RINGKASAN MATERI WAWASAN KEBANGSAAN. docx

RINGKASAN MATERI
WAWASAN KEBANGSAAN
PANCASILA
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin
permusyawaratan perwakilan

oleh

hikmat

kebijaksanaan

dalam

5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
ISI PEMBUKAAN UUD 1945 REPUBLIK INDONESIA
Pembukaan UUD 1945
Alinea I


Alinea II

Cita-cita

Alinea III

Alinea IV

Tujuan negara

pancasila

1

NEGARA
A. PENGERTIAN NEGARA
Secara ringkas para ahli mendefinisikan negara sebagai berikut:
Nama tokoh
Pendapat

Harold J. Laski Negara adalah suatu masyarakat yang dipadukan karena mempunyai
wewenang yang bersifat memaksa
Max Weber
Negara adalah suatu masyarakat yang mempunyai monopoli dalam
menggunakan kekerasan fisik secara sah dalam suatu wilayah
Robert. M. Iver Negara adalah perkumpulan yang menyelenggarakan penertiban dalam
suatu masyarakat tertentu berdasarkan sistem hukum, dan untuk maksud
tersebut negara diberi kekuasaan untuk memaksa
Prof. Miriam
Negara adalah organisasi yang dalam suatu wilayah dapat memaksakan
Budiardjo
kekuasaannya secara sah terhadap semua golongan lainnya dan dapat
menetapkan tujuan – tujuan dari kehidupan bersama
B. UNSUR-UNSUR TERBENTUKNYA NEGARA
Unsur Konstitutif dan Deklaratif Terbentuknya Suatu Negara - Unsur-unsur berdirinya suatu
negara terdiri atas 2 unsur yang sangat penting, yakni unsur pokok (konstitutif) dan unsur
deklaratif. Unsur konstitutif adalah unsur yang paling penting di mana menjadi syarat wajib
yang harus dimiliki oleh calon negara yaitu :
a. rakyat
b. Wilayah

c. Pemerintahan yang bedaulat.
Unsur deklaratif adalah unsur tambahan yang boleh saja tidak dimiliki oleh suatu negara.
Yaitu: Kemampuan mengadakan hubungan dengan negara lain.
Setiap negara memiliki unsur-unsur pembentuknya. Unsur-unsur negara berarti bagian-bagian
terkecil yang membentuk negara. Unsur-unsur negara tertuang dalam Konvensi Montevideo
sebagai hasil konferensi antar negara-negara Amerika (Pan-Amerika) di Montevideo (ibu
kota Uruguay) pada tahun 1933. Pada pasal 1 Konvensi Montevideo disebutkan bahwa
negara sebagai bagian dari dunia internasional harus memiliki syarat-syarat sebagai berikut:
a. Penduduk yang tetap.
b. Wilayah tertentu.
c. Pemerintahan.
d. Kemampuan mengadakan hubungan dengan negara lain atau Pengakuan dari negara lain.
ada dua macam pengakuan dari negara lain sebagai berikut :
1) Pengakuan de Facto
Pengakuan de facto adalah pengakuan menurut kenyataan (fakta) yang ada.
2) Pengakuan de Jure
2

Pengakuan secara de jure adalah pengakuan secara resmi berdasarkan hukum oleh
negara lain dengan segala konsekuensinya

Pengakuan dari negara lain dibutuhkan oleh negara yang merdeka dan berdaulat untuk syarat
sahnya suatu negara. Diadakkannya pengakuan oleh negara lain terhadap negara baru
berujutan untuk mengawali dilaksanakannya hubungan secara formal antara negara yang
mengakui dengan negara yang diakui. Adapun akibat-akibat hukumnya yaitu:
1. Negara baru dapat diterima secara penuh sbg anggora dalam pergaulan antar bangsa
2. Negara baru dapat melakukan hubungan internasional atau kerjasama dengan negara
lain
3. Negara baru dapat dikartakan sebagi internasional person (pribadi internasional) atau
sebagai subyek hukum internasional
C. TEORI TERBENTUKNYA NEGARA
Pendekatan faktual (primer), berdasarkan kenyataan yang sungguh-sungguh terjadi (sudah
menjadi pengalaman sejarah).
1. Occupatie: pendudukan suatu wilayah yang semula tidak bertuan oleh sekelompok
manusia/ suatu bangsa yang kemudian mendirikan negara di wilayah tersebut.
Contoh: Liberia yang diduduki budak-budak Negro yang dimerdekakan pada tahun
1847.
2. Separatie: Suatu wilayah yang semula merupakan bagian dari negara tertentu,
kemudian memisahkan diri dari negara induknya dan menyatakan kemerdekaan.
Contoh: Belgia pada tahun 1839 melepaskan diri dari Belanda.
3. Fusi: beberapa negara melebur menjadi satu negara baru. Contoh: pembentukan

Kerajaan Jerman pada tahun 1871.
4. Inovatie: Suatu negara pecah dan lenyap, kemudian di atas bekas wilayah negara itu
timbul negara(-negara) baru. Contoh: pada tahun 1832 Colombia pecah menjadi
negara-negara baru, yaitu Venezuela dan Colombia Baru (ingat pula negara-negara
baru pecahan dari Uni Sovyet!).
5. Cessie: penyerahan suatu daerah kepada negara lain. Contoh: Sleeswijk diserahkan
oleh Austria kepada Prusia (Jerman).
6. Accessie: bertambahnya tanah dari lumpur yang mengeras di kuala sungai (atau
daratan yang timbul dari dasar laut) dan menjadi wilayah yang dapat dihuni manusia
sehingga suatu ketika telah memenuhi unsur-unsur terbentuknya negara.
7. Anexatie: penaklukan suatu wilayah yang memungkinkan pendirian suatu negara di
wilayah itu setelah 30 tahun tanpa reaksi yang memadai dari penduduk setempat.

3

8. Proklamasi: pernyataan kemerdekaan yang dilakukan setelah keberhasilan merebut
kembali wilayah yang dijajah bangsa/ negara asing. Contoh: Indonesia pada tanggal
17 Agustus 1945.
Pendekatan teoritis (sekunder), yaitu dengan menyoal tentang bagaimana asal mula
terbentuknya negara melalui metode filosofis tanpa mencari bukti-bukti sejarah tentang hal

tersebut (karena sulit dan bahkan tak mungkin), melainkan dengan dugaan-dugaan
berdasarkan pemikiran logis.
Teori Kenyataan, Timbulnya suatu negara merupakan soal kenyataan. Apabila pada suatu
ketika unsur-unsur negara (wilayah, rakyat, pemerintah yang berdaulat) terpenuhi, maka pada
saat itu pula negara itu menjadi suatu kenyataan.
Teori Ketuhanan, Timbulnya negara itu adalah atas kehendak Tuhan. Segala sesuatu tidak
akan terjadi tanpa kehendak-Nya. Friederich Julius Stahl (1802-1861) menyatakan bahwa
negara tumbuh secara berangsur-angsur melalui proses evolusi, mulai dari keluarga, menjadi
bangsa dan kemudian menjadi negara. “Negara bukan tumbuh disebabkan berkumpulnya
kekuatan dari luar, melainkan karena perkembangan dari dalam. Ia tidak tumbuh disebabkan
kehendak manusia, melainkan kehendak Tuhan,” katanya.
Teori Perjanjian Masyarakat
Teori ini disusun berdasarkan anggapan bahwa sebelum ada negara, manusia hidup sendirisendiri dan berpindah-pindah. Pada waktu itu belum ada masyarakat dan peraturan yang
mengaturnya sehingga kekacauan mudah terjadi di mana pun dan kapan pun. Tanpa
peraturan, kehidupan manusia tidak berbeda dengan cara hidup binatang buas, sebagaimana
dilukiskan oleh Thomas Hobbes: Homo homini lupus dan Bellum omnium contra omnes.
Teori Perjanjian Masyarakat diungkapkannya dalam buku Leviathan. Ketakutan akan
kehidupan berciri survival of the fittest itulah yang menyadarkan manusia akan
kebutuhannya: negara yang diperintah oleh seorang raja yang dapat menghapus rasa takut.
Demikianlah akal sehat manusia telah membimbing dambaan suatu kehidupan yang tertib

dan tenteram. Maka, dibuatlah perjanjian masyarakat (contract social). Perjanjian
antarkelompok manusia yang melahirkan negara dan perjanjian itu sendiri disebut pactum
unionis. Bersamaan dengan itu terjadi pula perjanjian yang disebut pactum subiectionis, yaitu
perjanjian antarkelompok manusia dengan penguasa yang diangkat dalam pactum unionis. Isi
pactum subiectionis adalah pernyataan penyerahan hak-hak alami kepada penguasa dan
berjanji akan taat kepadanya.
Penganut teori Perjanjian Masyarakat antara lain: Grotius (1583-1645), John Locke (16321704), Immanuel Kant (1724-1804), Thomas Hobbes (1588-1679), J.J. Rousseau (17121778).
Ketika menyusun teorinya itu, Thomas Hobbes berpihak kepada Raja Charles I yang sedang
berseteru dengan Parlemen. Teorinya itu kemudian digunakan untuk memperkuat kedudukan
raja. Maka ia hanya mengakui pactum subiectionis, yaitu pactum yang menyatakan
penyerahan seluruh haknya kepada penguasa dan hak yang sudah diserahkan itu tak dapat
diminta kembali. Sehubungan dengan itulah Thomas Hobbes menegaskan idealnya bahwa
negara seharusnya berbentuk kerajaan mutlak/ absolut.
John Locke menyusun teori Perjanjian Masyarakat dalam bukunya Two Treaties on Civil
Government bersamaan dengan tumbuh kembangnya kaum borjuis (golongan menengah)
yang menghendaki perlindungan penguasa atas diri dan kepentingannya. Maka John Locke
4

mendalilkan bahwa dalam pactum subiectionis tidak semua hak manusia diserahkan kepada
raja. Seharusnya ada beberapa hak tertentu (yang diberikan alam) tetap melekat padanya. Hak

yang tidak diserahkan itu adalah hak azasi manusia yang terdiri: hak hidup, hak kebebasan
dan hak milik. Hak-hak itu harus dijamin raja dalam UUD negara. Menurut John Locke,
negara sebaiknya berbentuk kerajaan yang berundang-undang dasar atau monarki
konstitusional.
J.J. Rousseau dalam bukunya Du Contract Social berpendapat bahwa setelah menerima
mandat dari rakyat, penguasa mengembalikan hak-hak rakyat dalam bentuk hak warga negara
(civil rights). Ia juga menyatakan bahwa negara yang terbentuk oleh Perjanjian Masyarakat
harus menjamin kebebasan dan persamaan. Penguasa sekadar wakil rakyat, dibentuk
berdasarkan kehendak rakyat (volonte general). Maka, apabila tidak mampu menjamin
kebebasan dan persamaan, penguasa itu dapat diganti.
Mengenai kebenaran tentang terbentuknya negara oleh Perjanjian Masyarakat itu, para
penyusun teorinya sendiri berbeda pendapat. Grotius menganggap bahwa Perjanjian
Masyarakat adalah kenyataan sejarah, sedangkan Hobbes, Locke, Kant, dan Rousseau
menganggapnya sekadar khayalan logis.
Teori Kekuasaan
Teori Kekuasaan menyatakan bahwa negara terbentuk berdasarkan kekuasaan. Orang kuatlah
yang pertama-tama mendirikan negara, karena dengan kekuatannya itu ia berkuasa
memaksakan kehendaknya terhadap orang lain sebagaimana disindir oleh Kallikles dan
Voltaire: “Raja yang pertama adalah prajurit yang berhasil”.
Karl Marx berpandangan bahwa negara timbul karena kekuasaan. Menurutnya, sebelum

negara ada di dunia ini telah terdapat masyarakat komunis purba. Buktinya pada masa itu
belum dikenal hak milik pribadi. Semua alat produksi menjadi milik seluruh masyarakat.
Adanya hak milik pribadi memecah masyarakat menjadi dua kelas yang bertentangan, yaitu
kelas masyarakat pemilik alat-alat produksi dan yang bukan pemilik. Kelas yang pertama
tidak merasa aman dengan kelebihan yang dimilikinya dalam bidang ekonomi. Mereka
memerlukan organisasi paksa yang disebut negara, untuk mempertahankan pola produksi
yang telah memberikan posisi istimewa kepada mereka dan untuk melanggengkan pemilikan
atas alat-alat produksi tersebut.
H.J. Laski berpendapat bahwa negara berkewenangan mengatur tingkah laku manusia.
Negara menyusun sejumlah peraturan untuk memaksakan ketaatan kepada negara.
Leon Duguit menyatakan bahwa seseorang dapat memaksakan kehendaknya terhadap orang
lain karena ia memiliki kelebihan atau keistimewaan dalam bentuk lahiriah (fisik),
kecerdasan, ekonomi dan agama.
Teori Hukum Alam
Para penganut teori hukum alam menganggap adanya hukum yang berlaku abadi dan
universal (tidak berubah, berlaku di setiap waktu dan tempat). Hukum alam bukan buatan
negara, melainkan hukum yang berlaku menurut kehendak alam.
Penganut Teori Hukum Alam antara lain:
 Masa Purba: Plato (429-347 SM) dan Aristoteles (384-322 SM)



Masa Abad Pertengahan: Augustinus (354-430) dan Thomas Aquino (1226-1234)
5

 Masa Renaissance: para penganut teori Perjanjian Masyarakat
Menurut Plato, asal mula terjadinya negara adalah karena:
 adanya keinginan dan kebutuhan manusia yang beraneka ragam sehingga menyebabkan
mereka harus bekerja sama untuk memenuhi kebutuhan hidup;


manusia tidak dapat memenuhi kebutuhannya sendiri tanpa berhubungan dengan
manusia lain dan harus menghasilkan segala sesuatu yang bisa melebihi kebutuhannya
sendiri untuk dipertukarkan;



mereka saling menukarkan hasil karya satu sama lain dan kemudian bergabung dengan
sesamanya membentuk desa;

 hubungan kerja sama antardesa lambat laun menimbulkan masyarakat (negara kota).

Aristoteles meneruskan pandangan Plato tentang asal mula terjadinya negara. Menurutnya,
berdasarkan kodratnya manusia harus berhubungan dengan manusia lain dalam
mempertahankan keberadaannya dan memenuhi kebutuhan hidupnya. Hubungan itu pada
awalnya terjadi di dalam keluarga, kemudian berkembang menjadi suatu kelompok yang agak
besar. Kelompok-kelompok yang terbentuk dari keluarga-keluarga itu kemudian bergabung
dan membentuk desa. Dan kerja sama antardesa melahirkan negara kecil (negara kota).
Augustinus dan Thomas Aquino mendasarkan teori mereka pada ajaran agama. Augustinus
menganggap bahwa negara (kerajaan) yang ada di dunia ini adalah ciptaan iblis (Civitate
Diaboli), sedangkan Kerajaan Tuhan (Civitate Dei) berada di alam akhirat. Gereja dianggap
sebagai bayangan Civitate Dei yang akan mengarahkan hukum buatan manusia kepada azasazas Kristen yang abadi. Sedangkan Thomas Aquino berpendapat bahwa negara merupakan
lembaga alamiah yang lahir karena kebutuhan sosial manusia. Negara adalah lembaga yang
bertujuan menjamin ketertiban dalam kehidupan masyarakat, penyelenggara kepentingan
umum, dan penjelmaan yang tidak sempurna dari kehendak masyarakatnya.
Teori Hukum Murni
Menurut Hans Kelsen, negara adalah suatu kesatuan tata hukum yang bersifat memaksa.
Setiap orang harus taat dan tunduk. Kehendak negara adalah kehendak hukum. Negara
identik dengan hukum.
Paul Laband (1838-1918) dari Jerman memelopori aliran yang meneliti negara semata-mata
dari segi hukum. Pemikirannya diteruskan oleh Hans Kelsen (Austria) yang mendirikan
Mazhab Wina. Hans Kelsen mengemukakan pandangan yuridis yang sangat ekstrim:
menyamakan negara dengan tata hukum nasional (national legal order) dan berpendapat
bahwa problema negara harus diselesaikan dengan cara normatif. Ia mengabaikan faktor
sosiologis karena hal itu hanya akan mengaburkan analisis yuridis. Hans Kelsen dikenal
sebagai pejuang teori hukum murni (reine rechtslehre), yaitu teori mengenai mengenai
pembentukan dan perkembangan hukum secara formal, terlepas dari isi material dan ideal
norma-norma hukum yang bersangkutan. Menurut dia, negara adalah suatu badan hukum
(rechtspersoon, juristic person), seperti halnya NV, CV, PT. Dalam definisi Hans Kelsen,
badan hukum adalah “sekelompok orang yang oleh hukum diperlakukan sebagai suatu
kesatuan, yaitu sebagai suatu person yang memiliki hak dan kewajiban.” (General Theory of
Law and State, 1961). Perbedaan antara negara sebagai badan hukum dengan badan-badan
6

hukum lain adalah bahwa negara merupakan badan badan hukum tertinggi yang bersifat
mengatur dan menertibkan.
Teori Modern
Teori modern menitikberatkan fakta dan sudut pandangan tertentu untuk memeroleh
kesimpulan tentang asal mula, hakikat dan bentuk negara. Para tokoh Teori Modern adalah
Prof.Mr. R. Kranenburg dan Prof.Dr. J.H.A. Logemann.
Kranenburg mengatakan bahwa pada hakikatnya negara adalah suatu organisasi kekuasaan
yang diciptakan sekelompok manusia yang disebut bangsa. Sebaliknya, Logemann
mengatakan bahwa negara adalah suatu organisasi kekuasaan yang menyatukan kelompok
manusia yang kemudian disebut bangsa. Perbedaan pandangan mereka sesungguhnya terletak
pada pengertian istilah bangsa. Kranenburg menitikberatkan pengertian bangsa secara
etnologis, sedangkan Logemann lebih menekankan pengertian rakyat suatu negara dan
memperhatikan hubungan antarorganisasi kekuasaan dengan kelompok manusia di dalamnya.
Menurut Georg Jellinek pun, terjadinya negara dapat dilihat secara primer dan sekunder
dengan pembahasan yang agak berbeda sebagai berikut:
a) Terjadinya negara secara primer melalui empat tahap:
 Persekutuan masyarakat (genootschap)
Tahap ini merupakan suatu masa ketika masyarakat hidup dalam suatu kelompok
dengan kedudukan yang sama. Mereka bergabung dalam kelompok untuk
kepentingan bersama dan didasarkan pada persamaan. Untuk mengurus kepentingan
mereka, dipilihlah seorang yang terkemuka di antara mereka (primus inter pares)
yang diberi wewenang memimpin menurut adat istiadat.
 Kerajaan (rijk)
Primus inter pares dari suatu persekutuan lambat laun menguasai pula kelompokkelompok lain sebagai akibat dari kemenangannya dalam pertentangan
antarkelompok. Berkat kekuasaannya itu ia menjadi raja.
 Negara (staat)
Pada masa kerajaan, sudah ada pemerintah pusat, tetapi belum mampu mengurus dan
mengendalikan pemerintah daerah-daerah taklukannya. Karena itu raja kemudian
bertindak sewenang-wenang untuk menyebarkan kewibawaannya di seluruh daerah
yang dikuasainya dan menyatukan semuanya dalam suatu pemerintahan absolut.
Kesatuan kewibawaan itu melahirkan negara.
 Negara demokrasi (democratische natie)
Negara demokrasi lahir sebagai reaksi terhadap kekuasaan raja yang sewenangwenang. Pada masa ini, rakyat yang menyadari kedaulatannya bertindak merebut
kekuasaan pemerintahan dari raja. Untuk mencegah kembalinya kekuasaan absolut,
rakyat membentuk undang-undang yang menjamin hak-hak rakyat dan membatasi
kekuasaan raja.
 Diktatur (dictatuur)
Diktatur adalah pemerintahan yang dipimpin oleh seorang pilihan rakyat yang
kemudian berkuasa secara mutlak. Istilah Kranenburg untuk diktatur adalah autokrasi,
sedangkan Otto Koelreuter menyebutnya autoritaire fuhrerstaat.

7

Ada dua kelompok pendapat yang berlainan tentang diktatur. Kelompok pertama
berpendapat bahwa diktatur merupakan perkembangan lebih lanjut dari negara
demokrasi, sedangkan kelompok lainnya menganggap diktatur sebagai variasi atau
penyelewengan dari negara demokrasi..
b) Terjadinya negara secara sekunder:
Terjadinya negara secara primer membicarakan bagaimana kelompok atau persekutuan
masyarakat yang sederhana berkembang menjadi suatu negara. Sedangkan terjadinya negara
secara sekunder membicarakan bagaimana terbentuknya negara baru yang dihubungkan
dengan pengakuan dari negara lain.
1) Teori Organis
Tokoh: Herbert Spencer, F.J. Schmittenner, Constantin Frantz, dan Bluntschi.
Para penganut teori ini berpendapat bahwa negara adalah suatu organisme, selayaknya
makhluk hidup. Individu yang menjadi komponen negara diibaratkan sebagai sel-sel
makhluk hidup itu. Fisiologi negara sama dengan makhluk hidup yang mengalami
kelahiran, pertumbuhan, perkembangan dan kematian.
2) Teori Anarkhis
3) Teori Mati Tuanya Negara
o Faktor Alam: suatu negara dapat lenyap secara alamiah, misalnya karena
gunung meletus, tenggelamnya pulau atau bencana alam lain. Lenyapnya
suatu wilayah berarti lenyapnya negara dari percaturan dunia.
o Faktor Sosial: suatu negara yang sudah diakui negara-negara lain suatu ketika
dapat lenyap antara lain karena: terjadinya revolusi (kudeta yang berhasil),
penaklukan, persetujuan, penggabungan
D. TUJUAN NEGARA

Berikut ini pendapat beberapa tokoh yang mengemukakan pendapatnya tentang tujuan
negara.
Plato
tujuan negara adalah untuk memajukan kesusilaan manusia, baik sebagai
makhluk individu maupun sosial.
Roger H.
Soltau
Harold
Laski
Aristoteles

tujuan negara adalah memungkinkan rakyatnya berkembang serta
mengungkapkan daya cipta yang sebebas-beba
J. tujuan negara adalah menciptakan keadaan yang di dalamnya, rakyat dapat
mencapai keinginan-keinginannya secara maksimal.
tujuan dari negara adalah kesempurnaan warganya yang berdasarkan atas
keadilan. Keadilan memerintah harus menjelma di dalam negara, dan
hukum berfungsi memberi kepada setiap manusia apa sebenarnya yang
berhak ia terima.
Socrates
Tujuan negara adalah untuk menciptakan hukum, yang harus dilakukan
oleh para pemimpin, atau para penguasa yang dipilah secara saksama oleh
rakyat.
John Locke
Tujuan negara adalah untuk memelihara dan menjamin terlaksananya hakhak azasi manusia.yang tertuang dalam perjanjian masyarakat
8

Niccollo
Machiavelli
Thomas
Aquinas

Tujuan negara adalah untuk mengusahakan terselenggaranya ketertiban,
keamanan dan ketentraman.
Tujuan negara adalah memberikan dan menyelenggarakan kebahagiaan
manusia untuk memberikan kemungkinan, agar dapat mencapai hidup
tersusila dan kemuliaan yang abadi, yang harus di sesuaikan dengan
syarat-syarat keagamaan
Benedictus
Tujuan negara adalah menyelenggarakan perdamaiaan, ketenteraman dan
Spinoza
menghilangkan ketakutan
Shang Yang
tujuan negara adalah memperoleh kekuasaan sebesar-besarnya dengan cara
menjadikan rakyatnya miskin, lemah, dan bodoh. Rakyat harus
menjauhkan dari hal-hal yang dapat melembutkan dan melemahkan hati
E. FUNGSI NEGARA adalah :
a. sebagai stabilisator
b. mengusahakan kesejahteraan
c. menjaga dan mempertahankan negara dari serangan pihak luar
d. menegakkan keadilan
F. BENTUK-BENTUK NEGARA
1. Bentuk-Bentuk Negara Berdasarkan Teori Negara Modern
a. Negara Kesatuan - Negara kesatuan adalah bentuk negara yang merdeka dan
berdaulata, dengan satu pemerintah pusat yang berkuasa dan juga mengatur
seluruh daerah. Dalam pelaksanaannya, negara kesatuan terdiri dari dua jenis.
Macam-macam bentuk negara kesatuan adalah sebagai berikut.


Negara kesatuan dengan sistem tersentralisasi. Sistem tersentralisasi adalah
sistem pemerintahan yang seluruh persoalan berada pada negara secara
langsung yang diatur dan diurus oleh pemerintah pusat, sementara daerahdaerah yang tinggal dapat melaksanakannya saja.



Negara kesatuan dengan sistem desentralisasi. Sistem desentralsiasi
merupakan kebalikan pada sistem sentralisasi yang kepala daerah sebagai
pemerintah daerah yang diberikan kesempatan dan kekuasaan dalam mengurus
rumah tangga daerahnya sendiri. Sistem tersebut dikenal dengan nama
otonomi daerah atau swatantra.

Ciri-Ciri Bentuk Negara Kesatuan - Secara umum, bentuk-bentuk negara
kesatuan memiliki ciri-ciri sebagai berikut..
 Kedaulatan negara mencakup kedaulatan ke dalam dan ke luar yang ditangani
oleh pemerintah pusat


Negara hanya memiliki satu undang-undang dasar, satu kepala negara, satu
dewan menteri, dan satu dewan perwakilan rakyat.



Hanya ada satu kebikjaksanaan yang menyangkut mengenai persoalan politik,
sosial budaya, ekonomi, serta pertahanan dan keamanan.

Contoh-Contoh Negara Kesatuan - contoh negara yang berbentuk kesatuan
adalah belanda, jepang, filipina, indonesia, dan italia.
9

b. Negara Serikat (Federasi) - Negara serikat adalah bentuk negara gabungan dari
beberapa negara bagian. Negara-negara bagian pada awalnya adalah negara yang
merdeka, berdaulat dan berdiri sendiri. Setelah menggabungkan diri dan
membentuk negara serikat, negara-negara tersebut melepaskan sebagian
kekuasaannya dan menyerahkannya pada negara serikat. Penyerahan kekuasaan
dari negara bagian pada negara serikat disebut dengan negara limitatif yang berarti
sebuah demi sebuah. Hanya kekuasaan yang disebut oleh negara bagian saja yang
menjadi kekuasaan negara serikat.
Kekuasaan asli dalam negara serikat tetap pada negara bagian, karena negara
bagian berhubungan langsung kepada rakyatnya. Sementara dari itu, kekuasaan
diserahkan oleh negara bagian kepada negara serikat adalah hal-hal yang berkaitan
langsung dengan hubungan luar negeri, pertahanan negara, keuangan dan urusan
pos, kekuasaan ini yang didelegasikan (delegated powes).
Ciri-Ciri Bentuk Negara Serikat (Federasi) - Secara umum, bentuk negara
serikat memiliki ciri-ciri sebagai berikut..
 Tiap negara bagian berstatus tidak berdaulatan, namun kekuasaan asli tetap
pada negara bagian


Kepala negara dipilih oleh rakyat dan bertanggung jawab kepada rakyat



Pemerintah pusat memperoleh kedaulatan rakyat dari negara-negara bagian
untuk urusan ke luar dan sebagian ke dalam



Setiap negara bagian memiliki kewenangan dalam mebuat UUD sendiri yang
selama ini tidak bertentangan dengan pemerintah pusat



Kepala negara memilik hak veto (pembatalan keputusan) yang diajukan oleh
parlemen (senat dan kongres)

Contoh-Contoh Negara Serikat (Federasi) - Contoh negara yang berbentuk
serikat seperti Amerika serikat, Australia, Jerman, Swiss, India, Malaysia dan
Jerman.
2. Bentuk-Bentuk Negara Berdasarkan Jumlah Orang yang Memerintah dalam
suatu Negara
o Monarki - Monarki adalah kata yang berasal dari bahasa Yunani yaitu dari
kata monas yang berarti tunggal dan kata archein yang berarti memerintah.
Jadi pengertian negara monarki adalah bentuk negara yang dalam
pemerintahannya hanya dikuasai dan diperintah oleh satu orang secara turun
temurun
o

Oligarki - Oligarki adalah suatu negara yang dipimpin oleh beberapa orang.
Model negara ini umumnya diperintah oleh sekelompok orang yang berasal
pada kalangan feodal
10

o Demokrasi - Negara demokrasi adalah bentuk negara yang dipimpin
(pemerintah) tertinggi negara yang terletak di tangan rakyat. Dalam bentuk
negara yang demokratis, rakyat memiliki kekuasaan yang penuh dalam
menjalankan pemerintahan.

G. BENTUK-BENTUK KENEGARAAN


Koloni - Koloni adalah suatu negara yang menjadi jajahan negara lain.
Dalam negara koloni, urusan politik, hukum, dan pemerintahan masih bergantung
pada negara yang menjajahnya. Contohnya, Indonesia pernah menjadi kolom
Belnda selama kurang lebih dari 350 tahun.



Trustee (perwalian) - Trustee adalah wilayah jajahan dari negaranegara yang kalah perang dalam perang Dunia II dan berada di bawah naungan
Dewan Perwalian PBB serta negara yang menang perang. Contohnya, Papua
Nugini merupakan negara bekas negara jajahan Inggris berada dibawah naungan
PBB sampai dengan tahun 1975.



Mandat - Mandat adalah suatu negara yang sebelumnya merupakan
jajahan dari negara-negara yang kalah dalam Perang Dunia I dan diletakkan di
bawah perlindungan negara-negara yang menang perang dengan pengawasan
Dewan Mandat Liga Bangsa-Bangsa. Contohnya, Kamerun merupakan negara
bekas jajahan Jerman menjadi mandat Prancis.



Protektorat - Protektorat adalah suatu negara yang berada di bawah
lindungan negara lain yang kuat. Umumnya, negara yang dilindungi tidak dianggap
merdeka dan berdaulat. Hal-hal yang berhubungan dengan luar negeri dan
pertahanan negara diserahkan pada negara perlindungnya. Contoh negara bentuk
protektorat adalah Maroko, Uni Indo-Cina (Kamboja, Laos, dan Vietnam) sebelum
merdeka merupakan protektorat dari Prancis.
Menurut Samidjo, SH,protektorat dapat dibedakan menjadi dua macam antara lain
sebagai berikut.


Protektorat Kolonial adalah protektorat yang menyerahkan urusan hubungan
luar negeri, pertahanan dan keamanan, serta dalam negeri pada negara
perlindungnya



Protektorat internasional adalah protektorat yang masih tetap memperhatikan
ketentuan-ketentuan hukum internasional. Negara yang dilindungi dalam
beberapa urusan luar dan dalam negeri serta pertahanan dan keamanan tidak
banyak bergantung pada negara yang melindunginya. Negara tersebut
merupakan subjek hukum internasional. Contohnya, Mesir pada saat menjadi
protektorat Turki pada tahun 1917, Zanzibar pada protektorat Inggris tahun
1890, dan Albania pada protektorat Italia tahun 1936.
11



Dominion dalah bentuk kenegaraan yang khusus dalam lingkungan
Kerajaan Inggris, Negara dominion adalah negara yang sebelumnya merupakan
jajahan Inggris yang kemudian merdeka dan berdaulat, serta mengakui Raja/Ratu
Inggris sebagai rajanya (lambang persatuan). Negara-negara dominion tergabung
dalam The British Commonwealth of Nations (Negara-negara Persemakmuran
Inggris). Negara-negara dominion memiliki kemerdekaan dan kedaulatan penu,
baik ke dalam maupun ke luar. Contoh negara-negara persemakmuran adalah India,
Selandia baru, Australia, Malaysia, Afrika Selatan, dan Kanada.



Uni - Uni adalah gabungan dua atau lebih negara yang merdeka dan
berdaulat dengan satu kepala negara yang sama. Uni dapat dibedakan menjadi tiga
macam. Macam-macam Uni adalah sebagai berikut..


Uni personil (personal union) - Uni personil adalah gabungan antara dua
negara yang kebetulan mempunya raja yang sama sebagai kepala negara,
sedangkan pada segala urusan dalam dan luar negeri diurus pada masingmasing negara. Contoh Uni personil seperti Inggris dan Skotlandia tergabung
dalam uni personil tahun 1603-1707, Krosia dan Hongaria pada tahun 11021918, dan Swedia dan Norwegia pada tahun 1814-1905.



Uni politik (political union) - Uni politik adalah negara yang dibentuk dari
negara-negara yang lebih kecil. Uni politik dapat disebut juga dengan uni
legislatif. Berbeda dengan uni personil, masing-masing dari negara dapat
bergabung dan membagi urusan pemerintahan dan poltik bersama. Gabungan
negara yang diakui secara internasional sebagai kesatuan politik tunggal.
Contoh Negara Uni politik adalah Inggris raya, Uni emirat arab, dan bekas
negara Serbia-Montenegro



Uni rill (real union) - Uni rill adalah gabungan antara dua negara atau lebih
yang terjadi pembagian bersama terhadap beberapa lembaga negara. Namun,
negara-negara ini tergabung seperti halnya pada uni politik. Uni rill merupakan
pengembangan dari uni personil dan terbatas hanya pada negara berbentuk
kerajaan saja. Contohnya Denmark, dan Norwegia (dengan Islandia) pada
tahun 1937-1524. Uni Kalmar gabungan negara Swedia (termasuk finlandia),
dan Uni Lublin mempersatukan negara Polandia dan Lithuania tahun 1569.

H. BELA NEGARA
Bela negara menurut Chaidir Basrie , bela negara adalah sikap, tekad dan tindakan warga
negara yang teratur, menyeluruh, terpadu dan berlanjut dilandasi cinta tanah air , kesadaran
berbangsa dan bernegara. Bela negara diatur dalam UUD 1945 pasal 27 ayat 3 : “SETIAP
WARGA NEGARA BERHAK DAN WAJIB IKUT SERTA DALAM UPAYA PEMBELAAN
NEGARA ”. Wujud keikutsertaan individu dalam usaha membela negara antara lain :
a. tidak pernah membuat kekacauan / huru hara dalam masyarakat
b. tidak menjadi dalang kerusuhan
c. tidak melakukan tindakan korupsi
12

d. tidak menjadi pengkianat
Bentuk – bentuk usaha pembelaan negara antara lain :
a. mengikuti Pendidikan Kewarganegaraan
b. pelatihan dasar militer
c. mengabdikan diri sebagai prajurit TNI dan Polri
d. pengabdian sesuai profesi
Beberapa bentuk pemberontakan yang mengganggu NKRI antara lain :
a. Ancaman dari dalam negeri : kerusuhan, Pemaksaan kehendak, pemberontakan
angkatan bersenjata dan pembertontakan yang ingin mengubah ideologoi negara.
b. Ancaman dari luar negeri : keinginan negara besar untuk menguasai indonesia,
keinginan dunia industri untuk menguasasi indonesia, bahaya perang nuklir dan arus
globalisasi yang menimbulkan banyak kerawanan.
Ciri – ciri patriotisme adalah :
a. cinta tanah air
b. rela berkurban untuk kepentingan bangsa dan negara
c. menempatkan persatuan, kesatuan serta keselamatan bangsa dan negara diatas
kepentingan pribadi dan golongan.
I. PERBEDAAN RAKYAT, PENDUDUK, DAN WARGA NEGARA
Penduduk adalah orang-orang yang bertempat tinggal secara sah dalam suatu negara
berdasarkan peraturan perundang-undangan kependudukan dari negara yang bersangkutan.
Dalam hal ini warga negara belum tentu penduduk Indonesia. Warga negara Indonesia ada
yang penduduk Indonesia dan bukan penduduk Indonesia. Sebaliknya, penduduk Indonesia
ada yang berwarga negara Indonesia dan ada pula orang berwarganegara asing. Sedangkan
Rakyat adalah orang yang tunduk pada pemerintahan Negara.
Kesimpulan :
 Penduduk terdiri dari atas WNI dan WNA, sedangkan WNI ada yang penduduk dan
bukan penduduk. Penduduk dan WNI merupakan bagian dari Rakyat.
 Rakyat : Tinggal/berada di suatu wilayah negara, Penduduk : Tempat
tinggal(tetap/sementara), Warga Negara : Ketentuan Hukum/Pengakuan Hukum1.
 1. Penduduk adalah oraang-orang yang bertempat tinggal atau berdomisili di dalam wilayah
suatu Negara.
Penduduk Merupakan orang-orang yang berdomisili di wilayah Negara tertentu,dan penduduk
belum tentu merupakan anggota dari suatu Negara,karena ada sebagian penduduk yang
merupakan orang asing/warganegara asing.



2. Bangsa adalah suatu kelompok manusia yang memiliki karakteristik dan ciri yang sama
(nama, budaya, adat), yang bertempat tinggal di suatu wilayah yang telah dikuasai nya atas
sebuah persatuan yang timbul dari rasa nasionalisme serta rasa solidaritas dari sekumpulan
manusia tersebut serta mengakui negaranya sebagai tanah airnya. Bangsa adalah suatu
komunitas etnik yang cirri-cirinya adalah: memiliki nama, wilayah tertentu, mitos leluhur
bersama, kenangan bersama, satu atau beberapa budaya yang sama dan solidaritas tertentu.



3. Rakyat adalah bagian dari suatu negara atau elemen penting dari suatu pemerintahan.
Rakyat terdiri dari beberapa orang yang mempunyai ideologi sama dan tinggal di
13

daerah/pemerintahan yang sama dan mempunyai hak dan kewajiban yang sama yaitu untuk
membela negaranya bila diperlukan.



4. Warganegara adalah orang-orang yang menurut hukum atau secara resmi merupakan
anggota resmi dari suatu Negara tertentu,atau dengan kata lain warganegara adalah warga
suatu Negara yang ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-undangan.
Warganegara Merupakan anggota dari suatu Negara yang bersifat resmi/ditetapkan
berdasarkan peraturan perundang-undangan,dan warga Negara sudah pasti merupakan
anggota Negara tersebut.

SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA
SISTEM PEMERINTAHAN PRESIDENSIAL DAN PARLEMENTER
Sistem pemerintahan presidensial adalah sistem pemerintahan dimana badan eksekutif dan
legislatif memiliki kedudukan yang independen. Sistem parlementer adalah sistem
pemerintahan di mana parlemen memiliki peranan penting dalam pemerintahan. Parlemen
memiliki wewenang dalam mengangkat perdana menteri dan dapat menjatuhkan
pemerintahan, yaitu dengan cara mengeluarkan semacam mosi tidak percaya. Sistem
parlemen dapat memiliki seorang presiden dan seorang perdana menteri yang berwenang
terhadap jalannya pemerintahan. Dalam sitem parlementer tidak ada pemisahan kekuasaan
yang jelas antara cabang eksekutif dan cabang legislatif.
Ciri-Ciri Sistem Pemerintahan Presidensial dan parlementer
Parlementer
Presidensial
 Parlemen memiliki kekuasaan besar
 Presiden memangku jabatan sebagai
sebagai badan perwakilan dan lembaga
kepala pemerintahan dan kepala negara
legislatif.
 Anggota parlemen terdiri atas orang Presiden diangkat melalui pemilu yang
orang
dari
partai
politik
yang
dipilih langsung oleh rakyat
memenangkan pemiihan umum. Partai
politik yang menang dalam pemilihan
 Anggota legislatif dipilih langsung oleh
umum memiliki peluang besar menjadi
rakyat melalui pemilihan umum (pemilu)
mayoritas dan memiliki kekuasaan besar
di parlemen.
 Presiden mempunyai hak prerogratif  Pemerintah atau kabinet terdiri dari atas
(hak istimewa) untuk mengangkat dan
para menteri dan perdana menteri sebagai
memberhentikan
menteri-menterinya
pemimpin kabinet.
baik yang memimpin departemen dan  Perdana menteri dipilih oleh parlemen
non departemen
untuk melaksakan kekuasaan eksekutif.
Dalam sistem ini, kekuasaan eksekutif
 Kabinet (dewan menteri) dibentuk oleh
berada pada perdana menteri sebagai
presiden. Kabinet bertanggung jawab
kepala pemerintahan. Anggota kabinet
kepada presiden dan tidak bertanggung
umumnya berasal dari parlemen.
14

jawab kepada parlemen/legislatif.
 Presiden tidak bertanggung jawab
kepada parlemen karena ia tidak dipilih
oleh parlemen.
 Parlemen memiliki kekuasaan legislatif
dan
menjabat
sebagai
lembaga
perwakilan.

 Kabinet bertanggung jawab kepada
parlemen dan dapat bertahan sepanjang
mendapat dukungan mayoritas anggota
parlemen.
 Kepala negara tidak sekaligus sebagai
kepala
pemerintahan.
Kepala
pemerintahan adalah perdana menteri,
sedangkan kepala negara adalah presiden
dalam negara republik atau raja/sultan
dalam negara monarki.

 Presiden tidak berada di bawah
pengawasan langsung parlemen.
 Kekuasaan eksekutif tidak bertanggung
jawab oleh kekuasaan legislatif
 Kekuasaan eksekutif tidak dapat
dijatuhkan oleh legislatif dan sebaliknya
Kelebihan dan kekurangan Sistem Pemerintahan Presidensial
Kelebihan








Kekurangan

Kekuasaan eksekutif lebih stabil  Sistem pertanggung jawaban kurang jelas
karena tidak bergantung dan tidak
 Pembuatan
keputusan/mengambil
terganggu pada parlemen
kebijakan memakain waktu yang lama
Masa jabatan badan eksekutif lebih
jelas dalam kurun waktu tertentu. Seperti  Kekuasaan eksekutif diluar pengawasan
langsung legislatif sehingga dapat
di indonesia masa jabatan presiden 5
menciptakan kekuasaan mutlak
tahun.
Legislatif bukan tempat kaderisasi  Pembuatan keputusan atau kebijakan
publik umumnya hasil tawar-menawar
mengenai jabatan-jabatan eksekutif
antara eksekutif dan legislatif yang
karena diisi oleh orang luar termasuk
mengakibatkan terjadinya keputusan yang
anggota parlemen sendiri
tidak tegas
Dalam penyusunan program kerja
kabinet mudah disesuaikan dengan
jangka waktu masa jabatannya
Kelebihan dan kekurangan Sistem Pemerintahan Parlementer

15

Kelebihan






Kekurangan

Pembuat kebijakan dapat ditangani 
Kedudukan badan eksekutif/kabinet
secara cepat karena mudah terjadi
sangat tergantung pada mayoritas
penyesuaian pendapat antara eksekutif
dukungan parlemen sehingga sewaktudan legislatif. Hal ini karena kekuasaan
waktu kabinet dapat dijatuhkan oleh
eksekutif dan legislatif berada pada satu
parlemen.
partai atau koalisi partai

Kelangsungan kedudukan badan
Garis tanggung jawab dalam pembuatan
eksekutif atau kabinet tidak bias
dan pelaksanaan kebijakan public jelas.
ditentukan berakhir sesuai dengan masa
jabatannya karena sewaktu-waktu kabinet
Adanya pengawasan yang kuat dari
dapat bubar.
parlemen terhadap kabinet sehingga
Kabinet
dapat
mengendalikan
kabinet menjadi barhati-hati dalam 
menjalankan pemerintahan.
parlemen. Hal itu terjadi apabila para
anggota kabinet adalah anggota parlemen
dan berasal dari partai meyoritas. Karena
pengaruh mereka yang besar diparlemen
dan partai, anggota kabinet dapat
mengusai parlemen.


Parlemen menjadi tempat kaderisasi
bagi
jabatan-jabatan
eksekutif.
Pengalaman mereka menjadi anggota
parlemen dimanfaatkan dan manjadi bekal
penting untuk menjadi menteri atau
jabatan eksekutif lainnya.

Perbandingan Sistem Pemerintahan Parlementer dan Presidensial
Parlementer
Presidensial
Kepala Negara
Presiden atau Raja
Presiden
Kepala Pemerintahan
Perdana Menteri
Presiden
Kedudukan
 Berasal dari Parlemen dan  Merupakan
Pembantu
Eksekutif/Kabinet
disetujui oleh Perdana
Presiden

Bukan anggota parlemen
Menteri
 Tidak bisa membubarkan
 Bagian dari anggota
parlemen
parlemen
 Bisa membubarkan
parlemen
Pusat Kekuasaan
Parlemen
Tidak ada
Parlemen
Mengatur Tidak
Ya
Urusannya sendiri

16

HUBUNGAN INTERNASIONAL DAN
ORGANISASI INTERNASIONAL
A. PERJANJIAN INTERNASIONAL
Berdasarkan Konferensi Wina 1969 Perjanjian internasional adalah perjanjian yang
diadakan oleh dua negara atau lebih, yang bertujuan untuk mengadakan akibat-akibat hukum
tertentu. Artinya, perjanjian internasional mengatur perjanjian antarnegara saja selaku subjek
hukum internasional.
Tahap Pembuatan Perjanjian Internasional
Dalam membuat perjanjian internasional, negara yang menjalin kerjasama harus melewati
tahapan-tahapan tertentu sebagai berikut :
a. Perundingan (negotiation)
Dalam melakukan perundingan masing-masing negara dapat mengirimkan
perwakilannya dengan menunjukkan surat kuasa penuh. Jika sudah ada kesepakatan
bersama menyangkut perjanjian ini maka akan dilanjutkan ke proses selanjutnya.
b. Penandatanganan ( Signature)
Biasanya proses ini dilakukan oleh menteri luar negeri atau kepala pemerintahan.
Untuk perjanjian yang dalam perjanjian multilateral (negara yang terlibat lebih dari 2)
maka hasil kesepakatan dianggap sah jika suara sudah mencapai 2/3 suara peserta
yang hadir untuk memberikan suara. Namun demikian perjanjian belum dapat
diterapkan apabila belum melalui tahap pengesahan (ratifikasi) oleh masing-masing
negaranya.
c. Pengesahan (Ratification)
Suatu negara mengikatkan diri pada suatu perjanjian dengan syarat apabila telah
disahkan oleh badan yang berwenang di negaranya. Ratifikasi perjanjian internasional
dikelompokkan menjadi 3, yaitu :
 Pengesahan Oleh badan Eksekutif. Sistem ini biasa dilakukan oleh
pemerintahan raja-raja absolut atau otoriter.
 Pengesahan oleh Badan Legislatif. Sistem ini jarang digunakan.


Pengesahan Campuran oleh Badan Eksekutif dan Legislatif (DPR dan
Pemenrintahan). Sistem ini merupakan yang paling banyak digunakan karena
badan eksekutif dan legislatif sama-sama menentukan dalam proses ratifikasi
suatu perjanjian.

B. JENIS-JENIS PERJANJIAN INTERNASIONAL
1. Perjanjian Bilateral

17

Perjanjian Bilateral adalah kerjasama yang menyangkut kepentingan hubungan atar
dua negara saja. Biasanya perjanjian hubungan ini bersifat tertutup, artinya tidak di
sebarluaskan secara internasional. Contoh kerjasama bilateral Indonesia adalah
perjanjian antara pemerintahan RI dengan RRC pada tahun 1955, yaitu tentang
penyelesaian Dwi Kewarganegaraan.
2.

Perjanjian Multilateral
Perjanjian multilateral adalah kerjasama lebih dari dua negara, hubungan
internasional seperti ini biasanya bersifat terbuka. Perjanjian ini bisa jadi tidak hanya
mengatur kepentingan negara-negara yang terlibat, namun juga kepentingan negara
lain yang bukan peserta dari perjanjian ini.Contoh kerjasama multilateral negara
Indonesia adalah Konvensi Wina tahun 1961 tentang hubungan Diplomatik.

C. ISTILAH DALAM PERJANJIAN INTERNASIONAL
1. Traktat (treaty) yaitu suatu perjanjian antara dua negara atau lebih untuk mencapai
hubungan hukum mengenai objek hukum (kepentingan) yang sama. Dalam hal ini,
masing-masing pihak mempunyai hak dan kewajiban yang mengikat dan mutlak, dan
harus diratifikasi. Istilah traktat digunakan dalam perjanjian internasional yang
bersifat politis. Misalnya, Treaty Contract tentang penyelesaian masalah dwi
kewarganegaraan tahun 1955, antara pihak Indonesia-RRC. Dan pada tahun 1990
antara RI dengan Australia juga menandatangani suatu traktat tentang batas landas
kontinen dan eksplorasi di celah Timor, yang dikenal dengan perjanjian “Celah
Timor”.
2. Agreement yaitu suatu perjanjian/persetujuan antara dua negara atau lebih, yang
mempunyai akibat hukum seperti dalam treaty. Namun dalam agreement lebih
bersifat eksekutif/teknis administrative (non politis), dan tidak mutlak harus
diratifikasi, yaitu tidak perlu diundangkan dan disahkan oleh pemerintah/ kepala
negara. Walaupun ada agreement yang dilakukan oleh kepala negara, namun pada
prinsipnya cukup dilakukan dengan ditandatangani oleh wakil-wakil departemen dan
tidak perlu ratifikasi. Misalnya, agreement tentang ekspor impor komoditas tertentu.
3. Konvensi yaitu suatu perjanjian/persetujuan yang lazim digunakan dalam perjanjian
multilateral. Ketentuan-ketentuannya berlaku bagi masyarakat internasional secara
keseluruhan (lawmaking treaty). Misalnya, Konvensi Hukum Laut Internasional
tahun 1982 di Montego-Jamaica.
4. Protokol yaitu suatu perjanjian/persetujuan yang kurang resmi dibandingkan dengan
traktat dan konvensi, sebab protokol hanya mengatur masalah-masalah tambahan,
seperti penafsiran klausul-klausul atau persyaratan perjanjian tertentu. Oleh karena
itu, lazimnya tidak dibuat oleh kepala negara. Contohnya, protokol Den Haag tahun
1930 tentang perselisihan penafsiran undang-undang nasionalitas tentang wilayah
perwalian, dan lain-lain
5. Piagam (statuta) yaitu himpunan peraturan yang ditetapkan sebagai persetujuan
internasional, baik mengenai lapangan-lapangan kerja internasional maupun
mengenai anggaran dasar suatu lembaga. Misalnya Statuta of The International
18

Court of Justice pada tahun 1945. Adakalanya piagam itu digunakan untuk alat
tambahan/lampiran pada konvensi. Umpamanya Piagam Kebebasan Transit yang
dilampirkan pada Convention of Barcelona tahun 1921.
6. Charter yaitu piagam yang digunakan untuk membentuk badan tertentu. Misalnya,
The Charter of The United Nation tahun 1945 dan Atlantic Charter tahun 1941.
7. Deklarasi (declaration) yaitu suatu perjanjian yang bertujuan untuk memperjelas
atau menyatakan adanya hukum yang berlaku atau untuk menciptakan hukum baru.
Misalnya Universal Declaration of Human Rights pada tanggal 10 Desember 1948.
8. Covenant yaitu suatu istilah yang digunakan dalam pakta Liga Bangsa- Bangsa pada
tahun 1920, yang bertujuan untuk menjamin terciptanya perdamaian dunia,
meningkatkan kerja sama internasional, dan mencegah terjadinya peperangan.
9. Ketentuan penutup (final act) yaitu suatu dokumen yang mencatat ringkasan hasil
konferensi. Di sini disebutkan tentang negara-negara peserta dan nama-nama utusan
yang ikut berunding serta tentang hal-hal yang disetujui dalam konferensi itu,
termasuk interpretasi ketentuan-ketentuan hasil konferensi.
10. Modus vivendi adalah suatu dokumen yang mencatat persetujuan internasional yang
bersifat sementara, sampai berhasil diwujudkan secara permanen. Modus vivendi
tidak memerlukan ratifikasi. Modus vivendi ini biasanya digunakan untuk menandai
adanya perjanjian yang baru dirintis.
D. TUJUAN KERJA SAMA ANTAR NEGARA
Ada beberapa tujuan yang hendak dicapai oleh negara dalam bekerja sama antara lain.
1. Meningkatkan perekonomian negara.
2. Mempererat dan memperkukuh persahabatan antar negara.
3. Saling mengisi kekurangan antarnegara di dunia dalam bidang ekonomi.
4. Meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan manusia sedunia.
E. MACAM-MACAM KERJA SAMA ANTAR NEGARA
Bentuk-bentuk kerja sama antarnegara dapat digolongkan sebagai berikut.
1. Kerja sama bilateral
Kerja sama bilateral merupakan kerja sama antar dua negara. Misalnya, kerja sama
ekonomi yang terjalin antara indonesia dengan singapura atau Amerika dengan Arab
Saudi. Kerja sama bilateral bertujuan untuk membina hubungan yang telah ada serta
menjalin hubungan kerja sama perdagangan dengan negara mitra.
2. Kerja sama regional
Kerja sama regional merupakan kerja san antara negara-negara sewilayah atau
sekawasan. Tujuannya untuk menciptakan perdagangan bebas antara negara di suatu
kawasan tertentu.
3. Kerja sama multilateral
Kerja sama multilateral adalah bentuk kerja sama ekonomi antara beberapa negara, di
mana yang tergabung dalam kerja sama saling membantu di bidang ekonog, misalnya
ASEAN
4. Kerja sama antarregional

19

Kerjasama antarsegional adalah bentuk kerja sama ekonomi antarregional yang satu
dengan regional lainya. Bertujuan menjamin kepentingan ekonomi antara dua
kawasan, misalnya Asean dengan MEE
5. Kerja sama Internasional
Kerja sama internasional adalah bentuk kerja sama ekonomi yang mencakup banyak
negara yang bernaung di bawah satu bendera PBB. Kerja sama ini bertujuan paling
membantu di bidang ekonomi untuk meningkatkan kesejahteraan bersama. Misalnya
IMF, WTO, dan lain-lain.
F. ORGANISASI INTERNASIONAL:
(UNITED NATIONS ATAU UN).

PERSERIKATAN

BANGSA-BANGSA

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) adalah sebuah organisasi internasional yang anggotanya
mencakup hampir seluruh negara di dunia. Lembaga PBB ini dibentuk untuk memfasilitasi
persoalan hukum internasional, pengamanan internasional, lembaga ekonomi, dan
perlindungan sosial bangsa-bangsa di seluruh dunia
1. Sejarah Perserikatakan Bangsa-Bangsa (PBB)
Pada 1915 Amerika Serikat (AS) berhasil menuangkan suatu konsep yang dirumuskan oleh
beberapa tokoh di Inggris mengenai pembentukan suatu liga, dengan tujuan untuk
menghindarkan dunia dari ancaman peperangan. Konferensi yang digagas beberapa negara
besar berpendapat bahwa melalui organisasi internasional dapat dijamin perdamaian
internasional. Atas usul Presiden AS, Woodrow Wilson. pada 10 Januari 1920 dibentuk suatu
organisasi internasional yang diberi nama Liga Bangsa-Bangsa (League of Nations).
Tujuannya adalah untuk mempertahankan perdamaian internasional dan meningkatkan
kerjasama internasional. Sedangkan tugasnya yaitu menyelesaikan sengketa secara damai,
sehingga peperangan dapat dicegah.
Ada beberapa hasil dari Liga Bangsa-Bangsa (LBB). Misalnya, Perjanjian Locarno (1925)
dan Perjanjian Kallog Briand (1928). Akan tetapi, secara umum LBB tidak mampu
menciptakan perdamaian dunia. Hal ini terbukti dari meletusnya Perang Dunia II. Perang ini
terjadi karena Jerman di bawah pimpinan Hitler, Italia yang dipimpin Mussolini, serta Jepang
berupaya untuk memperluas kekuasaan mereka atas berbagai wilayah dunia melalui jalan
penaklukan militer. Peperangan yang mereka sulut sebenarnya telah mengkhianati isi
kesepakatan Liga Bangsa-Bangsa.
Berkecamuknya Perang Dunia II menunjukkan bahwa dunia sangat membutuhkan suatu
organisasi yang mampu mewujudkan perdamaian dunia. Organisasi tersebut juga diharapkan
dapat memperat kerja sama antarbangsa untuk mengatasi kecamuk perang yang melanda
dunia.
Mendapati dunia yang semakin kacau akibat perang, Presiden As Franklin Delano
Roosevelt dan PM Inggris Wiston Churchill kemudian memprakarsai pertemuan yang
menghasilkan Piagam Atlantaik (Atlantic Charter) yang isinya sebagai berikut.
1) . Tidak melakukan perluasan wilayah di antara semaunya
2) Menghormati hak setiap bangsa untuk memilih bentuk pemerintahan dan menentukan
nasib sendiri
3) Mengakui hak semua negaar untuk turut serta dalam perdagangan dunia
20

4) Mengusahakan terbentuk perdamaian dunia di mana setiap bangsa berhak
mendapatkan kesempatan untuk hidup bebas dari rasa takut dan kemiskinan.
5) Mengusahakan penyelesaian sengketa secara damai.
Pokok-pokok Piagama Atlantik itu selanjutnya menjadi dasar konferensi internasional dalam
rangka penyelesaian perang dunia kedua pada 14 Agustus 1914. Konferensi ini menjadi jalan
menuju pembentukan organisasi baru Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Beberapa
pertemuan yang mengarah pada terbentuknya PBB antara lain sebagai berikut.
a. 30 Oktober 1943, di Moskow dilahirkan Deklarasi Moskow tentang keamanan umum
yang ditandatangani oleh Inggris, USA, Rusia dan Cina yang mengakui pentingnya
organisasi internasinal perdamaian dunia.
b. 21 Agustus 1944, di Washintong DC dilangsungkan Konferensi Dumbarton Oaks
(Dumbarton Oaks Conference) yang diikuti oleh 39 negara yang membahas tentang
rencana mendirikan PBB.
c. Pada pertemuan Dumbarton Oaks, Washington DC, 21 Agustus 7 Oktober1945,
dipersiapkan piagam PBB.
d. Piagam PBB ditandatangani di San Fransisco pada 26 Juni 1945 dan mulai berlaku 24
Oktober 1945. Penandatanganan piagam itu diikuti oleh 50 negara, yaitu 47 negara
penandatangan Declaration of United Nations ditambah dengan negara Ukraina,
Belarusia, dan Argentina. Kelimapuluh negara penandatangan tersebut dikenal
sebagai negara pendiri (Original members). Piagam PBB terdiri dari Mukadimah (4
alinea) dan Batang Tubuh (19 bab dan 111 pasal). Isinya memuat tujuan, asas, alat
perlengkapan PBB, badan khusus, tugas dan kewajiban alat perlengkapan serta
keanggotaan PBB.
2. Asas dan Tujuan PBB (Perserikatakan Bangsa-Bangsa)
a. Asas-

Dokumen yang terkait

DIKSI DAN GAYA BAHASA DALAM KUMPULAN CERPEN KECIL-KECIL PUNYA KARYA (KKPK) SEBAGAI ALTERNATIF MATERI PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK DI SMP

1 60 18

PENGAJARAN MATERI FISIKA DASAR UNTUK MAHASISWA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

9 106 43

RANGKUMAN MATERI PEMBELAJARAN INEZ

2 50 4

PENGGUNAAN BAHAN AJAR LEAFLET DENGAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM GERAK MANUSIA (Studi Quasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI IPA1 SMA Negeri 1 Bukit Kemuning Semester Ganjil T

47 275 59

DAMPAK PERBEDAAN URAIAN MATERI YANG DISAMPAIKAN GURU DENGAN MATERI SOAL DALAM LKS TERHADAP PRESTASI BELAJAR PKn PADA KELAS VII DI MTs AL-MUHAJIRIN

2 70 88

THE DEVELOPMENT OF THE INTERACTIVIE LEARNING MEDIA OF UNIFROMLY ACCELERATED MOTION (GLBB) IN CLASS X BASED-GENERIC SCIENCE SKILLS USING FLASH ANIMATION OF SENIOR HIGH SCHOOL IN WEST LAMPUNG REGENCY PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF MATERI GERAK L

0 35 131

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA MATERI LUAS BANGUN DATAR MENGGUNAKAN METODE DISCOVERY DI KELAS VB SD NEGERI 5 SUMBEREJO KECAMATAN KEMILING BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

7 63 30

EFEKTIVITAS MODEL LEARNING CYCLE 6E PADA MATERI KOLOID DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENGELOMPOKKAN DAN MENGKOMUNIKASIKAN

2 37 45

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF EXAMPLE NON EXAMPLE TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR RASIONAL SISWA PADA MATERI POKOK PENCEMARAN DAN KERUSAKAN LINGKUNGAN (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Waway Karya Lampung Timur Tahun Pela

7 98 60

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI LAJU REAKSI DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR ORISINIL

3 23 53