PERBEDAAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISW

JPSD Vol. 3 No. 2, September 2017
ISSN 2540-9093

PERBEDAAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA MELALUI
PENERAPAN MODEL INKUIRI TERBIMBING DI SEKOLAH DASAR
Nana Hendracipta, Lukman Nulhakim, Siti Mariam Agustini
Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP UNTIRTA
nanahendracipta@untirta.ac.id

Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah kemampuan berpikir kritis siswa yang
menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing lebih baik dari pada kemampuan berpikir
kritis siswa yang menggunakan model pembelajaran ekspositori pada mata pelajaran IPA. Metode
yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi eksperimen dengan desain posttest only design
with nonequivalent group. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Ciherang tahun ajaran
2016/2017. Teknik pengambilan sampel yang digunakan ialah purposive sampling. Pada penelitian
ini kelas V B sebagai kelas eksperimen dan kelas VA sebagai kelas kontrol. Teknik analisis data
untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji-t satu pihak kanan. Berdasarkan
hasil perhitungan uji hipotesis satu pihak kanan diperoleh hasil bahwa kemampuan berpikir krtis
siswa yang menggunakan model inkuiri terbimbing lebih baik dari kelas kontrol yang
menggunakan model ekspositori


Kata Kunci : model inkuiri terbimbing, model ekspositori, kemampuan berpikir kritis

Abstract. This study aims to determine: whether the critical thinking skills of students who use
guided inquiry learning model is better than the critical thinking skills of students who use the
model of expository teaching in science subjects. The method used in this study is a quasiexperimental design posttest only design with nonequivalent group.This research was conducted in
SD Negeri Ciherang the academic year 2016/2017. The sampling technique used was purposive
sampling. In this study, class V B as an experimental class and class VA as a control class. To
test the hypothesis in this research used t-test one tailed of the right. Based on the calculation
results of hypothesis testing one tailed of the right, that the results of critical thinking skills
students use models guided inquiry better than the control class that uses the model expository.

Keyword : guided inquiry model, model expository, critical thinking skill

215

A. Pendahuluan

Pada era globalisasi ini, arah dan

lebih


sempurna.

Berpikir

kritis

asumsi

bahwa

tujuan pendidikan yang ingin dicapai

berkaitan

sejalan dengan ilmu pengetahuan dan

berpikir merupakan potensi yang ada

teknologi yang saat ini berkembang


pada

sangat

dikembangkan untuk kemampuan yang

pesat.

pengetahuan

Perkembangan
dan

ilmu

teknologi

harus


dengan

manusia

yang

perlu

optimal (Susanto, 2013).

didasari dengan peningkatan kualitas

untuk

dapat

menganalisis,

mensintesis


dan

perkembangan tersebut. Peningkatan

menyimpulkan

informasi-informasi

kualitas

dan

sumberdaya

yang didapatkan dengan kemampuan

sangat

penting


untuk

pendidikan

yang

sejalan

dengan

manusia

menghadapi

Siswa

berpikir

dituntut


kritisnya

sehingga

siswa

perkembangan ilmu pengetahuan dan

mampu membedakan antara informasi

teknologi. Salah satu upaya dalam

yang baik dan buruk, serta dapat

bidang

mengambil

pendidikan


yang

dapat

keputusan

terhadap

dilakukan untuk meningkatkan kualitas

informasi yang didapatkannya melalui

SDM adalah dengan membiasakan dan

berpikir

membentuk budaya berpikir kritis pada

mengembangkan kemampuan berpikir


siswa dalam proses pembelajaran.

kritis yaitu melalui pembelajaran Ilmu

Berpikir

kritis

adalah

suatu

kritis.

Salah

satu

cara


Pengetahuan Alam (IPA).

kegiatan melalui cara berpikir tentang

Tujuan Pembelajaran IPA dalam

ide atau gagasan yang berhubungan

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

dengan konsep yang diberikan atau

(Depdiknas,

masalah yang dipaparkan. Berpikir

mengembangkan pemahaman tentang

kritis juga dapat dipahami sebagai


berbagai macam gejala alam, konsep

kegiatan menganalisis ide atau gagasan

dan prinsip sains yang bermanfaat dan

ke

dapat diterapkan

arah

yang

membedakannya

lebih

spesifik,

secara

tajam,

memilih,mengidentifikasi,

mengkaji,

2006)

dalam

meliputi:

kehidupan

sehari-hari, melakukan kerja ilmiah
untuk

membentuk

sikap

ilmiah,

dan mengembangkannya ke arah yang meningkatkan kesadaran menghargai
JPSD Vol. 3 No. 2, September 2017
Nana, Lukman & Siti
ISSN 2540-9093
216

alam dan segala keteraturannya sebagai

tahun dimana kemampuan berpikirnya

salah

telah

satu

ciptaan

Tuhan,

memasuki

tahap

oprasional

meningkatkan pengetahuan, konsep,

konkret yang mempunyai karakteristik

dan keterampilan IPA sebagai dasar

yaitu dengan kemampuan berpikir

untuk

ke

logis. Mereka dapat berpikir secara

jenjang yang lebih tinggi (Susanto,

sistematis untuk mencapai pemecahan

2013).

masalah. Pada tahap ini permasalahan

melanjutkan

pendidikan

Hal tersebut menegaskan bahwa
pendidikan

IPA

diarahkan

untuk

yang dihadapinya adalah permasalahan
yang konkret (Sumantri, 2014).

inkuiri dan berbuat sehingga dapat

Berdasarkan

hasil

wawancara

membantu siswa untuk memperoleh

dengan guru kelas V di SD Negeri

pemahaman

Ciherang, pelaksanaan pembelajaran

tentang

yang lebih mendalam

alam

pembelajaran

sekitar.

Dalam

IPA di kelas umumnya masih berpusat

IPA siswa diajarkan

pada guru (teacher centered) dengan

untuk

memperoleh

pengetahuan

model

melalui

pengumpulan

data dengan

(ceramah, tanya jawab, penugasan)

eksperimen,
komunikasi

pengamatan,
untuk

pembelajaran

ekspositori

dan

yang belum melibatkan siswa aktif.

mengembangkan

Aktivitas yang dilakukan siswa dalam

rasa ingin tahu dan berpikir

kritis

pembelajaran

cenderung

hanya

serta menghasilkan suatu penjelasan

mendengarkan penjelasan materi dari

yang dapat dipercaya.

guru sehingga kemampuan berpikir

Peneliti mengamati salah satu
sekolah

kecamatan

Ciherang masih kurang hal ini terlihat

Gunungsari yaitu SD Negeri Ciherang,

dari tidak adanya respon siswa terkait

dimana sekolah tersebut adalah sekolah

materi yang telah dijelaskan.

yang

dasar

memiliki

di

kritis pada siswa kelas V di SD Negeri

kualitas

baik

di

Siswa menerima informasi dari

kecamatan Gunungsari. Selain itu,

guru

peneliti memilih kelas V sebagai

mengevaluasi dengan bertanya serta

subjek penelitian. Siswa kelas V

berargumentasi terkait informasi yang

merupakan kelas tinggi di sekolah

diberikan ataupun melakukan kegiatan

tanpa

menganalisis

dan

dasar yang pada umumnya berusia 11 yang berkaitan dengan kemampuan
JPSD Vol. 3 No. 2, September 2017
Nana, Lukman & Siti
ISSN 2540-9093
217

berpikir kritis lainnya. Selain itu ketika

mudah

guru menanyakan mengenai materi

dipelajari. Model pembelajaran yang

yang telah dijelaskan apakah sudah

tepat adalah yang memberikan ruang

mengerti atau tidak, siswa dengan

kepada siswa untuk terlibat secara

sepontan menjawab sudah mengerti

aktif

namun ketika guru memberikan soal

menimbulkan

terkait penjelasan yang telah diberikan

bermakna serta dapat mengembangkan

hasil yang diperoleh siswa kurang

kemampuan

memuaskan.

Salah satu model pembelajaran dalam

Pada

kegiatan

memahami

dalam

proses

pembelajaran,

berpikir

IPA

keaktifan siswa belajar yang lebih,

inkuiri terbimbing.

berdiskusi,

yang

pengalaman

pembelajaran IPA jarang dijumpai

seperti

apa

adalah

kritis

yang

siswa.

model pembelajaran

melakukan

Model

inkuiri

terbimbing

penemuan, menguji suatu konsep atau

memberikan

banyak

keuntungan

teori, hal ini juga mengakibatkan

karena

kurangnya aktivitas fisik dan berpikir

menggunakan

kritis siswa dalam belajar.

terutama

Dari

uraian

memungkinkan
segala

proses

siswa
potensinya

mentalnya

untuk

tersebut

menemukan sendiri konsep dan prinsip

mengimplikasikan perlu adanya suatu

sains ditambah proses mental lainya

upaya untuk memperbaiki kualitas

yang memberikan ciri orang dewasa

pembelajaran IPA dengan membuat

atau ciri seorang ilmuan, sehingga

kemampuan berpikir kritis pada siswa

siswa dapat menemukan konsep diri,

lebih baik. Seorang guru harus dapat

kreatif dan mampu berpikir kritis.

menerapkan model pembelajaran yang
sesuai dengan

materi

pelajaran,

Berdasarkan uraian diatas penulis
tertarik mengadakan penelitian dengan

karena pemilihan model pembelajaran

judul

yang tepat merupakan suatu alternatif

Terbimbing

dalam usaha meningkatkan kualitas

Berpikir Kritis Pada Mata Pelajaran

pembelajaran,

IPA Sekolah Dasar.”

agar

siswa

dapat

JPSD Vol. 3 No. 2, September 2017
ISSN 2540-9093

”Penerapan

Model

Terhadap

Inkuiri

Kemampuan

Nana, Lukman & Siti
218

B. Metodologi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD
Negeri

Ciherang

Kecamatan

butir soal yang dibuat diuji validitas,
reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya

Gunungsari Kabupaten Serang pada

pembeda diperoleh

bulan Februari 2017. Metode yang

soal yang sesuai yaitu sebanyak 10

digunakan dalam penelitian ini adalah

butir soal yang digunakan dalam

metode

penelitian.

eksperimen

semu.

Desain

hasil instrumen

penelitian

yang

digunakan

adalah

Dalam penelitian ini selain tes,

posttest

only

design

with

peneliti juga menggunakan teknik

nonequivalent group. Populasi dalam

pengumpulan data dengan non tes

penelitian ini adalah seluruh siswa

yaitu dengan cara wawancara dan

kelas V semester II SD Negeri

dokumentasi. Wawancara digunakan

Ciherang Tahun Pelajaran 2016/2017

untuk

dan sampel penelitiannya dari kelas V

pembelajaran yang lebih mendalam.

yang terdiri dari kelas VA sebagai

Wawancara

kelas kontrol sebanyak 26 orang dan

pendidik kelas V SDN Ciherang

kelas VB sebagai kelas eksperimen

sedangkan dokumentasi penelitian ini

sebanyak 27 orang.

yaitu

Teknik pengumpulan data yang
digunakan

dalam

melaksanakan

penelitian eksperimen semu ini adalah

mengetahui

hal-hal

dilakukan

dengan

cara

dalam

terhadap

mengambil

dokumen berupa foto-foto selama
proses

pembelajaran

baik

dikelas

eksperimen maupun kelas kontrol.

teknik tes dan non tes dimana teknik

Pengolahan

data

penelitian

tes digunakan untuk mendapatkan data

dilakukan melalui data hasil posttest

yang bersifat kuantitatif yaitu nilai

dengan cara melakukan perhitungan

hasil kemampuan berpikir kritis siswa.

normalitas dan homogenitas. Data

Tes yang dilakukan dalam penelitian

dalam penelitian ini menghasilkan data

ini adalah post test dari materi IPA

yang

yang relevan dengan penelitian yang

homogen sama, maka analisis data

akan dilakukan. Tes yang digunakan

yang

adalah tes dalam bentuk uraian. 18
JPSD Vol. 3 No. 2, September 2017
ISSN 2540-9093

parametris

219

berdistribusi

dilakukan

normal

adalah

dan

statistik

Statistik
parametris
Nana, Lukman & Siti

digunakan untuk menguji parameter
sampel

(Sugiyono,

2015:210).

yang digunakan adalah rumus polled
varians, pada taraf signifikan α =0,05

Penelitian ini menggunakan uji-t dua

dengan

sampel

dilakukan uji pihak kanan untuk

karena

data

berdistribusi

normal dan homogen maka rumus

dk=

n1+n2-2.

Kemudian

mengetahui manakah yang lebih baik.

C. Hasil Penelitian Dan Pembahasan

statistik

menjawab rumusan masalah yang ada

deskriptif yang dilakukan baik dikelas

pada penelitian ini, pengujian yang

kontrol maupun dikelas eksperimen

digunakan adalah dengan uji-t yaitu

didapatkan data posttest nilai rata-rata

dengan uji pihak kanan.

Hasil

perhitungan

hasil kemampuan berpikir kritis siswa

Untuk mengetahui rata-rata lebih

pada mata pelajaran IPA dimana kelas

baik antara kelas eksperimen dengan

eksperimen mendapatkan nilai rata-rata

kelas kontrol maka dilakukan dengan

sebesar 74,66 sedangkan kelas kontrol

uji pihak kanan yaitu dengan α=0,05

nilainya 63,73 yang menunjukan nilai

setelah dilakukan uji-t dengan pihak

posttest rata-rata hasil kemampuan

kanan pada posttest, didapat bahwa t

berpikir kritis siswa kelas eksperimen

hitung

lebih tinggi dari kelas kontrol dan

1,675. Sehingga dapat disimpulkan

terdapat selisih 10,93 dari nilai rata-rata

bahwa

kedua kelas tersebut.

berpikir kritis siswa kelas eksperimen

Hasil

Perhitungan

statistik

inferensial pada posttest digunakan

lebih besar dari ttabel yaitu 3,66>

rata-rata

hasil

kemampuan

lebih baik dari pada kelas kontrol.
Berdasarkan pada hasil penelitian

untuk mengetahui apakah rata-rata

menunjukan

pencapaian akhir hasil kemampuan

kemampuan berpikir kritis siswa kelas

berpikir

mata

eksperimen lebih baik dikarenakan

pelajaran IPA materi cahaya dan sifat-

penggunaan model inkuiri terbimbing

sifatnya pada kelas eksperimen lebih

dalam proses pembelajaran IPA. Selain

baik, sama atau kurang dari kelas

itu, bahan ajar yang digunakan dalam

kritis

siswa

pada

bahwa

nilai

rata-rata

kontrol. Uji hipotesis dilakukan untuk model inkuiri terbimbing adalah bahan
JPSD Vol. 3 No. 2, September 2017
Nana, Lukman & Siti
ISSN 2540-9093
220

ajar yang disesuaikan dengan konteks

menganalisis suatu data. Keberhasilan

siswa dan masalahnya dekat dengan

pembelajaran IPA pada materi cahaya

kehidupan siswa. Penggunaaan model

dan sifat-sifatnya dengan menggunakan

pembelajaran

terbimbing

model inkuiri terbimbing pada kelas

dianggap sebagai model yang paling

eksperimen juga dikarenakan dalam

pas

model

dalam

Sebagaimana

inkuiri

pembelajaran
diamanatkan

IPA.

inkuiri

terbimbing

banyak

dalam

memberikan keuntungan dimana dalam

kurikulum 2004 dan standar isi BSNP

penerapannya memungkinkan siswa

(Badan Standar Nasional Pendidikan)

menggunakan

juga mencantumkan inkuiri sebagai

terutama

proses maupun sebagai produk yang

menemukan sendiri konsep dan prinsip

diterapkan secara terintegrasi dikelas

sains sesuai dengan sintak inkuiri

(Susanto, 2013). Pembelajaran inkuiri

terbimbing.

yang mensyaratkan keterlibatan siswa
aktif

terbukti

dapat

meningkatkan

segala

proses

potensinya

mentalnya

untuk

Sintak inkuiri terbimbing yaitu
orientasi,

merumuskan

masalah/

prestasi belajar dan sikap anak terhadap

identifikasi

sains. Model inkuiri dapat membantu

hipotesis, mengumpulkan informasi/

perkembangan, antara lain: literasi

menguji hipotesis, mengolah data dan

sains dan pemahaman proses ilmiah,

yang

pengetahuan perbendaharaan kata dan

kesimpulan. Sintak atau tahapan inkuiri

pemahaman konsep, berpikir kritis, dan

terbimbing diatas yang memungkinkan

bersikap positif (Susanto, 2013).

siswa

Hal

tersebut

juga

masalah,

terakhir

dapat

merumuskan

yaitu

menarik

mengoptimalkan

diperkuat

kemampuan berpikir kritisnya yaitu

dengan adanya asumsi yang mendasari

terdapat tiga tahapan. Ketiga tahapan

model pembelajaran inkuiri terbimbing,

ini satu sama lainnya saling berkaitan.

seperti yang dikemukakan oleh Joyce

Pertama,

pada

tahap

& Weill (dalam Hosnan, 2014 yaitu

mengumpulkan informasi, siswa dalam

model

kelompoknya

inkuiri

pengetahuan

dapat
sains,

menambah
menghasilkan

kemampuan berpikir kritis, kreatif,

untuk

melakukan percobaan

menguji

atau

membuktikan

hipotesis. Kegiatan yang dilakukan

keterampilan dalam memperoleh dan tersebut memungkinkan siswa untuk
JPSD Vol. 3 No. 2, September 2017
Nana, Lukman & Siti
ISSN 2540-9093
221

dapat mengasah kemampuan berpikir

diperoleh harus berdasarkan pada fakta.

kritisnya sehingga kemampuan berpikir

Hal ini yang memberikan ruang kepada

kritis siswa lebih baik. Hal tersebut

siswa

diperkuat dengan adanya asumsi yang

berpikir kritis, karena kemampuan

mendasari kemampuan berpikir kritis,

berpikir krits mengandung makna yaitu

seperti yang dikemukakan oleh Ennis

penggunaan logika dalam bernalar.

untuk

melatih

kemampuan

dalam Susanto (2013) yaitu berpikir

Kedua, tahap mengolah data,

kritis adalah suatu berpikir dengan

pada tahap ini siswa berdiskusi, saling

tujuan membuat keputusan masuk akal

bertukar pikiran satu sama lain, beradu

tentang

argument terkait informasi yang telah

apa

yang

diyakini

atau

dilakukan. Berpikir kritis merupakan

dikumpulkan

kemampuan

logika.

eksperimen atau melakukan percobaan

Logika merupakan cara berpikir untuk

dalam kelompoknya, Kegiatan ini juga

mendapatkan

merupakan

disertai

menggunakan

pengetahuan

pengkajian

yang

kebenaran

melalui

kegiatan

kegiatan

yang

dapat

mengoptimalkan kemampuan berpikir

berdasarkan pola penalaran tertentu.

kritis

Dalam hal ini pengkajian kebenarannya

disampaikan oleh Fister dalam Susanto

melalui percobaan atau eksperimen

(2013) yang mengemukakan bahwa

untuk membuktikan hipotesis yang

seorang siswa hanya dapat berpikir

diyakini benar atau salah. Dalam

kritis atau bernalar sampai sejauh ia

pembelajaran inkuiri pada beberapa

mampu

langkah

inkuiri

mengevaluasi pengetahuan, ide-ide dan

memberikan ruang untuk menamkan

mempertimbangkan argumen sebelum

kemampuan berpikir kritis, salah satu

mencapai

contoh

seimbang.

pembelajaran

adalah

langkah

kegiatan

penjelasan berdasarkan hasil observasi.

siswa

sebagaimana

menguji

suatu

Ketiga,

yang

pengalamannya,

justifikasi

tahap

yang

menyimpulkan,

Menurut pendapat Hendracipta, N.

tahap ini siswa dapat menyimpulkan

(2016) mengemukakan bahwa pada

materi berdasarkan kegiatan yang telah

langkah penjelasan berdasarkan hasil

mereka

observasi

menyimpulkan menurut Ennis dalam

peran

guru

adalah

lakukan.

Kegiatan

meyakinkan siswa agar informasi yang Susanto (2013) merupakan kegiatan
JPSD Vol. 3 No. 2, September 2017
Nana, Lukman & Siti
ISSN 2540-9093
222

yang terdapat dalam aspek kemampuan

penelitian lain menunjukkan bahwa

berpikir kritis sehingga kegiatan ini

jika dibandingkan dengan model lain

dapat membuat kemampuan berpikir

inkuiri terbimbing akan memberikan

kritis siswa menjadi lebih baik. Selain

hasil yang berbeda dan berpengaruh

itu sejalan dengan hal tersebut Arif

terhadap kemampuan berpikir kritis

dalam Susanto (2013) mengatakan

siswa (Masitoh ID, et.al, 2017 ;

bahwa kegiatan menyimpulkan adalah

Ngolaon, et.al, 2017; Danisa, et.al,

kegiatan yang dapat melatih siswa agar

2016 ; Falahudin I, et.al, 2016 ;

mampu berpikir kritis, yang pada tahap

Batubara AE, et.al, 2016; Kristanto

menyimpulkan ini kegiatan akal pikiran

YA, et.al, 2015 ; Sularso, et.al, 2015 ; ;

manusia berdasarkan pengertian atau

Megasari, et.al, 2014 ; Parura, H, et.al,

pengetahuan yang dimilikinya, dapat

2014).

beranjak mencapai pengertian atau

Hasil penelitian tersebut rata rata

pengetahuan (kebenaran) baru yang

menunjukan

lain.

peningkatan kemampuan berpikir kritis

bahwa

terdapat

Berdasarkan pada paparan di atas

siswa melalui pembelajaran berbasis

pembelajara inkuiri dapat memberikan

inkuiri. Ketika kemampuan berpikir

dampak terhadap kemampuan berpikir

kritis siswa meningkat maka hal ini

kritis.

akan

Beberapa

hasil

penelitian

memberikan

efek

menunjukkan bahwa inkuiri terbimbing

kemampuan

memberikan hasil lebih tinggi terhadap

pembelajaran inkuiri disamping dapat

kemampuan berpikir kritis (Agustin,

meningkatkan

kemampuan

et.al, 2014; Kurniawan, et.al, 2014 ;).

kritis

dapat

Selain daripada itu inkuiri terbimbing

kemampuan kognitif. Hal ini sejalan

juga

dengan temuan penelitian Hendracipta,

efektif

keterampilan

meningkatkan
berpikir

kritis

kognitif.

terhadap

juga

Artinya

berpikir

meningkatkan

N. et.al (2017) yang menemukan

(Nur’Azizah, et.al, 2016 ; Wijayanti

bahwa

TY, et.al, 2015 ; Perdani Wahyu SR,

kemampuan kognitif siswa memiliki

et.al, 2015 ; Syachruroji A,, 2015 ;

kecenderungan

Fanani, FH, et.al, 2014 ; Reta Fanny

dibandingkan

pada

AP, et.al, 2014).
Kemudian hasil ekspositori.
JPSD Vol. 3 No. 2, September 2017
ISSN 2540-9093
223

konsep

lebih
dengan

tertentu

baik

jika

pembelajaran

Selain daripada itu
Nana, Lukman & Siti

beberapa

hasil

penelitian

penelitian

Nulhakim,

menunjukan

L

bahwa

seperti

terbibimbing cenderung berbeda jika

(2015),

dibandingkan

terdapat

konvensional. Oleh karena itu pada

dengan

pembelajaran

peningkatan kemampuan kognitif siswa

konsep

melalui pembelajaran berbasis inkuiri.

direkomendasikan

Selain daripada itu hasil penelitian

pembelajaran berbasis inkuiri untuk

Arini, et.al (2013) menunjukkan bahwa

meningkatkan kemampuan kognitif dan

hasil belajar yang menggunakan inkuiri

kemampuan

tertentu

berpikir

sangat
menggunakan

kritis

siswa.

D. Simpulan

Berdasarkan
maka

dapat

hasil

disimpulkan

penelitian

model inkuiri terbimbing lebih baik

sebagai

jika dibandingkan dengan kemampuan

berikut:

berpikir kritis siswa melalui penerapan

Kemampuan berpikir kritis siswa pada

model ekspositori.

mata pelajaran IPA melalui penerapan

Daftar Pustaka

Agustin R, Supardi Imam ZA. 2014.
Penerapan
Model
Pembelajaran
Inkuiri
Terbimbing Untuk Melatihkan
Kemampuan
Keterampilan
Berpikir Kritis Siswa Kelas XI
SMAN 1 Kalianget. Jurnal
Mahasiswa
Teknologi
Pendidikan UNESA, 3 (2).
Arini, Ni Wyn, and I. Md Tegeh. 2013.
Pengaruh Pendekatan Inkuiri
Terbimbing Terhadap Hasil
Belajar IPA Siswa Kelas V DI
SD Gugus IV Kecamatan
Sukasada. Jurnal Mimbar PGSD,
1 (1).

Anam, Khoirul. 2015. Pembelajaran
Berbasis Inkuiri Metode dan
Aplikasinya.
Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Anitah, Sri, dkk. 2009. Strategi
Pembelajaran
SD.
Jakarta:
Universtas Terbuka.
Arikunto, Suharsimi. 2012. Dasardasar Evaluasi Pendidikan.
Jakarta: Bumi Aksara.
Batubara AE, Hasrudin H, Mulyana R.
2016. Pengaruh Strategi Inkuiri
dan
Discovery
Terhadap
Kemampuan Berpikir Kritis
Siswa MAN 1 Padang. Jurnal
pendidikan biologi Unimed, 5
(2).

JPSD Vol. 3 No. 2, September 2017
ISSN 2540-9093

Nana, Lukman & Siti
224

Danisa, Dwiastuti VS, Suciati S. 2016.
Pengaruh model guided inquiry
terhadap kemampuan berpikir
kritis pada pembelajaran biologi.
Prosiding SNPBS : Seminar
nasional pendidikan biologi daan
saintek ; snpbs p bio ums ; isu isu
kontemporer sains lingkungan
dan inovasi pembelajarannya.
Jilid2,
Publikasi
ilmiah.ums.ac.id.
Falahudin I, Wigati I, Astuti AP. 2016.
Pengaruh Model Pembelajaran
Inkuiri Terbimbing Terhadap
Kemampuan Berpikir Kritis
Siswa. Jurnal Bioilmi, 2 (2).
Fanani F H, Probosari
R M.
Sudarisman
S.
2014.
Peningkatan
Kemampuan
Berpikir Kritis dan Hasil Belajar
Biologi Siswa Kelas VII A
Melalui
Penerapan
Model
Guided Inquiry DenganBantuan
Social Network
Facebook di
SMPN
1
Kartasura. Bio
Pedagogi : Jurnal Pembelajaran
Biologi. 3 (1).
Hendracipta, N. 2016. Menumbuhkan
Sikap
Ilmiah
Melalui
Pembelajaran IPA Berbasis
Inkuiri. JPSd, 2 (1).
Hendracipta N, Syachruroji A,
Hermawilda H. 2017. Perbedaan
Hasil Belajar Siswa Antara yang
Menggunakan Strategi Inkuiri
Dengan Strategi Ekspositori.
JPSd, 3 (1).
Heryanto, Nar, dkk. 2011. Statistika
Pendidikan. Jakarta:Universitas
Terbuka.
Hosnan. 2014. Pendekatan Saintifik
dan
Kontekstual
Dalam
Pembelajaran Abad 21 Kunci
Sukses Implementasi Kurikulum
2013. Bogor: Ghalia Indonesia.

Kristanto
YE, Susilo
H.
2015.
Pengaruh
Model
Pembelajaran Inkuiri Terbimbing
terhadap Kemampuan Berpikir
Kritis dan Hasil Belajar IPA
Siswa Kelas VII SMP. Jurnal
Pendidikan dan Pembelajaran
(JPP), 22 (2).
Kurniawan, I.D, Wartono, Diantoro, M.
(2014). Pengaruh pembelajaran
Inkuiri terbimbing Integrasi Peer
Instruction
Terhadap
Kemampuan Berpikir Kritis.
Jurnal
pendidikan
fisika
Indonesia, 10 (1).
Masitoh I D, Marjono, Ariyanto J.
Pengaruh Pembelajaran inkuiri
Terbimbing
Terhadap
Kemampuan Berpikir Kritis
Siswa Kelas X MIA Pada Materi
Pencemaran Lingkungan di
Surakarta. Bioedukasi : Jurnal
pendidikan biologi, 10. (1).
Megasari, Achmad A, Pramudiyanti.
Pengaruh Model Pembelajaran
Iinkuiri Terbimbing Terhadap
Kemampuan Berpikir Kritis
Siswa. Jurnal Bioterdidik, 2. (5).
Muslim, Asep. 2005. Himpunan
Peraturan Perundang-Undangan
Standar Nasional Pendidikan.
Bandung: Fokusmedia.
Nggolaon, Delpina, Darmadi I W, Ali
M.
Pengaruh
Model
Pembelajaran InkuiriTerbimbing
Berbantuan
Alat
Praktikum
Sederhana
Terhadap
Keterampilan Berpikir Kritis
Siswa Kelas VIII SMP Negeri 16
Palu. Jurnal Pendidikan Fisika
Tadulako Online (JPFT), 5 (2).
Nulhakim,
L.
2015.
Upaya
Meningkatkan Pemahaman Siswa
Melalui Inkuiri Terbimbing.
JPSd, 1 (1).

JPSD Vol. 3 No. 2, September 2017
ISSN 2540-9093

Nana, Lukman & Siti
225

Nur'Azizah.
H, Jayadinata
AK,
Gusrayani D. Pengaruh Model
Pembelajaran Inkuiri Terbimbing
Terhadap Kemampuan Berpikir
Kritis Siswa pada Materi Energi
Bunyi. Jurnal Pena Ilmiah, 1 (1).
Parura H, Simbiak M. Pengaruh
Penerapan ModelPembelajaran
Berbasis
Masalah
Melalui
Pendekatan Inkuiri Terbimbing
Terhadap Kemampuan Berpikir
Kritis dan Hasil Belajar Biologi
Siswa SMA YPPK ST Thomas
Wamena.
Jurnal
Ilmu
Pendidikan, 2 (1).
Perdani Wahyu SR, Santosa S, Murni
R, Martono E Y. Increasing The
student
Critical
Thinking
Through Inquiry Learning on
System of Senses at Class X I
MIA VI SMAN 4 Surakarta Class
Year of 2014/2015. Prosiding
Seminar Nasional Biologi, 12 (1).
Reta Fanny AP, Subhchan W,
Nurasyiah I. Efektifitas Strategi
Pembelajaran Inkuiri Terbimbing
Terhadap Kemampuan Berpikir
Kritis Siswa SMAN 1 Jember.
Jurnal Pancaran Pendidikan, 3
(3).
Riduwan.
2008.
Dasar-dasar
Statistika.Bandung: Alfabeta.
.2015.
Belajar
Mudah
Penelitian
Untuk
Guru
Karyawan dan Peneliti Pemula.
Bandung: Alfabeta.
Sularso, Karyanto AP, Sugiharto B.
2015.
Pengaruh penggunaan
model pembelajaran inkuiri
terbimbing terhadap kemampuan
berpikir kritis siswa. Jurnal BioPedagogi UNS, 4 (2).
Sochibin, A, dkk. 2009. Penerapan
Model Pembelajaran Inkuiri
Terpimpin Untuk Peningkatan

Pemahaman dan Keterampilan
Berpikir Kritis Siswa SD. Jurnal.
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian
Kuantitatif Kualitatif dan R&D.
Bandung: Alfabeta.
. 2015. Metode Penelitian
Kuantitatif Kualitatif dan R&D.
Bandung: Alfabeta.
Sukardi. 2008. Metodologi Penelitian
Pendidikan. Jakarta:PT Bumi
Aksara.
Sumantri,
Mulyani.
2014.
Perkembangan Peserta Didik.
Tanggerang Selatan: Universitas
Terbuka.
Supriyadi,
dkk.
2012.
Modul
Pendidikan dan Latihan Profesi
Guru Sekolah Dasar. Jakarta:
Universitas Jakarta.
Suryanto,
Adi.
2010.
Evaluasi
Pembelajaran di SD. Jakarta:
Universitas Terbuka.
Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar
dan Pembelajaran di Sekolah
Dasar. Jakarta : Prenada Media
Group.
Syachruroji, A. 2015. Peningkatan
Kemampuan
Berfikir
Kritis
Melalui Pembelajaran Inkuiri.
JPSd, 1 (1).
Taufik,
M.
2013.
Pengantar
Pendidikan.
Bandung:
CV.
Mujahid Press.
Wijayanti TY, Azis Andi Asmawati.
Peningkatan
Kemampuan
Berpikir Kritis Siswa Melalui
Penerapan Model Pembelajaran
Inkuiri Terbimbing pada Konsep
Sel dan Jaringan. Jurnal Biotek
UIN, 3 (1).
Wena,
Made.
2009.
Strategi
Pembelajaran
Inovatif
Kontemporer Suatu Tinjauan
Konseptual Oprasional. Jakarta:
Bumi Aksara.

JPSD Vol. 3 No. 2, September 2017
ISSN 2540-9093

Nana, Lukman & Siti
226

Winarti, Wiwik, dkk. 2009. BSE. Ilmu
Pengetahuan Alam 5. Jakarta:
Departemen
Pendidikan
Nasional.

JPSD Vol. 3 No. 2, September 2017
ISSN 2540-9093

Nana, Lukman & Siti
227