tahap tahap dalam menentukan waktu stand
Tahap- tahap dalam studi waktu
Tahap- tahap dalam menetukan waktu standar dapat dijelaskan sebagai berikut
(Herjanto, 2011) :
1. Tentukan pekerjaan yang akan diamati dan beritahu pekerja yang dipilih
tentang tujuan studi. Langkah ini diperlukan agar pekerja yang diamati
ataupun penyelianya tidak curiga, melainkan malah membantu kelacaran
pengamatan.
2. Tentukan jumlah siklus kerja (ukuran sampe, n) yang akan diamat. Jumlah
siklus kerja bergantung pada deviasi standar dari waktu yang diamati,
ketelitian dan tingkat kepercayan yang diinginkan.
3. Catat seluruh hasl pengamatan waktu sikus (Xi) dan hitung waktu siklus ratarata ( X´ ) dengan rumus :
∑ Xi
X´ =
n
4. Tetapkan peringkat kinerja (PR, performance rating) pekerja yang
bersangkutan, lalu hitung waktu normal (NT, normal time) dengan
menggunakan rumus :
´ × PR
NT= X
100
Dimana :
PR : peringkat kinerja (dalm persen).
Peringat kinerja diperlukan untuk penyesuaian waktu yang diperoleh dari
pengamatan terhadap satu orang pekerja menjadi waktu normal yang berlaku
bagi seluruh pekerja. Peringkat kinerja untuk rata-rata pekerja sebesar 100 %.
Pekerja yang memiliki ketrampilan/kecakapan lebih dari rata-rata pekerja lain
memiliki
peringkat
kinerja
diatas
100%.
Sebaliknya
pekerja
yang
ketrampilannya dibawah rata-rata memiliki peringkat kinerja dibawah 100%.
Perlu diingat, perigkat kinerja ini hanya berlaku untuk satu jenis kegiatan saja,
tidak diberlakukan secara umum. Dengan demikian, bisa saja untuk satu jenis
kegiatan seorang pekerja mempunyai perngkat kinerja dibawah ra-rata
karyawan lain, tetapi untuk jenis kegiatan yang lain peringkatnya diatas ratarata.
Waktu normal diartikan sebagai waktu yang diperlukan ntuk menyelesaikan
elemen-elemen tugas yang pentin, dan bekerja pada kecepatan yang normal.
5. Tetapkan faktor kelonggaran (AF, allowance factor)
Faktor kelonggaran diperlukan untuk mencakup interupsi/penundaan yang
terjadi karena keperluan pribadi pekerja (untuk minum, ke kamar mandi, atau
istirahat karena letih) dan penundaan yang tidak bisa dihindari(seperti
mesin/peralatan rusak, materal terlambat, aau gangguan listrik). Faktor
kelonggaran dihitung sebagai proprsi dari waktu kerja yang hilang karena
penundan tersebut, yang dinyatakan dalam persen
6. Selajutna hitung waktu sandar (ST, standard time) dengan rumus :
NT
ST =
1− AF
Dengan demikian, waktu standar yang dipakai sebagai acuan dalam suatu
proses produksi telah mengakomodasi rata-rata kemampuan karyawan serta
toleransi waktu yang diperlukan untuk kepentingan pribadi karyawan dan
masalah teknis yang mungkin timbul.
Studi waktu dapat dicapai dengan cara menganalisis pekerjaan, standardisasi
metode dan membuat studi waktu secara terus-menerus (Karanjkar, 2008 dalam
Cevikcan, et al., 2012). Penentuan tempo pekerja sangat penting untuk memperolah
studi waktu yang akurat. Di dalam literatur tardapat berbagai macam tipe metode
yang digunakan untuk menentukan rating. Yang paling utama, yang disebutkan oleh
Reddy (2002) dalam Cevikcan, et al. (2012) yaitu : performance rating, skill and
effort rating, Westinghouse system of rating, synthetic rating, objective rating dan
physiological evaluation of performance level.
Metode Westinghouse mempunyai empat faktor yaitu skill, effort, condition
and consistency (Barnes, 1980 dalam Cevikcan, et al., 2012). Dalam metode
Westinghouse, terdapat enam kelas (poor, fair, average, good, excellent and
superskill) untuk masing-masing faktor. Selain itu, setiap kelas dibagi lagi menjadi
dua tingkatan (lebih tinggi atau lebih rendah). Seorang pekerja dievaluasi berdasarkan
tabel Westinghouse dan diperoleh performance rating (Cevikcan, et al., 2012).
Herjanto, Eddy. 2011. Manajemen Operasi, Edisi Ketiga. Jakarta : Gramedia Pustaka
Utama.
Cevikcan, Emre, et al., 2012. Westinghouse Method Oriented Fuzzy Rule Based
Tempo Rating Approach. Dalam Proceedings of the 2012 International
Conference on Industrial Engineering and Operations Management Istanbul,
Turkey, July 3 – 6, 2012.
Tahap- tahap dalam menetukan waktu standar dapat dijelaskan sebagai berikut
(Herjanto, 2011) :
1. Tentukan pekerjaan yang akan diamati dan beritahu pekerja yang dipilih
tentang tujuan studi. Langkah ini diperlukan agar pekerja yang diamati
ataupun penyelianya tidak curiga, melainkan malah membantu kelacaran
pengamatan.
2. Tentukan jumlah siklus kerja (ukuran sampe, n) yang akan diamat. Jumlah
siklus kerja bergantung pada deviasi standar dari waktu yang diamati,
ketelitian dan tingkat kepercayan yang diinginkan.
3. Catat seluruh hasl pengamatan waktu sikus (Xi) dan hitung waktu siklus ratarata ( X´ ) dengan rumus :
∑ Xi
X´ =
n
4. Tetapkan peringkat kinerja (PR, performance rating) pekerja yang
bersangkutan, lalu hitung waktu normal (NT, normal time) dengan
menggunakan rumus :
´ × PR
NT= X
100
Dimana :
PR : peringkat kinerja (dalm persen).
Peringat kinerja diperlukan untuk penyesuaian waktu yang diperoleh dari
pengamatan terhadap satu orang pekerja menjadi waktu normal yang berlaku
bagi seluruh pekerja. Peringkat kinerja untuk rata-rata pekerja sebesar 100 %.
Pekerja yang memiliki ketrampilan/kecakapan lebih dari rata-rata pekerja lain
memiliki
peringkat
kinerja
diatas
100%.
Sebaliknya
pekerja
yang
ketrampilannya dibawah rata-rata memiliki peringkat kinerja dibawah 100%.
Perlu diingat, perigkat kinerja ini hanya berlaku untuk satu jenis kegiatan saja,
tidak diberlakukan secara umum. Dengan demikian, bisa saja untuk satu jenis
kegiatan seorang pekerja mempunyai perngkat kinerja dibawah ra-rata
karyawan lain, tetapi untuk jenis kegiatan yang lain peringkatnya diatas ratarata.
Waktu normal diartikan sebagai waktu yang diperlukan ntuk menyelesaikan
elemen-elemen tugas yang pentin, dan bekerja pada kecepatan yang normal.
5. Tetapkan faktor kelonggaran (AF, allowance factor)
Faktor kelonggaran diperlukan untuk mencakup interupsi/penundaan yang
terjadi karena keperluan pribadi pekerja (untuk minum, ke kamar mandi, atau
istirahat karena letih) dan penundaan yang tidak bisa dihindari(seperti
mesin/peralatan rusak, materal terlambat, aau gangguan listrik). Faktor
kelonggaran dihitung sebagai proprsi dari waktu kerja yang hilang karena
penundan tersebut, yang dinyatakan dalam persen
6. Selajutna hitung waktu sandar (ST, standard time) dengan rumus :
NT
ST =
1− AF
Dengan demikian, waktu standar yang dipakai sebagai acuan dalam suatu
proses produksi telah mengakomodasi rata-rata kemampuan karyawan serta
toleransi waktu yang diperlukan untuk kepentingan pribadi karyawan dan
masalah teknis yang mungkin timbul.
Studi waktu dapat dicapai dengan cara menganalisis pekerjaan, standardisasi
metode dan membuat studi waktu secara terus-menerus (Karanjkar, 2008 dalam
Cevikcan, et al., 2012). Penentuan tempo pekerja sangat penting untuk memperolah
studi waktu yang akurat. Di dalam literatur tardapat berbagai macam tipe metode
yang digunakan untuk menentukan rating. Yang paling utama, yang disebutkan oleh
Reddy (2002) dalam Cevikcan, et al. (2012) yaitu : performance rating, skill and
effort rating, Westinghouse system of rating, synthetic rating, objective rating dan
physiological evaluation of performance level.
Metode Westinghouse mempunyai empat faktor yaitu skill, effort, condition
and consistency (Barnes, 1980 dalam Cevikcan, et al., 2012). Dalam metode
Westinghouse, terdapat enam kelas (poor, fair, average, good, excellent and
superskill) untuk masing-masing faktor. Selain itu, setiap kelas dibagi lagi menjadi
dua tingkatan (lebih tinggi atau lebih rendah). Seorang pekerja dievaluasi berdasarkan
tabel Westinghouse dan diperoleh performance rating (Cevikcan, et al., 2012).
Herjanto, Eddy. 2011. Manajemen Operasi, Edisi Ketiga. Jakarta : Gramedia Pustaka
Utama.
Cevikcan, Emre, et al., 2012. Westinghouse Method Oriented Fuzzy Rule Based
Tempo Rating Approach. Dalam Proceedings of the 2012 International
Conference on Industrial Engineering and Operations Management Istanbul,
Turkey, July 3 – 6, 2012.