ANALISIS LAPORAN KEUANGAN DENGAN METODE

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN DENGAN METODE ANALISIS DU PONT
PADA PERUSAHAAN ASURANSI UMUM UNIT USAHA SYARIAH.
STUDI KASUS PADA: PT ASURANSI JASA RAHARJA PUTERA, PT
ASURANSI SINAR MAS, DAN PT ASURANSI CENTRAL ASIA
Ratih Tri Muliasih
Mahasiswi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
Abstrak
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana kemampuan perusahaan
asuransi umum unit usaha syariah dalam menghasilkan profitabilitas ditinjau
menggunakan analisis Du Pont. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan
menggunakan studi kasus. Setelah melakukan analisis laporan keuangan ketiga
perusahaan asuransi umum unit usaha syariah selama 4 tahun, maka peneliti dapat
menyimpulkan bahwa PT. Asuransi Jasa Raharja Putera memiliki kinerja yang lebih
baik dalam hal margin laba, TATO, dan ROE. Sedangkan untuk Equity Multiplier , PT.
Asuransi Central Asia yang paling unggul. Sehingga secara keseluruhan dapat dikatakan
bahwa PT. Asuransi Sinar Mas memiliki kinerja keuangan yang lebih baik
dibandingkan dengan PT. Asuransi Jasa Raharja Putera dan PT. Asuransi Central Asia.
Kata Kunci: analisis du pont, kinerja keuangan perusahaan asuransi, ROE, TATO, EM,
margin laba
1. Pendahuluan
Perkembangan perusahaan asuransi syariah di Indonesia saat ini bisa

dikatakan cukup signifikan. Dimana menurut data dari Otoritas Jasa Keuangan
(OJK) sampai Desember 2015 telah terdapat 55 perusahaan asuransi syariah
yang terdiri atas 25 perusahaan asuransi umum unit usaha syariah, 3 perusahaan
asuransi umum full syariah, 19 perusahaan asuransi jiwa unit usaha syariah, 5
perusahaan asuransi jiwa full syariah, dan 3 perusahaan reasuransi unit usaha
syariah. Adanya asuransi syariah di Indonesia terkait dengan beroperasinya bank
syariah sehingga diperlukan kehadiran jasa asuransi syariah. Perusahaan
asuransi syariah pertama kali didirikan pada tahun 1994 melalui PT Syarikat
Takaful Indonesia (STI). PT STI memiliki dua anak perusahaan, yaitu PT
Asuransi Takaful Keluarga (ATK) dan PT Asuransi Takaful Umum (ATU)
(Novi, 2011).
Dari banyaknya perusahaan asuransi syariah yang ada di Indonesia,
peneliti mengunakan 3 perusahaan dari asuransi umum unit usaha syariah
sebagai objek penelitian. Objek penelitian ini dipilih secara acak oleh peneliti.
Perusahaan asuransi umum unit usaha syariah yang digunakan sebagai objek
penelitian adalah PT. Asuransi Jasa Raharja Putera, PT Asuransi Sinar Mas, Dan
PT Asuransi Central Asia.

1


Banyaknya perusahaan asuransi syariah yang telah berdiri di Indonesia,
tentunya masing-masing perusahaan syariah harus menghadapi suatu persaingan
usaha yang ketat. Terlebih persaingan tersebut tidak hanya hadir dari perusahaan
asuransi syariah saja, tetapi juga dari perusahaan asuransi konvensional.
Berdasarkan data dari OJK, market share asuransi syariah saat ini baru mencapai
angka 3,45% dari seluruh asuransi wajib dan asuransi sosial dan asset asuransi
syariah secara nasional mencapai Rp. 34,3 triliun dari Rp. 992,343 triliun total
asset gabungan asuransi nasional. Walaupun demikian, menurut Edi Setiadi
selaku Deputi Komisioner OJK IKNB I yang dimuat dalam detikfinance.com,
pertumbuhan asuransi syariah relatif lebih baik dibandingkan dengan industri
sejenis di lahan konvensional.
Untuk dapat bersaing, maka suatu asuransi syariah harus memiliki
keunggulan kompetitif agar mampu meningkatkan kinerja yang dimilikinya,
sehingga mampu menghasilkan profit maksimal untuk menjamin kelangsungan
hidup dan perkembangan perusahaan dimasa yang akan datang (Putri & Lestari,
2014). Kinerja keuangan yang baik tercermin dari laporan keuangannya. Namun
dalam laporan keuangan tidak serta merta menginformasikan mengenai kondisi
perusahaan, perlu adanya analisis laporan keuangan. Analisis laporan keuangan
ini menggunakan data dan informasi yang terdapat pada laporan keuangan untuk
menghasilkan suatu informasi yang lebih mudah dipahami.

Terdapat banyak sistem analisis laporan keuangan yang dapat digunakan,
antara lain Analisis Rasio Keuangan, Analisis Commont Size, Analisis Du pont,
Analisis Cross Section, Analisis Time Series Dan Forecasting Data Keuangan.
Pada penelitian ini, sistem analisis laporan keuangan yang digunakan adalah
analisis Du pont. Analisis Du Pont merupakan suatu analisis rasio keuangan
yang berdasarkan Return On Equity (ROE) yang digunakan untuk meningkatkan
rentabilitas usaha (Dandang Prasetyo J, 2017: 82). Analisis Du Pont memecah
ROE ke dalam berbagai komponennya, yaitu efisiensi operasi, efisiensi
penggunaan asset, dan financial leverage. Pemecahan ROE dikarenakan ROE
menggambarkan besarnya rate of return yang didapatkan oleh para pemegang
sahamnya, sehingga dapat mengetahui keuntungan yang dihasilkan oleh
perusahaan atau perbankan.
Penelitian ini akan menganalisis kinerja dari PT. Asuransi Jasa Raharja
Putera, PT Asuransi Sinar Mas, Dan PT Asuransi Central Asia dengan
menganalisis laporan keuangan menggunakan analisis Du Pont. Penelitian akan
mengambil beberapa data Laporan Arus Kas dan Neraca pada laporan keuangan
ketiga bank syariah tersebut pada tahun 2013 - 2016. Hal tersebut dilakukan agar
didapat hasil yang komprehensif mengenai perkembangan kinerja keuangan tiga
perusahaan asuransi syariah tersebut dan dapat membandingkan diantara
ketiganya.


2

2. Asuransi Syariah (Takaful)
Secara bahasa, takaful berasal dari kata dalam bahasa arab yaitu kafala
yang berarti pertanggungan atau jaminan (Abdul Qoyum, 2017: 215).
Sedangkan pengertian dari asuransi syariah menurut Dewan Syariah Nasional
adalah usaha untuk saling melindungi dan tolong menolong di antara sejumlah
orang/pihak melalui investasi dalam bentuk aset dan/atau tabarru’ yang
memberikan pola pengembalian untuk menghadapi resiko tertentu melalui akad
(perikatan) yang sesuai dengan syariah.
Menurut Nico dan Pieter (2010), dalam asuransi syariah para anggota
atau peserta asuransi sepakat untuk menjaminkan diri mereka terhadap
kehilangan atau kerusahan. Seluruh kelompok akan membantu orang yang
berwenang untuk mengganti kerugian yang diderita dan membantu dalam aspek
finansial kepadanya. Sedangkan menurut Catherine (2007) takaful adalah
kesepakatan yang mengikat secara hukum antara semua peserta asuransi untuk
membayar anggotanya yang menderita kerugian sebagaimana ditentukan dalam
dokumen kebijakan takaful.
Dalam asuransi syariah terdapat dua akad yang digunakan, yaitu akad

tijarah dan akad tabarru’. Akad tijarah adalah semua bentuk akad yang
digunakan untuk tujuan komersial, dalam asuransi syariah akad tijarah yang
digunakan adalah akad mudharabah (kerja sama). sedangkan akad tabarru’
adalah semmua bentuk akad yang digunakan dengan tujuan kebaikan dan tlngmenolong bukan semata untuk tujuan komersial, dalam asuransi syariah akad
tabarru’ yang digunakan adalah hibah.
Di Indonesia, perkembangan asuransi syariah erat kaitannya dengan
beroperasinya bank syariah sehingga diperlukan kehadiran jasa asuransi syariah.
Perusahaan asuransi syariah pertama kali didirikan pada tahun 1994 melalui PT
Syarikat Takaful Indonesia (STI). PT STI memiliki dua anak perusahaan, yaitu
PT Asuransi Takaful Keluarga (ATK) dan PT Asuransi Takaful Umum (ATU)
(Novi, 2011). Menurut data dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), jumlah
perusahaan asuransi syariah hingga Desember 2015 telah mencapai 55
perusahaan asuransi syariah yang terdiri atas 25 perusahaan asuransi umum unit
usaha syariah, 3 perusahaan asuransi umum full syariah, 19 perusahaan asuransi
jiwa unit usaha syariah, 5 perusahaan asuransi jiwa full syariah, dan 3
perusahaan reasuransi unit usaha syariah.
Bedasarkan penelitian dari Misab P.T (2015) yang membandingkan
antara perusahaan asuransi syariah dengan perusahaan asuransi konvensional
didapat hasil bahwa secara keseluruhan asuransi syariah lebih baik dan adil
dibandingkan dengan asuransi konvensional. Hal tersebut dilihat dari aspek

manfaat, cakupan, kesejahreaan sosial, dan solidaritas. Penelitian lain yang

3

diakukan oleh Sheila dan Ahmed (2013) menyebutkan bahwa asuransi syariah
mendapatkan respon positif dari masyarakat india, mereka telah melakukan
sebuah survey di India dan ternyata banyak masyarakat yang belum mengetahui
asuransi syariah namun mereka bersedia berpartisipasi jika asuransi syariah
ditawarkan di India.
3. Analisis Du Pont
Menurut J. Ferd Weston dan Fligene F (1994: 152) Analisis Du Pont
adalah analisa yang mencakup seluruh rasio aktifitas dan margin keuntungan
atas penjualan untuk menunjukkan bagaimana rasio ini dapat mempengaruhi
profitabilitas. Analisis Du Pont merupakan suatu bentuk umum dari analisis
laporan keuangan, dimana dalam analisis ini membongkar pengembalian aset
operasi bersih menjadi dua komponen multiplikatif, yaitu margin laba dan
tingkat perputaran aset (Mihaela,dkk, 2011)
Menurut Achmad Zakki (2013) Du pont system merupakan cara yang
efektif dalam menganalisa laporan keuangan perusahaan dengan model
mengerucut, dimana hasilnya akan didapatkan nilai ROE dari suatu perusahaan.

Analisis Du Pont System ini bersifat menyeluruh karena mencakup tingkat
efisiensi perusahaan dalam penggunaan aktivanya dan dapat mengukur tingkat
keuntungan atas penjualan produk yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut.
Model analisis ini dikembangkan untuk menganailisis ROE dan mencari
dampak ukuran kinerja bisnis yang berbeda terhadap rasio ini. Investor tidak
mencari output yang besar atau kecil dalam model ini, mereka mencari penyebab
ROE saat ini. Misalnya, jika investor tidak puas tehadap ROE yang rendah,
manajemen dapat menganalisa laporan keuangan mereka untuk menentukan area
masalah mulai dari apakah margin laba yang lebih rendah, perputaran aset, atau
memang pengaruh keuangan yang memang buruk. Begitu area masalah
ditemukan, manajemen dapat memperbaiki atau mengatasinya dengan para
pemegang saham atau investor (Dandang Prasetyo J, 2017: 83).
Rasio-rasio yang digunakan dalam analisis Du Pont merupakan 4
indikator untuk menghitung profitabiltas perusahaan, yaitu (1) margin laba yang
digunakan sebagai pengukur tingkat efisiensi operasi perusahaan; (2) tingkat
perputaran total asset (Total Asset Turn Over ) yang digunakan sebagai pengukur
tingkat efisiensi penggunaan asset; (3) Pengganda Ekuitas (Equity Multiplier )
yang digunakan untuk mengukur financial leverage.
Berikut bagan metode Du Pont dalam melakukan analisa keuangan
perusahaan


4

Gambar 1. Du Pont System
4. Metode Penelitian
Dalam peneltian ini digunakan sebuah metode analisis keuangan Du
Pont. Dalam metode ini dilakukan perhitungan Margin Laba, Total Asset Turn
Over, Equity Multiplier , dan ROE.
Margin Laba mengukur seberapa keuntungan penjualan perusahaan
setelah semua biaya, termasuk pajak dan bunga yang telah dikurangkan (Moyer,
dkk. 2007, 113).
Total Asset Turn Over (TATO) untuk mengukur tingkat efisiensi asset
perusahaan di dalam menghasilkan volume penjualan tertentu (Elvida. 2007).
Equity Multiplier (EM) untuk mengukur kemampuan ekuitas perusahaan
menciptakan asset (Arief. 2014).
Return on Asset (ROE) mencerminkan profitabilitas perusahaan dengan
mengukur tingkat pengembalian (return) kepada investor (Griffin dan Mahon.
1997).

5


Rumus untuk perhitungan tersebut adalah


Margin Laba =



TATO =



Equity Multiplier =



ROE = Profit Margin x TATO x Equity Multiplier

x 100%


5. Analisa dan Pembahasan
Penelitian ini mencoba untuk mencari tahu diantara 3 perusahaan
asuransi syariah yang dijadikan objek penelitian manakah perusahaan yang
memiliki tingkat profitabilitas yang tinggi. Selain itu, dapat pula digunakan
sebagai bahan evaluasi perusahaan syariah terkait kekuatan dan kelemahan
perusahaan.
Setelah dilakukan perhitungan didapat hasil sebagai berikut:
Table 1. Hasil rekapitulasi Margin Laba, TATO, EM, dan ROE
PT. Asuransi Jasa Raharja Putera
Th
2013
2014
2015
2016
Rata-rata

PT. Asuransi Jasa Raharja Putera
Margin Laba
TATO
EM

ROE
0.252
0.051
1.010
0.013
0.172
0.083
1.032
0.015
0.110
0.084
1.052
0.010
0.140
0.095
1.098
0.015
0.169
0.078
1.048
0.014

Table 2. Hasil rekapitulasi Margin Laba, TATO, EM, dan ROE
PT. Asuransi Sinar Mas
Th
2013
2014
2015
2016
Rata-rata

PT. Asuransi Sinar Mas
Margin Laba
TATO
EM
0.729
0.251
1.912
0.680
0.248
2.094
0.622
0.269
1.921
0.699
0.250
1.617
0.683
0.254
1.886

ROE
0.350
0.353
0.322
0.282
0.328

6

Table 3. Hasil rekapitulasi Margin Laba, TATO, EM, dan ROE
PT. Asuransi Central Asia
Th
2013
2014
2015
2016
Rata-rata

PT. Asuransi Central Asia
Margin Laba
TATO
EM
0.458
0.014
2.507
0.395
0.138
2.662
0.836
0.072
1.313
0.777
0.057
1.311
0.617
0.070
1.948

ROE
0.016
0.146
0.080
0.058
0.084

Tabel 1, 2, dan 3 menunjukkan perbandingan Margin Laba, TATO, EM,
ROE, dan Laba Bersih dari perusahaan Asuransi Syariah tahun 2013-2016. Jika
dilihat dari tingkat rata-rata Margin Laba selama tahun 2013-2016 PT. Asuransi
Sinar Mas memiliki tingkat rata-rata terbesar, yaitu sebesar 0.683. Hal ini berarti
PT. Asuransi Sinar Mas lebih unggul dari PT. Asuransi Jasa Raharja Putera dan
PT. Asuransi Central Asia dalam hal jumlah keuntungan dari penjualan bersih
perusahaan. Ketiga perusahaan asuransi syariah ini memiliki nilai margin laba
yang cenderung kurang stabil, dimana terkadang perusahaan mengalami
peningkatan, namun pada tahun berikutnya justru mengalami penurunan. Hal ini
musti menjadi suatu hal yang perlu diperhatikan oleh manajemen perusahaan.
Apabila dilihat dari tingkat rata-rata Total Asset Turn Over (TATO), PT.
Asuransi Sinar Mas (0.254) lebih unggul dari PT. Asuransi Jasa Raharja Putera
(0.078) dan PT. Asuransi Central Asia (0.070). Hal ini berarti PT. Asuransi Sinar
Mas lebih efektif dalam memasarkan produk-produknya dibandingkan dengan
dua perusahaan asuransi lainnya. Dari ketiga perusahaan asuransi tersebut, hanya
PT. Asuransi Jasa Raharja Putera saja yang memiliki tingkat TATO yang terus
meningkat, sedangkan dua perusahaan asuransi lainnya tingkat TATO yang
dimiliki cenderung kurang stabil. TATO yang terus mengalami peningkatan
menandakan bahwa perusahaan tersebut memiliki kinerja pemasaran yang
meningkat. Namun apabila TATO mengalami keadaan yang kurang stabil, maka
perusahaan harus segera mencari strategi baru dalam memasarkan produknya
agar memiliki tingkat TATO yang terus meningkat.
Untuk rata-rata dari Equity Multiplier (EM), PT. Asuransi Central Asia
lebih unggul dibandingkan dua perusahaan asuransi lainnya. Hal ini berarti PT.
Asuransi Central Asia memiliki kemampuan yang lebih baik dalam menciptakan
asset. Sama halnya dengan TATO, perusahaan asuransi yang memiliki EM yang
terus meningkat hanyalah PT. Asuransi Jasa Raharja Putera. Sedangkan dua
perusahaan lainnya masih kurang stabil.

7

Sehingga secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa PT. Asuransi Sinar
Mas memiliki kinerja keuangan yang lebih baik dibandingkan dengan PT.
Asuransi Jasa Raharja Putera dan PT. Asuransi Central Asia. Hal ini tercermin
dari tingkat rata-rata ROE perusahaan tersebut yang lebih besar dibandingkan
ROE dua perusahaan asuransi lainnya.
6. Kesimpulan
Setelah menganalisis laporan keuangan 3 perusahaan asuransi umum unit
usaha syariah tersebut selama 4 tahun, maka peneliti dapat menyimpulkan
bahwa PT. Asuransi Jasa Raharja Putera memiliki kinerja yang lebih baik dalam
hal margin laba, TATO, dan ROE. Sedangkan untuk Equity Multiplier, PT.
Asuransi Central Asia yang paling unggul. Sehingga secara keseluruhan dapat
dikatakan bahwa PT. Asuransi Sinar Mas memiliki kinerja keuangan yang lebih
baik dibandingkan dengan PT. Asuransi Jasa Raharja Putera dan PT. Asuransi
Central Asia.
7. Daftar Pustaka
Anugrahani, Evida. 2007. Analisis Du Pont System Dalam Mengukur Kinerja
Keuangan Perusahaan (Studi Pada PT. Aqua Glden Mississipi Tbk, PT.
Mayora Indah Tbk, PT. Ultra Jaya Milk Tbk). Malang : Universitas
Muhammadiyah Malang.
Ch. Moyer, dkk. 2007. Fundamentals of Contemporary Financial Management.
Thomson South-Western, USA.
Fatwa DSN MUI NO: 21/DSN-MUI/X/2001. Tentang Pedoman Umum
Asuransi Syari’ah.
Griffin, J.J dan J.F Mahon. 1997. The Corporate Social Performance and
Corporate Financial Performance Debate. Business and Society.
Falani, Achmad Zakki. (2013). Analisis Laporan Keuangan Perusahaan Sebagai
Dasar Pengambilan Keputusan Investasi Saham Berbasis Du Pont
System & Fuzzy Logic. Jurnal LINK, Vol. 18, No.1.
Herciu Mihaela, dkk. (2011). A Du Pont Analysis of the 20 Most Profitable
Companies in the World. International Conference on Business and
Economics Research, Vol. 1.
Htay, Sheila Nu Nu dan Syed Ahmed Salman. (2013). Viability of Islamic
Insurance (Takaful) in India: SWOT Analysis Approach. Review Of
European Studies, Vol. 5, No. 4.
Jatmiko, Dadang Prasetyo. 2017. Pengantar Manajemen Keuangan: Diandra
Kreatif. Yogyakarta: Diandra Kreatif.
Laucereno, Sylke Febrina, dalam detikfinance.com. Berapa Pangsa Pasar
Asuransi
Syariah
di
RI?
Ini
Kata
OJK.
dalam
https://finance.detik.com/moneter/3487655/berapa-pangsa-pasarasuransi-syariah-di-ri-ini-kata-ojk. diunduh pada 09 Desember 2017

8

Lianto, David. (2013). Penilaian Kinerja Keuangan Perusahaan Menggunakan
Analisis Du Pont. Jurnal JIBEKA, Vol. 7, No. 2.
Misab P.T. (2015). Comparative Study of Conventional Insurance and Islamic
Insurance. Maulana Azad National Urdu University, Hyderabad.
Muliadi, Muhammad Arief. Metode Analisis Du Pont. dalam
http://ariefmuliadi30.blogspot.co.id/2014/05/metodeanalisis-dupont-dupont-telah.html. Diunduh 10 Desember 2017.
Munawir. 2001. Analisa Laporan Keuangan. Edisi Keempat. Yogyakarta:
Liberty.
OJK. Daftar Perusahaan Asuransi Umum, Jiwa dan Reasuransi dengan Prinsip
Syariah.
dalam
http://www.ojk.go.id/id/kanal/iknb/berita-dankegiatan/publikasi/Pages/Daftar-Perusahaan-Asuransi-Umum,-Jiwa-danReasuransi-dengan-Prinsip-Syariah.aspx. Diunduh 09 Desember 2017
Puspitasari, Novi. (2011). Sejarah Dan Perkembangan Asuransi Islam Serta
Perbedaannya Dengan Asuransi Konvensional. Jurnal Ekonomi dan
Akuntansi, Vol. X, No. 1.
Putri, A. P., & Lestari, H. S. (2014). Faktor-Faktor Yang Menentukan Kinerja
Perusahaan Asuransi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia . E-Journal
Manajemen Fakultas Ekonomi, Vol. 1, No. 2.
Qoyum, Abdul. 2017. Lembaga Keuangan Islam Di Indonesia. Yogyakarta:
Elmatera Publisher.
Stagg-Macey, Catherine (2007). An Overview of Islamic Insurance. No. 8
Swartz, Nico. P dan Pieter Coetzer. (2010). Takaful: An Islamic Insurance
Intrument. Journal of Development and Agricultural Economics, Vol. 2,
No. 10.
Weston, J. Fred dan Fligene F. Bringham. 1994. Managerial Finance.
Diterjemahkan oleh: Djoerban Wahid. Jakarta : Erlangga.

9