Alasan Perlunya mempelajari Epistimologi

FILSAFAT ILMU
DR. M. HUSNI SYAM, SH.,LL.M

Alasan Perlunya mempelajari
Epistimologi
1.

Alasan Strategis : Memandang pengetahuan
sebagai kekuatan (knowledge is power).

2.

Alasan Kultural : Memandang pengetahuan
sebagai bagian dari kebudayaan yang mampu
membudayakan manusia.

3.

Alasan Edukatif: Memandang pengetahuan sbg
bagian dari proses pendidikan




Dengan kata lain pengetahuan manusia tentang
suatu objek tidak pernah total, selalu ada yang
tak terungkapkan

Ilmu Pengetahuan
Pengetahuan : Persepsi subyek (manusia) atas obyek (riil
dan gaib) atau fakta.
Ilmu Pengetahuan : Kumpulan pengetahuan yang benar
disusun dengan sistem dan metode untuk mencapai tujuan
yang berlaku universal dan dapat diuji/diverifikasi
kebenarannya

Ilmu Pengetahuan :
bukan satu, melainkan banyak (plural)
bersifat terbuka (dapat dikritik)
berkaitan dalam memecahkan masalah




Jadi, Filsafat Ilmu Pengetahuan mempelajari esensi atau
hakikat ilmu pengetahuan tertentu secara rasional
Filsafat Ilmu Pengetahuan :
Cabang filsafat yang mempelajari teori pembagian ilmu,
metode yang digunakan dalam ilmu, tentang dasar kepastian
dan jenis keterangan yang berkaitan dengan kebenaran ilmu
tertentu.



Filsafat Ilmu Pengetahuan disebut juga Kritik Ilmu, karena
historis kelahirannya disebabkan oleh rasionalisasi dan
otonomisasi dalam mengeritik dogma-dogma dan tahayul

Jadi, Filsafat Ilmu Pengetahuan mempelajari esensi atau hakikat ilmu pengetahuan tertentu secara rasional

Filsafat Ilmu Pengetahuan :
Cabang filsafat yang mempelajari teori
pembagian ilmu, metode yang digunakan

dalam ilmu, tentang dasar kepastian dan
jenis keterangan yang berkaitan dengan
kebenaran ilmu tertentu.
Filsafat Ilmu Pengetahuan disebut juga Kritik Ilmu,
karena historis kelahirannya disebabkan oleh rasionalisasi dan otonomisasi dalam mengeritik
dogma-dogma dan tahayul
Ps1c.blogspot.com



Filsafat ilmu adalah bagian dari flsafat
pengetahuan atau sering juga disebut
epistimologi. Epistimologi berasal dari bahasa
Yunani yakni episcmc yang berarti knowledge,
pengetahuan dan logos yang berarti teori.



Filsafat ilmu merupakan telaahan secara flsafat yang
ingin menjawab beberapa pertanyaan mengenai

hakikat ilmu seperti:



obyek apa yang ditelaah ilmu?
Bagaimana ujud yang hakiki dari obyek
tersebut? Bagaimana hubungan antara
obyek tadi dengan daya tangkap manusia
(seperti berpikir, merasa dan
mengindera) yang membuahkan
pengetahuan.



Bagaimana proses yang memungkinkan ditimbanya
pengetahuan yang berupa ilmu? Bagaimana prosedurnya? Halhal apa yang harus diperhatikan agar kita mendapatkan
pengetahuan yang benar? Apa yang disebut kebenaran itu
sendiri? Apakah kriterianya? Cara/teknik/sarana apa yang
membantu kita dalam mendapatkan pengetahuan yang berupa
ilmu?




Untuk apa pengetahuan yang berupa ilmu itu dipergunakan?
Bagaimana kaitan antara cara penggunaan tersebut dengan
kaidah-kaidah moral? Bagaimana penentuanobyek yang
ditelaah berdasarkan pilihan-pilihan moral? Bagaimana kaitan
antara teknik prosedural yang merupakan operasionalisasi
metode ilmiah dengan norma-norma moral/profesional?



Apa yang dikaji oleh pengetahuan itu ?
Kita sebut Ontologi.



Apa yang ingin diketahui ilmu?




“Obyek penelahaan ilmu mencakup seluruh
aspek kehidupan yang dapat diuji oleh
pancaindera manusia”



Bagaimana cara mendapatkan pengetahuan?
Kita sebut epistemology



Untuk mendapatkan pengetahuan ini ilmu
membuat beberapa andaian (asumsi) mengenai
obyek-obyek empirik. Asumsi ini perlu, sebab
pernyataan asumsif inilah yang memberi arah
dan landasan bagi kegiatan penelahaan. Sebuah
pengetahuan baru dianggap benar selama kita
bisa menerima yang dikemukakannya.




Epistemologi atau teori pengetahuan,
membahas secara mendalam segenap
proses yang terlihat dalam usaha kita
untuk memperoleh pengetahuan. Ilmu
merupakan pengetahuan yang didapat
melalui proses tertentu yang dinamakan
metode keilmuan. Metode inilah yang
membedakan ilmu dengan buah
pemikiran yang lainnya

FILSAFAT
ILMU
1. Obyek material : universal 1. Obyek material : khusus dan
2. Obyek formal :
empiris Fragmantis, spesifk,
nonfragmantis,
intensif, teknik.
luas, mendalam dan

2. Riset melalui trial and error.
mendasar
3. Diskursif, logis, tidak tahu
3. Menonjolkan daya
menjadi tahu
spekulasi,
4. Penyebab tdak terlalu
kritis dan pengawasan
mendalam lebih dekat yang
4. Pertanyaan lebih jauh dan
sekunder (secondary cause)
mendalam berdasarkan
realitas
5. Penjelasan terakhir,
mutlak,
mendalam (primary causa)

Pengertian dan Ruang Lingkup Filsafat
 Filsafat ilmu adalah refeksi flsafati yang tidak pernah mengenal titik henti
Ilmu


dalam menjelajahi keilmuan untuk mencapai kebenaran atau kenyataan yang
tidak pernah habis dipikirkan dan tidak akan pernah selesai diterangkan
(Siswomiharjo, tt).



Filsafat ilmu merupakan cabang dari flsafat pengetahuan atau epistimologi
(Suriasumantri, 1998). Filsafat pengetahuan (epistimologi) yang disebut pula
dengan The Theory of Knowledge lahir pada abad ke 18. Cabang ini membahas
sumber-sumber pengetahuan, sarana-sarana pendukung dalam mendapatkan
pengetahuan, kebenaran pengetahuan serta nilai-nilai pengetahuan ilmiah.



Sumber di mana manusia mendapatkan pengetahuan adalah pancaindra,
penalaran, otoritas, intuisi, wahyu dan keyakinan. Kebenaran pengetahuan
meliputi kebenaran koherensi, kebenaran korespondensi dan kebenaran
pragmatis. Sarana pendukung di dalam mendapatkan pengetahuan yaitu logika,
matematika, statistika, bahasa dan metodologi penelitian (Siswomihardjo,

1989).

pengantar


Film adalah telaah keflsafatan yang ingin menjawab pertanyaan mengenai
hakikat ilmu, baik ditinjau dari sisi ontologis, epistimologis maupun aksiologis
yang dilakukan melalui proses dialektika mendalam yg sistematis dan bersifat
spekulatif.



Filsafat pengetahuan membicarakan bagaimana cara memperoleh pengetahuan
dari pengalaman (dlm konteks perbedaan ilmu dg flsafat)



Filsafat ilmu bagian dari epistimologi yg secara spesifk mengkaji hakikat ilmu




Film dpt dipahami dalam 2 arti:
a.

Film sbg suatu disiplin ilmu, Film mrupakan cabang dr ilmu flsafat yg membicarakan
obyek khusus, yaitu ILPENG yg memiliki sifat dan karakteristik tertentu, hamper sama
dg flsafat pd umumnya;

b.

Film sbg landasan flosofs bagi proses keilmuan merupakan kerangka dasar dari
proses keilmuan itu sendiri

Objek Material dan Objek Formal


Objek Materil FI: pengetahuan ilmiah, pengetahuan yang sudah
disusun secara sistematis dengan metode ilmiah tertentu,
sehingga dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya secara
umum



Objek Formil FI : yaitu sudut pandang darimana sang subjek
menelaah objek materialnya.

Tujuan FI
Bertujuan menjawab pertanyaan


Apa tujuan dari ilmu dan apa itu metode, apakah ilmu dan bgmn
membedakannya dg yg bukan ilmu dan apa pula pseudoscience?



Bgmn teori ilmiah dan hubungannya dg dunia secara luas/,, bgmn konsep
teoritis lebih bermakna n bermanfaat kemudian dpt dihubungkan ndg
penelitian n observasi ilmiah?



Apa saja yg membangun struktur teori dan konsep seperti caution (sebab
akibat dan ilat/sbab hk), eksplanasi, konfrmasi, teori, eksperimen, model,
reduksi n sejumlah probabilitasnya?



Apa saja pengaturan dlm pengembangan ilmu?, fungsi eksperimen?, apakah
ada kegunaan dan memiliki nilai dlm kebijakan dan bgmn semua itu
dihubungkan dg kehidupan social, budaya dan factor gender



Fungsi FI


Memberikan landasan flosofs dlm memahami berbagai konsep
dan teori suatu disiplin ilmu dan membekali kemampuan untuk
membangun teori ilmiah

Implikasi Mempelajari FI


Sebagaimpijakan dasar dalam mendalami ilmu pengetahuan



Sebagai penyadaran konseptual seorang ilmuwan tidak terjebak
dalam pola piker mmenara gading yakni hanya berpikir murni
dlm bidangnya tanpa mengikatkan dengan ralitas diluar dirinya.
Padahal aktiftas keilmuan nyaris tidak dapat dilepaskan dari
konteks kehidupan social kemasyaraakatan.

Tahapan Aspek Ontologi, Epistimologi dan
Aksiologi
Tahapan
Aspek
Ontologi
(Hakikat Ilmu)

1. Objek apa yang ditelaah ilmu:?
2. Bagaimana wujud hakiki dari objek tersebut?
3. Bagaimana hubungan objek tadi dan daya tangkap manusia (spt berfkir,
mengindra, merasa) yang membuahkan pengetahuan?
4. Bgmn proses yg memungkinkan digalinya pengetahuan yg berupa ilmu
5. Bgmn prosedurnya

Epistimologi
(Cara
mendapatkan
ilmu
pengetahuan)

1. Bgmn proses yg memungkinkan digalinya pengetahuan yg berupa ilmu
2. Bgmn Prosedurnya
Hal2 apa yg hrs diperhatikan agar kt mendapatkan pengetahuan yg benar
3. Apa yg dimaksud dg kebenaran itu sendiri?
4. Apa Kriterianya?
5. Sarana/cara/.teknik apa yg membantu kita dlm mendptkan pengetahuan yg
berupa ilmu

Aksiologi
(Guna Ilpeng)

1.
2.
3.
4.

Utk apa pengetahuan tsb digunakan
Bgmn kaitan antara cara pengetahuan tsb dan kaidah moral
Bgmn penentuan objek yg ditelaah berdasarkan pilihan2 moral.
Bgmn kaitan antara teknik procedural yg merupakan operasionalisasi metode
ilmiah dan norma2 moral/professional.

Teori kebenaran korespondensi


Aristoteles > mengatakan yg ada sbg tidak ada atau tidak ada
sebagai ada adalah salah.



Kesesuaian antara yg diketahui dg kenyataann yg sebenarnya



Kesesuaian antar subjek dengan objek



Teori yang menekankan pentingnya objektiftas atau pengalaman
empiris sbg sumber pengetahuan manusia

Teori Kebenaran Koherensi


Biasa digunakan penganut rasionalis dan penganut positivisme
logis



Suatu pernyataan benar bila pernyataan itu koheren atau
konsisten dengan pernyataan sebelumnya yg juga dianggap
benar


Semua hakim adalah SH



Plato hakim



Plato pasti seorang SH

Teori Kebenaran Pragmatis


Kebenaran adalah kegunaan atau manfaat



Kebenaran adalah apa yg membawa hasil



Kebenaran ditentukan oleh kegunaan dari suatu ide, konsep atau
pengetahuan, kalau berguna benar kalau tidak beguna = salah



Kalau satu ide make sense namun blm dicoba dan blm
membuahkan hasil bisa saja disebut tidak benar.

Teori Kebenaran Performatif


Pernyataan dianggap benar kalau pernyataan membentuk
realitas atau ... Bila apa yang dinyatakan sungguh terjadi ketika
pernyataan itu dilakukan



Misal... Dengn ini saya melantik saudara menjadi gubernur....
Kmd dian menjadi gubernur

Metode Ilmiah


Metode berasal dari bahasa Yunani „Methodos‟ yang berarti jalan. Sedangkan
dalam bahasa latin „methodus‟ berarti cara.



Metode menurut istilah adalah suatu proses atau atau prosedur yang
sistematik berdasarkan prinsip-prinsip dan teknik-teknik ilmiah yang dipakai
oleh suatu disiplin (bidang studi) untuk mencapai suatu tujuan. Jadi, ia dapat
dikatakan sebagai cara kerja ilmiah.



Metodologi bersangkutan dengan jenis, sifat dan bentuk umum mengenai
cara-cara, aturan-aturan dan patokan-patokan prosedur. Jalannya pendidikan,
yang menggambarkan bagaimana ilmu pengetahuan harus bekerja.



Sedangkan metode bersangkutan dengan cara kerja dan langkah-langkah
khusus penyelidikan secara sistematik menurut metodologi itu, agar tercapai
suatu tujuan, yaitu kebenaran ilmiah.



Jika dibandingkan antara metode dan metodologi, maka metodologi lebih
bersifat umum dan metode lebih bersifat khusus

METODE ILMIAH


Metode Ilmiah merupakan prosedur atau cara2 tertentu yang
digunakan untuk memperoleh pengetahuan yang disebut ilmu
atau pengetahuan ilmiah



Epistimologi flsafat pengetahuan) merupakan suatu cara untuk
memperoleh pengetahuan dlam kajian flsafat. Dg demikian,
metode ilmiah merupakan epistimologi ilmu yg mengkaji sumbersumber untuk mem[ero;eh kajian yang benar(menurut Senn)



Tahapan ilmiah untuk menghasilkan metode ilmiah, yaitu



Meru,uskan masalah



Mengajukan hipotesis



Melakukan verifkasi data



Menarik kesimpulan (Sujana)

Karakteristik dalam Metode Ilmiah


Logis : Merujuk kepada metode ilmiah tergantung dari argumentasi ilmiah.
Kesimpulan rasional diturunkan dari bukti yang ada



Testability : Penelitian ilmiah harus dapat menguji hipotesis dengan pengujian
statistic yang menggunakan data yang dikumpulkan



Objektif : hasil yang diperoleh ilmuan yang lain akan sama apabila studi yang sama
dilakukan pada kondisi yang sama, yaitu penelitian dikatakan ilmiah apabila dapat
dibandingkan kebenarannya



Konseptual dan Teoritis apa artinya Ilpeng mengandung arti pengembangan suatu
struktur konsep dan teoritis untuk menuntun dan mengarahkan upaya penelitian



Empiris : Metode ilmiah pada prinsipnya bersandar pada realitas



Sistematis : metode ilmiah mengandung arti suatu prosedur yang cermat.

Enam Pola Umum Langkah Metode Untuk
Memperoleh Pengetahuan Yaitu:


a.Kesadaran adanya problemaKesadaran akan adanya problema adalah penting
sekali.karena hanya demikian suatu pemikiran dan penyelidikan itu mungkin untuk
diawali. Dalam hal ini, kemampuan untuk melukiskan problema secara jelas dan
benar dalam suatu defnisi adalah penting. Karena hanya dengandemikian pula
pengumpulan data yang faktual baru mungkin. 



b.Pengumpulan dataPengumpulan data yang relevan, yang juga memerlukan
kesabaran dan lebih-lebih kemampuanuntuk menguji data-data apakah faktual
atau tidak. Pada persoalan yang sulit, untukmendapatkan data-data seperti itu,
memerlukan pemikiran dan penyelidikan yang saksama dantidak aneh jika
memerlukan waktu bertahun-tahun.



c.Penertiban dataDalam masalah ini, diperlukan kemampuan analisis dan
pengelompokan. Bagi metode ilmiah,memperbandingkan dan mempertentangkan
data yang satu dengan data yang lain untuk diaturdalam urutan yang sesuai
dengan kepentingan adalah pokok. Jadi, setiap data harus diberi nomor,dianalisis,
dan diklasifkasikan.



d.Pembentukan HipotesisLangkah ini penting ketika melakukan pemeriksaan
problem. Hipotesis dapat dibentuk setelahdiperoleh data-data yang cukup.
Dalam membentuk hipotesis, hal yang penting adalah harus bersifat masuk akal.
Artinya, suatu deduksi harus dapat dicoba dan berfungsi sebagai petunjuk bagi
penyelidikan selanjutnya.



e.Penarikan deduksi/kesimpulan dari hipotesisMaksudnya, hipotesis menjadi
dasar penarikan deduksi atau kesimpulan mengenai jenis susunandan hubungan
antara hal-hal atau benda-benda tertentu yang sedang
diselidiki.f.VerifkasiMasalah pengujian kebenaran dalam ilmu pengtahuan,
keputusan akhirnya terletak pada fakta.Jika fakta tidak mendukung suatu
hipotesis, maka hipotesis lain dipilih. Dengan demikianselanjutnya, kecuali fakta
(data empirik), kaidah umum, atau hukum tersebut telah memenuhi persyaratan
pengujian empiris. Terhadap hal ini, kaum rasionalis menyatakan bahwa
suatuhipotesis baru bisa diterima secara keilmuan bila konsisten dengan
semua hipotesis yangsebelumnya telah diuji kebenarannya

Contoh :
“Amir sakit perut
selama seminggu”
Pendekatan Ilmiah :
• Cari data di lapangan
Amir makan apa ?
• Periksa ke dokter
• Tes laboratorium
• Pengobatan
• Kesimpulan :
Amir Keracunan

Pendekatan Non Ilmiah :
• Pergi ke dukun
• Penyembuhan
• Kesimpulan :
Amir kena guna-guna dari
temen/musuhnya

Pendekatan Ilmiah :
 Perumusan masalah jelas dan spesifk
 Masalah merupakan hal yang dapat diamati dan diukur
secara empiris
 Jawaban permasalahan didasarkan pada data
 Proses pengumpulan dan analisis data, serta pengambilan
keputusan berdasarkan logika yang benar
 Kesimpulan siap/terbuka untuk diuji oleh orang lain
Contoh :
 Penggunaan Metode Ilmiah

Apa Perbedaanya ?
Pendekatan Non Ilmiah :
 Perumusan kabur atau abstrak
 Masalah tidak selalu diukur secara empiris dan dapat bersifat
supranatural/dogmatis
 Jawaban tidak diperoleh dari hasil pengamatan data di lapangan
 Keputusan tidak didasarkan pada hasil pengumpulan dan analisis
data secara logis
 Kesimpulan tidak dibuat untuk diuji ulang oleh orang lain
Contoh :
 Penggunaan akal sehat, prasangka, intuisi, penemuan secara
kebetulan dan coba-coba,
pendapat otoritas ilmiah dan pikiran kritis

Metode Ilmiah dan Non-Ilmiah
Aspek

Non-Ilmiah

Ilmiah

Pendekatan thd
masalah

Intuitif

Empiris

Konsep/teori

Ambigu

Jelas, operasional,
sepsifk

Hipotesis

Tidak dapat
dibuktikan

Dapat dibuktikan

Observasi gejala

Tidak terkontrol,
seadanya

Sistematis, terkontrol

Alat ukur

Tidak akurat, tidak
tepat, tidak sesuai

Akurat, tepat, sesuai

Pengukuran

Tidak valid, tidak
reliabel

Valid, reliabel

Kontrol

Tidak ada

Selalu dilakukan

Pelaporan hasil
penelitian

Bias, subjektif

Tidak bias, objektif

Sikap peneliti

Tidak kritis,
menerima apa

Kritis, skeptis,
mencari bukti

LANGKAH-LANGKAH METODE
ILMIAH
PERUMUSAN MASALAH
PENYUSUNAN KERANGKA BERFIKIR
PERUMUSAN HIPOTESIS
PENGUJIAN HIPOTESIS
PENARIKAN KESIMPULAN

SIFAT METODE ILMIAH


Efisien dalam penggunaan sumber daya (tenaga, biaya, waktu)



Terbuka (dapat dipakai oleh siapa saja)



Teruji (prosedurnya logis dalam memperoleh keputusan)

POLA PIKIR DALAM METODE ILMIAH
INDUKTIF
•Pengambilan
kesimpulan dari kasus
yang bersifat khusus
menjadi hal yang
bersifat umum
•Dunia empirik
(induktif) yang obyektif
dan berorientasi
kepada fakta sebagai
mana adanya.

DEDUKTIF
• Pengambilan
kesimpulan dari
kasus yang bersifat
umum menjadi hal
yang bersifat khusus
• Dunia rasional
(deduktif) adalah
koheren, logis, dan
sistematis, dengan
logika deduktif
sebagai sendi
pengikatnya

Contoh sederhana :
Induktif :

Kesimpulan

Tumbuhan akan mati
(khusus)
Hewan akan mati
(khusus)
Manusia akan mati
(khusus)
: Semua makhluk hidup akan mati
(umum)

Deduktif :
Kesimpulan

Semua manusia akan mati
Aris adalah manusia
: Aris akan mati

(umum)
(khusus)
(khusus)

Keunggulan Metode Ilmiah


Memupuk sifat objektif, metodik, dan sistematik



Mencintai kebenaran dan bersifat adil.



Menyadari bahwa kebenaran ilmu tidak bersifat mutlak.



Membimbing untuk bersikap optimis, teliti, dan berani membuat
pernyataan yang menurut keyakinan ilmiah yang benar.



Membimbing kita untuk tidak percaya begitu saja pada suatu
kesimpulan tanpa adanya bukti yang nyata.
(Bambang Ruwanto, 2006)

KETERBATASAN METODE ILMIAH


Kebenaran ilmiah bersifat tentatif  sebelum ada kebenaran
ilmu yang dapat menolak kesimpulan maka kesimpulan itu
dianggap benar. Sebaliknya, kesimpulan yang dapat menolak
kesimpulan ilmiah terdahulu menjadi kebenaran yang baru.



Tidak dapat menjangkau untuk membuat kesimpulan yang
bersangkutan dengan baik dan buruk atau sistem nilai,
tentang seni dan keindahan, dan juga tidak dapat menjangkau
untuk menguji adanya Tuhan.