BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 4 Semester 2 SDN 03 Candimulyo Nglarang

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

  Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik aktif mengembangkan potensi dirinya. Tugas utama seorang guru adalah mendidik, mengajar, dan membimbing peserta didik. Guru adalah pendidik, yang menjadi tokoh, panutan bagi peserta didik, dan lingkungannya. Oleh karena itu, guru harus memiliki standar kualitas yang mencakup tanggung jawab, wibawa, mandiri, dan disiplin. Menurut W.S. Winkel ( dalam Ahmad Susanto, 2002 : 4) belajar adalah suatu aktvitas mental yang berlangsung dalam interaksi aktif antara seseorang dengan lingkungan, dan perubahan - perubahan dalam pengetahuan, pemahaman keterampilan dan nilai sikap yang bersifat relatif konstan dan berbekas. Belajar merupakan aktivitas yang sangat penting bagi perkembangan indvidu. Belajar akan terjadi setiap saat dalam diri seseorang, di manapun dan kapanpun proses belajar dapat terjadi. Sudah menjadi harapan setiap orang bahwa perubahan dalam belajar seharusnya berwujud pada perubahan yang lebih baik karena dengan perubahan yang lebih baik akan mendorong seseorang untuk menjalankan proses hidupnya dengan lebih baik pula. Pemikiran seperti ini, jika dikaitkan dengan konteks belajar yang dilakukan oleh peserta didik, maka perubahan tersebut akan menuju pada konsep hasil belajar.

  Menurut K. Brahim (dalam Ahmad Susanto, 2013 : 5) bahwa hasil belajar dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam skor yang Menurut Ahmad Susanto (2013 : 5) secara sederhana hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Karena belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang relatif menetap. Siswa yang berhasil dalam belajar adalah yang berhasil mencapai tujuan- tujuan pembelajaran atau tujuan instruksional.

  Belajar mengajar erat kaitannya dengan proses pembelajaran, dalam Undang-undang Sisdiknas No. 20/2003 Bab I pasal 1 (1) dinyatakan bahwa “pendidikan adalah usaha sadar dan terencana mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensinya sendiri

  ”. Inilah secara teoritis disebut pembelajaran berpusat pada siswa yang diadopsi ke dalam sistem pendidikan nasional. Pengertian ini merupakan perwujudan perubahan mendasar dari pengajaran dan pembelajaran pada UU Sisdiknas No. 20/2003. Pengajaran, istilah yang mewakili peranan dominan guru sebagai pengajar, sedangkan pembelajaran menunjuk peranan siswa aktif sekaligus mengoreksi peranan dominan guru ( Utomo Dananjaya : 2011). Pembelajaran yang aktif didukung dengan model pembelajaran yang kreatif, di sini model pembelajaran mengacu pada pendekatan pembelajaran yang akan digunakan, termasuk di dalamnya tujuan-tujuan pengajaran, tahap-tahap kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan pengelolaan kelas (Kardi S. dan Nur, 2000b : 8). Hal ini sesuai dengan pendapat Joyce (1992 : 4) bahwa

  “Each model guides us as we design instruction to help students achieve various objectives” maksudnya adalah

  bahwa setiap model pembelajaran mengarahkan guru dalam merancang pembelajaran untuk membantu peserta didik sedemikian rupa sehingga tujuan pembelajaran tercapai. Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang menggambarkan prosedur sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar. Fungsi model pembelajaran adalah sebagai pedoman bagi guru dalam dipengaruhi oleh sifat dari materi yang akan diajarkan, tujuan yang akan dicapai dalam pembelajaran tersebut, serta tingkat kemampuan peserta didik. (Trianto, 2011 : 52)

  Guru sangat berperan dalam membantu perkembangan peserta didik untuk mewujudkan tujuan hidupnya secara optimal.oleh karena itu guru dituntut untuk dapat memilih model pembelajaran sesuai dengan minat, bakat, dan kemampuan, dan potensi-potensi yang dimiliki peserta didik. Dalam kaitan ini guru perlu memperhatikan peserta didik secara indvidual, karena antara satu peserta didik dengan yang lainnya memiliki perbedaan yang mendasar. Di sini guru menempati posisi sebagai figur sentral. Ditangan para guru terletak kemungkinan berhasil atau tidaknya pencapaian tujuan pembelajaran di sekolah. Agar guru dapat melaksanakan tugasnya dengan sebaik mungkin, seorang guru terlebih dahulu hendaknya memahami dengan saksama hal-hal yang memungkinkan peserta didik untuk belajar aktif.

  Untuk mengukur hasil belajar siswa yang berupa pengetahuan konsep, guru dapat melakukan evaluasi produk. Sehubungan dengan evaluasi produk ini W.S Winkel (2007 : 540) menyatakan bahwa melalui produk dapat diselidiki apakah dan sampai seberapa jauh suatu tujuan instruktusional telah tercapai. Berdasarkan pandangan winkel ini, dapat diketahui bahwa hasil belajar siswa erat kaitannya dengan tujuan instruktusional (pembelajaran) yang telah dirancang guru sebelum melaksanakan proses pembelajaran. Akan tetapi, masih banyak ditemukan pelaksanaan pembelajaran IPA menggunakan model ceramah sehingga peserta didik beranggapan bahwa IPA bersifat hafalan. Guru dalam menerapkan pembelajaran lebih menekankan pada model yang mengaktifkan guru, pembelajaran yang dilakukan guru kurang kreatif, lebih banyak menggunakan model ceramah dan kurang mengoptimalkan media pembelajaran. Sehingga peserta didik kurang kreatif dan antusias dalam proses pembelajaran. Model ini akan memberikan dampak yang didik dalam mengikuti pelajaran akan berkurang, peserta didik merasa bosan karena harus mendengarkan selama berjam-jam, konsentrasi peserta didik dalam memperhatikan pelajaran akan berkurang karena kegiatan pembelajaran yang monoton (dengar, catat, dan hafal), peserta didik akan menjadi pasif. Akibatnya sasaran hasil belajar peserta didik belum dapat dicapai secara optimal.

  Hasil pembelajaran IPA di Sekolah Dasar Negeri 03 Candimulyo Kota Temanggung masih terbilang rendah hal ini dikarenakan di dalam proses pembelajaran guru kurang memahami kebutuhan dari peserta didik baik dari segi karakteristik maupun dalam pengembangan ilmu. Rendahnya hasil belajar IPA di sekolah sering diprediksikan dengan permasalahan belajar dari peserta didik dalam memahami materi. Hal ini karena faktor belajar peserta didik yang kurang efektif, karena kurangnya antusias peserta didik dalam mengikuti pembelajaraan di dalam kelas, bahkan peserta didik sendiri kurang termotivasi untuk mengikuti pembelajaran di dalam kelas sehingga menyebabkan peserta didik kurang bahkan tidak memahami materi yang telah diberikan. Permasalahan yang terjadi dalam penyampaian mata pelajaran IPA, dikarenakan penggunaan model yang kurang sesuai untuk mata pelajaran IPA. Sehingga hasil belajar yang dicapai kurang sesuai dengan apa yang diharapkan. Dan kurangnya ketertarikan dalam pembelajaran, mengakibatkan peserta didik tidak sepenuhnya memahami materi yang disampaikan. Selain itu hasil belajar peserta didik masih banyak di bawah KKM (70) untuk mengatasi permasalahan tersebut, diperlukan model yang lebih efektif pada mata pelajaran IPA. Hal yang perlu diperhatikan dalam memilih model tersebut adalah tidak terlalu memberatkan guru dan tidak menggangu kegiatan belajar mengajar (KBM), akan tetapi justru akan mengatasi permasalahan- permasalahan yang dialami guru ketika mengajar. Model yang ditawarkan adalah pembelajaran kooperatif tipe Make A Match berbantuan alat peraga kartu, diharapkan peserta didik menjadi lebih aktif dalam kegiatan

  Pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe Make A

  

Match akan menumbuhkan antusias peserta didik dalam proses

  pembelajaran, peserta didik berlomba untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran. Selain itu juga akan terjalin kerja sama antar guru dengan peserta didik. Alat peraga kartu sebagai media pembelajaran merupakan media yang nyata sehingga ini akan menarik perhatian peserta didik sehingga terjadi rangsangan yang positif dari media pembelajaran (alat peraga).

  Berdasarkan latar belakang tersebut di atas maka dilakukan penelitian dengan mengambil judul " Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match Untuk Meningkatkan Hasil Belajar (IPA) Pada Siswa Kelas 4 Semester II SDN O3 CANDIMULYO Kota Temanggung Tahun Pelajaran 2015/2016 ”.

1.2 Identifikasi Masalah

  Dari latar belakang masalah, dapat diidentifikasikan masalah sebagai berikut: a.

  Proses pembelajaran IPA di dalam kelas masih terkesan monoton.

  b.

  Kurangnya interaksi antara guru dan peserta didik.

  c.

  Rendahnya hasil belajar peserta didik untuk mata pelajaran IPA.

  d.

  Penjelasan dari guru kurang dapat diterima siswa sehingga pelajaran IPA dirasa sulit.

  Dampak yang akan terjadi apabila permasalahan ini tidak mendapatkan tindak lanjut adalah sebagai berikut: peserta didik akan beranggapan bahwa pelajaran IPA itu rumit, karena peserta didik belum memahami dan belum bisa menerapkan pelajaran IPA ke dalam kehidupan sehari-hari, kurangnya interaksi atau komunikasi antara guru dan peserta didik akan membuat siswa takut atau ragu untuk bertanya karena peserta didik belum terbiasa dengan guru.

  1.3 Rumusan masalah

  Berdasarkan hasil identifikasi masalah rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

  1. Apakah model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas 4 SDN 03 Candimulyo Kota Temanggung Semester II Tahun Pelajaran 2015/2016 ? 2. Bagaimana model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas 4 SDN 03 Candimulyo

  Kota Temanggung Semester II Tahun Pelajaran 2015/2016 ?

  1.4 Tujuan Penelitian

  Tujuan penelitian ini adalah untuk : 1.

  Meningkatan hasil belajar IPA siswa kelas 4 melalui model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match SDN 03 Candimulyo Kota Temanggung Semester II Tahun Pelajaran 2015/2016.

  2. Mendiskripsikan langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match yang terbukti dapat meningkatkan hasil belajar IPA.

1.5 Manfaat penelitian

  Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:

  1.5.1 Manfaat Teoritis

  Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat mendukung teori, menambah bahan kajian, serta implementasinya yang berkenaan dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match dalam meningkatkan hasil belajar siswa sekolah dasar.

  Dapat digunakan sebagai sumbangan pemikiran untuk dunia pendidikan dalam menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe

  

Make A Match yang diharapkan dapat digunakan untuk membantu

  mempermudah peserta didik dalam memahami materi ajar dan menumbuhkan antusias siswa dalam proses pembelajaran.

  1.5.2 Manfaat Praktis

  Manfaat penelitian ini bagi guru adalah membantu guru untuk menentukan media yang tepat guna meningkatkan hasil belajar peserta didik dengan model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match. Sementara bagi siswa sendiri adalah dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik khususnya dalam pelajaran IPA, dan bagi sekolah sendiri manfaat penelitian ini adalah menambah wawasan tentang bagaimana menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match dalam pembelajaran IPA, serta dapat meningkatkan wawasan dalam pemilihan pendekatan pembelajaran agar pembelajaran menjadi aktif dan menyenangkan.

Dokumen yang terkait

Welcome to Repositori Universitas Muria Kudus - Repositori Universitas Muria Kudus

0 0 28

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IV SD N 3 Tanjungrejo Kecamatan Wirosari Kabupaten Grobogan

0 0 78

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Model Pembelajaran Tipe Jigsaw Berbantu Power Point dan Star Point Card untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA bagi Siswa Kelas 5 SD Negeri Mangunsari 06 Kecamatan Sidomukti Kota Salati

0 0 103

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah Dan Efikasi Diri Guru Dengan Kinerja Guru: Studi Pada 16 SMP Sub Rayon 04 Semarang

0 0 113

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah Dan Efikasi Diri Guru Dengan Kinerja Guru: Studi Pada 16 SMP Sub Rayon 04 Semarang

0 0 33

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IV SD Negeri Manggihan Getasan Semester I Tahun

0 0 9

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IV SD Negeri Manggihan Getasan Semester I Tahun

0 0 14

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IV SD Negeri Manggihan Getasan Semester I Tahun

0 0 17

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IV SD Negeri Manggihan Getasan Semester I Tahun

0 0 15

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IV SD Negeri Manggihan Getasan Semester I Tahun

0 0 94