PENERAPAN PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP BE

PENERAPAN PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP BERBASIS PENDIDIKAN
KARAKTER DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA
Urip Tisngati
Pendidikan Matematika, STKIP PGRI Pacitan
ABSTRAK. Kaitannya dengan permasalahan manusia sehari-hari, salah satu
hal yang tidak bisa dihindari adalah ketergantungan manusia dengan alam dan
lingkungan. Alam menyediakan ruang bagi manusia untuk menjalankan
kehidupan, berinteraksi dengan sesama manusia untuk memenuhi segala
kebutuhan. Dengan adanya fakta bahwa waktu tidak bisa diputar balik, namun
manusia dan obyek lain senantiasa berkembang seperti kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi maka mengakibatkan keseimbangan alam
terganggu. Kondisi ini, secara langsung maupun tidak langsung diakibatkan
oleh pelaku kehidupan utama, yaitu manusia. Manusia secara kodrati
merupakan makhluk yang bernurani, memiliki akal budi untuk mencapai
kebahagiaannya. Namun, dengan kelebihan tersebut membuat manusia sering
menjalani kehidupan tidak memperhatikan norma dan etika yang semestinya
dilakukan. Hal ini banyak ditandai dengan maraknya perusakan alam dan
lingkungan. Fakta itulah yang menjadi kecemasan bagi manusia yang mau
berfikir bahwa masalah manusia dengan alam menjadi sesuatu yang harus
menjadi perhatian. Hal ini menjadi penting bagi dunia pendidikan untuk
memberikan solusi. Kajian konsep pendidikan berwawasan lingkungan sangat

penting untuk diimplementasikan sebagai konsep green education. Filosofi dan
konsep ini penting guna menyikapi banyaknya kerusakan alam, juga lemahnya
kesadaran peserta didik untuk menjaga dan memelihara lingkungan. Tidak
hanya dalam ranah konseptual, namun perlu kesadaran kolektif antara semua
pihak untuk membudayakan meaningful learning, belajar bersama alam.
Pendekatan pembelajaran berbasis lingkungan terintegrasi pendidikan karakter
akan mendekatkan pembelajar dan pebelajar dengan kekuasaan Tuhan.
Artinya, segenap penciptaan dan kejadian-kejadian yang ada menjadi obyek
kesadaran dan pembelajaran. Kondisi ini tepat sesuai dengan obyek yang
menjadi pembelajaran dalam penataan dan penyempurnaan Kurikulum 2013,
yaitu menekankan pada fenomena alam, sosial, seni, dan budaya. Terkait
dengan pembelajaran matematika, secara kontekstual fenomena lingkungan
hidup dan alam menjadi obyek pembelajaran yang nyata untuk dipelajari,
ditemukan solusi, dan dikembangkan dalam kehidupan berkarakter.
Kata Kunci: pendidikan lingkungan hidup, pendidikan karakter, matematika

1. PENDAHULUAN
Isu utama dalam pembelajaran matematika adalah siswa harus melihat makna dari apa
yang dipelajarinya sehingga siswa harus dapat memahami suatu konsep, prinsip, operasi,
dan proses. Ciri keabstrakan matematika beserta ciri lainnya yang tidak sederhana

664

Penerapan Pendidikan Lingkungan …

tersebut menyebabkan matematika tidak mudah untuk dipelajari dan akhirnya masih ada
kecenderungan siswa yang kurang tertarik terhadap matematika. Ini berarti perlu ada
jembatan untuk menghubungkan keilmuan matematika tetap terjaga, matematika dapat
lebih mudah dipahami, dan kemanfaatan dari mempelajari matematika dapat
dimaksimalkan guna membantu permasalahan kehidupan.
Hal tersebut dapat dicapai melalui beberapa hal, seperti pengembangan teori
pendidikan, implementasi pendidikan karakter, implementasi kurikulum integratif melalui
pendekatan tematik, kontekstual, realistik, scientific, problem solving, dan sebagainya.
Perkembangan teori dan praktik tentang ilmu pendidikan termasuk pembelajaran
matematika, senantiasa dipertimbangkan berdasarkan permasalahan-permasalahan yang
terjadi. Implementasi pendidikan karakter misalnya, menjadi harapan bangsa Indonesia
untuk terwujudnya manusia Indonesia yang cerdas, berkarakter yang ditandai dengan
keselarasan penguasaan pada bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik. Output peserta
didik pada setiap jenjang pendidikan diharapkan semakin mencerminkan karakter bangsa
yang berbudaya dan bermartabat sehingga dihormati bangsa lain. Hal ini tidak terlepas
dari banyaknya fakta di lapangan tentang kasus-kasus dismoralitas anak bangsa yang

dapat mengancam sendi-sendi kehidupan.
Terkait dengan pendidikan karakter, setiap guru disarankan untuk mengintegrasikan,
internalisasi nilai-nilai kemanusiaan dalam pembelajaran melalui model/strategi/ metode/
pendekatan pembelajaran yang kontekstual, realistik, dan bermakna. Khususnya pada
pembelajaran matematika, pendidikan karakter secara tidak langsung telah tercermin
melalui kemampuan berfikir logis, rasional, logis, kreatif sehingga peserta didik
diharapkan mengembangkan sikap disiplin, jujur, kreatif, adil, dan sebagainya. Terkait
pembelajaran bermakna, melalui pembelajaran matematika berbasis pendekatan
kontekstual dan realistik juga menjadi harapan tentang berkembangnya proses belajar
matematika yang menyenangkan, belajar memperdalam pengetahuan sesuai pengalaman
berdasarkan obyek yang sudah dikenali, dialami sesuai tingkat berfikir masing-masing.
Kaitannya dengan permasalahan manusia sehari-hari, salah satu hal yang tidak bisa
dihindari adalah ketergantungan manusia dengan alam dan lingkungan. Alam
menyediakan ruang bagi manusia untuk menjalankan kehidupan, berinteraksi dengan
sesama manusia untuk memenuhi segala kebutuhan. Dengan adanya fakta bahwa waktu
tidak bisa diputar balik, namun manusia dan obyek lain senantiasa berkembang seperti
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi maka mengakibatkan keseimbangan alam
terganggu. Kondisi ini, secara langsung maupun tidak langsung diakibatkan oleh pelaku
kehidupan utama, yaitu manusia.
Manusia secara kodrati merupakan makhluk yang bernurani, memiliki akal budi untuk

mencapai kebahagiaannya. Namun, dengan kelebihan tersebut membuat manusia sering
menjalani kehidupan tidak memperhatikan norma dan etika yang semestinya dilakukan.
Hal ini banyak ditandai dengan maraknya perusakan alam dan lingkungan, seperti dengan
pembangunan kota yang tidak memperhatikan keseimbangan ekosistem, pemanfaatan
sumber daya alam secara terus-menerus tanpa perbaruan, dan tindakan-tindakan lainnya
yang membuat lingkungan tidak lagi hijau.

Seminar Nasional Matematika 2014

665

Prosiding

Penerapan Pendidikan Lingkungan …

Fakta itulah yang menjadi kecemasan bagi manusia yang mau berfikir bahwa masalah
manusia dengan alam menjadi sesuatu yang harus menjadi perhatian. Hal ini menjadi
penting bagi dunia pendidikan untuk memberikan solusi.

2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Fungsi matematika
Sesuai dengan pendapat Sumardyono [1] secara umum matematika dapat
dideskripsikan antara lain sebagai : (1) alat (tool), artinya matematika juga sering
dipandang sebagai alat dalam mencari solusi berbagai masalah dalam kehidupan seharihari; (2) cara bernalar (the way of thinking), artinya matematika dapat pula dipandang
sebagai cara bernalar, memuat cara pembuktian yang sahih (valid), rumus-rumus atau
aturan yang umum, atau sifat penalaran matematika yang sistematis; (3) seni yang kreatif,
artinya penalaran yang logis dan efisien serta perbendaharaan ide-ide dan pola-pola yang
kreatif dan menakjubkan, maka matematika sering pula disebut sebagai seni, khususnya
merupakan seni berpikir yang kreatif.
Matematika berfungsi mengembangkan kemampuan komunikasi matematis dalam
bentuk gagasan melalui model matematika yang dapat berupa kalimat matematika dan
persamaan matematika, diagram, grafik atau tabel. Matematika juga berfungsi untuk
mengembangkan kemampuan menghitung, mengukur, menurunkan dan menggunakan
rumus matematika yang dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari melalui pengukuran dan
geometri, aljabar, peluang dan statistik, kalkulus dan trigonometri.
Penerapan ilmu matematika sebagai ilmu universal adalah mendasari perkembangan
teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan
daya pikir manusia. Perkembangan pesat pada bidang teknologi informasi dan
komunikasi dilandasi oleh perkembangan matematika pada bidang teori bilangan, aljabar,
analisis, teori peluang dan matematika diskrit. Dengan dasar pemahaman matematika

yang cukup, dalam artian memiliki logika berfikir yang baik, seseorang bisa menyikapi
berbagai fenomena dan permasalahan yang mereka hadapi dengan lebih baik. Bagaimana
manusia merespon sebuah permasalahan yang ditemui setiap hari dengan cepat dan baik,
mengambil keputusan secara logis, serta penentuan prioritas dari berbagai pilihan yang
ada hampir semuanya melibatkan kemampuan analisa dan logika matematika.
Berdasarkan pengertian tersebut, pembelajaran matematika berguna untuk
kepentingan hidup manusia dan segala interaksinya dengan lingkungan. Matematika
digunakan untuk mengembangkan pola pikir untuk mempelajari ilmu-ilmu lainnya
sehingga dapat memberikan kemanfaatan bagi dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara.
2.2. Manusia, Iptek, dan Lingkungan
Hidup manusia sebagai makhluk sosial tidak terlepas dari lingkungan masyarakat dan
alam. Artinya, tindakan manusia terkait dengan norma-norma yang berlaku. Sehingga,
manusia harus menciptakan keseimbangan, keserasian, keselarasan antara sesama
manusia, dan antara manusia dengan lingkungan. Secara logis jika manusia tidak mampu
bertanggung jawab dengan kewajibannya maka manusia harus siap menanggung beban

Seminar Nasional Matematika 2014

666


Prosiding

Penerapan Pendidikan Lingkungan …

dan akibatnya. Beberapa tanggung jawab yang yang harus dilakukan manusia, menurut
Sudibyo adalah membina dan melestarikan lingkungan hidup yang baik, teratur, sehat.
Artinya, manusia diharapkan dapat memecahkan masalah lingkungan hidup, misalnya
mengatasi permasalahan tentang sampah, saluran pembuangan air, binatang, hutan,
sungai, dan sebagainya.
Setiadi [2], mengartikan lingkungan sebagai suatu media di mana makhluk hidup
tinggal, mencari penghidupan, dan memiliki karakter serta fungsi yang khas yang mana
terkait secara timbal balik dengan keberadaan makhluk hidup yang menempatinya,
terutama manusia yang memiliki peranan lebih kompleks dan riil.
Lebih lanjut dikatakan Setiadi, bahwa manusia hidup dalam sebuah ekosistem
meliputi komponen biotik dan abiotik. Komponen biotik yang dapat mempengaruhi
kehidupan manusia antara lain: (1) tanah, (2) udara, (3) air, (4) cahaya, (5) suhu, (6)
produsen, (7) konsumen, (8) pengurai. Sedangkan di dalam lingkungan terdapat (1) rantai
makanan, (2) habitat, (3) populasi, (4) komunitas, dan (5) biosfer.
Untuk menjaga kelangsungan hidupnya, manusia beradaptasi dengan alam

lingkungan. Bahkan, manusia lambat laun mengubah komunitas biologis tempat manusia
hidup. Perubahan alam lingkungan akhirnya berdampak kepada manusia, baik positif
maupun negatif. Kondisi tersebut dipicu oleh usaha manusia untuk memenuhi
keinginannya dengan memanfaatkan sumber daya alam, seperti tanah, hutan, air, flora,
fauna, bahan galian, dan sebagainya. Dan dampak dari perbuatan manusia adalah
permasalahan-permasalahan yang timbul, seperti: (1) masalah erosi dan banjir, (2)
pencemaran tanah, air, udara, suara, (3) perusakan hutan, (4) perubahan iklim sehingga
merubah beberapa siklus aktivitas alam, (5) krisis energi, (6) krisis pangan, (7) krisis air
bersih, (8) krisis udara bersih, dan sebagainya.
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi juga mengakibatkan dampak bagi
kehidupan. Permasalahan yang timbul misalnya: (1) nuklir, mengakibatkan efek radiasi
yang dapat merusak sel tubuh, (2) polutan, seperti limbah industri, kebocoran gas,
pencemaran udara, polusi udara, polusi suara, dan lain-lain, (3) efek rumah kaca yang
dapat mengubah suhu udara/ pemanasan global.
Dapat dikatakan bahwa, manusia dapat menciptakan kemajuan sekaligus mampu
merusak dan menghancurkan bagi diri manusia dan terhadap alam lingkungan. Meskipun
manusia lahir sebagai makhluk berakal , berbudaya, namun dengan perkembangan iptek
maka manusia dapat berubah menjadi manusia yang tidak berkarakter hanya demi
memenuhi kepentingannya.
2.3. Pendidikan Karakter

Pendidikan karakter secara historis sudah diterapkan oleh pendidik Indonesia guna
pembentukan kepribadian dan identitas bangsa. Tokoh-tokoh nasional, seperti Ki Hadjar
Dewantara, R.A. Kartini, Soekarno-Hatta, Cut Nya Dien, dan lain-lain telah mewujudkan
nilai-nilai patriotisme, keadilan, demokrasi, kemanusiaan, kerja keras, dan karakter
lainnya untuk kepentingan negara.
Pendidikan bisa dikatakan berkarakter apabila melibatkan berbagai macam komposisi
nilai (nilai agama, nilai moral, nilai-nilai umum, dan nilai-nilai kewarganegaraan),
Sudibyo, dkk [3]. Nilai-nilai karakter yang dikembangkan antara lain:

Seminar Nasional Matematika 2014

667

Prosiding

Penerapan Pendidikan Lingkungan …

Pertama, nilai keutamaan: seperti mengutamakan kepentingan bersama, gotong
royong, bersedekah, menolong orang yang membutuhkan, dan lain-lain.
Kedua, nilai keindahan:seperti rasa seni, rasa religiositas yang tinggi.

Kedua, nilai adil: seperti giat bekerja, sehingga membutuhkan kesabaran, ketekunan
Ketiga, nilai cinta tanah air, patriotisme, mencintai budaya dan produk Indonesia,
membela kedaulatan bangsa, menjaga dan melindungi bumi, lingkungan.
Keempat, nilai moral: terwujud dalam bentuk pribadi dan etika yang baik.
Kelima, nilai kemanusiaan: berupa sikap toleransi terhadap perbedaan agama, kultur/
adat
Lebih lanjut dikatakan Sudibyo, pendidikan karakter dalam bidang pendidikan
terwujud dalam bentuk internalisasi melalui kegiatan:
Membelajarkan, yaitu memberikan nilai-nilai karakter secara teoritis tentang konsepkonsep nilai tertentu.
Keteladanan, yaitu adanya konsistensi pemberian nilai teoritis oleh pendidik dengan
sikap sehari-hari.
Praksis Prioritas, yaitu dilaksanakannya prioritas nilai pendidikan karakter dalam
lingkup kelembagaan.
Refleksi, yaitu adanya melihat keberhasilan dan hambatan dari praktik pendidikan
karakter dan selanjutnya di evaluasi
2.4. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang dan tinjauan teoritis yang diuraikan, rumusan dari
penulisan makalah ini adalah:
1. Bagaimanakah konsep pendidikan lingkungan hidup dan pendidikan karakter?
Bagaimanakah implementasi pendidikan lingkungan hidup berbasis pendidikan

karakter dalam pembelajaran matematika?
3. PEMBAHASAN
3.1. Konsep pendidikan lingkungan hidup dan pendidikan karakter
Berdasarkan perspektif lingkungan hidup, isu yang yang berkembang adalah tekanan
krisis yang membahayakan kelangsungan hidup manusia, seperti ancaman terhadap
kejernihan udara dan sumber air, krisis penyediaan bahan pangan papan, dan krisis
energi. Pertambahan penduduk, peningkatan kemajuan teknologi, peningkatan
pemanfaatan sumber alam memberi bayangan suram bagi kelangsungan hidup manusia.
Selanjutnya, dalam perspektif ekonomi dan politik, lahirlah konsep “applied ecology”
dan „human ecology‟, Zen [4]. Apllied ecology terkait dengan kegiatan manusia dalam
hal pengurusan dan pengelolaan sumber-sumber kekayaan manusia pada bidang
pertanian, kehutanan, perikanan, sumber hayati laut, sumber air tawar, maupun terkait
pencemaran lingkungan. Human ecology menelaah pengaruh timbal balik antara kegiatan
manusia serta masyarakat manusia dengan lingkungan hidupnya.
Seiring perkembangan pola hidup manusia, bagaimanakah sikap manusia mencermati
permasalahan yang terjadi berupa krisis yang membahayakan lingkungan hidup? Dalam
hal ini, manusia sebagai salah satu faktor penyebab secara langsung maupun tidak
Seminar Nasional Matematika 2014

668

Prosiding

Penerapan Pendidikan Lingkungan …

langsung merespon berdasarkan skema persepsi. Menurut Zen, setelah manusia
menginderakan objek di lingkungannya, ia memproses hasil penginderaannya itu dan
timbullah makna tentang objek itu pada diri manusia, selanjutnya menimbulkan reaksi
sesuai dengan asas busur refleks. Pengaruh kebudayaan, termasuk kebiasaan hidup dapat
muncul pada gejala perbedaan persepsi dalam hubungan manusia dengan lingkungan,
seperti halnya pengaruh usia, jenis kelamin, tempat tinggal, suku bangsa, dan lain-lain.
Selain erat hubungannya dengan persepsi dan sikap manusia terhadap lingkungannya,
yang perlu mendapat perhatian lainnya adalah bagaimana manusia menilai keindahan
lingkungan atau estetika lingkungan. Menurut Berlyne, seperti yang dikutip oleh Zen,
faktor-faktor yang menjadi pertimbangan manusia dalam menilai keindahan adalah : (1)
kompleksitas, yaitu berapa ragam komponen yang membentuk suatu lingkungan, (2)
keunikan, yaitu seberapa jauh lingkungan itu mengandung komponen-komponen yang
unik, yang baru atau belum terlihat sebelumnya., (3) ketidaksenadaan, yaitu seberapa
jauh suatu obyek tidak cocok pada konteks lingkungan pada umumnya, dan (4) kejutan,
yaitu seberapa jauh kenyataan yang ada tidak sesuai dengan harapan.
Lebih lanjut dikatakan bahwa, estetika lingkungan juga dipengaruhi oleh preferensi
atau kesukaan, yaitu (1) keteraturan, (2) tekstur, (3) keakraban dengan lingkungan, (4)
keluasan ruang pandang, (5) kemajemukan rangsang, dan (6) misteri atau kerahasiaan
yang tersembunyi.
Pemahaman hubungan manusia dengan lingkungan perlu mencakup proses
perencanaan dan pengaturan lingkungan agar harmonis. Menurut Hanurawan [5], variasi
perilaku manusia terhadap upaya tersebut bergantung pada kebutuhan dan preferensi
manusia terhadap lingkungan, juga variasi tingkat kendala. Pada perencanaan terhadap
lingkungan, terdapat kemungkinan timbul masalah psikologis, filosofis, ekonomis, sosial,
dan politik. Permasalahan yang mungkin timbul antara lain, adanya variasi minat dan
gaya hidup manusia dalam hal kebutuhan sehari-hari, kesehatan, hiburan, dan lain-lain.
Berdasarkan teori persepsi terhadap lingkungan tersebut, yang perlu menjadi perhatian
selanjutnya adalah persepsi manusia terhadap bencana lingkungan. Terjadinya bencana
lingkungan memang tidak selalu menjadi batas-batas kendali perilaku manusia secara
langsung. Sifat terjadinya bencana lingkungan ada yang unpredictable. Dengan demikian
perlu kesiapan manusia dalam menghadapi bencana tersebut. Artinya, secara mental dan
fisik manusia perlu menyikapi dengan sikap positif terhadap pelestarian lingkungan dan
sikap kewaspadaan. Tujuan tersebut bisa dicapai melalui jalur pendidikan, baik formal
maupun non formal.
Kajian konsep pendidikan berwawasan lingkungan sangat penting untuk
diimplementasikan. Muslich [6], menyebutkan dalam bukunya sebagai konsep green
education. Filosofi dan konsep ini penting guna menyikapi banyaknya kerusakan alam,
juga lemahnya kesadaran peserta didik untuk menjaga dan memelihara lingkungan. Tidak
hanya dalam ranah konseptual, namun perlu kesadaran kolektif antara semua pihak untuk
membudayakan meaningful learning, belajar bersama alam. Pendekatan pembelajaran
berbasis lingkungan akan mendekatkan pembelajar dan pebelajar dengan kekuasaan
Tuhan. Artinya, segenap penciptaan dan kejadian-kejadian yang ada menjadi obyek
kesadaran dan pembelajaran.

Seminar Nasional Matematika 2014

669

Prosiding

Penerapan Pendidikan Lingkungan …

Lebih lanjut dikatakan Muslich, bahwa wujud sekolah dengan konsep lingkungan
hidup tercermin dari beberapa hal, di antaranya: (1) sekolah memiliki kurikulum yang
berwawasan lingkungan, (2) sekolah mempunyai rancang bangun, dan penggunaan
bahan/pemeliharaan sarana serta prasarana berdasarkan prinsip-prinsip ramah lingkungan,
(3) sekolah memiliki manajemen yang efektif dan efisien, dan warga sekolah memiliki
kepedulian lingkungan sebagai manifestasi rasa syukur kepada Tuhan. Harapannya secara
umum adalah terciptanya knowledge society. Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH)
diharapkan melahirkan peserta didik yang memiliki karakter sidiq, istiqamah, fatanah,
amanah, dan tablig. Tujuan ini dapat tercapai melalui implementasi pendidikan karakter
yang terintegrasi dalam materi dan skenario pembelajaran pada setiap tingkatan dan mata
pelajaran, seperti halnya pada pembelajaran matematika.
Secara psikologis, seperti yang dikutip oleh Hafid, dkk [7] karakter individu dimaknai
sebagai keterpaduan empat bagian, yaitu : (1) olah hati, berkenaan dengan perasaan sikap
dan keyakinan atau keimanan, (2) olah pikir, berkenaan dengan proses nalar guna
mencari dan menggunakan pengetahuan secara kritis, kreatif, dan inovatif, (3) olah raga,
berkenaan dengan proses persepsi, kesiapan, peniruan, manipulasi, dan penciptaan
aktivitas baru disertai sportivitas, (4) olah rasa dan karsa, berkenaan dengan kemauan
dan kreativitas yang tercermin dalam sikap kepedulian, pencitraan, dan penciptaan
kebaruan.
Berdasarkan daftar nilai yang dikembangkan dalam pendidikan karakter, karakter
yang dapat diimplementasikan dengan pendidikan berwawasan lingkungan antara lain:
(1) Religius, merupakan sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama
yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan
pemeluk agama lain; (2) cinta tanah air, merupakan cara berfikir, bersikap, dan berbuat
yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bangsa,
lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa; (3) peduli lingkungan,
merupakan sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan lingkungan
alam sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam
yang sudah terjadi; (4) tanggung jawab, merupakan sikap dan perilaku seseorang untuk
melaksanakan tugas dan kewajiban yang seharusnya dia lakukan terhadap diri sendiri,
masyarakat dan lingkungan (alam sosial budaya), negara, dan Tuhan Yang Maha Esa.
3.2. Implementasi pendidikan lingkungan hidup berbasis pendidikan karakter
dalam pembelajaran matematika
Sesuai dengan konsep kurikulum 2013, difokuskan pada attitude, skill, dan knowledge.
Keseimbangan kemampuan peserta didik diarahkan pada penguasaan ilmu pengetahuan
(hard skill) yang bersipadu dengan kemampuan bersosialisasi (soft skill). Obyek yang
menjadi pembelajaran dalam penataan dan penyempurnaan Kurikulum 2013 menekankan
pada fenomena alam, sosial, seni, dan budaya. Peserta didik diarahkan untuk memiliki
kompetensi sikap, ketrampilan, dan pengetahuan jauh lebih baik. Tujuan lainnya, agar
peserta didik tidak menjadi sosok yang asal menerima atau belajar untuk menghafal.
Peserta didik diharapkan lebih kreatif, inovatif, dan lebih produktif. Konsep menjadi diri
sendiri dengan mengembangkan aspek kognitif, apektif, dan psikomotorik pada diri
mereka dapat lebih digali. Diharapkan nantinya peserta didik mampu menghadapi
Seminar Nasional Matematika 2014

670

Prosiding

Penerapan Pendidikan Lingkungan …

berbagai persoalan dan tantangan di zamannya. Guru diharapkan mampu menggali dan
memancing potensi peserta didik, apapun minat dan bakatnya. Peserta didik sendiri
menjadi obyek yang diberi keleluasaan untuk mengembangkan potensi dirinya.
Berikut disajikan contoh praktik pada pembelajaran matematika menggunakan konsep
pendidikan lingkungan hidup berbasis pendidikan karakter. Sesuai dengan Kurikulum
2013 yang menggunakan pendekatan tematik pada jenjang sekolah dasar, khususnya
kelas 5 secara umum tema-tema lingkungan hidup berbasis pendidikan karakter sudah
tercermin sebagaimana tersaji pada Buku Pegangan Guru [8]
Kelas V Sekolah Dasar
Subtema 3 Manusia dan Peristiwa Alam
Kompetensi Inti (KI)
2.1 Menunjukkan sikap kritis, cermat dan teliti, jujur, tertib dan mengikuti
aturan, peduli, disiplin waktu, tidak mudah menyerah serta
bertanggungjawab dalam mengerjakan tugas.
2.2 Menunjukkan sikap berpikir logis, kritis dan kreatif.
2.3 Memiliki rasa ingin tahu dan ketertarikan pada matematika yang
terbentuk melalui pengalaman belajar.
2.4 Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan.
2.5 Memiliki sikap terbuka, objektif, menghargai pendapat dan karya teman
dalam diskusi kelompok maupun aktivitas sehari-hari
Kompetensi Dasar (KD)
3.3 Memilih prosedur pemecahan masalah dengan menganalisis hubungan
antar simbol, informasi yang relevan, dan mengamati pola
4.3 Menunjukkan kesetaraan menggunakan perkalian atau pembagian
dengan jumlah nilai yang tidak diketahui pada kedua sisi
Tujuan Pembelajaran
1. Dengan mencermati bacaan dan percakapan, peserta didik mampu
menguraikan faktor-faktor yang memengaruhi daur air dengan cermat
2. Dengan bertukar informasi antar kelompok, peserta didik mampu
memberi alasan pentingnya daur air bagi pertanian dengan teliti
3. Dengan mencermati penjelasan yang disajikan pada buku peserta didik,
peserta didik mampu memberi contoh konsep yang menggunakan
perkalian dengan jumlah nilai yang tidak diketahui dengan mandiri
4. Dengan mengerjakan permasalahan dan latihan matematika , peserta
didik mampu menunjukkan kesetaraan menggunakan perkalian dengan
jumlah nilai yang tidak diketahuidengan percaya diri
Media/ Alat Bantu Belajar
Buku, Teks bacaan tentang manfaat air dalam kegiatan pertanian, gambargambar yang berkaitan dengan topik pembelajaran
Langkah-Langkah Kegiatan
Seminar Nasional Matematika 2014

671

Prosiding

Penerapan Pendidikan Lingkungan …

1. Peserta didik diminta untuk mengamati teks bacaan pada buku peserta
didik
2. Guru membimbing peserta didik untuk mengamati hal - hal penting
dalam bacaan
3. Guru menstimulus rasa ingin tahu peserta didik dengan memberikan
pertanyaan-pertanyan pancingan seperti : Apa menurutmu yang membuat
sawah mengalami kekeringan? Apa yang dapat petani lakukan jika
sawahnya kering? Apa akibatnya apabila sawah kering? Apa yang bisa
kita lakukan untuk menghindari hal-hal tersebut?
4. Peserta didik menuliskan pertanyaan yang ingin mereka ketahui di dalam
kartu tanya
5. Peserta didik pun diminta untuk mencari hal yang menarik dari bacaan
tersebut dan menuliskannya pada kolom hal menarik
Hasil yang diharapkan :
1. Melalui kegiatan ini diharapkan timbul rasa ingin tahu peserta didik
tentang topik yang akan dibahas yaitu air dan kekeringan.
2. Peserta didik dilatih untuk terampil menggunakan nalar dalam mengamati
dan mencari hal – hal yang menar dari bacaan.
3. Peserta didik timbul sikap rasa ingin tahunya
Pada tingkatan SMP/MTs dan SMA/SMK/MA, pembelajaran matematika berbasis
pendidikan lingkungan hidup terintegrasi pendidikan karakter dapat menggunakan tematema, seperti : air, sampah, zat aditif, tanaman toga, kuman, hemat energi, makanan
sehat, drainase, sanitasi, taman hijau, udara, tanah, bencana alam, dan lain-lain.
Matematika SMP/MTs, kelas VII, Semester 1, Bab II, Himpunan
Kegiatan 2.1. Memahami Konsep Himpunan dan Diagram Venn
Kompetensi Dasar (KD)
Pengalaman Belajar
1. Memahami pengertian 1. Menyatakan masalah
2. himpunan, himpunan
2. sehari-hari dalam bentuk
bagian,
3. himpunan dan mendata
3. komplemen himpunan, 4. anggotanya.
5. Menyebutkan anggota
operasi
6. dan bukan anggota himpunan.
4. himpunan dan
7. Mengetahui macam-macam
menunjukkan
himpunan.
5. contoh dan bukan
8. Memahi relasi himpuanan dan operasi
contoh
himpunan
Seminar Nasional Matematika 2014

672

Prosiding

Penerapan Pendidikan Lingkungan …

Tema: sampah
Masalah 1:
Disajikan gambar-gambar sampah, baik yang berasal dari bahan organik,
anorganik, atau B3 (Bahan Beracun dan Berbahaya) (Mengamati &
menanya/menggali
informasi).
Peserta
didik
diminta
untuk
mendaftar/mengelompokkan sampah berdasarkan : asal/jenisnya, bau,
warna, kandungan zat dengan bentuk penyajian bervariasi.(menalar).
Peserta didik diminta memeriksa ulang jawaban, selanjutnya
mengkomunikasikan secara kelompok, dan membuat simpulan. (refleksi,
komunikasi, simpulan) (dapat menggunakan media visual).
Masalah 2:
Disajikan tiga gambar tempat sampah (organik, anorganik, dan B3).
Disediakan pula nama/gambar-gambar sampah. Peserta didik diminta
menjodohkan tempat pembuangan sampah sesuai dengan jenis sampah.
(dapat menggunakan kartu cocok, game, dan lain-lain).
Masalah 3:
Disajikan gambar-gambar sampah organik dan anorganik. Peserta didik
diminta menyebutkan dampak yang dapat ditimbulkan dari sampah-sampah
tersebut (Mengamati, menalar). Peserta didik diminta menyebutkan nama
barang atau alat yang dapat dibuat dari memanfaatkan sampah (berfikir
kreatif). Peserta didik diminta menyusun pertanyaan yang berkaitan dengan
masalah sampah pada kartu-kartu berukuran 4 cm x 4 cm (menanya),
selanjutnya dibagi/ditukar dengan peserta didik/ kelompok lain yang
bertugas untuk menyampaikan alternatif penyelesaiannya di depan kelas.
(berbagi, komunikasi).(dapat menggunakan kartu cocok, game, dan lainlain).
Hasil yang diharapkan :
1. Melalui pembelajaran berbasis pendidikan lingungan hidup dalam
pembelajaran matematika ini diharapkan timbul rasa ingin tahu peserta
didik tentang topik yang dibahas, yaitu sampah (jenis-jenis sampah,
dampak dari sampah, pemanfaatan sampah, dan lain-lain)
2. Peserta didik dilatih untuk terampil menggunakan nalar untuk befikir
kreatif dengan mengamati dan mencari hal – hal yang menarik dari
masalah yang diberikan..
3. Peserta didik meningkat sikap religi dalam mensyukuri ciptaan Tuhan
yaitu alam, lingkungan, bertanggung jawab dengan merawat, menjaga
kebersihan, cinta dan peduli terhadap diri dan peduli terhadap
keseimbangan alam lingkungan
Penilaian :
Untuk penilaian autentik, siswa dapat diberi penugasan dalam bentuk
pembuatan poster yang memuat: (1) masalah matematika, (2) alternatif solusi,
(3) Simpulan

Seminar Nasional Matematika 2014

673

Prosiding

Penerapan Pendidikan Lingkungan …

Pembelajaran Matematika Siswa SMA/MA/SMK kelas X
Bab 11 Statistika
Kompetensi Dasar
Pengalaman Belajar
Melalui proses pembelajaran statistika,
Melalui pembelajaran
siswa
materi statistika, siswa
memperoleh pengalaman
mampu:
1. Menunjukkan sikap bertanggung jawab, belajar:
1. Melatih berpikir kritis
rasa ingin tahu, jujur dan perilaku
dan kreatif.
peduli lingkungan.
2. Mengamati keteraturan
2. Mendeskripsikan berbagai penyajian
data.
data
3. Berkolaborasi
dalam bentuk tabel atau diagram/plot
menyelesaikan masalah.
yang
4. Berpikir independen
sesuai untuk mengomunikasikan
untuk mengajukan ide
informasi
5. secara bebas dan
dari suatu kumpulan data melalui
terbuka.
analisis
6. Mengamati aturan
perbandingan berbagai variasi
susunan objek.
penyajian data.
3. Mendeskripsikan data dalam bentuk
tabel
atau diagram/plot tertentu yang sesuai
dengan
informasi yang ingin dikomunikasikan.
4. Menyajikan data nyata dalam bentuk
tabel
atau diagram/plot tertentu yang sesuai
dengan informasi yang ingin
dikomunikasikan.
Tema: bencana alam
Masalah 1:
Peserta didik ditugasi guru untuk membaca dan membawa potongan berita di
koran tentang bencana alam, seperti tanah longsor, gunung meletus, banjir,
kebakaran, erosi, dan sebagainya (membaca). Selanjutnya peserta didik
diminta melakukan pendataan informasi terhadap kerugian yang ditimbulkan
dari bencana alam tersebut, misal tentang jenis korban dan jumlahnya, jenis
kerusakan dan kerugiannya. (mengamati, menanya, analisis kritis). Peserta
didik diminta menyajikan data dalam bentuk tabel, grafik/, diagram
(komunikasi matematis). Peserta diminta presentasi hasil perbandingan
dari penyajian data bervariasi. (berbagi). Ajukan pertanyaan kritis. Peserta
didik diminta berdiskusi, membuat simpulan dan rangkuman.
Hasil yang diharapkan :

Seminar Nasional Matematika 2014

674

Prosiding

Penerapan Pendidikan Lingkungan …

1.

Melalui pembelajaran berbasis pendidikan lingungan hidup dalam
pembelajaran matematika ini diharapkan timbul kesadaran dan
kepedulian peserta didik tentang topik yang dibahas, yaitu bencana alam
(jenis-jenis bencana alam, dampaknya, cara penanggulangan, dan lainlain)
2. Peserta didik dilatih untuk terampil menggunakan nalar untuk berfikir
kritis, logis, analitis dengan mengamati dan mencari hal – hal yang
menarik dari masalah yang diberikan..
3. Peserta didik meningkat sikap religi dalam mensyukuri ciptaan Tuhan
yaitu alam, lingkungan, bertanggung jawab dengan merawat, menjaga
kelestarian, cinta dan peduli terhadap diri dan peduli terhadap
keseimbangan alam lingkungan
Penilaian :
Untuk penilaian autentik, siswa dapat diberi penugasan dalam bentuk
pengumpulan informasi data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah
(BPBD) tentang data statistik bencana alam yang terjadi di tingkat lokal atau
nasional, selanjutnya disusun dalam bentuk laporan tertulis, atau pembuatan
poster yang memuat: (1) masalah matematika, (2) penyajian
data/pembahasan/ alternatif solusi, (3) Simpulan
Contoh implementasi pembelajaran matematika dengan mengaitkan permasalahan
lingkungan hidup sangat terbuka untuk dikembangkan berdasarkan tingkat kreativitas
guru dan peserta didik berdasarkan jenjang sekolah. Artinya, tema-tema lingkungan hidup
sebagai salah satu alternatif bahan pembelajaran yang dapat diinternalisasi dalam
penyampaian materi matematika sesuai dengan tujuan pembelajaran.
4. KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan masalah yang telah diuraikan, dapat dibuat simpulan,
yaitu:
Pertama, Kajian konsep pendidikan berwawasan lingkungan sangat penting untuk
diimplementasikan sebagai konsep green education. Tidak hanya dalam ranah
konseptual, namun perlu kesadaran kolektif antara semua pihak untuk membudayakan
meaningful learning, belajar bersama alam. Pendekatan pembelajaran berbasis
lingkungan akan mendekatkan pembelajar dan pebelajar dengan kekuasaan Tuhan.
Artinya, segenap penciptaan dan kejadian-kejadian yang ada menjadi obyek kesadaran
dan pembelajaran. Bahwa wujud sekolah dengan konsep lingkungan hidup tercermin dari
beberapa hal, di antaranya: (1) sekolah memiliki kurikulum yang berwawasan
lingkungan, (2) sekolah mempunyai rancang bangun, dan penggunaan
bahan/pemeliharaan sarana serta prasarana berdasarkan prinsip-prinsip ramah lingkungan,
(3) sekolah memiliki manajemen yang efektif dan efisien, dan warga sekolah memiliki
kepedulian lingkungan sebagai manifestasi rasa syukur kepada Tuhan. Harapannya secara
umum adalah terciptanya knowledge society. Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH)
diharapkan melahirkan peserta didik yang memiliki karakter sidiq, istiqamah, fatanah,
Seminar Nasional Matematika 2014

675

Prosiding

Penerapan Pendidikan Lingkungan …

amanah, dan tablig. Tujuan ini dapat tercapai melalui implementasi pendidikan karakter
yang terintegrasi dalam materi dan skenario pembelajaran pada setiap tingkatan dan mata
pelajaran. Berdasarkan daftar nilai yang dikembangkan dalam pendidikan karakter,
karakter yang dapat diimplementasikan dengan pendidikan berwawasan lingkungan
antara lain: (1) Religius, (2) cinta tanah air; (3) peduli lingkungan, (4) tanggung jawab.
Kedua, pada tingkatan SMP/MTs dan SMA/SMK/MA, pembelajaran matematika
berbasis pendidikan lingkungan hidup terintegrasi pendidikan karakter dapat
menggunakan tema-tema, seperti : air, limbah, sampah, zat aditif, tanaman toga, kuman,
hemat energi, makanan sehat, drainase, sanitasi, taman hijau, udara, tanah, bencana
alam, dan lain-lain. Penilaian dapat dilakukan melalui portofolio/ tugas proyek dengan
membuat pertanyaan dan jawaban, atau pengumpulan dan penyajian data/laporan/ poster
yang berkaitan dengan tema-tema lingkungan hidup.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Sumardyono, Karakteristik Matematika dan Implikasinya terhadap Pembelajaran
Matematika, Depdiknas, 2004.
[2] Setiadi, E.M., dkk, Ilmu Sosial dan Budaya Dasar, Kencana, 2006.
[3] Sudibyo, L., dkk, Ilmu Sosial Budaya Dasar, Andi Offset, 2013
[4] Zen, M.T. Menuju Kelestarian Hidup. Yayasan Obor & ITB, 1979
[5] Hanurawan, F, Psikologi Sosial, Suatu Pengantar. Remaja Rosdakarya
[6] Muslich, M, KTSP, Remaja Rosdakarya, 2008
[7] Hafid, dkk, Konsep Dasar Ilmu Pendidikan, Alfabeta, 2013
[8] Maryanto, dkk, Tematik Terpadu Kurikulum 2013 Untuk SD/MI Kelas V,
Kemendikbud, 2014

Seminar Nasional Matematika 2014

676

Prosiding

Dokumen yang terkait

ANALISIS PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE TERHADAP KINERJA PEMERINTAH DAERAH (Studi Empiris pada Pemerintah Daerah Kabupaten Jember)

37 330 20

EFEKTIVITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN (P3K) TERHADAP SIKAP MASYARAKAT DALAM PENANGANAN KORBAN KECELAKAAN LALU LINTAS (Studi Di Wilayah RT 05 RW 04 Kelurahan Sukun Kota Malang)

45 393 31

PENERAPAN METODE SIX SIGMA UNTUK PENINGKATAN KUALITAS PRODUK PAKAIAN JADI (Study Kasus di UD Hardi, Ternate)

24 208 2

PENGEMBANGAN TARI SEMUT BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER DI SD MUHAMMADIYAH 8 DAU MALANG

57 502 20

STRATEGI PEMERINTAH DAERAH DALAM MEWUJUDKAN MALANG KOTA LAYAK ANAK (MAKOLA) MELALUI PENYEDIAAN FASILITAS PENDIDIKAN

73 431 39

KEBIJAKAN BADAN PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN DAERAH (BAPEDALDA) KOTA JAMBI DALAM UPAYA PENERTIBAN PEMBUANGAN LIMBAH PABRIK KARET

110 657 2

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TPS UNTUK MENINGKATKAN SIKAP KERJASAMA DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV B DI SDN 11 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2013/2014

6 73 58

EVALUASI ATAS PENERAPAN APLIKASI e-REGISTRASION DALAM RANGKA PEMBUATAN NPWP DI KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA TANJUNG KARANG TAHUN 2012-2013

9 73 45