BAB II KAJIAN TEORI - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Kompetensi Guru dalam Penyusunan Program Layanan Perpustakaan Sekolah sebagai Sumber Belajar Melalui Pelatihan Komunikasi Kelompok Kecil di SDN Jurangombo 2 Ko

BAB II KAJIAN TEORI

  

2.1 Kompetensi Guru dalam Penyusunan

Program Layanan Perpustakaan Sekolah Sebagai Sumber Belajar.

2.1.1 Kompetensi

  Menurut Mc. Ashan dalam Abdul Majid (2014:22) kompetensi merupakan pengetahuan, keterampilan, kemampuan yang diperoleh seseorang dan telah menjadi bagian dari dirinya untuk hal apa dia dapat melakukan dengan baik perilaku kognitif, afektif, dan psokomotorik. Ini berarti bahwa seseorang dikatakan memiliki kompetensi jika orang itu memiliki kemampuan untuk melaksanakan tugas dalam bidangnya. Guru yang tugasnya berkecimpung dalam bidang pendidikan harus memiliki kompetensi dalam bidang pendidikan. Salah satu kompetensi guru dari empat belas kompetensi yang harus dimiliki yaitu mengembangkan keprofesian berkelanjutan melalui tindakan reflektif. dalam kompetensi ke empat belas butir ke 5 disebutkan bahwa guru melakukan penelitian, mengembangkan karya inovasi, mengikuti kegiatan ilmiah (misalnya seminar, konferensi), dan aktif dalam melaksanakan PKB. Ini berarti bahwa guru diwajibkan selalu mengembangkan diri agar dapat mengembangkan kompetensinya terkait dengan bidang tugasnya yaitu melaksanakan pembelajaran di kelas.

  Menurut UU No 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen, ”Kompetensi adalah seperangkat dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan”. Sebagai tenaga professional guru mempunyai kewajiban melaksanakan pembelajaran sesuai prinsip profesionalitas. Untuk mencapai hal itu guru harus selalu berusaha meningkatkan kompetensinya agar dapat melaksanakan pembelajaran dengan maksimal.

  Kompetensi sebagai penguasaan terhadap suatu tugas, kerampilan, sikap, dan apresiasi yang diperlukan untuk menunjang keberhasilan (Mulyasa, 2003:38). Dapat dikatakan bahwa agar seseorang berhasil dalam bidang tugasnya harus memiliki keterampilan, sikap, dan apresiasi dalam tugasnya. Guru sebagai ujung tombak keberhasilan pendidikan harus mempunyai kompetensi dalam bidang tugasnya. Dalam hal ini guru harus mempunyai keterampilan dalam menjalankan tugas utamanya yaitu melaksanakan pembelajaran.

2.1.2 Layanan Perpustakaan

  Layanan merupakan salah satu unsur dalam pengelolaan perpustakaan. Menurut Lasa HS (2013:201) Perpustakaan sekolah sekurang-kurangnya menyediakan layanan pemustaka delapan jam per hari kerja. Untuk menumbuhkan minat baca dan semangat belajar, perpustakaan sekolah perlu mencanangkan program wajib kunjung perpustakaan sekurang- kurangnya satu jam pelajaran tiap kelas dalam satu minggu. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya koleksi perpustakaan untuk meningkatkan minat baca dan semangat belajar siswa. Ini dapat terwujud jika warga sekolah terutama guru kelas berpartisipasi dalam layanan perpustakaan. Agar layanan perpustakaan berjalan secara maksimal dibutuhkan program kegiatan yang dapat dijadikan pedoman dalam melaksanakan layanan. Menurut Bafadal (2014:124)

  Pelayanan pembaca merupakan kegiatan pemberian layanan kepada pengunjung perpustakaan sekolah dalam menggunakan buku-buku dan bahan pustaka lainnya. Pengunjung perpustakaan sekolah adalah siswa, guru, dan karyawan sekolah. Pelayanan kepada pengunjung tersebut dapat diselenggarakan dengan sebaik-baiknya apabila pelayan teknisnya dikerjakan dengan sebaik-baiknya pula. Pelayanan perpustakaan menurut Badafal terdiri dari pelayanan sirkulasi dan pelayanan referensi. Yang termasuk layanan sirkulasi adalah (1) peminjaman buku (2) pengembalian buku (3) statistik pengunjung. Sedangkan yang termasuk layanan referensi adalah (1) pelayanan informasi (2)layanan pemberian bimbingan belajar.

  Ini berarti siswa dan guru sebagai pengunjung perpustakaan harus mendapat pelayanan yang baik dalam menggunakan buku dan bahan pustaka untuk pembelajaran. Perpustakaan sekolah harus dapat dimanfaatkan untuk kepentingan belajar siswa. Agar hal itu terwujud, diperlukan layanan perpustakaan yang mengutamakan terpenuhinya kebutuhan siswa dalam memanfaatkan koleksi perpustakaan sekolah. Jika sekolah tidak memilliki tenaga khusus yang mengelola perpustakaan, maka peran guru kelas sangat diperlukan agar layanan perpustakaan berjalan secara maksimal. Diperlukan program layanan perpustakaan yang dapat digunakan sebagai acuan dalam melakukan layanan kepada siwa.

2.1.3 Perpustakaan

  Pengertian perpustakaan menurut UU Nomor 43 Tahun 2007 adalah institusi pengelola koleksi karaya tulis, karya cetak, dan/atau karya rekam secara professional dengan sistem yang baku guna memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi, dan rekreasi para pemustaka. Perpustakaan sekolah adalah perpustakaan yang berada pada satuan pendidikan formal di lingkungan pendidikan dasar dan menengah yang merupakan bagian integral dari kegiatan sekolah yang bersangkutan. Maka setiap jenjang sekolah wajib menyelenggarakan perpustakaan sekolah yang dikelola secara professional sesuai standar nasional dan memperhatikan Standar Nasional Pendidikan, memiliki buku teks yang mencukupi, mendukung pelaksanaan kurikulum, melayani pendidik dan peserta didik, menerapkan teknologi informasi dan komunikasi. Ini berarti bahwa sekolah mempunyai kewajiban dalam menyelenggarakan perpustakaan untuk mendukung pelaksanaan kurikulum yang telah disusun. Perpustakaan sekolah harus dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk siswa dan guru dengan layanan yang sebaik-baiknya.

  Sedangkan menurut Lasa.(2013:13) perpustakaan adalah sistem informasi yang dalam prosesnya terdapat aktivitas pengumpulan, pengolahan, pengawetan, pelestarian, dan penyajian. Bahan informasi ini antara lain meliputi bahan cetak, bahan non cetak, maupun bahan lain yang merupakan produk intelektual maupun artistic manusia. Dalam melaksanakan aktivitas ini diperlukan ilmu pengetahuan yang diperoleh melalui pendidikan formal sampai pendidikan tinggi dan pendidikan nonformal.

  Perpustakaan menurut Prawit M Yusuf (2013:2), adalah perpustakaan yang ada di lingkungan sekolah. Diadakannya perpustakaan sekolah bertujuan memenuhi kebutuhan informasi bagi masyarakat di lingkungan sekolah yang bersangkutan, khususnya para guru dan siswa. Perpustakaan sekolah berperan sebagai media dan sarana untuk menunjang kegiatan pembelajaran di kelas. Oleh karena itu perpustakaan sekolah merupakan bagian integral dari program penyelenggaraan pendidikan di sekolah. Ini berarti bahwa perpustakaan sekolah berfungsi sebagai sumber informasi bagi guru dan siswa. Perpustakaan sekolah juga dapat digunakan sebagai sarana pembelajaran yang tidak dapat dipisahkan kegiatan pendidikan.

  Menurut Sitepu (2014:65), perpustakaan adalah tempat menyimpan berbagai jenis informasi dalam berbagai ragam tampilan yang sekaligus berfungsi sebagai sumber belajar. Hal ini menunjukkan bahwa dalam kegiatan pembelajaran diperlukan sumber informasi dan pengetahuan yang diperoleh dari perpustakaan. Bahan pustaka dapat dipergunakan oleh guru untuk mengembangkan materi pembelajaran di kelas. Dengan menggunakan koleksi perpustakaan guru akan memperoleh informasi secara lengkap untuk mengembangkan kegiatan belajar mengajar di kelas. Berbagai ragam tampilan yang dimaksud bahwa koleksi perpustakaan dapat berupa buku, majalah, surat kabar, kaset, CD/VCD/DVD, Globe, peta, mainan edukatif, atau koleksi khusus berupa hasil penelitian, karya tulis siswa, atau kliping.

  Menurut Mulyasa.(2005:179), Perpustakaan merupakan sumber belajar yang paling baik untuk mendapatkan informasi-informasi yang berkaitan dengan tugas-tugas pembelajaran. Ini berarti bahwa bahan pustaka yang ada di perpustakaan sekolah dapat digunakan siswa untuk sumber informasi dalam mengerjakan tugas-tugas sekolah.

  Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa perpustakaan sekolah dapat digunakan sebagai sumber informasi dalam proses pembelajaran. Guru dapat memanfaatkan koleksi perpustakaan dalam mengembangkan wawasan dan ilmu pengetahuan agar pembelajaran lebih efektif. Salah satu pengelolaan perpustakaan adalah memberikan layanan kepada pengunjung agar dapat memanfaatkan buku-buku dan bahan pustaka lainnya. Diperlukan tenaga perpustakaan yang dapat mengelola dengan baik sehingga dapat memberikan layanan yang baik pula. Guru juga dapat menggunakan perpustakaan sebagai sumber informasi dalam membuat rencana pembelajaran. Demikian pentingnya, sehingga perpustakaan harus dikelola dengan baik agar dapat digunakan sebagai sumber belajar bagi siswa.

2.1.4 Manajemen perpustakaan

  Pengertian manajemen adalah proses pengelolaan yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan evaluasi. Manajemen perpustakaan menurut (Lasa, 2013:11) segala usaha pencapaian tujuan perpustakaan dengan memanfaatkan sumber daya manusia, informasi, ilmu pengetahuan, sistem, sumber dana dan sarana prasarana dengan tetap memperhatikan fungsi, peran dan keahlian. Ini berarti bahwa perpustakaan akan berfungsi dengan baik jika dikelola oleh tenaga yang berkompeten di bidangnya. Selain itu diperlukan pula peran warga sekolah dalam pengelolaan perpustakaan. Guru sebagai warga sekolah yang merupakan ujung tombak keberhasilan proses pembelajaran, harus berperan aktif dalam pengelolaan sekolah. Hal ini menjadi sangat penting ketika di Sekolah dasar tidaak ada tenaga khusus yang mengelola perpustakaan.

  Manajemen perpustakaan menurut (Lasa, 2014: 9) meliputi: (1) perencanaan (2) pengorganisasian (3) kepemimpinan (4) pengawasan. Perencanaan disusun untuk memberikan arah dan merupakan langkah-langkah yang mendasari manajemen yang lain. Adapun langkah-langkah perencanaan meliputi visi, misi, tujuan, identifikasi kekuatan, kelemahan, memahami peluang dan ancaman (Analisis SWOT).

  Struktur Organisasi merupakan kerangka hubungan antar satuan organisasi yang didalamnya terdapat pejabat, tugas, kewajiban, wewenang, dan hak masing-masing sesuai perannya dalam organisasi. Dengan adanya struktur organisasi kegiatan dalam perpustakaan sekolah dapat berjalan dengan lancar. Struktur Organisasi Perpustakan Sekolah Dasar Kepala sekolah

  Kepala Perpustakaan Layanan Teknis Layanan Pemustaka

Gambar 2.1: Struktur Organisasi Perpustakaan

  Kepemimpinan perpustakaan merupakan interaksi antara kepala sekolah dan tenaga pendidik dan kependidikan. Pemimpin perpustakaan dalam hal ini kepala sekolah harus dapat memotivasi, mendorong dan memfasilitasi agar warga sekolah dapat berperan aktif dalam pengelolaan sekolah.

  Pengawasan dilakukan untuk menghindari penyimpangan pelaksanaan tugas agar organisasi berjalan dengan baik. Pengawasan dalam pengelolaan perpustakaan diperlukan untuk mengetahui efektivitas pelayanan dan kinerja tenaga perpustakaan. Perpustakaan sekolah harus dapat mengikuti dikarenakan keterbatasan dana. Keberhasilan perpustakaan sekolah dapat dilihat dari pelayanan kepada siswa. Pelayanan yang baik akan menjadikan perpustakaan sekolah sebagai pendukung dalam penyelenggaraan kurikulum di sekolah.

  Program layanan perpustakaan yang idial mengacu pada pengembangan Standar Nasional Perpustakaan Sekolah Dasar. Program layanan perpustakaan sekolah yang idial meliputi: (1) Visi: merupakan hal-hal yang menyatakan cita-cita di masa datang atau hal sangat penting bagi perpustakaan untuk menjamin keberhasilan jangka panjang. (2) Misi: Merupakan pernyataan tentang apa yang harus dikerjakan oleh perpustakaan sekolah dalam mewujudkan visi yang telah ditetapkan. (3) Tujuan: Merupakan hal-hal yang hendak dicapai oleh perpustakaan sekolah (4) Sasaran: Disusunberdasarkan tujuan dan dipergunakan dalam jangka waktu tertentu. (5) Kegiatan:

  a. Jenis kegiatan, kegiatan yang akan dilakukan dalam program layanan perpustakaan sekolah b. Bentuk kegiatan, uraian kegiatan yang akan dilaksanakan dalam layanan perpustakaan c. Waktu pelaksanaan, jadwal pelaksanaan kegiatan d. Fasilitas kegiatan merupakan hal-hal yang diperlukan dalam kegiatan layanan perpustakaan sekolah.

  2.1.5 Konsep Sumber Belajar Sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat dijadikan sebagai sumber informasi dalam proses pembelajaran. Penggunaan sumber belajar yang tepat dapat menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan. Sitepu (2014:17) dalam buku Pengembangan Sumber Belajar mengatakan bahwa sumber belajar mencakup segala sesuatu, baik yang dibuat secara khusus untuk keperluan belajar maupun yang dibuat untuk keperluan lain tetapi mengandung informasi yang dapat digunakan untuk keperluan belajar. Hal ini berarti bahwa benda-benda yang ada di lingkungan sekolah dapat dijadikan sebagai sumber informasi dalam mengembangkan proses pembelajaran.

  Dengan menggunakan lingkungan sekolah sebagai sumber informasi dan sumber belajar setiap siswa akan memperoleh pengalaman belajar yang lebih bermakna. Sumber belajar juga merupakan salah satu unsur yang tidak bisa dipisahkan dalam kegiatan belajar mengajar. Dengan penggunaan sumber belajar yang tepat proses pembelajaran berjalan efektif dan tercapainya tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.

  2.1.6 Pelatihan

  Pelatihan merupakan kegiatan yang bertujuan meningkatkan kinerja seseorang dalam bidang tugasnya. Kegiatan pelatihan dapat berupa pembinaan dan pendampingan. Tujuan dari pelatihan adalah memberikan bantuan agar orang yang dilatih dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya. Hal Hamalik, 2007:10), bahwa pelatihan merupakan suatu proses yang meliputi serangkaian tindak atau upaya yang dilaksanakan dengan sengaja dalam bentuk pemberian bantuan kepada tenaga kerja yang dilakukan oleh tenaga profesional kepelatihan dalam satuan waktu, yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan kerja peserta dalam bidang pekerjaan tertentu guna meningkatkan efektifitas dan produktifitas dalam suatu organisasi. Hal ini berarti bahwa pelatihan sangat dibutuhkan oleh guru sebagai ujung tombak keberhasilan pendidikan. Dalam tugasnya guru dituntut untuk selalu mengembangkan diri agar dalam melaksanakan tugasnya dapat mendampingi siswa secara maksimal. Pelatihan merupakaan salah satu alternatif yang dapat dilakukan guru dalam mengembangkan kemampuannya.

2.2 Kajian Hasil Penelitian

  Penelitian ini dilakukan oleh Mulyadi SK dan Febriana Primasari, tahun 2013 di SD Negeri Tunggulsari I Laweyan, Surakarta. Dilatarbelakangi oleh fungsi perpustakaan sekolah yang kurang mendapat perhatian, sebenarnya keberadaan perpustakaan sekolah bergantung pada komitmen warga sekolah yaitu guru, siswa, dan dukungan dari kepala sekolah. Simpulan dari penelitian, perpustakaan belum digunakan sebagai sumber belajar karena beberapa faktor yaitu perpustakaan sekolah kurang mendapat perhatian dari sekolah, minat baca siswa kurang, peran guru dalam mengarahkan siswa belum maksimal, keterbatasan waktu kunjung di perpustakaan. Hal ini menunjukkan bahwa perpustakaan sekolah akan lebih bermanfaat jika pihak sekolah memberikan perhatian yang maksimal untuk menjadikan perpustakaan sebagai taman bacaan. Peran guru sangat diperlukan agar pengelolaan perpustakaan sekolah berjalan dengan baik. Untuk dapat melaksanakan fungsi perpustakaan diperlukan program layanan terinci agar guru dapat memenfaatkannya sebagai pedoman dalam melaksanakan layanan kepada siswa. Program layanan sangat tepat disusun agar pemanfaatan perpustakaan bisa maksimal.

  Hasil penelitian yang dilakukan oleh Anwar Mubarok 2014 tentang Pemanfaatan Perpustakaan Sebagai Sumber Belajar Sejarah di MA NU Safinatul Huda Karimunjawa, kabupaten Jepara. Penelitian ini dilatarbelakangi kecenderungan guru dan siswa belum memanfaatkan perpustakaan sebagai sumber belajar, mereka beranggapan bahwa perpustakaan tidak begitu penting karena sudah ada buku pegangan dan LKS. Tingkat partisipasi guru masih rendah terhadap pemanfaatan perpustakaan, terutama dalam proses pembelajaran. Hasil penelitian, untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan pengelola perpustakaan perlu berbagai kegiatan pelatihan agar dapat mengembangkan perpustakaan sekolah. Diadakan pembinaan minat baca siswa dengan mengadakan berbagai macam lomba yang mengarah pada pemanfaatan buku perpustakaan, dan mengubah kultur belajar dengan pola mendengar cerita menjadi kultur belajar dengan pola baca. Hal ini menunjukkan betapa perlunya pelatihan bagi pengelola perpustakaan agar dapat mengembangkan kegiatan siswa yang terkait dengan pemanfaatan perpustakaan sebagai sumber belajar. Perubahan kultur belajar dari pola mendengar cerita menjadi pola baca sangat diperlukan agar siswa memperoleh wawasan dan pengetahuan yang mereka inginkan.

  Penelitian tentang pemanfaatan perpustakaan sebagai sumber belajar di Sekolah Dasar negeri 23 Painan Utara, Padang yang dilakukan oleh Rio Novriliam dan Yunaldi menjelaskan bahwa keberadaan perpustakaan sekolah sebagai pusat sumber belajar masih belum dimanfaatkan secara optimal. Maka sekolah menetapkan pengolahan perpustakaan ditingkatkan dengan membuka dengan waktu yang efektif dan meningkatkan pemanfaatan perpustakaan sebagai sumber belajar. Memanfaatkan perpustakaan sebagai sumber belajar juga dapat dilakukan dengan memberikan waktu yang efektif kepada siswa. Layanan perpustakaan sekolah hendaknya memberikan kesempatan siswa agar siswa dapat memanfaatkan koleksi perpustakaan sebagai sumber belajar.

  Berdasarkan penelitian tentang Impact of School Library services On Achievement and Learning In Primary Schools yang dilakukan oleh Professor Dorothy Williams, Louisa Coles dan Caroline Wavell tahun 2002 pada pendidikan dasar di Inggris terdapat hubungan antara prestasi akademik dengan penyediaan perpustakaan di sekolah, akan tetapi pelayanan perpustakaan itu sendiri harus disertai dengan pustakawan yang memiliki kualifikasi mengajar, adanya kolaborasi antara staf perpustakaan, guru, dan pustakawan dalam hal pengelolaan perpustakaan, diadakannya pelatihan yang mencakup pembentukan bangunan, pemetakan koleksi perpustakaan, dan perencanaan atau program serta evaluasi. Dari penelitian ini dapat dikaji bahwa salah satu hal yang diperlukan oleh pengelola perpustakaan sekolah adalah pelatihan. Pustakawan memerlukan bekal yang cukup agar dapat berkolaborasi dengan guru dan karyawan sekolah. Pustakawan juga membutuhkan pelatihan untuk dapat menyusun perencanaan program. Jika kondisi sekolah tidak memiliki tenaga khusus yang mengelola perpustakaan maka guru kelas harus berperan aktif dalam mengadakan layanan perpustakaan kepada siswa.

2.3 Kerangka Pikir

  Layanan perpustakaan Diperlukan program Sekolah Belum layanan perpustakaan

  Maksimal Perpustakaan PELATIHAN KOMUNIKASI KELOMPOK KECIL Perencanaan

  Refleksi Pelaksanaan Evaluasi Tersusunnya program layanan perpustakaan Sekolah

  

Gambar 2.2: Kerangka Pikir

  Pemanfaatan perpustakaan sekolah sebagai sumber belajar di SDN Jurangombo 2 Kota Magelang menuntut peran guru kelas dalam melaksanakan layananan. Berdasarkan hal tersebut peneliti memberikan solusi agar guru kelas berperan dalam melaksanakan layanan perpustakaan dengan mengadakan pelatihan. Pelatihan yang dilaksanakan bertujuan agar guru kelas dapat menyusun program layanan perpustakaan sekolah sebagai sumber belajar.

Dokumen yang terkait

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Kinerja Mengajar Guru Kelas V Bersertifikasi di Daerah Binaan 2 Kecamatan Parakan

0 0 24

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Kinerja Mengajar Guru Kelas V Bersertifikasi di Daerah Binaan 2 Kecamatan Parakan

0 0 15

BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kemampuan Guru dalam menyusun RPP Tematik di Gugus Kendalisodo Tretep Temanggung

0 0 8

BAB II LANDASAN TEORI - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kemampuan Guru dalam menyusun RPP Tematik di Gugus Kendalisodo Tretep Temanggung

0 0 16

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Tempat dan Subyek Penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kemampuan Guru dalam menyusun RPP Tematik di Gugus Kendalisodo Tretep Temanggung

0 0 16

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kompetensi Guru - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pelatihan Model Simulasi untuk Meningkatkan Kompetensi Guru dalam Penyusunan RPP Tematik di SDN Wates 4 Magelang

0 1 23

BAB III METODE PENELITIAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pelatihan Model Simulasi untuk Meningkatkan Kompetensi Guru dalam Penyusunan RPP Tematik di SDN Wates 4 Magelang

0 0 13

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pelatihan Model Simulasi untuk Meningkatkan Kompetensi Guru dalam Penyusunan RPP Tematik di SDN Wates 4 Magelang

0 0 26

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pelatihan Model Simulasi untuk Meningkatkan Kompetensi Guru dalam Penyusunan RPP Tematik di SDN Wates 4 Magelang

0 0 16

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pelatihan Model Simulasi untuk Meningkatkan Kompetensi Guru dalam Penyusunan RPP Tematik di SDN Wates 4 Magelang

0 0 181