BAB III ARAHAN STRATEGIS NASIONAL BIDANG CIPTA KARYA - DOCRPIJM f67408971f BAB IIIBAB III ARAHAN STRATEGIS NASIONAL BIDANG CIPTA KARYA

BAB III
ARAHAN STRATEGIS NASIONAL
BIDANG CIPTA KARYA
3.1

Arahan RTRW Nasioanal

3.1.1 Rencana tata ruang wilayah nasional (RTRWN)
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) disusun melalui
Peraturan Pemerintah No. 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Nasional (RTRWN) yang dijadikan sebagai pedoman untuk:
a. Penyusunan rencana pembangunan jangka panjang nasional,
b. Penyusunan rencana pembangunan jangka menengah nasional,
c. Pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang di wilayah
nasional,
d. Perwujudan

keterpaduan,

keterkaitan,


dan

keseimbangan

perkembangan antarwilayah provinsi, serta keserasian antarsektor,
e. Penetapan lokasi dan fungsi ruang untuk investasi,
f. Penataan ruang kawasan strategis nasional, dan
g. Penataan ruang wilayah provinsi dan kabupaten/kota.
Arahan yang harus diperhatikan dari RTRWN untuk ditindaklanjuti ke
dalam RPI2-JM kabupaten/kota adalah sebagai berikut:

a. Penetapan Pusat Kegiatan Nasional (PKN)
i. kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul
utama kegiatan ekspor-impor atau pintu gerbang menuju kawasan
internasional,
ii. Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai pusat
kegiatan industri dan jasa skala nasional atau yang melayani
beberapa provinsi,
RPIJM KOTA BATAM 2015 – 2019


Bab III - 1

iii. Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul
utama transportasi skala nasional atau melayani beberapa provinsi.

b. Penetapan Pusat Kegiatan Wilayah (PKW)
i. Kawasan Perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul
kedua kegiatan ekspor-impor yang mendukung PKN,
ii. Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai pusat
kegiatan industri dan jasa yang melayani skala provinsi atau
beberapa kabupaten, dan/atau
iii. Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul
transportasi yang melayani skala provinsi atau beberapa kabupaten.

c. Penetapan Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN)
i. Pusat perkotaan yang berpotensi sebagai pos pemeriksaan lintas
batas dengan negara tetangga,
ii. Pusat perkotaan yang berfungsi sebagai pintu gerbang internasional
yang menghubungkan dengan negara tetangga,
iii. Pusat perkotaan yang merupakan simpul utama transportasi yang

menghubungkan wilayah sekitarnya, dan/atau
iv. Pusat perkotaan yang merupakan pusat pertumbuhan ekonomi yang
dapat mendorong perkembangan kawasan di sekitarnya. dan/atau

d. Penetapan Kawasan Strategis Nasional (KSN)
Penetapan kawasan strategis nasional dilakukan berdasarkan
kepentingan:
i. Pertahanan dan keamanan,
a. diperuntukkan bagi kepentingan pemeliharaan keamanan dan
pertahanan negara berdasarkan geostrategi nasional,
RPIJM KOTA BATAM 2015 – 2019

Bab III - 2

b. diperuntukkan bagi basis militer, daerah latihan militer, daerah
pembuangan amunisi dan peralatan pertahanan lainnya, gudang
amunisi, daerah uji coba sistem persenjataan, dan/atau kawasan
industri sistem pertahanan, atau
c. merupakan wilayah kedaulatan Negara termasuk pulau-pulau
kecil terluar yang berbatasan langsung dengan negara tetangga

dan/atau laut lepas.
ii. Pertumbuhan ekonomi
a. memiliki potensi ekonomi cepat tumbuh,
b. memiliki

sektor

unggulan

yang

dapat

menggerakkan

pertumbuhan ekonomi nasional,
c. memiliki potensi ekspor,
d. didukung jaringan prasarana dan fasilitas penunjang kegiatan
ekonomi,
e. memiliki kegiatan ekonomi yang memanfaatkan teknologi tinggi,

f. berfungsi untuk mempertahankan tingkat produksi pangan
nasional dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan nasional,
g. berfungsi untuk mempertahankan tingkat produksi sumber energi
dalam rangka mewujudkan ketahanan energi nasional, atau
h. ditetapkan untuk mempercepat pertumbuhankawasan tertinggal.
iii. Sosial dan budaya
a. merupakan tempat pelestarian dan pengembangan adat istiadat
atau budaya nasional,
b. merupakan prioritas peningkatan kualitas sosial dan budaya
serta jati diri bangsa,
c. merupakan

aset

nasional atau

internasional

yang


harus

dilindungi dan dilestarikan,
d. merupakan tempat perlindungan peninggalan budaya nasional,

RPIJM KOTA BATAM 2015 – 2019

Bab III - 3

e. memberikan perlindungan terhadap keanekaragaman budaya,
atau
f. memiliki potensi kerawanan terhadap konflik sosial skala
nasional.
iv. Pendayagunaan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi
a. diperuntukkan

bagi

kepentingan


pengembangan

ilmu

pengetahuan dan teknologi berdasarkan lokasi sumber daya
alam strategis nasional, pengembangan antariksa, serta tenaga
atom dan nuklir
b. memiliki sumber daya alam strategis nasional
c. berfungsi sebagai pusat pengendalian dan pengembangan
antariksa
d. berfungsi sebagai pusat pengendalian tenaga atom dan nuklir,
atau berfungsi sebagai lokasi penggunaan teknologi tinggi
strategis.
v. Fungsi dan daya dukung lingkungan hidup.
a. merupakan tempat perlindungan keanekaragaman hayati,
b. merupakan aset nasional berupa kawasan lindung yang
ditetapkan bagi perlindungan ekosistem, flora dan/atau fauna
yang hampir punah atau diperkirakan akan punah yang harus
dilindungi dan/atau dilestarikan,
c. memberikan perlindungan keseimbangan tata guna air yang

setiap tahun berpeluang menimbulkan kerugian negara,
d. memberikan perlindungan terhadap keseimbangan iklim makro
e. menuntut prioritas tinggi peningkatan kualitas lingkungan hidup
rawan bencana alam nasional
f. sangat

menentukan

dalam

perubahan

rona

alam

dan

mempunyai dampak luas terhadap kelangsungan kehidupan.


RPIJM KOTA BATAM 2015 – 2019

Bab III - 4

Tabel 3.1
Penetapan Lokasi Pusat kegiatan Nasional (PKN) dan Pusat Kegiatan
Wilayah (PKW) Berdasarkan PP Nomor 26 Tahun 2008 tentang
RTRWN
NO PROVINSI
(1)

1

(2)

Nanggroe Aceh
Darussalam

PKN


PKW

(3)

(4)
Sabang, Banda

Lhokseumawe

Aceh, Takengon,
Meulaboh
Tebingtinggi,
Sidikalang,

Kawasan Perkotaan
2

Sumatera Utara

Medan-Binjai-Deli

Serdang-Karo
(Mebidangro)

pematang Siantar,
Balige, Rantau
Prapat, Kisaran,
Gunung Balige,
Padang
Sidempuan,
Sibolga
Pariaman,

3

Sumatera Barat

Padang

Sawahlunto,
Muarasiberut,
Bukittinggi, Solok
Bangkinang, Teluk
Kuantan,

4

Riau

Pekanbaru, Dumai

Bengkalis, Bagan
Siapiapi,
Tembilahan,
Rengat, Pangkalan

RPIJM KOTA BATAM 2015 – 2019

Bab III - 5

Kerinci, Pasir
Pangarayan, Siak
Sri Indrapura

Tanjung Pinang,
Terempa, Daik
5

Kepulauan Riau

Batam

Lingga, Dabo –
Pulau Singkep,
Tanjung Balai
Karimun
Kuala Tungkal,

6

Jambi

Jambi

Sarolangun,
Muarabungo,
Muara Bulian
Muara Enim,
Kayuagung,

7

Sumatera Selatan

Palembang

Baturaja,
Prabumulih, Lubuk
Linggau, Sekayu,
Lahat

8

Bengkulu, Manna,

Bengkulu

Muko-Muko, Curup
Pangkal Pinang,

9

Muntok, Tanjung

Bangka Belitung

Pandan, Manggar
Metro, Kalianda,
10

Lampung

Bandar Lampung

Liwa, Menggala,
Kotabumi, Kota

RPIJM KOTA BATAM 2015 – 2019

Bab III - 6

Agung

DKI Jakarta –
11

Jawa Barat Banten

12

Banten

Kawasan Perkotaan
Jabodetabek

Serang, Cilegon

Pandeglang,
Rangkas Bitung
Sukabumi,
Cikampek –

Kawasan Perkotaan
13

Jawa Barat

Bandung Raya,
Cirebon

Cikopo,
Pelabuhanratu,
Indramayu,
Kadipaten,
Tasikmalaya,
Pangandaran

Surakarta, Kawasan
Perkotaan
Semarang- Kendal14

Jawa Tengah

Demak- UngaranPurwodadi
(Kedungsepur),
Cilacap

15

16

Daerah Istimewa
Yogyakarta

Jawa Timur

Boyolali, Klaten,
Salatiga, Tegal,
Pekalongan,
Kudus, Cepu,
Magelang,
Wonosobo,
Kebumen,
Purwokerto

Yogyakarta

Bantul, Sleman

Kawasan Perkotaan

Probolinggo,

(Gerbangkertosusila), Tuban, Kediri,
Malang
Madiun,

RPIJM KOTA BATAM 2015 – 2019

Bab III - 7

Banyuwangi,
Jember, Blitar,
Pamekasan,
Bojonegoro,
Pacitan
Kawasan Perkotaan
17

Bali

Denpasar-BangliGianyar-Tabanan
(Sarbagita)

18

Nusa Tenggara
Barat

Mataram

Singaraja,
Semarapura,
Negara

Praya, Raya,
Sumbawa Besar
Soe, Kefamenanu,

19

Nusa Tenggara
Timur

Kupang

Ende, Maumere,
Waingapu, Ruteng,
Labuan Bajo
Mempawah,
Singkawang,

20

Kalimantan Barat

Pontianak

Sambas, Ketapang,
Putussibau,
Entikong, Sanggau,
Sintang
Kuala Kapuas,

21

Kalimantan
Tengah

Pangkalan Bun,
Palangkaraya

Buntok,
Muarateweh,
Sampit

22

Kalimantan

Banjarmasin

RPIJM KOTA BATAM 2015 – 2019

Amuntai,
Martapura,

Bab III - 8

Selatan

Marabahan,
Kotabaru

Kawasan Perkotaan
Balikpapan23

Kalimantan Timur

TenggarongSamarinda-Bontang,
Tarakan

24

25

Gorontalo

Sulawesi Utara

Gorontalo

Kawasan Perkotaan
Manado-Bitung

Tanjung Redeb,
Sangata, Nunukan,
Tanjung Selor,
Malinau,
Tanlumbis, Tanah
Grogot, Sendawar
Isimu, Kuandang,
Tilamuta
Tomohon,
Tondano,
Kotamobagu
Poso, Luwuk, Buol,

26

Sulawesi Tengah

Palu

Kolonedale, Tolitoli,
Donggala

27

28

29

Sulawesi Selatan

Kawasan Perkotaan

Pangkajene,

Makassar-

Jeneponto, Palopo,

Sungguminasa-

Watampone,

Takalar-Maros

Bulukumba, Barru,

(Maminasata)

Parepare
Mamuju, Majene,

Sulawesi Barat

Sulawesi
Tenggara

Pasangkayu
Unaaha, Lasolo,
Kendari

RPIJM KOTA BATAM 2015 – 2019

Bau-Bau, Raha,
kolaka

Bab III - 9

Masohi, Werinama,
30

Maluku

Kairatu, Tual,

Ambon

Namlea, Wahai,
Bula,

31

Maluku Utara

Tidore, Tobelo,

Ternate

Labuha, Sanana
Fak-Fak,

32

Papua Barat

Manokwari,

Sorong

Ayamaru
Biak, Nabire,
33

Papua

Jayapura, Timika

Muting, Bade,
Merauke, Sarmi,
Arso, Wamena

Tabel 3.2
Penetapan Lokasi Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN)
Berdasarkan PP Nomor 26 Tahun 2008 tentang RTRWN
PUSAT
NO

KEGIATAN
STRATEGIS

STATUS

PROVINSI

(3)

(4)

NASIONAL
(1)

(2)
I/A/2:

1

Kota Sabang

Pengembangan
Baru (Tahap I)

2

Kota Dumai

I / A/ 1 :

RPIJM KOTA BATAM 2015 – 2019

Nanggroe Aceh
Darussalam

Riau

Bab III - 10

Pengembangan
/ Peningkatan
Fungsi (Tahap I)
I / A/ 1 :
3

Kota Batam

Pengembangan
/ Peningkatan

Kep. Riau

Fungsi (Tahap I)

4

Ranai (Ibukota
Kab. Natuna)

I/A/2:
Pengembangan

Kep. Riau

Baru (Tahap I)
I / A/ 1 :

5

Atambua (Ibukota

Pengembangan

Nusa Tenggara

Kab. Belu)

/ Peningkatan

Timur

Fungsi (Tahap I)

6

Kalabahi (Ibukota
Kab. Alor)

Kefamenanu
7

(Ibukota Kab.
Timor Tengah
Utara)

8

9

Paloh - Aruk (Kab.
Sambas)

II / A/ 2 :
Pengembangan
Baru (Tahap II)

I/A/2:
Pengembangan
Baru (Tahap I)

Nusa Tenggara
Timur

Nusa Tenggara
Timur

I/A/2:
Pengembangan

Kalimantan Barat

Baru (Tahap I)

Jagoi Babang

I/A/2:

(Kab.

Pengembangan

Bengkayang)

Baru (Tahap I)

RPIJM KOTA BATAM 2015 – 2019

Kalimantan Barat

Bab III - 11

10

Nangabadau (Kab.
Kapuas Hulu)

I/A/2:
Pengembangan

Kalimantan Barat

Baru (Tahap I)
I / A/ 1 :

11

Entikong ( Kab.

Pengembangan

Sanggau)

/ Peningkatan

Kalimantan Barat

Fungsi (Tahap I)

12

Jasa (Kab.
Sintang)

II / A/ 2 :
Pengembangan

Kalimantan Barat

Baru (Tahap II)
I / A/ 1 :

13

Nunukan (Ibukota

Pengembangan

Kab. Nunukan)

/ Peningkatan

Kalimantan Timur

Fungsi

14

15

16

17

Simanggaris (Kab.
Nunukan)

Long Midang (Kab.
Nunukan)

Long Pahangai
(kab. Kutai Barat)

Long Nawan (Kab.
Malinau)

I/A/2:
Pengembangan

Kalimantan Timur

Baru (Tahap I)
I/A/2:
Pengembangan

Kalimantan Timur

Baru (Tahap I)
II / A/ 2 :
Pengembangan

Kalimantan Timur

Baru (Tahap II)
II / A/ 2 :
Pengembangan

Kalimantan Timur

Baru (Tahap II)

RPIJM KOTA BATAM 2015 – 2019

Bab III - 12

18

19

20

21

22

21

Melonguane

I/A/2:

(ibukota Kab.

Pengembangan

Talaud)

Baru (Tahap I)

Tahuna (ibukota

I/A/2:

Kab. Kep.

Pengembangan

Sangihe)

Baru (Tahap I)

Saumlaki (Kab.

I/A/2:

Maluku Tenggara

Pengembangan

Barat)

Baru (Tahap I)

Ilwaki (Kab. Maluku
Barat Daya)

Dobo (Kab. Kep.
Aru)

Daruba (Kab.
Pulau Morotai)

Sulawesi Utara

Sulawesi Utara

Maluku

II / A/ 2 :
Pengembangan

Maluku

Baru (Tahap II)
II / A/ 2 :
Pengembangan

Maluku

Baru (Tahap II)
I/A/2:
Pengembangan

Maluku Utara

Baru (Tahap I)
I / A/ 1 :

22

Kota Jayapura

Pengembangan
/ Peningkatan

Papua

Fungsi (Tahap I)

Kota Tanah Merah
23

(Ibukota Kab.
Tanah Merah)

I / A/ 1 :
Pengembangan
/ Peningkatan

Papua

Fungsi (Tahap I)

RPIJM KOTA BATAM 2015 – 2019

Bab III - 13

I / A/ 1 :

Kota Merauke
24

Pengembangan

(Ibukota Kab.

/ Peningkatan

Merauke)

Papua

Fungsi (Tahap I)

Tabel 3.3
Penetapan Kawasan Strategis Nasional (KSN) Berdasarkan PP
Nomor 26 Tahun 2008 tentang RTRWN
KAWASAN
NO

STRATEGIS
NASIONAL

(1)

1

(2)

Kawasan Industri
Lhokseumawe

SUDUT
KEPENTINGAN

KOTA /
KABUPATEN
*)

(3)

Ekonomi

PROVINSI

(4)

Kota
Lhokseumawe

(5)

STATUS
HUKUM

(6)

Nanggroe
Aceh
Darussalam

Kawasan
Nanggroe

Perdagangan
2

Bebas dan

Ekonomi

Kota Sabang

Aceh
Darussalam

Pelabuhan Bebas
Sabang
Kawasan
Pengembangan
3

Ekonomi Terpadu

Ekonomi

Banda Aceh

Kota Banda
Aceh

Nanggroe
Aceh
Darussalam

Darussalam

RPIJM KOTA BATAM 2015 – 2019

Bab III - 14

13 Kabupaten
(Aceh Barat,
Nagan Raya,
Aceh Barat
Daya, Aceh
Selatan, Aceh
Singkil,
4

Kawasan

Lingkungan

Subulussalam,

Ekosistem Leuser

Hidup

Aceh Tenggara,
Gayo Lues,

Nanggroe
Aceh
Darussalam

Aceh Tengah,
Bener Meriah,
Aceh Utara,
Aceh Timur,
dan Aceh
Tamiang)
Kawasan
Perbatasan Laut

Nanggroe

RI termasuk 2
pulau kecil terluar
5

(Pulau Rondo dan
Berhala) dengan

Aceh
Pertahanan dan
Keamanan

Kota Sabang

Darussalam
dan
Sumatera

negara India /

Utara

Thailand /
Malaysia
Kawasan

Perpres
Kota Medan,

Perkotaan Medan
6

– Binjai – Deli

Ekonomi

Serdang – Karo
(Mebidangro)

RPIJM KOTA BATAM 2015 – 2019

Binjai, Deli
Serdang, Karo

Sumatera
Utara

No. 62 Tahun
2011 tentang
Rencana
Tata Ruang

Bab III - 15

Kawasan
Perkotaan
Medan,
Binjai, Deli
Serdang, dan
Karo
Kab. Samosir,
Kab. Tapanuli
Utara, Kab.
Humbang
Kawasan Danau
7

Toba dan
Sekitarnya

Lingkungan
Hidup

Hasundutan,
Kab. Dairi, Kab.
Karo, Kab.

Sumatera
Utara

Simalungun,
Kab. Toba,
Kab. Pakpak
Barat

Kawasan Stasiun
8

Pengamat
Dirgantara
Kototabang

Kawasan Hutan
9

Lindung Bukit
Batabuh

10

Penggunaan
Sumberdaya
Alam dan

Kab. Agam

Teknologi

Sumatera
Barat

Tinggi
Kab. Kuantan
Lingkungan

Singingi dan

Hidup

Kab. Indragiri

Riau

Hulu

Kawasan Hutan

Lingkungan

Kab. Rokan

Lindung Mahato

Hidup

Hilir

RPIJM KOTA BATAM 2015 – 2019

Riau

Bab III - 16

Kawasan
Perbatasan Laut
RI termasuk 20
pulau kecil terluar
(Pulau Sentut,
Tokong Malang
Biru, Damar,
Mangkai, Tokong
Nanas, Tokong
Belayar, Tokong
Boro, Semiun,
11

Sebetul,
Sekatung, Senua,
Subi Kecil,
Kepala, Batu

Penggunaan
Sumberdaya
Alam dan
Teknologi
Tinggi

Kab. Bintan,
Kab. Natuna,
Kab. Kep.

Kepulauan

Anambas, Kab.

Riau

Karimun, Kota
Batam

Mandi, Iyu Kecil,
Karimun Kecil,
Nipa, Pelampong,
Batu Berhanti,
dan
Nongsa) dengan
negara Malaysia /
Vietnam /
Singapura
Perpres
Kawasan Batam,
12

Bintan, dan

No. 87 Tahun

Kab. Bintan,
Ekonomi

Karimun

Kab. Natuna,

Kepulauan

Kab. Karimun,

Riau

Kota Batam

2011 tentang
Rencana
Tata Ruang
Kawasan
Batam,

RPIJM KOTA BATAM 2015 – 2019

Bab III - 17

Bintan, dan
Karimun

Jambi,
Kawasan
13

Lingkungan Hidup

Lingkungan

Taman Nasional

Hidup

Kerinci Seblat

Kab. Kerinci,

Sumatera

Kota Padang,

Barat,

Kab. Lubuk

Bengkulu,

Linggau, Kab.

dan

Rejang Lebong

Sumatera
Selatan

14

Kawasan Taman

Lingkungan

Kab. Muaro

Nasional Berbak

Hidup

Jambi

Jambi

Kab. Indragiri
Kawasan Taman
15

Nasional Bukit
Tigapuluh

Hulu, Kab.
Lingkungan

Indragiri Hilir,

Jambi dan

Hidup

Kab. Tanjung

Riau

Jabung Barat,
Kab. Tebo
Kab.

Kawasan Taman
16

Nasional Bukit
Duabelas

Soralangu,
Lingkungan

Kab.

Hidup

Muaratebo,

Jambi

Kab.
Batanghari

17

Kawasan Selat
Sunda

Kota Serang,
Ekonomi

Kota Bandar
Lampung

Perpres
Lampung

Infrastruktur

dan Banten

Selat Sunda
No. 86 Tahun

RPIJM KOTA BATAM 2015 – 2019

Bab III - 18

2011 tentang
Pengembang
an Kawasan
Strategis dan
Penggunaan
18

Kawasan Instalasi

Sumberdaya

Lingkungan dan

Alam dan

Cuaca

Teknologi

Kota Jakarta
Pusat

DKI Jakarta

Tinggi
Penggunaan
19

Kawasan Fasilitas

Sumberdaya

Pengolahan Data

Alam dan

dan Satelit

Teknologi

DKI Jakarta

Tinggi
Kota Jakarta
(Utara, Selatan,

Perpres

Barat, Timur,

No. 54 Tahun

Pusat), Kota

2008 tentang

Bogor, Kab.
Kawasan

Depok, Kota

Perkotaan
20

Jabodetabek-

Penataan

Bogor, Kota

Ekonomi

Punjur termasuk
Kepulauan Seribu

Tangerang,
Kab.
Tangerang,
Kota
Tangerang
Selatan, Kota
Bekasi, Kab.
Bekasi, Kab.

Ruang
DKI Jakarta,

Kawasan

Banten, dan

Jakarta,

Jawa Barat

Bogor,
Depok,
Tangerang,
Bekasi,
Puncak,
Cianjur

Cianjur

RPIJM KOTA BATAM 2015 – 2019

Bab III - 19

Kawasan
21

Perkotaan
Cekungan

Ekonomi

Kota Bandung,
Kab. Bandung

Jawa Barat

Bandung
Penggunaan
22

Kawasan Fasilitas

Sumberdaya

Uji Terbang Roket

Alam dan

Pamengpeuk

Teknologi

Kab. Garut

Jawa Barat

Kab. Garut

Jawa Barat

Tinggi

Kawasan Stasiun
23

Pengamat
Dirgantara
Pamengpeuk

Kawasan Stasiun
24

Pengamat
Dirgantara
Tanjung Sari

Penggunaan
Sumberdaya
Alam dan
Teknologi
Tinggi
Penggunaan
Sumberdaya
Alam dan
Teknologi

Kab.
Sumedang

Jawa Barat

Tinggi
Penggunaan

25

Kawasan Stasiun
Telecomand

Sumberdaya
Alam dan

Jawa Barat

Teknologi
Tinggi

Kawasan Stasiun
26

Bumi Penerima
Satelit Mikro

Penggunaan
Sumberdaya

Kabupaten

Alam dan

Pangandaran

Jawa Barat

Teknologi

RPIJM KOTA BATAM 2015 – 2019

Bab III - 20

Tinggi

Kawasan
Pangandaran –
27

Kab.

Kalipuncang –

Lingkungan

Pangancaran,

Segara Anakan –

Hidup

Kab. Ciamis,

Nusakambangan

Kab. Cilacap

Jawa Barat
dan Jawa
Tengah

(Pacangsanak)

28

Kawasan

Kab. Kendal,

Perkotaan Kendal

Kab. Demak,

– Demak –

Ekonomi

Ungaran –

Semarang,

Salatiga –

Kota Salatiga,

Kab.

(Kedung Sepur)

Borobudur dan
Sekitarnya

30

Grobogan

Lingkungan
Hidup

Kab. Magelang

Jawa
Tengah

Kawasan Candi

Lingkungan

Kab. Klaten,

Jawa

Prambanan

Hidup

Kab. Sleman

Tengah

Kab. Sleman,
Kawasan Taman
31

Tengah

Semarang,

Purwodadi

Kawasan

Jawa

Kota

Semarang -

29

Kab.

Nasional Gunung
Merapi

Kota
Lingkungan

Yogyakarta,

Hidup

Kab. Klaten,
Kab. Boyolali,

Jawa
Tengah dan
Daerah
Istimewa
Yogyakarta

Kab.

RPIJM KOTA BATAM 2015 – 2019

Bab III - 21

Magelang

Kawasan

Kab. Gresik,

Perkotaan Gresik

Kab.

– Bangkalan –

Bangkalan,

Mojokerto –
32

Surabaya –

Ekonomi

Sidoarjo

Lamongan

la)

33

Dirgantara
Watukosek

Kawasan Taman
34

Nasional Ujung
Kulon

Jawa Timur

Kab.

(Gerbangkertosusi

Pengamat

Kota Surabaya,
Kab. Sidoarjo,

– Lamongan

Kawasan Stasiun

Kota Mojokerto,

Penggunaan
Sumberdaya
Alam dan

Kab. Pasuruan

Jawa Timur

Teknologi
Tinggi

Lingkungan

Kab.

Hidup

Pandeglang

Banten

Perpres
No. 45 Tahun

Kawasan

35

Perkotaan

Kota Denpasar,

Denpasar –

Kab. Badung,

Badung – Gianyar

Ekonomi

- Tabanan
(Sarbagita)

Kab. Gianyar,
Kab. Tabanan

2011 tentang
Rencana
Bali

Tata Ruang
Kawasan
Perkotaan
Denpasar,
Badung,

RPIJM KOTA BATAM 2015 – 2019

Bab III - 22

Gianyar, dan
Tabanan

Kawasan
36

Pengembangan
Ekonomi Terpadu

Ekonomi

Kab. Bima,
Kab. Dompu

Bima

37

Kawasan Taman

Lingkungan

Kab. Manggarai

Nasional Komodo

Hidup

Barat

Nusa
Tenggara
Barat

Nusa
Tenggara
Barat

Kab. Lombok
38

Kawasan Gunung

Lingkungan

Rinjani

Hidup

Utara, Kab.

Nusa

Lombok

Tenggara

Tengah, Kab.

Barat

Lombok Timur
Kawasan
39

Pengembangan
Ekonomi Terpadu

Nusa
Ekonomi

Kab. Ngada

Timur

Mbay
Kawasan
40

41

Tenggara

Kab. Kupang,

Perbatasan Darat

Pertahanan dan

Kab. Timor

RI dengan negara

Keamanan

Tengah Utara,

Timor Leste

Kab. Belu

Kawasan

Kab. Kupang,

Perbatasan Laut

Pertahanan dan

Kab. Timor

RI termasuk 5

Keamanan

Tengah Utara,

pulau kecil terluar

RPIJM KOTA BATAM 2015 – 2019

Kab. Belu

Nusa
Tenggara
Timur

Nusa
Tenggara
Timur

Bab III - 23

(Pulau Alor,
Batek, Dana,
Ndana, dan
Mangudu) dengan
negara Timor
Leste/Australia
Kawasan
42

Pengembangan
Ekonomi Terpadu

Ekonomi

Kab. Sanggau

Kalimantan
Barat

Khatulistiwa

Kawasan Stasiun
43

Pengamat
Dirgantara
Pontianak

Kawasan Taman
44

Nasional Betung
Kerihun

Penggunaan
Sumberdaya
Alam dan
Teknologi

45

RI dan Jantung
Kalimantan (Heart

Kab. Kapuas

Kalimantan

Hidup

Hulu

Barat

Kab. Sambas,

Kalimantan

Pertahanan dan

Kab. Kapuas

Barat,

Keamanan

Hulu, Kab.

Kalimantan

Sanggau,

Timur

Kawasan

Kota

Pengembangan

Palangkaraya,

Ekonomi Terpadu
Daerah Aliran

Barat

Lingkungan

of Borneo)

46

Kalimantan

Tinggi

Kawasan
Perbatasan Darat

Kota Pontianak

Ekonomi

Kab. Pulang

Kalimantan

Pisau, Kab.

Tengah

Sungai Kahayan

Kapuas, Kab.

Kapuas dan Barito

Barito Selatan

RPIJM KOTA BATAM 2015 – 2019

Bab III - 24

Kab.
Kawasan Taman
47

Nasional Tanjung
Putting

Lingkungan
Hidup

Kotawaringin
Barat,
Kabupaten

Kalimantan
Tengah

Seruyan
Kawasan
48

Pengembangan
Ekonomi Terpadu

Kab. Kotabaru,
Ekonomi

Kab. Tanah
Bumbu

Batulicin

Kalimantan
Selatan

Kawasan
Pengembangan
Ekonomi Terpadu
49

Samarinda,

Kota
Ekonomi

Samarinda,
Kab. Kutai

Sanga-Sanga,

Kalimantan
Timur

Muara Jawa, dan
Balikpapan
Kawasan

50

Perbatasan Laut

Kab. Nunukan,

RI termasuk 18

Kab. Berau,

pulau kecil terluar

Kab. Tolitoli,

(Pulau Sebatik,

Kab. Boolang

Kalimantan

Gosong Makasar,

Mongondow

Timur,

Maratua, Sambit,

Pertahanan dan

Utara, Kab.

Sulawesi

Lingian, Salando,

Keamanan

Kep. Sitaro,

Tengah dan

Dolangan,

Kab. Kep.

Sulawesi

Bangkit,

Sangihe, Kab.

Utara)

Mantewaru,

Sangihe

Makalehi,

Talaud, Kab.

Kawalusu, Kawio,

Kep. Talaud

Marore, Batu

RPIJM KOTA BATAM 2015 – 2019

Bab III - 25

Bawaikang,
Miangas,
Marampit, Intata,
dan Kakarutan)
dengan negara
Malaysia dan
Philipina
Kawasan
51

Pengembangan
Ekonomi Terpadu

Ekonomi

Kota Manado,

Sulawesi

Kota Bitung

Utara

Manado – Bitung
Kab.

Kawasan
Konservasi dan
52

Wisata Daerah
Aliran Sungai

Minahasa,Kab
Lingkungan

. Minahasa

Sulawesi

Hidup

Utara, Kota

Utara

Tomohon, Kota

Tondano

Manado

Kawasan
53

Pengembangan
Ekonomi Terpadu

Sulawesi

Ekonomi

Kab. Banggai

Sosial Budaya

Kab. Poso

Lingkungan

Kab. Tojo Una-

Sulawesi

Hidup

Una

Tengah

Tengah

Batui

54

Kawasan Poso
dan Sekitarnya
Kawasan Kritis

55

Lingkungan
Balingara

RPIJM KOTA BATAM 2015 – 2019

Sulawesi
Tengah

Bab III - 26

Kabupaten
Buol,Kabupaten
Kawasan Kritis
56

Lingkungan Buol Lambunu

Lingkungan
Hidup

Donggala ,
Kabupaten
Parigi Moutong

Sulawesi
Tengah

, Kabupaten
Toli-Toli
Kawasan
57

Perkotaan

Kota Makassar,

Makassar – Maros Ekonomi

Kab. Maros,

– Sungguminasa

Kab. Gowa,

Perpres
Sulawesi

No. 55 Tahun

Selatan

2011 tentang
Rencana



Tata Ruang
Kawasan
Perkotaan

Takalar

Makassar,

Kab. Takalar

(Mamminasata)

Maros,
Sungguminas
a, Takalar

Kawasan
58

Pengembangan
Ekonomi Terpadu

Kota PareEkonomi

Barru

Parepare

59

60

Kawasan Toraja
dan Sekitarnya

Kawasan Stasiun
Bumi Sumber

Pare, Kab.

Kab. Tana
Sosial Budaya

Toraja, Kab.
Toraja Utara

Penggunaan
Sumberdaya

Sulawesi
Selatan

Sulawesi
Selatan

Kota Pare-

Sulawesi

Pare

Selatan

Alam dan

RPIJM KOTA BATAM 2015 – 2019

Bab III - 27

Alam Parepare

Teknologi
Tinggi

61

Kawasan Soroako
dan Sekitarnya

Sosial Budaya

Kab. Luwu

Sulawesi
Selatan

Kawasan
Kab. Buton,

Pengembangan
62

Ekonomi Terpadu

Ekonomi

Kab. Kolaka,
Kota Kendari

Buton, Kolaka,

Sulawesi
Tenggara

dan Kendari
Kawasan Taman
Nasional Rawa
63

Aopa Watumohai dan

Lingkungan
Hidup

Kota Kendari,
Kab. Kolaka,
Kab. Buton,

Sulawesi
Tenggara

Rawa Tinondo
Kawasan
64

Pengembangan
Ekonomi Terpadu

Pulau Seram
Ekonomi

66

Kawasan Laut
Banda

Maluku

Tengah

Seram

65

Kab. Maluku

Sosial Budaya

Kab. Maluku
Tengah

Kawasan

Prov. Maluku:

Perbatasan Laut

Kab. Maluku

RI termasuk 20

tenggara, Kota

Maluku

pulau kecil terluar

Pertahanan dan

Tual, Kab.

Maluku dan

(Pulau Ararkula,

Keamanan

Kep. Aru, Kab.

Papua

Karaweira,

Maluku

Panambulai,

Tenggara

Kultubai Utara,

Barat, Kab.

RPIJM KOTA BATAM 2015 – 2019

Bab III - 28

Kultubai Selatan,

Maluku Barat

Karang, Enu, Batu

Daya, Prov.

Goyang, Larat,

Papua: Kab.

Asutubun, Selaru,

Merauke

Batarkusu,
Masela,
Miatimiarang, Leti,
Kisar, Wetar,
Liran, Kolepon,
dan Laag) dengan
negara Timor
Leste/Australia
Kawasan
Perbatasan Laut

67

RI termasuk 8

Kab.

pulau kecil terluar

Halmahera,

(Pulau Jiew,

Pertahanan dan

Kab. Sorong,

Budd, Fani,

Keamanan

Kab. Biak

Miossu, Fanildo,

Numfor, Kab.

Bras, Bepondi,

Jayapura

Maluku
Utara,
Papua
Barat, dan
Papua

dan Liki) dengan
negara Palau
Kawasan
Konservasi
68

Keanekaragaman
Hayati Raja

Lingkungan

Kab. Raja

Hidup

Ampat

Papua Barat

Ampat
Kawasan
69

Pengembangan

Ekonomi

Kab. Biak
Numfor

Papua

Ekonomi Terpadu

RPIJM KOTA BATAM 2015 – 2019

Bab III - 29

Biak

Kawasan Stasiun
70

Bumi Satelit
Cuaca dan
Lingkungan

Kawasan Stasiun
Telemetry
71

Tracking and
Command
Wahana Peluncur
Satelit

72

Kawasan Timika

Penggunaan
Sumberdaya
Alam dan
Teknologi

Kab. Biak
Numfor

Papua

Tinggi

Penggunaan
Sumberdaya
Alam dan
Teknologi

Kab. Biak
Numfor

Papua

Tinggi

Sosial Budaya

Kab. Mimika

Papua

Kab. Mimika,
Kab. Asmat,
Kab. Nduga,
Kab.
73

Kawasan Taman

Lingkungan

Nasional Lorentz

Hidup

Yahukimo, Kab.
Jayawijaya,

Papua

Kab. Lanny
Jaya, Kab.
Puncak Jaya,
Kab. Puncak,
Kab. Paniai

Kawasan
74

Konservasi

Lingkungan

Kab. Tel.

Keanekaragaman

Hidup

Bintuni

Papua

Hayati Teluk

RPIJM KOTA BATAM 2015 – 2019

Bab III - 30

Bintuni

Kota Jayapura,
Kab. Keerom,

Kawasan
75

Perbatasan Darat

Pertahanan dan

RI dengan negara

Keamanan

Papua Nugini

Kab.
Pegunungan

Papua

Bintang, Kab.
Boven Digoel,
Kab. Merauke

Kawasan

Prov. NAD:

Perbatasan

Kab. Simelue,

Negara termasuk

Kab. Aceh

Nanggroe

19 pulau kecil

Barat, Kab.

Aceh

terluar (Pulau

Aceh Besar,

Darussalam,

Simeulucut,

Prov Sumut:

Sumatera

Salaut Besar,

Kab. Nias, Prov

Utara,

Raya, Rusa,

Sumbar: Kab.

Sumatera

Benggala, Simuk,

Kep.

Barat,

Mentawai,

Bengkulu,

Prov.

Lampung,

Bengkulu: Kab.

Banten,

Enggano, Mega,

Bengkulu

Jawa Barat,

Batu Kecil, Deli,

Utara, Prov.

Jawa

Manuk, Nusa

Lampung: Kab.

Tengah,

Kambangan,

Tanggamus,

Jawa Timur,

Barung, Sekel,

Prov. Banten:

dan Nusa

Panehan, dan

Kab.

Tenggara

Sophialouisa)

Pandeglang,

Barat

yang berhadapan

Prov. Jabar:

dengan laut lepas

Kab.

Wunga,
76

Sibarubaru,
Sinyaunyau,

Pertahanan dan
Keamanan

RPIJM KOTA BATAM 2015 – 2019

Bab III - 31

Tasikmalaya,
Prov. Jateng:
Kab. Cilacap,
Prov. Jatim:
Kab. Jember,
Kab.
Trenggalek,
Prov. NTB:
Kab. Lombok
Barat

Ket: *) Penentuan kabupaten/kota yang menjadi wilayah delineasi KSN
masih dapat berubah sebelum Perpres RTRW KSN ditetapkan.

3.2

Arahan RTRW Pulau

Rencana Tata Ruang (RTR) Pulau merupakan rencana rinci dan
operasionalisasi dari RTRWN. Adapun arahan yang harus diperhatikan
dari RTR Pulau untuk penyusunan RPI2-JM Kabupaten/Kota adalah:
a. Arahan pengembangan pola ruang dan struktur ruang antara lain
mencakup arahan pengembangan kawasan lindung dan budidaya,
serta arahan pengembangan pola ruang terkait bidang Cipta Karya
seperti pengembangan RTH.
b. Arahan pengendalian pemanfaatan ruang yang memberikan arahan
batasan wilayah mana yang dapat dikembangkan dan yang harus
dikendalikan.
c. Strategi operasionalisasi rencana pola ruang dan struktur ruang
khususnya untuk bidang Cipta Karya seperti pengembangan prasarana
sarana air minum, air limbah, persampahan, drainase, RTH, rusunawa,
agropolitan, dll.

RPIJM KOTA BATAM 2015 – 2019

Bab III - 32

Hingga saat ini RTRW Pulau yang telah ditetapkan adalah:
a. Perpres No. 88 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Pulau
Sulawesi;
b. Perpres No. 3 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Pulau
Kalimantan;
c. Perpres No. 13 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Pulau
Sumatera;
d. Perpres No. 28 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Pulau JawaBali.

3.3

Arahan RTRW Kabupaten/ Kota

Sesuai dengan amanat UU No. 26 Tahun 2007, Rencana Tata Ruang
Wilayah (RTRW) Kabupaten/Kota ditetapkan oleh Peraturan Daerah
Kabupaten/Kota. Adapun arahan dalam RTRW Kabupaten/Kota yang
perlu diperhatikan dalam penyusunan RPI2-JM Kabupaten/Kota adalah
sebagai berikut:
a. Penetapan Kawasan Strategis Kabupaten/Kota (KSK) yang didasari
sudut kepentingan:
i. Pertahanan keamanan
ii. Ekonomi
iii. Lingkungan hidup
iv. Sosial budaya
v. Pendayagunaan sumberdaya alam atau teknologi tinggi
b. Arahan pengembangan pola ruang dan struktur ruang yang
mencakup:
i. Arahan pengembangan pola ruang:
a) Arahan pengembangan kawasan lindung dan budidaya

RPIJM KOTA BATAM 2015 – 2019

Bab III - 33

b) Arahan pengembangan pola ruang terkait bidang Cipta Karya
seperti pengembangan RTH.
ii. Arahan pengembangan struktur ruang terkait keciptakaryaan
seperti pengembangan prasarana sarana air minum, air limbah,
persampahan, drainase, RTH, Rusunawa, maupun Agropolitan.
c.

Ketentuan zonasi bagi pembangunan prasarana sarana bidang Cipta
Karya yang harus diperhatikan mencakup ketentuan umum peraturan
zonasi untuk kawasan lindung, kawasan budidaya, sistem perkotaan,
dan jaringan prasarana.

d. Indikasi program sebagai operasionalisasi rencana pola ruang dan
struktur ruang khususnya untuk bidang Cipta Karya.

3.4

Arahan RTRW Provinsi

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi ditetapkan melalui
Peraturan Daerah Provinsi, dan beberapa arahan yang harus diperhatikan
dari RTRW Provinsi untuk penyusunan RPI2-JM Kabupaten/Kota adalah:
a. Arahan pengembangan pola ruang dan struktur ruang yang
mencakup:
i. Arahan pengembangan pola ruang:
a) Arahan pengembangan kawasan lindung dan budidaya
b) Arahan pengembangan pola ruang terkait bidang Cipta Karya
seperti pengembangan RTH.
ii. Arahan pengembangan struktur ruang terkait keciptakaryaan
seperti pengembangan prasarana sarana air minum, air limbah,
persampahan, dan drainase

b. Strategi Strategi operasionalisasi rencana pola ruang dan struktur
ruang khususnya untuk bidang Cipta Karya. Hingga saat ini, RTRW
Provinsi yang telah memiliki Perda adalah sebagai berikut:
RPIJM KOTA BATAM 2015 – 2019

Bab III - 34

i. Perda No. 16 Tahun 2009 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Provinsi Bali;
ii. Perda No. 2 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Provinsi Banten;
iii. Perda No. 2 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Provinsi Bengkulu;
iv. Perda No. 2 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta;
v. Perda No. 1 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta;
vi. Perda No. 4 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Provinsi Gorontalo;
vii. Perda 22 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Provinsi Jawa Barat;
viii. Perda No. 6 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Provinsi Jawa Tengah;
ix. Perda No. 5 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Provinsi Jawa Timur;
x. Perda No. 1 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Provinsi Lampung;
xi. Perda No. 3 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Provinsi Nusa Tenggara Barat
xii. Perda No. 1 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Provinsi Nusa Tenggara Timur;
xiii. Perda No. 9 Tahun 2009 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Provinsi Sulawesi Selatan;
xiv. Perda No. 13 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Provinsi Sumatera Barat.

RPIJM KOTA BATAM 2015 – 2019

Bab III - 35

3.5

Arahan RTR Kawasan Strategis Nasional

Beberapa arahan yang harus diperhatikan dari RTRW KSN dalam
penyusunan RPI2-JM Cipta Karya Kabupaten/Kota adalah sebagai
berikut:
a. Cakupan delineasi wilayah yang ditetapkan dalam KSN.
b. Arahan kepentingan penetapan KSN, yang dapat berupa:
i. Ekonomi
ii. Lingkungan Hidup
iii. Sosial Budaya
iv. Pendayagunaan Sumberdaya alam dan Teknologi Tinggi
v. Pertahanan dan Keamanan
c.

Arahan pengembangan pola ruang dan struktur ruang yang
mencakup:
i. Arahan pengembangan pola ruang:
a) Arahan pengembangan kawasan lindung dan budidaya
b) Arahan pengembangan pola ruang terkait bidang Cipta Karya
seperti pengembangan RTH.
ii. Arahan pengembangan struktur ruang terkait keciptakaryaan
seperti pengembangan prasarana sarana air minum, air limbah,
persampahan, dan drainase
iii. Indikasi program sebagai operasionalisasi rencana pola ruang dan
struktur ruang khususnya untuk bidang Cipta Karya.

RPIJM KOTA BATAM 2015 – 2019

Bab III - 36

Adapun RTRW KSN yang telah ditetapkan sampai saat ini adalah sebagai
berikut:
a. Perpres No. 54 Tahun 2008 tentang Penataan Ruang Kawasan
Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Puncak, Cianjur;
b. Perpres No. 45 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan
Perkotaan Denpasar, Badung, Gianyar, dan Tabanan;
c. Perpres No. 55 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan
Perkotaan Makassar, Maros, Sungguminasa, Takalar;
d. Perpres No. 62 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan
Perkotaan Medan, Binjai, Deli Serdang, dan Karo;
e. Perpres No. 86 Tahun 2011 tentang Pengembangan Kawasan
Strategis dan Infrastruktur Selat Sunda;
f. Perpres No. 87 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan
Batam, Bintan, dan Karimun.
Sesuai dengan arahan pada Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, KawasanStrategis
Nasional (KSN) adalah wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan
karena mempunyai pengaruh sangat penting secara nasional terhadap
kedaulatan negara, pertahanan dan keamanan negara, ekonomi, sosial,
budaya, dan/atau lingkungan, termasuk wilayah yang telah ditetapkan
sebagai warisan dunia. Penetapan Kawasan Strategis Nasional dilakukan
berdasarkan beberapa kepentingan, yaitu:
a. pertahanan dan keamanan
b. pertumbuhan ekonomi
c. sosial dan budaya
d. pendayagunaan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi
e. fungsi dan daya dukung lingkungan hidup

RPIJM KOTA BATAM 2015 – 2019

Bab III - 37

3.6

Pusat Kegiatan Nasional (PKSN)

Sesuai dengan arahan pada PP Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah Nasional, Pusat Kegiatan StrategisNasional atau
PKSN adalah kawasan perkotaan yang ditetapkan untuk mendorong
pengembangan kawasan perbatasan negara. Penetapan PKSN dilakukan
berdasarkan beberapa kriteria yang terdapat pada pasal 15, yaitu sebagai
berikut:
a. pusat perkotaan yang berpotensi sebagai pos pemeriksaan lintas batas
dengan negara tetangga
b. pusat perkotaan yang berfungsi sebagai pintu gerbang internasional
yang menghubungkan dengan negara tetangga
c. pusat perkotaan yang merupakan simpul utama transportasi yang
menghubungkan wilayah sekitarnya
d. pusat perkotaan yang merupakan pusat pertumbuhan ekonomi yang
dapat mendorong perkembangan kawasan di sekitarnya.

3.7

Masterplan percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi
Indonesia (MP3EI)

Berdasarkan arahan Peraturan Presiden Nomor 32 Tahun 2011 tentang
Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia
2011-2025, Masterplan Percepatan dan PerluasanPembangunan
Ekonomi Indonesia (MP3EI)

merupakan arahan strategis dalam

percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi Indonesia untuk
periode 15 (lima belas) tahun terhitung sejak tahun 2011 sampai dengan
tahun 2025 dalam rangka pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Nasional 2005-2025 dan melengkapi dokumen perencanaan.
Pengembangan MP3EI difokuskan pada Kawasan Perhatian Investasi
(KPI) yang diidentifikasikan sebagai satu atau lebih kegiatan ekonomiatau
sentra produksi yang terikat atau terhubung dengan satu ataulebih faktor
konektivitas

dan

SDM

IPTEK.

RPIJM KOTA BATAM 2015 – 2019

Pendekatan

KPI

dilakukanuntuk
Bab III - 38

mempermudah identifikasi, pemantauan, dan evaluasi ataskegiatan
ekonomi atau sentra produksi yang terikat dengan factorkonektivitas dan
SDM IPTEK yang sama.KPI dapat menjadi KPI prioritas dengan kriteria
sebagai berikut:
a. Total nilai investasi pada setiap KPI yang bernilai signifikan
b. Keterwakilan Kegiatan Ekonomi Utama yang berlokasi pada setiap KPI
c. Dukungan Pemerintah dan Pemerintah Daerah terhadap sentrasentra
produksi di masing-masing KPI
d. Kesesuaian terhadap beberapa kepentingan strategis (dampak sosial,
dampak ekonomi, dan politik) dan arahan Pemerintah (Presiden RI)
Adapun KPI berdasarkan arahan Peraturan Presiden Nomor 32 Tahun
2011 tentang Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan
Ekonomi Indonesia 2011-2025 dipaparkan pada Tabel 3.4 berikut.

Tabel 3.4
Penetapan Lokasi Kawasan Perhatian Investasi (KPI) Berdasarkan
Arahan Perpres Nomor 32 Tahun 2011
NO

KORIDOR

KPI

(1)

(2)

(3)
Sei Mangkei Tapanuli Selatan Dairi
Dumai

1

Koridor Ekonomi (KE)
Sumatera

Tj Api-Api – Tj Carat Muaraenim –
Pendopo Palembang Prabumulih
Bangka Barat, Babel Batam
Bandar Lampung Lampung Timur
Besi Baja Cilegon

RPIJM KOTA BATAM 2015 – 2019

Bab III - 39

Banten
2

Koridor Ekonomi (KE)

DKI Jakarta Karawang Bekasi

Jawa

Purwakarta Cilacap Surabaya Gresik
Lamongan Pasuruan

Koridor Ekonomi (KE)
3

Bali –

Badung Buleleng Lombok Tengah
Kupang Sumbawa Barat Aegela
Sumbawa

Nusa Tenggara

Nusa Penida
Kutai Kertanegara Kutai Timur Rapak
dan Ganal Kotabaru Ketapang

4

Koridor Ekonomi (KE)

Kotawaringin Barat Kapuas

Kalimantan

Pontianak Bontang Tanah Bumbu
Sanggau
Penajam Paser Utara
Makassar Palopo (Luwu) Mamuju-

5

Koridor Ekonomi (KE)

Mamasa Parepare Kendari

Sulawesi

Kolaka Konawe Utara Morowali
Parigi Moutang Banggai Bitung

6

3.8

Koridor Ekonomi (KE)

Merauke (Mifee) Timika Halmahera

Papua – Kep. Maluku

Teluk Bintuni Morotai
Ambon Manokwari

Kawasan ekonomi khusus (KEK)

Sesuai dengan arahan Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2011
tentang Penyelenggaraan Kawasan Ekonomi Khusus, KawasanEkonomi
Khusus atau KEK adalah kawasan dengan batas tertentu dalam wilayah
hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia yang ditetapkan untuk
menyelenggarakan fungsi perekonomian dan memperoleh fasilitas

RPIJM KOTA BATAM 2015 – 2019

Bab III - 40

tertentu. KEK terdiri atas satu atau beberapa zona, antara lain pengolahan
ekspor, logistik, industri, pengembangan teknologi, pariwisata, energi, dan
ekonomi lainnya. Pembentukan KEK tersebut dapat melalui usulan dari
Badan Usaha yang didirikan di Indonesia, pemerintah kabupaten/kota,
dan pemerintah provinsi, yang ditujukan kepada Dewan Nasional. Selain
itu, Pemerintah Pusat juga dapat menetapkan suatu wilayah sebagai KEK
yang dilakukan berdasarkan usulan kementerian/lembaga pemerintah non
kementerian. Sedangkan lokasi KEK yang diusulkan dapat merupakan
area baru maupun perluasan dari KEK yang sudah ada. Usulan lokasi
KEK harus memenuhi beberapa kriteria antara lain :
a. sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah dan tidak berpotensi
mengganggu kawasan lindung;
b. adanya dukungan dari pemerintah provinsi dan/atau pemerintah
kabupaten/kota yang bersangkutan;
c. terletak pada posisi yang dekat dengan jalur perdagangan internasional
atau dekat dengan jalur pelayaran internasional di Indonesia atau
terletak pada wilayah potensi sumber daya unggulan;
d. mempunyai batas yang jelas.

Adapun KEK berdasarkan arahan Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun
2011 tentang Penyelenggaraan Kawasan Ekonomi Khusus dipaparkan
pada Tabel 3.5.

RPIJM KOTA BATAM 2015 – 2019

Bab III - 41

Tabel 3.5
Penetapan Lokasi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Berdasarkan
Arahan Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2011
NO

LOKASI

KAWASAN EKONOMI KHUSUS

(1)

(2)

(3)

Kabupaten Simalungun,

Kawasan Ekonomi Khusus Sei

Sumatera Utara

Mangke

Kabupaten Pandeglang,

Kawasan Ekonomi Khusus

Banten

Tanjung Lesung

1

2

3

4

Kabupaten Kutai Timur,
Kalimantan Tmur
Kota Bitung, Sulawesi
Utara

RPIJM KOTA BATAM 2015 – 2019

Kawasan Ekonomi Khusus Maloy

Kawasan Ekonomi Khusus Bitung

Bab III - 42