Peran Perempuan dalam Keluarga keberadaa

Peran Perempuan dalam Keluarga (keberadaan peran perempuan
dalam keluarga) dan Issue Gender terhadap Perempuan
Makalah disusun guna memenuhi Tugas Kelompok
Mata Kuliah : KONSEP
Dosen Pengampu : Nunik

Di Susun Oleh :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.


Ervina Herawati
Fitrya Pakpahan
Ika Wulandari
Indah Nurmala
Jeklin Yuliani
Kartika Wahyu
Khusnul Khotimah
Maharlina
Nada Pradana
Nadila Ainun
Nanda Pratiwi
Priyonkarina Wynette Manao
Puji Utami
Rabbika Zain

(160015)
(160016)
(160017)
(160018)

(160019)
(160020)
(160021)
(160022)
(160023)
(160024)
(160025)
(160026)
(160027)
(160028)

AKADEMI KEBIDANAN YOGYAKARTA
Jl. Parangtritis km 6 Sewon, Bantul , Yogyakarta
TAHUN 2016

KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb
Segala puji bagi Allah SWT. Yang telah memberi kesehatan pada
kami sehingga kami dapat menyusun dan menyelesaikan tugas kelompok
yang berjudul “Peran Perempuan dalam Keluarga (keberadaan peran

perempuan dalam keluarga) dan Issue Gender terhadap Perempuan”.
Kami menyadari bahwa dalam maklah ini masih banyak
kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kami
mohon kritik dan saran agar dapat menjadi referensi makalah selanjutnya.
Kami berterima kasih pada dosen yang telah mengajar kami dengan sabar
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini. Kami mohon maaf apabila
dalam makalah ini terdapat kata-kata yang kurang berkenan di hati
pembaca. Dengan selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca.

Penulis

i

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………….………….i
DAFTAR ISI………………………………………………………………...….ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang………..……………………………………………….....1

B. Rumusan Masalah…………..…………………………………………....1
C. Manfaat…………………………………………………………………..1
BAB II PEMBAHASAN
A. Peran Perempuan Sebagai Ibu……………………………………….......2
B. Peran Wanita Sebagai Istri Pendamping Suami........................................4
C. Issue Gender terhadap perempuan……………………………………….5
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan……………………………………………….……………...9
B. Saran……………………………………………………………………..9
DAFTAR PUSTAKA…………………………….…………………………..…10

Ii

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang.
Peran dan tugas perempuan dalam keluarga tergantung peran mereka
di dalam keluaga itu sendiri bisa sebagai istri, anak, mertua dll. Secara garis
besar dibagi menjadi dua yaitu peran wanita sebagai ibu, sebagai istri, dan
anggota keluarga. Tugas perempuan dalam membina kesehatan mental bagi

dirinya, maupun keluarganya. Agar dapat melakukan peran atau tugasnya
dengan baik, maka perlu dihayati benar mengenai sasaran dan tujuan dari
peran itu.
Isu tentang gender telah menjadi bahasan analisis sosial, menjadi pokok
bahasan dalam wacana perdebatan mengenai perubahan sosial dan juga
menjadi topik utama dalam perbincangan mengenai pembangunan dan
perubahan sosial. Bahkan, beberapa waktu terakhir ini,banyak membahas
tentang protes dan gugatan yang terkait dengan ketidakadilan dan diskriminasi
terhadap kaum perempuan. Ketidakadilan dan diskriminasi itu terjadi hampir
di semua bidang.
B. Rumusan masalah
1. Bagaimana peran perempuan sebagai ibu?
2. Bagaimana peran wanita sebagai istri pendamping suami?
3. Yang dimaksud dengan Issue gender terhadap perempuan?
C. Manfaat
1. Memberikan pengetahuan mengenai peran perempuan sebagai ibu,
maupun pendamping suami.
2. Memberikan wawasan tentang issue gender terhadap perempuan meliputi
segala aspek.
1


BAB II

PEMBAHASAN
A. Peran Perempuan Sebagai Ibu
Berbicara mengenai pendidikan anak, maka yang paling besar
pengaruhnya adalah ibu. Ditangan ibu keberhasilan pendidikan anak-anaknya
walaupun tentunya keikut-sertaan bapak tidak dapat diabaikan begitu saja. Ibu
memainkan peran yang penting di dalam mendidik anak-anaknya, terutama
pada masa balita. Pendidikan di sini tidak hanya dalam pengertian yang
sempit. Pendidikan dalam keluarga dapat berarti luas, yaitu pendidikan iman,
moral, fisik/jasmani, intelektual, psikologis, sosial, dan pendidikan seksual.
Peranan ibu di dalam mendidik anaknya dibedakan menjadi tiga tugas
penting, yaitu ibu sebagai pemuas kebutuhan anak; ibu sebagai teladan ataau
“model” peniruan anak dan ibu sebagai pemberi stimulasi bagi perkembangan
anak.


Ibu sebagai sumber pemenuhan kebutuhan anak
Fungsi ibu sebagai pemuas kebutuhan ini sangat besar artinya bagi

anak, terutama pada saat anak di dalam ketergantungan total terhadap ibunya,
yang akan tetap berlangsung sampai periode anak sekolah, bahkan sampai
menjelang dewasa. Ibu perlu menyediakan waktu bukan saja untuk selalu
bersama tetapi untuk selalu berinteraksi maupun berkomunikasi secara
terbuka dengan anaknya.

2
Pada dasarnya kebutuhan seseorang meliputi kebutuhan fisik, psikis,
sosial dan spiritual. Kebutuhan fisik merupakan kebutuhan makan, minum,

pakaian, tempat tinggal, dan lain sebagainya. Kebutuhan psikis meliputi
kebutuhan akan kasih sayang, rasa aman, diterima dan dihargai. Sedang
kebutuhan sosial akan diperoleh anak dari kelompok di luar lingkungan
keluarganya. Kebutuhan spiritual, adalah pendidikan yang menjadikan anak
mengerti kewajiban kepada Allah, kepada Rasul-Nya, orang tuanya dan
sesama saudaranya. Dalam pendidikan spiritual, juga mencakup mendidik
anak berakhlak mulia, mengerti agama, bergaul dengan teman-temannya dan
menyayangi sesama saudaranya, menjadi tanggung jawab ayah dan ibu.



Ibu sebagai model atau teladan.
Dalam mendidik anak seorang ibu harus mampu menjadi teladan bagi
anak-anaknya. Mengingat bahwa perilaku orangtua khususnya ibu akan ditiru
yang kemudian akan dijadikan panduan dalam perlaku anak, maka ibu harus
mampu menjadi teladan bagi anak-anaknya.
Sejak anak lahir dari rahim seorang ibu, maka ibulah yang banyak
mewarnai dan mempengaruhi perkembangan pribadi, perilaku dan akhlaq
anak. Untuk membentuk perilaku anak yang baik tidak hanya mendidik anak
lewat tingkah laku. Sejak anak lahir ia akan selalu melihat dan mengamati
gerak gerik atau tingkah laku ibunya. Dari tingkah laku ibunya itulah anak
akan senantiasa melihat dan meniru yang kemudian diambil, dimiliki dan
diterapkan dalam kehiduapnnya.



Ibu sebagi pemberi stimuli bagi perkembangan anaknya
Pada waktu kelahirannya, pertumbuhan berbagai organ belum
sepenuhnya lengkap. Perkembangan dari organ-organ ini sangat ditentukan
oleh rangsang yang diterima anak dari ibunya.
3

Rangsangan yang diberikan oleh ibu, akan memperkaya pengalaman
dan mempunyai pengaruh yang besar bagi perkembangan kognitif anak. Bila

pada bulan-bulan pertama anak kurang mendapatkan stimulasi visual maka
perhatian terhadap lingkungan sekitar kurang. Stimulasi verbal dari ibu akan
sangat memperkaya kemampuan bahasa anak.
Kunci keberhasilan seorang anak di kehidupannya sangat bergantung
pada ibu. Sikap ibu yang penuh kasih sayang, memberi kesempatan pada anak
untuk memperkaya pengalaman, menerima, menghargai dan dapat menjadi
teladan yang positif bagi anaknya, akan besar pengaruhnya terhadap
perkembangan pribadi anak. Konsep diri anak akan dirinya positif, apabila ibu
dapat menerima anak sebagaimana adanya, sehingga anak akan mengerti
kekurangan maupun kelebihannya.
B. Peran Wanita Sebagai Istri Pendamping Suami

1. Istri Sebagai Teman/Partner Hidup
Pengertian teman di sini mempunyai arti adanya kedudukan yang
sama. Istri dapat menjadi teman yang dapat diajak berdiskusi tentang masalah
yang dihadapi suami. Sehingga apabila suami mempunyai masalah yang
cukup berat, tapi istri mampu memberikan suatu sumbangan pemecahannya

maka beban yang dirasakan suami berkurang. Disamping itu sebagai teman
menandung pengertian jadi pendengar yang baik. Sikap seperti itu dapat
memberi ketenangan pada suami.
2. Istri sebagai penasehat yang bijaksana
Sebagai manusia biasa suami tidak dapat luput dari kesalahan yang
kadang tidak disadarinya.
4

Di sini istri sebaiknya memberikan bimbingan agar suami dapat
berjalan di jalan yang benar. Selain itu suami kadang menghadapi masalah
yang pelik, nasehat istri sangat dibutuhkan untuk mengatasi masalahnya.
3. Istri sebagai pendorong suami
Sebagai manusia, suami juga masih selalu membutuhkan kemajuan di
bidang pekerjaannya. Di sini peran istri dapat memberikan dorongan atau
motivasi pada suami. Suami diberi semangat agar dapat mencapai jenjang
karier yang diinginkan, tentunya harus diingat keterbatasan-keterbatasannya.
Artinya istri tidak boleh yang terlalu ambisi terhadap karir atau kedudukan
suami, kalau suami tidak mampu jangan dipaksakan, hal ini akan
menimbulkan hal-hal yang negatif.
C. Issue Gender terhadap Perempuan

Gender seringkali disamakan maknanya dengan pembedaan jenis
kelamin antara perempuan dan laki-laki. Namun sejatinya, isu gender yang
dalam beberapa tahun belakangan ini banyak dibahas adalah berkaitan dengan
peran, posisi dan tanggung jawab perempuan maupun laki-laki di dalam
masyarakat dan hubungan peran-peran tersebut. Peran antara laki-laki dan
perempuan dalam masyarakat dalam isu gender dapat dipertukarkan, contoh
yang paling mudah antara lain, seorang perempuan menduduki posisi sebagai
kepala daerah, bahkan sebagai presiden.
Berbeda dengan gender dalam arti jenis kelamin, yang lebih
mencerminkan ciri biologis makhluk hidup dan tidak dapat dipertukarkan
antar keduanya, misalnya alat kelamin perempuan dan laki-laki, sperma,
rahim, melahirkan, menyusui, haid dan membuahi.
5

Jargon “Kesetaraan Gender” sering digemakan oleh para aktivis sosial,
kaum perempuan hingga para politikus Indonesia. Kesadaran kaum
perempuan akan kesetaraan gender semakin meningkat seraya mereka terus
menuntut hak yang sama dengan laki-laki.
Kesetaraan gender merupakan salah satu hak asasi kita sebagai
manusia. Hak untuk hidup secara terhormat, bebas dari rasa ketakutan dan
bebas menentukan pilihan hidup tidak hanya diperuntukan bagi para laki-laki,
perempuan pun mempunyai hak yang sama pada hakikatnya. Sayangnya
sampai saat ini, perempuan seringkali dianggap lemah dan hanya menjadi
sosok pelengkap. Terlebih lagi adanya pola berpikir bahwa peran perempuan
hanya sebatas bekerja di dapur, sumur, mengurus keluarga dan anak, sehingga
pada akhirnya hal di luar itu menjadi tidak penting.Sosok perempuan yang
berprestasi dan bisa menyeimbangkan antara keluarga dan karir menjadi
sangat langka ditemukan. Perempuan seringkali takut untuk berkarir karena
tuntutan perannya sebagai ibu rumah tangga. Data yang ada menunjukkan
bahwa perempuan secara konsisten berada pada posisi yang lebih dirugikan
daripada laki-laki.
Berikut adalah isu-isu utama/ sejumlah contoh kesenjangan gender di
berbagai sektor yang masih perlu diatasi :
1.Pola Pernikahan yang merugikan pihak perempuan
Pernikahan dini adalah suatu hal yang lazim di Indonesia, khususnya di
daerah pedesaan. Laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa 2004 memperkirakan
13% dari perempuan Indonesia menikah di umur 15 – 19 tahun.
6

Hukum perkawinan di Indonesia menganggap pria sebagai kepala
rumah tangga dan pencari nafkah keluarga. Sedangkan, tugas-tugas rumah
tangga termasuk membesarkan anak umumnya dilakukan oleh perempuan.
2.Gender di pasar kerja
Adanya segmentasi jenis kelamin angkatan kerja, praktik penerimaan
dan promosi karyawan yang bersifat deskriminatif atas dasar gender membuat
perempuan terkonsentrasi dalam sejumlah kecil sektor perekonomian,
umumnya pada pekerjaan-pekerjaan berstatus lebih rendah daripada laki-laki.
Asumsi masyarakat yang menyatakan bahwa pekerjaan perempuan
hanya sekedar tambahan peran dan tambahan penghasilan keluarga juga
menjadi salah satu sebab rendahnya tingkat partisipasi tenaga kerja
perempuan.
3.Kekerasan Fisik
Perempuan seringkali mendapatkan kekerasan fisik dari suami,
keluarga, maupun orang lain.Perdagangan perempuan dan prostitusi juga
merupakan ancaman serius bagi perempuan Indonesia, terutama mereka yang
miskin dan kurang berpendidikan. Meskipun pelecehan seksual dianggap
kejahatan, akan tetapi hal itu umum ditemukan dalam kehidupan sehari-hari.
Departemen Kesehatan Indonesia tahun 2004 menemukan bahwa 90%
perempuan mengaku telah mengalami beberapa bentuk pelecehan seksual di
tempat kerja.
7

4.Hak Kepemilikan
Hukum Perdata di Indonesia menetapkan bahwa laki-laki dan
perempuan memiliki hak kepemilikan yang sama. Perempuan di Indonesia
memiliki hak hukum untuk akses ke properti, tanah dan memiliki akses ke
pinjaman bank dan kredit.
Untuk meningkatkan kesadaran perempuan akan isu kesetaraan gender ini dan
mengedukasi pekerja perempuan mengenai hak-haknya sebagai pekerja
perempuan,
a. Program kampanye Labour Rights For Women yang ditujukan bagi pekerja
perempuan muda tidak ada henti-hentinya menyuarakan dan mengedukasi
perempuan.
b.

Lewat event dan pelatihan Labour Rights For Women yang bertema “Gender
Equality”, perempuan diharapkan dapat lebih terpacu untuk membela hak
mereka dalam kesempatan kerja/karir, hak maternal dan keseimbangan antara
keluarga dan karir.
Kesetaraan gender tidak harus dipandang sebagai hak dan kewajiban
yang sama persis tanpa pertimbangan selanjutnya. Malu rasanya apabila
perempuan berteriak mengenai isu kesetaraan gender apabila kita artikan
segala sesuatunya harus mutlak sama dengan laki-laki. Karena pada dasarnya,
perempuan tentunya tidak akan siap jika harus menanggung beban berat yang
biasa ditanggung oleh laki-laki. Atau sebaliknya laki-laki pun tidak akan bisa
menyelesaikan semua tugas rutin rumah tangga yang biasa dikerjakan
perempuan.
8

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Peran wanita dalam keluarga bisa menjadi anak, ibu, mertua dll, namun
secara garis besarnya yang dibahas peran wanita sebagai ibu dan pendamping
suami. Peran wanita sebagai ibu ya itu meliputi aspek sumber pemenuhan
kebutuhan anak, model atau teladan bagi anaknya, serta pemberi stimulai
bagi perkembangan anaknya.Sedangkan peran perempuan sebagai
pendamping suami meliputi aspek peran sepagai patner/pendamping hidup,
sebagai penasehat yang bijaksana, serta sebagai pendorong keberhasilan
suami.
Issue gender terhadap perempuan yaitu hak untuk hidup secara
terhormat, bebas dari rasa ketakutan dan bebas menentukan pilihan hidup
Isu-isu utama sebagai kesenjangan gender terhadap wanita yang masih perlu
diatasi meliputi pola pernikahan yang merugikan wanita, gender dipasar
kerja, kekerasan fisik, dan kepemilikan.

B. Saran
Jadi dengan adanya makalah ini kami mempunyai saran yaitu
sebaiknya sesama manusia entah itu laki- laki ataupun perempuan , tua
maupun muda harus saling menegakan kesetaraan gender. Agar tidak ada
sesuatu yang menjadi permasalahan dalam kehidupan bersosial

9

DARTAR PUSTAKA
http://www.belajarbersama.ml/2013/06/peran-dan-tugas-perempuan-dalamkeluarga.html
http://www.gajimu.com/main/tips-karir/Tentang-wanita/perempuan-dan-teriakannyaseputar-kesetaraan-gender
Diakses pada tanggal 8 September 2016, 07:43 WIB

10