STRUKTUR PEMERINTAHAN KOTA surakarta bentuk

TA
KON

S

N AA
A
T
O
H RK A
A
T
PE MK
N A AN HA
I
R
S PU
E
E RD FKI
M PE F I
E

P GI RA

U
R
LO EOG
S
O
A
SI G
N
N
SO AN
A
N
K
A
O
AH IDI
I
T

D
L D
O
U
A
K
K EN
.
R
A IP
R
T
E
A
D .
P
M OD
I
I
R AG

G
PR
A

R
U
T
K
U
TR

IO

L

O

D

IL D

B U
O
M
L
S
IA A
D M
JA
S

1
7/

18
/
3

IN

L


L

A

H

M

D R A . I N D A H M E I TA S A R I M . S I

1

STRUKTUR PEMERINTAHAN KOTA
Kepemimpinan berkaitan dengan
kemampuan
seseorang
untuk
mempengaruhi orag lain, agar mau
melakukan

atau
tidak
melakukan
sesuatu
yang
dikehendaki
oleh
pimpinan secara berkala.

1
7/

18
/
3

D R A . I N D A H M E I TA S A R I M . S I

2


A. Pemerintah
Pemerintah merupakan manifestasi dari kehendak rakyat, oleh
karena itu pemerintah harus memperhatikan kepentingan
rakyat dan melaksanakan fungsi rakyat melalui proses dan
mekanisme pemerintahan.
Pemerintah mempunyai peran untuk melaksanakan fungsi
pelayanan dan pengaturan warga Negara: aktivitas
pelayanan, pengaturan, pembinaan, koordinasi dan
pembangunan dalam berbagai bidang.
Undang-undang no.32 tahun 2004 tentnag pemerintahan
daerah telah membawa pergeseran paradigma
pemerintahan dari sebagai pusat kekuasaan (sentralis)
menuju negara dekat dengan rakyat (desentralistis).

1
7/

18
/
3


D R A . I N D A H M E I TA S A R I M . S I

3

Tata kelola pemerintahan tidak lagi berorientasi pada aspek pemerintahan
(government). Tetapi beralih pada aspek tata pemerintahan (governance). Untuk
selanjutnya diharapkan menjadi good governance.
Good Governance diartikan sebagai tindakan atau tingkah laku yang didasarkan pada
nilai-nilai yang bersifat mengarahkan, mengendalikan atau mempengaruhi masalah
publik untuk mewujudkan nilai-nilai dalam tindakan dan kehidupan keseharian.

1
7/

18
/
3

D R A . I N D A H M E I TA S A R I M . S I


4

Pemerintah dikatakan baik jika pembangunan dapat dilakukan menggunakan biaya yang
sagat minimal menuju cita kesejahteraan dan kemakmuran sebagai basis model dari
pemerintahan.
Pemerintah juga dapat dikatakan baik jika poduktif dan memperlihatkan hasil dengan
indicator kemampuan ekonomi rakyat meningkat, baik dalam aspek produktivitas
maupun daya belinya, kesejahteraan spiritualitasnya terus meningkat dengan indikasi
rasa aman, tenang, dan bahagia serta sense of nationality yang baik.
Proses pelaksanaan pembangunan juga harus dilakukan dengan transparan serta
didukung dengan manajemen yang akuntabel.
Good Governance sebagai paradigm dapat terwujud apabila ketiga pilar pendukungnya
dapat berfungsi baik : Negara, Sektor Swasta dan Masyarakat Madani.

1
7/

18
/

3

D R A . I N D A H M E I TA S A R I M . S I

5

A. Pemerintahan Daerah
Dasar dibentuknya penyelenggara pemerintah daerah adalah UUD tahun 1945 Pasal 18
ayat 1 yang menyebutkan bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas
daerah-daerah provinsi dan daerah provinsi itu dibagi atas kabupaten dan kota, yang
tiap-tiap provinsi, kabupaten dan kota itu mempunyai pemerintahan daerah yang
diatur Undang-undang.
Kemudian pasal18 ayat (5) UUD tahun 1945 menyebutkan bahwa pemerintah daerah
merupakan daerah otonom yang dapat menjalankan urusan pemerintahan dengan
seluas-luasnya serta mendapat hak untuk mengatur kewenangan pemerintahan kecuali
urusan pemerintahan yang undang-undang diterntukan sebagai urusan pemerintahan
pusat.

1
7/


18
/
3

D R A . I N D A H M E I TA S A R I M . S I

6

Tujuan pembentukan daerah pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan
pelayanan publik guna mempercepat terwujudnya keejahteraan masyarakat
disamping sebagai sarana pendidikan politik di tingkat lokal.
UU No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah Pasal 1 ayat 2 adalah
sebagai berikut :
“Pemerintah Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh
pemerintahan daerah dan DPRD menurut asa otonomi dan tugas
pembantuan dengan prinsip otonomi yang seluas-luasnya dalam sistem
prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam
UUD RI tahun 1945.”
Jadi, penyelenggara pemerintahan daerah adalah pemerintah daerah dan
DPRD. Untuk pemerintahan daerah provinsi terdiri atas pemerintah daerah
provinsi dan DPRD Provinsi. Untuk pemerintahan daerah kapupaten atau
daerah kota, yaitu terdiri atas pemerintah daerah kabupaten atau kota dan
DPRD kabupaten atau kota.

1
7/

18
/
3

D R A . I N D A H M E I TA S A R I M . S I

7

Kepala pemerintahan daerah, dipimpin Kepala Daerah, untuk
Provinsi disebut Gubernur.Untuk Kapupaten, disebut Bupati, dan
untuk Kota adalah Wali Kota.
Kepala Daerah mempunyai kewajiban untukmemberikan laporan
penyelenggaraan pemerintahan daerah kepada pemerintah, an
memberikan laporan keterangan pertanggungjawaban kepada DPRD
serta menginformasikan laporan penyelenggaraan pemerinthanan
daerah kepada masyarakat.

1
7/

18
/
3

D R A . I N D A H M E I TA S A R I M . S I

8

A. Penyelenggaraan Pemerintahan
Dalam menyelengarakan pemerintahan, pemerintah pusat
menggunakan asas desentralisasi, tugas pembantuan, dan
dekonsentrasi sesuai peraturan perundang-undangan.
Dalam menyelenggarakan pemerintah daerah, pemerintahan daerah
menggunakan asas otonomi dan tugas pembantuan.

1
7/

18
/
3

D R A . I N D A H M E I TA S A R I M . S I

9

Desentralisasi
adalah
penyerahan
wewengan
pemerintahan oleh pemerintah kepada daerah otonom
untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan
dalan sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia. Tugas
pembantuan adalah penugasan dari pemerintah kepada
kepala daerah dan/atau desa dari pemerintah provisi
kepada kabupaten/kota dan/atau desa serta dari
pemerintah kabupaten/kota kepada desa untuk
melaksanakan tugas tertentu.

1
7/

18
/
3

D R A . I N D A H M E I TA S A R I M . S I

10

Dekonsentrasi adalah pelimpahan wewengan pemerintahan oleh
pemerintah kepada gubernur sebagai wakil pemerintah dan/atau
kepada instansi vertical di wilayah tertentu. Otonomi daerah adalah
hak, wewengan, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan
mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat
setempat seuai dengan peraturan dan perundang-undangan.

1
7/

18
/
3

D R A . I N D A H M E I TA S A R I M . S I

11

Gubernur yang karena jabatannya berkedudukan juga sebagai wakil
pemerintah pusat di wilayah provinsi yang bersangkutan, dalam
pengertian untuk menjembatani dan memperpendek rentang kendali
pelaksanaan tugas dan fungsi pemerintah termasuk dalam
pembinaan dan pengawasan terhadap penyelenggaraan urusan
pemerintahan pada strata pemerintahan kabupaten dan kota. Dalam
kedudukannya sebagai wakil pemerintah pusat sebagaimana
dimaksud, gubernur bertanggungjawab kepada presiden.

1
7/

18
/
3

D R A . I N D A H M E I TA S A R I M . S I

12