PELAKSANAAN PROGRAM KEMITRAAN BINA LINGKUNGAN BUMN PTPN VII (PERSERO) DI BANDAR LAMPUNG Muhammad Fadhil Alaydrus, Eman Eddy Patra, Ati Yuniati,
PELAKSANAAN PROGRAM KEMITRAAN BINA LINGKUNGAN BUMN
PTPN VII (PERSERO) DI BANDAR LAMPUNG
Muhammad Fadhil Alaydrus, Eman Eddy Patra, Ati Yuniati,
Fakultas Hukum Universitas Lampung
Email : muhammadfadhilalaydrus@gmail.com
ABSTRAKAktifitas Perusahaan baik barang maupun jasa tidak jarang memberikan citra negatif bagi masyarakat dan lingkungan dalam kegiatan usahanya, untuk membentuk citra positif dimasyarakat, perusahaan sudah seharusnya melaksanakan Program Tanggung Jawab Sosial Perusahaan atau CSR. Salah satu Program Tanggung Jawab Sosial Perusahaan milik BUMN adalah Program Kemitraan dengan Usaha Kecil dan Bina Lingkungan yang selanjutnya disingkat PKBL, yang merupakan realisasi dari pelaksanaan Undang-Undang No. 19 Tahun 2003 Pasal 88 ayat (1) UU BUMN, Peraturan Gubernur Lampung No.30 Tahun 2011 tentang Pedomanan Pengelolaan CSR/PKBL, Peraturan Daerah Provinsi Lampung Nomor 16 Tahun 2012 Tentang Tanggung Jawab Sosial Perusahaan.
Permasalahan penelitian ini adalah : (1) Bagaimanakah Pelaksanaan Program Kemitraan Bina Lingkungan oleh Perusahaan PTPN VII (Persero) Di Bandar Lampung? (2) Kendala-kendala apakah yang dihadapi Perusahaan PTPN VII (Persero) dalam Pelaksanaan Program Kemitraan Bina Lingkungan? Pendekatan masalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah yuridis normatif dan yuridis empiris. Jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Pengumpulan data dilakukan dengan studi pustaka dan studi lapangan dan selanjutnya dianalisis secara kualitatif.
Hasil Penelitian dan pembahasan menunjukan : (1) Pelaksanaan Program Kemitraan BUMN dengan Usaha Kecil dan Bina Lingkungan yang selanjutnya disingkat PKBL oleh BUMN PTPN VII (Persero) dilaksanakan melalui 3(tiga) program yaitu Program Kemitraan yaitu program berupa penyaluran pinjaman kepada mitra binaan, pada umumnya mitra binaan harus merupakan usaha kecil, Program Pembinaan yaitu program pembinaan mitra usaha binaan dari Program Kemitraan, dan Program Bina Lingkungan. (2) Faktor penghambat efektifitas pelaksanaan Program PKBL oleh BUMN PTPN VII (Persero) adalah kendala internal seperti perusahaan BUMN PTPN VII (Persero) belum memiliki bagian khusus PKBL di Distrik/Unit Usaha; dan Kendala eksternal seperti masyarakat masih banyak yang belum mengetahui tentang Program PKBL.
Kata Kunci : Pelaksanaan, Program, PKBL, BUMN ABSTRACT
Activity Companies providing goods and services not uncommon impact negative for
residents and environment in business activities, to form a positive image in society, The
Company already is supposed to execute Program Corporate Social Responsibility (CSR).
One of The Programs Corporate Social Responsibility belonging to BUMN Company is
Programs Kemitraan dengan Usaha Kecil dan Bina Lingkungan (PKBL), which is the
realization of the implementation of The Act of Undang-Undang No. 19 Tahun 2003 Pasal 88
ayat (1) UU BUMN, Peraturan Gubernur Lampung No.30 Tahun 2011 tentang Pedomanan
Pengelolaan CSR/PKBL, Peraturan Daerah Provinsi Lampung Nomor 16 Tahun 2012
Tentang Tanggung Jawab Sosial Perusahaan.The problems of this research were : (1) How is the implementation of The Program PKBL
by BUMN PTPN VII (Persero) Company in Bandar Lampung? (2) Whether the problem
facing by BUMN PTPN VII (Persero) Company in implementing The Program PKBL?Approach matter used in this research is juridical normative and juridical empiric. Types of
data used are primary data and secondary data. Data was collected through library research
and field study. Data analyzed qualitatively.
Research results and discussion show : (1) Implementation Programs Kemitraan BUMN
dengan Usaha Kecil dan Bina Lingkungan (PKBL) by BUMN PTPN VII (Persero) Company
implemented through 3 programs namely Program Kemitraan is distribution program in the
form of loans to mitra binaan, generally mitra binaan must is small business, Program
Pembinaan is guidance program mitra usaha binaan of The Program Kemitraan, and
Program Bina Lingkungan. (2) Factors affecting hampered its effectiveness of the program
PKBL by BUMN PTPN VII (Persero) Company is internal constraints for example BUMN
PTPN VII (Persero) Company do not have a specialized part PKBL in the district/business
unit; and external constraints for example the society still do not know about PKBL
Programs.Keywords : Implementation, Programs, PKBL, BUMN
I. PENDAHULUAN masih kerap disamakan dengan konsep
community development . Kepedulian
Perkembangan dunia usaha yang perusahaan yang menyisihkan sebagian semakin cepat dan diiringi dengan keuntungannya (profit) bagi kepentingan meningkatnya persaingan menuntut pembangunan manusia dan lingkungan perusahaan untuk semakin meningkatkan secara berkelanjutan berdasarkan prosedur kinerjanya. Keberadaan perusahaan yang tepat dan professional merupakan tersebut dalam masyarakat dapat wujud nyata dari pelaksanaan CSR di memberikan citra yang positif dan negatif.
Indonesia dalam upaya penciptaan Citra yang positif ini bisa di bentuk kesejahteraan bagi masyarakat Indonesia. oleh perusahaan dengan melaksanakan
Oleh karena itu, banyak perusahaan tanggung jawab sosial perusahaan atau menerapkan CSR, terbukti hasil riset
CSR yang secara umum dapat didefiisikan
menunjukkan 94,12% perusahaan sebagai “ komitmen perusahaan untuk beroperasi di Lampung dari 17 perusahaan memberikan kontribusi jangka panjang yang merespon menerapkan aktivitas CSR. terhadap satu isu tertentu di masyarakat
Untuk mempercepat proses atau lingkungan untuk dapat menciptakan pembangunan di Lampung, perusahaan lingkungan yang lebih baik. ” swasta, BUMN, dan PemProv Lampung
CSR mulai digunakan sejak tahun
sepakat menyinergikan program sosial 1970-an dan di Indonesia istilah CSR baru kemasyarakatan. PemProv Lampung digunakan sejak tahun 1990-an itupun memjabarkan sedikitnya 174 program kabupaten/kota se-Provinsi Lampung yang bisa dibiayai melalui dana CSR. Dari program-program itu nantinya akan diseleksi program yang tepat untuk dijadikan sebagai sasaran CSR. Untuk mensinergikan pelaksanaan
CSR /PKBL oleh sektor swasta dan BUMN
Bagaimana Pelaksanaan Program Kemitraan Bina Lingkungan oleh Perusahaan PTPN VII (Persero) di Bandar Lampung? b. Kendala-kendala apakah yang dihadapi Perusahaan PTPN VII
Stakeholder adalah semua pihak,
1. Teori Stakeholder ( Stakeholder Theory)
Landasan Teori tentang CRS :
VII (Persero) didalam pelaksanaan Program Kemitraan Bina Lingkungan.
Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi Perusahaan PTPN
b.
Untuk Mengetahui Pelaksanaan Program Kemitraan Bina Lingkungan Perusahaan PTPN VII (Persero) di Bandar Lampung.
Tujuan penelitian ini adalah : a.
(Persero) dalam Pelaksanaan Program Kemitraan Bina Lingkungan?
Permaslahan dalam penelitian ini adalah : a.
Pemerintah Provinsi Lampung melakukan upaya melalui penyusunan Blue Book program CSR, penerbitan Peraturan Gubernur Lampung Nomor. 30 Tahun 2011 sebagai pedoman pengelolaan
Saat ini program PKBL tersebut masih belum berjalan dengan baik, karena terdapat beberapa titik masalah yang ada di masing-masing BUMN antara lain : Seringkali terdapat penyalahgunaan dana PKBL, Laporan keuangan penggunaan dana PKBL terkadang tidak sama dengan kegiatan rillnya di lapangan.
PTPN VII (Persero) merupakan koordinator CSR BUMN di Lampung memiliki program kepedulian yang sangat jelas terutama kepedulian BUMN tersebut sangat berarti bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat, sebab tidak mungkin semuanya bisa ditangani oleh pemerintah.
PTPN VII (Persero) adalah sebuah perusahaan BUMN yang bergerak di bidang perkebunan di Provinsi Lampung karena kegiatan usahanya berkaitan dengan sumber daya alam, maka perusahaan tersebut wajib menerapkan tanggung jawab sosial dan lingkungan dalam kegiatan usahanya.
program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL).
(CSR) yang dijalankan oleh BUMN adalah
Kemitraan dan Bina Lingkungan yang selanjutnya di singkat PKBL, sebagaimana yang tertuang dalam Undang-undang Nomor. 19 tahun 2003 Pasal 88 tentang BUMN, dimana disebutkan bahwa program Corporate Sosial Responsibility
CSR milik BUMN adalah Program
Keputusan Gubernur Nomor : G/480/II.02/HK/2011 Tentang Pembentukan Tim Fasilitasi Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan bagi Perusahaan CSR di Provinsi Lampung, serta menerbitkan Peraturan Daerah Provinsi Lampung Nomor. 16 Tahun 2012 tentang Tanggung Jawab Sosial Perusahaan.
CSR/ PKBL di Provinsi Lampung, dan
internal maupun eksternal, dapat mempengaruhi atau dipengaruhi oleh perusahaan baik secara langsung maupun tidak langsung. Teori stakeholder mengungkapkan lingkungan sosial perusahaan merupakan sarana sukses bagi perusahaan untuk menegosiasikan hubungan dengan stakeholdernya. Berdasarkan asumsi Stakeholder Theory, maka perusahaan tidak dapat melepaskan diri dari lingkungan sosial. Perusahaan perlu menjaga legitimasi stakeholder serta mendudukkannya dalam kerangka kebijakan dan pengambilan keputusan, sehingga dapat mendukung pencapaian tujuan perusahaan, yaitu stabilitas usaha dan jaminan going concern. f.
Peraturan Menteri Negara BUMN 2. Teori Legimitasi (Legitimacy Theory) No.
4 Tahun 2007 tentang Pelaksanaan PKBL;
Legitimasi merupakan sistem g.
Peraturan Menteri BUMN Nomor pengelolaan perusahaan berorientasi pada Per-05/MBU/2007 tentang keberpihakan terhadap masyarakat, Program Kemitraan BUMN dengan
Pemerintah, individu, dan kelompok Usaha Mikro, kecil dan Menengah masyarakat. Untuk itu, sebagai suatu serta program Bina Lingkungan; sistem mengedepankan keberpihakan h. Gubernur No :
Keputusan kepada masyarakat, operasi perusahaan G/480/II.02/HK/2011 pada tanggal harus kongruen dengan harapan
11 Maret 2011 tentang masyarakat. Pembentukan Tim Fasilitasi Program Tanggung Jawab Sosial
3. Teori Kontrak Sosial (Social Contract dan Lingkungan bagi Perusahaan
Theory ) CSR di Provinsi Lampung.
i.
Peraturan Gubernur Lampung No. Kontrak Sosial dibangun dan
30 Tahun 2011 Tentang Penerbitan dikembangkan, salah satunya untuk Pedoman Pengelolaan PKBL/CSR menjelaskan hubungan antara perusahaan di Provinsi Lampung; terhadap masyarakat. Di sini, perusahaan j. Daerah Provinsi
Peraturan memiliki kewajiban pada masyarakat Lampung No. 16 Tahun 2012 untuk memberi manfaat bagi masyarakat. tentang Tanggung Jawab Sosial
Interaksi perusahaan dengan masyarakat Perusahaan. akan selalu berusaha untuk memenuhi dan mematuhi aturan dan norma-norma
II. METODE PENELITIAN
berlaku di masyarakat, sehingga kegiatan
1 perusahaan dapat dipandang legitimate.
Pendekatan masalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah yuridis Dasar Hukum Pelaksanaan Program normatif dan yuridis empiris. Jenis data Kemitraan Bina Lingkungan PKBL : yang digunakan adalah data primer dan a.
Undang-Undang Nomor 19 Tahun data sekunder. Pengumpulan data 2003 tentang BUMN; dilakukan dengan studi pustaka dan studi b. lapangan dan selanjutnya dianalisis secara
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal; kualitatif.
c.
Undang-Undang Nomor 40 Tahun
III. PEMBAHASAN
2007 tentang Perseroan Terbatas; d.
A. Peraturan Pemerintah No. 47
Pelaksanaan Program Kemitraan dan Tahun 2012 tentang Tanggung
Bina Lingkungan PTPN VII (Persero) Jawab Sosial dan Lingkungan
Bandar Lampung Perseroan Terbatas;
Pelaksanaan Program Kemitraan e. Keputusan Menteri BUMN No.
BUMN dengan Usaha Kecil dan Bina Kep-236/MBU/2003 tentang
Lingkungan yang selanjutnya disingkat Program Kemitraan BUMN dengan
PKBL oleh BUMN PTPN VII (Persero) Usaha Kecil dan Program Bina dilaksanakan melalui 3(tiga) program yaitu Lingkungan,
Program Kemitraan, Program Pembinaan, dan Program Bina Lingkungan. 1
1. Program Kemitraan
http/muchtareffendiharahap.blogspot.com/2014/02 /teori-teori-tentang-csr-coorporate.html?m=1 Sasaran Kerja dari Program Kemitraan tahun 2014, adalah : a.
Sumber Dana Berasal dari pengembalian pnjaman.
b.
Dana Kemitraan dengan Usaha Kecil tersalurkan diatas 90 %.
c.
Kolektibilitas pengembalian pinjaman diatas 70 %.
d.
Penyaluran pinjaman diprioritaskan kepada kelompok (cluster) Strategi yang digunakan untuk mencapai sasaran tersebut adalah :
1. Strategi Assesment Kelayakan Calon Mitra
Strategi ini merupakan langkah penting untuk seleksi bagi UMKM yang belum Bankable agar dapat memperoleh bantuan modal dari perusahaan. Strategi ini memberikan kesempatan bagi perusahaan untuk memperoleh jumlah mitra UMKM yang layak dibantu guna mempertahankan dan mengembangkan bisnisnya. Bagi UMKM yang dengan banttuan modal mampu berkembang diharapkan dapat membuka lapangan kerja baru bagi masyarakat.
2. Strategi Assesment Kelayakan Nilai Modal
Strategi ini merupakan aktivitas seleksi untuk mempertimbangkan besaran nilai modal yang layak diberikan guna mendorong percepatan kemajuan usaha mitra binaan. Pemberian besaran modal bantuan yang tidak sesuai dengan yang dibutuhkan justru tidak akan efektif dan berbalik menjadi beban bagi mitra binaan.
3. Strategi Pembinaan Mitra Strategi ini menjadi penting karena terkait dengan perubahan sikap dan prilaku mitra usaha menuju prilaku bisnis yang etis dan professional.
Peningkatan Hard dan Soft Competence merupakan aktivitas yang merupakan disiplin mitra binaan untuk mempertanggungjawabkan secara sadar kewajibannya, karena mereka paham kewajiban tersebut akan berarti membantu UMKM lain untuk memperoleh tambahan permodalan.
Berikut hasil wawancara dengan beberapa pedagang di Kota Bandar Lampung (Tanjung Senang, Wayhalim, dan Rajabasa) yang telah menjadi mitra binaan Program Kemitraan PTPN VII (Persero) sebagai berikut : Menurut Novriadi seorang pedagang yang memiliki toko kelontongan di Tanjung Senang Kota Bandar Lampung, mengungkapkan bahwa : “Sekitar Tahun 2004 ada petugas penyuluhan dari PTPN VII (persero) yang memberikan pengarahan tentang pinjaman kemitraan untuk usaha mikro kepadanya dan Ia masuk menjadi mitra binaan di Lingkungannya. Pertama kali mengajukan pinjaman, katanya prosesnya selama 3 bulan baru disetujui. Ia mendapatkan pinjaman dari PTPN VII, sebesar Rp. 1,5 juta dengan jangka waktu pengembalian selama satu tahun. Setelah setahun dan lunas, Ia kembali mengajukan pinjaman dan Ia mendapatkan kembali pimjaman sebesar Rp. 1,5 juta. Selama menjadi mitra binaan, Ia pernah satu kali mengikuti pelatihan manajemen usaha. Dalam pelatihan tersebut Ia diajarkan cara bagaimana menghadapi pembeli, cara melayani pembeli dan bagaimana cara memanfaatkan uang yang ada sehingga dapat kembali menjadi modal.”
Berikut hasil wawancara lainnya, yaitu dengan Ibu Saminem yang memiliki warung di Tanjung Senang Kota Bandar Lampung, sebagai berikut :
“Ia mendapatkan modal usaha dari PTPN
VII sekitar Tahun 2006, awalnya Ia mendapatkan pinjaman sebesar Rp. 2 juta waktu itu masih berkelompok katanya. Untuk mendapatkan pinjaman dari PTPN
VII, Ia disarankan oleh tetangganya yang bekerja di PTPN VII, agar membentuk kelompok dan mengajukan pinjaman secara bersama-sama dan setelah disurvei pinjaman untuk kelompoknya disetujui. Ia masuk kelompok usaha kecil yang beranggotakan 12 orang dan mendapatkan pinjaman kemitraan dari PTPN VII sebesar Rp. 24 juta, yang dibagi sama rata untuk setiap anggotanya yaitu Rp. 2 juta perorang. Dari PTPN VII Ia sering mendapatkan pembinaan dari petugas PKBL PTPN VII
.” Hal ini senada dengan yang disampaikan oleh Siti Hasanah yang merupakan pedagang di Pasar Way Halim Kota Bandar Lampung mengenai keuntungan memperoleh pinjaman modal usaha dari PTPN
VII (Persero), berikut hasil wawancara peneliti dengan Ibu Siti Hasanah : “Ia bisa mendapatkan pinjaman modal usaha dari PTPN VII, katika Ia bertemu dengan seorang pembeli yang namanya Ibu Martina yang katanya bekerja dikantor PTPN VII. Dari beliau Ia diberitahukan kalau PTPN VII punya program untuk memberikan pinjaman modal usaha kepada pedagang kecil dan akhirnya Ia mengajukan permohonan dan setelah menunggu selama tiga bulan, usulan pinjamannya disetujui. Pertama kali Ia mendapatkan pinjaman uang sebesar Rp. 3 juta dan sampai sekarang Ia sudah tiga kali mendapatkan pinjaman modal usaha masing-masing Rp. 3 juta, Rp. 5 juta, dan Rp. 15 juta. Selain diberikan pinjaman modal usaha dengan PTPN VII, Ia juga diberikan pelatihan mengenai pembukaan.
” Selain itu penulis juga mewawancarai pedagang keripik di daerah Gg. PU
Bapak Sucipto Adi dan Heriyanto yang merupakan motor penggerak sentra keripik di Kota Bandar Lampung, sabagai berikut : “Pihak PTPN VII melalui petugas PKBLnya pernah datang menemui mereka dan menawarkan untuk meminjamkan modal kemitraan usaha. Selama mereka menjadi mitra binaan PTPN VII banyak event-event pameran yang difasilitasi oleh PTPN VII yang sangat membantu mereka dalam hal promosi dan mereka sangat berterimakasih kepada PTPN VII yang telah membina mereka dan membuat lokasi ini menjadi sentra keripik sehingga kawasan ini sudah banyak dikenal oleh orang-orang diluar daerah Lampung sebagai sentra keripik.” Dari beberapa hasil wawancara penulis dan mitra binaan diatas, diperoleh kesimpulan bahwa untuk mendapatkan dana peminjaman modal usaha Program Kemitraan dari PTPN VII (Persero). Calon mitra binaan pun harus mengajukan proposal serta memenuhi beberapa persyaratan lalu perusahaan mengadakan survei, apabila perusahaan setuju dengan proposal yang diajukan oleh kelompok mitra binaan maka perusahaan akan mengajukan usulan kepada direksi dan memprosesnya kemudian menyalurkan dana pinjaman kepada calon mitra binaan.
Perusahaan BUMN PTPN VII (Persero) dapat mengembangkan program kemitraannya dari berbagai sektor seperti Industri, Perdagangan, Perikanan, Perkebunan, Pertanian, Peternakan, Jasa dan lain-lain dangan memberikan bantuan dana dangan menggunakan dana bergulir terus mengalami perkembangan dan dilakukan sesaui dengan alur mekanisme untuk mendapatkan pinjaman modal bunga rendah sehingga mitra binaan dapat mengembangkan usaha, mampu mengembalikan pinjaman, dan dapat meningkatkan kemampuan usahanya.
2. Program Pembinaan Program Kemitraan selain memberikan perusahaan memberikan bantuan bantuan dalam bentuk pinjaman dana kemanusiaan dalam bentuk modal kerja, juga memberikan pembinaan sumbangan atau pelayanan kepada dalam bentuk : masyarakat tertentu. Masuk dalam kategori ini bantuan bencana alam, a. Kunjungan ke mitra binaan, perhatian pada lansia, cacat, dan dilakukan minimal setahun sekali golongan kurang beruntung.
b.
Pendidikan dan pelatihan, bagi c.
Strategi Corporate Community mitra binaan baru
Relation , umumnya dilatarbelakangi c.
Studi banding, bagi mitra binaan untuk membangun citra yang menunjukan kinerja baik perusahaan.Strategi ini biasanya d.
Promosi melalui pameran / expo bertujuan untuk meningkatkan citra e.
Publikasi perusahaan dimata para stakeholder nya. Strategi ini biasanya diikuti juga 3. Program Bina Lingkungan dengan pendekatan ke media serta
stakeholder nya.
Sasaran Kerja Program Bina Lingkungan d.
Strategi Corporate Community tahun 2014 adalah Dana Bina lingkungan
Development , untuk memberdayakan
tersalurkan dalam program pemberdayaan masyarakat (empowering). Ini adalah kondisi sosial masyarakat sebesar 90 %. strategi yang paling kompleks dan menantang, karena proses
Kebijakan dalam Program Bina pelaksanaannya tidak gampang, Lingkungan adalah : membutuhkan waktu lama, dan a. Bina Lingkungan
Program memerlukan kesabaran dan daya difokuskan dalam bentuk program tahan. Stakeholders harus disiapkan pendidikan /pelatihan, peningkatan sikap dan mentalnya untuk proses kesehatan dan pelestarian pemberdayaan, yaitu sikap mental lingkungan. etis dan professional. Pemberdayaan b. Tumbuhnya sentra-sentra Desa harus mengasah sisi-sisi technical /
Hortikultura.
hard skill nya, yang lebih berat c.
Pembentukan desa-desa Binaan adalah memberdayakan sisi soft- disekitar Unit Usaha.
skills (attitude = sikap mental).
Strategi yang di gunakan dalam Bina Program Bina Lingkungan merencanakan
Lingkungan untuk mencapai tingkatan penyaluran dana Bina Lingkungan kepada pemberdayaan masyarakat (community masyarakat dengan mempertimbangkan
empowermen ), maka strategi yang
skala prioritas berdasarkan hasil pemetaan diterapkan adalah sebagia berikut : kebutuhan masyarakat di sekitar wilayah a. Strategi Corporate Giving, dengan kerja PTPN VII (Persero). Sumber Dana motivasi untuk bantuan amal. penyaluran Bina Lingkungan
Perusahaan memberikan bantuan menggunakan Dana Perusahaan amal kebaikan untuk masyarakat
(dibiayakan) pada tahun 2014 Skala baik berupa pemberian beasiswa Prioritas program yang akan dilaksanakan kepada anak sekolah, kegiatan menggunakan dana Program Bina layanan sosial seperti sunatan masal, Lingkungan, yaitu : pembuatan sarana dan prasarana umum, sarana ibadah, pelayanan lain 1.
Program PTPN 7 Peduli Kesehatan atau sponsorship.
b.
Strategi Corporate Philanthropy, Pelaksanaan program kepedulian PTPN dengan motivasi untuk bantuan
VII (Persero) dalam upaya meningkatkan kemanusiaan. Pada strategi ini kesehatan masyarakat, melalui Program PTPN 7 Peduli Kesehatan, anatara lain :
1) Pemberian makanan tambahan/bergizi untuk anak sekolah (PMTAS) yang diperuntukan bagi 200 murid SD yang berada di sekitar unit usaha/distrik, dengan waktu pelaksanaan selama 6 bulan.
3) Bantuan untuk guru honor TPA
Bantuan kegiatan sosialisasi dalam rangka pembangunan sentra holtikultura kelengkeng di Kabupaten Lampung Tengah yang diikuti oleh warga masyarakat/kelompok tani yang berada di Kecamatan Bekri, Kecamatan Bangun Rejo, Kecamatan Padang Ratu, Kecamatan Pubian, Kecamatan, dan Kecamatan anak Ratu Aji. 7)
Bantuan pendidikan/pelatihan bagi penangkar benih durian Putar Alam di Batu Putu Lampung bekerjasama dengan Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura Provinsi Lampung. 6)
dalam rumah tangga bekerjasama dengan tim penggerak PKK Provinsi Lampung. 5)
billboard kampanye anti kekerasan
Bantuan pembelajaran kepada masyarakat melalui pembuatan
Baitunnabat dan guru honor komite dasar inti SUNI dengan dapat meningkatkan kualitas pendidikan dan proses belajar mengajar di sekolah. 4)
2) Bantuan dalam rangka pembelajaran kepada masyarakat berupa penyuluhan tentang disiplin berlalu lintas bekerja sama dengan Dinas Perhubungan.
Program tersebut diharapkan dapat memberikan pembelajaran/pengenalan kepada murid-murid tentang aneka makanan/jajanan pasar yang dikonsumsi sehingga dapat meningkatkan gizi yang pada akhirnya berpengaruh pada tingkat kecerdasan anak didik/murid disekolah tersebut. 2)
1) Bantuan beasiswa bagi anak yang orang tuanya tidak mampu yang berada disekitar unit usaha/distrik/kantor direksi berupa tas, seragam, sepatu sekolah masing-masing untuk tingkat SD, SMP/MIN, dan SMA/MAN.
2. Program PTPN 7 Peduli Pendidikan Pelaksanaan Program PTPN 7 Peduli Pendidikan, antara lain sebagai barikut :
IKI unit usaha bekerjasama dengan yayasan Kanker dan dinas/instansi terkait.
Bantuan kegiatan papsmear gratis yang diperuntukan bagi masyarakat di desa sekitar unit usaha/distrik/kantor direksi, yang kegiatannya juga bertuajan untuk memberikan pemahaman akan pentingnya pendeteksian kanker secara dini yang dilaksanankan oleh IKI pusat, IKI wilayah, dan
Bantuan dalam kegiatan pelayanan kesehatan berupa pengobatan umum dan gigi gratis pada masyarakat yang berada di wilayah Kecamatan Natar dan Kecamatan Panjang sejumlah 683 orang, bekerjasama dengan Yayasan Obor Berkat Indonesia. Pada kesempatan tersebut untuk menunjang pola hidup bersih sehat, setiap peserta pengobatan gratis diberikan sabun, pasta gigi, dan sikat gigi. 4)
Penyelenggaraan sunatan/khitanan masal bagi anak-anak warga masyarakat di desa yang berada di sekitar unit usaha/distrik/kantor direksi yang kegiatannya juga bertujuan untuk memberikan pemahaman akan pentingnya kesehatan. 3)
Bantuan dalam kegiatan lomba diperuntukan bagi siswa/siswi SMP/SMA, mahasiswa, jurnalis, dan umum dalam Program PTPN 7 Peduli Pendidikan. 8)
Bantuan dalam kegiatan lomba keterampilan dan ketangkasan pramuka antar gugus depan tingkat SMP se-wilayah Kota Bandar Lampung, yang diikuti oleh 26 gugus depan. Tujuan nya antara lain mengasah keterampilah siswa- siswi dalam kegiatan pramuka, memotivasi siswa-siswi untuk berperan serta membangun generasi muda yang disiplin, berjiwa ksatria, dan terampil serta bertanggung jawab, membentuk jiwa kepemimpinan yang mandiri dan berkepribadian yang tegar dalam situasi apapun, serta mendorong perkembangan gerakan pramuka sebagai wadah pimbinaan karakter dan kreativitas generasi muda. 9)
Bantuan dalam kegiatan servis motor gratsis bagi masyarakat pengguna sepeda motor di Kecamatan Jati Agung diselenggarakan oleh SMK Al- Huda Bandar Lampung bekerjasama dengan AHAS. 10)
Bantuan dalam kegiatan workshop
CSR /PKBL bersama Forum
Komunikasi Pengusaha Lampung (FORKAPEL), seminar, dan pengukuhan asosiasi holtikultura Provinsi Lampung.
Lingkungan Pelaksanaan Program PTPN 7 Peduli Pelestarian Lingkungan, antara lain dalam bentuk :
1) Bantuan bibit kelengkeng berikut pupuk dalam rangka pembangunan sentra holtikultura buah-buahan di Kabupaten Lampung Tengah dan kabupaten
2) Penanaman pohon/tanaman langka seperti (trembesi, dll) yang dilaksanakan di sekitar wilayah unit usaha/distrik/kantor direksi dan diharapkan dengan program penanaman pohon dapat lebih menjaga kelestarian alam, keteserdiaan air, dan sebagai salah satu usaha mengatasi global
warming .
3) Bantuan gerobak sampah/sokli yang diberikan di beberapa kecamatan dan pasar tradisional si sekitar Kota Bandar Lampung, yang bertujuan untuk mempermudah pengangkutan sampah-sampah baik di lingkungan masyarakat maupun di pasar sehingga kebersihan lingkungan dapat terpelihara dengan baik, dan juga mencegah timbulnya bebagai macam penyakit akibat sampah yang tidak dikelola dengan baik.
Sedangkan khusus mengenai pengelolaan limbah pabrik di unit usaha atau yang berkenaan dengan kegiatan operasional perusahaan, maka PTPN VII (Persero) mengambil langkah, sebagai berikut :
a) Didalam upaya menjaga stabilitas kinerja pengelolaan lingkungan di pabrik karet, pabrik kelapa sawit, maupun pabrik gula perusahaan secara konsisten melakukan peningkatan pengawasan dan pemantauan pada limbah cair, limbah padat, maupun limbah gas secara periodik melalui analisis kualitas limbah cair 1 bulan sekali, gas emisi dan udara ambient setiap 6 bulan sekali yang dilaksanakan oleh instansi terkait yang telah ter- akreditasi.
3. Program PTPN 7 Peduli Pelestarian
b) Secara administrasi, pelaporan hasil pemantauan kualitas limbah cair, limbah gas, dan limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) disampaikan kepada instansi yang berkompeten yaitu BAPEDALDA kabupaten, BAPEDALDA Provinsi, dan BAPEDALDA Pusat di Jakarta.
Sedangkan untuk program lainnya selanjutnya pelaksanaannya dilaksanakan dengan menggunakan dana Perusahaan, antara lain :
VII (Persero), dan
Dalam realisasi pelaksanaan Program PKBL oleh PTPN VII (Persero) terdapat masalah yang dihadapi dalam pengelolaan PKBL yang menjadi faktor penghambat/kendala, baik itu kendala internal perusahaan yang datangnya dari dalam perusahaan maupun kendala eksternal perusahaan yang datangnya dari masyarakat.
Kendala-Kendala Dalam Pelaksanaan PKBL PTPN VII (Persero)
B.
2) Penyaluran dana berupa bantuan tanggap darurat bagi masyarakat yang terkena bencana kebakaran di kota Bandar Lampung dan banjir bandang di Desa Padang Kecamatan Punduh Pidada, banjir di Desa Sinar Banten Kecamatan Bekri, banjir di Desa Bumi Udik Kecamatan Anak Tuha, Padang Ratu.
1) Penyaluran dana berupa bantuan tanggap darurat, bantuan perlengkapan sekolah (buku paket, seragam sekolah, sepatu sekolah, dan buku tulis) untuk masyarakat Desa Way Kerap, Kecamatan Semangka, Kabupaten Tanggamus yang terkena bencana banjir dan tanah longsor pada tahun 2009.
3. Program PTPN 7 Peduli Bencana Alam. Pelaksanaan Program PTPN 7 Peduli Bencana Alam, antara lain berupa :
3) Bantuan tersebut diberikan dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas ibadah dan keimanan masyarakat, sehingga membentuk suatu masyarakat yang religius.
2) Bantuan perbaikan sarana ibadah lainnya (gereja, pura).
Masjid) dalam rangka kegiatan Safari Ramadhan PTPN
1. Program PTPN
1) Bantuan perbaikan sarana ibadah (
2. Program PTPN 7 Peduli Keagamaan. Pelaksanaan Program PTPN 7 Peduli Keagaman, antara lain dalam bentuk :
Bantuan perbaikan sanitasi jalan di Kota Bandar Lampung.
Bantuan rehab balai desa di Kabupaten Pesawaran. 5)
Bantuan pembuatan jalan dan jembatan desa di Kabupaten Lampung Selatan, dengan harapan bantuan tersebut dapat meningkatkan akses perekonomian antar desa. 4)
Bantuan pembuatan gorong-gorong dan perbaikan jalan desa yang berada disekitar unit usaha/distrik, yang diharapkan mampu untuk meningkatkan akses perekonomian antar desa. 3)
Sukarame Bandar Lampung, diharapkan mampu untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan kegiatan belajar mengajar di sekolah, menambah motivasi belajar murid-murid sekolah serta dapat menjadi sekolah unggulan di wilayah Provinsi Lampung. 2)
1) Bantuan Renovasi SMA Negeri 12
7 Peduli Pembangunan. Pelaksanaan program kepedulian perusahaan untuk mengembangkan sarana dan prasaran umum, melalui Program PTPN 7 Peduli Pembangunan, antara lain dalam bentuk :
Kendala-kendala internal (Kendala dari dalam Perusahaan) : Program PKBL oleh perusahaan kepada masyarakat berakibatkan masyarakat masih banyak yang belum mengetahui tentang Program PKBL yang dilaksanaakan oleh perusahaan bahkan tidak jarang ditemukan masyarakat yang bersikap kurang perduli terhadap pelaksanaan program tersebut.
2. Seringkali ditemukan adanya permainan dari oknum karyawan BUMN dalam penyalurannya, seperti pertimbangan layak atau tidaknya ajauan pinjaman dari masyarat yang ditentukan oleh tim dirasa tidak cukup adil karena banyak ditemukan penerimanya itu-itu saja dari tahun ke tahun yang sudah diatur tim atau orang tedekat tim, yang menyebabkan masyarakat merasa masih belum ada pemerataan tentang bantuan permodalan dari perusahaan dan penyalurannya masih dirasa kurang transparan oleh masyarakat.
3. Pengembangan dan pembinaan terhadap UMKM belum dapat dilakukan secara berkesinambugan.
4. Program Bina Lingkungan belum dapat dilaksanakan secara berkesinambungan.
5. Perusahaan belum memiliki bagian khusus PKBL di Distrik/Unit Usaha, sehingga tugas bagian PKBL dikerjakan oleh bagian SDM dan Umum di Distrik/Unit Usaha menyebabkan pelaksanaan program PKBL tidak efektif dan belum fokus karena masih merangkap bidang-bidang tugas lainnya.
6. Pelaksanaan kegiatan monitoring dan evaluasi belum maksimal dilaksanakan oleh perusahaan hal ini disebabkan karena lokasi Mitra Binaan dan banyaknya pekerjaan menyebabkan tugas petugas PKBL untuk menagih pinjaman modal, memonitoring, dan mengevaluasi menjadi terhambat.
Kendala-kendala eksternal (Kendala dari Pihak Masyarakat) : 1.
1. Kurangnya sosialisasi tentang
Masyarakat masih banyak yang belum mengetahui tentang Program PKBL yang menyebabkan masyarakat terkadang bersikap kurang perduli terhadap pelaksaan program PKBL, hal ini dikarenakan kurangnya sosialisi yang dilakukan oleh perusahaan mengenai Program PKBL.
2. Terdapat penyalahgunaan dana PKBL oleh Mitra Binaan dengan cara membuat proposal fiktif, yang penggunaan anggarannya tidak sama dengan yang ada diproposal, dan bahkan upaya penggelapan dengan alasan dibuat-buat yang tidak sesuai dengan kenyataan.
3. Terdapat Mitra Binaan yang belum mampu mengembalikan pinjaman sesuai jadwal angsuran, dikarenakan usaha yang dikelola Mitra Binaan mengalami kendala sehingga perkembangan usaha menjadi tidak maksimal, dan hal ini sangat berpengaruh terhadap kewajiban Mitra binaan untuk mengembalikan pinjaman.
4. Mitra Binaan tidak mempunyai etikad baik dalam mengangsur pinjaman walaupun usahanya berjalan tetapi tidak memenuhi kewajibannya, sebagai contoh tidak jarang sering kali diemukan kasus mitra binaan yang kabur dan menghilang.
5. Masyarakat bersikap kurang peduli terhadap pemeliharaan bantuan yang diberikan oleh perusahaan hal ini dikarenakan pihak perusahaan bersikap kurang tegas dan tidak melakukan kegiatan monitoring terhadap bantuan yang diberikan.
IV. KESIMPULAN Berdasarkan penelitian dan pembahasan merangkap bidang-bidang sebelumnya, maka dapat ditarik tugas lainnya.. kesimpulan sebagai berikut : 3) kegiatan
Pelaksanaan monitoring dan evaluasi
1. Pelaksanaan Program Kemitraan belum maksimal dilaksanakan BUMN dengan Usaha Kecil dan Bina secara maksimal oleh Lingkungan yang selanjutnya perusahaan. disingkat PKBL oleh BUMN PTPN
Kendala Eksternal (kendala yang
VII (Persero) dilaksanakan melalui datangnya dari masyarakat) : 3(tiga) Program yaitu Program
1) Masyarakat bersikap kurang
Kemitraan, Program Pembinaan, dan peduli terhadap pemeliharaan Program Bina Lingkungan. Program bantuan yang diberikan. Kemitraan yaitu program berupa
2) Mitra Binaan tidak mempunyai penyaluran pinjaman kepada mitra etikad baik dalam mengangsur binaan, pada umumnya mitra binaan pinjaman walaupun usahanya yang mendapat pinjaman dari program berjalan tetapi tidak memenuhi kemitraan harus merupakan usaha kewajibannya, bahkan kecil yang masih memerlukan terkadang tidak jarang juga ada pembinaan dalam bentuk modal usaha mitra binaan yang kabur dan maupun bimbingan manejarial, menghilang.
Program Pembinaan yaitu program 3)
Penyalurannya masih dirasa pembinaan mitra usaha binaan dari kurang transparan oleh
Program Kemitraan, dan Program masyarakat. Bina Lingkungan yang dibagi menjadi 2(dua) yaitu Program BUMN Peduli Lingkungan dan Program BUMN
DAFTAR PUSTAKA Pembina Lingkungan.
Buku Literatur : 2. Kendala-kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan Program Kemitraan dan
Ambadar. Jacki. CSR Dalam Praktik di Bina Lingkungan (PKBL) PTPN VII
Indonesia , Elex Media Komputindo,
(Persero) di Bandar Lampung yang Jakarta, 2008. menjadi faktor penghambat efektifitas pelaksanaan program tersebut, antara Beth. M. Lewis.
Social Worker’s Role in
lain :
Promoting Occupational Of Health
Kendala Internal (kendala yang and Safety dalam Edi Suharto, datangnya dari dalam perusahaan) : Pekerjaan Sosial di dunia Industri; 1) programnnya Memperkuat Tanggung Jawab Sosial
Pelaksanaan belum dapat dilakukan secara perusahaan , Refika Aditama, berkesinambungan. Bandung, 2007. 2)
Perusahaan belum memiliki Budi. Untung. Corporate Social bagian khusus PKBL di
Responsibility , Sinar Grafika,
Distrik/Unit Usaha, sehingga Jakarta, 2008. tugas bagian PKBL dikerjakan oleh bagian SDM dan Umum
Kartini. Dwi. Corporate Social di Distrik/Unit Usaha
Responsibility, Transformasi Konsep
menyebabkan pelaksanaan
Sustainability Management dan
program PKBL tidak efektif
Implementasi di Indonesia , Refika
dan belum fokus karena masih Aditama, Bandung, 2009. Elkington. John. Cannibals with Forks,The
Triple Bottom Line of Twentieth Century Business , dikutip dari Teguh
Aplikasi CSR , Fascho Publishing, Gresik, 2007.
Peraturan Gubernur Lampung Nomor. 30 Tahun 2011 Tentang Penerbitan Pedoman Pengelolaan CSR/PKBL di Provinsi Lampung;
11 Maret 2011 tentang Pembentukan Tim Fasilitasi Program Tanggungjawab Sosial dan Lingkungan bagi Perusahaan (Corporate Social Responsibility /CSR) di Provinsi Lampung.
Keputusan Gubernur Nomor : G/480/II.02/HK/2011 pada tanggal
Peraturan Menteri BUMN Nomor. Per- 05/MBU/2007 tentang Program Kemitraan BUMN dengan Usaha Mikro, kecil dan Menengah serta program Bina Lingkungan dengan masyarakat sekitarnya di Wilayah Provinsi Bengkulu, Lampung dan Sumatera selatan;
4 Tahun 2007 tentang Pelaksanaan PKBL;
Keputusan Menteri BUMN Nomor. Kep- 236/MBU/2003 tentang Program Kemitraan BUMN dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan, yang selanjutnya dilakukan penyempurnaan dengan Peraturan Menteri Negara BUMN; Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor.
Pengelolaan lingkungan Hidup; Peraturan Pemerintah Nomor. 47 Tahun 2012 tentang Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Perseroan Terbatas;
Pembangunan Nasional; Undang-Undang Nomor. 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal; Undang-Undang Nomor. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas; Undang-Undang Nomor. 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial; Undang-Undang Nomor. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Peraturan Per UU : Undang-Undang Dasar Republik Indonesia 1945; Undang-Undang Nomor. 19 Tahun 2003 tentang BUMN; Undang-Undang Nomor. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Wibisono. Yusuf. Membedah Konsep &
Pembudi. Sri. CSR Sebuah
Perusahaan Tanpa CRS , Forum Sahabat, Jakarta, 2008.
Adi. Resiko Hukum & Bisnis
Persada. Widjaya, Gunawan. dan Yeremia.
Penelitian Hukum. Citra Aditya Bakti, Bandung, 2004.
Muhammad. Abdulkadir. Hukum Dan
Perusahaan Indonesia. Citra Aditya Bakti, Bandung, 2002.
Muhammad. Abdulkadir. Hukum
Pusat Penyuluhan Sosial (PUSENSOS) Departemen Sosial RI, Jakarta, La Tofi Enterprise, 2005.
Keharusan dalam Investasi Sosial ,
Peraturan Daerah Provinsi Lampung Nomor. 16 Tahun 2012 tentang Tanggung Jawab Sosial Perusahaan.