Makalah Dugaan Kasus suap oleh Hakim Ben

POLITEKNIK NEGERI JAKARTA
TEKNIK GRAFIKA DAN PENERBITAN
PROGRAM STUDI PENERBITAN (JURNALISTIK)

NAMA :
ANNISA RAMADHANNIA

RUANG:
Z-408 PB2B

MATA KULIAH:
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

DOSEN:
ZAENAL ARIFIN

POLITEKNIK NEGERI JAKARTA
TEKNIK GRAFIKA DAN PENERBITAN
PROGRAM STUDI PENERBITAN (JURNALISTIK)

PENDIDIKAN KEWARNEGARAAN

(POLITIK)

KASUS DUGAAN SUAP HAKIM BENGKULU
PENYALAHGUNAAN HONOR RSUD BENGKULU

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Politik, kasus
dugaan suap oleh hakim Bengkulu
Makalah kasus Politik ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka
kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah
tentang politik ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang politik ini dapat memberikan manfaat

maupun inpirasi terhadap pembaca.

Jakarta, Maret 2015

Penyusun
Annisa Ramadhannia
PB2B

DAFTAR ISI

BAB I

PENDAHULUAN ……………………………………………………......

1

1.1.

Latar Belakang ……………………………………………………………


1

1.2

Tujuan Masalah ……………………………………………………………

1

BAB II LANDASAN TEORI ………………………………………………………… 2
2.1

Penjelasan Korupsi
secara teoritis

2.2

……………………………………………………………… 2

Untuk Mengetahui
Korupsi yang terjadi saat ini ………………………………………………… 3


2.3

Untuk Mengetahui
Penyebab terjadinya kasus Korupsi ………………………………………… 4

2.4

Untuk Mengetahui pencegahan Korupsi ……………………………………. 5

BAB III PENUTUP

3.1

Kesimpulan …………………………………………………………………

6

3.2


Saran ………………………………………………………………………...

6

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………………

7

LAMPIRAN …………………………………………………………………………...

8

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Kemuajuan suatu Negara sangat ditentukan oleh kemampuan dan keberhasilannya dalam
melaksankan pembangunan sebagai suatu proses perubahan yang di rencanakan mencakup
semua aspek kehidupan masyarakat. efektifitas dan keberhasilan pembangunan teruatama
ditentukan oleh dua faktor, yaitu sumber daya manusia yakni (orang yang terlibat sejak dari

perencanaan sampai pada pelaksanaan) dan pembiayaan. Diantara dua faktor tersebut yang
paling dominan adalah faktor manusianya. Diantara dua faktor tersebut yang paling dominan
adalah faktor manusianya. Adakala rapuhnya moral dan rendahnya tingkat kejujuran dari
aparat penyelenggara Negara yang menyebakan korupsi. Korupsi di Indonesia dewasa ini
sudah merupakan petologi social (penyakit sosial) yang sangat berbahaya yang mengancam
semua aspek berkehidupan bermasyarakat.

1.2 Tujuan

1. Untuk mengetahui penjelasan Korupsi
2. Untuk Mengetahui kasus Korupsi yang terjadi saat ini.
3. Untuk Mengetahui penyebab terjadinya Korupsi
4. Untuk mengetahui pencegahan terhadap korupsi

1

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1. Penjelasan Korupsi secara Teoritis.


Korupsi terjadi dimana saja, dan kapan saja. Disaat masyarakat bekerja bahkan menimba
ilmu sekalipun. Korupsi tidak mengenal batasan usia. Muda atau tua. Mereka yang bekerja
maupun tidak. Akan terjerumus dalam lika-liku budaya korupsi. Semisalnya saja bila ada
anak sekolah menulis sesuatu dengan tangannya. Atau mereka yang digambarkan secara
verbal, seorang anak sedang menulis artikel. Tetapi akan berdampak kekurangan bilamana
seorang anak tersebut menuliskan kata perkata dengan tulisan huruf yang kurang. Hal
tersebut bisa dinamakan sebagian korupsi kecil. Dengan kekurangan huruf saja bisa
disimpulkan bahwa anak tersebut mengkorupsi huruf secara tidak lansung. Terdapat
kesalahan saat ia menulis.
banyak para ahli yang mencoba merumuskan korupsi, yang jika dilihat dari struktur
bahasa dan cara penyampaiannya yang berbeda tetapi pada hakekatnya.mempunyai makna
yang
sama.
Seorang akhli memberi batasan korupsi sebagai tingkah laku individu yang menggunakan
wewenang dan jabatan guna mengeduk keuntungan pribadi, merugikan kepentingan
umumdan Negara. Jadi korupsi menggunakan gejala salah pakai dan salah urus dari
kekuasaan, demi keuntungan pribadi, yang menjadi salah urus terhadap sumber-suumber
kekayaan Negara dengan menggunakan wewenang dan kekuatan kekuatan formal
(misalnya dengan alas an hokum dan kekuatan senjata) untuk memperkaya diri sendiri

(Kartono: 1983)
korupsi terjadi disebabkan adanya penyalahgunaan wewenang dan jabatan yang dimiliki
oleh pejabat atau pegawai demi kepentingan pribadi dengan mengatasnamakan pribadi
atau
keluarga,
sanak
saudara
dan
teman.
seorang pejaat dikatakan melakukan tindakan korupsi bila ia menerima hadia dari
seseorang yang bertujuan mempengaruhinya agar ia mengambil keputusan yang
menguntungakan kepentingan si pemberi hadiah. Kadang pula ornag tersbeut menawarkan
hadiah dalam dalam bentuk balas jasa juga. Hal tersebut bisa dikatakan masuk kedalam
kategori korupsi. (Lubis: 1970)

2

2.2 Untuk Mengetahui Korupsi yang terjadi saat ini.

Korupsi atau Suap masih terjadi hingga saat ini, sehingga ada seorang anggota tindak

pidana korupsi Bengkulu. Harus ditangkap karena kasus Korupsi yang diuatnya. PunAnggota komisi pemberantasan korupsi mendalami keterlibatan pihak lain, termasuk
diantaranya hakim lain. Dalam kasus dugaan suap terhadap dua hakim pengadilan tindak
pidana korupsi Bengkulu. Hakim tersebut bernama Janner Urban dan Totor. Tidak tertutup
kemungkinan pendalaman keterangan oleh penyidik komisi anti korupsi itu mengarah
pada adanya tersangka baru.
Kasus suap yang terjadi di Bengkulu tersebut menyita banyak masyarakat tentang kasus
Janner Purba tersebut. KPK pun turut memeriksa empat ornag terkait dengan dugaan suap
yang terungkap oleh Janner Purba yang juga ketua pengadilan negeri (PN) kepahiang dan
Toton. Mereka adalah ketua pengadilan negeri Bengkulu Encep Yuliadi, Siti Insirah
adalah seorang hakim pengadilan tipikor Bengkulu dan mantan kepala bagian keuangan
RSUD M. Yunus.
KPK pun menjadwalkan pemeriksaan terhadap Nurman Soehadi (wira swasta) dan Zailani
shihab panitra pengadilan Tipikor Bengkulu. Namun pada saat di sidangkan mereka
bertiga pun tidak hadir.
Pihak pihak yang berhubungan masih mengumpulan berkas-berkas pembuktian baru,
kasus suap oleh Hakim Bengkulu. Seorang anggota majelis hakim yang memeriksa kasus
korupsi pun mengatakan bahwa adanya tersangka baru dugaan kasus suap oleh hakim
Bengkulu tersebut. Mencuat adanya tersangka baru dalam kasus suap oleh Hakim
Bengkulu, membuat pengadilan tipikor pun diperiksa dan dimintai keterangan atas dugaan
suap yang terjadi Oleh Hakim Bengkulu.

Lalu dugaan kuat atas suap oleh Hakim pengukulu pun dalam sorotan setelah
terbongkarnya kasus suap terhadap hakim tipikor yang menangani kasus korupsi RSUD M
Yunus. KPK telah menangkap Ketua PN Kepahiang sekaligus Hakim Tipikor PN
Bengkulu Jannner Purba dan Hakim Ad Hoc Tipikor Toton.
Dugaan suap pun mengikuti arus ketika ruang Kerja yang digeledah di antara milik Hakim
Ad Hoc Toton yang sudah ditangkap KPK. Kemudian ruang panitera pengganti Badarudin
Bacshin, serta ruang kerja Siti Insirah selaku hakim anggota dalam perkara korupsi honor
dewan pembina RSUD M Yunus.

3

2.3. Untuk mengetahui penyebab terjadinya kasus Korupsi

Terjadinya kasus suap tidak mungkin terjadi tanpa adanya penyebab hal tersebut terjadi.
Kasus suap yang terjadi oleh Hakim Bengkulu tersebut, membuktikan adanya kasus
korupsi penyalahgunaan honor Dewan Pembina RSUD. Hal tersebut membuat pengadila
Tipikor terus mencuat dimintai keterangan atas tindakannya.
Tersangka juga diduga menerima uang dari seseorang senilai 150 Juta. Pemberian uang
kedua kepada tersangka dan teman tersangka.pemberian pertama dilakukan pada bulan
mei sebesar 500 juta rupiah. Suap yang diduga untuk mempengaruhi putusan perkara

korupsi honor dewan Pembina Rumah sakit Muhammad Yunus 2 tahun silam
Pada pukul 15.30, tim KPK kemudian bergerak ke rumah Tersangka untuk melakukan
penangkapan. Di lokasi tersebut, KPK menemukan uang Rp 150 juta yang baru diberikan
Syafri. Pada waktu yang sudah ditentukan mereka mengepung kedua tersangka yang
berinisial SY. Dibekuk anggota KPK pada saat bersantai dirumahnya, Bengkulu..
Tim KPK dengan bantuan anggota Polda Bengkulu secara berturut-turut kemudian
menangkap mantan Wakil Direktur Keuangan RS Muhammad Yunus, Edi Santroni, dan
Panitera PN Kota Bengkulu Badaruddin Amsori Bachsin alias Billy. Penangkapan
dilakukan sekitar pukul 20.45. Kedua tersangka diduga sebagai pemberi suap. Sementara
itu, Bseorang pria bernama Badarudin diduga terlibat suap dengan mengatur administrasi
perkara.Pelaksana Harian Kepala Biro Humas KPK, Hakim Bengkulu ditangkap karena
diduga menerima suap terkait perkara korupsi yang sedang ditangani keduanya di
Pengadilan
Bengkulu.
sebelum mereka tertangkap teman tersangka berinisilai ES memberikan suap dengan
senilai uang 500 juta rupiah kepada tersangka (JP). Hal itu dibuktikan setelah ES memberi
tahu kepada kejaksaan atas perbuatannya. terkait uang yang diterima oleh kejaksaan, saat
itu, menjadi tolak ukur sebagaimana persidangan Hakim yang terkait dilajutkan atau
tidak.Sebelum kasus terseut semakin panjang, kini polres dan kejaksaan telah
mengamankan tersangka baru dengan inisial SI. Seorang wanita yang menjadi tangan
kanan JP saat peristiwa suap terjadi.
Lalu juru bicara Mahkamah Agung (MA) suhadi juga mengatakan, bahwa MA tengah
mengevaluasi system pengawasan hakim agar lebih ideal kedepannya nanti. Evaluasi
dilakukan untuk mencegah kejadian serupa terulang kembali.

4

2.4 Untuk mengetahui Pencegahan terhadap Korupsi

Penyuap/Suap atau Korupsi adalah tindakan kriminal yang sangat berat. Korupsi sendiri
dapat diartikan bahwa mereka akan mendapatkan imbalan atau uang tip yang nantinya
uang yang diberikan kepada si tersangka pertama akan diberikan kepada mereka yang
bukan tersangka atau lebih tepatnya lagi adalah penyelenggara acara dll. Hal tersebut
banyak dibuktikan oleh petinggi – petinggi negera, mereka menyuap/korupsi untuk
kebutuhan pribadi mereka dan lebih cenderung memamerkan kekayaan mereka ketimbang
mereka mengasihkan uang tersebut kepada yang membutuhkan. Tidak logis apabila uang
dari hasil suap diberikan kepada mereka yang tidak tau uang tersebut. atau lebih
cenderung akan menikmati dosanya bersama-sama.
Kasus korupsi sendiri tidak bergantung kepada mereka yang mendapati pekerjaanya
adalah petinggi Negara, tetapi mereka yang bekerja serabutan—pun juga pernah
mengalami tindakan seperti ini. Misalnya seorang pekerja pemecah batu yang mendapat
suap dari seorang yang tidak dikenal untuk mengehentikan pekerjaanya, dikarenakan
suruhan dari atasannya, mereka juga tidak segan menitipkan uang untuk dipakai. Alhasil
pekerja penambang batu tersebut juga terlibat korupsi kecil.
Sudah banyak kasus – kasus korupsi di Negara ini, bahkan partai politik pun tidak segan
membeberkan beberapa dari mereka yang menggunakan hal ini untuk kepentingan pribadi,
atau supaya partai politiknya semakin terkenal dan mencuat, hingga masyarakat tau bahwa
mereka patut dipilih untuk Negara ini. Bilamana ada pepatah mengatakan bahwa sepandaipandai tupai melopat akan jatuh juga. Itulah yang dirasakan jika koruptor atau penyuap
yang tertangkap, bilamana mereka diketahui keberadaanya jika menggunakan hal tersebut.
Di Indonesia sendiri kasus korupsi sudah banyak kasusnya,dari mereka yang menengah
kebawah sampai konglomerat sekalipun. Hal tersebut mencuat karena pertumbuhan
ekonomi Indonesia mulai menurun, hal ini semakin menjadi bahwa kasus korupsi adalah
salah satu jalan keluar bilamana keadaan sudah mulai terbebani.
Menghindari kasus korupsi dimulai dari kecil dimana hal tersebut sudah mulai
ditanamankan dari diri seseorang. Melatih kebiasaan agar tidak terjerumus dalam hal
kasus korupsi sejak kecil. Kebiasaan ini tidak akan berat bilamana seorang anak akan
diberitahu menghindari kebiasaan korupsi kecil. Maka tidak akan terjadi apabila
pelarangan itu diucapkan dan dilakukan.

5

BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
korupsi yang terjadi oleh Hakim Bengkulu dikaitkan dengan dugaan kasus suap yang
dilangsungkan kedua tersangka. Terdakwa pertama adalah dugaan kaus suap oleh Hakim
Bengkulu berinisial (JP) , (T) dan temannya (ES). (ES) meneyerahkan uang kepada (JP)
untuk berasumsi bahwa pengadilan negeri dibawah kuasa (JP) maka dari itu uang suap
yang diberikan oleh (ES) langsung di terima (JP). Uang tersebut menjadi Penyalahgunaan
honor Dewan Pembina RSUD oleh terdakwa (JP). Karena terdakwa bekerja di sebuah
pengadilan tinggi negeri, maka kantor Tipikor pun ikut diperiksa oleh petugas. Karena
mendapatkan bukti-bukti adnaya kasus suap oleh Hakim Bengkulu. (JP), (ES) adalah
terdakwa pertama yang ditangkap KPK di kantornya.

3.2 Saran
Sikap yang digambarkan oleh (JP) adalah tindakan kriminal,dugaan kasus suap kini terjadi
lagi. Maka tindakan kita sebagai mana hal itu adalah menghindari korupsi sejak kecil dan
maka apabila kita sudah terbiasa oleh kasus suap. Kemungkinan kita juga akan
menghindarinya.

6

DAFTAR PUSTAKA

1. www.kompas.com/regional
2. www.kompas.com/nasional
3. www.okezone.com/hukum_politik_indonesia

4. Harian Kompas, Edisi; Jum’at – 3 Juni 2016 – HUKUM POLITIK
5. Harian POS KOTA, Edisi: Jum’at – 3 JUni 2016 – HUKUM KRIMINAL

7

LAMPIRAN

Harian Kompas, Jum’at, 3 Juni 2016 – HUKUM POLITIK

Tudingan Kasus Dugaan Suap oleh Hakim Bengkulu (Harian Kompas)

8
LAMPIRAN

Ketua Pengadilan Negeri Bengkulu (EY) sebagai saksi atau kasus dugaan suap oleh
Hakim Bengkulu

9