Keluarga sakinah keluarga tanpa (2)

1. Apa saja tantangan dalam hidup berkeluarga dewasa ini?
Hidup berkeluarga dewasa ini di jaman yang telah maju ini memiliki begitu banyak
tantangan,mulai dari tantangan yang mengancam sebuah keluarga bahkan hingga
tantangan yang mengancam eksistensi dari kehidupan berkeluarga.
a. Perkawinan Sesama Jenis.
Hubungan sesama jenis di jaman ini seperti menjadi trend ataupun wabah yang
sangat cepat menyebar. Bahkan di beberapa negara di Benua Barat telah
mengesahkan tentang hal ini. Namun apakah hal ini dibenarkan oleh agama dan
Alkitab? Tentu saja tidak dalam agama dan Alkitab jelas tidak ada ayat yang
menunjukan bahwa adanya hubungan sesama jenis yang disahkan. (kej.1:28a)
“Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka:”Beranakcuculah
dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu..”.” (kej 9:1);(Kej
9:7);(Kej 35:11). Dalam ayat-ayat tersebut jelas Tuhan menghendaki manusia
untuk berkembang biak. Namun bagaimana caranya pasangan sesama jenis
berkembang biak. Apakah mungkin sel sperma membuahi sel sperma? Dan
membuat salah 1 pasangan laki-laki hamil? Dan mungkinkah Sel telur yang tidak
dibuahi dapat saling membuahi dan keduanya menjadi janin? Hal tersebut tidak
mungkin terjadi. Hanya sel sperma yang dapat membuahi sel telur yang berarti
hubungan yang dikehendaki Allah adalah hubungan berbeda jenis kelamin.
b. Aborsi
Aborsi adalah tindakan atau perbuatan dengan disengaja yang bertujuan untuk

menggugurkan atau membunuh janin yang berada dalam rahim. perkembangan
jaman yang sangat pesat di dunia menimbulkan banyak dampak. Salah satu
dampak negatifnya ialah seks bebas yang berkembang hampir di seluruh belahan
dunia. Dari seks bebas ini, seringkali terjadi peristiwa hamil diluar nikah. Agar
hubungan tidak diketahui ketika telah hamil, banyak orang mengambil jalan
melakukan aborsi. Tidak jarang pun dari yang telah berkeluarga melakukan hal
ini, karena janin yang dikandung tidak diinginkan keberadaannya, tidak memiliki
tujuan untuk menambah anak. Apakah hal ini dilegalkan? Dari segi hukum
maupun agama jelas tidak melegalkan hal ini, karena jelas aborsi merupakan suatu
bentuk pembunuhan. Karena pada dasarnya ketika dikandung janin tersebut telah
memiliki nyawa. Anak merupakan anugerah dan pemberian dari Tuhan yang
seharusnya dijaga dan dirawat, ketika kita melakukan aborsi sama halnya ketika
membuang atau tidak menerima anugerah dari Tuhan tersebut. Dalam pernikahan,
Pernikahan merupakan suatu sakramen. Yang berarti ketika kita menikah kita
menjadi saluran penerus karya pencipataan Allah melalui anak-anak yang
dilahirkan. Ketika melakukan aborsi berarti kita melanggar dan tidak menjadi
saluran karya pencipataan Allah.

c. Kontrasepsi


Kontrasepsi adalah pencegahan terhadap pembuahan sel telur oleh sel sperma.
Kontrasepsi dapat dilakukan secara alami namun dapat juga dengan alat dan
bahan kimia. Yang alami adalah dengan menggunakan penanggalan masa subur
wanita. Dan yang menggunakan alat ialah dengan menggunakan kondom, spiral,
pil kb, suntik kb, dan sterilisasi. Penggunaan kontrasepsi ini hal yang legal di
negara-negara, bahkan di negara kita menyarankan untuk penggunaan KB.
Namun apakah pandangan gereja terhadap hal ini. Penggunaan alat-alat
kontrasepsi sama saja merendahkan martabat manusia sebagai cerminan Allah
sendiri. Karena kita memandang pasangan sebagai daging yang tidak memiliki
jiwa yang semata-mata hanya menjadi tempat untuk menyalurkan nafsu seksual.
Sehingga hal ini tidak dibenarkan. Namun kontrasepsi alamiah mendapat
pandangan khusus dari gereja bahkan disarankan gereja. Kontrasepsi secara
alamiah melatih dalam mengatur dan menahan hawa nafsu pasangan. Dan
membuat saling mengerti dan saling memahami antara kedua pasangan.
d. Kedewasaan
Kedewasaan, hal ini biasanya dikaitkan dengan umur dari seseorang dan juga
dengan ukuran badan dan fisik seseorang. Namun sesungguhnya bukan itu lah inti
dari kedewasaan, banyak orang telah dewasa secara fisik namun apakah sudah
secara mental dan pemikiran? Orang yang siap menikah adalah orang yang
dewasa secara mental dan pikiran yang utama baru lah aturan lainnya mengikuti

yaitu umur dan fisik, karena memang orang yang memiliki kedewasaan diikuti
dengan umur yang bertambah juga. Kedewasaan ini dapat dilihat dari apakah lakilaki siap memimpin keluarga dan apakah wanita siap menerima pimpinan dan
mendampingi kepala keluarga. Karena dalam berkeluarga, bukan hanya sekedar
membentuk, kita pun harus dapat mempertahankannya juga. Kedewasaan sangat
penting untuk membangun keluarga, karena sebuah pasangan harus dapat saling
memahami dan mengerti satu sama lainnya.
e.

Rapuhnya
nilai
kesetiaan
dari
perkawinan
katolik.
Di abad yang serba praktis ini dengan arus hidup yang hedonisme, konsumeris,
materialis ada sebagian kelurga kristiani yang mengalami persoalan di dalam
menghayati nilai- nilai dasar perkawinan katolik. Ini berkaitan dengan
penghayatan terhadap nilai monogamy perkawinan dan kesetiaan yang utuh
terhadap pasangan hidup. Misalnya adanya PIL, WIL,TTM, Praktek poligami
bahkan sampai pada keputusan untuk berpisah ketika suasana kelurga tidak

harmonis.

f. Kemerosotan penanaman dan penghayatan religiusitas dalam keluarga

Arus hedonis, konsumerisme, dan materialis membawah dampak yang luar biasa
bagi penanaman dan penghayatan nilai-nilai religiusitas di dalam keluarga. Ada
banyak kasus yang di jumpai di lapangan bahwa munculnya perkembangan
teknologi informatika membawah pengaruh negatif bagi penanaman dan
penghayatan nilai- nilai religiusitas dalam keluarga. Irama hidup keluarga hanya
disibukan dengan kegiatan yang jauh dari dari hal-hal rohani. Misalnya menonton
TV dan VCD, bermain HP, Sibuk dengan playstation. Sehingga aktivitas rohani
berupa doa pribadi, doa bersama, dan shering masalah iman dalam keluarga sering
terabaikan.
g. Kemajuan Teknologi
Majunya teknologi di dunia yang sangat pesat ini, membawa dampak buruk pula
dalam hidup berkeluarga. Karena orang-orang dengan mudahnya terpengaruh dan
seperti terhipnotis oleh perkembangan teknologi. Ketika masing-masing anggota
keluarga telah sibuk sendiri dengan teknologi yang tersedia seperti laptop, gadget,
TV, dll perpecahan akan timbul dalam keluarga tersebut. Karena mereka akan
mulai mementingkan kepentingan sendiri, dan merasa tidak membutuhkan satu

sama lain. Komunikasi diantara keluarga pun akan berkurang bahkan hingga tidak
berkomunikasi karena hanya fokus pada teknologi dan kesenangan pribadi.
Kemajuan teknologi seharusnya digunakan dengan baik dan dijadikan pemersatu
dalam keluarga.
h. Beban ekonomi biaya tinggi yang harus di hadapi oleh keluarga- keluarga modern
dewasa
ini.
Globalisasi yang kuat ditandai dengan sistim persaingan kekuatan- kekuatan
ekonomi antar Negara dengan sistim pasar bebasnya yang membawah dampak
dalam kehidupan social, ekonomi keluarga dewasa ini. Hal ini harus membuat
keluarga hidup dengan biaya ekonomi tinggi. Ekonimi biaya tinggi ini terjadi di
segala sector: baik kebutuhan pokok, pelayanan jasa transportasi, pendidikan
maupun berbagai pelayanan public. Ekonomi dengan biaya tinggi sering
menimbulkan tekanan baik psikis maupun fisik yang bisa menjadi sumber
kekerasan dalam rumah tangga.

i.

Perzinahan/Perselingkuhan
Sering kali, oleh suatu keadaan tertentu, suami dan istri tidak bisa melakukan

hubungan seksual untuk jangka waktu tertentu. Mungkin karena urusan tugas,
urusan kesehatan, masa hamil tua, minggu-minggu pertama sesudah persalinan,
atau halangan-halangan lainnya. Kurangnya perhatian dan pengertian yang
diberikan kepada pasangan juga dapat meretakkan keluarga. Dalam situasi
semacam ini, salah seorang pasangan dapat merasa tergoda untuk menyeleweng
dari kewajiban suci perkawinannya: dia akan mencari kepuasan hubungan seks
dengan seorang wanita atau laki-laki yang lain.

Tentu saja, perzinahan adalah pelanggaran berat melawan kesucian dan kesetiaan
perkawinan yang mendatangkan penderitaan besar untuk semua anggota keluarga,
termasuk pihak yang tidak setia.
Gereja Katolik cukup tegas dalam menilai dosa perzinahan itu, namun Gereja tak
pernah mengizinkan perceraian. Jalan satu-satunya yang wajar untuk pasutri itu
ialah bertobat, saling mengampuni dan memabarui cinta yang ikhlas demi
kebahagiaan seluruh keluarga.
j. Kemandulan
Kalau salah satu pasangan ternyata mandul, sering kali timbul krisis dalam
perkawinan. Biasanya, satu pihak mempersalahkan pihak lain walaupun
kemandulan bukanlah kesalahan pribadi. Apa yang penting dalam situasi itu ialah
janganlah berhenti saling mencintai, tetapi pakailajh akal budi dan cobalah

memeriksakan diri dulu ke dokter. Bisa terjadi bahwa kemandulan tidak bersifat
tetap, tetapi dapat diatasi secara fisiologis dan psikologis.
Akan tetapi, kalau ternyata salah seorang dari pasangan suami istri ini mandul
tetap, mereka harus menerima kenyataan pahit ini. Mereka tidak boleh percaya
kepada pendapat kolot bahwa perkawinannya tidak direstui oleh nenek moyang,
dan dengan demikian boleh merencanakan perceraian sebagai jalan keluar.
Perkawinan Kristen tetap mempunyai arti yang dalam, meski tanpa kemungkinan
untuk mendapat anak sendiri.
k. Kebosanan dan Kejenuhan
Pada masa pacaran, pertunangan, dan pemulaan perkawinan orang biasanya
berada pada tahap cinta emosional dan romantic. Cinta tanpa banyak
pertimbangan rasional. Pada masa-masa itu, hidup ini terasa sangat indah dan
menyenangkan. Si dia di mata kita sungguh tanpa cacat cela. Cinta kita kepadanya
merupakan cinta ultroistis, cinta yang rela berkorban sampai melupakan diri demi
kebahagiaan.
Akan tetapi, sesudah beberapa waktu, kita mulkai merasa bahwa si dia bukanlah
seseorang yang tanpa cacat cela. Dari hari ke hari semakin banyak cacat dan
kekurangan yang kita lihat. Mungkinh cacat yang kecil, tetapi kalau terus
ditimbun dari waktu ke waktu, kita akan merasa kecewa, bosan, dan jenuh. Kita
bisa jatuh kepada cinta diri.

Dan, kalau kita mulai mementingkan diri sendiri, timbullah rupa-rupa bencana.
Di mana ada cinta diri, di sana tidak ada tempat lagi bagi sikap bertengang rasa,
sikap saling mengerti dan memaafkan. Yang ada hanyalah nafsu kesenangan
sendiri, nafsu menang sendiri, nafsu tahu sendiri, dan sebagainya.
Dalam situasi ini seperti ini cinta romantic harus diganti dengan cinta yang
rasional. Cinta dengan dimensi tanggung jawab yang lebih kuat. Tanggung jawab
kepada teman hidup dan anak-anak.

l. Perbedaan Pendapat dan Pandangan
Perbedaan pendapat dan pandangan sebenarnya soal biasa, aal saja orang mau
saling menghormati pendapat dan keyakinan teman hidup. Dalam hal-hal yang
agak prinsipii (misalnya menyangkut pendidikan anak dalam keluarga), dapat
dicari jalan keluar bersama-sama, dengan kepala dingin. Persoalan akan muncul
kalau salah seorang dari suami istri itu mulai memaksakan kehendaknya serta
mengambil keputusan dan tindakan secara sepihak. Pihak lain tentu merasa
disepelekan dan dianggap sepi. Dengan demikian percekcokkan tidak dapat
dielakkan. Setiap saat pertengkaran dan bentrokan selalu bisa terjadi. Perbedaan
pandangan ini sering terjadi dalam bidang pendidikan anak, pengaturan
kesejahteraan keluarga, KB, dan sebagainya.


2. Bagaimana upaya-upaya
berkeluarga?

menghadapi

tantangan

a. Senantiasa membawa hubungan didalam iman dan doa.

kehidupan

Seperti yang kita ketahui bahwa sebuah pernikahan bukan hanya hubungan antara
manusia dan manusia melainkan hubungan antara manusia dengan Tuhan. Tuhan
telah merencanakan yang terbaik untuk mempersatukan dua insan. Tuhan lah yang
mempersatukan dan membentuk suatu keluarga. Sehingga jelaslah bila kita harus
senantiasa membawa hubungan kita ke dalam bimbingan tangan Tuhan karena
Tuhan lah yang mempersatukannya. Ketika kita selalu membawa hubungan kita
didalam doa, Tuhan senantiasa pula akan menuntun hubungan tersebut sehingga
terhindar dari perpecahan.
b. Menaruh kepercayaan satu sama lain.

Kepercayaan adalah satu dasar dalam membangun hubungan. Jika kita tidak
percaya dengan pasangan, tidaklah mungkin kita akan membangun dan
mempertahankan hubungan dengan dirinya. Kita harus meyakini dan percaya pada
pasangan kita. Tidak menaruh kecurigaan yang berlebih terhadap suami ataupun
istri, sehingga suami dan istri pun nyaman dalam berhubungan dan dengan
sendirinya akan terbuka satu sama lain. Percaya bukan berarti menjadi tidak
peduli dan tidak menanyakan keadaan, saling mengingatkan tetap harus
dilakukan, namun tetap tidak boleh saling curiga.
c. Benar-benar menyadari posisi dan peran sebagai laki-laki ataupun perempuan.
Pada jaman ini banyak sekali di temui, pasangan sesama jenis, hal tersebut karna
ia tidak menyadari posisinya yang sebenernya. Seorang laki-laki dapat dikatakan
laki-laki jika secara fisik dan pemikiran nya seperti laki-laki dan perempuan
dikatakan perempuan secara fisik maupun mental. Ketika seorang laki-laki dan
perempuan benar-benar menyadari dan menghayati perannya sebagai laki-laki dan
sebagai perempuan, pastilah mereka akan membangun hubungan dengan benar
yaitu hubungan yang heterogen antara laki-laki dan perempuan.
d. Lebih banyak menyiapkan family time
Dalam berkeluarga sangat penting untuk menghabiskan waktu bersama-sama.
Baik bila bisa setiap hari namun seminggu sekali pun sudah cukup. Agar
kedekatan antar keluarga semakin erat dengan banyak menghabiskan waktu

bersama. Entah hanya menonton TV, bermain, jalan-jalan, berolahraga, berdoa,
hingga liburan bersama-sama ke destinasi liburan yang ditentukan bersama pula.
e. Saling terbuka
Jika dalam keluarga seluruh anggotanya saling terbuka, kecurigaan pun tidak akan
muncul. Saling membuka rahasia dan bercerita ketika memiliki masalah adalah
salah satunya. Keluarga seharusnya menjadi tempat dimana kita bisa saling
percaya. Jadi tidak ada salahnya bercerita seluruhnya tentang diri kita. Ketika
keluarga memiliki privasi masing-masing, akan timbul kecurigaan. Hal inilah
yang dapat menyebabkan perpecahan.
f. Membangun komunikasi yang baik

Komunikasi merupakan hal yang vital. Bagaimana berhubungan tanpa memiliki
komunikasi. Bagaimana sebuah keluarga dapat dikatakan keluarga jika tidak
pernah saling berbicara. Akan jadi apa keluarga yang tinggal satu rumah namun
tidak saling berbicara. Maka dari itu perlu membangun komunikasi, jika
komunikasi lancar dalam keluarga, keterbukaan akan dengan sendirinya dipelajari.
Dan hubungan pun akan semakin erat jika kita saling bercerita tentang diri dan
pengalaman yang di dapat.
g. Melakukan kegiatan rohani bersama.
Bedoa merupakan hal yang sangat penting, dan membaca Alkitab merupakan
sebuah kebutuhan. Sebuah keluarga harus mengajarkan kepada anak-anak bahwa
penting untuk melakukan hal tersebut. Dengan membuat hal tersebut menjadi
kebiasaan akan mengajarkannya dengan baik. Ketika keluarga memiliki hubungan
yang baik dengan Tuhan dan memiliki iman yang kuat. Pastilah keluarga tersebut
akan penuh berkat dan Tuhan sendirilah yang akan membimbing keluarga
tersebut.
h. Senantiasa memperbarui kasih sayang
Hal ini ditujukan agar tidak terjadi kebosanan. Jika setiap hari kita selalu
memperbarui kasih sayang kita terhadap pasangan, kasih sayang tersebut akan
terus bertumbuh. Kita bisa melakukannya dengan mengingat masa-masa indah
yang dilalui bersama dan melupakan masa kelam dan hanya menjadikannya
pelajaran. Sehingga hal indah tersebut dapat terulang terus menerus, dan
menjadikan keluarga semakin erat dan penuh kasih sayang.

3. Apa yang dimaksud dengan Keluarga Berencana?
Keluarga berencana ialah pembentukan suatu keluarga yang sejahtera dengan
membatasi jumlah anak dalam satu keluarga.
Secara umum keluarga berencana ialah gerakan untuk membentuk keluarga yang
sehat dan sejahtera dengan membatasi kelahiran. Itu bermakna adalah perencanaan

jumlah keluarga dengan pembatasan yang bisa dilakukan dengan penggunaan alat-alat
kontrasepsi atau penanggulangan kelahiran seperti kondom, spiral, IUD, dan
sebagainya.
Namun menurut pandangan gereja, keluarga berencana yang diperbolehkan dan malah
dianjurkan ialah KB alami yaitu dengan menggunakan penanggalan masa subur istri.
Dalam pandangan gereja penggunaan alat kontrasepsi merupakan hal yang
menurunkan martabat dan kesucian dari pernikahan itu sendiri. Karena penggunaan
alat kontrasepsi membuat pasangan hanya memandang istri sebagai tubuh tak berjiwa
yang menjadi tempat pemuasan hawa nafsu seksual saja.
\

4. Apa ajaran gereja tentang KB alamiah?
Gereja justru menganjurkan pengaturan kelahiran dengan KB alamiah, jika pasangan
suami istri memiliki alasan yang kuat untuk membatasi kelahiran anak. penggunaan
KB alami ini sesuai dengan Alkitab yaitu (1 Kor 7:5) “Janganlah kamu saling
menjauhi, kecuali dengan persetujuan bersama untuk sementara waktu, supaya kamu
mendapat kesempatan untuk beroda.” Dengan demikian suami istri dapat hidup
didalam kekudusan dan menjaga kehormatan perkawinan dan tidak mencemarkan
tempat tidur. Melalui KB alami ini pun, pasangan dapat menjadi saling pengertian dan
lebih saling mengasihi, karena suami akan mengerti dan mengetahui sendiri kondisi
istri. Dan juga melatih penguasaan diri suami sehingga tidak hanya terfokus pada
nafsu seksual saja, penguasaan diri tersebut menghasilkan banyak hal seperti,

kesabaran, kesederhanaan, kelemah-lembutan, kebijakasanaan, dll yang semuanya
baik untuk kekudusan suami-istri. Dan istri pun dapat merasa lebih dikasihi.

Referensi:
- Buku agama kelas 12
- https://msfmusafir.wordpress.com/2009/02/27/tantangan-dan-keperihatinan-yangaktual-dalam-hidup-keluarga/
- http://evanferlano.blogspot.com/2011/10/tantangan-dan-kesulitan-dalam.html
- https://id.wikipedia.org/wiki/Keluarga_Berencana#Pandangan_agama_tentang_ke
luarga_berencana

Tugas Agama
Pelajaran 3

XII MIPA 2
Disusun Oleh :

-Alvin Gozali (1)
-Andreas Stephen (2)
-Fandy Liyanto ( )
-Leonardo Satria (19)
-Reynaldo (24)

SMA Xaverius 3 Palembang
Tahun ajaran 2015/2016