DOCRPIJM 1508998705Bab 7 Enrekang fix

Penyusunan Revisi Dokumen Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Enrekang Tahun 2016-2020

Pada bab ini berisikan penjelasan keterpaduan strategi pengembangan
kabupaten/kota berdasarkan arahan kebijakan Daerah yang ada,
antara lain arahan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten/Kota, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD), Peraturan Daerah tentang Bangunan Gedung, Rencana
Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RI-SPAM), Arahan Strategi
Sanitasi Kota (SSK), Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan
(RTBL), Rencana Pembangunan dan Pengembangan Kawasan
Permukiman (RP2KP) Kabupaten/Kota, serta Rencana Tata
Bangunan dan Lingkungan di Kawasan Strategis Kabupaten/Kota
(RTBL KSK)

7.1

Arahan Rencana Tata Ruang Kabupaten Enrekang
Kebijakan penataan ruang wilayah kabupaten merupakan arah tindakan yang harus

ditetapkan untuk mencapai tujuan penataan ruang wilayah kabupaten. Berdasarkan tujuan

penataan ruang wilayah Kabupaten Enrekang, maka kebijakan penataan ruang wilayah di
Kabupaten Enrekang adalah sebagai berikut:
a)

Peningkatan akses pelayanan perkotaan dan pusat pertumbuhan ekonomi wilayah
kabupaten secara merata dan berhierarki;

b) Peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan jaringan prasarana transportasi,
telekomunikasi, energi dan sumber daya air yang terpadu dan merata di seluruh
wilayah Kabupaten Enrekang;
c)

Penguatan dan pemulihan fungsi kawasan lindung yang meliputi hutan lindung,
kawasan yang memberikan perlindungan terhadap bawahannya, kawasan
perlindungan setempat, kawasan suaka alam, kawasan cagar alam, kawasan rawan
bencana, kawasan lindung geologi dan kawasan lindung lainya;

d) Peningkatan produktivitas wilayah melalui intensifikasi lahan dan modernisasi
pertanian dengan pengelolaan yang ramah lingkungan;
e)


Pengembangan sektor ekonomi sekunder dan tersier berbasis agro sesuai
keunggulan kawasan yang bernilai ekonomi tinggi, dikelola secara berhasil guna,
terpadu dan ramah lingkungan;

VII - 1

Penyusunan Revisi Dokumen Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Enrekang Tahun 2016-2020

f)

Pembangunan prasarana dan sarana wilayah yang berkualitas untuk pemenuhan hak
dasar dan dalam rangka pewujudan tujuan penataan ruang yang berimbang dan
berbasis konservasi serta mitigasi bencana;

g)

Pemeliharaan dan perwujudan kelestarian fungsi sistem ekologi wilayah;


h) Pencegahan dampak negatif kegiatan manusia yang dapat menimbulkan kerusakan
lingkungan hidup;
i)

Perwujudan dan peningkatan keterpaduan dan keterkaitan antar kegiatan budidaya;

j)

Pengendalian perkembangan kegiatan budidaya agar tidak melampaui daya dukung
dan daya tampung lingkungan;

k)

Pelestarian dan peningkatan fungsi dan daya dukung lingkungan untuk
mempertahankan dan meningkatkan keseimbangan ekosistem, melestarikan
keanekaragaman hayati, mempertahankan dan meningkatkan fungsi perlindungan
kawasan, melestarikan keunikan rona alam, dan melestarikan warisan ragam budaya
lokal;

l)


Pengembangan

dan

peningkatan

fungsi

kawasan

dalam

pengembangan

perekonomian Kabupaten yang produktif, efisien, dan mampu bersaing dalam
perekonomian nasional atau internasional;
m) Pemanfaatan sumber daya alam dan atau perkembangan Iptek secara optimal untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat;
n) Pelestarian dan peningkatan kualitas sosial dan budaya lokal yang beragam;

o) Pengembangan kawasan tertinggal untuk mengurangi kesenjangan sosial ekonomi
budaya antar kawasan; dan
p) Peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan negara.
Strategi penataan ruang wilayah kabupaten Enrekang merupakan penjabaran kebijakan
penataan ruang wilayah kabupaten ke dalam langkah-langkah operasional untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan.
a)

Strategi peningkatan akses pelayanan perkotaan dan pusat pertumbuhan ekonomi
wilayah kabupaten secara merata dan berhierarki di Kabupaten Enrekang, terdiri
atas:
 Menjaga interkoneksi antar kawasan perkotaan dengan kawasan perdesaan, dan
antarkawasan perkotaan dengan wilayah sekitarnya;
 Mengembangkan pusat pertumbuhan baru di kawasan yang potensial dan belum
terlayani oleh pusat pertumbuhan eksisting;
 Mengendalikan perkembangan kawasan perbukitan; dan
VII - 2

Penyusunan Revisi Dokumen Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Enrekang Tahun 2016-2020


 Mendorong kawasan perkotaan dan pusat pertumbuhan agar lebih kompetitif
dan lebih efektif dalam mendorong pengembangan wilayah sekitarnya.
b) Strategi peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan jaringan prasarana
transportasi, telekomunikasi, energi dan sumber daya air yang terpadu dan merata di
seluruh wilayah Kabupaten Enrekang terdiri atas :
 Meningkatnya kualitas jaringan prasarana dan mewujudkan keterpaduan
pelayanan transportasi darat;
 Mendorong pengembangan prasarana telekomunikasi terutama di kawasan yang
masih terisolir;
 Meningkatkan kapasitas pembangkit dengan memanfaatkan sumber energi baru
dan terbarukan;
 Mengembangkan jaringan transmisi tenaga listrik untuk menjangkau daerah yang
belum terjangkau layanan tenaga listrik;
 Mengembangkan jaringan energi migas untuk peningkatan pemenuhan
kebutuhan masyarakat dan perekonomian; dan
 Meningkatkan kualitas jaringan prasarana serta mewujudkan keterpaduan sistem
jaringan sumber daya air.
c)


Strategi Penguatan dan pemulihan fungsi kawasan lindung yang meliputi hutan
lindung, kawasan yang memberikan perlindungan terhadap bawahannya, kawasan
perlindungan setempat, kawasan suaka alam, kawasan cagar alam, kawasan rawan
bencana, kawasan lindung geologi dan

kawasan lindung lainya di Kabupaten

Enrekang, terdiri atas :


Memastikan tata batas kawasan lindung dan kawasan budidaya untuk
memberikan kepastian rencana pemanfaatan ruang dan investasi;



Menyusun dan melaksanakan program rehabilitasi lingkungan, terutama
pemulihan hutan lindung yang berbasis masyarakat;




Meningkatkan pengelolaan lingkungan hidup dan pengendalian kerusakan dan
pencemaran lingkungan; dan



Meningkatkan

kapasitas

masyarakat

dalam

pengelolaan

sumber

daya

keanekaragaman hayati.

d) Strategi peningkatan produktivitas wilayah melalui intensifikasi lahan dan
modernisasi pertanian dengan pengelolaan yang ramah lingkungan di Kabupaten
Enrekang, terdiri atas :
VII - 3

Penyusunan Revisi Dokumen Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Enrekang Tahun 2016-2020

 Meningkatkan produktivitas hasil perkebunan, pertanian dan kehutanan melalui
intensifikasi lahan;
 Memanfaatkan lahan non produktif secara lebih bermakna bagi peningkatan
kualitas lingkungan dan peningkatan pendapatan masyarakat;
 Meningkatkan teknologi pertanian, termasuk perkebunan, perikanan, peternakan
dan kehutanan sehingga terjadi peningkatan produksi dengan kualitas yang lebih
baik dan bernilai ekonomi tinggi; dan
 Meningkatkan pemasaran hasil pertanian melalui peningkatan sumber daya
manusia dan kelembagaan serta fasilitasi sertifikasi yang dibutuhkan.
e)

Strategi pengembangan sektor ekonomi sekunder dan tersier berbasis agro sesuai

keunggulan kawasan yang bernilai ekonomi tinggi, dikelola secara berhasil guna,
terpadu dan ramah lingkungan kebijakan penataan di Kabupaten Enrekang terdiri
atas
 Mengembangkan industri pengolahan hasil kegiatan agro sesuai komoditas
unggulan kawasan dan kebutuhan pasar (agroindustri dan agribisnis) ; dan
 Meningkatkan kegiatan pariwisata melalui peningkatan prasarana dan sarana
pendukung, pengelolaan objek wisata yang lebih profesional serta pemasaran
yang lebih agresif dan efektif.

f)

Strategi pembangunan prasarana dan sarana wilayah yang berkualitas untuk
pemenuhan hak dasar dan dalam rangka pewujudan tujuan penataan ruang yang
berimbang dan berbasis konservasi di Kabupaten Enrekang, dilakukan dengan
strategi
 Membangun prasarana dan sarana transportasi yang mampu mendorong
pertumbuhan ekonomi kawasan secara signifikan dan berimbang;
 Membangun utilitas dan fasilitas sosial secara proporsional dan memadai sesuai
kebutuhan masyarakat pada setiap pusat permukiman (kawasan); dan
 Menyusunan program dan membangun berbagai perangkat keras dan lunak

untuk mitigasi berbagai bencana alam, seperti tsunami, gempa, longsor, banjir,
kebakaran hutan dan ancaman lainnya.

g)

Strategi untuk pemeliharaan dan perwujudan kelestarian fungsi sistem ekologi
wilayah di Kabupaten Enrekang dilakukan dengan strategi meliputi:
 Menetapkan kawasan lindung di ruang darat;

VII - 4

Penyusunan Revisi Dokumen Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Enrekang Tahun 2016-2020

 Mewujudkan RTH dalam satu wilayah perkotaan luas paling sedikit 30% dari
luas kawasan perkotaan tersebut sesuai dengan kondisi ekosistemnya; dan
 Menetapkan zona kimiringan lereng ≥ 40% sebagai zona larangan kawasan
budidaya.
h) Strategi untuk pencegahan dampak negatif

kegiatan manusia yang dapat

menimbulkan kerusakan sistem ekologi wilayah di Kabupaten Enrekang, dilakukan
dengan strategi, meliputi:
 Menyelenggarakan upaya terpadu untuk melestarikan fungsi sistem ekologi
wilayah;
 Melindungi kemampuan lingkungan hidup dari tekanan perubahan dan/atau
dampak negatif yang ditimbulkan oleh suatu kegiatan agar tetap mampu
mendukung perikehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya;
 Melindungi kemampuan lingkungan hidup untuk menyerap zat, energi, dan /
atau komponen lain yang dibuang ke dalamnya;
 Mencegah terjadinya tindakan yang dapat secara langsung atau tidak langsung
menimbulkan perubahan sifat fisik lingkungan yang mengakibatkan lingkungan
hidup tidak berfungsi dalam menunjang pembangunan yang berkelanjutan;
 Mengendalikan pemanfaatan sumber daya alam secara bijaksana untuk menjamin
kepentingan generasi masa kini dan generasi masa depan;
 Mengelola sumber daya alam tak terbarukan untuk menjamin pemanfaatannya
secara bijaksana, termasuk revitalisasi fungsi sistem ekologi lokal serta
pembangunan sumber daya baru untuk penghasilan dan pelestarian lingkungan;
 Mengelola sumber daya alam yang terbarukan untuk menjamin kesinambungan
ketersediaannya dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas nilai serta
keanekaragamannya; dan
 Mengembangkan kegiatan budidaya yang mempunyai daya adaptasi bencana di
kawasan rawan bencana.
 Strategi untuk perwujudan dan peningkatan keterpaduan dan keterkaitan antar
kegiatan budidaya di Kabupaten Enrekang, dilakukan dengan strategi, meliputi:
 Menetapkan kawasan budidaya yang memiliki nilai strategis kabupaten untuk
memanfaatkan sumber daya alam di ruang darat dan ruang udara, termasuk
ruang di dalam bumi secara sinergis untuk mewujudkan keseimbangan
pemanfaatan ruang wilayah;

VII - 5

Penyusunan Revisi Dokumen Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Enrekang Tahun 2016-2020

 Mengembangkan kegiatan budidaya unggulan

di dalam kawasan beserta

prasarana secara sinergis dan berkelanjutan untuk mendorong pengembangan
perekonomian kawasan;
 Mengembangkan kegiatan budidaya untuk menunjang aspek politik, pertahanan
keamanan, sosial budaya, serta ilmu pengetahuan dan teknologi; dan
 Mengembangkan dan melestarikan kawasan budidaya pertanian pangan untuk
mewujudkan ketahanan pangan Kabupaten.
i)

Strategi untuk pengendalian perkembangan kegiatan budidaya agar tidak melampaui
daya dukung dan daya tampung lingkungan di Kabupaten Enrekang, dilakukan
dengan strategi, meliputi:
 Membatasi perkembangan budidaya

terbangun di kawasan rawan bencana

untuk meminimalkan potensi kejadian bencana dan potensi kerugian akibat
bencana.
 Menumbuhkembangkan fisik pusat kota dengan mengoptimalkan pemanfaatan
ruang secara vertikal dan kompak, asri dan lestari seperti kota taman;
 Menumbuhkembangkan agropolitan yang memadukan agroindustri, agrobisnis,
agroedukasi serta model rumah kebun di klaster sentra-sentra produksi
komoditas pertanian unggulan;
 Mengembangkan ruang terbuka hijau seluas paling sedikit 30% dari luas kawasan
perkotaan; dan
 Membatasi perkembangan kawasan terbangun di kawasan perkotaan untuk
mempertahankan tingkat pelayanan prasarana dan sarana kawasan perkotaan
serta mempertahankan fungsi kawasan perdesaan di sekitarnya.
j)

Strategi untuk pelestarian dan peningkatan fungsi dan daya dukung lingkungan
hidup di Kabupaten Enrekang, dilakukan dengan strategi, meliputi:
 Menetapkan kawasan strategis kabupaten berfungsi lindung;
 Mencegah pemanfaatan ruang di kawasan strategis provinsi dan kabupaten yang
berpotensi mengurangi daya lindung kawasan;
 Membatasi pengembangan prasarana dan sarana di dalam dan di sekitar kawasan
strategis provinsi dan kabupaten yang dapat memicu perkembangan kegiatan
budidaya;

VII - 6

Penyusunan Revisi Dokumen Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Enrekang Tahun 2016-2020

 Mengembangkan kegiatan budidaya tidak terbangun di sekitar kawasan strategis
provinsi dan kabupaten yang berfungsi sebagai zona penyangga yang
memisahkan kawasan lindung dengan kawasan budidaya terbangun; dan
 Merehabilitasi fungsi lindung kawasan yang menurun akibat dampak
pemanfaatan ruang yang berkembang di dalam dan di sekitar kawasan strategis
provinsi dan kabupaten.
k)

Strategi

untuk

pengembangan

dan

peningkatan

fungsi

kawasan

dalam

pengembangan perekonomian di Kabupaten Enrekang, dilakukan dengan strategi,
meliputi:
 Mengembangkan pusat pertumbuhan berbasis potensi sumber daya alam dan
kegiatan budidaya unggulan sebagai penggerak utama pengembangan wilayah;
 Menciptakan iklim yang kondusif bagi investasi yang mendukung peningkatan
kesejahteraan masyarakat lokal dan pelestarian lingkungan;
 Mengelola pemanfaatan sumber daya alam agar tidak melampaui daya dukung
dan daya tampung kawasan;
 Mengelola dampak negatif kegiatan budidaya agar tidak menurunkan kualitas
sosekbud masyarakat dan lingkungan hidup kawasan;
 Mengintensifkan promosi peluang investasi bagi kegiatan ramah lingkungan dan
berdampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat lokal, dan
 Meningkatkan pelayanan prasarana dan sarana penunjang kegiatan ekonomi.
l)

Strategi untuk pemanfaatan sumber daya alam dan atau perkembangan iptek secara
optimal di Kabupaten Enrekang, dilakukan dengan strategi, meliputi :
 Mengembangkan kegiatan penunjang dan atau kegiatan turunan dari
pemanfaatan sumber daya dan atau teknologi tinggi;
 Meningkatkan keterkaitan pemanfaatan sumber daya dan atau teknologi tinggi
dengan kegiatan penunjang dan / turunannya; dan
 Mencegah dampak negatif pemanfaatan sumber daya alam dan atau teknologi
tinggi terhadap fungsi lingkungan hidup dan keselamatan masyarakat.

m) Strategi untuk pelestarian dan peningkatan kualitas sosial dan budaya bangsa di
Kabupaten Enrekang, dilakukan dengan strategi, meliputi :
 Meningkatkan kecintaan masyarakat terhadap nilai budaya lokal yang
mencerminkan jati diri komunitas lokal yang berbudi luhur;

VII - 7

Penyusunan Revisi Dokumen Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Enrekang Tahun 2016-2020

 Mengembangkan penerapan ragam nilai budaya lokal dalam kehidupan
masyarakat; dan
 Melestarikan situs warisan budaya komunitas lokal yang beragam.
n) Strategi untuk pengembangan kawasan tertinggal di Kabupaten Enrekang,
dilakukan dengan strategi, meliputi :
 Memanfaatkan sumber daya alam lokal secara optimal dan berkelanjutan;
 Membuka akses dan meningkatkan aksesibilitas antara kawasan tertinggal
dengan pusat pertumbuhan wilayah;
 Mengembangkan prasarana dan sarana penunjang kegiatan ekonomi rakyat;
 Meningkatkan akses rakyat ke sumber pendanaan; dan
 Meningkatkan kualitas dan kapasitas sumber daya manusia dalam pengelolaan
kegiatan ekonomi.
o) Strategi untuk meningkatkan fungsi kawasan pertahanan dan keamanan negara di
Kabupaten Enrekang, meliputi:
 Mengembangkan kegiatan budidaya secara selektif di dalam dan di sekitar
kawasan pertahanan untuk menjaga fungsi dan peruntukannya;
 Mengembangkan kawasan lindung dan/atau kawasan budidaya tidak terbangun
di sekitar kawasan pertahanan sebagai zona penyangga; dan
 Turut menjaga dan memelihara aset-aset pertahanan dan keamanan negara.

7.1.1

Rencana Struktur Ruang Wilayah Kabupaten Enrekang
7.1.1.1 Rencana Sistem Perkotaan Wilayah Kabupaten Enrekang

1. Rencana Pengembangan Sistem Perkotaan
Adapun rencana Pembagian Pusat Pusat pengembangan di Kabupaten Enrekang adalah
sebagai berikut:
 Wilayah Pengembangan Tengah, di Kecamatan Enrekang yang juga merupakan
pusat wilayah pengembangan Kabupaten Enrekang secara keseluruhan.
 Wilayah Pengembangan Selatan, dengan cakupan wilayah meliputi; Kecamatan
Maiwa, Kecamatan Bungin dan kecamatan Cendana
 Wilayah Pengembangan Utara, dengan cakupan wilayah meliputi; Kecamatan
Alla, Kecamatan Anggeraja, Kecamatan Curio, Kecamatan Masalle dan
Kecamatan Baroko.
VII - 8

Penyusunan Revisi Dokumen Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Enrekang Tahun 2016-2020

 Wilayah Pengembangan Bagian Timur, dengan cakupan wilayah meliputi;
Kecamatan Baraka, Kecamatan Malua dan Kecamatan Buntu Batu.
Dalam penentuan keempat Wilayah Pengembangan (WP) tersebut, didasari oleh
beberapa pertimbangan yang menjadi rujukan antara lain :
 Kondisi geografis wilayah
 Aksesibilitas terhadap pusat pelayanan
 Keterkaitan antar simpul pelayanan dengan wilayah pelayanannya
 Karakteristik potensi dan permasalahan
 Prioritas pengembangan
Kriteria pembentukan sistem pusat-pusat pengembangan di Kabupaten Enrekang adalah
Wilayah Pengembangan (WP) terdiri atas beberapa wilayah administrasi yang memiliki
keterkaitan fungsional yang kuat dalam pembentukan struktur ruang wilayah. Kawasan
strategis pertumbuhan ekonomi merupakan kawasan yang memiliki nilai strategis dari sudut
kepentingan ekonomi yang berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi kabupaten, yaitu
merupakan aglomerasi berbagai kegiatan ekonomi yang memiliki:
a) Sektor Perkebunan dan Holtikultura
Sektor perkebunan merupakan salah satu sektor unggulan yang dapat menggerakkan
pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Enrekang. Berdasarkan potensi dan kesesuaian
lahan dan teknokultur masyarakat lokal, maka komuditas budidaya pertanian yang
diarahkan menjadi sektor unggulan dalam mendukung kawasan strategis pertumbuhan
ekonomi di Kabupaten Enrekang adalah perkebunan kopi, kakao, vanili dan tanaman
palawija. Kesesuaian untuk varitas sektor perkebunan ini tersebar di seluruh wilayah
kecamatan di Kabupaten Enrekang khususnya di kecamatan-kecamatan Baroko, Masalle,
Curio, Bungin, Buntu batu, Cendana dan Malua.
b) PKL Kota Enrekang sebagai Ibukota Kabupaten Enrekang
Kota Enrekang sebagai ibukota Kabupaten Enrekang disamping mengemban fungsi
sebagai pusat pemerintah tingkat kabupaten juga akan berkembang sebagai pusat kegiatan
perdagangan dan jasa dalam skala kabupaten bahkan melayani daerah hinterlandnya.
Berdasarkan hal tersebut, maka Kota Enrekang diarahkan sebagai salah satu kawasan
strategis untuk kepentingan pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Enrekang.
c) Kawasan Strategis Cepat Tumbuh Kota Baraka

VII - 9

Penyusunan Revisi Dokumen Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Enrekang Tahun 2016-2020

Kota Baraka merupakan memiliki potensi yang tinggi untuk tumbuh dan berkembang,
namun pada saat ini belum mampu untuk mengoptimalkan potensi yang dimilikinya. Oleh
karena itu, Kota Baraka dipromosikan sebagai Pusat Kegiatan Lingkungan (PKLp). PKLp
Baraka yang merupakan kawasan potensi tumbuh tumbuh cepat sehingga memerlukan
pengelolaan yang bersifat menerus tidak hanya ditujukan pada upaya untuk
mengoptimalkan kinerja pertumbuhan sektor-sektor produktif di kawasan, namun juga
pada upaya pengendalian perkembangan fisik kawasan agar tidak melampaui daya dukung
lingkungan.
Kota Baraka merupakan kota kecil di Kabupaten Enrekang akan dibangun dan
dikembangkan menjadi suatu kota yang lengkap dan ditingkatkan kemampuannya
berhubung peningkatan fungsinya menjadi suatu kota fungsional tertentu.
Berdasarkan pertimbangan di atas serta bagian dari upaya untuk mendorong percepatan
pembangunan PKLp Baraka, maka Kota Baraka akan diarahkan menjadi salah satu
kawasan strategis untuk pengembangan ekonomi di Kabupaten Enrekang.
d) Kawasan Industri Maiwa (KIWA)
Rencana Kawasan Industri Maiwa (KIWA) yang berlokasi di Kecamatan Maiwa akan
memberikan nilai strategis khususnya di sektor perekonomian bagi masyarakat Kota
Maiwa dan masyarakat Kabupaten Enrekang pada umunya di masa mendatang.
Disamping itu, rencana KIWA nantinya akan mendorong percepatan pembangunan
ruang di daerah sekitarnya, sehingga perlu diantisifasi penataan ruang kawasan sekitarnya
yang sinkron dengan rencana KIWA tersebut. Pada kawasan tersebut juga akan
berkembang kegiatan transportasi khususnya terminal yang akan mendukung aktifitas
KIWA di masa mendatang.
Berdasarkan hal tersebut di atas, serta kemungkinan berkembang fasilitas fungsional
perkotaan di sektor ekonomi, maka rencana pengembangan KIWA di Kecamatan Maiwa
akan diarahkan menjadi salah satu kawasan strategis untuk pengembangan ekonomi di
Kabupaten Enrekang, yang pada akhirnya KIWA dan daerah sekitarnya akan
berkembangan sebagai suatu kawasan perkotaan yang dapat memenuhi kriteria suatu
PKL.
e) Kawasan Perkotaan Maiwa
Pengembangan Kota Maiwa merupakan salah satu alternatif untuk memecahkan dan
mengatasi masalah perkotaan di Kabupaten Enrekang, Kota Maiwa yang direncanakan

VII - 10

Penyusunan Revisi Dokumen Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Enrekang Tahun 2016-2020

dibangun dan dikembangkan sebagai kota penyangga ibukota Kabupaten Enrekang
khususnya dari arah selatan merupakan kota kecil di Kabupaten Enrekang, akan
dikembangkan menjadi suatu kota yang lengkap dan ditingkatkan kemampuannya
berhubung peningkatan fungsinya menjadi suatu kota fungsional tertentu.
Kota penyangga Maiwa dalam tipologinya merupakan kota baru penunjang (supporting
new town) yaitu kota penyangga yang merupakan penunjang pertumbuhan Kota
Enrekang sebagai kota induk, sehingga secara fungsional dan identitasnya masih tetap
besar tergantung kepada kota induknya.
Berdasarkan fungsi dan peran yang akan diemban Kota Maiwa sebagai kota panyangga
Ibukota Kabupaten Enrekang serta prospek berkembang fasilitas fungsional perkotaan di
sektor ekonomi, maka Kota Maiwa akan diarahkan menjadi salah satu kawasan strategis
untuk pengembangan ekonomi di Kabupaten Enrekang, yang pada akhirnya Kota Maiwa
akan berkembangan sebagai suatu kawasan perkotaan yang dapat memenuhi kriteria suatu
PKL.
f) Kawasan Perkotaan Cakke
Pengembangan Kota Cakke merupakan salah satu alternatif untuk memecahkan dan
mengatasi masalah perkotaan di Kabupaten Enrekang. Kota Cakke yang direncanakan
dibangun dan dikembangkan sebagai kota penyangga ibukota Kabupaten Enrekang
khususnya dari arah timur merupakan kota kecil di Kabupaten Enrekang, akan
dikembangkan menjadi suatu kota yang lengkap dan ditingkatkan kemampuannya serta
berhubung peningkatan fungsinya menjadi suatu kota fungsional tertentu. Dengan
demikian, pada akhirnya nanti Kota Cakke akan berkembangan sebagai suatu kawasan
perkotaan yang dapat memenuhi kriteria suatu PKL.
Kota penyangga Cakke dalam tipologinya merupakan kota baru penunjang (supporting
new town) yaitu kota penyangga yang merupakan penunjang pertumbuhan Kota
Enrekang sebagai kota induk, sehingga secara fungsional dan identitasnya masih tetap
besar tergantung kepada kota induknya.
Berdasarkan fungsi dan peran yang akan diemban Kota Cakke sebagai kota panyangga
Ibukota Kabupaten Enrekang serta kemungkinan berkembang fasilitas fungsional
perkotaan di sektor ekonomi, maka Kota Cakke akan diarahkan menjadi salah satu
kawasan strategis untuk pengembangan ekonomi di Kabupaten Enrekang.

VII - 11

Penyusunan Revisi Dokumen Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Enrekang Tahun 2016-2020

Kawasan strategis kepentingan sosial budaya dapat merupakan kawasan yang memiliki
nilai strategis dari sudut kepentingan sosial budaya, antara lain kawasan yang merupakan:


Tempat pelestarian dan pengembangan adat istiadat atau budaya;



Prioritas peningkatan kualitas sosial dan budaya;



Aset yang harus dilindungi dan dilestarikan;



Tempat perlindungan peninggalan budaya;



Tempat yang memberikan perlindungan terhadap keanekaragaman budaya; atau



Tempat yang memiliki potensi kerawanan terhadap konflik sosial.

Kawasan strategis dari sudut kepentingan Sosial dan Budaya merupakan kawasan yang
memiliki nilai strategis dari sudut kepentingan social dan budaya, yang meliputi:


Kawasan Desa Wisata "NO SMOKING VILLAGE (Kawasan Bebas Rokok)” di
Desa Bone-Bone Kecamatan Baraka;



Kawasan pekuburan batu (Mandu) di Tontonan Kecamatan Anggeraja;



Kawasan Goa Bubau di Kadingeh Kecamatan Baraka;



Kawasan Desa Wisata Limbuang di Kecamatan Maiwa;



Kawasan Goa Nippon di Lura Kecamatan Anggeraja;



Kawasan Kuburan Tua Nenek Lintik/makam Tandi Jalling Mandante di
Kecamatan Anggeraja;



Kawasan Loko Malillin di Pana Kecamatan Alla; dan



Kawasan Pendidikan di Kecamatan Maiwa.

Keberadaan berbagai peninggalan-peninggalan budaya di Kabupaten Enrekang akan tetap
dijaga kelestariannya melalui upaya revitalisasi objek-objek peninggalan serta melestarikan
budaya lokal masyarakat Kabupaten Enrekang. Kawasan objek-objek peninggalan serta
kearifan lokal sebagaimana dimaksud di atas, akan diarahkan sebagai kawasan strategis Sosial
Budaya di Kabupaten Enrekang.
Kawasan strategis kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup merupakan
kawasan yang memiliki nilai strategis dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung
lingkungan hidup seperti:


tempat perlindungan keanekaragaman hayati;



kawasan lindung yang ditetapkan bagi perlindungan ekosistem, flora dan/atau fauna
yang hampir punah atau diperkirakan akan punah yang harus dilindungi dan/atau
dilestarikan;

VII - 12

Penyusunan Revisi Dokumen Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Enrekang Tahun 2016-2020



kawasan yang memberikan perlindungan keseimbangan tata guna air yang setiap
tahun berpeluang menimbulkan kerugian;



kawasan yang memberikan perlindungan terhadap keseimbangan iklim makro;



kawasan yang menuntut prioritas tinggi peningkatan kualitas lingkungan hidup;



kawasan rawan bencana alam; atau



kawasan yang sangat menentukan dalam perubahan rona alam dan mempunyai
dampak luas terhadap kelangsungan kehidupan.

Berdasarkan pertimbangan tersebut di atas, maka kawasan kepentingan fungsi dan daya
dukung lingkungan hidup di Kabupaten Enrekang, akan diarahkan sebagai berikut :


Kawasan rawan bencana alam zona patahan di Kecamatan Bungin, Kecamatan
Maiwa, Kecamatan Enrekang, Kecamatan Anggeraja, Kecamatan Masalle,
Kecamatan Baroko, Kecamatan Alla dan Kecamatan Malua;



Kawasan DAS Saddang, DAS Bila, DAS Mata Allo dan DAS Malua;



Kawasan, mata air Bongso di Pasui Kecamatan Buntu Batu, kawasan mata air Mata
Allo di Kalosi Kecamatan Alla, dan kawasan mata air Malauwe di Kecamatan
Enrekang;



Kawasan Wisata Pemandian Lewaja di Kecamatan Enrekang;



Kawasan wisata pemandian alam Kaluppang di Kecamatan Maiwa;



Kawasan wisata alam terpadu Gunung Bambapuang dan Gunung Nona di
Kecamatan Anggeraja;



Kawasan rawan longsor di Kecamatan Masalle, Kecamatan Baroko, Kecamatan
Bungin dan Kecamatan Enrekang; dan


2.

Kawasan rawan banjir di Kecamatan Cendana dan Kecamatan Enrekang.

Kriteria-kriteria Sistem Perkotaan
a.

Pusat Kegiatan Lokal (PKL)
 Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai pusat kegiatan
industri dan jasa yang melayani skala kabupaten/kota atau beberapa kecamatan;
dan/atau
 Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul transportasi
yang melayani skala kabupaten/kota atau beberapa kecamatan;
 Diusulkan oleh pemerintah kabupaten.

VII - 13

Penyusunan Revisi Dokumen Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Enrekang Tahun 2016-2020

b. Pusat Pelayanan Kawasan (PPK)
 Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai pusat kegiatan
perdagangan dan jasa yang melayani skala kawasan yang meliputi beberapa
kecamatan; dan/atau
 Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul transportasi
yang melayani skala kawasan yang meliputi beberapa kecamatan;
 Diusulkan oleh pemerintah kabupaten.
c.

Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL)
 Kawasan permukiman yang berfungsi atau berpotensi sebagai pusat kegiatan
sosial yang melayani skala kecamatan dan/atau beberapa desa
 Kawasan permukiman yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul
transportasi yang melayani skala kecamatan dan atau bebebrapa desa;
 Diusulkan oleh pemerintah kabupaten.

7.2

Arahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Ditetapkannya Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional, mengamanatkan bahwa setiap daerah harus menyusun rencana
pembangunan daerah secara sistematis, terarah, terpadu, dan tanggap terhadap perubahan
(Pasal 2 Ayat 2), dengan jenjang perencanaan jangka panjang (25 tahun), jangka menengah (5
tahun), dan jangka pendek atau tahunan (1 tahun). Selain itu, Undang-Undang Nomor 32
Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, Bab VII Pasal 150 bahwa daerah wajib memiliki
dokumen Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD), Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah (RPJMD), dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD).
Dengan melihat perkembangan lingkungan strategis dalam Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah (RPJMD), maka issu-issu yang sangat mendasar untuk dijadikan
landasan dalam perumusan program untuk mendukung keberadaan agenda utama
pembangunan lima tahun yang akan datang adalah :
-

Program pembangunan jalan dan jembatan;

-

Program pembangunan saluran drainase/plat duicker;

-

Program rehabilitasi/pemeliharaan jalan dan jembatan;

-

Program tanggap darurat jalan dan jembatan;

-

Program pembangunan sistem informasi/data base jalan dan jembatan;
VII - 14

Penyusunan Revisi Dokumen Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Enrekang Tahun 2016-2020

-

Program peningkatan sarana dan prasarana kebinamargaan;

-

Program perencanaan pembangunan jaringan irigasi dan pintu-pintu air;

-

Program normalisasi saluran;

-

Program rehabilitasi/pemeliharaan jaringan irigasi, pintu-pintu air dan normalisasi
saluran;

-

Program optimalisasi fungsi jaringan irigasi yang telah dibangun;

-

Program pemberdayaan petani pemakai air;

-

Program pembangunan prasarana pengambilan dan saluran pembuang;

-

Program pembangunan sumur-sumur air tanah;

-

Program peningkatan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan air dan distribusi air
baku;

-

Program penyediaan sarana dan prasarana air minum bagi masyarakat berpenghasilan
rendah;

-

Program penyediaan sarana dan prasarana air limbah;

-

Program pengembangan teknologi pengelolaan air minum dan air limbah;

-

Program pengembangan sistem distribusi air minum;

-

Program rehabilitasi sarana dan prasarana pengelolaan air minum dan air limbah;

-

Program pembangunan saluran drainase/gorong-gorong;

-

Program pengembangan kinerja pengelolaan air minum dan air limbah;

-

Program pembangunan infrastruktur pedesaan;

-

Program pengembangan perumahan;

-

Program lingkungan sehat perumahan;

-

Program pemberdayaan komunitas perumahan;

-

Program perbaikan perumahan akibat bencana alam/sosial;

-

Program perencanaan tata ruang;

-

Program pemanfaatan ruang;

-

Program pengendalian pemanfaatan ruang;

VII - 15

Penyusunan Revisi Dokumen Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Enrekang Tahun 2016-2020

-

Program peningkatan kinerja pengelolaan sampah;

-

Program pengelolaan ruang terbuka hijau (RTH).
Peningkatan kualitas pembangunan yang dilakukan berdasarkan rencana tata ruang

agar pemanfaatan ruang dapat sinergis, serasi dan berkelanjutan dengan program-program
sebagai berikut :
-

Program perencanaan tata ruang;

-

Program pemanfaatan ruang;

-

Program pengendalian pemanfaatan ruang;

-

Program kerjasama pemanfaatan ruang;
Pembangunan infrastruktur lebih difokuskan pada pembangunan dan peningkatan

kualitas serta kuantitas infrastruktur jalan dan jembatan, perumahan dan pemukiman serta
sumberdaya air.
Adapun program yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut :
-

Program pembangunan jalan dan jembatan;

-

Program pembangunan saluran drainase/plat duicker;

-

Program rehabilitasi/pemeliharaan jalan dan jembatan;

-

Program tanggap darurat jalan dan jembatan;

-

Program pembangunan sistem informasi/data base jalan dan jembatan;

-

Program peningkatan sarana dan prasarana kebinamargaan;

-

Program perencanaan pembangunan jaringan irigasi dan pintu-pintu air;

-

Program normalisasi saluran;

-

Program rehabilitasi/pemeliharaan jaringan irigasi, pintu-pintu air dan normalisasi
saluran;

-

Program optimalisasi fungsi jaringan irigasi yang telah dibangun;

-

Program pemberdyaan petani pemakai air;

-

Program pembangunan prasarana pengambilan dan saluran pembuang;

-

Program pembangunan sumur-sumur air tanah;

VII - 16

Penyusunan Revisi Dokumen Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Enrekang Tahun 2016-2020

-

Program peningkatan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan air dan distribusi air
baku;

-

Program penyediaan sarana dan prasarana air minum bagi masyarakat berpenghasilan
rendah;

-

Program penyediaan sarana dan prasarana air limbah;

-

Program pengembangan teknologi pengelolaan air minum dan air limbah;

-

Program pengembangan sistem distribusi air minum;

-

Program rehabilitasi sarana dan prasarana pengelolaan air minum dan air limbah;

-

Program pembangunan saluran drainase/gorong-gorong;

-

Program pengembangan kinerja pengelolaan air minum dan air limbah;

-

Program pembangunan infrastruktur pedesaan;

-

Program pengembangan perumahan;

-

Program lingkungan sehat perumahan;

-

Program pemberdayaan komunitas perumahan;

-

Program perbaikan perumahan akibat bencana alam/sosial;

-

Program perencanaan tata ruang;

-

Program pemanfaatan ruang;

-

Program pengendalian pemanfaatan ruang;

-

Program peningkatan kinerja pengelolaan sampah;

-

Program pengelolaan ruang terbuka hijau (RTH).
Peningkatan kualitas pembangunan yang dilakukan berdasarkan rencana tata ruang

agar pemanfaatan ruang dapat sinergis, serasi dan berkelanjutan dengan program-program
sebagai berikut:
-

Program perencanaan tata ruang;

-

Program pemanfaatan ruang;

-

Program pengendalian pemanfaatan ruang;

-

Program kerjasama pemanfaatan ruang.

VII - 17

Penyusunan Revisi Dokumen Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Enrekang Tahun 2016-2020

7.3

Arahan Peraturan Daerah tentang Bangunan Gedung
Penyusunan Perda Bangunan Gedung diamanatkan pada Peraturan Pemerintah No. 36

tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan UU 28 tahun 2002 tentang Bangunan Gedung,
yang menyatakan bahwa pengaturan dilakukan oleh pemerintah daerah dengan penyusunan
Peraturan Daerah tentang Bangunan

Gedung berdasarkan pada peraturan perundang-

undangan yang lebih tinggi dengan memperhatikan kondisi kabupaten/kota setempat serta
penyebarluasan peraturan perundang-undangan, pedoman, petunjuk, dan standar teknis
bangunan gedung dan operasionalisasinya di masyarakat.
Perda Bangunan Gedung mengatur tentang persyaratan administrasi dan teknis
bangunan gedung. Salah satunya mengatur persyaratan keandalan gedung, seperti keselamatan,
kesehatan, kenyamanan dan kemudahan. Persyaratan ini wajib dipenuhi untuk memberikan
perlindungan rasa aman bagi pengguna bangunan gedung dalam melakukan aktifitas di
dalamnya dan sebagai landasan operasionalisasi penyelenggaraan bangunan gedung di daerah.
Utamanya untuk daerah rawan bencana, Perda Bangunan Gedung sangat penting sebagai
payung

hukum

di

daerah

dalam

menjamin

keamanan

dan

keselamatan

bagi

pengguna.Ketersediaan Perda BG bagi kabupaten/kota merupakan salah satu prasyarat dalam
prioritas pembangunan bidangCipta Karya di kabupaten/kota.
7.4

Arahan Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kabupaten
Enrekang
Sejalan dengan peran Pemerintah Pusat sebagai fasilitator dalam era otonomi daerah dan

dalam kaitan dengan diterbitkannya Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber
Daya Air, Pemerintah telah menerbitkan produk pengaturan setingkat peraturan pemerintah
yang memberikan pedoman, baik kepada pemerintah kabupaten/kota dan pihak lainnya yang
terkait dengan penyelenggaraan pelayanan air minum maupun kepada masyarakat sebagai
pengguna layanan air minum, yaitu Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2005 tentang
Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM). Adapun wewenang dan tanggung
jawab pemerintah dalam penyelenggaraan SPAM adalah meliputi: (i) menetapkan kebijakan
dan strategi nasional; (ii) menetapkan norma, standar, pedoman, dan manual (NSPM); (iii)
memfasilitasi pemenuhan kebutuhan air baku.
Penyediaan air minum merupakan salah satu kebutuhan dasar dan hak sosial ekonomi
masyarakat yang hares dipenuhi oleh Pemerintah, baik itu Pemerintah Daerah maupun
Pemerintah Pusat. Ketersediaan air minum merupakan salah satu penentu peningkatan
kesejahteraan masyarakat, yang masih diharapkan dengan ketersediaan air minum dapat
VII - 18

Penyusunan Revisi Dokumen Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Enrekang Tahun 2016-2020

meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, dan dapat mendorong peningkatan produktivitas
masyarakat, sehingga dapat terjadi peningkatan pertumbuhan ekonomi masyarakat. Oleh
karena itu, penyediaan sarana dan prasarana air minum menjadi salah satu kunci dalam
pengembangan ekonomi wilayah.
Menilik dari permasalahan tumpang tindihnya program pengembangan sarana dan
prasarana air minum yang terjadi di masa lampau, memberi suatu pemikiran untuk
menyelesaikan permasalahan tersebut secara sistemik. Di sisi lain, kondisi geografis,topografis
dan geologis dan juga aspek sumber daya manusia yang berbeda di setiap wilayah di Indonesia,
menyebabkan ketersediaan air baku dan kondisi pelayanan air minum yang berbeda dapat
memberikan implikasi penyelenggaraan SPAM yang berbeda untuk masing-masing wilayah.
Untuk itu dibutuhkan suatu konsep dasar yang kuat guna menjamin ketersediaan air minum
bagi masyarakat sesuai dengan tipologi dan kondisi di daerah tersebut. Rencana Induk Air
Minum merupakan jawaban bagi dasar pengembangan air minum suatu wilayah. Diharapkan,
dengan adanya Rencana Induk Air Minum, dapat menjadi dasar tersusunnya suatu program
pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum wilayah yang berkelanjutan (sustainable) dan
terarah.
Tahapan perencanaan dilakukan terkait dengan tahap yang menyertai perencanaan
sistem penyediaan air minum. Tahapan kegiatan Pembangunan jangka pendek, Jangka
menengah, dan Jangka Panjang dilakukan seoptimal mungkin untuk pengembangan PDAM
dan Non PDAM dengan sistem produksi IPA / Reservoar yang sistem distribusinya secara
Gravitasi. Adapun tahap pengembangan SPAM di Kabupaten Enrekang di bagi kedalam 3
tahapan, antara lain:


Tahap Pembangunan Jangka Pendek

:

Tahun 2013– 2018

Pada tahap pembangunan jangka pendek ini dilakukan optimalisasi sistem SPAM yang
sudah terbangun sebelumnya. Diantara optimalisasi itu akan dibangun sistem pelayanan
dengan penambahan kapasitas produksi di IKK Malua, IKK Cendana, IKK Buntu Batu
dengan sumber air baku yang ada walaupun belum terlayani.Sumber dana yang digunakan
untuk pengembangan PDAM menggunakan sumber dana APBD dan ada pula APBN,
sedangkan Pengembangan non PDAM atau SAB Perdesaan menggunakan APBD Murni.


Tahap Pembangunan Jangka Menengah :

Tahun 2019– 2023

Pada tahap pembangunan jangka menengah program-program peningkatan cakupan
layanan dari Unit SPAM PDAM, Perpipaan Non-PDAM dan BJP Terlindungi akan semakin

VII - 19

Penyusunan Revisi Dokumen Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Enrekang Tahun 2016-2020

ditingkatkan guna mengurangi akses terhadap BJP Tidak Terlindungi di setiap kecamatan yang
jumlahnya masih ± 23,82 % pada tahun 2013.
 Tahap Pembangunan Jangka Panjang

:

Tahun 2024– 2033

Pada tahap pembangunan jangka panjang ini sama halnya dengan tahap pembangunan
jangka menengah akan tetap fokus dengan penambahan cakupan pelayanan yang mengurangi
akses terhadap BJP tidak terlindungi dengan mengoptimalkan program-program dari SPAM
PDAM, Perpipaan Non-PDAM dan Pembangunan BJP Terlindungi.
7.5

Arahan Strategi Sanitasi Kota (SSK) Kabupaten Enrekang
Sanitasi sebagai salah satu aspek pembangunan memiliki fungsi penting dalam

menunjang tingkat kesejahteraan masyarakat, karena berkaitan dengan kesehatan, pola hidup
sehat, kondisi lingkungan permukiman serta kenyamanan dalam kehidupan sehari-hari. Sanitasi
seringkali dianggap sebagai urusan “sekunder”, sehingga sering terpinggirkan dari urusanurusan yang lain, namun seiring dengan tuntutan peningkatan standart kualitas hidup
masyarakat, semakin tingginya tingkat pencemaran lingkungan dan keterbatasan daya dukung
lingkungan itu sendiri menjadikan sanitasi menjadi salah satu aspek pembangunan yang harus
diperhatikan.
Di sisi lain, masih terdapat pelaksanaan pembangunan sanitasi yang berjalan secara
parsial dan belum terintegrasi dalam suatu “grand design” yang sifatnya integratif dan memiliki
sasaran secara menyeluruh serta jangka waktu yang lebih panjang. Hal tersebut dapat dilihat
dari aspek jenis kegiatannya maupun dari aspek kewilayahan. Untuk itu perlu disusun suatu
perencanaan sanitasi secara lebih integratif, aspiratif, inovatif dan sesuai dengan kebutuhan real
masyarakat.
Selanjutnya program dan kegiatan Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman
diharapkan dapat memberikan pengaruh terhadap kesehatan, meningkatkan produktifitas dan
meningkatkan

kesejahteraan

masyarakat.

Dalam

pelaksanaan

Program

Percepatan

Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP), kabupaten/kota wajib menyiapkan dokumen
Buku Putih Sanitasi (BPS). Buku Putih Sanitasi merupakan dokumen yang berisi kondisi
(existing) sanitasi saat ini. Dokumen Buku Putih Sanitasi berfungsi sebagai data dasar (baseline
data) kondisi sanitasi kabupaten/kota dalam penyusunan Strategi Sanitasi Kota (SSK),
monitoring dan evaluasi sanitasi.
Kegiatan Buku Putih Sanitasi merupakan kegiatan yang tidak terpisahkan dari semangat
kegiatan nasional seiring saat sekarang bangsa Indonesia sedang berpacu dengan waktu untuk
VII - 20

Penyusunan Revisi Dokumen Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Enrekang Tahun 2016-2020

mencapai target yang disepakati bersama yaitu meratifikasi Milenium Development Goals
(MDGs) yang dihasilkan pada Johanesburg Summit pada tahun 2002, dengan salah satu
kesepakatannya adalah mengurangi separuh penduduk pada tahun 2015 yang tidak
mendapatkan akses air minum yang sehat serta penanganan sanitasi dasar.
Ruang lingkup sanitasi dapat dilihat dalam beberapa tinjauan sebagai berikut :


Air limbah domestik, dibagi dalam 2 jenis :



Black water : air buangan jamban (urin, tinja, dan air gelontoran)
Jamban adalah suatu ruangan yang mempunyai fasilitas pembuangan tinja (kotoran)
manusia yang tediri atas tempat jongkok atau tempat duduk dengan leher angsa atau
tanpa leher angsa (jamban cemplung) yang dilengkapi dengan unti penompang kotoran
dan air untuk membersihkannya. Kementerian kesehatan telah menetapkan syarat
dalam bentuk jamban sehat, yaitu : Tidak mencemari air, tidak mencemari tanah
permukaan, bebas dari serangga, tidak menimbulkan baud an nyaman digunakan, aman
digunakan oleh pemakainya, mudah dibersihkan dan menimbulkan pandangan kurang
sopan. Jamban merupakan sanitasi dasar penting yang harus dimiliki setiap masyarakat.
Sebenarnya masyarakat sadar dan mengerti arti pentingnya mempunyai jamban, namun
nilai kesadaran masih rendah dalam hal penerapan pola hidup sehat (PHBS).



Grey Water : air buangan mandi dan cuci
Jadi, cakupan air limbah domestik (rumah tangga) juga mencakup pembuangan air
mandi dan cuci. Beberapa faktor yang mempengaruhi kualitas limbah adalah volume
limbah, kandungan bahan pencemar, dan frekuensi pembuangan limbah. Untuk
mengatasi hal ini diperlukan pengolahan dan penanganan limbah menurut tingkat
perlakuan dan karakteristik limbah.


Pengelolaan

persampahan

yaitu

kegiatan

sistematis,

menyeluruh,

dan

berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah.
Termasuk dalam sanitasi berupa sampah rumah tangga dan sampah sejenis rumah
tangga. Layanan persampahan. Layanan ini diawali dengan pewadahan sampah
dan pengumpulan sampah. Pengumpulan dilakukan dengan menggunakan
gerobak atau truk sampah. Layanan sampah juga harus dilengkapi dengan tempat
pembuangan sementara (TPS), tempat

pembuangan akhir (TPA), atau fasilitas

pengolahan sampah lainnya.

VII - 21

Penyusunan Revisi Dokumen Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Enrekang Tahun 2016-2020



Drainase lingkungan/tersier merupakan sistem saluran awal yang melayani
kawasan kota tertentu, seperti kompleks perumahan, area pasar, areal

industry,

dan perkantoran. Layanan drainase lingkungan adalah penanganan limpasan air
hujan menggunakan saluran drainase (selokan) yang akan menampung limpasan
air tersebut dan mengalirkannya ke badan air penerima.


PHBS adalah aspek non-teknis dari sanitasi yang meliputi promosi kesehatan,
perubahan, perilaku, dan sanitasi rumah tangga. Perilaku hidup bersih dan sehat
(PHBS) adalah upaya untuk memberikan
menciptakan

suatu kondisi

masyarakat, dengan membuka

bagi

pengalaman

perorangan,

keluarga,

kelompok

dan

jalur komunikasi, memberikan informasi dan

melakukan edukasi, untuk meningkatkan pengetahuan,
melalui

belajar atau

Pendampingan (Advokasi),

sikap

dan

perilaku,

bina suasana (Social Support) dan

pemberdayaan masyarakat (Empowerment). Dengan demikian masyarakat
dapat mengenali dan mengatasi masalahnya sendiri,
masing-masing, dan masyarakat dapat

menerapkan

terutama dalam tatanan
cara-cara hidup sehat

dengan menjaga, memelihara dan meningkatkan kesehatannya.
Sektor sanitasi merupakan salah satu pelayanan publik yang mempunyai kaitan erat
dengan kemiskinan. Pembangunan sektor sanitasi di beberapa daerah di Indonesia, seringkali
kurang menjadi prioritas dibanding sektor lainnya. Tidak memadainya pembangunan sektor
sanitasi akan berdampak pada penurunan kualitas kesehatan masyarakat dan kualitas
lingkungan pada umumnya.
Sanitasi di Indonesia didefinisikan sebagai upaya membuang limbah cair domestik dan
sampah untuk menjamin kebersihan dan lingkungan hidup sehat, baik di tingkat rumah tangga
maupun di lingkungan perumahan (TTPS, 2010). Pengertian yang lebih teknis dari sanitasi
adalah upaya pencegahan terjangkitnya dan penularan penyakit melalui penyediaan sarana
sanitasi dasar (jamban), pengelolaan air limbah rumah tangga (termasuk sistem jaringan
perpipaan air limbah), drainase dan sampah (Bappenas, 2003).
Wilayah kajian penyusunan buku putih (BPS) dan penyusunan Strategi Sanitasi Kota
(SSK) mencakup wilayah yang termasuk kategori kawasan perkotaan berdasarkan Rencana
Tata Ruang dan Wilayah Daerah (RTRW). Kebijakan ini telah dicermati dan diskusikan
dengan mensejajarkan sejumlah kebijakan daerah RPJPD, RP4D, RPJMD, RTBL dan RPIJM
Bidang Keciptakaryaan
Berikut adalah data pengembangan Air Limbah di Kabupaten Enrekang :
VII - 22

Penyusunan Revisi Dokumen Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Enrekang Tahun 2016-2020

Tabel 7.1 Tahapan Pengembangan Air Limbah Domestik Kabupaten Enrekang
Target cakupan layanan (%)
No

Sistem

Cakupan
layanan
eksisting(%)

Jangka
pendek

Jangka
menengah

Jangka
panjang

(s/d 2014)

(s/d 2018)

(s/d 2027)

A

Sistem On-site

68,8%

70%

95%

100%

1

Leher Angsa dengan Tangki
Septik*

41,7%

45%

60%

90%

2

Komunal (MCK /MCK ++)*

5%

10%

15%

25%

3

Cubluk dan Sejenisnya

33,5%

30%

20%

5%

B

Sistem Off-site

1

Skala Kota Skala Komunal
(IPAL Komunal)*

0

0

5

8

2

IPAL Skala Wilayah

0

0

0

0

3

IPLT Kota

0

0

1

2

IPLT Wilayah

0

0

0

0

Buang Air Besar
Sembarangan (BABS)**

31,2%

30%

5%

0%

C

Sumber : Hasil kajian Pokja Sanitasi Kab.Enrekang tahun 2013

Tabel 7.1 memberikan gambaran bahwa di tahun 2014 yang belum memiliki sanitasi
sebesar 30% dan yang telah terlayani akses sanitasi ada 70% dibagi atas penggunaan individual
45% dan komunal (MCK) 10%.

VII - 23

Penyusunan Revisi Dokumen Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Enrekang Tahun 2016-2020

Tabel 7.2 Pengembangan Persampahan Kabupaten Enrekang
Target cakupan layanan* (%)
No

Sistem

Cakupan layanan
eksisting* (%)

A

AKSES PELAYANAN

1

Penanganan Langsung (direct)
Kawasan Komersil

2

Jangka
pendek (s/d
2014)

Jangka
menengah
(s/d 2017)

Jangka
panjang
(s/d 2023)

2%

20%

50%

80%

2

3

5

7

Penanganan Tidak Langsung

3

Kawasan Permukiman

25

37

45

60

Kawasan Komersil

13

13

25

35

10

20

30

55

98%

80%

50%

20%

Pengangan Berbasis Masyarakat
Kawasan Permukiman

B

NON AKSES

1

Buang Sampah Sembarangan,
Membakar, ditimbun, dll)

Sumber : Hasil kajian Pokja Sanitasi Kab.Enrekang tahun 2013

Tabel 7.2 memberikan gambaran tentang pengelolaan sampah di Ka