STRATEGI PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN PROVINSI BANTEN

Seminar Nasional Pakar ke 1 Tahun 2018
Buku 1

ISSN (P) : 2615 - 2584
ISSN (E) : 2615 - 3343

STRATEGI PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN DAN
KAWASAN PERMUKIMAN PROVINSI BANTEN
Tiar Pandapotan Purba1), Topan Himawan2), Ernamaiyanti3), Nur Irfan Asyari4)
1 2) Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota Institut Teknologi Indonesia
3) Program Studi Pascasarjana Ilmu Lingkungan Universitas Riau
4) Program Studi Planologi Universitas Pakuan
E-mail: tiar.poerba@gmail.com

Abstrak
Perumahan dan permukiman merupakan salah satu kebutuhan dasar
manusia dalam rangka peningkatan dan pemerataan kesejahteraan rakyat.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi pembangunan dan
pengembangan perumahan dan kawasan permukiman Kota Serang, Provinsi
Banten. Penelitian yang digunakan melalui pendekatan studi kasus (case
study approach). Rancangan penelitian yaitu penelitian eksplanatori.

Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus sampai Desember2017 di
Provinsi Banten. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri atas data
primer dan dan sekunder dengan metode pengumpulan data melalui
observasi, wawancara terstruktur, FGD dan metode pustaka. Analisis
proyeksi penduduk mengunakan metode pertumbuhan penduduk
eksponensial. Hasil penelitian dianalisis secara analisis Geospasial dan
deskriptif. Strategi pengembangan PKP di Provinsi Banten saat ini sangat
ditentukan oleh kebutuhan hunian masyarakat baik untuk kebutuhan pribadi
maupun untuk kebutuhan investasi. Arah pengembangan PKP di Provinsi
Banten pada tahun 2030 sesuai RTRW, maka beberapa kota harus mulai
mengembangkan permukiman di wilayah sekitarnya dan atau
mengembangkanpermukiman dengan konsep vertikal dan berbasis TOD
seperti Kota Tangerang Selatan dan Kota Tangerang.
Kata Kunci: Strategi, Perumahan dan Kawasan Permukiman, Banten, TOD
PENDAHULUAN
Pembangunan perumahan dan kawasan permukiman merupakan pembangunan
multisektoral yang penyelenggaraannya melibatkan berbagai pemangku kepentingan
(Syarif, 2011). Dalam rangka mewujudkan hunian yang layak bagi semua orang (adequate
shelter for all). Pemerintah bertanggungjawab untuk memberikan fasilitasi kepada
masyarakat agar dapat menghuni rumah yang layak, sehat, aman,terjamin, mudah

diakses dan terjangkau yang mencakup sarana dan prasarana pendukungnya.
Pada dasarnya, upaya pemenuhan kebutuhan akan perumahan dan permukiman yang
layak, sehat, aman, serasi dan teratur dapat dilakukan setiap orang dengan cara
menyewa, membangun sendiri, ataupun membeli. Namun jumlah dan proporsi
penduduk di daerah perkotaan yang semakin lama semakin bertambah, berdampak pula
pada semakin berkurangnya ketersediaan lahan dan ruang untuk perumahan dan
permukiman yang berakibat pada meningkatnya harga tanah sehingga harga jual rumah
menjadi relatif tinggi dan sulit dijangkau oleh sebagian besar penduduk Indonesia
khususnya masyarakat berpenghasilan rendah.

299

Seminar Nasional Pakar ke 1 Tahun 2018
Buku 1

ISSN (P) : 2615 - 2584
ISSN (E) : 2615 - 3343

Berdasarkan UU No. 23/2014 tentang Pemerintah Daerah, pembangunan perumahan dan
permukiman adalah salah satu urusan wajib yang harus dilaksanakan oleh Pemerintah

dalam hal ini Pemerintah Provinsi Banten. Untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi
pembangunan perumahan dan permukiman dan dalam upaya percepatan pembangunan
perumahan dan permukiman yang berkelanjutan di Provinsi Banten, maka dibutuhkan
suatu strategis terkait pembangunan perumahan dan permukiman. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui strategi pembangunan dan pengembangan perumahan dan
kawasan permukiman di Provinsi Banten.
METODOLOGI
Penelitian yang digunakan melalui pendekatan studi kasus (case study approach).
Rancangan penelitian yaitu penelitian eksplanatori. Penelitian ini dilaksanakan di
Provinsi Banten pada Agustus sampai November 2017.
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri atas data primer dan dan sekunder
dengan metode pengumpulan data melalui observasi, wawancara terstruktur, FGD dan
metode pustaka. Analisis proyeksi penduduk mengunakan metode pertumbuhan
penduduk eksponensial. Hasil penelitian dianalisis secara analisis Geospasial dan
deskriptif.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
Sasaran pembangunan wilayah Pulau Jawa-Bali yang langsung terkait dengan
pengembangan Wilayah Banten adalah amanat pengembangan Kawasan Ekonomi
Khusus (KEK) Tanjung Lesung, Pengembangan Kota Baru Publik Mandiri dan Terpadu

(KBPM-T) di Maja (Lebak), peningkatan keterkaitan pembangunan pusat kegiatan
Nasional (Serang dan Cilegon) dan Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) Rangkasbitung,
pengurangan resiko bencana di Kota Cilegon, upaya peningkatan pertumbuhan ekonomi
pada tahun 2019 sebesar 7,8%, pengentasan kemiskinan sebesar 3,7 hingga tahun 2019,
dan pengentasan pengangguran sebesar 8,0% hingga tahun 2019.
Strategi pengembangan kawasan perkotaan di Wilayah Banten yang meliputi Kota
Tangerang, Tangerang Selatan, dan Kota Lainnya yaitu (1) perwujudan sistem perkotaan
nasional (PKN); (2) Percepatan pemenuhan standar pelayanan perkotaan (SPP) untuk
mewujudkan kota layak huni yang aman dan nyaman pada kawasan metropolitan dan
kota sedang; (3) Perwujudan Kota Hijau yang berketahanan iklim dan bencana; (4)
Perwujudan Kota Cerdas dan Daya Saing Kota; (5) Peningkatan Kapasitas Tata Kelola
Pembangunan Perkotaan.
Peningkatan keterkaitan kota dan desa di Banten, khususnya Kawasan Cibaliung
(Kabupaten Pandeglang) menjadi perhatian pemerintah untuk dikembangkan sebagai
kawasan sentra produksi dan pengolahan hasil pertanian dengan komoditas unggulan
Kedelai. Diharapkan kawasan Cibaliung (Perkotaan) dapat terkoneksi dengan kota
lainnya dan menjadi focus pengembangan kawasan agropolitan.
Penanggulangan bencana di Pulau Jawa-Bali, khususnya di Wilayah Banten menerapkan
beberapa strategi penanggulangan bencana dan pengurangan resiko bencana, meliputi:
1. Internalisasi pengurangan resiko bencana dalam kerangka pembangunan

berkelanjutan.
2. Penurunan kerentanan terhadap bencana.
3. Peningkatan kapasitas penyelenggaraan penanggulangan bencana.
300

Seminar Nasional Pakar ke 1 Tahun 2018
Buku 1

ISSN (P) : 2615 - 2584
ISSN (E) : 2615 - 3343

Tabel 1. Profil Kerawanan dan Resiko PKN, PKW di Wilayah Banten
KELAS MULTI RESIKO
TINGKAT
KABUPATEN/ KOTA
Kawasan Jabodetabek Kota Tangerang: tinggi untuk Kota Tangerang: sedang
(Jakarta, Bogor, Depok, banjir,
cuaca
ekstrim
Kab. Kab. Tangerang: tinggi

Tangerang, Bekasi)
Tangerang: tinggi untuk banjir,
cuaca ekstrim
PKN
Cilegon
Kota Cilegon : tinggi untuk
Kota Cilegon: Tinggi
letusan gunung api
Serang
Tinggi untuk ancaman :
Tinggi
Banjir
PKW
Pandeglang
Tinggi untuk ancaman: banjir dan Pandeglang: Tinggi
tanah longsor
WILAYAH

INDEX KERAWANAN (IRBI
2011)


Rencana Induk Transportasi JABODETABEK (RITJ)
Secara khusus persoalan transportasi di wilayah Banten khususnya Kabupaten
Tangerang, Kota Tangerang dan Kota Tangerang Selatan sebagai berikut:
1. Kabupaten Tangerang, yaitu:
a. keterbatasan wilayah pergudangan bagi angkutan barang untuk ekspor/import
maupun distribusi logistik.
b. perkembangan tata ruang yangsnagat cepat tidka terantisipasi oleh kebijakan
penataan ruang.
c. Banyaknya pergudangan dalam ruang ygsangat terbatss, dan tidak ada
perencanaan komprehensif.
d. Berdasarkan data BPS DKI jakarta No.12/02/31/Th.XVII, 16 Februari 2015,
tentang jumlah komuter. Sekitar 52.731 komuter yang melakukan kegitan di DKI
Jakarta selama tahun 2014.
2. Kota Tangerang, yaitu:
a. sistem integrasi angkutan umum yang memerlukan perhatian sangatserius
untuk memadukan angkutan umum massal berbasis jalan dan berbasis rel,
b. penataan angkutan illegal namun memenuhi kebutuhan demand karena
lemahnya pelayanan angkutan umum resmi.
c. Berdasarkan data BPS DKI jakarta No.12/02/31/Th.XVII, 16 Februari 2015,

tentang jumlah komuter. Sekitar 193.185 komuter yang melakukan kegitan di
DKI Jakarta selama tahun 2014
3. Kota Tangerang Selatan, yaitu:
a. kualitas pelayanan sesuai tuntutan.
b. lemahnya jaringan pelayanan angkutan umum termasuk BRT.
c. peningkatan kualitas terminal angkutan jalan.
d. Berdasarkan data BPS DKI jakarta No.12/02/31/Th.XVII, 16 Februari 2015,
tentang jumlah komuter. Sekitar 210.924 komuter yang melakukan kegitan di
DKI Jakarta selama tahun 2014.
Analisis Proyeksi Penduduk
Dalam menganalisis kependudukan, metode yang digunakan adalah pertumbuhan
penduduk eksponensial. Metode ini dipilih karena menggambarkan pertumbuhan
penduduk yang berlangsung terus-menerus sesuai dengan kenyataan yang ada di
301

Seminar Nasional Pakar ke 1 Tahun 2018
Buku 1

ISSN (P) : 2615 - 2584
ISSN (E) : 2615 - 3343


lapangan. Proyeksi penduduk dapat diketahui setelah mengetahui rata-rata angka
pertumbuhan penduduk (r) yang didapat dari analisis tingkat/laju pertumbuhan
penduduk. Dari hasil perhitungan menggunakan metode penduduk eksponensial maka
diperoleh proyeksi penduduk dari tahun 2015- 2030 untuk setiap Kabupaten/Kota di
Provinsi Banten dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Proyeksi Penduduk Provinsi Banten 2030
Menurut gambar di atas menjelaskan bahwa proyeksi jumlah penduduk Provinsi Banten
pada tahun akhir perencanaan (tahun 2030) yaitu sebanyak 15.791.710 jiwa yang mana
jumlah penduduk terbanyak berada di kabupaten Tengerang diperkirakaan tahun 2030
sebanyak 4.956.912 jiwa. Sementara itu, jumlah penduduk yang paling sedikit pada tahun
2030 adalah Kota Cilegon yakni diperkirakan sebanyak 520.946 jiwa.
Analisis Proyeksi Kepadatan Penduduk
Analisis proyeksi kepadatan penduduk digunakan untuk mengetahui besarnya
penggunaan lahan oleh penduduk dimasa mendatang sekaligus untuk mengetahui
persebaran penduduk di Provinsi Banten. Dari hasil perhitungan maka diperoleh
kepadatan penduduk Provinsi Banten sebagai berikut:
Tabel 2. Kepadatan Penduduk Tahun 2030
KABUPATEN/

KOTA
KABUPATEN
1. Pandeglang
2. Lebak
3. Tangerang
4. Serang
KOTA
1. Tangerang
2. Cilegon
3. Serang
4. Tangerang
Selatan

JUMLAH
PENDUDUK
2030

LUAS
WILAYAH
(HA)


KEPADATAN
(JIWA/HA)

KETERANGAN

1.316.636
1.455.657
4.956.912
1.668.809

274.689
342.656
101.186
173.428

5
4
49
10

Rendah
Rendah
Tinggi
Rendah

2.764.392
520.946
829.576
2.278.782

15.393
17.550
26.671
14.719

180
30
31
155

Tinggi
Sedang
Sedang
Tinggi

302

Seminar Nasional Pakar ke 1 Tahun 2018
Buku 1

ISSN (P) : 2615 - 2584
ISSN (E) : 2615 - 3343

Dari tabel hasil perhitungan diatas dapat diketahui bahwa proyeksi kepadatan penduduk
di Provinsi Banten yaitu rata-rata 16 jiwa/ha, dimana kepadatan penduduk tertinggi
berada di Kota Tangerang yaitu 180 Jiwa/Ha. Sedangkan kepadatan penduduk terendah
berada di Kabupaten Lebak yaitu 4 jiwa/Ha.
Persebaran penduduk Provinsi Banten pada tahun 2030 dapat diketahui dengan melihat
proyeksi jumlah penduduk kemudian dibandingkan dengan total jumlah penduduk pada
tahun 2030, sehingga didapatkan prosentase pesebaran penduduk di setiap
kabupaten/kota. Dari perhitungan tersebut dapat diketahui bahwa persebaran penduduk
tertinggi yaitu 31,4% akan terkonsentrasi di Kabupaten Tangerang, dengan jumlah
penduduk sebesar 4.956.912 jiwa. Sedangkan persebaran penduduk terendah yaitu 3,3%
akan terkonsentrasi di Kota Cilegon, dengan jumlah penduduk sebesar 520.946 jiwa.
Analisis Strategi Pengembangan Perumahan Dan Kawasan Permukiman
Berdasarkan peta rencana pola ruang RTRW Provinsi Banten Tahun 2030 dapat diketahui
luas kawasan pengembangan untuk perumahan dan kawasan pemukiman di Provinsi
Banten adalah 176.819.94 hektar. Kawasan pengembangan ini tersebar diseluruh
kabupaten dan kota yang ada di Provinsi Banten. Kabupaten/kota yang memiliki areal
pengembangan terluas terdapat di Kabupaten Tangerang (46.715,93 hektar), Kabupaten
Serang (33.329,12 Hektar) dan Pandeglang (22.520,60 hektar). Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 3. Luas Kawasan Perkotaan (Ha)
KABUPATEN/KOTA LUAS KAWASAN PERKOTAAN (HA)
Kota Cilegon
9.658,01
Kota Serang
17.776,54
Kota Tangerang
16.150,14
Kota Tangerang Selatan
16.074,99
Lebak
14.594,61
Pandeglang
22.520,60
Serang
33.329,12
Tangerang
46.715,93
PROVINSI BANTEN
176.819,94
Hasil perhitungan dengan menggunakan data spasial berbasis sistem informasi geografis,
terlihat bahwa RTRW Banten 2030 untuk alokasi lahan kawasan permukiman-perkotaan
terbesar terdapat di Kabupaten Tangerang dengan komposisi sebesar 26%, disusul oleh
Kabupaten Serang, Kabupaten Pandeglang dan Kota Tangerang Selatan serta Kota
Tangerang. Lihat gambar dibawah ini.

303

Seminar Nasional Pakar ke 1 Tahun 2018
Buku 1

ISSN (P) : 2615 - 2584
ISSN (E) : 2615 - 3343

Gambar 2. Luas Lahan Permukiman Perkotaan Berdasarkan GIS pada RTRW
Provinsi Banten 2030
Namun jika mencermati ketersediaan lahan permukiman yang dialokasikan pada tahun
2030 sesuai RTRW Banten, maka beberapa kota harus mulai mengembangkan
permukiman di wilayah sekitarnya dan atau mengembangkan permukiman dengan
konsep vertikal seperti Kota Tangerang Selatan dan Kota Tangerang. Dua kota ini harus
mulai mengembangkan dan menyiapkan lahan permukiman berbasis vertikal dan
berbasis TOD. Lihat grafik dibawah ini.

Gambar 3. Ketersediaan Lahan Permukiman Pada Tahun 2030
KESIMPULAN
Strategi pengembangan PKP di Provinsi Banten saat ini sangat ditentukan oleh
kebutuhan hunian masyarakat baik untuk kebutuhan pribadi maupun untuk kebutuhan
investasi. Arah pengembangan PKP pada tahun 2030 sesuai RTRW Banten, maka
beberapa kota harus mulai mengembangkan permukiman di wilayah sekitarnya dan atau
mengembangkan permukiman dengan konsep vertikal seperti Kota Tangerang Selatan

304

Seminar Nasional Pakar ke 1 Tahun 2018
Buku 1

ISSN (P) : 2615 - 2584
ISSN (E) : 2615 - 3343

dan Kota Tangerang. Dua kota ini harus mulai mengembangkan dan menyiapkan lahan
permukiman berbasis vertikal berbasis TOD.
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik. 2016. Provinsi Banten Dalam Angka 2016. Juli: Badan Pusat Statistik
Provinsi Banten. Kota Serang
Provinsi Banten. 2011. Peraturan Daerah Provinsi Banten Nomor 2 Tahun 2011 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Banten Tahun 2010-2030. Lembaran Daerah Provinsi
Banten Tahun 2011, Nomor 2. Sekretariat Daerah. Banten.
Republik Indonesia. 2014. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan
Daerah. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014, Nomor 244. Sekretariat
Negara. Jakarta.
Republik Indonesia. 2011. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2011 Tentang
Perumahan dan Kawasan Permukiman. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011,
Nomor 7. Sekretariat Negara. Jakarta.
Syarif, K,.Z,. 2011. Politik Pembangunan Perumahan Rakyat di Era Reformasi. Housing and
Urban Development Institute (HUD). Jakarta

305