BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Manajemen Profesionalisme Guru oleh Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kualitas Pembelajaran SD Negeri 1 Krajankulon dan SD Negeri 1 Kutoharjo

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Subjek Penelitian
Siswa merupakan salah satu komponen penting
dalam

kegiatan

belajar

mengajar,

pada

perkembangannya siswa bukan hanya sebagai obyek
sasaran pendidikan yang dianggap benda tetapi lebih
sebagai patner yang dapat diajak berinteraksi dan
selalu tumbuh dan berkembang.Keadaan Siswa di SD
Negeri 1 Krajankulon dan SD Negeri 1 Kutoharjo secara
umum dapat dikatakan cukup besar jika dilihat dari
kuantitas.Hal ini dapat dilihat dari masing-masing

kelas di sekolah tersebut.Berikut ini data siswa SD
Gugus DR.Mawardi :
No
1
2

Table 4.1 Data Siswa SDN 1 Krajankulon & SDN 1 Kutoharjo
Nama Sekolah
Kls
Kls
Kls
Kls
Kls Kls
Jum
1
2
3
4
5
6

lah
SDN 1 Krajankulon
26
33
24
39
31
22
175
SDN 1 Kutoharjo
74
66
70
82
77
57
426

Sumber: Dokumen Sekolah


Dalam rangka pelaksanaan program pendidikan,
setiap

lembaga

tenaga/pendidik

pendidikan/sekolah
yang

memadai

membutuhkan
dan

dapat

melaksanakan tugasnya secara profesional baik itu
tenaga


kependidikan

maupun

non

kependidikan,

tenaga memadai yang dimaksud meliputi kuantitas dan
kualitas.

49

50

Kondisi

riil

di


lapangan

menunjukkan

tenaga/guru yang ada di SD Negeri 1 Krajan Kulon dan
SD Negeri 1 Kutoharjo masih kurang

dari apa yang

diharapkan, yaitu dari 28 guru baru 57 % PNS, 46 %
Kualifikasi S1 dan 21 % yang sudah tersertifikasi.
Berikut ini daftar guru di SD Negeri 1 Krajan Kulon dan
SD Negeri 1 Kutoharjo dapat dilihat di table berikut.
Table 4.2 Guru Sekolah SD Negeri 1 Krajankulon & SD
Negeri 1 Kutoharjo
No

Nama Sekolah


Kuali
Sudah
fikasi
Sertifi
S1
kasi
1
SDN 1 Krajan Kulon
14
8
7
4
2
SDN 1 Kutoharjo
14
8
6
2
Jumlah
28

16
13
6
Sumber: Dokumen SDN 1 Krajan Kulon & SDN 1 Kutoharjo

Sementara

itu

Jumlah
Guru

Gedung

PNS

Sekolah

di


sekolah

tersebut masih sangat layak untuk digunakan sebagai
Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), sehingga kegiatan
belajar mengajar dapat berjalan dengan baik. Ruang
kelas di masing-masing sekolah pada umumnya sudah
baik. namun masih ada beberapa kelas yang siswanya
melebihi kapasitas, hal ini terjadi di SDN 1 Kutoharjo,
dimana rata-rata siswanya lebih dari 40/kelas. Berikut
jumlah rombongan belajar di masing-masing sekolah:

51

Table 4.3Data Jumlah Rombongan Belajar Di
Masing-Masing Sekolah
Rombongan Belajar
No

Kls
1

1 SDN 1 Krajan Kulon
1
2 SDN 1 Kutoharjo
2
Sumber: Dokumen Sekolah

Kls
2
1
2

Nama Sekolah

Kls
3
1
2

Kls
4

1
2

Kls
5
1
2

Kls
6
1
1

Dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar
dalam kelas tentunya tidak lepas dari permasalahanpermasalahan yang timbul, terutama yang ditimbulkan
oleh guru sendiri pada saat melaksanakan kegiatan
belajar

mengajar


di

dalam

kelas.

Agar

dalam

pelaksanaan sesuai dengan yang diharapkan maka
kepala sekolah di SD Negeri 1 Krajan Kulon dan SD
Negeri 1 Kutoharjo melakukan kunjungan kelas di
sekolah masing-masing. Adapun kegiatan ini bertujuan
untuk :
- Memeriksa, melihat, mendengarkan dan mengikuti
kegiatan guru pada saat mengadakan/melaksanakan
kegiatan belajar mengajar baik secara administrasi
maupun

dalam

pelaksanaannya

sesuai

dengan

petunjuk yang ada.
- Memberikan masukan serta solusi dalam pelaksanaan
kegiatan belajar mengajar.
Keberhasilan program sekolah tidak bisa lepas
dari anggaran/keuangan, pelaksanaan program belajar
mengajar harus ditunjang oleh dana yang memadai
agar hasil yang dicapai sesuai dengan yang diharapkan,

Jm
l
6
11

52

namun demikian kurangnya anggaran bukan satusatunya alasan terhadap gagalnya suatu program.
Guru

membantu

penyelenggaraan
selalu

kegiatan

berhubungan

dengan

Komite

keberhasilan
pendidik,

dengan

sekolah

pihak

masyarakat

dan

orang

tua

dalam
sekolah
terutama
murid,

diharapkan hubungan ini dapat menghasilkan kerja
sama yang baik karena pendidikan bukanlah hanya
menjadi tanggung jawab guru dan sekolah tetapi juga
orang tua dan masyarakat.

4.2. Deskripsi Hasil Penelitian
4.2.1. Manajemen Kepala Sekolah di SD Negeri 1
Krajan Kulon & SD Negeri1 Kutoharjo
Peran utama kepala sekolah adalah, sebagai: (1)
educator (pendidik); (2) manajer; (3) administrator; dan
(4) supervisor. Merujuk kepada empat peran kepala
sekolah di atas, di bawah ini akan diuraikan secara
ringkas hubungan antara peran kepala sekolah dengan
peningkatan kompetensi guru.
a. Kepala Sekolah sebagai Edukator
Kegiatan belajar mengajar merupakan inti dari
proses pendidikan di sekolah, guru berperan sebagai
pelaksana

dan

pengembang

utama

kurikulum

di

sekolah. Kepala sekolah yang menunjukkan komitmen
tinggi dan fokus terhadap pengembangan kurikulum

53

dan kegiatan belajar mengajar di sekolahnya tentu saja
akan sangat memperhatikan tingkat kompetensi yang
dimiliki

gurunya,

sekaligus

juga

akan

senantiasa

berusaha memfasilitasi dan mendorong agar para guru
dapat

secara

terus

menerus

meningkatkan

kompetensinya, sehingga kegiatan belajar mengajar
dapat berjalan efektif dan efisien.
Kepala Sekolah sebagai educator, selalu berupaya
meningkatkan kualitas pembelajaran yang dilakukan
oleh guru. Dalam hal ini faktor pengalaman akan
sangat mempengaruhi profesionalisme kepala sekolah,
terutama dalam mendukung terbentuknya pemahaman
tenaga kependidikan terhadap pelaksanaan tugasnya.
Pengalaman
anggota

semasa
organisasi

mempengaruhi

dan

guru,

atau

kemasyarakatan

kemampuan

melakasanakan
pelatihan

menjadi

kepala

pekerjaannya,
penataran

yang

sangat

sekolah

demikian
pernah

menjadi

dalam
halnya

diikutinya.

Kepala Sekolah dalam meningkatkan prefesionalisme
guru dengan cara memberikan kegiatan-kegiatan yang
dapat membantu meningkatkan profesionalisme guru,
di antaranya adalah dengan mengadakan seminar,
diklat,

serta

menganjurkan

untuk

segera

menyelesaikan pendidikan S1 dan juga mengikuti
program-program
Pendidikan.

Hal

yang
ini

dilaksanakan

diperoleh

melalui

oleh

Dinas

wawancara

kepada kepala sekolah SD Negeri 1 Krajan Kulon dan

54

SD Negeri 1 Kutoharjo, misalnya seperti diungkapkan
sebagai berikut.
Ka SD 1: “untuk meningkatkan profesionalisme
guru maka kepala sekolah mengadakan kegiatan dan
menganjurkan guru supaya mengikuti penataranpenataran, diklat, dan menyarankan untuk segera
menyelesaikan studi S1 bagi yang belum selesai,
mengikuti program-program yang dilaksanakan oleh
Dinas Pendidikan, serta mengikuti kegiatan yang
diadakan oleh gugus serta pembinaan dari pengawas”.

Hal ini juga dibenarkan oleh kepala sekolah SD
Negeri 1 Kutoharjo, adalah sebagai berikut.
“untuk meningkatkan profesionalisme guru
maka
kepala
sekolah
SD
Negeri
1
Kutoharjo,berkomitmen untuk memberikan bimbingan
kepada guru diantaranya adalam memberikan
bimbingan setelah supervisi secara individual atau
kelompok, memberikan kesempatan bagi guru untuk
melanjutkan pendidikannya ke jenjang yanag lebih
tinggi, serta memberikan seminar, diklat dan
mengadakan kegiatan KKG”.

Hal

ini

menunjukkan

bahwa

peran

kepala

sekolah sebagai educator sudah dilaksanakan di SD
Negeri

1

Krajan

Kulon

dan

SD

Negeri

1

Kutoharjo.Program-program atau kegiatan yang dibuat
oleh kepala sekolah dengan tujuan supaya guru dapat
meningkatkan

kompetensi

profesinalnya

sehingga

dapat meningkat pula kualitas pembelajaran yang
dilakukan.
b. Kepala Sekolah sebagai Manajer
Dalam mengelola tenaga kependidikan, salah
satu tugas yang harus dilakukan kepala sekolah adalah
melaksanakan

kegiatan

pemeliharaan

dan

pengembangan profesi para guru. Dalam hal ini, kepala

55

sekolah memfasilitasi dan memberikan kesempatan
yang

luas

kepada

para

guru

untuk

dapat

melaksanakan kegiatan pengembangan profesi melalui
berbagai kegiatanpendidikan dan pelatihan, baik yang
dilaksanakan di sekolah, seperti: KKG tingkat sekolah,
in house training, diskusi profesional dan sebagainya,
atau melalui kegiatan pendidikan dan pelatihan di luar
sekolah, seperti kesempatan melanjutkan pendidikan
atau

mengikuti

berbagai

kegiatan

pelatihan

yang

diselenggarakan pihak lain.
Selain itu peran kepala sekolahsebagai manajer
ditunjukkan bahwa kepala sekolah dalam membuat
Visi dan Misi sekolah selalu disesuaikan dengan
kebutuhan masyarakat setempat.Kepala sekolah selalu
membuat langkah-langkah strategis untuk mencapai
misi dan tujuan yang sudah ditetapkan.Kepala sekolah
juga menyusun RAPBS dengan musyawarah dengan
guru, sehingga dapat diketahui tingkat ketercapaian
program

yang

telah

ditetapkan,

juga

dalam

hal

anggaran dapat disusun dan direncanakan dengan
baik. Pernyataan ini diperoleh melalui wawancara
kepada masing-maising kepala sekolah SD Negeri 1
Krajan Kulon dan SD Negeri 1 Kutoharjo, sebagai
contoh wawancara dengan kepala sekolah yaitu:
Ka: “kepala sekolah sudah membuat visi dan
misi sekolah yang disesuaikan dengan kebutuhan
masyarakat sekitar, selanjutnya kepala sekolah

56

membuat
langkah-langkah
strategis
untuk
mewujudkan misi dengan cara memberikan bekal
kepada siswa baik berupa ilmu pengetahuan maupun
keterampilan yang berguna pada masa yang akan
dating. Kepala sekolah juga telah menyusun RAPBS
dengan musyawarah dengan guru”.

Hal tersebut di atas juga ditegaskan oleh kepala
sekolah SDN 1Kerajan Kulon, adalah sebagai berikut:
“langkah-langkah strategis untuk mencapai
misi dan tujuan tersebut, maka kepala sekolah
mempersiapkan

sarpras

yang

cukup,

sesuai

kebutuhan siswa maupun guru untuk memperlancar
KBM. Memelihara dan menciptakan lingkungan yang
nyaman

dan

aman,

serta

mengembangkan

kemampuan siswa dibidang IPTEK, olah raga dan seni
budaya”.

Kepala

sekolah

secara

efektif

melaksanakan

fungsinya sebagai manajer, selalu memahami dan
mewujudkannya ke dalam tindakan atau perilaku nilainilai yang terkandung di dalam ketiga keterampilan
sesuai pendapat Wahjosumidjo (1999: 101) yaitu:
1)

Technical skills : merupakan kemampuan kepala
sekolah dalam menguasai pengetahuan tentang
metode,

proses,

prosedur

dan

teknik

melaksanakan kegiatan khusus. Kepala sekolah
selalu
sarana,

memanfaatkan
peralatan

serta

yang

mendayagunakan
diperlukan

dalam

mendukung kegiatan yang bersifat khusus.
2)

Human skills : yaitu kepala sekolah memahami
seluruh

kejiwaan anggota organisasinya yang

terpancar dalam perilakudan proses kerjanya. Di
samping itu kepala Sekolah berkomunikasi secara

57

efektif

dan

menciptakan

kerjasama

yang

berkualitas serta menunjukkan perilaku yang
dapat diterima.
3)

Conceptual skills : yaitu Kepala Sekolah memiliki:
kemampuan analisis,
dalam

berbagai

berpikir rasional, ahli

macam

konsep,

mampu

menganalisis permasalah dan mencari solusi yang
bijaksana.

Sehingga

direncanakan

setiap

program

yang

dapat

dipahami

dan

selalu

dilaksanakan dengan mudah oleh bawahannya
dan meminimalisir adanya kegagalan.

c. Kepala Sekolah sebagai Administrator
Secara

spesifik,

kepala

sekolah

memiliki

kemampuan untuk mengelola kurikulum, mengelola
administrasi

peserta

personalia,

didik,

mengelola

prasarana,

mengelola

mengelola

administrasi
administrasi

adminstrasi
sarana

dan

kearsipan,

danmengelola administrasi keuangan.Kegiatan tersebut
dilakukansecara

efektif

dan

efisien

agar

dapat

menunjang produktifitas sekolah. Hal ini diperoleh
melalui

waancara

dengan

masing-masing

kepala

sekolah , adalah sebagai berikut:
“kepala sekolah selalu menyusun RAPBS setiap
tahun dan selalu dikonsultasikan kepada komite
sekolah, dari RAPBS kepala sekolah menurunkan ke
dalam

RKAS

disitu

akan

diketahui

tingkat

keberhasilan pelaksanaan program karena juga sudah
memuat mengenai anggaran untuk melaksanakan
program”.

58

Peran

kepala

sekolah

sebagai

administrator

dibantu oleh pelaksana program di bawahnya, meliputi
wakil

kepala

sekolah,

para

guru

dan

tenaga

administrasi lainnya.Kemampuan manajerial kepala
sekolah

diwujudkan

dalam

bentuk

pelaksanaan

administrasi segala urusan yang ada di sekolah,
perwujudan tersebut merupakan indikasi penguasaan
kemampuan

kepala

sekolah.

Kemampuan

kepala

sekolah dalam hal administrasi juga menunjukkan
adanya keteraturan dalam pelaksanaan program di
sekolah

sehingga

akan

mempermudah

dalam

pelaksanaan program tersebut.
d. Kepala Sekolah sebagai Supervisor
Untuk mengetahui sejauh mana guru mampu
melaksanakan pembelajaran, secara berkala kepala
sekolah melaksanakan kegiatan supervisi, hal ini
dilakukan melalui kegiatan kunjungan kelas untuk
mengamati

proses

pembelajaran

secara

langsung,

terutama dalam pemilihan dan penggunaan metode,
media yang digunakan dan keterlibatan siswa dalam
proses pembelajaran. Dari hasil supervisi ini, dapat
diketahui kelemahan sekaligus keunggulan guru dalam
melaksanakan

pembelajaran,

kompetensi

guru

diupayakan

solusi,

yang

tingkat

penguasaan

bersangkutan,

pembinaan

dan

selanjutnya

tindak

lanjut

tertentu sehingga guru dapat memperbaiki kekurangan
yang ada sekaligus mempertahankan keunggulannya

59

dalam

melaksanakan

pembelajaran.

Hal

tersebut

diperoleh dari wawancara diantaranya sebagai berikut:
Ka

SD1:

“melaksanakan

kunjungan

kelas

minimal 1 smester dua kali, dan juga memberikan
bimbingan kepada guru yang membutuhkan dan perlu
ada bimbingan apalagi tahun ajaran ini ada tambahan
2 guru CPNS sehingga perlu ada pendampingan dan
pada saat rapat ada pembinaan. Pembinaan tidak
hanya kepala sekolah tetapi juga guru senior”.

Hal ini juga dibenarkan oleh kepala sekolah SDN
1

Kutoharjo,

hasil

wawancaranya

adalah

sebagai

berikut:
“kepala
kunjungan
sebagai

sekolah

kelas

misalnya

supervise

selalu

melaksanakan

dalam

akademis

hal

saya

supervise,
melakukan

kunjungan kelas dan juga melakukan pengamatan
pada guru-guru di sini”.

Kepala
pencerminan
sebagai

sekolah
dari

pemimpin

sebagai

manajer

merupakan

kepemimpinan.Kepala
memiliki

sekolah

kewenangan

untuk

mencapai tujuan sekolah. Dalam rangka mencapai
tujuan

sekolah,

kepalasekolah

memiliki

wewenang

mengatur dan mengelola empat hal pokok yaitu:
manajemen
manajemen

kurikulum,
kesiswaan,

manajemen
manajemen

personalia,

keuangan

dan

manajemen sarana prasarana sekolah. Keempat hal ini
menurut penulis terkait langsung dengan peningkatan
profesionalisme guru

60

a) Manajemen Kurikulum Salah satu tugas utama
sekolah

adalah

melaksanakan

kegiatan

pembelajaran berdasarkan kurikulum yang berlaku.
Dengan demikian pemahaman terhadap kurikulum
sampai dengan strategi pelaksanaan adalah sangat
penting.

Meskipun

kegiatan

pembelajaran

di

kelas/laboratorium/ lapangan dilaksanakan oleh
guru, tetapi peran kepala sekolah sangatlah penting
mulai dari perencanaan, koordinasi pelaksanaan,
sampai evaluasi. Perencanaan dan pengembangan
kurikulum nasional pada umumnya telah dilakukan
oleh Departemen Pendidikan Nasional pada tingkat
pusat. Karena itu di level sekolah yang paling
penting

adalah

bagaimana

merealisasikan

dan

menyesuaikan kurikulum tersebut dengan kegiatan
pembelajaran.Disamping itu, sekolah juga bertugas
dan berwenang untuk mengembangkan kurikulum
sesuai

dengan

lingkungan

kebutuhan

setempat.

masyarakat

Kurikulum

yang

dan

berlaku

sekarang yaitu KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan),

dalam

kesempatan

kepada

mengambangkan

kurikulum
pihak

kurikulum

ini

sekolah
standar

terbuka
untuk
dari

pemerintah sesuai dengan kebutuhan dan keadaan
siswa setempat.

61

b) Manajemen Personalia
Peranan personalia (sumber daya manusia) dalam
suatu organisasi, termasuk sekolah, sangat penting.
Namun sumber daya manusia akan optimal jika
dikelola dengan baik. Kepala sekolah memiliki peran
sentral

dalam

mengelola

personalia

di

sekolah,

sehingga sangat penting bagi kepala sekolah untuk
memahami dan menerapkan pengelolaan personalia
dengan baik.Dalam menerapkan manajemen personalia
ada 4 prinsip dasar yang dipedomani atau dipegang
oleh kepala sekolah, yaitu:
1) Dalam mengembangkan sekolah, kepala sekolah
menganggap

bahwa sumber daya manusia adalah

komponen paling berharga.
2) Sumber

daya

optimal

jika

manusia

akan

dikeloladengan

berperan
baik,

secara

sehingga

mendukung tercapainya tujuan institusional.
3) Kultur dan suasana organisasi di sekolah, serta
perilaku manajerial kepala sekolah mempengaruhi
pencapaian tujuan pengembangan sekolah.
4) Manajemen personalia di kepala sekolah pada
prinsipnya mengupayakan agar setiap warga (guru,
staf administrasi, siswa orang

tua siswa, dan yang

terkait) dapat bekerja sama dan saling mendukung
untuk mencapai tujuan sekolah.
c)

Manajemen Kesiswaan

62

Tolok ukur keberhasilan suatu proses pendidikan
dapat dilihat dari output yang dihasilkan, yaitu melekat
pada kualitas lulusan siswa yang dihasilkan dari
lembaga tersebut. Agar siswa yang masuk dalam
sebuah

lembaga

pendidikan

dapat

menguasai

kompetensi yang diinginkan oleh orang tua sebagai
konsumen

dan

peningkatan

pendidikan

sebagai

manajemen

kesiswaan

kualitas

produsen,
yang

maka

aplikatif

lembaga
diperlukan

dan

dapat

memenuhi tuntutan siswa dan orang tua serta sesuai
dengan standar sebuah lembaga pendidikan.Semua
kegiatan di masing-masing sekolah pada akhirnya
ditujukan untuk membantu siswa mengembangkan
dirinya. Upaya itu akan optimal jika siswa sendiri
secara aktif berupaya mengembangkan diri, sesuai
dengan program-program yang dilakukan sekolah. Oleh
karena itu, sangat penting untuk menciptakan kondisi
agar

siswa

dapat

mengembangkan

diri

secara

optimal.Sebagai pemimpin di sekolah, kepala sekolah
memegang peranan penting dalam menciptakan kondisi
tersebut.
d)

Manajemen Keuangan
Masalah keuangan sangat erat hubungannya

dengan pembiayaan, sedangkan masalah pembiayaan
itu sendiri merupakan faktor yang sangat penting dan
menentukan kehidupan suatu organisasi seperti halnya
di SD Negeri 1 krajan Kulon dan SD Negeri 1 Kutoharjo.

63

Manajemen keuangan sekolah merupakan bagian dari
kegiatan pembiayaan pendidikan, secara keseluruhan
menuntut kemampuan sekolah untuk merencanakan,
melaksanakan

dan

mengevaluasi

mempertanggungjawabkan

secara

serta

akuntabel

dan

transparan.
Dalam penyelenggaraan pendidikan, keuangan
dan

pembiayaan

terpisahkan

merupakan

dalam

kajian

bagian

manajemen

yang

tak

pendidikan.

Komponen keuangan dan pembiayaan pada suatu
sekolah

merupakan

komponen

produksi

yang

menentukan terlaksananya kegiatan-kegiatan proses
belajar mengajar (pembelajaran) disekolah bersama
komponen lain. Dengan kata lain, setiap kegiatan yang
dilakukan sekolah memerlukan biaya, baik itu disadari
maupun tidak disadari. Komponen keuangan dan
pembiayaan ini perlu di kelola sebaik-baiknya, agar
dana-dana
optimal

yang

untuk

ada

dapat

menunjang

dimanfaatkan

secara

tercapainya

tujuan

pendidikan.
e) Manajemen Sarana dan Prasarana Sekolah
Kegiatan manajemen kepala sekolah di bidang
sarana dan prasarana yakni mengatur dan menjaga
sarana

dan

prasarana

pendidikan

agar

dapat

memberikan kontribusi secara optimal dan berarti pada
jalannya proses pendidikan. Secara riil kegiatan kepala
sekolah meliputi kegiatan perencanaan, pengadaan,

64

pengawasan,

penyimpanan

penataan.Manajemen

inventarisasi,

sarana

prasarana

dan

yang

baik

diharapkan dapat menciptakan Sekolah-sekolah yang
bersih, rapi, indah sehingga menciptakan kondisi yang
menyenangkan baik bagi guru maupun siswa untuk
berada di sekolah. Di samping itujuga diharapkan
tersedianya

alat-alat

atau

fasilitas

belajar

yang

memadai secara kuantitatif, kualitatif dan relevan
dengan kebutuhan serta dapat dimanfaatkan secara
optimal untuk kepentingan proses pendidikan dan
pengajaran, baik oleh guru sebagai pengajar maupun
murid sebagai pelajar.

4.2.2. Profesionalisme Guru di SD Negeri 1 Krajan
Kulon dan SD Negeri 1 Kutoharjo dalam
Pembelajaran
Guru

dikatakan

profesional

bila

memiliki

kompetensi atau kemampuan mengembangkan dirinya
ke arah yang lebih baik. Sedikitnya terdapat dua
kategori kompetensi yang dimiliki guru-guru di SDN 1
Krajan

Kulon

dan

SDN

1

Kutoharjo,

yakni;

(1)

kompetensi profesional yaitu kemahiran merancang,
melaksanakan,

dan

menilai

tugas

sebagai

guru,

meliputi penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi,
(2)

kompetensi

pengabdian,

personal,

kemampuan

meliputi
sosial

etika,
dan

moral,

spiritual.

Semuanya itu dimiliki oleh guru –guru di sekolah

65

tersebut,diwujudkan
sertifikasi

dalam

kompetensi

ditumbuhkan
pendidikan

dan

bentuk

guru.

Kompetensi

ditingkatkan

akademik

dan

standar

profesi

melalui
suatu

dan

pertama
proses
lembaga

pendidikan. Sedangkan kompetensi kedua merupakan
kristalisasi pengalaman dan pergaulan seorang guru,
yang

terbentuk

dalam

lingkungan

keluarga,

masyarakat dan sekolah tempat melaksanakan tugas.
Berdasarkan hasil observasi, guru-guru di SDN 1
Krajan Kulon dan SDN 1 kutoharjo terkait dengan
kompetensinya memiliki lima hal; (1) mempunyai
komitmen pada peserta didik dan proses belajarnya; (2)
menguasai secara mendalam bahan/mata pelajaran
yang diajarkan kepada peserta didik; (3) bertanggung
jawab memantau hasil belajar peserta didik melalui
berbagai cara evaluasi, (4) mampu berfikir sistematis
tentang apa yang dilakukannya dan belajar dari
pengalamannya, (5) seyogyanya merupakan bagian dari
masyarakat

belajar

Kelima

tersebut

hal

dalam

lingkungan

dibuktikan

profesinya.

dengan

kualitas

maupun kuantitas kehadiran guru-guru pada proses
belajar mengajar, mempunyai kualifikasi pendidikan
yang sesuai, pengisian daftar penilaian siswa dan dapat
bersosialisasi

serta

beradaptasi

dengan

semua

komponen sekolah.
Untuk

merealisasikan

berbagai

kompetensi

tersebut guru di masng-masing sekolahtelah memiliki

66

kemampuan, baik dalam hal teori maupun praktek
manajemen, karena secara esensial keberadaan guruguru mempunyai dua fungsi utama dalam proses
pembelajaran, yakni; pertama, sebagai administrator
yang bertugas melaksanakan fungsi administrasi kelas
yang di dalamnya mencakup pengelolaan yang bersifat
administratif dan operatif. Kedua, sebagai edukator
yang bertugas menjalankan fungsi edukatif dalam
proses pembelajaran di kelas. Kepala sekolah selalu
memberikan

kepercayaan

kepadaguru

untuk

melaksanakan tugasnya melakukan proses belajar
mengajar dengan baik. Kepada guruselalu diberikan
dorongan

dan

menemukan

suasana

berbagai

yang

alternatif

kondusif
metode

untuk

dan

cara

mengembangkan proses pembelajaran sesuai dengan
perkembangan

jaman.

Agardapat

meningkatkatkan

keterlibatannya dalam melaksanakan tugas sebagai
guru, dia harus memahami, menguasai dan terampil
menggunakan

sumber-sumber

belajar

baru

pada

dirinya.Sumber belajar bukan hanya guru, apabila
guru

tidak

mampu

menyesuaikan

diri

dengan

perkembangan perubahan. Maka guru tersebut akan
mudah ditinggalkan oleh muridnya. Profesionalisme
guru di SD Negeri 1 Krajan Kulon dan SD Negeri 1
Kutoharjo dalam pembelajaran dilaksanakan melalui
peningkatan beberapa kompetensi yang dimiliki dan
melekat

pada

dirinya,

sehingga

tercermin

dalam

67

pelaksanaan proses belajar mengajar. Agar kemampuan
seorang guru meningkat maka diperlukan upaya-upaya
dalam

rangka

Peningkatan

menyempurnakanprofesionalismenya.
mutu

profesionalisme

guru

yang

diterapkan dilakukan dengan beberapa cara sebagai
berikut:
a) Peningkatan Kualifikasi Pendidikan.
Salah satu prinsip pelaksanaan profesi keguruan
yangdijabarkan dalam pasal 7 UU 14 tahun 2005
tentang guru dan dosen adalah memiliki kesempatan
untuk

mengembangkan

keprofesionalan

secara

berkelanjutan dengan belajar sepanjang hayat. Hal ini
memiliki pengertian bahwa seorang guru jangan sampai
hanya puas dengan ilmu yang sudah dimiliki saja,
merasa cukup dengan apa yang sudah dikuasai
sekarang. Dalam rangka memberikan pengajaran guru
juga harus melakukan pembelajaran dari proses itu,
agar menyempurnakansegala kekurangan yang ada.
Selain

itu

dalam

rangka

keprofesionalannya

guru

meningkatkan
juga

kualitas

dituntut

untuk

meningkatkan jenjang pendidikan yang lebih tinggi,
saat

sekarang

yang

disyaratkan

oleh

pemerintah

kualifikasi keguruan adalah apabila seseorang sudah
mempunyai

ijazah

dari

LPTK

(setara

S1)

atau

mempunyai sertifikat akta mengajar. Hal tersebut
diperoleh dari wawancara dengan kepala sekolah SDN 1
Kerajan Kulon, adalah sebagai berikut:

68
“untuk meningkatkan profesionalisme maka
kepala sekolah menganjurkan kepada guru untuk
segera menyelesaikan pendidikan S1-nya bagi yang
belum selesai, bagi yang sudah menyarankan untuk
melanjutkan ke jenjang pendidikan yanag lebih tinggi”.

Tidak hanya berhenti sampai jenjang itu saja
guru harus dituntut melanjutkan pendidikannya ke
jenjang S2 ataupun S3.Fenomena yang terjadi dalam
keilmuan pendidikan, terutama permasalahan guru
dan murid adalah kurangnya motivasi guru untuk
mengadakankajian ataupun penelitian ilmiah dalam
konteks pendidikan. Lebih mengena jika guru sendiri
yang

mengangkat

permasalahan-permasalahan

pendidikan yang terjadi dalam proses pembelajaran
menjadi sebuah kajian ilmiah.
Saat ini, berbagai cara dilakukan oleh guru-guru
untuk meningkatkan kualitasnya dalam mengajar.
Usaha ini dilakukan dengan cara mengikuti setiap
pelatihan maupun seminar tentang pendidikan, baik
yang diadakan olehsekolah, Dikpora maupun LPTK,
dari yang tingkat kabupaten maupun tingkat nasional.
Dalam

hal

pendidikan

formal

guru–guru

selalu

berusaha untuk mengikuti pendidikan ke jenjang yang
lebih tinggi (S2).Pada saat ini guru yang ada SD Negeri
1 krajan Kulon dan SD Negeri 1 Kutoharjo rata-rata
berkualifikasi sarjana (S1).

69

Hal

tersebut

di

atas

diperoleh

dari

hasil

wawancara dan juga observasi yang dilakukan pada
data pendidik dan kependidikan di masing-masing SD
di gugus Dr. Mawardi. Adapun sebagai contoh hasil
wawancara dengan kepala sekolah adalah sebagai
berikut:
“kepala sekolah selalu menyarankan kepada
guru untuk selalu terloibat aktif dalam organisasi
keguruan, ataupun kegiatan-kegiatan kependidikan
miaslnya, mengikuti seminar, work shop, bahkan
kepala sekolah selalu menyarankan kepada guru
untuk melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang
lebih tinggi”.

Upaya tersebut dilakukan oleh kepala sekolah
untuk meningkatkan profesionalisme guru di masingmasing sekolah.Harapan kepala sekolah kedepan guru
dapat meningkatkan pula kualitas pembelajaran yang
lebih baik.Oleh karena itu siswa dapat memperoleh
pembelajaran dari guru yang berkompeten sehingga
dapat meningkatkan hasil belajar serta kemandirian
dari masing-masing siswa.
b) Aktif dalam Organisasi Keguruan
Saat ini organisasi yang dapat menampung
aspirasi guru dan meningkatkan kualitas guru adalah
forum kelompok kerja guru (KKG), baik ditingkat
sekolah maupun ditingkat gugus.Setiap awal tahun
ajaran baru guru -guru selalu membuat program KKG
di tingkat sekolah maupun di tingkat gugus. Ditingkat

70

sekolah tentunya dilakukan oleh guru yang mengajar
dalan kelas yang sama,ini dilakukan oleh sekolah yang
memiliki rombongan belajar pararel Diprogramkan
ditingkat sekolah sebanyak dua kali dalam sebulan,
sedangkan di tingkat gugus diadakan setiap hari sabtu
pada minggu pertama.
Dengan mengikuti kegiatan dalam forum KKG
tersebut akan menambah wawasan dalampengetahuan
tentang

pembelajaran

maupun

pengetahuan

pendukung dan tahu akan kekurangannya untuk
berusaha

mengejar

meningkatkan

ketinggalan

kualitasnya.

Di

dalam

samping

rangka

itu

dapat

mempermudah dalam melakukan pekerjaan terkait
dengan masalah pembelajaran.
c) Uji Kompetensi Guru.
Sesuai dengan pendapat Mulyasa (2009: 187)
bahwa

untuk

meningkatkan

kualitas

guru,

perlu

dilakukan suatu sistem pengujian terhadap kompetensi
guru.Secara nasional dapat dilakukanoleh pemerintah
pusat

untuk

kompetensi

mengetahui
guru,

kualitas

terkaitdengan

dan

standar

pembangunan

pendidikan secara keseluruhan. Begitu halnya yang
dilakukan oleh guru –guru di SD negeri 1 Krajan Kulon
dan SD Negeri 1 Kutoharjo setiap tiga tahun selalu aktif
mengikuti uji kompetensi dalam rangka kenaikan
pangkat atau golongan. Persiapan yang dilakukan
adalah membuat perangkat pembelajaran secara rutin

71

dan tertib, melaksanakan penilian beserta analisisnya,
mengikuti

kegiatan-kegiatan

pendidikan,

membuat

modul dan media pembelajaran, membuatpower point
dan

membuatcontoh

praktek

pembelajaran

dan

sebagainya (wawancara guru ).
d) Peningkatan Kesejahteraan.
Pemerintah

mulai

tahun

2007

berusaha

mensejahterakan para guru dan tenaga pendidikan
sesuai dengan Undang-undang nomor 14 tahun 2005
tentang guru dan dosen, dinyatakan bahwa setelah
guru dinyatakan lolos dalam uji kompetensi dan
mendapatkan sertifikat guru profesional dari lembaga
yang

ditunjuk

pemerintah,

maka

guru

berhak

mendapatkan tunjangan yang besarnya satu kali gaji
pokok. Dana sertifikasi bersumber dari dana APBN
ataupun APBD. Pelaksanaan sertifikasi sesuai dengan
peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 18
tahun 2007, bagi guru prajabatan dilakukan melalui
pendidikan profesi di LPTK yang terakreditasi dan
ditetapkan

pemerintah

diakhiri

dengan

uji

21kompetensi.Sedangkan untuk sertifikasi guru dalam
jabatan dilakukan dalam bentuk portofolio. Kebijakan
kepala sekolah di SD Negeri 1 Krajan Kulon dan SD
Negeri

1

Kutoharjo

selalu

berusaha

untuk

mensejahterakan guru dengan tidak terlalu membani
orang tua peserta didik. Terutama bagi guru yang
statusnya masih GTT atau PTT, karena mereka hanya

72

mendapatkan gaji dari sekolah saja ditambah sedikit
dari pemerintah daerah.
e) Proses Pembelajaran
Pelaksanaan

manajemen

sekolah

yang

dilaksanakan oleh kepala Sekolah di SD Negeri 1
Krajan Kulon dan SD Negeri 1 Kutoharjo kecamatan
Kaliwungu, dalam pengelolaan pemberdayaan guru
menunjukkan bahwa kepala sekolah telah mampu
mengelola guru dengan baik, meskipun ada kendala
namun tidak begitu berarti. Kepala sekolah telah
memerankan
Pemimpin

dua

fungsi

institusi

utama,

bagi

memberikan

para

pertama

guru,

dan

pimpinan
pendidikan

manajemen

komite

diperkenalkan

dan

sebagai

bagian

dari

kedua
dalam

manajemen.Pembaharuan
sekolah

sebagai

melalui

sekolah

yang

desentralisasi

memberikan kepada kepala sekolah kesempatan yang
lebih besar untuk menerapkan dengan lebih mantap
berbagai fungsi dari kedua peran tersebut.
Proses pembelajaran yang dilakukan di SD Negeri
1

Krajan

Kulon

menggunakan

dan

SD

pendekatan

Negeri
PAIKEM

1

Kutoharjo

(pembelajaran

aktif,inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan) hal ini
sesuai yang disampaikan oleh beberapa guru di SD SD
Negeri Krajan Kulon, adalah sebagai berikut:

73
Guru 1: “saya selalu menerapkan pendekatan PAIKEM
pada setiap pembelajaran, dapat diketahui dari
pembuatan perangkat pembelajaran saya selalu
membuat sebelum memulai pembelajaran yang
diseuaikan dengan silabus dan materi pembelajaran.
Dalam
melaksanakan
pembelajaran
sudah
menggunakan metode pembelajaran yang sesuai
dengan materi ajar, untuk model pembelajaran kadang
membuat kadang tidak, tergantung juga materi
ajarnya”.

Hal tersebut juga diperkuat oleh salah satu guru
SD Negeri 1 Kutoharjo.mawardi:
Guru 2: “sebelum menyampaikan materi saya
terlebih dahulu
mencari referensi dari buku,
internet, dan sumber lain. Kami selalu menciptakan
pembelajaran
yang
menarik,menantang
dan
menyenangkan bagi kami seorang guru itu adalah
konsep kami yang harus kami laksanakan sehingga
siswa
biar
betah
dikelas
juga
menerima
pembelajaran sehingga dapat nilai yang baik”.

Hal ini juga diungkapkan oleh salah satu guru
SDN 1 Kutoharjo, adalah sebagai berikut:
Guru 3: “Ya kami selalu melaksanakan pembelajaran
yang menarik, menantang, dan menyenangkan, yaitu
dengan menampilkan tanyangan-tanyangan gambar
yang baik dan menarik. Untuk pembelajaran yang
menantang saya memberikan suatu kasus kemudian
siswa diharapkan untuk menjawab sendiri dengan
teman kelompoknya dan untuk yang menyenangkan
kita berikan suasana yang tidak menegangkan tapi
siswa diharapkan untuk aktif.

Dalam

pelaksanannya

PAIKEM

baik

guru

maupun siswa harus aktif semua.Dalam pembelajaran
tersebut

guru

dituntut

untuk

kreatif,

dalam

74

penggunaan

media

dan

alat

peraga

sehingga

pembelajaran tidak membosankan.Hal ini dilakukan
oleh guru-guru di SD Negeri 1 Krajan Kulon dan SD
Negeri 1 Kutoharjo.sebagai contoh di SDN 1 Krajan
kulon misalnya guru kelas 4 yang bisa menggunakan
media proyektor.
Berbagai unsur PAKEM tidak dapat dipisahkan
artinya, guru harus dapat menciptakan pembelajaran
yang mendorong siswa aktif dan siswa dibawa pada
situasi yang menyenangkan.Syarat-syarat pelaksanaan
PAIKEM

merupakan

syarat

minimal

yang

harus

dipenuhi oleh guru dan murid, persyaratan guru yang
harus dimiliki adalah guru yang mampu menyusun
rencana pelaksanaan pembelajaran degnan lengkap
dan

rinci.

Dari

segi

murid

pelaksanaan

PAIKEM

membutuhkan kesiapan siswa, siswa harus benarbenar

memahami

PAIKEM,

selain

bagaimana
itu

siswa

teknik

pelaksanaan

harus

benar-benar

mempunyai motivasi untuk belajar sendiri secara aktif,
untuk itu guru seharusnya mampu menjelaskan secara
detail

tentang

memberikan
keberanian

teknik
motivasi

untuk

pembelajaran
agar

PAIKEM

siswa

menyampaikan

menanyakan hal-hal yang belum jelas.

dan

mempunyai

pendapat

dan

75

4.3. Pembahasan
4.3.1. Manajemen Kepala Sekolah di Gugus Dr.
Muwardi
Peran kepala sekolah di SD Negeri 1 Krajan Kulon
dan SD Negeri 1 Kutoharjo meliputi peran sebagai
Edukator,

manajer,

supervisor.Keempat
sudah

peran

dilaksanakan

administrator,
kepala

oleh

sekolah

masing-masing

dan
tersebut
kepala

sekolah diSD Negeri 1 Krajan Kulon dan SD Negeri 1
Kutoharjo. Peran kepala sekolah sebagai educator
ditunjukkan bahwa kepala sekolah dengan berupaya
meningkatkan

pembelajaran

dengan

meningkatkan profesionalitas guru melalui

kegiatan

penataran,

kualitas

diklat,

seminar,

dan

pembinaan

oleh

pengawas. Hal tersebut sesuai dengan hasil penelitian
yang dilakukan oleh Mulyana (2011), mengungkapkan
bahwa upaya pengembangan profesionalisme guru
dapat ditinjau dari dua segi, yaitu dari dalam dan di
luar diri guru.Upaya dari dalam diri bersumber dari
penghayatan tanggung jawab guru itu sendiri untuk
mengembangkan kemampuan mengajarnya.Selain itu
juga sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Abdul

Mu’min

(2011),

mengungkapkan

bahwa

pelaksanaaan peran kepala sekolah di SDI Al-Ihsan
berjalan dengan cukup baik dalam hal ini peran kepala
sekolah dalam rangka meningkatkan profesionalisme

76

guru sangat dominan. Pemberdayaan tenaga pengajar
(peningkatan

profesionalisme

peningkatan

sarana

guru),

karyawan,

pembelajaran,pengawasan

terhadap proses belajar mengajar yang kesemuanya
dapat berjalan dengan cukup baik.
Peran kepala sekolah sebagai manajer sudah
dilaksanakan di SD Negeri 1 Krajan Kulon dan SD
Negeri 1 Kutoharjo, di antaranya kepala sekolah sudah
melaksanakan

kegiatan

pengembangan

profesi

memberikan

pemeliharaan

para

kesempatan

dan

guru,

yaitu

dengan

kepada

guru

untuk

mengembangkan kempetensi profesionalnya. Selain itu
kepala sekolah selalu mencari cara strategis dalam
mewujudkan
sekolah

misi

selalu

yang

ditetapkan,

melaksanakan

serta

tugas

kepala

administrative

dalam hal menyusun RAPBS yang diturunkan menjadi
RKAS yang akan diwujudkan ke dalam programprogram sekolah. Hal tersebut sesuai dengan pendapat
Stoner, bahwa peran kepala sekolah sebagai manajer
adalah work with and through other people, responsible
and accountable, managers balance competing goals and
set priorities, must think analytically and conceptionally,
mediators, politicians, seorang diplomat, dan kepala
sekolah berfungsi make difficult decisions.
Peran kepala sekolah sebagai administrator yang
dilaksanakan di SD Negeri 1 Krajan Kulon dan SD
Negeri

1

Kutoharjo

adalah

kepala

sekolah

telah

77

mengelola kurikulum, mengelola administrasi peserta
didik, mengelola adminstrasi personalia, mengelola
administrasi

sarana

dan

prasarana,

mengelola

administrasi kearsipan, dan mengelola administrasi
keuangan. Peran kepala sekolah sebagai administrator
juga dibantu oleh pelaksana program di bawahnya,
meliputi wakil kepala sekolah, para guru dan tenaga
administrasi

lainnya.

Salah

satu

peran

yang

dilaksanakan kepala sekolah sebagai administrator
adalah menyusun RAPBS setiap tahun dan selalu
dikonsultasikan kepada komite sekolah, dari RAPBS
kepala sekolah menurunkan ke dalam RKAS disitu
akan

diketahui

program

karena

tingkat
juga

keberhasilan
sudah

pelaksanaan

memuat

mengenai

anggaran untuk melaksanakan program. Hal tersebut
sesuai dengan pendapatGorton ( dalam Sagala, 2009),
salah

satunya

menyebutkan

bahwa

Sebagai

administrator juga kepala sekolah hendaknya dapat
mengalokasikan anggaran yang memadai bagi upaya
peningkatan kompetensi guru.
Peran sekolah sebagai supervisordi SD Negeri 1
Krajan Kulon dan SD Negeri 1 Kutoharjo adalah secara
berkala

kepala

sekolah

melaksanakan

kegiatan

supervisi, hal ini dilakukan melalui kegiatan kunjungan
kelas untuk mengamati proses pembelajaran secara
langsung, terutama dalam pemilihan dan penggunaan
metode, media yang digunakan dan keterlibatan siswa

78

dalam proses pembelajaran. Hal tersebut sesuai dengan
pendapat Sestina (sagala 2009) bahwa salah satu peran
kepala sekolah sebagai supervisor adalah membantu
guru secara individual dan secara kelompok dalam
memecahkan masalah pengajaran. Selain itu juga
sesuai dengan hasil penelitian Abdul Mu’min (2011),
yang menyebutkan pengawasan terhadap proses belajar
mengajar yang kesemuanya dapat berjalan dengan
cukup baik. Artinya peran kepala sekolah di gugus Dr.
Mawardi sudah berjalan dengan baik karena sesuai
dengan kriteria-kriteria yang disebutkan oleh ahli
tersebut di atas, dan juga sesuai dengan penelitian
yang dilakukan oleh Abdul Mu’min.
4.3.2.Profesionalisme Guru di SDN 1 Krajankulon
dan SDN 1 Kutoharjo dalam Pembelajaran
4.3.2.1. Peningkatan Kualifikasi Pendidikan.
Dalam hal peningkatan kualifikasi pendidikan SD
Negeri 1 Krajan Kulon dan SD Negeri 1 Kutoharjo,
kepala sekolah menganjurkan kepada guru untuk
segera menyelesaikan pendidikan S1, sementar yang
sudah lulus diberikan kesempatan untuk melanjutkan
ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Saat ini,
berbagai cara dilakukan oleh guru-guru yang mengajar
di SD Negeri 1 Krajan Kulon dan SD Negeri 1 Kutoharjo
untuk meningkatkan kualitasnya dalam mengajar.
Usaha ini dilakukan dengan cara mengikuti setiap

79

pelatihan maupun seminar tentang pendidikan, baik
yang diadakan oleh sekolah, Dikpora maupun LPTK,
dari yang tingkat kabupaten maupun tingkat nasional.
Hal ini sesuai dengan pendapat Huole dalam Suyanto
(2003) bahwa ciri- ciri profesionalisme guru adalah: (1)
memiliki landasan pengetahuan yang kuat. Landasan
pengetahuan

yang

melalui

jenjang

profesi

guru

kuat

salah

pendidikan,

jenjang

satunya

sementara

pendidikan

diperoleh
itu

yang

untuk

ditempuh

minimal S1 kependidikan yang sesuai dengan bidang
yang akan diampu.

4.3.2.2. Aktif dalam Organisasi Keguruan
Dalam bidang aktif dalam organisasi keguruan di
SD Negeri 1 Krajan Kulon dan SD Negeri 1 Kutoharjo
sudah melaksanakan upaya-upaya yang menuntut
guru aktif dalam organisasi keguruan, salah satu
program yang diadakan adalah forum Kelompok Kerja
Guru (KKG), baik di tingkat sekolah maupun ditingkat
gugus.Dengan mengikuti kegiatan dalam forum KKG
tersebut akan menambah wawasan dalampengetahuan
tentang

pembelajaran

maupun

pengetahuan

pendukung dan tahu akan kekurangannya untuk
berusaha

mengejar

ketinggalan

dalam

rangka

meningkatkan kualitasnya. Hal tersebut di atas juga
sudah sesuai dengan pendapat Huole dalam Suyanto
(2003), bahwa pendidik ada kerja sama dan kompetisi

80

yang sehat antar sejawat. Dengan adanya kerja sama
antar teman sejawat, maka terjadi interaksi positif
mengenai kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan
untuk

dilakukan

diskusi

tentnag

permasalahan

sehingga akan ditemukan solusi yang dapat mengatasi
permasalahan di setiap sekolah masing-masing.
4.3.2.3. Uji Kompetensi Guru.
Guru-guru di SD Negeri 1 Krajan Kulon dan SD
Negeri 1 Kutoharjo setiap tiga tahun selalu aktif
mengikuti uji kompetensi dalam rangka kenaikan
pangkat atau golongan.Hal tersebut dilakukan untuk
mengetahui tingkat kemampuan atau kompetensi yang
dimiliki masing-masing guru.Hasil dari UKG dijadikan
pedoman untuk merefleksikan keadaan real pendidik,
yang selanjutnya dilakukan bimbingan dan pembinaan
untuk mengatasi permaslahan tersebut. Solusi yang
diberikan bias melalui seminar, work shop, bintek,
ataupun tindakan-tindakan lain untuk meningkatkan
kompetensi guru. Hal ini sesuai dengan pendapat
Sesuai dengan pendapat Mulyasa (2009: 187) bahwa
untuk meningkatkan kualitas guru, perlu dilakukan
suatu sistem pengujian terhadap kompetensi guru.
4.3.2.4. Peningkatan Kesejahteraan.
Kebijakan kepala sekolah di SD Negeri 1 Krajan
Kulon dan SD Negeri 1 Kutoharjo selalu berusaha
untuk

mensejahterakan guru dengan tidak terlalu

membani orang tua peserta didik. Terutama bagi guru

81

yang statusnya masih GTT atau PTT, karena mereka
hanya mendapatkan gaji dari sekolah saja ditambah
sedikit dari pemerintah daerah.Hal tersebut harus
dilakukan karena berhubungan dengan motivasi dan
etos

kerja

para

guru.Jika

guru

tidak

memiliki

permasalahan terutama maslah perekonomian, maka
guru dapat fokus dalam bekerja, yaitu membimbing
dan mendidik peserta didik di sekolah. Hal tersebut di
atas sesuai dengan Undang-undang nomor 14 tahun
2005 tentang guru dan dosen, dinyatakan bahwa
setelah guru dinyatakan lolos dalam uji kompetensi dan
mendapatkan sertifikat guru profesional dari lembaga
yang

ditunjuk

pemerintah,

maka

guru

berhak

mendapatkan tunjangan yang besarnya satu kali gaji
pokok. Dengan adanya tunjangan sertifikasi tersebut
diharapkan guru dapat meningkatkan kompetensinya
melalui

kegiatan

yang

dapat

meningkatkan

skill

maupun kompetensi setiap guru.
4.3.2.5. Proses Pembelajaran
Proses pembelajaran yang di lakukan di SD
Negeri 1 Krajan Kulon dan SD Negeri 1 Kutoharjotelah
menggunakan

pendekata

pembelajaran

lebih

aktif,inovatif,

kreatif,

pembelajaran

yang

PAIKEM

mengarahkan
efektif,

siswa

dimana
untuk

dan

menciptakan

menyenangkan.

Pembelajaran

dengan pendekatan PAIKEM yang telah di lakukan oleh
guru sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 19

82

Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan
diselenggarakan

secara

interaktif,

menyenangkan,

menantang dan memotivasi peserta didik

untuk

berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang
cukup bagi prakarsa, kreatifitas dan perkembangan
fisik serta psikoogis peserta didik.
Pelaksanaan

manajemen

sekolah

yang

dilaksanakan oleh kepala Sekolah SD Negeri 1 Krajan
Kulon

dan

SD

Negeri

1

Kutoharjo

kecamatan

Kaliwungu, dalam pengelolaan pemberdayaan guru
menunjukkan bahwa kepala sekolah telah mampu
mengelola guru dengan baik, meskipun ada kendala
namun tidak begitu berarti. Kepala sekolah telah
memerankan
pemimpin

dua

fungsi

institusi

bagi

memberikan

utama,
para

pertama

guru,

dan

pimpinan
pendidikan

manajemen

komite

sekolah

dan

sebagai

bagian

kedua
dalam

manajemen.Pembaharuan

diperkenalkan

sebagai

melalui

sekolah

dari

yang

desentralisasi

memberikan kepada kepala sekolah kesempatan yang
lebih besar untuk menerapkan dengan lebih mantap
berbagai

fungsi

dari

kedua

peran

tersebut.

Dokumen yang terkait

Studi Kualitas Air Sungai Konto Kabupaten Malang Berdasarkan Keanekaragaman Makroinvertebrata Sebagai Sumber Belajar Biologi

23 176 28

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

PENYESUAIAN SOSIAL SISWA REGULER DENGAN ADANYA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SD INKLUSI GUGUS 4 SUMBERSARI MALANG

64 523 26

PENGEMBANGAN TARI SEMUT BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER DI SD MUHAMMADIYAH 8 DAU MALANG

57 502 20

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24