Ringkasan Sejarah Pemikiran Ekonomi islam

Ringkasan Sejarah Pemikiran Ekonomi (Pra-Klasik s.d. Neo-Klasik)

1

Ekonomi Zaman Pra-Klasik

Pada masa pra-klasik pemikiran-pemikiran ekonomi dapat dikelompokkan menjadi masa Yunani Kuno,
skolastik, merkantilisme dan masa fisiokrat.

Masa Yunani Kuno
Tokoh-tokoh yang terkenal pada masa ini yaitu Plato, Aristoteles, Xenophone.
-

Plato

Gagasan Plato tentang ekonomi timbul dari pemikirannya tentang keadilan dalam sebuah negara ideal.
Kata Plato, dalam sebuah negara ideal, kemajuan tergantung pada pembagian kerja yang dimaksudkan
untuk pembangunan kualitas kemanusiaan. Plato dapat dikatakan sebagai orang yang sangat mengecam
kekayaan dan kemewahan. Agar tiap orang bisa hidup sejahtera secara merata, maka manusia perlu dan
berkewajiban mengendalikan nafsu keserakahannya untuk memenuhi semua keinginan yang melebihi
kewajaran. Kalau nafsu keserakahan ini tidak bisa dikendalikan, maka sebagian orang akan hidup

berkemewahan, sedang yang lain akan hidup dalam kesengsaraan & kehinaan. Dalam bukunya, Politika,
Plato menjelaskan bahwa selain sebagai alat tukar, uang juga berfungsi sebagai alat pengukur nilai dan
alat untuk menimbun kekayaan.
-

Aristoteles

Menurut Aristoteles, ekonomi merupakan suatu bidang tersendiri, yang pembahasannya harus
dipisahkan dengan bidang lain. Beliau juga orang yang meletakkan pemikiran dasar tentang teori nilai
(nilai) & harga (price). Pertukaran barang (exchange of commodities) dan kegunaan uang dalam
pertukaran barang tersebut. Aristoteles membedakan proses ekonomi ke dalam dua cabang, yaitu
kegunaan (use) dan keuntungan (gain). Lebih spesifik ia membedakan oeconomic dan chrematistik.
Oeconomic atau limu ekonomi di definisikan sebagai “the art of house-hold management, the
administrations of one’s patrimony, the careful hasbanding of resources. Sedangkan chrematistik
mengimplikasikan penggunaan sumber daya alam atau keterampilan manusia untuk tujuan-tujuan yang
bersifat acquisitive dalam chrematistic.
-

Xenophon


Menurut Xenophon kata ekonomi berasal dari bahasa Yunani yaitu Oikos dan Nomos yang berarti
pengaturan atau pengelolaan rumah tangga. Karya utamanya adalah On The Means of Improving The
Revenue of The State of Athens. Dalam buku tersebut, Xenophon menguraikan bahwa negara Athena
yang mempunyai beberapa kelebihan dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan pendapatan negara.

b.

Masa Skolastik

Pemikiran kaum skolastik menekankan pada kuatnya hubungan ekonomi dengan masalah etika, serta
besarnya perhatian pada masalah keadilan. Hal ini disebabkan karena tokoh-tokoh aliran tersebut
dipengaruhi dengan kuat oleh ajaran gereja. Tokoh-tokoh yang dari aliran ini antara lain, St. Albertus
Magnus, dan St. Thomas Aquinas.
-

St. Albertus Magnus

Albertus Magnus adalah seorang filsuf Jerman yang berpendapat bahwa harga suatu barang seharusnya
sama dengan biaya dan tenaga yang dikorbankan untuk menciptakan barang tersebut. Pendapat itu
dikenal dengan istilah “harga yang adil dan pantas”.

-

St. Thomas Aquinas

Dalam bukunya yang berjudul Summa Theologica, Thomas Aquinas berpendapat bahwa memungut
bunga dari uang yang dipinjamkan adalah tidak adil karena sama saja dengan menjual sesuatu yang
sebenarnya tidak ada. Pandangan tersebut sama dengan apa yang dilontarkan oleh Aristoteles yang
mengutuk penarikan bunga, sebab bunga adalah keuntungan dari sesuatu yang dilakukan tanpa usaha
dan biaya.

c.

Masa Merkantilisme

Istilah merkantilisme berasal dari kata merchant yang berarti pedagang. Menurut paham merkantilisme,
tiap negara yang berkeinginan untuk maju harus melakukan perdagangan denagn negara lain. Paham
merkantilisme banyak dianut di negara-negara Eropa pada abad ke-16, antara lain Portugis, Spanyol,
Inggris, Perancis dan Belanda. Masa merkantilisme ditandai sebagai periode dimana setiap orang
masing-masing menjadi ahli ekonomi bagi dirinya sendiri.
-


Jean Bodin

Menurutnya, bertambahnya uang yang diperoleh dari perdagangan luar negeri dapat menyebabkan
naiknya harga barang-barang. Selain itu, kenaikan harga-harga barang juga dapat disebabkan oleh praktik
monopoli dan pola hidup mewah dari kaum bangsawan dan raja. Dalam praktik tersebut, biasanya rakyat
menjadi korban, sehingga sangat dikecam pada saat itu. Teori Jean Bodin tentang nilai uang dinilai sangat
maju, maka dari itu dalam selang waktu sekitar setangah abad, Irving Fisher menggunakannya sebagai
dasar teorinya yakni teori kuantitas uang.
-

Thomas Mun

Menurut Mun, untuk meningkatkan kekayaan Negara, cara yang biasa dilakukan adalah lewat
perdagangan. Dia berpedoman bahwa nilai ekspor keluar negeri harus lebih besar dibandingkan dengan

yang di impor oleh Negara itu. Menurutnya pula, perdagangan masih tetap akan menguntungkan
sekalipun tidak memiliki emas dan perak, dengan cara melakukan transaksi pembayaran lewat bank.
Yang digunakan sebagai jaminan kredit adalah komoditi yang sedang diperjual-belikan itu(barter
mungkin).

Suatu Negara yang memiliki terlalu banyak uang justru tidak baik karena menaikkan harga-harga, dan
meskipun kenaikan tersebut akan meningkatkan pendapatan para pengusaha, namum kenaikan tersebut
secara umum langsung merugikan dan mengurangi volume perdagangan, karena harga yang tinggi akan
mengurangi konsumsi dan permintaan.
-

Jean Baptis Colbert

Ia mendorong usaha dalam sector kerajinan dan perdagangan dengan menekankan pengenaan pabea
impor, dengan tujuan memberikan subsidi kepada kapal-kapal pengangkut Perancis, memperluas daerah
jajahan Perancis, memperbaiki sisitem transportasi dalam negeri. Untuk mendukung kebijakan tersebut
dibutuhkan tenaga kerja yang banyak dan murah, maka tenaga kerja Perancis dilarang keluar negeri,
sedangkan imigran dari luar negeri di dorong masuk ke dalam Negara.
-

David Hume

Dalam teorinya, hume sangat memperhatikan factor keadilan, dan beranggapan bahwa ketidekadilan
akan memperlemah suatu Negara. Setiap warga Negara harus menikmati hasil kerjanya sesuai dengan
kesempatan yang diperolehnya.

Jika tidak terjadi keadilan, maka kekayaan yang dimiliki oleh kaum kaya akan di distribusikan lagi bagi
kaum miskin. Dengan cara itu, maka dapat terlaksanakan keadilan yang diinginkan oleh Hume tersebut.

d.

Masa Fisiokrat

Kaum fisiokrat menganggap bahwa sumber kekayaan adalah sumber daya alam. Aliran ini dinamai aliran
physiocratism, yaitu penggabungan dari dua kata physic (alam) dan cratain atau cratos (kekuasaan), yang
berarti mereka yang percaya pada hukum alam (believers in the rule of nature). Hukum alam yang penuh
dengan keselarasan dan keharmonisan berlaku kapan saja dimana saja dan dalam situasi apapun
(bersifat kosmopolit).
Tokoh utama aliran fisiokrat adalah Francis Quessnay (1694-1774). Pada tahun 1758 Quessnay menulis
buku Tableau Economique. Dalam buku tersebut Quessnay menggambarkan sistem perekonomian suatu
negara seperti layaknya kehidupan biologis tubuh manusia. Antara satu bagian tubuh dengan bagian lain
membentuk suatu kesatuan yang harmonis. Begitu pula proses dan gejala kehidupan ekonomi jika dilihat
dalam hubngan antara bagian yang asatu dengan yang lain membentuk suatu keseluruhan dengan
hukum-hukum tersembunyi.
Masyarakat dibagi kedalam empat golongan:


1. Kelas masyarakat produktif,yaitu masyarakat yang aktif mengolah tanah seperti pertanian dan
pertambangan.
2. Kelas tuan tanah
3. Kelas yang tidak produktif atau kelas steril, terdiri dari saudagar dan pengrajin
4. Kelas masyarakat buruh atau labor yang menerima upah dan gaji dari tenaganya
Quesnay menganjurkan agar kebijaksanaan – kebijaksanaan yang diambil oleh pemerintah harus
ditujukan terutama untuk meningkatkan taraf hidup petani, bukan memberi hak – hak khusus kepada
pemilik tanah dan para saudagar selama ini dinikmati dibawah pemerintahan merkantilisme. Kaum
fisiokrat mengkritik kaum merkantilis yang menciptakan berbagai regulasi perdagangan ketika
seharusnya dibebaskan dari kontrol. Kaum merkantilis dianggap membuat barang – barang menjadi lebih
mahal dengan menetapkan pajak yang tinggi.
Fisiokrat menerapkan single tax, yaitu pajak yang hanya dikenakan kepada pemilik tanah. Pajak yang
dianjurkan tinggi supaya orang tidak mempunyai keinginan untuk menguasai tanah berlebihan.

2.

Ekonomi Zaman Klasik

Periode klasik dalam ekonomi dimulai sejak terbitnya buku Adam Smith yang berjudul The Wealth of
Nation. Di buku ini yang akan dikupas lebih lanjut hanya hal-hal yang terkait dengan prespektif ekonomi

diantaranya pandangan kaum klasik tetntang kekayaan, pembagian kerja, keserakahan manusia,
mekanisme pasar, dan paham liberalism.
Teori-teori Adam Smith:
-

Teori Pembagian Kerja

Disimpulkan bahwa pembagian kerja akan memunculkan spesialisasi; orang akan memilih untuk
mengerjakan yang terbaik sesuai dengan bakat dan kemampuannya masing-masing.
¢ Pembagian kerja dilakukan agar memperoleh hasil (kekayaan) lebih efisien dan efektif (lebih baik)
¢ Keinginan pribadi sekalipun membutuhkan pembagian kerja
¢ Bisa diterapkan baik dalam tugas tertentu maupun antar sektor dan antar negara.
-

Keserakahan Manusia

Dalam meletakkan dasar-dasar ekonomi Smith secara ekspresif mengeleminiasi motif-motif lain selain
kepentingan pribadi. Jelasnya dalam konsep-konsep yang dikembangkan oleh kaum klasik ada asumsi
bahwa manusia adalah makhluk rasional yang akan berusaha memilih alternative terbaik dari berbagai
pilihan yang tersedia. Adapun dorongan utama setiap pelaku ekonomi dalam tindakannya adalah


kepentingan pribadi. Konsumen yang rasional akan berusaha memaksimumkan kepuasan dan produsen
yang rasional berusaha memperolreh keuntungan yang sebesar-besarnya.
-

Mekanisme Pasar

Pada awalnya pasar diarrtikan sebagai tempat bertemunya konsumen dan produsen. Pada masa
sekarang pasar sudah berkembang menjadi lebih jauh lebih rumit, mengintegrasikan individu-individu
dan kelompok-kelompok. Proses integrasi pasar mendukung oleh apa yang disebut system harga. Dipasar
semua pelaku ekonomi bekerja tanpa konflik social walau setiap orang berpartisipasi didorong
kepentingan masing-masing.
¢ Motor penggerak kesejahteraan
¢ Fungsinya mengalokasikan sumberdaya yang langka secara rasional
¢ Invisible hand
¢ Bertemunya supply and demand
¢ Koordinasi melalui mekanisme harga
-

Teori Nilai


Smith mengatakan kemakmuran sebuah negara akan bergantung pada produktivitas pekerja terhadap
kemakmuran, dimana pekerja dipekerjakan. Faktor pertama mendorong Smith untuk berdiskusi tentang
division of labor, perdagangan, uang dan distribusi. Faktor kedua meliputi analisis modal.
Nilai perdagangan barang ditentukan oleh jumlah pekerja yang menjalankan barang di pasar. Tahap demi
tahap dalam teori nilai pekerja ini memunculkan adanya ‘real cost’ teori nilai. Teori nilai ini mengandung
pengertian pendapatan pekerja. Value menurut Smith dapat dibagi dua yaitu value in use dan value in
exchange. Value in use ialah nilai kegunaan barang tersebut sedangkan value in exchange ialah nilai tukar
dari barang itu.
-

Teori akumulasi kapital

Untuk berlakunya perkembangan ekonomi diperlukan adanya spesialisasi atau pembagian kerja agar
produktivitas tenaga kerja bertambah. Pembagian harus ada akumulasi kapital terlebih dahulu dan
akumulasi kapital ini berasal dari dana tabungan, juga menitik beratkan pada Luas Pasar , pasar harus
seluas mungkin agar dapat menampung hasil produksi sehingga perdagangan internasional menarik
perhatiannya karena hubungan perdagangan internasional itu menambah luasnya pasar, jadi pasar
terdiri pasar luar negeri dan pasar dalam negeri. Sekali pertumbuhan itu mulai maka ia akan bersifat
kumulatif artinya bila ada pasar yang dan ada akumulasi kapital, pembagian kerja akan terjadi dan akan

menaikan tingkat produktivitas tenaga kerja.
Teori pertumbuhan ekonomi dari Adam Smith adalah sebagai berikut:
a. Pembagian kerja

b. Proses pemupukan modal,
c. Agen pertumbuhan ekonomi,
d. Proses pertumbuhan.
Selain Adam Smith,Pemikir Ekonomi lain pada masa klasik diantaranya:
-

Jean Baptis Say

Adalah seorang pakar ekonomi kelahiran Perancis yang berasal dari keluarga saudagar dan menjadi
pendukung pemikiran Adam Smith. Say memperbaiki sistem Adam Smith dengan cara yang lebih
sistematis serta logis. Karya Say yaitu theorie des debouchees (teori tentang pasar dan pemasaran) dan
dikenal sebagai Hukum Say (Say’s Law) yaitu supply creats its oven demand tiap penawaran akan
menciptakan permintaanya sendiri. Menurut Say dalam perekonomian bebas atau liberal tidak akan
terjadi “produksi berlebihan” (over production) yang sifatnya menyeluruh, begitu juga pengangguran
total tidak akan terjadi. Yang mungkin terjadi menurut Say ialah kelebihan produksi yang sifatnya sektoral
dan juga pengangguran yang sifatnya terbatas (pengangguran friksi).
-

Thomas Mathus

Bagian yang paling penting dalam pola dasar pemikiran Malthus dan kerangka analisisnya ialah
menyangkut teori tentang sewa tanah dan teori tentang penduduk dengan bukunya yang berjudul An
Essay on the Principle of Population. Teori Malthus pada dasarnya sederhana saja. Kelahiran yang tidak
terkontrol menyebabkan penduduk bertambah menurut deret ukur padahal persediaan bahan makanan
bertambah secara deret hitung.
-

David Ricardo

Teori yang dikembangkan oleh Ricardo menyangkut empat kelompok permasalahan yaitu: teori tentang
distribusi pendapatan sebagai pembagian hasil dari seluruh produksi dan disajikan sebagai teori upah,
teori sewa tanah, teori bunga dan laba, teori tentang nilai dan harga, teori perdagangan internasional
dan, teori tentang akumulasi dan perkembangan ekonomi.

-

John Stuart Mill

Penerus dari pemikiran Adam Smith, membuat pemikiran ekonomi klasik lebih manusiawi. J.S. Mill tidak
terlalu kaku dengan campur tangan pemerintah. Menemukan konsep return to scale.

3.

Ekonomi Mazhab Sosialisme

Secara garis besar, gagasan ekonomi sosialis dapat dibagi menjadi 3 bagian:

a.

Sosialisme Sebelum Marx

Pemikiran klasik dari Adam Smith dkk. Mengundang reaksi kritis dari beberapa pihak. Sistem
perkonomian yang dikembangkan Adam Smith telah menimbulkan kelas-kelas pemilik modal dalam
masyarakat. Hal tersebut menimbulkan pemikiran system ekonomi sosialisme sebagai tandingan dari
liberalism dan kapitalisme. Sosialisme sebelum marx ini ada yang utopis ada yang ditempuh dengan
membuat komunitas bersama. Tokoh sosialisme utopis yang terkenal adalah Sir Thomas More. Dalam
buku karangannya yang berjudul “Utopia”, dia menulis bahwa dalam Negara sosialis, untuk menghasilkan
barang-barang dan jasa semua orang harus bekerja. Masyarakat dianjurkan hidup sederhana. Orang
cukup bekerja 6 jam sehari. Dalam hidup penuh kebersamaan ini uang tidak dibutuhkan. Pakaian
semuanya seragam. Perhiasan emas dan perak tidak dihargai. Pemerintah dijalankan secara demokratis.
Selain sosialisme yang bersifat utopis, ada juga yang berusaha merealisasikan gagasan sosialisme dengan
membentuk komunitas terlebih dahulu. Di antaranya adalah Robert Owen, Charles Fourier dan Blanc.
Robert Owen memperjuangkan peran pemerintah dalam pembentukan desa komunal berdasarkan asas
koperasi. Untuk merealisasikan idenya, dia membuat percontohan di Indiana Amerika Serikat. Sayangnya
desa percontohannya tidak ada yang berhasil.
b.

Sosialisme Marx

Karl Marx sangat benci dengan perkonomian yang liberal yang digagas Adam Smith. Dari segi moral Karl
Marx melihat bahwa system kapitalis mewarisi ketidakadilan dari dalam. Hal tersebut karena masyarakat
liberal tidak peduli dengan kepincangan social. Marx mengajak kaum buruh untuk bersatu dan
mengganti system ekonomi kapitalisme dengan yang lebih menjamin pemerataan untuk semua.
Menurut Marx system ekonomi liberal menciptakan masyarakat berkelas-kelas. Lalu akumulasi capital
hanya akan memperkaya kaum pemilik modal.
Dalam buku Manifesto Komunis dapat diikuti bagaimana teori Marx tentang pertentangan kelas.
Menurut Marx, sejarah segala masyarakat yang ada hingga sekarang ini pada hakikatnya adalah sejarah
pertentangan kelas. Pertentangan antara kelas tertindas dengan kelas penindas disebabkan oleh
perebutan kesejahteraan. Teori pertentangan kelas pun dasarnya adalah filsafat dialektika materealisme
historis. Teori Marx yang lain adalah mengenai surplus value. Menurut Marx, upah yang dibayarkan
terhadap buruh itu tidak seimbang dengan apa yang dilakukan buruh. Hal tersebut berarti buruh
dieksploitasi oleh kaum pemilik modal.
c.

Pembaharuan terhadap Marxisme

Ide-ide Marx menyebar sebagai anti tesis terhadap kapitalisme. Para pendukungnya pun melakukan
gerakan sampai terbentuk Negara komunis yaitu Rusia. Namun banyak dari pendukungnya yang
menafsirkan ulang pemikiran Marx sehingga menciptakan varian-varian baru dalam ideology sosialisme.
-

Leninisme

Lenin berpendapat bahwa pada akhirnya Negara-negara kapitalisme akan melakukan monopoli
perdagangan. Lalu dia pun berpendapat bahwa komunisme pada awalnya akan berhasil di Negara yang

kapitalismenya paling maju, hanya saja para buruh disana disogok oleh serikat buruh dan kenaikan upah
sehingga tidak melawan. Lenin juga mengkritik pembangunan yang tak imbang, bahkan pada Negara
kapitalis sendiri. Negara kapitalis baru seperti Amerika, tumbuh lebih cepat disbanding Negara kapitalis
lama seperti Perancis. Lenin berhasil melakukan Revolusi Bolshevik di Rusia pada tahun 1917.
-

Revisionisme

Revisionis meyakini bahwa sosialisme tidak harus diraih dengan cara kekerasan atau revolusi. Berbeda
dengan Marx dan Engel yang berpendapat bahwa kapitalisme akan jatuh dengan revolusi kaum
proletariat, revisionis meyakini bahwa cara untuk menjatuhkan kapitalisme adalah dengan menegakan
demokrasi. Selain itu kaum buruh harus melibatkan diri dalam serikat kaum buruh agar daya tawar
buruh semakin kuat. Tokoh revisionism diantaranya Mikhail Tugan Baranovsky dan Karl Kautsky.
-

Aliran Kiri Baru

Secara sederhana, aliran kiri baru dapat diartikan kombinasi Marxisme-Leninisme ortodoks dengan
pemikiran radikal baru. Perbedaan kaum kiri baru dengan Marxisme ortodoks adalah bagi kaum kiri
ortodoks, kejatuhan kapitalisme itu pasti. Namun bagi kaum kiri baru, sama seperti revisionis, kejatuhan
sosialisme tidak pasti malah tidak mesti terjadi. Kaum kiri bari berpendapat bahwa kaum buruh
hakikatnya teralienasi dari pekerjaan mereka. Hal ini karena mereka tidak punya keputusan-keputusan
dalam pekerjaannya.

4.

Ekonomi Mazhab Neo-Klasik

Berbagai serangan yang diajukan para ekonom sosialis terhadap ekonomi liberal membuat para pakar
ekonomi liberal mempelajari teori-teori sosialisme untuk kemudian menjawabnya. Jawaban ekonom
liberal terhadap serangan Marxis menghasilkan mazhab ekonomi baru yakni mazhab ekonomi neo-klasik
yang merupakan pemantapan terhadap ekonomi klasik. Tokoh-tokoh Mazhab Neo-Klasik diantaranya
Alfred Marshall, Leon Walras, Carl Menger dan W. Stanley Jevons. Walaupun penelitian mereka dilakukan
secara terpisah, namun mereka mempunyai hasil yang sama terhadap teori pendekatan marjinal .Para
ekonom neo-klasik menemukan teori marjinal dalam produksi dan konsumsi. Penemuan mereka
membuat ekonomi menjadi semakin mikro. Marjinal adalah pengaplikasian kalkulus diferensial terhadap
perilaku konsumen serta penetapan harga di pasar.
Selain teori marjinal yang ditemukan saat masa neo-klasik, pada masa ini pun ditemukan teori pasar
monopolistis atau persaingan tidak sempurna. Pada masa klasik orang percaya saja dengan asumsi
bahwa pasar itu bersifat persaingan sempurna. Sampai Sraffa mengamati bahwa pada kenyataannya
pasar barang tidaklah sempurna. Yang banyak adalah pasar yang mendekati monopoli atau monopolistic.
Kondisi pasar yang tidak sempurna ini membuat kesejahteraan seperti yang diinginkan ekonom liberal
hanya dalam angan belaka.
Lalu pada masa klasik ini ditemukan juga games theory dan asymmetric information. Konsep Games
theory dikembangkan oleh Bertrand dan Cournot, lalu dosempurnakan oleh John Nash. Games theory

bekerja atas asumsi informasi simetris. John Harsanyi mengembangkan Games Theory dalam keadaan
informasi yang tidak simetris.
-

Mazhab Austria

Pendukung dan pemakai konsep marginal kebanyakan dari Mazhab Austria. Ekonom neo klasik yang
terkenal dari mazhab ini diantaranya: Karl Menger, Freidrich Von Wieser dan Eugen Von Bohm Bawerk.
-

Mazhab Laussane

Langkah lebih maju yang disumbangkan pemikir neo-klasik adalah analisis yang lebih komprehensif
tentang teori keseimbangan umum oleh Leon Walras. Walras dapat dianggap sebagai pendiri aliran
Laussane. Sewaktu Walras meninggal, posisinya digantikan oleh Vilfredo Pareto. Pareto ini terkenal
dengan teori Pareto efisien. Pemikiran Walras sebenarya tidak begitu dikenal sampai akhir hayatnya,
berkat jasa Alfred Marshall pemikiran Walras bisa diakui.
-

Mazhab Cambridge

Alfred Marshall adalah tokoh di mazhab Cambridge. Marshall berpendapat bahwa factor-faktor subjektif
pun berperan dalam penentuan tingkat harga. Seperti selera, pendapatan, dll. Bagi Marshall, Ilmu
Ekonomi adalah untuk sarana untuk memperbaiki kesejahteraan manusia. Ilmu ekonomi pun sebagai
daya untuk menemukan kebenaran.