitu untuk mengabdi dan
beribadah kepada Allah. Ia mengatakan bahwa “Ibadah adalah mengakui
diri sebagai budak atau hamba Allah, tunduk kepada kemauannya, baik
secara suka rela, maupun terpaksa”.40 Hal ini sesuai dengan firman Allah
dalam Al-Qur’an Surah Al-Dzariyat: 56.

‫ون‬
‫ت ۡٱل إ‬
ُ ‫ما خَل َ ۡق‬
َ َ‫و‬
َ ‫ن وَ ۡٱلإإن‬
‫س