PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS DAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA

PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 5E
TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI
MATEMATIS DAN KEMANDIRIAN BELAJAR
SISWA
Ferdian Sandi Arista1), Neneng Aminah2), Surya Amami Pramuditya3)
1)

Mahasiswa Prodi Pendidikan Matematika Unswagati, Cirebon; ferdiansandiaristai@gmail.com
2)
Dosen Prodi Pendidikan Matematika Unswagati, Cirebon; nenengkusriandi@gmail.com
3)
Dosen Prodi Pendidikan Matematika Unswagati, Cirebon; amamisurya@fkip-unswagati.ac.id

ABSTRAK. Kurangnya kemampuan komunikasi matematis yang didapatkan berdasarkan
hasil observasi di kelas X SMK Budi Tresna Muhammadiyah Cirebon. Selain itu rendahnya
kemandirian belajar siswa juga berdampak pada hasil pembelajaran yang rendah. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat
pengaruh aktivitas siswa yang
menggunakan model learning cycle 5e terhadap kemampuan komunikasi matematis dan
kemandirian belajar siswa,
untuk mengetahui perbedaan kemampuan komunikasi

matematis antara kelas yang menggunakan model learning cycle 5e dengan kelas yang
menggunakan model pembelajaran konvensional, serta untuk mengetahui bagaimana
respons siswa. Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif dengan quasi experimental
design. Populasinya adalah siswa kelas X SMK Budi Tresna Muhammadiyah Cirebon, dan
sampelnya dua kelas. Pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling. Teknik
pengumpulan data berupa soal tes uraian untuk kemampuan komunikasi matematis, lembar
observasi untuk aktivitas siswa, dan angket untuk kemandirian belajar dan respons siswa.
Hasil dari penelitian ini terkait aktivitas siswa dalam pembelajaran matematika
menggunakan model learning cycle 5e berpengaruh sebesar 90% terhadap kemampuan
komunikasi dan 14% terhadap kemandirian belajar siswa, terdapat perbedaan komunikasi
matematis antara siswa yang belajar dengan menggunakan model learning cycle 5e dengan
kelas yang mengunakan model konvensional serta respons yang diberikan siswa terhadap
pembelajaran matematika dengan menggunakan model learning cycle 5e baik.
Kata Kunci:

Model Learning Cycle 5E , Komunikasi Matematis, Kemandirian Belajar.

1. Pendahuluan
Pendidikan merupakan suatu aspek dalam kehidupan yang memegang peranan penting.
Suatu negara dapat mencapai sebuah kemajuan teknologinya jika pendidikan dalam

negara tersebut kualitasnya baik. Tinggi rendahnya kualitas pendidikan baik pendidikan
formal maupun nonformal dalam suatu negara dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor
yang mempengaruhi pendidikan formal di sekolah antara lain bisa berasal dari siswanya,
pengajarnya, sarana prasarananya, dan faktor lingkungannya.
Matematika adalah suatu ilmu pengetahuan yang tergolong ilmu dasar yang mempunyai
peranan penting, kerena metamatika merupakan salah satu disiplin ilmu yang mendasari
dari berkembangnya teknologi modern.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2006 (Depdiknas[3], 2006: 346)
menyatakan bahwa mata pelajaran matematika mempunyai tujuan agar peserta didik
memiliki kemampuan (1) memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar

konsep matematika dan mengaplikasikannya secara akurat, efisien dan tepat dalam
memecahkan sebuah masalah, (2) menggunakan penalaran pada pola dan sifat,
melakukan manipulasi matematikadalam membuat generalisasi, menyusun bukti dan
pernyataan matematika, (3) komunikasi, memahami masalah, merancang model
matematika, menyelsaiakan model dan menafsirkan solusi, (4) komunikasi dan
representasi gagasan untuk memperjelas keadaan, (5) memiliki sikap saling menghargai
kegunaan matematika di dalam kehidupan, memiliki sikap rasa ingin tahu, perhatian dan
minat dalam mempelajari matematika, serta ulet dan percaya diri dalam komunikasi.
Dalam mempelajari matematika, kemampuan komunikasi matematis sangat penting untuk

siswa. Karena di dalam indikator kemampuan komunikasi matematis siswa dituntut untuk
bisa menyatakan peristiwa sehari-hari ke dalam bahasa atau simbol matematika dan
menjelaskan ide, situasi, dan relasi matematika secara lisan maupun tulisan dengan benda
nyata, gambar, grafik, atau bentuk aljabar. Hal ini bisa membuat siswa menjadi lebih aktif
dan kreatif serta berpikir kritis untuk menyelesaikan masalah matematika pada materi
selanjutnya yang lebih kompleks.
Komunikasi matematis merupakan dasar atau fondasi bagaimana seorang siswa dapat
mengkomunikasikan suatu masalah matematika ke dalam ide matematika. Namun
kenyataannya kemampuan komunikasi matematis siswa masih rendah. Hal ini terlihat
pada saat peneliti melakukan observasi di kelas X SMK Budi Tresna Muhammadiyah
Cirebon.
Selain itu peneliti juga menemukan permasalahan yaitu kurangnya kemandirian belajar
pada diri siswa. Hal ini diperkuat dengan wawancara antara penulis dengan siswa di SMK
Budi Tresna Muhammadiyah Cirebon dimana siswa hanya belajar dan mengerjakan soal
dengan bantuan teman yang lebih pandai.
Terkait dengan rendahnya kemampuan komunikasi matematis dan kemandirian belajar
maka perlu diterapkannya model pembelajaran yang dapat menumbuhkan kemampuan
komunikasi matematis dan kemandirian belajar siswa. Salah satu model pembelajaran
yang diduga dapat mengembangkan kemampuan komunikasi matematis dan kemandirian
belajar siswa yaitu model pembelajaran learning cycle 5e. Model pembelajaran learning

cycle 5e merupakan model pembelajaran yang berpusat pada siswa, serta guru hanya
bertindak sebagai fasilitator. Dengan model pembelajaran itu, maka siswa dituntut untuk
aktif selama pembelajaran serta dapat belajar mandiri.
Dengan demikian model pembelajaran learning cycle 5e cocok untuk digunakan dalam
mengembangkan kemampuan komunikasi matematis. Selain itu model pembelajaran
learning cycle 5e juga berkaitan dengan kemandirian belajar dimana siswa dituntut
memecahkan masalah berdasarkan sumber yang mereka dapatkan selain dari guru, dan
berinisiatif dalam mengungkapkan ide.
Berdasarkan permasalahan di atas, peneliti menentukan rumusan masalah yaitu: apakah
aktivitas siswa dalam menggunakan model pembelajaran Learning Cycle 5E berpengaruh
terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa? apakah aktivitas siswa dalam
menggunakan model pembelajaran Learning Cycle 5E berpengaruh terhadap kemandirian
belajar siswa? apakah terdapat perbedaan kemampuan komunikasi matematis siswa yang
menggunakan model pembelajaran Learning Cycle 5E dengan model pembelajaran

konvensional? bagaimana respons siswa terhadap pembelajaran matematika dengan
menggunakan model pembelajaran Learning Cycle 5E?
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas siswa dalam menggunakan
model pembelajaran Learning Cycle 5E berpengaruh terhadap kemampuan komunikasi
matematis siswa, untuk mengetahui aktivitas siswa dalam menggunakan model

pembelajaran Learning Cycle 5E berpengaruh terhadap kemanadirian belajar siswa, untuk
mengetahui terdapat perbedaan kemampuan komunikasi matematis siswa yang
menggunakan model pembelajaran Learning Cycle 5E dengan model pembelajaran
konvensional, serta untuk mengetahui respons siswa terhadap pembelajaran matematika
dengan menggunakan model pembelajaran Learning Cycle 5E.

2. Metode Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Menurut Sugiyono[4] (2015:
14) metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang
berlandasan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau
sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random,
pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat
kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah digunakan. Namun
menurut menurut Creswell[2] (2014: 220) penelitian kuantitatif merupakan penelitian
eksperimen yang salah satu desainnya menggunakan Quasi Experimental Design dengan
teknik pengambilan sampelnya menggunakan nonprobability, hanya saja tidak bisa
digeneralisasi. Dalam hal ini proses penelitian yang akan dilakukan untuk melihat hasil
belajar siswa pada kelas yang diteliti yaitu penggunaan model pembelajaran learning
cycle 5e pada kelas eksperimen dan penggunaan model konvensional pada kelas kontrol.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMK Budi Tresna

Muhammadiyah Cirebon, dengan teknik pengambilan sampel yaitu purposive sampling
dimana sampel diambil berdasarkan beberapa pertimbangan. Adapun sampel dalam
penelitian ini yaitu kelas X Akuntansi dan kelas X Multimedia SMK Budi Tresna
Muhammadiyah Cirebon.
Teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi, angket dan tes kemampuan
komunikasi matematis. Instrumen dalam penilitian ini adalah lembar aktivitas siswa,
lembar angket kemandirian belajar, lembar angket respons siswa dan soal tes kemampuan
komunikasi matematis. Teknik pengolahan untuk lembar aktivitas siswa dan angket
kemandirian belajar yaitu dengan mengubah data ordinal ke dalam data interval dengan
menggunakan Method of Successive Interval (MSI).

3. Hasil dan Pembahasan
3.1. Pengaruh Aktivitas Siswa dalam Menggunakan Model Learning Cycle
5E terhadap Kemampuan Komunikasi Matematis
Dari pengujan hipotesis menggunakan uji regresi linear sederhana, dapat diketahui besar
pengaruh aktivitas siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran
learning cycle 5e terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa. Dari hasil analisis
menunjukkan bahwa terdapat pengaruh signifikan antara aktivitas siswa terhadap
kemampuan komunikasi matematis siswa yaitu sebesar 90%. Hal ini bearti masih ada
10% faktor lain yang mampu mempengaruhi kemampuan komunikasi matematis siswa.

Menurut Soebagio (Agustyaningrum[1], 2011: 381) menyatakan bahwa Learning Cycle 5E
adalah suatu model pembelajaran untuk menemukan suatu konsep dari pemikiran siswa
itu sendiri, mencegah terjadinya suatu kesalahan konsep, dan siswa tersebut diberikan
peluang untuk menerapkan konsep-konsepnya yang telah dipelajari pada situasi yang
baru. Hal tersebut sesuai dengan hasil penelitian di atas dimana pada model pembelajaran
learning cycle 5e dapat membangun kreativitas siswa dengan menuntut siswa untuk
mengemukakan ide dalam pemecahan masalah sehingga kemampuan komunikasi siswa
mengalami peningkatan yang kemudian terjadi pengaruh yang signifikan.

3.2. Pengaruh Aktivitas Siswa dalam Menggunakan Model Learning Cycle
5E terhadap Kemandirian Belajar
Dari pengujan hipotesis menggunakan uji regresi linear sederhana, dapat diketahui besar
pengaruh aktivitas siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran
learning cycle 5e terhadap kemandirian belajar siswa. Dari hasilanalisis menunjukkan
bahwa terdapat pengaruh signifikan antara aktivitas siswa terhadap kemandirian belajar
siswa yaitu sebesar 14%.
Menurut Suhendri[5] (2012: 399) menyatakan bahwa kemandirian belajar adalah suatu
aktivitas yang dilakukan siswa tanpa bergantung tanpa bergantung kepada bantuan orang
lain untuk mencapai tujuan belajar yaitu menguasai materi dan pengetahuan dengan baik
dengan kesadaran sendiri dan mampu mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

Pada pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran learning cycle
5e siswa dituntut untuk berinisiatif mencari sumber belajar sehingga aktivitas afektif
seperti kemandirian belajar pada saat menggunakan model pembelajaran learning cycle
5e cukup baik, hal tersebut dibuktikan dengan hasil penelitian yang menunjukkan
pengaruh signifikan aktivitas siswa saat penggunaan model pembelajaran learning cycle
5e terhadap kemandirian belajar.

3.3. Perbedaan Kemampuan Komunikasi Matematis antara Siswa yang
Menggunakan Model Learning Cycle 5E dengan Pembelajaran
Konvensional
Untuk mengetahui perbedaan kemampuan komunikasi matematis antara siswa yang
mendapat pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran learning cycle 5e
dengan siswa yang mendapat pembelajaran secara konvensional, peneliti memberikan
posttest kepada kelas kontrol dan kelas eksperimen. Dari hasil pengujian hipotesis yang

telah dilakukan menggunakan uji t, dengan taraf signifikan 5% ternyata
, maka H0 ditolak atau dengan kata lain H1 diterima, artinya
yaitu
terdapat perbedaan kemampuan komunikasi matematis antara siswa yang menggunakan
model pembelajaran learning cycle 5e dengan pembelajaran konvensional. Hasil

rekapitulasi menunjukkan bahwa perolehan jumlah rata-rata posttest kemampuan
pemahaman matematis siswa pada kelas kontrol yaitu sebesar 71,37. Sedangkan hasil
perolehan jumlah rata-rata posttest kemampuan komunikasi matematis siswa pada kelas
eksperimen yaitu sebesar 78,83.
Berdasarkan hasil penelitian di atas terdapat perbedaan kemampuan komunikasi
matematis siswa yang menggunakan model pembelajaran learning cycle 5e dengan
pembelajaran konvensional dimana siswa yang mengguanakan model pembelajaran
learning cycle 5e lebih baik, hal ini dikarenakan model pembelajaran learning cycle 5e
dapat mengembangkan kemampuan berpikir divergen seperti kemampuan berpikir
kreatif.
3.4.

Respon Siswa terhadap Pembelajaran
Menggunakan Model Learning Cycle 5E

Matematika

setelah

Respons siswa terhadap pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran

learning cycle 5e sudah mencapai kriteria baik. Hal ini terlihat dari nilai rata-rata
persentase yang diperoleh untuk pernyataan positif adalah 82,75% yang memiliki kriteria
sangat baik, dan nilai rata-rata persentase untuk pernyataan negatif adalah 75,67% yang
memiliki kriteria baik. Ini menunjukkan hal yang positif pada pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran learning cycle 5e, yaitu dengan nilai rata-rata
persentase sebesar 79,21% yang termasuk ke dalam kriteria baik.
Yamin[6] (2007: 10-11) mengemukakan bahwa respon dalam pembelajaran berupa sikap
yang ditunjukan setelah pembelajaran dan pengetahuan yang didapatkan siswa. Adapun
pada penelitian ini aspek sikap seperti respon dan kemandirian menunjukkan sudah cukup
baik, selain itu pengetahuan siswa dalam kemampuan komunikasi matematis
menunjukkan adanya peningkatan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa siswa merespon
positif pembelajaran dengan model learning cycle 5e.

4. Kesimpulan
Berdasarkan data dari hasil dan pembahasan penelitian diperoleh kesimpulan sebagai
berikut.
1. Terdapat pengaruh aktivitas siswa pada saat belajar matematika dengan
menggunakan model pembelajaran learning cycle 5e terhadap kemampuan
komunikasi matematis siswa, dengan besar pengaruhnya adalah sebesar 90% yang
termasuk dalam kategori kuat, artinya pengaruh aktivitas siswa dalam pembelajaran

matematika yang menggunakan model pembelajaran learning cycle 5e terhadap
kemampuan komunikasi matematis siswa cukup besar sedangkan sisanya 10%
dipengaruhi oleh faktor lain.
2. Terdapat pengaruh aktivitas siswa pada saat belajar matematika dengan
menggunakan model pembelajaran learning cycle 5e terhadap kemandirian belajar
siswa, dengan besar pengaruhnya adalah sebesar 14% yang termasuk dalam kategori
cukup kuat, artinya pengaruh aktivitas siswa dalam pembelajaran matematika yang

menggunakan model pembelajaran learning cycle 5e terhadap komunikasi matematis
siswa cukup besar sedangkan sisanya 86% dipengaruhi oleh faktor lain.
3. Terdapat perbedaan kemampuan komunikasi matematis antara kelas yang
menggunakan model pembelajaran learning cycle 5e dengan kelas yang
menggunakan model pembelajaran konvensional, dimana kelas yang menggunakan
model pembelajaran learning cycle 5e lebih baik dibandingkan dengan kelas yang
menggunakan model pembelajaran konvensional. Hal ini dapat ditunjukan dari hasil
postes kemampuan komunikasi matematis siswa pada pokok bahasan program linier
menunjukan rata-rata nilai postes kelas eksperimen lebih besar daripada rata-rata
kelas kontrol yaitu 78,83 > 71,37.
4. Respons siswa terhadap pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran
learning cycle 5e sudah mencapai kriteria baik. Hal ini terlihat dari nilai rata-rata
persentase yang diperoleh untuk pernyataan positif adalah 82,75% yang memiliki
kriteria sangat baik, dan nilai rata-rata persentase untuk pernyataan negatif adalah
75,67% yang memiliki kriteria baik. Ini menunjukkan hal yang positif pada
pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran learning cycle 5e, yaitu
dengan nilai rata-rata persentase sebesar 79,21% yang termasuk ke dalam kriteria
baik

5. Saran
Adapun beberapa saran dari peneliti berdasarkan kesimpulan di atas bagi penelitian
selanjutnya yaitu:
1. dalam pengambilan sampel peneltian kuantitatif lebih baik mengunakan random
sampling agar bisa digeneralisasikan;
2. bagi penelitian lain yang akan menggunakan model pembelajaran learning cycle 5e
disarankan untuk menggunakan kemampuan matematis lainnya. Karena hasil
penelitian pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran learning cycle 5e
untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematis sudah menunjukan hasil
yang baik.

Daftar Pustaka
[1] Agutyaningrum, Nina. (2011). Implementasi Model Pembelajaran Learning Cycle 5E untuk
Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Kelas IX B. Prosiding Seminar
Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika. Yogyakarta: FMIPA UNY.

[2] Creswell, John W. (2014). Research Design. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
[3] Depdiknas. (2006). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22T ahun 2006 Tanggal
26 Mei 2006, Standar Isi. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

[4] Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D. Bandung: Alfabeta.

[5] Suhendri, Huri. (2012). Pengaruh Kecerdasan Matematis-Logis, Rasa Percaya Diri, dan
Kemandirian Belajar terhadap Hasil Belajar Matematika. Seminar Nasional Matematika dan
Pendidikan Matematika. Yogyakarta: UNY.

[6] Yamin, Martinis. (2007). Kiat Membelajarkan Siswa, Jakarta: Gaung Persada Press.

Dokumen yang terkait

PENGARUH PEMBERIAN SEDUHAN BIJI PEPAYA (Carica Papaya L) TERHADAP PENURUNAN BERAT BADAN PADA TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus strain wistar) YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK

23 199 21

EFEKTIFITAS BERBAGAI KONSENTRASI DEKOK DAUN KEMANGI (Ocimum basilicum L) TERHADAP PERTUMBUHAN JAMUR Colletotrichum capsici SECARA IN-VITRO

4 157 1

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

PENYESUAIAN SOSIAL SISWA REGULER DENGAN ADANYA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SD INKLUSI GUGUS 4 SUMBERSARI MALANG

64 523 26

FENOMENA INDUSTRI JASA (JASA SEKS) TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU SOSIAL ( Study Pada Masyarakat Gang Dolly Surabaya)

63 375 2

PROSES KOMUNIKASI INTERPERSONAL DALAM SITUASI PERTEMUAN ANTAR BUDAYA STUDI DI RUANG TUNGGU TERMINAL PENUMPANG KAPAL LAUT PELABUHAN TANJUNG PERAK SURABAYA

97 602 2

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25