SISTEM POLITIK ISLAM (1) SISTEM POLITIK ISLAM (1)

SISTEM POLITIK ISLAM
A. KONSEP POLITIK ISLAM
Perkataan politik berasal dari bahasa latin politicus dan bahasa Yunani
Politicos, artinya sesuatu yang berhubungan dengan warga negara atau warga
kota. Kedua kata itu berasal dari kata polis maknanya kota (Ali,1998:167).
Menurut kamus Litre (1987) politik adalah ilmu memerintah dan mengatur
negara. Sedangkan dalam kamus Robert (1962) politik adalah seni memerintah
dan mengatur masyarakat manusia.
Dalam Bahasa Arab politik disebut siyasah, sehingga dalam istilah keislaman
politik identik dengan kata tersebut. Secara etimologis siyasah artinya mengatur,
aturan dan keteraturan. Fiqih siyasah adalah hukum islam yang mengatur sistem
kekuasaan dan pemerintahan. Politik sendiri artinya segala urusan dan tindakan
(kebijakan,siasat, dan sebagainya) mengenai pemerintahan suatu negara dalam
menghadapi atau menangani suatu masalah. Oleh karena itu dapat dikatakan
bahwa perkataan politik meliputi kebijakan yang mengatur segala urusan dalam
negeri dan luar negeri sebuah pemerintahan.
Dalam islam, negara didirikan atas prinsip-prinsip tertentu yang ditetapkan AlQur’an dan sunnah Nabi Muhammad saw. Adapun prinsip-prinsip pemerintahan
islam adalah :
1. Prinsip pertama bahwa seluruh kekuasaan dialam semesta ada pada Allah,
karena Ia yang menciptakan. Maka menurut keimanan seorang muslim,
hanya Allah yang harus ditaati atau orang hanya dapat ditaati bila Allah

yang memerintahkannya.
2. Prinsip kedua adalah bahwa hukum islam ditetapkan oleh Allah dalam AlQur’an dan Sunnah Nabi, sedangkan Sunnah Nabi merupakan penjelasan
otoritatif tentang Al-Qur’an(Ahmad,1996:57)
Kedaulatan berarti kekuasaan tertinggi, menurut siasah islam kedaulatan
tertinggi ada pada Allah SWT. Karena kedaulatan yang dapat mempersatukan
kekuatan-kekuatan dan aliran-aliran yang berbeda-beda dalam masyarakat dalam
konsep islam berbeda ditangan Tuhan. Gambaran kekuasaan dan kehendak Tuhan
tertuang dalam Al-Qur’an dan Sunnah Rasul. Oleh karena itu penguasa tidaklah
memiliki kekuasaan mutlak, ia hanya wakil (khalifah) Allah di muka bumi yang
berfungsi untuk membumikan sifat-sifat Allah SWT dalam kehidupan nyata.
Kekuasaan adalah amanah Allah SWT yang diberikan kepada orang-orang yang
berhak mendapatkannya. Pemegang amanah haruslah menggunakan
kekuasaannya itu dengan sebaik-baiknya, sesuai dengan prinsip-prinsip dasar
yang ditetapkan Al-Qur’an yaitu :
B. CIRI-CIRI POLITIK ISLAM
Menngenai ciri – ciri politik islam dapat kita batasi dengan tujuh ciri :
1.
Kekuasaan dipegang penuh oleh umat .
Umat ( rakyat ) yang menentukan piilihab terhadap jalannya
kekuasaan, dan persetujuannya merupakan syarat bagi kelangsungan orang

– orang yang menjadi pilihannya . Mayoritais Ahlu – Sunnah, Mu’taszilah,
Khowarij, dan Najariyah mengatakan :” Sesungguhnya cara penetapan
Imamah atau kepemimpinan adalah melalui pemilihan dari umat “ 1.
. Al – Baghdadhi, Ushuluddin, halaman 279

1

Dengan demikian, umat merupakan pemilik kepemimpinan secara
umum, dia berhak memilih dab menncabut jabatan Imam ( pemimpin ).
Dengan kata lain, umat adalah pemilik utama kekuasaan tersebut .2
Hal yang sama juga diungkapkan oleh beberapa ulama’ Usul Fiqh
kenamaan. Diantaranya, ungkapan yang ditulis Dr. Muhammad Yusuf
Musa ,” Sesugguhnya sumber otoritas adalah umat dan bukan pemimipin (
penguasa ) , karena pemimipin hanya sebagai wakilnya dalam menangani
masalah – masalah agam dan mengatur arusannya sesuai dengan syariat
Allah Swt. Dengan demikian, seorang pemimpin mendapatkan kekuasaan
dari umat, dan umat dapat menasehati, memberikan pengarahan, dan
mengkritik bila hal itu dibutuhkan. Bahkan dia berhak mencabut
kekuasaan yang diberikan kepadanya apabila dia mendapatkan alasan
pencabutannya. Jadi, logikannya yang menjadi sumber otoritas adalah

orang yang mewakilkan dan bukan orang yang mewakilinya .3
2.

Masyarakat ikut berperan dan bertanggung jawab .
Penegkan agama,pemakmuran dunia, serta pemaliharaan atas
semua kemaslahatan umum merupakan tanggung jawab umat dan bukan
hanya tanggung jawab penguasa saja 4. Dalil yang memperkuat hal itu
adalah bahwa Al – Qur’an telah berbicira tentang peran atau ( tugas )
tersebut kepada umat manusia dalam beberapa ayat, diantaranya :
“ Hai orang – orang yang beriman, hendaklah kamu menjadi orang
– orang yang selalu menegakkan ( kebenaran ) kakrena Allah, menjadi
saksi dengan dalil ( Qs. Al – Maidah : 8 ).
Ayat Qur’an diatas memerintahkan pembentukan masyarakat yang
anggotanya saling memenuhi kepentingan antara yang satu dengan yang
lainnya serta mengerahkan semua kekuatannya untuk melakukan
perbaikan dan reformasi, yaitu melalui pelaksanaan amar ma’ruf nahi
munkar. Pelaksanaan amar ma’ruf nahi munkar merupakan sesuatu yang
dapat membendung semua aktifitas dan gerak masyarakat dari
kemungkaran – kemungakaran yang terjadi dijalan – jalan, dipasar –
pasar , sampai kemungkaran yang dilakukan oleh penguasa dan

bawahannya . Sampai – sampai Imam Ghazali menganggapnya ( amar
ma’ruf nahi munkar ) sebagai kutub agama yang terbesar dalam agama.

3

Kebebasan adalah hak bagi semua orang .
Pengekspresian manusia akan kebebasan dirinya merupakan wajah
lain dari akidah Tauhid. Pengucapan dua kalimat Syahadat yang menjadi
ikrar pengabdian dirinya hanya untuk Allah Swt semata, dan juga
kebebasan dirinya dari segala macam kekuasaaan manusia.” Allah Swt
telah membuka jalan kepada kita menuju kehendak – Nya saja , tapi Dia
tidak memaksa kita untuk berjalan sesuai dengan kehendak tersebut . Dia
memberikan kebebasan kepada kita untuk memilih. Dengan demikian ,
2

. Dr. M. Dyiauddin Ar – raisi , An- Nazhariyat , Al – Siyasyah al – Islamiyah
halaman 217
3
Dr. M. Yusuf Musa Nizhamu Al – Huku fi Al – Islam halaman 124
4

Dr. M. Yusuf Musa Nizhamu Al – Huku fi Al – Islam halaman 124

jika menghendaki kita dapat memilih jalan sesuai dengna syari’at ,
sebagaimana kita juga dapat menempuh jalan yang bertentangan dengan
perintah – Nya seta mengabaikan syari’at – Nya . Tetapi kita akan
menanggung akibat dari semua tindakan kita tersebut, karena
bagaimanapun wujud pilihan tersebut akan berakibat kepada kita. 
Diantara pengekspresian kebebasan yang terpenting adalah
kebebasan memilih dan berpendapat . Jadi, menurut Al –Qur’an tidak ada
paksaan, sebagaimana tertuang dalam beberapa ayat yang berbunyi :
“ Tidak ada paksaan untuk ( memasuki ) agama ( Islam)
sesungguhnya telah jelas jalan yang benar dari jalan yang sesat . “ ( Qs. Al
– Baqarah : 256 ).
Dengan demikian, ketentuan islam tentang kebebasan
berkeyakinan adalah larangan bagi manusia untuk mempersempit
seseorang hanya karena ia berakidah lain dan berusaha untuk
melaksanakan akidahnya kepada orang tersebut . Pemakasaan suatu akidah
merupakan suatu hal yang mustahil dan penghinaan tehadap orang lain
karena akidahnya merupakan suatu hal yang tidak dapat diterima sama
sekali. 

Dengan deikian, kebebasan politik merupakan istilah modern ,
tidak lain kecuali hanya cabang dari pokok kebebasan universal yang
diberikan islam, yaitu kebebasan manusia dalam kedudukannya sebagai
manusia, yang telah ditetapkan dengan nash – nash baik dalam Al –
Qur’an maupun dalam Hadist. Sebagai dalil yang memperkuat hal
tersebut, kita dapat sebutkan sebuah Hadist Rasulullah Saw . Yang
disampaiakan kepada para sahabatnya, “ Janganlah sekali – kali salah
seorang diantara kalian tidak berpendirian, ia mengatakan aku bersama –
sama dengan banyak orang, apabila mereka baik , maka aku baik Dan
apabila mereka jelek, maka akupun jelek .“
4. Persamaan diantara semua manusia.
Sesungguhnya nenek moyang kita adalah satu. Kesemuanya
diciptakan min nafsin wahidah ( dari diri yang satu ) ( Qs. An- Nisa’ : 1 ).
Dan semuanya mendapat perlindungan dan penghormatan yang telah
ditetapkan dalam Al – Qur’an tanpa melihat kepada agama atau ras .
Rasulullah Saw . sendiri pada khutbah Wada’ telah mengisyaratkan kepada
makna kesatuan asal manusia . Beliau bersabda,” Ketahuilah,
sesungguhnya Tuhan kalian adalah satu, dan ketahuilah bahwa Bapak
kalian juga satu .” Sedangkan di Al- Qur,an juga difirmankan :
“Hai manusia, sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang

kaki- laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa –
bangsa dan bersuku – suku supaya kamu saling mengenal . Ssesungguhnya
orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah adalah orang yang
M. Asad, Minhaju Al – Islam fi Al – Hukm, yang diberikan pendahuluan oleh M.
Mansur Madli, hal 19

M. sayid Musthafawi Huququ Al – Insan fi Al – Islam , Teheran halaman 24

Dr. M. Salim Al – Uwa fi Al – Nizham Al – Siyasi Al – Daulah Al – Islamiyah
halaman 215


paling bertakwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui
lagi Maha mengenal ( Qs. Al – Hujurat : 13 ) .
Secara lahiriyah, ayat tersebut ditujukan kepada seluruh umat
manusia. Ayat tersebut diberikan komentar oleh Ustadz Muhammad Izzah
dalam bukunya Al – Dustur Al – Qur’ni. Dia mengatakan, Ayat tersebut
dimaksudkan sebagai ketetapan tidak adanya perbedaan diantara sekaian
manusia, dengan sebab apapun.
Sedangkan takwa yang diisyaratkan ayat diatas sebagai suatu

keutamaan sebagin manusia atas yang lainnya tidak mempunyai pengaruh
terhadap dasar persamaan dalam kehidupan manusia didunia, karena
pengutamaan dengan takwa tersebut akan diperhitungkan diakhirat dan
bukan didunia, dihadapan Allah Swt. Dan bukan diantara manusia yang
demikian itu tidak dapat digambarkan bahwasannya hal itu memiliki
dampak terhadp aplikasi kaidah – kaidah syariat dalanm kehidupan
seluruh manusia. Dengan kata lain, hal itu tidak akan berpengaruh
terhadap penerapan dasar – dasar persamaan dihadapan hukum yang telah
ditetapkan oleh nash – nash syariat .


5. Kelompok yang berbeda juga memiliki legalitas.
Sejak diputuskannya kesatuan dasar kemanusiaan dan ditetapkannya
kehormatan bagi setiap orang didalm Al – Qur’an, setiap orang lain ( yang
berbeda paham ) berhak mendapatkan perlindungan dan legalitas sebagai
manusia, ketika Nabi Muhammad Saw berdiri sebagai penghoormatan atas
seorang mayat yang diusung dihadapan beliau, dikatakan kepada beliau bahwa
mayat yang diusun dihadapn beliau adalh orang Yahudi, maka beliau menjawab, “
Bukankah ia manusia ?” Demikian halnya ketika Ali bin Abi Thalib r.a mengirim
surat kepada gubernurnya di Mesir, Malik Al Asytar, beliau menulis dalam

surattersebut :” Tanamkanlah dalam hatimu kasih sayang, cinta, dan kelembutan
kepada rakyatmu ……. Sesungguhnya mereka ada dua golongan, baik meeka
sebagai saudara dalam agama, atau mitramu sesama makhluk.
6. Kezaliman mutlak tidak diperbolehkan dan usaha meluruskannya adalah wajib.
Dalam islam, kezaliman tidak hanya termasuk dalam kemungkaran dan
dosa terbesar saja, juga tidak hanya merusak kemakmuran, sebagaimana yang
dikatakan Ibnu Khaldun. Tetapi lebih dari itu, kezaliman merupakan tindakan
yang memperkosa hak Allah Swt dan menghancurkan nilai – nilai keadilan yang
meerupakan tujuan dari diutusnya Rasul dan Nabi.
Allah Swt berfirman :” Agar membeeri peringatan orang – orang yang
zalim dan memberi kabar gembira kepada orang – orang yang berbuat baik”. ( Qs.
Al – Ahqaf : 12 ).
Nabi Muhammad Saw bersabda :” Seutama – utama jihad adalah
mengatakan yang hak kepada penguasa zalim”.

Dhafir Al – Qasimi , Nizhamu Al – Hukm fi al – Syari’ah wa Tarikhi Juz 1
halaman 85

Dr. Muhammad Salim Al – Uwa fi Al – Nizham Al – Siyasi Al – Daulah Al –
Islamiyah , halaman 229



7. Undang – undang diatas segalanya .
Legalitas kekuasaan dinegara islam tegak dan berlangsung dengan usaha
mengimplementasikan sistem undang – undang islam secara keseluruhan, tanpa
membedakan antara hukum –hukumnya yang mengatur tingkah laku seorang
muslim dalam kedudukannya sebagai anak bangsa dan hakim dengan nilai – nilai
pokok dan tujuan – tujuannya yang mulia, yang telah disebutkan didalam Al –
Qur’an dan Hadist.
Pada tingkat yang lebih tinggi, norma – norma syariat dan ketundukan
semua orang terhadapnya, baik dari pihak penegak maupun pelaku hukum itu
sendiri harus mendapatkan tempat yang lebih tinggi dari undang – undang,
kemandirian referensi syariat pada kekuasaan negara dan penegak hukum
memerikan jaminan penting dalam melawan kesewenang – wenangan kekuasaan
eksekutif, khususnya dinegar – negara berkembang, dimana kekuasaan tersebut
adalah pengambil keputusan parlemen serta menjalankannya demi tercapainya
keinginan – keinginan mereka sendiri .
C. GARIS-GARIS BESAR SIASAH ISLAM
Garis besar siasah islam meliputi tiga aspek yaitu :
1. Siasah Dusturiyah

2. Siasah Dauliyah
3. Siasah Maliyah
1. Siasah Dusturiyah (Tata Negara dalam Islam)
Islam tidak pernah merinci ataupun menetapkan sistem pemerintahan yang
dianut, karena sebagaimana diketahui bahwa karakteristik ajaran islam adalah
bersifat universal. Berbicara mengenai sistem ketatanegaraan Islam tidak
terlepas dari kajian sejarah pada masa Rasulullah dan Khulafur Rasyidin (Abu
Bakar Shiddiq, Umar bin Khatab, Usman bin Affan dan Ali bin Abi Tholib).
Secara garis besar, dalam kitab Al-Ahkaam as-Sulthaaniyah karangan Imam
Al-Mawardi bahwa struktur pemerintahan Islam terdiri dari :
 Khalifah
 Kementerian
 Gubernur provinsi
 Panglima tentara
 Polisi dalam negeri
 Qadhi atau hakim
 Petugas pemungut zakat
 Pimpinan ibadah haji
 Petugas pembagi harta rampasan perang
2. Siasah Dauliyah (Hukum Politik yang Mengatur hubungan antara satu
negara dengan negara lain)
Prinsip-prinsip hukum internasional dalam islam menurut Abul ‘Ala AlMaududi (1993) adalah sebagai berikut :
 Saling menghormati perjanjian-perjanjian, fakta-fakta dan traktattraktat.










Menjaga amanah, ketulusan dan kebenaran dalam setiap perkara
dan hubungan antar bangsa(An-Nahl :94)
Keadilan Universal (Al-Maidah : 8)
Menghormati batas-batas negara netral pada waktu perang (anNisa’ : 89-90)
Menjaga perdamian abadi (al-Anfal: 61)
Menghindari rasa tinggi hati, takabur serta penyebaran kerusakan
dibumi (al-Qoshosh :83)
Memperlakukan kekuatan yang tidak menentang dengan perlakuan
yang baik (al-Mumtahanah : 8)
Membalas kebaikan dengan kebaikan (ar-Rahman :6)
Memperlakukan kaum penyerang dengan perlakuan yang sama
dengan perlakuan mereka sendiri (al-Baqarah : 194)

3. Siasah Mauliyah (Hukum Politik yang Mengatur Sistem Ekonomi Negara)
Petugas dari khalif yakni pejabat urusan penerimaan (Revenue Officer)
melaksanakan dan mengawasi penerimaan berbagai pajak (taxes) dan
kegiatan-kegiatan administratif lainnya.
D. KONSTRIBUSI UMAT ISLAM TERHADAP KEHIDUPAN POLITIK DI
INDONESIA
KONSEP POLITIK DALAM ISLAM ( DEMOKRASI ADALAH MUSUH
ISLAM )
Prinsip-prinsip islam berlawanan dengan prinsip-prinsip demokrasi, diantaranya:
Pertama, kekuasaan hanya milik Allah dan bukan milik rakyat.
Kedua, hukum yang sah berlaku hanyalah hukum Allah dan rosulNya, walaupun
bertentangan dengan mayoritas rakyat.
Ketiga, tidak boleh tunduk kepada suara mayoritas, tetapi hanya tunduk kepada
hukum Allah
“Pengertian demokrasi adalah kedaulatan itu di tangan rakyat. Implikasinya hak
membuat hukum ada di tangan rakyat, bukan di tangan Allah. Jika demikian.
Maka demokrasi itu bertentangan dengan Islam yang mengakui hak membuat
hukum itu hanya milik Allah,”
“Dalam sistem demokrasi, yang menang itu tidak selalu benar. Maka syariat Islam
bisa kalah, padahal yang banyak itu tidak selalu benar. Saya kira realitas politik
mutakhir menampakkan paradoks demokrasi itu. Bukan yang paling baik dan
paling benar yang menjadi pemenang,”
Apa pemilu itu musyrik?
Ya, jika peserta pemilu menuhankan kotak suara, meyakini bahwa kedaulatan
sepenuhnya ditangan rakyat, bukan di tangan Tuhan. Menyekutukan Tuhan dalam

hak membuat hukum adalah kemusyrikan. Barangsiapa menghalalkan sesuatu
yang haram maka dia kafir.
Apa demokrasi itu kafir?
Ya, jika para penganut paham demokrasi menganggap rakyat memiliki hak untuk
membuat hukum yang bertentangan dengan hukum Allah. Atau dengan kata lain
meyakini bahwa rakyat tidak wajib berhukum dengan hukum islam.
Sedangkan mengikuti pemilu dgn meyakini bahwa pada dasarnya hak membuat
hukum adalah di tangan Allah, dan “terpaksa” mengikuti pemilu (dan proses
demokrasi) dengan tujuan menegakkan hukum Allah “semampunya” lewat
parlemen, agar kekuasaan tidak jatuh ketangan orang-orang jahat/kafir maka
diperbolehkan menurut sebagian ulama dari kalangan ikhwanul muslimin
(misalnya Yusuf Al Qardhawi), namun tetap terlarang menurut sebagian ulama
salafy (misalnya Syaikh Muqbil bin Hadi Al Wadi’i).
Pada dasarnya, sistem demokrasi, pemilu dan parlemen adalah sistem yang tidak
ideal dan tidak sesuai dengan sistem islam. Dan umat islam harus berusaha
menghapusnya dan menggantinya dengan sistem khilafah islamiyah. Tetapi
sebelum khilafah islamiyah terbentuk, untuk sementara boleh saja berjuang lewat
pemilu-parlemen-parpol islam, seperti kata pepatah: tiada rotan akar pun jadi.
Sedangkan mendukung partai sekuler maka jelas haram, karena sama saja
memusuhi syariat islam.
Dalam sistem demokrasi yang meyakini, bahwa suara rakyat adalah suara Tuhan,
maka rakyat akan memilih pemimpin sesuai dengan seleranya. Jika rakyat suka
berjudi, maka mereka akan memilih pemimpin yang mendukung hobi mereka.
Jika rakyat suka dangdut, maka ia akan memilih partai yang mendukung dangdut.
Jika rakyat hobi pengajian, maka mereka akan memilih partai yang menggalakkan
pengajian. Karena ingin meraih suara rakyat itulah, ada partai yang mempunyai
program seperti “tong sampah”. Apa saja diadakan, yang penting dapat dukungan.
Socrates, seperti diceritakan muridnya, Plato (427-347 SM), dalam karyanya The
Republic, memandang demokrasi merupakan bentuk pemerintahan yang tidak
ideal; lebih rendah nilainya dibandingkan aristokrasi (negara dipimpin para
pecinta hikmah/kebenaran), ‘timokrasi’ (negara dipimpin para ksatria pecinta
kehormatan), dan oligarchi (negara dipimpin oleh sedikit orang). Di negara
demokrasi (pemerintahan oleh rakyat – the rule of the people), kata Socrates,
semua orang ingin berbuat menurut kehendaknya sendiri, yang akhirnya
menghancurkan negara mereka sendiri. Kebebasan menjadi sempurna. Ketika
rakyat lelah dengan kebebasan tanpa aturan, maka mereka akan mengangkat
seorang tiran untuk memulihkan aturan. (… when men tire of the lawlessness of a
liberty… they appoint a strong man to restore order). Tapi nampaknya socrates
salah, buktinya Amerika oke2 aja tuh kliatannya…
Intinya adalah: menegakkan syariat islam itu wajib, dan sekulerisme itu haram.
Wahai kaum Muslim,
Slogan demokratisasi ternyata mengandung muatan kepentingan negara besar
pengemban ideologi kufur sekulerisme kapitalisme. Banyak sekali slogan dan
wajah manis yang disajikan di hadapan kita. Sekilas nampak baik, tapi sebenarnya

hanyalah tipuan belaka. Karenanya, waspadalah dalam mensikapi berbagai slogan
dan propaganda serta aktivitas kaum imperialis di dunia Islam. Allah SWT
mengingatkan kita dalam firman-Nya:
Telah nampak kebencian dari mulut-mulut mereka, dan apa yang disembunyikan
di dada mereka lebih besar (TQS. Ali Imran[3]:118).
Saya memohon pada Allah ‘Azza wa Jalla semoga memberikan taufiq-Nya
kepada kita semua untuk mendapatkan ilmu yang bermanfa’at dan beramal
dengannya serta berda’wah kepadanya di atas hujjah yang nyata, dan semoga Ia
mengumpulkan kita semuanya di atas kebenaran dan petunjuk dan
menyelamatkan kita semuanya dari berbagai fitnah baik yang nyata maupun yang
tersembunyi. Sesungguhnya Allah Maha penolong atas segala hal dan Dia Maha
kuasa atasnya. Semoga Allah melimpahkan shalawat dan salam serta keberkahan
kepada hamba-Nya dan Rasul-Nya Nabi kita Muhammad dan kepada keluarga
serta para sahabatnya dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik
sampai hari kemudian
E. RANGKUMAN