Jurnal Sigma Pendidikan Matematika
ISSN : I4I t-51&6
No. 02, Volume VItrI, Desember 2016
SIGMA Jourmal
ffi
STGMA
The Journal of Educations, Mathematics, Science, and Technology
Departmen of foIathematics Education
The School of Teaeher Training and Education
foIuhammadiyah Prof. DR. HAfoIHA Universit-v
20I 6
ISSN: 1411-5166
No. 02, Volume YIII, Desember 2016
SIGMA Journal
,' ,
PENGURUS
'DAFTAR,ISI
Sigid Edy Purwanto
Ketua Program Studi
Pendidikan Matematika FKIP
'
,..,r..;-,,,,.;,i,r:.,:r:,,,,,r,,I{dEt,,f!ili.Hd*.d*!
UHAMKA
Kazuhiko Ohnuma (Chiba University)
Akhiruddin Maddu (IPB)
Johanes Dewanto (UPH)
R.Y. Perry Burhan (ITS)
Ary Syahriar (BPPT)
.Hamdani Zain (IJI)
Turmudi (IIPD
Nurdin (UNM
,r
PengembanganNlodulPembelajaran l-9
Benbasis Intuisi Untuk Meningkatkan
Hasil Belajar Stoyl.diIMAN fsrug",
Penanggungiawab:
Mitra Bestari:
,-
ih t',."'t,',
r'l '' i
'
....,,Eksperiine[ ModulPemhelajarau',
Utsewet,'f*a- WA*x .Pat :'sliare
10-20
QPS) Ditinjau dari Self Regulated
,:,,,..
,,s4dtfiatcfi.,QSna$.. s
tr,!-28
',' :'-,',tt
F.ou-gaml P-eaflskatan Somatitr'"
,,
',{uditotyi,Yisua['lntollectual(SAYI]', .'.'','
,
pada Pem belajaran lVlatematika
terhadap Kemampta4 Pemodelan
Matematis dan Motivasi Belajar Siswa
Pemimpin Redaksi:
,,,' 1'
Wahidin
-, .::,'',,',1 .',,,..:: -',, i#;*of#.,,,'r.'i,.,
"a
..i
I)ewan Redaksi:
Slamet
Budhi Akbar
Harr)'Ramza
Imas Ratna Ermawati
..:
Pembelajarau' KolaboratifBerhantuan 29-33
Cabri 3d untuk Mengurangi Kecemasan
,i
.,
,.
,Muntazhiwh
.'..
'l '..
,
Kesekretariatan:
Samsul
Modell'ttfllff Campuratr pada lnteraksi
Genorin_"*uno#;,l##x
Maarif
34-43
Edi Supriadi
Alamat Redaksi:
Ruang Workshop Matematika
Jl. Tanah Merdeka Kp. Rambutan,
Ciracas, Ps. Rebo Jakarta Timur 13830
Te1p.081381353591
Website: www. uhamka. ac. id
Email : headymatic@yahoo. com
'
Jurnal Semesteran
Terbit setiap Juni dan Desember
Kreativitas Guru dalam Pembelajaran
'
'
44151
!{atematikaBerdasarkanKurrikulum.,, I,.
firghut Satuan Pendidikan (ffSpldi, '
:,.
Up*ya Meninglet*n Pemahaman Siswa, , '5Q.82.
, ,,'Kela$ X pada lIl*teri,Ikatan Kimia
n menggunaken
",
.!,fl
w* om,,'..
Syarif Faisal
ISSN: 1411-5166
No.02, Volume VIII, Desember2016
SIGMA Joumal
Pengaruh Pendekatan Somatic, Auditory, Yisual, Intellectual (SAVI)
pada Pembelajaran Matematika terhadap Kemampuan Pemodelan
Matematis dan Motivasi Belajar Siswa SMP
Hikmatul Khusna
Program Studi Pendidikan Matematika FKIP UHAMKA
hilonanrlhusna@ Fnail. com
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan pemodelan matematis dan
motivasi belajar pada siswa yang memperoleh pembelajaran matematika dengan
pendekatan SAVL Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen dengan
desain kelompok non ekuivalen sertia pengambilan sampel menggunakan teknik
purposif. Popplasi penelitian ini adalah seturutr siswa pada salah satu Sekolah
Menengah Pertama (SN,IP) di Lembang dengan sampel penelitian siswa kelas VIII
-sebanyak dua kelas. Instrumen yaag digunakan adalah tes kemampuan pemodelan
matematis dan angket motivasi belajar. Perhitungan statistik menggunakan program
SPSS 20 for windows. Hasil penelitian menur{ukkan bahwa: (1) Kemampuan
pemodelan matematis siswa yang memperoleh pembelajaran matematika dengan
pendekatan SAVI lebih baik dari pada siswa yang memperoleh pembelajaran biasa,
(2) Motivasi belajar siswa yang memperoleh pembelajaran matematika dengan
pendekatan SAVI lebih baik dari pada motivasi belajar siswa yang memperoleh
pembelajaran biasa.
Katakunci: Pendekatan SAVI, Kemampuau Pemodelan Matematis, Motivasi Belajar
1.
Pendahuluan
Kemampuan pemodelan matematis
merupakan kemampuan yang penting
untuk dimiliki oleh siswa. Kemampuan
pemodelan matematis merupakan
kemampuan siswa dalam mengubah
masalah nyatfl ke bentuk model
matematika. Hal ini sangat diperlukan
dalarn menyelesaikan pemecahan
masalah matematis.
Selain itu, pada tujuan
pembelajaran matematika di sekolah
berdasarkan Pennendiknas Nomor 20
Tahun 2006 tentang Standar Isi, terdapat
beberapa kenrampuan yang diharapkan
muncul setelah proses pembelajaran
matematika. Salah satu kemampuan
yang diharapkan muncul
adalah
kemampuan menggunakan matematika
dalam kehidupan. Kemampuan tersebut
diartikan sebagai
kemampuan
mengaplikasikan matematika dalam
dunia ryata atau
matematika
untuk
menggunakan
menyelesaikan
masalah dalam dunia nyata dengan
menggunakan penyelesaian matematika
melalui model matematika.
Pembuatan model matematika
merupakan proses penyederhanaan dari
masalah dalam memecahkan persoalan
yang dihadapi siswa. Model
dapat
dikatakan sebagai contoh atau garnbaran
sebagai representasi dari suatu masalah.
Masalah akan terlihat lebih sederhana
apabila ditampilkan dalam bentuk model
matematika. Dengan
menggunakan
model matematika dalam menyelesaikan
masalah, konsep siswa tentang masalah
matematika dan masalah nyata tidak lagi
terpisah-pisah. Karena dengan memiliki
@Kfruma
22
SIGMA Jouma]
ISSN: 14ll-5166
No. 02, Volume VIII, Desember20l6
kemarnpuan pemodelan matematis yang
baik, siswa marnpu menjembatani antara
masalah nyata dan masalah matematis,
kemudian
menemukan
pemecahan masalah dalam matematis
setelah
siswa
mentransformasi pemecahan
tersebut menjqdi pemecahan masalah
nyata.
Menggunakan masalah
dalam
dunia nyata untuk diselesaikan dengan
menggunakan
model
matematika
merupakan salatr satu cara yang efektif
untuk meningkatkan minat siswa dalam
matematika. Dengan
menggunakan masalah nyata dalam
belajar
sehari-hari diharapkan siswa dapat
memasukan matematika dalam
kehidupan mereka sehingga
memunculkan motivasi belajar
matematika.
Motivasi adalah bagian
sangat
yang
pmting dalam belajar. Motivasi
belajar merupakan dorongan seseorang
dalam belajar. Ebutt
&
Strakker
mengemukakan
potensi siswa dapat
bahwa
berkembang
mempelajari
(Depdiknas,
agr
2006)
dan
matematika secara optimal, asumsi
tentang karakteristik subjek didik
diberikan antara lain: 1) siswa akan
mempelajari matematika jika
mempunyai motivasi;
2)
siswa
mempelajari dengan caranya sendiri; 3)
siswa mempelajari matematika baik
secara mandiri maupun melalui
kerj asama dengan temannya
Salah satu pembelajman yang
dapat mengembangkan potensi siswa
dan mempelajari matematika
secara
optimal dengan melibatkan gaya belajar
adalah pembelajar dengan pendekatan
SAVL Pembelajaran dengan pendekatan
SAVI merupakan pembelajaran yang
melibatkan gaya belajar yang dimiliki
siswa. SAVI merupakan akronim dari
somatic, auditory, visual, intellectual.
Pendekatan SAVI mengutamakan
keaktifan siswa dalam kegiatan fisik
@Kfrutna
maupun intelektual dalam
proses
pe,mbelajaran.
Kegiatan pembelajaran
dengan
pendekatan SAVI pada penelitian ini
yaitu: belajar somatik adalah belajar
dengan melibatkan gerak tubuh,
pembelajaran yang aktif dapat
memfasilitasi siswa dalam belajar
somatik karena belajar
aktif
mernbebaskan siswa bergerak dalam
konteks belajar. Belajar auditori adalah
belajar dengan melibatkan indera
pendengaran, siswa melakukan diskusi
kelompok dan mendengarkan hasil
diskusi dari kelompok lain. Belajar
visual adalah belajar dengan melibatkan
indera pengelihatan, siswa melakukan
pemodelan matematika melalui gambarganrbar dan membuat peta konsep pada
akhir pembelajaran untuk memudahkan
siswa mengkonstruksi ilmu yang telah
didapat. Belajar intelektual
adalah
belajar dengan cara menyelesaikan soalsoal pemodelan matematis.
Dengan memperhatikan beberapa
hal tersebut di atas, maka penulis
melakukan penelitian dengan judul:
Pengaruh Pendekatan
Somatic,
Auditory, Visual, Intellectual (SAVI)
pada Pembelajaran Matematika terhadap
Kemampuan Pemodelan Matematis dan
Motivasi Belajar Siswa SMP
2.
Kajian Teori
2.1 Kemompuan Pemodelan Matematis
Model matematis merupakan
bagran yang penting dalam matematika.
Model
matematis berperan untuk
menjembatani maternatika yang bersifat
riil menjadi matematika y^ng bersifat
absnak atau
dari bentuk
informal
matematika menjadi bentuk formal
matematika.
Memrut Zarlts (Nainggolan, 2009)
model adalah representasi dari suatu
objek, benda, atau ide-ide dalam bentuk
lain dari entitasnya. Model yang
dibentuk dari suatu benda maupun
sistem mengandung informasi yang
ISSN: 14ll-5166
No. 01, Volume VI, Juni 2014
dipandang penting untuk ditelaah.
Sedangkan pemodelan matematis
menurut Parlaungan (2008) pemodelan
matematis merupakan penerjemahan
masalah nyata yang telah diidentifikasi
ke dalam lambang atau bahasa
matematika, proses pemodelan dapat
dite{emahkan
masalah dunia
dari
riil
fenomena atau
menjadi masalah
matematika. Penggunaan gambar, grafik,
skema, diagram, ataupun simbol dapat
digunakan sebagai model dalam
penyelesaian matematika.
Kemampuan pemodelan matematis
menurut Blum dan Kaiser (Supriadi,
24ru) meliputi (a) structuring, (b)
mathematizatisn, (c) solving, (d)
interpreting, (e) validating. Pada tahap
structuring, siswa melakukan identifikasi
terhadap masalah nyata yang dihadapi.
Kemudian pada tahap mathematization,
siswa mengubah masalah ryata yang
telah di identifikasi ke dalam bentuk
matematika. Selanjufirya pala tahap
solving, siswa melakukan penyelesaian
masalah matematika dengan c*rra
matematika. Setelah mendapatkan solusi
dari masalah, tahap selanjutnya adalah
interpretting yaitu mengubah solusi
matematika yang diperoleh menjadi
solusi dalam masalah nyata. Tahap
terakhir adalah validating, yaitu tahap
mengecek ulang jawaban yang telah
ditemukan oleh siswa.
2.2 Motivasi Belajar
Motivasi merupakan ntatu
dorongan baik dari dalam diri maupun
dari luar diri seseorang untuk melalarkan
sesuatu. Menurut Uno (2012) motivasi
merupakan suatu dorongan yang timbul
oleh adanya rangsangar dari dalam
maupun dari luar sehingga seseorang
berkeinginan
untuk
mengadakan
perubahan tingkah laku/aktivitas tertentu
lebih baik dari keadaan sebelumnya.
Suprijono (2011) mengemukakan
beberapa flrngsi dari motivasi belajar
yaitu (l) mendorong siswa untuk
berbuat. Motivasi pendorong atau motor
SIGMA
Joumal
dari setiap kegiaan belajar; (2)
menentukan arah kegiatan pembelajaran
yakni ke arah tujuan belajar yang hendak
dicapai. Motivasi belajar memberikan
arah dan kegiatan yang harus dikedakan
sesuai dengan rumusan tujuan
pembelajaran; (3) meayeleksi kegiatan
pembelajaran,
menenhrkan
yalari
kegiatan-kegqatan apa yang harus
dikerjakan yang sesuai guna mencapai
tujuan pembelajaran dengan menyeleksi
kegiatan-kegatan yang tidak mentrnjang
bagr pencapaian tujuan tersebut.
lndikator motivasi menurut Uno
(2012) yaitu (1) adanya hasrat dan
keinginan berhasil; (2) Adanya dorongan
dan kebutuhan dalam belajar; (3)
Adanya harapan dan cita-cita masa
depan; (4) Adanya penghargaan dalam
belajar; (5) Adanya kegiatan yang
menarik dalam belajar; (6) Adanya
lingkungan belajar yang kondusif
sehingga memungkinkan seorang siswa
dapat belajar dengan baik.
2.3
Pendelatan SAVI
Pendekatan
SAVI
merupakan
memadukan
antara gerak, aktivitas belajar, dan panca
indra agar dapat memberikan pengaruh
pembelajaran
aktif yang
yang besar dalam pembelajaran.
Penelitian Magnesen (DePorter, 2010)
dari Universitas Texas tentang belajar
menyatakan bahwa kita belajar l0% dar1,
apayafrg kita baca, 20o/o dad. apa yang
kita dengar,3|yodari apa yang kita lihat,
50% dafi apayangkita lihat dan dengar,
70% dari apa yang kita katakan, dar
90o/o dan apa yarg kita katakan dan
lakukan. Kegiatan mengatakan dan
melakukan memuat unsur auditori,
somatik, dan visual. Hal ini menunjukan
bahwa lebih banyak kegiatan dalam
belajar yang dilalarkan siswa maka akan
lebih banyak juga pengetahuan yang
didapatkan oleh siswa.
Keempat komponen dalam SAVI
visual,
intelektual. Meier (2000) menjelaskan
somatik yaitu belajar dengan gerak dan
yaitu somatik, auditori,
AKfrilsnl
23
24
SIGMA Joumal
ISSN: L4lL-5166
No. 02, Volume VIII, Desember2016
melakukan, auditori yaitu belajar dengan
belajar. Siswa mengumpulkan
berbicara dan mendengar, visual yaitu
menganalisis informasi serta membuat
belajar dengan pergamatan dan
dan intelektual yaitu
menggambar,
dan
konsep atas materi dan siswa
meirdapatkan kepuasan dengan
belajar dengan pemecahan masalah dan
merefleksi.
Kegiatan pembelajaran pada pendekatan
SAVI adalah sebagai berikut:
a. Belajar somatik
Belajar somatik merupakan belajar
memnikirkan secara mendalam masalah
dengan melibatkan indera peraba,
kinetis, serta praktis. Menggerakan
(minds-on), belajar haruslah dengan
dan isu serta menentukan tepat atau
tidaknya suatu penelitaan (Gichara,
2012). Menwut Suyatno (2009), dalam
belajar intelektual haruslah
menggunakan kemampuan berpikir
konsentrasi pikiran
melalui
berlatih
tubuh pada belajar somatik bukan berarti
menggunakannya
siswa menciptakan kegaduhan dalarn
kelas, tetapi siswa melalarkan aktivitas
fisik dalam konteks belajar. Menunrt
Meier (2000) menghalangi tubuh
(kegratan fisik siswa) di dalam proses
belajar, berarti juga menghalangi otak
(kegiatan intelektual siswa) dalam
belajar.
b. Belajar auditori
Belajar auditori merupakan belajar
menyelidiki,
mengidentifikasi,
menemukan, mencipta, mengonsruksi,
dengan mernanfaatkan
pendengaran
sebagai sumber inforrnasi. Dalam hal ini,
telinga terus menerus menangkap dan
menyimpan informasi auditori, bahkan
tanpa disadari (Hanasi, dkk., 2013).
Suyafrro (2009) menyatakan, belajar
auditori akan bermakna apabila melalui
mendengarkan, menyimak, berbicara,
presentasi, argumentasi, mengemukakan
pendapat, dan menanggapi, diterapkan
oleh guru pada saat proses belajar
bernalar,
memecahakan masalah,
menerapkan. Meier
dan
(2000)
menambahkan belajar intelektual adalah
bagian unfuk merenung, mencipta,
memecahkan masalah, dan membangun
makna.
3.
Metode Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui kemampuan pemodelan
mate,matis dan motivasi belajar pada
siswa yang belajar dengan pendekatan
SAVI. Kelas yang digunakan dalam
penelitian
ini
ada dua yaitu
eksperimen dan kelas
kelas
kontol.
Kelas
eksperimen adalah kelas yang diberikan
pembelajaran matematika
dengan
mengaj arkan berlangsung.
pembelajaran matematika
dengan
c. Belajar visual
pembelajaran biasa.
Belajar visual adalah belajar yang
melibatkan kemampuan penglihatan.
Pembelajaran visual yang baik yaitu jika
siswa dapat melihat contoh dari dunia
nyata, diagram, peta gagasm, ikon, dan
sebagainya ketika belajar, selain itu
belajar dengan cara visual dapat
mengembangkan kreativitas berpikir
(Hanasi, dkk.,20l3).
d. Belajar intelektual
Intelektual merupakan kemampu an
menggabungkan
berpikir dalam
informasi-inforrrasi yang didapat saat
@Kfrutra
pendekatan SAYI sedangkan kelas
kontrol adalah kelas yang diherikan
Desain yarlLg digunakan dalam
penelitian ini adalah kelompok kontrol
non-ekivalen yang merupakan bagian
dari kuasi eksperimen, dimana subjek
tidak dikelompokkan secara acak, tetapi
menerima keadaan subjek apa adanya
(Larry, 1988).
Desain penelitian seperti berikut:
EXO
SIGMAJoumal
ISSN: 1411-s166
No. 01, Volume VI, Juni 2014
Keterangan:
E
kelas eksperimen
kelas kontrol
K
pos respon
o
pembelajaran dengan
X
pendekatan SAVI
sampel tidak dikelompokan
secara acak
matematis siswa digunakan untuk
melihat sejauhmana kemampuan
pemodelan matematis siswa yang belajar
dengan pendekatan SAVI dibandingkan
dengan kemampuan pemodelan
melakukan studi doktunentasi pada kelas
matematis siswa yang belajar dengan
pembelajaran biasa. Data hasil angket
motivasi belajar digunakan untuk
melihat sejauhmana motivasi belajar
siswa yang belajar dengan pendekatan
SAVI dibandingkan dengan siswa yang
belajar dengan pembelajaran biasa.
eksperimen dan kelas kontrol. Tujuan
melakukan studi dokumentasi adalah
4.
Sebelurn memberikan perlalnrkan
pada kelas eksperimen, peneliti
untuk
mengetahui
kesamaan
kedua kelas
kemampuan siswa pada
tersebut. Kemudian kelas eksperimen
diberikan perlakuan dengan pendekatan
-SAVI
sementam kelas konfiol
menggunakan pembelajaran biasa yang
sedang diterapkan pada sekolah tersebut.
Setelah diberikan perlakuan, peneliti
memberikan pos respon berupa angket
motivasi belajar dan tes kemampuan
pemodelan matematis. Tujuan
pemberian pos respon adalah untuk
mengetahui respon siswa setelah
mendapatkan perlakuan. Kemudian
membandingkan respon siswa pada kelas
eksperimen dan pada kelas kontrol.
Penelitian ini dilaksanakan pada
salah satu SMP Negeri di Lembang.
Populasi penelitian ini adalah seluruh
siswa pada salah satu SMP Negeri di
Lembang tahun pelajaran 2014/2015.
Populasi terjangkau dalam penelitian ini
adalah seluruh siswa kelas VIII. Diambil
sampel sebanyak dua kelas yang dipilih
dengan menggunakan teknik purposive
sampling yaitu teknik pengambilan
sampel berdasarkan pertimbangan
tertentu (Sugiyono, 2013) sebagai kelas
eksperimen dan kelas kontrol.
lnstrumen yang digunakan pada
penelitian ini yaitu tes kemarnpuan
pemodelan matematis sedangkan
instrumen non tes digunakan untuk
mengukur motivasi belajar siswa. Data
hasil tes kemampuan pemodelan
Hasil dan Pembahasan
Di awal penelitian, peneliti
melakukan studi dokumentasi terhadap
kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Studi dokumentasi dilakukan trntuk
mengetahui apakah kelas eksperimen
dan kelas konffol memiliki kemampuan
matematika yang silrna. Data yang
digunakan untuk melihat kemampuan
matematika siswa adalah nilai UTS
matematika semester 2. Penggunaan
nilai UTS sebagai dasar penilaian
kemampuan matematika siswa karena
semua materi matematika yang telah
dipelajari di semester 2 diujikan,
sehingga dengan menggunakan nilai
UTS tersebut tergambar kemampuan
maternatika siswa. Jenis soal pada
instrumen UTS merupakan jenis soal
yang mengukur kemampuan pemahaman
siswa.
Hal ini tidak terkait
dengan
kemampuan pemodelan matematis siswa
karena memang siswa belum diajarkan
tentang soal-soal
mengukur
kemampuan pemodelan matematis
siswa, sehingga peneliti merasa cukup
yurg
melihat kemampuan matematika siswa
dari penilaian yang dilalekan oleh grru
di sekolah,
Unhrk melihat apakah perbedaan
tersebut signifikan atau tidak, maka
dilakukan analisis statistik, yaitu
menganalisis uji perbedaan dua rataan
nilai UTS matematika siswa. Sebelum
melakukan analisis uji perbedaan dua
@Kfiasna
25
26
SIGMA Journal
No. 02, Volunne
penelitian dengan
rataan, terlebih dahulu .dilakukan
uji prasyarat analisis yaitu uji norrralitas
dan uji homogenitas.
Hasil perhitungan uji kesamaan
dua rataan diperoleh nilai Sig 0,05?
lebih dari g sebesar 0,05 oleh sebab itu
dapat disimpulkan bahwa terdapat
kesamaan yang signrfikan antara kelas
eksperimen dan kelas konffol. Setelah
mengetahui bahwa kedua kelas memiliki
kemampuan matematika yang sama,
kemudian peneliti
ISSN: 14ll-5166
VIII, Desember2016
memberikan
pe,nrbelajaran matematika
dengan
pendekatan SAVI pada kelas eksperimen
dan memberikan
pembelajaran
matematika dengan pembelajaran biasa
pada kelas kontrol rmhrk mengetahui
kemampuan pemodelan matematis pada
kedua kelas tersebut.
mengadakan
abel1,. StatistikDeskrintif Data Pos Tes Kemamouan Pemodelan Ma tematis
Pendekatan SAVI
Pembelaiaran Biasa
Nilai
N X-io X*.t"
SD
N X*i, X*rr"
SD
;
i
Pos
tes
38
55,00
95,00
69,37
9,674
4A
Skor Maksimum Ideai
44,00
:
90,00
63,78
I 1,178
100
Analisis hasil pos tes kemampuan
pemodelan matematis dilakukan dengan
menunjult
No. 02, Volume VItrI, Desember 2016
SIGMA Jourmal
ffi
STGMA
The Journal of Educations, Mathematics, Science, and Technology
Departmen of foIathematics Education
The School of Teaeher Training and Education
foIuhammadiyah Prof. DR. HAfoIHA Universit-v
20I 6
ISSN: 1411-5166
No. 02, Volume YIII, Desember 2016
SIGMA Journal
,' ,
PENGURUS
'DAFTAR,ISI
Sigid Edy Purwanto
Ketua Program Studi
Pendidikan Matematika FKIP
'
,..,r..;-,,,,.;,i,r:.,:r:,,,,,r,,I{dEt,,f!ili.Hd*.d*!
UHAMKA
Kazuhiko Ohnuma (Chiba University)
Akhiruddin Maddu (IPB)
Johanes Dewanto (UPH)
R.Y. Perry Burhan (ITS)
Ary Syahriar (BPPT)
.Hamdani Zain (IJI)
Turmudi (IIPD
Nurdin (UNM
,r
PengembanganNlodulPembelajaran l-9
Benbasis Intuisi Untuk Meningkatkan
Hasil Belajar Stoyl.diIMAN fsrug",
Penanggungiawab:
Mitra Bestari:
,-
ih t',."'t,',
r'l '' i
'
....,,Eksperiine[ ModulPemhelajarau',
Utsewet,'f*a- WA*x .Pat :'sliare
10-20
QPS) Ditinjau dari Self Regulated
,:,,,..
,,s4dtfiatcfi.,QSna$.. s
tr,!-28
',' :'-,',tt
F.ou-gaml P-eaflskatan Somatitr'"
,,
',{uditotyi,Yisua['lntollectual(SAYI]', .'.'','
,
pada Pem belajaran lVlatematika
terhadap Kemampta4 Pemodelan
Matematis dan Motivasi Belajar Siswa
Pemimpin Redaksi:
,,,' 1'
Wahidin
-, .::,'',,',1 .',,,..:: -',, i#;*of#.,,,'r.'i,.,
"a
..i
I)ewan Redaksi:
Slamet
Budhi Akbar
Harr)'Ramza
Imas Ratna Ermawati
..:
Pembelajarau' KolaboratifBerhantuan 29-33
Cabri 3d untuk Mengurangi Kecemasan
,i
.,
,.
,Muntazhiwh
.'..
'l '..
,
Kesekretariatan:
Samsul
Modell'ttfllff Campuratr pada lnteraksi
Genorin_"*uno#;,l##x
Maarif
34-43
Edi Supriadi
Alamat Redaksi:
Ruang Workshop Matematika
Jl. Tanah Merdeka Kp. Rambutan,
Ciracas, Ps. Rebo Jakarta Timur 13830
Te1p.081381353591
Website: www. uhamka. ac. id
Email : headymatic@yahoo. com
'
Jurnal Semesteran
Terbit setiap Juni dan Desember
Kreativitas Guru dalam Pembelajaran
'
'
44151
!{atematikaBerdasarkanKurrikulum.,, I,.
firghut Satuan Pendidikan (ffSpldi, '
:,.
Up*ya Meninglet*n Pemahaman Siswa, , '5Q.82.
, ,,'Kela$ X pada lIl*teri,Ikatan Kimia
n menggunaken
",
.!,fl
w* om,,'..
Syarif Faisal
ISSN: 1411-5166
No.02, Volume VIII, Desember2016
SIGMA Joumal
Pengaruh Pendekatan Somatic, Auditory, Yisual, Intellectual (SAVI)
pada Pembelajaran Matematika terhadap Kemampuan Pemodelan
Matematis dan Motivasi Belajar Siswa SMP
Hikmatul Khusna
Program Studi Pendidikan Matematika FKIP UHAMKA
hilonanrlhusna@ Fnail. com
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan pemodelan matematis dan
motivasi belajar pada siswa yang memperoleh pembelajaran matematika dengan
pendekatan SAVL Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen dengan
desain kelompok non ekuivalen sertia pengambilan sampel menggunakan teknik
purposif. Popplasi penelitian ini adalah seturutr siswa pada salah satu Sekolah
Menengah Pertama (SN,IP) di Lembang dengan sampel penelitian siswa kelas VIII
-sebanyak dua kelas. Instrumen yaag digunakan adalah tes kemampuan pemodelan
matematis dan angket motivasi belajar. Perhitungan statistik menggunakan program
SPSS 20 for windows. Hasil penelitian menur{ukkan bahwa: (1) Kemampuan
pemodelan matematis siswa yang memperoleh pembelajaran matematika dengan
pendekatan SAVI lebih baik dari pada siswa yang memperoleh pembelajaran biasa,
(2) Motivasi belajar siswa yang memperoleh pembelajaran matematika dengan
pendekatan SAVI lebih baik dari pada motivasi belajar siswa yang memperoleh
pembelajaran biasa.
Katakunci: Pendekatan SAVI, Kemampuau Pemodelan Matematis, Motivasi Belajar
1.
Pendahuluan
Kemampuan pemodelan matematis
merupakan kemampuan yang penting
untuk dimiliki oleh siswa. Kemampuan
pemodelan matematis merupakan
kemampuan siswa dalam mengubah
masalah nyatfl ke bentuk model
matematika. Hal ini sangat diperlukan
dalarn menyelesaikan pemecahan
masalah matematis.
Selain itu, pada tujuan
pembelajaran matematika di sekolah
berdasarkan Pennendiknas Nomor 20
Tahun 2006 tentang Standar Isi, terdapat
beberapa kenrampuan yang diharapkan
muncul setelah proses pembelajaran
matematika. Salah satu kemampuan
yang diharapkan muncul
adalah
kemampuan menggunakan matematika
dalam kehidupan. Kemampuan tersebut
diartikan sebagai
kemampuan
mengaplikasikan matematika dalam
dunia ryata atau
matematika
untuk
menggunakan
menyelesaikan
masalah dalam dunia nyata dengan
menggunakan penyelesaian matematika
melalui model matematika.
Pembuatan model matematika
merupakan proses penyederhanaan dari
masalah dalam memecahkan persoalan
yang dihadapi siswa. Model
dapat
dikatakan sebagai contoh atau garnbaran
sebagai representasi dari suatu masalah.
Masalah akan terlihat lebih sederhana
apabila ditampilkan dalam bentuk model
matematika. Dengan
menggunakan
model matematika dalam menyelesaikan
masalah, konsep siswa tentang masalah
matematika dan masalah nyata tidak lagi
terpisah-pisah. Karena dengan memiliki
@Kfruma
22
SIGMA Jouma]
ISSN: 14ll-5166
No. 02, Volume VIII, Desember20l6
kemarnpuan pemodelan matematis yang
baik, siswa marnpu menjembatani antara
masalah nyata dan masalah matematis,
kemudian
menemukan
pemecahan masalah dalam matematis
setelah
siswa
mentransformasi pemecahan
tersebut menjqdi pemecahan masalah
nyata.
Menggunakan masalah
dalam
dunia nyata untuk diselesaikan dengan
menggunakan
model
matematika
merupakan salatr satu cara yang efektif
untuk meningkatkan minat siswa dalam
matematika. Dengan
menggunakan masalah nyata dalam
belajar
sehari-hari diharapkan siswa dapat
memasukan matematika dalam
kehidupan mereka sehingga
memunculkan motivasi belajar
matematika.
Motivasi adalah bagian
sangat
yang
pmting dalam belajar. Motivasi
belajar merupakan dorongan seseorang
dalam belajar. Ebutt
&
Strakker
mengemukakan
potensi siswa dapat
bahwa
berkembang
mempelajari
(Depdiknas,
agr
2006)
dan
matematika secara optimal, asumsi
tentang karakteristik subjek didik
diberikan antara lain: 1) siswa akan
mempelajari matematika jika
mempunyai motivasi;
2)
siswa
mempelajari dengan caranya sendiri; 3)
siswa mempelajari matematika baik
secara mandiri maupun melalui
kerj asama dengan temannya
Salah satu pembelajman yang
dapat mengembangkan potensi siswa
dan mempelajari matematika
secara
optimal dengan melibatkan gaya belajar
adalah pembelajar dengan pendekatan
SAVL Pembelajaran dengan pendekatan
SAVI merupakan pembelajaran yang
melibatkan gaya belajar yang dimiliki
siswa. SAVI merupakan akronim dari
somatic, auditory, visual, intellectual.
Pendekatan SAVI mengutamakan
keaktifan siswa dalam kegiatan fisik
@Kfrutna
maupun intelektual dalam
proses
pe,mbelajaran.
Kegiatan pembelajaran
dengan
pendekatan SAVI pada penelitian ini
yaitu: belajar somatik adalah belajar
dengan melibatkan gerak tubuh,
pembelajaran yang aktif dapat
memfasilitasi siswa dalam belajar
somatik karena belajar
aktif
mernbebaskan siswa bergerak dalam
konteks belajar. Belajar auditori adalah
belajar dengan melibatkan indera
pendengaran, siswa melakukan diskusi
kelompok dan mendengarkan hasil
diskusi dari kelompok lain. Belajar
visual adalah belajar dengan melibatkan
indera pengelihatan, siswa melakukan
pemodelan matematika melalui gambarganrbar dan membuat peta konsep pada
akhir pembelajaran untuk memudahkan
siswa mengkonstruksi ilmu yang telah
didapat. Belajar intelektual
adalah
belajar dengan cara menyelesaikan soalsoal pemodelan matematis.
Dengan memperhatikan beberapa
hal tersebut di atas, maka penulis
melakukan penelitian dengan judul:
Pengaruh Pendekatan
Somatic,
Auditory, Visual, Intellectual (SAVI)
pada Pembelajaran Matematika terhadap
Kemampuan Pemodelan Matematis dan
Motivasi Belajar Siswa SMP
2.
Kajian Teori
2.1 Kemompuan Pemodelan Matematis
Model matematis merupakan
bagran yang penting dalam matematika.
Model
matematis berperan untuk
menjembatani maternatika yang bersifat
riil menjadi matematika y^ng bersifat
absnak atau
dari bentuk
informal
matematika menjadi bentuk formal
matematika.
Memrut Zarlts (Nainggolan, 2009)
model adalah representasi dari suatu
objek, benda, atau ide-ide dalam bentuk
lain dari entitasnya. Model yang
dibentuk dari suatu benda maupun
sistem mengandung informasi yang
ISSN: 14ll-5166
No. 01, Volume VI, Juni 2014
dipandang penting untuk ditelaah.
Sedangkan pemodelan matematis
menurut Parlaungan (2008) pemodelan
matematis merupakan penerjemahan
masalah nyata yang telah diidentifikasi
ke dalam lambang atau bahasa
matematika, proses pemodelan dapat
dite{emahkan
masalah dunia
dari
riil
fenomena atau
menjadi masalah
matematika. Penggunaan gambar, grafik,
skema, diagram, ataupun simbol dapat
digunakan sebagai model dalam
penyelesaian matematika.
Kemampuan pemodelan matematis
menurut Blum dan Kaiser (Supriadi,
24ru) meliputi (a) structuring, (b)
mathematizatisn, (c) solving, (d)
interpreting, (e) validating. Pada tahap
structuring, siswa melakukan identifikasi
terhadap masalah nyata yang dihadapi.
Kemudian pada tahap mathematization,
siswa mengubah masalah ryata yang
telah di identifikasi ke dalam bentuk
matematika. Selanjufirya pala tahap
solving, siswa melakukan penyelesaian
masalah matematika dengan c*rra
matematika. Setelah mendapatkan solusi
dari masalah, tahap selanjutnya adalah
interpretting yaitu mengubah solusi
matematika yang diperoleh menjadi
solusi dalam masalah nyata. Tahap
terakhir adalah validating, yaitu tahap
mengecek ulang jawaban yang telah
ditemukan oleh siswa.
2.2 Motivasi Belajar
Motivasi merupakan ntatu
dorongan baik dari dalam diri maupun
dari luar diri seseorang untuk melalarkan
sesuatu. Menurut Uno (2012) motivasi
merupakan suatu dorongan yang timbul
oleh adanya rangsangar dari dalam
maupun dari luar sehingga seseorang
berkeinginan
untuk
mengadakan
perubahan tingkah laku/aktivitas tertentu
lebih baik dari keadaan sebelumnya.
Suprijono (2011) mengemukakan
beberapa flrngsi dari motivasi belajar
yaitu (l) mendorong siswa untuk
berbuat. Motivasi pendorong atau motor
SIGMA
Joumal
dari setiap kegiaan belajar; (2)
menentukan arah kegiatan pembelajaran
yakni ke arah tujuan belajar yang hendak
dicapai. Motivasi belajar memberikan
arah dan kegiatan yang harus dikedakan
sesuai dengan rumusan tujuan
pembelajaran; (3) meayeleksi kegiatan
pembelajaran,
menenhrkan
yalari
kegiatan-kegqatan apa yang harus
dikerjakan yang sesuai guna mencapai
tujuan pembelajaran dengan menyeleksi
kegiatan-kegatan yang tidak mentrnjang
bagr pencapaian tujuan tersebut.
lndikator motivasi menurut Uno
(2012) yaitu (1) adanya hasrat dan
keinginan berhasil; (2) Adanya dorongan
dan kebutuhan dalam belajar; (3)
Adanya harapan dan cita-cita masa
depan; (4) Adanya penghargaan dalam
belajar; (5) Adanya kegiatan yang
menarik dalam belajar; (6) Adanya
lingkungan belajar yang kondusif
sehingga memungkinkan seorang siswa
dapat belajar dengan baik.
2.3
Pendelatan SAVI
Pendekatan
SAVI
merupakan
memadukan
antara gerak, aktivitas belajar, dan panca
indra agar dapat memberikan pengaruh
pembelajaran
aktif yang
yang besar dalam pembelajaran.
Penelitian Magnesen (DePorter, 2010)
dari Universitas Texas tentang belajar
menyatakan bahwa kita belajar l0% dar1,
apayafrg kita baca, 20o/o dad. apa yang
kita dengar,3|yodari apa yang kita lihat,
50% dafi apayangkita lihat dan dengar,
70% dari apa yang kita katakan, dar
90o/o dan apa yarg kita katakan dan
lakukan. Kegiatan mengatakan dan
melakukan memuat unsur auditori,
somatik, dan visual. Hal ini menunjukan
bahwa lebih banyak kegiatan dalam
belajar yang dilalarkan siswa maka akan
lebih banyak juga pengetahuan yang
didapatkan oleh siswa.
Keempat komponen dalam SAVI
visual,
intelektual. Meier (2000) menjelaskan
somatik yaitu belajar dengan gerak dan
yaitu somatik, auditori,
AKfrilsnl
23
24
SIGMA Joumal
ISSN: L4lL-5166
No. 02, Volume VIII, Desember2016
melakukan, auditori yaitu belajar dengan
belajar. Siswa mengumpulkan
berbicara dan mendengar, visual yaitu
menganalisis informasi serta membuat
belajar dengan pergamatan dan
dan intelektual yaitu
menggambar,
dan
konsep atas materi dan siswa
meirdapatkan kepuasan dengan
belajar dengan pemecahan masalah dan
merefleksi.
Kegiatan pembelajaran pada pendekatan
SAVI adalah sebagai berikut:
a. Belajar somatik
Belajar somatik merupakan belajar
memnikirkan secara mendalam masalah
dengan melibatkan indera peraba,
kinetis, serta praktis. Menggerakan
(minds-on), belajar haruslah dengan
dan isu serta menentukan tepat atau
tidaknya suatu penelitaan (Gichara,
2012). Menwut Suyatno (2009), dalam
belajar intelektual haruslah
menggunakan kemampuan berpikir
konsentrasi pikiran
melalui
berlatih
tubuh pada belajar somatik bukan berarti
menggunakannya
siswa menciptakan kegaduhan dalarn
kelas, tetapi siswa melalarkan aktivitas
fisik dalam konteks belajar. Menunrt
Meier (2000) menghalangi tubuh
(kegratan fisik siswa) di dalam proses
belajar, berarti juga menghalangi otak
(kegiatan intelektual siswa) dalam
belajar.
b. Belajar auditori
Belajar auditori merupakan belajar
menyelidiki,
mengidentifikasi,
menemukan, mencipta, mengonsruksi,
dengan mernanfaatkan
pendengaran
sebagai sumber inforrnasi. Dalam hal ini,
telinga terus menerus menangkap dan
menyimpan informasi auditori, bahkan
tanpa disadari (Hanasi, dkk., 2013).
Suyafrro (2009) menyatakan, belajar
auditori akan bermakna apabila melalui
mendengarkan, menyimak, berbicara,
presentasi, argumentasi, mengemukakan
pendapat, dan menanggapi, diterapkan
oleh guru pada saat proses belajar
bernalar,
memecahakan masalah,
menerapkan. Meier
dan
(2000)
menambahkan belajar intelektual adalah
bagian unfuk merenung, mencipta,
memecahkan masalah, dan membangun
makna.
3.
Metode Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui kemampuan pemodelan
mate,matis dan motivasi belajar pada
siswa yang belajar dengan pendekatan
SAVI. Kelas yang digunakan dalam
penelitian
ini
ada dua yaitu
eksperimen dan kelas
kelas
kontol.
Kelas
eksperimen adalah kelas yang diberikan
pembelajaran matematika
dengan
mengaj arkan berlangsung.
pembelajaran matematika
dengan
c. Belajar visual
pembelajaran biasa.
Belajar visual adalah belajar yang
melibatkan kemampuan penglihatan.
Pembelajaran visual yang baik yaitu jika
siswa dapat melihat contoh dari dunia
nyata, diagram, peta gagasm, ikon, dan
sebagainya ketika belajar, selain itu
belajar dengan cara visual dapat
mengembangkan kreativitas berpikir
(Hanasi, dkk.,20l3).
d. Belajar intelektual
Intelektual merupakan kemampu an
menggabungkan
berpikir dalam
informasi-inforrrasi yang didapat saat
@Kfrutra
pendekatan SAYI sedangkan kelas
kontrol adalah kelas yang diherikan
Desain yarlLg digunakan dalam
penelitian ini adalah kelompok kontrol
non-ekivalen yang merupakan bagian
dari kuasi eksperimen, dimana subjek
tidak dikelompokkan secara acak, tetapi
menerima keadaan subjek apa adanya
(Larry, 1988).
Desain penelitian seperti berikut:
EXO
SIGMAJoumal
ISSN: 1411-s166
No. 01, Volume VI, Juni 2014
Keterangan:
E
kelas eksperimen
kelas kontrol
K
pos respon
o
pembelajaran dengan
X
pendekatan SAVI
sampel tidak dikelompokan
secara acak
matematis siswa digunakan untuk
melihat sejauhmana kemampuan
pemodelan matematis siswa yang belajar
dengan pendekatan SAVI dibandingkan
dengan kemampuan pemodelan
melakukan studi doktunentasi pada kelas
matematis siswa yang belajar dengan
pembelajaran biasa. Data hasil angket
motivasi belajar digunakan untuk
melihat sejauhmana motivasi belajar
siswa yang belajar dengan pendekatan
SAVI dibandingkan dengan siswa yang
belajar dengan pembelajaran biasa.
eksperimen dan kelas kontrol. Tujuan
melakukan studi dokumentasi adalah
4.
Sebelurn memberikan perlalnrkan
pada kelas eksperimen, peneliti
untuk
mengetahui
kesamaan
kedua kelas
kemampuan siswa pada
tersebut. Kemudian kelas eksperimen
diberikan perlakuan dengan pendekatan
-SAVI
sementam kelas konfiol
menggunakan pembelajaran biasa yang
sedang diterapkan pada sekolah tersebut.
Setelah diberikan perlakuan, peneliti
memberikan pos respon berupa angket
motivasi belajar dan tes kemampuan
pemodelan matematis. Tujuan
pemberian pos respon adalah untuk
mengetahui respon siswa setelah
mendapatkan perlakuan. Kemudian
membandingkan respon siswa pada kelas
eksperimen dan pada kelas kontrol.
Penelitian ini dilaksanakan pada
salah satu SMP Negeri di Lembang.
Populasi penelitian ini adalah seluruh
siswa pada salah satu SMP Negeri di
Lembang tahun pelajaran 2014/2015.
Populasi terjangkau dalam penelitian ini
adalah seluruh siswa kelas VIII. Diambil
sampel sebanyak dua kelas yang dipilih
dengan menggunakan teknik purposive
sampling yaitu teknik pengambilan
sampel berdasarkan pertimbangan
tertentu (Sugiyono, 2013) sebagai kelas
eksperimen dan kelas kontrol.
lnstrumen yang digunakan pada
penelitian ini yaitu tes kemarnpuan
pemodelan matematis sedangkan
instrumen non tes digunakan untuk
mengukur motivasi belajar siswa. Data
hasil tes kemampuan pemodelan
Hasil dan Pembahasan
Di awal penelitian, peneliti
melakukan studi dokumentasi terhadap
kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Studi dokumentasi dilakukan trntuk
mengetahui apakah kelas eksperimen
dan kelas konffol memiliki kemampuan
matematika yang silrna. Data yang
digunakan untuk melihat kemampuan
matematika siswa adalah nilai UTS
matematika semester 2. Penggunaan
nilai UTS sebagai dasar penilaian
kemampuan matematika siswa karena
semua materi matematika yang telah
dipelajari di semester 2 diujikan,
sehingga dengan menggunakan nilai
UTS tersebut tergambar kemampuan
maternatika siswa. Jenis soal pada
instrumen UTS merupakan jenis soal
yang mengukur kemampuan pemahaman
siswa.
Hal ini tidak terkait
dengan
kemampuan pemodelan matematis siswa
karena memang siswa belum diajarkan
tentang soal-soal
mengukur
kemampuan pemodelan matematis
siswa, sehingga peneliti merasa cukup
yurg
melihat kemampuan matematika siswa
dari penilaian yang dilalekan oleh grru
di sekolah,
Unhrk melihat apakah perbedaan
tersebut signifikan atau tidak, maka
dilakukan analisis statistik, yaitu
menganalisis uji perbedaan dua rataan
nilai UTS matematika siswa. Sebelum
melakukan analisis uji perbedaan dua
@Kfiasna
25
26
SIGMA Journal
No. 02, Volunne
penelitian dengan
rataan, terlebih dahulu .dilakukan
uji prasyarat analisis yaitu uji norrralitas
dan uji homogenitas.
Hasil perhitungan uji kesamaan
dua rataan diperoleh nilai Sig 0,05?
lebih dari g sebesar 0,05 oleh sebab itu
dapat disimpulkan bahwa terdapat
kesamaan yang signrfikan antara kelas
eksperimen dan kelas konffol. Setelah
mengetahui bahwa kedua kelas memiliki
kemampuan matematika yang sama,
kemudian peneliti
ISSN: 14ll-5166
VIII, Desember2016
memberikan
pe,nrbelajaran matematika
dengan
pendekatan SAVI pada kelas eksperimen
dan memberikan
pembelajaran
matematika dengan pembelajaran biasa
pada kelas kontrol rmhrk mengetahui
kemampuan pemodelan matematis pada
kedua kelas tersebut.
mengadakan
abel1,. StatistikDeskrintif Data Pos Tes Kemamouan Pemodelan Ma tematis
Pendekatan SAVI
Pembelaiaran Biasa
Nilai
N X-io X*.t"
SD
N X*i, X*rr"
SD
;
i
Pos
tes
38
55,00
95,00
69,37
9,674
4A
Skor Maksimum Ideai
44,00
:
90,00
63,78
I 1,178
100
Analisis hasil pos tes kemampuan
pemodelan matematis dilakukan dengan
menunjult