BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Manajemen Profesionalisme Guru oleh Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kualitas Pembelajaran SD Negeri 1 Krajankulon dan SD Negeri 1 Kutoharjo
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Subjek Penelitian
Siswa merupakan salah satu komponen penting
dalam
kegiatan
belajar
mengajar,
pada
perkembangannya siswa bukan hanya sebagai obyek
sasaran pendidikan yang dianggap benda tetapi lebih
sebagai patner yang dapat diajak berinteraksi dan
selalu tumbuh dan berkembang.Keadaan Siswa di SD
Negeri 1 Krajankulon dan SD Negeri 1 Kutoharjo secara
umum dapat dikatakan cukup besar jika dilihat dari
kuantitas.Hal ini dapat dilihat dari masing-masing
kelas di sekolah tersebut.Berikut ini data siswa SD
Gugus DR.Mawardi :
No
1
2
Table 4.1 Data Siswa SDN 1 Krajankulon & SDN 1 Kutoharjo
Nama Sekolah
Kls
Kls
Kls
Kls
Kls Kls
Jum
1
2
3
4
5
6
lah
SDN 1 Krajankulon
26
33
24
39
31
22
175
SDN 1 Kutoharjo
74
66
70
82
77
57
426
Sumber: Dokumen Sekolah
Dalam rangka pelaksanaan program pendidikan,
setiap
lembaga
tenaga/pendidik
pendidikan/sekolah
yang
memadai
membutuhkan
dan
dapat
melaksanakan tugasnya secara profesional baik itu
tenaga
kependidikan
maupun
non
kependidikan,
tenaga memadai yang dimaksud meliputi kuantitas dan
kualitas.
49
50
Kondisi
riil
di
lapangan
menunjukkan
tenaga/guru yang ada di SD Negeri 1 Krajan Kulon dan
SD Negeri 1 Kutoharjo masih kurang
dari apa yang
diharapkan, yaitu dari 28 guru baru 57 % PNS, 46 %
Kualifikasi S1 dan 21 % yang sudah tersertifikasi.
Berikut ini daftar guru di SD Negeri 1 Krajan Kulon dan
SD Negeri 1 Kutoharjo dapat dilihat di table berikut.
Table 4.2 Guru Sekolah SD Negeri 1 Krajankulon & SD
Negeri 1 Kutoharjo
No
Nama Sekolah
Kuali
Sudah
fikasi
Sertifi
S1
kasi
1
SDN 1 Krajan Kulon
14
8
7
4
2
SDN 1 Kutoharjo
14
8
6
2
Jumlah
28
16
13
6
Sumber: Dokumen SDN 1 Krajan Kulon & SDN 1 Kutoharjo
Sementara
itu
Jumlah
Guru
Gedung
PNS
Sekolah
di
sekolah
tersebut masih sangat layak untuk digunakan sebagai
Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), sehingga kegiatan
belajar mengajar dapat berjalan dengan baik. Ruang
kelas di masing-masing sekolah pada umumnya sudah
baik. namun masih ada beberapa kelas yang siswanya
melebihi kapasitas, hal ini terjadi di SDN 1 Kutoharjo,
dimana rata-rata siswanya lebih dari 40/kelas. Berikut
jumlah rombongan belajar di masing-masing sekolah:
51
Table 4.3Data Jumlah Rombongan Belajar Di
Masing-Masing Sekolah
Rombongan Belajar
No
Kls
1
1 SDN 1 Krajan Kulon
1
2 SDN 1 Kutoharjo
2
Sumber: Dokumen Sekolah
Kls
2
1
2
Nama Sekolah
Kls
3
1
2
Kls
4
1
2
Kls
5
1
2
Kls
6
1
1
Dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar
dalam kelas tentunya tidak lepas dari permasalahanpermasalahan yang timbul, terutama yang ditimbulkan
oleh guru sendiri pada saat melaksanakan kegiatan
belajar
mengajar
di
dalam
kelas.
Agar
dalam
pelaksanaan sesuai dengan yang diharapkan maka
kepala sekolah di SD Negeri 1 Krajan Kulon dan SD
Negeri 1 Kutoharjo melakukan kunjungan kelas di
sekolah masing-masing. Adapun kegiatan ini bertujuan
untuk :
- Memeriksa, melihat, mendengarkan dan mengikuti
kegiatan guru pada saat mengadakan/melaksanakan
kegiatan belajar mengajar baik secara administrasi
maupun
dalam
pelaksanaannya
sesuai
dengan
petunjuk yang ada.
- Memberikan masukan serta solusi dalam pelaksanaan
kegiatan belajar mengajar.
Keberhasilan program sekolah tidak bisa lepas
dari anggaran/keuangan, pelaksanaan program belajar
mengajar harus ditunjang oleh dana yang memadai
agar hasil yang dicapai sesuai dengan yang diharapkan,
Jm
l
6
11
52
namun demikian kurangnya anggaran bukan satusatunya alasan terhadap gagalnya suatu program.
Guru
membantu
penyelenggaraan
selalu
kegiatan
berhubungan
dengan
Komite
keberhasilan
pendidik,
dengan
sekolah
pihak
masyarakat
dan
orang
tua
dalam
sekolah
terutama
murid,
diharapkan hubungan ini dapat menghasilkan kerja
sama yang baik karena pendidikan bukanlah hanya
menjadi tanggung jawab guru dan sekolah tetapi juga
orang tua dan masyarakat.
4.2. Deskripsi Hasil Penelitian
4.2.1. Manajemen Kepala Sekolah di SD Negeri 1
Krajan Kulon & SD Negeri1 Kutoharjo
Peran utama kepala sekolah adalah, sebagai: (1)
educator (pendidik); (2) manajer; (3) administrator; dan
(4) supervisor. Merujuk kepada empat peran kepala
sekolah di atas, di bawah ini akan diuraikan secara
ringkas hubungan antara peran kepala sekolah dengan
peningkatan kompetensi guru.
a. Kepala Sekolah sebagai Edukator
Kegiatan belajar mengajar merupakan inti dari
proses pendidikan di sekolah, guru berperan sebagai
pelaksana
dan
pengembang
utama
kurikulum
di
sekolah. Kepala sekolah yang menunjukkan komitmen
tinggi dan fokus terhadap pengembangan kurikulum
53
dan kegiatan belajar mengajar di sekolahnya tentu saja
akan sangat memperhatikan tingkat kompetensi yang
dimiliki
gurunya,
sekaligus
juga
akan
senantiasa
berusaha memfasilitasi dan mendorong agar para guru
dapat
secara
terus
menerus
meningkatkan
kompetensinya, sehingga kegiatan belajar mengajar
dapat berjalan efektif dan efisien.
Kepala Sekolah sebagai educator, selalu berupaya
meningkatkan kualitas pembelajaran yang dilakukan
oleh guru. Dalam hal ini faktor pengalaman akan
sangat mempengaruhi profesionalisme kepala sekolah,
terutama dalam mendukung terbentuknya pemahaman
tenaga kependidikan terhadap pelaksanaan tugasnya.
Pengalaman
anggota
semasa
organisasi
mempengaruhi
dan
guru,
atau
kemasyarakatan
kemampuan
melakasanakan
pelatihan
menjadi
kepala
pekerjaannya,
penataran
yang
sangat
sekolah
demikian
pernah
menjadi
dalam
halnya
diikutinya.
Kepala Sekolah dalam meningkatkan prefesionalisme
guru dengan cara memberikan kegiatan-kegiatan yang
dapat membantu meningkatkan profesionalisme guru,
di antaranya adalah dengan mengadakan seminar,
diklat,
serta
menganjurkan
untuk
segera
menyelesaikan pendidikan S1 dan juga mengikuti
program-program
Pendidikan.
Hal
yang
ini
dilaksanakan
diperoleh
melalui
oleh
Dinas
wawancara
kepada kepala sekolah SD Negeri 1 Krajan Kulon dan
54
SD Negeri 1 Kutoharjo, misalnya seperti diungkapkan
sebagai berikut.
Ka SD 1: “untuk meningkatkan profesionalisme
guru maka kepala sekolah mengadakan kegiatan dan
menganjurkan guru supaya mengikuti penataranpenataran, diklat, dan menyarankan untuk segera
menyelesaikan studi S1 bagi yang belum selesai,
mengikuti program-program yang dilaksanakan oleh
Dinas Pendidikan, serta mengikuti kegiatan yang
diadakan oleh gugus serta pembinaan dari pengawas”.
Hal ini juga dibenarkan oleh kepala sekolah SD
Negeri 1 Kutoharjo, adalah sebagai berikut.
“untuk meningkatkan profesionalisme guru
maka
kepala
sekolah
SD
Negeri
1
Kutoharjo,berkomitmen untuk memberikan bimbingan
kepada guru diantaranya adalam memberikan
bimbingan setelah supervisi secara individual atau
kelompok, memberikan kesempatan bagi guru untuk
melanjutkan pendidikannya ke jenjang yanag lebih
tinggi, serta memberikan seminar, diklat dan
mengadakan kegiatan KKG”.
Hal
ini
menunjukkan
bahwa
peran
kepala
sekolah sebagai educator sudah dilaksanakan di SD
Negeri
1
Krajan
Kulon
dan
SD
Negeri
1
Kutoharjo.Program-program atau kegiatan yang dibuat
oleh kepala sekolah dengan tujuan supaya guru dapat
meningkatkan
kompetensi
profesinalnya
sehingga
dapat meningkat pula kualitas pembelajaran yang
dilakukan.
b. Kepala Sekolah sebagai Manajer
Dalam mengelola tenaga kependidikan, salah
satu tugas yang harus dilakukan kepala sekolah adalah
melaksanakan
kegiatan
pemeliharaan
dan
pengembangan profesi para guru. Dalam hal ini, kepala
55
sekolah memfasilitasi dan memberikan kesempatan
yang
luas
kepada
para
guru
untuk
dapat
melaksanakan kegiatan pengembangan profesi melalui
berbagai kegiatanpendidikan dan pelatihan, baik yang
dilaksanakan di sekolah, seperti: KKG tingkat sekolah,
in house training, diskusi profesional dan sebagainya,
atau melalui kegiatan pendidikan dan pelatihan di luar
sekolah, seperti kesempatan melanjutkan pendidikan
atau
mengikuti
berbagai
kegiatan
pelatihan
yang
diselenggarakan pihak lain.
Selain itu peran kepala sekolahsebagai manajer
ditunjukkan bahwa kepala sekolah dalam membuat
Visi dan Misi sekolah selalu disesuaikan dengan
kebutuhan masyarakat setempat.Kepala sekolah selalu
membuat langkah-langkah strategis untuk mencapai
misi dan tujuan yang sudah ditetapkan.Kepala sekolah
juga menyusun RAPBS dengan musyawarah dengan
guru, sehingga dapat diketahui tingkat ketercapaian
program
yang
telah
ditetapkan,
juga
dalam
hal
anggaran dapat disusun dan direncanakan dengan
baik. Pernyataan ini diperoleh melalui wawancara
kepada masing-maising kepala sekolah SD Negeri 1
Krajan Kulon dan SD Negeri 1 Kutoharjo, sebagai
contoh wawancara dengan kepala sekolah yaitu:
Ka: “kepala sekolah sudah membuat visi dan
misi sekolah yang disesuaikan dengan kebutuhan
masyarakat sekitar, selanjutnya kepala sekolah
56
membuat
langkah-langkah
strategis
untuk
mewujudkan misi dengan cara memberikan bekal
kepada siswa baik berupa ilmu pengetahuan maupun
keterampilan yang berguna pada masa yang akan
dating. Kepala sekolah juga telah menyusun RAPBS
dengan musyawarah dengan guru”.
Hal tersebut di atas juga ditegaskan oleh kepala
sekolah SDN 1Kerajan Kulon, adalah sebagai berikut:
“langkah-langkah strategis untuk mencapai
misi dan tujuan tersebut, maka kepala sekolah
mempersiapkan
sarpras
yang
cukup,
sesuai
kebutuhan siswa maupun guru untuk memperlancar
KBM. Memelihara dan menciptakan lingkungan yang
nyaman
dan
aman,
serta
mengembangkan
kemampuan siswa dibidang IPTEK, olah raga dan seni
budaya”.
Kepala
sekolah
secara
efektif
melaksanakan
fungsinya sebagai manajer, selalu memahami dan
mewujudkannya ke dalam tindakan atau perilaku nilainilai yang terkandung di dalam ketiga keterampilan
sesuai pendapat Wahjosumidjo (1999: 101) yaitu:
1)
Technical skills : merupakan kemampuan kepala
sekolah dalam menguasai pengetahuan tentang
metode,
proses,
prosedur
dan
teknik
melaksanakan kegiatan khusus. Kepala sekolah
selalu
sarana,
memanfaatkan
peralatan
serta
yang
mendayagunakan
diperlukan
dalam
mendukung kegiatan yang bersifat khusus.
2)
Human skills : yaitu kepala sekolah memahami
seluruh
kejiwaan anggota organisasinya yang
terpancar dalam perilakudan proses kerjanya. Di
samping itu kepala Sekolah berkomunikasi secara
57
efektif
dan
menciptakan
kerjasama
yang
berkualitas serta menunjukkan perilaku yang
dapat diterima.
3)
Conceptual skills : yaitu Kepala Sekolah memiliki:
kemampuan analisis,
dalam
berbagai
berpikir rasional, ahli
macam
konsep,
mampu
menganalisis permasalah dan mencari solusi yang
bijaksana.
Sehingga
direncanakan
setiap
program
yang
dapat
dipahami
dan
selalu
dilaksanakan dengan mudah oleh bawahannya
dan meminimalisir adanya kegagalan.
c. Kepala Sekolah sebagai Administrator
Secara
spesifik,
kepala
sekolah
memiliki
kemampuan untuk mengelola kurikulum, mengelola
administrasi
peserta
personalia,
didik,
mengelola
prasarana,
mengelola
mengelola
administrasi
administrasi
adminstrasi
sarana
dan
kearsipan,
danmengelola administrasi keuangan.Kegiatan tersebut
dilakukansecara
efektif
dan
efisien
agar
dapat
menunjang produktifitas sekolah. Hal ini diperoleh
melalui
waancara
dengan
masing-masing
kepala
sekolah , adalah sebagai berikut:
“kepala sekolah selalu menyusun RAPBS setiap
tahun dan selalu dikonsultasikan kepada komite
sekolah, dari RAPBS kepala sekolah menurunkan ke
dalam
RKAS
disitu
akan
diketahui
tingkat
keberhasilan pelaksanaan program karena juga sudah
memuat mengenai anggaran untuk melaksanakan
program”.
58
Peran
kepala
sekolah
sebagai
administrator
dibantu oleh pelaksana program di bawahnya, meliputi
wakil
kepala
sekolah,
para
guru
dan
tenaga
administrasi lainnya.Kemampuan manajerial kepala
sekolah
diwujudkan
dalam
bentuk
pelaksanaan
administrasi segala urusan yang ada di sekolah,
perwujudan tersebut merupakan indikasi penguasaan
kemampuan
kepala
sekolah.
Kemampuan
kepala
sekolah dalam hal administrasi juga menunjukkan
adanya keteraturan dalam pelaksanaan program di
sekolah
sehingga
akan
mempermudah
dalam
pelaksanaan program tersebut.
d. Kepala Sekolah sebagai Supervisor
Untuk mengetahui sejauh mana guru mampu
melaksanakan pembelajaran, secara berkala kepala
sekolah melaksanakan kegiatan supervisi, hal ini
dilakukan melalui kegiatan kunjungan kelas untuk
mengamati
proses
pembelajaran
secara
langsung,
terutama dalam pemilihan dan penggunaan metode,
media yang digunakan dan keterlibatan siswa dalam
proses pembelajaran. Dari hasil supervisi ini, dapat
diketahui kelemahan sekaligus keunggulan guru dalam
melaksanakan
pembelajaran,
kompetensi
guru
diupayakan
solusi,
yang
tingkat
penguasaan
bersangkutan,
pembinaan
dan
selanjutnya
tindak
lanjut
tertentu sehingga guru dapat memperbaiki kekurangan
yang ada sekaligus mempertahankan keunggulannya
59
dalam
melaksanakan
pembelajaran.
Hal
tersebut
diperoleh dari wawancara diantaranya sebagai berikut:
Ka
SD1:
“melaksanakan
kunjungan
kelas
minimal 1 smester dua kali, dan juga memberikan
bimbingan kepada guru yang membutuhkan dan perlu
ada bimbingan apalagi tahun ajaran ini ada tambahan
2 guru CPNS sehingga perlu ada pendampingan dan
pada saat rapat ada pembinaan. Pembinaan tidak
hanya kepala sekolah tetapi juga guru senior”.
Hal ini juga dibenarkan oleh kepala sekolah SDN
1
Kutoharjo,
hasil
wawancaranya
adalah
sebagai
berikut:
“kepala
kunjungan
sebagai
sekolah
kelas
misalnya
supervise
selalu
melaksanakan
dalam
akademis
hal
saya
supervise,
melakukan
kunjungan kelas dan juga melakukan pengamatan
pada guru-guru di sini”.
Kepala
pencerminan
sebagai
sekolah
dari
pemimpin
sebagai
manajer
merupakan
kepemimpinan.Kepala
memiliki
sekolah
kewenangan
untuk
mencapai tujuan sekolah. Dalam rangka mencapai
tujuan
sekolah,
kepalasekolah
memiliki
wewenang
mengatur dan mengelola empat hal pokok yaitu:
manajemen
manajemen
kurikulum,
kesiswaan,
manajemen
manajemen
personalia,
keuangan
dan
manajemen sarana prasarana sekolah. Keempat hal ini
menurut penulis terkait langsung dengan peningkatan
profesionalisme guru
60
a) Manajemen Kurikulum Salah satu tugas utama
sekolah
adalah
melaksanakan
kegiatan
pembelajaran berdasarkan kurikulum yang berlaku.
Dengan demikian pemahaman terhadap kurikulum
sampai dengan strategi pelaksanaan adalah sangat
penting.
Meskipun
kegiatan
pembelajaran
di
kelas/laboratorium/ lapangan dilaksanakan oleh
guru, tetapi peran kepala sekolah sangatlah penting
mulai dari perencanaan, koordinasi pelaksanaan,
sampai evaluasi. Perencanaan dan pengembangan
kurikulum nasional pada umumnya telah dilakukan
oleh Departemen Pendidikan Nasional pada tingkat
pusat. Karena itu di level sekolah yang paling
penting
adalah
bagaimana
merealisasikan
dan
menyesuaikan kurikulum tersebut dengan kegiatan
pembelajaran.Disamping itu, sekolah juga bertugas
dan berwenang untuk mengembangkan kurikulum
sesuai
dengan
lingkungan
kebutuhan
setempat.
masyarakat
Kurikulum
yang
dan
berlaku
sekarang yaitu KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan),
dalam
kesempatan
kepada
mengambangkan
kurikulum
pihak
kurikulum
ini
sekolah
standar
terbuka
untuk
dari
pemerintah sesuai dengan kebutuhan dan keadaan
siswa setempat.
61
b) Manajemen Personalia
Peranan personalia (sumber daya manusia) dalam
suatu organisasi, termasuk sekolah, sangat penting.
Namun sumber daya manusia akan optimal jika
dikelola dengan baik. Kepala sekolah memiliki peran
sentral
dalam
mengelola
personalia
di
sekolah,
sehingga sangat penting bagi kepala sekolah untuk
memahami dan menerapkan pengelolaan personalia
dengan baik.Dalam menerapkan manajemen personalia
ada 4 prinsip dasar yang dipedomani atau dipegang
oleh kepala sekolah, yaitu:
1) Dalam mengembangkan sekolah, kepala sekolah
menganggap
bahwa sumber daya manusia adalah
komponen paling berharga.
2) Sumber
daya
optimal
jika
manusia
akan
dikeloladengan
berperan
baik,
secara
sehingga
mendukung tercapainya tujuan institusional.
3) Kultur dan suasana organisasi di sekolah, serta
perilaku manajerial kepala sekolah mempengaruhi
pencapaian tujuan pengembangan sekolah.
4) Manajemen personalia di kepala sekolah pada
prinsipnya mengupayakan agar setiap warga (guru,
staf administrasi, siswa orang
tua siswa, dan yang
terkait) dapat bekerja sama dan saling mendukung
untuk mencapai tujuan sekolah.
c)
Manajemen Kesiswaan
62
Tolok ukur keberhasilan suatu proses pendidikan
dapat dilihat dari output yang dihasilkan, yaitu melekat
pada kualitas lulusan siswa yang dihasilkan dari
lembaga tersebut. Agar siswa yang masuk dalam
sebuah
lembaga
pendidikan
dapat
menguasai
kompetensi yang diinginkan oleh orang tua sebagai
konsumen
dan
peningkatan
pendidikan
sebagai
manajemen
kesiswaan
kualitas
produsen,
yang
maka
aplikatif
lembaga
diperlukan
dan
dapat
memenuhi tuntutan siswa dan orang tua serta sesuai
dengan standar sebuah lembaga pendidikan.Semua
kegiatan di masing-masing sekolah pada akhirnya
ditujukan untuk membantu siswa mengembangkan
dirinya. Upaya itu akan optimal jika siswa sendiri
secara aktif berupaya mengembangkan diri, sesuai
dengan program-program yang dilakukan sekolah. Oleh
karena itu, sangat penting untuk menciptakan kondisi
agar
siswa
dapat
mengembangkan
diri
secara
optimal.Sebagai pemimpin di sekolah, kepala sekolah
memegang peranan penting dalam menciptakan kondisi
tersebut.
d)
Manajemen Keuangan
Masalah keuangan sangat erat hubungannya
dengan pembiayaan, sedangkan masalah pembiayaan
itu sendiri merupakan faktor yang sangat penting dan
menentukan kehidupan suatu organisasi seperti halnya
di SD Negeri 1 krajan Kulon dan SD Negeri 1 Kutoharjo.
63
Manajemen keuangan sekolah merupakan bagian dari
kegiatan pembiayaan pendidikan, secara keseluruhan
menuntut kemampuan sekolah untuk merencanakan,
melaksanakan
dan
mengevaluasi
mempertanggungjawabkan
secara
serta
akuntabel
dan
transparan.
Dalam penyelenggaraan pendidikan, keuangan
dan
pembiayaan
terpisahkan
merupakan
dalam
kajian
bagian
manajemen
yang
tak
pendidikan.
Komponen keuangan dan pembiayaan pada suatu
sekolah
merupakan
komponen
produksi
yang
menentukan terlaksananya kegiatan-kegiatan proses
belajar mengajar (pembelajaran) disekolah bersama
komponen lain. Dengan kata lain, setiap kegiatan yang
dilakukan sekolah memerlukan biaya, baik itu disadari
maupun tidak disadari. Komponen keuangan dan
pembiayaan ini perlu di kelola sebaik-baiknya, agar
dana-dana
optimal
yang
untuk
ada
dapat
menunjang
dimanfaatkan
secara
tercapainya
tujuan
pendidikan.
e) Manajemen Sarana dan Prasarana Sekolah
Kegiatan manajemen kepala sekolah di bidang
sarana dan prasarana yakni mengatur dan menjaga
sarana
dan
prasarana
pendidikan
agar
dapat
memberikan kontribusi secara optimal dan berarti pada
jalannya proses pendidikan. Secara riil kegiatan kepala
sekolah meliputi kegiatan perencanaan, pengadaan,
64
pengawasan,
penyimpanan
penataan.Manajemen
inventarisasi,
sarana
prasarana
dan
yang
baik
diharapkan dapat menciptakan Sekolah-sekolah yang
bersih, rapi, indah sehingga menciptakan kondisi yang
menyenangkan baik bagi guru maupun siswa untuk
berada di sekolah. Di samping itujuga diharapkan
tersedianya
alat-alat
atau
fasilitas
belajar
yang
memadai secara kuantitatif, kualitatif dan relevan
dengan kebutuhan serta dapat dimanfaatkan secara
optimal untuk kepentingan proses pendidikan dan
pengajaran, baik oleh guru sebagai pengajar maupun
murid sebagai pelajar.
4.2.2. Profesionalisme Guru di SD Negeri 1 Krajan
Kulon dan SD Negeri 1 Kutoharjo dalam
Pembelajaran
Guru
dikatakan
profesional
bila
memiliki
kompetensi atau kemampuan mengembangkan dirinya
ke arah yang lebih baik. Sedikitnya terdapat dua
kategori kompetensi yang dimiliki guru-guru di SDN 1
Krajan
Kulon
dan
SDN
1
Kutoharjo,
yakni;
(1)
kompetensi profesional yaitu kemahiran merancang,
melaksanakan,
dan
menilai
tugas
sebagai
guru,
meliputi penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi,
(2)
kompetensi
pengabdian,
personal,
kemampuan
meliputi
sosial
etika,
dan
moral,
spiritual.
Semuanya itu dimiliki oleh guru –guru di sekolah
65
tersebut,diwujudkan
sertifikasi
dalam
kompetensi
ditumbuhkan
pendidikan
dan
bentuk
guru.
Kompetensi
ditingkatkan
akademik
dan
standar
profesi
melalui
suatu
dan
pertama
proses
lembaga
pendidikan. Sedangkan kompetensi kedua merupakan
kristalisasi pengalaman dan pergaulan seorang guru,
yang
terbentuk
dalam
lingkungan
keluarga,
masyarakat dan sekolah tempat melaksanakan tugas.
Berdasarkan hasil observasi, guru-guru di SDN 1
Krajan Kulon dan SDN 1 kutoharjo terkait dengan
kompetensinya memiliki lima hal; (1) mempunyai
komitmen pada peserta didik dan proses belajarnya; (2)
menguasai secara mendalam bahan/mata pelajaran
yang diajarkan kepada peserta didik; (3) bertanggung
jawab memantau hasil belajar peserta didik melalui
berbagai cara evaluasi, (4) mampu berfikir sistematis
tentang apa yang dilakukannya dan belajar dari
pengalamannya, (5) seyogyanya merupakan bagian dari
masyarakat
belajar
Kelima
tersebut
hal
dalam
lingkungan
dibuktikan
profesinya.
dengan
kualitas
maupun kuantitas kehadiran guru-guru pada proses
belajar mengajar, mempunyai kualifikasi pendidikan
yang sesuai, pengisian daftar penilaian siswa dan dapat
bersosialisasi
serta
beradaptasi
dengan
semua
komponen sekolah.
Untuk
merealisasikan
berbagai
kompetensi
tersebut guru di masng-masing sekolahtelah memiliki
66
kemampuan, baik dalam hal teori maupun praktek
manajemen, karena secara esensial keberadaan guruguru mempunyai dua fungsi utama dalam proses
pembelajaran, yakni; pertama, sebagai administrator
yang bertugas melaksanakan fungsi administrasi kelas
yang di dalamnya mencakup pengelolaan yang bersifat
administratif dan operatif. Kedua, sebagai edukator
yang bertugas menjalankan fungsi edukatif dalam
proses pembelajaran di kelas. Kepala sekolah selalu
memberikan
kepercayaan
kepadaguru
untuk
melaksanakan tugasnya melakukan proses belajar
mengajar dengan baik. Kepada guruselalu diberikan
dorongan
dan
menemukan
suasana
berbagai
yang
alternatif
kondusif
metode
untuk
dan
cara
mengembangkan proses pembelajaran sesuai dengan
perkembangan
jaman.
Agardapat
meningkatkatkan
keterlibatannya dalam melaksanakan tugas sebagai
guru, dia harus memahami, menguasai dan terampil
menggunakan
sumber-sumber
belajar
baru
pada
dirinya.Sumber belajar bukan hanya guru, apabila
guru
tidak
mampu
menyesuaikan
diri
dengan
perkembangan perubahan. Maka guru tersebut akan
mudah ditinggalkan oleh muridnya. Profesionalisme
guru di SD Negeri 1 Krajan Kulon dan SD Negeri 1
Kutoharjo dalam pembelajaran dilaksanakan melalui
peningkatan beberapa kompetensi yang dimiliki dan
melekat
pada
dirinya,
sehingga
tercermin
dalam
67
pelaksanaan proses belajar mengajar. Agar kemampuan
seorang guru meningkat maka diperlukan upaya-upaya
dalam
rangka
Peningkatan
menyempurnakanprofesionalismenya.
mutu
profesionalisme
guru
yang
diterapkan dilakukan dengan beberapa cara sebagai
berikut:
a) Peningkatan Kualifikasi Pendidikan.
Salah satu prinsip pelaksanaan profesi keguruan
yangdijabarkan dalam pasal 7 UU 14 tahun 2005
tentang guru dan dosen adalah memiliki kesempatan
untuk
mengembangkan
keprofesionalan
secara
berkelanjutan dengan belajar sepanjang hayat. Hal ini
memiliki pengertian bahwa seorang guru jangan sampai
hanya puas dengan ilmu yang sudah dimiliki saja,
merasa cukup dengan apa yang sudah dikuasai
sekarang. Dalam rangka memberikan pengajaran guru
juga harus melakukan pembelajaran dari proses itu,
agar menyempurnakansegala kekurangan yang ada.
Selain
itu
dalam
rangka
keprofesionalannya
guru
meningkatkan
juga
kualitas
dituntut
untuk
meningkatkan jenjang pendidikan yang lebih tinggi,
saat
sekarang
yang
disyaratkan
oleh
pemerintah
kualifikasi keguruan adalah apabila seseorang sudah
mempunyai
ijazah
dari
LPTK
(setara
S1)
atau
mempunyai sertifikat akta mengajar. Hal tersebut
diperoleh dari wawancara dengan kepala sekolah SDN 1
Kerajan Kulon, adalah sebagai berikut:
68
“untuk meningkatkan profesionalisme maka
kepala sekolah menganjurkan kepada guru untuk
segera menyelesaikan pendidikan S1-nya bagi yang
belum selesai, bagi yang sudah menyarankan untuk
melanjutkan ke jenjang pendidikan yanag lebih tinggi”.
Tidak hanya berhenti sampai jenjang itu saja
guru harus dituntut melanjutkan pendidikannya ke
jenjang S2 ataupun S3.Fenomena yang terjadi dalam
keilmuan pendidikan, terutama permasalahan guru
dan murid adalah kurangnya motivasi guru untuk
mengadakankajian ataupun penelitian ilmiah dalam
konteks pendidikan. Lebih mengena jika guru sendiri
yang
mengangkat
permasalahan-permasalahan
pendidikan yang terjadi dalam proses pembelajaran
menjadi sebuah kajian ilmiah.
Saat ini, berbagai cara dilakukan oleh guru-guru
untuk meningkatkan kualitasnya dalam mengajar.
Usaha ini dilakukan dengan cara mengikuti setiap
pelatihan maupun seminar tentang pendidikan, baik
yang diadakan olehsekolah, Dikpora maupun LPTK,
dari yang tingkat kabupaten maupun tingkat nasional.
Dalam
hal
pendidikan
formal
guru–guru
selalu
berusaha untuk mengikuti pendidikan ke jenjang yang
lebih tinggi (S2).Pada saat ini guru yang ada SD Negeri
1 krajan Kulon dan SD Negeri 1 Kutoharjo rata-rata
berkualifikasi sarjana (S1).
69
Hal
tersebut
di
atas
diperoleh
dari
hasil
wawancara dan juga observasi yang dilakukan pada
data pendidik dan kependidikan di masing-masing SD
di gugus Dr. Mawardi. Adapun sebagai contoh hasil
wawancara dengan kepala sekolah adalah sebagai
berikut:
“kepala sekolah selalu menyarankan kepada
guru untuk selalu terloibat aktif dalam organisasi
keguruan, ataupun kegiatan-kegiatan kependidikan
miaslnya, mengikuti seminar, work shop, bahkan
kepala sekolah selalu menyarankan kepada guru
untuk melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang
lebih tinggi”.
Upaya tersebut dilakukan oleh kepala sekolah
untuk meningkatkan profesionalisme guru di masingmasing sekolah.Harapan kepala sekolah kedepan guru
dapat meningkatkan pula kualitas pembelajaran yang
lebih baik.Oleh karena itu siswa dapat memperoleh
pembelajaran dari guru yang berkompeten sehingga
dapat meningkatkan hasil belajar serta kemandirian
dari masing-masing siswa.
b) Aktif dalam Organisasi Keguruan
Saat ini organisasi yang dapat menampung
aspirasi guru dan meningkatkan kualitas guru adalah
forum kelompok kerja guru (KKG), baik ditingkat
sekolah maupun ditingkat gugus.Setiap awal tahun
ajaran baru guru -guru selalu membuat program KKG
di tingkat sekolah maupun di tingkat gugus. Ditingkat
70
sekolah tentunya dilakukan oleh guru yang mengajar
dalan kelas yang sama,ini dilakukan oleh sekolah yang
memiliki rombongan belajar pararel Diprogramkan
ditingkat sekolah sebanyak dua kali dalam sebulan,
sedangkan di tingkat gugus diadakan setiap hari sabtu
pada minggu pertama.
Dengan mengikuti kegiatan dalam forum KKG
tersebut akan menambah wawasan dalampengetahuan
tentang
pembelajaran
maupun
pengetahuan
pendukung dan tahu akan kekurangannya untuk
berusaha
mengejar
meningkatkan
ketinggalan
kualitasnya.
Di
dalam
samping
rangka
itu
dapat
mempermudah dalam melakukan pekerjaan terkait
dengan masalah pembelajaran.
c) Uji Kompetensi Guru.
Sesuai dengan pendapat Mulyasa (2009: 187)
bahwa
untuk
meningkatkan
kualitas
guru,
perlu
dilakukan suatu sistem pengujian terhadap kompetensi
guru.Secara nasional dapat dilakukanoleh pemerintah
pusat
untuk
kompetensi
mengetahui
guru,
kualitas
terkaitdengan
dan
standar
pembangunan
pendidikan secara keseluruhan. Begitu halnya yang
dilakukan oleh guru –guru di SD negeri 1 Krajan Kulon
dan SD Negeri 1 Kutoharjo setiap tiga tahun selalu aktif
mengikuti uji kompetensi dalam rangka kenaikan
pangkat atau golongan. Persiapan yang dilakukan
adalah membuat perangkat pembelajaran secara rutin
71
dan tertib, melaksanakan penilian beserta analisisnya,
mengikuti
kegiatan-kegiatan
pendidikan,
membuat
modul dan media pembelajaran, membuatpower point
dan
membuatcontoh
praktek
pembelajaran
dan
sebagainya (wawancara guru ).
d) Peningkatan Kesejahteraan.
Pemerintah
mulai
tahun
2007
berusaha
mensejahterakan para guru dan tenaga pendidikan
sesuai dengan Undang-undang nomor 14 tahun 2005
tentang guru dan dosen, dinyatakan bahwa setelah
guru dinyatakan lolos dalam uji kompetensi dan
mendapatkan sertifikat guru profesional dari lembaga
yang
ditunjuk
pemerintah,
maka
guru
berhak
mendapatkan tunjangan yang besarnya satu kali gaji
pokok. Dana sertifikasi bersumber dari dana APBN
ataupun APBD. Pelaksanaan sertifikasi sesuai dengan
peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 18
tahun 2007, bagi guru prajabatan dilakukan melalui
pendidikan profesi di LPTK yang terakreditasi dan
ditetapkan
pemerintah
diakhiri
dengan
uji
21kompetensi.Sedangkan untuk sertifikasi guru dalam
jabatan dilakukan dalam bentuk portofolio. Kebijakan
kepala sekolah di SD Negeri 1 Krajan Kulon dan SD
Negeri
1
Kutoharjo
selalu
berusaha
untuk
mensejahterakan guru dengan tidak terlalu membani
orang tua peserta didik. Terutama bagi guru yang
statusnya masih GTT atau PTT, karena mereka hanya
72
mendapatkan gaji dari sekolah saja ditambah sedikit
dari pemerintah daerah.
e) Proses Pembelajaran
Pelaksanaan
manajemen
sekolah
yang
dilaksanakan oleh kepala Sekolah di SD Negeri 1
Krajan Kulon dan SD Negeri 1 Kutoharjo kecamatan
Kaliwungu, dalam pengelolaan pemberdayaan guru
menunjukkan bahwa kepala sekolah telah mampu
mengelola guru dengan baik, meskipun ada kendala
namun tidak begitu berarti. Kepala sekolah telah
memerankan
Pemimpin
dua
fungsi
institusi
utama,
bagi
memberikan
para
pertama
guru,
dan
pimpinan
pendidikan
manajemen
komite
diperkenalkan
dan
sebagai
bagian
dari
kedua
dalam
manajemen.Pembaharuan
sekolah
sebagai
melalui
sekolah
yang
desentralisasi
memberikan kepada kepala sekolah kesempatan yang
lebih besar untuk menerapkan dengan lebih mantap
berbagai fungsi dari kedua peran tersebut.
Proses pembelajaran yang dilakukan di SD Negeri
1
Krajan
Kulon
menggunakan
dan
SD
pendekatan
Negeri
PAIKEM
1
Kutoharjo
(pembelajaran
aktif,inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan) hal ini
sesuai yang disampaikan oleh beberapa guru di SD SD
Negeri Krajan Kulon, adalah sebagai berikut:
73
Guru 1: “saya selalu menerapkan pendekatan PAIKEM
pada setiap pembelajaran, dapat diketahui dari
pembuatan perangkat pembelajaran saya selalu
membuat sebelum memulai pembelajaran yang
diseuaikan dengan silabus dan materi pembelajaran.
Dalam
melaksanakan
pembelajaran
sudah
menggunakan metode pembelajaran yang sesuai
dengan materi ajar, untuk model pembelajaran kadang
membuat kadang tidak, tergantung juga materi
ajarnya”.
Hal tersebut juga diperkuat oleh salah satu guru
SD Negeri 1 Kutoharjo.mawardi:
Guru 2: “sebelum menyampaikan materi saya
terlebih dahulu
mencari referensi dari buku,
internet, dan sumber lain. Kami selalu menciptakan
pembelajaran
yang
menarik,menantang
dan
menyenangkan bagi kami seorang guru itu adalah
konsep kami yang harus kami laksanakan sehingga
siswa
biar
betah
dikelas
juga
menerima
pembelajaran sehingga dapat nilai yang baik”.
Hal ini juga diungkapkan oleh salah satu guru
SDN 1 Kutoharjo, adalah sebagai berikut:
Guru 3: “Ya kami selalu melaksanakan pembelajaran
yang menarik, menantang, dan menyenangkan, yaitu
dengan menampilkan tanyangan-tanyangan gambar
yang baik dan menarik. Untuk pembelajaran yang
menantang saya memberikan suatu kasus kemudian
siswa diharapkan untuk menjawab sendiri dengan
teman kelompoknya dan untuk yang menyenangkan
kita berikan suasana yang tidak menegangkan tapi
siswa diharapkan untuk aktif.
Dalam
pelaksanannya
PAIKEM
baik
guru
maupun siswa harus aktif semua.Dalam pembelajaran
tersebut
guru
dituntut
untuk
kreatif,
dalam
74
penggunaan
media
dan
alat
peraga
sehingga
pembelajaran tidak membosankan.Hal ini dilakukan
oleh guru-guru di SD Negeri 1 Krajan Kulon dan SD
Negeri 1 Kutoharjo.sebagai contoh di SDN 1 Krajan
kulon misalnya guru kelas 4 yang bisa menggunakan
media proyektor.
Berbagai unsur PAKEM tidak dapat dipisahkan
artinya, guru harus dapat menciptakan pembelajaran
yang mendorong siswa aktif dan siswa dibawa pada
situasi yang menyenangkan.Syarat-syarat pelaksanaan
PAIKEM
merupakan
syarat
minimal
yang
harus
dipenuhi oleh guru dan murid, persyaratan guru yang
harus dimiliki adalah guru yang mampu menyusun
rencana pelaksanaan pembelajaran degnan lengkap
dan
rinci.
Dari
segi
murid
pelaksanaan
PAIKEM
membutuhkan kesiapan siswa, siswa harus benarbenar
memahami
PAIKEM,
selain
bagaimana
itu
siswa
teknik
pelaksanaan
harus
benar-benar
mempunyai motivasi untuk belajar sendiri secara aktif,
untuk itu guru seharusnya mampu menjelaskan secara
detail
tentang
memberikan
keberanian
teknik
motivasi
untuk
pembelajaran
agar
PAIKEM
siswa
menyampaikan
menanyakan hal-hal yang belum jelas.
dan
mempunyai
pendapat
dan
75
4.3. Pembahasan
4.3.1. Manajemen Kepala Sekolah di Gugus Dr.
Muwardi
Peran kepala sekolah di SD Negeri 1 Krajan Kulon
dan SD Negeri 1 Kutoharjo meliputi peran sebagai
Edukator,
manajer,
supervisor.Keempat
sudah
peran
dilaksanakan
administrator,
kepala
oleh
sekolah
masing-masing
dan
tersebut
kepala
sekolah diSD Negeri 1 Krajan Kulon dan SD Negeri 1
Kutoharjo. Peran kepala sekolah sebagai educator
ditunjukkan bahwa kepala sekolah dengan berupaya
meningkatkan
pembelajaran
dengan
meningkatkan profesionalitas guru melalui
kegiatan
penataran,
kualitas
diklat,
seminar,
dan
pembinaan
oleh
pengawas. Hal tersebut sesuai dengan hasil penelitian
yang dilakukan oleh Mulyana (2011), mengungkapkan
bahwa upaya pengembangan profesionalisme guru
dapat ditinjau dari dua segi, yaitu dari dalam dan di
luar diri guru.Upaya dari dalam diri bersumber dari
penghayatan tanggung jawab guru itu sendiri untuk
mengembangkan kemampuan mengajarnya.Selain itu
juga sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Abdul
Mu’min
(2011),
mengungkapkan
bahwa
pelaksanaaan peran kepala sekolah di SDI Al-Ihsan
berjalan dengan cukup baik dalam hal ini peran kepala
sekolah dalam rangka meningkatkan profesionalisme
76
guru sangat dominan. Pemberdayaan tenaga pengajar
(peningkatan
profesionalisme
peningkatan
sarana
guru),
karyawan,
pembelajaran,pengawasan
terhadap proses belajar mengajar yang kesemuanya
dapat berjalan dengan cukup baik.
Peran kepala sekolah sebagai manajer sudah
dilaksanakan di SD Negeri 1 Krajan Kulon dan SD
Negeri 1 Kutoharjo, di antaranya kepala sekolah sudah
melaksanakan
kegiatan
pengembangan
profesi
memberikan
pemeliharaan
para
kesempatan
dan
guru,
yaitu
dengan
kepada
guru
untuk
mengembangkan kempetensi profesionalnya. Selain itu
kepala sekolah selalu mencari cara strategis dalam
mewujudkan
sekolah
misi
selalu
yang
ditetapkan,
melaksanakan
serta
tugas
kepala
administrative
dalam hal menyusun RAPBS yang diturunkan menjadi
RKAS yang akan diwujudkan ke dalam programprogram sekolah. Hal tersebut sesuai dengan pendapat
Stoner, bahwa peran kepala sekolah sebagai manajer
adalah work with and through other people, responsible
and accountable, managers balance competing goals and
set priorities, must think analytically and conceptionally,
mediators, politicians, seorang diplomat, dan kepala
sekolah berfungsi make difficult decisions.
Peran kepala sekolah sebagai administrator yang
dilaksanakan di SD Negeri 1 Krajan Kulon dan SD
Negeri
1
Kutoharjo
adalah
kepala
sekolah
telah
77
mengelola kurikulum, mengelola administrasi peserta
didik, mengelola adminstrasi personalia, mengelola
administrasi
sarana
dan
prasarana,
mengelola
administrasi kearsipan, dan mengelola administrasi
keuangan. Peran kepala sekolah sebagai administrator
juga dibantu oleh pelaksana program di bawahnya,
meliputi wakil kepala sekolah, para guru dan tenaga
administrasi
lainnya.
Salah
satu
peran
yang
dilaksanakan kepala sekolah sebagai administrator
adalah menyusun RAPBS setiap tahun dan selalu
dikonsultasikan kepada komite sekolah, dari RAPBS
kepala sekolah menurunkan ke dalam RKAS disitu
akan
diketahui
program
karena
tingkat
juga
keberhasilan
sudah
pelaksanaan
memuat
mengenai
anggaran untuk melaksanakan program. Hal tersebut
sesuai dengan pendapatGorton ( dalam Sagala, 2009),
salah
satunya
menyebutkan
bahwa
Sebagai
administrator juga kepala sekolah hendaknya dapat
mengalokasikan anggaran yang memadai bagi upaya
peningkatan kompetensi guru.
Peran sekolah sebagai supervisordi SD Negeri 1
Krajan Kulon dan SD Negeri 1 Kutoharjo adalah secara
berkala
kepala
sekolah
melaksanakan
kegiatan
supervisi, hal ini dilakukan melalui kegiatan kunjungan
kelas untuk mengamati proses pembelajaran secara
langsung, terutama dalam pemilihan dan penggunaan
metode, media yang digunakan dan keterlibatan siswa
78
dalam proses pembelajaran. Hal tersebut sesuai dengan
pendapat Sestina (sagala 2009) bahwa salah satu peran
kepala sekolah sebagai supervisor adalah membantu
guru secara individual dan secara kelompok dalam
memecahkan masalah pengajaran. Selain itu juga
sesuai dengan hasil penelitian Abdul Mu’min (2011),
yang menyebutkan pengawasan terhadap proses belajar
mengajar yang kesemuanya dapat berjalan dengan
cukup baik. Artinya peran kepala sekolah di gugus Dr.
Mawardi sudah berjalan dengan baik karena sesuai
dengan kriteria-kriteria yang disebutkan oleh ahli
tersebut di atas, dan juga sesuai dengan penelitian
yang dilakukan oleh Abdul Mu’min.
4.3.2.Profesionalisme Guru di SDN 1 Krajankulon
dan SDN 1 Kutoharjo dalam Pembelajaran
4.3.2.1. Peningkatan Kualifikasi Pendidikan.
Dalam hal peningkatan kualifikasi pendidikan SD
Negeri 1 Krajan Kulon dan SD Negeri 1 Kutoharjo,
kepala sekolah menganjurkan kepada guru untuk
segera menyelesaikan pendidikan S1, sementar yang
sudah lulus diberikan kesempatan untuk melanjutkan
ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Saat ini,
berbagai cara dilakukan oleh guru-guru yang mengajar
di SD Negeri 1 Krajan Kulon dan SD Negeri 1 Kutoharjo
untuk meningkatkan kualitasnya dalam mengajar.
Usaha ini dilakukan dengan cara mengikuti setiap
79
pelatihan maupun seminar tentang pendidikan, baik
yang diadakan oleh sekolah, Dikpora maupun LPTK,
dari yang tingkat kabupaten maupun tingkat nasional.
Hal ini sesuai dengan pendapat Huole dalam Suyanto
(2003) bahwa ciri- ciri profesionalisme guru adalah: (1)
memiliki landasan pengetahuan yang kuat. Landasan
pengetahuan
yang
melalui
jenjang
profesi
guru
kuat
salah
pendidikan,
jenjang
satunya
sementara
pendidikan
diperoleh
itu
yang
untuk
ditempuh
minimal S1 kependidikan yang sesuai dengan bidang
yang akan diampu.
4.3.2.2. Aktif dalam Organisasi Keguruan
Dalam bidang aktif dalam organisasi keguruan di
SD Negeri 1 Krajan Kulon dan SD Negeri 1 Kutoharjo
sudah melaksanakan upaya-upaya yang menuntut
guru aktif dalam organisasi keguruan, salah satu
program yang diadakan adalah forum Kelompok Kerja
Guru (KKG), baik di tingkat sekolah maupun ditingkat
gugus.Dengan mengikuti kegiatan dalam forum KKG
tersebut akan menambah wawasan dalampengetahuan
tentang
pembelajaran
maupun
pengetahuan
pendukung dan tahu akan kekurangannya untuk
berusaha
mengejar
ketinggalan
dalam
rangka
meningkatkan kualitasnya. Hal tersebut di atas juga
sudah sesuai dengan pendapat Huole dalam Suyanto
(2003), bahwa pendidik ada kerja sama dan kompetisi
80
yang sehat antar sejawat. Dengan adanya kerja sama
antar teman sejawat, maka terjadi interaksi positif
mengenai kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan
untuk
dilakukan
diskusi
tentnag
permasalahan
sehingga akan ditemukan solusi yang dapat mengatasi
permasalahan di setiap sekolah masing-masing.
4.3.2.3. Uji Kompetensi Guru.
Guru-guru di SD Negeri 1 Krajan Kulon dan SD
Negeri 1 Kutoharjo setiap tiga tahun selalu aktif
mengikuti uji kompetensi dalam rangka kenaikan
pangkat atau golongan.Hal tersebut dilakukan untuk
mengetahui tingkat kemampuan atau kompetensi yang
dimiliki masing-masing guru.Hasil dari UKG dijadikan
pedoman untuk merefleksikan keadaan real pendidik,
yang selanjutnya dilakukan bimbingan dan pembinaan
untuk mengatasi permaslahan tersebut. Solusi yang
diberikan bias melalui seminar, work shop, bintek,
ataupun tindakan-tindakan lain untuk meningkatkan
kompetensi guru. Hal ini sesuai dengan pendapat
Sesuai dengan pendapat Mulyasa (2009: 187) bahwa
untuk meningkatkan kualitas guru, perlu dilakukan
suatu sistem pengujian terhadap kompetensi guru.
4.3.2.4. Peningkatan Kesejahteraan.
Kebijakan kepala sekolah di SD Negeri 1 Krajan
Kulon dan SD Negeri 1 Kutoharjo selalu berusaha
untuk
mensejahterakan guru dengan tidak terlalu
membani orang tua peserta didik. Terutama bagi guru
81
yang statusnya masih GTT atau PTT, karena mereka
hanya mendapatkan gaji dari sekolah saja ditambah
sedikit dari pemerintah daerah.Hal tersebut harus
dilakukan karena berhubungan dengan motivasi dan
etos
kerja
para
guru.Jika
guru
tidak
memiliki
permasalahan terutama maslah perekonomian, maka
guru dapat fokus dalam bekerja, yaitu membimbing
dan mendidik peserta didik di sekolah. Hal tersebut di
atas sesuai dengan Undang-undang nomor 14 tahun
2005 tentang guru dan dosen, dinyatakan bahwa
setelah guru dinyatakan lolos dalam uji kompetensi dan
mendapatkan sertifikat guru profesional dari lembaga
yang
ditunjuk
pemerintah,
maka
guru
berhak
mendapatkan tunjangan yang besarnya satu kali gaji
pokok. Dengan adanya tunjangan sertifikasi tersebut
diharapkan guru dapat meningkatkan kompetensinya
melalui
kegiatan
yang
dapat
meningkatkan
skill
maupun kompetensi setiap guru.
4.3.2.5. Proses Pembelajaran
Proses pembelajaran yang di lakukan di SD
Negeri 1 Krajan Kulon dan SD Negeri 1 Kutoharjotelah
menggunakan
pendekata
pembelajaran
lebih
aktif,inovatif,
kreatif,
pembelajaran
yang
PAIKEM
mengarahkan
efektif,
siswa
dimana
untuk
dan
menciptakan
menyenangkan.
Pembelajaran
dengan pendekatan PAIKEM yang telah di lakukan oleh
guru sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 19
82
Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan
diselenggarakan
secara
interaktif,
menyenangkan,
menantang dan memotivasi peserta didik
untuk
berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang
cukup bagi prakarsa, kreatifitas dan perkembangan
fisik serta psikoogis peserta didik.
Pelaksanaan
manajemen
sekolah
yang
dilaksanakan oleh kepala Sekolah SD Negeri 1 Krajan
Kulon
dan
SD
Negeri
1
Kutoharjo
kecamatan
Kaliwungu, dalam pengelolaan pemberdayaan guru
menunjukkan bahwa kepala sekolah telah mampu
mengelola guru dengan baik, meskipun ada kendala
namun tidak begitu berarti. Kepala sekolah telah
memerankan
pemimpin
dua
fungsi
institusi
bagi
memberikan
utama,
para
pertama
guru,
dan
pimpinan
pendidikan
manajemen
komite
sekolah
dan
sebagai
bagian
kedua
dalam
manajemen.Pembaharuan
diperkenalkan
sebagai
melalui
sekolah
dari
yang
desentralisasi
memberikan kepada kepala sekolah kesempatan yang
lebih besar untuk menerapkan dengan lebih mantap
berbagai
fungsi
dari
kedua
peran
tersebut.
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Subjek Penelitian
Siswa merupakan salah satu komponen penting
dalam
kegiatan
belajar
mengajar,
pada
perkembangannya siswa bukan hanya sebagai obyek
sasaran pendidikan yang dianggap benda tetapi lebih
sebagai patner yang dapat diajak berinteraksi dan
selalu tumbuh dan berkembang.Keadaan Siswa di SD
Negeri 1 Krajankulon dan SD Negeri 1 Kutoharjo secara
umum dapat dikatakan cukup besar jika dilihat dari
kuantitas.Hal ini dapat dilihat dari masing-masing
kelas di sekolah tersebut.Berikut ini data siswa SD
Gugus DR.Mawardi :
No
1
2
Table 4.1 Data Siswa SDN 1 Krajankulon & SDN 1 Kutoharjo
Nama Sekolah
Kls
Kls
Kls
Kls
Kls Kls
Jum
1
2
3
4
5
6
lah
SDN 1 Krajankulon
26
33
24
39
31
22
175
SDN 1 Kutoharjo
74
66
70
82
77
57
426
Sumber: Dokumen Sekolah
Dalam rangka pelaksanaan program pendidikan,
setiap
lembaga
tenaga/pendidik
pendidikan/sekolah
yang
memadai
membutuhkan
dan
dapat
melaksanakan tugasnya secara profesional baik itu
tenaga
kependidikan
maupun
non
kependidikan,
tenaga memadai yang dimaksud meliputi kuantitas dan
kualitas.
49
50
Kondisi
riil
di
lapangan
menunjukkan
tenaga/guru yang ada di SD Negeri 1 Krajan Kulon dan
SD Negeri 1 Kutoharjo masih kurang
dari apa yang
diharapkan, yaitu dari 28 guru baru 57 % PNS, 46 %
Kualifikasi S1 dan 21 % yang sudah tersertifikasi.
Berikut ini daftar guru di SD Negeri 1 Krajan Kulon dan
SD Negeri 1 Kutoharjo dapat dilihat di table berikut.
Table 4.2 Guru Sekolah SD Negeri 1 Krajankulon & SD
Negeri 1 Kutoharjo
No
Nama Sekolah
Kuali
Sudah
fikasi
Sertifi
S1
kasi
1
SDN 1 Krajan Kulon
14
8
7
4
2
SDN 1 Kutoharjo
14
8
6
2
Jumlah
28
16
13
6
Sumber: Dokumen SDN 1 Krajan Kulon & SDN 1 Kutoharjo
Sementara
itu
Jumlah
Guru
Gedung
PNS
Sekolah
di
sekolah
tersebut masih sangat layak untuk digunakan sebagai
Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), sehingga kegiatan
belajar mengajar dapat berjalan dengan baik. Ruang
kelas di masing-masing sekolah pada umumnya sudah
baik. namun masih ada beberapa kelas yang siswanya
melebihi kapasitas, hal ini terjadi di SDN 1 Kutoharjo,
dimana rata-rata siswanya lebih dari 40/kelas. Berikut
jumlah rombongan belajar di masing-masing sekolah:
51
Table 4.3Data Jumlah Rombongan Belajar Di
Masing-Masing Sekolah
Rombongan Belajar
No
Kls
1
1 SDN 1 Krajan Kulon
1
2 SDN 1 Kutoharjo
2
Sumber: Dokumen Sekolah
Kls
2
1
2
Nama Sekolah
Kls
3
1
2
Kls
4
1
2
Kls
5
1
2
Kls
6
1
1
Dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar
dalam kelas tentunya tidak lepas dari permasalahanpermasalahan yang timbul, terutama yang ditimbulkan
oleh guru sendiri pada saat melaksanakan kegiatan
belajar
mengajar
di
dalam
kelas.
Agar
dalam
pelaksanaan sesuai dengan yang diharapkan maka
kepala sekolah di SD Negeri 1 Krajan Kulon dan SD
Negeri 1 Kutoharjo melakukan kunjungan kelas di
sekolah masing-masing. Adapun kegiatan ini bertujuan
untuk :
- Memeriksa, melihat, mendengarkan dan mengikuti
kegiatan guru pada saat mengadakan/melaksanakan
kegiatan belajar mengajar baik secara administrasi
maupun
dalam
pelaksanaannya
sesuai
dengan
petunjuk yang ada.
- Memberikan masukan serta solusi dalam pelaksanaan
kegiatan belajar mengajar.
Keberhasilan program sekolah tidak bisa lepas
dari anggaran/keuangan, pelaksanaan program belajar
mengajar harus ditunjang oleh dana yang memadai
agar hasil yang dicapai sesuai dengan yang diharapkan,
Jm
l
6
11
52
namun demikian kurangnya anggaran bukan satusatunya alasan terhadap gagalnya suatu program.
Guru
membantu
penyelenggaraan
selalu
kegiatan
berhubungan
dengan
Komite
keberhasilan
pendidik,
dengan
sekolah
pihak
masyarakat
dan
orang
tua
dalam
sekolah
terutama
murid,
diharapkan hubungan ini dapat menghasilkan kerja
sama yang baik karena pendidikan bukanlah hanya
menjadi tanggung jawab guru dan sekolah tetapi juga
orang tua dan masyarakat.
4.2. Deskripsi Hasil Penelitian
4.2.1. Manajemen Kepala Sekolah di SD Negeri 1
Krajan Kulon & SD Negeri1 Kutoharjo
Peran utama kepala sekolah adalah, sebagai: (1)
educator (pendidik); (2) manajer; (3) administrator; dan
(4) supervisor. Merujuk kepada empat peran kepala
sekolah di atas, di bawah ini akan diuraikan secara
ringkas hubungan antara peran kepala sekolah dengan
peningkatan kompetensi guru.
a. Kepala Sekolah sebagai Edukator
Kegiatan belajar mengajar merupakan inti dari
proses pendidikan di sekolah, guru berperan sebagai
pelaksana
dan
pengembang
utama
kurikulum
di
sekolah. Kepala sekolah yang menunjukkan komitmen
tinggi dan fokus terhadap pengembangan kurikulum
53
dan kegiatan belajar mengajar di sekolahnya tentu saja
akan sangat memperhatikan tingkat kompetensi yang
dimiliki
gurunya,
sekaligus
juga
akan
senantiasa
berusaha memfasilitasi dan mendorong agar para guru
dapat
secara
terus
menerus
meningkatkan
kompetensinya, sehingga kegiatan belajar mengajar
dapat berjalan efektif dan efisien.
Kepala Sekolah sebagai educator, selalu berupaya
meningkatkan kualitas pembelajaran yang dilakukan
oleh guru. Dalam hal ini faktor pengalaman akan
sangat mempengaruhi profesionalisme kepala sekolah,
terutama dalam mendukung terbentuknya pemahaman
tenaga kependidikan terhadap pelaksanaan tugasnya.
Pengalaman
anggota
semasa
organisasi
mempengaruhi
dan
guru,
atau
kemasyarakatan
kemampuan
melakasanakan
pelatihan
menjadi
kepala
pekerjaannya,
penataran
yang
sangat
sekolah
demikian
pernah
menjadi
dalam
halnya
diikutinya.
Kepala Sekolah dalam meningkatkan prefesionalisme
guru dengan cara memberikan kegiatan-kegiatan yang
dapat membantu meningkatkan profesionalisme guru,
di antaranya adalah dengan mengadakan seminar,
diklat,
serta
menganjurkan
untuk
segera
menyelesaikan pendidikan S1 dan juga mengikuti
program-program
Pendidikan.
Hal
yang
ini
dilaksanakan
diperoleh
melalui
oleh
Dinas
wawancara
kepada kepala sekolah SD Negeri 1 Krajan Kulon dan
54
SD Negeri 1 Kutoharjo, misalnya seperti diungkapkan
sebagai berikut.
Ka SD 1: “untuk meningkatkan profesionalisme
guru maka kepala sekolah mengadakan kegiatan dan
menganjurkan guru supaya mengikuti penataranpenataran, diklat, dan menyarankan untuk segera
menyelesaikan studi S1 bagi yang belum selesai,
mengikuti program-program yang dilaksanakan oleh
Dinas Pendidikan, serta mengikuti kegiatan yang
diadakan oleh gugus serta pembinaan dari pengawas”.
Hal ini juga dibenarkan oleh kepala sekolah SD
Negeri 1 Kutoharjo, adalah sebagai berikut.
“untuk meningkatkan profesionalisme guru
maka
kepala
sekolah
SD
Negeri
1
Kutoharjo,berkomitmen untuk memberikan bimbingan
kepada guru diantaranya adalam memberikan
bimbingan setelah supervisi secara individual atau
kelompok, memberikan kesempatan bagi guru untuk
melanjutkan pendidikannya ke jenjang yanag lebih
tinggi, serta memberikan seminar, diklat dan
mengadakan kegiatan KKG”.
Hal
ini
menunjukkan
bahwa
peran
kepala
sekolah sebagai educator sudah dilaksanakan di SD
Negeri
1
Krajan
Kulon
dan
SD
Negeri
1
Kutoharjo.Program-program atau kegiatan yang dibuat
oleh kepala sekolah dengan tujuan supaya guru dapat
meningkatkan
kompetensi
profesinalnya
sehingga
dapat meningkat pula kualitas pembelajaran yang
dilakukan.
b. Kepala Sekolah sebagai Manajer
Dalam mengelola tenaga kependidikan, salah
satu tugas yang harus dilakukan kepala sekolah adalah
melaksanakan
kegiatan
pemeliharaan
dan
pengembangan profesi para guru. Dalam hal ini, kepala
55
sekolah memfasilitasi dan memberikan kesempatan
yang
luas
kepada
para
guru
untuk
dapat
melaksanakan kegiatan pengembangan profesi melalui
berbagai kegiatanpendidikan dan pelatihan, baik yang
dilaksanakan di sekolah, seperti: KKG tingkat sekolah,
in house training, diskusi profesional dan sebagainya,
atau melalui kegiatan pendidikan dan pelatihan di luar
sekolah, seperti kesempatan melanjutkan pendidikan
atau
mengikuti
berbagai
kegiatan
pelatihan
yang
diselenggarakan pihak lain.
Selain itu peran kepala sekolahsebagai manajer
ditunjukkan bahwa kepala sekolah dalam membuat
Visi dan Misi sekolah selalu disesuaikan dengan
kebutuhan masyarakat setempat.Kepala sekolah selalu
membuat langkah-langkah strategis untuk mencapai
misi dan tujuan yang sudah ditetapkan.Kepala sekolah
juga menyusun RAPBS dengan musyawarah dengan
guru, sehingga dapat diketahui tingkat ketercapaian
program
yang
telah
ditetapkan,
juga
dalam
hal
anggaran dapat disusun dan direncanakan dengan
baik. Pernyataan ini diperoleh melalui wawancara
kepada masing-maising kepala sekolah SD Negeri 1
Krajan Kulon dan SD Negeri 1 Kutoharjo, sebagai
contoh wawancara dengan kepala sekolah yaitu:
Ka: “kepala sekolah sudah membuat visi dan
misi sekolah yang disesuaikan dengan kebutuhan
masyarakat sekitar, selanjutnya kepala sekolah
56
membuat
langkah-langkah
strategis
untuk
mewujudkan misi dengan cara memberikan bekal
kepada siswa baik berupa ilmu pengetahuan maupun
keterampilan yang berguna pada masa yang akan
dating. Kepala sekolah juga telah menyusun RAPBS
dengan musyawarah dengan guru”.
Hal tersebut di atas juga ditegaskan oleh kepala
sekolah SDN 1Kerajan Kulon, adalah sebagai berikut:
“langkah-langkah strategis untuk mencapai
misi dan tujuan tersebut, maka kepala sekolah
mempersiapkan
sarpras
yang
cukup,
sesuai
kebutuhan siswa maupun guru untuk memperlancar
KBM. Memelihara dan menciptakan lingkungan yang
nyaman
dan
aman,
serta
mengembangkan
kemampuan siswa dibidang IPTEK, olah raga dan seni
budaya”.
Kepala
sekolah
secara
efektif
melaksanakan
fungsinya sebagai manajer, selalu memahami dan
mewujudkannya ke dalam tindakan atau perilaku nilainilai yang terkandung di dalam ketiga keterampilan
sesuai pendapat Wahjosumidjo (1999: 101) yaitu:
1)
Technical skills : merupakan kemampuan kepala
sekolah dalam menguasai pengetahuan tentang
metode,
proses,
prosedur
dan
teknik
melaksanakan kegiatan khusus. Kepala sekolah
selalu
sarana,
memanfaatkan
peralatan
serta
yang
mendayagunakan
diperlukan
dalam
mendukung kegiatan yang bersifat khusus.
2)
Human skills : yaitu kepala sekolah memahami
seluruh
kejiwaan anggota organisasinya yang
terpancar dalam perilakudan proses kerjanya. Di
samping itu kepala Sekolah berkomunikasi secara
57
efektif
dan
menciptakan
kerjasama
yang
berkualitas serta menunjukkan perilaku yang
dapat diterima.
3)
Conceptual skills : yaitu Kepala Sekolah memiliki:
kemampuan analisis,
dalam
berbagai
berpikir rasional, ahli
macam
konsep,
mampu
menganalisis permasalah dan mencari solusi yang
bijaksana.
Sehingga
direncanakan
setiap
program
yang
dapat
dipahami
dan
selalu
dilaksanakan dengan mudah oleh bawahannya
dan meminimalisir adanya kegagalan.
c. Kepala Sekolah sebagai Administrator
Secara
spesifik,
kepala
sekolah
memiliki
kemampuan untuk mengelola kurikulum, mengelola
administrasi
peserta
personalia,
didik,
mengelola
prasarana,
mengelola
mengelola
administrasi
administrasi
adminstrasi
sarana
dan
kearsipan,
danmengelola administrasi keuangan.Kegiatan tersebut
dilakukansecara
efektif
dan
efisien
agar
dapat
menunjang produktifitas sekolah. Hal ini diperoleh
melalui
waancara
dengan
masing-masing
kepala
sekolah , adalah sebagai berikut:
“kepala sekolah selalu menyusun RAPBS setiap
tahun dan selalu dikonsultasikan kepada komite
sekolah, dari RAPBS kepala sekolah menurunkan ke
dalam
RKAS
disitu
akan
diketahui
tingkat
keberhasilan pelaksanaan program karena juga sudah
memuat mengenai anggaran untuk melaksanakan
program”.
58
Peran
kepala
sekolah
sebagai
administrator
dibantu oleh pelaksana program di bawahnya, meliputi
wakil
kepala
sekolah,
para
guru
dan
tenaga
administrasi lainnya.Kemampuan manajerial kepala
sekolah
diwujudkan
dalam
bentuk
pelaksanaan
administrasi segala urusan yang ada di sekolah,
perwujudan tersebut merupakan indikasi penguasaan
kemampuan
kepala
sekolah.
Kemampuan
kepala
sekolah dalam hal administrasi juga menunjukkan
adanya keteraturan dalam pelaksanaan program di
sekolah
sehingga
akan
mempermudah
dalam
pelaksanaan program tersebut.
d. Kepala Sekolah sebagai Supervisor
Untuk mengetahui sejauh mana guru mampu
melaksanakan pembelajaran, secara berkala kepala
sekolah melaksanakan kegiatan supervisi, hal ini
dilakukan melalui kegiatan kunjungan kelas untuk
mengamati
proses
pembelajaran
secara
langsung,
terutama dalam pemilihan dan penggunaan metode,
media yang digunakan dan keterlibatan siswa dalam
proses pembelajaran. Dari hasil supervisi ini, dapat
diketahui kelemahan sekaligus keunggulan guru dalam
melaksanakan
pembelajaran,
kompetensi
guru
diupayakan
solusi,
yang
tingkat
penguasaan
bersangkutan,
pembinaan
dan
selanjutnya
tindak
lanjut
tertentu sehingga guru dapat memperbaiki kekurangan
yang ada sekaligus mempertahankan keunggulannya
59
dalam
melaksanakan
pembelajaran.
Hal
tersebut
diperoleh dari wawancara diantaranya sebagai berikut:
Ka
SD1:
“melaksanakan
kunjungan
kelas
minimal 1 smester dua kali, dan juga memberikan
bimbingan kepada guru yang membutuhkan dan perlu
ada bimbingan apalagi tahun ajaran ini ada tambahan
2 guru CPNS sehingga perlu ada pendampingan dan
pada saat rapat ada pembinaan. Pembinaan tidak
hanya kepala sekolah tetapi juga guru senior”.
Hal ini juga dibenarkan oleh kepala sekolah SDN
1
Kutoharjo,
hasil
wawancaranya
adalah
sebagai
berikut:
“kepala
kunjungan
sebagai
sekolah
kelas
misalnya
supervise
selalu
melaksanakan
dalam
akademis
hal
saya
supervise,
melakukan
kunjungan kelas dan juga melakukan pengamatan
pada guru-guru di sini”.
Kepala
pencerminan
sebagai
sekolah
dari
pemimpin
sebagai
manajer
merupakan
kepemimpinan.Kepala
memiliki
sekolah
kewenangan
untuk
mencapai tujuan sekolah. Dalam rangka mencapai
tujuan
sekolah,
kepalasekolah
memiliki
wewenang
mengatur dan mengelola empat hal pokok yaitu:
manajemen
manajemen
kurikulum,
kesiswaan,
manajemen
manajemen
personalia,
keuangan
dan
manajemen sarana prasarana sekolah. Keempat hal ini
menurut penulis terkait langsung dengan peningkatan
profesionalisme guru
60
a) Manajemen Kurikulum Salah satu tugas utama
sekolah
adalah
melaksanakan
kegiatan
pembelajaran berdasarkan kurikulum yang berlaku.
Dengan demikian pemahaman terhadap kurikulum
sampai dengan strategi pelaksanaan adalah sangat
penting.
Meskipun
kegiatan
pembelajaran
di
kelas/laboratorium/ lapangan dilaksanakan oleh
guru, tetapi peran kepala sekolah sangatlah penting
mulai dari perencanaan, koordinasi pelaksanaan,
sampai evaluasi. Perencanaan dan pengembangan
kurikulum nasional pada umumnya telah dilakukan
oleh Departemen Pendidikan Nasional pada tingkat
pusat. Karena itu di level sekolah yang paling
penting
adalah
bagaimana
merealisasikan
dan
menyesuaikan kurikulum tersebut dengan kegiatan
pembelajaran.Disamping itu, sekolah juga bertugas
dan berwenang untuk mengembangkan kurikulum
sesuai
dengan
lingkungan
kebutuhan
setempat.
masyarakat
Kurikulum
yang
dan
berlaku
sekarang yaitu KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan),
dalam
kesempatan
kepada
mengambangkan
kurikulum
pihak
kurikulum
ini
sekolah
standar
terbuka
untuk
dari
pemerintah sesuai dengan kebutuhan dan keadaan
siswa setempat.
61
b) Manajemen Personalia
Peranan personalia (sumber daya manusia) dalam
suatu organisasi, termasuk sekolah, sangat penting.
Namun sumber daya manusia akan optimal jika
dikelola dengan baik. Kepala sekolah memiliki peran
sentral
dalam
mengelola
personalia
di
sekolah,
sehingga sangat penting bagi kepala sekolah untuk
memahami dan menerapkan pengelolaan personalia
dengan baik.Dalam menerapkan manajemen personalia
ada 4 prinsip dasar yang dipedomani atau dipegang
oleh kepala sekolah, yaitu:
1) Dalam mengembangkan sekolah, kepala sekolah
menganggap
bahwa sumber daya manusia adalah
komponen paling berharga.
2) Sumber
daya
optimal
jika
manusia
akan
dikeloladengan
berperan
baik,
secara
sehingga
mendukung tercapainya tujuan institusional.
3) Kultur dan suasana organisasi di sekolah, serta
perilaku manajerial kepala sekolah mempengaruhi
pencapaian tujuan pengembangan sekolah.
4) Manajemen personalia di kepala sekolah pada
prinsipnya mengupayakan agar setiap warga (guru,
staf administrasi, siswa orang
tua siswa, dan yang
terkait) dapat bekerja sama dan saling mendukung
untuk mencapai tujuan sekolah.
c)
Manajemen Kesiswaan
62
Tolok ukur keberhasilan suatu proses pendidikan
dapat dilihat dari output yang dihasilkan, yaitu melekat
pada kualitas lulusan siswa yang dihasilkan dari
lembaga tersebut. Agar siswa yang masuk dalam
sebuah
lembaga
pendidikan
dapat
menguasai
kompetensi yang diinginkan oleh orang tua sebagai
konsumen
dan
peningkatan
pendidikan
sebagai
manajemen
kesiswaan
kualitas
produsen,
yang
maka
aplikatif
lembaga
diperlukan
dan
dapat
memenuhi tuntutan siswa dan orang tua serta sesuai
dengan standar sebuah lembaga pendidikan.Semua
kegiatan di masing-masing sekolah pada akhirnya
ditujukan untuk membantu siswa mengembangkan
dirinya. Upaya itu akan optimal jika siswa sendiri
secara aktif berupaya mengembangkan diri, sesuai
dengan program-program yang dilakukan sekolah. Oleh
karena itu, sangat penting untuk menciptakan kondisi
agar
siswa
dapat
mengembangkan
diri
secara
optimal.Sebagai pemimpin di sekolah, kepala sekolah
memegang peranan penting dalam menciptakan kondisi
tersebut.
d)
Manajemen Keuangan
Masalah keuangan sangat erat hubungannya
dengan pembiayaan, sedangkan masalah pembiayaan
itu sendiri merupakan faktor yang sangat penting dan
menentukan kehidupan suatu organisasi seperti halnya
di SD Negeri 1 krajan Kulon dan SD Negeri 1 Kutoharjo.
63
Manajemen keuangan sekolah merupakan bagian dari
kegiatan pembiayaan pendidikan, secara keseluruhan
menuntut kemampuan sekolah untuk merencanakan,
melaksanakan
dan
mengevaluasi
mempertanggungjawabkan
secara
serta
akuntabel
dan
transparan.
Dalam penyelenggaraan pendidikan, keuangan
dan
pembiayaan
terpisahkan
merupakan
dalam
kajian
bagian
manajemen
yang
tak
pendidikan.
Komponen keuangan dan pembiayaan pada suatu
sekolah
merupakan
komponen
produksi
yang
menentukan terlaksananya kegiatan-kegiatan proses
belajar mengajar (pembelajaran) disekolah bersama
komponen lain. Dengan kata lain, setiap kegiatan yang
dilakukan sekolah memerlukan biaya, baik itu disadari
maupun tidak disadari. Komponen keuangan dan
pembiayaan ini perlu di kelola sebaik-baiknya, agar
dana-dana
optimal
yang
untuk
ada
dapat
menunjang
dimanfaatkan
secara
tercapainya
tujuan
pendidikan.
e) Manajemen Sarana dan Prasarana Sekolah
Kegiatan manajemen kepala sekolah di bidang
sarana dan prasarana yakni mengatur dan menjaga
sarana
dan
prasarana
pendidikan
agar
dapat
memberikan kontribusi secara optimal dan berarti pada
jalannya proses pendidikan. Secara riil kegiatan kepala
sekolah meliputi kegiatan perencanaan, pengadaan,
64
pengawasan,
penyimpanan
penataan.Manajemen
inventarisasi,
sarana
prasarana
dan
yang
baik
diharapkan dapat menciptakan Sekolah-sekolah yang
bersih, rapi, indah sehingga menciptakan kondisi yang
menyenangkan baik bagi guru maupun siswa untuk
berada di sekolah. Di samping itujuga diharapkan
tersedianya
alat-alat
atau
fasilitas
belajar
yang
memadai secara kuantitatif, kualitatif dan relevan
dengan kebutuhan serta dapat dimanfaatkan secara
optimal untuk kepentingan proses pendidikan dan
pengajaran, baik oleh guru sebagai pengajar maupun
murid sebagai pelajar.
4.2.2. Profesionalisme Guru di SD Negeri 1 Krajan
Kulon dan SD Negeri 1 Kutoharjo dalam
Pembelajaran
Guru
dikatakan
profesional
bila
memiliki
kompetensi atau kemampuan mengembangkan dirinya
ke arah yang lebih baik. Sedikitnya terdapat dua
kategori kompetensi yang dimiliki guru-guru di SDN 1
Krajan
Kulon
dan
SDN
1
Kutoharjo,
yakni;
(1)
kompetensi profesional yaitu kemahiran merancang,
melaksanakan,
dan
menilai
tugas
sebagai
guru,
meliputi penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi,
(2)
kompetensi
pengabdian,
personal,
kemampuan
meliputi
sosial
etika,
dan
moral,
spiritual.
Semuanya itu dimiliki oleh guru –guru di sekolah
65
tersebut,diwujudkan
sertifikasi
dalam
kompetensi
ditumbuhkan
pendidikan
dan
bentuk
guru.
Kompetensi
ditingkatkan
akademik
dan
standar
profesi
melalui
suatu
dan
pertama
proses
lembaga
pendidikan. Sedangkan kompetensi kedua merupakan
kristalisasi pengalaman dan pergaulan seorang guru,
yang
terbentuk
dalam
lingkungan
keluarga,
masyarakat dan sekolah tempat melaksanakan tugas.
Berdasarkan hasil observasi, guru-guru di SDN 1
Krajan Kulon dan SDN 1 kutoharjo terkait dengan
kompetensinya memiliki lima hal; (1) mempunyai
komitmen pada peserta didik dan proses belajarnya; (2)
menguasai secara mendalam bahan/mata pelajaran
yang diajarkan kepada peserta didik; (3) bertanggung
jawab memantau hasil belajar peserta didik melalui
berbagai cara evaluasi, (4) mampu berfikir sistematis
tentang apa yang dilakukannya dan belajar dari
pengalamannya, (5) seyogyanya merupakan bagian dari
masyarakat
belajar
Kelima
tersebut
hal
dalam
lingkungan
dibuktikan
profesinya.
dengan
kualitas
maupun kuantitas kehadiran guru-guru pada proses
belajar mengajar, mempunyai kualifikasi pendidikan
yang sesuai, pengisian daftar penilaian siswa dan dapat
bersosialisasi
serta
beradaptasi
dengan
semua
komponen sekolah.
Untuk
merealisasikan
berbagai
kompetensi
tersebut guru di masng-masing sekolahtelah memiliki
66
kemampuan, baik dalam hal teori maupun praktek
manajemen, karena secara esensial keberadaan guruguru mempunyai dua fungsi utama dalam proses
pembelajaran, yakni; pertama, sebagai administrator
yang bertugas melaksanakan fungsi administrasi kelas
yang di dalamnya mencakup pengelolaan yang bersifat
administratif dan operatif. Kedua, sebagai edukator
yang bertugas menjalankan fungsi edukatif dalam
proses pembelajaran di kelas. Kepala sekolah selalu
memberikan
kepercayaan
kepadaguru
untuk
melaksanakan tugasnya melakukan proses belajar
mengajar dengan baik. Kepada guruselalu diberikan
dorongan
dan
menemukan
suasana
berbagai
yang
alternatif
kondusif
metode
untuk
dan
cara
mengembangkan proses pembelajaran sesuai dengan
perkembangan
jaman.
Agardapat
meningkatkatkan
keterlibatannya dalam melaksanakan tugas sebagai
guru, dia harus memahami, menguasai dan terampil
menggunakan
sumber-sumber
belajar
baru
pada
dirinya.Sumber belajar bukan hanya guru, apabila
guru
tidak
mampu
menyesuaikan
diri
dengan
perkembangan perubahan. Maka guru tersebut akan
mudah ditinggalkan oleh muridnya. Profesionalisme
guru di SD Negeri 1 Krajan Kulon dan SD Negeri 1
Kutoharjo dalam pembelajaran dilaksanakan melalui
peningkatan beberapa kompetensi yang dimiliki dan
melekat
pada
dirinya,
sehingga
tercermin
dalam
67
pelaksanaan proses belajar mengajar. Agar kemampuan
seorang guru meningkat maka diperlukan upaya-upaya
dalam
rangka
Peningkatan
menyempurnakanprofesionalismenya.
mutu
profesionalisme
guru
yang
diterapkan dilakukan dengan beberapa cara sebagai
berikut:
a) Peningkatan Kualifikasi Pendidikan.
Salah satu prinsip pelaksanaan profesi keguruan
yangdijabarkan dalam pasal 7 UU 14 tahun 2005
tentang guru dan dosen adalah memiliki kesempatan
untuk
mengembangkan
keprofesionalan
secara
berkelanjutan dengan belajar sepanjang hayat. Hal ini
memiliki pengertian bahwa seorang guru jangan sampai
hanya puas dengan ilmu yang sudah dimiliki saja,
merasa cukup dengan apa yang sudah dikuasai
sekarang. Dalam rangka memberikan pengajaran guru
juga harus melakukan pembelajaran dari proses itu,
agar menyempurnakansegala kekurangan yang ada.
Selain
itu
dalam
rangka
keprofesionalannya
guru
meningkatkan
juga
kualitas
dituntut
untuk
meningkatkan jenjang pendidikan yang lebih tinggi,
saat
sekarang
yang
disyaratkan
oleh
pemerintah
kualifikasi keguruan adalah apabila seseorang sudah
mempunyai
ijazah
dari
LPTK
(setara
S1)
atau
mempunyai sertifikat akta mengajar. Hal tersebut
diperoleh dari wawancara dengan kepala sekolah SDN 1
Kerajan Kulon, adalah sebagai berikut:
68
“untuk meningkatkan profesionalisme maka
kepala sekolah menganjurkan kepada guru untuk
segera menyelesaikan pendidikan S1-nya bagi yang
belum selesai, bagi yang sudah menyarankan untuk
melanjutkan ke jenjang pendidikan yanag lebih tinggi”.
Tidak hanya berhenti sampai jenjang itu saja
guru harus dituntut melanjutkan pendidikannya ke
jenjang S2 ataupun S3.Fenomena yang terjadi dalam
keilmuan pendidikan, terutama permasalahan guru
dan murid adalah kurangnya motivasi guru untuk
mengadakankajian ataupun penelitian ilmiah dalam
konteks pendidikan. Lebih mengena jika guru sendiri
yang
mengangkat
permasalahan-permasalahan
pendidikan yang terjadi dalam proses pembelajaran
menjadi sebuah kajian ilmiah.
Saat ini, berbagai cara dilakukan oleh guru-guru
untuk meningkatkan kualitasnya dalam mengajar.
Usaha ini dilakukan dengan cara mengikuti setiap
pelatihan maupun seminar tentang pendidikan, baik
yang diadakan olehsekolah, Dikpora maupun LPTK,
dari yang tingkat kabupaten maupun tingkat nasional.
Dalam
hal
pendidikan
formal
guru–guru
selalu
berusaha untuk mengikuti pendidikan ke jenjang yang
lebih tinggi (S2).Pada saat ini guru yang ada SD Negeri
1 krajan Kulon dan SD Negeri 1 Kutoharjo rata-rata
berkualifikasi sarjana (S1).
69
Hal
tersebut
di
atas
diperoleh
dari
hasil
wawancara dan juga observasi yang dilakukan pada
data pendidik dan kependidikan di masing-masing SD
di gugus Dr. Mawardi. Adapun sebagai contoh hasil
wawancara dengan kepala sekolah adalah sebagai
berikut:
“kepala sekolah selalu menyarankan kepada
guru untuk selalu terloibat aktif dalam organisasi
keguruan, ataupun kegiatan-kegiatan kependidikan
miaslnya, mengikuti seminar, work shop, bahkan
kepala sekolah selalu menyarankan kepada guru
untuk melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang
lebih tinggi”.
Upaya tersebut dilakukan oleh kepala sekolah
untuk meningkatkan profesionalisme guru di masingmasing sekolah.Harapan kepala sekolah kedepan guru
dapat meningkatkan pula kualitas pembelajaran yang
lebih baik.Oleh karena itu siswa dapat memperoleh
pembelajaran dari guru yang berkompeten sehingga
dapat meningkatkan hasil belajar serta kemandirian
dari masing-masing siswa.
b) Aktif dalam Organisasi Keguruan
Saat ini organisasi yang dapat menampung
aspirasi guru dan meningkatkan kualitas guru adalah
forum kelompok kerja guru (KKG), baik ditingkat
sekolah maupun ditingkat gugus.Setiap awal tahun
ajaran baru guru -guru selalu membuat program KKG
di tingkat sekolah maupun di tingkat gugus. Ditingkat
70
sekolah tentunya dilakukan oleh guru yang mengajar
dalan kelas yang sama,ini dilakukan oleh sekolah yang
memiliki rombongan belajar pararel Diprogramkan
ditingkat sekolah sebanyak dua kali dalam sebulan,
sedangkan di tingkat gugus diadakan setiap hari sabtu
pada minggu pertama.
Dengan mengikuti kegiatan dalam forum KKG
tersebut akan menambah wawasan dalampengetahuan
tentang
pembelajaran
maupun
pengetahuan
pendukung dan tahu akan kekurangannya untuk
berusaha
mengejar
meningkatkan
ketinggalan
kualitasnya.
Di
dalam
samping
rangka
itu
dapat
mempermudah dalam melakukan pekerjaan terkait
dengan masalah pembelajaran.
c) Uji Kompetensi Guru.
Sesuai dengan pendapat Mulyasa (2009: 187)
bahwa
untuk
meningkatkan
kualitas
guru,
perlu
dilakukan suatu sistem pengujian terhadap kompetensi
guru.Secara nasional dapat dilakukanoleh pemerintah
pusat
untuk
kompetensi
mengetahui
guru,
kualitas
terkaitdengan
dan
standar
pembangunan
pendidikan secara keseluruhan. Begitu halnya yang
dilakukan oleh guru –guru di SD negeri 1 Krajan Kulon
dan SD Negeri 1 Kutoharjo setiap tiga tahun selalu aktif
mengikuti uji kompetensi dalam rangka kenaikan
pangkat atau golongan. Persiapan yang dilakukan
adalah membuat perangkat pembelajaran secara rutin
71
dan tertib, melaksanakan penilian beserta analisisnya,
mengikuti
kegiatan-kegiatan
pendidikan,
membuat
modul dan media pembelajaran, membuatpower point
dan
membuatcontoh
praktek
pembelajaran
dan
sebagainya (wawancara guru ).
d) Peningkatan Kesejahteraan.
Pemerintah
mulai
tahun
2007
berusaha
mensejahterakan para guru dan tenaga pendidikan
sesuai dengan Undang-undang nomor 14 tahun 2005
tentang guru dan dosen, dinyatakan bahwa setelah
guru dinyatakan lolos dalam uji kompetensi dan
mendapatkan sertifikat guru profesional dari lembaga
yang
ditunjuk
pemerintah,
maka
guru
berhak
mendapatkan tunjangan yang besarnya satu kali gaji
pokok. Dana sertifikasi bersumber dari dana APBN
ataupun APBD. Pelaksanaan sertifikasi sesuai dengan
peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 18
tahun 2007, bagi guru prajabatan dilakukan melalui
pendidikan profesi di LPTK yang terakreditasi dan
ditetapkan
pemerintah
diakhiri
dengan
uji
21kompetensi.Sedangkan untuk sertifikasi guru dalam
jabatan dilakukan dalam bentuk portofolio. Kebijakan
kepala sekolah di SD Negeri 1 Krajan Kulon dan SD
Negeri
1
Kutoharjo
selalu
berusaha
untuk
mensejahterakan guru dengan tidak terlalu membani
orang tua peserta didik. Terutama bagi guru yang
statusnya masih GTT atau PTT, karena mereka hanya
72
mendapatkan gaji dari sekolah saja ditambah sedikit
dari pemerintah daerah.
e) Proses Pembelajaran
Pelaksanaan
manajemen
sekolah
yang
dilaksanakan oleh kepala Sekolah di SD Negeri 1
Krajan Kulon dan SD Negeri 1 Kutoharjo kecamatan
Kaliwungu, dalam pengelolaan pemberdayaan guru
menunjukkan bahwa kepala sekolah telah mampu
mengelola guru dengan baik, meskipun ada kendala
namun tidak begitu berarti. Kepala sekolah telah
memerankan
Pemimpin
dua
fungsi
institusi
utama,
bagi
memberikan
para
pertama
guru,
dan
pimpinan
pendidikan
manajemen
komite
diperkenalkan
dan
sebagai
bagian
dari
kedua
dalam
manajemen.Pembaharuan
sekolah
sebagai
melalui
sekolah
yang
desentralisasi
memberikan kepada kepala sekolah kesempatan yang
lebih besar untuk menerapkan dengan lebih mantap
berbagai fungsi dari kedua peran tersebut.
Proses pembelajaran yang dilakukan di SD Negeri
1
Krajan
Kulon
menggunakan
dan
SD
pendekatan
Negeri
PAIKEM
1
Kutoharjo
(pembelajaran
aktif,inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan) hal ini
sesuai yang disampaikan oleh beberapa guru di SD SD
Negeri Krajan Kulon, adalah sebagai berikut:
73
Guru 1: “saya selalu menerapkan pendekatan PAIKEM
pada setiap pembelajaran, dapat diketahui dari
pembuatan perangkat pembelajaran saya selalu
membuat sebelum memulai pembelajaran yang
diseuaikan dengan silabus dan materi pembelajaran.
Dalam
melaksanakan
pembelajaran
sudah
menggunakan metode pembelajaran yang sesuai
dengan materi ajar, untuk model pembelajaran kadang
membuat kadang tidak, tergantung juga materi
ajarnya”.
Hal tersebut juga diperkuat oleh salah satu guru
SD Negeri 1 Kutoharjo.mawardi:
Guru 2: “sebelum menyampaikan materi saya
terlebih dahulu
mencari referensi dari buku,
internet, dan sumber lain. Kami selalu menciptakan
pembelajaran
yang
menarik,menantang
dan
menyenangkan bagi kami seorang guru itu adalah
konsep kami yang harus kami laksanakan sehingga
siswa
biar
betah
dikelas
juga
menerima
pembelajaran sehingga dapat nilai yang baik”.
Hal ini juga diungkapkan oleh salah satu guru
SDN 1 Kutoharjo, adalah sebagai berikut:
Guru 3: “Ya kami selalu melaksanakan pembelajaran
yang menarik, menantang, dan menyenangkan, yaitu
dengan menampilkan tanyangan-tanyangan gambar
yang baik dan menarik. Untuk pembelajaran yang
menantang saya memberikan suatu kasus kemudian
siswa diharapkan untuk menjawab sendiri dengan
teman kelompoknya dan untuk yang menyenangkan
kita berikan suasana yang tidak menegangkan tapi
siswa diharapkan untuk aktif.
Dalam
pelaksanannya
PAIKEM
baik
guru
maupun siswa harus aktif semua.Dalam pembelajaran
tersebut
guru
dituntut
untuk
kreatif,
dalam
74
penggunaan
media
dan
alat
peraga
sehingga
pembelajaran tidak membosankan.Hal ini dilakukan
oleh guru-guru di SD Negeri 1 Krajan Kulon dan SD
Negeri 1 Kutoharjo.sebagai contoh di SDN 1 Krajan
kulon misalnya guru kelas 4 yang bisa menggunakan
media proyektor.
Berbagai unsur PAKEM tidak dapat dipisahkan
artinya, guru harus dapat menciptakan pembelajaran
yang mendorong siswa aktif dan siswa dibawa pada
situasi yang menyenangkan.Syarat-syarat pelaksanaan
PAIKEM
merupakan
syarat
minimal
yang
harus
dipenuhi oleh guru dan murid, persyaratan guru yang
harus dimiliki adalah guru yang mampu menyusun
rencana pelaksanaan pembelajaran degnan lengkap
dan
rinci.
Dari
segi
murid
pelaksanaan
PAIKEM
membutuhkan kesiapan siswa, siswa harus benarbenar
memahami
PAIKEM,
selain
bagaimana
itu
siswa
teknik
pelaksanaan
harus
benar-benar
mempunyai motivasi untuk belajar sendiri secara aktif,
untuk itu guru seharusnya mampu menjelaskan secara
detail
tentang
memberikan
keberanian
teknik
motivasi
untuk
pembelajaran
agar
PAIKEM
siswa
menyampaikan
menanyakan hal-hal yang belum jelas.
dan
mempunyai
pendapat
dan
75
4.3. Pembahasan
4.3.1. Manajemen Kepala Sekolah di Gugus Dr.
Muwardi
Peran kepala sekolah di SD Negeri 1 Krajan Kulon
dan SD Negeri 1 Kutoharjo meliputi peran sebagai
Edukator,
manajer,
supervisor.Keempat
sudah
peran
dilaksanakan
administrator,
kepala
oleh
sekolah
masing-masing
dan
tersebut
kepala
sekolah diSD Negeri 1 Krajan Kulon dan SD Negeri 1
Kutoharjo. Peran kepala sekolah sebagai educator
ditunjukkan bahwa kepala sekolah dengan berupaya
meningkatkan
pembelajaran
dengan
meningkatkan profesionalitas guru melalui
kegiatan
penataran,
kualitas
diklat,
seminar,
dan
pembinaan
oleh
pengawas. Hal tersebut sesuai dengan hasil penelitian
yang dilakukan oleh Mulyana (2011), mengungkapkan
bahwa upaya pengembangan profesionalisme guru
dapat ditinjau dari dua segi, yaitu dari dalam dan di
luar diri guru.Upaya dari dalam diri bersumber dari
penghayatan tanggung jawab guru itu sendiri untuk
mengembangkan kemampuan mengajarnya.Selain itu
juga sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Abdul
Mu’min
(2011),
mengungkapkan
bahwa
pelaksanaaan peran kepala sekolah di SDI Al-Ihsan
berjalan dengan cukup baik dalam hal ini peran kepala
sekolah dalam rangka meningkatkan profesionalisme
76
guru sangat dominan. Pemberdayaan tenaga pengajar
(peningkatan
profesionalisme
peningkatan
sarana
guru),
karyawan,
pembelajaran,pengawasan
terhadap proses belajar mengajar yang kesemuanya
dapat berjalan dengan cukup baik.
Peran kepala sekolah sebagai manajer sudah
dilaksanakan di SD Negeri 1 Krajan Kulon dan SD
Negeri 1 Kutoharjo, di antaranya kepala sekolah sudah
melaksanakan
kegiatan
pengembangan
profesi
memberikan
pemeliharaan
para
kesempatan
dan
guru,
yaitu
dengan
kepada
guru
untuk
mengembangkan kempetensi profesionalnya. Selain itu
kepala sekolah selalu mencari cara strategis dalam
mewujudkan
sekolah
misi
selalu
yang
ditetapkan,
melaksanakan
serta
tugas
kepala
administrative
dalam hal menyusun RAPBS yang diturunkan menjadi
RKAS yang akan diwujudkan ke dalam programprogram sekolah. Hal tersebut sesuai dengan pendapat
Stoner, bahwa peran kepala sekolah sebagai manajer
adalah work with and through other people, responsible
and accountable, managers balance competing goals and
set priorities, must think analytically and conceptionally,
mediators, politicians, seorang diplomat, dan kepala
sekolah berfungsi make difficult decisions.
Peran kepala sekolah sebagai administrator yang
dilaksanakan di SD Negeri 1 Krajan Kulon dan SD
Negeri
1
Kutoharjo
adalah
kepala
sekolah
telah
77
mengelola kurikulum, mengelola administrasi peserta
didik, mengelola adminstrasi personalia, mengelola
administrasi
sarana
dan
prasarana,
mengelola
administrasi kearsipan, dan mengelola administrasi
keuangan. Peran kepala sekolah sebagai administrator
juga dibantu oleh pelaksana program di bawahnya,
meliputi wakil kepala sekolah, para guru dan tenaga
administrasi
lainnya.
Salah
satu
peran
yang
dilaksanakan kepala sekolah sebagai administrator
adalah menyusun RAPBS setiap tahun dan selalu
dikonsultasikan kepada komite sekolah, dari RAPBS
kepala sekolah menurunkan ke dalam RKAS disitu
akan
diketahui
program
karena
tingkat
juga
keberhasilan
sudah
pelaksanaan
memuat
mengenai
anggaran untuk melaksanakan program. Hal tersebut
sesuai dengan pendapatGorton ( dalam Sagala, 2009),
salah
satunya
menyebutkan
bahwa
Sebagai
administrator juga kepala sekolah hendaknya dapat
mengalokasikan anggaran yang memadai bagi upaya
peningkatan kompetensi guru.
Peran sekolah sebagai supervisordi SD Negeri 1
Krajan Kulon dan SD Negeri 1 Kutoharjo adalah secara
berkala
kepala
sekolah
melaksanakan
kegiatan
supervisi, hal ini dilakukan melalui kegiatan kunjungan
kelas untuk mengamati proses pembelajaran secara
langsung, terutama dalam pemilihan dan penggunaan
metode, media yang digunakan dan keterlibatan siswa
78
dalam proses pembelajaran. Hal tersebut sesuai dengan
pendapat Sestina (sagala 2009) bahwa salah satu peran
kepala sekolah sebagai supervisor adalah membantu
guru secara individual dan secara kelompok dalam
memecahkan masalah pengajaran. Selain itu juga
sesuai dengan hasil penelitian Abdul Mu’min (2011),
yang menyebutkan pengawasan terhadap proses belajar
mengajar yang kesemuanya dapat berjalan dengan
cukup baik. Artinya peran kepala sekolah di gugus Dr.
Mawardi sudah berjalan dengan baik karena sesuai
dengan kriteria-kriteria yang disebutkan oleh ahli
tersebut di atas, dan juga sesuai dengan penelitian
yang dilakukan oleh Abdul Mu’min.
4.3.2.Profesionalisme Guru di SDN 1 Krajankulon
dan SDN 1 Kutoharjo dalam Pembelajaran
4.3.2.1. Peningkatan Kualifikasi Pendidikan.
Dalam hal peningkatan kualifikasi pendidikan SD
Negeri 1 Krajan Kulon dan SD Negeri 1 Kutoharjo,
kepala sekolah menganjurkan kepada guru untuk
segera menyelesaikan pendidikan S1, sementar yang
sudah lulus diberikan kesempatan untuk melanjutkan
ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Saat ini,
berbagai cara dilakukan oleh guru-guru yang mengajar
di SD Negeri 1 Krajan Kulon dan SD Negeri 1 Kutoharjo
untuk meningkatkan kualitasnya dalam mengajar.
Usaha ini dilakukan dengan cara mengikuti setiap
79
pelatihan maupun seminar tentang pendidikan, baik
yang diadakan oleh sekolah, Dikpora maupun LPTK,
dari yang tingkat kabupaten maupun tingkat nasional.
Hal ini sesuai dengan pendapat Huole dalam Suyanto
(2003) bahwa ciri- ciri profesionalisme guru adalah: (1)
memiliki landasan pengetahuan yang kuat. Landasan
pengetahuan
yang
melalui
jenjang
profesi
guru
kuat
salah
pendidikan,
jenjang
satunya
sementara
pendidikan
diperoleh
itu
yang
untuk
ditempuh
minimal S1 kependidikan yang sesuai dengan bidang
yang akan diampu.
4.3.2.2. Aktif dalam Organisasi Keguruan
Dalam bidang aktif dalam organisasi keguruan di
SD Negeri 1 Krajan Kulon dan SD Negeri 1 Kutoharjo
sudah melaksanakan upaya-upaya yang menuntut
guru aktif dalam organisasi keguruan, salah satu
program yang diadakan adalah forum Kelompok Kerja
Guru (KKG), baik di tingkat sekolah maupun ditingkat
gugus.Dengan mengikuti kegiatan dalam forum KKG
tersebut akan menambah wawasan dalampengetahuan
tentang
pembelajaran
maupun
pengetahuan
pendukung dan tahu akan kekurangannya untuk
berusaha
mengejar
ketinggalan
dalam
rangka
meningkatkan kualitasnya. Hal tersebut di atas juga
sudah sesuai dengan pendapat Huole dalam Suyanto
(2003), bahwa pendidik ada kerja sama dan kompetisi
80
yang sehat antar sejawat. Dengan adanya kerja sama
antar teman sejawat, maka terjadi interaksi positif
mengenai kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan
untuk
dilakukan
diskusi
tentnag
permasalahan
sehingga akan ditemukan solusi yang dapat mengatasi
permasalahan di setiap sekolah masing-masing.
4.3.2.3. Uji Kompetensi Guru.
Guru-guru di SD Negeri 1 Krajan Kulon dan SD
Negeri 1 Kutoharjo setiap tiga tahun selalu aktif
mengikuti uji kompetensi dalam rangka kenaikan
pangkat atau golongan.Hal tersebut dilakukan untuk
mengetahui tingkat kemampuan atau kompetensi yang
dimiliki masing-masing guru.Hasil dari UKG dijadikan
pedoman untuk merefleksikan keadaan real pendidik,
yang selanjutnya dilakukan bimbingan dan pembinaan
untuk mengatasi permaslahan tersebut. Solusi yang
diberikan bias melalui seminar, work shop, bintek,
ataupun tindakan-tindakan lain untuk meningkatkan
kompetensi guru. Hal ini sesuai dengan pendapat
Sesuai dengan pendapat Mulyasa (2009: 187) bahwa
untuk meningkatkan kualitas guru, perlu dilakukan
suatu sistem pengujian terhadap kompetensi guru.
4.3.2.4. Peningkatan Kesejahteraan.
Kebijakan kepala sekolah di SD Negeri 1 Krajan
Kulon dan SD Negeri 1 Kutoharjo selalu berusaha
untuk
mensejahterakan guru dengan tidak terlalu
membani orang tua peserta didik. Terutama bagi guru
81
yang statusnya masih GTT atau PTT, karena mereka
hanya mendapatkan gaji dari sekolah saja ditambah
sedikit dari pemerintah daerah.Hal tersebut harus
dilakukan karena berhubungan dengan motivasi dan
etos
kerja
para
guru.Jika
guru
tidak
memiliki
permasalahan terutama maslah perekonomian, maka
guru dapat fokus dalam bekerja, yaitu membimbing
dan mendidik peserta didik di sekolah. Hal tersebut di
atas sesuai dengan Undang-undang nomor 14 tahun
2005 tentang guru dan dosen, dinyatakan bahwa
setelah guru dinyatakan lolos dalam uji kompetensi dan
mendapatkan sertifikat guru profesional dari lembaga
yang
ditunjuk
pemerintah,
maka
guru
berhak
mendapatkan tunjangan yang besarnya satu kali gaji
pokok. Dengan adanya tunjangan sertifikasi tersebut
diharapkan guru dapat meningkatkan kompetensinya
melalui
kegiatan
yang
dapat
meningkatkan
skill
maupun kompetensi setiap guru.
4.3.2.5. Proses Pembelajaran
Proses pembelajaran yang di lakukan di SD
Negeri 1 Krajan Kulon dan SD Negeri 1 Kutoharjotelah
menggunakan
pendekata
pembelajaran
lebih
aktif,inovatif,
kreatif,
pembelajaran
yang
PAIKEM
mengarahkan
efektif,
siswa
dimana
untuk
dan
menciptakan
menyenangkan.
Pembelajaran
dengan pendekatan PAIKEM yang telah di lakukan oleh
guru sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 19
82
Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan
diselenggarakan
secara
interaktif,
menyenangkan,
menantang dan memotivasi peserta didik
untuk
berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang
cukup bagi prakarsa, kreatifitas dan perkembangan
fisik serta psikoogis peserta didik.
Pelaksanaan
manajemen
sekolah
yang
dilaksanakan oleh kepala Sekolah SD Negeri 1 Krajan
Kulon
dan
SD
Negeri
1
Kutoharjo
kecamatan
Kaliwungu, dalam pengelolaan pemberdayaan guru
menunjukkan bahwa kepala sekolah telah mampu
mengelola guru dengan baik, meskipun ada kendala
namun tidak begitu berarti. Kepala sekolah telah
memerankan
pemimpin
dua
fungsi
institusi
bagi
memberikan
utama,
para
pertama
guru,
dan
pimpinan
pendidikan
manajemen
komite
sekolah
dan
sebagai
bagian
kedua
dalam
manajemen.Pembaharuan
diperkenalkan
sebagai
melalui
sekolah
dari
yang
desentralisasi
memberikan kepada kepala sekolah kesempatan yang
lebih besar untuk menerapkan dengan lebih mantap
berbagai
fungsi
dari
kedua
peran
tersebut.