Pembelajaran Kontemporer dalam PAI doc

PEMBELAJARAN KONTEMPORER DALAM PAI

MAKALAH
Disusun Guna Memenuhi Tugas Kelompok
Mata Kuliah: Isu Kontemporer Pendidikan Islam
Dosen pengampu: Taufikin, S.Pd.I, M.S.I
PAI-A Semester Gasal

Disusun Oleh Kelompok 6:
1. Aida Nurul Chafidhoh
2. Sri Maryanti
3. Muhammad Akrom

(112005)
(112021)
(112027)

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) KUDUS
JURUSAN TARBIYAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)
TAHUN AKADEMIK 2015/2016
0


A. Pendahuluan
Pendidikan Agama Islam ialah usaha yang diarahkan kepada
pembentukan kepribadian anak didik yang sesuai dengan ajaran agama Islam,
supaya kelak menjadi manusia yang cakap dalam menyelesaikan tugas
hidupnya yang diridhai Allah SWT, sehingga terjalin kebahagiaan dunia dan
akhirat.1Dari pengertian di atas dapat diketahui pendidikan tujuannya bukan
hanya membekali peserta didik dengan pengetahuan yang beragam tetapi juga
pembinaan moral dan karakter agar bisa mencapai tujuan akhir yakni menjadi
insan kamil.
Kemajuan zaman dan arus globalisasi yang tidak terhindarkan
menyebabkan SDM dari suatu Negara dituntut untuk mampu mengikuti
modernitas yang telah berkembang di dunia agar mampu bersaing dengan baik.
Maka dari itu pendidikan umum selalu dinomor satukan dengan dalih segala
kesuksesan dewasa ini dipandang dari tercapainya benda materil dalam jumlah
yang majemuk. Sementara itu pendidikan Islam cenderung termarjinalkan baik
dari

pemerintah


maupun

masyarakat

umum

yang

menyebabkan

ketidakefektifan pendidikan Islam itu sendiri. Hal ini terlihat dengan
kemrosotan moral dan akhlak dari masyarakat yang sebenarnya pernah
mengenyam pendidikan agama Islam sewaktu sekolah maupun di lingkungan
luar sekolah.
Alasan pendidikan Islam kurang mendapat perhatian dan tidak
mengalami kemajuan yang signifikan dari segi output bisa disebabkan
beberapa hal yaitu karena kurangnya visi, keshalehan individual beriring
ketertinggalan teknologi, adanya dikotomi ilmu, dan tradisi berpikir normatifdeduktif.2
Seiring perkembangan zaman, pendidikan Islam mencoba membenahi
diri. Pemerintah juga berupaya mendukung pengoptimalan dari pelaksanaan

1

Mahfudz Salahuddin, et.al, Metodologi Pendidikan Agama, Surabaya: Bina Ilmu,

1987, hal. 21.
2

Abd. Rachman Assegaf, Filsafat Pendidikan Islam: Paradigma Baru Pendidikan

Hadhari Berbasis Intregatif-interkonektif, Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2011, hal 20-22.

1

pendidikan Islam yang terangkum dalam kurikulum 2013. Empat aspek yaitu
aspek spiritual, aspek sikap aspek pengetahuan dan aspek keterampilan
merupakan bentuk kepedulian pemerintah dalam hal ini akademisi dan praktisi
pendidikan untuk lebih memperhatikan pembentukan karakter dan akhlak
peserta didik dengan harapan mencerdaskan kehidupan bangsa yang berakal
dan bermoral.
Keberhasilan dari upaya pemerintah dengan membenahi kurikulum

dapat diukur dari pelaksanaan pembelajaran yang ada di sekolah-sekolah.
Persoalannya disini adalah, apakah pembelajaran dalam PAI sudah mampu
membentuk akhlak peserta didiknya. Sedangkan pada realitanya, strategi yang
digunakan adalah pembelajaran klasik dengan menfokuskan pada pemahaman
verbal peserta didik karena rata-rata materi dalam PAI bersifat doktrinal,
abstrak, dan cenderung kurang menyentuh pada aspek keterampilan
(psikomotorik). Berdasarkan latar belakang di atas pemakalah akan
memaparkan tentang isu pembelajaran kontemporer dalam PAI dengan
rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan pembelajaran kontemporer dalam PAI?
2. Bagaimana isu yang ada pembelajaran kontemporer dalam PAI?
B. Pembelajaran Kontemporer dalam PAI
1. Pembelajaran Kontemporer dalam PAI
a. Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran berasal dari kata belajar yang berarti aktifitas yang
dilakukan sesorang atau peserta didik secara sepihak. Sementara
pembelajaran melibatkan dua pihak yang meliputi dua unsur sekaligus
yaitu mengajar dan belajar. Istilah pembelajaran ini merupakan
perubahan istilah dari yang sebelumnya dikenal dengan istilah PBM
(Proses belajar mengajar) atau KBM (Kegiatan belajar mengajar).3

Oemar Hamalik mendefinisikan pembelajaran sebagai suatu
kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, internal
material, fasilitas perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi
untuk mencapai tujuan pembelajaran. Secara sederhana pembelajaran
3

Ismail SM, Strategi Pembelahjaran Agama Islam Berbasis Paikem, Semarang: Rasail
Media Grup, 2011, hal. 8.

2

merupakan upaya untuk menciptakan suatu kondisi bagi terciptanya
suatu kegiatan belajar yang memungkinkan peserta didik memperoleh
pengalaman belajar yang memadai.4
Dari dua definisi di atas, untuk definisi kedua memiliki makna
yang lebih maju yakni lebih terfokus pada peserta didik. Memang itulah
yang seharusnya terlaksana, pembelajaran adalah membelajarkan peserta
didik jadi siswa/peserta didiklah yang seharusnya aktif, sedangkan guru
bukan hanya mentransfer pengetahuan dan internalisasi nilai tapi juga
berperan sebagai fasilitator yang membimbing dan membantu peserta

didik untuk mencapai tujuan pembelajaran. Peran guru diibaratkan
sebagai jembatan untuk mencapai ilmu yang diharapkan peserta didik.
Pendapat pemakalah ini didukung oleh pendapat R. Poppy
Yaniawati yang mengatakan bahwa pola interaksi peserta didik dan guru
merupakan hubungan yang setara antara dua manusia yang tengah
mendewasakan diri, meskipun yang satu telah ada tahap yang seharusnya
maju. Dengan kata lain guru dan peserta didik merupakan subjek yang
masing-masing memiliki kesadaran dan kebijakan secara aktif. Dengan
menyadari hal tersebut akan memungkinkan keterlibatan mental peserta
didik secara optimal dalam merealisasikan pengalaman belajar.5
Sehubungan dengan pola interaksi tersebut maka peserta didik
harus mutlak diperlakukan seperti peserta didik sebagai manusia. Selama
ini pendidikan di Indonesia cenderung kurang memanusiakan manusia.
Lebih condong pada “penjejalan materi” daripada penguasaan skill dan
pembentukan karakter.
b. Pengertian Pembelajaran Kontemporer
Pembelajaran kontemporer merupakan

bagian


dari

bentuk

pembelajaran selain dari pembelajaran behavioristik. Pembelajaran
kontemporer juga sering disebut dengan pembelajaran konstruktivisme.
Dalam konstruktivisme ini pengetahuan dibentuk oleh subjek aktif yang
menciptakan struktur-struktur kognitif dalam interaksinya dengan
lingkungan. Interaksi kognitif akan terjadi sejauh realitas tersebut disusun
4

Ismail SM, Strategi Pembelahjaran Agama Islam Berbasis Paikem…. hal. 9
R. Poppy Yuniawati, E-Learning: Alternatif Pembelajaran Kontemporer, Bandung: CV
Armico, 2010, hal. 18.
5

3

melalui struktur kognitif yang diciptakan subjek itu sendiri. Sedangkan
struktur kognitif harus relevan dengan perubahan lingkungan. Proses

adaptasi ini berlangsung terus menerus melalui proses rekonstruksi.6
Belajar dalam teori konstruktivisme merupakan suatu proses
mengasimilasikan dan mengaitkan pengalaman atau pelajaran yang
dipelajari dengan pengertian
pengetahuannya

lebih

bisa

yang

sudah dimilikinya,

dikembangkan.

Dan

subjek


sehingga
belajar

mempunyai potensi masing-masing yang harus dibentuk sendiri dan
dikembangkan dengan langkah-langkah mandiri.7
Dengan kata lain peserta didik harus aktif mencari dan menemukan
sendiri pengetahuannya dengan bantuan guru yang membantunya
mengaitkan dengan pengalaman yang telah dimiliki di lingkungannya.
Istilah umum dari pembelajaran kontemporer adalah pembelajaran aktif
yang bukan hanya berlangsung pada satu arah yang dilakukan dengan
metode tradisional saja (metode ceramah). Pendekatan tradisional dalam
pembelajaran yang berupa teacher-centered secara perlahan diubah
menjadi student-centered.
2. Isu Pembelajaran Kontemporer dalam PAI
Membicarakan masalah pembelajaran maka tidak bisa lepas dari kata
kurikulum. Kurikulum yang sekarang bergulir yakni kurikulum 2013
merupakan suatu pengembangan atau tindak lanjut dari kurikulum berbasis
kompetensi (2004). Kompetensi merupakan perpaduan dari pengetahuan,
keterampilan, nilai dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir
dan bertindak. Kompetensi yang harus dikuasai peserta didik perlu

dinyatakan sedemikian rupa agar dapat dinilai, sebagai wujud hasil belajar
peserta didik yang mengacu pada pengalaman langsung.8
Secara khusus pembelajaran berbasis kompetensi dalam kurikulum
2013 harus ditujukan untuk:9
6

Agus N. Cahyo, Panduan Aplikasi Teori-Teori Belajar Mengajar Teraktual dan
Terpopuler, Jogjakarta: Diva Press, 2012, hal. 29
7
Agus N. Cahyo, Panduan Aplikasi Teori-Teori Belajar Mengajar Teraktual dan
Terpopuler… hal. 29
8
E. Mulyasa, Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013, Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2013, hal. 66.
9
E. Mulyasa, Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013….hal. 108.

4

a. Memperkenalkan kehidupan kepada peserta didik sesuai dengan konsep

learning to know, learning to do, learning to be dan learning to life
together.
b. Menumbuhkan kesadaran peserta didik tentang pentingnya belajar
dalam kehidupan, yang harus direncanakan dan dikelola secara
sistematis.
c. Memberikan kemudahan belajar (facilitate of learning) kepada para
peserta didik, agar mereka dapat belajar dengan tenang dan
menyenangkan.
d. Menumbuhkan proses pembelajaran yang kondusif bagi tumbuh
kembangnya potensi peserta didik, melalui penanaman berbagai
kompetensi dasar.
Maka dengan demikian, pembelajaran dalam kurikulum 2013
diharapkan mampu membentuk peserta didik yang siap untuk menghadapi
kehidupan nyata, setelah diberikan suatu kondisi belajar yang lebih nyata
dan banyak melibatkan lingkungan sekitar.
a. Implikasi Pembelajaran Kontemporer dalam PAI
Secara garis besar prinsip-prinsip konstruktivisme

yang

diaplikasikan dalam pembelajaran adalah sebagai berikut:10
1) Pengetahuan dibangun oleh peserta didik sendiri.
2) Pengetahuan tidak dapat ditransfer oleh guru ke peserta didik tanpa
keaktifan peserta didik untuk menalar.
3) Peserta didik aktif mengonstruksi secara terus menerus sehingga
selalu terjadi perubahan konsep ilmiah.
4) Guru sekedar menjadi fasilitator agar proses konstruksi berjalan
lancar.
5) Menghadapi masalah yang relevan dengan peserta didik.
6) Struktur pembelajaran seputar konsep utama pentingnya sebuah
pertanyaan.
7) Mencari dan menilai pendapat peserta didik.
8) Menyesuaikan kurikulum untuk menanggapi anggapan peserta didik.
b. Macam-macam Model Pembelajaran Kontemporer
Dari berbagai prinsip konstruktivisme, pembelajaran pada
kurikulum 2013 berfokus pada pembelajaran kontekstual (CTL), belajar
tuntas, dan pembelajaran partisipatif.
10

Agus N. Cahyo, Panduan Aplikasi Teori-Teori Belajar Mengajar Teraktual dan
Terpopuler…hal. 50

5

1) Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching And Learning)
CTL merupakan konsep pembelajaran yang menekankan pada
keterkaitan antara materi pembelajaran dengan dunia kehidupan peserta
didik secara nyata, sehingga peserta didik mampu menghubungkan dan
menerapkan kompetensi hasil belajar dalam kehidupan sehari-hari.11
Peran guru dalam pembelajaran kontekstual adalah memberikan
kemudahan belajar bagi peserta didik, dengan menyediakan berbagai
sarana dan sumber belajar yang memadai. Secara singkat CTL
mempunyai ciri-ciri yaitu, bermakna, hubungan kelas dengan dunia
nyata, berpikir tingkat tinggi, kritis dan kreatif, inkuiri dan bertanya,
komunikasi dan kolaborasi, penilaian otentik, refleksi, model dan
masyarakat ikut belajar.12
Dalam pembelajaran

kontekstual

proses

pembelajaran

berlangsung secara alamiah dalam bentuk kegiatan peserta didik bekerja
dan memahami. Pembelajaran akan lebih bermakna bagi peserta didik
karena merekalah yang mencari sumber belajar, informasi serta
menganalisis informasi-informasi yang diperoleh, baik secara individu
ataupun mendiskusikannya secara kelompok.
2) Belajar Tuntas (Mastery Learning)
Belajar tuntas berasumsi bahwa di dalam kondisi yang tepat
semua peserta didik mampu belajar dengan belajar dengan baik dan
memperoleh hasil yang maksimal terhadap seluruh materi ysng
dipelajari. Pembelajaran tuntas adalah pola pembelajaran yang
menggunakan prinsip ketuntasan secara individual. Dalam hal
pemberian kebebasan belajar, serta untuk mengurangi kegagalan peserta
didik dalam belajar, strategi belajar tuntas menganut pendekatan
individual, dalam arti meskipun kegiatan belajar ditujukan kepada
sekelompok peserta didik (klasikal), tetapi mengakui dan melayani
perbedaan-perbedaan perorangan peserta didik sedemikiah rupa,
sehingga dengan penerapan pembelajaran tuntas memungkinkan
berkembangnya potensi masing-masing peserta didik secara optimal.
11
12

E. Mulyasa, Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013….hal. 110.
Jamal Ma’mur Asmani, 7 Tips Aplikasi PAKEM, Jogjakarta: Diva Press, 2011, hal.54.

6

Dasar pemikiran dari belajar tuntas dengan pendekatan individual ialah
adanya pengakuan terhadap perbedaan individual masing-masing
peserta didik.13
Pembelajaran tuntas merupakan salah satu solusi alternatif
pemecahan masalah pendidikan terkait penguasaan materi peserta didik
yang kurang. Penguasaan yang kurang ini dipicu juga dari faktor guru
yang tidak memperhatikan tingkat penguasaan materi peserta didiknya.
Guru terus menambahkan materi lain sementara materi sebelumnya
belum dipahami secara menyeluruh oleh peserta didik.
3) Pembelajaran Partisipatif
Pembelajaran ini merupakan pembelajaran yang menekankan
pada partisipasi peserta didik. Yakni keterlibatan, tanggung jawab dan
umpan balik dari peserta didik.
Untuk mendorong partisipasi peserta didik dapat dilakukan
dengan berbagai cara antara lain, memberikan pertanyaan dan
menanggapi respon peserta didik secara positif, menggunakan
pengalaman berstruktur, menggunakan beberapa instrumen dan
menggunakan metode yang bervariasi yang lebih banyak melibatkan
peserta didik.14
C. Analisa
1. Aida Nurul Chafidhoh NIM: 112005
Diantara banyaknya isu-isu kontemporer yang berkembang pada
pendidikan Islam pada saat ini salah satunya yang perlu diperhatikan
adalah pembelajaran kontekstual (CTL). Pada praktiknya pembelajaran
kontekstual belum maksimal dan cenderung kurang optimal dari segi
pelaksanaan.

Pembelajaran

kontemporer

disini

terkait

dengan

pembelajaran aktif yang ada pada kurikulum 2013.
Hal ini terkendala dari profesionalisme guru yang sangat minim,
seperti salah satunya kurang mampu memperhatikan perbedaan individual
peserta didik. Selain itu fasilitas sekolah sering kurang memadai untuk
mendukung

keefektifan

pembelajaran

kontemporer

yang

sangat

membutuhkan penguasaan IT bagi para guru. Dan khusus dalam mata
13

https://akhmadsudrajat.wordpress.com/2009/11/02/pembelajaran-tuntas-mastery-learning-dalamktsp/ diakses pada hari Senin, 28 September 2015, jsm 09.17 WIB.
14
E. Mulyasa, Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013….hal. 124.

7

pelajaran agama Islam yang ada dalam kurikulum 2013, materi-materi
yang

diajarkan

masih

dilakukan

melalui

strategi

pembelajaran

konvensional. RPP yang dibuat sudah mengacu pada pendekatan scientifik
dan model pembelajarannya adalah pembelajaran kontekstual dan
pembelajaran langsung. Namun kenyataannya sulit untuk dipraktikan
mengingat materi PAI bersifat doktrinal sehingga peran guru masih banyak
dalam pembelajaran kontemporer dan juga peserta didiknya kurang bisa
diarahkan pada pembelajaran dengan menggunakan pendekatan scientifik.
Berbeda hasil, ketika pembelajaran kontemporer ini dilakukan oleh
mahasiswa.
Intinya pembelajaran kontemporer saat ini yang menggunakan
pendekatan scientifik, model pembelajaran CTL dan pembelajaran
langsung lebih cocok untuk andragogi (pendidikan orang dewasa) bukan
untuk pendidikan anak sekolah (pedagogi). Hal ini dikarenakan budaya
dari guru sendiri yang sudah sulit untuk tidak mendominasi di dalam kelas,
selain itu administrasi juga memicu seorang guru untuk lebih condong
melakukan penyampaian materi tanpa memedulikan tingkat pemahaman
peserta didik. Wallahu’alam.
2. Sri Maryanti NIM: 112021
Pendidikan agama islam disekolah memiliki peran yang sangat
penting, karena di dalamnya terkandung beberapa norma, aturan, moral,
akhlak, etika dan kesantunan yang harus dipatuhi oleh setiap aparat
sekolah, dari kepala sekolah, guru, siswa sampai penjaga sekolah.
Pendidikan iagama islam juga berperan dalam mempercepat proses
pencapaian tujuan pendidikan nasional dan memberi nilai pada mata
pelajaran umum.
Mengingat pentingnya peran pendidikan agama islam, maka mata
pelajaran ini harus diupayakan dapat dilaksanakan dengan baik agar tujuan
yang diharapkan dapat tercapai. Itu sebabnya titik sentral dari sasaran
pembelajaran pendidikan agama islam adalah meningkatkan sumber daya
manusia Indonesia yang bermoral. Membangun dan menyiapkan para
siswa menjadi generasi penerus bangsa.

8

Memilih pendidikan agama islam sekarang berbeda dengan
pendidikan agama islam dimasa lalu. Kalau tujuan pendidikan nasional
yang semestinya dicapai adalah mengembangkan potensi peserta didik
yang berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif dan mandiri.
Jika dimasa lalu pembelajaran pendidikan agama islam disekolah
mampu mewujudkan tujuan nasional tersebut, berbeda dengan pendidikan
agama islam dimasa sekarang. Keberhasilan pendidikan agama islam
dimasa lalu dapat dinilai dari perilaku yang muncul dari peserta didik
seperti hormat dan santun terhadap guru, mampu menanamkan nilai-nilai
akhlak dan mengimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari sehingga
melahirkan generasi yang berkepribadian tangguh. Berbeda dengan siswa
sekarang ini jauh dari kata santun, seperti melawan guru, susah diatur,
tawuran dan segala macam perilaku yang menyimpang lainnya.
Perkembangan pendidikan agama islam pada sekolah kita saat ini,
yang jauh merosot dibandingkan dengan pendidikan agama islam dimasa
lalu. Sebagai muslim sejati tugas kita bersama-sama untuk memajukan
pendidikan agama islam diIndonesia ini, sehingga mampu melahirkan
anak-anak bangsa yang berakhlak dan berkualitas.
3. Muhammad Akrom NIM: 112027
Pendidikan Islam dipergunakan dalam dua hal, yaitu: satu, segenap
kegiatan yang dilakukan seseorang atau lembaga untuk menanamkan nilainilai Islam dalam diri sejumlah siswa. Dua, keseluruhan lembaga
pendidikan yang mendasarkan segenap program dan kegiatannya atas
pandangan dan nilai-nilai Islam.
pendidikan Islam ialah usaha dalam pengubahan sikap dan tingkah
laku individu dengan menanamkan ajaran-ajaran agama Islam dalam
proses pertumbuhannya menuju terbentuknya kepribadian yang berakhlak
mulia, Dimana akhlak yang mulia adalah merupakan hasil pelaksanaan
ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari sebagaimana yang sudah
dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW. Oleh sebab itu individu yang
memiliki akhlak mulia menjadi sangat penting keberadaannya sebagai
cerminan dari terlaksananya pendidikan Islam.

9

Pendidikan agama islam disekolah memiliki peran yang sangat
penting, karena di dalamnya terkandung beberapa norma, aturan, moral,
akhlak, etika dan kesantunan yang harus dipatuhi oleh setiap aparat
sekolah, dari kepala sekolah, guru, siswa sampai penjaga sekolah.
Pendidikan agama islam juga berperan dalam mempercepat proses
pencapaian tujuan pendidikan nasional dan memberi nilai pada mata
pelajaran umum.
Agar keluaran pendidikan menghasilkan SDM yang sesuai harapan,
harus dibuat sebuah sistem pendidikan yang terpadu. Artinya, pendidikan
tidak hanya terkonsentrasi pada satu aspek saja. Sistem pendidikan yang
ada harus memadukan seluruh unsur pembentuk sistem pendidikan yang
unggul.
Dalam hal ini, minimal ada 3 hal yang harus menjadi perhatian, yaitu
: Pertama, sinergi antara sekolah, masyarakat, dan keluarga. Pendidikan
yang integral harus melibatkan tiga unsur di atas. Sebab, ketiga unsur di
atas menggambarkan kondisi faktual obyektif pendidikan. Saat ini ketiga
unsur tersebut belum berjalan secara sinergis, di samping masing-masing
unsur tersebut juga belum berfungsi secara benar.
D. Kesimpulan dan Penutup
Pembelajaran kontemporer juga sering disebut dengan pembelajaran
konstruktivisme. Dalam konstruktivisme ini pengetahuan dibentuk oleh
subjek aktif yang menciptakan struktur-struktur kognitif dalam interaksinya
dengan lingkungan. Interaksi kognitif akan terjadi sejauh realitas tersebut
disusun melalui struktur kognitif yang diciptakan subjek itu sendiri.
CTL merupakan konsep pembelajaran yang menekankan pada
keterkaitan antara materi pembelajaran dengan dunia kehidupan peserta didik
secara nyata, sehingga peserta didik mampu menghubungkan dan
menerapkan kompetensi hasil belajar dalam kehidupan sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA
Abd. Rachman Assegaf. 2011. Filsafat Pendidikan Islam: Paradigma Baru
Pendidikan Hadhari Berbasis Intregatif-interkonektif. Jakarta:
Rajagrafindo Persada.

10

Agus N. Cahyo. 2012. Panduan Aplikasi Teori-Teori Belajar Mengajar
Teraktual dan Terpopuler. Jogjakarta: Diva Press.
E. Mulyasa. 2013. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Ismail SM. Strategi Pembelahjaran Agama Islam Berbasis Paikem.
Semarang: Rasail Media Grup.
Jamal Ma’mur Asmani. 2011. 7 Tips Aplikasi PAKEM. Jogjakarta: Diva Press.
Mahfudz Salahuddin. et.al. 1987. Metodologi Pendidikan Agama. Surabaya:
Bina Ilmu.
R.

Poppy Yuniawati. 2010. E-Learning:
Kontemporer. Bandung: CV Armico.

Alternatif

Pembelajaran

https://akhmadsudrajat.wordpress.com/2009/11/02/pembelajaran-tuntasmastery-learning-dalam-ktsp/.

11