ETIKA BISNIS KELOMPOK etika 21

TUGAS KELOMPOK ETIKA BISNIS
JURUSAN : MANAJEMEN
KELOMPOK 21
1. SHINTA SEFTIANA

1311011152

2. SHOFA ULFITRIAH

1311011153

3. SISKA ROSITA DEWI

1311011154

4. SITI HAFIDOH

1311011155

5. TIA FATMASARI
6. TRI YUNIATI


1311011158
1311011160

Analisis alasan mengapa orang melakukan pelanggran lalu lintas?
Jawab :
Menurut kami pelanggaran lalu lintas yang dilakukan oleh masyarakat Indonesia
merupakan hal yang tidak asing lagi dibenak kita. Banyak orang melakukan pelanggaran
lalu lintas karena mereka merasa memiliki kepentingan yang mendesak ataupun
keuntungan pribadi tanpa berpikir apakah tindakan mereka melanggar lalu lintas ataukah
tidak, terkadang juga mereka justru sengaja untuk melanggar lalu lintas agar mereka
cepat sampai ketempat tujuan mereka. Hal tersebut tidaklah pantas untuk dilakukan
karena melakukan pelanggaran lalu lintas merupakan perbuatan yang melanggar norma
hukum yang ada di Indonesia dan melanggar etika dalam berlalu lintas khususnya di jalan
raya serta mencerminkan warga Negara yang tidak taat terhadap peraturan yang telah di
buat oleh pemerintah. Perbuatan yang melanggar lalu lintas tidak hanya karena
menerabas rambu-rambu lalu lintas ketika lampu sedang merah, namun terdapat banyak
berbagai bentuk pelanggaran, seperti berkendara di jalan raya tanpa memakai helm bagi
pengendara motor dan tidak memakai sefety belt bagi pengendara mobil, tidak memiliki
atau membawa surat-surat kendaraan STNK dan surat ijin mengemudi SIM, dan masih

banyak lagi jenis pelanggaran lalu lintas yang dilakukan oleh kebanyakan dari sebagian
banyak orang. Karena hanya memikirkan ego dan kepentingan mereka masing-masing,
mereka tidak sadar bahwa banyak sekali dampak yang mereka timbulkan atas perbuatan

mereka, diantaranya yaitu mengakibatkan tingginya angka kecelakaan lalu lintas baik
pada persimpangan lampu lalu lintas maupun pada jalan raya, keselamatan para
pengendara lain dan parapejalan kaki yang menjadi terancam bahkan keselamatan diri
sendiri juga dapat terancam, terjadinya kemacetan lalulintas yang semakin parah
dikarenakan para pengendara tidak mematuhi peraturan maupun rambu-rambu lalu lintas.
Meskipun perbuatan mereka menimbulkan banyak dampak negatif yang merugikan
banyak orang bahkan diri mereka sendri, mereka justru sering kali mengulangi perbuatan
mereka kembali dan tidak merasa bersalah atas perbuatan mereka. Dalam berbagai
kondisi alasan mereka tidak takut untuk melakukan pelanggran lalu lintas atau bahkan
mengulangi perbuatan melanggar lalu lintas kembali karena hal-hal berikut :
1. Minimnya pengetahuan masyarakat terhadap peraturan lalu lintas yang berlaku di
Indonesia serta kurangnya kesadaran masyarakat untuk mencaritahu bagaimana
peraturan lalu lintas atau rambu-rambu lalu lintas.
2. Banyaknya anak kecil yang sudah diperbolehkan membawa kendaraan bermotor
meskipunumurmerekabelum mencukupi untuk berkendara serta belum memiliki surat
izin untuk mengemudi (SIM) dan bahkan mereka terkadang sudah dibelikan

kendaraan sendiri oleh orang tua mereka sendiri, sehingga mereka sering melanggar
peraturan lalu lintas karena belum mengetahui peraturan-peraturan lalu lintas yang
ada.
3. Kebanyakan orang hanya patuh dan taat berlalu lintas ketika ada kabar bahwa akan
ada rajia atau saat ada polisi. Hal seperti ini sudah hal biasa yang sering kita lihat
dijalanan bahkan kita sendiri sering melakukan ini.
4. Tidak memikirkan keselamatan pengendara lain atau masyarakat yang ada di
sekitarjalan. Contohnya pengendara motor tidak memakai helm, kaca spion dan tidak
menyalakan lampu di siang hari.
5. Adanya kemudahan bagi para pelaku pelanggar lalu lintas karena mereka dapat
langsung mengurus pelanggaran lalu lintas yang mereka lakukan di tempat atau kata
lain melakukan “damai”. Sehingga membuat para pelanggar lalu lintas tidak merasa
jera dan cenderung untuk melakukan pelanggaran kembali karena mudahnya untuk
menyelesaikan masalah yang telah mereka lakukan.

Dalam berlalu-lintas, moralitas selalu harus menjadi lebih diperhatikan.
Hal ini bersentuhan langsung dengan sistem nilai, apalagi bila kita
berbicara soal nilai prioritas. Keselamatan jiwa, itulah yang harus
diprioritaskan, bukan keselamatan dari sanksi atau segala macam
kerugian material. Banyak orang berdalih dengan menganggap dirinya

yang harus dihormati dalam berlalu-lintas tapi sedikit yang menyadari
bahwa sangat perlu menghargai orang lain dalam berlalu-lintas.
Karena sibuk untuk menuntut dihargai, akhirnya terjadi begitu banyak
kecelakaan lalu-lintas.
Banyak orang sibuk memahami peraturan tapi mengabaikan etika.
Banyak orang takut untuk dikenakan sanksi atau denda, tapi berani
untuk menyebabkan nyawa manusia melayang. Bila keselamatan jiwa
yang menjadi prioritas, prinsip kehati-hatian yang dikemas dalam etika
dan dipertegas dalam peraturan akan lebih tercipta dari diri setiap
pengendara. Masalah etika dalam berlalu lintas dan apakah melanggar
etika dalam berlalu lintas itu “benar atau salah” sebenarnya hal
tersebut tergantung dari cara pandang pribadi masing-masing individu
dengan situasi yang ada.

Jika seorang individu yang menganggap

kepentingan pribadinya lebih penting dari pada keselamatan banyak
orang termasuk dirinya, dia akan menggap bahwa melanggar lalu
lintas khususnya menerobos rambu-rambu lalu lintas ketika lampu
merah demi tujuannya cepat tercapai adalah benar dan tidak

melanggar etika yang dianutnya. Dia merasa bahwa keuntungan yang
diperoleh dengan melanggar rambu-rambu lalu lintas lebih besar dari
pada dia harus menunggu sampai lampu rambu-rambu lintas menjadi
hijau

yang

nantinya

membuat

kepentingan

pribadinya

menjadi

terabaikan, selain itu juga mereka menganggap sanksi yang diberikan
dapat mudah diatasi jika dirinya membuat kesepakatan “damai”.
Namun hal itu bersifat sebaliknya jika seseorang menganggap bahwa


keselamatan orang banyak dan dirinya lebih penting dari pada
kepentingan pribadinya.