Buku 1 Pedoman Penetapan Peserta thn 2010 (Edisi Revisi Februari)

EDISI REVISI

SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN TAHUN 2010

BUKU 1 PEDOMAN PENETAPAN PESERTA DIREKTORAT JENDERAL PENINGKATAN MUTU PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL

SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN TAHUN 2010

Buku 1 Pedoman Penetapan Peserta Buku 2 Petunjuk Teknis Pelaksanaan Sertifikasi Guru Buku 3 Pedoman Penyusunan Portofolio Buku 4 Rambu ‐Rambu Pelaksanaan Pendidikan dan

Latihan Profesi Guru (PLPG)

Pedoman Penetapan Peserta Sertifikasi Guru 2010 i

Tim Penyusun

Drs. Achmad Dasuki, MM, M.Pd. (Direktur Profesi Pendidik)

KATA PENGANTAR

Drs.

E. Nurzaman A.M, M.Si., MM. (Kasubdit Program)

Dr. Suparno, M.Pd. (Kasubdit Pendidikan Dasar dan Luar Biasa) Dra. Dian Mahsunah, M.Pd. (Kasubdit Penghargaan dan Perlindungan)

Pelaksanaan Sertifikasi Guru merupakan salah satu implementasi dari Dra. Maria Widiani, MA. (Kasubdit Pendidikan Menengah)

Undang ‐Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Agar Dra. Santi Ambarrukmi, M.Ed. (Kasi Evaluasi dan Pelaporan)

sertifikasi guru dapat direalisasikan dengan baik perlu pemahaman Suharno M. Sajim, SE., M.Si. (Kasi Perencanaan)

bersama antara berbagai unsur yang terlibat, baik di pusat maupun di daerah. Salah satu bagian penting dalam sertifikasi guru adalah proses Kontributor rekrutmen dan penetapan calon pesertanya. Untuk itu diperlukan sebuah

Prof. Dr. Muchlas Samani, M.Pd. (Direktur Ketenagaan Ditjen Dikti) pedoman yang dapat menjadi acuan bagi dinas pendidikan provinsi, dinas Prof. Dr. Amat Mukhadis, M.Pd. (Univ. Neg. Malang)

pendidikan kabupaten/kota, Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan Dr. Ismet Basuki, M.Pd. (Univ. Neg. Surabaya)

(LPMP), kepala sekolah, guru, guru yang diangkat dalam jabatan Dr. Badrun Karto Wagiran, M.Pd. (Univ. Neg. Yoyakarta)

pengawas, dan unsur lain yang terkait dalam sertifikasi guru dalam jabatan Drs. Suyud, M.Pd. (Univ. Neg. Yogyakarta)

tahun 2010.

Prof. Dr. Yatim Riyanto (Univ. Neg. Surabaya) Dr. Adi Rahmat, M.Si. (Univ. Pendidikan Indonesia)

Buku ini merupakan edisi revisi dari buku 1 Pedoman Penetapan Peserta Drs. Arief Antono. (Direktorat Ketenagaan Ditjen Dikti)

yang pernah terbit pada bulan November 2009 yang lalu. Dra. Rahayu Retno Sunarni, M.Pd. (Direktorat Ketenagaan Ditjen Dikti)

Terimakasih kepada Tim Sertifikasi Guru Direktorat Jenderal Peningkatan

Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan (Ditjen PMPTK) dan Direktorat

Copyright © 2010, Kementerian Pendidikan Nasional

Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) serta pihak lain yang telah

Hak cipta dilindungi undang‐undang

berpartisipasi dalam penyusunan pedoman penetapan peserta dan pelaksanaan sertifikasi guru ini.

Dilarang mengcopy sebagian atau keseluruhan isi buku ini untuk kepentingan komersial tanpa izin tertulis dari Kementerian Pendidikan

Nasional. Jakarta, Januari 2010 Direktur Jenderal PMPTK,

ISBN : 978‐979‐25‐4931‐7

Dr. Baedhowi NIP. 19490828 197903 1001

ii Pedoman Penetapan Peserta Sertifikasi Guru 2010 Pedoman Penetapan Peserta Sertifikasi Guru 2010 iii

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR

iii

DAFTAR ISI

DAFTAR GAMBAR DAN LAMPIRAN

vii

BAB

I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Dasar Hukum

C. Tujuan

D. Sasaran

E. Ruang Lingkup Pedoman

BAB

II POLA SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN

A. Alur Sertifikasi Guru Dalam Jabatan

B. Prinsip Sertifikasi Guru

BAB

III PESERTA SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN

A. Sasaran

B. Pembagian Kuota

C. Persyaratan Peserta

D. Penetapan Peserta

E. Penetapan Pilihan Bidang Studi

BAB

IV PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR (POS)

A. Pendaftaran Peserta (Format A1)

B. Nomor Peserta Sertifikasi Guru

C. Alur Registrasi Data Peserta

D. Aplikasi Pengolahan Data Peserta

E. Mekanisme Kerja

iv Pedoman Penetapan Peserta Sertifikasi Guru 2010 Pedoman Penetapan Peserta Sertifikasi Guru 2010 v

BAB

V PENGENDALIAN PROGRAM

A. Ruang Lingkup Pengendalian

39 DAFTAR GAMBAR DAN LAMPIRAN

B. Pemantauan Program

C. Pelanggaran dan Sangsi

Halaman

D. Unit Pelayanan Masyarakat

6 LAMPIRAN ‐LAMPIRAN

Gambar 1 Alur Sertifikasi bagi Guru dalam Jabatan

45 Gambar 2 Nomor Peserta Sertifikasi Guru

25 Gambar 3 Alur Registrasi Dan Pendataan Peserta

Gambar 4 Mekanisme Kerja Penetapan Peserta

Lampiran 1 Kuota Provinsi Tahun 2010

47 Lampiran 2 Format Penetapan Kuota Kabupaten/Kota

Tahun 2010 Lampiran 3 Format Lampiran SK Penetapan Peserta

49 Sertifikasi Guru Tahun 2010 (Daftar Nama Peserta Sertifikasi Guru Tahun 2010)

Lampiran 4 Contoh Daftar Urut Guru Berdasarkan

Prioritas Lampiran 5 Format A1.1 Formulir Pendaftaran Peserta

52 Sertifikasi Guru Tahun 2010 untuk Guru

Format A1.2 Formulir Pendaftaran Peserta Sertifikasi Guru Tahun 2010 untuk Pengawas

Lampiran 6 Kode Provinsi dan Kabupaten/Kota

60 Lampiran 7 Kode Bidang Studi/Mata Pelajaran

Lampiran 8 Alamat LPMP

Lampiran 9 Daftar Daerah Perbatasan

vi Pedoman Penetapan Peserta Sertifikasi Guru 2010 Pedoman Penetapan Peserta Sertifikasi Guru 2010 vii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Undang ‐Undang Nomor 14 tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen menyatakan bahwa guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Guru profesional harus memiliki kualifikasi akademik minimum sarjana (S‐1) atau diploma empat (D‐IV), menguasai kompetensi (pedagogik, profesional, sosial dan kepribadian), memiliki sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

Guru mempunyai kedudukan sebagai tenaga profesional pada jenjang pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal yang diangkat sesuai dengan peraturan perundang‐undangan. Pengakuan kedudukan guru sebagai tenaga profesional tersebut dibuktikan dengan sertifikat pendidik. Lebih lanjut Undang‐Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru tersebut mendefinisikan bahwa profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi.

Diharapkan agar guru sebagai tenaga profesional dapat berfungsi untuk meningkatkan martabat dan peran guru sebagai agen pembelajaran dan berfungsi untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional. Dengan terlaksananya sertifikasi guru, diharapkan akan berdampak pada meningkatnya mutu pembelajaran dan mutu pendidikan secara berkelanjutan.

viii Pedoman Penetapan Peserta Sertifikasi Guru 2010 Pedoman Penetapan Peserta Sertifikasi Guru 2010 1

Pelaksanaan sertifikasi guru dimulai pada tahun 2007 setelah

5. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 diterbitkannya Peraturan Mendiknas Nomor 18 Tahun 2007 tentang

tentang Standar Kualifikasi dan Kompetensi Guru. Setifikasi bagi Guru dalam Jabatan. Tahun 2010 ini merupakan tahun keempat pelaksanaan sertifikasi guru dalam jabatan. Landasan yang

6. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 10 Tahun 2009 tentang Sertifikasi bagi Guru dalam Jabatan.

digunakan sebagai dasar penyelenggaraan sertifikasi guru tahun 2010 adalah Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru.

7. Keputusan Mendiknas Nomor 022/P/2009 tentang Penetapan Oleh karena itu, ada beberapa perubahan mendasar dalam proses

Perguruan Tinggi Penyelenggara Sertifikasi Guru Dalam Jabatan. penetapan peserta sertifikasi guru tahun 2010. Jumlah sasaran peserta sertifikasi guru setiap tahunnya ditentukan oleh Pemerintah dalam hal

C. Tujuan

ini Kementerian Pendidikan Nasional. Pedoman penetapan peserta sertifikasi guru dalam jabatan ini Tahapan pelaksanaan sertifikasi guru dimulai dengan pembentukan

mempunyai tujuan sebagai berikut.

panitia pelaksanaan sertifikasi guru di tingkat provinsi dan

1. Sebagai bahan acuan bagi pihak terkait dalam melakukan proses kabupaten/kota, pemberian kuota kepada dinas pendidikan provinsi

penetapan peserta sertifikasi guru secara transparan dan dapat dan kabupaten/kota, dan penetapan peserta oleh dinas pendidikan

dipertanggungjawabkan.

provinsi dan kabupaten/kota. Agar seluruh instansi yaitu dinas pendidikan provinsi dan kabupaten/kota, LPMP dan unsur terkait

2. Memberikan informasi kepada masyarakat luas agar dapat pelaksanaan penetapan peserta sertifikasi guru di

dengan pelaksanaan sertifikasi guru mempunyai pemahaman yang

memantau

wilayahnya.

sama maka perlu disusun Pedoman Penetapan Peserta Sertifikasi Guru

tentang kriteria dan proses penetapan peserta sertifikasi guru,

D. Sasaran

Dalam Jabatan. Sasaran Pedoman Penetapan Peserta Sertifikasi guru ini adalah pihak

B. Dasar Hukum

yang terkait dengan pelaksanaan sertifikasi guru dalam jabatan, yaitu: hukum yang digunakan sebagai acuan pelaksanaan sertifikasi

Dasar 1 1. Perguruan Tinggi Penyelenggara Sertifikasi Guru ; guru dalam jabatan adalah sebagai berikut.

2. Dinas Pendidikan Provinsi;

3. Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota;

1. Undang‐Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional. 4. Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan;

5. Pengawas Sekolah;

2. Undang‐Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.

6. Kepala Sekolah;

3. Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar

7. Guru; dan

Nasional Pendidikan.

8. Masyarakat.

4. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 Tentang Guru

1 Untuk selanjutnya dalam buku ini Perguruan Tinggi Penyelenggara Sertifikasi Guru disebut LPTK

Penyelenggara Sertifikasi Guru atau LPTK

2 Pedoman Penetapan Peserta Sertifikasi Guru 2010 Pedoman Penetapan Peserta Sertifikasi Guru 2010 3

E. Ruang Lingkup Pedoman

BAB II

Pedoman ini memberikan informasi kepada semua pihak yang terkait

POLA SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN

dengan pelaksanaan sertifikasi guru tentang beberapa hal sebagai

berikut:

A. Alur Sertifikasi Guru Dalam Jabatan

1. jumlah sasaran nasional;

2. perhitungan kuota peserta; Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang

3. persyaratan peserta; Guru Pasal 65 huruf b dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor

10 Tahun 2009 tentang Sertifikasi Guru Dalam Jabatan,

4. proses penetapan peserta sertifikasi guru;

5. mekanisme pendaftaran peserta; sertifikasi bagi guru dalam jabatan untuk memperoleh sertifikat

6. prosedur operasional standar; dan pendidik dilaksanakan melalui pola: (1) uji kompetensi dalam bentuk penilaian portofolio, dan (2) pemberian sertifikat pendidik secara

7. jadwal pelaksanaan.

langsung. Penilaian portofolio dilakukan melalui penilaian terhadap kumpulan

dokumen yang mencerminkan kompetensi guru. Komponen penilaian portofolio mencakup: (1) kualifikasi akademik, (2) pendidikan dan pelatihan, (3) pengalaman mengajar, (4) perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, (5) penilaian dari atasan dan pengawas, (6) prestasi akademik, (7) karya pengembangan profesi, (8) keikutsertaan dalam forum ilmiah, (9) pengalaman organisasi di bidang kependidikan dan sosial, dan (10) penghargaan yang relevan dengan bidang pendidikan. Pemberian sertifikat pendidik secara langsung dilakukan melalui verifikasi dokumen.

Penilaian portofolio dan pemberian sertifikat pendidik secara langsung kepada peserta sertifikasi guru dilakukan oleh Rayon LPTK Penyelenggara Sertifikasi Guru yang terdiri dari LPTK Induk dan LPTK Mitra dikoordinasikan oleh Konsorsium Sertifikasi Guru (KSG). Secara umum, alur pelaksanaan Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Tahun 2010 disajikan pada Gambar 1.

4 Pedoman Penetapan Peserta Sertifikasi Guru 2010 Pedoman Penetapan Peserta Sertifikasi Guru 2010 5 4 Pedoman Penetapan Peserta Sertifikasi Guru 2010 Pedoman Penetapan Peserta Sertifikasi Guru 2010 5

mengacu pada rubrik penilaian portofolio (Buku 3).

d. Apabila hasil penilaian portofolio peserta sertifikasi guru dapat mencapai angka minimal kelulusan dan memenuhi

persyaratan kelulusan, maka dinyatakan lulus dan memperoleh sertifikat pendidik.

e. Apabila skor hasil penilaian portofolio telah dapat mencapai angka minimal kelulusan dan memenuhi persyaratan

kelulusan, namun secara administrasi masih ada kekurangan maka peserta harus melengkapi kekurangan tersebut

(melengkapi administrasi atau MA 6 ).

f. Apabila hasil penilaian portofolio peserta sertifikasi guru belum mencapai angka minimal kelulusan, maka Rayon LPTK menetapkan alternatif sebagai berikut.

Gambar

1: Alur Sertifikasi bagi Guru dalam Jabatan

1) Melakukan kegiatan yang berkaitan dengan profesi pendidik untuk melengkapi kekurangan portofolio (misal

Penjelasan alur sertifikasi guru dalam jabatan sebagaimana gambar di melengkapi substansi atau MS bagi peserta yang atas sebagai berikut.

memperoleh skor 841 s/d 849). Apabila dalam kurun waktu tertentu yang ditetapkan Rayon LPTK peserta tidak

Uji Kompetensi dalam Bentuk Penilaian Portofolio 2 mampu melengkapi akan diikutsertakan dalam

a. Guru dalam jabatan peserta sertifikasi guru 3 yang memenuhi Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG).

persyaratan, menyusun portofolio 4 dengan mengacu

Pedoman Penyusunan Portofolio (Buku 3).

2) Mengikuti PLPG yang mencakup empat kompetensi guru dan diakhiri dengan uji kompetensi. Penyelenggaraan

b. Portofolio yang telah disusun kemudian diserahkan kepada PLPG dilakukan berdasarkan proses baku sebagaimana dinas pendidikan kabupaten/kota atau dinas pendidikan

tertuang dalam Rambu‐Rambu Pelaksanaan Pendidikan provinsi (peserta guru SLB) untuk diteruskan kepada Rayon

dan Latihan Profesi Guru (Buku 5 dan Suplemen Buku 5). LPTK Penyelenggara Sertifikasi Guru untuk dinilai.

Peserta yang lulus uji kompetensi memperoleh Sertifikat Pendidik. Jika peserta belum lulus, diberi kesempatan

3 Untuk menyederhanakan terminologi, selanjutnya dalam buku ini disebut penilaian portofolio. Guru yang bertugas sebagai guru kelas, guru mata pelajaran, guru bimbingan dan konseling atau

4 konselor, dan guru yang diangkat dalam jabatan pengawas satuan pendidikan. 6 Portofolio adalah bukti fisik (dokumen) yang menggambarkan pengalaman berkarya/prestasi Asesor memperoleh penugasan dari Rayon LPTK Penyelenggara. Misalnya ijazah belum dilegalisasi, pernyataan peserta pada portofolio sudah ditandatangani yang dicapai selama menjalankan tugas profesi sebagai guru dalam interval waktu tertentu.

tanpa dibubuhi materai, dan sebagainya.

6 Pedoman Penetapan Peserta Sertifikasi Guru 2010 Pedoman Penetapan Peserta Sertifikasi Guru 2010 7 6 Pedoman Penetapan Peserta Sertifikasi Guru 2010 Pedoman Penetapan Peserta Sertifikasi Guru 2010 7

B. Prinsip Sertifikasi Guru

Peserta yang tidak lulus pada ujian ulang kedua

1. Dilaksanakan secara objektif, transparan, dan akuntabel

dikembalikan ke dinas pendidikan kabupaten/kota atau dinas pendidikan provinsi untuk dilakukan Objektif yaitu mengacu kepada proses perolehan sertifikat pembinaan/peningkatan kompetensi.

pendidik yang impartial, tidak diskriminatif, dan memenuhi standar pendidikan nasional. Transparan yaitu mengacu kepada

proses sertifikasi guru yang memberikan peluang kepada para

2. Pemberian Sertifikat Pendidik secara Langsung

pemangku kepentingan pendidikan untuk memperoleh akses

a. Guru yang berkualifikasi akademik S‐2/S‐3 dan sekurang‐ informasi tentang proses dan hasil sertifikasi guru. Akuntabel kurangnya golongan IV/b atau guru yang memiliki golongan

merupakan proses sertifikasi guru yang dipertanggungjawabkan

serendah ‐rendahnya IV/c mengumpulkan dokumen 7 . `

kepada pemangku kepentingan pendidikan secara administratif, finansial, dan akademik.

b. Dokumen yang telah disusun kemudian diserahkan kepada dinas pendidikan kabupaten/kota atau dinas pendidikan

2. Berorientasi pada peningkatan mutu pendidikan nasional

provinsi 8 untuk diteruskan ke LPTK penyelenggara sertifikasi

melalui peningkatan kompetensi dan kesejahteraan guru

guru sesuai wilayah rayon dengan surat pengantar resmi. Sertifikasi guru merupakan upaya Pemerintah dalam

c. LPTK penyelenggara sertifikasi guru melakukan verifikasi meningkatkan mutu guru yang dibarengi dengan peningkatan dokumen. 9 Verifikasi dokumen dilakukan oleh 2 (dua) asesor kesejahteraan guru. Guru yang telah lulus uji sertifikasi guru dan

yang relevan dan memiliki Nomor Induk Asesor (NIA) dengan memenuhi syarat lain sesuai dengan ketentuan akan diberi mengacu pada rubrik verifikasi dokumen (Buku 3).

tunjangan profesi sebesar satu kali gaji pokok sebagai bentuk upaya pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan guru.

d. Apabila dokumen yang dikumpulkan oleh peserta dinyatakan memenuhi persyaratan, maka kepada peserta diberikan

Tunjangan tersebut berlaku, baik bagi guru yang berstatus sertifikat pendidik. Sebaliknya, apabila dokumen yang

pegawai negeri sipil (PNS) maupun bagi guru yang berstatus dikumpulkan tidak memenuhi persyaratan, maka peserta

bukan ‐pegawai negeri sipil (bukan PNS/swasta). Dengan dikembalikan ke dinas pendidikan di wilayahnya peningkatan mutu dan kesejahteraan guru maka diharapkan

(kabupaten/kota/provinsi) dan diberi kesempatan untuk dapat meningkatkan mutu pembelajaran dan mutu pendidikan di mengikuti sertifikasi guru melalui uji kompetensi dalam

Indonesia secara berkelanjutan.

bentuk penilaian portofolio.

3. Dilaksanakan sesuai dengan peraturan dan perundang‐undangan

Program sertifikasi pendidik dilaksanakan dalam rangka memenuhi amanat Undang‐Undang Republik Indonesia Nomor 20

7 Dokumen berupa Photocopy ijazah, surat keputusan pangkat/golongan terakhir, surat keputusan Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Undang‐Undang

tugas pengajar, dan berkas lain terkait. Untuk selanjutnya berkas yang disusun oleh peserta sertifikasi pola pemberian sertifikat pendidik secara langsung disebut dokumen.

Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan

8 Khusus guru SLB melalui dinas pendidikan provinsi.

Dosen, dan Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang

9 Asesor memperoleh penugasan dari Rayon LPTK Penyelenggara Sertifikasi Guru.

Guru.

8 Pedoman Penetapan Peserta Sertifikasi Guru 2010 Pedoman Penetapan Peserta Sertifikasi Guru 2010 9

4. Dilaksanakan secara terencana dan sistematis

BAB III

Agar pelaksanaan program sertifikasi guru dapat berjalan dengan

PESERTA SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN

efektif dan efisien harus direncanakan secara matang dan sistematis. Sertifikasi guru mengacu pada kompetensi guru dan standar kompetensi guru. Kompetensi guru mencakup empat

A. Sasaran

kompetensi pokok yaitu kompetensi pedagogik, kepribadian, Peserta sertifikasi guru dalam jabatan tahun 2010 ditetapkan oleh sosial, dan profesional, sedangkan standar kompetensi guru

pemerintah sejumlah 200.000 guru PNS dan bukan PNS pada satuan mencakup kompetensi inti guru yang kemudian dikembangkan

pendidikan negeri atau swasta yang meliputi TK, SD, SMP, SMA, SMK menjadi kompetensi guru TK/RA, guru kelas SD/MI, dan guru mata

dan SLB. Sasaran tersebut termasuk guru yang diangkat dalam jabatan pelajaran. Untuk memberikan sertifikat pendidik kepada guru,

pengawas, dan guru sekolah Indonesia di luar negeri (SILN). dilakukan melalui uji kompetensi dan pemberian sertifikat

pendidik secara langsung kepada guru yang memenuhi

B. Pembagian Kuota

persyaratan. Sasaran peserta sertifikasi guru secara nasional yang ditetapkan oleh

5. Jumlah peserta sertifikasi guru ditetapkan oleh pemerintah

pemerintah setiap tahunnya terbatas, oleh karena itu perlu disusun Untuk alasan keefektifan dan efisiensi pelaksanaan sertifikasi guru

kuota peserta sertifikasi guru untuk setiap provinsi dan serta penjaminan kualitas hasil sertifikasi guru, jumlah peserta

kabupaten/kota. Penghitungan kuota berturut‐turut sebagai berikut. pendidikan profesi dan uji kompetensi setiap tahun ditetapkan

1. Kuota Provinsi

oleh pemerintah. Berdasarkan jumlah yang ditetapkan

pemerintah tersebut, maka disusunlah kuota guru peserta Kuota provinsi ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Peningkatan

provinsi dan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan (Ditjen PMPTK) terdiri kabupaten/kota. Penyusunan dan penetapan kuota tersebut

sertifikasi guru untuk masing ‐masing

dari kuota pendidikan dasar (dikdas) dan pendidikan menengah didasarkan atas jumlah data individu guru per Kabupaten/Kota

(dikmen) sebagaimana tercantum pada Lampiran 1. yang masuk di pusat data Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu

2. Kuota Kabupaten/Kota dan Jenjang Pendidikan

Pendidik dan Tenaga Kependidikan.

a. Kuota kabupaten/kota dihitung bersama antara Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP), dinas pendidikan

provinsi, dan dinas pendidikan kabupaten/kota.

b. Data yang akan digunakan dalam penghitungan kuota adalah data hasil sinkronisasi data SIM NUPTK dan data

guru/pengawas yang ada di provinsi/kabupaten/kota.

10 Penetapan Peserta Sertifikasi Guru 2010 Pedoman Pedoman Penetapan Peserta Sertifikasi Guru 2010 11 10 Penetapan Peserta Sertifikasi Guru 2010 Pedoman Pedoman Penetapan Peserta Sertifikasi Guru 2010 11

dan SLB sedangkan kuota pendidikan menengah bergeser tersebut. hanya diantara SMA dan SMK.

i. Apabila kuota kabupaten/kota yang sudah ditetapkan tidak disahkan bersama antara dinas pendidikan provinsi, dinas

d. Kuota kabupaten/kota ditetapkan melalui kesepakatan dan

dapat dipenuhi, maka dinas pendidikan kabupaten/kota pendidikan kabupaten/kota, dan LPMP dalam satu pertemuan

segera melaporkan ke LPMP untuk dipindahkan ke koordinasi. Hasil kesepakatan yang telah ditandatangani

kabupaten/kota lain dalam provinsi tersebut. bersama disampaikan ke Ditjen PMPTK cq. Direktorat Profesi Pendidik (Lampiran 2).

j. Proporsi pembagian kuota dikdas dan dikmen tingkat kabupaten/kota mengikuti proporsi pembagian kuota dikdas

e. Kuota kabupaten/kota yang ditetapkan meliputi kuota PNS dan dikmen pada tingkat provinsi dan dapat disesuaikan dan bukan PNS, dibagi secara proporsional menjadi kuota 1)

dengan kondisi setempat.

kelompok guru wajib belajar pendidikan dasar (wajar dikdas) k. Apabila ada kelebihan atau kekurangan kuota pada salah satu dan

2) kelompok guru jenjang pendidikan menengah atau beberapa kabupaten/kota, maka perpindahan kuota (dikmen). Kelompok wajar dikdas terdiri dari guru TK, SD, dapat dilakukan antar dari kabupaten/kota yang berbeda SMP, SLB (semua jenjang) dan pengawas dikdas sedangkan

dalam satu provinsi.

kelompok dikmen terdiridari guru SMA, guru SMK dan pengawas dikmen sebagaimana format pada Lampiran 2.

f. Kuota pengawas adalah semua guru yang diangkat dalam

C. Persyaratan Peserta

jabatan pengawas 10 baik pengawas satuan pendidikan, mata

1. Persyaratan Umum

pelajaran, maupun kelompok mata pelajaran yang memenuhi persyaratan untuk ikut sertifikasi tahun 2010 dan belum

a. Guru yang masih aktif mengajar di sekolah di bawah binaan memiliki sertifikat pendidik.

Kementerian Pendidikan Nasional yaitu guru yang mengajar di sekolah umum, kecuali guru Agama. Sertifikasi guru bagi guru

g. Kuota guru yang berstatus bukan PNS minimal 15% dan Agama (termasuk guru Agama yang memiliki NIP 13) dan disesuaikan dengan proporsi jumlah guru pada masing‐masing

semua guru yang mengajar di Madrasah (termasuk guru daerah. bidang studi umum yang memiliki NIP 13) diselenggarakan

h. Kuota yang telah ditetapkan pada prinsipnya dapat berubah oleh Kementerian Agama dengan kuota dan aturan disesuaikan dengan kondisi di masing‐masing kabupaten/

penetapan peserta dari Kementerian Agama. Sesuai Surat kota. Kuota guru yang diangkat dalam jabatan pengawas yang

Edaran Bersama Direktur Jenderal PMPTK dan Sekretaris tidak terpenuhi dibagi secara proporsional untuk tambahan

Jenderal Departemen Agama Nomor SJ/Dj.I/Kp.02/1569/2007, kuota guru pada jenjang pendidikan yang relevan. Kuota

Nomor 4823/F/SE/2007 Tahun 2007.

10 Termasuk pengawas yang bukan berasal dari guru yang diangkat sebelum berlakunya PP No. 74 tahun 2008

12 Pedoman Penetapan Peserta Sertifikasi Guru 2010 Pedoman Penetapan Peserta Sertifikasi Guru 2010 13 12 Pedoman Penetapan Peserta Sertifikasi Guru 2010 Pedoman Penetapan Peserta Sertifikasi Guru 2010 13

b. Guru yang diangkat dalam jabatan pengawas dengan

e. Memiliki nomor unik pendidik dan tenaga kependidikan

1) bagi yang bukan dari guru harus diangkat sebelum

(NUPTK).

berlakunya Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru (1 Desember 2008), atau

2. Persyaratan Khusus untuk Uji Kompetensi melalui Penilaian

2) bagi yang diangkat setelah berlakunya Peraturan

Portofolio

Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru tetapi memiliki pengalaman formal sebagai guru.

a. Memiliki kualifikasi akademik sarjana (S‐1) atau diploma empat (D‐IV) dari program studi yang memiliki izin

Contoh 1:

penyelenggaraan

Seorang pengawas A yang tidak pernah menjadi guru dialihtugaskan dari pejabat struktural menjadi pengawas pada

b. Memiliki masa kerja sebagai guru (PNS atau bukan PNS) bulan September 2008. Pengawas A dapat mengikuti

minimal 5 tahun pada suatu satuan pendidikan dan pada saat sertifikasi guru karena diangkat sebagai pengawas sebelum

Undang ‐Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru

Dosen terbit yang bersangkutan sudah menjadi guru. (Contoh ditetapkan. perhitungan masa kerja lihat urutan prioritas penetapan

Contoh 2:

peserta pada BAB III)

c. Guru dan guru yang diangkat dalam jabatan pengawas satuan menjadi pengawas pada bulan Mei 2009. Pengawas B

Seorang pengawas B dialihtugaskan dari pejabat struktural

pendidikan yang belum memiliki kualifikasi akademik S‐1/D‐IV memiliki pengalaman mengajar selama 15 tahun sebagai guru

apabila sudah:

Olahraga. Pengawas B dapat mengikuti sertifikasi guru meskipun diangkat sebagai pengawas setelah Peraturan

1) Pada 1 Januari 2010 mencapai usia 50 tahun dan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru ditetapkan

mempunyai pengalaman kerja 20 tahun sebagai guru, karena pengawas B tersebut pernah menjadi guru.

atau

Contoh 3:

2) mempunyai golongan IV/a atau memenuhi angka kredit Seorang pengawas C yang tidak pernah menjadi guru kumulatif setara dengan golongan IV/a. dialihtugaskan dari pejabat struktural menjadi pengawas pada

bulan Mei 2009. Pengawas C tidak dapat mengikuti sertifikasi

3. Persyaratan Khusus untuk Guru yang diberi Sertifikat secara

guru karena diangkat sebagai pengawas bukan dari guru

Langsung

setelah Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang

a. Guru dan guru yang diangkat dalam jabatan pengawas satuan Guru ditetapkan.

pendidikan yang memiliki kualifikasi akademik magister (S‐2)

c. Guru bukan PNS harus memiliki SK sebagai guru tetap dari atau doktor (S‐3) dari perguruan tinggi terakreditasi dalam penyelenggara pendidikan, sedangkan guru bukan PNS pada

bidang kependidikan atau bidang studi yang relevan dengan sekolah negeri harus memiliki SK dari dinas pendidikan

mata pelajaran atau rumpun mata pelajaran yang diampunya, provinsi/ kabupaten/kota.

atau guru kelas dan guru bimbingan dan konseling atau 14 Pedoman Penetapan Peserta Sertifikasi Guru 2010

Pedoman Penetapan Peserta Sertifikasi Guru 2010 15 Pedoman Penetapan Peserta Sertifikasi Guru 2010 15

f. Kuota sertifikasi guru tidak diberikan kepada satuan yang memenuhi angka kredit kumulatif setara dengan

pendidikan/sekolah, tetapi diberikan kepada guru jenjang TK, golongan IV/b.

SD, SMP, SLB, SMA, SMK, dan guru yang diangkat dalam jabatan pengawas,

b. Guru dan guru yang diangkat dalam jabatan pengawas satuan pendidikan yang memiliki golongan serendah‐rendahnya IV/c

g. Hasil penetapan peserta diumumkan secara terbuka melalui atau yang memenuhi angka kredit kumulatif setara dengan

pertemuan dengan kepala sekolah, papan pengumuman di golongan IV/c.

LPMP dan dinas pendidikan provinsi/kabupaten/kota, atau media lain,

D. Penetapan Peserta

h. Dinas pendidikan kabupaten/kota menerbitkan Surat Keputusan Penetapan Peserta Sertifikasi Guru beserta Daftar

1. Ketentuan Umum

Nama Peserta Sertifikasi Guru Tahun 2010. Daftar Nama

a. Semua guru dan guru yang diangkat dalam jabatan pengawas Peserta Sertifikasi Guru Tahun 2010 dibuat dalam bentuk satuan pendidikan yang memenuhi persyaratan sebagaimana

cetakan dan file dalam CD (Lampiran 3) dan dikirim ke LPMP tersebut di atas mempunyai kesempatan yang sama untuk

setempat.

ditetapkan sebagai peserta sertifikasi guru.

i. Apabila setelah Surat Keputusan Penetapan Peserta Sertifikasi

b. Penetapan peserta untuk jenis dan jenjang pendidikan TK, SD, Guru diterbitkan ada guru peserta sertifikasi yang SMP, SMA, dan SMK dilakukan oleh dinas pendidikan

mengundurkan diri, keikutsertaannya dapat diganti oleh guru kabupaten/kota, sedangkan untuk satuan pendidikan SLB

calon peserta sertifikasi yang lain sesuai urutan prioritasnya. dilakukan oleh dinas pendidikan provinsi.

Pengantian peserta sertifikasi tidak dapat dilakukan lagi

apabila Format A1 sudah dicetak.

c. Guru dan guru yang diangkat dalam jabatan pengawas yang

sudah mengikuti sertifikasi guru pada tahun sebelumnya tetapi belum lulus, dapat mendaftarkan kembali sebagai

2. Urutan Prioritas Penetapan Peserta

peserta. Urutan prioritas peserta sertifikasi guru untuk kelompok guru yang diangkat dalam jabatan pengawas, guru pendidikan dasar

dan SLB,dan guru pendidikan menengah pada masing‐masing kepala sekolah, guru, pengawas, PGRI, dan asosiasi profesi

d. Penetapan peserta dilakukan secara transparan dengan melibatkan beberapa unsur terkait yaitu perwakilan dari

kabupaten/kota sebagai berikut:

guru lainnya.

a. Guru pendidikan dasar dan SLB

1) Semua guru yang diangkat dalam jabatan pengawas jabatan lain baik fungsional maupun struktural pada tahun

e. Calon peserta sertifikasi guru tidak akan dialihtugaskan pada

dikdas yang memenuhi persyaratan dan belum memiliki 2010, kecuali diangkat dalam jabatan pengawas.

sertifikat pendidik.

16 Pedoman Penetapan Peserta Sertifikasi Guru 2010 Pedoman Penetapan Peserta Sertifikasi Guru 2010 17

2) Semua guru yang mengajar di daerah perbatasan, Penetapan guru peserta sertifikasi guru tahun 2010 yang

terdepan, terluar 11 yang memenuhi persyaratan,

termasuk dalam kategori butir a.5) dan b.5) diatas didasarkan pada kriteria urutan prioritas: 1) masa kerja sebagai guru, 2) usia,

3) pangkat dan golongan, 4) beban kerja, 5) tugas tambahan, 6) peringkat 1 tingkat provinsi atau peringkat 1, 2, dan 3

3) Guru dan kepala sekolah TK, SD, SMP, dan SLB berprestasi

kerja.

tingkat nasional, atau guru yang mendapat penghargaan

prestasi

internasional yang belum mengikuti sertifikasi guru dalam Penjelasan kriteria urutan prioritas penetapan peserta sebagai jabatan pada tahun 2007, 2008 dan 2009,

berikut.

4) Guru TK, SD, SMP, dan SLB yang memenuhi persyaratan

a. Masa kerja sebagai guru

untuk mendapatkan sertifikat secara langsung, Masa kerja dihitung sejak yang bersangkutan bekerja sebagai

5) Guru TK, SD, SMP, dan SLB yang tidak masuk ketentuan guru baik sebagai PNS maupun bukan PNS. butir

2) dan 3) ditetapkan berdasarkan kriteria urutan

Contoh perhitungan masa kerja:

prioritas.

Contoh 1

b. Guru pendidikan menengah Guru “G” adalah seorang guru PNS yang memiliki masa kerja

1) Semua guru yang diangkat dalam jabatan pengawas selama 10 tahun 5 bulan, namun guru “G” tersebut sebelum dimen yang memenuhi persyaratan dan belum memiliki diangkat PNS telah mengajar sebagai tenaga honorer di sertifikat pendidik. sebuah SD selama 5 tahun 2 bulan. Masa kerja guru “G”

2) Semua guru yang mengajar di daerah perbatasan, dihitung kumulatif semenjak yang bersangkutan bertugas terdepan, terluar yang memenuhi persyaratan,

sebagai guru yaitu 15 tahun 7 bulan.

3) Guru dan kepala sekolah SMA dan SMK berprestasi

Contoh 2

peringkat 1 tingkat provinsi atau peringkat 1, 2, dan 3 Guru “R” adalah guru bukan PNS yang sudah bekerja di tingkat nasional, atau guru yang mendapat penghargaan beberapa SMP swasta sejak bulan Januari 1990 sehingga jika internasional yang belum mengikuti sertifikasi guru dalam dihitung secara kumulatif masa kerja guru “R” sampai bulan jabatan pada tahun 2007, 2008 dan 2009, Juni 2010 adalah 18 tahun 6 bulan. Namun, guru “R”

4) Guru SMA dan SMK yang memenuhi persyaratan untuk tersebut pada tahun 2005‐2010 tidak mengajar selama 24 mendapatkan sertifikat secara langsung,

bulan karena alasan keluarga. Masa kerja guru “R” sesungguhnya adalah 16 tahun 6 bulan setelah dikurangi 24

5) Guru SMA dan SMK yang tidak masuk ketentuan ketentuan butir 2) dan 3) ditetapkan berdasarkan kriteria

bulan tidak mengajar. Bagi guru bukan PNS harus ada bukti prioritas.

fisik bahwa yang bersangkutan mengajar pada sekolah urutan

tersebut.

11 Daftar nama kabupaten dan kecamatan/distrik dicantumkan dalam Lampiran 9 18 Pedoman Penetapan Peserta Sertifikasi Guru 2010

Pedoman Penetapan Peserta Sertifikasi Guru 2010 19 Pedoman Penetapan Peserta Sertifikasi Guru 2010 19

golongan. Apabila masa kerja, usia, dan golongan sama, maka diurutkan berdasarkan beban kerja, demikian seterusnya.

yang tercantum dalam akta kelahiran atau bukti lain yang sah. Contoh daftar urut guru berdasarkan prioritas dapat dilihat

c. Pangkat/Golongan

pada Lampiran 4.

Pangkat/golongan adalah pangkat/golongan terakhir yang guru saat dicalonkan sebagai peserta sertifikasi guru.

dimiliki Kriteria ini khusus untuk guru PNS atau guru bukan PNS yang

E. Penetapan Pilihan Bidang Studi

telah memiliki SK Inpassing. Guru dalam jabatan yang mengajar mata pelajaran sesuai dengan latar

d. Beban kerja belakang pendidikannya, keikutsertaannya dalam sertifikasi guru berdasarkan latar belakang pendidikannya.

Beban kerja adalah jumlah jam mengajar tatap muka per

dilakukan

minggu yang diemban oleh guru saat didaftarkan sebagai Guru dalam jabatan yang mengajar mata pelajaran tidak sesuai peserta sertifikasi guru.

dengan latar belakang pendidikannya (mismatch), keikutsertaannya dalam sertifikasi guru dilakukan berdasarkan mata pelajaran, rumpun

e. Tugas tambahan mata pelajaran, dan/atau satuan pendidikan yang diampunya pada

Tugas tambahan adalah jabatan atau tugas yang diemban saat mendaftar sebagai peserta sertifikasi guru. oleh guru pada saat guru yang bersangkutan diusulkan

Berikut ini beberapa contoh penetapan pilihan bidang studi. sebagai calon peserta sertifikasi guru. Tugas tambahan yang

dimaksud misalnya Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah,

Contoh 1:

Ketua Program/Jurusan, Kepala Laboratorium, Kepala “P” adalah guru Matematika tamatan D3 Pendidikan Matematika yang

Bengkel, Kepala Unit Produksi Satuan Pendidikan, Kepala telah mengajar di SMP selama 10 tahun, kemudian melanjutkan Perpustakaan Sekolah, atau Ketua Program Keahlian. pendidikan dan lulus jenjang S1 pada program studi Bahasa Indonesia

f. Prestasi kerja dan mengajar Matematika pada saat ditetapkan sebagai peserta sertifikasi guru, maka yang bersangkutan harus mengikuti sertifikasi

Prestasi kerja adalah prestasi akademik dan atau non guru akademik bidang studi Matematika. yang pernah diraih guru atau pembimbingan yang

dilakukan guru dan mendapatkan penghargaan baik tingkat kecamatan, kabupaten/kota, provinsi, nasional, maupun

Contoh 2:

internasional. Di samping itu, prestasi kerja termasuk kinerja guru dalam melaksanakan tugas sehari‐hari.

“Q” adalah guru tamatan SPG dan saat ini mengajar sebagai guru kelas di SD dengan masa kerja 25 tahun. Guru tersebut mengikuti

Dinas pendidikan kabupaten/kota membuat daftar urutan pendidikan lanjutan untuk mendapatkan ijasah Diploma II PGSD. prioritas guru, apabila ada guru memiliki masa kerja yang sama Setelah itu guru tersebut melanjutkan lagi untuk mengikuti kuliah S1. maka diurutkan berdasarkan kriteria berikutnya yaitu usia.

20 Pedoman Penetapan Peserta Sertifikasi Guru 2010 Pedoman Penetapan Peserta Sertifikasi Guru 2010 21

Karena perguruan tinggi di wilayahnya tidak ada jurusan S1 PGSD

BAB IV

maka jurusan yang diikuti adalah Administrasti Pendidikan dan telah

PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR (POS)

lulus 3 tahun yang lalu. Guru tersebut harus mengikuti sertifikasi guru

untuk guru kelas di SD.

Contoh 3:

A. Pendaftaran Peserta (Format A1)

“R” adalah guru lulusan S1 Fakultas Hukum dari salah satu perguruan Format A1 merupakan bukti resmi sebagai peserta sertifikasi guru, tinggi negeri yang sampai saat mengikuti sertifikasi guru mengajar

terdiri atas: 1) Format A1.1 untuk guru, dan 2) Format A1.2 untuk guru matapelajaran PKn di SMA selama 10 tahun dan tidak memiliki Akta

yang diangkat dalam jabatan pengawas. Guru dan guru yang diangkat

IV. Guru tersebut mengikuti sertifikasi guru untuk bidang studi PKn. dalam jabatan pengawas wajib mengisi format A.1 sesuai ketentuan Contoh 4:

(selanjutnya disebut Format A1. Asli). Guru TK/SD/SMP/SMA/SMK dan pengawas menyerahkan Format A1 asli ke dinas pendidikan

“S” adalah guru berlatarbelakang S1 Agama Islam dan telah mengajar kabupaten/kota, sedangkan guru PLB ke dinas pendidikan provinsi. di SD sebagai guru kelas selama 14 tahun. Guru tersebut harus

mengikuti sertifikasi guru sebagai guru kelas SD melalui Kementerian Format A1 asli akan diserahkan ke LPMP untuk diproses menjadi Pendidikan Nasional.

database peserta sertifikasi dan dibuatkan Format A1. Cetakan. Format A1 Cetakan oleh dinas Provinsi/kabupaten/kota akan

disertakan dalam berkas portofolio/dokumen. Berkas portofolio/ dokumen yang tidak menyertakan Format A1 Cetakan dianggap tidak sah dan tidak akan diperiksa di LPTK.

Contoh formulir pendaftaran (Format A1) sebagaimana terdapat pada Lampiran

5, dapat di download (unduh) dari website sertifikasi guru www.sertifikasiguru.org. Format A1 digandakan oleh dinas pendidikan provinsi/kabupaten/kota sesuai dengan kebutuhan. Format A1 ditandatangani oleh peserta sertifikasi dan kepala sekolah.

Ketentuan umum pengisian Format A1:

1. Ditulis dengan huruf balok dan tinta warna hitam

2. Diisi dengan jujur sesuai dengan identitas sesungguhnya

3. Format A1 1 Asli dinyatakan sah apabila ditandatangani guru yang bersangkutan, ditandatangani kepala sekolah serta dibubuhi

stempel sekolah dan ditandatangani kepala dinas pendidikan atau

22 Pedoman Penetapan Peserta Sertifikasi Guru 2010 Pedoman Penetapan Peserta Sertifikasi Guru 2010 23 22 Pedoman Penetapan Peserta Sertifikasi Guru 2010 Pedoman Penetapan Peserta Sertifikasi Guru 2010 23

6. Digit 11 s.d. 14 adalah nomor urut peserta sesuai dengan nomor provinsi/kabupaten/kota. urut pada SK Penetapan Peserta Sertifikasi Guru

4. Format A1 2 Asli dinyatakan sah apabila ditandatangani pengawas Digit pada nomor peserta dapat digambarkan sebagai berikut. yang bersangkutan dan kepala dinas pendidikan atau pejabat yang

ditugasi serta dibubuhi stempel dinas pendidikan

provinsi/kabupaten/kota.

5. Format A1. Cetakan dinyatakan sah apabila ditandatangani bersama oleh Kepala LPMP dan Kepala Dinas Pendidikan

Kabupaten/Kota atau yang mewakili dan dibubuhi cap/stempel dinas pendidikan kabupaten/kota. Untuk guru SLB ditandatangani oleh dinas pendidikan provinsi.

B. Nomor Peserta Sertifikasi Guru

Nomor peserta sertifikasi guru adalah nomor identitas yang dimiliki peserta sertifikasi guru. Nomor ini akan digunakan terus oleh peserta selama pelaksanaan sertifikasi guru sampai guru tersebut mendapat

sertifikat pendidik. Nomor peserta ini spesifik untuk masing‐masing peserta, oleh karena itu nomor peserta tidak ada yang sama, tidak

boleh salah, dan harus diingat.

Gambar

2: Nomor Peserta Sertifikasi Guru

Nomor peserta terdiri dari 14 digit yang masing‐masing digit mempunyai arti dengan rumusan kode digit sebagai berikut.

Contoh nomor peserta:

1. Digit 1 dan 2 adalah kode tahun pelaksanaan sertifikasi guru yaitu Guru “M” mengajar mata pelajaran Matematika di SMP Negeri 1 (kode “10” 180) provinsi Kalimantan Selatan (kode 15) Kabupaten Barito Kuala

2. Digit 3 dan 4 adalah kode provinsi (daftar kode pada Lampiran 6)

(kode

03) sebagai peserta sertifikasi guru tahun 2010 yang ditetapkan

3. Digit 5 dan 6 adalah kode kabupaten/kota (daftar kode pada oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Barito Kuala dengan nomor urut SK Lampiran 6)

“37”. Maka nomor peserta guru “M” adalah:

4. Digit 7, 8, dan 9 adalah kode bidang studi yang disertifikasi (Lampiran 7)

5. Digit 10 adalah kode kementerian:

Ketentuan Pemberian Nomor Peserta.

a. Kementerian Pendidikan Nasional, kode “1”

1. Kode pada digit 1 s.d. 10 telah ditentukan sebagaimana terdapat

b. Kementerian Agama, kode “2”

dalam lampiran.

24 Penetapan Peserta Sertifikasi Guru 2010 Pedoman Pedoman Penetapan Peserta Sertifikasi Guru 2010 25

2. Kode pada digit 11 s.d 14 yaitu nomor urut peserta. Dinas guru. Jika proses pengolahan data terlambat, maka proses pendidikan provinsi/kabupaten/kota memberikan nomor urut

selanjutnya akan mengalami keterlambatan pula. peserta tersebut kepada guru sesuai dengan nomor urut pada SK

Alur Registrasi dan Pendataan Peserta Sertifikasi Guru disajikan dalam Penetapan Peserta.

Gambar 3.

3. Nomor urut dimulai dari “0001” dan nomor terakhir sesuai jumlah

kuota pada masing‐masing kabupaten/kota.

4. Khusus untuk peserta dari SLB

a. nomor kode kabupaten/kota (digit 5 dan 6) diisi nomor kode kabupaten/kota dimana guru tersebut mengajar.

b. nomor urut peserta (digit 11 s.d. 14) sesuai dengan nomor urut SK penetapan peserta dari provinsi

5. Nomor kode bidang studi 7, 8, dan 9 ditentukan oleh guru yang bersangkutan sesuai dengan bidang studi yang disertifikasi

(lampiran 7). Jika tidak sesuai antara kode bidang studi pada nomor peserta dan portofolio, maka akan didiskualifikasi oleh LPTK.

C. Alur Registrasi Data Peserta

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengolahan data peserta sertifikasi guru adalah sebagai berikut:

1. LPMP ditugasi oleh Ditjen PMPTK sebagai pusat pengolahan data peserta sertifikasi guru.

2. Entri data Format A1 oleh LPMP dengan menggunakan aplikasi yang telah ditetapkan.

Gambar

3: Alur Registrasi dan Pendataan Peserta

3. Data‐base hasil entri adalah satu‐satunya data yang akan digunakan oleh semua fihak dalam proses sertifikasi selanjutnya.

4. Proses pengolahan data peserta menentukan proses selanjutnya, sehingga wajib memperhatikan jadwal pelaksanaan sertifikasi

26 Pedoman Penetapan Peserta Sertifikasi Guru 2010 Pedoman Penetapan Peserta Sertifikasi Guru 2010 27

Penjelasan Mekanisme Registrasi Peserta Sertifikasi Guru sebagai A1.2, dan menyerahkan format tersebut disertai surat keputusan berikut. tentang penetapan peserta sertifikasi guru ke LPMP 15 .

1. Dinas pendidikan provinsi/kabupaten/kota melakukan hal sebagai

4. LPMP melakukan hal sebagai berikut.

berikut.

a. Menerima Format A1.1/Format A1.2 dari dinas pendidikan

a. Mengidentifikasikan calon peserta sertifikasi guru yang provinsi/kabupaten/kota, memverifikasi, dan meng‐entri pada memenuhi syarat sebagai peserta sertifikasi guru tahun 2010

Aplikasi Regisrasi Sertifikasi Guru (ARSG), termasuk melakukan pengecekan NUPTK bagi peserta yang ditetapkan tersebut 12

b. Mencetak dan menyerahkan cetakan Format A1.1/Format telah

. A.1.2 dari Aplikasi Regisrasi Sertifikasi Guru (ARSG) kepada

b. Menetapkan peserta melalui surat keputusan dinas dinas pendidikan provinsi/kabupaten/kota. pendidikan provinsi/kabupaten/kota tentang penetapan peserta sertifikasi guru dalam jabatan tahun 2010.

c. Membuat daftar peserta sertifikasi guru tiap kabupaten/kota

(Format B1.1/Format B1.2 dan Format B2.1/Format B2.2)

c. Memberikan nomor peserta dan formulir pendaftaran kosong dan meng‐upload pada website KSG (http://www.ksg.or.id). (Format A1.1/Format A1.2) kepada peserta sertifikasi guru

d. Mencetak

Format B1.1/Format B1.2 dan Format

(guru/pengawas). B2.1/Format B2.2 dari website KSG, menandatangani, dan

2. Guru peserta sertifikasi melakukan hal sebagai berikut. menyerahkan ke dinas pendidikan provinsi/kabupaten/kota.

a. Menerima surat keputusan dinas pendidikan e. Menyampaikan database peserta (Format A1.1/Format provinsi/kabupaten/ kota tentang penetapan peserta

A1.2) ke LPTK Penyelenggara Sertifikasi melalui KSG dengan sertifikasi guru dalam jabatan tahun 2010,

cara meng‐upload ke website KSG.

5. Dinas pendidikan provinsi/kabupaten/kota menerima Format

b. Mengisi formulir pendaftaran (Format A1.1 untuk guru, A1.1/Format A1.2 cetakan Aplikasi Regisrasi Sertifikasi Guru Format A1.2 untuk pengawas), (ARSG) dari LPMP dan menandatangani format tersebut. 16

c. Menyampaikan/mengirimkan formulir pendaftaran (Format A1.1/Format A1.2) yang telah diisi data kepada dinas

6. Guru peserta sertifikasi menyusun portofolio/dokumen sesuai kabupaten/kota bagi guru TK, SD, SMP, SMA, SMK,

dengan acuan yang tercantum dalam Buku 3 Pedoman pendidikan kepada dinas pendidikan provinsi bagi guru SLB 13 Penyusunan Portofolio. Guru SLB mengirimkan dan .

3. Dinas pendidikan provinsi/kabupaten/kota menerima Format

A1.1/Format A1.2 yang telah diisi guru 14 , memverifikasi data

peserta sertifikasi yang tercantum dalam Format A1.1/Format

Untuk diverifikasi dan dientri dalam Aplikasi Registrasi Sertifikasi Guru (ARSG).

Jika ada kesalahan data peserta pada print‐out Aplikasi Registrasi Sertifikasi Guru (ARSG), dinas

Guru peserta sertifikasi tahun 2010 wajib memiliki NUPTK. pendidikan provinsi/kabupaten/kota segera mengeluarkan surat keterangan perbaikan untuk

dilampirkan pada print‐out Aplikasi Registrasi Sertifikasi Guru (ARSG)dalam portofolio/dokumen

14 Guru wajib memiliki arsip/copy Format A.1.1/Format A1.2. Ditandatangani guru peserta sertifikasi guru dan kepala sekolah. dan tembusannya disampaikan ke LPMP untuk perbaikkan data .

28 Pedoman Penetapan Peserta Sertifikasi Guru 2010 Pedoman Penetapan Peserta Sertifikasi Guru 2010 29 28 Pedoman Penetapan Peserta Sertifikasi Guru 2010 Pedoman Penetapan Peserta Sertifikasi Guru 2010 29

provinsi/kabupaten/kota 17 . Format A1 yang telah diisi oleh peserta sertifikasi guru digunakan

7. Dinas pendidikan provinsi/kabupaten/kota melakukan hal sebagai sebagai informasi untuk mengupdate data dan menjadi dasar berikut. pengolahan data. Pengolahan data peserta sertifikasi guru menggunakan Registasi Sertifikasi Guru (RSG) melalui aplikasi SIM‐

a. Menerima

daftar peserta sertifikasi guru tiap

NUPTK. Tata cara pengolahan data secara lengkap, dijelaskan pada

kabupaten/kota (Format B1.1/Format B1.2 dan/atau Format

B2.1/Format B2.2 cetakan website KSG) dari LPMP dan

petunjuk

teknis tersendiri.

format tersebut menandatangani 18 .

b. Memverifikasi kelengkapan, kebenaran, dan keabsahan

E. Mekanisme Kerja

berkas portofolio/dokumen yang disusun guru. Mekanisme penetapan peserta sertifikasi guru dalam jabatan dimulai

c. Memasukan Format A1.1/Format A1.2 cetakan Aplikasi dari kegiatan penyusunan kuota Provinsi dan kabupaten/kota, Registrasi Sertifikasi Guru (ARSG) ke dalam berkas

sosialisasi kepada panitia sertifikasi guru di LPMP dan dinas portofolio/dokumen guru yang bersangkutan.

pendidikan provinsi/Kabupaten/ Kota, penetapan peserta, mengisi Format A1, dan pengolahan data Format A1.

d. Mengirimkan portofolio/dokumen yang telah ada Format A1.1/Format A1.2 cetakan Aplikasi Registrasi Sertifikasi Guru

Pelaksanaan sertifikasi guru dalam jabatan melibatkan beberapa (ARSG) ke Rayon LPTK penyelenggara sertifikasi guru.

instansi terkait yaitu: 1) Ditjen PMPTK, 2) LPTK, 3) LPMP, 4) Dinas Pengiriman disertai dengan daftar peserta sertifikasi guru tiap

Pendidikan Provinsi, 5) Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota, dan 6) kabupaten/kota (Format B1.1/Format B1.2 dan/atau Format

Guru. Kegiatan yang sangat menentukan keberhasilan pelaksanaan B2.1/Format B2.2) cetakan website KSG.

sertifikasi guru adalah:

1. Sosialisasi sertifikasi guru kepada instansi terkait, terutama sertifikasi guru dari LPMP (Format A1.1/Format A1.2, Format

8. Konsorsium Sertifikasi Guru (KSG) menerima database peserta

kepada guru.

B1.1/Format B1.2, dan Format B2.1/Format B2.2) untuk ditransfer