Masuknya Islam di Indonesia dari Tinjaua

Masuknya Islam di Indonesia dari Tinjauan
Tasawuf
Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Studi Islam 1
Drs, Muhajir.

Disusun Oleh :

Wahyu Firdaus
1320140198

Fakultas Ekonomi / Manajemen
Program Perkuliahan Kelas Malam (PPKM), Kelas A.I
Universitas Islam As-Syafi’iyah
Tahun 2014-2015

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah
tentang Fungsi manajemen ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya.
Dan juga kami berterima kasih pada Bapak Drs. Muhajir selaku Dosen mata kuliah Studi

Islam Universitas islam assyafiiyah yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai ilmu tasawuf,baik itu pengertian, asal;usul
tasawugf dan sumber-sumber ajaran tasawuf. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa
di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu,
kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami
buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran
yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang
yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata
yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi
perbaikan di masa depan.

Jakarta, Mei 2015

Penyusun

DAFTAR ISI
Kata Pengantar

Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan masalah
1.3 Tujuan Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengartian Tasawuf
2.2 Asal Usul Ajaran Tasawuf
2.3 Sejarah Tasawuf di Indonesia
BAB III KESIMPULAN
Kesimpulan

BABI
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang

Dalam kehidupan yang penuh dengan teknologi berkembang saat ini, manusia
semakin mengetahui suatu hal yang belum diketahui oleh para pendahulunya

melalui teknologi yang diciptakannya. Jika kita pikirkan sejenak , terlintas
dibenak kita kekuasaan serta keagungan Tuhan yang maha Esa dan begitu kecil
dan terbatasnya pengetahuan kita tentang ciptaan-Nya. Atas dasar tersebut , kita
sebagai makhluk ciptaan-Nya harus mencintai dan mengabdikan diri kepada
Allah SWT. Dengan kedua hal tersebut kita dapat selalu berada didekat-Nya.
Tasawuf merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari cara bagaimana orang
dapat berada sedekat mungkin dengan Tuhannya. Selain itu, tasawuf dapat
menjadikan agama

lebih dihayati serta dijadikan sebagai suatu kebutuhan

bahkan suatu kenikmatan . dalam kesempatan kali ini, kami ingin membahas
oengertian tasawuf, dan sejarah masuknya islam di Indonesia dari tinjauan
tasawuf

1.2

Rumusan Masalah

1.3


Tujuan Penulisan

1. Apa yang dimaksud dengan ilmu tasawuf ?
2. Bagaimana sejarah perkembangan tasawuf ?
3. Bagaimana sejarah Masuknya Islam di Indonesia ditinjau dari Tasawuf ?

1. Untuk mengetahui ilmu tasawuf
2. Untuk mengetahui sejarah tasawuf
3. Untuk mengetahui perkembangan tasawuf di Indonesia

BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Tasawuf
Tasawuf (Tasawwuf) atau Sufisme (bahasa Arab: ‫ تصوف‬, ) adalah ilmu untuk
mengetahui bagaimana cara menyucikan jiwa, menjernihan akhlaq, membangun dhahir
dan batin serta untuk memporoleh kebahagian yang abadi. Tasawuf pada awalnya
merupakan gerakan zuhud (menjauhi hal duniawi) dalam Islam, dan dalam
perkembangannya melahirkan tradisi mistisme Islam. Tarekat (pelbagai aliran dalam

Sufi) sering dihubungkan dengan Syiah, Sunni, cabang Islam yang lain, atau kombinasi
dari beberapa tradisi[butuh rujukan]. Pemikiran Sufi muncul di Timur Tengah pada abad
ke-8, sekarang tradisi ini sudah tersebar ke seluruh belahan dunia. Sufisme merupakan
sebuah konsep dalam Islam, yang didefinisikan oleh para ahli sebagai bagian batin,
dimensi mistis Islam; yang lain berpendapat bahwa sufisme adalah filosofi perennial
yang eksis sebelum kehadiran agama, ekspresi yang berkembang bersama agama Islam.
Arti tasawuf dan asal katanya menurut logat sebagaimana tersebut dalam buku
Mempertajam Mata Hati (dalam melihat Allah). Menurut Syekh Ahmad ibn Athaillah
yang diterjemahkan oleh Abu Jihaduddin Rafqi al-Hānif :
Berasal dari kata suffah (‫ =)صفة‬segolongan sahabat-sahabat Nabi yang menyisihkan
dirinya di serambi masjid Nabawi, karena di serambi itu para sahabat selalu duduk
bersama-sama Rasulullah untuk mendengarkan fatwa-fatwa beliau untuk disampaikan
kepada orang lain yang belum menerima fatwa itu.

Berasal dari kata sūfatun (‫ =)صوفة‬bulu binatang, sebab orang yang memasuki tasawuf itu
memakai baju dari bulu binatang dan tidak senang memakai pakaian yang indah-indah
sebagaimana yang dipakai oleh kebanyakan orang.
Berasaldari kata sūuf al sufa’ ( ‫ =)صوفة الصفا‬bulu yang terlembut, dengan dimaksud bahwa
orang sufi itu bersifat lembut-lembut.
Berasal dari kata safa’ (‫ =)صفا‬suci bersih, lawan kotor. Karena orang-orang yang

mengamalkan tasawuf itu, selalu suci bersih lahir dan bathin dan selalu meninggalkan
perbuatan-perbuatan yang kotor yang dapat menyebabkan kemurkaan Allah.

2.2 Asal-Usul Ajaran Tasawuf
Ada beberapa pendapat mengenai asal-usul tasawuf ;
1. Pendapat yang mengatakan bahwa tasawuf berasal dari agama Majusi. Sejumlah
besar orang Majusi di Iran Utara, setelah penaklukan Islam, banyak
mempengaruhi tokoh sufi yang memang banyak berasal dari daerah itu,
khususnya daerah Khurasan. Menurut Dozy, tasawuf dikenal orang-orang Islam
melalui orang persi, yang mendapatkan dari orang India sebelum datangnya
Islam. Lebih jauh di Persia telah ada anggapan bahwa asal muasal segala sesuatu
adalah Tuhan. Alam semesta ini pada dasarnya adalah pantulan Tuhan. Pendapat
ini menurut pemikir Islam adalah kurang kuat, karena paham panteisme hanya
terdapat pada sebagian kecil para sufi saja, sebab paham ini baru muncul setelah
abad ke-6 dan ke-7 Hijriyah.
2. Pendapat yang mengatakan tasawuf berasal dari ajaran Kristen. Ignaz Goldziher,
orientalis dari Austria; Asian Palacios, orientalis dari Spanyol; Alfred von Kremer,
orientalis Jerman; dan R.A Nicholson, orientalis Inggris, memandang tasawuf

Islam bersumber dari asketisme Kristen, karena Kependetaan Kristen cukup

dikenal oleh orang-orang Arab disepanjang gurun suriah dan sinai. Para pertapa
Kristen yang berdiam di gurun-gurun itu sedikit banyak telah memberikan
inspirasi kepada zahid muslim generasi pertama. Disamping itu kegemaran para
sufi dalam menghayati kehidupan kesunyian, memakai bulu domba, banyak
berzikir, dll, menampakkan adanya pengaruh mistisime Kristen.
Pendapat ini juga kurang kuat, karena meskipun terdapat kemiripan antara
asketisme Kristen dan asketisme Islam, namun asketismenya berbeda. Asketisme
Islam didasarkan Al Qur'an, Sunnah dan kehidupan Rasulullah, sementara
asketisme Kristen didasarkan pada asketisme para rahib. Dan sebenarnya masih
banyak lagi pendapat lainnya.
Timbulnya tasawuf dalam Islam bersamaan dengan kelahiran agama Islam itu sendiri,
yaitu Semenjak Muhammad di utus Allah menjadi rasul. Fakta sejarah menunjukkan
bahwa pribadi Nabi Muhammad SAW sebelum diangkat menjadi rasul telah melakukan
uzlah di gua Hira untuk membersihkan hati dan mensucikan jiwa dari noda-noda yang
menghinggapi masyarakat waktu itu. Uzlah Nabi di gua Hira merupakan cikal bakal
tasawuf dalam Islam. Perilaku Rasulullah inilah yang mengilhami para sufi untuk
beruzlah menjauhi dunia dan berperilaku sufi.
Tasawuf, semenjak cikal bakal keberadaannya pada masa Rasulullah Saw hingga saat ini
melewati fase panjang, yaitu :
a. Pada era sahabat dan tabi'in ini, muncul Hasan al Basri dengan ajaran khauf di

ikuti oleh Rabi'al al Adawiyah dengan ajaran cinta (hubb). Pada era ini, tasawuf
masih dalam satu bentuk pendekatan pada Allah, yaitu dengan jalan zuhud.
b. Masa pengembangan, yaitu abad ke-3 dan ke-4 H. Pada masa ini, corak tasawuf
sudah berbeda dibandingkan dengan era sebelumnya. Tasawuf sudah bercorak

fana', yaitu melebur atau menjadi satu antara Tuhan dan makhluk. Pada periode
ini pula muncul zaliran tasawuf yang seolah terpisah dari agama, tetapi berdiri
sendiri menjadi agama, sxxehingga muncul tasawuf psikologi, tasawuf akhlak,
dan tasawuf metafisika.
c. Masa konsolidasi, yaitu pada abad ke-5 H yang ditandai kembalinya tasawuf pada
Al Qur'an dan as-Sunnah. Pada masa ini terjadi pertentangan tajam antara
tasawuf falsafi yang bersikap rasional, semi filsafat, dan penuh dengan pahampaham rasionalisme dengan tasawuf sunni yang berakar dari Al Qur'an dan
Hadist.
d. Masa tasawuf falsafi, yang ditandai dengan perkembangan tasawuf rasional
(falsafi) pada abad ke-6 H. Tasawuf pada era ini berkembang dengan cepat
dengan corak filsafat, artinya tasawuf bercampur dengan term-term filsafat dan
adanya usaha untuk menggabungkan antara dunia tasawuf dengan dunia filsafat
yang selama ini dianggap berseberangan.
e. Tokoh tasawuf pada masa ini diantaranya adalah Suhrawardi, Ibn Arabi, dan
Mulla Shadra. Pada masa inilah menurut para pemikir Islam, tasawuf mengalami

zaman keemasan secara teoritis.
f. Masa sosialisasi, yaitu pada abad ke VI dan VII H. Pada masa ini tasawuf menjadi
pandangan hidup dan dasar perilaku masyarakat untuk menemukan Tuhan.
Tasawuf bukan lagi dipenuhi teori yang rumit-rumit, telah menjadi perilaku sosial
kemasyarakatan. Tasawuf telah menjadi ruh masyarakat Islam dalam berinteraksi
sosial dan individual kepada Tuhan.
2.3 Sejarah Tasawuf di Indonesia
Dari segi Linguistik dapat dipahami bahwa tasawuf merupakan sikap mental
yang selalu memelihara kesucian diri, beribadah, hidup sederhana, rela
berkorban untuk kebaikan dan selalu bersikap bijaksana.[1] sikap mental
yang seperti ini hakikatnya pada akhlak yang mulia karena hanya dapat

dipandang dengan mengaplikasikannya dalam kebijakan mengambil. Tasawuf
juga berperan dalam membersiahkan hati sanubari. Karean tasawuf banyak
berurusan dengan dimensi esoterik (batin).
Tasawuf mulai masuk ke Indonesia bersamaan dengan masuknya Islam ke
Indonesia dan tasawuf mengalami banyak perkembangan itu ditandai dengan
banyaknya berkembang ajaran tasawuf dan tarikat yang muncul dikalangan
masyarakat saat ini yang dibawah oleh para ulama Indonesia yang menuntut
ilmu di Mekkah dan Madina kemudian berkembang.

Hawash Abdullah menyebutkan beberapa bukti tentang besarnya peran para
sufi dalam menyebarkan Islam pertama kali di Nusantara. Ia menyebutkan
Syekh Abdullah Arif yang menyebarkan untuk pertama kali di Aceh sekitar
abad ke-12 M. Dengan beberapa mubalig lainya. Menurut Hawash Abdullah
kontribusi para sufilah yang sangat memperngaruhi tumbuh pesatnya
perkembangan Islam di Indonesia.[2]
Perlu kita ketahui bahwa sebelum Islam datang, dianut, berkembang dan saat
ini mendominasi (mayoritas) bahwa telah berkembang berbagai faham
tentang konsep Tuhan seperti Animisme, Dinamisme, Budhaisme, Hinduisme.
Para mubalig menyebarkan Islam dengan pendekatan tasawuf. M. Sholihin
menerangkan bahwa hamper semua daerah yang pertama memeluk Islam
bersedia menukar kepercayaannya. Karena tertarik pada ajaran tasawuf yang
di ajarkan para mubalig pada saat itu.
Dalam perkembangan tasawuf di Nusantara menurut Azyumadi Azra,
tasawuf yang pertama kali menyebar dan dominan di Nusantara adalah yang
bercorak falsafi, yakni tasawuf yang sangat filosofis dan cendrung spekulatif
seperti al-Ittihad (Abu Yazid Al-Bustami), Hulul (Al-Hallaj), dan Wahda al

Wujud (Ibn Arabi). Dominasi tasawuf filsafi terlihat jelas pada kasus Syekh
Siti jenar yang dihukum mati oleh wali Songo karena dipandang menganut

paham tasawuf yang sesat.
Kemudian pada abad ke-16 kitab-kitab klasik mulai ada dan dipelajari
kemudian diterjemahkan dalam bahasa melayu seperti kitab Ihya’ Ulumuddin
karya Al-Ghazali. Kemudian muncullah beberapa tokoh tasawuf asli
Indonesia seperti Hamzah Fansuri ( 1016 H/ 1607 M) , Nuruddin Ar-Raniri
(W. 1068 H/ 1658 M), Syekh Abdul Rauf Singkili (1024-1105), Abdul Somad
Al- Palembani (w. 1203 H/ 1788 M) i , Syekh yusuf Al-Makassari (1037-1111
H/ 1627-1699).

BAB III
KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil dari materi yang dibahas dalam makalah ini ,Tasawuf
(Tasawwuf) atau Sufisme (bahasa Arab: ‫ تصوف‬, ) adalah ilmu untuk mengetahui
bagaimana cara menyucikan jiwa, menjernihan akhlaq, membangun dhahir dan batin
serta untuk memporoleh kebahagian yang abadi. Timbulnya tasawuf dalam Islam

bersamaan dengan kelahiran agama Islam itu sendiri, yaitu Semenjak Muhammad di
utus Allah menjadi rasul. Fakta sejarah menunjukkan bahwa pribadi Nabi Muhammad
SAW sebelum diangkat menjadi rasul telah melakukan uzlah di gua Hira untuk
membersihkan hati dan mensucikan jiwa dari noda-noda yang menghinggapi
masyarakat waktu itu. Uzlah Nabi di gua Hira merupakan cikal bakal tasawuf dalam
Islam. Perilaku Rasulullah inilah yang mengilhami para sufi untuk beruzlah menjauhi
dunia dan berperilaku sufi.
Dalam perkembangan tasawuf di Indonesia ada beberapa tokoh diantaranya seperti
Hamzah Fansuri ( 1016 H/ 1607 M) , Nuruddin Ar-Raniri (W. 1068 H/ 1658 M), Syekh
Abdul Rauf Singkili (1024-1105), Abdul Somad Al- Palembani (w. 1203 H/ 1788 M) i ,
Syekh yusuf Al-Makassari (1037-1111 H/ 1627-1699).