X. DATA DAN ANALISIS tingkat

X. DATA DAN ANALISIS
10.1. PENGERTIAN DATA
Data dapat disajikan dalam bentuk tekstual, grafik, maupun tabelaris. Bentukbentuk data yang digunakan dalam penelitian, antara lain:
a. Data Primer dan Sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh dari
sumber pertama baik dari individu seperti hasil wawancara yang dilakukan oleh
mahasiswa. Data sekunder merupakan data primer yang telah diolah oleh pihak
lain dan disajikan dalam bentuk tabel ataupun diagram.
b. Data Deret Waktu dan Satu Waktu. Data yang berbentuk deret waktu (times
series) adalah sekumpulan data dari suatu fenomena dalam beberapa interval
waktu tertentu.
c. Variabel Kontinu dan Diskrit. Data numeric yang digunakan untuk analisis statistic
ialah hasil random sampling yang disebut variabel acak. Variabel acak dikatakan
diskrit jika variabel acak memiliki variasi nilai dengan jumlah yang terhingga atau
tak hingga tetapi masih dapat dihitung nilainya. Contoh: jumlah mahasiswa 10,
20, 30, atau 100. Sedangkan suatu variabel acak dinamakan kontinyu jika variasi
nilai dapat diasumsikan terdiri atas semua bilangan riil pada suatu interval.
Misalnya berat, tinggi, luas, lebar, dan sebagainya.
d. Data Eksternal dan Internal. Data eksternal merupakan data yang berasal dari
luat organisasi yang menjadi obyek penelitian. Sementara data internal
merupakan data yang diperoleh dari dalam organisasi itu sendiri.
e. Variabel Tidak Bebas dan Bebas. Variabel Tidak Bebas atau Variabel Dependen

adalah variabel yang berhubungan dengan variabel lain (disebut pula variabel Y).
Sedangkan variabel yang tidak tergantung pada variabel lain disebut variabel
independent atau variabel bebas (disebut pula variabel X)

10.2. TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Pengumpulan data adalah suatu proses pengadaan data primer untuk suatu
keperluan penelitian. Data yang dikumpulkan harus cukup valid untuk digunakan.
Validitas data dapat ditingkatkan jika alat pengukur serta kualitas dari pengambil data
cukup valid.
Pengumpulan data merupakan prosedur yang sistematik dan standar untuk
memperoleh data yang diperlukan. Metode pengumpulan data dan masalah

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

ATEP AFIA

TATA TULIS KARYA ILMIAH

1


penelitian selalu berkaitan, dimana masalah memberi arah dan mempengaruhi
metode pengumpulan data. Banyak masalah yang dirumuskan tidak akan dapat
dipecahkan karena metode untuk memperoleh data yang digunakan tidak
memungkinkan, ataupun metode yang ada tidak dapat menghasilkan data seperti
yang diinginkan. Jika hal tersebut terjadi, alternatif bagi si peneliti adalah mengganti
masalah dalam penelitiannya.
Berdasarkan seberapa jauh peneliti berhubungan dengan subyek penelitian,
metode pengumpulan data dibagi menjadi beberapa kelompok, yaitu:
 Metode pengamatan langsung
 Metode dengan menggunakan pertanyaan
 Metode khusus
1). Pengumpulan Data dengan Observasi Langsung
Pengumpulan data dengan observasi langsung adalah cara pengambilan
data dengan menggunakan mata tanpa bantuan alat standar lain untuk keperluan
tersebut. Adapun kiteria pengamatan yang tergolong teknik pengumpulan data,
adalah sebagai berikut:
a. Pengamatan digunakan untuk penelitian dan telah direncanakan secara
sistematik
b. Pengamatan harus berkaitan dengan tujuan penelitian yang telah direncanakan
c. Pengamatan tersebut dicatat secara sistematis dan dihubungkan dengan

proposisi umum dan bukan suatu set yang menarik perhatian saja
d. Pengamatan dapat dinilai validitas dan reliabilitasnya
Penggunaan pengamatan langsung untuk mengumpulkan data memiliki
beberapa keuntungan, antara lain:
1) Data mengenai obyek penelitian dapat dicatat dengan segera dan tidak
menggantungkan data dari ingatan seseorang.
2) Data dapat diperoleh dari subyek baik yang dapat / tidak mau berkominikasi
secara verbal.
Adapun kelemahan dari pengamatan langsung, antara lain:
1)

Kadangkala diperlukan waktu menunggu yang lama untuk memperoleh
pengamatan langsung terhadap suatu kejadian.

2)

Tidaka dapat dilakukan pada pengamatan fenomena yang relatif lama.

3)


Beberapa kegiatan yang tidak mungkin dilakukan dengan pengamatan
langsung.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

ATEP AFIA

TATA TULIS KARYA ILMIAH

2

Data yang didapat melalui pengamatan langsung ada yang dapat diubah
menjadi data kuantitatif. Namun, hal ini bukan berarti semua data yang diperoleh dari
pengamatan langsung harus diubah menjadi data kuantitatif. Cara pengamatan
langsung dapat digunakan pada penelitian eksploratori atau pada penelitian untuk
menguji hipotesa. Dalam pengamatan langsung, peneliti dapat menjadi anggota
kelompok subyek (partisipan) atau berada di luar subyek (nonpartisipan).
Secara umum, cara pengamatan langsung ini dapat dibagi dua, yaitu:
 Pengamatan tidak berstruktur
 Pengamatan berstruktur

Untuk menentukan apakah suatu pengamatan yang dilakukan tidak berstruktur atau
berstruktur, maka terdapat 4 pertanyaan di bawah ini harus dijawab oleh si peneliti,
yaitu:
 Apa yang akan amati?
 Bagaimana pengamatan tersebut dicatat?
 Prosedur apa yang digunakan untuk memperoleh pengamatan yang akurat?
 Bagaimana hubungan antara pengamat dengan yang diamati dan bagaimana
hubungan tersebut dibina?
1. Pengamatan yang Tidak Berstruktur
Beberapa hal penting yang diperhatikan dalam pengamatan tidak berstruktur
adalah:
1) Isi pengamatan
2) Mencatat pengamatan
3) Ketetapan pengamatan
4) Hubungan antara pengamat dan yang diamati
2. Pengamatan Berstruktur
Pada pengamatan berstruktur, si peneliti telah mengetahui semua aspek dari
aktivitas yang diamati yang relevan dengan masalah serta tujuan penelitian, dengan
pengungkapan yang sistematik untuk menguji hipotesanya. Pengamatan bisa saja di
lapangan atau di laboratorium, terhadap semua mahkluk hidup.


2). Ciri Umum Suatu Pengamatan
Beberapa ciri umum dari metode observasi dalam mengumpulkan data
adalah sebagai berikut:

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

ATEP AFIA

TATA TULIS KARYA ILMIAH

3

1) Obyek pengamatan harus jelas
2) Perilaku dibuat dalam kategori-kategori
3) Tersedia unit untuk mengukur perilaku
4) Derajat inferensi yang diinginkan harus jelas
5) Memiliki derajat terapan atau generalisasi
6) Pengamatan harus reliabel dan valid
7) Jenis dan besar sampel harus ditentukan

3). Pengamatan pada Penelitian Ilmu Natura
Pengamatan juga dilakukan dalam penelitian ilmu-ilmu natura, misalnya
dalam penelitian tentang pemupukan, peneliti meneliti “perilaku” serta pertumbuhan
dari tanaman. Pengamatan dalam ilmu natura lebih mudah, karena pengukuran
dapat dilakukan terhadap bagian-bagian tertentu dari obyek dengan menggunakan
ukuran yang tepat.
Kegiatan mengumpulkan data dalam suatu penelitian sangat membutuhkan
ketelitian, kecermatan serta penyusunan program yang terinci. Hal ini bertujuan agar
diperoleh data yang benar-benar relevan dengan tujuan penelitian.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian antara lain
adalah:
1) Metode Kuesioner. Kuesioner atau angket merupakan alat pengumpulan data
berupa serangkaian data pertanyaan yang diajukan kepada responden. Menrut cara
penyampaiannya, kuesioner dapat dibedakan menjadi: angket langsung dan angket
tidak langsung.
Jenis pertanyaan yang akan diajukan kepada responden dapat bersifat
tertutup atau terbuka. Contoh Angket:
a. Model Tertutup.
Pernahkah saudara melakukan traveling ke luar kota?
a) Pernah

b) Tidak pernah
c) Kadang-kadang
b. Model Terbuka
Training apa sajakah yang pernah Anda ikuti pada tahun 2007 yang sesuai
dengan keahlian Anda? Sebutkan!
2) Metode Tes
Tes merupakan metode pengumpulan data yang sifatnya mengevaluasi hasil
proses (pre-tes dan post-test). Instrumennya dapat berupa soal-soal ujian atau soalsoal tes.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

ATEP AFIA

TATA TULIS KARYA ILMIAH

4

3). Metode Kepustakaan
Teknik ini digunakan dalam keseluruhan proses penelitian dari awal hingga
akhir penelitian dengan cara memanfaatkan berbagai macam pustaka yang relevan

dengan fenomena sosial yang tengah dicermati.
4) Metode Observasi
Observasi adalah metode pengumpulan data secara sistematis melalui
pengamatan dan pencatatan terhadap fenomena yang diteliti.
5) Metode Interview
Wawancara dapat dilakukan secara terstryktur maupun tidak terstruktur, dan
dapat dilakukan melalui tatap muka maupun dengan menggunakan telepon.
Pewawancara dalam melaksanakan wawancara kepada responden hendaknya
memenuhi beberapa syarat:
(a)

Pewawancara mampu membina hubungan yang baik dengan responden dan
mampu menjelaskan maksud dan tujuan penelitian.

(b)

Pewawancara harus menghindarkan diri dari pertanyaan yang bersifat
mengarahkan pada suatu jawaban.

(c)


Pewawancara menguasai permasalahan yang diteliti.

10.3. TEKNIK PENENTUAN SAMPEL
1) Teknik Populasi
Populasi menunjuk pada keseluruhan jumlah orang yang diobservasi.
“Populasi merupakan sekumpulan orang atau obyek yang memiliki kesamaan dalam
satu atau beberap hal dan yang membentuk masalah pokok dalam suatu riset
khusus. Populasi yang akan diteliti harus didefinisikan secara jelas sebelum
penelitian dilakukan.” (Santoso & Tjiptono, 2002, 79)
2) Teknik Sampling
Teknik sampling ialah cara pengambilan sampel dari suatu populasi. Menurut
Heddy Shri Ahimsa Putra (2002), terdapat empat faktor yang harus dipertimbangkan
dalam menetukan besarnya sampel dalam suatu penelitian, yaitu:
a.

Presisi yang dikehendaki oleh mahasiswa. Makin tinggi tingkat presisi yang
dikehendaki, jumlah sampel yang diambil semakin besar.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB


ATEP AFIA

TATA TULIS KARYA ILMIAH

5

b.

Rencana analisis. Besar kecilnya pengambilan sampel disesuaikan dengan
kebutuhan analisis.

c.

Derajat keseragaman (Degree of Homogenity) dari populasi. Makin seragam
populasi, sampel yang diambil semakin kecil. Tetapi apabila populasi itu secara
sempurna tidak seragam, hanya pencacahan lengkap yang dapat memberikan
gambaran yang representatif.

d.

Tenaga, biaya, dan waktu. Jika peneliti menginginkan presisi yang tinggi,
jumlah sampel harus besar. Namun bila dana, tenaga, dan waktu terbatas maka
tidak mungkin mengabil sampel yang besar dan ini berarti menurunkan presisi.

Berikut adalah beberapa teknik sampling yang banyak digunakan dalam
penelitian
a. Simple Random Sampling. Teknik ini dilakukan dengan mengambil sample
secara acak.
b. Stratified Sampling
c. Accidental Sampling
d. Area Sampling
e. Purposive Sampling

10.4. SKALA PENGUKURAN
Skala pengukuran terdiri atas empat macam, yaitu Skala Nominal, Skala
Ordinal, Skala Interval, dan Skala Ratio.
Skala Nominal. Sebuah skala dinamakan skala nominal jika angka yang diberikan
kepada suatu kategori tidak menggambarkan kedudukan kategori tersebut terhadap
kategori lainnya, tetapi hanya sekedar kode. Misalnya: jenis pekerjaan, jenis kelamin,
tingkat pendidikan, dan lain-lain.
Skala Ordinal. Dengan skala ini dapat dilakukan pengurutan data dari tingkat yang
paling rendah ke tingkat yang paling tinggi atau sebaliknya.
Skala Interval. Pengukuran data menggunakan skala interval dilakukan dengan cara
mengurutkan obyek berdasarkan suatu atribut yang memberikan informasi tentang
interval antara satu obyek dengan obyek lain.
Skala Ratio. Skala ratio dapat meliputi seluruh skala di atas ditambah dengan sifat
lain di mana ukuran ini mempunyai titik nol.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

ATEP AFIA

TATA TULIS KARYA ILMIAH

6

10.5. VALIDITAS DAN REABILITAS
Kuesioner, test, wawancara, dan observasi sering dipersoalkan validitas dan
realibilitasnya. Bukti-bukti tentang validitas dan realibilitas untuk alat-alat yang sudah
standar biasanya tetap dilaporkan, dan seorang pekerja riset tidak perlu lagi
memastikannya. Data apa yang dikumpulkan dengan alat-alat itu dipandang sudah
valid dan reliabel. Analisis data dapat menggunakan teknik-teknik statistic, yang
dilakukan terhadap data-data yang sudah quantified atau berwujud angka-angka.
Dengan analisis statistik ini dapat diperkirakan berapa besarnya taraf kebenaran dan
kesalahan kesimpulannya, sekiranya kesimpulan dikenakan pada populasinya.

10.6. MENGUMPULKAN DATA

1. Pendahuluan
Pengumpulan data adalah suatu proses pengadaan data primer untuk suatu
keperluan penelitian. Data yang dikumpulkan harus cukup valid untuk digunakan.
Validitas data dapat ditingkatkan jika alat pengukur serta kualitas dari pengambil data
cukup valid.
Pengumpulan data merupakan prosedur yang sistematik dan standar untuk
memperoleh data yang diperlukan. Metode pengumpulan data dan masalah
penelitian selalu berkaitan, dimana masalah memberi arah dan mempengaruhi
metode pengumpulan data. Banyak masalah yang dirumuskan tidak akan dapat
dipecahkan karena metode untuk memperoleh data yang digunakan tidak
memungkinkan, ataupun metode yang ada tidak dapat menghasilkan data seperti
yang diinginkan. Jika hal tersebut terjadi, alternatif bagi si peneliti adalah mengganti
masalah dalam penelitiannya.
Berdasarkan seberapa jauh peneliti berhubungan dengan subyek penelitian,
metode pengumpulan data dibagi menjadi beberapa kelompok, yaitu:
 Metode pengamatan langsung
 Metode dengan menggunakan pertanyaan
 Metode khusus
2. Pengumpulan Data dengan Observasi Langsung

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

ATEP AFIA

TATA TULIS KARYA ILMIAH

7

Pengumpulan data dengan observasi langsung adalah cara pengambilan
data dengan menggunakan mata tanpa bantuan alat standar lain untuk keperluan
tersebut. Adapun kiteria pengamatan yang tergolong teknik pengumpulan data,
adalah sebagai berikut:
e. Pengamatan digunakan untuk penelitian dan telah direncanakan secara
sistematik
f.

Pengamatan harus berkaitan dengan tujuan penelitian yang telah direncanakan

g. Pengamatan tersebut dicatat secara sistematis dan dihubungkan dengan
proposisi umum dan bukan suatu set yang menarik perhatian saja
h. Pengamatan dapat dinilai validitas dan reliabilitasnya
Penggunaan pengamatan langsung untuk mengumpulkan data memiliki
beberapa keuntungan, antara lain:
1) Data mengenai obyek penelitian dapat dicatat dengan segera dan tidak
menggantungkan data dari ingatan seseorang.
2) Data dapat diperoleh dari subyek baik yang dapat / tidak mau berkominikasi
secara verbal.
Adapun kelemahan dari pengamatan langsung, antara lain:
4)

Kadangkala diperlukan waktu menunggu yang lama untuk memperoleh
pengamatan langsung terhadap suatu kejadian.

5)

Tidaka dapat dilakukan pada pengamatan fenomena yang relatif lama.

6)

Beberapa kegiatan yang tidak mungkin dilakukan dengan pengamatan
langsung.
Data yang didapat melalui pengamatan langsung ada yang dapat diubah

menjadi data kuantitatif. Namun, hal ini bukan berarti semua data yang diperoleh dari
pengamatan langsung harus diubah menjadi data kuantitatif. Cara pengamatan
langsung dapat digunakan pada penelitian eksploratori atau pada penelitian untuk
menguji hipotesa. Dalam pengamatan langsung, peneliti dapat menjadi anggota
kelompok subyek (partisipan) atau berada di luar subyek (nonpartisipan).
Secara umum, cara pengamatan langsung ini dapat dibagi dua, yaitu:
 Pengamatan tidak berstruktur
 Pengamatan berstruktur
Untuk menentukan apakah suatu pengamatan yang dilakukan tidak berstruktur atau
berstruktur, maka terdapat 4 pertanyaan di bawah ini harus dijawab oleh si peneliti,
yaitu:
 Apa yang akan amati?

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

ATEP AFIA

TATA TULIS KARYA ILMIAH

8

 Bagaimana pengamatan tersebut dicatat?
 Prosedur apa yang digunakan untuk memperoleh pengamatan yang akurat?
 Bagaimana hubungan antara pengamat dengan yang diamati dan bagaimana
hubungan tersebut dibina?
1. Pengamatan yang Tidak Berstruktur
Beberapa hal penting yang diperhatikan dalam pengamatan tidak berstruktur
adalah:
5) Isi pengamatan
6) Mencatat pengamatan
7) Ketetapan pengamatan
8) Hubungan antara pengamat dan yang diamati
2. Pengamatan Berstruktur
Pada pengamatan berstruktur, si peneliti telah mengetahui semua aspek dari
aktivitas yang diamati yang relevan dengan masalah serta tujuan penelitian, dengan
pengungkapan yang sistematik untuk menguji hipotesanya. Pengamatan bisa saja di
lapangan atau di laboratorium, terhadap semua mahkluk hidup.

3. Ciri Umum Suatu Pengamatan
Beberapa ciri umum dari metode observasi dalam mengumpulkan data
adalah sebagai berikut:
8) Obyek pengamatan harus jelas
9) Perilkau dibuat dalam kategori-kategori
10) Tersedia unit untuk mengukur perilaku
11) Derajat inferensi yang diinginkan harus jelas
12) Memiliki derajat terapan atau generalisasi
13) Pengamatan harus reliabel dan valid
14) Jenis dan besar sampel harus ditentukan
4. Pengamatan pada Penelitian Ilmu Natura
Pengamatan juga dilkaukan dalam penelitian ilmu-ilmu natura, misalnya
dalam penelitian tentang pemupukan, peneliti meneliti “perilaku” serta pertumbuhan
dari tanaman. Pengamatan dalam ilmu natura lebih mudah, karena pengukuran

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

ATEP AFIA

TATA TULIS KARYA ILMIAH

9

dapat dilakukan terhadap bagian-bagian tertentu dari obyek dengan menggunakan
ukuran yang tepat.

Sumber :
Hariwijaya dan Triton P.B. 2007. Teknik Penulisan Skripsi dan Tesis. Oryza.
Yogyakarta.
Nazir, M. 1988. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia. Jakarta.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

ATEP AFIA

TATA TULIS KARYA ILMIAH

10