Bab 3 - Metodologi Penelitian

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 1 Bangil. Peneliti memilih
sekolah tersebut karena tersedia sarana yang mendukung pelaksanaan
pembelajaran Dasar dan Pengukuran Listrik menggunakan metode
discovery inquiry, di mana masing-masing siswa memiliki buku teks
sendiri yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas yang diberikan guru,
baik di dalam kelas maupun diluar kelas.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada awal semester I Tahun Ajaran 2015/2016.
Waktu penelitian menyesuaikan dengan waktu penyampaian pelajaran
Dasar dan Pengukuran Listrik untuk materi Muatan Listrik di sekolah
tempat penelitian, yakni antara bulan Juli-Agustus 2015.

B. Metode Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dengan metode eksperimen. Metode
eksperimen adalah metode penelitian dengan memberikan perlakuan
tertentu pada sampel penelitian. Menurut Solso & MacLin (2002),

penelitian eksperimen adalah suatu penelitian yang di dalamnya ditemukan
minimal satu variabel yang dimanipulasi untuk mempelajari hubungan

sebab-akibat. Oleh karena itu, penelitian eksperimen erat kaitanya dalam
menguji suatu hipotesis dalam rangka mencari pengaruh, hubungan,
maupun perbedaan perubahan terhadap kelompok yang dikenakan
perlakuan.

Penelitian ini bertujuan untuk menentukan pengaruh model
pembelajaran Discovery Learning pada mata pelajaran Dasar dan
Pengukuran Listrik. Bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian
ini adalah Quasi Experimental Design yang bertujuan untuk mengetahui
suatu gejala atau pengaruh yang timbul, sebagai akibat dari adanya
perlakuan tertentu. Contoh khusus dari penelitian eksperimen adalah
adanya perlakuan tertentu. Ciri khusus dari penelitian eksperimen adalah
adanya percobaan atau trial. Percobaan ini berupa perlakuan atau
intervensi terhadap suatu variable. Dari perlakuan tersebut diharapkan
terjadi perubahan atau pengaruh terhadap variable yang lain.

Eksperimen kuasi adalah eksperimen yang memiliki perlakuan

(treatments), pengukuran-pengukuran dampak (outcome measures), dan
unit-unit eksperiment (experimental units) namun tidak menggunakan
penempatan secara acak. Pada penelitian lapangan biasanya menggunakan
rancangan eksperiment semu (kuasi eksperimen). Desain tidak
mempunyai pembatasan yang ketat terhadap randomisasi, dan pada saat
yang sama dapat mengontrol ancaman-ancaman validitas. Di sebut

eksperimen semu karena eksperimen ini belum atau tidak memiliki cir-ciri
rancangan eksperimen yang sebenarnya, karena variabel-variabel yang
seharusnya dikontrol atau di manipulasi.Oleh sebab itu validitas penelitian
menjadi kurang cukup untuk disebut sebagai eksperimen yang sebenarnya.

Penelitian Quasi Experimental adalah untuk memperoleh informasi
yang merupakan perkiraan bagi informasi yang dapat diperoleh dengan
eksperimen yang sebenarnya dalam keadaan yang tidak memungkinkan
untuk mengontrol atau memanipulasi semua variabel yang relevan. Bentuk
penelitian ini dipilih karena objek penelitian ini adalah siswa, sehingga
tidak mungkin untuk membuat kondisi objek dari kedua kelompok sama.
Artinya ada variabel yang kondisinya tidak mungkin dibuat sama,
diantaranya tingkat kecerdasan siswa, keadaan sosial ekonomi, dan

motivasi belajar siswa.
Pada permasalahan penggunaan model pembelajaran discovery Learning
pada mata pelajran Dasar dan Pengukuran Listrik menggunakan rancangan Time
Series Design yang menggunakan rancangan sebagai berikut:

O 1 O2 O3 O4

X

Keterangan:
O1

= Pretest Uji Validitas

O2

= Pretest Uji Skala Kecil

O3


= Prestest uji Skala Luas

O 5 O6 O7 O8

O4

= Pretest Implementasi

X

= Penggunaan Treatment

O5

= Postest Uji Validitas

O6

= Postest Uji Skala Kecil


O7

= Postest Uji Skala Luas

O8

= Postest Implementasi

Gambar 1 Proses time series

C. Populasi dan Sampel
Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian. Apabila seseorang
ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka
penelitiannya merupakan penelitian populasi atau studi populasi atau study
sensus (Sabar, 2007).

Menurut Sugiyono pengertian populasi adalah wilayah generalisasi
yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulannya (Sugiyono,2011:80).


Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X Teknik
Listrik SMK Negeri 1 Bangil di Kabupaten Pasuruan semester I Tahun
Ajaran 2015/2016. Jumlah total kelas X Teknik Listrik di sekolah ini
adalah empat kelas, yaitu kelas XTLa, XTLb, XTLc, dan XTLd.

Menurut Sugiyono sampel adalah bagian atau jumlah dan
karakteritik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan
peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, missal
karena keterbatan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti akan mengambil
sampel dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu,
kesimpulannya akan diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang
diambil dari populasi harus betul-betul representative (Sugiyono,2011).

Sampel penelitian ini adalah 1 kelas yaitu kelas XTLa yang jumlah
siswanya sebanyak 40 siswa. Dalam penelitian ini sampel tersebut
memiliki keadaan awal yang sama. Teknik pengambilan sampel tersebut
adalah teknik cluster random sampling yakni teknik pengambilan sampel

penelitian secara acak dari populasi yang terdiri atas cluster-cluster

tertentu, dalam hal ini terdiri atas kelas-kelas.

D. Identifikasi Variabel
Berdasarkan masalah “Penggunaan Model Pembelajaran Discovery
Learning pada Mata Pelajaran Dasar dan Pengukuran Listrik untuk
meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas X di Smk Negeri 1 Bangil”.

Dalam penelitian ada dua variabel penelitian, yaitu variabel bebas
dan variabel terikat. Berikut ini akan diuraikan kedua variabel tersebut.
 Variabel Bebas
Variabel independennya (x) atau variabel yang dapat berdiri sendiri
atau tidak terikat dengan variabel yang lain. Dalam masalah ini yaitu
variabel : metode pembelajaran.
1) Definisi operasional
Metode pengajaran adalah cara yang teratur dan terpikir baik-baik
untuk mencapai maksud dan cara kerja yang bersistem untuk
memudahkan pelaksanaan pembelajaran, guna mencapai tujuan
pembelajaran yang ditentukan.
2) Skala pengukuran
Skala pengukurannya adalah nominal dengan menggunakan

modelpembelajaran discovery learning.

 Variabel dependennya (y) atau variabel yang terikat dengan variabel
laennya dan tidak dapat berdiri sendiri. Yang termasuk variabel
dependen yaitu prestasi belajar siswa kelas x. Variabel terikat dalam
penelitian ini adalah kemampuan kognitif Dasar dan Pengukuran
Listrik. yang dimiliki siswa.
1) Definisi operasional
Kemampuan kognitif Dasar dan Pengukuran Listrik adalah
kemampuan siswa untuk mengetahui, memahami, mengaplikasi,
mensintesis, menganalisis, dan mengevaluasi suatu materi pelajaran.
Indikator pengukurannya adalah hasil ulangan.
2) Skala pengukuran
Skala pengukurannya adalah interval dengan skala nilai dari 0 sampai
100.

E. Prosedur Penelitian
Prosedur pelaksanaan penelitian pada gambar 1 yang digunakan dalam
penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut
1) Observasi sekolah

Observasi sekolah berguna untuk melihat kondisi lapangan seperti berapa
kelas yang ada, jumlah siswanya, cara mengajar guru elektro selama ini
2) Membuat perangkat pembelajaran berupa RPP, modul, dengan
menggunakan model pembelajaran discovery Learning.

3) Menyiapkan instrumen penelitian berupa tes prestasi belajar sekaligus
aturan penskorannya serta angket tanggapan siswa
4) Melakukan validasi instrument dan perbaikan instrument
5) Melakukan uji coba soal tes dan menghitung relibilitasnya
6) Mengadakan Pre test materi
7) Melaksanakan perlakuan dengan menggunakan model discovery learning.
8) Mengadakan Post test materi dasar dan pengukuran listrik.
9) Menganalisis data.
10) Membuat kesimpulan.

F. Teknik dan Alat Pengumpul Data
Ada tiga teknik yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu teknik
dokumentasi, teknik tes, teknik angket yang masing-masing akan
dijelaskan sebagai berikut:
1) Teknik Dokumentasi

Teknik dokumentasi adalah teknik penelitian yang menggunakan
dokumen yang sudah ada sebagai sumber data. Dalam hal ini, sumber
data tersebut untuk mengetahui jumlah siswa dan keadaan awal Dasar
dan Pengukuran Listrik yang dimiliki siswa.
2) Tes
Test adalah serentetan pertanyaanatau latihan serta alat lain yang
digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi,
kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.

Tes disini dilakukan dua kali, sebelum dan sesudah diterapkannya
model discovery learning.
Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes tertulis
berbentuk esai. Tes ini digunakan untuk mengukur kemampuan siswa
dalam menguasai materi bahan kimia dalam keseharian. Tes yang
digunakan berbentuk esai berjumlah 8 soal. Pertimbangan
menggunakan tes berbentuk esai karena mempunyai manfaat sebagai
berikut :
a. Mudah disiapkan dan disusun.
b. Tidak memberi banyak kesempatan untuk berspekulasi atau untunguntungan.
c. Mendorong siswa untuk berani mengemukakan pendapat serta

menyusun dalam bentuk kalimat yang bagus.
d. Memberi kesempatan kepada siswa untuk mengutarakan maksudnya
dengan gaya bahasa dan caranya sendiri.
e. Dapat diketahui sejauh mana siswa mendalami sesuatu masalah yang
diteskan.
f. Tes esai dapat memperkecil kerja sama antar siswa sewaktu
mengerjakan soal. (Arikunto, 2005).

Adapun langkah-langkah penyusunan tes adalah sebagai berikut :
a. Menelaah kurikulum/silabus yang digunakan
b. Membuat kisi-kisi soal Pre test dan Post test

c. Membuat butir soal
d. Membuat kunci jawaban dan pedoman penskoran
e. Mengembangkan tes yang telah disusun untuk penyempurnaan lebih
lanjutdengan mengkonsultasikan test yang telah disusun kepada dosen
pembimbing, dan guru elektronika agar mendapat pertimbangan.
f. Dilakukan validasi soal
g. Melaksanakan uji coba untuk melihat reliabilitas tes
h. Menggunakan instrumen tes yang disusun untuk penelitian

Tes diberikan sebelum pembelajaran (Pre test) dan sesudah
pelaksanaan pembelajaran (Post test) pada kelas eksperimen dan kelas
kontrol. Tes yang diberikan sebelum pembelajaran dimaksudkan untuk
melihat kemampuan awal siswa, sedangkan tes akhir dimaksudkan
untuk melihat pengaruh pembelajaran terhadap hasil belajar siswa

3) Teknik Angket
Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan atau pernyataan tertulis yang
digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti
laporan tentang pribadinya, atau segala sesuatu diketahui responden.
Angket dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kreativitas
belajar Dasar dan Pengukuran Listrik siswa.
G. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian terdiri dari dua yaitu instrumen tes dan angket, yang
masing-masing akan dibahas sebagai berikut:
1.

Instrumen Tes
Tes digunakan untuk mengetahui perbedaan hasil kemampuan
kognitif siswa pada pokok bahasan muatan listrik dari pembelajaran
yang telah dilakukan dengan metode discovery learning, baik secara
individual maupun berkelompok.
Instrumen tes tersebut sebelumnya diujicobakan untuk
mendapatkan instrumen tes yang berkualitas, yang memenuhi kriteria
Validitas Item, Reliabilitas, Taraf Kesukaran Soal, dan Daya
Pembeda.
a.

Validitas Item
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat
kevalitan suatu item tes. Item soal disebut valid jika dapat dengan
tepat mengukur apa yang hendak diukur atau dapat memenuhi
fungsinya sebagai alat ukur. Suatu item soal yang valid
mempunyai validitas tinggi, sedangkan item soal yang kurang
valid berarti memiliki validitas rendah. Teknik yang digunakan
untuk mengukur validitas butir soal dalam penelitian ini adalah
teknik korelasi point biserial, dengan persamaan:

Keterangan :

γ pbi

= koefisien korelasi biserial

Mp

= rerata skor dari subjek yang menjawab betulbagi item
yang dicari validitasnya.

Mt

= rerata skor soal

St

= standart deviasi dari skor total

P

= proporsi siswa yang menjawab benar
p=

q

banyaknya siswatang menjawabbenar
jumlah seluruh siswa

= proporsi siswa yang menjawab salah (q=1-p)
(Suharsimi Arikunto, 2005:79)

Dari uji validitas, item soal dikategorikan menjadi dua kriteria.
Untuk item soal valid bila γpbi = r tabel dan untuk item soal invalid bila γ
pbi < r table. Berdasarkan hasil analisis validitas terhadap 35 item soal uji
coba tes kemampuan kognitif Fisika yang dimiliki siswa diperoleh
keputusan bahwa item soal invalid berjumlah 10 item, yakni item soal
nomor 5, 12, 15, 20, 22, 23, 26, 28, 29, 31. Adapun item soal yang dipakai
dalam tes kemampuan kognitif Fisika yang dimiliki siswa adalah item soal
yang valid yaitu item soal nomor 1, 2, 3, 4, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 13, 14, 16,
17, 18, 19, 21, 24, 25, 27, 30, 32, 33, 34, 35.

b. Daya Pembeda

Daya pembeda item soal adalah kemampuan suatu item soal untuk
membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi (pandai) dengan
siswa yang berkemampuan rendah (kurang pandai). Angka yang
menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indeks diskriminasi (D).
Untuk mengetahui daya pembeda dari masing-masing item tes, digunakan
rumus:

Dimana:
J

= jumlah peserta tes

JA

= banyaknya peserta kelompok atas

JB

= banyaknya peserta kelompok bawah

BA

= banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu

dengan benar
BB

= banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu

dengan benar
BA
PA= J
A

= proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar

(ingat p sebagai indeks kesukaran)
B
PB = J B
B

= proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar.
(Suharsimi Arikunto, 2005: 214)

Klasifikasi daya pembeda:
0.00 £ D < 0.20 item soal dikatakan daya pembeda jelek.

0.20 £ D < 0.40 item soal dikatakan daya pembeda cukup.
0.40 £ D < 0.70 item soal dikatakan daya pembeda baik.
0.70 £ D £ 1.00 item soal dikatakan daya pembeda baik sekali.
D < 0, semuanya tidak baik, jadi semua butir soal yang mempunyai D
negatif sebaiknya dibuang saja.(Suharsimi Arikunto, 2005: 218)

Berdasarkan hasil analisis daya pembeda terhadap 35 item soal uji
coba tes kemampuan kognitif Dasar dan Pengukuran Listrik siswa
diperoleh keputusan : item soal dengan daya pembeda jelek berjumlah 7,
yakni item soal nomor 5, 12, 15, 22, 26, 29, 31; item soal dengan daya
pembeda cukup berjumlah 16 item, yakni item soal nomor 2, 4, 8, 13, 18,
19, 20, 21, 23, 24, 25, 27, 28, 30, 32, 34; dan item dengan daya pembeda
baik berjumlah 11 item, yakni item soal nomor 1, 3, 6, 7, 10, 11, 14, 16,
17, 33, 35: item soal dengan daya pembeda baik sekali berjumlah 1
item,yaitu nomor 9. Item soal yang dipakai dalam tes kemampuan kognitif
Fisika yang dimiliki siswa adalah item soal yang berada dalam rentang
klasifikasi cukup, baik dan baik sekali yaitu item soal nomor 1, 2, 3, 4, 6,
7, 8, 9, 10, 11, 13, 14, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 23, 24, 25, 27, 28, 30, 32, 33,
34, 35.
c. Taraf Kesukaran
Taraf kesukaran item tes adalah pengukuran derajat kesukaran suatu item
tes. Besarnya angka yang menunjukkan taraf kesukaran disebut Indeks
Kesukaran (P). Soal yang baik adalah soal yang memiliki taraf kesukaran

memadai, artinya tidak terlalu sukar dan tidak terlalu mudah. Rumus
mencari P adalah
P=

B
JS

di mana:
P = taraf kesukaran
B = banyak siswa yang menjawab soal itu dengan betul
JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes.(Suharsimi Arikunto, 2005: 208)

Menurut ketentuan yang sering diikuti, taraf kesukaran sering
diklasifikasikan sebagai berikut:
0.00 P 0.30 : item soal dikatakan sukar .
0.30 P 0.70 : item soal dikatakan sedang.
0.70 P 1.00 : item soal dikatakan mudah.(Suharsimi Arikunto, 2005:
210) .

Berdasarkan hasil analisis taraf kesukaran terhadap 35 item soal
uji coba tes kemampuan kognitif Dasar dan Pengukuran Listrik diperoleh
keputusan : item soal tergolong sedang berjumlah 30 item, yakni item soal
nomor 1, 2, 3, 4, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21,
22, 23, 25, 30, 31, 32, 33, 34, 35; dan item soal tergolong mudah
berjumlah 5 soal, yakni item soal nomor 5, 24, 26,27, 28. Item soal yang
dipakai dalam tes kemampuan kognitif Dasar dan Pengukuran Listrik yang
dimiliki siswa adalah item soal yang berada dalam klasifikasi sedang yaitu

item soal nomor nomor 1, 2, 3, 4, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17,
18, 19, 20, 21, 22, 23, 25, 30, 31, 32, 33, 34, 35.
d. Reliabilitas Tes
Reliabilitas bisa berarti keajegan. Suatu instrumen dikatakan memenuhi
kriteria reliabilitas jika instrumen tersebut digunakan berulangulang pada
subyek dengan kondisi yang sama akan memberikan hasil yang relatif
tidak mengalami perubahan. Untuk menghitung koefisien reliabilitas tes,
dalam penelitian ini digunakan KR-20 dengan Teknik belah Dua yang
dirumuskan Koder Richardson sebagai berikut:

Dimana:
R11

= reliabilitas tes secara keseluruhan

P

= proporsi subjek menjawab item dengan benar

Q

= proporsi subjek yang menjawab item dengan salah

(q= 1 - p)
Pq

= jumlah hasil perkalian antara p dan q

N

= banyaknya item

S

= standar deviasi dari tes (standar deviasi adalah akar varians)
(Suharsimi Arikunto, 2005: 101)

H. Teknik Pengembangan Instru
1. Uju Validitas
Validitas adalah suatu ukuranyang mengukur tingkat keva;idan
suatu kesahihan suatu instrument. Suatu insytrumen dikatakan valid
apabilamampu mengukur apa yang diharapkan dan dapat mengungkap
data dari variable yang diteliti secara tepat.
Pengujian validitas dilakukan untuk mengetahui apakah tes yang
digunakan dalam penelitian ini dapat atau tidak mengukur tingkat
ketepatan tes yaitu mengukur apa yang seharusnya diukur, maka dilakukan
iji validitas soal. Untuk mengetahui validitas yang dihubungkan dengan
kriteruia, digunakan uji statistic, yakni teknik korelasi product moment
sebagai berikut:

r xy =

N ∑ XY −( ∑ X ) ( ∑ Y )
2

2

√ {N ∑ X −(∑ X ) }{N ∑ Y −(∑ Y ) }
2

2

(Zainal Arifin, 2009:254)
Keterangan :

r xy

= koefisien korelasi yang di cari
I. Metode Pengolahan Data dan Analisa Data
Setelah data terkumpul langkah selanjutnya adalah menganalisa
data-data tersebut. Analisa menurut Patton sebagai mana dikutip oleh

Lexy. J. Moeloeng, adalah proses pengaturan urutan data,
mengorganisasikan ke dalam suatu pola, kategori dan satuan uraian dasar.
Sedangkan menurut Noeng Muhajir, analisa data adalah upaya
mencari serta menata secara sistematis catatan hasil observasi, interview,
dan lainnya untuk meningkatkan hasil belajar peneliti tentang masalah
yang diteliti menjadikan sebagai temuan bagi orang lain.
1) Pengolahan Data
Pengolahan data pada penelitian ini berdasarkan pada teori menurut Azrul
Azwar dan joedo Prihantono (2003) yaitu setelah data terkumpul langkahlangkah pengolahan data dilakukan dengan editing, scooring, coding,
tabulating, processing, dan cleaning.
b. Editing
Pada kegiatan editing penelitian ini dilakukan dengan cara
penelitian mengecek ulang kelengkapan dan kejelasan jawaban
responden. Bisa disebut pula dengan meneliti kembali catatan atau data
yang ada, baik dari segi kelengkapan, ketercapaian, penjelasan makna
kesesuaian satu sama lainnya,relevansinya dan keseragaman data.
c. Scooring
Pada kegiatan ini penilaian data dengan memberikan skor pada
pertanyaan yang berkaitan dengan pengetahuan responden. Jawaban
benar diberi skor 1 , dan jawaba salah diberi skor 0, dan memberikan
skor pada pertanyaan yang berkaitan dengan sikap responden, jawaban
setuju diberi skor 1dan jawaban tidak setuju diberi skor 0.

1.

Pengetahuan
Setiap jawaban benar dari item pertanyaan akan diberi skor 1 dan
jawaban salah diberi skor 0, sehingga setiap sampel akan
diperoleh skor pengetahuan.

2.

Sikap
Setiap responden terhadap pertanyaan akan diberi skor sebagai
berikut:
o Untuk pertanyaan positif (Favourable)
Setuju

:1

Tidak setuju

:0

o Untuk pertanyaan negatif (unfavourable)
Setuju

:0

Tidak setuju

:1

d. Coding
Setelah data terkumpul dan selesai diedit dilapangan, tahap
berikutnya adalah mengkode data. Untuk mempermudah mengolah
data jawaban diberi kode langsung pada lembar soal.
1.

Pengetahuan
Kategori penilaian pengetahuan ditentukan berdasarkan teori
menurut dengan criteria penilaian sebagai berikut:
a. Kategori baik, 80% - 100% dari tabel nilai jawaban yang
benar, diberi kode: 2

b. Kategori cukup, 65% - 79% dari tabel nilai jawaban yang
benar, diberi kode : 1
c. Kategori kurang ≤ 64%, dari tabel nilai jawaban yang
benar, diberi kode :0
2.

Sikap
Dikategorikan menjadi :

o

Kalau distribusi normal
≤ mean atau rata-rata kurang mengdukung kode 0
≥ mean atau rata-rata mendukung kode 10

o

Kalau berdistribusi tidak normal
≤ median kurang mendukung kode 0
≥ median mendukung kode 10
e. Tabulating
Kegiatan ini dilakukan mengelompokkan data dalam bentuk table
menurut sifat –sifat yang dimilikinya, sesuai dengan tujuan
penelitian agar selanjutnya mudah di analisa.
f. Processing
Dalam kegiatan ini jawaban dari responden yang telah
diterjemahkan menjadi bentuk angka, selanjutnya diproses agar
mudah dianalisis.
g. Cleaning
Kegiatan ini merupakan kegiatan pembersihan data dengan cara
pemerikasaan kemabali data yang sudah dientri, apakah ada

kesalahan atau tidak. Pemeriksaan ini meliputi pemeriksaan ulang
terhadap data, pengkodean, crooring.

2. Analisa Data
Digunakan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan yaitu
mempelajari hubungan antar variable. Untuk menganalisa data yang
terkumpul, penulis menggunakan analisa data sebagai berikut:
a. Teknik Analisa Kualitatif.
Teknik analisis ini digunakan untuk menganalisis penerapan
model pembelajaran discovery learning mata pelajaran dasar dan
pengukuran listrik.
b. Teknik AnalisisKuantitatif
Sedangkan data kuantitatif dalam penelitian ini digunakan
untuk menganalisa pengaruh education games terhadap hasil belajar
peserta didik pada mata pelajaran dasar dan pengukuran listrik teknik
yang digunakan adalah Teknik Analisa Kuantitatif.
Sedangkan data kuantitatif dalam penelitian ini, penulis
menggunakan analisa data statistikyang meliputi:
 Teknik analisis mean, adalah suatu teknik analisis yang
dipergunakan untuk mengetahui model discovery learning dalam
meningkatkan prestasi belajar dan untuk mengetahui tingkat
kemampuan peserta didik pada pendidikan.
Rumus yang digunakan adalah rumus mean sebagai berikut:

∑X

M x= N

Keterangan:

Mx

= Mean yang dicari

∑X

= Jumlah dari sekor-sekor (nilai-nilai) yang ada.

N

= Number of cases (banyaknya skor-skor itu sendiri)

Kemudian datanya dapat ditafsirkan dengan kalimat
kualitatif sebagai berikut:
3,5-4,0

= Baik sekali

2,8-3,4

= baik

1,6-2,7

= cukup

1,0-1,5

= kurang

0,0-0,9

= gagal

 Teknik analisa “t” tes adalah suatu teknik analisa yang bertujuan
untuk mencari dan mengetahui ada tidaknya pengaruh discovery
learning terhadap peningkatan hasil belajar peserta didik pada mata
pelajaran dasar dan pengukuran listrik di SMK Negeri 1 Bangil.
Untuk dua sampel kecil satu sama lain mempunyai pertalian atau
hubungan, itu dapat diperoleh dengan menggunakan rumus,

 Merumuskan Hipotesis Nihilnya (H0) dan hipotesis alternatif
(H1)
-

Merumuskan hipotesis nihil (H0) “tidak ada (tidak terdapat
perbedaan yang signifikan antara Variabel X dan Y)”

-

Merumuskan Hipotesis Nihil (H0) “ ada (terdapat perbedaan
yang signifikan antara Variabel X dan Y)”