SEJARAH PEMIKIRAN NABI MUHAMMAD pdf

BIODATA

Nama

: RadinalPontoh

Alamat

: Tuminting, Manado

Ttl

: Manado, 25 Oktober 1996

Fak/Prodi

: Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan Pendidikan Agama Islam ( PAI 3) Semester 5

Nim

: 15.2.3.072


No. Telp

: 089627338375

SEJARAH PEMIKIRAN NABI MUHAMMAD
SAW

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Akhir-akhir ini, telah bermunculan tokoh tingkat nasional dan internasional yang
memainkan peran sebagai pencerah umat dengan beragam konsep membangun pemikiran
dan peradaban. Konsep membangun Pemikiran dan peradaban itu ditawarkan mulai dari
rumah tangga hingga tingkat negara dan dunia. Jika kita merujuk kembali pada sejarah
pemikiran dan peradaban mayor, maka sumber inspirasi perjuangan para ahli peradaban
Islam adalah Nabi Muhammad SAW. Adalah suatu momen yang sangat tepat bahwa kita
sebagai pencerah umat menggagas diadakannya berbagai diskusi dan seminar tentang
peradaban sebagai proses reeksistensi pemikiran dan peradaban Islam. Dan menambah

wawasan pengetahuan tentang peradaban dan pemikiran islam pada masa nabi Muhammad
SAW.

Pada saat seluruh dunia tenggelam dalam arus kebohongan,

kehilangan human dignity, jauh dari sinaran tauhid, dan keadaan sosial, politik, ekonomi,
budaya, dan agama masyarakat dunia khususnya. Ia membawa obor tranformasi dari
kehidupan kegelapan menuju cahaya terang. Ia mengantarkan masyarakat yang kacau
menjadi masyarakat yang terbimbing dan terdidik, lebih- lebih melepaskan bangsa Arab
dari kemusyrikan menuju tauhid. Periode Rasulullah SAW merupakan masa cikal bakal
pembentukan peradapan Islan. Peradapan Islam dibangun dengan menjadikan agama Islam
sebagai dasar pembentukannya. Dalam masa ini, diuraikan dinamika yang terjadi pada
masyarakat muslim dalam upaya merintis penegakkan risalah Islam disekitar Jazirah Arab
sebagai pandangan hidup baru masyarakat.1

B. Rumusan Masalah

A. Bagaimana Riwayat Hidup Nabi Muhammad ?
B. Bagaimana Peradaban Arab Pra-Islam?


1 M. Abdul Karim, Sejarah Pemikiran dan Peradapan Islam, (Yogyakarta: Pustaka Book
Publisher),h.49

C. Bagaimana Pemikiran dan Peradaban Islam Masa Nabi Muhamad?
D. Bagaimana Peran Sahabat Dalam Memahami Wahyu dan Sunnah Nabi SAW Terkait
Dengan Pemikiran dan Peradaban Islam ?
E. Bagaimana Cara Untuk Sukses Dengan Menggunakan Pemikiran Nabi Muhammad?

C. Tujuan

A. Untuk Mengetahui Riwayat Hidup Nabi Muhammad
B. Untuk Mengetahui Peradaban Arab Pra-Islam
C. Untuk Mengetahui Pemikiran dan Peradaban Islam Masa Nabi Muhamad
D. Untuk Mengetahui Peran Sahabat Dalam Memahami Wahyu dan Sunnah Nabi SAW
Terkait Dengan Pemikiran dan Peradaban Islam
E. Untuk Mengetahui Cara Sukses Dengan Menggunakan Pemikiran Nabi Muhammad

BAB II
PEMBAHASAN


A.

Riwayat Nabi Muhammad Saw
Muhammad lahir di Mekkah pada hari senin pagi 12 Rabi’ul awal bertepatan dengan
tanggal 20 April tahun 571 M. Tahun kelahiran Nabi dikenal dengan tahun Gajah, karena pada
tahun itu pasukan Abrahah dengan menunggang gajah menyerbu Mekkah ingin
menghancurkan ka’bah.
Beliau lahir dari keluarga miskin secara materi namun berdarah ningrat dan terhormat.
Ayahnya bernama Abdullah bin Abdul Muthalib bin Hasyim bin Abdi Manaf bin Qushay bin
Kilab.
Pada waktu lahir Nabi Muhammad SAW dalam keadaan yatim karena ayahnya
Abdullah meninggal dunia ketika masih dalam kandungan. Nabi Muhammad kemudian
diserahkan kepada ibu pengasuh, Halimah Sa’diyyah. Dalam asuhannyalah Nabi Muhammad
SAW dibesarkan sampai usia empat tahun. Setelah kurang lebih dua tahun berada dalam
asuhan ibu kandungnya. Ketika usia enam tahun Nabi Muhammad SAW menjadi yatim piatu.
Setelah Aminah meninggal, Abdul Muthalib mengambil alih tangguang jawab
merawat Nabi Muhammad SAW. Namun, dua tahun kemudian Abdul Muthalib meninggal
dunia karena renta. Tanggung jawab selanjutnya beralih kepada pamannya, Abu Thalib. Abu
Thalib wafat tiga tahun sebelum Nabi hijrah ke Madinah. Pada saat itu kehidupan nabi
mengalami masa tersulit, dan beliau tidak didampingi seorang pelindung pun. Tetapi alam

melimpahi beliau kepribadian mengagumkan. Tokoh-tokoh yang mengenal beliau pada masa
mudanya mengatakan “anak ini mempunyai masa depan yang gemilang” 2
Pada usia 25 tahun, Nabi Muhammad SAW ikut berdagang ke Syam, menjual barang
milik Khadijah, seorang wanita terpandang dan kaya raya. Dia biasa menyuruh orang untuk
menjualkan barang dagangannya dengan membagi sebagian hasilnya kepada mereka. Ketika
Khadijah mendengar kabar tentang kejujuran perkataan beliau, kredibilitas dan kemuliaan

2 .Maulana Wahiduddin Khan, Muhammad nabi untuk semua (jakarta:Pustaka
Alvabet,2005),h.15

ahlak serta keuntungan dagangannya melimpah, Khadijah tertarik untuk menikahinya. Yang
ikut hadir dalam acara pernikahan itu adalah Bani Hasyim dan para pemuka Bani Mudhar.3

B. Peradaban Arab Pra-Islam
Sebelum Islam diperkenalkan dan diperjuangkan oleh Muhammad saw sebagai fondasi
peradaban baru, bangsa Arab dan bangsa-bangsa yang ada di sekitarnya telah memiliki
peradaban. Maka dalam pembahasan ini, akan diungkapkan beberapa aspek peradaban Arab
pra-Islam, di antaranya agama,politik, ekonomi dan seni budaya.4

1. Agama pra-Islam

Sebulum kedatangan Islam yang dibawa oleh Muhammad, di dunia Arab terdapat
bermacam agama yang dianut oleh masyarakat Arab. yaitu paganisme [penyembah berhala],
Kristen, Yahudi, dan Majusi. Menurut Nurcholish Madid, masyarakat Arab telah mengenal
agama tauhid semenjak kehadiran Ibrahim alaihissalam. Peninggalan agama Ibrahim masih
tersisa ketika Islam diperkenalkan pada masyarakat Arab dan peninggalan agama Ibrahim yang
masih sangat terasa adalah “penyebutan Allah sebagai Tuhan mereka”. Secara fisik
peninggalan nabi Ibrahim dan Ismail yang masih terjaga dan terpelihara sampai sekarang
adalah Baitullah atau Ka’bah yang berada di pusat kota Mekkah. Dalam catatan sejarah, bahwa
sebelum menjelang kelahiran Islam, bangsa Arab masih “menempatkan Allah sebagai
Tuhannya”, walaupun dalam perkembangan berikutnya mengalami proses pembiasaan yang
mengakibatkan terjadinya “pengingkaran prinsip tauhid”. Pada umumnya, bangsa Arab saat itu
menjadikan berhala sebagai sesuatu yang sangat dekat dengan mereka, yang dianggap
membimbing dan menentukan kehidupan mereka. Oleh karenanya, masyarakat Arab pada saat
itu disebut sebagai penyembah berhala atau paganisme. Hal yang menyebabkan bangsa Arab
menyembah berhala, yaitu setiap mereka pergi keluar kota Mekkah, mereka selalu membawa
batu yang diambil dari sekitar Ka’bah, mereka menyucikan batu dan menyembahnya di
manapun mereka berada. Lama kelamaan, kemudian berkembang dengan dibuatkan patung
yang terbuat dari batu untuk disembah dan orang-orang selalu mengelilinginya [thawaf].

3 Didin Saepudin, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: UIN Press, 2007),h.19

4 Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam Dirasah Islamiah II, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu,
1997),h.17

Mereka memindahkan dan menempatkan patung-patung tersebut di sekitar Ka’bah yang
jumlahnya mencapai 360 buah.
Selain itu, ada juga patung-patung yang tetap berada di luar Mekah, dan beberapa
patung yang terkenal, yaitu :
a. Manah atau Manata di dekat Yatsrib atau Madinah,
b. Al-Latta di Taif [menurut catatan sejarah ini adalah patung yang tertua],
c. Al-Uzza di Hijaz, dan
d. Hubal atau patung terbesar yang terbuat dari batu akik yang berbentuk manusia dan
diletakkan di dalam Ka’bah.
Mereka percaya bahwa menyembah berhala-berhala tersebut bukan berarti menyembah
wujudnya, tetapi hal tersebut dimaksudkan sebagai perantara untuk menyembah Tuhan.
Pernyataan sebagaimana diterangkan dalam Qur’an, “Kami tidak menyembah kepada mereka,
tetapi hanya agar mereka mendekatkan diri kepada Tuhan sedekat-dekatnya.” [QS. AzZumar: 3]2. Setelah masuknya Islam, maka masa itu disebut sebagai masa jahiliyah, masa
kegelapan, masa kebodohan dalam hal agama, bukan dalam bidang eknomi perdagangan dan
sastra. Mereka beragama dengan “mengagungkan anggapan-anggapan mereka sendiri”, dan
berpengaruh pada perilaku-perilaku sehari-sehari yang akhirnya menyimpang dari hakikat berTuhan itu sendiri. Sebagai contoh, yang tercatat dalam sejarah, bahwa beberapa perilaku
bangsa Arab pra- Islam adalah “membunuh anak perempuan”, perilaku ini menjadi

“kebanggaan bagi mareka” dan apabila membiarkan anak perempuan itu hidup hal ini menjdi
suatu kehinaan bagi sang bapak. Mereka juga “melembagakan perbudakan, kebisaan minum
arak dan judi”, dan sebagainya.
Dalam kehidupan keagamaan bangsa Arab pra-Islam, ajaran agama Nabi Ibrahim
masih berbekas dan masih berpengaruh di kalangan mereka. Tetapi sebagian di kalangan
bangsa Arab masih ada yang tidak menyukai menyembah berhala dan perilaku-perilaku di atas.
Mereka adalah “Waraqah bin Naufal dan Usman bin Huwairis”, yang menganut agama
Kristen, Abdullah ibnu Jahsy yang ragu-ragu [ketika Islam datang ia menganutnya tetapi
kemudian ia menganut agama Masehi]. Zaid bin Umar, tidak tertarik kepada agama Masehi,
tetapi ia juga enggan menyembah berhala sehingga ia mendirikan agama sendiri dengan
menjauhiberhala dan “tidak mau memakan bangkai dan darah” sikap ini juga dilakukan oleh
Umayah bin Abias-Salt dan Quss bin As’idah al-Iyadi, juga mempunyai sikap yang sama.

Perkembangan agama Masehi, banyak dianut oleh penduduk Yaman, Najran, dan
Syam [sekarang Syria, Palestina, Libanon], sedangkan agama Yahudi dipeluk oleh penduduk
Yahudi imigran yang tinggal di Yaman dan Yasrib [Madinah] yang cukup besar jumlahnya,
serta dianut oleh kalangan orang-orang Persia. Dalam perkembangan agama Masehi [Kristen],
para penganutnya berselisih satu sama lain, seperti pandangan tentang kesucian Maryam
[sampai sekarang]. Apakah Maryam lebih utama dari anaknya Nabi Isa al Masih, ataukah
anaknya yang lebih utama dari ibunya [Maryam]? Mereka berpencar-pencar menjadi banyak

sekte. Dalam perselisihan itu, kaum Yahudi tidak melerainya, bahkan mereka tidak menyukai
kaum Masehi, dikarenakan kaum Masehi telah mengusir kaum Yahudi dari negeri Palestina.
Dipihak lain, hubungan kaum Yahudi dengan bangsa Arab yang menyembah berhala justru
cukup baik dan orang-orang Arab sendiri tidak mau mengikuti agama [Masehi] orang-orang
yang berselisih paham dan bagi mereka cukuplah menyembah berhala [paganisme].

2. Kondisi jazirah Arab Pra Islam
Jazirah Arab dengan luas satu juta mil persegi atau tepatnya 1.745.900 km merupakan
kediaman mayoritas bangsa Arab. Akan tetapi bangsa Arab juga mendiami daerah-daerah
sekitar Jazirah. Tanah Arab dinamai dengan Pulau Gundul karena tanah Arab merupakan suatu
tanah semenanjung yang kurang subur dan terdapat banyak gunung batu. Ada beberapa sungai
yang dinamai wadi dengan aliran yang tidak tetap dan lembah-lembah berair di musim hujan.
Jazirah Arab berbentuk empat persegi panjang, yang sisi-sisinya tidak sejajar.
Disebelah barat berbatasan dengan Laut Merah dan gurun Sinai, sebelah timur bebatasan
dengan Teluk Arab (Persia), sebelah selatan dengan Laut India, dan sebelah utara dengan gurun
(padang pasir) Irak dan Syiria.5

3. Sistem Politik
Bangsa Arab pra-Islam di sekitar Mekah, khususnya suku Quraisy mengembangkan
“sistem pemerintahan oligarki” yang membagi-bagi kekuasaan berdasarkan bidang-bidang

tertentu. Ada kabilah tertentu yang bertugas menangani masalah peribadatan, ada yang

5 Khoriyah, M.Ag, Reorientasi Wawasan Sejarah Islam Dari Arab Sebelum Islam hingga
Dinasti-dinasti Islam, ( Yogyakarta : Penerbit Teras),h.5

bertugas menangani bidang pertahanan, ada pula yang bertugas dalam pengembangan
perekonomian.

4. Ekonomi dan Kesenian
Bangsa Arab termasuk suku bangsa yang senang dan gemar berdagang dan kesenian.
Dalam bidang ekonomi, bangsa Arab telah mencapai perkembangan yang pesat. Mekah bukan
saja merupakan pusat perdagangan lokal melainkan sudah menjadi jalur perdagangan dunia
yang penting pada saat itu, karena posisinya menghubungkan antara utama [Syam], selatan
[Yaman], timur [Persia] dan barat [Mesir dan Abessinia].6 Keberhasilan Mekah menjadi pusat
perdagangan internasional, hal dapat terwujud karena kejelian Hasyim, tokoh penting suku
Quraisy yang merupakan kakek buyut Muhammad saw, dalam mengisi kekosongan peranan
suku bangsa lain di dalam bidang perdagangan di Mekah sekitar abad keenam masehi.
Kegiatan peredaran dagang mereka, seperti dikisahkan atau dicatatkan dalam Qur’an : “Tuhan
telah membiasakan kaum Quraisy dalam perjalanan di musim dingin dan musim panas.
Karena itu hendaklah menyembah Tuhan Ka’bah ini, yang telah memberi mereka makan

diwaktu kelaparan dan mengamankan mereka dari ketakutan” [QS. Quraisy 106:1-4].
5. Lembaga pendidikan dan sistem pembelajaran
Lembaga pendidikan islam pada fase Mekkah, ada dua macam/tempat yaitu: Rumah
Arqam ibn Arqam dan Kuttab. Istilah Kuttab telah dikenal bangsa Arab pra-islam sebagai
lembaga pendidikan yang terbagi menjadi dua; Pertama, kuttab berfungsi mengajarkan baca
tulis dengan teks dasar puisi-puisi Arab, dan sebagian besar gurunya adalah nonmuslim. Kuttab
jenis ini awalnya diajarkan dipekarangan rumah atau di halaman masjid. Materi yang diajarkan
berupa puisi atau pepatah-pepatah Arab yang mengandung nilai tradisi yang baik. Adapun
penggunaan kuttab yang diambil dari Al-Qur’an dilakukan kemudian, setelah jumlah kaum
muslimin yang menguasai Al-Quran telah banyak. Kedua, sebagai pengajaran Al-Qur’an dan
dasar-dasar agama islam, pengajaran teks Al-qur’an pada jenis kedua kuttab ini setelah ahli
bacaan dan penghafal Al-Qur’an telah banyak. Guru yang mengajarkannya adalah umat islam
sendiri. 7

6 Nur Chamih, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam. (Yogyakarta : Pustaka Pelajar,2010)h,78
7 Prof. Dr. H. Samsul Nizar, M.Ag, Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta:Kencana,2011),h.7

C. Pemikiran dan Peradaban Islam Masa Nabi Muhamad
Prinsip kesederajatan dan keadilan yang dibangun Nabi, mencakup semua aspek baik
politik, ekonomi, maupun hukum. Pertama, aspek politik, Nabi mengakomodasikan seluruh
kepentingan, semua rakyat mendapatkan hak yang sama dalam politik, walaupun penduduk
Madinah sangat heterogen, baik dalam arti agama, ras, suku dan golongan-golongan.
Kedua, aspek ekonomi, Nabi mengaplikasikan ajaran egaliterianisme, yakni
pemerataan saham-saham ekonomi kepada seluruh masyarakat. Seluruh lapisan masyarakat
mempunyai hak yang sama untuk berusaha dan berbisnis Misi egaliterianisme ini sangat tipikal
dalam ajaran Islam. Sebab misi utama yang diemban oleh Nabi bukanlah misi teologis, dalam
arti untuk membabat habis orang-orang yang tidak seideologi dengan Islam, melainkan untuk
membebaskan masyarakat dari cengkeraman kaum kapitalis.
Ketiga, aspek Hukum, Nabi memahami aspek hukum sangat urgen dan signifikan
kaitannya dengan stabilitas suatu bangsa, karena itulah Nabi tidak pernah membedakan "orang
atas", "orang bawah" atau terhadap keluarga sendiri Nabi sangat tegas dalam menegakan
hukum dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara di Madinah, artinya tidak ada
seorangpun kebal hukum. Prinsip konsisten legal [hukum] harus ditegakkan tanpa pandang
bulu, sehingga supermasi dan kepastian hukum benar-benar dirasakan semua anggota
masyarakat.

1.

Pemikiran dan Peradaban Islam Periode makkah
Pada malam senin 17 Ramadhan tahun 13 sebelum Hijriyah bertepatan dengan 6

Agustus 610 M. ketika itu Nabi Muhammad berkhalwat di Gua Hiradan Allah mengutus
Jibril untuk menyampaikan wahyu pertama yaitu surat al-Alaq.8
Ketika selesai menerima wahyu Nabi Muhammad pulang dengan kondisi menggigil
ketakutan. Beliau meminta agar istrinya menyelimuti beliau kemudian menceritakan kejadian
yang terjadi di Gua Hira. Sebagai seorang istri yang sholeha dalam kondisi apapun selalu
berusaha menenangkan hati suaminya begitulah yang dilakukan oleh Khadijah. Khadijah

8 Ali Sodiqin, Sejarah Peradaban Islam (Dari Masa Klasik Hingga Modern),(Yogyakarta:
LESFI, 2009),h.24

berusaha menenangkan hati Rosulullah yang sangat mengalami kegalauan pada saat itu.
Setelah menenangkan Rosulullah, Khadijah pergi untuk menemui Waraqah ibn Naufal.
Waraqah adalah paman dari Siti Khadijah beliau adalah seorang Nasrani yang banyak
mengetahui naskah-naskah kuno.
Siti khadijah menceritakan kejadian yang dialami oleh suwaminya kemudian Waraqah
mengatakan bahwa yang datang itu adalah Namus (Jibril). Kemudian dia menjelaskan disuatu
saat nanti beliau akan diusir oleh kaumnya dari halaman kampungnya sendiri. Ia berharap
masih hidup pada masa sulit Rosulullah dan akan memberikan pertolongan yang sungguhsungguh kepada beliau. Ketika beliau tidur kemudian turun ayat Al-Muddatsir. Kemudian
beliau menyampaikan kepada istrinya tentang perintah Jibril untuk menyampaikan dakwahnya
kepada umatnya. Kemudian beliau bertanya kembali umatnya itu yang mana. Dengan
demikian wahyu yang turun kedua ini merupakan penobatan Rouslullah sebagai utusan Allah.

Untuk mengawali dakwah Rosulullah SAW ada berbagai metode dakwah yang
dilakukan oleh beliau diantaranya:

1. Tahap rahasia dan perorangan
Pada awal turunnya wahyu pertama Q.S 96 ayat 1-5, pola yang dilakukan adalah secara
sembunyi-sembunyi mengingat kondisi sosiopolitik yang belum stabil, dimulai dari dirinya
sendiri dan keluarga terdekatnnya. Maka orang pertama yang beriman kepada Allah SWT
sesuai apa yang didakwahkanya, antara lain ;
-

Khadijah (istri nabi Muhammad SAW); orang pertama yang yang beriman atas kerasulan
Nabi Muhamad SAW.

-

Putri-putrinya; Zaenab, Ruqayyah, Ummu Kultsun dan Fatimah,

-

Saudara sepupunya; Ali bin abi tholib (cendikiawan),

-

Sahabat ; Abu Bakar bin Abi Qahafah (seorang pemuka terpandang dan saudagar kaya dan
dermawan),

-

Ustman bin Affan (pengusaha). 9

9 Prof. Dr. H. Samsul Nizar, M.Ag, Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta:Kencana,2011),h.5

2. Tahap dakwah terang-terang
Firman Allah,

  



 

Artinya :
“Sampaikanlah segala yang diperintahakan secara terbuka dan berpalinglah dari orang
yang musyrik”. (Q.S Al-Hijr : 94)
Berdasarkan ayat tersebut dapat kita ketahui bahwa Alloh mengutus Nabi Muhammad
SAW untuk melaksanakn dakwah secara terang-terangan. Setelah mendengarkan perintah dari
Alloh tersebut maka Nabi Naik ke bukit shafa kemudian menyeru kaumnya untuk berkumpul.
Ketika kaumnya sudah berkumpul Nabi berkata kepada mereka “apakah kalian akan
membenarkan apa yang akan aku kabarkan kepada kalian?” mereka menjawab, “ya kami tidak
pernah menjumpai anda berbohong sejak kecil hingga hari ini.” Nabi berkata “selamatkanlah
diri kalian semua dari neraka.” Sesungguhnya aku memperingatkan kalian semua tentang
siksa yang amat pedih. “berkatalah paman Nabi Abu Lahab” celaka lah engkau hai
Muhammad! Untuk itukah kau mengumpulkan kami semua. Bardasarkan cerita tersebut kita
telah mengetahui bahwa pada masa ini dimulailah dakwan Nabi secara terang-terangan yang
dilaksanakan kurang lebih selama sepuluh tahun lamanya. Dan peristiwa tersebut yang
melatarbelakangi turunnya surat Al-Lahab.10
Pada tanggal 27 Rajab tahun ke XI dari kenabian (621 M) Rasulullah SAW
melakukan Isra’ dan Mi’raj. Sehubungan dengan masa perjuangan dakwah Islam yang masih
membutuhkan waktu lama dan ketekunan, sedangkan reaksi musuh semakin bertambah
kejam, maka Allah SWT mengijinkan Rasulullah Saw untuk “Isra” dan “Mi’raj”. 10 tahun

10 Umar Abdul Jabbar, Muhammad Penerang Dunia sejarah singkat muhammad,
(Yogyakarta:Penerbit Bangkit, 2010), hlm. 12-16.

Rasulullah SAW memperjuangkan “Pola dasar pembangunan garis besar haluan negara”
bersumber Al-Quran, yaitu pembentukan: “Pribadi Muslim” di Makkah unsur mutlak bagi
pembentukan “ Masyarakat Islam” di Madinah. Kemudian beliau senantiasa mendapat reaksi
dari kaum Musyrikin Quraisy yang sengit dan menyakitkan hati, terlebih setelah wafatnya dua
orang yang disegani; Khadijah (Istri Beliau) dan Abi Tholib (Paman Beliau). Itu merupakan
salah satu sebab terjadinya Isra’ dan Mi’raj.11
Hijrahnya Rasulullah SAW ke Madinah merupakan sebagai motivasi untuk
keselamatan Islam, kelancaran dakwah Islamiyah, kemaslahatan ummat serta perintah Allah
SWT. Langkah-langkah startegi yang dilakukan Rasulullah Saw unuk hijrah ke Madinah
antara lain:

1. Fase pertama, penentuan sasaran dan target untuk masa waktu tertentu.
2. Fase kedua, perentuan sarang unuk merealisasikan sasaran yang lebih tepat.
3. Fase ketiga, pengeluaran keputusan yang menjamin terpacainya sasaran dakwah.
4. Fase keempat, pemeriksaan kembali langkah-langkah yang disusun.
Strategi prosesi hijrahnya Rasulullah SAW dengan cara umat Islam diperintahkan
untuk berangkat dahulu kemudian Nabi menyusul serta Nabi berjalan ke Selatan (goa tsur),
baru setelah itu ke Madinah. Sebagai manfaat lebih terjamin keselamatan dan sebagai
pembelajaran.

2. Pemikiran dan Peradaban Islam Periode Madinah
Sebelum datangnya islam, kota Madinah dikenal dengan nama Yastrib. Disamping
aws dan Khazraj yang merupakan dua suku terbesar, terdapat beberapa suku Yahudi yang
tinggal disana dan mendominasi daerah ini dengan menerapkan politik pemecahbelahan
daerah dan kekuasaan. Kepentingan utama mereka adalah menjaga agar bangsa arab lemah
dan terpecah bela.

11 M. Abdul Karim, Sejarah Pemikiran Dan Peradaban Islam (Yogyakarta: Pustaka Book
Publisher,2007),h.56

Lima tahun sebelum Nabi pindah ke Madinah, suku Khazraj dihasut oleh bangsa yahudi
untuk berperang melawan suku Aws, kepala suku Aws, Abu’l Haisar Anas Ibn Rafi, berangkat
menuju Mekkah bersama beberapa pengikutnya untuk meminta bantuan dari bangsa Quraisy.
Begitu mendengar kedatangan mereka, Nabi segera menemui rombongan terswebut dan
mengajak masuk Islam.12
Langkah-langkah yang diambil oleh Rasulullah SAW, untuk meletakkan dasar
pembinaan masyarakat Madani/Islami di Madinah antara lain:

a. Mendirikan masjid
Setibanya Rasulullah SAW, di Quba, sebuah desa di luar madina, nabi sudah meminta
agar dibangun sebuah masjid sebagai pusat kegiatan dakwah dan sentra pengembangan
kebudayaan. Adapun fungsi mendirikan masjid adalah sebagai sarana ibadah dan dakwah.
Selain untuk shalat juga sebagai tempat musyawarah dan perencanaan strategi dakwah, tempat
pengajaran dan perguruan, serta tempat penerimaan tamu dan delegasi-delegasi. Bahkan di
serambi depan disediakan tempat unuk fakir miskin yang tidak mempunyai pekerjaan dan
tempat tinggal. Tindakan pembangunan masjid mengandung makna bahwa pembinaan moral
dan taqwa adalah hal yang pertama dilakukan sebelum hal-hal yang lain dikerjakan.
b. Mempersaudarakan kaum Muhajirin dengan kaum Anshor
Kedua kaum ini disatukan berdasarkan tali ikatan agama tanpa ada perbedaan derajat
baik karena darah maupun karena suku. kaum anshor adalah orang-orang Islam penduduk asli
Madinah, sedangkan kaum Muhajirin adalah orang-orang Islam yang pindah/hijrah dari
Makkah ke Madinah dengan membawa agamanya. Rasulullah SAW, memberikan hak yang
sama kepada kedua kaum tersbut. Beliau melarang kepada mereka tidak bermusuhan dan balas
dendam.
Hal tersebut juga ditegaskan bahwa Rasulullah SAW di kirimkan Allah SWT ditengah
umat manusia dibekali kitab suci Al Qur’an dan ajaran keadilan agar manusia tegak dengan

12 Prof. Dr. H. Samsul Nizar, M.Ag, Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta:Kencana,2011),h.194

keadilan itu. Keadilan yang tanpa memandang siapa yang akan terkena akibatnya, meskipun
mengenai diri sendiri, keluarga, maupun teman dekatnya bahkan terhadap orang yang
membencinya sekalipun.
c. Membuat Perjanjian
Piagam Madinah merupakan basis kajian untuk mendapatkan wawasan tentang sosial
– politik – demokratik, karena hampir semua pengkaji sejarah Islam mengakui bahwa” Piagam
Madinah” merupakan instrumen hukum–politik yang membuat komunitas Islam dan non
Islam. Bahkan oleh sebagian pakar ilmu politik piagam ini dianggap sebagai konstitusi atau
undang-undang dasar pertama bagi “Negara Islam” yang didirikan Nabi SAW di Madinah.
Latar sosial–budaya masyarakat Madinah sangat majemuk, terbukti penduduknya
terbagi ke dalam kelompok-kelompok etnik, ras, dan agama yang berbeda. Pada umumnya
faktor ini mendorong konflik yang tidak mudah diselesaikan, tetapi “Piagam Madinah” mampu
menjadi

perekat

unitas

dari

pluralitas

tersebut.

Kepemimpinan

serta

Pemikiran

Nabi Muhammad SAW adalah model yang paling ideal dan sempurna dari kepemimpinan
abad ke 7 M karena keberhasilannya membangun pemerintahan Islam.
Dalam konteks ini Islam tampaknya memang didesain untuk bisa menata kehidupan
sosial yang pluralistik. Untuk mendapatkan isi/butir-butir Piagam Madinah, berikut dikutipkan
naskah Piagam Madinah, berisi:
1) Pembinaan persauan/persaudaraan
2) Pembinaan keamanan dan perluasan daerah
3) Penataan hukum
4) Penataan kebebasan/kerukunan umat beragama
5) Pengaturan tentang perdamaian, sanksi dan perang
d. Membuat landasan pembinaan
Landasan pembinaan pada hakikatnya adalah usaha-usaha yang dilakukan agar taraf
hidup manusia menjadi layak dan lebih baik. Rasulullah SAW, membangun sebuah
masyarakat bernegara yang didukung oleh seluruh penduduk Madinah dan sekitarnya tanpa
memandang asal keturunan dan agama yang dianut. Masyarakat plural dalam membangun
bernegara ini diikat oleh tali kepentingan dan cita-cita bersama, baik dalam bidang politik,

ekonomi, hukum, sosial, dan lain-lain, yang mencakup segenap aspek kehidupan manusia.
Serta menerapkan sistem pemerintahan Teokrasi
Sabda Nabi SAW, "Barang siapa berperang untuk menegakkan kalimah Allah (Islam)
yang mulia maka ia berjuang di jalan-Nya" (HR. Bukhori Muslim). Jihad tidak hanya terbatas
pada peperangan melawan musuh, jihad pun dapat dilakukan dengan pengorbanan harta dan
jiwa dengan tulus ikhlas dalam menegakkan agama Allah SWT. Sesuai dengan petunjuk AlQur'an dan as-Sunah. Mempertahankan eksistensi Islam, dengan berbagai perang di
anataranya: Perang Badar, Uhud, Khandaq, Khaibar, Tabuk, Fathu Makkah, dan lain-lain.

D. Peran Sahabat Dalam Memahami Wahyu dan Sunnah Nabi SAW Terkait Dengan
Pemikiran dan Peradaban

Wahyu yang diturunkan kepada Nabi Muhamad tidak sekaligus, tetapi dengan cara
berangsur-angsur. Atas dasar itulah Nabi menyelesaikan persoalan-persoalan yang timbul
dalam masyarakat Islam pada masa itu. Tetapi adakalanya persoalan yang cara
penyelesaiannya belum disebut oleh wahyu yang sudah diterima Nabi. Dalam hal ini Nabi
memakai ijtihad atau pendapat yang dihasilkan pemikiran secara mendalam.
Pada periode Nabi, segala persoalan hukum dikembalikan kepada Nabi untuk
menyelesaikannya, Nabi lah yang menjadi satu-satunya sumber hukum. Secara direk pembuat
hukum adalah Nabi,tetapi secara indirek Tuhanlah pembuat hukum, karena hukum yang
dikeluarkan Nabi bersumber pada wahyu dari Tuhan.
Di periode sahabat, daerah yang dikuasai Islam tambah luas dan termasuk didalmnya
daerah-daerah di luar semenanjung Arabia yang telah mempunyai kebudayaan tinggi dan
susunan masyarakat yang bukan sederhana, di perbandingkan dengan masyarakat Arabia
ketika itu. Dengan demikian persoalan-persoalan permasyarakatan yang timbul di periode ini
lebih sulit penyelesaiannya dari pesoalan-persoalan yang timbul di masayraktat Semenanjung
Arabia.
Untuk mencari penyelesaian bagi soal-soal baru itu para sahabat kembali ke Al-Qur’an
dan sunnah yang ditinggalkan Nabi. Dalam pada itu timbul pula suatu problema lain. Sebagai
dilihat ayat ahkam berjumlah sedikit dan tidak semua persoalan timbul dapat dikembalikan

kepada Al-qur’an dan sunnah Nabi. Untuk menyelesaikan persoalan yang tidak dijumpai
dalam kedua sumber hukum itu, khalifah dan para sahabat mengadakan ijtihad.13
Sesuai dengan bertambah luasnya daerah Islam, berbagai macam bangsa masuk Islam
dengan membawa berbagai adat-istiadat, tradisi dan sistem kemasyarakatan. Problema hukum
yang dihadapi beragam pula. Untuk mengatasinya para sahabat dan ulama banyak mengadakan
ijtihad yang didasarkan kepada Al-qur’an dan sunnah Nabi14.

E. Cara untuk sukses dengan menggunakan pemikiran Nabi Muhammad
Nabi Muhammad SAW merupakan teladan bagi umat islam. Sekiranya ada non muslim
yang mempelajari dan memahami sifat-sifat dan pemikiran beliau maka

mereka akan

menjadikannya referensi dan tolak ukur untuk di ikuti. Ada beberapa kiat-kiat untuk sukses yang
diambil dari pemikiran nabi yang dikemukakan oleh teman-teman di kelas PAI 3 Semester 5
IAIN Manado, diantaranya:
1. Bertanggung Jawab
Salah satu kiat untuk sukse adalah kita harus bertanggungjawab penuh atas apa yang
telah diamanahkan kepada kita. Salah satunya adalah bertanggungjawab terhadap sendiri. Apaapa yang ada di dalam tubuh kita dan sekitar kita adalah titipan dari Allah SWT. makanya kita
harus menjaganya sebaik mungkin.
2. Akhlak
Nabi Muhammad SAW memiliki akhlakul Karimah sehingga beliau menjadi tauladan
bagi setiap pengikutnya. Menurut Dr. Muhammad Idris M.Ag, Akhlak merupakan bentuk
suatu karya nyata yang menghasilkan suatu prestasi. Seseorang yang berakhlak mulia pastinya
akan memiliki pikiran-pikiran positif yang menjadikannya menghasilkan suatu karya. Sebagai
contoh, seorang Mahasiswa akan terlihat akhlak baiknya ketika ia memiliki karya nyata berupa

13 Harun Nasution, Islam Ditinjau Dari Berbagai Aspeknya Jilid II, (Jakarta: UI Press, 2012),h.
4-6.
14 Dedi Supriyadi, Sejarah Peradaban Islam, (Bandung :Pustaka Setia, 2008), h.64.

SKRIPSI dan dihasilkan melalui proses perjuangan dan kejujuran dalam penyusunannya
sehingga ia mendapatkan prestasi berupa kelulusan tanpa keraguan.15
3. Amanah
Amanah merupakan suatu titipan yang dipercaya sesorang terhadap orang lain.
Amanah adalah satu sifat yang dimiliki oleh Nabi Muhamad. Ketika beliau di amanahkan oleh
Allah untuk mendakwahkan Agama islam, beliau menjakankan Amanah tersebut dengan baik.

4. Sabar
Merupakakan kekuatan jiwa untuk menahan suatu penderitaan. Menurut Dr. Muh. Idris
M.Ag sabar merupakan suatu tindakan yang dilakukan dengan mencari kesibukan. Contohnya,
ketika menghadapi masalah, seseorang tidak boleh berdiam diri dengan mengatakan bahwa
yang ia lakukan adalah sabar. Sabar dalam hal ini dimaksudkan adalah mencari keesibukan
untuk memecahkan masalah yang dihadapi.16
5. Beriman
Beriman atau percaya dan yakin kepada Allah merupakan sifat yang dimiliki Nabi
Muhamad. Untuk mengaplikasikannya di masa saat ini beriman merupakan suatu sifat
keberanian sehingga menimbulkan kepercayaan diri yang tinggi.
6. Berdakwah
Nabi Muhammad SAW mendakwahkan agama Islam dengan cara sembunyi-sembunyi
kemudian secara terang benderang. Untuk mengimplementasikannya dimasa saat ini sebagi
contoh, seorang mahasiswa belajar dengan giat untuk mendapatkan ilmu kemudian
mendakwahkan ilmunya itu agarbermanfaat bagi masyarakat.
7. Jujur
Seseorang yang dikatakan jujur adalah ketika ia berkata sejalan dengan perbuatannya.
Ada pula yang menyatakan bahwa jujur berarti ditengah-tengah antara menyembunyikan dan

15 Dr. Muh. Idris, MK Sejarah pemikiran peradaban islam, (Manado:rabu,27september,
2017),Kelas.E305
16 Dr. Muh. Idris, MK Sejarah pemikiran peradaban islam, (Manado:rabu,27september,
2017),Kelas.E305

terus terang. Jujur lawannya adalah dusta. Jadi, ketika perkataan tidak selaras dengan perbuatan
maka itu adalah dusta. 17

8. Cerdas
Nabi Muhammad merupakan orang yang sangat cerdas meskipun beliau buta huruf dan
tidak bisa menulis. Salah contoh beliau cerdas dalam mengatur waktu dan mengatur strategi
perang.
9. Penyayang
Sifat ini merupakan sifat yang harus dimiliki semua orang agar hidupnya aman dan
tentram. Ketika seorang menyayangi orang lain, maka tidak ada permusuhan diantara satu
dengan yang lainnya.18
10. Menghormati
Paman Nabi Muhammad merupakan orang yang paling dihormati nabi sendiri
meskipun Paman beliau bukanlah seorang muslim. Seperti halnya saat ini, kita juga harus
menghormati kepercyaan orang lain akan tetapi kita juga harus mendakwahkan kebenaran
terhadap mereka dengan tidak memaksakan kehendak.
11. Amanah
Amanah adalah kata yang sering dikaitakan dengan kekuasaan dan materi. Namun
sesungguhnya kata amanah tidak hanya terkait dengan urusan-urusan seperti itu. Secara
Syar’i, amanah bermaknah: menunaikan apa-apa yang dititipkan atau dipercayakan. 19

17 Lahmudin Nasution, Akhlak Mahmuda Kepada Diri Sendiri. (Bandung:PT. Remaja
Rosdakarya,2004).h,96
18 Rahman A Ritonga,Berbuat Baik Kepada Diri Sendiri. (Surabaya:Amalia,2005).h.56

19 Abdul Mukmin Sa’aduddin Iman, Meneladani Akhlak Nabi Membangun Kepribadian Muslim.
(Bandung : Rosdakarya,2006)

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Muhammad lahir di Mekkah pada hari senin pagi 12 Rabi’ul awal bertepatan dengan
tanggal 20 April tahun 571 M. Tahun kelahiran Nabi dikenal dengan tahun Gajah, karena pada
tahun itu pasukan Abrahah dengan menunggang gajah menyerbu Mekkah ingin
menghancurkan ka’bah.Beliau lahir dari keluarga miskin secara materi namun berdarah
ningrat dan terhormat. Ayahnya bernama Abdullah bin Abdul Muthalib bin Hasyim bin Abdi
Manaf bin Qushay bin Kilab.
Sebelum Islam diperkenalkan dan diperjuangkan oleh Muhammad saw sebagai
fondasi peradaban baru, bangsa Arab dan bangsa-bangsa yang ada di sekitarnya telah memiliki
peradaban
Prinsip kesederajatan dan keadilan yang dibangun Nabi, mencakup semua aspek baik
politik, ekonomi, maupun hukum. Pertama, aspek politik, Nabi mengakomodasikan seluruh
kepentingan, semua rakyat mendapatkan hak yang sama dalam politik, walaupun penduduk
Madinah sangat heterogen, baik dalam arti agama, ras, suku dan golongan-golongan.
Di periode sahabat, daerah yang dikuasai Islam tambah luas dan termasuk didalmnya
daerah-daerah di luar semenanjung Arabia yang telah mempunyai kebudayaan tinggi dan
susunan masyarakat yang bukan sederhana, di perbandingkan dengan masyarakat Arabia
ketika itu. Dengan demikian persoalan-persoalan permasyarakatan yang timbul di periode ini
lebih sulit penyelesaiannya dari pesoalan-persoalan yang timbul di masayraktat Semenanjung
Arabia.
Nabi Muhammad SAW merupakan teladan bagi umat islam. Sekiranya ada non muslim
yang mempelajari dan memahami sifat-sifat dan pemikiran beliau maka

mereka akan

menjadikannya referensi dan tolak ukur untuk di ikuti. Diantaranya bertanggung jawab,
akhlakmulia, amanah, jujur, sabar, beriman, penyayang, cerdas, menghormati dan menghargai
sesama.

B. Saran:
Setelah disusunnya makalah mengenai Sejarah Pemikiran Nabi Muhammad SAW ini,
diharapkan dapat menambah wawasan pembaca khususnya dimata kuliah Sejarah Pemikiran
Pendidikan Islam. Disamping itu saya juga menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan.

Daftar Pustaka
Karim, M Abdul. 2007. Sejarah Pemikiran dan Peradaban Islam. Yogyakarta : Pustaka Book
Publisher

Khan, Wahididuddin Maulana. 2005. Muhammad Nabi Untuk Semua. Jakarta : Pustaka Alvabet
Saepudin, Didin. 2007. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: UIN Press, 2007

Yatim, Badri. 1997. Sejarah Peradaban Islam Dirasah Islamiah II. Jakarta : Logos wacana ilmu

Sodiqin, Ali. 2009. Sejarah Peradaban Islam (Dari Masa Klasik Hingga Modern). Yogyakarta :
LESFI

Nizar, Samsul. 2011. Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta : Kencana

Khoriyah. Reorientasi Wawasan Sejarah Islam Dari Arab Sebelum Islam hingga Dinasti-dinasti
Islam. Yogyakarta : Penerbit Teras

Supriyadi, Dedi. 2008. Sejarah Peradaban Islam. Bandung : Pustaka Setia

Karim, M Abdul. 2007. Sejarah Pemikiran dan Peradaban Islam. Yogyakarta : Pustaka Book
Publisher

Jabar, Umar Abdul. 2010. Muhammad Penerang Dunia sejarah singkat muhammad.
Yogyakarta : Penerbit Bangkit

Idris, Muhammad. 2017. Sejarah Pemikiran dan Peradaban Islam. Manado : Pada MK Sejarah
Pemikiran dan Peradaban Islam

Chamih, Nur. 2010. Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Sudarsono, Heri. 2004. Konsep Ekonomi Islam : Suatu Pengantar. Yogyakarta : Ekonisia.

Nasution, Harun. 2012. Islam Ditinjau Dari Berbagai Aspeknya Jilid II, Jakarta: UI Press
Iman, Abdul Mukmin Sa’aduddin. Meneladani Akhlak Nabi Membangun Kepribadian Muslim,
(Bandung:Rosdakarya,2006)

Nasution,

Lahmudin,

Akhlak

Mahmuda

Kepada

diri

Sendiri,

(Bandung:PT

Rosdakarya,2004)

Ritonga, A Rahman, Berbuat Baik Kepada Diri Sendiri. (Surabaya:Amalia,2005)

remaja