Peranan kisah hidup Dewabrata pada buku ``Antara Kabut dan Tanah Basah`` bagi pendampingan siswa kelas XII SMA Pangudi Luhur Sedayu Yogyakarta dalam menentukan jalan hidup - USD Repository

  

PERANAN KISAH HIDUP DEWABRATA

PADA BUKU “ANTARA KABUT DAN TANAH BASAH”

BAGI PENDAMPINGAN SISWA KELAS XII

SMA PANGUDI LUHUR SEDAYU YOGYAKARTA

DALAM MENENTUKAN PILIHAN JALAN HIDUP

S K R I P S I

  

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik

  

Oleh :

Maria Magdalena Dyah Lilis Yuniarwati

NIM: 061124035

PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN

  

KEKHUSUSAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2012

  PERSEMBAHAN

  Kupersembahkan Skripsi ini teristimewa… Bagi mereka yang memandang kehidupan ini sebagai suatu anugrah yang Maha Indah…

  MOTTO

  “Di samping setiap orang beriman, berdiri seorang malaikat

  sebagai pelindung dan gembala yang akan menuntunnya kepada kehidupan

  (Santo Basilius Agung)

  

ABSTRAK

  Skripsi ini berjudul PERANAN KISAH HIDUP DEWABRATA PADA

  

BUKU “ANTARA KABUT DAN TANAH BASAH” BAGI PENDAMPINGAN

SISWA KELAS XII SMA PANGUDI LUHUR SEDAYU YOGYAKARTA

DALAM MENENTUKAN PILIHAN JALAN HIDUP

  . Skripsi ini berawal dari ketertarikan penulis yang pertama terhadap kehidupan kaum muda khususnya mereka yang duduk di kelas XII SMA, dengan melihat situasi yang ada bahwa dalam menjalani kehidupan ini mereka kurang memaknai akan arti dari menjalani kehidupan sehingga menjadikan pribadi mereka kurang utuh. Ketertarikan penulis yang kedua yakni pada sebuah buku yang berjudul “Antara Kabut dan Tanah

  

Basah”. Di mana buku ini menceritakan perjalanan kisah hidup Dewabrata dalam

  menjalani kehidupannya pada saat muda dan bagi penulis kisah ini sungguh merupakan sebuah refleksi kehidupan. Penulis adalah calon katekis muda yang bergelut dalam kehidupan iman, maka penulis terdorong untuk memanfaatkan kisah hidup Dewabrata bagi perjalanan kehidupan kaum muda dalam menentukan pilihan jalan hidup.

  Melalui penulisan skripsi ini, penulis berusaha untuk menanggapi permasalahan kaum muda yang ada khususnya kelas XII SMA dalam menjalani kehidupan ini dengan menentukan pilihan jalan hidup yang akan diambil. Oleh karena itu untuk mengkaji dan menanggapi hal ini penulis mulai mengumpulkan beberapa sumber-sumber yang ada seperti mengenai kehidupan kaum muda dan buku pokok tentang Dewabrata yang berjudul “Antara Kabut dan Tanah Basah”. Dari sumber yang didapat, penulis mendapatkan data bahwa lebih dari 50% responden kaum muda mengaku tidak tahu dan tidak memiliki tujuan dalam hidup mereka. Selain itu penulis juga mengumpulkan data melalui penjajagan yang dilakukan kepada siswa siswi SMA kelasXII berupa beberapa pertanyaan hingga pada akhirnya penulis mendapatkan beberapa informasi yang dibutuhkan dalam penyelesaian skripsi.

  Hasil akhir menunjukan bahwa siswa siswi SMA kelas XII membutuhkan adanya suatu pendampingan yang tepat, pendampingan yang dimaksud yakni menggunakan model Retret Ignatian. Dalam kegiatan Retret ini diharapkan bahwa kaum muda khususnya siswa siswi SMA kelas XII dapat memilih jalan hidup sesuai dengan cita-cita dan kerinduan hati yang ada pada setiap pribadi kaum muda.

  

ABSTRACT

  This thesis is entitled THE ROLE OF DEWABRATA LIFE STORY in

  

the book "ANTARA KABUT DAN TANAH BASAH" for MENTORING

HIGH SCHOOL STUDENTS OF CLASS XII SMA PANGUDI LUHUR

SEDAYU YOGYAKARTA IN DETERMINING THE PREFERRED WAY

OF LIFE

  . This thesis originates firstly from the author's interest against the lives

  th

  of young clan especially those who sit in 12 grade high school, by looking at the real situation that they are less able to define the value of life so that makes less intact personality. Secondly, the author interested in a book “ Antara Kabut dan

  

tanah Basah”. This book tells the life story of DEWABRATA when was still

  young and the writer thinks that this story can become a reflection of life. The author is a young Catechist candidate struggles in the life of faith encouraged to utilize the life story of DEWABRATA to ride the youth in determining the preferred way of life.

  Through this thesis, the writer wants to answer the existing problems of the youth especially teenagers of class XII SMA experiencing their life and detremining the preferred way of life. Therefore the writer begins to try to get some sources and data about young clan life and a reference in the from of a book:

  

“Antara Kabut dan Tanah Basah”, the content in which is about Dewabrata life

  story to study and to answer these cases. In these sources, the writer gets data that more than 50% young clan respondents confess that they don’t know and have any goal of their life. On the other hand, the writer also try to get the other data through the research upon the students of class XII SMA by giving some questioners so the writer can finally get some information that is needed to finish this thesis.

  On seeing all of that, the writer can conclude that High School Students Clas XII need serious-precise mentoring which is meant in the from of Ignatian Retreat on the chance that the young clans especially High School Students Class

  XII are able to determining their preferred way of life through their deep heart sense.

KATA PENGANTAR

  Sungguh agunglah nama Tuhan diseluruh jagat raya ini, karena telah menuntun seluruh perjalanan kehidupan manusia di bumi ini, sehingga penulis akhirnya dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PERANAN KISAH

  

HIDUP DEWABRATA PADA BUKU ‘ANTARA KABUT DAN TANAH

BASAH’ BAGI PENDAMPINGAN SISWA KELAS XII SMA PANGUDI

LUHUR SEDAYU YOGYAKARTA DALAM MENENTUKAN PILIHAN

JALAN HIDUP”.

  Skripsi ini lahir dari suatu keprihatinan tentang bagaimana kaum muda menjalani kehidupan di dunia yang semakin canggih dan maju ini. Kadang kala manusia kehilangan arah dalam mencapai tujuan yang ingin ditempuhnya, dengan banyaknya godaan-godaan yang ada berdampak pada kehidupan kaum muda dalam menjalani pilihan hidup saat ini.

  Banyak orang telah memberikan dukungan dengan berbagai peran sehingga menjadi bagian dari skripsi ini. Oleh karena itu dengan penuh rasa terima kasih perkenankanlah penulis menghadirkan kembali nama-nama yang sangat berharga berikut ini:

  1. Rm. Drs. H. J. Suhardiyanto, SJ. selaku Kaprodi IPPAK Universitas Sanata Dharma yang senantiasa memberikan dukungan dalam seluruh proses menyelesaikan skripsi ini.

  2. Rm. Dr. C. B. Putranto, SJ selaku dosen pembimbing utama. Terima kasih kesempatan bimbingan, dan sungguh membantu penulis mengkongkretkan pikiran-pikiran.

  3. Bapak Drs. Y.a.C.H. Mardiraharjo selaku dosen pembimbing kedua sekaligus Dosen Pembimbing Akademik yang telah memberikan banyak perhatian dan mendukung seluruh perjalanan penulis di Prodi IPPAK.

  4. Ibu Dra. Yulia Supriyati, M. Pd selaku dosen pembimbing ketiga yang telah berkenan mendampingi penulis dalam penelitian. Terima kasih atas segenap bimbingan, ilmu dan masukan-masukan yang membangun hingga skripsi ini selesai.

  5. Br. Agustinus Mujiya, S.Pd.,FIC selaku Kepala Sekolah SMA Pangudi Luhur Sedayu. Terima kasih atas kesempatan dan waktu yang telah diberikan kepada penulis selama penelitian berlangsung.

  6. Sr. Cornel, HK selaku pengampu mata pelajaran Agama di SMA Pangudi Luhur Sedayu. Terima kasih atas bantuan yang tak terhingga selama proses penelitian berlangsung.

  7. Segenap Bapak, Ibu, para Romo dosen dan seluruh staf karyawan prodi

  IPPAK Universitas Sanata Dharma yang telah mendidik dan membimbing penulis selama penulis melaksanakan studi di IPPAK-FKIP-USD Yogyakarta.

  8. Keluargaku tercinta: Papa, Mama dan Dio adikku. Terima kasih atas cinta, doa dan dukungan yang tiada hentinya bagi penulis.

  9. Angkatan 2006 semuanya, untuk kalian semua penulis sampaikan rasa persahabatan terdalam.

  

DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL ................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................... ii HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... iii HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................. iv MOTTO ........................................................................................................ v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ...................................................... vi LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA

  ILMIAH UNTUK KEPETINGAN AKADEMIS ........................................ vii ABSTRAK ................................................................................................... viii ABSTRACT.................................................................................................. ix KATA PENGANTAR ................................................................................. x DAFTAR ISI ................................................................................................ xiii DAFTAR SINGKATAN ............................................................................. xvii

  BAB I. PENDAHULUAN ..........................................................................

  1 A. Latar Belakang .................................................................................

  1 B. Rumusan Masalah ............................................................................

  5 C. Tujuan Penulisan ..............................................................................

  5 D. Manfaat Penulisan ............................................................................

  6 E. Metode Penulisan..............................................................................

  7 F. Sistematika Penulisan .......................................................................

  7 BAB II. PENDAMPINGAN KAUM MUDA SECARA KHUSUS

  SISWA SISWI KELAS XII SMA DALAM MENENTUKAN PILIHAN JALAN HIDUP .........................................................................

  9 A. Kaum Muda dan Permasalahannya ..................................................

  9 1. Pengertian Kaum Muda ................................................................

  11

  3. Situasi Kaum Muda saat ini ..........................................................

  15

  a. Kaum muda mampu mendengarkan suara Tuhan dengan baik

  16 b. Kaum muda yang memiliki prinsip yang kuat .......................

  17 c. Kaum muda yang selalu haus belajar .....................................

  17 4. Permasalahan yang dihadapi Kaum Muda ..................................

  18 a. Keretakan Bangsa dan Formalisme Agama ...........................

  20 b. Korupsi ...................................................................................

  20 c. Kemiskinan.............................................................................

  21 d. Pengangguran .........................................................................

  21 e. Premanisme ............................................................................

  22 f. Ketidaksetaraan Gender dan KDRT .......................................

  22 g. Narkoba ..................................................................................

  23 5. Rintangan yang Menghambat Peguasaan Tugas Kaum Muda .....

  23 a. Dasar yang Kurang Memadai .................................................

  24 b. Hambatan Fisk........................................................................

  24 c. Latihan yang Tidak Runtut .....................................................

  24 d. Perlindungan yang Tidak Berlebihan .....................................

  25 e. Pengaruh Kelompok Teman Sebaya yang Berkepanjangan...

  25 f. Aspirasi yang Tidak Realistik ................................................

  25 B. Situasi Siswa SMA Kelas XII SMA Pangudi Luhur Sedayu Yogyakarta ........................................................................................

  27 1. Situasi Umum SMA Pangudi Luhur Sedayu .............................

  27 2. Pertanyaan Penjajagan ...............................................................

  29 3. Hasil Penjajagan..........................................................................

  30 4. Rangkuman Hasil Penjajagan .....................................................

  36 C. Refleksi Pastoral Katekese................................................................

  37 1. Minat Kaum Muda mengikuti Katekese .....................................

  37

  2. Peran Pendampingan Pastoral Katekese bagi Kaum Muda untuk Menentukan Pilihan Jalan Hidup yang baik ...............................

  40

  44 A. Perjalanan Kehidupan Dewabrata.....................................................

  BAB III. DEWABRATA DAN PILIHAN-PILIHANNYA .....................

  45 B. Tingkat Kesadaran Jiwa Dewabrata..................................................

  50 1. Tingkat pertama: Pemurnian Budi - Kerinduan Terdalam..........

  51 2. Tingkat kedua: Pemurnian Rasa .................................................

  52 3. Tingkat ketiga : Pemurnian Hati .................................................

  52 4. Tingkat keempat: Keheningan Jiwa ............................................

  54 5. Tingkat kelima: Kebebasan Batin ...............................................

  55 6. Tingkat keenam: Pengorbanan Diri – Kedamaian Sejati ............

  56 7. Tingkat ketujuh: Pencerahan.......................................................

  56 C. Pilihan Jalan Hidup Dewabrata.........................................................

  57 1. Pilihan yang paling mendasar .....................................................

  57 2. Pilihan yang bersifat mendukung................................................

  58 BAB

  

IV. USULAN PROGRAM RETRET PENDAMPINGAN

PEMILIHAN JALAN HIDUP KAUM MUDA DENGAN MEMANFAATKAN KISAH HIDUP DEWABRATA ..........

  64 A. Latar Belakang Program Retret.........................................................

  64 1. Batasan Pengertian Kaum Muda.................................................

  64 2. Batasan Pengertian “Pemilihan Jalan Hidup” .............................

  65 3. Konteks Hidup Kaum Muda .......................................................

  66 4. Hasil Penjajagan..........................................................................

  67 5. Retret...........................................................................................

  67 6. Kisah hidup Dewabrata ...............................................................

  70 B. Garis Besar program .........................................................................

  71 1. Dinamika Program Retret ...........................................................

  71 a. Kebaikan Tuhan ....................................................................

  71 b. Godaan dan Dosa ..................................................................

  72 c. Pertobatan .............................................................................

  72 d. Siap diutus.............................................................................

  73

  2. Bagan Program Retret .................................................................

  75 C. Persiapan Tertulis Untuk Masing-Masing Mata Acara.....................

  84 BAB V. PENUTUP ..................................................................................... 120

  A. Kesimpulan ...................................................................................... 123

  B. Saran ................................................................................................ 126 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 128 LAMPIRAN

  Lampiran 1: Surat Ijin Untuk Penelitian ............................................... (1) Lampiran 2: Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian dari SMA Pangudi Luhur sedayu ................................... (2) Lampiran 3: Gambar Dewabrata ........................................................... (3) Lampiran 4: Soal Quesioner ................................................................... (4) Lampiran 5: Sinopsis Cerita Dewabrata ................................................. (7) Lampiran 6: Game “Secret Angel” ......................................................... (10)

DAFTAR SINGKATAN

  A. Singkatan Kitab Suci

  KS : Kitab Suci Seluruh singkatan Kitab Suci dalam skripsi ini mengikuti singkatan yang terdapat dalam daftar singkatan Alkitab Deuterokanonika (2007) terbitan Lembaga Alkitab Indonesia.

  B. Singkatan dalam Dunia Pendidikan

  PT : Perguruan Tinggi SMA : Sekolah Menengah Atas SPG : Sekolah Pendidikan Guru YPL : Yayasan Pangudi Luhur YSP : Yayasan Santo Paulus UAS : Ujian Akhir Sekolah

  C. Singkatan Lain

  Bdk. : Bandingkan KAJ : Keuskupan Agung Jakarta KDRT : Kekerasan dalam Rumah Tangga KWI : Konferensi Waligereja Indonesia

  OMK : Orang Muda Katolik PE : Perayaan Ekaristi SAGKI : Sidang Agung Gereja Katolik Indonesia St : Santa YCAB : Yayasan Cinta Anak Bangsa

BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini, penulis akan menyampaikan beberapa pokok gagasan yang

  menjadi dasar dalam penulisan skripsi ini, di antaranya: Latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode penulisan dan sistematika penulisan.

A. Latar Belakang

  Dewasa ini banyak hal yang kemudian dapat mempengaruhi cara pikir kaum muda. Seperti yang dapat dilihat, budaya barat lebih mendominasi kehidupan kaum muda dari pada kebudayaan kita sendiri budaya timur. Dunia malam, alkohol, narkoba, free sex merupakan teman sehari-hari. Globalisasi pun secara tidak langsung menjadikan kaum muda mengalami adanya suatu kedangkalan hidup. Kaum muda saat ini pun seringkali disebut sebagai “Generasi Net”, hal ini dapat dilihat dengan banyaknya penggunaan media-media digital dalam kehidupan kaum muda. Dengan banyaknya tawaran duniawi ini, maka kaum muda pun dapat lebih mudah mengekspresikan diri mereka dengan lebih bebas. Tetapi hal ini kiranya dapat menjadi suatu hal yang dipergunakan serta dipilih dengan sebaik-baiknya karena menyangkut dengan hari esok dan bukan hari ini saja. Menjadi seorang muda yang berani mempertanggungjawabkan apa yang telah dipilih dalam kehidupannya.

  Pada umumnya kaum muda sudah berada di ambang kedewasaan, dengan yang dikatakan jati diri. Dengan mencari sesuatu yang menjadi identitas bagi diri mereka, mereka ingin menunjukkan diri secara khusus pada masyarakat luas dan mereka pun (kaum muda) juga ingin diakui keberadaannya. Banyak hal sebenarnya yang dapat dilakukan oleh kaum muda untuk mencari jati diri mereka masing-masing, tapi kenyataannya kebanyakan kaum muda lebih memilih pilihan yang salah seperti contohnya membentuk sebuah “geng” yang berdampak tidak baik bukan hanya bagi dirinya tetapi juga bagi masyarakat luas. Tentu saja hal ini merupakan pengamatan yang dilakukan penulis secara sekilas dan sepintas.

  Dengan melihat berbagai gejala yang nampak, maka penulis merasa tertarik untuk semakin mengenal kaum muda saat ini. Secara psikologis dalam tahap proses pertumbuhan manusia, kaum muda sedang dalam tahap masa transisi. Yang maksudnya sebagai suatu peralihan pertumbuhan dari masa remaja menuju masa dewasa. Dalam masa peralihan inilah kaum muda mulai mencari jati diri mereka masing-masing. Lingkungan keluarga merupakan salah satu medan pengolahan diri dalam pembentukan jati diri mereka, meskipun lingkungan masyarakat luas dapat membantu sebagai suatu hal yang penting dalam bersosialisasi untuk dapat lebih menemukan yang mereka cari.

  Kaum muda merupakan bagian dari struktur masyarakat di sekitar kita. Sedang dalam struktur Gereja, kaum muda dapat dikatakan sebagai tonggak ataupun penerus Gereja. Kenyataannya kaum muda dewasa ini, sudah sangat jauh untuk mengikuti berbagai kegiatan hidup menggereja yang telah diselenggarakan. Tawaran duniawi seperti gemerlapnya dunia malam, kenikmatan semata hingga setiap diri kaum muda, yang mengakibatkan tidak sedikit kaum muda yang memilih untuk tidak mengikuti berbagai kegiatan hidup menggereja. “Roh memang penurut, tetapi daging lemah” (Mat 26:41). Melihat realita yang terjadi, ada baiknya dilakukan sebuah pendampingan secara khusus dan bertahap terhadap kebutuhan kaum muda. Dengan mendampingi kaum muda, diharapkan ada sebuah pemantauan secara khusus untuk dapat membantu kaum muda menemukan apa yang dicarinya serta akan tujuan dan arah akan kehidupan yang dijalaninya saat ini. Pembinaan yang dilakukan bagi kaum muda memang sudah banyak, walau masih mencakup diantaranya lembaga-lembaga pendidikan di masing-masing sekolah saja (Bertha, 1989 : 292). Hal tersebut kemudian diperkuat dengan Kan.

  796 § 1. Di antara sarana-sarana penyelenggaraan pendidikan, hendaknya umat beriman kristiani menjunjung tinggi sekolah-sekolah yang sangat membantu para orang tua dalam memenuhi tugas mendidik. Pendampingan yang diselenggarakan untuk dapat menentukan pilihan jalan hidup hendaknya dapat melihat hal-hal apa saja yang dibutuhkan pada saat pendampingan berlangsung, yang diantaranya mengolah bentuk kegiatan, isi dan bahan serta dinamika proses yang akan berlangsung.

  Melalui salah satu tokoh pewayangan yang ada yaitu Dewabrata, penulis ingin memberikan suatu pilihan tersendiri melalui pilihan jalan hidup yang dijalani oleh Dewabrata. Hal ini karena pada dasarnya penulis merasa tertarik ketika membaca kisah dari Dewabrata sendiri, yang kemudian penulis ingin pula menyuguhkan kisah ini kepada kaum muda dengan harapan kaum muda pun banyaknya narasi yang disuguhkan kepada pengarang tentang riwayat hidup sang resi, maka perlu diketahui bahwa penulis mengambil inspirasi dari buku yang berjudul “Antara Kabut dan Tanah Basah” karangan B. B. Triatmoko, SJ. Hal ini digunakan agar kesimpangsiuran cerita tentang sang tokoh dapat dihindari.

  Dalam kisah Dewabrata yang disampaikan, Dewabrata pun dalam kehidupannya menyuguhkan suatu gambaran yang nyata dalam menentukan pemilihan jalan hidup. Sehingga Dewabrata dapat menjadi inspirasi bagi kaum muda dalam menentukan pemilihan jalan hidup. Selain itu, kisah Dewabrata pun di rasa cocok bagi kaum muda sendiri karena lingkungan yang asli orang Jawa dapat membantu penerimaan kisah Dewabrata sendiri. Meskipun cerita Dewabrata kali ini telah mengalami suatu proses modernisasi dalam penyajiannya, tetapi unsur-unsur pewayangan tetap melekat dalam kisah ini.

  Dalam penulisan skripsi kali ini, kaum muda yang dimaksud yakni berfokus bagi mereka yang tengah duduk di kelas XII SMA. Dengan berjalannya waktu kemudian penulis memilih siswa siswi kelas XII SMA Pangudi Luhur Sedayu. Hal ini dikarenakan beberapa alasan yang diantaranya, SMA Pangudi Luhur ini secara keseluruhan memiliki siswa laki-laki dan perempuan yang akhirnya tidak berimbas pada ‘gender’, kemudian wilayah tempat tinggal para murid (asrama) berada pada posisi yang jauh dari keramaian sehingga terciptalah susana yang tenang dalam kehidupan sehari-hari.

  Melihat pilihan hidup yang semakin berat, pilihan duniawi yang menggiurkan bagi siapa pun dapat menjadikan kualitas hidup menjadi lemah. Melihat situasi seperti itu, timbullah niat penulis untuk memberikan suatu pendampingan bagi kaum muda dalam menentukan pilihan jalan hidup yang ada.

  Atas dasar semua itu, penulis merasa tertantang untuk dapat sedikit menyumbangkan pemikiran dan gagasan dalam bentuk sebuah skripsi yang berjudul “Peranan kisah hidup Dewabrata pada buku “Antara Kabut dan Tanah

  

Basah” bagi pendampingan dalam menentukan pilihan jalan hidup siswa kelas

XII SMA Pangudi Luhur Sedayu Yogyakarta”.

  B. Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, penulis merumuskan pokok permasalahan sebagai berikut:

  1. Siapa kaum muda itu khususnya siswa siswi kelas XII SMA Pangudi Luhur Sedayu Yogyakarta? Dan permasalahan apa sajakah yang mereka hadapi?

  2. Bagaimanakah dinamika menentukan pilihan jalan hidup yang dilakukan oleh Dewabrata menurut buku “Antara Kabut dan Tanah Basah”?

  3. Bagaimanakah mempergunakan kisah hidup Dewabrata menurut buku

  “Antara Kabut dan Tanah Basah” dalam pendampingan pemilihan jalan

  hidup bagi siswa SMA kelas XII SMA Pangudi Luhur Sedayu Yogyakarta?

  C. Tujuan Penulisan

  Berdasarkan identifikasi dan rumusan permasalahan, penulisan skripsi ini bertujuan untuk:

  1. Untuk mengetahui siapa itu kaum muda secara khusus siswa sisiwi kelas XII SMA Pangudi Luhur Sedayu Yogyakarta dan permasalahan yang sedang mereka hadapi

  2. Mengetahui tentang dinamika dalam menentukan pilihan jalan hidup yang dilakukan oleh Dewabrata menurut buku “Antara Kabut dan Tanah Basah”

  3. Untuk mengetahui pola pendampingan pemilihan jalan hidup bagi siswa SMA kelas XII SMA Pangudi Luhur Sedayu Yogyakarta dengan menggunakan kisah hidup Dewabrata menurut buku “Antara Kabut dan Tanah Basah”

D. Manfaat Penulisan

  Manfaat yang dapat diperoleh dari penulisan skripsi ini antara lain: Dengan adanya penulisan skripsi tentang peranan kisah hidup Dewabrata pada buku “Antara Kabut dan Tanah Basah” bagi pendampingan dalam menentukan pilihan jalan hidup siswa kelas XII SMA Pangudi Luhur Sedayu Yogyakarta, diharapkan:

  1. Pendamping kaum muda serta guru-guru di sekolah dapat membawa kaum muda menuju pada pribadi yang lebih baik dalam menjalani kehidupan yang ada, serta mengarahkan mereka terhadap realitas kehidupan saat ini dengan membantu mereka dalam memilih pilihan yang ada,

  2. Siswa dapat lebih memaknai kehidupan yang diberikan oleh Yesus dengan beberapa pilihan yang telah diambil dengan mengolah serta memetik makna dan juga hikmah yang tersembunyi dari setiap pilihan yang diambil dalam perjalanan diambil dengan mendengarkan suara hati, yang tentunya pilihan tersebut bukan hanya bermanfaat bagi dirinya sendiri tetapi juga bagi masyarakat luas, dan

  3. Penulis semakin menyadari dan menghargai akan pentingnya mencapai tujuan dalam hidup, dan untuk mencapai tujuan hidup tersebut dibutuhkan adanya keberanian untuk memilih pilihan jalan hidup yang ada serta membuka pola pikir yang baik dalam menjalani kehidupan ini.

  E. Metode Penulisan

  Penulisan menggunakan metode deskriptif analitis. Melalui metode ini penulis akan menggambarkan permasalahan yang ada dan data diperoleh dari pengamatan, penjajagan dan studi pustaka. Data – data yang dihasilkan akan dianalisis guna mengetahui peranan kisah hidup Dewabrata pada buku “Antara

  

Kabut dan Tanah Basah” bagi pendampingan dalam menentukan pilihan jalan

hidup siswa kelas XII SMA Pangudi Luhur Sedayu Yogyakarta.

  F. Sistematika Penulisan

  Untuk memberikan gambaran menyeluruh tentang skripsi ini, penulis memberikan informasi teknis tentang sistematika penulisan. Adapun sistematika penulisan sebagai berikut:

  Bab I. Pendahuluan

  Bab ini berisikan tentang : latar belakang penulisan skripsi, rumusan permasalahan, tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode penulisan dan sistematika penulisan.

  Bab II. Kaum Muda Berisikan mengenai beberapa pokok: kaum muda dan permasalahannya, pendampingan dalam menentukan pilihan Jalan Hidup bagi siswa SMA kelas XII dan refleksi pastoral katekese.

  Bab III. Dewabrata dan pilihan-pilihannya Berisikan mengenai : perjalanan kehidupan Dewabrata, tingkat kesadaran jiwa Dewabrata dan pilihan jalan hidup Dewabrata. Bab IV . Usulan Program Pada bab ini berisikan tentang usulan program yang dapat digunakan demi membantu kaum muda untuk memilih jalan hidup. Bab V. Penutup Dalam bab terakhir ini penulis menyampaikan kesimpulan dari keseluruhan hasil penulisan dan juga beberapa saran.

  

BAB II

PENDAMPINGAN KAUM MUDA

SECARA KHUSUS SISWA SISWI KELAS XII SMA

DALAM MENENTUKAN PILIHAN JALAN HIDUP

Pada bab II ini, penulis menyajikan tentang kehidupan kaum muda pada

  umumnya serta secara khusus kaum muda yang dimaksud dalam penulisan skripsi ini dan penjajakan yang dilakukan guna mengetahui beberapa informasi yang dibutuhkan dari kehidupan kaum muda kemudian dilanjutkan dengan adanya refleksi pastoral katekese.

A. Kaum Muda dan Permasalahannya

  Dewasa ini gambaran kaum muda identik dengan kehidupan “dunia maya”-nya. Facebook, twitter, game online, blogger dan chatting merupakan suatu ciri yang melekat dengan diri kaum muda. Hal ini menunjukkan bahwa kaum muda mampu beradaptasi dengan perkembangan jaman teknologi saat ini, atau yang orang sering sebut dengan dunia cyber. Kalau dilihat dengan sudut pandang yang lain, kaum muda seolah-olah lupa dengan kehidupan nyata yang sedang ia jalani. Perangkat elektronik memang mampu mendekatkan yang jauh dan juga menjauhkan yang dekat. Belum lagi tergerusnya budaya timur yang mulai bergeser mengikuti budaya barat. Kaum muda memang merupakan sasaran yang jitu bila kita menawarkan suatu yang berkesan baru dalam dunia mereka.

  Di lain sisi kita pun dapat melihat kesatuan dan persaudaraan yang lebih pada kaum muda, hal ini sangat tampak pada saat negeri kita Indonesia tertimpa bencana alam yang sangat hebat. Bencana banjir di Wasior, gempa dan tsunami di Mentawai, dan juga meletusnya gunung Merapi di Yogyakarta. Secara nyata kaum muda tak sungkan dan malu untuk turun ke jalan dengan membawa kardus yang bertuliskan bantuan bencana alam untuk Wasior, Mentawai dan Merapi. Kepekaan serta kepedulian kaum muda bagi sesama sangatlah tinggi, sehingga tentu saja patut mendapatkan apresiasi yang tinggi dari masyarakat. Sebagian kaum muda pun tak lepas pula dari cengkraman dunia maya, sebagai tindakan nyata mereka selalu siap sedia di depan layar mati untuk dapat selalu mengakses segala macam kebutuhan para korban untuk dapat segera mengirimkan bantuan yang sedang dibutuhkan.

  Kaum muda yang seperti inilah, yang mampu untuk memilah akan kegunaan yang memang kiranya sangat baik bukan hanya bagi diri sendiri tetapi terlebih untuk sesama yang membutuhkan. Melihat gambaran nyata yang telah dipaparkan maka dapat dikatakan bahwa kaum muda merupakan aset bangsa, agen perubahan sosial (agent social of change), dan pemegang kebijakan masa depan. Dalam hal ini kaum muda sungguh diharapkan untuk dapat menjadi penerus yang mampu untuk merubah kehidupan jaman menuju pada yang lebih baik, bukan hanya sebagai penerus tetapi lebih-lebih kaum muda diharapkan mampu untuk dapat menjadi seorang pemimpin.

  Kaum muda Katolik atau yang sering kita sebut sebagai orang muda Dengan kata lain, kaum muda harus berani untuk ambil bagian dalam perannya masing-masing untuk meningkatkan kualitas hidup serta kualitas iman yang ada di setiap pribadi kaum muda dalam bentuk tugas pelayanan Gereja. Kenyataan yang ada saat ini malah sebaliknya, kaum muda datang ke Gereja dalam Perayaan Ekaristi hanya untuk sekedar “nongkrong”, atau hanya seperti sebuah rutinitas saja. Walaupun tidak semua kaum muda seperti gambaran tersebut. Tentu ada saja kaum muda yang memang benar-benar melaksanakan tugasnya dengan baik dalam kegiatan hidup menggereja. Sehingga dapat dikatakan sebenarnya kaum muda atau orang muda katolik kurang memiliki kesadaran secara utuh dalam menjalani kehidupan beriman mereka, yang akhirnya membuat diri mereka menjadi pribadi yang bersifat hedonisme. Gaya hidup yang senang keluar dari aturan tidak boleh ini-itu dan akhirnya membuat gaya hidup baru.

  Melihat situasi yang ada dan dengan menyadari akan pentingnya kaum muda bagi kehidupan Gereja, maka ada baiknya kita perlu membina serta mengarahkan kaum muda dalam menjalani dan menentukan pilihan-pilihan kehidupan sehari-hari. Untuk itu perlulah kiranya diadakan pendampingan dengan tujuan untuk menolong dan mengembangkan nilai-nilai dan sikap kristiani serta cinta akan tanah air bagi kaum muda kita.

1. Pengertian Kaum Muda

  Mangunhardjana berpendapat bahwa kaum muda dapat digolongkan sebagai kelompok diantara masa kanak-kanak dan dewasa. atas, serta dalam umur studi di perguruan tinggi semester I-IV”. (Mangunhardjana, 1986:12).

  Dalam buku Pedoman Pastoral Kaum Muda, dituliskan bahwa yang disebut kaum muda yakni mereka yang berusia 13-30 tahun dan belum menikah.

  Sebagai pribadi dalam usia muda, mereka mempunyai potensi untuk berkembang dan berperan serta dalam kehidupan Gereja dan masyarakat. Dengan kata lain kaum muda merupakan tonggak harapan masa depan bagi Gereja dan juga masyarakat, sehingga kaum muda mempunyai peran yang sangat besar.

  Tak jauh beda, Ketua Komisi Kepemudaan KWI, Mgr. M. D. Situmorang, OFMCap, (pada saat itu,1986) pun juga berpendapat sama dalam hal ini, beliau mengatakan bahwa kaum muda adalah orang-orang yang sedang tumbuh dan berkembang. Kaum muda adalah generasi penerus dan sekaligus pembaharu.

  Penginjil Lukas pun menulis “Dan Yesus makin bertambah besar dan bertambah hikmat-Nya dan besar-Nya, dan makin dikasihi oleh Allah dan manusia” (Luk 2:52). Adapun maksud dari ayat ini yakni ingin mengatakan bahwa masa muda berarti “pertumbuhan”. Pertumbuhan secara fisik (bentuk badan) itu terjadi antara hubungan alamiah seseorang dengan waktu, tetapi proses ini harus disertai dengan adanya “pertumbuhan” kebijaksanaan dan rahmat. (Surat Apostolik Paus Yohanes Paulus II kepada Kaum Muda se-Dunia dalam rangka Tahun Pemuda Internasional, 1985:63).

  Dengan melihat dari sudut pandang orang tua, sebenarnya orang tua pun juga telah memberikan bimbingan yang tiada henti dalam membesarkan anaknya.

  Hanya saja terkadang orang tua sering kali membesar-besarkan permasalahan inilah yang kadang membuat anak atau kaum muda merasa tidak ada kecocokan dengan para orang tua. Kaum muda tidak menginginkan orangtua mereka bersikap terlalu otoriter, tetapi mereka pun tidak suka kalau orangtuanya bersikap gampang-gampangan. Dialog adalah kunci segalanya. Suatu dialog diperlukan untuk menyiapkan jalan bagi kelangsungan bersama. Dengan timbulnya perbedaan pendapat yang terjadi, maka dialog diharapkan dapat menjembatani jurang yang ada bagi kedua belah pihak.

  Pada tahap masa muda inilah, kaum muda dapat membentuk jati diri mereka masing-masing. Melalui “pertumbuhan” yang terjadi maka akan banyak kali pengalaman yang juga menghampiri kita, dan melalui pengalaman itulah kita kaum muda dapat memperoleh pengetahuan yang memperkaya diri kita secara langsung.

2. Ciri-ciri Kaum Muda Menurut Bertha, ciri-ciri kaum muda berbeda dengan ciri-ciri remaja.

  “kaum muda atau pemuda relatif sudah tidak mengalami pertumbuhan fisik, sudah optimal pertumbuhannya. Namun secara psikis mereka masih berkembang. Jiwa mereka sudah mulai dipenuhi dengan idealisme- idealisme, yang membutuhkan pelampiasan. Karena ada kesenjangan antara idealisme dan kenyataan yang terjadi di depan mata mereka dan didasari oleh jiwa muda yang masih penuh gejolak, maka muncul kesepakatan di kalangan mereka untuk beraksi.” (Bertha, 1989: 295) Melihat pergaulan kaum muda, sekarang bukan lagi saat untuk “koleksi” tetapi lebih-lebih untuk “seleksi” teman. Gambaran nyata yang timbul dalam pergaulan kaum muda yakni adanya atau terbentuknya suatu “gang”, seperti masuk kedalam suatu gang. Kalau lebih dicermati sebenarnya gang merupakan suatu wadah yang mempunyai beberapa anggota, yang mungkin mempunyai misi dan visi tertentu. Tetapi kenyataan yang hadir bahwa gang ini malah sering kali membawa dampak yang negatif, entah itu tawuran atau pun sekedar hanya bergaya. Mereka yang memilih untuk bergabung dalam gang kebanyakan ingin menunjukan bahwa diri mereka itu ada, serta juga ingin menunjukkan bahwa mereka ingin tampil beda. Arus konsumerisme pun kerap menghampiri kaum muda, kaum muda merupakan sasaran yang tepat untuk iklan. Iklan sebenarnya mempunyai cara dan bahasa sendiri untuk dapat memikat para konsumennya, dan dampak yang ditimbulkan yakni besarnya keinginan khususnya bagi kaum muda untuk dapat juga membeli dan menjadi bagian dari arus konsumerisme. Sehingga pada tahap ini kaum muda sering dicap oleh masyarakat umum dengan masa mencari identitas diri, semua hal baru pasti “dicoba” oleh kaum muda agar mereka tak dibilang kampungan ataupun ketinggalan jaman. Jika ditelaah lebih lanjut sebenarnya menjadi berbeda saja tidak cukup, dan itu tidak mempunyai arti yang besar. Tetapi hal yang ingin ditekankan yakni cara kita untuk dapat menjadi beda yang tidak asal, yang tentunya dapat membawa pengaruh serta dampak yang luar biasa bagi banyak orang.

  Ciri kaum muda yang juga sering kita lihat identik dengan istilah “manusia bunglon”(Yunita, 2006:30), yang artinya tidak memiliki pendirian dan prinsip hidup yang kuat. Berubah bukan karena sadar, tetapi lebih-lebih hanya untuk mengikuti trend. Dengan melihat kenyataan yang ada, memang harus diakui emosi yang naik turun (tidak stabil) membuat kaum muda menyukai hal-hal yang baru, namun tidak senang menekuni sampai dalam (Yunita, 2006:33).

3. Situasi Kaum Muda saat ini

  Setiap orang ingin membentuk dan membina pribadinya. Ingin dirinya berharga dan menyenangkan bagi banyak orang. Tetapi kebanyakan kaum muda tidak tahu bagaimana caranya. (Agusta, 1983:20).

  Dewasa ini kebanyakan kaum muda memilih hidup hanya untuk sekedar kesenangan belaka, tidak ada kesadaran untuk memilih hidup yang penuh dengan kualitas yang bermutu. Meskipun ada, tetapi tidak banyak. Dalam kehidupan rohani pun, kaum muda lebih senang bila mengikuti kegiatan yang hanya sekedar kumpul-kumpul, bercanda ria, “rujakan” dan masih banyak lagi ketimbang harus duduk diam selama satu jam untuk mengikuti pendalaman iman yang ada di lingkungan.

  Lebih parah lagi, apabila kaum muda yang dalam kalangan Gereja disebut dengan OMK atau Mudika, tidak menyentuh sedikit pun kegiatan menggereja yang dilaksanakan. Alkohol, narkoba dan dunia malam mungkin merupakan salah satu teman akrab sehari-hari kaum muda tersebut. Kalau kita mengandaikan bahwa kaum muda akan memilih jalan yang seperti itu, siapa yang akan menjadi generasi penerus Gereja?

  Melihat kondisi seperti itu diperlukan suatu pembinaan kepada pribadi- pribadi yang bersangkutan, dengan melihat apa yang ia punya, benih-benih baik dikembangkan. Dengan tidak menyingkirkannya dari lingkungan masyarakat, kaum muda akan dapat bangkit bersama. Pembinaan yang mampu menciptakan banyak pemimpin, akan sangat membantu diri mereka sendiri, terlebih dalam hal proses pencarian jati diri dan akan tujuan hidup yang sedang mereka cari.

  Kepemimpinan identik dengan perubahan, tentu saja perubahan yang digerakkan oleh kesadaran (Yunita, 2006:63). Kesadaran akan banyak hal, terlebih akan kesadaran bagaimana untuk dapat menjalani hidup dengan pilihan-pilihan duniawi yang ada di depan mata kita.

  Dengan melihat situasi kaum muda yang kurang terkendali, diharapkan adanya suatu pembinaan bagi kaum muda yang dapat mencetak pribadi yang berkualitas. Dalam buku yang berjudul Pemimpin Muda Peka Zaman, (Yunita, Eva., 2006:65-68) menuliskan bahwa kaum muda harus memiliki beberapa point untuk dapat menjadi pribadi yang tangguh. Adapun penjabaran point yang dimaksud sebagai berikut :

a. Kaum muda mampu mendengarkan suara Tuhan dengan baik

  Yang maksudnya memiliki kepekaan mendengarkan suara Allah dalam hidupnya. Hal ini dapat terbentuk karena, kesadaran yang dalam bahwa ia (kaum muda) memerlukan Allah: sadar dan bergantung pada-Nya. (Yunita, 2006:65). Kepekaan untuk dapat mendengarkan suara Allah, bukan hadir begitu saja. Tetapi dengan banyaknya latihan dan pengalaman yang dilakukan, dalam hal ini ketelatenan “berbicara dengan Tuhan”. Dengan begitu kita dapat mampu mendengarkan suara yang ada dalam diri kita serta dapat memilah mana suara yang baik dan mana pula suara yang jahat.

  b. Kaum muda yang memiliki prinsip yang kuat

  Pribadi yang memiliki prinsip yang kuat berarti, pribadi yang memiliki tujuan hidup yang jelas (Yunita, 2006:66). Pribadi ini memegang teguh akan apa yang telah ia jalani, bukan lagi sebagai pribadi yang hanya mengikuti mode yang sedang berkembang tetapi lebih-lebih pada menjadi diri sendiri. Yang tentunya menjadi pribadi yang tangguh dan mampu menghadapi derasnya arus modernisasi untuk dapat menuju pada tujuan hidup yang berkualitas.

  c. Kaum muda yang selalu haus belajar

  Dia (kaum muda) selalu merindukan dan mencari serta terbuka akan hal- hal baru yang ia temui. Dia tidak ketinggalan informasi tentang gaya hidup generasinya, dan juga tidak seperti katak dalam tempurung, yang pikirannya hanya terkotak pada tempurung yang membungkusnya. Namun, pikirannya selalu haus akan pengetahuan dan mencari cara yang inovatif (Yunita, 2006: 68). Seperti itulah gambaran kaum muda yang mampu memimpin ditengah banyaknya pilihan- pilihan yang ada.

  Jika kita telisik lebih dalam lagi, sebenarnya boleh dikatakan bahwa kaum muda saat ini juga telah menjadi korban utama keadaan semacam ini. Namun demikian mereka telah berusaha untuk lebih mudah menyesuaikan diri dengan terus-menerus bergerak, maka merekapun menerima dengan kewajaran yang ekstrim dalam hal kemajuan yang pesat ilmu pengetahuan dan tehnik.

4. Situasi Permasalahan yang dihadapi Kaum Muda

  Dewasa ini kaum muda dihadapkan pada situasi nyata baik di lingkungan sosial, keluarga maupun di sekolah. Dengan posisi emosi yang belum terkendali dan stabil, orang muda sering kali dihadapkan pada banyak permasalahan yang ada sehingga akan memungkinkan timbulnya banyak permasalahan pada diri orang muda. Permasalahan yang muncul pun terkadang mempunyai dampak tersendiri bagi orang muda, yakni tekanan (stress). Yang akhirnya dapat memicu kebingungan pada diri sendiri, karena pada saat seperti itu orang muda pun sedang melakukan pencarian jati diri.

  Tangdilintin, dalam bukunya yang berjudul Pembinaan Generasi Muda, mengemukakan tentang tanggapan kaum muda tentang diri mereka dimata banyak orang sebagai berikut.

  “Tentu saja kami ingin bebas, lepas, dan tidak ingin dijadikan produk

orang tua untuk terus-menerus mengikuti apa yang mereka kehendaki dari

kami…” (tanggapan seorang remaja dalam diskusi panel di Gelanggang Remaja,

Bulungan).

Dokumen yang terkait

Tingkat efektivitas program bimbingan klasikal bidang personal sosial bagi para siswa kelas XI SMA Pangudi Luhur Sedayu tahun ajaran 2006/2007 - USD Repository

0 1 106

Hubungan kebiasaan belajar siswi dan hasil akademik siswa dalam mata pelajaran bahasa inggris para siswa kelas II SMP Pangudi Luhur Sedayu Yogyakarta tahun ajaran 2006/2007 - USD Repository

0 0 71

Tingkat persepsi pacaran yang sehat menurut siswa-siswi kelas XI SMA Pangudi Luhur Sedayu Yogyakarta tahun ajaran 2006/2007 - USD Repository

0 0 108

Hubungan antara media pembelajaran dan kedisiplinan belajar dengan prestasi belajar siswa : studi kasus siswa kelas XI SMA Pangudi Luhur Sedayu Bantul - USD Repository

0 0 136

Perbedaan tingkat kebiasaan belajar siswa dalam mata pelajaran bahasa Indonesia para siswa jurusan IPS dan IPA kelas II SMA Pangudi Luhur Sedayu Yogyakarta tahun 2007/2008 - USD Repository

0 0 75

Penggunaan konsep-konsep matematika pada pelajaran ekonomi pokok bahasan fungsi permintaan dan fungsi penawaran pada siswa kelas XII IPS 2 SMA Pangudi Luhur Sedayu - USD Repository

0 2 193

Peningkatan kemampuan bertanya dan keberanian dalam diskusi siswa kelas XI IPS 1 SMA Pangudi Luhur Sedayu Yogyakarta tahun ajaran 2010 dengan menggunakan pendekatan kooperatif model Jigsaw - USD Repository

0 1 191

Upaya meningkatkan pelaksanaan pendidikan religiositas bagi siswa SMA Pangudi Luhur Sedayu Bantul demi hidup bermasyarakat yang terlibat - USD Repository

0 0 181

Upaya meningkatkan pelaksanaan pendidikan religiositas bagi siswa SMA Pangudi Luhur Sedayu Bantul demi hidup bermasyarakat yang terlibat - USD Repository

0 1 181

Pendidikan agama Katolik dalam upaya mengembangkan sikap solider siswa kelas X SMA Pangudi Luhur Yogyakarta - USD Repository

0 7 139