Pengantar Pendidikan Agama Hindu (1)

I KETUT SUD ARSANA

PENGANTAR PENDIDIKAN AGAMA HINDU
I KETUT SUDARSANA

BIODATA PENULIS

1. Pengertian Pendidikan
Sanjana (2006:2) menyatakan
bahwa

pendidikan

adalah

usaha sadar dan terencana
untuk

mewujudkan

belajar


suasana

dan

pembelajaran

proses

yang

efektif,

agar peserta didik secara aktif
mengembangkan
dirinya

untuk

potensi


meningkatkan

spiritualitas keagamaan agar
semakin

baik,

kecerdasan

yang selalu meningkat, akhlak
mulia serta keterampilan yang
diperlukan
masyarakat

bagi
,

dirinya,


bangsa

Negara. Sahertian

(2000: 1)

menyatakan
pendidikan

dan

bahwa
adalah

usaha

sadar yang dengan sengaja
dirancang

untuk


mencapai

tujuan yang telah ditetapkan.

Selanjutnya dalam UU RI. No 20

I Ketut Sudarsana lahir di

tahun

Desa Ulakan Kecamatan

2003

tentang

pendidikan

sistem


nasional

disebutkan bahwa pendidikan
adalah

usaha

sadar

dan

Manggis Kabupaten
Karangasem Provinsi Bali
pada tanggal 4 September
1982. Ia adalah anak

terancam untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses
pembelajaran

didik

agar

peserta

secara

aktif

menggembangkan

potensi

dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual,

keagamaan,

pengendalian


diri,

bungsu dari tiga bersaudara
yang lahir dari pasangan I
Ketut Derani (Alm.) dan Ni
Ketut Merta. Menikah
dengan Adi Purnama Sari,
S.Pd.H. dan dikaruniai tiga
orang anak; Saraswati Cetta
Sudarsana (4 tahun),
Kamaya Narendra

kepribadian,kecerdasan,ahlak
mulia,

serta

yamg


diperlukan

masyarakat
negara.

keterampilan
dirinya,

bangsa

Purwanto

dan

(1998:10)

menyebutkan

bahwa


pendidikan ialah usaha orang
dewasa dalam pergaulannya

Sudarsana dan Ganaya
Rajendra Sudarsana (3
tahun). Pengalaman kerja
dimulai pada tanggal 1
Januari 2005 sampai
sekarang sebagai dosen
tetap IHDN Denpasar.
Email :
iketutsudarsana@ihdn.ac.id

dengan
memimpin

anak-anak

untuk


perkembangan

I KETUT SUD ARSANA

rohani dan jasmaninya kearah

pertumbuhan

kedewasaan,

lebih

perkembangan seorang anak

mewujudkan

pendidikan

agar nantinya dapat tumbuh


Pendidikan

menjadi dewasa baik dalam

pada

diberikan secara sengaja oleh

jasmani

mewujudkan tujuan nasional

orang dewasa kepada anak-

Dengan

anak, dalam pertumbuhannya

orang yang dikatakan dewasa

tercantum

(jasmani

agar

dalam hal ini dapat dilihat dari

Pembukaan UUD 1945 yaitu :

berguna bagi diri sendiri dan

perkembangan jasmani dan

1) Mencerdaskan kehidupan

bagi masyarakat.

rohaninya

Hamalik (2004:3) memberikan

serta dapat mengambil suatu

pengertian

kesimpulan

atau

jelasnya

lagi

adalah

pemimpin

dan

rohani)

terhadap

pendidikan
proses

yang

sebagai

suatu

dalam

rangka

dan

maupun

demikian

yang

orang-

seimbang

terhadap

masalahnya
dapat

rohaninya.

sendiri,

serta

bertanggung

jawab

senantiasa

negara

diarahkan

untuk
Tujuan

Nasional,
akhirnya

RI

dan
untuk

sebagaimana

pada

alinea

IV

bangsa,
2) Memajukan kesejahteraan
umum,
3) Melindungi

segenap

bangsa

Indonesia
tumpah

dan

mempengaruhi peserta didik

terhadap beban hidup yang

seluruh

supaya mampu menyesuaikan

di hadapi sebagai makhluk

Indonesia,

diri sebaik mungkin dengan

sosial dalam masyarakat.

lingkunganya,dengan

2. Pendidikan Agama Hindu

ketertiban

demikian akan menimbulkan

Pendidikan

Hindu

berdasarkan perdamaian

perubahan

adalah

mata

abadi dan keadilan sosial.

yang

dalam

dirinya

memungkinkan

untuk

salah

satu

dunia

Terkait dengan tujuan nasional

berfungsi secara dekat dalam

diterapkan di seluruh jenjang

di atas, pada Bab II Pasal 3

kehidupan masyarakat.

dan jenis lembaga pendidikan

Undang-Undang

Berdasarkan pendapat diatas,

formal, baik negeri maupun

tahun 2003 dijelaskan bahwa :

maka

dapat

swasta, dari Taman Kanak-

bahwa

pendidikan

adalah

kanak

yang

melaksanakan

wajib

disimpulkan

pelajaran

agama

4) Ikut

darah

hingga

Perguruan

usaha sadar yang dilakukan

Tinggi. Sama seperti halnya

oleh

memiliki

dengan mata-mata pelajaran

atas

yang lain. Pendidikan Agama

orang

tanggung

yang
jawab

Nomor

Pendidikan

20

nasional

berfungsi mengembangkan
kemampuan
membentuk

dan
watak

serta

peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka
mencerdaskan
bangsa,

kehidupan

bertujuan

untuk

I KETUT SUD ARSANA

berkembangnya
siswa

potensi

agar

menjadi

manusia yang beriman dan
bertakwa

kepada

tuhan

Yang Maha Esa, berakhlak
mulia,

sehat,

berilmu,

cakap, kreatif, mandiri dan
menjadi

warga

yang

negara

demokratis

dalam mata pelajaran akhlak

pembangunan

mulia dan kewarganegaraan.

mental spiritual”.

Kelompok mata pelajaran ini

Sejalan dengan hal tersebut,

dan

Departemen

kepribadian

ini

dimaksudkan

untuk

Nasional

fisik

dan

Pendidikan

dalam

rumusan

meningkatkan kesadaran dan

standar

wawasan peserta didik akan

pelajaran pendidikan Agama

status, hak dan kewajibannya

Hindu

kompetensi

mata

dan

bertanggungjawab
(Lasmawan, 2006 : 14 )

untuk

kurikulum

2004

lulusan

suatu

dalam

kehidupan

memberikan

jenjang

pendidikan

sesuai

bermasyarakat,

berbangsa

mengenai Pendidikan Agama

dengan

tujuan

Kompetensi

pendidikan

dan

mencakup

kehidupan

nasional
komponen

pengetahuan,

keterampilan,

kecakapan,

kemandirian,

kreativitas,

bernegara
beragama

mengenal,

Terkait

dengan

dalam

kerangka

tingkat

satuan

tujuan

pada

terencana

Yang Maha Esa.

dan

komponen

dan

menyiapkan

pendidikan

Semua

dan

Hindu sebagai upaya sadar

kepercayaan terhadap Tuhan

kesehatan, akhlak, ketakwaan
kewarganegaraan.

serta

eksistensi

Agama

Hindu

kurikulum

pengertian

guna

peserta

didik

memahami,

menghayati,

hingga

mengimani,

bertakwa

berakhlak

mulia

dan
dalam

pendidikan

mengamalkan ajaran agama

sebagaimana terurai di atas,

Hindu dari sumber utamanya

pendidikan

nasional

tercermin

pada

parisada

Hindu

Dharma

yaitu kitab suci Sruti, Smerti,

sistem

Indonesia

pusat

(1993:6)

Sila, Acara dan Atmanastuti.

sistem

menjelaskan

bahwa

Pendidikan agama itu sendiri

Hindu

memiliki ruang lingkup untuk

harus
kurikulum,

pembelajaran

dan

penilaian.

“pendidikan

Menurut peraturan pemerintah

pada

adalah

mewujudkan

keserasian,

No. 19/ 2005 yang kemudian

merupakan penunjang dalam

keselarasan,

dan

yang dituangkan lebih lanjut

mencapai

kesinambungan

pada kurikulum tingkat satuan

pembangunan

pendidikan,

nasional

agama

Hindu

pendidikan
termasuk

ke

agama

dasarnya

cita-cita
dan

tujuan
melalui

dengan

Tuhan,

hubungan
diri

sendiri,

sesama manusia dan makhluk

I KETUT SUD ARSANA

lain,

maupun

dengan

kepribadian umat Hindu yang

ranah

lingkungan (Tri Hita Karana).

baik,

berbudi

yang

dalam

Pendidikan

luhur

serta

bhakti

jenjang

pendidikan
kurikulum

agama

Hindu

pekerti
selalu

pendidikan
berbagai

pada dasarnya adalah salah

kehadapan Ida Sang Hyang

menurut

satu

Widhi Wasa.

pendidikan

pendidikan

penunjang

dalam usaha mencapai cita-

Istilah

cita mental spiritual dan tujuan

konteks

kekinian

pembangunan

pada

bagaimana

Pendidikan
melalui

nasional.

agama

mengajar

dan

pada

ditekankan
guru

bagaimana

Parisada

peserta didik mengajar Tirta

Hindu Dharma Indonesia telah

(1990:42) menyatakan bahwa

menyusun berbagai program

pembelajaran adalah totalitas

Pendidikan

Hindu

keseluruhan kegiatan belajar

pembinaan

mengajar dalam suatu proses

dalam

kebijakan

Hindu

pembelajaran

Agama

rangka

umat Hindu.

transformasi

Dengan demikian pendidikan

konsep

dengan

agama Hindu adalah suatu

pada

bagaimana

upaya

mengajarkan

dalam

serta

rangka

menyukseskan

pembangunan
dalam
yang
luas,

turut

bidang

nasional

sesuatu.

keagamaan

Berpijak

dilaksanakan
terencana

bagaimana

dan

nilai

ide
titik

dan
berat
guna

sesuatu
siswa

dan
belajar

dari

berbagai

secara

pengertian di atas jadi apa

terus

yang dimaksud pembelajaran
pendidikan

Hindu

mempelajari,

sehubungan

menghayati,

penelitian tindakan kelas ini

memahami,
mengamalkan

ajaran

adalah

agamanya

dapat

kegiatan

sehingga

menumbuhkan

sikap

dan

jenis

yang
satuan

yang

nasional

dan

berlaku

di

seluruh

wilayah Indonesia tergolong
ke

dalam

kelompok

mata

pelajaran ahklak mulia dan
kewarganegaraan.

3. Karakteristik Pembelajaran
Pendidikan Agama Hindu
Praksita (1986:23) menyatakan
bahwa

agama

petunjuk

hidup

adalah

yang

berisi

sejumlah ide nilai dan norma
yang

seharusnya

pedoman

menjadi

dalam

berpikir

berbicara dan bertingkah laku

menerus guna mengajak umat
untuk

secara

formal

agama

dengan

keseluruhan
belajar

Hindu

proses

mengajar

pendidikan agama Hindu di

guna

terwujudnya

keharmonisan umatnya dalam
segala

dimensi

keharmonisan

yakni
hubungan

manusia

dengan

Tuhan,

hubungan

manusia

dengan

manusia
dengan

serta

manusia

lingkungan

alam.

Dalam konsep Hindu suasana
santi

yang

diwarnai

oleh

I KETUT SUD ARSANA

terciptanya harmonisasi dalam

mewujudkan

berbagai

yang hakiki yakni santi, santi

kodrat

dan santi.

Tuhan Yang Maha Esa yang

Sejalan dengan isi kutipan di

terdiri dari jasmani dan rohani

dilepaskan dengan berbagai

atas.

dengan kedudukan sebagai

niasa

menyatakan

dimensi

pembiasaan

ber

parisudha

atas

tri

kaya

tidak

atau

dapat

simbul-simbul

tujuan

agama

Gunawan

(2003:23)

bahwa

yang

sebagai media yang berguna

hakiki dan beragama adalah

sebagai

beryadnya,

alat

bantu

mempermudah
dan

menghayati

mengaalkan

norma-norma

untuk

nilai

agama

dan
atau

utama

yadnya

adalah

tri

yang
kaya

parisudha dan dengan tri kaya
parisudha

terwujud

sebagai manusia yang secara
merupakan

ciptaan

makhluk individu dan sosial.
Wiana

(1993:37)

menyatakan
pokok

bahwa

isi

pembelajaran

agama

Hindu

Panca

adalah

Sradha

yang

di

kemas menurut konsep tiga
kerangka

dasar

yakni

:tatwa, susila, ritual.

perintah dan larangan Tuhan.

keharmonisan

Beragama

berbakti

keharmonisanlah

Yadnya

kedamaian. Dalam kurikulum

terkait dengan pelaksanaan

adalah wujud bhakti kepada

tingkat

kurikulum

Tuhan

kurikulum pendidikan agama

pendidikan

Hindu

menyangkut

berarti

kepada

Tuhan.

beryadnya

hakekatnya

pada

berpikir

dan

dan

satuan

dalam
terdapat

pendidikan,

yang

tergolong

Dalam

peraturan

akademik

tingkat

satuan

terutama

yang

standar

isi,

berbicara dan bertingkah laku

kedalam

atau

pelajaran ahlak mulia memiliki

standar penilaian di katakan

dengan ber tri kaya parisudha

karakteristik

bahwa

maka

berbeda dengan mata-mata

termasuk

di

pelajaran

pendidikan

agama

Hindu
mata

tri

parisudha

keharmonisan

berbagai
secara

kaya

dimensi
nyata

dalam
terwujud

dan

kelompok

yang

yang

mata

sedikit

lain.

standar

proses

maupun

pendidikan

agama

dalamnya

dalam

Pendidikan agama Hindu tidak

sebagai

kelompok

kondisi harmonis seperti inilah

saja berorientasi mewujudkan

pelajaran

ahlak

kehidupan

berada

kecerdasan intelektual tetapi

kewargangaraan

dalam suasana damai atau

justru yang lebih itu adalah

menyasar tiga ranah dalam

santi.

menanamkan

kecerdasan

pembelajaran yakni : ranah

upacara dan upakara adalah

emosional

kecerdasan

kognitif,

alat

sosial

terasa

Dengan

bantu

demikian

dalam

dan

pada

peserta

didik

ranah

ranah

mulia

dan

senantiasa

afektif

psikomotor

dan
Titib

I KETUT SUD ARSANA

(2006:45) menyatakan bahwa

pembelajaran. Berpijak pada

kecerdasan, tetapi juga pada

pendidikan

satandar isi yang ditetapkan

sikap dan kepribadian peserta

maka

didik.

budi

pekerti

memiliki

kesamaan

orientasi

dengan

pendidikan

agama

pembelajaran

mewujudkan

sumber

agama Hindu senantiasa lebih

Hindu

daya manusia yang cerdas

ditekankan

Pendidikan

dan terampil atas dasar ahlak

penginternasasisan

mulia

Dengan

komponen

afektif

demikian pendidikan agama

psikomotor

di

samping

meningkatkan sradha (iman)

dan pendidikan budi pekerti

komponen kognitif. Guru tidak

dan bhakti (ketaqwaan) siswa

sangat penting menumbuhkan

saja

terhadap

kemampuan

konsep

yakni

yang

kuat.

siswa

secara

pada

proses
pendidikan

pada

mengajarkan
kognitif

proses
sejumlah
dan

sejumlah

tetapi

juga

4. Tujuan Pendidikan Agama

bertujuan

agama
untuk

Hindu

menumbuh

kembangkan

dan

Ida

Sang

Hyang

Widhi Wasa melalui pelatihan,

intelektual tetapi jauh lebih

mendidik peserta didik untuk

penghayatan

penting adalah mewujudkan

mampu

dan

pengalaman ajaran agama

kemampuan

peserta

didik

menerapkan sejumlah konsep

Hindu, sehingga menjadi insan

dalam

bersikap

dan

afektif dan psikomotor.

Hindu

hal

memiliki

bertingkah laku mulia sesuai

Penilaian

hasil

dengan

pendidikan

agama

norma-norma

yang

belajar
Hindu

yang

dan

dharmika

dan

mampu mewujudkan cita-cita
luhur

Moksartham

Jagadita

ada ranah kognitif memang

tidak saja ditekankan pada

(Depdiknas, 2003 : 45).

penting, tetapi ranah afektif

kemampuan siswa menguasai

Menurut Wiana (1997 : 60-70)

dan ranah psikomotor lebih

sejumlah konsep kognitif tetapi

tujuan

penting.

lebih

Hindu

Pendidikan

agama

Hindu

kemauan

difokuskan
dan

pada

kemampuan

pendidikan
adalah

membentuk

manusia

agama
untuk
yang

yang pada standar isinya lebih

peserta didik mengaplikasikan

sudjana, susila dan subratha

menekankan

konsep afektif dan psikomotor

yang juga memiliki kepekaan

psikomotor dari pada kognitif

secara

sosial dalam arti yang luas.

domain

kehidupan sehari-hari dengan

Tujuan

demikian

tidak

Hindu sesungguhnya sejalan

pada

dengan tujuan dalam ajaran

berimplikasi

pengelolaan
dan

afektif

standar

standar

dan

pada
proses

penilaian

semata

nyata

penilaian
diarahkan

dalam

pendidikan

agama

I KETUT SUD ARSANA

agama

Hindu,

mewujudkan

yakni

untuk

jagadhita

4.

Menyerasikan

dan

dan

adalah

membentuk

menyeimbangkan

kepribadian sikap, mental dan

pelaksanaan

bagian-

budi pekerti dalam diri siswa.

bagian ajaran agama

Agar siswa tersebut mampu

Hindu

dalam

memahami

himpunan keputusan seminar

masyarakat

antara

susila dan subiartha serta astiti

kesatuan

tattwa, etika dan ritual

moksa

yang

berlandaskan

atas dharma.
Demikian

juga

dalam

tafsir

terhadap

aspek-aspek agama hindu I –

Menurut

XV

(1999

pendidikan

:

tujuan

Pendidikan Nasional Republik

agama

Hindu

Indonesia nomor 22 tahun 2006
tentang

Membentuk
Pancasila
bhakti
Sang

manusia

yang

astiti

kepada

Ida

Hyang

Wasa/Tuhan

Menanamkan

Menengah
bahwa

menyatakan

tujuan

pendidikan

Yang

menumbuh kembangkan dan
meningkatkan kualitas sradha

ajaran

dan

bhakti

melalui

suatu keyakinan dan

pemupukan,

landasan

dan

segenap

kegiatan umat dalam

agama

semua

insan

aspek

peserta

penghayatan,

pengamalan
serta
Hindu

yang

dapat
nilai-nilai

moksartham jagaditha dalam
kehidupannya.

didik

Dengan

sesuai

ajaran

membangun

mewujudkan
moral

didik

pemberian,

etika dan spiritual anak
yang

untuk

Satuan Pendidikan Dasar dan

Agama Hindu menjadi

Membentuk

Isi

agama Hindu adalah untuk

kehidupan
3.

Standar

Widhi

Maha Esa
2.

Menteri

24)

adalah :
1.

peraturan

demikian

yang

suputra,

bhakti dalam kehidupan sosial
religius.

5. Fungsi Pendidikan Agama
Hindu
Pendidikan

agama

Hindu

merupakan

suatu

proses

penanaman dan pengajaran
materi dan nilai-nilai ajaran
agama

Hindu.

Dalam

kehidupan

manusia

agama

memiliki fungsi seperti yang
dinyatakan oleh Cundamani
(1993 : 11-12) yaitu :
1.

Agama

memberikan

pengetahuan tentang
tujuan dan cara hidup.
Laksana

masuk

di

ruangan gelap orang
menjadi takut karena

dapat

dengan ajaran-ajaran

disimpulkan,

bahwa

tujuan

agama Hindu

pendidikan

agama

Hindu

terjadi

sesuatu

atau

tidak

tahu

arah.

Ketakutan
akibat

itu

timbul

ketidaktahuan

I KETUT SUD ARSANA

atau

kegelapan.

sendiri

pengajaran
ilmu

tentang

pengetahuan

sehingga

obor yang menerangi

daya tahan yang lebih

keagamaan

kehidupan

besar

umum,system,

sehingga
bisa

menempuh jalan yang

mempunyai

dari

segala

Agama

memberikan

dan

fungsinya.

macam penderitaan.
4.

secara

4.

penyiapan

benar dan bisa lebih

ketentraman hati dan

kemampuan

sikap

cepat menuju tujuan

membebaskan

mental

yang

hidup

dari kecurigaan dan

ingin melanjutkan studi

ketakutan

ke jenjang yang lebih

sejahtera

jasmani

baik

maupun

orang

yang

berlarut-larut.

rohani

siswa

tinggi.

Agama memberi daya

Terkait dengan fungsi agama

dorong untuk berbuat

tersebut, Kurikulum Pendidikan

kematangan

baik yang jauh lebih

Agama

daya

memungkinkan

menjabarkan

daripada orang yang

pendidikan

tidak beragama. Oleh

sebagai berikut :

karena

3.

3.

Agama dapat sebagai

manusia

2.

kesedihan

itu

agama

1.

Hindu

(2004:2)

Agama

penanaman

5.

mempersiapkan
dan

risistensi

siswa

fungsi

dalam mengadaptasi

Hindu

diri

terhadap

lingkungan

fisik

nilai-nilai

dan

sosial.

tidak cukup diketahui

ajaran Agama Hindu yang

oleh

umatnya

lebih

dapat dijadikan Pedoman

kesalahan,

dari

itu

perlu

hidup

kelemahan-

6.

perbaikan

kesalahan-

dalam

mencapai

diamalkan.

kesejahteraan

dan

Agama dapat sebagai

kebahagiaan

hidup

obat

dan

(moksartham jagadhita).

dan

dari

gejolak

batin

2.

ajaran agama dalam

seseorang

yang

Sradha

dirundung

kedukaan,

peredam

dengan agama orang
bisa menghibur dirinya

kelemahan

didik dalam keyakinan

pengembangan
Dan

Bhakti

Kehadapan Hyang Widhi
(Brahman)

peserta

pengalaman

kehidipan sehari-hari.
7.

pencegahan
didik

dari

negative

peserta
hal-hal

yang

di

I KETUT SUD ARSANA

akibatkan

oleh

pergaulan dunia luar.
Mengetahui
pendidikan
maka

fungsi

dari

Agama

Hindu

akan

lebih

mematangkan

siswa

mengahadapi

diri

dalam

terhadap

out

come

tercapai

secara

guru

siswa

dan

komponen

maksimal apabila komponen

sarana pembelajaran.

environmental input, raw input

Pelaksanaan

dan

input

pembelajaran agama Hindu

maksimal

menjadi lebih bermakna dan

instrumental

bersenergi

secara

pula.

lebih

Keberhasilan

pelaksanaan

pendidikan

efektif

seluruh

efisien

apabila

komponen

yang

lingkungan fisik dan sosial juga

pembelajaran

kemantapan akan keyakinan

agama

tentang

Pendidikan

Agama

ditentukan oleh guru sebagai

yang cukup memadai. Karena

Hindu

dalam

kehidupan

komponen invoromental input

itu

siswa sebagai raw input, dan

pendidikan

sarana

fasilitas

berjalan

secara

komponen

perlukan

upaya

sehari-hari.

pendidikan

Hindu

sangat

prasarana

berpengaruh
berada

di

dalamnya

pada

agar

kompetensi

pelaksanaan
agama

Hindu

ideal

di

6. Pelaksanaan Pembelajaran

sebagai

Pendidikan Agama Hindu

instrumental in put dengan

berupa

Secara defacto dan the yure

demikian

pelaksanaan

secara ideal seluruh sumber

pelaksanaan

pembelajaran agama Hindu

daya sekolah baik itu guru,

segala

murid

pendidikan

proses
sebagai

suatu

kendala

dan

solusi

sistem bersandar pada tiga

alternatif

untuk

mengatasi

komponen

kendala-kendala

tersebut

pokok

yaitu

encironmental input, raw input

senantiasa

dan instrumental input. Dalam

diarahkan

bersumber
pada

maksimal

pemberdayaan

maupun

sarana

prasarananya.

dan

komponen

proses pendidikan, output dan

Sugiharta, I. P. S. O., & Sudarsana, I. K. (2017). Hypnotic Learning Characteristics On Sisya
Brahmakunta Community In Denpasar. Vidyottama Sanatana: International Journal of Hindu
Science and Religious Studies, 1(2), 132-145.

Wisarja, I. K., & Sudarsana, I. K. (2017). Praksis Pendidikan Menurut Habermas (Rekonstruksi
Teori Evolusi Sosial Melalui Proses Belajar Masyarakat). Indonesian Journal of Educational
Research, 2(1), 18-26.

Wisarja, I. K., & Sudarsana, I. K. (2017). REFLEKSI KRITIS IDEOLOGI PENDIDIKAN
KONSERVATISME DAN LIBRALISME MENUJU PARADIGMA BARU PENDIDIKAN.
Journal of Education Research and Evaluation, 1(4), 283-291.