PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DI KABUPATEN PASAMAN TAHUN 2010

  

PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH

DI KABUPATEN PASAMAN

TAHUN 2010

Artikel

  Oleh :

REFKI MUKHLIZA

  0910018412019

  

PROGRAM MAGISTER ILMU HUKUM

PASCASARJANA UNIVERSITAS BUNG HATTA

PADANG

2014

  

ABSTRAK

  Refki Mukhliza¹, Lis Febrianda², Yuslim¹ ¹Program Studi Ilmu Hukum, Program Pascasarjana Universitas Bung Hatta

  ²Program studi Ilmu hukum, Universitas Eka Sakti Email: Tugas dan wewenang Panitia Pengawas Pilkada diatur dalam pasal 66 ayat (4) Undang- undang Nomor 32 tahun 2004, pasal 108 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 6 tahun 2005.

  Pasal 2 Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2005 tentang Pemilihan, Pengesahan, Pengangkatan, dan Pemberhentian Kepala Daerah bahwa; Masa persiapan pemilihan meliputi pemberitahuan DPRD kepada Kepala Daerah mengenai berakhirnya masa jabatan perencanaan penyelenggaraan, meliputi penetapan tata cara dan jadwal tahapan pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah dan wakil Kepala Daerah, pembentukan panitia pengawas, PPK, PPS, dan KPPS, dan pemberitahuan dan pendaftaran pemantau pemilih. Sistem pemilihan kepala daerah secara langsung sebagai perwujudan demokratisasi pemerintahan. pemerintah daerah juga bertujuan memberikan landasan demokratisasi dalam proses demokrasi, termasuk didalamnya adalah proses Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pemilukada), sehingga penulis tertarik meneliti Penegakan Hukum Dalam Pemilihan Umum Kepala Daerah di Kabupaten Pasaman Tahun 2010 dengan rumusan masalah berikut : (1) Bagaimanakah penegakan hukum oleh Panwaslu dalam proses pemilihan umum kepala daerah di Kabupaten Pasaman tahun 2010?(2)Faktor-faktor apa sajakah yang memengaruhi pemilihan umum kepala daerah di Kabupaten Pasaman tahun 2010?(3)Upaya-upaya apa sajakah yang dilakukan oleh Panwaslu dalam proses pemilihan umum kepala daerah di Kabupaten Pasaman tahun 2010?

  Keyword : Penegakan hukum, Panitia pengawas pemilu, refkimukhliza, pascarsarjana

  

ABSTRACT

  Refki Mukhliza¹, Lis Febrianda², Yuslim¹ ¹Program Studi Ilmu Hukum, Program Pascasarjana Universitas Bung Hatta

  ²Program studi Ilmu hukum, Universitas Eka Sakti Email: Duties and powers of the Supervisory Committee of the elections provided for in pasal 66 ayat ( 4 ) of Undang-Undang 32 tahun 2004 , pasal 108 ayat ( 1 ) of Peraturan Pemerintah Nomor 6 tahun 2005 . Pasal 2 Peraturan Pemerintah No. 6 tahun 2005 on the Election, Endorsements, Appointment, and Dismissal Regional Head that; election preparation period include notification to the Head of the Regional Council of the expiration of the term of office of planning implementation, including the establishment of procedures and schedule phase of local elections and representative Regional Head , the formation of supervisory committee, PPK, PPS, and KPPS, and notification and monitoring voter registration. System of direct local elections as the embodiment of democratic governance. local government also aims to provide a foundation of democratization in the democratic process, including the process of Regional Head General Election ( Election ), so the authors are interested in researching the Law Enforcement In regional election in Pasaman in 2010 with the formulation of the following issues ( 1 ) How law enforcement by the Supervisory Committee in the process of election of regional heads in Pasaman in 2010? ( 2 ) what are the factors that influence the elections of regional heads in Pasaman in 2010? ( 3 ) What are the efforts made by the Supervisory Committee in the process of election of regional heads in Pasaman in 2010 ?

  

Keyword : Law enforcement, supervisory committee elections, refkimukhliza, graduate

studies

  BAB I dalam Pasal 18Undang-Undang Dasar PENDAHULUAN 1945; Pembagian daerah Indonesia atas A. Latar Belakang Masalah Dengan bergulirnya Era Reformasi daerah besar dan kecil, dengan bentuk

  yang menuntut perubahan di segala bidang susunan pemerintahannya ditetapkan dalam penyelenggaraan pemerintah daerah, dengan undang-undang, dengan maka salah satunya adalah dengan memandang dan mengingati dasar menetapkan Undang-Undang Nomor 22 permusyawaratandalam Tahun 1999 sebagaimana telah diganti sistempemerintahan negara, dan hak- dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun hak asal-usul dalam daerah-daerah 2004 dan terakhir diubah dengan Undang- yangbersifat istimewa. Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Berkaitan dengan hal di atas, Nomor

  32 Tahun 2004 tentang pemerintah daerah juga bertujuan Pemerintahan Daerah. Adapun maksud memberikan landasan demokratisasi dalam ditetapkannya Undang-Undang Nomor 32 proses demokrasi, termasuk didalamnya Tahun 2004 tersebut adalah untuk adalah proses Pemilihan Umum Kepala merespon ketentuan dalam UUD 1945 yang Daerah (Pemilukada). Dengan semangat mengatur tentang pemerintahan daerah, otonomi dan desentralisasi maka demokrasi dimana salah satu substansi mendasar akan terbangun dengan pemerintahan daerah yang mandiri, dengan didukung praktek-praktek demokrasi yang benar dan baik, maka masyarakat daerah terbiasa dengan demokrasi sehingga akan menjadi pilar bagi pengembangan demokrasi dalam pemerintahan nasional.

  buttom up, maka akan tercipta mekanisme

  pola hubungan yang seimbang antara pemerintah pusat dengan daerah, karena masyarakat di daerah akan memiliki peluang untuk menyampaikan aspirasi yang mereka miliki, baik yang menyangkut rekrutmen pemilihan kepala daerah, maupun perencanaan pembangunan di daerah.Selain itu dengan adanya masyarakat di daerah juga akan mampu memberikan kontrol terhadap pemerintahan, sehingga terbentuk sebuah pemerintahan yang sehat dan seimbang. Namun masyarakat di daerahlah yang berhak dan harus mampu menyatakan dengan tegas bahwa tidak semua yang ditentukan dari pusat itu benar dan sesuai dengan kehendak masyarakat di daerah. Dengan adanya otonomi daerah saat ini, harus dipahami sebagai lahirnya penyelenggaraan pemerintahan daerah yang demokratis dan transparan, baik dalam proses pengisian jabatan maupun pembentukan kebijakan di daerah. Implementasi prinsip-prinsip demokrasi harus tercermin dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah tidak terkecuali dalam proses pemilihan kepala daerah. Sehubungan dengan hal ini maka dalam

  Pasal 18 ayat (4) Perubahan Kedua Undang-Undang Dasar 1945 dijelaskan bahwa Gubernur, Bupati dan Walikota masing-masing sebagai kepala pemerintahan daerah propinsi, kabupaten dan kota dipilih secara demokratis. Di samping itu Pasal 56 Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 menyebutkan pula bahwa Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah dipilih dalam satu pasangan calon 1 Syaukani HR. dkk, 2002,Otonomi Daerah Dalam

  Negara Kesatuan, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, hlm 14.

  yang dilaksanakan secara demokratis berdasarkan asas langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor

1 Dengan demokrasi yang dikembangkan dari

  6 Tahun 2005 tentang Pemilihan, Pengesahan Pengangkatan dan Pemberhentian Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah, dijelaskan bahwa dalam proses pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah diatur mengenai persiapan pemilihan, penyelenggaraan pemilihan, penetapan pemilih, pendaftaran dan penetapan pasangan calon, kampanye, pemungutan dan penghitungan suara, penetapan calon terpilih, pengesahan pengangkatan, dan pelantikan, pengawasan dan pemantauan pemilihan, serta pemberhentian kepala daerah dan wakil kepala daerah. Adapun yang dimaksud dengan pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah secara bersamaan adalah bahwa calon kepala daerah dan calon wakil kepala daerah dipilih secara berpasangan.

  Pemilihan secara bersamaan ini dimaksudkan untuk menjamin kerja sama yang harmonis antara kepala daerah dan wakil kepala daerah. Dengan demikian proses pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah dalam sistem ketatanegaraan Indonesia diarahkan dalam suatu pemilihan yang demokratis yang dilakukan oleh rakyat. Mengingat kepala daerah dan wakil kepala daerah mempunyai peran yang sangat strategis dalam rangka pengembangan kehidupan demokrasi, keadilan, pemerataan, kesejahteraan masyarakat, memelihara hubungan yang serasi antara pemerintah pusat dan daerah, serta antar daerah untuk menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), maka diperlukan figur kepala daerah yang mampu mengembangkan inovasi, berwawasan ke depan dan siap melakukan perubahan ke arah yang lebih baik. Berbicara mengenai kepala daerah, maka dalam pelaksanaan pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Pasaman diawali dengan pemberitahuan mengenai berakhirnya masa jabatan Bupati/Wakil Bupati oleh DPRD Kabupaten Pasaman sebagaimana dijelaskan dalam Pasal 2 Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2005 tentang Pemilihan, Pengesahan, Pengangkatan, dan Pemberhentian Kepala Daerah bahwa :

  Masa persiapan pemilihan meliputi pemberitahuan DPRD kepada Kepala Daerah mengenai berakhirnya masa jabatan perencanaan penyelenggaraan, meliputi penetapan tata cara dan jadwal tahapan pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah dan wakil Kepala Daerah, pembentukan panitia pengawas, PPK, PPS, dan KPPS, dan pemberitahuan dan pendaftaran pemantau pemilih.

  Tabel 1 Jenis Pelanggaran Pemilukada Kabupaten PasamanTahun 2010

  1. masyarakat yang belum terdaftar dalam DPS. 2. pemilih yang terdaftar dalam

  4. Kecamatan Tigo Nagari Kecamatan Simpati Kecamatan Bonjol

  3.

  2.

  Jenis Pelanggaran 1.

  NO Nama Kecamatan

  3. Temuan dan laporan yang bukan mengandung unsur pidana dan bukan pelanggaran administrasi, diteruskan kepada Instansi yang berwenang. Dengan telah ditentukannya secara jelas dan tegas tugas dan wewenang Panwas tersebut maka bagi Panwas pada tiap tingkatan ada pedoman yang dijadikan pegangan dalam pelaksanaan tugas pengawasan Pilkada. Dalam pemilihan umum Kepala Daerah di Kabupaten Pasaman yang dilaksanakan pada tahun 2010, hasilnya diketahui bahwa pasangan Benny Utama dan Daniel telah dinyatakan sebagai pemenang. Namun dalam penyelenggaraan pemilukada tersebut masih terdapat beberapa penyimpangan atau pelanggaran, seperti penetapan jumlah pemilih, mencuri star kampanye, tata cara pencoblosan, dan penghitungan suara, seperti dapat dilihat pada tabel 1 berikut ini :

  Tugas dan wewenang Panitia Pengawas Pilkada diatur dalam pasal 66 ayat (4) Undang-undang Nomor 32 tahun 2004, pasal 108 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 6 tahun 2005 :

  2. Temuan dan laporan yang mengandung pelanggaran administrasi diteruskan kepada KPUD

  1. Temuan dan laporan yang mengandung unsur pidana, diteruskan kepada penyidik;

  5. Mengatur hubungan koordinasi antar Panitia Pengawas pada semua tingkatan. Dalam hal meneruskan temuan dan laporan yang termaktum dalam tugas dan wewenang Panwas Pilkada pada poin 4 kemudian dapat dibagi menjadi 3 kategori yakni :

  4. Meneruskan temuan dan laporan yang tidak dapat diselesaikan kepada Instansi yang berwenang; dan

  3. Menyelesaikan sengketa yang timbul dalam penyelenggaraan Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah;

  2. Menerima laporan pelanggaran peraturan perundang-undangan Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah;

  1. Mengawasi semua tahapan penyelenggaraan Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah;

  DPS yang tidak mempunyai NIK. 1. masyarakat yang belum terdaftar dalam

  5.

  DPS yang tidak mempunyai NIK. 1. masyarakat yang belum terdaftar dalam DPS. 2. pemilih yang terdaftar dalam

  DPS yang tidak mempunyai NIK. 1. masyarakat yang belum terdaftar dalam DPS. 2. pemilih yang terdaftar dalam

  DPS yang tidak mempunyai NIK. 1. masyarakat yang belum terdaftar dalam DPS. 2. pemilih yang terdaftar dalam

  DPS yang tidak mempunyai NIK. 1. masyarakat yang belum terdaftar dalam DPS. 2. pemilih yang terdaftar dalam

  2. pemilih yang terdaftar dalam DPS yang tidak mempunyai NIK. 1. masyarakat yang belum terdaftar dalam DPS. 2. pemilih yang terdaftar dalam

  DPS yang tidak mempunyai NIK. 1. masyarakat yang belum terdaftar dalam Selatan DPS.

  DPS yang tidak mempunyai NIK. 1. masyarakat yang belum terdaftar dalam DPS. 2. pemilih yang terdaftar dalam

  DPS yang tidak mempunyai NIK. 1. masyarakat yang belum terdaftar dalam DPS. 2. pemilih yang terdaftar dalam

  6.

  2. pemilih yang terdaftar dalam DPS yang tidak mempunyai NIK. 1. masyarakat yang belum terdaftar dalam DPS. 2. pemilih yang terdaftar dalam

  12 Kecamatan Lubuk Sikaping Kecamatan Panti Kecamatan Duo Koto Kecamatan Padang Gelugur Kecamatan Rao Selatan Kecamatan Rao Kecamatan Rao Utara Kecamatan Mapat Tunggul Kecamatan Mapat Tunggul DPS.

  11.

  10.

  9.

  8.

  7.

  DPS yang tidak mempunyai NIK. 1. masyarakat yang belum terdaftar dalam DPS. 2. pemilih yang terdaftar dalam

  DPS yang tidak mempunyai NIK.

  1. Untuk mengetahui dan menganalisis penegakan hukum dalam proses pemilihan kepala daerah di Kabupaten Pasaman tahun 2010.

  2). Manfaat Praktis Kontribusi penelitian ini tidak hanya bermanfaat dalam memperkaya khasanah teoritis saja, tetapihasil temuan yang diolah secara proporsional dan profesional

  Melalui penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah ilmu hukum, khususnya pengembangan studi hukum tata negara. Melalui penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam bentuk kajian terhadap peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan penegakan hukum dalam pemilihan umum kepala daerah di Kabupaten Pasaman.

  Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1). Manfaat Teoritis

  D. Manfaat Penelitian

  3. Untuk mengetahui dan menganalisis upaya-upaya yang dilakukan oleh Panwaslu dalam proses pemilihan umum kepala daerah di Kabupaten Pasaman tahun 2010.

  2. Untuk mengetahui dan menganalisis faktor-faktoryang memengaruhi pemilihan umum kepala daerah di Kabupaten Pasaman tahun 2010.

  Tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

  Sumber : Laporan Tahapan Panwaslu Kabupaten Pasaman Tahun 2010

  C. Tujuan Penelitian

  3. Upaya-upaya apa sajakah yang dilakukan oleh Panwaslu dalam proses pemilihan umum kepala daerah di Kabupaten Pasaman tahun 2010?

  2. Faktor-faktor apa sajakah yang daerah di Kabupaten Pasaman tahun 2010?

  1. Bagaimanakah penegakan hukum oleh Panwaslu dalam proses pemilihan umum kepala daerah di Kabupaten Pasaman tahun 2010?

  Dari uraian di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

  Mengingat bahwa pemilihan umum kepala daerah merupakan masalah yang krusial, maka perlu dilakukan upaya yang sungguh-sungguh dalam penegakan hukum pada penyelenggaraan pemilihan kepala daerah tersebut dan dengan demikian penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul PENEGAKAN HUKUM

  Berdasarkan tabel 1 di atas diketahui bahwa 12 (dua belas) kecamatan yang ada di Kabupaten Pasaman melakukan pelanggaran pemilihan umum kepala daerah pada tahun 2010 antara lain banyaknya masyarakat yang belum terdaftar dalam Daftar Pemilih Sementara (DPS) dan pemilih yang terdaftar dalam DPS tetapi tidak mempunyai Nomor Induk Kependudukan (NIK) dari yang semula berjumlah 170.906 orang menjadi 172.086 orang dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT), sehingga mengakibatkan penambahan jumlah pemilih.

OLEH PANWASLU DALAM PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DI KABUPATEN PASAMAN TAHUN 2010.

B. Perumusan Masalah

  bagi pemerintah dalam merancang yang diperintah, atau negara dengan

  5 kebijakanmengenai proses pemilihan kepala rakyat.

  daerah dan bagi masyarakat dapat Untuk memperkaya pemahaman dilakukan pendidikan politik. tentang demokrasi, Samuel Huntington yang menyatakan bahwa :

  Prosedur utama demokrasi adalah

E. Kerangka Teoritis dan Kerangka

  pemilihan para pemimipin secara

  Konseptual

  kompetitif oleh rakyat yang mereka

a. Kerangka Teoritis

  pimpin. Selanjutnya dikemukakan juga oleh Huntington bahwa sebuah sistem Dalam Undang-Undang Dasar Negara politik disebut demokratis bila para Republik Indonesia Tahun 1945 menganut pembuat keputusan kolektif yang asas demokrasi. Dalam hubungannya paling kuat dalam sistem itu dipilih dengan pembagian kekuasaan ke dalam melalui pemilihan umum yang adil, berbagai lembaga, maka dapat dikatakan jujur, dan berkala dan di dalam sistem bahwa adanya kekuasaan yang dibagi- itu para calon bebas bersaing untuk bagikan menurut fungsi, wewenang dan

  2 memperoleh suara dan hampir semua kedudukannya atau pemerintahan diktator .

  penduduk dewasa berhak memberikan Demokrasi menurut Diamond harus

  6 suara.

  dipandang sebagai fenomena yang

  3

  berkelanjutan. Dari perspektif ini, masa depan demokrasi tiada henti.Elemen- elemen demokrasi akan muncul dan Dengan menggunakan teori Samuel berkembang dalam berbagai tingkatan dan Huntington diatas, maka tahapan tahapan dengan tingkat kecepatan yang pelaksanaan Pilkada langsung di Indonesia

  4

  berbeda-beda disetiap negara. berdasarkan dari pengalaman negara-negara sebelumnya yang telah melaksanakan. Dalam perkembangannya yang berkaitan

  Tahapan pelaksanaan Pilkada langsung di

  7

  dengan masyarakat, negara dan demokrasi Indonesia meliputi hal-hal sebagai berikut; muncul filsuf Thomas Hobbes yang mengatakan bahwa keteraturan masyarakat 1) Pendaftaran dan Penetapan Calon berasal dari otoritas negara. Negara berasal 2) Kampanye dari kontrak sosial masyarakat primer yang 3) Penetapan Daftar Pemilih melimpahkan kedaulatan, kekuasaan untuk 4) Pemungutan Suara mengatur masyarakat. Pendapat ini 5) Penghitungan Suara mengilhami pemikir J.J. Rousseau dalam 6) Penetapan Pasangan Calon mengkontruksikan ide kontrak sosial, untuk Terpilih, Pengesahan dan menyebutkan sebuah konsep negara yang Pelantikan dilandasi perjanjian antara pemerintah dan 5 2 Abdul Bari Azed dan Makmur Amir, 2005, Pemilu Moh. Mahfud.MD, 2001, Dasar dan Struktur

  & Partai Politik di Indonesia , Pusat Studi Hukum Ketatanegaraan Indonesia, Rineka Cipta, Tata Negara Fakultas Hukum Universitas Indonesia, Yokyakarta,halaman. 83. Jakarta, halaman 3. 6 Samuel P. Huntington, 2001 , Gelombang Demokratisasi Ketiga, Pustaka Utama Grafiti, 4 hari senin tanggal 10 maret 2012 Jakarta, halaman. 4-5.

  Noveri Suman Masayarakat Sipil dan Konsolidasi Demokrasi Daerah peace wordpres-d Perkembangan dari teori politik modern, kontrak sosial kemudian diterjemahkan dalam bentuk dan mekanisme pemilihan umum (pemilu), sehingga pada dasarnya pemilu adalah sebuah kontrak sosial antara pemilih dan kandidat tentang berbagai hal yang akan diamanatkan oleh pemilih pada para kandidat apabila mereka terpilih. Para kandidat terpilih ini kemudian akan mengelola sebuah struktur kekuasaan tertentu serta memproduksi berbagai keputusan politik. Keputusan politik tersebut akan berimbas secara langsung pada masyarakat pemilih baik dampak positif maupun dampak negatif.

  Kedaulatan rakyat merupakan fiksi belaka, karena rakyat dapat mewakilkan kekuasannya dengan berbagai cara yaitu kepada seorang raja atau beberapa orang, suatu korps pemilih, bahkan dapat juga turun temurun. Jadi kedaulatan ini sebenarnya tidak terletak lagi pada rakyat secara utuh dan bulat, tetapi yang penting dalam ajaran itu adalah kedaulatan dinyatakan dalam bentuk pernyataan kehendak yang dapat diwujudkan dalam pernyataan untuk menyampaikan kehendak rakyat.

  11 Salah seorang penganut teori sosiologi

  Rakyat Dalam Konstitusi Dan Pelaksanaannya Di Indonesia, PT Ichtiar Baru Van Hoeve, Jakarta, halaman11. 11 Soerjono Soekanto, 1988, Pendekatan Sosiologi Hukum , Bina Aksara, Jakarta, halaman 9. 12 Ibid , halaman 19.

  Dalam rangka mengetahui dan memahami makna penegakan hukum maka perlu ditelaah secara konseptual, dimana penegakan hukum merupakan salah satu persoalan yang serius bagi bangsa Indonesia. Penegakan hukum sebagai usaha semua kekuatan bangsa, menjadi kewajiban kolektif semua komponen bangsa dan 10 Jimly Asshiddiqie, 1994, Gagasan Kedaulatan

  b. Kerangka Konseptual

  yang menyatakan bahwa pusat perkembangan dari hukum terletak pada badan-badan legislatif ataupun ilmu hukum, tetapi justru terletak di dalam masyarakat itu sendiri yang dapat dilihat dari berbagai kebiasaan mereka.

  13

  Demikian pula halnya dengan pendapat Von Savigny

  of fact ), hukum sebagai gejala masyarakat.

  yang memandang hukum sebagai kenyataan (law

  12

  hukum adalah Eurgen Ehrlich

  artinya hukum merupakan kaidah-kaidah yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia pada segala tingkatan, dengan harapan agar tercapainya kedamaian dalam masyarakat.

  rakyat, baik yang bersifat langsung (direct sekaligus merupakan alat bahwa hukum hanya tidak boleh ditegakkan oleh golongan-golongan tertentu saja.

  (social institution; sociale institutie) ,

  hukum dan masyarakat merupakan dua gejala yang tidak terpisahkan. Pada dasarnya hukum juga merupakan masyarakat, bila dipandang dari sudut telaah tertentu. Demikian juga halnya dengan kebudayaan, hukum juga merupakan kebudayaan kalau dipandang dari sudut telaah tertentu. Secara sosiologis hukum merupakan suatu lembaga sosial

  10 Dari uraian diatas menunjukkan bahwa,

  merupakan satu-satunya sumber kekuasaan bagi setiap pemerintahan.

8 Selanjutnya Rousseau menyatakan bahwa :

9 Dalam sistem pemerintahan kekuasaan oleh

  Depan Demokras i, Averroes Press, Malang, halaman 27.

  Rakyat merupakan pemegang kadaulatan, rakyatlah yang memegang kekuasaan tertinggi dalam negara. Kehendak rakyat 8 Ahmad Nadir, 2005, Pilkada Langsung dan Masa

  theorie), dimanademokrasi meletakkan rakyat dalam posisi sentral dalam negara.

  ebagai sistem yang lahir dari teori kedaulatan rakyat (volkssoenreinileitis

  democracy), s

  sistem perwakilan (representative

  democracy), maupun demokrasi dengan

  Adapun menurut Jimly Asshiddiqie penegakan hukum adalah proses dilakukannya upaya hukum untuk tegaknya atau berfungsinya norma-norma hukum secara nyata sebagai pedoman perilaku dalam lalu lintas atau hubungan-hubungan hukum dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.

  berarti pelaksanaan perundang-undangan, walaupun dalam kenyataannya di Indonesia kecenderungannya adalah demikian, sehingga pengertian law enforcement begitu populer. Selain itu kecenderungan yang kuat untuk mengartikan penegakan hukum sebagai pelaksanaan keputusan-keputusan hakim. Pendapat yang agak sempit tersebut mempunyai kelemahan, apabila pelaksanaan perundang-undangan atau keputusan-keputusan hakim tersebut mengganggu kedamaian di dalam pergaulan hidup.

  mengenai institusi penegak hukum dan aparat (orangnya) penegak hukum. Dalam arti sempit, aparatur penegak hukum yang terlibat dalam proses tegaknya hukum itu, dimulai dari saksi, polisi, penasehat hukum, jaksa, hakim, dan petugas sipir pemasyarakatan. Setiap aparat danaparatur terkait mencakup pula pihak-pihak yang bersangkutan dengan tugas atauperannya yaitu terkait dengan kegiatan pelaporan atau pengaduan, penyelidikan, penyidikan, penuntutan, pembuktian, penjatuhan vonis dan pemberian sanksi, serta upaya pemasyarakatan kembali (resosialisasi) terpidana.

  16 14 Jimly Asshiddiqie, Penegakan Hukum , diakses , Hari Selasa Tanggal 27 Maret 2012 . 15 Soerjono Soekamto, op.,cit., halaman 5 16 Satjipto Raharjo, 1980, Hukum dan

  Masyarakat, cetakan terakhir, Angkasa Bandung,

  Dalam proses bekerjanya aparatur penegak hukum itu, terdapat tiga elemen penting yang memengaruhi,

  17

  yaitu: (i) institusi penegak hukum beserta berbagai perangkat sarana dan prasarana pendukung dan mekanisme kerja kelembagaannya; (ii) budaya kerja yang terkait dengan aparatnya, termasuk mengenai kesejahteraan aparatnya, dan (iii) perangkat peraturan yang mendukung baik kinerja kelembagaannya maupunyang mengatur materi hukum yang dijadikan standar kerja, baik hukum materielnya maupun hukum acaranya. Upaya penegakan hukum secara sistemik haruslah memperhatikan ketiga aspek itu secara simultan, sehingga proses penegakan hukum dan keadilan itu sendiri secara internal dapat diwujudkan secara nyata.

14 Penegakan hukum bukanlah semata-mata

  Berkaitan dengan faktor-faktor tersebut, maka dalam Pasal 1 UU No 10 Tahun 2008 sebagaimana telah diubah dengan UU No 8 Tahun 2012 tentang Pemilihan Umum DPR, DPD dan DPRD bahwa pemilihan umum (pemilu) adalah sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat yang dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Langsung berarti pemilih diharuskan memberikan suaranya secara langsung dan tidak boleh diwakilkan. Umum berarti pemilihan umum dapat diikuti seluruh warga negara yang sudah memiliki hak menggunakan suara. Bebas berarti pemilih diharuskan memberikan suaranya tanpa ada paksaan dari pihak manapun. Rahasia berarti suara yang diberikan oleh pemilih bersifat rahasia hanya diketahui oleh si pemilih itu sendiri. Pemilu merupakan arena kompetensi untuk mengisi jabatan-jabatan politik di pemerintahan yang didasarkan pada pilihan formal dari warga negara yang memenuhi

15 Aparatur penegak hukum mencakup

  Pdf, diakses, hari Rabu , Tanggal 28 syarat. Peserta pemilu dapat berupa perseorangan dan partai politik tetapi yang paling utama adalah partai politik. Partai politik mengajukan kandidat dalam pemilu untuk kemudian dipilih oleh rakyat. Sedangkan menurut Moh. Kusnardi dan Harmaily Ibrahim Pemilu merupakan instrumen penting dalam negara demokrasi yang menganut sistem perwakilan yang berfungsi sebagai alat penyaring bagi “politikus-politikus” yang akan mewakili dan membawa suara rakyat di dalam lembaga perwakilan.

  menempati posisi penting karena terkait dengan beberapa hal diantaranya:

  21 Dalam prakteknya, demokrasi dapat

  diakses tanggal 27 Maret 2012

  c. Sistem pembagian tugas antar lembaga yang bersifat saling membatasi danmengimbangi (check and balance). 20 HAW. Wijaya, Otonomi Daerah dan Daerah Otonomi , Rajawali Pers, Jakarta, 2002, hlm. 188. 21 Pemilihan Umum Secara Langsung Powered by

  b. Penentuan dan pembatasan wewenang pejabat Negara.

  a. Jaminan mengenai hak-hak asasi dan kebebasan manusia, syarat dapatberfungsinya kedaulatan rakyat.

  menyatakan pengaruh kadaulatan rakyat dalam sistem demokrasi dilembagakan melalui kaidah hukum, yaitu:

  22 Selanjutnya Usep Ranawijaya

  melahirkan mekanisme liberal dengan dasar bahwa negara dan pemerintahan itu betul- betul, oleh dan untuk rakyat. Tetapi demokrasi dapat juga melahirkan sistem yang otoriter dan bahkan totaliter dengan alasan bahwa sistem tersebut diciptakan untuk kemanfaatan bagi rakyat dengan kontrol penuh dari negara. Dengan demikian, perkataan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat sebagai makna terdalam dari demokrasi bisa dipakai dalam suatu pemaknaan yang utuh, tetapi dapat pula dipenggal-penggal menjadi unsur yang berbeda-beda dan hanya diambil salah satunya untuk diterapkan sesuai kebutuhan pemerintah dan negara yang bersangkutan.

  Selanjutnya menurut Sigit Pamukas, pemilihan umum adalah pemungutan suara dengan sistem e-voting pada pelaksanaan pemilu memang lebih efisien, tapi harus disiapkan secara matang baik sumberdaya manusia, infrasruktur maupun teknologinya.

  19 d. Lembaga perwakilan sebagai penjelmaan kedaulatan rakyat dengan tugasperundang- undangan dan mengendalikan badan eksekutif.

  20 .

  Bab I Ketentuan Umum Pasal 1 Ayat (1)

  Gubernur, Pengesahanan dan Pelantikan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah,

18 Pada zaman moderen ini pemilu

  Mahfud MD, Politik Hukum di Indonesia, Rajawali Pers, Jakarta, 2011, hlm. 60. 19 Sigit Pamukas, Perihal Pemilu, Laboratorium Jurusan Ilmu Pemerintahan, Universitas Gajahmada,

  Adapun menurut Sigit Pamukas, pemilihan umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah merupakan pemilihan umum untuk memilih Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah secara langsung di Indonesia oleh penduduk daerah setempat yang memenuhi syarat. Kepala daerah adalah gubernur, Bupati, dan Walikota sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 47 Tahun 2000 tentang Pelaksanaan Konsultasi Calon Gubernur dan Wakil 18 Moh. Kusnardi dan Harmaily Ibrahim dalam Moh.

  c. Pemilu penting dibicarakan juga terkait dengan implikasi-implikasi yang luas dari pemilu.

  b. Pemilu menjadi indikator negara demokrasi, bahkan tidak ada satupun negara yang mengklaim dirinya demokratis tanpa melaksanakan pemilu sekalipun negara itu pada hakikatnya adalah otoriter.

  a. Pemilu menjadi mekanisme terpenting bagi kelangsungan demokrasi perwakilan.

  e. Pemilihan umum yang bebas dan rahasia.

  f. Sistem kepartaian yang menjamin kemerdekaan politik rakyat (multi atauduapartai).

  Pustaka Setia, Bandung, 2002, hlm 40 25 Soerjono Soekanto, Pengantar Penetilian Hukum,

  Jenis data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1) Data Sekunder adalah data yang dikutip dari sumber-sumber tertentu yang digunakan sebagai pendukung data primer. Dengan demikian data yang akan disajikan sebagai sumber data adalah buku-buku, perundang- undangan, makalah, arsip, laporan serta catatan yang berkaitan dengan faktor penelitian. Pemilihan umum kepala daerah di Kabupaten Pasaman Tahun 2010 antara lain Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah, Undang-undang Nomor 12 Tahun 2008 Tentang Perubahan Kedua Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah, Undang-undang Nomor 10 Tahun 2008 sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 8 Tahun 2012 Tentang Pemilu. 2) Data Primer adalah data yang diperoleh di lapangan dengan cara 24 Sudarwan Danim,Menjadi Penelitian Kuantitatif,

  c. Jenis Data

  25

  Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan dan menganalisis fakta-fakta yang berkaitan dengan penegakan hukum dalam pemilihan umum Kepala Daerah Di Kabupaten PasamanTahun 2010. Oleh karena itu, metode pendekatan yang dipilih dalam penelitian ini adalah metode pendekatan yuridis-sosiologis yaitu pendekatan yang dilakukan melalui perundang-undangan yang ada dan dihubungkan dengan fakta-fakta terhadap masalah yang diteliti.

   b. Metode Pendekatan

  24

  berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasanya dalam peristilahannya.

  Dasar-Dasarnya, Ghalia Indonesia,Jakarta, 1983,

  Jenis penelitian ini termasuk pada jenis penelitian kualitatif, yaitu sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata/lisan dari orang- orang dan pelaku yang diamati, atau dapat juga didefenisikan sebagai tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergabung pada pengamatan manusia dalam wawasan sendiri dan

  Berdasarkan uraian di atas, penilaian terhadap suatu sistem politik yang demokratis tidak dapat hanya disandarkan pada definisi yang telahdiuraikan di atas. Namun harus ada definisi-definisi lain yang dapat lebih memudahkan penilaian terhadap demokratis tidaknya suatu sistem politik, dan juga diperlukan adanya suatu batasan yang jelas yang berguna untuk menguji sistem yang bersangkutan.

  23 .

  h. Desentralisasi teoritik kekuasaan negara untuk memperluas partisipasirakyatdalam pengelolaan Negara. i. Lembaga perwakilan yang bebas dari kekuasaan badan eksekutif

  g. Perlindungan dan jaminan bagi kelangsungan oposisi mereka sebagaipotensialternatif pelaksanaan kedaulatan rakyat.

F. Metode Penelitian

a. Jenis Penelitian

23 Usep Ranawijaya, Hukum Tata Negara

  mengumpulkan sejumlah keterangan melalui wawancara secara terarah dan sistematis dengan objek penelitian.

  key informan

  Kabupaten Pasaman merupakan salahsatudari19Kabupaten/Kota yang adadiPropinsiSumateraBarat,denganluaswil ayah3.947,63Km2 yang terdiri dari 12kecamatan dan 32Nagari. Secara geografis dilintasi khatulistiwa dan beradapada0 55'LintangUtarasampaidengan

  1. Keadaan Geografis Kabupaten Pasaman

  A. Gambaran Umum Kabupaten Pasaman

  sehingga penemuan dalam penelitian ini akan dirumuskan menjadi kesimpulan dalam penelitian.

  27

  Setelah data primer dan sekunder terkumpul, kemudian diolah dengan melakukan pengklasifikasian data dan dianalisis secara kualitatif deskriptif yaitu sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata- kata tertulis/lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati atau dapat juga didefenisikan sebagai tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada pengamatan manusia dalam wawasan sendiri dan hubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasanya dan dalam peristilahannya,

  G. Pengolahan Data dan Analisis Data

  yang dimaksud adalah Ketua KPU, Ketua Panwaslu, Ketua Panwaslu Kecamatan dan Pengawas Pemilu Lapangan.

  terbuka dan diberikan kebebasan kepada informan untuk berbicara secara luas dan mendalam. Adapun

  d. Lokasi Penelitian

  interview ) yang dilakukan scara

  2. Wawancara mendalam (indepth

  1. Studi Dokumen yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan mempelajari bahan-bahan yang ada di kepustakaan. Dalam hal ini peraturan perundang-undangan dan buku-buku literatur yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti.

  26

  Berdasarkan tujuan penelitian, maka teknik pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut :

  f. Teknik Pengumpulan Data

  Instrumen penelitian adalah peneliti sendiri yang bertindak sebagai perencana, pelaksana, dalam pengumpulan data, dan melakukan analisis, menafsirkan data, dan menyusun laporan penelitian. Pada langkah berikutnya berusaha mencatat dan mewawancarai informan yang berkaitan dengan pemilihan umum kepala daerah di Kababupaten Pasaman.

  e. Instrumen Penelitian

  Untuk mempersempit ruang lingkup serta mempertajam permasalahan, penetapan lokasi penelitian merupakan hal yang penting. Oleh karena itu, lokasi penelitian dilakukan di Kabupaten Pasaman dengan pertimbangan bahwa dari seluruh kota dan kabupaten yang ada di Provinsi Sumatera Barat, hanya Kabupaten Pasaman yang mempunyai dua pasang calon dalam pemilihan Kepala Daerahnya, sehingga hal ini rentan terhadap pelanggaran.

  06'LintangSelatandan 99 45' BujurTimursampaidengan100 21'BujurTim ur.Ketinggianantara50metersam- paidengan2.912meterdiataspermukaanlaut.

  • – pelanggaran, pelanggaran dimaksud antara lain, pemasangan atribut, money politik dan lain-lain. Kemudian memfasilitasi kesepakatan antara tim sukses pasangan calon kepala daerah dan wakil kepala daerah mengenai atribut kampanye. Untuk mengatasi masalah pelanggaran/penyimpangan-penyimpangan dalam pelaksanaan kewenangannya Panwaslu lebih baik mencegah secara
  • – lain 2.288 1,72 Total 132.652 Sumber Data : Pasaman Dalam Angka Tahun 2013

  2. Faktor-faktor memengaruhi penegakan hukum Oleh Panwaslu Pemilihan Umum

  b. Terjadinya Praktek Money Politic bahwa selama proses Pemilukada Kabupaten Pasaman tahun 2010 telah terjadi praktik politik uang yang mazif, terstruktur dan sistimatis dengan jumlah yang cukup bervariasi di hampir seluruh kecamatan di Kabupaten Pasaman, yang dilakukan oleh pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Nomor urut 2 dan atau tim suksesnya.

  a. Pelanggaran administrasi berdasarkan Surat tentang hasil Verifikasi Izajah dari Kepala Dinas pendidikan Kabupaten Pasaman bernama YAHYA ditemukan bahwa ijazah dari SD, SMP, SMA tidak sinkron dimana tempat kelahirannya berbeda.

  1. Penegakan Hukum Oleh Panitia Pengawas Pemilu Kepala Daerah di Kabupaten Pasaman Periode 2010-2015 ;

  Berdasarkan hasil penelitian dan analisa, dapat disimpulkan bahwa :

  A. Simpulan

  mencegah melalui selebaran, spanduk dan kesepakatan, sedangkan preventif adalah melalui tindakan langsung, yaitu secara lisan menegur langsung; dan secara tertulis melalui surat resmi kepada pihak-pihak yang terbukti melanggar peraturan- peraturan Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah di Kabupaten Pasaman Tahun 2010.

  preentif dan preventif. Preentif yaitu

  4. Selain itu agenda lain yang dilakukan adalah melaksanakan investigasi terhadap laporan

  3. Melakukan musyawarah dan mufakat antara kedua pihak yang bersengketa untuk berdamai.

  2. Menegur secara tertulis melalui surat kepada pihak-pihak yang melakukan pelanggaran Pemilu.

  1. Menegur secara lisan, pihak-pihak yang melakukan pelanggaran Pemilu.

  Sebagaimana telah diuraikan diatas, faktor – faktor penghambat dalam pelaksanaan kewenangan Panitia Pengawas Pemilu Kepala Daerah Kabupaten Pasaman, berdasarkan rekapitulasi laporan pelaksanaan Panitia Pengawasan Pemilu Kepala Daerah Kabupaten Pasaman tahun 2010 , Panwaslu Kabupaten Pasaman telah melakukan monitoring dan pengawasan setiap tahapan mulai dari penetapan Daftar Pemilih Sementara sampai pada hari pencoblosan penghitungan suara ada beberapa pelanggaran. Dari sejumlah pelanggaran itu diselesaikan secara :

  Upaya-Upaya Yang Dilakukan Panwaslu Dalam Proses Pemilihan Umum Kepala Daerah Di Kabupaten Pasaman Tahun 2010

  7. Lain

  17.75

  6. Buruh 23.539

  5. Industri 3.503 2,6

  4. TNI/POLRI 478 0,4

  3.85

  3. Pegawai Negeri Sipil 5.096

  2. Pedagang 8.792 6,63

  1. Petani/Peternak 88.956 67,05

  Tabel 4 Jenis Pekerjaan Penduduk Kabupaten Pasaman No Pekerjaan Jumlah Orang Perse ntase

  • – pelanggaran
Kepala Daerah di Kabupaten Pasaman periode 2010-2015; a. Terbatasnya personil Panwaslu mulai dari Kabupaten sampai ke Nagari dibandingkan dengan luas wilayah Kabupaten Pasaman.

  b. Anggaran yang disediakan oleh APBD Kabupaten Pasaman dalam rangka menunjang kegiatan kepengawasan sehingga proses Pemilukada tidak berjalan dengan optimal.

  Kewenangan, http :

  5 Maret 2012

  Teori-Sosiologi-Hukum, hlm.1, diakses terakhir tanggal

  

  Ikhwankiri, Teori Sosiologi Hukum,

  , Rajawali Pers, Jakarta, 2002.

  dan Daerah Otonomi

  Pustaka Pelajar, 2005. HAW. Wijaya, Otonomi Daerah

  Indonesia:Transisi Menuju Demokrasi , Yogyakarta:

  Gaffar, Afan, Politik

  Gaffar, Afan, Javanese Voters. A Case Study of Election Under a Hegemonic Party System, Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 1992.

  Dennis Kavanagh, Political Science and Political Behavior, London: George Allen & Unwin, 1983

  //www.blogspot.com/2009, Minggu 8 Oktober 2009.

  Diah Restuning Maharani, Teori

  c. Sumber daya manusia sebagai Panwaslu Kecamatan dan pengawas pemilu di tingkat Nagari (PPL) kurang memadai.

  Berdasarkan Pengamatan Penulis sebagai Kasubag Hukum pada Sekretariat Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Pasaman

  Pengawasan Indonesia, Gramedia, Jakarta, 2003.

  A. Sofyan Said Soeharto, Lembaga

  Hukum dan Moral dalam Pembangunan Masyarakat Indonesia, Kanisius,Yogyakarta: 1990.

  A. Gunawan Setiardja, Dialektika

  , LP3ES, Jakarta, 2004.

  Manajemen Pengawasan Terhadap Proyek-proyek Pemerintah di Daerah

  Amad Subagyo (Pengantar),

  c. Panwaslu Kabupaten Pasaman melakukan proses terhadap pelanggaran yang dilakukan oleh peserta Pemilukada baik yang dilaporkan oleh masyarakat atau salah satu pasangan calon dan melakukan investigasi lapangan.

  b. Panwaslu Kabupaten Pasaman dalam melakukan pengawasan beserta jajarannya melakukan monitoring untuk mencegah terjadinya Money Politic dalam wilayah kerjanya masing-masing.

  Umum (KPU) untuk melakukan klarifikasi.

  3. Upaya-upaya yang dilakukan oleh Panwaslu dalam rangka penegakan hukum pemilihan Kepala Daerah; a. Panwaslu Kabupaten Pasaman bekerjasama dengan Komisi Pemilihan

  d. Sarana dan prasarana yang ada kurang mencukupi untuk mendukung proses pengawasan pemilukada

DAFTAR PUSTAKA A. BUKU-BUKU

  • ,Penegak
    • ,

  Hukum , PT Citra Aditiya Bakti, Bandung, 1991.

  Moh. Kusnardi dan Harmaily Ibrahim dalam Moh. Mahfud MD,

  http://rifq l.wordpress.com/page/4/?archi ves-list&archives- type=monts,22 mei 2011,hlm.7,diakses terakhir tanggal 10 Januari 2012 pukul 11.21 wib.

  Krisis Pemilukada:Tinjauan Terhadap Polemik Keabsahan Panwaslukada Pada Pemilukada 2010 di Indonesia,

  l.wordpress.com/page/4/?archi ves-list&archives- type=monts,22 mei 2011,hlm.7,diakses terakhir tanggal 10 Januari 2012 pukul 11.21 wib.

  Pemilukada:Tinjauan Terhadap Polemik Keabsahan Panwaslukada Pada Pemilukada 2010 di Indonesia, http://rifq

  M.Rifqinizamy Karsayuda, Krisis

  Politik dan Perundang- undangan Mengenai Pemerintah Daerah , Alumni, Cetakan ke-2, Bandung, 1978.

  M. Solly Lubis, Pergeseran Garis

  Ilmu Politik , Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1998.

  Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar

  Grafindo Persada, Jakarta, 1993.

  Legislatif Dalam Sistem Politik Indonesia , Raja

  Miriam Budiardjo dan Ibrahim Ambong (Editor) Fungsi

  Lawrence M Friedman dalam Satjipto Rahardjo, Ilmu

  Jimly Asshiddiqie, Penegakan

  (Westport: Praeger, 2003), Chapter 6. 32).Liddle, R. William dan Saiful Mujani, Leadership, Party and Religion: Explaining Voting Behavior in Indonesia. Lihat www. Isi.or.id.

  Reform: Electoral Institutions and the Struggle for Democracy in Indonesia ,

  King, Dwight Y, Half-Hearted

  (Jakarta: Balai Pustaka, 2008, Ed. Ketiga, Cetakan Kelima), hlm. 249. 12 Held, David, Model of Democracy, Stanford University Press, Cambridge, 1996.

  &Ford Foundation). Kamus Besar Bahasa Indonesia

  Menjauhi Demokrasi Kaum Penjahat : Belajar dari Kekeliruan Negara -negara lain (Bandung: Mizan-LIPI

  dalam Juan Linz et al.,

  dan Membangun Demokrasi

  Juan J. Linz & Stepan, “Mendefinisikan

  Huk Hari Kamis, Tanggal 24 Mei 2012.

  27 Maret 2012

  diakses , Hari Selasa Tanggal

  Hukum ,

  Politik Hukum di Rajawali Pers,

  Indonesia, Jakarta, 2011.

  Suwoto Mulyosudarmo, Kekuasaan