BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kemampuan Guru dalam menyusun RPP Tematik di Gugus Kendalisodo Tretep Temanggung

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

  Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi seluruh manusia, karena melalui pendidikan inilah manusia belajar. Lembaga pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam proses pendidikan khususnya pendidikan formal dimulai darin Taman kanak-kanak, Sekolah Dasar, Menengah, Atas hingga Perguruan Tinggi.

  Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah (UU RI Nomor 14 Tahun 2015).

  Selaras dengan tuntutan empat kompetensi yang harus dimiliki seorang pendidik (kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesi), penguasaan substansi bidang studi dan metodologi keilmuan (disciplinary content

  

knowledge) serta kemampuan memilih dan

  mengembangkan bahan ajar bidang studi yang sesuai dengan kurikuler dan kebutuhan peserta didik (pedagogical content knowledge) merupakan salah satu kewajiban yang diemban oleh pendidik untuk mengembangkan kompetensi yang dimilikinya sebagai sosok guru profesional.

  Pengembangan pembelajaran dilaksanakan atas dasar beberapa prinsip utama. Perangkat ini sebagai perangkat pengalaman belajar, dalam implementasinya akan memposisikan guru sebagai garda terdepan yang menuntut guru untuk membangun diri dan pemikirannya terutama dalam penguasaan materi pembelajaran, strategi dan metode pembelajaran, pengelolaan kelas, evaluasi hasil belajar (UU RI Nomor

  14 Tahun 2015).

  Guru yang profesional juga harus memiliki pemahaman yang mendalam tentang hakikat manusia sebagai landasan pola pikir dan pola kerja guru dan loyalitasnya kepada profesi pendidikan yang mampu mengembangkan budaya organisasi kelas, dan iklim organisasi pengajaran yang bermakna, kreatif dan dinamis, bergairah, dialogis sehingga menyenangkan bagi peserta didik sesuai dengan tuntutan zaman yang semakin maju.

  Sekolah bersama dengan para guru memiliki kewenangan atau otoritas untuk memberikan penguatan materi pembelajaran, baik atas dasar pertimbangan penguasaan peserta didik, maupun pertimbangan kondisi daerah dan tetap memperhatikan upaya mengajar dan keunggulan sekolahnya.

  Untuk menjadi profesional seorang guru dituntut untuk memiliki 5 hal: (1) Guru mempunyai komitmen pada siswa dan proses belajarnya, (2) Guru menguasai secara mendalam bahan/mata pelajaran yang diajarkannya serta cara mengajarnya kepada siswa, (3) Guru bertanggung jawab memantau hasil belajar siswa melalui berbagai cara evaluasi, (4) Guru mampu berfikir sistematis tentang apa yang dilakukannya dan belajar dari pengalamannya, (5) Guru seyogyanya merupakan bagian dari masyarakat belajar dalam lingkungan profesinya (UU RI Nomor 14 Tahun 2005).

  Sekolah merupakan sebuah people changing

  

instituation, yang dalam proses kerjanya selalu

berhadapan dengan uncertainty and interdependence.

  Mekanisme kerja (produksi) di lembaga pendidikan secara teknologis tidak dapat dipastikan karena kondisi input dan lingkungan yang tidak pernah sama sekali sama. Selain itu proses pendidikan di sekolah juga tidak terpisahkan dengan lingkungan keluarga maupun pergaulan peserta didik (Wayne K Hoy & Patrick B Forsyth) .

  Bahkan lebih lanjut Wayne K Hoy & Patrick B Forsyth (1982) mengatakan :

  

“The knowledge of teacher can be viewed from two

perspectives knowledge of subject matter. Process

  

knowledge, includes classroom management

techniques, inquiry and questioning skills that there are

three forms of teacher competencies: (a)knowledge competencies,

which specify the cognitive perspectives the teacher is expected to

demonstrate; (b) performance competencies, which specify the

teaching process the teacher is expected to demonstrate; and (c)

consequence competencies, which specify pupil behaviors that are

seen as evidence of teaching effectiveness.' He argues that

knowledge, performance, and consequence competencies should be

viewed as a sequence of interrelated behaviors that work together to

build a comprehensive set of teacher and pupil outcomes in the

classroom”.

  Jadi dapat dikatakan bahwa Guru merupakan elemen kunci dalam sistem pendidikan, khususnya di sekolah. Hal ini disebabkan karena guru merupakan titik sentral dalam pembaharuan dan peningkatan mutu pendidikan. Dengan kata lain salah satu persyaratan penting bagi terwujudnya pendidikan yang bermutu adalah apabila pelaksanaannya dilakukan oleh pendidik-pendidik yang keprofesionalannya dapat diandalkan. Tinggi rendahnya mutu hasil belajar siswa banyak tergantung pada kemampuan mengajar guru. Apabila guru memiliki kemampuan mengajar yang baik, maka akan membawa dampak peningkatan iklim belajar mengajar yang baik.

  Guru yang professional harus selalu berubah dari praktek lama, dan bahkan juga harus bisa meninggalkan metode lama untuk menghadapi tantangan professional kini dan mendatang dengan cara dan metode yang sama sekali baru.

  Guru yang profesional juga harus memiliki pemahaman yang mendalam tentang hakikat manusia sebagai landasan pola pikir dan pola kerja guru dan loyalitasnya kepada profesi pendidikan yang mampu mengembangkan budaya organisasi kelas, dan iklim organisasi pengajaran yang bermakna, kreatif dan dinamis, bergairah dan dialogis sehingga menyenangkan bagi peserta didik sesuai dengan tuntutan jaman yang semakin maju dimana peserta didik tidak merasa jenuh dalam belajar di sekolah (UU No. 20 Tahun 2003 pasal 40 ayat 2 a).

  Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Indonesia Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah pada Lampiran Peraturan Menteri tersebut Bab II, Bagian B tentang Struktur Kurikulum Pendidikan Umum, butir 1.c dinyatakan bahwa pembelajaran kelas I-III dilaksanakan melalui pendekatan tematik.

  RPP merupakan persiapan yang harus dilakukan guru sebelum mengajar. Persiapan ini lebih mengacu pada rencana pembelajaran yang didesain secara sadar dan mendasarkan diri pada kompetensi yang hendak dicapai.

  Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 pasal 20 menyebutkan bahwa RPP merupakan rencana yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar yang telah ditetapkan dalam standar isi dan dijabarkan dalam silabus. Oleh Safari (2009) persiapan di sini diartikan sebagai persiapan tertulis ataupun persiapan mental situasi emosional yang dibangun, lingkungan produktif termasuk meyakinkan peserta didik untuk mau terlibat secara penuh.

  Mengingat kompleksnya penyusunan RPP diatas maka kemampuan guru sebagai penyusun RPP sangat berpengaruh dan menjadi faktor kunci yang sangat penting. Namun faktor lainnya juga tak kalah penting dalam penyusunan RPP ini seperti pengalaman guru itu sendiri dan pelatihan-pelatihan yang pernah diikuti oleh guru.

  RPP dirancang berbeda menurut tingkatan Kelas, semenjak Pemerintah menetapkan kembali penggunaan KTSP pada satuan pendidikan Sekolah Dasar maka untuk Kelas IV,V,VI menggunakan RPP dengan pendekatan pada Bidang Studi sedangkan untuk Kelas I,II,III menggunakan RPP tematik. RPP tematik adalah RPP yang disusun bagi siswa kelas I, II, III yang mengacu pada tema tertentu, dimana siswa diharapkan mencapai kompetensi berdasarkan tema yang diberikan tersebut, dengan menggabungkan beberapa mata pelajaran sekaligus menjadi satu tema.

  Menurut Wijaya (2013:15) “Pembelajaran tematik adalah pembelajaran yang menggunakan tema pembelajaran untuk mengaitkan beberapa amata pembelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada siswa” dapat disimpulkan bahwa pendapat tersebut memberikan pengertian guru menggunakan tema pembelajaran untuk mengaitkan beberapa subjek pembelajaran atau beberapa mata pelajaran untuk diajarkan kepada siswa dalam menciptakan suatu pembelajaran yang menarik kepada siswa.

  Gugus Kendalisodo berada di Kecamatan Tretep Kabupaten Temanggung Propinsi Jawa Tengah dengan jumlah anggota kelompok ada 1 Sekolah Inti dan 4 Sekolah Imbas. Setelah tahun pelajaran 2006/2007 penerapan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan semua sekolah tak terkecuali yang berada di wilayah Gugus Kendalisodo menerapkan kurikulum tersebut dengan komposisi kelas I, II, III menggunakan pembelajaran tematik.

  Masalah yang muncul di Gugus Kendalisodo merupakan masalah yang sifatnya umum karena persiapan guru dalam pembelajaran masih rendah dikarenakan rata-rata guru yang mengajar kelas I, II, III merupakan guru yang sudah berumur dan sudah merasa mapan dan berpengalaman dalam mengajar kelas rendah.

  Penelitian dilakukan oleh Hayama dkk (2012) menyatakan bahwa pengimplementasian model pembelajaran tematik pada peserta didik kelas III Madrasah Ibtidaiyah Swasta Nurul Islam Pontianak Barat yang rendah aktivitasnya dalam pembelajaran penyelesaian soal cerita pada Ilmu Pengetahuan Alam. Hasil pelaksanaan tindakan pembelajaran penyelesaian soal – soal bergambar dengan menggunakan metode pemecahan masalah pada setiap siklusnya selalu mengalami peningkatan yaitu pada siklus I rata-rata indikator 60% dan pada siklus II rata-rata indikator 88%. Kesimpulan bahwa diharapkan dapat meningkatkan kinerja guru yang profesional dan memperbaiki mutu aktivitas peserta didik dengan implementasi pembelajaran tematik.

  Penelitian juga dilakukan oleh Hilda Karli (2009) hasilnya bahwa pendekatan berorientasi pada peserta didik dan pembelajaran tematik dalam proses pembelajaran merupakan upaya yang dilakukan oleh Pemerintah dalam meningkatkan mutu pendidikan nasional. Kedua pendekatan itu terlihat jelas dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sekolah Dasar yang sekarang ini diterapkan. Setelah menelaah pendekatan tematik secara konseptual dan membandingkannya dengan pendekatan fragmented, yang mengidentifikasi sejumlah kesulitan guru melaksanakan pembelajaran tematik. Dalam hal ini ditemukan pembelajaran tematik memudahkan peserta didik memahami konsep-konsep secara holistik tetapi pembelajaran fragmented juga masih diperlukan untuk lebih memahami pokok bahasan tertentu.

  Penelitian juga dilakukan oleh Nurul Ain & Maris Kurniawati (2012) hasil penelitian menunjukkan bahwa Lebih dari enam tahun setelah penerapan Kurikulum KTSP, sekolah dasar di Kecamatan Sukun dan Kecamatan Klojen belum melaksanakan pembelajaran tematik dengan optimal. Guru sudah membuat RPP tematik tetapi belum melaksanakannya karena menurut guru pembelajaran terpisah lebih dapat meningkatkan hasil belajar siswa daripada pembelajaran tematik. Beberapa hambatan yang dialami guru menunjukkan bahwa mereka belum memahami konsep pembelajaran tematik. Guru baru memberikan ketrampilan kognitif, sedangkan afektif dan psikomotorik belum berbasis kegiatan pembelajaran. Ketrampilan kognitif yang diberikan kepada siswa baru pada tingkat C1-C3. Hal ini berarti bahwa guru belum memberikan ketrampilan tingkat tinggi kepada siswa.

  Penelitian juga dilakukan oleh Kon Chon Min (2012) Teachers' Understanding and Practice towards

  

Thematic Approach in Teaching Integrated Living Skills

(ILS) in Malaysia. Dan hasil penelitian ini menunjukkan

  bahwa di District Kinta Utara, Perak, Malaysia pendekatan tematik sangat membantu guru dalam mengajar dan juga pengalaman guru belum tentu berpengaruh dalam pembelajaran.

  Dari beberapa penelitian diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa kemampuan guru dalam menyusun RPP tematik sangat diperlukan. Sejalan dengan pemikiran tersebut Pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan di Gugus Surodirjo Kecamatan Tretep Kabupaten Temanggung belum sepenuhnya didukung oleh kemampuan dan kesiapan guru yang optimal dan kreatif dengan didukung berbagai perangkat alat dan media yang memadai. Sehingga pelaksanaan pembelajaran ini sangat ditentukan olah peran guru dalam menyusun perancangan pembelajaran dan skenario yang menarik dengan memperhatikan karakteristik siswa.

  Dari beberapa masalah yang peneliti dapatkan ini, yang kemudian peneliti memilih untuk melakukan penelitian terhadap guru-guru di Gugus Surodirjo Kecamatan Tretep Kabupaten Temanggung berkaitan dengan penyusunan RPP tematik.

  1.2 RUMUSAN MASALAH

  Berdasarkan latar belakang dan penelitian terdahulu maka penulis merumuskan masalah “bagaimanakah kemampuan guru dalam menyusun RPP tematik di Gugus Kendalisodo Kecamatan Tretep Kabupaten Temanggung ?”

  1.3 TUJUAN PENELITIAN

  Berdasarkan rumusan masalah yang ada, maka tujuan penelitian adalah untuk mengetahui kemampuan guru dalam menyusun RPP tematik di Gugus Kendalisodo Kecamatan Tretep Kabupaten Temanggung

1.4 MANFAAT PENELITIAN

  Secara terperinci manfaat utama penelitian ini adalah sebagai berikut:

  1. Secara teoritis bagi sekolah, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai pengembangan teori yang sudah ada dan sebagai masukan dalam upaya pendayagunaan sumber daya manusia dalam penyusunan RPP tematik.

  2. Secara praktis bagi guru-guru di Gugus Kendalisodo Kecamatan Tretep Kabupaten Temanggung khususnya guru kelas, hasil penelitian ini dapat menjadi masukan untuk menyusun RPP tematik dengan jelas.

Dokumen yang terkait

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Supervisi Kunjungan Kelas untuk Meningkatkan Kompetensi Pedagogik Guru SDN Cukil 01 Tengaran Kabupaten Semarang

0 0 27

BAB III METODE PENELITIAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Supervisi Kunjungan Kelas untuk Meningkatkan Kompetensi Pedagogik Guru SDN Cukil 01 Tengaran Kabupaten Semarang

0 0 10

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Supervisi Kunjungan Kelas untuk Meningkatkan Kompetensi Pedagogik Guru SDN Cukil 01 Tengaran Kabupaten Semarang

0 0 42

KISI-KISI INSTRUMEN PENELITIAN Supervisi Kunjungan Kelas untuk Meningkatkan Kompetensi Pedagogik Guru SD Negeri Cukil 01, Tengaran

0 1 17

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Supervisi Kunjungan Kelas untuk Meningkatkan Kompetensi Pedagogik Guru SDN Cukil 01 Tengaran Kabupaten Semarang

0 0 9

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Program MMT (Manajemen Mutu Terpadu) dalam Peningkatan Hasil Belajar di SMA N 2 Salatiga

0 0 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Mutu Terpadu 2.1.1. Mutu Pendidikan - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Program MMT (Manajemen Mutu Terpadu) dalam Peningkatan Hasil Belajar di SMA N 2 Salatiga

0 0 34

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran umum SMA Negeri 2 Salatiga - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Program MMT (Manajemen Mutu Terpadu) dalam Peningkatan Hasil Belajar di SMA N 2

0 0 44

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Kinerja Mengajar Guru Kelas V Bersertifikasi di Daerah Binaan 2 Kecamatan Parakan

0 0 24

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Kinerja Mengajar Guru Kelas V Bersertifikasi di Daerah Binaan 2 Kecamatan Parakan

0 0 15