Sulitnya Regulasi Penyiaran Televisi Dig
Regulasi & Hukum ICT
Kode MK : 54006 (3)
Modul ke:
11
STUDI KASUS :”SULITNYA REGULASI SETASIUN TV
DIGITAL DI INDONESIA
Fakultas
Fakultas
DR IR Iwan Krisnadi MBA (NIDN: 0010085204)
Program Studi
Magister
Teknik Elektro
Kode Kelas : B21546BA
Group 3
55415120001
55415120013
55415120018
55415120031
55415120034
55415120038
/
/
/
/
/
/
Hayadi Hamuda
Muh Jamil
Rifqi Aji Widarso
Bagus Tri P
Apin Rudi P
Fariz Tri H
Dosen : DR Ir Iwan Krisnadi MBA
Jakarta , 19 Nopember 2016
Undang Undang no 32 tahun 2002 tentang
Penyiaran
Rancangan Regulasi Penyiaran Digital
Telaahan kajian sulitnya Regulasi Setasiun TV
Digital di Indonesia
STUDI KASUS REGULASI & HUKUM ICT
STUDI KASUS REGULASI & HUKUM ICT
LPS-1 sd 12
LPS-1 sd 12
LPS-1 sd 12
LPS-1 sd 12
LPS-1 sd 12
LPS-1 sd 12
MUX-1
MUX-2
LEMBAGA
PENYIARAN
PENYELENGGARA
PENYIARAN
MULTIPLEKSING
MUX-3
MUX-4
MUX-5
TVRI
Content
Creators
Diversity Services
Multiplex
Content
Distributor
BROADCASTER
#1
#2
TRANSPORT
NETWORK –
PROVIDERS
dst
LPS-1 sd 12
LPS-1 sd 12
LPS-1 sd 12
LPS-1 sd 12
LPS-1 sd 12
LPS-1 sd 12
LEMBAGA
PENYIARAN
PENYELENGGARA
PROGRAM
SIARAN
TVRI
LPP LOKAL
LP KOMUNITAS
LPS-1 sd 12
LPS-1 sd 12
LPS-1 sd 12
LPS-1 sd 12
LPS-1 sd 12
LPP-1 sd 12
15
Rencana Jangkauan TV Digital 2012-2017
2012
Jawa + Kepri
2015
2016
2013
+Sumut + Kaltim
2017
2014
+Sumatera+Kaltim
2018
NATION-WIDE
ANALOG SWITCH-OFF
+Sulsel+Sulut+Kaliman
+Kalsel +Sulawesi
tan (kec Kalsel)
: DIGITAL TV COVERAGE AREA
+Maluku +Papua
LEMBAGA PENYIARAN PENYELENGGARA
PROGRAM SIARAN (LP3S)
TVRI, LPS dan LPKomunitas otomatis menjadi LP3S
LEMBAGA PENYIARAN PENYELENGGARA
PENYIARAN MULTIPLEKSING (LP3M)
TVRI dan LPS yang terpilih melalui seleksi
LP3M menyewakan saluran/infrastrukturnya kepada
LP3S
LP3M TVRI menyewakan kepada LPP lokal dan
LPKomunitas
LP3M LPS menyewakan kepada LPS
19/11/2016
Iwan Krisnadi
23
DIMULAI TAHUN 2012
PENYIARAN SIMUlCAST :
Masa transisi dimana siaran analog dan digital
secara bersamaan
LPPPS wajib tayangkan PSA/ILM setiap dua jam
sekali
Analog Swicth-Off (ASO) akhir tahun 2017
19/11/2016
Iwan Krisnadi
24
WILAYAH LAYANAN LP3S : 216 WILAYAH
ZONA LAYANAN LP3M : 15 ZONA
LP3M BOLEH LEBIH 1 ZONA (SYARAT PUNYA IPP
DI WILAYAH LAYANAN DALAM ZONA TERKAIT)
19/11/2016
Iwan Krisnadi
25
GROU
P
RESERVED
TV DIGITAL TERRESTRIAL
A
22
25
28
31
34
37
40
43
46
B
23
26
29
32
35
38
41
44
47
C
24
27
30
33
36
39
42
45
48
( *PERMEN 23 TAHUN 2011 )
GUARD BAND
19/11/2016
Iwan Krisnadi
26
Contoh Zona 7 Jawa Timur dengan 10 jumlah wilayah
layanan oleh Penyelenggara Multipleks TVRI, V, W, X,Y, Z,
C
B
C
A
A
Surabaya
TVRI kanal 28
V kanal 31
W kanal 34
B
X kanal 37
A
C
Y kanal 40
Z kanal 43
B
Malang
TVRI kanal 38
V kanal 35
W kanal 29
X kanal 32
Y kanal 41
Z kanal 44
19/11/2016
Iwan Krisnadi
C
27
STUDI KASUS REGULASI & HUKUM ICT
Sistem Penyiaran
Satelit
Kabel
Terestrial
Untuk sistem penyiaran satelit dan sistem
penyiaran kabel sudah lebih dulu memasuki
era digital yaitu lebih dikenal dengan istilah
(DVBS) digital video broadcast satelit dan
(DVBC) digital video broadcast cable
Sedangkan
untuk
terrestrial
teknologi
penyiaran digital arau yang biasa disebut
(DVBT) digital video broadcast terestrial baru
dikembangkan di Indonesia
Izin Stasiun Radio
Berkaitan
dengan
lokasi
pemancar,
perangkat yang digunakan dan frequensi
yang digunakan
Berkaitan dengan Balmon (balai monitoring
spektrum frekuensi) / kominfo
Izin Penyelenggaraan Penyiaran
Berkaitan dengan konten penyiaran
Berkaitan dengan KPI
Regulasi TV untuk broadcast terestrial
Analog
Digital
Sesuai dengan teknologi yang sedang
berkembang di Indonesia, kami akan
membahas regulasi DVBT2
Masih belum jelasnya realisasi handover dari
sistem broadcast analog menuju sistem DVBT2
Masih adanya Pro Kontra mengenai DVBT2
Belum jelasnya keuntungan yang didapat dari
penerapan teknologi ini
DVBT2 dapat mentransmit beberapa TV dalam
satu frequensi
DVBT2 dapat menumpangkan EWS, EPG, dan
OTA
Dengan
Power
yang
sama
coverage
Transmitter digital lebih luas dibanding
Transmitter analog
Sistem Peringatan Dini (Early Warning System)
Electronic Program Guide ( EPG )
Over The Air ( OTA )
Akan ada handover dari transmitter analog
menjadi transmitter digital di Indonesia pada
tahun 2018
Pemerintah membuka tender untuk beberapa
stasiun TV swasta agar dapat memiliki izin
siaran dengan teknologi DVBT2
Adanya tender 6 zona yang telah dibuka oleh
pemerintah
Adanya
Pro
dan
Kontra
membuat
perkembangan DVBT2 terhambat
PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN
INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 32 TAHUN 2013
TENTANG :
PENYELENGGARAAN PENYIARAN
TELEVISI SECARA DIGITAL DAN
PENYIARAN MULTIPLEKSING MELALUI
SISTEM TERESTRIAL
Dari sisi penyelenggara MUX(stasiun TV)
Menghemat penggunaan frekuensi
Memperluas coverage
Adanya fitur OTA untuk menambah slot iklan
Dari sisi Pemirsa
Dapat menikmati kualitas video dan audio yang
lebih baik
Semakin Banyak channel TV yang dapat dinikmati
Mendapat fitur EWS dan EPG
Pemirsa daerah terpencil yang biasanya hanya dapat
menikmati siaran TV melalui parabola (satelit),
dapat menikmati siaran TV terestrial
Dari sisi penyelenggara MUX(stasiun TV)
Belum jelasnya perhitungan keuntungan yang dapat
diterima dari teknologi ini.
Semakin banyak TV, pembagian jatah pemasang
iklan semakin banyak, sehingga pemasukan
berkurang
Besarnya investasi yang dilakukan, karena tender
mengharuskan untuk membangun site di daerah
terpencil
Bagaimana nasib stasiun TV yang memiliki
pemancar analog yang masih berfungsi
Mempersempit lapangan kerja
Dari sisi Pemirsa
Harus menambah perangkat decoder/receiver yang
dapat menerima sinyal DVBT2
Teknologi DVBT2 sebenarnya memberikan banyak
dampak positif, baik bagi stasiun TV maupun pemirsa,
hanya saja kurang menjanjikan dari segi bisnis, maka
menjadi kendala teknologi ini untuk di kembangkan di
Indonesia.
Banyak yang dapat digali lebih dalam dan banyak
yang dapat dikembangkan dari teknologi DVBT2,
sehingga teknologi ini sebenarnya cocok sebagai
ladang peneliti untuk melakukan penelitian
Teknologi DVBT2 merupakan jembatan menuju era
digitalisasi, maka untuk menjaga industri Penyiaran
agar tetap hidup DVBT2 perlu untuk tetap
dikembangkan
Mendukung digitalisasi tapi tidak dengan Mux
Tidak membuka tender untuk daerah yang
sedikit populasi
Perlu melibatkan konsultan Bisnis dalam
pelakukan perhitungan keuntungan yang bisa
diraih secara rinci oleh pihak stasiun TV
Pemerintah menyediakan decoder gratis untuk
penduduk Indonesia
Sekilas Tentang TV Digital Indonesia (Video1)
Penerapan TV Digital Tunggu Revisi UU
Penyiaran (Video2)
Kominfo Operasikan TV Digital Mulai 2018
(Video3)
DVBT2 perlu dikembangkan di Indonesia
untuk mengikuti kemajuan teknologi dibidang
telekomunikasi
Perlunya mencari solusi untuk menyelesaikan
masalah yang diajukan oleh pihak yang kontra
dengan berkembangnya DVBT2 di Indonesia
http://www.tvdigitaljogja.tv/2015/09/kidpvs-kominfo-hakim-tolak-gugatan.html
https://tvdigital.kominfo.go.id/?attachment_id
=198
Peraturan-Menteri-Kominfo-No.-32-Tahun-2013
Permen Masterplan Frekuensi Untuk DigitalNOMOR: 23/PER/M.KOMINFO/11/2011
Any Question ... ?
Kode MK : 54006 (3)
Modul ke:
11
STUDI KASUS :”SULITNYA REGULASI SETASIUN TV
DIGITAL DI INDONESIA
Fakultas
Fakultas
DR IR Iwan Krisnadi MBA (NIDN: 0010085204)
Program Studi
Magister
Teknik Elektro
Kode Kelas : B21546BA
Group 3
55415120001
55415120013
55415120018
55415120031
55415120034
55415120038
/
/
/
/
/
/
Hayadi Hamuda
Muh Jamil
Rifqi Aji Widarso
Bagus Tri P
Apin Rudi P
Fariz Tri H
Dosen : DR Ir Iwan Krisnadi MBA
Jakarta , 19 Nopember 2016
Undang Undang no 32 tahun 2002 tentang
Penyiaran
Rancangan Regulasi Penyiaran Digital
Telaahan kajian sulitnya Regulasi Setasiun TV
Digital di Indonesia
STUDI KASUS REGULASI & HUKUM ICT
STUDI KASUS REGULASI & HUKUM ICT
LPS-1 sd 12
LPS-1 sd 12
LPS-1 sd 12
LPS-1 sd 12
LPS-1 sd 12
LPS-1 sd 12
MUX-1
MUX-2
LEMBAGA
PENYIARAN
PENYELENGGARA
PENYIARAN
MULTIPLEKSING
MUX-3
MUX-4
MUX-5
TVRI
Content
Creators
Diversity Services
Multiplex
Content
Distributor
BROADCASTER
#1
#2
TRANSPORT
NETWORK –
PROVIDERS
dst
LPS-1 sd 12
LPS-1 sd 12
LPS-1 sd 12
LPS-1 sd 12
LPS-1 sd 12
LPS-1 sd 12
LEMBAGA
PENYIARAN
PENYELENGGARA
PROGRAM
SIARAN
TVRI
LPP LOKAL
LP KOMUNITAS
LPS-1 sd 12
LPS-1 sd 12
LPS-1 sd 12
LPS-1 sd 12
LPS-1 sd 12
LPP-1 sd 12
15
Rencana Jangkauan TV Digital 2012-2017
2012
Jawa + Kepri
2015
2016
2013
+Sumut + Kaltim
2017
2014
+Sumatera+Kaltim
2018
NATION-WIDE
ANALOG SWITCH-OFF
+Sulsel+Sulut+Kaliman
+Kalsel +Sulawesi
tan (kec Kalsel)
: DIGITAL TV COVERAGE AREA
+Maluku +Papua
LEMBAGA PENYIARAN PENYELENGGARA
PROGRAM SIARAN (LP3S)
TVRI, LPS dan LPKomunitas otomatis menjadi LP3S
LEMBAGA PENYIARAN PENYELENGGARA
PENYIARAN MULTIPLEKSING (LP3M)
TVRI dan LPS yang terpilih melalui seleksi
LP3M menyewakan saluran/infrastrukturnya kepada
LP3S
LP3M TVRI menyewakan kepada LPP lokal dan
LPKomunitas
LP3M LPS menyewakan kepada LPS
19/11/2016
Iwan Krisnadi
23
DIMULAI TAHUN 2012
PENYIARAN SIMUlCAST :
Masa transisi dimana siaran analog dan digital
secara bersamaan
LPPPS wajib tayangkan PSA/ILM setiap dua jam
sekali
Analog Swicth-Off (ASO) akhir tahun 2017
19/11/2016
Iwan Krisnadi
24
WILAYAH LAYANAN LP3S : 216 WILAYAH
ZONA LAYANAN LP3M : 15 ZONA
LP3M BOLEH LEBIH 1 ZONA (SYARAT PUNYA IPP
DI WILAYAH LAYANAN DALAM ZONA TERKAIT)
19/11/2016
Iwan Krisnadi
25
GROU
P
RESERVED
TV DIGITAL TERRESTRIAL
A
22
25
28
31
34
37
40
43
46
B
23
26
29
32
35
38
41
44
47
C
24
27
30
33
36
39
42
45
48
( *PERMEN 23 TAHUN 2011 )
GUARD BAND
19/11/2016
Iwan Krisnadi
26
Contoh Zona 7 Jawa Timur dengan 10 jumlah wilayah
layanan oleh Penyelenggara Multipleks TVRI, V, W, X,Y, Z,
C
B
C
A
A
Surabaya
TVRI kanal 28
V kanal 31
W kanal 34
B
X kanal 37
A
C
Y kanal 40
Z kanal 43
B
Malang
TVRI kanal 38
V kanal 35
W kanal 29
X kanal 32
Y kanal 41
Z kanal 44
19/11/2016
Iwan Krisnadi
C
27
STUDI KASUS REGULASI & HUKUM ICT
Sistem Penyiaran
Satelit
Kabel
Terestrial
Untuk sistem penyiaran satelit dan sistem
penyiaran kabel sudah lebih dulu memasuki
era digital yaitu lebih dikenal dengan istilah
(DVBS) digital video broadcast satelit dan
(DVBC) digital video broadcast cable
Sedangkan
untuk
terrestrial
teknologi
penyiaran digital arau yang biasa disebut
(DVBT) digital video broadcast terestrial baru
dikembangkan di Indonesia
Izin Stasiun Radio
Berkaitan
dengan
lokasi
pemancar,
perangkat yang digunakan dan frequensi
yang digunakan
Berkaitan dengan Balmon (balai monitoring
spektrum frekuensi) / kominfo
Izin Penyelenggaraan Penyiaran
Berkaitan dengan konten penyiaran
Berkaitan dengan KPI
Regulasi TV untuk broadcast terestrial
Analog
Digital
Sesuai dengan teknologi yang sedang
berkembang di Indonesia, kami akan
membahas regulasi DVBT2
Masih belum jelasnya realisasi handover dari
sistem broadcast analog menuju sistem DVBT2
Masih adanya Pro Kontra mengenai DVBT2
Belum jelasnya keuntungan yang didapat dari
penerapan teknologi ini
DVBT2 dapat mentransmit beberapa TV dalam
satu frequensi
DVBT2 dapat menumpangkan EWS, EPG, dan
OTA
Dengan
Power
yang
sama
coverage
Transmitter digital lebih luas dibanding
Transmitter analog
Sistem Peringatan Dini (Early Warning System)
Electronic Program Guide ( EPG )
Over The Air ( OTA )
Akan ada handover dari transmitter analog
menjadi transmitter digital di Indonesia pada
tahun 2018
Pemerintah membuka tender untuk beberapa
stasiun TV swasta agar dapat memiliki izin
siaran dengan teknologi DVBT2
Adanya tender 6 zona yang telah dibuka oleh
pemerintah
Adanya
Pro
dan
Kontra
membuat
perkembangan DVBT2 terhambat
PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN
INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 32 TAHUN 2013
TENTANG :
PENYELENGGARAAN PENYIARAN
TELEVISI SECARA DIGITAL DAN
PENYIARAN MULTIPLEKSING MELALUI
SISTEM TERESTRIAL
Dari sisi penyelenggara MUX(stasiun TV)
Menghemat penggunaan frekuensi
Memperluas coverage
Adanya fitur OTA untuk menambah slot iklan
Dari sisi Pemirsa
Dapat menikmati kualitas video dan audio yang
lebih baik
Semakin Banyak channel TV yang dapat dinikmati
Mendapat fitur EWS dan EPG
Pemirsa daerah terpencil yang biasanya hanya dapat
menikmati siaran TV melalui parabola (satelit),
dapat menikmati siaran TV terestrial
Dari sisi penyelenggara MUX(stasiun TV)
Belum jelasnya perhitungan keuntungan yang dapat
diterima dari teknologi ini.
Semakin banyak TV, pembagian jatah pemasang
iklan semakin banyak, sehingga pemasukan
berkurang
Besarnya investasi yang dilakukan, karena tender
mengharuskan untuk membangun site di daerah
terpencil
Bagaimana nasib stasiun TV yang memiliki
pemancar analog yang masih berfungsi
Mempersempit lapangan kerja
Dari sisi Pemirsa
Harus menambah perangkat decoder/receiver yang
dapat menerima sinyal DVBT2
Teknologi DVBT2 sebenarnya memberikan banyak
dampak positif, baik bagi stasiun TV maupun pemirsa,
hanya saja kurang menjanjikan dari segi bisnis, maka
menjadi kendala teknologi ini untuk di kembangkan di
Indonesia.
Banyak yang dapat digali lebih dalam dan banyak
yang dapat dikembangkan dari teknologi DVBT2,
sehingga teknologi ini sebenarnya cocok sebagai
ladang peneliti untuk melakukan penelitian
Teknologi DVBT2 merupakan jembatan menuju era
digitalisasi, maka untuk menjaga industri Penyiaran
agar tetap hidup DVBT2 perlu untuk tetap
dikembangkan
Mendukung digitalisasi tapi tidak dengan Mux
Tidak membuka tender untuk daerah yang
sedikit populasi
Perlu melibatkan konsultan Bisnis dalam
pelakukan perhitungan keuntungan yang bisa
diraih secara rinci oleh pihak stasiun TV
Pemerintah menyediakan decoder gratis untuk
penduduk Indonesia
Sekilas Tentang TV Digital Indonesia (Video1)
Penerapan TV Digital Tunggu Revisi UU
Penyiaran (Video2)
Kominfo Operasikan TV Digital Mulai 2018
(Video3)
DVBT2 perlu dikembangkan di Indonesia
untuk mengikuti kemajuan teknologi dibidang
telekomunikasi
Perlunya mencari solusi untuk menyelesaikan
masalah yang diajukan oleh pihak yang kontra
dengan berkembangnya DVBT2 di Indonesia
http://www.tvdigitaljogja.tv/2015/09/kidpvs-kominfo-hakim-tolak-gugatan.html
https://tvdigital.kominfo.go.id/?attachment_id
=198
Peraturan-Menteri-Kominfo-No.-32-Tahun-2013
Permen Masterplan Frekuensi Untuk DigitalNOMOR: 23/PER/M.KOMINFO/11/2011
Any Question ... ?