DOCRPIJM d165485718 BAB VIIBAB VII OK FINAL

RPIJM 2015-2019 KABUPATEN MINAHASA UTARA

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ...................................................................................................................................... I
BAB VII........................................................................................................................................... 1
RENCANA PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR CIPTA KARYA ........................................................ 1
7.1 SEKTOR PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN .......................................................... 1
7.1.1 KONDISI EKSISTING ............................................................................................................. 9
PROGRAM-PROGRAM SEKTOR PENGEMBANGAN PERMUKIMAN ............................................................ 28
Program Pengembangan Permukiman Perdesaan ............................................................. 30
USULAN PROGRAM DAN KEGIATAN ................................................................................................. 34
7.2 SEKTOR PENATAAN BANGUNAN DAN LINGKUNGAN ........................................................... 42
Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan dan Tantangan .......................................... 46
PERMASALAHAN ................................................................................................................. 47
Program dan Kriteria Kesiapan Pengembangan Penataan Bangunan dan Lingkungan .... 51
USULAN PROGRAM DAN KEGIATAN ................................................................................................. 52
7.3 SEKTOR PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM) ............................. 54
Kondisi Eksisting Air Minum................................................................................................ 55
ANALISIS KEBUTUHAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM ..................................................................... 57
Analisis Sistem Prasarana dan Sarana Air Minum .............................................................. 61

PROGRAM DAN KRITERIA KESIAPAN, SERTA SKEMA KEBIJAKAN PENDANAAN PENGEMBANGAN SPAM ......... 62
USULAN PROGRAM DAN KEGIATAN PENGEMBANGAN SPAM ............................................................... 65
7.4

SEKTOR PENGEMBANGAN PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN (PLP) .............. 72

7.4.1 AIR LIMBAH .................................................................................................................... 72
Kondisi Eksisting .................................................................................................................. 74
7.4.2 PERSAMPAHAN ................................................................................................................... 79
Petunjuk Umum Pengelolaan Persampahan ...................................................................... 79
Kondisi Eksisting .................................................................................................................. 84
i

RPIJM 2015-2019 KABUPATEN MINAHASA UTARA
Analisis Kebutuhan Persampahan ...................................................................................... 88
7.4.3 DRAINASE .......................................................................................................................... 93
Petunjuk Umum Sistem Drainase Perkotaan ...................................................................... 93
Isu Strategi & Kondisi Eksisting ........................................................................................... 97
USULAN PROGRAM DAN KEGIATAN SERTA PEMBIAYAAN PROYEK......................................................... 101


ii

RPIJM 2015-2019 KABUPATEN MINAHASA UTARA

BAB VII
RENCANA PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR CIPTA KARYA
7.1

Sektor Pengembangan Kawasan Permukiman
Umumnya perkembangan permukiman yang berlangsung selama ini memperlihatkan

semakin perlunya pembangunan permukiman yang lebih berbasis wilayah bukan sektor. Sifat
dikotomis yang menimbulkan pertentangan antara yang baru dengan yang lama, lokal dan
pendatang, antara satu sektor kegiatan dengan sektor kegiatan lainnya, modern dengan
tradisional, kota dengan desa dan seterusnya, harus dihilangkan sehingga laju ketimpangan
yang menumbuhkan konflik dapat diperlambat bahkan dihentikan. Perlunya pengalihan
orientasi dari membangun rumah ke membangun permukiman. Ke depan upaya pengelolaan
pembangunan permukiman harus memungkinkan berkembangnya prakarsa membangun dari
masyarakat sendiri melalui mekanisme yang dipilihnya sendiri. Di pihak lain kemampuan
membangun permukiman secara komunitas harus direspon secara tepat oleh pemerintah,

sehingga kebutuhan akan identitas tetap terjaga dalam kerangka pembangunan permukiman
yang lebih menyeluruh. Kelangkaan prasarana dasar dan ketidakmampuan memelihara serta
memperbaiki permukiman merupakan masalah utama dari perumahan dan permukiman yang
ada. Masalah tersebut justru menjadi lebih besar dengan adanya pembangunan baru yang
cenderung dibangun untuk kepentingan pembangunnya sendiri, dibandingkan sebagai bagian
membangun permukiman secara menyeluruh bagi kepentingan publik yang luas.
Dalam pelaksanaan Pembangunan perumahan (housing) dan permukiman (human
settlement) merupakan kegiatan yang bersifat multi sektoral. Rumah, yang merupakan bagian
dari suatu permukiman dan perumahan merupakan salah satu kebutuhan primer/dasar bagi
kehidupan manusia.

Pemenuhan kebutuhan akan rumah merupakan suatu ukuran bagi

tercapainya kesejahteraan. Rumah tersebut tidak hanya sekedar “ada” tetapi juga harus
memenuhi standar kelayakan. Penyediaan rumah adalah tanggung jawab kita bersama. Baik
oleh pemerintah, swasta maupun masyarakat sendiri. Pemerintah dan swasta menyediakan
rumah bagi masyarakat yang kemudian berkembang menjadi perumahan, sedangkan
masyarakat dengan pertumbuhan alaminya memenuhi kebutuhan rumahnya yang kemudian
1


RPIJM 2015-2019 KABUPATEN MINAHASA UTARA
berkembang menjadi permukiman. Walaupun berbeda, namun keduanya mempunyai tujuan
yang sama, yaitu memenuhi kebutuhan rumah bagi masyarakat. Pertumbuhan dan
perkembangan perumahan dan permukiman dapat menjadi pemicu dan pemacu
perkembangan suatu wilayah secara ekonomi, sosial dan kemasyarakatan. Tentu saja tidak
secara otomatis begitu saja, tetapi perkembangan tersebut membutuhkan penyediaan
infrastruktur yang mendukungnya. Pembangunan perumahan dan permukiman pada dasarnya
dibangun atas dasar prinsip-prinsip sebagai berikut :
a. Pemenuhan kebutuhan akan rumah yang layak, yang merupakan beban dan tanggung
jawab masyarakat sendiri.
b. Pemerintah mendukung melalui penciptaan iklim yang memungkinkan masyarakat mandiri
dalam mencukupi kebutuhannya akan rumah yang layak dan melalui penyediaan
prasarana dan sarana dasar yang memungkinkan berlangsungnya kegiatan berkehidupan
dan berpenghidupan di lingkungan perumahan dan permukiman.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pembangunan permukiman, diantaranya
adalah:
a.

Peran Kabupaten/Kota dalam pengembangan wilayah


b. Rencana pembangunan Kabupaten/Kota
c.

Memperhatikan kondisi alamiah dan tipologi Kabupaten/Kota bersangkutan, seperti
struktur dan morfologi tanah, topografi, dsb.

d. Pembangunan dilakukan dengan pendekatan pembangunan berkelanjutan dan
berwawasan lingkungan.
e.

Dalam penyusunan RPI2-JM hams memperhatikan Rencana Induk (Masterplan)
Pengembangan Permukiman.

f.

Logical framework (kerangka logis) penilaian kelayakan investasi dalam Pengembangan
Permukiman.

g.


Keterpaduan Pengembangan Permukiman dengan sektor lainnya dilaksanakan pada
setiap tahapan penyelenggaraan pengembangan, sekurang-kurangnya dilaksanakan pada
tahap perencanaan, baik dalam penyusunan rencana induk maupun dalam perencanaan
teknik

h. Memperhatikan peraturan dan perundangan serta petunjuk/pedoman yang tersedia.
2

RPIJM 2015-2019 KABUPATEN MINAHASA UTARA
i.

Tingkat kelayakan pelayanan, efektivitas dan efisiensi dalam Pengembangan
Perkotaan pada kota bersangkutan.

j.

Sebagai suatu prasarana yang tidak saja penting bagi peningkatan kesehatan masyarakat
tetapi juga sangat penting bagi keberlanjutan lingkungan.

k.


Sumber pendanaan dari berbagai pihak baik pemerintah, masyarakat maupun swasta.

l.

Kelembagaan dalam penyelenggaraan Pengembangan Permukiman

m. Investasi Prasarana Air Minum dengan memperhatikan kelayakan terutama dalam hal
pemulihan biaya.
n. Jika ada indikasi keterlibatan swasta dalam pembangunan dan/atau pengelolaan sarana
dan prasarana dalam Pengembangan Permukiman, perlu dilakukan identifikasi lebih lanjut.
o. Safeguard Sosial dan Lingkungan.
p. Perhitungan dan hal penunjang lainnya yang dibutuhkan untuk mendukung
analisis disertakan dalam bentuk lampiran
Pengembangan permukiman baik di perkotaan maupun perdesaan pada hakekatnya adalah
untuk mewujudkan kondisi perkotaan dan perdesaan yang layak huni, aman, nyaman, damai
dan sejahtera, serta berkelanjutan.

Permukiman merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia. Pemerintah wajib memberikan
akses kepada masyarakat untuk memperoleh permukiman yang layak huni, sejahtera,

berbudaya dan berkeadilan sosial. Pengembangan permukiman ini meliputi pengembangan
prasarana dan sarana dasar perkotaan, pengembangan permukiman yang terjangkau,
khususnya bagi masyarakat yang berpenghasilan rendah, proses penyelenggaraan lahan,
pengembangan ekonomi kota, serta penciptaan sosial dan budaya yang kondusif di perkotaan.
Pengembangan permukiman juga hendaknya mempertimbangkan aspek-aspek sosial budaya
setempat agar pengembangannya dapat sesuai dengan kondisi masyarakat dan alam
lingkungannya, meliputi desain, pola dan struktur, serta bahan material yang digunakan.
Perumahan dan permukiman merupakan kebutuhan dasar manusia dan mempunyai peranan
yang sangat strategis dalam pembentukan watak serta kepribadian bangsa, dan perlu dibina
3

RPIJM 2015-2019 KABUPATEN MINAHASA UTARA
serta

dikembangkan demi kelangsungan dan peningkatan kehidupan dan penghidupan

masyarakat. Perumahan dan permukiman tidak dapat dilihat sebagai sarana kebutuhan
kehidupan semata-mata, tetapi lebih dari itu merupakan proses bermukim manusia dalam
menciptakan ruang kehidupan untuk memasyarakatkan dirinya, dan menampakkan jati diri.
Penyelenggaraan pembangunan perumahan dan permukiman mendorong dan

memperkukuh demokrasi ekonomi serta memberikan kesempatan yang sama dan saling
menunjang antara badan usaha negara, koperasi, dan swasta berdasarkan asas kekeluargaan.
Pembangunan di bidang perumahan dan permukiman yang bertumpu pada masyarakat
memberikan hak dan kesempatan yang seluas-luasnya bagi masyarakat untuk berperan serta.
Penataan perumahan dan permukiman bertujuan untuk: (a) memenuhi kebutuhan
rumah sebagai salah satu kebutuhan dasar manusia; (b) dalam rangka peningkatan dan
pemerataan kesejahteraan rakyat; (c) mewujudkan perumahan dan permukiman yang layak
dalam lingkungan yang sehat, aman, serasi, dan teratur; (d) memberi arah pada pertumbuhan
wilayah dan persebaran penduduk yang rasional; (e) menunjang pembangunan di bidang
ekonomi, sosial, budaya, dan bidang-bidang lain.
Permukiman mempunyai lingkup tertentu yaitu kawasan yang didominasi oleh
lingkungan hunian dengan fungsi utama sebagai tempat tinggal yang dilengkapi dengan
prasarana, sarana lingkungan, dan tempat kerja yang memberikan pelayanan dan kesempatan
kerja terbatas untuk mendukung perikehidupan dan penghidupan sehingga fungsi permukiman
tersebut dapat berdaya guna dan berhasil guna.
Satuan lingkungan permukiman merupakan kawasan perumahan dengan luas
wilayah dan jumlah penduduk yang tertentu, yang dilengkapi dengan sistem prasarana, sarana
lingkungan, dan tempat kerja terbatas dan dengan penataan ruang yang terencana dan teratur
sehingga memungkinkan pelayanan dan pengelolaan yang optimal.
Sarana dasar yang utama bagi berfungsinya suatu lingkungan permukiman adalah:

a. jaringan jalan untuk mobilitas manusia dan angkutan barang, mencegah perambatan
kebakaran serta untuk menciptakan ruang dan bangunan yang teratur.
b. jaringan saluran pembuangan air limbah dan tempat pembuangan sampah untuk
kesehatan lingkungan.

4

RPIJM 2015-2019 KABUPATEN MINAHASA UTARA
c. jaringan saluran air hujan untuk pematusan (drainase) dan pencegahan banjir setempat.
Dalam keadaan tidak terdapat air tanah sebagai sumber air bersih, jaringan air bersih
merupakan sarana dasar.
Fasilitas penunjang dimaksud dapat meliputi aspek ekonomi yang antara lain, berupa bangunan
perniagaan atau perbelanjaan yang tidak mencemari lingkungan, sedangkan fasilitas penunjang
yang meliputi aspek sosial budaya, antara lain berupa bangunan pelayanan umum dan
pemerintahan, pendidikan dan kesehatan, peribadatan, rekreasi dan olah raga, pemakaman,
dan pertamanan. Utilitas umum meliputi antara lain jaringan air bersih, jaringan listrik, jaringan
telepon, jaringan gas, jaringan transportasi, dan pemadam kebakaran. Utilitas umum
membutuhkan pengelolaan secara berkelanjutan dan profesional oleh badan usaha agar dapat
memberikan pelayanan yang memadai kepada masyarakat.
Dengan Berpatokan dari peraturan-peraturan yang diwajibkan bagi Kabupaten Kota untuk

menunjang berlangsung pelaksanaan program penangan Kawasan Kumuh maka diterbitkanlah
SK KUMUH di setiap Kabupaten/Kota. Khusus untuk Kabupatena Minahasa Utara, SK Kawasan
Kumuh dengan status yang sudah diterbitkan telah disahkan menjadi perda pada tahun 2015
dengan No Perda 160 Tahun 2015 Tentang Penetapan Lokasi Kawasan Perumahan Kumuh dan
Permukiman Kumuh di Kabupaten Minahasa Utara.

Gambar 7.1 SK Kumuh Kab. Minahasa Utara

5

RPIJM 2015-2019 KABUPATEN MINAHASA UTARA

Gambar 7.2 Lampiran SK Kumuh

6

RPIJM 2015-2019 KABUPATEN MINAHASA UTARA

Gambar 7.3 Lampiran SK Kumuh

7

RPIJM 2015-2019 KABUPATEN MINAHASA UTARA

Gambar 7.4 Lampiran SK Kumuh

8

RPIJM 2015-2019 KABUPATEN MINAHASA UTARA

7.1.1

Kondisi Eksisting
Tabel 7. Kondisi Eksisting Kumuh Kab. Minahasa Utara
Luas Kawasan

Tertangani (Ha) [Data

Kumuh 2015 (Ha)

Dari Sektor Bangkim]

175.87

0

Kabupaten/Kota

SK KUMUH

Kab. Kepulauan
Ada

Talaud
Sumber : Sektor Bangkim Prov Sulawesi Utara
Memahami kondisi eksisting permukiman dan infrastruktur perkotaan, pada kawasan-kawasan
yang menjadi kesepakatan sebagai kawasan prioritas, sebagai berikut:

a. Kawasan Perkotaan Kema dan sebagian Kauditan

Kondisi eksisting permukiman pada kawasan Kema yang berada di kawasan pesisir, lebih banyak
didominasi oleh permukiman dengan kualitas bangunan semi permanen dan darurat.

Kondisi infrastruktur kawasan terutama untuk sistem jaringan jalan dan sistem jaringan
drainase, sudah memiliki jaringan namun belum terintegrasi dengan sistem perkotaan. Kondisi
kualitas jaringan jalan dan drainase, sebagian sudah baik tapi sebagian rusak terutama pada
jalan poros lingkungan permukiman dan jalan lingkungan.
Sistem sanitasi yang berada di kawasan permukiman berbatasan kawasan wisata
tidak memiliki sistem pembuangan pada setiap hunian tetapi hanya memiliki sistem
pembuangan komunal dan tanpa memiliki air bersih. Setiap hari masyarakat melakukan
kegiatan aktifitas mencuci hanya pada satu sumur galian (komunal). Distribusi layanan air
minum di sebagian kawasan permukiman pesisir hanya mengandalkan sumur tersebut untuk
setiap rumah karena layanan air bersih pemerintah tidak terdistribusi dengan merata

9

RPIJM 2015-2019 KABUPATEN MINAHASA UTARA

Gambar 7. 5 Kondisi Eksisting Permukiman dan Infrastruktur Kawasan Kema

3Gambar 7.6 Peta Kawasan Perkotaan Kauditan

10

RPIJM 2015-2019 KABUPATEN MINAHASA UTARA

Gambar 7. 7 Kondisi Eksisting Permukiman dan Infrastruktur Kawasan Kauditan

b. Kawasan Perkotaan Airmadidi
Kondisi permukiman dan infrastruktur perkotaan kawasan Airmadidi yang
merupakan ibukota kabupaten Minahasa Utara sudah memiliki keteraturan yang baik.
Pertumbuhan kawasan relatif sangat cepat dengan memenuhi fungsi-fungsi kegiatan
perkotaan, yaitu sebagai pusat pemerintahan, pusat perdagangan dan jasa serta pusat
pendidikan. Seiring dengan pertumbuhan kawasan pusat kota maka kondisi pertumbuhan
11

RPIJM 2015-2019 KABUPATEN MINAHASA UTARA
kawasan permukiman juga teratur, yang lebih didominasi dengan perumahan permanen
dengan pola grid pada layer kedua dari ruas jalan utama.

Demikian halnya dengan sistem infrastuktur jaringan jalan dan drainase yang sudah teratur
dengan pola grid. Terdapat banyak jalan rintisan atau jalan- jalan yang akan memiliki peran
sebagai jalan akses karena kawasan Airmadidi,

memiliki

peran sebagai

pusat

pemerintahan tumbuh cepat sebagai kawasan yang nantinya akan menyediakan perumahan
baru skala besar. Namun demikian, sebagian beberapa titik pada kawasan ini juga memiliki
kondisi jalan yang buruk bahkan sering terjadi banjir, ketika curah hujan tinggi akibat tidak
memiliki sistem jaringan drianse yang baik.

Kualitas air bersih sudah mampu melayani sebagian besar perkotaan Airmadidi, meskipun
masih banyak masyarakat yang mengandalkan sumur galian untuk memenuhi kebutuhan air
minum sehari-hari.

Gambar 7.8 Peta Kawasan Perkotaan Airmadidi

12

RPIJM 2015-2019 KABUPATEN MINAHASA UTARA

Gambar 7.9 Komdisi Eksisting Permukiman dan Infrastruktur Kawasan Airmadidi

c. Kawasan Perkotaan Kalawat
Kawasan perkotaan Kalawat merupakan kawasan tumbuh cepat dengan pertumbuhan
perumahan-perumahan baru. Kawasan ini memiliki cadangan lahan yang cukup luas, sehingga
dampak pertumbuhan masyarakat kota Manado dapat diantisipasi dengan penyediaan lahan
hunian/ perumahan baru di Kalawat.
13

RPIJM 2015-2019 KABUPATEN MINAHASA UTARA

Ketersediaan infrastruktur jalan dan drainase pada lingkungan perumahan baru sudah ada,
dengan kondisi yang masih baik, namun integrasi jalan permukiman dan jalan perkotaan tidak
tersistemu dengan baik. Beberapa permasalahan juga yang bisa dilihat untuk sistem jaringan
infrastruktur terutama pada genangan air bahkan banjir pada beberapa titik kawasan, bahkan
dapat dijumpai pada ruas jalan yang tidak memiliki sistem proteksi padahal ketinggian badan
jalan dengan sisi kri dan kanan jalan sangat tinggi. Kondisi ini sangat membahayakan bagi
kendaraan bermotor atau sistem pergerakan pejalan kaki.

14

RPIJM 2015-2019 KABUPATEN MINAHASA UTARA

Gambar 7.10 Kondisi Eksisting Permukiman dan Infrastruktur Kawasan Kalawat

15

RPIJM 2015-2019 KABUPATEN MINAHASA UTARA
d. Kawasan Perkotaan Likupang Timur
Kawasan perkotaan kawasan Likupang Timur sebagian besar berada di bantaran sungai
dan kawasan pesisir. Kondisi kawasan permukiman sangat kumuh dengan bangunan-bangunan
rumah bersifat semi permanen dan darurat, padahal kawasan ini sebagai akses menuju
kawasan wisata pulau.

Sebagian permukiman menempati areal kawasan di atas genangan air yang terjebak aliran
airnya, dengan sistem pembuangan yang tidak jelas. Genangan air yang terjebak tersebut diikuti
dengan penumpukan pembuangan sampah dari permukiman tersebut. Permasalahan yang
dilihat adalah kualitas lingkungan hunian yang tidak sehat, bukan hanya pada pembuangan
sampah tetapi tidak memiliki sanitasi yang sesuai dengan standart kesehatan.

Gambar 7.11 Peta Perkotaan Likupang Timur

16

RPIJM 2015-2019 KABUPATEN MINAHASA UTARA

Gambar 7.12 Kondisi Eksisting Permukiman dan Infrastruktur Kawasan Likupang Timur

17

RPIJM 2015-2019 KABUPATEN MINAHASA UTARA
e. Likupang Barat
Kondisi kawasan perkotaan Likupang Barat memiliki karakter kawasan permukiman yang sama
halnya dengan kawasan Likupang Timur karena letak kawasan saling berbatasan. Kawasan
ini memiliki permukiman tradisional, dimana masyarakatnya bermukim di atas air dengan
kondisi kumuh dan sifat kawasan permukiman keseluruhan darurat serta tidak layak sebagai
hunian padahal kawasan ini memiliki pelabuhan yang akan dikembangkan.
Seperti halnya dengan kawasan permukiman Likupang Timur, sebagian permukiman
menempati areal kawasan di atas genangan air juga dapat terjebak aliran airnya, dengan sistem
pembuangan yang tidak jelas. Genangan air yang terjebak tersebut diikuti dengan penumpukan
pembuangan sampah dari permukiman tersebut. Permasalahan yang dilihat adalah kualitas
lingkungan hunian yang tidak sehat, bukan hanya pada pembuangan sampah tetapi tidak
memiliki sanitasi yang sesuai dengan standart kesehatan

Gambar 7.13 Peta Kawasan Perkotaan Likupang Barat

18

RPIJM 2015-2019 KABUPATEN MINAHASA UTARA

Gambar 7.14 Kondisi Eksisting Permukiman dan Infrastruktur Kawasan Likupang Barat

19

RPIJM 2015-2019 KABUPATEN MINAHASA UTARA
Potensi dan Tantangan Pengembangan Kawasan Permukiman
Bagian ini adalah kajian potensi permasalahan permukiman dan infrastruktur
perkotaan Kabupaten Minahasa Utara.
Tabel 7. 2 Potensi Permasalahan Perumahan
No.
1.

Sektor

Potensi

Perumahan a.
Ketersediaan
lahan yang
ada di
Kabupaten
Minahasa
Utara masih
cukup
memadai
b. Letak
beberapa
lokasi
permukiman
sangat
strategis baik
dari segi
aksesbilitas
maupun
pengembang
an nya

Permasalahan
a. Permukiman
mengelompok
dan
membentuk
permukimah
kumuh
terutama di
kawasan pesisir
b. Permukiman
yang berada di
kawasan pesisir
sudah
mengintervensi
lahan
mangrove
c. Permukiman
pesisir
umumnya
tidak
mempunyai
dukungan
infrastruktur
yang memadai
d. Status lahan
pada kawasan
permukiman
pesisir tidak
jelas
e. Permukiman
perkotaan di
pusat kota
kabupaten
Minahasa
Utara
bertumbuh
secara linier
sepanjang jalan
Manado

Pote
Tantangan
nsi
Pengembangan
Pengembang
a. Berpotensi a. Kebijakan yang
untuk
kurang
pengemba
mendukungpe
ngan
m berlakuan
permukima
regulasi terkait
n
khususnya
terencana
pengadaaan
b.
perumahan
bagi MBR
Pengemba
b. Kemampuan
ngan
pembiayaanpe
permukima
r umahan
n
hingga ke MBR
penunjang
pariwisata c. Cara pandang
lama yang
c.
menganggap
Pengem
Kabupaten
bangan
Minahasa
permukima
Utara hanya
n
tempat lewat
penunjang
dari Bitung ke
sentra
Manado
bisnis
atau
sebaliknya d.
Penolakan
masyarakat
e. Kurang
optimalnya
koordinasi
pembangunan
antara swasta/
developer dan
Pemerintah
kota

20

RPIJM 2015-2019 KABUPATEN MINAHASA UTARA

Gambar 7.15 Pemetaan Potensi Aspek Perumahan

21

RPIJM 2015-2019 KABUPATEN MINAHASA UTARA

Gambar 7.16 Pemetaan Permasalahan Aspek Permukiman

22

RPIJM 2015-2019 KABUPATEN MINAHASA UTARA
Tabel 7.3 Potensi Permasalahan Jaringan jalan dan Sistem Transportasi
No.
2.

Sektor
Jalan dan
Sistem
Transport
asi

Potensi
a. Akses utama
Manado
Bitung b. Jalanjalan
tembus
antar
kawasan
menunjang
„linkage‟
antar
kawasan yang
biasa menjadi
modal utama
pembanguna
n
c. Masih mudah
bila dilakukan
pengembanga
n jalan baru
ataupun
pelebaran
jalan yang
sudah
ada

Permasalahan
a.
Penuruna
n kualitas
fisik jalan
yang
sudah ada
b. Lebar
jalan
utama
ManadoBitung
yang tidak
seimbang
dengan
volume
arus
lalu lintas
yang ada,
apalagi bila
untuk
menampung
arus lalu
lintas di
masa yang
akan datang
c. Kurangnya
atribut
jalan dan
tandatanda lalu
lintas serta

Potensi
Pengembangan
a. Beberapa
jalan baru
dapat
dibangun
guna
menunjang
aktifitas/
dinamika
pembanguna
n
b.
Peningkatan
jalan
eksisting
c. Peningkatan
dan
pembangunan
jalan baru
penunjang
kegiatan
pariwisata

Tantangan
Pengembangan
a. Kebijakan
yang kurang
mendukung
b.
Kemampuan
Finansial
c. Cara pandang
lama yang
menganggap
Kabupaten
Minahasa
Utara hanya
sebagai akses
lewat dari
Manado ke
Bitung
maupun
sebaliknya
d. Penolakan
masyarakat
dalam
memberi
akses jalan
jalan baru dan
dalam
menerima
pembebasan
lahannya yang
kemungkinan
akan dipakai
untuk
pembangunan

23

RPIJM 2015-2019 KABUPATEN MINAHASA UTARA

Gambar 7.17 Pemetaan Potensi Aspek Jalan dan Transportasi

24

RPIJM 2015-2019 KABUPATEN MINAHASA UTARA

Gambar 7.18 Pemetaan Permasalahan Aspek Jalan dan Transprotasi

25

RPIJM 2015-2019 KABUPATEN MINAHASA UTARA
Tabel 7. 4 Potensi Permasalahan Sistem Jaringan Drainase
No.
3.

Sektor
Sistem
Jaringan
Drainase

Poten
si

Permasalahan

a. Sudah ada
a. Penurunan
jaringan
kualitas fisik
drainase di
jaringan
beberapa ruas
drainase yang
jalan utama
sudah ada
b. Drainase pada
b. Terjadi
jaringan jalan
sedimentasi
utama pada
dan
umumnya
penyumbatan
sudah cukup
sampah
lebar dan
c. Kurang
dalam
matangnua
c. Masih
perencanaan
memungkinkan/
fisik drainase
mudah
yang kurang
biladilakukan
mempertimba
pembuatan
ngkan
jaringan
pertemuan
drainase baru
limpasan air
ataupun
peningkatan
jaringan
drainase yang
sudah ada

Poten
si
Pengembanga
a. Beberapa
jaringan
drainase baru
dapat dibangun
bersama-sama
dengan
pembangunan
jalan baru atau
pada jalanjalan yang
belum memiliki
jaringan
drainase
b. Peningkatan
jaringan
drainase
eksisting
c.
Normalisas
i jaringan

Tantanga
n
Pengembanga
a. Kebijakan
yang kurang
mendukung
b. Kemampuan
Finansia
l c. Cara
pandang lama
yang
menganggap
Kabupaten
Minahasa
Utara hanya
sebagai akses
lewat dari
Manado ke
Bitung
maupun
sebaliknya
d. Penolakan
masyarakat
dalam
memberikan
lahan untuk
pembuatan
jaringan
drainase baru
e. Kurang
optimalnya
koordinasi
pembanguna
n antara

26

RPIJM 2015-2019 KABUPATEN MINAHASA UTARA

Gambar 7.19 Pemetaan Potensi Aspek Drainase

27

RPIJM 2015-2019 KABUPATEN MINAHASA UTARA
Program-Program Sektor Pengembangan Permukiman
A.

Program kerangka dasar pengembangan kawasan perumahan RSH/PNS/TNI/Polri

Target:
-

Perumahan yang diperuntukan bagi masyarakat berpenghasilan rendah, khususnya
PNS/TNI/Polri.

-

Sesuai dengan RTRW dan Renstra Pemerintah Daerah.

-

Dibangun sesuai PP 80 tahun 1999 tentang Kasiba dan Lisiba BS

-

Dukungan PSD dalam pembangunan RSH bagi PNS, TNI/Polri, Pekerja masyarakat berpenghasilan
rendah

-

Diprioritaskan pada kawasan-kawasan skala besar dan yang dapat segera mendorong
perkembangan wilayah

-

Sudah mendatangani MOU antara Pemerintah Daerah dengan Bapertarum.

Penanganan:
-

Identifikasi lokasi-lokasi pengembangan kawasan permukiman barn (Kasiba/Lisiba BS), diprioritaskan
bagi kawasan yang mewujudkan keberpihakan pada masyarakat berpenghasilan rendah
termasuk PNS, TNI dan POLRI.

-

Bantuan fisik be rupa j alan akses dan jalan poros yang menghubungkan kawasan
bare

Kontribusi Pemerintah Daerah:
-

Menyediakan dana pendamping.

-

Daftar lokasi disyahkan oleh Bupati

-

Review minimal setahun sekali

Permukiman merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia dimana mereka bertempat
tinggal dan berinteraksi sosial dengan sesama. Kebutuhan pokok manusia akan permukiman-lah yang
menyebabkan kawasan permukiman selalu menjadi embrio perkembangan pada awal masa
pertumbuhan suatu wilayah. Melihat bahwa kawasan permukiman merupakan hal yang sangat
penting bagi masyarakat di suatu wilayah maka sangat tepat jika kawasan permukiman dijadikan
sebagai salah satu mata rantai dalam pengembangan wilayah selain pertumbuhan ekonomi dan
peningkatan kesejahteraan rakyat. Setelah kawasan permukiman terbangun selanjutnya infrastruktur
dibangun sebagai komponen dasar untuk menjaga, menyebarkan, dan menyimpan segala kebutuhan
di dalam permukiman. Peningkatan jumlah penduduk membuat pemerintah menjalankan sejumlah
aksi pengadaan permukiman perkotaan seperti pembangunan permukiman sederhana

28

RPIJM 2015-2019 KABUPATEN MINAHASA UTARA
B.

Penataan dan peremajaan kawasan
Target:
-

Lingkungan permukiman perkotaan yang tidak teratur sehingga menurunkan kualitas
lingkungan permukiman perkotaan.

-

Lingkungan permukiman sebagai trip distributions (distribusi pergerakan) tidak
accessible terhadap infrastruktur perkotaa.

-

Pengembangan kawasan permukiman yang tidak terkendali sehingga berdampak
pada lingkungan perkotaan.

-

Penanganan permukiman kumuh yang tidak efektif.

Penanganan:
-

Pengembangan Program dan Kebijakan Pengendalian Kota Besar dan Metropolitan.

-

Perencanaan Penanganan Kawasan Permukiman Perkotaan.

-

Penanganan kawasan permukiman perkotaan melalui peremajaan kawasan perkotaan.

Kontribusi Pemerintah Daerah:

C.

-

Menyediakan dana pendamping.

-

Daftar lokasi disyahkan oleh Bupati

-

Review minimal setahun sekali

Pembangunan rumah susun sederhana sewa
Target:
• U nt uk R us u n a wa y an g di pe r u nt u ka n b agi m a sy a r ak at berpendapatan rendah.

a) Sebagai salah satu solusi penanganan kawasan kumuh perkotaan (peremajaan kawasan
permukiman perkotaan/urban renewal).
b) Tidak bisa diharapkan sebagai sumber pendapatan daerah.
c) Hanya dibangun pada lokasi yang memenuhi syarat administratif, fisik, ekologik, dan tidak
berdampak sosial yang negatif.
• Untuk Rusunawa yang diperuntukkan bagi buruh

a) Diusulkan apabila sudah menjadi permasalahan bagi pemerintah daerah setempat.
b) Bukan merupakan bantuan bagi salah satu perusahaan/pabrik. Dibangun di atas tanah
Pemerintah Daerah.
c) Dengan persyaratan-persyaratan yang disepakati bersama.
Penanganan:
a) Penetapan Pedoman Perencanaan, Pengembangan, Pengawasan dan Pengendalian
Pembangunan.
b) Penetapan

Pedoman

tentang

Standar

Pelayanan

Minimal

oleh

pemerintah kabupaten/kota dalam penyelenggaraan Rusunawa.
c) Bantuan teknis pembangunan, penghunian dan pengelolaan Rusunawa.
29

RPIJM 2015-2019 KABUPATEN MINAHASA UTARA
Kontribusi Pemerintah Daerah:
-

Menyusun

renstra

pembangunan

permukiman

termasuk

pembangunan

Rusunawa.
-

Menyiapkan rencana pembangunan Rusunawa (dalam kawasan sesuai RUTR berkelanjutan
dan mandiri).

D.

-

Penyiapan lahan dan alokasi dana APBD dalam penunjangan Rusunawa.

-

Penyiapan manajemen penghunian dan pengelolaan Rusunawa pasca konstruksi.

-

Mengalokasikan subsidi pengelolaan Rusunawa per tahun melalui APBD.

Peningkatan kualitas permukiman
Target:
-

Kabupaten/Kota yang memiliki tingkat kemiskinan perkotaan yang tinggi.

-

Kabupaten/Kota yang memiliki komitmen untuk melaksanakan program penanggulangan
kemiskinan dan membentuk lembaga permukiman serta melaksanakan proses secara
partisipatif.

-

Kabupaten/Kota yang mengalokasikan dana pendamping NUSSP pada setiap tahun
pelaksanaan yang dinyatakan dalam konfirmasi dengan surat resmi oleh Walikota/Bupati dan
disetujui oleh DPRD, sesuai dengan Naskah Perjanjian Hibah dengan Departemen
Keuangan menurut kapasitas fiskal yang dimiliki.

Penanganan:
-

Penyiapan Rencana Penataan Lingkungan/RP4D dalam bidang Perumahan dan
Permukiman.

-

Fasilitasi Kredit Mikro Perumahan kepada KBR.

-

Pembangunan Infrastruktur Permukiman bagi KBR.

-

Peningkatan kapasitas Pemerintah Daerah dan Masyarakat melalui kegiatan Pelatihan dan
Pendampingan.

Kontribusi Pemerintah Daerah:
-

Menyediakan dana pendamping.

-

Daftar lokasi disyahkan oleh Bupati

-

Review minimal setahun sekali

Program Pengembangan Permukiman Perdesaan
A. Pengembangan kawasan terpilih pusat pengembangan desa
Target:
-

Lokasi sasaran adalah Kelurahan/Desa dengan jumlah penduduk miskin lebih dari 35%

-

Kawasan-kawasan di perdesaan yang potensial berkembang, dan punya nilai lebih dari
kawasan lainnya

-

Mempunyai Desa Pusat dan desa-desa hinterland yang punya kaitan erat terutama di bidang

30

RPIJM 2015-2019 KABUPATEN MINAHASA UTARA
ekonomi, (hinterland sebagai pemasok, desa pusat sebagai pengumpul atau pusat pelayanan)
Kecamatan urban/perkotaan yang jumlah kelurahan lebih besar dan Desa sesuai data

-

PODES/BPS.
Kecamatan yang diusulkan bukan merupakan sasaran Program Pengembangan Kecamatan

-

(PPK)
-

Kondisi fisik lingkungan yang memungkinkan; tidak rawan bencana, strategis

-

Kondisi sosial dan budaya masyarakat yang kondusif.

-

Sesuai dengan RUTR dan Renstra Kabupaten.

Penanganan:
• Bantuan Teknis be rupa:

-

Identifikasi lokasi KTP2D (DPP beserta desa-desa hinterlandnya).

-

Perkuatan kelembagaan masyarakat di tingkat lokal untuk dapat menyusun perencanaan
pengembangan kawasan perdesaan secara mandiri

-

Penyusunan PJM yang berbasis pada pengembangan potensi ekonomi lokal,
bertumpu pada kebutuhan nyata dengan melibatkan masyarakat.

• Bantuan Fisik berupa bantuan prasarana kawasan sesuai dengan apa yang tertera dalam

matriks program pada PJM. Diutamakan pada akses dan DPP ke desa-desa hinterland, dan
akses pada kawasan lain.
• Peningkatan prasarana desa pusat pertumbuhan diarahkan pada Penyediaan PSD

Perdesaan yang dapat menstimulasi "Kegiatan Ekonomi Perdesaan".
Kontribusi Pemerintah Daerah:
• Menyediakan dana pendamping.
• Mencantumkan rencana penanganan KTP2D pada Renstrada
• Daftar lokasi disyahkan oleh Bupati
• Review minimal setahun sekali

B.

Pengembangan kawasan agropolitan
Target:
-

Kawasan pertanian yang terdiri dan kota Pertanian, desa-desa sentra produksi pertanian
dan desa penyangga yang ada di sekitarnya, yang memiliki fasilitas untuk berkembangnya
pertanian industri.
Penanganan:

-

Pembangunan prasarana sarana untuk mendukung kawasan agropolitan.
Kontribusi Pemerintah Daerah:

-

Menyediakan dana pendamping.

-

Daftar lokasi disyahkan oleh Bupati

-

Review minimal setahun sekali
31

RPIJM 2015-2019 KABUPATEN MINAHASA UTARA
C.

Pengembangan kawasan eks transmigrasi
Target:
Lokasi sasaran pada kawasan eks Transmigrai dalam upaya mengembangkan Kota Terpadu

-

Mandiri (KTM) dan meningkatkan prasarana di kawasan transmigrasi yang telah berumur di atas 5
th (UPT Bina).
Penanganan:
Bantuan teknis berupa identifikasi kawasan eks transmigrasi dan identifikasi kebutuhan prasarana

-

dan sarana dasar permukiman di kawasan eks transmigrasi.
Bantuan fisik berupa penyediaan prasarana dan sarana dasar permukiman, dilaksanakan

-

dalam rangka mendukung program Departemen Transmigrasi
Kontribusi Pemerintah Daerah:

D.

-

Menyediakan dana pendamping.

-

Daftar lokasi disyahkan oleh Bupati.

-

Review minimal setahun sekali.

Penanganan infrastruktur desa terpencil, desa tertinggal dan pulau-pulau kecil
Target:
-

Kawasan yang secara fisik terisolasi, kesulitan dalam akses menuju kawasan lainnya.

-

Sebagian besar penduduknya adalah tertinggal baik dalam hal sosial budaya maupun ekonomi.

-

Kondisi pelayanan kepada masyarakat masih sangat terbatas (belum banyak tersentuh oleh
program pemerintah/non pemerintah)

Penanganan:
• Bantuan teknis berupa:

-

Pedoman Pengembangan prasarana di Pulau Kecil dan Terpencil

-

Identifikasi lokasi kawasan tertinggal dan pulau-pulau kecil yang ada dalam pemerintah
Kabupaten/Kota sesuai dengan kriteria yang ditetapkan.

-

Penyusunan PJM berbasis pada upaya penanggulangan kemiskinan dan meningkatkan
kwalitas hidup dan penghidupan masyarakat yang tinggal didalamnya, bertumpu pada
kebutuhan riil dengan melibatkan masyarakat

• Bantuan fisik berupa bantuan prasarana dan sarana dalam rangka pengembangan kawasan

sesuai dengan apa yang tertera dalam perencanaan program/PJM dan Rencana Tindak
Kontribusi Pemerintah Daerah:
-

Menyediakan dana pendamping.

-

Daftar lokasi disyahkan oleh Bupati

-

Review minimal setahun sekali
32

RPIJM 2015-2019 KABUPATEN MINAHASA UTARA
E.

Pengembangan Kawasan Perbatasan
Target:
Kawasan yang berbatasan dengan Negara lain (kepulauan dan daratan) sesuai Jakstra

-

Pengembangan Kawasan Perbatasan
Rawan isu hankamnas, ekonomi, politik, sosial dan budaya

-

Penanganan:


Bantuan Teknis be rupa:
-

Pedoman Pengembangan prasarana Kawasan Perbatasan

-

Identifikasi lokasi-lokasi pada kawasan perbatasan dengan negara lain serta pulau terluar.

-

Penyusunan PJM yang berbasis pada kebutuhan nyata sesuai dengan kriteria kawasan
perbatasan dan pulau terluar.



Bantuan fisik berupa bantuan prasarana dalam rangka pengembangan kawasan sesuai
dengan apa yang tertera dalam matriks program pada PJM.

Kontribusi Pemerintah Daerah:

F.

-

Menyediakan dana pendamping.

-

Daftar lokasi disyahkan oleh Bupati

-

Review minimal setahun sekali.

Penyediaan Prasarana dan Sarana Dalam Rangka Pasca Bencana
Target:
-

Lokasi pada daerah bencana yang mengalami kerusakan prasarana dan sarana dasar
permukimannya.

-

Sudah ada laporan dan Pemerintah Daerah atau media massa mengenai kejadian
bencana, jenis kerusakan prasarana dan sarana dasar permukiman serta jumlah korban yang
ditimbulkan

Penanganan:
-

Mengembalikan kondisi prasarana dan sarana dasar permukiman untuk bisa memberikan
fungsi pelayanannya seperti sebelum terjadi bencana

-

Bantuan fisik berupa penyediaan prasarana dan sarana dasar permukiman untuk
mengembalikan kondisi yang rusak akibat bencana.

Kontribusi Pemerintah Daerah:
-

Menyediakan dana pendamping.

-

Daftar lokasi disyahkan oleh Bupati

-

Review minimal setahun sekali

33

RPIJM 2015-2019 KABUPATEN MINAHASA UTARA

Usulan Program dan Kegiatan
Tabel 7. 5 Usulan Program dan Kegiatan Sektor Pengembangan Permukiman
SUMBER PENDANAAN x Rp. 1.000,NO

1

2

3

4

URAIAN OUTPUT /
SUB OUTPUT

DETAIL LOKASI

VOL

SAT

Pembangunan Jalan
Lingkungan
Desa Kaasar Kec. Kauditan
1
Paket
Pavingstone Desa
Kaasar
Pembangunan Jalan
Jaga I, III, IV Desa
Desa Winuri Kecamatan
Winuri Kecamatan
Likupang Timur Kabupaten 1400 meter
Likupang Timur
Minahasa Utara
Kabupaten
Minahasa Utara
Pembangunan
Tanggul di Jaga II
Desa Winuri
Desa Winuri Kecamatan
Kecamatan
Likupang Timur Kabupaten 200
meter
Likupang Timur
Minahasa Utara
Kabupaten
Minahasa Utara
Infrastruktur
Kec. Dimembe Desa Laikit,
Kawasan
1
Kawasan
Kab. Minahasa Utara
Permukiman

APBN
Rp.
MURNI

TAHUN
APBD
APBD
PDAM Swasta Masyarakat DAK
PROV
KAB/KOTA
PLN HLN

200000

2000000

400000

2015

750000

2015

200000

2015

2015

34

RPIJM 2015-2019 KABUPATEN MINAHASA UTARA

5

6

Perdesaan
Potensial yang
Meningkat
Kualitasnya
Kawasan
Permukiman
Perdesaan
Potensial yang
Meningkat
Kualitasnya
Kawasan
Permukiman
Perdesaan
Potensial yang
Meningkat
Kualitasnya

Kab. Minahasa Utara

1

Kawasan

9000000

1800000

2017

Kec. Likupang Barat Desa
Jayakarsa, Kab. Minahasa
Utara

1

Kawasan

2000000

400000

2015

SUMBER PENDANAAN x Rp. 1.000,NO

URAIAN OUTPUT /
SUB OUTPUT

7

Infrastruktur Kawasan
Permukiman
Perdesaan Potensial
yang Meningkat
Kualitasnya

DETAIL LOKASI

Kec. Likupang Selatan
Desa Wangurer, Kab.
Minahasa Utara

VOL

SAT

APBN
Rp.
MURNI

1 Kawasan 2000000

TAHUN
APBD
APBD
PDAM Swasta Masyarakat DAK
PLN HLN PROV KAB/KOTA

400000

2015

35

RPIJM 2015-2019 KABUPATEN MINAHASA UTARA

8

9

10

11

12

Infrastruktur Kawasan
Permukiman
Perdesaan Potensial
yang Meningkat
Kualitasnya
Infrastruktur Kawasan
Permukiman
Perdesaan Potensial
yang Meningkat
Kualitasnya
Infrastruktur Kawasan
Permukiman
Perdesaan Potensial
yang Meningkat
Kualitasnya
Infrastruktur Kawasan
Permukiman Kumuh
Pembangunan Jalan
Lingkungan
Pavingstone Desa
Paslaten

Kec. Likupang Barat Desa
Jayakarsa, Kab. Minahasa
Utara

1 Kawasan 2000000

400000

2016

Kec. Likupang Selatan
Desa Wangurer, Kab.
Minahasa Utara

1 Kawasan 2000000

400000

2016

Kec. Dimembe Desa
Laikit, Kab. Minahasa
Utara

1 Kawasan 2000000

400000

2016

Minahasa Utara

1 Kawasan

40000

2017

Desa Paslaten Kec.
Kauditan

1 Paket

200000

2015

200000

36

RPIJM 2015-2019 KABUPATEN MINAHASA UTARA

SUMBER PENDANAAN x Rp. 1.000,NO

13

14

15

16

URAIAN OUTPUT /
SUB OUTPUT
Pembangunan Jalan
Lingkungan
Pavingstone Desa
Waleo Dua
Perkerasan Jalan Jaga II
Desa Marinsow
Kecamatan Likupang
Timur Kabupaten
Minahasa Utara
Pembangunan Jalan
Rabat Beton dan
Drainase Jaga I, II, V
Desa Kalinaun
Kecamatan Likupang
Timur Kabupaten
Minahasa Utara
Pembangunan Jalan
dan Drainase Jaga II
Desa Pulisan
Kecamatan Likupang
Timur Kabupaten
Minahasa Utara

DETAIL LOKASI

APBN

VOL

SAT

Desa Waleo Dua Kec.
Kema

1

Paket

Desa Marinsow
Kecamatan Likupang
Timur Kabupaten
Minahasa Utara

800

meter

181500

2015

Desa Kalinaun Kecamatan
Likupang Timur
1300
Kabupaten Minahasa
Utara

meter

500000

2015

Desa Pulisan Kecamatan
Likupang Timur
Kabupaten Minahasa
Utara

meter

90000

2015

200

Rp.
MURNI

TAHUN
APBD
APBD
PDAM Swasta Masyarakat DAK
PROV
KAB/KOTA
PLN HLN

200000

2015

37

RPIJM 2015-2019 KABUPATEN MINAHASA UTARA

17

18

Pembangunan Jalan
Lingkungan Rabat
Beton Desa Tambun
Pembangunan Jalan
Lingkungan
Pavingstone Desa
Waleo

Desa Tambun Kec.
Likupang Barat

1

Paket

200000

2015

Desa Waleo Kec. Kema

1

Paket

200000

2015

SUMBER PENDANAAN x Rp. 1.000,NO

19

20

21

22

URAIAN OUTPUT / SUB
OUTPUT
Pembangunan Jalan
Lingkungan Pavingstone
Desa Treman
Pembangunan Jalan
Lingkungan Pavingstone
Desa Gangga I
Pembangunan Jalan
Lingkungan Rabat Beton
Desa Kawiley
Pembangunan Jalan
Lingkungan Rabat Beton
Desa Tatelu Rondor

DETAIL LOKASI

APBN

VOL

SAT

Desa Treman Kec.
Kauditan

1

Paket

200000

2015

Desa Gangga satu Kec.
Likupang Barat

1

Paket

200000

2015

Desa Kawilei Kec.
Kauditan

1

Paket

200000

2015

Desa Tatelu Rondor Kec.
Dimembe

1

Paket

200000

2015

Rp.
MURNI

TAHUN
APBD
APBD
PDAM Swasta Masyarakat DAK
PLN HLN PROV KAB/KOTA

38

RPIJM 2015-2019 KABUPATEN MINAHASA UTARA

23

Pembangunan Jalan
Desa Dimembe Kec.
Lingkungan Rabat Beton
Dimembe
Desa Dimembe

1

Paket

200000

2015

24

Pembangunan Talud
Desa Watutumou

1

Paket

200000

2015

Desa Watudambo Kec.
Kauditan

SUMBER PENDANAAN x Rp. 1.000,NO

25

26

URAIAN OUTPUT /
SUB OUTPUT
Perkerasan Jalan di
Jaga III-V Desa Maen
Kecamatan Likupang
Timur Kabupaten
Minahasa Utara
Pembangunan Jalan
Desa Wineru
Kecamatan Likupang
Timur Kabupaten
Minahasa Utara

DETAIL LOKASI

APBN

VOL

SAT

Desa Maen Kecamatan
Likupang Timur
Kabupaten Minahasa
Utara

800

meter

300000

2015

Desa Wineru Kecamatan
Likupang Timur
Kabupaten Minahasa
Utara

1500

meter

350000

2015

Rp.
MURNI

TAHUN
APBD
APBD
PDAM Swasta Masyarakat DAK
PLN HLN PROV KAB/KOTA

39

RPIJM 2015-2019 KABUPATEN MINAHASA UTARA

27

28

29

30

Pembangunan Jalan
Jaga II-V Desa
Rinondoran
Kecamatan Likupang
Timur Kabupaten
Minahasa Utara
Perbaikan Gazebo
Kecamatan Airmadidi
Kabupaten Minahasa
Utara
Jalan Akses Kebun 3
Desa Kabupaten
Minahasa Utara
Pembangunan Balai
Desa Resetlement
Kecamatan Likupang
Timur Kabupaten
Minahasa Utara

Desa Rinondoran
Kecamatan Likupang
Timur Kabupaten
Minahasa Utara

1000

meter

500000

2015

Kecamatan Airmadidi
Kabupaten Minahasa
Utara

1

unit

50000

2015

650

m

150000

2015

1

unit

350000

2015

3 Desa Kabupaten
Minahasa Utara
Desa Resetlement
Kecamatan Likupang
Timur Kabupaten
Minahasa Utara

40

RPIJM 2015-2019 KABUPATEN MINAHASA UTARA

SUMBER PENDANAAN x Rp. 1.000,NO

31

32

33

URAIAN OUTPUT / SUB
OUTPUT
Pembangunan Balai
Desa Marinsow
Kecamatan Likupang
Timur Kabupaten
Minahasa Utara
Perbaikan Balai Desa
Kalinaun Kecamatan
Likupang Timur
Kabupaten Minahasa
Utara
Renovation Pustu Desa
Wineru Kecamatan
Likupang Timur
Kabupaten Minahasa
Utara

DETAIL LOKASI

VOL

SAT

APBN
Rp.
MURNI

TAHUN
APBD
APBD
PDAM Swasta Masyarakat DAK
PROV
KAB/KOTA
PLN HLN

Desa Marinsow
Kecamatan Likupang
Timur Kabupaten
Minahasa Utara

1 unit

350000

2015

Desa Kalinaun Kecamatan
Likupang Timur
Kabupaten Minahasa
Utara

1 unit

75000

2015

Desa Wineru Kecamatan
Likupang Timur
Kabupaten Minahasa
Utara

1 unit

80000

2015

41

RPIJM 2015-2019 KABUPATEN MINAHASA UTARA

7.2 SEKTOR PENATAAN BANGUNAN DAN LINGKUNGAN
Penataan bangunan dan lingkungan adalah serangkaian kegiatan yang diperlukan sebagai
bagian dari upaya pengendalian pemanfaatan ruang, terutama untuk mewujudkan
lingkungan binaan, baik di perkotaan maupuin di perdesaan, khususnya wujud fisik
bangunan gedung maupun lingkungannya.

Visi penataan bangunan dan lingkungan adalah terwujudnya bangunan gedung dan
lingkungan yang layak huni dan berjati diri, sedangkan misinya adalah:

1)

memberdayakan masyarakat dalam penyelenggaraan bangunan gedung yang tertib,
layak huni, berjati diri, serasi, dan selaras dan 2) memberdayakan masyarakat agar
mandiri dalam penataan lingkungan yang produktif dan berkelanjutan.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penataan bangunan gedung dan lingkungan
antara lain :
-

Peran dan fungsi daerah

-

Rencana Pembangunan Daerah

-

Memperhatikan kondisi alamiah dan tipologi daerah

-

Pembangunan dilakukan dengan pendekatan pembangunan berkelanjutan dan
berwawasan lingkungan

-

Dalam penyusunan RPI2-JM harus memperhatikan Rencana Induk Pembangunan Kota

-

Kerangka kerja logis (logical framework) penilaian kelayakan pengembangan

-

Keterpaduan penataan bangunan dan lingkungan dengan sektor lain dilaksanakan
pada

setiap

tahapan penyelenggaraan

pengembangan, sekurang-kurangnya

dilaksanakan pada tahap perencanaan
-

Memperhatikan peraturan perundangan dan pedoman yang tersedia

-

Tingkat kelayakan pelayanan, dan efisiensi penataan bangunan dan lingkungan di
daerah

-

Sebagai suatu prasarana dan sarana yang tidak saja penting bagi peningkatan
lingkungan masyarakat tapi juga sangat penting bagi keberlanjutan lingkungan

-

Sumber pendanaan dari berbagai pihak, baik masyarakat, swasta dan pemerintah

-

Kelembagaan yang mengelola penataan bangunan dan lingkungan

-

Penataan bangunan dan lingkungan memperhatikan kelayakan terutama dalam hal
pemulihan biaya investasi

42

RPIJM 2015-2019 KABUPATEN MINAHASA UTARA
-

Jika ada indikasi keterlibatan swasta dalam penataan bangunan dan lingkungan, perlu
dilakukan identifikasi lebih lanjut

-

Safeguard sosial dan lingkungan

-

Perhitungan dan hal penunjang lainnya yang dibutuhkan untuk mendukung analisis
disertakan dalam laporan.

Undang-undang nomor 28 tahun 2002 tentang Bangunan Gedung dan Peraturan
Pemerintah Nomor 36 tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang
Nomor 28 tahun 2002 tentang Bangunan Gedung, serta pedoman pelaksanaan lebih
detail di bawahnya mengamanatkan bahwa penyelenggaraan Bangunan Gedung
merupakan kewenangan pemerintah daerah dan hanya bangunan gedung negara dan
rumah negara yang merupakan kewenangan pusat.
Namun dalam pelaksanaannya di lapangan terlihat bahwa masih banyak daerah yang
belum menindaklanjutinya sebagaimana mestinya, seperti terlihat dari:
-

Masih banyak daerah yang belum menyesuaikan Perda Bangunan Gedung yang
dimilikinya agar sesuai dengan UUBG, atau terutama daerah hasil pemekaran belum
memiliki Perda Bangunan Gedung;

-

Masih banyak daerah yang belum memiliki atau melembagakan institusi dan tim ahli
bangunan gedung yang bertugas dalam pembinaan penataan bangunan dan
lingkungan;

-

Masih banyak daerah belum memulai pelaksanaan pendataan bangunan gedung;

-

Masih banyak daerah belum menerbitkan Sertifikat Layak Fungsi (SLF) bagi seluruh
bangunan gedung yang ada terutama bangunan yang baru hasil pembangunan sejak
2003-2007;

-

Masih banyak daerah belum menyusun manajemen pencegahan kebakaran daerah
atau belum melakukan pemeriksaan berkala terhadap prasarana dan sarana
penanggulangan bahaya kebakaran agar selalu siap pakai setiap saat;

-

Masih banyak bangunan gedung yang belum dilengkapi prasarana dan sarana bagi
penyandang cacat;

-

Masih banyak daerah, pengembangan wilayahnya belum berdasarkan Rencana Tata
Bangunan dan Lingkungan;

-

Masih banyak daerah yang mempunyai kawasan yang terdegradasi dan belum ditata
ulang;

43

RPIJM 2015-2019 KABUPATEN MINAHASA UTARA
-

Masih banyak daerah yang belum memiliki rencana penanganan kawasan kumuh,
kawasan nelayan, kawasan tradisional, dan kawasan bersejarah yang secara
kewenangan sudah menjadi tugas dan tanggung jawab daerah;

-

Masih banyak daerah belummelaksanakan pembangunan lingkungan permukiman
berbasis konsep tridaya untuk mendorong kemandirian masyarakat dalam
mengembangkan lingkungan permukiman yang berkelanjutan.

Untuk itu Departemen Pekerjaan Umum sebagai lembaga pembina teknis penataan
bangunan dan lingkungan empunyai kewajiban untuk meningkatkan kemampuan daerah
agar mampu melaksanakan amanat UU Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan
Gedung.
Di samping hal tersebut Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan
Permukiman menggariskan bahwa peningkatan kualitas lingkungan permukiman
dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu dan bertahap, mengacu pada Rencana Tata
Bangunan dan Lingkungan (RTBL) sebagai penjabaran RTRW yang harus disusun oleh
pemerintah daerah secara komprehensif, akomodatif dan responsif.

Selaras dengan upaya pencapaian target MDGs tahun 2015, yakni: 1) mengurang sampai
setengahnya proporsi penduduk miskin pada tahun 1990, dan 2) mengurangi sampai
setengahnya proporsi penduduk tanpa akses terhadap air minum dan sanitasi yang aman
dan berkelanjutan pada tahun 1990, maka peningkatan kualitas lingkungan permukiman
perlu dilakukan lebih intensif dengan melibatkan masyarakat setempat, kelompok peduli
dan dunia usaha secara aktif.
Penyelenggaraan pengembangan lingkungan permukiman perlu dilakukan secara
komprehensif dengan berbasis konsep tridaya melalui proses pemberdayaan masyarakat
sesuai siklus P2KP/PNPM-Mandiri Perkotaan.
1) Strategi Pendukung
a.

Grand strategy 1. Menyelenggarakan Penataan Bnagunan Gedung Agar Tertib,
Fungsional, Andal dan efisien.
Tujuan:
Terwujudnya bangunan gedung yang fungsional dan memenuhi persyaratan
keselamatan, kesehatan, kenyamanan dan kemudahan, serta serasi dan selaras
dengan denngan lingkungannya.
Sasaran:
-

Tersusunnya Perda Bangunan Gedung
44

RPIJM 2015-2019 KABUPATEN MINAHASA UTARA
-

Terwujudnya bangunan gedung untuk umum yang laik fungsi

-

Terselenggaranya pengawasan penyelenggaraan bangunan gedung yang
efektif dengan melakukan pemantauan dan evaluasi penerapan peraturan
bangunan gedung.

-

Terlaksananya penyediaan aksesibilitas bangunan gedung umum

-

Terlaksananya pendataan bangunan

-

Terwujudnya pusat informasi arsitektur dan bangunan gedung

-

Tercapainya standar mutu pelayanan rumah negara sesuai ISO 9000

-

Terlaksananya sosialisasi, fasilitasi, pelatihan, bantuan teknis, pengawasan
dan pengendalian kegiatan penataan bangunan dan lingkungan

b.

-

Terbentuknya kelembagaan penataan bangunan dan lingkungan

-

Terwujudnya tertib pengelolaan aset negara berupa tanah dan bangunan

-

Terlaksananya Penyusunan Rencana Induk Proteksi Kebakaran (RISPK).

Grand strategy 2. Menyelenggarakan Penataan Lingkungan Permukiman Agar
Produktif dan Berjatidiri
Tujuan:
Terwujudnya revitalisasi kawasan dan bangunan pada lingkungan yang sehat,
aman, serasi, teratur, produktif dan berkelanjutan
Sasaran:

c.

-

Terwujudnya perbaikan lingkungan permukiman kumuh

-

Terlaksananya revitalisasi kawasan permukiman tradisional bersejarah

-

Terlaksananya pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH)

-

Pemberdayaan komunitas perkotaan.

Grand strategy 3. Menyelenggarakan Penataan dan Revitalisasi Kawasan dan
Bangunan Agar Dapat Memberikan Nilai Tambah Fisik, Sosial dan ekonomi.
Tujuan:
Terwujudnya revitalisasi kawasan dan bangunan agar dapat memberikan nilai
tambah bagi kualitas fisik, sosial dan ekonomi masyarakat yang menjadi
penunjang bagi ter