Permasalahan yang ditimbulkan dari Amnes

Permasalahan yang ditimbulkan dari Amnesti Pajak
Setelah Undang-Undang Tax Amnesty atau Pengampunan Pajak disahkan, pemerintah
Indonesia didesak untuk menyusun reformasi pajak dan menguatkan penegakan hukum agar
pengampunan pajak tak lagi terjadi di masa mendatang.
Selama ini, menurut Direktur Eksekutif Pusat Analisis Perpajakan Indonesia (CITA), Yustinus
Prastowo, pemerintah tidak efektif dalam penegakan hukum karena kendala regulasi,
administrasi, koordinasi, dan kompetensi.
“Padahal, di dalam perpajakan, kita mengenal daluarsa. Kewenangan Dirjen Pajak memungut
pajak atau menetapkan pajak dibatasi lima tahun. Jadi praktis banyak sekali wajib pajak yang
tidak bisa diperiksa karena keterbatasan kapasitas yang menyebabkan daluarsa,” ujarnya.

“Undang-Undang ini harus yang terakhir. Undang-Undang ini harus ditempatkan sebagai
jembatan untuk menuju comprehensive tax reform berupa penguatan sistem perpajakan,
peraturan, maupun kelembagaannya. Dalam konteks itu, pemerintah masih punya pekerjaan
rumah untuk mewujudkan reformasi pajak dan melakukan penegakan hukum yang kuat dan
tegas. Jika pemerintah berhenti pada tax amnesty, ini yang bahaya,” jelas Prastowo.
Bahaya yang dimaksud Prastowo adalah para wajib pajak menjadi semakin leluasa untuk
menghindari pajak serta memiliki persepsi bahwa pemerintah lemah dan tidak bisa berbuat
apa-apa untuk menindak mereka.
Demoralisasi
Masalah hukum memang menjadi perhatian sejumlah aktivis antikorupsi setelah UndangUndang Tax Amnesty berlaku. Maryati Abdullah dari lembaga Publish What You Pay,

misalnya.
Maryati memandang keinginan pemerintah untuk menambah pemasukan dari pengampunan
pajak sejatinya tidak mengindahkan aspek hukum.

“Orang-orang dalam target kasus pidana hukum yang seharusnya dibawa ke peradilan
perpajakan, kemudian kasus mereka diputihkan karena membayar sekian persen tarif tebusan,
saya meragukan penegakan hukum selanjutnya. Tidak menutup kemungkinan di balik pidana
pajak ada pencucian uang,” kata Maryati.
Dia juga menyoroti demoralisasi para wajib pajak dari kelas menengah ke bawah akibat
pengampunan pajak orang-orang berduit.
“Dalam jangka panjang, pengampunan pajak ini bisa mendemoralisasi kepatuhan dari para
pembayar pajak. Karena ternyata negara lebih memfasilitasi orang-orang kaya yang tidak
patuh. Menurut saya ini menyakitkan hati publik,” ujarnya.
Beberapa orang yang saya wawancarai di jalan mengamininya. Mereka mengutarakan
keprihatinan atas pengampunan yang diberikan pemerintah terhadap warga Indonesia yang
menghindari pajak.
“Saya karyawan biasa yang setiap bulan dipotong gajinya untuk bayar pajak ke negara. Lalu
negara justru mengampuni orang-orang yang mengemplang pajak? Ini tidak adil,” kata Susi,
yang ditemui di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Pusat.
Hartanto, yang bekerja di sebuah bank asing, lebih kritis. Menurutnya, tarif tebusan yang

ditetapkan dalam Undang-Undang Pengampunan Pajak sangat kecil dibandingkan dengan
aset yang dibawa warga Indonesia ke luar negeri demi menghindari pajak di Indonesia.
“Dengan tarif yang ditetapkan, ibaratnya kita ingin mendapatkan sesuatu yang kecil tapi
memberi kelonggaran begitu besar kepada pengusaha yang membawa aset ke luar negeri,”
kata Hartanto.

residen Joko Widodo mengatakan, momentum kepercayaan publik pada pemerintah dengan
taat membayar pajak dan ikut dalam program pengampunan pajak (tax amnesty) harus
digunakan untuk memulai reformasi sistem perpajakan.
Dia mengharapkan sistem perpajakan Indonesia dapat menjadi lebih baik. Pemerintah juga
ingin mengejar perluasan basis pajak melalui monentum ini. Apalagi, nilai deklarasi dan
repatriasi lewat program amnesti pajak sudah mencapai Rp 2.700 triliun.

"Coba bayangkan, tadi pagi ada yang antre dari pukul 3, ada yang pukul 4, ada yang pukul 5.
Ini kan sebuah kesadaran yang sangat baik yang momentumnya harus kita gunakan untuk
memperluas dan meningkatkan basis pajak kita," kata Jokowi di Kantor Pelayanan Pajak
(KPP) Madya Jakarta Pusat, Rabu 28 September 2016 setelah melakukan inspeksi mendadak.
Sidak pelayanan amnesti pajak dilakukan Jokowi di dua lokasi berbeda yaitu KPP Grogol
Petamburan di Jalan Letjen S Parman Jakarta Barat dan pelayanan bersama amnesti pajak,
gabungan KPP Madya Jakarta Pusat, KPP Madya Jakarta Utara, KPP Madya Jakarta Selatan,

KPP Madya Jakarta Barat, dan KPP Madya Jakarta Timur yang terletak di Jalan MI Ridwan
Rais Jakarta.
Jokowi didampingi Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dan Direktur Jenderal Pajak
Ken Dwijugeasteadi. Jokowi melihat langsung warga yang membayar pajak. Dia memandang
hal itu sebagai momentum yang baik untuk perpajakan nasional.
"Ini menurut saya sebuah momentum yang baik untuk perpajakan kita. Ada sebuah
kesadaran, ada sebuah kepatuhan dari masyarakat untuk membayar pajak. Momentum seperti
ini harus dimanfaatkan. Oleh sebab itu, orientasi kita sekarang ini adalah membangun
kepercayaan," katanya.
Dalam catatan Jokowi, saat ini sudah ada Rp 2.700 triliun nilai harta yang dideklarasikan dan
direpatriasi. Angka itu, menurut Jokowi, sangat besar jika dibandingkan dengan program
amnesti pajak negara lain.
Soal pelaporan aset di luar negeri yang baru sampai pada angka 20 persen, Jokowi
mengatakan, pemerintah terus mendorong agar dana-dana itu dapat kembali masuk ke
Indonesia. Menurut Jokowi, sebenarnya dana-dana itu juga sudah banyak yang masuk ke
dalam negeri melalui skema-skema investasi yang tersedia.
Saat meninjau kantor pajak yang berlokasi di Jalan Ridwan Rais, Jakarta Pusat, Jokowi
sempat mendapatkan permintaan sejumlah wajib pajak untuk memperpanjang masa periode
pertama dari amnesti pajak. Terhadap permintaan itu, Jokowi menjelaskan Menteri Keuangan
Sri Mulyani sudah memberikan keringanan masa administrasi hingga bulan Desember

mendatang

Dokumen yang terkait

Analisis komparatif rasio finansial ditinjau dari aturan depkop dengan standar akuntansi Indonesia pada laporan keuanagn tahun 1999 pusat koperasi pegawai

15 355 84

ANALISA BIAYA OPERASIONAL KENDARAAN PENGANGKUT SAMPAH KOTA MALANG (Studi Kasus : Pengangkutan Sampah dari TPS Kec. Blimbing ke TPA Supiturang, Malang)

24 196 2

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22

Analisis pengaruh modal inti, dana pihak ketiga (DPK), suku bunga SBI, nilai tukar rupiah (KURS) dan infalnsi terhadap pembiayaan yang disalurkan : studi kasus Bank Muamalat Indonesia

5 112 147

Isolasi Senyawa Aktif Antioksidan dari Fraksi Etil Asetat Tumbuhan Paku Nephrolepis falcata (Cav.) C. Chr.

2 95 93

Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi penerapan manajemen mutu terpadu pada Galih Bakery,Ciledug,Tangerang,Banten

6 163 90

Aplikasi penentu hukum halal haram makanan dari jenis hewan berbasis WEB

48 291 143

Efek ekstrak biji jintan hitam (nigella sativa) terhadap jumlah spermatozoa mencit yang diinduksi gentamisin

2 59 75

Pengaruh Rasio Kecukupan Modal dan Dana Pihak Ketiga Terhadap Penyaluran Kredit (Studi Kasus pada BUSN Non Devisa Konvensional yang Terdaftar di OJK 2011-2014)

9 104 46

Pengaruh Etika Profesi dan Pengalaman Auditor Terhadap Audit Judgment (Penelitian pada Kantor Akuntan Publik di Wilayah Bandung yang Terdaftar di BPK RI)

24 152 62