HIKMAH SHOLAT dalam KEHIDUPAN MANUSIA
HIKMAH SHOLAT dalam KEHIDUPAN MANUSIA
Pengantar
Sholat merupakan salah satu bentuk pengabdian manusia kepada Allah SWT yang
wajib dilakukan, sebagaimana ayat berikut ini :
Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah di waktu berdiri,
di waktu duduk dan di waktu berbaring. Kemudian apabila kamu telah merasa
aman, maka dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu
adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman. ( An
Nisaa’ 103 )
Katakanlah: "Tuhanku menyuruh menjalankan keadilan." Dan (katakanlah):
"Luruskanlah muka (diri)mu[533] di setiap sembahyang dan sembahlah Allah
dengan mengikhlaskan ketaatanmu kepada-Nya. Sebagaimana Dia telah
menciptakan kamu pada permulaan (demikian pulalah kamu akan kembali
kepadaNya)." ( Al A’raaf 29 )
Setiap perintah pasti memiliki sebuah tujuan dan manfaat, pun juga dengan
perintah sholat. Allah menurunkan perintah sholat pasti memiliki suatu tujuan dan
manfaat bagi manusia. Untuk dapat memahaminya, maka harus dipahami secara
utuh perintah tersebut, mulai arti sholat, latar belakang, tujuan sholat, unsur –
unsur dalam sholat. Ketika manusia memahami perintah sholat secara utuh, maka
manusia akan memahami sebuah manfaat atau hikmah dari perintah sholat
tersebut. Hal ini sangat penting, karena dengan memahami hikmah atau manfaat
sholat akan meningkatkan motivasi untuk melaksanakan perintah sholat dan
beribadah dengan sepenuh hati kepada Allah SWT. Karena itu, disini akan dibahas
mengenai hikmah dari sholat itu sendiri.
1.
Pengertian sholat sebagai ibadah kepada Allah SWT
a.
Pengertian sholat
Sholat merupakan suatu bentuk ibadah ritual yang diwajibkan oleh Allah kepada
umat manusia di waktu – waktu yang telah ditetapkan, agar selalu mengingat Allah.
Sebagaimana firman Allah,“ Dan dirikanlah sembahyang itu pada kedua tepi siang
(pagi dan petang) dan pada bahagian permulaan daripada malam. Sesungguhnya
perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan
yang buruk. Itulah peringatan bagi orang-orang yang ingat. “ ( QS : Huud 114 ).
Dimana dengan gerakan – gerakan yang menunjukkan ketertundukkan,
penghambaan kita kepada Allah, dengan mengangkat kedua tangan, ruku’, I’ tidal,
sujud, duduk diantara dua sujud.
b.
Pengertian ibadah
'Ibadat berasal dari kata 'abd, artinya adalah "pelayan" dan “budak". Jadi 'ibadat
berarti "penghambaah" dan "perbudakan". Bila seseorang yang menjadi budak dari
orang lain, melayani tuannya sebagaimana halnya seorang budak, dan bersikap
terhadap orang itu sebagaimana terhadap seorang tuan atau majikan, maka
perbuatan seperti itu disebut penghambaan dan 'ibadat. Sehingga ibadah adalah
menjadikan Allah sebagai tuhan dan manusia sebagai hamba, yang kapanpun,
dimanapun selalu mengabdi kepada Allah sampai ajal menjemput, bukan kepada
yang selainnya. Mengisi kehidupan ini dengan melaksanakan hukum dan aturanaturan Allah dan menjalankan hidup yang sesuai dengan perintah-perintahNya.
Ibadat juga tidak terbatas pada satu bentuk yang khas, dalam setiap perbuatan dan
setiap bentuk pekerjaan di kehidupan kita ketika ditujukan untuk penghambaan diri
kepada Allah, disebut ibadah. Baik dari sisi ritual maupun social kemasyarakatan
kita.
c.
Kesimpulan
Dari pengartian di atas, dapat disimpulkan bahwasannya sholat merupakan salah
satu dari bentuk pengabdian kita kepada Allah, salah satu dari system peribadatan
manusia kepada Allah. Shalat mempersiapkan manusia untuk melaksanakan
'ibadat kepada Allah, yakni penghambaan dan kepatuhan kepada Nya. Sehingga
dalam kehidupannya dapat termotivasi untuk selalu melaksanakan hukum dan
aturan – aturan Allah, dimanapun, kapanpun, dan dimanapun sampai ajal
menjemput.
2.
Latar belakang diturunkannya perintah sholat
Ketika Nabi Muhammad SAW dan pengikut-pengikutnya berdakwah menyampaikan
wahyu Allah kepada masyarakat jahiliyah, banyak mendapatkan tantangan dari
mereka, diantaranya ialah penyerangan konsep, pemberian kedudukan atau materi,
penyiksaan fisik, serta pengkondisian budaya, sistem ekonomi, dan norma
kebebasan. Akibat dari tantangan tersebut banyak umat Islam yang ragu-ragu
kembali terhadap kebenaran ajaran Islam, jiwanya resah, fisiknya menderita
kesakitan bahkan kematian, yang tidak tahan terpaksa memilih kekafiran, inilah
yang dinamakan masalah sosial bagi umat Islam di masa Rasul, apabila tidak
ditangani secara profesional, niscaya umat Islam akan menemui kehancuran.
Ditambah lagi meninggalnya paman Nabi, Ali bin Abu Tholib, sebagai pelindung
nabi dari orang – orang kafir, dan tidak lama kemudian istrinya Khadijah sebagai
tempat curhat dan pemberi motivasi nabi juga meninggal. Sehingga hal ini
membuat nabi semakin sedih dan terpukul, jiwanya mengalami goncangan dahsyat.
Dalam situasi seperti ini Allah memerintahkan kepada umat Islam menegakkan
sholat, menyeru kepada Allah, dengan seruan teratur, sebagaimana terdapat pada
pelaksanaan sholat, Insya Allah dengan sholat masalah umat Islam akan
terpecahkan, mereka akan tetap memiliki kepercayaan terhadap konsep Islam,
jiwanya akan tabah menghadapi berbagai tantangan dan kemenangan.
3.
Tujuan perintah sholat
Sholat diperintahkan dengan tujuan agar manusia selalu ingat kepada Allah,
mengingat akan Dzat Nya, sifat – sifat Nya, kenikmatan dan kebesaran Nya,
ancaman dan siksa Nya, serta ingat akan hokum – hokum dan aturan yang telah
ditetapkan Allah melalui sunnatullah – sunnatullah Nya. Sebagaimana firman Allah,“
Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, maka
sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku “ ( QS. At Thahaa 14 ).
Dengan mengingat Allah, manusia akan selalu ingat akan kedudukannya sebagai
hamba, budak Allah, yang harus selalu melaksanakan perintah dan hokum – hokum
Nya, bagaimana kebesaran Allah dan pengasih dan pemurahnya Dia kepada
manusia. Sehingga mereka akan selalu termotivasi untuk beribadah kepada Allah.
Ketika menghadapi persoalan, manusia akan terbantu untuk menyelesikannya,
sebagaimana firmanNya, “ Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan
shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar “
( QS. Al Baqarah 153 ). Bahkan agar manusia semakin ingat, khusyuk dan
menghayati kehambaannya kepada Allah, Allah menganjurkan sholat pada malam
hari, “ Dan pada sebahagian malam hari bersembahyang tahajudlah kamu sebagai
suatu ibadah tambahan bagimu; mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat kamu ke
tempat yang terpuji “ ( QS.Al Israa’ 79 ).
Sholat juga diperintahkan agar manusia dapat mencegah perbuatan keji dan
munkar, “ Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Quran)
dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatanperbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah
lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa
yang kamu kerjakan “ ( QS.Al Ankabut 45 ). Tujuan ini sangat berhubungan dengan
tujuan mengingat tadi, karena ketika manusia selalu ingat kepada Allah, maka ia
akan takut, malu untuk melakukan perbuatan keji dan munkar, suatu perbuatan
yang tidak mencerminkan kehambaan diri kepada Allah.
4.
Unsur – unsur sholat dan potensinya
Secara umum unsur – unsur sholat terdiri dari : Pra sholat, meliputi : Dilakukan pada
waktu subuh, siang, sore, akhir sore tepatnya waktu matahari terbenam dan isya;
menghadap kiblat; lebih dulu membersihkan sebagian badan (wudhu); dilakukan
dengan penuh kekhusukan; diawali dengan panggilan sholat (azan). Saat sholat,
meliputi : Melakukan gerakan mengangkat tangan, ruku’, sujud, i'tidal, dll ;
melakukan seruan diantaranya ialah memuji Allah, berikrar, berdo’a dan membaca
ayat al-Qur’an. Bentuknya, meliputi : Sholat sendiri dan sholat berjamaah. Jenisnya,
meliputi : Sholat harian, sholat di hari Jum’at, sholat setelah puasa Ramadhan,
sholat di waktu gerhana bulan, dll.
Dari semua unsur diatas, akan dibahas beberapa unsur saja yang dirasa bisa
mewakili semua, dalam membedah potensinya.
a.
Unsur Bacaan
Bacaan sholat yang diawali dengan takbir dan diakhiri dengan salam, kalau ditinjau
maknaya terdiri dari ikrar pemujaan, pengabdian, permohonan. Agar dapat
menghayati dan khusyuk dalam sholat, maka harus memahami dan menghayati
tiap-tiap bacaan yang terdapat pada sholat, karena bacaan pada sholat sebenarnya
merupakan pembicaraan hamba kepada Tuhan, berisi konsekuensi-konsekuensi
yang harus dilakukan dalam kehidupan. Tanpa mengetahui makna bacaan sholat,
dan usaha untuk mengamaliahkan, selamanya orang tersebut tidak akan khusuk
sholatnya, dan jauh dari rahmatnya sholat.
Surat Al Fatihah merupakan bacaan wajib, terdiri dari pernyataan tentang
kebesaran dan kemurahan Allah, pernyataan pengabdian hanya kepada Allah saja
dan permohonan agar diberikan jalan lurus, seperti jalan orang-orang yang telah
diberikan minat, yaitu para nabi atau siddiqin, bukan jalan orang yang dimurkai dan
sesat jalan. Oleh karena itu setelah membaca surat Al Fatihah, diperintahkan
membaca al-Qur’an sesuai dengan masalah yang dibutuhkan, apabila kita
mendapatkan tekanan fisik, hendaknya membaca ayat-ayat al-Qur’an tentang
kisah-kisah ketabahan para rasul, para nabi ketika mereka menerima siksaan,
mereka demikian tabah dan sabar, atau membaca siksaan Allah yang diberikan di
akherat, bila kita menghadapi pengkondisian materi atau wanita. Sebenarnya sholat
merupakan sistem terapi dengan cara menyentuh kesadaran ucapan orang
beriman, agar mereka melaksanakan di luar sholat.
b.
Unsur Waktu
Waktu sholat wajib ditetapkan lima kali dalam sehari yaitu subuh sampai dengan
isya’. Shalat dilakukan diwaktu fajar di saat kita bangun dari tidur sebelum kita
memulai pekerjaan sehari-hari. Kemudian setelah sibuk selama heberapa jam dalam
sesuatu pekerjaan, kembali kita datang ke hadapan Allah pada tengah hari untuk
melakukan shalat lagi. Kira-kira tiga jam kemudian, kembali kita shalat lagi di sore
hari. Setelah beristirahat dan atau bekerja lagi sampai matahari terbenam, sekali
lagi kita shalat kembali. Dan akhirnya, setelah bcbas dari kesibukan dunia, maka
sebelum tidur, Kita menghadap ke hadirat Allah kembali untuk yang terakhir
kalinya. Bila masih merasa kuat, kita mungkin menambah shalat yang terakhir ini
dengan shalat Witr atau Tahajud.
c.
Unsur Menghadap Kiblat
Dalam sholat, semua umat muslim menghadap kiblat, hal ini merupakan sistem
pengajaran atau sarana menciptakan kesamaan dan kesatuan umat Islam di seluruh
dunia. Kesamaan dan kesatuan gerak umat Islam yang bersifat internasional,
merupakan kekuatan baik ditinjau secara kuantitas dan kualitas. Kekuatan tersebut
akan memberikan pemecahan sosial baik internal yang berhubungan dengan
bantuan tenaga, keuangan, ilmu pengetahuan dan teknologi, secara eksternal
dapat membendung kediktatoran orang-orang kafir.
d.
Unsur Berjamaah
Dengan panggilan tersebut, umat Islam akan datang berbondong-bondong sholat
berjama’ah. Sebelum umat Islam menjalankan sholat berjama’ah, terlebih dahulu
diawali dengan panggilan sholat (adzan). Dari panggilan isinya, kita sudah dapat
membaca sasaran yang sebenarnya ditegakkannya sholat, yakni mencapai
kemenangan, dengan kerja kerasnya umat Islam.
Dengan panggilan tersebut, umat Islam bersama – sama menuju ke masjid untuk
sholat, dengan dipimpin oleh seorang pemimpin, imam sholat. Kebersamaan dan
cepatnya berkumpul dalam satu tempat, kepatuhan umat terhadap pimpinan atau
imam, sesungguhnya menunjukkan betapa kuat kekuatan Islam. Kuatnya persatuan
yang dimiliki oleh umat Islam, menghilangkan ikatan suku, ras, dalam satu ikatan
keTuhanan.
5.
Hikmah sholat bagi kehidupan manusia
Sehingga dari keterangan diatas, mulai arti sholat dan hubungannya dengan ibadah
lainnya, latar belakang dan tujuan adanya sholat, sampai unsure – unsure sholat,
dapat kita ambil hikmahnya, antara lain :
a.
Mendekatkan diri dengan Allah SWT
Sholat sebagai ibadah ritual umat Islam, merupakan sarana kita mendekatkan diri
kepada Allah. Karena dengan sholat, kita ingat akan dekatnya Allah kepada kita,
sehingga membuat umat muslim semakin mendekatkan diri kepada Allah. “ Dan
apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah),
bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa
apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala
perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada
dalam kebenaran “ ( QS. Al Baqarah 186 ).
b.
Menjaga kesadaran dan pengendalian diri
Dengan sholat manusia akan selalu ingat kepada Allah, ingat akan dirinya sebagai
hamba yang harus selalu mengabdi kepada Allah. Sehingga mereka akan sadar
akan dirinya dan selalu menjaga dirinya dari hawa nafsu. “ Sesungguhnya Aku ini
adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, maka sembahlah Aku dan
dirikanlah shalat untuk mengingat Aku. “ ( At Thoha 14 )
c.
Motivasi dan terapi psikologis
Dari latar belakang turunnya perintah sholat dan unsur bacaan sholat dari takbir
sampai salam maknaya terdiri dari ikrar pemujaan, pengabdian, permohonan. Ayat
yang dibaca setelah Al fatihah, disesuaikan dengan kebutuhan, sehingga membuat
kita termotivasi. Ketika kita down, dengan sholat membuat kita ingat akan tujuan
kita akan beribadah kepada Allah, hal ini membuat kita akan bangkit lagi dari
keterpurukan.
d.
Memupuk rasa persamaan, persatuan dan persaudaraan
Adanya sholat berjamaah, menunjukkan kesamaan gerak dan koordinasi umat
muslim dalam menjalankan aturan dan perintah Allah SWT. Hal ini membuat
meningkatnya persaudaraan, persatuan dan kebersamaan umat. “ Dan apabila
kamu berada di tengah-tengah mereka (sahabatmu) lalu kamu hendak mendirikan
shalat bersama-sama mereka, maka hendaklah segolongan dari mereka berdiri
(shalat) besertamu dan menyandang senjata, kemudian apabila mereka (yang
shalat besertamu) sujud (telah menyempurnakan serakaat)[344], maka hendaklah
mereka pindah dari belakangmu (untuk menghadapi musuh) dan hendaklah datang
golongan yang kedua yang belum bersembahyang, lalu bersembahyanglah mereka
denganmu[345]], dan hendaklah mereka bersiap siaga dan menyandang senjata.
Orang-orang kafir ingin supaya kamu lengah terhadap senjatamu dan harta
bendamu, lalu mereka menyerbu kamu dengan sekaligus. Dan tidak ada dosa
atasmu meletakkan senjata-senjatamu, jika kamu mendapat sesuatu kesusahan
karena hujan atau karena kamu memang sakit; dan siap siagalah kamu.
Sesungguhnya Allah telah menyediakan azab yang menghinakan bagi orang-orang
kafir itu. “ ( An Nisaa 102 )
e.
Mencegah perbuatan keji dan munkar
Dengan kesadaran akan Allah sebagai Tuhan dan manusia sebagai hamba,
membuat kita selalu menjaga dan mengendalikan diri, sehingga dapat terhindar
dari perbuatan keji dan munkar. Sebagaimana firman Allah, “ Bacalah apa yang
telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Quran) dan dirikanlah shalat.
Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar...
“ ( QS.Al Ankabut 45 ).
f.
Menanamkan disiplin diri terhadap waktu
Allah memerintahkan sholat di waktu – waktu yang telah ditetapkan seperti yang
sekarang dikerjakan. Hal ini membuat umat muslim terlatih akan disiplin waktu
dalam menjalankan perintah, sehingga mereka terbiasa disiplin dalam kehidupan. “
Dan dirikanlah sembahyang itu pada kedua tepi siang (pagi dan petang) dan pada
bahagian permulaan daripada malam. Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang
baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah peringatan
bagi orang-orang yang ingat. “ ( Huud 114 )
g.
Menolong memecahkan masalah
Dari latar belakang dan unsur-unsur sholat mengandung terapi atau pemecahan
masalah sosial bagi umat Islam, pada masing-masing unsur memiliki pemecahan
yang berbeda. Sholat merupakan energi yang mampu memberikan kekuatan bagi
umat Islam dari kelayuan akibat hambatan orang-orang kafir. Sehingga dengan
kebersamaan dan bengkitnya motivasi, membuat umat muslim dapat dorongan
dalam memecahkan masalahnya.
VIII.
Referensi
1.
Abu A’la Maududi. Dasar – dasar Islam. Islamic Publication Limited: Pakistan,
1975.
2.
Al-Dihlawi, Syah Waliyullah, artikel dalam Ensyclopedia of Islam ( edisi baru )
oleh A.S. Bazmee Anshari.
3.
‘Ali, A. Yusuf, The Holy Qur’an, 1934, 1959.
4.
Fazlur Rahman. Prophecy in Islam. London, 1958 ( rujukan kepada Al-Ghazali,
Ma’arij al-Quds )
5.
Dja’far Ibnu Santa, Karnady Bolong. Islam Multi Dimensional. Yogyakarta.
1986.
6.
Departemen Agama RI. Al Qur’an dan Terjemahnya. Jakarta. 1985.
7.
Husain Bahrasy. Himpunan Hadist Bukhori Muslim. Surabaya. 1980.
8.
Sulaiman Mara’i. Imam Muslim, Sholeh Muslim II. Singapura. 1979.
Pengantar
Sholat merupakan salah satu bentuk pengabdian manusia kepada Allah SWT yang
wajib dilakukan, sebagaimana ayat berikut ini :
Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah di waktu berdiri,
di waktu duduk dan di waktu berbaring. Kemudian apabila kamu telah merasa
aman, maka dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu
adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman. ( An
Nisaa’ 103 )
Katakanlah: "Tuhanku menyuruh menjalankan keadilan." Dan (katakanlah):
"Luruskanlah muka (diri)mu[533] di setiap sembahyang dan sembahlah Allah
dengan mengikhlaskan ketaatanmu kepada-Nya. Sebagaimana Dia telah
menciptakan kamu pada permulaan (demikian pulalah kamu akan kembali
kepadaNya)." ( Al A’raaf 29 )
Setiap perintah pasti memiliki sebuah tujuan dan manfaat, pun juga dengan
perintah sholat. Allah menurunkan perintah sholat pasti memiliki suatu tujuan dan
manfaat bagi manusia. Untuk dapat memahaminya, maka harus dipahami secara
utuh perintah tersebut, mulai arti sholat, latar belakang, tujuan sholat, unsur –
unsur dalam sholat. Ketika manusia memahami perintah sholat secara utuh, maka
manusia akan memahami sebuah manfaat atau hikmah dari perintah sholat
tersebut. Hal ini sangat penting, karena dengan memahami hikmah atau manfaat
sholat akan meningkatkan motivasi untuk melaksanakan perintah sholat dan
beribadah dengan sepenuh hati kepada Allah SWT. Karena itu, disini akan dibahas
mengenai hikmah dari sholat itu sendiri.
1.
Pengertian sholat sebagai ibadah kepada Allah SWT
a.
Pengertian sholat
Sholat merupakan suatu bentuk ibadah ritual yang diwajibkan oleh Allah kepada
umat manusia di waktu – waktu yang telah ditetapkan, agar selalu mengingat Allah.
Sebagaimana firman Allah,“ Dan dirikanlah sembahyang itu pada kedua tepi siang
(pagi dan petang) dan pada bahagian permulaan daripada malam. Sesungguhnya
perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan
yang buruk. Itulah peringatan bagi orang-orang yang ingat. “ ( QS : Huud 114 ).
Dimana dengan gerakan – gerakan yang menunjukkan ketertundukkan,
penghambaan kita kepada Allah, dengan mengangkat kedua tangan, ruku’, I’ tidal,
sujud, duduk diantara dua sujud.
b.
Pengertian ibadah
'Ibadat berasal dari kata 'abd, artinya adalah "pelayan" dan “budak". Jadi 'ibadat
berarti "penghambaah" dan "perbudakan". Bila seseorang yang menjadi budak dari
orang lain, melayani tuannya sebagaimana halnya seorang budak, dan bersikap
terhadap orang itu sebagaimana terhadap seorang tuan atau majikan, maka
perbuatan seperti itu disebut penghambaan dan 'ibadat. Sehingga ibadah adalah
menjadikan Allah sebagai tuhan dan manusia sebagai hamba, yang kapanpun,
dimanapun selalu mengabdi kepada Allah sampai ajal menjemput, bukan kepada
yang selainnya. Mengisi kehidupan ini dengan melaksanakan hukum dan aturanaturan Allah dan menjalankan hidup yang sesuai dengan perintah-perintahNya.
Ibadat juga tidak terbatas pada satu bentuk yang khas, dalam setiap perbuatan dan
setiap bentuk pekerjaan di kehidupan kita ketika ditujukan untuk penghambaan diri
kepada Allah, disebut ibadah. Baik dari sisi ritual maupun social kemasyarakatan
kita.
c.
Kesimpulan
Dari pengartian di atas, dapat disimpulkan bahwasannya sholat merupakan salah
satu dari bentuk pengabdian kita kepada Allah, salah satu dari system peribadatan
manusia kepada Allah. Shalat mempersiapkan manusia untuk melaksanakan
'ibadat kepada Allah, yakni penghambaan dan kepatuhan kepada Nya. Sehingga
dalam kehidupannya dapat termotivasi untuk selalu melaksanakan hukum dan
aturan – aturan Allah, dimanapun, kapanpun, dan dimanapun sampai ajal
menjemput.
2.
Latar belakang diturunkannya perintah sholat
Ketika Nabi Muhammad SAW dan pengikut-pengikutnya berdakwah menyampaikan
wahyu Allah kepada masyarakat jahiliyah, banyak mendapatkan tantangan dari
mereka, diantaranya ialah penyerangan konsep, pemberian kedudukan atau materi,
penyiksaan fisik, serta pengkondisian budaya, sistem ekonomi, dan norma
kebebasan. Akibat dari tantangan tersebut banyak umat Islam yang ragu-ragu
kembali terhadap kebenaran ajaran Islam, jiwanya resah, fisiknya menderita
kesakitan bahkan kematian, yang tidak tahan terpaksa memilih kekafiran, inilah
yang dinamakan masalah sosial bagi umat Islam di masa Rasul, apabila tidak
ditangani secara profesional, niscaya umat Islam akan menemui kehancuran.
Ditambah lagi meninggalnya paman Nabi, Ali bin Abu Tholib, sebagai pelindung
nabi dari orang – orang kafir, dan tidak lama kemudian istrinya Khadijah sebagai
tempat curhat dan pemberi motivasi nabi juga meninggal. Sehingga hal ini
membuat nabi semakin sedih dan terpukul, jiwanya mengalami goncangan dahsyat.
Dalam situasi seperti ini Allah memerintahkan kepada umat Islam menegakkan
sholat, menyeru kepada Allah, dengan seruan teratur, sebagaimana terdapat pada
pelaksanaan sholat, Insya Allah dengan sholat masalah umat Islam akan
terpecahkan, mereka akan tetap memiliki kepercayaan terhadap konsep Islam,
jiwanya akan tabah menghadapi berbagai tantangan dan kemenangan.
3.
Tujuan perintah sholat
Sholat diperintahkan dengan tujuan agar manusia selalu ingat kepada Allah,
mengingat akan Dzat Nya, sifat – sifat Nya, kenikmatan dan kebesaran Nya,
ancaman dan siksa Nya, serta ingat akan hokum – hokum dan aturan yang telah
ditetapkan Allah melalui sunnatullah – sunnatullah Nya. Sebagaimana firman Allah,“
Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, maka
sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku “ ( QS. At Thahaa 14 ).
Dengan mengingat Allah, manusia akan selalu ingat akan kedudukannya sebagai
hamba, budak Allah, yang harus selalu melaksanakan perintah dan hokum – hokum
Nya, bagaimana kebesaran Allah dan pengasih dan pemurahnya Dia kepada
manusia. Sehingga mereka akan selalu termotivasi untuk beribadah kepada Allah.
Ketika menghadapi persoalan, manusia akan terbantu untuk menyelesikannya,
sebagaimana firmanNya, “ Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan
shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar “
( QS. Al Baqarah 153 ). Bahkan agar manusia semakin ingat, khusyuk dan
menghayati kehambaannya kepada Allah, Allah menganjurkan sholat pada malam
hari, “ Dan pada sebahagian malam hari bersembahyang tahajudlah kamu sebagai
suatu ibadah tambahan bagimu; mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat kamu ke
tempat yang terpuji “ ( QS.Al Israa’ 79 ).
Sholat juga diperintahkan agar manusia dapat mencegah perbuatan keji dan
munkar, “ Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Quran)
dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatanperbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah
lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa
yang kamu kerjakan “ ( QS.Al Ankabut 45 ). Tujuan ini sangat berhubungan dengan
tujuan mengingat tadi, karena ketika manusia selalu ingat kepada Allah, maka ia
akan takut, malu untuk melakukan perbuatan keji dan munkar, suatu perbuatan
yang tidak mencerminkan kehambaan diri kepada Allah.
4.
Unsur – unsur sholat dan potensinya
Secara umum unsur – unsur sholat terdiri dari : Pra sholat, meliputi : Dilakukan pada
waktu subuh, siang, sore, akhir sore tepatnya waktu matahari terbenam dan isya;
menghadap kiblat; lebih dulu membersihkan sebagian badan (wudhu); dilakukan
dengan penuh kekhusukan; diawali dengan panggilan sholat (azan). Saat sholat,
meliputi : Melakukan gerakan mengangkat tangan, ruku’, sujud, i'tidal, dll ;
melakukan seruan diantaranya ialah memuji Allah, berikrar, berdo’a dan membaca
ayat al-Qur’an. Bentuknya, meliputi : Sholat sendiri dan sholat berjamaah. Jenisnya,
meliputi : Sholat harian, sholat di hari Jum’at, sholat setelah puasa Ramadhan,
sholat di waktu gerhana bulan, dll.
Dari semua unsur diatas, akan dibahas beberapa unsur saja yang dirasa bisa
mewakili semua, dalam membedah potensinya.
a.
Unsur Bacaan
Bacaan sholat yang diawali dengan takbir dan diakhiri dengan salam, kalau ditinjau
maknaya terdiri dari ikrar pemujaan, pengabdian, permohonan. Agar dapat
menghayati dan khusyuk dalam sholat, maka harus memahami dan menghayati
tiap-tiap bacaan yang terdapat pada sholat, karena bacaan pada sholat sebenarnya
merupakan pembicaraan hamba kepada Tuhan, berisi konsekuensi-konsekuensi
yang harus dilakukan dalam kehidupan. Tanpa mengetahui makna bacaan sholat,
dan usaha untuk mengamaliahkan, selamanya orang tersebut tidak akan khusuk
sholatnya, dan jauh dari rahmatnya sholat.
Surat Al Fatihah merupakan bacaan wajib, terdiri dari pernyataan tentang
kebesaran dan kemurahan Allah, pernyataan pengabdian hanya kepada Allah saja
dan permohonan agar diberikan jalan lurus, seperti jalan orang-orang yang telah
diberikan minat, yaitu para nabi atau siddiqin, bukan jalan orang yang dimurkai dan
sesat jalan. Oleh karena itu setelah membaca surat Al Fatihah, diperintahkan
membaca al-Qur’an sesuai dengan masalah yang dibutuhkan, apabila kita
mendapatkan tekanan fisik, hendaknya membaca ayat-ayat al-Qur’an tentang
kisah-kisah ketabahan para rasul, para nabi ketika mereka menerima siksaan,
mereka demikian tabah dan sabar, atau membaca siksaan Allah yang diberikan di
akherat, bila kita menghadapi pengkondisian materi atau wanita. Sebenarnya sholat
merupakan sistem terapi dengan cara menyentuh kesadaran ucapan orang
beriman, agar mereka melaksanakan di luar sholat.
b.
Unsur Waktu
Waktu sholat wajib ditetapkan lima kali dalam sehari yaitu subuh sampai dengan
isya’. Shalat dilakukan diwaktu fajar di saat kita bangun dari tidur sebelum kita
memulai pekerjaan sehari-hari. Kemudian setelah sibuk selama heberapa jam dalam
sesuatu pekerjaan, kembali kita datang ke hadapan Allah pada tengah hari untuk
melakukan shalat lagi. Kira-kira tiga jam kemudian, kembali kita shalat lagi di sore
hari. Setelah beristirahat dan atau bekerja lagi sampai matahari terbenam, sekali
lagi kita shalat kembali. Dan akhirnya, setelah bcbas dari kesibukan dunia, maka
sebelum tidur, Kita menghadap ke hadirat Allah kembali untuk yang terakhir
kalinya. Bila masih merasa kuat, kita mungkin menambah shalat yang terakhir ini
dengan shalat Witr atau Tahajud.
c.
Unsur Menghadap Kiblat
Dalam sholat, semua umat muslim menghadap kiblat, hal ini merupakan sistem
pengajaran atau sarana menciptakan kesamaan dan kesatuan umat Islam di seluruh
dunia. Kesamaan dan kesatuan gerak umat Islam yang bersifat internasional,
merupakan kekuatan baik ditinjau secara kuantitas dan kualitas. Kekuatan tersebut
akan memberikan pemecahan sosial baik internal yang berhubungan dengan
bantuan tenaga, keuangan, ilmu pengetahuan dan teknologi, secara eksternal
dapat membendung kediktatoran orang-orang kafir.
d.
Unsur Berjamaah
Dengan panggilan tersebut, umat Islam akan datang berbondong-bondong sholat
berjama’ah. Sebelum umat Islam menjalankan sholat berjama’ah, terlebih dahulu
diawali dengan panggilan sholat (adzan). Dari panggilan isinya, kita sudah dapat
membaca sasaran yang sebenarnya ditegakkannya sholat, yakni mencapai
kemenangan, dengan kerja kerasnya umat Islam.
Dengan panggilan tersebut, umat Islam bersama – sama menuju ke masjid untuk
sholat, dengan dipimpin oleh seorang pemimpin, imam sholat. Kebersamaan dan
cepatnya berkumpul dalam satu tempat, kepatuhan umat terhadap pimpinan atau
imam, sesungguhnya menunjukkan betapa kuat kekuatan Islam. Kuatnya persatuan
yang dimiliki oleh umat Islam, menghilangkan ikatan suku, ras, dalam satu ikatan
keTuhanan.
5.
Hikmah sholat bagi kehidupan manusia
Sehingga dari keterangan diatas, mulai arti sholat dan hubungannya dengan ibadah
lainnya, latar belakang dan tujuan adanya sholat, sampai unsure – unsure sholat,
dapat kita ambil hikmahnya, antara lain :
a.
Mendekatkan diri dengan Allah SWT
Sholat sebagai ibadah ritual umat Islam, merupakan sarana kita mendekatkan diri
kepada Allah. Karena dengan sholat, kita ingat akan dekatnya Allah kepada kita,
sehingga membuat umat muslim semakin mendekatkan diri kepada Allah. “ Dan
apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah),
bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa
apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala
perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada
dalam kebenaran “ ( QS. Al Baqarah 186 ).
b.
Menjaga kesadaran dan pengendalian diri
Dengan sholat manusia akan selalu ingat kepada Allah, ingat akan dirinya sebagai
hamba yang harus selalu mengabdi kepada Allah. Sehingga mereka akan sadar
akan dirinya dan selalu menjaga dirinya dari hawa nafsu. “ Sesungguhnya Aku ini
adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, maka sembahlah Aku dan
dirikanlah shalat untuk mengingat Aku. “ ( At Thoha 14 )
c.
Motivasi dan terapi psikologis
Dari latar belakang turunnya perintah sholat dan unsur bacaan sholat dari takbir
sampai salam maknaya terdiri dari ikrar pemujaan, pengabdian, permohonan. Ayat
yang dibaca setelah Al fatihah, disesuaikan dengan kebutuhan, sehingga membuat
kita termotivasi. Ketika kita down, dengan sholat membuat kita ingat akan tujuan
kita akan beribadah kepada Allah, hal ini membuat kita akan bangkit lagi dari
keterpurukan.
d.
Memupuk rasa persamaan, persatuan dan persaudaraan
Adanya sholat berjamaah, menunjukkan kesamaan gerak dan koordinasi umat
muslim dalam menjalankan aturan dan perintah Allah SWT. Hal ini membuat
meningkatnya persaudaraan, persatuan dan kebersamaan umat. “ Dan apabila
kamu berada di tengah-tengah mereka (sahabatmu) lalu kamu hendak mendirikan
shalat bersama-sama mereka, maka hendaklah segolongan dari mereka berdiri
(shalat) besertamu dan menyandang senjata, kemudian apabila mereka (yang
shalat besertamu) sujud (telah menyempurnakan serakaat)[344], maka hendaklah
mereka pindah dari belakangmu (untuk menghadapi musuh) dan hendaklah datang
golongan yang kedua yang belum bersembahyang, lalu bersembahyanglah mereka
denganmu[345]], dan hendaklah mereka bersiap siaga dan menyandang senjata.
Orang-orang kafir ingin supaya kamu lengah terhadap senjatamu dan harta
bendamu, lalu mereka menyerbu kamu dengan sekaligus. Dan tidak ada dosa
atasmu meletakkan senjata-senjatamu, jika kamu mendapat sesuatu kesusahan
karena hujan atau karena kamu memang sakit; dan siap siagalah kamu.
Sesungguhnya Allah telah menyediakan azab yang menghinakan bagi orang-orang
kafir itu. “ ( An Nisaa 102 )
e.
Mencegah perbuatan keji dan munkar
Dengan kesadaran akan Allah sebagai Tuhan dan manusia sebagai hamba,
membuat kita selalu menjaga dan mengendalikan diri, sehingga dapat terhindar
dari perbuatan keji dan munkar. Sebagaimana firman Allah, “ Bacalah apa yang
telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Quran) dan dirikanlah shalat.
Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar...
“ ( QS.Al Ankabut 45 ).
f.
Menanamkan disiplin diri terhadap waktu
Allah memerintahkan sholat di waktu – waktu yang telah ditetapkan seperti yang
sekarang dikerjakan. Hal ini membuat umat muslim terlatih akan disiplin waktu
dalam menjalankan perintah, sehingga mereka terbiasa disiplin dalam kehidupan. “
Dan dirikanlah sembahyang itu pada kedua tepi siang (pagi dan petang) dan pada
bahagian permulaan daripada malam. Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang
baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah peringatan
bagi orang-orang yang ingat. “ ( Huud 114 )
g.
Menolong memecahkan masalah
Dari latar belakang dan unsur-unsur sholat mengandung terapi atau pemecahan
masalah sosial bagi umat Islam, pada masing-masing unsur memiliki pemecahan
yang berbeda. Sholat merupakan energi yang mampu memberikan kekuatan bagi
umat Islam dari kelayuan akibat hambatan orang-orang kafir. Sehingga dengan
kebersamaan dan bengkitnya motivasi, membuat umat muslim dapat dorongan
dalam memecahkan masalahnya.
VIII.
Referensi
1.
Abu A’la Maududi. Dasar – dasar Islam. Islamic Publication Limited: Pakistan,
1975.
2.
Al-Dihlawi, Syah Waliyullah, artikel dalam Ensyclopedia of Islam ( edisi baru )
oleh A.S. Bazmee Anshari.
3.
‘Ali, A. Yusuf, The Holy Qur’an, 1934, 1959.
4.
Fazlur Rahman. Prophecy in Islam. London, 1958 ( rujukan kepada Al-Ghazali,
Ma’arij al-Quds )
5.
Dja’far Ibnu Santa, Karnady Bolong. Islam Multi Dimensional. Yogyakarta.
1986.
6.
Departemen Agama RI. Al Qur’an dan Terjemahnya. Jakarta. 1985.
7.
Husain Bahrasy. Himpunan Hadist Bukhori Muslim. Surabaya. 1980.
8.
Sulaiman Mara’i. Imam Muslim, Sholeh Muslim II. Singapura. 1979.