PENGARUH INTERNATIONAL BRAND IMAGE DAN WORD OF MOUTH TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN (Studi pada pengguna smartphone Apple di Singapura)

PENGARUH INTERNATIONAL BRAND IMAGE DAN WORD OF MOUTH
TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN
(Studi pada pengguna smartphone Apple di Singapura)
Ryan Fahmi
Edriana Pangestuti
Fakultas Ilmu Administrasi
Univеrsitas Brawijaya
Malang
E-mail : ryanfahmi351@gmail.com

ABSTRACT
Purchasing decisions of a product can be influenced by International Brand Image and Word of Mouth, the
effect is likely to be stronger on smartphone products. One of the world's largest smartphone products is the
Apple smartphone, and is also the highest ranked smartphone in Singapore. This study aims to determine the
influence of International Brand Image and Word of Mouth against the Purchase Decision on Apple
smartphone users in Singapore. Type of research used is explanatory research using quantitative approach
research method. The location of the study was conducted in Singapore through an online questionnaire. The
sampling technique in this study used quota sampling. The study sample is Apple smartphone users in
Singapore. The data used is primary data, ie data directly from consumers of Apple smartphones. The data
analysis technique used is multiple linear regression analysis, consisting of F test as simultaneous test, and t
test as partial test. The results show that International Brand Image and Word of Mouth have significant effect

simultaneously and partially to Purchase Decision, and Word of Mouth has greater influence from
International Brand Image in influencing Purchasing Decision.
Kеywords: International Brand Image, Word of Mouth, Purchase Decision, Apple Smartphone

АBSTRАK
Keputusan pembelian suatu produk dapat dipengaruhi oleh International Brand Image dan Word of Mouth,
pengaruh tersebut cenderung lebih kuat pada produk smartphone. Salah satu produk smartphone terbesar di
dunia adalah smartphone Apple, dan juga merupakan smartphone dengan peringkat tertinggi dalam jumlah
pengguna di Singapura. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh International Brand Image dan
Word of Mouth terhadap Keputusan Pembelian pada pengguna smartphone Apple di Singapura. Jenis
Penelitian yang digunakan adalah explanatory research dengan menggunakan metode penelitian pendekatan
kuantitatif. Lokasi penelitian dilakukan di Singapura melalui kuesioner online. Teknik sampling pada
penelitian ini menggunakan sampling kuota. Sampel penelitian adalah pengguna smartphone Apple di
Singapura. Data yang digunakan adalah data primer, yaitu data langsung dari konsumen smartphone Apple.
Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda, yang terdiri dari uji F sebagai
pengujian secara simultan, dan uji t sebagai pengujian secara parsial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
International Brand Image dan Word of Mouth berpengaruh signifikan secara simultan dan parsial terhadap
Keputusan Pembelian, dan Word of Mouth memiliki pengaruh yang lebih besar dari International Brand
Image dalam mempengaruhi Keputusan Pembelian.
Kаtа Kunci: International Brand Image, Word of Mouth, Keputusan Pembelian, Smartphone Apple


Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 60 No. 2 Juli 2018|
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

105

PЕNDAHULUAN
Salah satu vendor smartphone terbesar di
dunia adalah Apple, Apple pada tahun 2016 telah
menjadi produk dengan pasar terbesar ke tiga di
Asia, dan yang terbesar kedua setelah Samsung di
dunia (globalState.com, 2016). Merek ini pertama
kali diluncurkan pada akhir Juni 2007, yang disusul
dengan beberapa generasi berikutnya pada
beberapa tahun mendatang. Ada beberapa
kelebihan dari Apple dibanding pesaing utamanya
yaitu smartphone Android (Samsung, Sony, Htc,
Lenovo, Xiomi,dll). Diantaranya, aplikasi terbaik
lebih dulu hadir untuk smartphone Apple, meski
memiliki pangsa pasar yang lebih kecil dari

smartphone Android, namun para pengembang
tampaknya lebih gemar merilis aplikasi andalan
mereka lebih dulu di Apple AppStore untuk
perangkat berbasis iOS, sementara aplikasi
androidnya menyusul belakangan. Memiliki desain
lebih baik, smartphone Android diproduksi oleh
banyak vendor, sehingga tidak memiliki ciri khas
tersediri yang akan menjadi iconik. Adanya Apple
Pay, smartphone Apple seri terbaru telah
dilengkapi dengan platform pembayaran digital,
yang tentu akan lebih memudahkan penggunanya
dalam bertransaksi digital. Adanya TouchID,
Samsung dan HTC sudah menerapkan sensor sidik
jari pada smartphone mereka, Namun fitur
pemindai sidik jari milik Apple yang tersedia di
Seri 5S, 6 dan 6 plus adalah yang terbaik, Touch ID
pada smartphone Apple sangat fungsional, bisa
digunakan untuk sistem keamanan dan sistem
pembayaran Apple Pay. Update software, seluruh
seri smartphone Apple akan selalu bisa update ke

sistem operasi terbaru. Berbeda dengan android,
jika ingin merasakan versi update terbaru ,
pengguna android harus membeli smartphone baru,
(Liputan6.com, Februari 2015).
Citra yang ditampilkan dari satu vendor
dengan vendor yang lain tentu berbeda , Hal ini
dimaksudkan untuk penetrasi dari segmentasi pasar
yang telah dipilih. Susanto (2004:133)
mengungkapkan, image yang kuat yang
ditampilkan sebuah brand akan mampu menyihir
setiap sasarannya. Nilai perusahaan pun dapat
mencuat jauh diatas nilai riil asetnya sebagaimana
telah diperagakan oleh beberapa brand terkemuka
terutama yang telah menunjukan kesuksesan di
pasar global. Manfaat suatu International Brand
Image terutama pada aspek promosional, dalam era
perjalanan internasional yang efektif, komunikasi
lintas batas dan media internasional, keunggulan
nama merek yang seragam yang dipromosikan
secara global adalah sangat nyata. Pada


kenyataannya International Brand Image meiliki
peran penting dalam pemberian nilai perusahaan
dimata
masyarakat.
Biels
(1992:82)
mengungkapkan, International Brand Image
memiliki tiga komponen pendukung, yaitu, citra
pembuat (corporate image), citra pemakai (user
image), citra produk (produk image).
Selain International Brand Image, terdapat
variabel penting dalam memikat calon konsumen
untuk memutuskan memilih suatu produk untuk
dibeli, yaitu Word of Mouth. Mowen and Minor
(2002:180) mengungkapkan Word of Mouth
Communication mengacu pada pertukaran
komentar, pemikiran, atau ide-ide di antara dua
konsumen atau lebih, yang tak satupun merupakan
sumber pemasaran. Mowen and Minor (2002:180)

mengemukakan bahwa informasi Word of Mouth
tersebut langsung berasal dari orang lain yang
menggambarkan secara pribadi pengalamannya
sendiri, maka ini jauh lebih jelas bagi konsumen
daripada informasi yang terdapat dalam iklan.
Semakin kritisnya konsumen sebelum
melakukan
tindakan
pembelian
membuat
konsumen mencari informasi tentang suatu produk
sebelum melakukan pembelian. Pengalaman, saran
dan review yang didapat dari orang lain menjadi
masukan informasi yang kemudian diproses
sebagai pengetahuan yang nantinya dapat
mempengaruhi seseorang untuk mengambil
Keputusan Pembelian. Hal yang dirasa begitu perlu
diperhatikan, apalagi terkait dengan penjualan
smartphone, setiap calon pembeli sedikit banyak
tentunya memilih menentukan pembelian

smartphone dari seberapa sering smartphone
tersebut dibicarakan di masyarakat, rekomendasi
teman atau kolega kerja. Word of Mouth sendiri
terbagi menjadi dua macam, yaitu Organic Word of
Mouth dan Amplifled Word of Mouth dalam
(WOMMA, 2007). Organic Word of Mouth adalah
Word of Mouth yang terjadi secara alami, orang
yang merasa puas pada sebuah produk akan
membagi antusiasme mereka. Amplified Word of
Mouth adalah Word of Mouth yang terjadi karena
di desain oleh perusahaan.
Dua variabel tersebut, International Brand
Image dan Word of Mouth sangat berpengaruh
terhadap Keputusan Pembelian. Menurut Peter dan
Olson (2000:162) Keputusan Pembelian adalah
proses integritas yang dilakukan untuk
mengkombinasikan
pengetahuan
guna
mengevaluasi dua atau lebih alternatif dan memilih

satu diantaranya. (Kotler dan Amstrong,2008:181)
mengemukakan, pada umumnya, Keputusan
Pembelian konsumen adalah membeli merek yang
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 60 No. 2 Juli 2018|
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

106

paling disukai. (Sciffman dan Kanuk 2008:173)
mengungkapkan, jika konsumen tidak memiliki
pengalaman dengan suatu produk, mereka
cenderung untuk mempercayai merek yang
terkenal. Alasan inilah yang mendorong para
vendor smartphone untuk memperkuat posisi
mereknya agar tercipta brand image yang positif
dan menancap kuat di benak konsumen. Lin et
al.,(2007:122) mengemukakan, melalui brand
image konsumen mampu mengenali sebuah
produk, mengevaluasi kualitas, mengurangi resiko
pembelian, dan memperoleh pengalaman dan

kepuasan dari diferensiasi produk tertentu.
Keputusan Pembelian tidak lepas dari
kondisi perekonomian masyarakat di suatu negara
sebagai konsumen itu sendiri. Singapura adalah
salah satu negara yang memiliki pendapatan
perkapita yang tinggi, Tabel 1 berikut akan
menyajikan total GDP per Capita Singapura
dibanding dengan negara-negara di Asia Tenggara
lainnya :
Tabel 1 GDP per Capita Negara di Asia
Tenggara
GDP per Capita
Negara
(US $)
2015
Singapura
52,888.7
Brunei Darussalam
36,607.9
Malaysia

9,766.2
Thailand
5,816.4
Indonesia
3,346.5
Philipina
2,899.4
Vietnam
2,111.1
Cambodia
1,158.7
Myanmar

1,203.5

Sumber : Data.worldbank.org, 2016
Dari data yang terdapat pada Tabel 1 di
atas, Singapura adalah negara dengan total GDP
per Capita tertinggi di Asia Tenggara pada tahun
2016. (ekonomizone.com, September 2015) GDP

per Capita adalah jumlah rata-rata pendapatan
penduduk di suatu kota, regional, maupun negara
yang diperoleh biasanya dalam kurun waktu satu
tahun, GDP per Capita di dapatkan dari hasil
pembagian pendapatan nasional suatu negara
dengan jumlah penduduk negara tersebut. (Arsyad,
2004) mengemukakan, kenaikan pendapatan per
kapita akan meningkatkan kemampuan (daya beli)
masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidupnya
dan kesejahteraan masyarakat dapat ditingkatkan,
oleh karena itu masyarakat Singapura memiliki
daya beli yang cukup kuat untuk membeli produkproduk Apple, yang memiliki kisaran harga yang

lebih tinggi dibanding smartphone dari vendor lain.
Pernyataan tersebut juga didukung dengan
jumlah pengguna smartphone Apple yang ada di
Singapura. Gambar 2 berikut akan menyajikan
tentang penetrasi produk Apple di Singapura
dibandingkan dengan pesaing-pesaingnya seperti,
Samsung, Sony, Xiaomi, HTC, LG, dll. Yang akan
tersaji di halaman berikutnya :

Gambar 1 Daftar Sepuluh Besar Vendor
Smartphone di Singapura Tahun 2016
Sumber: gs.statcounter.com

Berbeda dari jumlah pengguna smartphone
Apple di Asia, yang didominasi oleh Samsung, di
Singapura produk Apple merupakan produk yang
paling digemari oleh konsumen pada kuartal ketiga
2016. Apple menguasai 39.93 % di negara tersebut,
posisi selanjutnya ditempati oleh Samsung yang
menguasai 36.65 %. Sisanya dikuasai merek
seperti, Sony, Xiomi, HTC , LG, Asus , Huawei,
dan Lenovo.
KAJIAN PUSTAKA
International Brand Image
Pengenalan
sebuah
produk
untuk
memasuki pasar global juga dipengaruhi dengan
adanya nama International Brand Image yang
menempel pada sebuah produk. Nama tersebut
dapat mempengaruhi posisi suatu produk dalam
dunia global. Jain (2000:32) menjelaskan bahwa
nama
international
brand
membantu
menumbuhkan image terhadap suatu produk
perusahaan dengan lebih baik serta membantu
tercapainya konsistensi dan kordinasi yang lebih
baik dari kegiatan periklanan dan promosi tingkat
dunia. Soehadi (2005:42) mengungkapkan
keberhasilan dari pengolahan merek international
tergantung pada tingkat awareness dan kepositifan
asosiasi yang dihasilkan. International Brand
Image yang sukses merupakan hasil konsistensi
dari perusahaan dalam segmen pasar yang
dilayaninya seperti yang telah diungkapkan oleh
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 60 No. 2 Juli 2018|
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

107

Tjiptono (2005:20) dalam implikasi dari kriteria
berikut ini :
1) Brand dapat menjadi aset ketika memiliki
keunggulan diferensial berkesinambungan
2) Brand akan terdepresiasi tanpa adanya
investasi lebih lanjut. Apabila pihak
manajemen tidak berinvestasi ulang untuk
meningkatkan kualitas, layanan, dan citra
merek, maka merek yang bersangkutan akan
berkurang kekuatannya atau bahkan punah.
Menurut Jain (2001:31), seorang pemasar
luar negeri memeliki beberapa langkah alternatif
untuk memutuskan nama International Brand
Image pada produknya yaitu:
1) Menggunakan suatu nama tanpa melakukan
adaptasi pada pasar setempat.
2) Menggunakan
suatu
nama
dengan
mengadaptasi dan memodifikasi untuk setiap
pasar lokal
3) Menggunakan nama yang berbeda di pasar
yang berbeda untuk produk yang sama
4) Menggunakan nama perusahaan sebagai nama
merek di bawah satu atap atau pendekatan
payung perusahaan
Faktor International Brand Image memiliki
tiga komponen pendukung, yaitu:
1) Citra perusahaan (Corporate / maker image)
Sugiharti (2012:55) menjelaskan bahwa, citra
pembuat merupakan sekumpulan asosiasi yang
dipersepsikan konsumen terhadap perusahaan
yang membuat suatu produk atau jasa.
2) Citra Pemakai (User Image)
Xian (2011:187) menyatakan bahwa citra
merek mengacu pada apakah kepribadian
merek tersebut sesuai dengan konsumen,
misalnya gaya hidup dan status sosial.
3) Citra Produk (Product Image)
Surrachman (2008:275) menyatakan bahwa
citra produk adalah suatu pandangan
masyarakat terhadap suatu produk atau
kategori suatu produk, manfaat produk dan
jaminan produk itu sendiri.
Sedangkan menurut Bondesson (2012)
International Brand Image memiliki faktor yaitu :
1) Citra produk (Tampilan produk, Inovasi
produk, Kualitas produk)
2) Citra perusahaan (Kompetensi perusahaan,
Reputasi perusahaan, Kepedulian konsumen,
Pelayanan perusahaan)

3) Komunitas merek
(Jaringan pengguna,
Kehebohan pada pengguna jaringan, Keeratan
hubungan antar pengguna
4) Keterkenalan merek (Pengetahuan tentang
merek , Pengakuan pelanggan)
Word of Mouth
Menurut Kotler dan Amstrong (2001:128),
Word of Mouth Communication adalah komunikasi
pribadi tentang sebuah produk antara pembeli
sasaran dan tetangga, teman-teman, anggota
keluarga dan rekannya. Menurut Sumardy dkk.,
(2011:67), "Word of Mouth is the act of consumers
providing information to other consumers" yang
artinya ialah Word of Mouth diartikan sebagai
suatu tindakan penyediaan informasi oleh
konsumen kepada konsumen lainnya. Hasan
(2010:32) mendefinisikan Word of Mouth dalam
dunia bisnis adalah tindakan konsumen
memberikan informasi kepada konsumen lain dari
seseorang ke orang lain (antar pribadi) nonkomersial baik merek, produk maupun jasa.
Menurut Word of Mouth Marketing Association
(www.womma.org), pengertian dari Word of
Mouth adalah usaha pemasaran yang memicu
konsumen untuk membicarakan, mempromosikan,
merekomendasikan hingga menjual merek kepada
calon konsumen lainnya. Berdasarkan definisi
tersebut dapat diartikan bahwa Word of Mouth
ialah suatu komunikasi yang didalamnya terdapat
penyampaian informasi tentang suatu merek yang
dilakukan oleh seseorang kepada orang lain atas
pengalaman pembelian sebelumnya agar orang lain
tersebut mengetahui kebaikan dan keburukan yang
sebenarnya ada di dalam merek tersebut.
Berdasarkan Goyette et al., (2010) Word of Mouth
memiliki 4 dimensi dan masing-masing dimensi
memiliki beberapa pernyataan yaitu :
1) Intensitas WOM
2) Valensi Positif WOM
3) Valensi Negatif WOM
4) Konten WOM
Keputusan Pembelian
Swasta dan Irawan (2008:118) menjelaskan
bahwa keputusan untuk membeli yang diambil oleh
pembeli merupakan kumpulan dari sejumlah
keputusan.
Setiap
Keputusan
Pembelian
mempunyai suatu struktur sebanyak tujuh
komponen. Menurut Swasta dan Irawan
(2008:118), komponen tersebut adalah:
1) Keputusan tentang jenis produk, konsumen
dapat mengambil keputusan untuk membeli
sejumlah produk tertentu atau menggunakan
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 60 No. 2 Juli 2018|
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

108

2)

3)

4)
5)

6)
7)

uangnya untuk tujuan lain. Dalam hal ini,
konsumen dihadapkan pada keputusan awal
untuk membeli suatu produk atau tidak.
Keputusan tentang bentuk produk. Konsumen
dapat mengambil keputusan untuk membeli
bentuk produk tertentu, keputusan ini
menyangkut mutu, corak dan sebagainya.
Keputusan tentang merek. Konsumen harus
mengambil keputusan tentang merek mana
yang akan dibeli. Setiap merek memiliki
perbedaan tersendiri. dalam hal ini perusahaan
harus mengetahui bagaimana konsumen akan
memilih sebuah produk.
Keputusan tentang penjualannya. Konsumen
harus mengambil keputusan dimana produk
tersebut akan dibeli.
Keputusan tentang jumlah produk. Konsumen
dapat mengambil keputusan tentang seberapa
banyak produk yang akan dibelinya pada suatu
saat.
Keputusan tentang waktu pembelian.
Konsumen dapat mengambil keputusan
tentang kapan ia harus melakukan pembelian.
Keputusan tentang tata cara pembayaran.
Ketika memutuskan untuk membeli suatu
produk konsumen akan menentukan cara
pembayaran produk yang dibeli, apakah secara
tunai atau cicilan.

Sedangkan berdasarkan Tekin et al.,(2016)
Setiap Keputusan Pembelian memiliki struktur
yang terbagi menjadi beberapa pernyataan , yaitu :
1) Keputusan tentang desain, warna maupun
ketahanan produk.
2) Keputusan tentang merek
3) Keputusan pembelian karena rekomendasi dari
teman atau keluarga.
4) Keputusan tentang kualitas.
5) Keputusan tentang citra negara asal .
Hipotеsis
H1 : Terdapat pengaruh signifikan secara parsial
dari variabel Internasional
Brand Image (X1) terhadap Keputusan
Pembelian (Y)
H2 : Terdapat pengaruh signifikan secara parsial
dari variabel Word of Mouth
(X2) terhadap Keputusan Pembelian (Y)
H3 : Terdapat pengaruh signifikan secara
bersama-sama dari variabel International
Brand Image (X1) dan Word of Mouth (X2)
terhadap Keputusan Pembelian (Y)

International
Brand Image
(X1)

H1

Keputusan
Pembelian
(Y)

H3

Word of
Mouth (X2)

H2
Gambar 1. Modеl Hipotеsis

MЕTODE PЕNЕLITIAN
Pеnеlitian ini mеrupakan pеnеlitian
pеnjеlasan (еxplanatory rеsеarch) dеngan
pеndеkatan kuantitatif. Pеnеlitian dilakukan di
Singapura. Didapat sampеl 116 orang rеspondеn
dеngan pеngumpulan data mеnggunakan kuеsionеr
melalui google form yang dianalisis mеnggunakan
rеgrеsi liniеr bеrganda.
HASIL DAN PЕMBAHASAN
Tabеl 1. Hasil Analisis Rеgrеsi Liniеr Bеrganda
Variabel
Bebas

Variabel
Terikat

(Constant)
Y
X1
X2

Std. Error
R
R Square (R2)
Adjusted
R Square

Unstandardized
Coefficients
B
Std.
Error
3.115
16.359
0.395 0.063
0.443 0.068

= 3.115
= 0.728
= 0.530

Standardized
Coefficients
Beta

0.432
0.452

F Hitung
F Tabel
Signifikansi

T

Sig.

5.252
6.252
6.544

0.000
0.000
0.000

= 63.588
= 3.08
= 0,000

= 0.521

Sumbеr : Data Primеr diolah, 2017
Hasil Hipotesis 1, pengaruh International brand
image (X1) terhadap Keputusan Pembelian (Y)
Uji t dilakukan untuk mengetahui hasil
pengujian hipotesis 1. Berdasarkan hasil
perhitungan statistik uji t dapat diketahui bahwa
terdapat pengaruh positif yang signifikan dari
International Brand Image (X1) terhadap
Keputusan Pembelian (Y). Pengaruh positif yang
diberikan ialah ketika International Brand Image
(X1) mengalami peningkatan, maka Keputusan
Pembelian (Y) akan mengalami peningkatan juga.
Hasil yang signifikan dapat diketahui
melalui data statistik uji t yang menunjukan bahwa
nilai t hitung lebih besar dari t tabel, (6.252 >
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 60 No. 2 Juli 2018|
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

109

1.981) atau nilai sig t lebih kecil dari 5% (sig t
(0.000) < 0.05 / 5%) yang telah menunjukan hasil
yang signifikan. Pengaruh positif dari International
Brand Image (X1) terhadap Keputusan Pembelian
(Y) adalah sebesar 39,5%.
Pada tabel distribusi frekuensi variabel
International Brand Image, yang terdiri dari
beberapa indikator, yaitu; citra produk, citra
perusahaan, komunitas merek, dan keterkenalan
merek,dari keempat indikator ini, indikator citra
perusahaan atau corparate image memiliki nilai
mean paling besar diantara indikator lainnya . Hal
ini menunjukan bahwa responden memiliki
persepsi yang baik terhadap perusahaan
smartphone Apple . Pernyataan tentang citra
perusahaan sebagai indikator dengan nilai terbesar
sebagai pembentuk International Brand Image
juga diperkuat oleh Simamora (2000:543) yang
menyatakan bahwa, International Brand Image
didasarkan dari persepsi yang lahir dari sebuah
perusahaan, kata-kata, cakupan media, dan sumber
informasi tidak langsung lainnya, dan butir X1.2.1
dengan pernyataan bahwa, perusahaan Apple
adalah perusahaan yang kompeten adalah butir
dengan nilai mean tertinggi pada indikator
sekaligus variabel ini dengan nilai mean 4.39, hal
ini menunjukan bahwa konsumen percaya atas
kompetensi smartphone Apple
Indikator dengan nilai tebesar kedua
sebagai pembentuk International Brand Image
adalah indikator keterkenalan merek, hal ini juga
sesuai dengan pernyataan Arafat (2006:134) yang
mengungkapkan bahwa International Brand Image
memegang peran kunci dalam menciptakan sebuah
brand yang handal, tanpa adanya brand yang
kokoh, maka sebuah produk tidak akan dikenal
sebagai brand yang bernilai tinggi. Butir X1.4.2
dengan pernyataan bahwa, Merek Apple adalah
merek yang telah diakui oleh penggunanya adalah
butir dengan nilai terbesar dari indikator ini dengan
nilai mean sebesar 4.16. Indikator dengan nilai
terbesar ketiga sebagai pembentuk International
Brand Image adalah indikator komunitas merek ,
dan butir X1.3.2 dengan pernyataan bahwa,
smartphone Apple memiliki jejaring sosial yang
aktif adalah butir dengan nilai terbesar dari
indikator ini dengan nilai 3.87.Indikator dengan
nilai terbesar ke empat sebagai pembentuk
International Brand Image adalah indikator citra
produk, dan butir X1.1.2 dengan pernyataan
bahwa, smartphone Apple memiliki inovasi produk
yang bagus pada produk terbarunya adalah butir
dengan nilai terbesar dari indikator ini dengan nilai
3.72.

Berdasarkan uji t yang telah dilakukan
maka hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat
pengaruh yang signifikan antara International
Brand Image (X1) terhadap Keputusan Pembelian
secara parsial dapat diterima. Hasil penelitian ini
juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
Mahera (2014) yang juga menunjukkan adanya
pengaruh yang signifikan secara parsial antara
Brand Image dengan Keputusan Pembelian, sesuai
juga dengan penelitian Permadi (2014) yang hasil
penelitiannya menunjukkan adanya pengaruh
positif yang signifikan antara Citra Merek
terhadap Keputusan Pembelian. Hasil penelitian ini
juga sesuai dengan pendapat Pratama (2015) yaitu
International Brand Image memiliki pengaruh
positif terhadap Keputusan Pembelian.
Hasil positif dan signifikan dari Brand
Image terhadap Keputusan Pembelian sesuai
dengan pendapat Sutisna (2001) konsumen dengan
image yang positif terhadap suatu brand lebih
memungkinkan untuk melakukan pembelian. Hasil
penelitian ini juga sesuai dengan pendapat
Simamora
(2000:541)
yang
menyatakan,
pemberian brand merupakan salah satu hal
esensisal yang membuat banyak pemasaran global
dan penjualan tidak hanya diperlukan, namun juga
manjadi layak. Tanpa pemberian nama merek,
perusahaan akan menjual jauh lebih sedikit peluang
untuk pemasaran secara mengutungkan. Diperkuat
pula oleh pendapat
Arafat
(2016:134),
International Brand Image memegang peranan
kunci dalam melahirkan brand yang handal, tanpa
adanya International Brand Image yang kokoh
sebuah brand tidak akan dapat dikenal sebagai
brand yang bernilai tinggi.
Terdapat juga teori yang sejalan dengan
penelitian ini, yaitu teori yang dikemukakan oleh
Schiffman dan Kanuk (2008:173) menyatakan
bahwa, jika konsumen tidak memiliki pengalaman
dengan suatu produk, mereka cenderung untuk
mempercayai merek yang disukai atau yang
terkenal. Teori tersebut sejalan dengan hasil
penelitian ini yang menyatakan International
Brand Image memiliki pengaruh secara parsial
terhadap Keputusan Pembelian.
Hasil hipotesis 2, Pengaruh Word of Mouth (X2)
terhadap Keputusan Pembelian (Y)
Uji t dilakukan untuk mengetahui untuk
hasil pengujian hipotesis 2. Berdasarkan hasil
perhitungan statistik uji t dapat diketahui bahwa
terdapat pengaruh positif yang signifikan dari
Word of Mouth (X2) terhadap Keputusan
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 60 No. 2 Juli 2018|
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

110

Pembelian (Y). Pengaruh positif yang diberikan
ialah ketika Word of Mouth(X2) mengalami
peningkatan, maka Keputusan Pembelian (Y) akan
mengalami peningkatan juga.
Hasil yang signifikan dapat diketahui
melalui data statistik uji t yang menunjukan bahwa
nilai t hitung lebih besar dari t tabel, (6.544 >
1.981) atau nilai sig t lebih kecil dari 5% (sig t
(0.000) < 0.05 / 5%) yang telah menunjukan hasil
yang signifikan. Pengaruh positif dari International
Brand Image (X1) terhadap Keputusan Pembelian
(Y) adalah sebesar 44,3%.
Pada tabel distribusi frekuensi variabel
Word of Mouth ,yang terdiri dari beberapa
indikator, yaitu; intensitas wom,valensi positif
wom ,valensi negatif wom, dan konten wom, dari
keempat indikator ini, indikator valensi positif
wom memiliki nilai mean paling besar diantara
indikator lainnya. Hal ini menunjukan bahwa
pengguna smartphone Apple memiliki ungkapan
yang positif pada pengkomunikasian produk ini.
Valensi positif wom sebagai indikator dengan nilai
terbesar sebagai pembentuk Word of Mouth
diperkuat dengan pernyataan Shimp (2003:286)
yang menyatakan bahwa seorang pemimpin opini
juga mempunyai fungsi penting, yaitu mereka
memberi informasi kepada orang lain tentang
produk-produk baru, mereka memberikan saran
serta mengurangi resepsi resiko yang diterima oleh
pengikutnya dalam pembelian produk baru, dan
mereka menawarkan umpan balik positif untuk
mendukung atau memperjelas keputusan yang
telah diambil oleh pengikut. Butir X2.2.1 dengan
pernyataan bahwa, Saya akan merekomendasikan
smartphone Apple ke orang lain adalah butir
dengan nilai mean tertinggi pada indikator ini
dengan nilai 4.20. Sedangkan butir X2.1.1 dengan
pernyataan bahwa, saya akan membicarakan
tentang pelayanan elektronik smartphone Apple
lebih sering dibanding vendor lain adalah butir
pernyataan dengan nilai mean tertinggi pada
variabel ini namun bukan pada indikator valensi
positif wom, dengan nilai mean 4.23. Hal ini
menunjukan bahwa smartphone Apple memiliki
daya yang lebih dari vendor lain dalam
mempengaruhi Word of Mouth, dalam hal ini
terkait dengan keunggulan pelayanan elektronik
smartphone Apple dibanding vendor lain.
Indikator dengan nilai tebesar kedua
sebagai pembentuk Word of Mouth adalah
indikator konten wom, dan butir X2.4.2 dengan
pernyataan bahwa, saya akan menginformasikan
smartphone Apple karena memiliki kualitas
produk yang bagus adalah butir dengan nilai

terbesar dari indikator ini dengan nilai 4.16.
Indikator dengan nilai terbesar ketiga sebagai
pembentuk Word of Mouth adalah indikator
intensitas wom, dan butir X1.4.2 dengan
pernyataan bahwa, saya akan membicarakan
tentang pelayanan elektronik smartphone Apple
lebih sering dibanding vendor adalah butir dengan
nilai mean terbesar dari indikator ini dengan nilai
mean sebesar 4.23. Indikator dengan nilai terbesar
ke empat sebagai pembentuk Word of Mouth
adalah indikator valensi negatif wom, dan butir
X2.3.2 dengan pernyataan bahwa, saya memiliki
sisi negatif dari smartphone Apple yang dapat saya
katakan kepada orang lain adalah butir dengan nilai
terbesar dari indikator ini dengan nilai 3.59.
Berdasarkan uji t yang telah dilakukan
maka hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat
pengaruh yang signifikan antara Word of Mouth
(X2) terhadap Keputusan Pembelian secara parsial
dapat diterima. Hasil penelitian sesuai dengan
penelitian yang dilakukan oleh Permadi (2014)
hasil penelitiannya menunjukkan adanya pengaruh
yang signifikan secara parsial antara Word of
Mouth terhadap Keputusan Pembelian. Hasil
penelitian ini juga sesuai dengan penelitian
(Mahendrayasa , 2014) yaitu, menunjukan hasil
yang signifikan antara Word of Mouth dan
Keputusan Pembelian, begitu juga dalam
pengaruhnya yang berpengaruh secara positif.
Hasil positif dan signifikan antara Word of
Mouth (X2) terhadap Keputusan Pembelian (Y)
sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Katz
dan Lazarsfeld dalam Sutisna (2001:184) bahwa
Word of Mouth merupakan hal yang paling penting
dalam mempengaruhi pembelian barang-barang
konsumsi dan lebih efektif dibandingkan dengan
iklan, pernyataan ini didukung pula oleh Hasan
(2010:152) mengemukakan bahwa Word of Mouth
merupakan bentuk pujian, rekomendasi dan
komentar pelanggan sekitar pengalaman mereka
atas jasa dan produk yang betul-betul memengaruhi
keputusan konsumen atau perilaku pembelian
konsumen.
Hasil hipotesis 3, Pengaruh International Brand
Image (X1) dan Word of Mouth (X2) terhadap
Keputusan Pembelian (Y)
Perhitungan statistik uji F dan hasil nilai
koefisien determinasi (R2) digunakan untuk
mengetahui hasil dari pengujian hipotesis 3,
berdasarkan hasil tersebut, diketahui bahwa
International Brand Image (X1) dan Word of
Mouth berpengatuh signifikan secara simultan atau
bersama-sama terhadap Keputusan Pembelian (Y).
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 60 No. 2 Juli 2018|
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

111

hasil uji F yang menghasilkan nilai probabilitas
signifikansi sebesar 0,000 dimana kurang dari nilai
signifikan yang digunakan yaitu sebesar 0,05. Hasil
koefisien determinasi (R2) juga menunjukkan
bahwa Keputusan Pembelian (Y) dipengaruhi oleh
variabel International Brand Image (X1) dan Word
of Mouth (X2) sebesar 0,521. Artinya bahwa 52,1%
variabel Keputusan Pembelian akan dipengaruhi
oleh
variabel
bebasnya,
yaitu
variabel
International Brand Image (X1) dan Word of
Mouth (X2), Sedangkan sisanya 47,9% variabel
Keputusan Pembelian akan dipengaruhi oleh
variabel-variabel lain yang tidak dibahas dalam
penelitian ini.
Pada tabel distribusi frekuensi variabel
Keputusan Pembelian , nilai mean yang paling
tinggi pada indikator dan variabel ini adalah butir
Y.1 yang menyatakan bahwa, saya membeli
smartphone karena menyukai desain, warna,
maupun ketahanan smartphone Apple, dengan skor
rata-rata butir sebesar 3.98. Hal ini menunjukan
bahwa desain, warna , dan ketahanan dari
smartphone Apple adalah bagus dimata konsumen.
Hal ini juga diperkuat dengan pernyataan Kotler
dan Amstrong (2008:181) Keputusan Pembelian
adalah membeli merek yang paling disukai.
KЕSIMPULAN DAN SARAN
Kеsimpulan
1 Terdapat pengaruh yang signifikan antara
International Brand Image (X1) dengan
Keputusan Pembelian (Y) yang dilakukan
pada pengguna smartphone Apple di
Singapura. Hasil pengujian uji t pada Tabel 12,
terdapat pengaruh positif yang signifikan dari
International Brand Image (X1) terhadap
Keputusan Pembelian (Y), yang menghasilkan
persamaan regresi sebesar 39.5% artinya
apabila International Brand Image mengalami
peningkatan 1 satuan, maka Keputusan
Pembelian akan meningkat sebesar 39.5%
satuan dengan asumsi variabel yang lainnya
dianggap konstan. Pengaruh positif dan
signifikansi diukur menggunakan empat
indikator yaitu citra produk, citra perusahaan,
komunitas merek, dan keterkenalan merek.
Nilai mean yang paling besar terdapat pada
indikator citra perusahaan. Berdasarkan uji t
yang telah dilakukan, maka hipotesis yang
menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang
signifikan dari International Brand Image
(X1) terhadap Keputusan Pembelian (Y)
secara parsial dapat diterima.

2

3

Kedua, terdapat pengaruh yang signifikan
antara Word of Mouth (X2) dengan Keputusan
Pembelian (Y). Dari hasil pengujian uji t,
terdapat pengaruh positif yang signifikan dari
Word of Mouth (X2) terhadap Keputusan
Pembelian (Y), yang menghasilkan persamaan
regresi sebesar 44.3%, artinya apabila Word of
Mouth mengalami peningkatan 1 satuan, maka
Keputusan Pembelian akan meningkat sebesar
44.3% satuan dengan asumsi variabel yang
lainnya dianggap konstan. Pengaruh positif
dan signifikansi diukur menggunakan empat
indikator yaitu intensitas wom, valensi positif
wom, valensi negatif wom, dan konten wom,
nilai mean yang paling besar terdapat pada
indikator valensi positif wom. Berdasarkan uji
t yang telah dilakukan, maka hipotesis yang
menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang
signifikan dari Word of Mouth (X2) terhadap
Keputusan Pembelian (Y) dapat diterima.
Ketiga, terdapat pengaruh yang signifikan
antara International Brand Image (X1) dan
Word of Mouth (X2) terhadap Keputusan
Pembelian (Y) yang dilakukan pada pengguna
smartphone Apple di Singapura. Dari hasil uji
F, terdapat pengaruh positif yang signifikan
dari International Brand Image (X1) dan Word
of Mouth ( X2) terhadap Keputusan Pembelian
(Y), yang menghasilkan koefisien determinasi
sebesar 52.1%. Artinya bahwa 52.1% variabel
Keputusan pembelian dipengaruhi oleh
variabel bebasnya, yaitu International Brand
Image (X1) dan Word of Mouth (X2).
Berdasarkan uji F yang telah dilakukan, maka
hipotesis dari International Brand Image (X1)
dan Word of Mouth (X2) terhadap Keputusan
Pembelian (Y) secara simultan dapat diterima.

Saran
1.

Saran bagi perusahaan Apple adalah terkait
dengan tampilan fisik smartphone, agar bisa
diperbarui menjadi lebih bagus dan menarik,
karena tampilan smartphone Apple masih
dalam kategori yang tidak terdapat banyak
perubahan dari satu tipe smartphone ke tipe
berikutnya, berbeda dengan tipe smartphone
dari vendor lain yang lebih berani dalam
inovasi tampilan fisik dari smartphone yang
mereka produksi. Perbaikan tampilan fisik ini,
akan berpengaruh pada semakin banyaknya
pembelian smartphone, karena nilai tampilan
fisik smartphone Apple memiki nilai yang
rendah dimata konsumen.

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 60 No. 2 Juli 2018|
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

112

2.

3.

4.

Perusahaan Apple juga diharapkan semakin
gencar dalam pengkomunikasian atau promosi
tentang tipe smartphone
tertentu yang
diproduksi. Hal ini dapat dilakukan dengan
pengiklanan yang lebih masif, intensif dan
tepat sasaran setiap sebelum penjualan ke
pasar dari tipe smartphone terbaru. karena
nilai dari butir yang menyatakan tingkat
frekuensi dari pengkomunikasian tipe
smartphone Apple dibanding vendor yang lain
masih cukup rendah.
Karena nilai dari butir yang terkait dengan
keputusan membeli karena rekomendasi orang
terdekat masih rendah, diharapkan perusahaan
Apple juga melakukan pengembangan terkait
dengan komunikasi dua arah, antara
perusahaan dengan konsumen, supaya terjadi
hubungan yang lebih intensif dan dekat, hal ini
bisa dilakukan melalui; layanan customer
service, media sosial smartphone Apple,
maupun dari situs resmi Apple. Diharapkan
penulis, dengan itu konsumen akan menjadi
komunikan berikutnya dari pengkomunikasian
langsung yang dilakukan pihak perusahaan
Apple.
Karena keterbatasan penelitian , diharapkan
pada peneliti selanjutnya digunakan sebagai
acuan untuk mengembangkan penelitian ini
dengan mempertimbangkan variabel-variabel
lain diluar penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA
Arafat, Wilson 2006. Behind a Powerful Image.
Jakarta : CV. Andi Offest.
Arsyad Lincolin (2004), Ekonomi Pembangunan.
Yogyakarta : STIE – YKPN
Biels, alexander L, 1992, How Brand Image Drive
Brand Equity, Journal Advertising
of
Research.
Goyette et al., 2010. E-WOM Scale: Word Of
Mouth Measurement Scale For eServices Context. Canadian Journal of
Administrative Sciences. (online),
Vol. 27 No. 1
Hasan, Ali. 2009.
Medpress

Marketing.

Yogyakarta:

Jain, Subhas C. 2001. Manajemen Pemasaran
Internasional. Dialih bahasakan
oleh
Crhiswan Sungkono. Edisi Kesembilan.
Jakarta : Erlangga.

Kotler Philip dan Amstrong, 2001. Prinsip-Prinsip
Manajemen, Jilid 1 Edisi
Kedelapan,
Terj.Damos Sihombing, Jakarta: Penerbit
Erlangga.
Kotler, Philip dan Gary Amstrong, 2008. PrinsipPrinsip Pemasaran Jilid 1, Edisi
Kedua Belas, PT. Penerbit Erlangga,
Jakarta.
Soehadi, Agus W. 2005. Effective Branding.
Bandung : Quantum Bisnis
dan
Managemen
Mowen, John C dan Michael Minor. 2002, Perilaku
Konsumen , Edisi 5 Jilid 1
Alih Bahasa
: Dwi Kartini. Jakarta.
Bondesson, Niklas (2012). Brand Image
Antecendents of Loyalty and Price
Premium in Business Market. Business
Management and Research., Vol.1,
No.1,
Retrieved from www.sciedu.ca/bmr.
Peter, J. Paul dan Jerry C. Olson. 2000. Consumer
Behavior. Perilaku konsumen dan strategi
pemasaran. Jilid 2. Edisi 4. Diterjemahkan
oleh : Damos Sihombing.
Jakarta
:
Erlangga.
Schiffman, Leon dan Leslie L. Kanuk. 2008.
Perilaku Konsumen.
Edisi
Ketujuh.
Diterjemahkan oleh : Zoelkifli Kasip.
Jakarta: Indeks.
Shimp, Terace A, 2003, Perilaku Promosi. Jakarta
: Erlangga
Simamora henry, 2000. Manajemen Pemasaran
Internasional, Jilid 1. Jakarta : Salemba
Empat.
Sugiharti. 2012. Membanun citra merek yang
positif dalam rangka menciptakan kepuasan
dan kesetiaan pelanggan. JBMA, 1 (1) : 55
56
Sumardy, dkk., 2011. The Power of Word of Mouth
Marketing, Jakarta : PT
Gramedia
Pustaka Utama.
Susanto, A.B dan Himawan Wijanarko. 2004.
Power Branding. Bandung:
Quantum
Bisnis dan Manajemen
Sutisna. (2001). Perilaku Konsumen dan
Komunikasi Pemasaran. Bandung: PT
Rosdakarya.

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 60 No. 2 Juli 2018|
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

113

Tekin, Gokhan. 2016. The Effect of Brand Image
on Consumer Behaviour: Case Study
of
Louiss Vuitton-Moet Hennessy. Internatonal
Journal of
Academic Value Studies.
Vol. 2, No. 2
Tjiptono, Fandy. 2005. Brand Managemet and
Strategy. Edisi Pertama.
Yogyakarta:
Andi
Wijanarko, Himawan. 2004. Power Branding ,
Membangun
Merek
Unggul
dan
Organisasi Pendukungnya. Jakarta : PT.
Mizan
Xian, Gou Li, et.al.Corporate -, Product-, And
User-Image Dimensions and Purchase
Intentions. Journal of Computers, (6)9: 1875
1879
Website :
Gs.

Statcounter,

2016,

http://gs.statcounter.com/vendor-marketshare/tablet/asia/2016 ( Diakses pada 2016,

diakses kembali 20 Maret
Gs.

2017)

Statcounter,

2016,

http://gs.statcounter.com/vendor-marketshare/tablet/singapore/2016 ( Diakses pada

2016, diakses kembali 20
Liputan

Maret 2017)

6,

2016,

http://tekno.liputan6.com/read/2489828/7kelebihan-iphonedibanding-androiddari-desain-hingga-software (Diakses 2016,

diakses kembali 20 Maret 2017)
Wikipedea,

2017,

https://en.wikipedia.org/wiki/Per_capita_income

( Diakses pada 20 Maret 2017)

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 60 No. 2 Juli 2018|
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

114