Pengantar Pendidikan Agama Hindu (1)
I KETUT SUD ARSANA
PENGANTAR PENDIDIKAN AGAMA HINDU
I KETUT SUDARSANA
BIODATA PENULIS
1. Pengertian Pendidikan
Sanjana (2006:2) menyatakan
bahwa
pendidikan
adalah
usaha sadar dan terencana
untuk
mewujudkan
belajar
suasana
dan
pembelajaran
proses
yang
efektif,
agar peserta didik secara aktif
mengembangkan
dirinya
untuk
potensi
meningkatkan
spiritualitas keagamaan agar
semakin
baik,
kecerdasan
yang selalu meningkat, akhlak
mulia serta keterampilan yang
diperlukan
masyarakat
bagi
,
dirinya,
bangsa
Negara. Sahertian
(2000: 1)
menyatakan
pendidikan
dan
bahwa
adalah
usaha
sadar yang dengan sengaja
dirancang
untuk
mencapai
tujuan yang telah ditetapkan.
Selanjutnya dalam UU RI. No 20
I Ketut Sudarsana lahir di
tahun
Desa Ulakan Kecamatan
2003
tentang
pendidikan
sistem
nasional
disebutkan bahwa pendidikan
adalah
usaha
sadar
dan
Manggis Kabupaten
Karangasem Provinsi Bali
pada tanggal 4 September
1982. Ia adalah anak
terancam untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses
pembelajaran
didik
agar
peserta
secara
aktif
menggembangkan
potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual,
keagamaan,
pengendalian
diri,
bungsu dari tiga bersaudara
yang lahir dari pasangan I
Ketut Derani (Alm.) dan Ni
Ketut Merta. Menikah
dengan Adi Purnama Sari,
S.Pd.H. dan dikaruniai tiga
orang anak; Saraswati Cetta
Sudarsana (4 tahun),
Kamaya Narendra
kepribadian,kecerdasan,ahlak
mulia,
serta
yamg
diperlukan
masyarakat
negara.
keterampilan
dirinya,
bangsa
Purwanto
dan
(1998:10)
menyebutkan
bahwa
pendidikan ialah usaha orang
dewasa dalam pergaulannya
Sudarsana dan Ganaya
Rajendra Sudarsana (3
tahun). Pengalaman kerja
dimulai pada tanggal 1
Januari 2005 sampai
sekarang sebagai dosen
tetap IHDN Denpasar.
Email :
iketutsudarsana@ihdn.ac.id
dengan
memimpin
anak-anak
untuk
perkembangan
I KETUT SUD ARSANA
rohani dan jasmaninya kearah
pertumbuhan
kedewasaan,
lebih
perkembangan seorang anak
mewujudkan
pendidikan
agar nantinya dapat tumbuh
Pendidikan
menjadi dewasa baik dalam
pada
diberikan secara sengaja oleh
jasmani
mewujudkan tujuan nasional
orang dewasa kepada anak-
Dengan
anak, dalam pertumbuhannya
orang yang dikatakan dewasa
tercantum
(jasmani
agar
dalam hal ini dapat dilihat dari
Pembukaan UUD 1945 yaitu :
berguna bagi diri sendiri dan
perkembangan jasmani dan
1) Mencerdaskan kehidupan
bagi masyarakat.
rohaninya
Hamalik (2004:3) memberikan
serta dapat mengambil suatu
pengertian
kesimpulan
atau
jelasnya
lagi
adalah
pemimpin
dan
rohani)
terhadap
pendidikan
proses
yang
sebagai
suatu
dalam
rangka
dan
maupun
demikian
yang
orang-
seimbang
terhadap
masalahnya
dapat
rohaninya.
sendiri,
serta
bertanggung
jawab
senantiasa
negara
diarahkan
untuk
Tujuan
Nasional,
akhirnya
RI
dan
untuk
sebagaimana
pada
alinea
IV
bangsa,
2) Memajukan kesejahteraan
umum,
3) Melindungi
segenap
bangsa
Indonesia
tumpah
dan
mempengaruhi peserta didik
terhadap beban hidup yang
seluruh
supaya mampu menyesuaikan
di hadapi sebagai makhluk
Indonesia,
diri sebaik mungkin dengan
sosial dalam masyarakat.
lingkunganya,dengan
2. Pendidikan Agama Hindu
ketertiban
demikian akan menimbulkan
Pendidikan
Hindu
berdasarkan perdamaian
perubahan
adalah
mata
abadi dan keadilan sosial.
yang
dalam
dirinya
memungkinkan
untuk
salah
satu
dunia
Terkait dengan tujuan nasional
berfungsi secara dekat dalam
diterapkan di seluruh jenjang
di atas, pada Bab II Pasal 3
kehidupan masyarakat.
dan jenis lembaga pendidikan
Undang-Undang
Berdasarkan pendapat diatas,
formal, baik negeri maupun
tahun 2003 dijelaskan bahwa :
maka
dapat
swasta, dari Taman Kanak-
bahwa
pendidikan
adalah
kanak
yang
melaksanakan
wajib
disimpulkan
pelajaran
agama
4) Ikut
darah
hingga
Perguruan
usaha sadar yang dilakukan
Tinggi. Sama seperti halnya
oleh
memiliki
dengan mata-mata pelajaran
atas
yang lain. Pendidikan Agama
orang
tanggung
yang
jawab
Nomor
Pendidikan
20
nasional
berfungsi mengembangkan
kemampuan
membentuk
dan
watak
serta
peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka
mencerdaskan
bangsa,
kehidupan
bertujuan
untuk
I KETUT SUD ARSANA
berkembangnya
siswa
potensi
agar
menjadi
manusia yang beriman dan
bertakwa
kepada
tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak
mulia,
sehat,
berilmu,
cakap, kreatif, mandiri dan
menjadi
warga
yang
negara
demokratis
dalam mata pelajaran akhlak
pembangunan
mulia dan kewarganegaraan.
mental spiritual”.
Kelompok mata pelajaran ini
Sejalan dengan hal tersebut,
dan
Departemen
kepribadian
ini
dimaksudkan
untuk
Nasional
fisik
dan
Pendidikan
dalam
rumusan
meningkatkan kesadaran dan
standar
wawasan peserta didik akan
pelajaran pendidikan Agama
status, hak dan kewajibannya
Hindu
kompetensi
mata
dan
bertanggungjawab
(Lasmawan, 2006 : 14 )
untuk
kurikulum
2004
lulusan
suatu
dalam
kehidupan
memberikan
jenjang
pendidikan
sesuai
bermasyarakat,
berbangsa
mengenai Pendidikan Agama
dengan
tujuan
Kompetensi
pendidikan
dan
mencakup
kehidupan
nasional
komponen
pengetahuan,
keterampilan,
kecakapan,
kemandirian,
kreativitas,
bernegara
beragama
mengenal,
Terkait
dengan
dalam
kerangka
tingkat
satuan
tujuan
pada
terencana
Yang Maha Esa.
dan
komponen
dan
menyiapkan
pendidikan
Semua
dan
Hindu sebagai upaya sadar
kepercayaan terhadap Tuhan
kesehatan, akhlak, ketakwaan
kewarganegaraan.
serta
eksistensi
Agama
Hindu
kurikulum
pengertian
guna
peserta
didik
memahami,
menghayati,
hingga
mengimani,
bertakwa
berakhlak
mulia
dan
dalam
pendidikan
mengamalkan ajaran agama
sebagaimana terurai di atas,
Hindu dari sumber utamanya
pendidikan
nasional
tercermin
pada
parisada
Hindu
Dharma
yaitu kitab suci Sruti, Smerti,
sistem
Indonesia
pusat
(1993:6)
Sila, Acara dan Atmanastuti.
sistem
menjelaskan
bahwa
Pendidikan agama itu sendiri
Hindu
memiliki ruang lingkup untuk
harus
kurikulum,
pembelajaran
dan
penilaian.
“pendidikan
Menurut peraturan pemerintah
pada
adalah
mewujudkan
keserasian,
No. 19/ 2005 yang kemudian
merupakan penunjang dalam
keselarasan,
dan
yang dituangkan lebih lanjut
mencapai
kesinambungan
pada kurikulum tingkat satuan
pembangunan
pendidikan,
nasional
agama
Hindu
pendidikan
termasuk
ke
agama
dasarnya
cita-cita
dan
tujuan
melalui
dengan
Tuhan,
hubungan
diri
sendiri,
sesama manusia dan makhluk
I KETUT SUD ARSANA
lain,
maupun
dengan
kepribadian umat Hindu yang
ranah
lingkungan (Tri Hita Karana).
baik,
berbudi
yang
dalam
Pendidikan
luhur
serta
bhakti
jenjang
pendidikan
kurikulum
agama
Hindu
pekerti
selalu
pendidikan
berbagai
pada dasarnya adalah salah
kehadapan Ida Sang Hyang
menurut
satu
Widhi Wasa.
pendidikan
pendidikan
penunjang
dalam usaha mencapai cita-
Istilah
cita mental spiritual dan tujuan
konteks
kekinian
pembangunan
pada
bagaimana
Pendidikan
melalui
nasional.
agama
mengajar
dan
pada
ditekankan
guru
bagaimana
Parisada
peserta didik mengajar Tirta
Hindu Dharma Indonesia telah
(1990:42) menyatakan bahwa
menyusun berbagai program
pembelajaran adalah totalitas
Pendidikan
Hindu
keseluruhan kegiatan belajar
pembinaan
mengajar dalam suatu proses
dalam
kebijakan
Hindu
pembelajaran
Agama
rangka
umat Hindu.
transformasi
Dengan demikian pendidikan
konsep
dengan
agama Hindu adalah suatu
pada
bagaimana
upaya
mengajarkan
dalam
serta
rangka
menyukseskan
pembangunan
dalam
yang
luas,
turut
bidang
nasional
sesuatu.
keagamaan
Berpijak
dilaksanakan
terencana
bagaimana
dan
nilai
ide
titik
dan
berat
guna
sesuatu
siswa
dan
belajar
dari
berbagai
secara
pengertian di atas jadi apa
terus
yang dimaksud pembelajaran
pendidikan
Hindu
mempelajari,
sehubungan
menghayati,
penelitian tindakan kelas ini
memahami,
mengamalkan
ajaran
adalah
agamanya
dapat
kegiatan
sehingga
menumbuhkan
sikap
dan
jenis
yang
satuan
yang
nasional
dan
berlaku
di
seluruh
wilayah Indonesia tergolong
ke
dalam
kelompok
mata
pelajaran ahklak mulia dan
kewarganegaraan.
3. Karakteristik Pembelajaran
Pendidikan Agama Hindu
Praksita (1986:23) menyatakan
bahwa
agama
petunjuk
hidup
adalah
yang
berisi
sejumlah ide nilai dan norma
yang
seharusnya
pedoman
menjadi
dalam
berpikir
berbicara dan bertingkah laku
menerus guna mengajak umat
untuk
secara
formal
agama
dengan
keseluruhan
belajar
Hindu
proses
mengajar
pendidikan agama Hindu di
guna
terwujudnya
keharmonisan umatnya dalam
segala
dimensi
keharmonisan
yakni
hubungan
manusia
dengan
Tuhan,
hubungan
manusia
dengan
manusia
dengan
serta
manusia
lingkungan
alam.
Dalam konsep Hindu suasana
santi
yang
diwarnai
oleh
I KETUT SUD ARSANA
terciptanya harmonisasi dalam
mewujudkan
berbagai
yang hakiki yakni santi, santi
kodrat
dan santi.
Tuhan Yang Maha Esa yang
Sejalan dengan isi kutipan di
terdiri dari jasmani dan rohani
dilepaskan dengan berbagai
atas.
dengan kedudukan sebagai
niasa
menyatakan
dimensi
pembiasaan
ber
parisudha
atas
tri
kaya
tidak
atau
dapat
simbul-simbul
tujuan
agama
Gunawan
(2003:23)
bahwa
yang
sebagai media yang berguna
hakiki dan beragama adalah
sebagai
beryadnya,
alat
bantu
mempermudah
dan
menghayati
mengaalkan
norma-norma
untuk
nilai
agama
dan
atau
utama
yadnya
adalah
tri
yang
kaya
parisudha dan dengan tri kaya
parisudha
terwujud
sebagai manusia yang secara
merupakan
ciptaan
makhluk individu dan sosial.
Wiana
(1993:37)
menyatakan
pokok
bahwa
isi
pembelajaran
agama
Hindu
Panca
adalah
Sradha
yang
di
kemas menurut konsep tiga
kerangka
dasar
yakni
:tatwa, susila, ritual.
perintah dan larangan Tuhan.
keharmonisan
Beragama
berbakti
keharmonisanlah
Yadnya
kedamaian. Dalam kurikulum
terkait dengan pelaksanaan
adalah wujud bhakti kepada
tingkat
kurikulum
Tuhan
kurikulum pendidikan agama
pendidikan
Hindu
menyangkut
berarti
kepada
Tuhan.
beryadnya
hakekatnya
pada
berpikir
dan
dan
satuan
dalam
terdapat
pendidikan,
yang
tergolong
Dalam
peraturan
akademik
tingkat
satuan
terutama
yang
standar
isi,
berbicara dan bertingkah laku
kedalam
atau
pelajaran ahlak mulia memiliki
standar penilaian di katakan
dengan ber tri kaya parisudha
karakteristik
bahwa
maka
berbeda dengan mata-mata
termasuk
di
pelajaran
pendidikan
agama
Hindu
mata
tri
parisudha
keharmonisan
berbagai
secara
kaya
dimensi
nyata
dalam
terwujud
dan
kelompok
yang
yang
mata
sedikit
lain.
standar
proses
maupun
pendidikan
agama
dalamnya
dalam
Pendidikan agama Hindu tidak
sebagai
kelompok
kondisi harmonis seperti inilah
saja berorientasi mewujudkan
pelajaran
ahlak
kehidupan
berada
kecerdasan intelektual tetapi
kewargangaraan
dalam suasana damai atau
justru yang lebih itu adalah
menyasar tiga ranah dalam
santi.
menanamkan
kecerdasan
pembelajaran yakni : ranah
upacara dan upakara adalah
emosional
kecerdasan
kognitif,
alat
sosial
terasa
Dengan
bantu
demikian
dalam
dan
pada
peserta
didik
ranah
ranah
mulia
dan
senantiasa
afektif
psikomotor
dan
Titib
I KETUT SUD ARSANA
(2006:45) menyatakan bahwa
pembelajaran. Berpijak pada
kecerdasan, tetapi juga pada
pendidikan
satandar isi yang ditetapkan
sikap dan kepribadian peserta
maka
didik.
budi
pekerti
memiliki
kesamaan
orientasi
dengan
pendidikan
agama
pembelajaran
mewujudkan
sumber
agama Hindu senantiasa lebih
Hindu
daya manusia yang cerdas
ditekankan
Pendidikan
dan terampil atas dasar ahlak
penginternasasisan
mulia
Dengan
komponen
afektif
demikian pendidikan agama
psikomotor
di
samping
meningkatkan sradha (iman)
dan pendidikan budi pekerti
komponen kognitif. Guru tidak
dan bhakti (ketaqwaan) siswa
sangat penting menumbuhkan
saja
terhadap
kemampuan
konsep
yakni
yang
kuat.
siswa
secara
pada
proses
pendidikan
pada
mengajarkan
kognitif
proses
sejumlah
dan
sejumlah
tetapi
juga
4. Tujuan Pendidikan Agama
bertujuan
agama
untuk
Hindu
menumbuh
kembangkan
dan
Ida
Sang
Hyang
Widhi Wasa melalui pelatihan,
intelektual tetapi jauh lebih
mendidik peserta didik untuk
penghayatan
penting adalah mewujudkan
mampu
dan
pengalaman ajaran agama
kemampuan
peserta
didik
menerapkan sejumlah konsep
Hindu, sehingga menjadi insan
dalam
bersikap
dan
afektif dan psikomotor.
Hindu
hal
memiliki
bertingkah laku mulia sesuai
Penilaian
hasil
dengan
pendidikan
agama
norma-norma
yang
belajar
Hindu
yang
dan
dharmika
dan
mampu mewujudkan cita-cita
luhur
Moksartham
Jagadita
ada ranah kognitif memang
tidak saja ditekankan pada
(Depdiknas, 2003 : 45).
penting, tetapi ranah afektif
kemampuan siswa menguasai
Menurut Wiana (1997 : 60-70)
dan ranah psikomotor lebih
sejumlah konsep kognitif tetapi
tujuan
penting.
lebih
Hindu
Pendidikan
agama
Hindu
kemauan
difokuskan
dan
pada
kemampuan
pendidikan
adalah
membentuk
manusia
agama
untuk
yang
yang pada standar isinya lebih
peserta didik mengaplikasikan
sudjana, susila dan subratha
menekankan
konsep afektif dan psikomotor
yang juga memiliki kepekaan
psikomotor dari pada kognitif
secara
sosial dalam arti yang luas.
domain
kehidupan sehari-hari dengan
Tujuan
demikian
tidak
Hindu sesungguhnya sejalan
pada
dengan tujuan dalam ajaran
berimplikasi
pengelolaan
dan
afektif
standar
standar
dan
pada
proses
penilaian
semata
nyata
penilaian
diarahkan
dalam
pendidikan
agama
I KETUT SUD ARSANA
agama
Hindu,
mewujudkan
yakni
untuk
jagadhita
4.
Menyerasikan
dan
dan
adalah
membentuk
menyeimbangkan
kepribadian sikap, mental dan
pelaksanaan
bagian-
budi pekerti dalam diri siswa.
bagian ajaran agama
Agar siswa tersebut mampu
Hindu
dalam
memahami
himpunan keputusan seminar
masyarakat
antara
susila dan subiartha serta astiti
kesatuan
tattwa, etika dan ritual
moksa
yang
berlandaskan
atas dharma.
Demikian
juga
dalam
tafsir
terhadap
aspek-aspek agama hindu I –
Menurut
XV
(1999
pendidikan
:
tujuan
Pendidikan Nasional Republik
agama
Hindu
Indonesia nomor 22 tahun 2006
tentang
Membentuk
Pancasila
bhakti
Sang
manusia
yang
astiti
kepada
Ida
Hyang
Wasa/Tuhan
Menanamkan
Menengah
bahwa
menyatakan
tujuan
pendidikan
Yang
menumbuh kembangkan dan
meningkatkan kualitas sradha
ajaran
dan
bhakti
melalui
suatu keyakinan dan
pemupukan,
landasan
dan
segenap
kegiatan umat dalam
agama
semua
insan
aspek
peserta
penghayatan,
pengamalan
serta
Hindu
yang
dapat
nilai-nilai
moksartham jagaditha dalam
kehidupannya.
didik
Dengan
sesuai
ajaran
membangun
mewujudkan
moral
didik
pemberian,
etika dan spiritual anak
yang
untuk
Satuan Pendidikan Dasar dan
Agama Hindu menjadi
Membentuk
Isi
agama Hindu adalah untuk
kehidupan
3.
Standar
Widhi
Maha Esa
2.
Menteri
24)
adalah :
1.
peraturan
demikian
yang
suputra,
bhakti dalam kehidupan sosial
religius.
5. Fungsi Pendidikan Agama
Hindu
Pendidikan
agama
Hindu
merupakan
suatu
proses
penanaman dan pengajaran
materi dan nilai-nilai ajaran
agama
Hindu.
Dalam
kehidupan
manusia
agama
memiliki fungsi seperti yang
dinyatakan oleh Cundamani
(1993 : 11-12) yaitu :
1.
Agama
memberikan
pengetahuan tentang
tujuan dan cara hidup.
Laksana
masuk
di
ruangan gelap orang
menjadi takut karena
dapat
dengan ajaran-ajaran
disimpulkan,
bahwa
tujuan
agama Hindu
pendidikan
agama
Hindu
terjadi
sesuatu
atau
tidak
tahu
arah.
Ketakutan
akibat
itu
timbul
ketidaktahuan
I KETUT SUD ARSANA
atau
kegelapan.
sendiri
pengajaran
ilmu
tentang
pengetahuan
sehingga
obor yang menerangi
daya tahan yang lebih
keagamaan
kehidupan
besar
umum,system,
sehingga
bisa
menempuh jalan yang
mempunyai
dari
segala
Agama
memberikan
dan
fungsinya.
macam penderitaan.
4.
secara
4.
penyiapan
benar dan bisa lebih
ketentraman hati dan
kemampuan
sikap
cepat menuju tujuan
membebaskan
mental
yang
hidup
dari kecurigaan dan
ingin melanjutkan studi
ketakutan
ke jenjang yang lebih
sejahtera
jasmani
baik
maupun
orang
yang
berlarut-larut.
rohani
siswa
tinggi.
Agama memberi daya
Terkait dengan fungsi agama
dorong untuk berbuat
tersebut, Kurikulum Pendidikan
kematangan
baik yang jauh lebih
Agama
daya
memungkinkan
menjabarkan
daripada orang yang
pendidikan
tidak beragama. Oleh
sebagai berikut :
karena
3.
3.
Agama dapat sebagai
manusia
2.
kesedihan
itu
agama
1.
Hindu
(2004:2)
Agama
penanaman
5.
mempersiapkan
dan
risistensi
siswa
fungsi
dalam mengadaptasi
Hindu
diri
terhadap
lingkungan
fisik
nilai-nilai
dan
sosial.
tidak cukup diketahui
ajaran Agama Hindu yang
oleh
umatnya
lebih
dapat dijadikan Pedoman
kesalahan,
dari
itu
perlu
hidup
kelemahan-
6.
perbaikan
kesalahan-
dalam
mencapai
diamalkan.
kesejahteraan
dan
Agama dapat sebagai
kebahagiaan
hidup
obat
dan
(moksartham jagadhita).
dan
dari
gejolak
batin
2.
ajaran agama dalam
seseorang
yang
Sradha
dirundung
kedukaan,
peredam
dengan agama orang
bisa menghibur dirinya
kelemahan
didik dalam keyakinan
pengembangan
Dan
Bhakti
Kehadapan Hyang Widhi
(Brahman)
peserta
pengalaman
kehidipan sehari-hari.
7.
pencegahan
didik
dari
negative
peserta
hal-hal
yang
di
I KETUT SUD ARSANA
akibatkan
oleh
pergaulan dunia luar.
Mengetahui
pendidikan
maka
fungsi
dari
Agama
Hindu
akan
lebih
mematangkan
siswa
mengahadapi
diri
dalam
terhadap
out
come
tercapai
secara
guru
siswa
dan
komponen
maksimal apabila komponen
sarana pembelajaran.
environmental input, raw input
Pelaksanaan
dan
input
pembelajaran agama Hindu
maksimal
menjadi lebih bermakna dan
instrumental
bersenergi
secara
pula.
lebih
Keberhasilan
pelaksanaan
pendidikan
efektif
seluruh
efisien
apabila
komponen
yang
lingkungan fisik dan sosial juga
pembelajaran
kemantapan akan keyakinan
agama
tentang
Pendidikan
Agama
ditentukan oleh guru sebagai
yang cukup memadai. Karena
Hindu
dalam
kehidupan
komponen invoromental input
itu
siswa sebagai raw input, dan
pendidikan
sarana
fasilitas
berjalan
secara
komponen
perlukan
upaya
sehari-hari.
pendidikan
Hindu
sangat
prasarana
berpengaruh
berada
di
dalamnya
pada
agar
kompetensi
pelaksanaan
agama
Hindu
ideal
di
6. Pelaksanaan Pembelajaran
sebagai
Pendidikan Agama Hindu
instrumental in put dengan
berupa
Secara defacto dan the yure
demikian
pelaksanaan
secara ideal seluruh sumber
pelaksanaan
pembelajaran agama Hindu
daya sekolah baik itu guru,
segala
murid
pendidikan
proses
sebagai
suatu
kendala
dan
solusi
sistem bersandar pada tiga
alternatif
untuk
mengatasi
komponen
kendala-kendala
tersebut
pokok
yaitu
encironmental input, raw input
senantiasa
dan instrumental input. Dalam
diarahkan
bersumber
pada
maksimal
pemberdayaan
maupun
sarana
prasarananya.
dan
komponen
proses pendidikan, output dan
Sugiharta, I. P. S. O., & Sudarsana, I. K. (2017). Hypnotic Learning Characteristics On Sisya
Brahmakunta Community In Denpasar. Vidyottama Sanatana: International Journal of Hindu
Science and Religious Studies, 1(2), 132-145.
Wisarja, I. K., & Sudarsana, I. K. (2017). Praksis Pendidikan Menurut Habermas (Rekonstruksi
Teori Evolusi Sosial Melalui Proses Belajar Masyarakat). Indonesian Journal of Educational
Research, 2(1), 18-26.
Wisarja, I. K., & Sudarsana, I. K. (2017). REFLEKSI KRITIS IDEOLOGI PENDIDIKAN
KONSERVATISME DAN LIBRALISME MENUJU PARADIGMA BARU PENDIDIKAN.
Journal of Education Research and Evaluation, 1(4), 283-291.
PENGANTAR PENDIDIKAN AGAMA HINDU
I KETUT SUDARSANA
BIODATA PENULIS
1. Pengertian Pendidikan
Sanjana (2006:2) menyatakan
bahwa
pendidikan
adalah
usaha sadar dan terencana
untuk
mewujudkan
belajar
suasana
dan
pembelajaran
proses
yang
efektif,
agar peserta didik secara aktif
mengembangkan
dirinya
untuk
potensi
meningkatkan
spiritualitas keagamaan agar
semakin
baik,
kecerdasan
yang selalu meningkat, akhlak
mulia serta keterampilan yang
diperlukan
masyarakat
bagi
,
dirinya,
bangsa
Negara. Sahertian
(2000: 1)
menyatakan
pendidikan
dan
bahwa
adalah
usaha
sadar yang dengan sengaja
dirancang
untuk
mencapai
tujuan yang telah ditetapkan.
Selanjutnya dalam UU RI. No 20
I Ketut Sudarsana lahir di
tahun
Desa Ulakan Kecamatan
2003
tentang
pendidikan
sistem
nasional
disebutkan bahwa pendidikan
adalah
usaha
sadar
dan
Manggis Kabupaten
Karangasem Provinsi Bali
pada tanggal 4 September
1982. Ia adalah anak
terancam untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses
pembelajaran
didik
agar
peserta
secara
aktif
menggembangkan
potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual,
keagamaan,
pengendalian
diri,
bungsu dari tiga bersaudara
yang lahir dari pasangan I
Ketut Derani (Alm.) dan Ni
Ketut Merta. Menikah
dengan Adi Purnama Sari,
S.Pd.H. dan dikaruniai tiga
orang anak; Saraswati Cetta
Sudarsana (4 tahun),
Kamaya Narendra
kepribadian,kecerdasan,ahlak
mulia,
serta
yamg
diperlukan
masyarakat
negara.
keterampilan
dirinya,
bangsa
Purwanto
dan
(1998:10)
menyebutkan
bahwa
pendidikan ialah usaha orang
dewasa dalam pergaulannya
Sudarsana dan Ganaya
Rajendra Sudarsana (3
tahun). Pengalaman kerja
dimulai pada tanggal 1
Januari 2005 sampai
sekarang sebagai dosen
tetap IHDN Denpasar.
Email :
iketutsudarsana@ihdn.ac.id
dengan
memimpin
anak-anak
untuk
perkembangan
I KETUT SUD ARSANA
rohani dan jasmaninya kearah
pertumbuhan
kedewasaan,
lebih
perkembangan seorang anak
mewujudkan
pendidikan
agar nantinya dapat tumbuh
Pendidikan
menjadi dewasa baik dalam
pada
diberikan secara sengaja oleh
jasmani
mewujudkan tujuan nasional
orang dewasa kepada anak-
Dengan
anak, dalam pertumbuhannya
orang yang dikatakan dewasa
tercantum
(jasmani
agar
dalam hal ini dapat dilihat dari
Pembukaan UUD 1945 yaitu :
berguna bagi diri sendiri dan
perkembangan jasmani dan
1) Mencerdaskan kehidupan
bagi masyarakat.
rohaninya
Hamalik (2004:3) memberikan
serta dapat mengambil suatu
pengertian
kesimpulan
atau
jelasnya
lagi
adalah
pemimpin
dan
rohani)
terhadap
pendidikan
proses
yang
sebagai
suatu
dalam
rangka
dan
maupun
demikian
yang
orang-
seimbang
terhadap
masalahnya
dapat
rohaninya.
sendiri,
serta
bertanggung
jawab
senantiasa
negara
diarahkan
untuk
Tujuan
Nasional,
akhirnya
RI
dan
untuk
sebagaimana
pada
alinea
IV
bangsa,
2) Memajukan kesejahteraan
umum,
3) Melindungi
segenap
bangsa
Indonesia
tumpah
dan
mempengaruhi peserta didik
terhadap beban hidup yang
seluruh
supaya mampu menyesuaikan
di hadapi sebagai makhluk
Indonesia,
diri sebaik mungkin dengan
sosial dalam masyarakat.
lingkunganya,dengan
2. Pendidikan Agama Hindu
ketertiban
demikian akan menimbulkan
Pendidikan
Hindu
berdasarkan perdamaian
perubahan
adalah
mata
abadi dan keadilan sosial.
yang
dalam
dirinya
memungkinkan
untuk
salah
satu
dunia
Terkait dengan tujuan nasional
berfungsi secara dekat dalam
diterapkan di seluruh jenjang
di atas, pada Bab II Pasal 3
kehidupan masyarakat.
dan jenis lembaga pendidikan
Undang-Undang
Berdasarkan pendapat diatas,
formal, baik negeri maupun
tahun 2003 dijelaskan bahwa :
maka
dapat
swasta, dari Taman Kanak-
bahwa
pendidikan
adalah
kanak
yang
melaksanakan
wajib
disimpulkan
pelajaran
agama
4) Ikut
darah
hingga
Perguruan
usaha sadar yang dilakukan
Tinggi. Sama seperti halnya
oleh
memiliki
dengan mata-mata pelajaran
atas
yang lain. Pendidikan Agama
orang
tanggung
yang
jawab
Nomor
Pendidikan
20
nasional
berfungsi mengembangkan
kemampuan
membentuk
dan
watak
serta
peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka
mencerdaskan
bangsa,
kehidupan
bertujuan
untuk
I KETUT SUD ARSANA
berkembangnya
siswa
potensi
agar
menjadi
manusia yang beriman dan
bertakwa
kepada
tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak
mulia,
sehat,
berilmu,
cakap, kreatif, mandiri dan
menjadi
warga
yang
negara
demokratis
dalam mata pelajaran akhlak
pembangunan
mulia dan kewarganegaraan.
mental spiritual”.
Kelompok mata pelajaran ini
Sejalan dengan hal tersebut,
dan
Departemen
kepribadian
ini
dimaksudkan
untuk
Nasional
fisik
dan
Pendidikan
dalam
rumusan
meningkatkan kesadaran dan
standar
wawasan peserta didik akan
pelajaran pendidikan Agama
status, hak dan kewajibannya
Hindu
kompetensi
mata
dan
bertanggungjawab
(Lasmawan, 2006 : 14 )
untuk
kurikulum
2004
lulusan
suatu
dalam
kehidupan
memberikan
jenjang
pendidikan
sesuai
bermasyarakat,
berbangsa
mengenai Pendidikan Agama
dengan
tujuan
Kompetensi
pendidikan
dan
mencakup
kehidupan
nasional
komponen
pengetahuan,
keterampilan,
kecakapan,
kemandirian,
kreativitas,
bernegara
beragama
mengenal,
Terkait
dengan
dalam
kerangka
tingkat
satuan
tujuan
pada
terencana
Yang Maha Esa.
dan
komponen
dan
menyiapkan
pendidikan
Semua
dan
Hindu sebagai upaya sadar
kepercayaan terhadap Tuhan
kesehatan, akhlak, ketakwaan
kewarganegaraan.
serta
eksistensi
Agama
Hindu
kurikulum
pengertian
guna
peserta
didik
memahami,
menghayati,
hingga
mengimani,
bertakwa
berakhlak
mulia
dan
dalam
pendidikan
mengamalkan ajaran agama
sebagaimana terurai di atas,
Hindu dari sumber utamanya
pendidikan
nasional
tercermin
pada
parisada
Hindu
Dharma
yaitu kitab suci Sruti, Smerti,
sistem
Indonesia
pusat
(1993:6)
Sila, Acara dan Atmanastuti.
sistem
menjelaskan
bahwa
Pendidikan agama itu sendiri
Hindu
memiliki ruang lingkup untuk
harus
kurikulum,
pembelajaran
dan
penilaian.
“pendidikan
Menurut peraturan pemerintah
pada
adalah
mewujudkan
keserasian,
No. 19/ 2005 yang kemudian
merupakan penunjang dalam
keselarasan,
dan
yang dituangkan lebih lanjut
mencapai
kesinambungan
pada kurikulum tingkat satuan
pembangunan
pendidikan,
nasional
agama
Hindu
pendidikan
termasuk
ke
agama
dasarnya
cita-cita
dan
tujuan
melalui
dengan
Tuhan,
hubungan
diri
sendiri,
sesama manusia dan makhluk
I KETUT SUD ARSANA
lain,
maupun
dengan
kepribadian umat Hindu yang
ranah
lingkungan (Tri Hita Karana).
baik,
berbudi
yang
dalam
Pendidikan
luhur
serta
bhakti
jenjang
pendidikan
kurikulum
agama
Hindu
pekerti
selalu
pendidikan
berbagai
pada dasarnya adalah salah
kehadapan Ida Sang Hyang
menurut
satu
Widhi Wasa.
pendidikan
pendidikan
penunjang
dalam usaha mencapai cita-
Istilah
cita mental spiritual dan tujuan
konteks
kekinian
pembangunan
pada
bagaimana
Pendidikan
melalui
nasional.
agama
mengajar
dan
pada
ditekankan
guru
bagaimana
Parisada
peserta didik mengajar Tirta
Hindu Dharma Indonesia telah
(1990:42) menyatakan bahwa
menyusun berbagai program
pembelajaran adalah totalitas
Pendidikan
Hindu
keseluruhan kegiatan belajar
pembinaan
mengajar dalam suatu proses
dalam
kebijakan
Hindu
pembelajaran
Agama
rangka
umat Hindu.
transformasi
Dengan demikian pendidikan
konsep
dengan
agama Hindu adalah suatu
pada
bagaimana
upaya
mengajarkan
dalam
serta
rangka
menyukseskan
pembangunan
dalam
yang
luas,
turut
bidang
nasional
sesuatu.
keagamaan
Berpijak
dilaksanakan
terencana
bagaimana
dan
nilai
ide
titik
dan
berat
guna
sesuatu
siswa
dan
belajar
dari
berbagai
secara
pengertian di atas jadi apa
terus
yang dimaksud pembelajaran
pendidikan
Hindu
mempelajari,
sehubungan
menghayati,
penelitian tindakan kelas ini
memahami,
mengamalkan
ajaran
adalah
agamanya
dapat
kegiatan
sehingga
menumbuhkan
sikap
dan
jenis
yang
satuan
yang
nasional
dan
berlaku
di
seluruh
wilayah Indonesia tergolong
ke
dalam
kelompok
mata
pelajaran ahklak mulia dan
kewarganegaraan.
3. Karakteristik Pembelajaran
Pendidikan Agama Hindu
Praksita (1986:23) menyatakan
bahwa
agama
petunjuk
hidup
adalah
yang
berisi
sejumlah ide nilai dan norma
yang
seharusnya
pedoman
menjadi
dalam
berpikir
berbicara dan bertingkah laku
menerus guna mengajak umat
untuk
secara
formal
agama
dengan
keseluruhan
belajar
Hindu
proses
mengajar
pendidikan agama Hindu di
guna
terwujudnya
keharmonisan umatnya dalam
segala
dimensi
keharmonisan
yakni
hubungan
manusia
dengan
Tuhan,
hubungan
manusia
dengan
manusia
dengan
serta
manusia
lingkungan
alam.
Dalam konsep Hindu suasana
santi
yang
diwarnai
oleh
I KETUT SUD ARSANA
terciptanya harmonisasi dalam
mewujudkan
berbagai
yang hakiki yakni santi, santi
kodrat
dan santi.
Tuhan Yang Maha Esa yang
Sejalan dengan isi kutipan di
terdiri dari jasmani dan rohani
dilepaskan dengan berbagai
atas.
dengan kedudukan sebagai
niasa
menyatakan
dimensi
pembiasaan
ber
parisudha
atas
tri
kaya
tidak
atau
dapat
simbul-simbul
tujuan
agama
Gunawan
(2003:23)
bahwa
yang
sebagai media yang berguna
hakiki dan beragama adalah
sebagai
beryadnya,
alat
bantu
mempermudah
dan
menghayati
mengaalkan
norma-norma
untuk
nilai
agama
dan
atau
utama
yadnya
adalah
tri
yang
kaya
parisudha dan dengan tri kaya
parisudha
terwujud
sebagai manusia yang secara
merupakan
ciptaan
makhluk individu dan sosial.
Wiana
(1993:37)
menyatakan
pokok
bahwa
isi
pembelajaran
agama
Hindu
Panca
adalah
Sradha
yang
di
kemas menurut konsep tiga
kerangka
dasar
yakni
:tatwa, susila, ritual.
perintah dan larangan Tuhan.
keharmonisan
Beragama
berbakti
keharmonisanlah
Yadnya
kedamaian. Dalam kurikulum
terkait dengan pelaksanaan
adalah wujud bhakti kepada
tingkat
kurikulum
Tuhan
kurikulum pendidikan agama
pendidikan
Hindu
menyangkut
berarti
kepada
Tuhan.
beryadnya
hakekatnya
pada
berpikir
dan
dan
satuan
dalam
terdapat
pendidikan,
yang
tergolong
Dalam
peraturan
akademik
tingkat
satuan
terutama
yang
standar
isi,
berbicara dan bertingkah laku
kedalam
atau
pelajaran ahlak mulia memiliki
standar penilaian di katakan
dengan ber tri kaya parisudha
karakteristik
bahwa
maka
berbeda dengan mata-mata
termasuk
di
pelajaran
pendidikan
agama
Hindu
mata
tri
parisudha
keharmonisan
berbagai
secara
kaya
dimensi
nyata
dalam
terwujud
dan
kelompok
yang
yang
mata
sedikit
lain.
standar
proses
maupun
pendidikan
agama
dalamnya
dalam
Pendidikan agama Hindu tidak
sebagai
kelompok
kondisi harmonis seperti inilah
saja berorientasi mewujudkan
pelajaran
ahlak
kehidupan
berada
kecerdasan intelektual tetapi
kewargangaraan
dalam suasana damai atau
justru yang lebih itu adalah
menyasar tiga ranah dalam
santi.
menanamkan
kecerdasan
pembelajaran yakni : ranah
upacara dan upakara adalah
emosional
kecerdasan
kognitif,
alat
sosial
terasa
Dengan
bantu
demikian
dalam
dan
pada
peserta
didik
ranah
ranah
mulia
dan
senantiasa
afektif
psikomotor
dan
Titib
I KETUT SUD ARSANA
(2006:45) menyatakan bahwa
pembelajaran. Berpijak pada
kecerdasan, tetapi juga pada
pendidikan
satandar isi yang ditetapkan
sikap dan kepribadian peserta
maka
didik.
budi
pekerti
memiliki
kesamaan
orientasi
dengan
pendidikan
agama
pembelajaran
mewujudkan
sumber
agama Hindu senantiasa lebih
Hindu
daya manusia yang cerdas
ditekankan
Pendidikan
dan terampil atas dasar ahlak
penginternasasisan
mulia
Dengan
komponen
afektif
demikian pendidikan agama
psikomotor
di
samping
meningkatkan sradha (iman)
dan pendidikan budi pekerti
komponen kognitif. Guru tidak
dan bhakti (ketaqwaan) siswa
sangat penting menumbuhkan
saja
terhadap
kemampuan
konsep
yakni
yang
kuat.
siswa
secara
pada
proses
pendidikan
pada
mengajarkan
kognitif
proses
sejumlah
dan
sejumlah
tetapi
juga
4. Tujuan Pendidikan Agama
bertujuan
agama
untuk
Hindu
menumbuh
kembangkan
dan
Ida
Sang
Hyang
Widhi Wasa melalui pelatihan,
intelektual tetapi jauh lebih
mendidik peserta didik untuk
penghayatan
penting adalah mewujudkan
mampu
dan
pengalaman ajaran agama
kemampuan
peserta
didik
menerapkan sejumlah konsep
Hindu, sehingga menjadi insan
dalam
bersikap
dan
afektif dan psikomotor.
Hindu
hal
memiliki
bertingkah laku mulia sesuai
Penilaian
hasil
dengan
pendidikan
agama
norma-norma
yang
belajar
Hindu
yang
dan
dharmika
dan
mampu mewujudkan cita-cita
luhur
Moksartham
Jagadita
ada ranah kognitif memang
tidak saja ditekankan pada
(Depdiknas, 2003 : 45).
penting, tetapi ranah afektif
kemampuan siswa menguasai
Menurut Wiana (1997 : 60-70)
dan ranah psikomotor lebih
sejumlah konsep kognitif tetapi
tujuan
penting.
lebih
Hindu
Pendidikan
agama
Hindu
kemauan
difokuskan
dan
pada
kemampuan
pendidikan
adalah
membentuk
manusia
agama
untuk
yang
yang pada standar isinya lebih
peserta didik mengaplikasikan
sudjana, susila dan subratha
menekankan
konsep afektif dan psikomotor
yang juga memiliki kepekaan
psikomotor dari pada kognitif
secara
sosial dalam arti yang luas.
domain
kehidupan sehari-hari dengan
Tujuan
demikian
tidak
Hindu sesungguhnya sejalan
pada
dengan tujuan dalam ajaran
berimplikasi
pengelolaan
dan
afektif
standar
standar
dan
pada
proses
penilaian
semata
nyata
penilaian
diarahkan
dalam
pendidikan
agama
I KETUT SUD ARSANA
agama
Hindu,
mewujudkan
yakni
untuk
jagadhita
4.
Menyerasikan
dan
dan
adalah
membentuk
menyeimbangkan
kepribadian sikap, mental dan
pelaksanaan
bagian-
budi pekerti dalam diri siswa.
bagian ajaran agama
Agar siswa tersebut mampu
Hindu
dalam
memahami
himpunan keputusan seminar
masyarakat
antara
susila dan subiartha serta astiti
kesatuan
tattwa, etika dan ritual
moksa
yang
berlandaskan
atas dharma.
Demikian
juga
dalam
tafsir
terhadap
aspek-aspek agama hindu I –
Menurut
XV
(1999
pendidikan
:
tujuan
Pendidikan Nasional Republik
agama
Hindu
Indonesia nomor 22 tahun 2006
tentang
Membentuk
Pancasila
bhakti
Sang
manusia
yang
astiti
kepada
Ida
Hyang
Wasa/Tuhan
Menanamkan
Menengah
bahwa
menyatakan
tujuan
pendidikan
Yang
menumbuh kembangkan dan
meningkatkan kualitas sradha
ajaran
dan
bhakti
melalui
suatu keyakinan dan
pemupukan,
landasan
dan
segenap
kegiatan umat dalam
agama
semua
insan
aspek
peserta
penghayatan,
pengamalan
serta
Hindu
yang
dapat
nilai-nilai
moksartham jagaditha dalam
kehidupannya.
didik
Dengan
sesuai
ajaran
membangun
mewujudkan
moral
didik
pemberian,
etika dan spiritual anak
yang
untuk
Satuan Pendidikan Dasar dan
Agama Hindu menjadi
Membentuk
Isi
agama Hindu adalah untuk
kehidupan
3.
Standar
Widhi
Maha Esa
2.
Menteri
24)
adalah :
1.
peraturan
demikian
yang
suputra,
bhakti dalam kehidupan sosial
religius.
5. Fungsi Pendidikan Agama
Hindu
Pendidikan
agama
Hindu
merupakan
suatu
proses
penanaman dan pengajaran
materi dan nilai-nilai ajaran
agama
Hindu.
Dalam
kehidupan
manusia
agama
memiliki fungsi seperti yang
dinyatakan oleh Cundamani
(1993 : 11-12) yaitu :
1.
Agama
memberikan
pengetahuan tentang
tujuan dan cara hidup.
Laksana
masuk
di
ruangan gelap orang
menjadi takut karena
dapat
dengan ajaran-ajaran
disimpulkan,
bahwa
tujuan
agama Hindu
pendidikan
agama
Hindu
terjadi
sesuatu
atau
tidak
tahu
arah.
Ketakutan
akibat
itu
timbul
ketidaktahuan
I KETUT SUD ARSANA
atau
kegelapan.
sendiri
pengajaran
ilmu
tentang
pengetahuan
sehingga
obor yang menerangi
daya tahan yang lebih
keagamaan
kehidupan
besar
umum,system,
sehingga
bisa
menempuh jalan yang
mempunyai
dari
segala
Agama
memberikan
dan
fungsinya.
macam penderitaan.
4.
secara
4.
penyiapan
benar dan bisa lebih
ketentraman hati dan
kemampuan
sikap
cepat menuju tujuan
membebaskan
mental
yang
hidup
dari kecurigaan dan
ingin melanjutkan studi
ketakutan
ke jenjang yang lebih
sejahtera
jasmani
baik
maupun
orang
yang
berlarut-larut.
rohani
siswa
tinggi.
Agama memberi daya
Terkait dengan fungsi agama
dorong untuk berbuat
tersebut, Kurikulum Pendidikan
kematangan
baik yang jauh lebih
Agama
daya
memungkinkan
menjabarkan
daripada orang yang
pendidikan
tidak beragama. Oleh
sebagai berikut :
karena
3.
3.
Agama dapat sebagai
manusia
2.
kesedihan
itu
agama
1.
Hindu
(2004:2)
Agama
penanaman
5.
mempersiapkan
dan
risistensi
siswa
fungsi
dalam mengadaptasi
Hindu
diri
terhadap
lingkungan
fisik
nilai-nilai
dan
sosial.
tidak cukup diketahui
ajaran Agama Hindu yang
oleh
umatnya
lebih
dapat dijadikan Pedoman
kesalahan,
dari
itu
perlu
hidup
kelemahan-
6.
perbaikan
kesalahan-
dalam
mencapai
diamalkan.
kesejahteraan
dan
Agama dapat sebagai
kebahagiaan
hidup
obat
dan
(moksartham jagadhita).
dan
dari
gejolak
batin
2.
ajaran agama dalam
seseorang
yang
Sradha
dirundung
kedukaan,
peredam
dengan agama orang
bisa menghibur dirinya
kelemahan
didik dalam keyakinan
pengembangan
Dan
Bhakti
Kehadapan Hyang Widhi
(Brahman)
peserta
pengalaman
kehidipan sehari-hari.
7.
pencegahan
didik
dari
negative
peserta
hal-hal
yang
di
I KETUT SUD ARSANA
akibatkan
oleh
pergaulan dunia luar.
Mengetahui
pendidikan
maka
fungsi
dari
Agama
Hindu
akan
lebih
mematangkan
siswa
mengahadapi
diri
dalam
terhadap
out
come
tercapai
secara
guru
siswa
dan
komponen
maksimal apabila komponen
sarana pembelajaran.
environmental input, raw input
Pelaksanaan
dan
input
pembelajaran agama Hindu
maksimal
menjadi lebih bermakna dan
instrumental
bersenergi
secara
pula.
lebih
Keberhasilan
pelaksanaan
pendidikan
efektif
seluruh
efisien
apabila
komponen
yang
lingkungan fisik dan sosial juga
pembelajaran
kemantapan akan keyakinan
agama
tentang
Pendidikan
Agama
ditentukan oleh guru sebagai
yang cukup memadai. Karena
Hindu
dalam
kehidupan
komponen invoromental input
itu
siswa sebagai raw input, dan
pendidikan
sarana
fasilitas
berjalan
secara
komponen
perlukan
upaya
sehari-hari.
pendidikan
Hindu
sangat
prasarana
berpengaruh
berada
di
dalamnya
pada
agar
kompetensi
pelaksanaan
agama
Hindu
ideal
di
6. Pelaksanaan Pembelajaran
sebagai
Pendidikan Agama Hindu
instrumental in put dengan
berupa
Secara defacto dan the yure
demikian
pelaksanaan
secara ideal seluruh sumber
pelaksanaan
pembelajaran agama Hindu
daya sekolah baik itu guru,
segala
murid
pendidikan
proses
sebagai
suatu
kendala
dan
solusi
sistem bersandar pada tiga
alternatif
untuk
mengatasi
komponen
kendala-kendala
tersebut
pokok
yaitu
encironmental input, raw input
senantiasa
dan instrumental input. Dalam
diarahkan
bersumber
pada
maksimal
pemberdayaan
maupun
sarana
prasarananya.
dan
komponen
proses pendidikan, output dan
Sugiharta, I. P. S. O., & Sudarsana, I. K. (2017). Hypnotic Learning Characteristics On Sisya
Brahmakunta Community In Denpasar. Vidyottama Sanatana: International Journal of Hindu
Science and Religious Studies, 1(2), 132-145.
Wisarja, I. K., & Sudarsana, I. K. (2017). Praksis Pendidikan Menurut Habermas (Rekonstruksi
Teori Evolusi Sosial Melalui Proses Belajar Masyarakat). Indonesian Journal of Educational
Research, 2(1), 18-26.
Wisarja, I. K., & Sudarsana, I. K. (2017). REFLEKSI KRITIS IDEOLOGI PENDIDIKAN
KONSERVATISME DAN LIBRALISME MENUJU PARADIGMA BARU PENDIDIKAN.
Journal of Education Research and Evaluation, 1(4), 283-291.