Jurnal Nasional Strategi Adaptasi Nelaya

IS S N 2 0 8 5 -5 0 6 0

JURNAL SOSIOLOGI

KOMISI PENYIARAN DALAMzyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
K A JIA N SOSIOLOGI
KOMUNIKASI (Studi Kasus Komisi Penyiaran Indonesia Dacrah Jawa
Timur)
Teguh Hidayatul Rachmad S.LKom.,M.Si.,Jw'A
STR.\TEGI ADAPTASI NELAYAN DAN PERKEMBANGAN
\10DER),ISASI PERIKANAl'1 01 KOTA BAUBAU
La Ode Abdul vtunafl, dan Andi Tenri
DI~ 0\ \UKA EKONOMI PERDESAAN: Proses Adopsi Masyarakat
Lokal terhadap Komoditas Sawit
Sukapti Wartiharjono
MCNGGUNAKAN METODE ETN 0 GRAf I DALAM PENELITIAN
SOSIAL
W illd illlli, Farlda Nurul R
MODEL KETAHANAN PANGAN BERPERSPEKTIF GENDER
Poerwanto, Muluunad Supraja, Harsoyo, Soeprapto
KEPEMIMPINAN DAl': MASA DEPAN REFORMASI BIROKRASI

DI INDONESIA
Novy Setia Yzlllas
POLA TRADISI MNUM JA..\IfU:UPAYA PEMERTAHANA~
PI::.NGOBATAN LOKAL SEBAGAI IDENTITAS MASYARAKAT
BANG KALAN MADURAzyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
E kll" zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
Satriyati

ISSN: 2085-5060

D IMEN SI
Jurnal Sosiologi
Volume 9

Nopcmber 2016

Nomor 2

KOMlSI PENYIARAN DALAM KAJlAN SOSIOLOGI KOMUNIKASI (Studi
Kasus Komisi Penyiaran Indonesia Daerah Jawa Timur)

Teguh Hidayatul Rachmad S.LKom.,M.Si.,M.A.............................................................

67-72

TR'\ TEGl ADAPTASI NELAYAN DAN PERKEMBANGAN MODERNISASI

P£RIKANAN DI KOTA BAUBAU
La One Abdul Munafi, dan Andi Tenri

73-78

DI~ :\UKA EKONOMl PERDESAAN: Proses Adopsi Masyarakat
terhadap Komoditas Sawit

Lokal

Sukapu Wartiharjono

79-86


ME:'\GGUNAKAN METODE ETNOGRAFI DALAM PENELITIAN SOSIAL
\\ indiaru (UPT-PMK-Soshum-ITS),

Farida Nurul R (prodi Komunikasi-FISTB-UTM)

87-92

KETAHANAN PANGAN BERPERSPEKTIF GENDER
MODELzyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA

Poerwanro, Mubamad Supraja, Harsoyo, Soeprapto
KEPEi\1IMPINAN

DAN MASA DEPAN REFORMASI

93-102

BIROKRASI

DI


INDONESIA
Novy Setia yunas.............................................................................................................
POLA TRADISI MINUM JAMU: UPAYA PEMERTAHANAN

LOKAL

SEBAGAT

IDENTITAS

MASYARAKAT

103-114

PENGOBATAN

BANGKALAN

!\IADURA

Ekna Sarriyati...................................................................................................................

115-l22

Dimcnsi, 2016, VoI9(2)' 73-78

STRATEGI ADAPTASJ NELAYAN DAN PERKEMBANGAN
MODERNISASI PERlKANANzyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIH
D I KOTA BAUBAU
La Ode Abdul Munafi
Andi Tenri
Program Studi Sosiologi Fakultas J/mu Sosial dan

Palitik Universitas Dayanu Ikhsauuddin Baubau

1/11111

E-mail: Imul1afi@),ahoo.

Abstract

This study aims to decipher the patterns of adaptation strategies fishers in Baubau city in response to the demands of
the modernization of the fisheries began to explore the area since the end of the decade of 1970 an.Penelitian using the
data kualitatif.Pengumpulan done through interviews, observation. and conducted dokumentasi.Penelitian the fishing
mmunities 111 the City Bone-Bone Baubau.Analisis data were analyzed descriptively-kualitatif.Hasil research shows
In responding to the demands of the development oJ the modernization
oJ thefisheries, the fishermen in the City
t:i:.:Oa~gelleraily selecting adaptation strategies. This strategy is thefishermen through motorisation boat (fleet) catch
various types and sizes, the adoption of modern fishing gear innovation. and establish a working relationship
zxrtsership}
vith modern fisheries entrepreneurs. Selection of adaptation strategies through three approaches,
:::II} deliver fishermen call increase productivity results. although on the other hand appears the impact that
•in Q position exploited in the construction of (J working relationship with a modern fisheries entrepreneurs
~

: Adaptation strategies, fishermen, fishery modernization

Abstrak
Peedin an ini bcrtujuan menguraikan pola-pola stratcgi adaptasi nelayan di Kola Baubau dalam merespon tuntutan
p:rkcmbangan modernisasi perikanan yang mulai merarnbah daerah iru sejak dekade akhir 1970-an. Penelitian
~gunakan metode kualitatif. Pengurnpulan data dilakukan rnelalui pendekatan wawancara, observasi, dan

entasi Penelitian dilakukan pada komuniias nelayan Bone-Bone di Kota Baubau. Analisis data dilakukan
'" deskriptif-kualitatif Hasil penclitian rnenunjukkan bahwa dalam rnerespon tuntutan perkembangan modermsasi
penranan, nelayan di Kota Baubau umumnya memilih snategi adaptasi. Strategi ini dilakukan para nelayan melalui
risasi perahu (annada) tangkap dalam berbagai jenis dan ukuran. adopsi inovasi alat tangkap mederen, dan
membangun hubungan kerja (kernitraan) dengan pengusaha perikanan rnoderen, Pilihan strategi adaptasi rnelalui tiga
pendekatan tersebut, seeara fungsional mengantarkan nelayan dapat meningkatkan basil prodnktifitasnya, meski pada
SlSJ bin muneul dampak yang menempatkan mereka pada POSISI tereksploitasi dalamkonstruksi hubungan kerja dengan
pengusaha perikanan moderen.
Kala kunci: Strategi adaptasi, nelayan, modernisasi perikanan

T.

tangkapan nelayan untuk dibeli. Melalui para papalele
imlah, hasil tangkapan nelayan, termasuk ikao tangkapan
La Bua hari itubiasanya di pasarkan ke beberapa pasar
lokal di Kota Baubau maupun diperdagangkan secara
berkeliliug dl masyarakat

PENDAHULUAN


f agt itu, La
menambatkan
DI pclataran
(pedagangan

Bua bersama duaanak buahnyabaru saja
perahumotornyadi dcrmaga TPI Warnco'
TPI tampak beberapa orang papalele
perantara) tengah menunggu ikan hasil

Bagi La Bua, berada sernalaman di lautantarnpaknya
TPI If'i/m£w vung dibangu« Pemerintab K()/(! Baubuu tidakzyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
"tI)l1
menjudi teutpat pelelangtm ikon yang dihasilkau para neluyun
udak membuatnya terlihat kelelahan dt pagi itn.Maklum,
di KOlaBaubau letup'lugll menjad! se ll/re t pemasuran ikun c/(II i
scbagai
scorang nclayan, pekerjaan memaneing
para nelayon iii sekitar Kepulauan 8 U IO I,.
73


Vol 9zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVU
I N o.1 Nopember 2016

74

La Ode Abdul Munafi dan Andi Tenri

ikan di laut telah menjadi rutinitasnya hampir setiap
malarn, Dengan menggunakan motor jenis katinting
yang ditempel pada buritan perahu bodi batanguy»
(outboard motor), ia dapat menghemat tenaga unruk
menggerakkan perahunya di lautan; suatu kondisi yang
berbedakctika ia masih menggunakan dayung tradisional
beberapa tahun sebelumnya.Melalui adopsi inovasi
motor penggerak perahu, La Bua dapat meningkaikan
kecepatan laju perahunya, mengcmbara eli titik-titik
kerumunan ikan di sepanjang pesisir Baubau. Dengan
dukungan motor penggerak perahu berkekuatan 4,5
pk yang dioperasikannya sejak dekade 19S0-an itu, La

Bua tidak jarang rnemperoleh surplus hasil tangkapan,
disamping efisiensi waktu dan tenaga.
Lain lagi dcngan kisah Bahrun (nama disamarkan)
yang kini berprofesi sebagai juragan kapal jaring. Kapal
tangkap bcrkekuatan 5 gt yang dilengkapi alai navigasi
moderen bcrupa IPS, kompas, peta rompong, dan
culstorage ini, didukung dua belas orang anakbuah kapal.
Melalui teknologi alat tangkap yang diadaptasikan pada
perahunya sejak awal tahun 2000 itu, kapal neJayao motor
milik Bahrun mampu menjelajahi titik-titik rompongdi
kawasan perairan Buton hingga wilayah perairanSelayar
di Sulawesi Selatan. lkan hasil tangkapan armada Bahrun
selain dipasarkan melalui TPI Warneo, ada kalanya juga
dijual ke pengusaha perikanan melalui kapal penarnpung
yang disediakan untuk menarnpung basil tangkapan
oelayao di tengah laut. Melalui teknologi alat tangkap
moderen yang diadaptasikan pada pcrahunya, Bahrun
kerap memperoleh surplus produksi. Kenyataan ini
berbeda ketika ia masih menggunakan kapal tangkap
tradisional beberapa tahun sebelurnnya,

Penelitian ini dirnulai dengan mengangkat narasi tentang
La Bua dan Bahrun, dua nelayan di Kota Baubau yang
berhasil mengadaptasikan usahanya sebagai nelayan di
tengah tuntutan perkembangan modernisasi perikanan
dewasa ini. Sebagaimana lazirnnya dalam srudi
etnografi, pengalarnan kedua nelayan tersebut menjadi
entry point unruk memasuki detak jantung kehidupan
nelayan di KOla Baubau dalam merespon perkembangan
modemisasi perikanan yang telab merambah daerah ini
sejak dekade akhir 1970-an.
Berbagai hasil kajian menunjukkan bahwa modernisasi
perikanan memberikan konstribusi yang signifikan
terhadap peningkalan produksi. meski modcmisasi juga
menyebabkao formasi sosial masyarakat neJayao lambat
laun mengalami perubahan (Salria, 2001;2002; Salman,
2006;2012; Lampe, 2008; Demmalino dkk, 2012).
Perubahan dimaksud ditampakkan mclalui adaptasi eara
produksi kapitalis yang berujung pada tcrsingkimya
eara prodtlksi ulIdisional. Dalam menghadapi modernisasi pcrikallan, paling tidak ada liga slrategi yang
harus dipilih nelayan. yaitu: stralegi adaptasi, strategi

Dimensi 1JI/mal Sosiologi

benahan, dan strategi menyingkir (Sa tria, 200 I).
Sebagai respon ierhadap tuntutan modemisasi perikanan
dewasa ini, nelayan di Kota Baubau, sebagaimana
narasi tentang La Bua dan Bahrun eli aras, urnurnnya
memilih strategi adaptasi. Kenyataanoya, strategi ini
rnembawa kesernpatan yang lebih besar bagi mereka
(baca: nclayan) mengalami mobilitas vertikal (upward
mobility).
Penelitian 1111 bertujuan
menguraikan
pola-pola strategi adaptasi nelayandi Kota Baubau
dalam mcrcspon tunrutan perkernbangan modernisasi
perikanan sebagai salah satu upayauntuk memahami
dinamika sosial budaya masyarakat bahari.

n. zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONML
METODE
Penelitian
1111
m enggunakan rnetode kualitaiif
Pengumpulan data dilakukan melalni " ...awancara,
pengarnatan, dan dokumentasi. Setting lokasi penelitian
adalah komunitas nelayan Bone-Bone eli KOla Baubau.
Pemilihan setting dilandasi pertimbangan bahwa: (a)
profesi sebagai nelayan yang digeluti masyarakat BoneBone dewasa ini adalah profesi yang rnereka warisi
sejak beberapa generasi sebelumnya, (b) profesi sebagai
nelayan merupakan bagian terbesar dari klasifikasi mata
pencahanan hidup masyarakat Bone-Bone disamping
mara pencaharian sebagai pedagang, dan (c) nelayan
Bone-Bone tergolong sebagai nelayan yang umumnya
mampu mengadaptasikan usahaoya terhadap tuntutan
perkernbangan modernisasi perikanan.
Subyek penelitian adalah nelayan, yang dipilah dalam
bcberapa kategori, yaitu: (i)nelayan atau mantan nelayan
yang pernah rnengalami masa ketika modernisasi di
sektor perikanan belum diadaptasi secara dominan oleh
nelayan di daerah ini, (ii) juraga iyati (juragan darat)
selaku pemilik usaha perikanan lokalfiii) nahkoda kapal
nelayao, (iv) ABK atau buruh nelayanyang bekerja pada
kapal peoangkapan ikan, dan (v) nelayan mandiri. yakni
nelayan yang tidak terikat dengan organisasi kerja usaha
kenelayanan. Analisis data dilakukan secara deskriptifetnografik (Endraswara,20 12:215). Proses anal isis mcnggunakan model interaklif, yang meliputi; reduksi dala
(data reductio,,), pemaparan data (data display), dan
simpulan, mclalui pelukisan (ieliografis) dan verivikasi.

Scbagai bagian dan masyarakat Buton yang berkebudayaan bahari2tampaknya sangat logis jika sebagian zyxwvutsrq
2 zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
Un/Ilk lI1enlonOnlik arok/l!riSlik 1II0s),aroko/Bulon sebago;
mosyorokol yOllg berkeblldayaon banori, lih(//; SIISOTIIO lllndi
(20 IO),1,obu Rope Lohll Walla; Sejol'{lh BIIIOII yUllg Terobaikan.
Jllka!'I(I. Rajowali PIJI'S,A bdlll Rahmall Ramid (1011), Orang
8111011,
SlIklJ 8al/gSII 8,,110l'i Illdonesio. YogylJkuI'la. Penerbfl
Olllbuk, AI/(Ii Tem!'i,ltlll [,1/ Ode Abdul MIIlIllfi (2013),DiflOlllikll
PO/I'on Klilm elallllll TI'(lJ1s{ol'lIIasi Masvul'(lku/
Iv/arilim r/i BIlIOII. dalam "Mlisyurakw ,\{"I'ilim Illdonesia;
Kltlldalo. Pe/llol/g dall TUI/fongal/ Pel'kl.'lIIbollgulI; Prosiding

Hllbllllg(/ll

Vol.zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVU
91 No. 21 Nopember 2016

Strategi Adaptasi Nelayan dan Perkembangan

masyarakat Bone- Bone di KOla Baubau dewasa ini masih
mempcrtahankan
profesi sebagai nelayan.Perairan
sekuar Baubau dan perairan Buton pada unnunnya
mcmang rnenyimpan bcragarn kekayaan yang dapat
dtkclola unm k mendukung kchidupan perekonomian
rnasyarakat Satu di antara khasanah kekayaan tersebut
adalah potensi perikanarr'. Dalarn beberapa dckade
silarn, pcngelolaan potenst perikanan di daerah ini belum
membenkan nilai tambah yang berarti bagi peningkatan
kesejahteraan nelayan. Hal ini umumnya berkorelasi
dengan cara produksi yang masih bcrsifat tradisional
sehmgga suli; mendorong rerjadinya mobilitas vertikal
(upward mobilitys dikalangan nelayan.
Sernenjak modemisasi perikanan diadaptasi nelayan di
KOla Baubau pada dekade akhir I 970-an,muncul gejala
perubahan formasi sosial dalam cara-cara penangkapan
d an Dalam proses perubahan tersebut, adaptasi inovasi
rekno O~I penangkapan
ikanberlangsung
meskipun
cam-earn penangkapan ikan sccara konvesional juga
bertahan Sungguh pun demikian, seiring berjalannya
waktu sebabagian besar nelayan kemudian lebih
rnemrhh strategi adaptasi. Strategi adaptasirnerupakan
pola-pola yang rerbentuk dcngan berbagai macam
penyesuarany ang digunakan nelayan untuk memperoleh
dan menggunakan sumber-surnber yang tersedia, dan
memecehkan masalah-masalah langsung dan mendesak
yan6 dihadapinya (Lampe. 2013). Adaptasi merupakan
suaru proses yang interaktif an Lara lingktmgan fisik,
teknologi, orgarusasi sosial, lingkungan sosial, ideologi,
dan kebutuhan-keburuhan
bio-psikis individu dan
sifat-sifatnya (Pollnac, ) 988) Komponen-komponen
tersebut sebagian membcntuk suaru sistern yang terjalin
satu sama lam. Perubahan pada satu bagian dapat
mernpengaruhi yang lam Bagaimana nelayan di Kota
Baubau berusaha mengadaptasikan usahanya di tengab
runrutan perkembagan moderrusasi perikanan dewasa
ini diuraikan dalam beberapa sub bahasan berikuL
MOlorisasi Perahu (Armada) Tangkap.

Pada awalnya,moLorisasl pcrahu (annada) tangkap,
dalam benmk mOlor yang bcrkekuatan 4,5-10 pk,hanya
diadaptasi sejumlah kecil nelayan di Kota Baubau.
Mereka u1llumnya adalah adalah pemilik alat-alat
produksi perikanan tradisional.Motor penggerak perahu
bcrkckuatan 4,5-IOpk, umumnya dibcli nelayan dari
para pengusaha atau melalUl Dinas Perikanan setempat
yang menyiapkan paket bantuan molorisas1 perahu.
Motor berkelruatan 4.5-10 pk tersebul ditempel dibagian
luar buritan peralm.Sebagai respon atas perkembangan
KOlljl!l'ellsl Nasiol1al SO'lologl II. 11-14 Nopember 1013."
Makassor .4PSSf tinll Pellt!,.I", Juru.full SOSio[ogi F'isip Ullhos.

J

f'1(/)I'masi le/I{Ullg du/a p()/t!llsi ,}erlkulI~1I1di pf'rlJ,lI-uJl ElllcJII
pudu TUlllor .W"SII·,. PQ/t'nsi Pt'rikunui/
Kabllpa//;/J7Bulun dun Rellc//I1u Pengl!/o/II{J// KUI1'US({TJ
AglV-

(III/(//·U Illill dopal dilllwl

.\-limn!!. Arllkrd QII-fil1l!. III/pi/LVII'''' pOII!IISi-pel'lk(JntlTl-bllIOIl

Oimensi

lumal Sosiologi

Modernisasi

...

75

modemisasi, maka memasuki dekade akhir 1980-an,
sebagian besar nelayan telah memanfaatkan motor
jcnis ini uruuk mendukung operasi penangkapan ikan.
Perahu bod; batang rncrupakan jenis perahu yang
umurnnya diadaptasikan dengan inovasi teknologi
motor tersebut. Seorang informan rncnceritakan bahwa
sejak akhir tahun 1980-an, ia telah menggunakan rnesm
berkckuatan 4,5 pk untuk perahu bodi balangnya.
Pcngggunaan mesin pada perahunya telah mendukung
usaha ngkuru-ngkuru Garing skala kccil) yang digeluti
mforman ini saat itu. Melalui penggunaan motor pada
pcrahu bod; batangtiye, ia dapat mencapai surplus
produksi, Selanjutnya, memasuki dekade 1990-an,
sebagian keeiJ perahu nelayan telah diadaptasikan
dengan inbord motor (rnotor-dalarn) yang berkekuatan
10-30 pk.Kecuali perabu bodi batangyang berukuran
agak besar, jenisperahu sopeyang telab mengalami
modifikasi bentuk dan ukuran,dalam jumlah yang
rclatif kecil, telah dilengkapi inovasi teknologi motor
jcnis ini, Modifikasi bentuk dan ukuran perahu yang
telah dilengkapi mesin sebagai tcnaga penggerak ini
umumnya dioperasikan lebih jauh ke tengah laut.
Pemanfaatan perahu hasil modifikasi ini umumnya
digunakan untuk kegiatan tangkap melalui teknologi
jaring skala besar. SeLanjutnya, mernasuki awal dekade
2000-an, kapal-kapal jaring dan bagang umumnya
telah rnengadaptasi penggunaan inbord motor dcngan
kekuatan 100-130 pk.
Motor sebagai tenaga penggerak perahu, menggantikan
komponen layar, dapat diadaptasikan pada semua jenis
dan tipe perabu tradisional, mulai dari jenis koli-koli,
bodi batang, dan jarangka (perahu ukuran kecil), sope
(perahu ukuran sedang), rnaupun boti dan lanibo (perahu
berukuran besar) yang dimodifikasi menjadi perahu layar
motor (PLM). Dewasa ini, adaptasi teknologi rnotonsasi
perahu tangkap nelayan di Kota Baubaukian berkembang.
Perahu-perabu penangkap ikan (kapal nelayan motor)
umumnya telah menggunakan mesin yang berkekuatan
5-7 gl, denganjumlab awak bcrvariasi antara 10-14 orang
setiap kapal. Kapal-kapallersebut umumnya adalah kapal
jaring dengsn operasi tangkap yang dapal menjangkau
kedalaman laut sekitar 70-80 meier. Masing-masing
kapal umumnya juga dilengkapi alat navigasi modercn
bcrupa IPS, kompas, peta rompong, dan cuistorage.
Selain jenis kapal jaring dan bagang,memasuki de katie
awal 1990-an, nelayan di Kala Baubau juga telah
mengadaptasj pengoperasian kapal tangkap cakalang
dalam zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA
bentukfiber, dengan bobol5-6 ton.Kapal tangkap
cakalang ini umumnya menggunakan mesi.n jems
l'ol1ll1arJdengan kekuatan 115 cc.Laju kecepacao kapal
dapal mencapai 9-10 knot/mil laut. Armada tangkap
cakalang juga dilengkapi alaI nsvigasl Illodcren berupa
JPS. kompas, peta, dan c.:ulsto/'(lge. Seorang lllforl1lan
l11ellJclaskan bahwa operaSI [angkap kap