Pengakuan Hak Hak Dasar Suku Anak Dalam
PENGAKUAN HAK-HAK DASAR KEWARGANEGARAAN SUKU ANAK
DALAM DITINJAU DALAM UU NOMOR 12 TAHUN 2006 TENTANG
KEWARGANEGARAAN DAN PERAN DESA LIMBUR MERANGIN
DALAM MEWUJUDKANNYA
Candra Andika / 1306384675, Rezky Riswanto Mateka / 1306403453
Jurusan Ilmu Politik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia
Penelitian Pemerintahan dan Politik Desa
Abstract
The village is a unit of community that has boundaries with the authority to regulate and manage the affairs of
government, the interests of local communities based on community initiatives, the right of the origin, and / or
traditional rights recognized and respected in the system of government of the Republic of Indonesia. Suku Anak
Dalam (SAD) is an example of a tribe that lived in the villages in Jambi Province. In their life, they always feel the
discrimination behavior from various parties. That is causes they are life in the marginalized condition. One form of
discrimination felt by them can be seen in terms of ownership of citizenship identity documents. The presence of Act
No. 12 of 2006 on Citizenship is expected to be one solution to resolve the problem of the status of citizenship by the
population of Indonesia.
The main objective of this study was to determine the Act No. 12 of 2006 regulates the recognition of citizenship
for remote communities like Suku Anak Dalam. Furthermore, the purpose of this research also want to know role of
the village of Limbur Merangin to accommodate Suku Anak Dalam rights to obtain citizenship documents. This
research is using a qualitative research method. To do the data collection, researcher using the depth interview,
observation, and study of literature methods.
In this study, found that there are government efforts to recognize the rights of isolated communities in the
fulfillment of the right to obtain citizenship status. It can be found in the fulfillment of the principle of citizenship,
namely the principle of non-discrimination. Furthermore, there are no one the employment program of the Limbur
Merangin Village to to protect the fundamental rights of people are actively
Kata Kunci: Kewarganegaraan, Hak Dasar, Suku Anak Dalam
A.
Latar Belakang
Republik
Indonesia1.
Desa adalah kesatuan masyarakat
terdapat
pada
Keunikan
wewenangnya
desa
untuk
hukum yang memiliki batas wilayah yang
mengurus wilayah sendiri tanpa campur
berwenang untuk mengatur dan mengurus
tangan dari pemerintah kabupaten/kota
urusan
setempat. Kewenangan dalam mengurus
pemerintahan,
kepentingan
masyarakat setempat berdasarkan prakarsa
wilayah
sendiri
ini
diharapkan
masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak
pemerintahan desa dapat menakomodasi
tradisional yang diakui dan dihormati dalam
sistem
pemerintahan
Negara
Kesatuan
1 Undang-Undang No. 6 Tahun 2014 Tentang Desa,
Pasal 1
kebutuhan hak masyarakat desa yang
memiliki dokumen resmi yang diakui
bersesuaian dengan kondisi social budaya
sebagai salah
mayarakat setempat.
kewarganegaraan, seperti halnya KTP, Akta
Salah satu kewajiban pemerintahan
desa adalah untuk memenuhi kebutuhan
hak-hak
yang
paling
mendasar
dari
satu
dokumen penanda
Lahir, dan Kartu Keluarga.
Akan tetapi, kehidupan masyarakat
Indonesia
yang
beragam
semua
masyarakat
masyarakat desa itu sendiri. Dalam undang-
menyebabkan
undang nomor 6 tahun 2014 tentang desa,
dapat mendapatkan dengan mudah hak-hak
diatur mengenai hak masyarakat desa untuk
dasar tersebut dan mengalami kondisi yang
dapat memperoleh keterbukaan informasi
terpinggirkan (marginalized). Dalam Policy
tentang
desa,
Paper mengenai RUU desa, dijelaskan
rencana program pemerintah desa, dan hal
bahwa desa senantiasa menjadi entitas
administratif lain yang berkaitan dengan
pinggiran
program kerja desa itu sendiri. Akan tetapi,
ketatanegaraan dan desentralisasi (politik,
hak masyarakat desa tidak sebatas pada
keuangan dan pembangunan) di Indonesia.
ruang lingkup tersebut. Salah satu hak yang
Hal ini menunjukkan bahwa senantiasa
paling mendasar untuk diperhatikan adalah
terjadi
hak
mendapatkan
masyarakat yang ada di desa. Salah satu
kewarganegaraan yang diakui secara sah
golongan masyarakat yang biasa mengalami
oleh Negara.
marginalisasi
pengelolaan
masyarakat
keuangan
dalam
Pentingnya status kewarganegaraan
yang sah bagi setiap penduduk di Indonesia
adalah
berkaitan
pemerintah
dengan
(marginal)
kasus
dalam
marginalisasi
adalah
semesta
terhadap
golongan-golongan
suku yang masih bersifat tradisional.
Suku anak dalam atau biasa dikenal
sebagai orang kubu atau orang rimbo
Indonesia
dalam
merupakan salah satu entitas suku yang ada
program-program
yang
di berbagai desa yang ada di wilayah
berbasis pelayanan kesejahteraan rakyat dan
Indonesia. Suku anak dalam sendiri tinggal
perlindungan rakyat oleh Negara. Dapat
di daerah provinsi Jambi. Keberadaan suku
dilihat bahwa hak masyarakat lain, seperti
anak dalam tersebar di berbagai kabupaten
halnya hak politik, hak pendidikan, dan hak
di Provinsi Jambi. Suku anak dalam sendiri
kesehatan hanya
dan
terbagi atas 2 kelompok berbeda, kelompok
digunakan dengan mudah apabila seseorang
yang satu memiliki pola hidup yang
memberikan
Republik
bagaimana
tidak
sangat
dapat
diperoleh
menetap. Sedangkan yang satunya lagi
memiliki pola hidup nomaden.
Salah
permasalahan
Rumusan Masalah
yang
Berdasarkan latar belakang tersebut,
dalam
peneliti memiliki 2 pertanyaan mendasar
sebagaimana yang telah dijelaskan pada
yang akan dijadikan sebagai pertanyaan
paragraph sebelumnya, yaitu mendapatkan
penelitian, yaitu:
identitas kewarganegaraan yang resmi dari
1.
dihadapi
satu
B.
oleh
suku
anak
Bagaimana Undang-Undang Nomor
Negara. Hal ini menyebabkan banyak
12
masyarakat yang merupakan bagian dari
Kewarganegaraan
suku ini tidak memperoleh hak-hak lainnya,
mengenai
seperti halnya hak politik sebagai implikasi
kewarganegaraan
dari
seperti Suku Anak Dalam?
tidak
adanya
kewarganegaraan
resmi
identitas
yang
mereka
2.
miliki.
Dalam penelitian
ini, difokuskan
Tahun
2006
Tentang
mengatur
pengakuan
suku
Bagaimana
program
Limbur
Merangin
melaksanakan
status
terpencil
kerja
amanat
desa
dalam
Undang-
kepada pengakuan Undang-Undang Nomor
Undang Nomor 12 Tahun 2006
12 Tahun 2006 Tentang Kewarganegaraan
Tentang
terhadap keberadaan suku terpencil seperti
mengakomodasi pemenuhan identitas
halnya Suku Anak Dalam dan bagaimana
kewarganegaraan Suku Anak Dalam?
program
desa
setempat
dalam
melaksanakan program kerjanya untuk
mengakomodasi hak-hak dasar masyarakat
C.
Kewarganegaraan
untuk
Kerangka Konsep dan Teori
Desa dan Pemerintahan Desa
Desa merupakan suatu wilayah yang
desa yang termarginalkan seperti Suku
ditempati
Anak Dalam untuk mendapatkan identitas
kesatuan masyarakat hukum yang memiliki
resmi kewarganegaraan Indonesia. Menurut
tingkat
peneliti,
kepemimpinan
terdapat
koherensi
antara
sejumlah
organisasi
penduduk
terendah
seorang
sebagai
dibawah
kepala
desa
pengakuan kewarganegaraan oleh undang-
(Waluya, 2004). Pendapat lain dijelaskan
undang
desa.
oleh Surianingrat bahwa desa merupakan
Keberadaan kasus Suku Anak Dalam ini
sebutan untuk tempat tinggal, kelompok-
merupakan hal yang menarik untuk diteliti
kelompok atau pun rumah rakyat.
dengan
lebih jauh.
program
kerja
Menurut Surianingrat (1992) desa
sosial
tersebut
timbul karena beberapa hal yaitu sifat dasar
diseragamkan.
manusia sebagai makhluk sosial, unsur
Menurut
kejiwaan,
alam
sekeliling
manusia,
Pemerintahan
seperti
desa
desa
telah
sediono
(2001)
adalah
pengaturan
kepentingan yang sama, dan bahaya dari
keanekaragaman, partisipasi, otonomi asli,
luar. Manusia sebagai makhluk sosial
demokratisasi,
membutuhkan orang lain untuk menjalani
masyarakat.
hidupnya disertai dorongan jiwa untuk
wewenang untuk mengatur dan mengurus
berkumpul bersama disuatu tempat atas
kepentingan masyarakatnya. Hal inilah
berdasarkan kepentingan yang sama dan
yang disebut Otonomi Desa. Jika Otonomi
berlindungi dari bahaya luar. Atas dasar
Desa saja sudah ada pada saat ini, bisa
inilah terbentuk desa.
dipastikan adanya pemerintahan di dalam
Dilihat
dalam
konteks
NKRI
desa.
dan
pemberdayaan
Pemerintah
Sejak
dulu
desa
pemerintahan
diberi
desa
sebenarnya desa bukanlah istilah asli atas
biasanya mengatur tentang masalah adat
realitas sosial tersebut, ada beberapa hal
dan disebut Pamong Desa. Pamong Desa
sebutan untuk realita sosial tersebut seperti
berasal
Kampung
di
membina. Pamong Desa berfungsi untuk
Lampung,
membina warganya sesuai peraturan yang
Gempong di Aceh, atau kita bisa ambil
berlaku di desa tersebut atau sesuai dengat
contoh dinegara lain seperti Borough di
adat istiadat desa tersebut. Pada saat ini
Amerika, Parish di Inggris, dan Waterschap
istilah Pamong Desa sudah jarang, diganti
di
dengan
di
Jawa
Minangkabau,
Belanda
Barat,
Dusun
di
Nagari
(Kartohardikusumo,
1965).
dari
kata
"mengemong"
Pemerintahan
Desa.
atau
Dalam
Menurut Kartohardikusumo (1965) bahwa
Peraturan Pemerintah No. 72 Tahun 2005
desa adalah sebutan pemerintah zaman
tentang Desa, pemerintahan desa adalah
dahulu yang diambil dari sansekerta. Hal ini
penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh
dilakukan untuk penyetaraan istilah untuk
pemerintah
menyebut realita sosial pada saat itu. Pada
permusyawaratan
saat
mengatur
sekarang
diresmikan
ini
menurut
nama
desa
telah
desa
dan
desa
dan
badan
(BPD)
dalam
mengurus
kepentingan
Undang-Undang
masyarakat setempat berdasarkan asal usul
sehingga istilah untuk menyebut realitas
dan adat istiadat setempat yang diakui dan
dihormati
dalam
sistem
pemerintahan
NKRI. Stuktur pemerintahan desa terdiri
mata pencarian hidup dengan berladang
dari kepala desa dan perangkat desa sebagai
atau pun berburu (University of Michigan,
unsur penyelenggara pemerintahan desa dan
2008). Selain itu menurut Santoso (2006)
memiliki kantor desa untuk melayani
suku
masyarakat.
masyarakat indonesia yang dalam dewasa
Undang-Undang Nomor 12 Tahun
2006 Tentang Kewarganegaraan
anak
dalam
merupakan
bagian
atau pada saat ini masih dikategorikan
sebagai suku terasing dan pada umumnya
Sebagai sebuah hak yang hakiki,
merupakan hidup berkelompok di kawasan
maka pemerintah mengakui pentingnya
hutan serta dalam interaksi sehari-hari
untuk
dengan orang luar sangat terbatas pada
pengakuan
terhadap
status
kewarganegaraan dari penduduk Indonesia.
sistem mata
Undang-undang
kewarganegaraan
mengenal kegiatan berladang,berburu dan
sebenarnya sudah ada sejak tahun 1958.
meramu. Suku anak dalam dalam proses
Akan tetapi, beberapa pasal dalam undang-
kehidupannya sangat tergantung pada alam
undang kewarganegaraan sebelumnya, yaitu
dan dengan kata lain hutan merupakan harta
Undang-Undang Nomor 62 Tahun 1958
yang paling berharga bagi mereka karena
telah dicabut pasalnya karena tidak sesuai
semua aktivitas kehidupan dikalakukan
dengan perkembangan zaman dan situasi
disana (University of Michigan, 1999).
kondisi terkini. Oleh sebab itu, pemerintah
Menurut Melalatoa
menganggap perlu untuk mengeluarkan
merupakan salah satu suku yang hidup
undang-undang
dengan kebudayaan atau pun suku yang
baru
mengenai
kewarganegaraan. Dalam Undang-Undang
pencarian mereka hanya
Suku anak dalam
hidup dengan mendalami adat istiadat.
nomor 12 tahun 2006 ini, pemerintah
Menurut Van Dongen dalam tempo
melakukan beberapa penyempurnaan untuk
(2002) menyebutkan bahwa orang rimba
dapat mengakomodasi dan memudahkan
atau suku anak dalam merupakan orang
penduduk Indonesia dalam memperoleh
yang hidup dengan budaya yang masih
status kewarganegaraannya.
primitif serta merupakan penduduk asli
Suku Anak Dalam
sumatra. Dalam sistem kekerabatan suku
Suku anak dalam merupakan sebutan
anak dalam yaitu matrilineal yang sama
dari kelompok yang timpat tinggalnya yang
dengan sistem kekerabatan masyarakat
nomaden (tidak menetap) dan memiliki
minang kabau. Suku anak dalam hidup
dengan berkelompok dan dalam struktur
temenggung
kelompoknya mereka memiliki struktur
temenggung (wakil ketua adat), menti
kepemimpinan
(penyidang secara adat/hakim).
yang
dimana
ada
(ketua
adat),
wakil
Gambar 1 Wilayah Persebaran Suku Anak Dalam di Provinsi Jambi, Kabupaten Merangin, Desa Limbur Merangin
Hak-hak dasar
ketertiban
Hak-hak dasar merupakan hak yang
sepantasnya setiap warga negara khusunya
harus dipenuhi dan diselenggarakan oleh
indonesia dapat menikmati hak mereka
negara dan menjadi tanggung jawab negara
seperti yang tertera dalam UUD 1945.
hak-hak dasar itu seperti pendidikan,
kesehatan, serta identitas warga negaranya
(University of Michigan, 2009). Menurut
Surya (2004) Pemerintah sebagai pihak
yang diberi amanat oleh rakyat untuk
mengelola jalannya berkehidupan berbagsa
dan
bernegara
berkewajiaban
untuk
memenuhi hak-hak warga dasar warga
negaranya. Tujuan tersirat dan tersurat
seperti yang tertuang dalam mukadimah
UUD 1945
terlihat jelas bahwa tujuan
bangsa Indonesia untuk melindungi segenap
bangsa
Indonesia,
mamajukan
kesejahteraan umum dan ikut melaksanakan
dunia
sehingga
sudah
pemenuhan hak-hak dasar dari massyarakat
D.
Metode Penelitian
Dalam
suku
penelitian
Di
lain
pihak,
kepada
tokoh
Dalam
dapat
mendalam
menggunakan metode penelitian kualitatif
masyarakat
Suku Anak
untuk
fenomena
dijadikan alat untuk melakukan komparasi
mengenai pengakuan hak-hak masyarakat
jawaban dari aparat desa. Hal ini untuk
desa
dapat
menjelaskan
secara
lebih
peneliti
dalam.
wawanccara
dapat
ini,
anak
rinci.
Peneliti
melakukan
triangulasi
terhadap
menggunakan metode penelitian kualitatif
masalah yang sedang diteliti. Disamping
untuk
rinci
melakukan wawancara mendalam, peneliti
mengenai implikasi UU no 6 tahun 2014
juga akan melakukan obervasi singkat
tentang
terhadap kehidupan suku anak dalam.
dapat
menjelaskan
desa
terhadap
lebih
hak-hak
dasar
mayarakat suku anak dalam di desa Limbur
Observasi
Merangin, Jambi.
mengamati secara langsung bagaimana
Dalam melakukan pengumpulan data,
ini
dimaksudkan
untuk
peran desa dan kehidupan dari Suku Anak
dilakukan metode wawancara mendalam
Dalam itu sendiri.
terhadap pemerintah desa Limbur Merangin
Dalam
melakukan
wawancara,
dan dan masyarakat perwakilan dari suku
peneliti telah mendata informan dan alasan
anak dalam. Wawancara secara mendalam
mengapa
diharapkan dapat mengetahui secara detail
kapasitas untuk diwawancarai. Berikut
bagaimana
adalah table informan kegiatan wawancara:
program
Nama Informan
1. Bapak Maqnun
desa
terhadap
informan
tersebut
memiliki
Jabatan
Kepala Desa
Alasan Diwawancarai
Untuk mengetahui program kerja desa Limbur
Limbur Merangin
Merangin
dalam
mengakomodasi
hak-hak
pemenuhan identitas kewarganegaraan masyarakat
2. Bapak Megang
Suku Anak Dalam
Kepala Kelompok Untuk dapat mengetahui bagaimana kehidupan suku
Suku Anak Dalam anak dalam dan bagaimana kelompok ini berinteraksi
dengan kehidupan masyarakat lain di desa, serta
untuk mengetahui program desa yang pernah mereka
3. Bapak Morai
rasakan
Anggota Keluarga Untuk dapat mengetahui program desa yang mereka
Kelompok Suku
rasakan, utamanya dalam hal pengurusan identitas
Anak Dalam Desa kewarganegaraan
Limbur Merangin
Table 1 Daftar Narasumber Wawancara
Selain dua metode tersebut, peneliti
Kewarganegaraan
merupakan
hak
juga menggunakan studi literature terhadap
yang sangat mendasar. Bahkan kepemilikan
beberapa sumber untuk mengetahui secara
tanah di Indonesia hanya dapat dimiliki jika
mendalam kehidupan suku anak dalam
seseorang
berdasarkan beberapa penelitian yang telah
Negara Indonesia (WNI)2 . Program kerja
dilakukan oleh beberapa peneliti lainnya.
dan pengakuan terhadap kewarganegaraan
E.
Pembahasan
itu sendiri harus terlepas dari hal-hal yang
1.
Pengakuan
tersebut
merupakan
Warga
Kewarganegaraan
berbau diskriminasi. Hal ini sebagaimana
Suku Terpencil Seperti Suku Anak
asas kewarganegaraan itu sendiri yang
Dalam Ditinjau Dalam Undang-
memiliki asas non diskriminatif3.
Undang Nomor 12 Tahun 2006
Sejalan dengan semangat tersebut,
Tentang Kewarganegaraan
jika kita melakukan telaah lebih lanjut
Sebagaimana
dijelaskan
mengenai kandungan pasal demi pasal
sebelumnya, desa merupakan entitas yang
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006
sering terpinggrirkan, bahkan dalam hal
Tentang Kewarganegaraan, sudah mengatur
pemenuhan hak dasar masyarakat. Status
mengenai
kewarganegaraan yang sangat penting bagi
diskriminatif atas suku, ras, dan etnis
seorang penduduk seringkali terabaikan
tertentu
bahkan oleh pemerintah desa terhadap
kewarganegaraan.
telah
pemberantasan
dalam
Hal
sikap
pengakuan
inilah
yang
masyarakat suku-suku yang masih bersifat
primitive dan tinggal di daerah pedalaman.
Pengakuan kewarganegaraan masyarakat
semestinya tidak boleh dibedakan antara
satu
masyarakat
lainnya.
dengan
massyarakat
2 PNH Simanjuntak, Pendidikan
Kewarganegaraan, (Jakarta: Grasindo, 2009), hlm
6.
3 Penjelasan UU No. 6 Tahun 2012 tentang
kewarganegaraan. Dalam undang-undang ini, yang
dimaksud dengan asas non-diskriminatif adalah
asas yang tidak membedakan
perlakuan dalam segala hal ikhwal yang
berhubungan dengan
warga negara atas dasar suku, ras, agama, golongan,
jenis kelamin
dan gender
merupakan dasar dibuatnya undang-undang
hak kewarganegaraan pada suku terpencil.
ini
Dengan
untuk mengantikan undang-undang
tentang
kewarganegaraan
kata
lain,
semangat
untuk
sebelumnya.
mengakui secara non-diskriminatif dalam
Dalam bagian penjelasan undang-undang
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006
yang tidak dapat dipisahkan dari Undang-
Tentang
Undang
ini
ditopang oleh peraturan-peraturan yang
menjelaskan secara detail bahwa landasan
diperlukan untuk melaksanakannya secara
filosofis
teknis.
Nomor
12
dibuatnya
Tahun
2006
undang-undang
ini
adalah karena tidak sesuainya undangundang
mengenai
sebelumnya
dengan
kewarganegaraan
asas-asas
dalam
Pancasila4.
2.
Kewarganegaraan
Program
Kerja
Merangin
dalam
Desa
belum
Limbur
Melaksanakan
Amanat Undang-Undang Nomor 12
Tahun
Asas non-diskriminatif merupakan
ini
2006
Tentang
Kewarganegaraan
Untuk
salah satu bentuk realisasi undang-undang
Mengakomodasi
Pemenuhan
ini terhadap pengakuan kewarganegaraan
Identitas Kewarganegaraan Suku
semua golongan masyarakat termasuk pada
Anak Dalam
kelompok suku terpencil seperti Suku Anak
Desa
merupakan
organisasi
Dalam. Akan tetapi, hal ini tidak mulus
pemerintahan terendah yang dipimpin oleh
berjalan hingga ke lapangan. Hanya ada
seorang
beberapa masyarakat Suku Anak Dalam
wewenang untuk mengatur serta mengurus
yang
identitas
kepentingan masyarakat desa bedasarkan
kewarganegaraan seperti halnya kartu tanda
asal usul adat istiadat setempat yang diakui
penduduk, kartu keluarga, dan akte lahir5.
oleh pemerintahan nasioanal6. Bedasarkan
Masih banyak perilaku diskriminatif yang
penjabaran tersebut mengenai wewenang
mereka rasakan dalam hal pengurusan
yang didapat oleh desa sudah seharusnya
identitas
desa
setiap desa mempunyai program kerja yang
setempat. Hal ini dapat dikarenakan belum
mendukung pelaksaan jalannya kegiatan
adanya aturan yang mempejelas pengurusan
pemerintahan agar tujuan dan kepentingan
memiliki
bukti
kewarganegaraan
di
4 Dapat dilihat dalam penjelasan UU No. 12 Tahun
2006 Tentang Kewarganegaraan, hlm. 13.
5 Berdasarkan wawancara dengan kelompok suku
anak dalam. Dapat dibaca lebih lanjut dalam
lampiran wawancara.
kepala
desa
dan
memilki
masayarakat dapat terpenuhi, jika melihat
6 Saniyanti Nurmuharimah, Pendidikan
Kewarganegaraan, (Bandung: Grafindo, 2007),
hlm 109
dari konteks tersebut dapat dikatakan
waraga negara tersbut sudah barang tentu
bahwa setiap perangkat pemerintahan desa
harus ada campur tangan pemerintah desa
seharusnya mempunyai program-program
hal
kerja
kepentingan
organisasi terendah dalam masyarakat yang
masyarakat, tanpa terkecuali desa Limbur
terlibat langsung dalam pelaksaan program-
Merangin.
merangin
program pemerintahan. Bedasarkan hasil
merupukan salah satu desa yang ada di
penelitian lapangan yang didapat di desa
Kabupatan Merangin Provinsi Jambi. Desa
limbur
ini merupakan salah satu desa yang menjadi
kejanggalan yang seharusnya tidak terdapat
tempat bermukimnya suku anak dalam.
dalam pemerintahan desa seperti pernyataan
Suku anak dalam merupakan salah satu dari
dari kepala desa limbur merangin secara
sekian banyak banyak suku yang ada si
tegas mengakui suku anak dalam sebagai
Indonesia yang memiki ciri khas dan
bagian
budaya yang berbeda dengan masyarakat
pernyataan lain yang mengatakan bahwa
lainnya
dalam
peran desa dalam menfasilitasi khusnya
mempunyai budaya hidup yang pindah-
suku anak dalam untuk meperoleh status
pindah
kewarganeraan
yang
mendukung
Desa
limbur
contohnya
suku
(nomaden),
anak
namun
perbedaan
itu
dikerenakan
merangin
desa
ada
kejanggalan-
desanya7.
dari
seperti
merupakan
Namun
KTP itu
ada
tidak
budaya dan cara hidup setiap suku di
tertuang atau terdapat dalam program desa8.
Indonesia
menjadi
Seharusnya jika dilihat dari UU yang
masalah dalam pemenuhan hak-hak yang
mengatur yaitu Undang-Undang Nomor 12
harus dipenuhi oleh negara seperti hak
Tahun 2006 yang telah dijabarkan dalam
untuk
pembahasan
seharusnya
bukan
mendapatkan
kewarganegaraan.
status
Sesuai
dengan
sebelumnya
mengenai
pemberantasan sikap diskriminatif atas
penjabaran sebelumnya pada pembahasan
suku,
pertama bahwa tidak sepatutnya setiap
pengakuan kewarganegaraan, persolan yang
warga
terdapat pada desa limbur merangin tidak
negara
Indonesia
mendapakan
perlakuan
yang
diskriminantif
tanpa
terkecuali
suku
anak
dalam
dalam
yaitu
status
mendapatkan
kewarganegaraan
haknya
sehingga
untuk
mendukung perlakuan yang sama terhadap
ras,
dan
etnis
tertentu
dalam
sepatutnya ada karena tidak dibenarkan
7 Berdasarkan wawancara dengan kepala desa.
Dapat dibaca lebih lanjut dalam lampiran
wawancara
8 Berdasarkan wawancara dengan kepala desa.
Dapat dibaca lebih lanjut dalam lampiran
wawancara
adanya prilaku diskriminatif pada setiap
yang memfasilitasi keperluan masyarakat
masyarakat tanpa terkecuali suku anak
suku anak dalam tersebut9. Salah satu
dalam namun dalam realita kehidupan
alasan dari kepala desa, adalah pola hidup
masyarakatnya masih terdapat perlakuan-
dari masyarakat Suku Anak Dalam yang
perlakuan yang diskriminantif sehingga dari
bersifat nomaden atau berpindah-pindah.
persoalan tersebut terlihat bahwa hal yang
Hal ini menurut narasumber menyulitkan
telah diatur hanya sebagai payung hukum
petugas desa dalam melakukan pendataan
yang melindungi tanpa didukung oleh
administrasi kependudukan10. Akan tetapi,
peraturan teknis yang menagatur jalannya
setelah ditanyakan lebih jauh lagi kepada
pelaksaan UU tersebut.
Suku Anak Dalam mengenai kehidupan
organisai
Desa sebagai
pemerintahan
yang
mereka, walaupun dalam hidup yang
mempunyai weweanng untuk mengatur
berpindah-pindah pada satu saat dalam
masyarakatnya sudah sepatutnya memilki
sekitar 2-3 bulan akan kembali menetap di
peran
pelakasaan
desa induk mereka lagi, dan kemudian baru
kepentingan masyarakatnya jadi dengan
berpindah lagi setelah beberapa lama
adanya wewenang tersebut dapat dikatakan
Id
rg
u
b
im
(L
)1
D
tw
n
M
a
s
e
k
B
2
yang
lebih
terendah
dalam
bahwa desa mempunyai kewajiban yang
menetap11.
besar untuk mengakomodir kepentingan
masyarakatnya. Dari penjabaran tersebut
dapat dikatakan desa harus menfasilitasi
masyarakatnya
guna
menunjang
kesejahteraan masyarakat jika dilihat dari
konteks
permasalah
di
desa
Limbur
Merangin yaitu salah satu desa tempat
Gambar 2 Siklus Perpindahan masyarakat Suku Anak
Dalam, Kabupaten Merangin
Sumber: Olahan data wawancara
bermukimnya suku anak dalam dari hasil
penelitain yang didapatkan ada penyataan
dari kepala desa yang mengatakan bahwa
peran desa untuk suku anak dalam hanya
sebagai penunjuk jalan bagi pemerintah
sosial yang ingin memberikan bantuan, dan
kalau dari desa sendiri tidak ada program
9 Berdasarkan
Dapat dibaca
wawancara
10 Berdasarkan
Dapat dibaca
wawancara
11 Berdasarkan
Dapat dibaca
wawancara
wawancara dengan kepala desa.
lebih lanjut dalam lampiran
wawancara dengan kepala desa.
lebih lanjut dalam lampiran
wawancara dengan kepala desa.
lebih lanjut dalam lampiran
Data-data yang didapat dari penelitian
Akan tetapi, setelah ditelaah lebih dalam,
melihatkan bahwa realita pelaksaan amanat
Undang-Undang ini tidak mencantumkan
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006
permasalahan yang sering terjadi pada
untuk mengakomodasi pemenuhan identitas
kelompok masyarakat adat atau suku yang
kewarganegaraan suku anak dalam di desa
terpencil.
Seperti
Limbur Merangin tidak di dukung oleh
mengenai
pemenuhan
peraturan-peraturan teknis pelaksaan yang
masyarakat desa yang memiliki pola hidup
menunjang perlakuan yang sama untuk
yang cukup berbeda dengan masyarakat
mendapatkan hak sebagai warga negara
Indonesia pada umumnya. Pertanyaan yang
Indonesia sehingga dalam realitanya masih
mungkin mendasari bagian diskusi ini
terdapat perlakuan-perlakuan diskriminatif
adalah, apabila berkaca pada masalah
dalam pemenuhan hak warga negara oleh
kewarganegaraan
negara.
diselesaikan
F. Diskusi
kewarganegaraan, dan tidak terdapat aturan
Undang-undang
halnya
hak-hak
yang
oleh
pembahasan
belum
UU
dasar
dapat
mengenai
tentang
yang tegas dalam undang-undang yang
kewarganegaraan memang mengatur asas
mengatur mengenai pemerintahan desa itu
mengenai
terhadap
sendiri, lantas bagaimanakah masyarakat
status
suku terpencil ini dapat mengurus hak dasar
tanpa
pelayanan
diskriminasi
perolehan
kewarganegaraan. Akan tetapi, pada praktik
mereka
di
Selanjutnya,
lapangan,
beberapa
masih
pelanggaran
dapat
ditemukan
atau
tindakan
dalam
hal
melihat
kewarganegaraan?
kondisi
isi
dari
Undang-Undang nomor 6 tahun 2014
marginalisasi dalam memberikan pelayanan
tentang
administrasi
pada
melakukan generalisasi pandangan terhadap
masyarakat suku terpencil, seperti Suku
kondisi masyarakat desa disamakan dengan
Anak Dalam.
kondisi masyarakat desa seperti di Jawa
kewarganegaraan
Kehadiran Undang-Undang nomor 6
Desa,
apakah
pemerintah
pada umumnya?
Tahun 2014 tentang Desa, diharapkan
Pertanyaan ini dirasa oleh peneliti
merupakan salah satu bentuk penyelesaian
perlu untuk kajian lebih lanjut mengenai
pemerintah terhadap permasalahan yang
penerapan undang-undang tentang desa
sering terjadi di desa, terutama dalam
nantinya setelah undang-undang ini telah
bentuk
marginalisasi
masyarakat
desa.
diterapkan secara merata di seluruh desa di
mendapatkan status kewarganegaraan yang
Indonesia.
sama dengan penduduk lainnya.
G.
Kesimpulan
Kedua, Pemerintah Desa Lembur
Berdasarkan pembahasan pada bagian
Merangin
masih
bersifat
pasif
untuk
sebelumnya, paling tidak dapat ditarik 2
mengupayakan proses pemberian identitas
kesimpulan mendasar mengenai pengakuan
kewarganegaraan kepada Suku Anak Dalam
kewarganegaraan bagi Suku Anak Dalam
yang ada dalam wilayahnya. Pemerintah
ditinjau dari undang-undang mengenai
desa sebatas untuk memberikan himbauan
kewarganegaraan dan peran desa setempat.
kepada semua warga desa dan menjadi
Pertama,
mengenai
dalam
undang-undang
kewarganegaraan
pihak
yang
menjadi
jembatan
untuk
dapat
menyampaikan berbagai bantuan social
ditemukan dengan jelas bahwa salah satu
kepada masyarakat Suku Anak Dalam.
asas dalam pengurusan kewarganegaraan
Padahal, masyarakat Suku Anak Dalam
Indonesia
sendiri sangat menginginkan peran aktif
adalah
berasaskan
non-
diskriminatif. Hal ini menunjukkan upaya
desa
pemerintah
kewarganegaraan
untuk
mengakomodasi
keberadaan masyarakat dari suku atau etnis
lain yang hidup di Indonesia agar tetap bisa
dalam
hal
pemberian
seperti
Keluarga, dan lain-lain.
KTP,
identitas
Kartu
H. Referensi
Sumber Buku
Dongen, Van. 2002. Tempo
Kusuma, Indradi. 2002. Indonesia: Catatan Krisis atas Hak Asasi Manusia dan
Institusionalisasi Diskriminasi Warganegara. Jakkarta: Forum Komunikasi Kesatuan
Bangsa
Griffits, V.L. 1982. Masalah Pendidikan di Daerah Pedesaan. Bharatara Karya Aksara: Jakarta
Mujilan. 1984. Suku Anak Dalam di Propinsi Jambi. Jambi: Proyek Inventarisasi dan
Dokumentasi Kebudayaan Daerah.
Simanjuntak, PNH. 2009. Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: Grasindo.
Suryaningrat, Bayu 1992.Pemerintahan Administrasi Desa dan Kelurahan. Jakarta: PT Rinneka
Cipta
Sumber Jurnal
Mulyanto, Rutiana Dwiwahyuningsih, dan Murtanti Jani Rahayu. “Pengembangan Model dan
Penyusunan Indikator Kemajuan Pembangunan Desa Pada Era Otonomi” Jurnal Agastya, 1:1
(Semarang, Desember 2009)
Sumber Peraturan Perundang-Undangan
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa
Penjelasan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2012 Tentang Kewarganegaraan
Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 Tentang Desa
Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 Tentang Petunjuk Pelaksanaan UU No. 6 Tahun
2014 Tentang Desa
Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 Tentang Dana Desa yang Bersumber dari APBN
Peraturan Pemerintah Provinsi Jambi Nomor 5 Tahun 2007 Tentang Lembaga Adat Melayu
Jambi
Sumber Internet
http://forum.detik.com/budaya-suku-anak-dalam-pelestarian-eko-system-hutan-nusantart99153.html diakses pada selasa 14 Oktober 2014 pukul 19.00 WIB
http://www.leimena.org/id/page/v/750/kenali-hak-dan-tanggung-jawab-anda-hak-untukmendapat-pendidikan-4 diakses pada senin 24 November 2014 pukul 20.00 WIB
DALAM DITINJAU DALAM UU NOMOR 12 TAHUN 2006 TENTANG
KEWARGANEGARAAN DAN PERAN DESA LIMBUR MERANGIN
DALAM MEWUJUDKANNYA
Candra Andika / 1306384675, Rezky Riswanto Mateka / 1306403453
Jurusan Ilmu Politik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia
Penelitian Pemerintahan dan Politik Desa
Abstract
The village is a unit of community that has boundaries with the authority to regulate and manage the affairs of
government, the interests of local communities based on community initiatives, the right of the origin, and / or
traditional rights recognized and respected in the system of government of the Republic of Indonesia. Suku Anak
Dalam (SAD) is an example of a tribe that lived in the villages in Jambi Province. In their life, they always feel the
discrimination behavior from various parties. That is causes they are life in the marginalized condition. One form of
discrimination felt by them can be seen in terms of ownership of citizenship identity documents. The presence of Act
No. 12 of 2006 on Citizenship is expected to be one solution to resolve the problem of the status of citizenship by the
population of Indonesia.
The main objective of this study was to determine the Act No. 12 of 2006 regulates the recognition of citizenship
for remote communities like Suku Anak Dalam. Furthermore, the purpose of this research also want to know role of
the village of Limbur Merangin to accommodate Suku Anak Dalam rights to obtain citizenship documents. This
research is using a qualitative research method. To do the data collection, researcher using the depth interview,
observation, and study of literature methods.
In this study, found that there are government efforts to recognize the rights of isolated communities in the
fulfillment of the right to obtain citizenship status. It can be found in the fulfillment of the principle of citizenship,
namely the principle of non-discrimination. Furthermore, there are no one the employment program of the Limbur
Merangin Village to to protect the fundamental rights of people are actively
Kata Kunci: Kewarganegaraan, Hak Dasar, Suku Anak Dalam
A.
Latar Belakang
Republik
Indonesia1.
Desa adalah kesatuan masyarakat
terdapat
pada
Keunikan
wewenangnya
desa
untuk
hukum yang memiliki batas wilayah yang
mengurus wilayah sendiri tanpa campur
berwenang untuk mengatur dan mengurus
tangan dari pemerintah kabupaten/kota
urusan
setempat. Kewenangan dalam mengurus
pemerintahan,
kepentingan
masyarakat setempat berdasarkan prakarsa
wilayah
sendiri
ini
diharapkan
masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak
pemerintahan desa dapat menakomodasi
tradisional yang diakui dan dihormati dalam
sistem
pemerintahan
Negara
Kesatuan
1 Undang-Undang No. 6 Tahun 2014 Tentang Desa,
Pasal 1
kebutuhan hak masyarakat desa yang
memiliki dokumen resmi yang diakui
bersesuaian dengan kondisi social budaya
sebagai salah
mayarakat setempat.
kewarganegaraan, seperti halnya KTP, Akta
Salah satu kewajiban pemerintahan
desa adalah untuk memenuhi kebutuhan
hak-hak
yang
paling
mendasar
dari
satu
dokumen penanda
Lahir, dan Kartu Keluarga.
Akan tetapi, kehidupan masyarakat
Indonesia
yang
beragam
semua
masyarakat
masyarakat desa itu sendiri. Dalam undang-
menyebabkan
undang nomor 6 tahun 2014 tentang desa,
dapat mendapatkan dengan mudah hak-hak
diatur mengenai hak masyarakat desa untuk
dasar tersebut dan mengalami kondisi yang
dapat memperoleh keterbukaan informasi
terpinggirkan (marginalized). Dalam Policy
tentang
desa,
Paper mengenai RUU desa, dijelaskan
rencana program pemerintah desa, dan hal
bahwa desa senantiasa menjadi entitas
administratif lain yang berkaitan dengan
pinggiran
program kerja desa itu sendiri. Akan tetapi,
ketatanegaraan dan desentralisasi (politik,
hak masyarakat desa tidak sebatas pada
keuangan dan pembangunan) di Indonesia.
ruang lingkup tersebut. Salah satu hak yang
Hal ini menunjukkan bahwa senantiasa
paling mendasar untuk diperhatikan adalah
terjadi
hak
mendapatkan
masyarakat yang ada di desa. Salah satu
kewarganegaraan yang diakui secara sah
golongan masyarakat yang biasa mengalami
oleh Negara.
marginalisasi
pengelolaan
masyarakat
keuangan
dalam
Pentingnya status kewarganegaraan
yang sah bagi setiap penduduk di Indonesia
adalah
berkaitan
pemerintah
dengan
(marginal)
kasus
dalam
marginalisasi
adalah
semesta
terhadap
golongan-golongan
suku yang masih bersifat tradisional.
Suku anak dalam atau biasa dikenal
sebagai orang kubu atau orang rimbo
Indonesia
dalam
merupakan salah satu entitas suku yang ada
program-program
yang
di berbagai desa yang ada di wilayah
berbasis pelayanan kesejahteraan rakyat dan
Indonesia. Suku anak dalam sendiri tinggal
perlindungan rakyat oleh Negara. Dapat
di daerah provinsi Jambi. Keberadaan suku
dilihat bahwa hak masyarakat lain, seperti
anak dalam tersebar di berbagai kabupaten
halnya hak politik, hak pendidikan, dan hak
di Provinsi Jambi. Suku anak dalam sendiri
kesehatan hanya
dan
terbagi atas 2 kelompok berbeda, kelompok
digunakan dengan mudah apabila seseorang
yang satu memiliki pola hidup yang
memberikan
Republik
bagaimana
tidak
sangat
dapat
diperoleh
menetap. Sedangkan yang satunya lagi
memiliki pola hidup nomaden.
Salah
permasalahan
Rumusan Masalah
yang
Berdasarkan latar belakang tersebut,
dalam
peneliti memiliki 2 pertanyaan mendasar
sebagaimana yang telah dijelaskan pada
yang akan dijadikan sebagai pertanyaan
paragraph sebelumnya, yaitu mendapatkan
penelitian, yaitu:
identitas kewarganegaraan yang resmi dari
1.
dihadapi
satu
B.
oleh
suku
anak
Bagaimana Undang-Undang Nomor
Negara. Hal ini menyebabkan banyak
12
masyarakat yang merupakan bagian dari
Kewarganegaraan
suku ini tidak memperoleh hak-hak lainnya,
mengenai
seperti halnya hak politik sebagai implikasi
kewarganegaraan
dari
seperti Suku Anak Dalam?
tidak
adanya
kewarganegaraan
resmi
identitas
yang
mereka
2.
miliki.
Dalam penelitian
ini, difokuskan
Tahun
2006
Tentang
mengatur
pengakuan
suku
Bagaimana
program
Limbur
Merangin
melaksanakan
status
terpencil
kerja
amanat
desa
dalam
Undang-
kepada pengakuan Undang-Undang Nomor
Undang Nomor 12 Tahun 2006
12 Tahun 2006 Tentang Kewarganegaraan
Tentang
terhadap keberadaan suku terpencil seperti
mengakomodasi pemenuhan identitas
halnya Suku Anak Dalam dan bagaimana
kewarganegaraan Suku Anak Dalam?
program
desa
setempat
dalam
melaksanakan program kerjanya untuk
mengakomodasi hak-hak dasar masyarakat
C.
Kewarganegaraan
untuk
Kerangka Konsep dan Teori
Desa dan Pemerintahan Desa
Desa merupakan suatu wilayah yang
desa yang termarginalkan seperti Suku
ditempati
Anak Dalam untuk mendapatkan identitas
kesatuan masyarakat hukum yang memiliki
resmi kewarganegaraan Indonesia. Menurut
tingkat
peneliti,
kepemimpinan
terdapat
koherensi
antara
sejumlah
organisasi
penduduk
terendah
seorang
sebagai
dibawah
kepala
desa
pengakuan kewarganegaraan oleh undang-
(Waluya, 2004). Pendapat lain dijelaskan
undang
desa.
oleh Surianingrat bahwa desa merupakan
Keberadaan kasus Suku Anak Dalam ini
sebutan untuk tempat tinggal, kelompok-
merupakan hal yang menarik untuk diteliti
kelompok atau pun rumah rakyat.
dengan
lebih jauh.
program
kerja
Menurut Surianingrat (1992) desa
sosial
tersebut
timbul karena beberapa hal yaitu sifat dasar
diseragamkan.
manusia sebagai makhluk sosial, unsur
Menurut
kejiwaan,
alam
sekeliling
manusia,
Pemerintahan
seperti
desa
desa
telah
sediono
(2001)
adalah
pengaturan
kepentingan yang sama, dan bahaya dari
keanekaragaman, partisipasi, otonomi asli,
luar. Manusia sebagai makhluk sosial
demokratisasi,
membutuhkan orang lain untuk menjalani
masyarakat.
hidupnya disertai dorongan jiwa untuk
wewenang untuk mengatur dan mengurus
berkumpul bersama disuatu tempat atas
kepentingan masyarakatnya. Hal inilah
berdasarkan kepentingan yang sama dan
yang disebut Otonomi Desa. Jika Otonomi
berlindungi dari bahaya luar. Atas dasar
Desa saja sudah ada pada saat ini, bisa
inilah terbentuk desa.
dipastikan adanya pemerintahan di dalam
Dilihat
dalam
konteks
NKRI
desa.
dan
pemberdayaan
Pemerintah
Sejak
dulu
desa
pemerintahan
diberi
desa
sebenarnya desa bukanlah istilah asli atas
biasanya mengatur tentang masalah adat
realitas sosial tersebut, ada beberapa hal
dan disebut Pamong Desa. Pamong Desa
sebutan untuk realita sosial tersebut seperti
berasal
Kampung
di
membina. Pamong Desa berfungsi untuk
Lampung,
membina warganya sesuai peraturan yang
Gempong di Aceh, atau kita bisa ambil
berlaku di desa tersebut atau sesuai dengat
contoh dinegara lain seperti Borough di
adat istiadat desa tersebut. Pada saat ini
Amerika, Parish di Inggris, dan Waterschap
istilah Pamong Desa sudah jarang, diganti
di
dengan
di
Jawa
Minangkabau,
Belanda
Barat,
Dusun
di
Nagari
(Kartohardikusumo,
1965).
dari
kata
"mengemong"
Pemerintahan
Desa.
atau
Dalam
Menurut Kartohardikusumo (1965) bahwa
Peraturan Pemerintah No. 72 Tahun 2005
desa adalah sebutan pemerintah zaman
tentang Desa, pemerintahan desa adalah
dahulu yang diambil dari sansekerta. Hal ini
penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh
dilakukan untuk penyetaraan istilah untuk
pemerintah
menyebut realita sosial pada saat itu. Pada
permusyawaratan
saat
mengatur
sekarang
diresmikan
ini
menurut
nama
desa
telah
desa
dan
desa
dan
badan
(BPD)
dalam
mengurus
kepentingan
Undang-Undang
masyarakat setempat berdasarkan asal usul
sehingga istilah untuk menyebut realitas
dan adat istiadat setempat yang diakui dan
dihormati
dalam
sistem
pemerintahan
NKRI. Stuktur pemerintahan desa terdiri
mata pencarian hidup dengan berladang
dari kepala desa dan perangkat desa sebagai
atau pun berburu (University of Michigan,
unsur penyelenggara pemerintahan desa dan
2008). Selain itu menurut Santoso (2006)
memiliki kantor desa untuk melayani
suku
masyarakat.
masyarakat indonesia yang dalam dewasa
Undang-Undang Nomor 12 Tahun
2006 Tentang Kewarganegaraan
anak
dalam
merupakan
bagian
atau pada saat ini masih dikategorikan
sebagai suku terasing dan pada umumnya
Sebagai sebuah hak yang hakiki,
merupakan hidup berkelompok di kawasan
maka pemerintah mengakui pentingnya
hutan serta dalam interaksi sehari-hari
untuk
dengan orang luar sangat terbatas pada
pengakuan
terhadap
status
kewarganegaraan dari penduduk Indonesia.
sistem mata
Undang-undang
kewarganegaraan
mengenal kegiatan berladang,berburu dan
sebenarnya sudah ada sejak tahun 1958.
meramu. Suku anak dalam dalam proses
Akan tetapi, beberapa pasal dalam undang-
kehidupannya sangat tergantung pada alam
undang kewarganegaraan sebelumnya, yaitu
dan dengan kata lain hutan merupakan harta
Undang-Undang Nomor 62 Tahun 1958
yang paling berharga bagi mereka karena
telah dicabut pasalnya karena tidak sesuai
semua aktivitas kehidupan dikalakukan
dengan perkembangan zaman dan situasi
disana (University of Michigan, 1999).
kondisi terkini. Oleh sebab itu, pemerintah
Menurut Melalatoa
menganggap perlu untuk mengeluarkan
merupakan salah satu suku yang hidup
undang-undang
dengan kebudayaan atau pun suku yang
baru
mengenai
kewarganegaraan. Dalam Undang-Undang
pencarian mereka hanya
Suku anak dalam
hidup dengan mendalami adat istiadat.
nomor 12 tahun 2006 ini, pemerintah
Menurut Van Dongen dalam tempo
melakukan beberapa penyempurnaan untuk
(2002) menyebutkan bahwa orang rimba
dapat mengakomodasi dan memudahkan
atau suku anak dalam merupakan orang
penduduk Indonesia dalam memperoleh
yang hidup dengan budaya yang masih
status kewarganegaraannya.
primitif serta merupakan penduduk asli
Suku Anak Dalam
sumatra. Dalam sistem kekerabatan suku
Suku anak dalam merupakan sebutan
anak dalam yaitu matrilineal yang sama
dari kelompok yang timpat tinggalnya yang
dengan sistem kekerabatan masyarakat
nomaden (tidak menetap) dan memiliki
minang kabau. Suku anak dalam hidup
dengan berkelompok dan dalam struktur
temenggung
kelompoknya mereka memiliki struktur
temenggung (wakil ketua adat), menti
kepemimpinan
(penyidang secara adat/hakim).
yang
dimana
ada
(ketua
adat),
wakil
Gambar 1 Wilayah Persebaran Suku Anak Dalam di Provinsi Jambi, Kabupaten Merangin, Desa Limbur Merangin
Hak-hak dasar
ketertiban
Hak-hak dasar merupakan hak yang
sepantasnya setiap warga negara khusunya
harus dipenuhi dan diselenggarakan oleh
indonesia dapat menikmati hak mereka
negara dan menjadi tanggung jawab negara
seperti yang tertera dalam UUD 1945.
hak-hak dasar itu seperti pendidikan,
kesehatan, serta identitas warga negaranya
(University of Michigan, 2009). Menurut
Surya (2004) Pemerintah sebagai pihak
yang diberi amanat oleh rakyat untuk
mengelola jalannya berkehidupan berbagsa
dan
bernegara
berkewajiaban
untuk
memenuhi hak-hak warga dasar warga
negaranya. Tujuan tersirat dan tersurat
seperti yang tertuang dalam mukadimah
UUD 1945
terlihat jelas bahwa tujuan
bangsa Indonesia untuk melindungi segenap
bangsa
Indonesia,
mamajukan
kesejahteraan umum dan ikut melaksanakan
dunia
sehingga
sudah
pemenuhan hak-hak dasar dari massyarakat
D.
Metode Penelitian
Dalam
suku
penelitian
Di
lain
pihak,
kepada
tokoh
Dalam
dapat
mendalam
menggunakan metode penelitian kualitatif
masyarakat
Suku Anak
untuk
fenomena
dijadikan alat untuk melakukan komparasi
mengenai pengakuan hak-hak masyarakat
jawaban dari aparat desa. Hal ini untuk
desa
dapat
menjelaskan
secara
lebih
peneliti
dalam.
wawanccara
dapat
ini,
anak
rinci.
Peneliti
melakukan
triangulasi
terhadap
menggunakan metode penelitian kualitatif
masalah yang sedang diteliti. Disamping
untuk
rinci
melakukan wawancara mendalam, peneliti
mengenai implikasi UU no 6 tahun 2014
juga akan melakukan obervasi singkat
tentang
terhadap kehidupan suku anak dalam.
dapat
menjelaskan
desa
terhadap
lebih
hak-hak
dasar
mayarakat suku anak dalam di desa Limbur
Observasi
Merangin, Jambi.
mengamati secara langsung bagaimana
Dalam melakukan pengumpulan data,
ini
dimaksudkan
untuk
peran desa dan kehidupan dari Suku Anak
dilakukan metode wawancara mendalam
Dalam itu sendiri.
terhadap pemerintah desa Limbur Merangin
Dalam
melakukan
wawancara,
dan dan masyarakat perwakilan dari suku
peneliti telah mendata informan dan alasan
anak dalam. Wawancara secara mendalam
mengapa
diharapkan dapat mengetahui secara detail
kapasitas untuk diwawancarai. Berikut
bagaimana
adalah table informan kegiatan wawancara:
program
Nama Informan
1. Bapak Maqnun
desa
terhadap
informan
tersebut
memiliki
Jabatan
Kepala Desa
Alasan Diwawancarai
Untuk mengetahui program kerja desa Limbur
Limbur Merangin
Merangin
dalam
mengakomodasi
hak-hak
pemenuhan identitas kewarganegaraan masyarakat
2. Bapak Megang
Suku Anak Dalam
Kepala Kelompok Untuk dapat mengetahui bagaimana kehidupan suku
Suku Anak Dalam anak dalam dan bagaimana kelompok ini berinteraksi
dengan kehidupan masyarakat lain di desa, serta
untuk mengetahui program desa yang pernah mereka
3. Bapak Morai
rasakan
Anggota Keluarga Untuk dapat mengetahui program desa yang mereka
Kelompok Suku
rasakan, utamanya dalam hal pengurusan identitas
Anak Dalam Desa kewarganegaraan
Limbur Merangin
Table 1 Daftar Narasumber Wawancara
Selain dua metode tersebut, peneliti
Kewarganegaraan
merupakan
hak
juga menggunakan studi literature terhadap
yang sangat mendasar. Bahkan kepemilikan
beberapa sumber untuk mengetahui secara
tanah di Indonesia hanya dapat dimiliki jika
mendalam kehidupan suku anak dalam
seseorang
berdasarkan beberapa penelitian yang telah
Negara Indonesia (WNI)2 . Program kerja
dilakukan oleh beberapa peneliti lainnya.
dan pengakuan terhadap kewarganegaraan
E.
Pembahasan
itu sendiri harus terlepas dari hal-hal yang
1.
Pengakuan
tersebut
merupakan
Warga
Kewarganegaraan
berbau diskriminasi. Hal ini sebagaimana
Suku Terpencil Seperti Suku Anak
asas kewarganegaraan itu sendiri yang
Dalam Ditinjau Dalam Undang-
memiliki asas non diskriminatif3.
Undang Nomor 12 Tahun 2006
Sejalan dengan semangat tersebut,
Tentang Kewarganegaraan
jika kita melakukan telaah lebih lanjut
Sebagaimana
dijelaskan
mengenai kandungan pasal demi pasal
sebelumnya, desa merupakan entitas yang
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006
sering terpinggrirkan, bahkan dalam hal
Tentang Kewarganegaraan, sudah mengatur
pemenuhan hak dasar masyarakat. Status
mengenai
kewarganegaraan yang sangat penting bagi
diskriminatif atas suku, ras, dan etnis
seorang penduduk seringkali terabaikan
tertentu
bahkan oleh pemerintah desa terhadap
kewarganegaraan.
telah
pemberantasan
dalam
Hal
sikap
pengakuan
inilah
yang
masyarakat suku-suku yang masih bersifat
primitive dan tinggal di daerah pedalaman.
Pengakuan kewarganegaraan masyarakat
semestinya tidak boleh dibedakan antara
satu
masyarakat
lainnya.
dengan
massyarakat
2 PNH Simanjuntak, Pendidikan
Kewarganegaraan, (Jakarta: Grasindo, 2009), hlm
6.
3 Penjelasan UU No. 6 Tahun 2012 tentang
kewarganegaraan. Dalam undang-undang ini, yang
dimaksud dengan asas non-diskriminatif adalah
asas yang tidak membedakan
perlakuan dalam segala hal ikhwal yang
berhubungan dengan
warga negara atas dasar suku, ras, agama, golongan,
jenis kelamin
dan gender
merupakan dasar dibuatnya undang-undang
hak kewarganegaraan pada suku terpencil.
ini
Dengan
untuk mengantikan undang-undang
tentang
kewarganegaraan
kata
lain,
semangat
untuk
sebelumnya.
mengakui secara non-diskriminatif dalam
Dalam bagian penjelasan undang-undang
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006
yang tidak dapat dipisahkan dari Undang-
Tentang
Undang
ini
ditopang oleh peraturan-peraturan yang
menjelaskan secara detail bahwa landasan
diperlukan untuk melaksanakannya secara
filosofis
teknis.
Nomor
12
dibuatnya
Tahun
2006
undang-undang
ini
adalah karena tidak sesuainya undangundang
mengenai
sebelumnya
dengan
kewarganegaraan
asas-asas
dalam
Pancasila4.
2.
Kewarganegaraan
Program
Kerja
Merangin
dalam
Desa
belum
Limbur
Melaksanakan
Amanat Undang-Undang Nomor 12
Tahun
Asas non-diskriminatif merupakan
ini
2006
Tentang
Kewarganegaraan
Untuk
salah satu bentuk realisasi undang-undang
Mengakomodasi
Pemenuhan
ini terhadap pengakuan kewarganegaraan
Identitas Kewarganegaraan Suku
semua golongan masyarakat termasuk pada
Anak Dalam
kelompok suku terpencil seperti Suku Anak
Desa
merupakan
organisasi
Dalam. Akan tetapi, hal ini tidak mulus
pemerintahan terendah yang dipimpin oleh
berjalan hingga ke lapangan. Hanya ada
seorang
beberapa masyarakat Suku Anak Dalam
wewenang untuk mengatur serta mengurus
yang
identitas
kepentingan masyarakat desa bedasarkan
kewarganegaraan seperti halnya kartu tanda
asal usul adat istiadat setempat yang diakui
penduduk, kartu keluarga, dan akte lahir5.
oleh pemerintahan nasioanal6. Bedasarkan
Masih banyak perilaku diskriminatif yang
penjabaran tersebut mengenai wewenang
mereka rasakan dalam hal pengurusan
yang didapat oleh desa sudah seharusnya
identitas
desa
setiap desa mempunyai program kerja yang
setempat. Hal ini dapat dikarenakan belum
mendukung pelaksaan jalannya kegiatan
adanya aturan yang mempejelas pengurusan
pemerintahan agar tujuan dan kepentingan
memiliki
bukti
kewarganegaraan
di
4 Dapat dilihat dalam penjelasan UU No. 12 Tahun
2006 Tentang Kewarganegaraan, hlm. 13.
5 Berdasarkan wawancara dengan kelompok suku
anak dalam. Dapat dibaca lebih lanjut dalam
lampiran wawancara.
kepala
desa
dan
memilki
masayarakat dapat terpenuhi, jika melihat
6 Saniyanti Nurmuharimah, Pendidikan
Kewarganegaraan, (Bandung: Grafindo, 2007),
hlm 109
dari konteks tersebut dapat dikatakan
waraga negara tersbut sudah barang tentu
bahwa setiap perangkat pemerintahan desa
harus ada campur tangan pemerintah desa
seharusnya mempunyai program-program
hal
kerja
kepentingan
organisasi terendah dalam masyarakat yang
masyarakat, tanpa terkecuali desa Limbur
terlibat langsung dalam pelaksaan program-
Merangin.
merangin
program pemerintahan. Bedasarkan hasil
merupukan salah satu desa yang ada di
penelitian lapangan yang didapat di desa
Kabupatan Merangin Provinsi Jambi. Desa
limbur
ini merupakan salah satu desa yang menjadi
kejanggalan yang seharusnya tidak terdapat
tempat bermukimnya suku anak dalam.
dalam pemerintahan desa seperti pernyataan
Suku anak dalam merupakan salah satu dari
dari kepala desa limbur merangin secara
sekian banyak banyak suku yang ada si
tegas mengakui suku anak dalam sebagai
Indonesia yang memiki ciri khas dan
bagian
budaya yang berbeda dengan masyarakat
pernyataan lain yang mengatakan bahwa
lainnya
dalam
peran desa dalam menfasilitasi khusnya
mempunyai budaya hidup yang pindah-
suku anak dalam untuk meperoleh status
pindah
kewarganeraan
yang
mendukung
Desa
limbur
contohnya
suku
(nomaden),
anak
namun
perbedaan
itu
dikerenakan
merangin
desa
ada
kejanggalan-
desanya7.
dari
seperti
merupakan
Namun
KTP itu
ada
tidak
budaya dan cara hidup setiap suku di
tertuang atau terdapat dalam program desa8.
Indonesia
menjadi
Seharusnya jika dilihat dari UU yang
masalah dalam pemenuhan hak-hak yang
mengatur yaitu Undang-Undang Nomor 12
harus dipenuhi oleh negara seperti hak
Tahun 2006 yang telah dijabarkan dalam
untuk
pembahasan
seharusnya
bukan
mendapatkan
kewarganegaraan.
status
Sesuai
dengan
sebelumnya
mengenai
pemberantasan sikap diskriminatif atas
penjabaran sebelumnya pada pembahasan
suku,
pertama bahwa tidak sepatutnya setiap
pengakuan kewarganegaraan, persolan yang
warga
terdapat pada desa limbur merangin tidak
negara
Indonesia
mendapakan
perlakuan
yang
diskriminantif
tanpa
terkecuali
suku
anak
dalam
dalam
yaitu
status
mendapatkan
kewarganegaraan
haknya
sehingga
untuk
mendukung perlakuan yang sama terhadap
ras,
dan
etnis
tertentu
dalam
sepatutnya ada karena tidak dibenarkan
7 Berdasarkan wawancara dengan kepala desa.
Dapat dibaca lebih lanjut dalam lampiran
wawancara
8 Berdasarkan wawancara dengan kepala desa.
Dapat dibaca lebih lanjut dalam lampiran
wawancara
adanya prilaku diskriminatif pada setiap
yang memfasilitasi keperluan masyarakat
masyarakat tanpa terkecuali suku anak
suku anak dalam tersebut9. Salah satu
dalam namun dalam realita kehidupan
alasan dari kepala desa, adalah pola hidup
masyarakatnya masih terdapat perlakuan-
dari masyarakat Suku Anak Dalam yang
perlakuan yang diskriminantif sehingga dari
bersifat nomaden atau berpindah-pindah.
persoalan tersebut terlihat bahwa hal yang
Hal ini menurut narasumber menyulitkan
telah diatur hanya sebagai payung hukum
petugas desa dalam melakukan pendataan
yang melindungi tanpa didukung oleh
administrasi kependudukan10. Akan tetapi,
peraturan teknis yang menagatur jalannya
setelah ditanyakan lebih jauh lagi kepada
pelaksaan UU tersebut.
Suku Anak Dalam mengenai kehidupan
organisai
Desa sebagai
pemerintahan
yang
mereka, walaupun dalam hidup yang
mempunyai weweanng untuk mengatur
berpindah-pindah pada satu saat dalam
masyarakatnya sudah sepatutnya memilki
sekitar 2-3 bulan akan kembali menetap di
peran
pelakasaan
desa induk mereka lagi, dan kemudian baru
kepentingan masyarakatnya jadi dengan
berpindah lagi setelah beberapa lama
adanya wewenang tersebut dapat dikatakan
Id
rg
u
b
im
(L
)1
D
tw
n
M
a
s
e
k
B
2
yang
lebih
terendah
dalam
bahwa desa mempunyai kewajiban yang
menetap11.
besar untuk mengakomodir kepentingan
masyarakatnya. Dari penjabaran tersebut
dapat dikatakan desa harus menfasilitasi
masyarakatnya
guna
menunjang
kesejahteraan masyarakat jika dilihat dari
konteks
permasalah
di
desa
Limbur
Merangin yaitu salah satu desa tempat
Gambar 2 Siklus Perpindahan masyarakat Suku Anak
Dalam, Kabupaten Merangin
Sumber: Olahan data wawancara
bermukimnya suku anak dalam dari hasil
penelitain yang didapatkan ada penyataan
dari kepala desa yang mengatakan bahwa
peran desa untuk suku anak dalam hanya
sebagai penunjuk jalan bagi pemerintah
sosial yang ingin memberikan bantuan, dan
kalau dari desa sendiri tidak ada program
9 Berdasarkan
Dapat dibaca
wawancara
10 Berdasarkan
Dapat dibaca
wawancara
11 Berdasarkan
Dapat dibaca
wawancara
wawancara dengan kepala desa.
lebih lanjut dalam lampiran
wawancara dengan kepala desa.
lebih lanjut dalam lampiran
wawancara dengan kepala desa.
lebih lanjut dalam lampiran
Data-data yang didapat dari penelitian
Akan tetapi, setelah ditelaah lebih dalam,
melihatkan bahwa realita pelaksaan amanat
Undang-Undang ini tidak mencantumkan
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006
permasalahan yang sering terjadi pada
untuk mengakomodasi pemenuhan identitas
kelompok masyarakat adat atau suku yang
kewarganegaraan suku anak dalam di desa
terpencil.
Seperti
Limbur Merangin tidak di dukung oleh
mengenai
pemenuhan
peraturan-peraturan teknis pelaksaan yang
masyarakat desa yang memiliki pola hidup
menunjang perlakuan yang sama untuk
yang cukup berbeda dengan masyarakat
mendapatkan hak sebagai warga negara
Indonesia pada umumnya. Pertanyaan yang
Indonesia sehingga dalam realitanya masih
mungkin mendasari bagian diskusi ini
terdapat perlakuan-perlakuan diskriminatif
adalah, apabila berkaca pada masalah
dalam pemenuhan hak warga negara oleh
kewarganegaraan
negara.
diselesaikan
F. Diskusi
kewarganegaraan, dan tidak terdapat aturan
Undang-undang
halnya
hak-hak
yang
oleh
pembahasan
belum
UU
dasar
dapat
mengenai
tentang
yang tegas dalam undang-undang yang
kewarganegaraan memang mengatur asas
mengatur mengenai pemerintahan desa itu
mengenai
terhadap
sendiri, lantas bagaimanakah masyarakat
status
suku terpencil ini dapat mengurus hak dasar
tanpa
pelayanan
diskriminasi
perolehan
kewarganegaraan. Akan tetapi, pada praktik
mereka
di
Selanjutnya,
lapangan,
beberapa
masih
pelanggaran
dapat
ditemukan
atau
tindakan
dalam
hal
melihat
kewarganegaraan?
kondisi
isi
dari
Undang-Undang nomor 6 tahun 2014
marginalisasi dalam memberikan pelayanan
tentang
administrasi
pada
melakukan generalisasi pandangan terhadap
masyarakat suku terpencil, seperti Suku
kondisi masyarakat desa disamakan dengan
Anak Dalam.
kondisi masyarakat desa seperti di Jawa
kewarganegaraan
Kehadiran Undang-Undang nomor 6
Desa,
apakah
pemerintah
pada umumnya?
Tahun 2014 tentang Desa, diharapkan
Pertanyaan ini dirasa oleh peneliti
merupakan salah satu bentuk penyelesaian
perlu untuk kajian lebih lanjut mengenai
pemerintah terhadap permasalahan yang
penerapan undang-undang tentang desa
sering terjadi di desa, terutama dalam
nantinya setelah undang-undang ini telah
bentuk
marginalisasi
masyarakat
desa.
diterapkan secara merata di seluruh desa di
mendapatkan status kewarganegaraan yang
Indonesia.
sama dengan penduduk lainnya.
G.
Kesimpulan
Kedua, Pemerintah Desa Lembur
Berdasarkan pembahasan pada bagian
Merangin
masih
bersifat
pasif
untuk
sebelumnya, paling tidak dapat ditarik 2
mengupayakan proses pemberian identitas
kesimpulan mendasar mengenai pengakuan
kewarganegaraan kepada Suku Anak Dalam
kewarganegaraan bagi Suku Anak Dalam
yang ada dalam wilayahnya. Pemerintah
ditinjau dari undang-undang mengenai
desa sebatas untuk memberikan himbauan
kewarganegaraan dan peran desa setempat.
kepada semua warga desa dan menjadi
Pertama,
mengenai
dalam
undang-undang
kewarganegaraan
pihak
yang
menjadi
jembatan
untuk
dapat
menyampaikan berbagai bantuan social
ditemukan dengan jelas bahwa salah satu
kepada masyarakat Suku Anak Dalam.
asas dalam pengurusan kewarganegaraan
Padahal, masyarakat Suku Anak Dalam
Indonesia
sendiri sangat menginginkan peran aktif
adalah
berasaskan
non-
diskriminatif. Hal ini menunjukkan upaya
desa
pemerintah
kewarganegaraan
untuk
mengakomodasi
keberadaan masyarakat dari suku atau etnis
lain yang hidup di Indonesia agar tetap bisa
dalam
hal
pemberian
seperti
Keluarga, dan lain-lain.
KTP,
identitas
Kartu
H. Referensi
Sumber Buku
Dongen, Van. 2002. Tempo
Kusuma, Indradi. 2002. Indonesia: Catatan Krisis atas Hak Asasi Manusia dan
Institusionalisasi Diskriminasi Warganegara. Jakkarta: Forum Komunikasi Kesatuan
Bangsa
Griffits, V.L. 1982. Masalah Pendidikan di Daerah Pedesaan. Bharatara Karya Aksara: Jakarta
Mujilan. 1984. Suku Anak Dalam di Propinsi Jambi. Jambi: Proyek Inventarisasi dan
Dokumentasi Kebudayaan Daerah.
Simanjuntak, PNH. 2009. Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: Grasindo.
Suryaningrat, Bayu 1992.Pemerintahan Administrasi Desa dan Kelurahan. Jakarta: PT Rinneka
Cipta
Sumber Jurnal
Mulyanto, Rutiana Dwiwahyuningsih, dan Murtanti Jani Rahayu. “Pengembangan Model dan
Penyusunan Indikator Kemajuan Pembangunan Desa Pada Era Otonomi” Jurnal Agastya, 1:1
(Semarang, Desember 2009)
Sumber Peraturan Perundang-Undangan
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa
Penjelasan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2012 Tentang Kewarganegaraan
Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 Tentang Desa
Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 Tentang Petunjuk Pelaksanaan UU No. 6 Tahun
2014 Tentang Desa
Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 Tentang Dana Desa yang Bersumber dari APBN
Peraturan Pemerintah Provinsi Jambi Nomor 5 Tahun 2007 Tentang Lembaga Adat Melayu
Jambi
Sumber Internet
http://forum.detik.com/budaya-suku-anak-dalam-pelestarian-eko-system-hutan-nusantart99153.html diakses pada selasa 14 Oktober 2014 pukul 19.00 WIB
http://www.leimena.org/id/page/v/750/kenali-hak-dan-tanggung-jawab-anda-hak-untukmendapat-pendidikan-4 diakses pada senin 24 November 2014 pukul 20.00 WIB