PROPOSAL RISET STRATEGI ORGANISASI PENDI
RISET STRATEGI ORGANISASI PENDIDIKAN
( PROPOSAL PENELITIAN )
BAB 1 : DASAR PEMIKIRAN
Knowing is half of the battle , demikian kata sebuah pepatah yang
mewakili arti penting dari sebuah penelitian objektif.
Dalam sebuah organisasi pendidikan ungkapan tadi dapat
ditejemahkan atau dapat difahami bahwa hanya dengan
memahami keadaan secara objektif akan dapat diperoleh
knowledge yang benar-benar berstrata praxis atau belief
1
yang
dapat dipercaya untuk membuat organisasi pendidikan bisa
meraih tujuannya mencetak lulusan yang bermutu.
Dari itu, bagi organisasi pendidikan yang sedang punya hajat
untuk melakukan revitalisasi dan fine-tuning organisasi agar bisa
tetap bertahan dalam sisi baiknya, dan bisa punya inovasi pada
sisi positif serta bisa punya koreksi memupus sisi buruk, satu dari
dua langkah yang pasti dibutuhkan adalah dengan mau
1 Praxis dan Belief adalah konstruksi pengetahuan ilmiah seumpama ayat kauniyah yang sangat apa-adanya. Ketika
ia disimpulkan dan digunakan secara terapan akan jauh lebih aplikabel disbanding pengetahuan yang hanya
berdasar perkiraan atau dorongan emosi untuk memilih sebuah arah kesimpulan. Teori tentang bagaimana
pengetahuan ilmiah menjadi kepercayaan karena bersumber dari realita objektif dibahas oleh Douglas Soccio
dalam : Douglas Soccio, Archetypes of Wisdom, an introduction to philosophy, Cengage, CA.2009 p 13-16.
melakukan riset objektif terhadap organisasinya sendiri. Agar
dengan hasil riset itu organisasi akan dapat mengetahui apa saja
modal kekuatan internal yang dapat dimanfaatkan demi inovasi
atau demi koreksi perbaikan terhadap kekurangan di masa lalu.
Seluruh sistim manajemen, baik itu manajemen sistim terbuka,
manajemen sistim sibernetis, manajemen organisasi belajar,
manajemen penjaminan mutu, maupun manajemen ISO,
semuanya sama akan membenarkan tentang perlunya sebuah
organisasi pendidikan untuk selalu membuat riset demi adaptasi
terhadap perkembangan zaman, koreksi terhadap kekeliruan
yang terlanjur, serta inovasi untuk menghadirkan pembaruan
yang membawa keunggulan.
BAB 2 : EMPAT RISET
YANG SANGAT PENTING
Sebagai Organisasi yang bergerak dalam kerja dakwah melalui
pendidikan, ada empat komponen organisasi YHK harus segera
difahami sebagai prioritas. Yaitu ; 1. Potensi budaya organisasi, 2.
Potensi guru, 3. Potensi lingkungan hidup organisasi, dan 4.
Potensi siwa atau peserta didik.
Ad-1 : Riset Potensi Budaya Organisasi
Potensi budaya organisasi akan mengantar kepada kita pilihan Art
atau Seni kebijakan yang paling tepat untuk digunakan agar bisa
memfungsikan organisasi tanpa menabrak sisi alamiah maupun
tradisi kebiasaan yang ada. Empat tipe potensial dari budaya
organisasi yang terdiri dari pola managerial dan pola
kepemimpinan yang terdiri dari tipe Clan atau kesukuan, Tipe
hirarkis birokratis, tipe Adhok tim kerja atau tipe orientasi market
biasanya akan beraduk dengan sebuah kecenderungan praktik
kepada salah satu tipe.
Berdasar temuan kecenderungan tipe budaya organisasi itu kita
tidak akan bekerja untuk menilai baik atau buruk dari tiap tipe
budaya yang akan kita temukan sedang menjadi kecenderungan
praktik manajemen di YHK. Tapi yang akan kita lakukan adalah
lebih kepada memanfaatkan kondisi budaya manajerial yang ada
agar bisa bermanfaat maksimum bagi keberhasilan organisasi
meraih tujuan serta efisiensi dalam pelaksanaan meraih tujuan
itu, PLUS perubahan peubahan yang masih bisa ditempuh untuk
memperbaiki keadaan secara bertahap tanpa harus melalui
proses yang justru bisa membuat organisasi menjadi kesakitan
seperti orang yang sedang operasi tanpa obat bius.
Ad-2 : Riset Potensi Guru
Pemahaman tentang Guru akan mengantarkan kita kepada
efisiensi yang terbaik pada kadarnya dalam menghasilkan output
fungsional yang harus dihasilkan oleh posisi kerja Guru. Melalui
riset potensi inilah kita bisa menghindari ‘kecelakaan’ yang sering
terjadi, bahwa seorang guru bisa sangat mahir dalam
mempresentasikan atau menghadirkan ‘tayangan pengetahuan’
di hadapan anak didiknya, tapi pada saat yang sama ternyata
pengetahuan itu tidak banyak berhasil mencetak atau
membentuk volume dan kepadatan kognisi yang diinginkan
terjadi pada benak anak didik.
Di antara potensi guru yang harus didefinisikan melalui riset
objektif adalah: 1. inward journey setiap pribadi guru dalam
mendefinisikan profesi guru sebagai profesi pilihannya, 2.
Kemampuan guru membangun rasa percaya diri anak didik. 3.
Kemampuan guru membangun suasana akrab dan kolaboratif di
antara siswa dan antara siswa dan guru, serta 4. Kemampuan
guru membangun rekayasa –stimulasi arah rasa ingin tahu dan
pelayanan bimbingan membawa anak-anak menemukan
‘jawaban rasa ingin tahu yang tadi telah ia bentuk.
Ad-3 : Riset Potensi Lingkungan Organisasi
Lingkungan adalah medium tumbuh bagi setiap makhluk hidup
termasuk manusia. Sebab dari lingkungan itulah akan terstimulasi
arah maupun kecepatan pertumbuhan nalar anak didik agar
menjadi tersistimatisasi dan terbentuk sebagai pengetahuan
ilmiah.
Perbedaan antara pengetahuan ilmiah dari pengetahuan seharihari dalam benak manusia adalah dalam 5 soal : (1) basis
observasi empiri, (2) struktur logika yang logis, (3) tersusun
secara sistimatis menjadi piramida koherensi , (4) memiliki
keberlakuan umum atau dapat diterapkan, dan (5) dapat di uji
kebenarannya melalui penelitian ilmiah berikutnya . Karena itu
pula, yang paling mendasar dalam proses pembentukan struktur
kognisi anak didik sebenarnya adalah setiap elemen dari
lingkungan atau environment sekolah. Sebab berdasar seting
environment itu akan bekerja mekanisme logika sain observasi
sebagai pijakan paling dasar dan paling kokoh dari setiap poin
pengetahuan yang dimiliki anak didik.
Yang akan diriset dan ditemukan dari riset ini adalah
menginventarisir potensi keteraturan lingkungan yang bersifat
mendukung atau bisa difungsikan mendukung bagi : (i) akselarasi
belajar, (ii) ikon pengingat materi pengetahuan, (iii) ikon
penjelasan arti dan mana dari koherensi logis atau tafsir teoritis
dari setiap butir pengetahuan yang dimiliki siswa agar menjadi
pengetahuan yang korespondentif atau punya kaitan realita 2
Ad-3 : Riset Potensi Siswa
Dalam seluruh metode pembelajaran paling modern, yang paling
penting dan paling utama dari setiap proses pendidikan adalah
mengenali Potensi dari Peserta Didik atau Siswa.
2 Dalam bahasa teoritisi kritis ini disebut sebagai kesesuaian antara First Order dan Second Order, sedang dalam
bahasa teoritisi idealis disebut sebagai keselarasan antara Das Sein dan Das Sollen.
Berbagai program pendidikan seperti NCLB3 , atau Education for
All , Development Appropriate Programe, Global Partnership for
21 Century4, maupun program pendidikan Findlandia dan
Norwegya yang sekarang sedang jadi panutan pemerintah
Indonesia, kesemuanya punya keyakinan sama : “kenalilah
Potensi Siswa …!”.
BAB 3 : PEMANFAATAN HASIL PENELITIAN
Hasil penelitian dan analisisnya menjadi hak miliki YHK dan akan
bisa digunakan oleh YHK dalam pengembangan kekuatan
Organisasi. Penerapan dari hasil penelitian ini juga akan disertai
oleh pendampingan bimbingan penerapan oleh praktisi peneliti
lapangan berdasar bimbingan dari pakar dan tim ahli.
BAB 3 : Pelaksana Riset dan Narasumber Analisis Ahli
1. Pelaksana riset adalah praktisi peneliti lapangan : m. andi. k
2. Tenaga ahli konsultasi dan analisis hasil penelitian :
a. Dr. Ibnu Hammad (konsultan kemdikbud)
b. Wara Novella M.M. (konsultan es-de-em Kemenpera
bidang analisis budaya organisasi)
3 No Children Left Behind, adalah program pendidikan yang berusaha mengatasi hambatan hambatan multi
cultural di Amerika. Persoalan yang berusaha dihadapi dengan program ini adalah persoalan yang sama persis
dengan yang sedang dihaapi oleh Indonesia. Hanya saja, karena program ini sangat mahal maka pemerintah
Indonesia tidak mungkin melaksanakannya secara ideal.
4 Program Global Partnership ini berpenekanan kepada penemuan potensi dan pengembangan potensi skill pada
anak didik yang bisa jadi modal para peserta didik dalam mengembangkan diri untuk bisa berperan fungsional
(bekerja) di tengah masyarakat pada abad 21.
c. Iskandar M.Si. (Widyaiswara / konsultan tetap training
guru Kemenag)
d. Yosef Hendra (konsultan KSBS)
e. Yan Sumaryana (tenaga analis sosiologis)
BAB 4 : KONTRAK KERJASAMA
Kerjasama ini adalah kerjasama bisnis dan sosial kemanusiaan.
Secara bisnis kerjasama ini harus menyertakan seluruh
pembiayaan : (a) proses penelitian, pengolahan, presentasi, serta
pengarahan penerapan hasil penelitian bagi kekuatan organisasi
pendidikan, serta (b) honor bagi tenaga praktisi dan konsultan
ahli. Secara sosial, kerjasama ini sangat dapat untuk tidak murni
bisnis dan deal untuk bekerjasama dengan nilai yang tidak harga
penuh.
BAB 5 : PERNYATAAN DAN TANDA TANGAN PENGAJUAN PROPOSAL
Melalui proposal ini, secara resmi diajukan jawaban terhadap
penawaran kerjasama yang ditawarkan oleh kami.
Kuningan, 01 Agustus 2016
Diajukan oleh :
M. Andi. K
BIBLIOGRAFI
Douglas Soccio, Archetypes of Wisdom, Wadsworth, CA, 2009.
Lee, Soon Ah., Trajectories Toward Becoming A Teacher,
Dissertation. University of Texas. 2011.
Sistim Penjaminan Mutu Universitas Indonesia. 2012.
Sistim Penjaminan Mutu Universitas Islam Indonesia. 2012.
Dokumen ISO 9001 SMA-1 Pekalongan, 2012.
Dokumen ISO 9001 SMK-1 Pakong Madura. 2010.
NCLB, Executive Summary, US Departement of Education. 2004.
Xihe Zhu , examining the relation between student expectancyvalue motivation, achievement in middle school …., Dissertation,
University of Maryland. 2009.
Kims S, Cameron., Robert E Quinn, Diagnosing and Changing
Organizational Culture. John Willey & Son. 2011.
( PROPOSAL PENELITIAN )
BAB 1 : DASAR PEMIKIRAN
Knowing is half of the battle , demikian kata sebuah pepatah yang
mewakili arti penting dari sebuah penelitian objektif.
Dalam sebuah organisasi pendidikan ungkapan tadi dapat
ditejemahkan atau dapat difahami bahwa hanya dengan
memahami keadaan secara objektif akan dapat diperoleh
knowledge yang benar-benar berstrata praxis atau belief
1
yang
dapat dipercaya untuk membuat organisasi pendidikan bisa
meraih tujuannya mencetak lulusan yang bermutu.
Dari itu, bagi organisasi pendidikan yang sedang punya hajat
untuk melakukan revitalisasi dan fine-tuning organisasi agar bisa
tetap bertahan dalam sisi baiknya, dan bisa punya inovasi pada
sisi positif serta bisa punya koreksi memupus sisi buruk, satu dari
dua langkah yang pasti dibutuhkan adalah dengan mau
1 Praxis dan Belief adalah konstruksi pengetahuan ilmiah seumpama ayat kauniyah yang sangat apa-adanya. Ketika
ia disimpulkan dan digunakan secara terapan akan jauh lebih aplikabel disbanding pengetahuan yang hanya
berdasar perkiraan atau dorongan emosi untuk memilih sebuah arah kesimpulan. Teori tentang bagaimana
pengetahuan ilmiah menjadi kepercayaan karena bersumber dari realita objektif dibahas oleh Douglas Soccio
dalam : Douglas Soccio, Archetypes of Wisdom, an introduction to philosophy, Cengage, CA.2009 p 13-16.
melakukan riset objektif terhadap organisasinya sendiri. Agar
dengan hasil riset itu organisasi akan dapat mengetahui apa saja
modal kekuatan internal yang dapat dimanfaatkan demi inovasi
atau demi koreksi perbaikan terhadap kekurangan di masa lalu.
Seluruh sistim manajemen, baik itu manajemen sistim terbuka,
manajemen sistim sibernetis, manajemen organisasi belajar,
manajemen penjaminan mutu, maupun manajemen ISO,
semuanya sama akan membenarkan tentang perlunya sebuah
organisasi pendidikan untuk selalu membuat riset demi adaptasi
terhadap perkembangan zaman, koreksi terhadap kekeliruan
yang terlanjur, serta inovasi untuk menghadirkan pembaruan
yang membawa keunggulan.
BAB 2 : EMPAT RISET
YANG SANGAT PENTING
Sebagai Organisasi yang bergerak dalam kerja dakwah melalui
pendidikan, ada empat komponen organisasi YHK harus segera
difahami sebagai prioritas. Yaitu ; 1. Potensi budaya organisasi, 2.
Potensi guru, 3. Potensi lingkungan hidup organisasi, dan 4.
Potensi siwa atau peserta didik.
Ad-1 : Riset Potensi Budaya Organisasi
Potensi budaya organisasi akan mengantar kepada kita pilihan Art
atau Seni kebijakan yang paling tepat untuk digunakan agar bisa
memfungsikan organisasi tanpa menabrak sisi alamiah maupun
tradisi kebiasaan yang ada. Empat tipe potensial dari budaya
organisasi yang terdiri dari pola managerial dan pola
kepemimpinan yang terdiri dari tipe Clan atau kesukuan, Tipe
hirarkis birokratis, tipe Adhok tim kerja atau tipe orientasi market
biasanya akan beraduk dengan sebuah kecenderungan praktik
kepada salah satu tipe.
Berdasar temuan kecenderungan tipe budaya organisasi itu kita
tidak akan bekerja untuk menilai baik atau buruk dari tiap tipe
budaya yang akan kita temukan sedang menjadi kecenderungan
praktik manajemen di YHK. Tapi yang akan kita lakukan adalah
lebih kepada memanfaatkan kondisi budaya manajerial yang ada
agar bisa bermanfaat maksimum bagi keberhasilan organisasi
meraih tujuan serta efisiensi dalam pelaksanaan meraih tujuan
itu, PLUS perubahan peubahan yang masih bisa ditempuh untuk
memperbaiki keadaan secara bertahap tanpa harus melalui
proses yang justru bisa membuat organisasi menjadi kesakitan
seperti orang yang sedang operasi tanpa obat bius.
Ad-2 : Riset Potensi Guru
Pemahaman tentang Guru akan mengantarkan kita kepada
efisiensi yang terbaik pada kadarnya dalam menghasilkan output
fungsional yang harus dihasilkan oleh posisi kerja Guru. Melalui
riset potensi inilah kita bisa menghindari ‘kecelakaan’ yang sering
terjadi, bahwa seorang guru bisa sangat mahir dalam
mempresentasikan atau menghadirkan ‘tayangan pengetahuan’
di hadapan anak didiknya, tapi pada saat yang sama ternyata
pengetahuan itu tidak banyak berhasil mencetak atau
membentuk volume dan kepadatan kognisi yang diinginkan
terjadi pada benak anak didik.
Di antara potensi guru yang harus didefinisikan melalui riset
objektif adalah: 1. inward journey setiap pribadi guru dalam
mendefinisikan profesi guru sebagai profesi pilihannya, 2.
Kemampuan guru membangun rasa percaya diri anak didik. 3.
Kemampuan guru membangun suasana akrab dan kolaboratif di
antara siswa dan antara siswa dan guru, serta 4. Kemampuan
guru membangun rekayasa –stimulasi arah rasa ingin tahu dan
pelayanan bimbingan membawa anak-anak menemukan
‘jawaban rasa ingin tahu yang tadi telah ia bentuk.
Ad-3 : Riset Potensi Lingkungan Organisasi
Lingkungan adalah medium tumbuh bagi setiap makhluk hidup
termasuk manusia. Sebab dari lingkungan itulah akan terstimulasi
arah maupun kecepatan pertumbuhan nalar anak didik agar
menjadi tersistimatisasi dan terbentuk sebagai pengetahuan
ilmiah.
Perbedaan antara pengetahuan ilmiah dari pengetahuan seharihari dalam benak manusia adalah dalam 5 soal : (1) basis
observasi empiri, (2) struktur logika yang logis, (3) tersusun
secara sistimatis menjadi piramida koherensi , (4) memiliki
keberlakuan umum atau dapat diterapkan, dan (5) dapat di uji
kebenarannya melalui penelitian ilmiah berikutnya . Karena itu
pula, yang paling mendasar dalam proses pembentukan struktur
kognisi anak didik sebenarnya adalah setiap elemen dari
lingkungan atau environment sekolah. Sebab berdasar seting
environment itu akan bekerja mekanisme logika sain observasi
sebagai pijakan paling dasar dan paling kokoh dari setiap poin
pengetahuan yang dimiliki anak didik.
Yang akan diriset dan ditemukan dari riset ini adalah
menginventarisir potensi keteraturan lingkungan yang bersifat
mendukung atau bisa difungsikan mendukung bagi : (i) akselarasi
belajar, (ii) ikon pengingat materi pengetahuan, (iii) ikon
penjelasan arti dan mana dari koherensi logis atau tafsir teoritis
dari setiap butir pengetahuan yang dimiliki siswa agar menjadi
pengetahuan yang korespondentif atau punya kaitan realita 2
Ad-3 : Riset Potensi Siswa
Dalam seluruh metode pembelajaran paling modern, yang paling
penting dan paling utama dari setiap proses pendidikan adalah
mengenali Potensi dari Peserta Didik atau Siswa.
2 Dalam bahasa teoritisi kritis ini disebut sebagai kesesuaian antara First Order dan Second Order, sedang dalam
bahasa teoritisi idealis disebut sebagai keselarasan antara Das Sein dan Das Sollen.
Berbagai program pendidikan seperti NCLB3 , atau Education for
All , Development Appropriate Programe, Global Partnership for
21 Century4, maupun program pendidikan Findlandia dan
Norwegya yang sekarang sedang jadi panutan pemerintah
Indonesia, kesemuanya punya keyakinan sama : “kenalilah
Potensi Siswa …!”.
BAB 3 : PEMANFAATAN HASIL PENELITIAN
Hasil penelitian dan analisisnya menjadi hak miliki YHK dan akan
bisa digunakan oleh YHK dalam pengembangan kekuatan
Organisasi. Penerapan dari hasil penelitian ini juga akan disertai
oleh pendampingan bimbingan penerapan oleh praktisi peneliti
lapangan berdasar bimbingan dari pakar dan tim ahli.
BAB 3 : Pelaksana Riset dan Narasumber Analisis Ahli
1. Pelaksana riset adalah praktisi peneliti lapangan : m. andi. k
2. Tenaga ahli konsultasi dan analisis hasil penelitian :
a. Dr. Ibnu Hammad (konsultan kemdikbud)
b. Wara Novella M.M. (konsultan es-de-em Kemenpera
bidang analisis budaya organisasi)
3 No Children Left Behind, adalah program pendidikan yang berusaha mengatasi hambatan hambatan multi
cultural di Amerika. Persoalan yang berusaha dihadapi dengan program ini adalah persoalan yang sama persis
dengan yang sedang dihaapi oleh Indonesia. Hanya saja, karena program ini sangat mahal maka pemerintah
Indonesia tidak mungkin melaksanakannya secara ideal.
4 Program Global Partnership ini berpenekanan kepada penemuan potensi dan pengembangan potensi skill pada
anak didik yang bisa jadi modal para peserta didik dalam mengembangkan diri untuk bisa berperan fungsional
(bekerja) di tengah masyarakat pada abad 21.
c. Iskandar M.Si. (Widyaiswara / konsultan tetap training
guru Kemenag)
d. Yosef Hendra (konsultan KSBS)
e. Yan Sumaryana (tenaga analis sosiologis)
BAB 4 : KONTRAK KERJASAMA
Kerjasama ini adalah kerjasama bisnis dan sosial kemanusiaan.
Secara bisnis kerjasama ini harus menyertakan seluruh
pembiayaan : (a) proses penelitian, pengolahan, presentasi, serta
pengarahan penerapan hasil penelitian bagi kekuatan organisasi
pendidikan, serta (b) honor bagi tenaga praktisi dan konsultan
ahli. Secara sosial, kerjasama ini sangat dapat untuk tidak murni
bisnis dan deal untuk bekerjasama dengan nilai yang tidak harga
penuh.
BAB 5 : PERNYATAAN DAN TANDA TANGAN PENGAJUAN PROPOSAL
Melalui proposal ini, secara resmi diajukan jawaban terhadap
penawaran kerjasama yang ditawarkan oleh kami.
Kuningan, 01 Agustus 2016
Diajukan oleh :
M. Andi. K
BIBLIOGRAFI
Douglas Soccio, Archetypes of Wisdom, Wadsworth, CA, 2009.
Lee, Soon Ah., Trajectories Toward Becoming A Teacher,
Dissertation. University of Texas. 2011.
Sistim Penjaminan Mutu Universitas Indonesia. 2012.
Sistim Penjaminan Mutu Universitas Islam Indonesia. 2012.
Dokumen ISO 9001 SMA-1 Pekalongan, 2012.
Dokumen ISO 9001 SMK-1 Pakong Madura. 2010.
NCLB, Executive Summary, US Departement of Education. 2004.
Xihe Zhu , examining the relation between student expectancyvalue motivation, achievement in middle school …., Dissertation,
University of Maryland. 2009.
Kims S, Cameron., Robert E Quinn, Diagnosing and Changing
Organizational Culture. John Willey & Son. 2011.