Pendidikan agama Katolik dalam upaya mengembangkan sikap solider siswa kelas X SMA Pangudi Luhur Yogyakarta - USD Repository

  

PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK

DALAM UPAYA MENGEMBANGKAN SIKAP SOLIDER

SISWA KELAS X SMA PANGUDI LUHUR YOGYAKARTA

S K R I P S I

  Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

  Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik

  

Oleh:

Patricius Daru Nakula

NIM: 061124023

PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN

  

KEKHUSUSAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

HALAMAN PERSEMBAHAN

  Dengan penuh syukur kepada Allah Bapa di Surga, kupersembahkan skripsiku ini untuk keluarga besarku, kedua orangtuaku Bapak Sukiman Laurentius dan Ibu Yoanita Sumiyati; saudara, saudariku Petrus Chanel Danan Jaya, Cyrillus Daru Sadewa, Vincentia

  Retno Kusumaningrum, dan teman dekatku Winda Puspita Sari; Seluruh siswa kelas X SMA Pangudi Luhur Yogyakarta.

  

MOTTO

  “Tugas kita bukanlah untuk berhasil. Tugas kita adalah untuk mencoba, karena di dalam mencoba itulah kita menemukan dan belajar membangun kesempatan untuk berhasil” (Mario Teguh).

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

  Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.

  Yogyakarta, 07 April 2011 Penulis

  Patricius Daru Nakula

  

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

  Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta:

  Nama : Patricius Daru Nakula NIM : 061124023

  Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

  

PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DALAM UPAYA

MENGEMBANGKAN SIKAP SOLIDER SISWA KELAS X SMA

PANGUDI LUHUR YOGYAKARTA.

  Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis

  Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

  Dibuat di Yogyakarta,

  07 April 2011 Yang menyatakan,

  Patricius Daru Nakula

  

ABSTRAK

  Skripsi ini berjudul PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DALAM UPAYA MENGEMBANGKAN SIKAP SOLIDER SISWA KELAS X SMA PANGUDI LUHUR YOGYAKARTA. Judul ini dipilih bedasarkan kenyataan bahwa dewasa ini banyak keprihatinan yang terjadi di sekitar tempat tinggal kita baik itu akibat kemiskinan, bencana alam, pengangguran, dll. Dari keprihatinan- keprihatinan tersebut diperlukan suatu sikap yang dapat menggerakkan seseorang untuk peduli dan peka terhadap apa yang dirasakan orang lain. Salah satu sikap yang dapat dikembangkan ialah dengan mewujudkan sikap solider terhadap sesama yang sedang mengalami keprihatinan. Sikap solider dapat dijumpai dalam proses pembelajaran yang ada di sekolah. Ada beberapa mata pelajaran yang dapat membantu siswa dalam mengembangkan sikap solider. Salah satu mata pelajaran yang dirasa dapat membantu siswa dalam mengembangkan sikap solider ialah Pendidikan Agama Katolik.

  SMA Pangudi Luhur merupakan salah satu sekolah yang melaksanakan mata pelajaran Pendidikan Agama Katolik dalam rangkaian proses pendidikan. Dari situasi tersebut maka penulis berusaha untuk menemukan peranan Pendidikan Agama Katolik di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta dalam mengembangkan sikap solider siswa. Untuk memperoleh gambaran tentang sikap solider siswa kelas X dan sejauhmana peranan Pendidikan Agama Katolik dalam mengembangkan sikap solider siswa kelas X di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta maka penulis mengadakan penelitian. Dalam penelitian ini yang dijadikan sampel adalah 60 siswa yang mewakili 6 kelas X SMA Pangudi Luhur Yogyakarta. Dari hasil penelitian terungkap tentang gambaran sikap solider siswa di kelas X dan sejauhmana peranan Pendidikan Agama Katolik dapat mengembangkan sikap solider siswa kelas X SMA Pangudi Luhur Yogyakarta.

  Dalam skripsi ini penulis juga memberikan sumbangan pemikiran terhadap proses Pendidikan Agama Katolik dalam mengembangkan sikap solider siswa di kelas X SMA Pangudi Luhur. Sumbangan pemikiran tersebut meliputi tujuan, materi-materi, metode-metode Pendidikan Agama Katolik yang dapat digunakan dalam meningkatkan sikap solider siswa. Pada bagian akhir dari sumbangan pemikiran, penulis menyusun empat rencana pelaksanaan pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan sikap solider siswa

  

ABSTRACT

  This paper is titled CATHOLIC RELIGIOUS EDUCATION AS A MEANS OF EXPANDING X GRADE STUDENTS OF PANGUDI LUHUR YOGYAKARTA’S SOLIDARITY. This title was chosen based on the fact that there are many concerns happen around us these days, caused by poverty, nature disaster, unemployment, and other concerns. Set out from the concerns, certain action that can motivate someone to be more care and sensitive about what other people feel is highly needed. One action that can be expanded is bringing the solidarity to concerned people into reality. The solidarity can be seen during the learning process in school. There are some subjects which can help students expanding their solidarity. One of them is Catholic Education subject.

  Pangudi Luhur Senior High School is one of many schools which have Catholic Religious Education subject in their educational process. Set out from that situation, the writer tried to find the contribution of Catholic Religious Education in Pangudi Luhur Senior High School Yogyakarta in expanding students’ solidarity. To get the illustration of X grade students’ solidarity and to know how far the contribution of Catholic Religious Education in expanding X grade students of Pangudi Luhur Senior High School Yogyakarta’s solidarity is, the writer conducted a research. In this research, there are 60 students chosen as the sample, representing six class of X grade in Pangudi Luhur Senior High School Yogyakarta. From the result, the illustration of X grader’s solidarity and the contribution of Catholic Religious Education in expanding X grade students of Pangudi Luhur Senior High School Yogyakarta is revealed.

  In this final paper, the writer also gave contribution in thinking to the process of Catholic Religious Education in expanding X grade students of Pangudi Luhur Senior High School Yogyakarta’s solidarity. Those contribution in thinking included the purpose, materials, Catholic Religious Education methods, which can be used to increase students’ solidarity. On the last part of those contributions in thinking, the writer prepared four lesson plans which can be used to increase students’ solidarity.

KATA PENGANTAR

  Segala puji syukur atas limpahan berkat dan anugerah dari Allah Bapa di surga, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini berjudul PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DALAM UPAYA MENGEMBANGKAN SIKAP SOLIDER SISWA KELAS

  X SMA PANGUDI LUHUR YOGYAKARTA. Skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

  Penulis menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:

  1. Drs. FX. Heryatno Wono Wulung, S.J., M.Ed. selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk memberikan bimbingan kepada penulis dengan sabar. Terima kasih atas segala motivasi, saran, dan kritik selama penyusunan skripsi ini.

  2. Yoseph Kristianto, SFK., M.Pd. selaku dosen wali II yang telah bersedia membimbing dengan penuh kesabaran dan memberikan petunjuk berupa saran-saran dan kritikan demi kemajuan penulis, perhatian, dorongan kepada penulis untuk dapat menyelesaikan skripsi ini.

  3. Sr. Krisanti, CB, S.pd., M.Pd. selaku dosen penguji yang telah bersedia mendampingi penulisan skripsi, serta memberikan pengarahan dengan penuh kesabaran.

  4. Drs. Br. Herman Yoseph, FIC. selaku kepala sekolah SMA Pangudi Luhur Yogyakarta dan Drs. B. Sumarno, SFK, S.Kom, selaku guru Pendidikan Agama Katolik yang telah membantu saya untuk mengadakan penelitian.

  5. Segenap dosen dan seluruh karyawan Prodi IPPAK Falkutas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma yang telah membantu penulis menyelesaikan skripsi ini.

  6. Kedua orangtuaku Bapak Sukiman Laurentius, Ibu Yoanita Sumiyati, dan

  Cyrillus Daru Sadewa, dan Vincentia Retno Kusumaningrum. Terima kasih atas doa, semangat, dukungan, dan dorongan untuk segera menyelesaikan skripsi.

  7. Teman dekatku Winda Puspita Sari, yang telah memberikan semangat kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

  8. Sahabat-sahabat angkatan 2006 di IPPAK; Antonius Yogi, Dismas Fersandika, Catur Setya, Icok Ragil Prasetya, Br. Hariyadi, FIC., Sr.

  Eufrasia, CB., Katharina Chandra Dewi, Lilis Yuniarwati, Oliva Luaq, Maria Veronica, Gerardus Basty Kellen, dan lain-lain yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu dan memberikan dukungan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

  9. Semua pihak yang telah membantu penyusunan skripsi ini namun tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

  Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang terdapat pada skripsi ini. Saran dan kritik selalu penulis harapkan demi perbaikan di masa yang akan datang.

  Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kemajuan dan perkembangan pendidikan dan pembaca pada umumnya.

  Penulis Patricius Daru Nakula

  

DAFTAR ISI

  7 F. Sistematika Penulisan……………………………………………... ..

  4. Model Pendidikan Agama Katolik ................................................ 17

  3. Bahan Pendidikan Agama Katolik ................................................. 15

  2. Tujuan Pendidikan Agama Katolik ….………….. ........................ 13

  1. Pengertian Pendidikan Agama Katolik………………… .............. 11

  A. Pokok- Pokok Pendidikan Agama Katolik………… ......................... 11

  8 BAB II. POKOK-POKOK PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DI SEKOLAH ………………………… ................................................ 10

  7 E. Metode Penulisan ...............................................................................

  HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING………………………… ......... ii HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. iii HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................... iv MOTTO……………………………………………………………………… .. v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................. vi PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ............................................... vii ABSTRAK ......................................................................................................... viii

  6 D. Manfaat Penulisan ..............................................................................

  6 C. Tujuan Penulisan ................................................................................

  1 B. Rumusan Masalah ..............................................................................

  1 A. Latar Belakang Masalah .....................................................................

  .......................................................................................................... ix KATA PENGANTAR ........................................................................................ x DAFTAR ISI ....................................................................................................... xi DAFTAR SINGKATAN .................................................................................... xvi BAB I. PENDAHULUAN ..............................................................................

  ABSTRACT

  B. Peranan Guru Agama Di Sekolah……………………………… ....... 18

  2. Guru Agama Sebagai Pendidik Hidup Beriman………………. ... 20

  3. Guru Agama Sebagai Pembimbing Hidup Rohani…………... ..... 20

  4. Guru Agama Sebagai Saksi Iman……………………………… .. 22

  BAB III. GAMBARAN SIKAP SOLIDER SISWA KELAS X DAN SUMBANGAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DI SMA PANGUDI LUHUR YOGYAKARTA………….…………............ 23 A. Gambaran Umum Situasi Sekolah SMA Pangudi Luhur Yogyakarta. 24

  1. Sejarah Singkat SMA Pangudi Luhur Yogyakarta ........................ 24

  2. Situasi Fisik SMA Pangudi Luhur Yogyakarta………………… . 25

  3. Situasi Akademis SMA Pangudi Luhur Yogyakarta…………… . 26

  a. Visi dan Misi ........................................................................... 26

  b. Kegiatan Ekstrakurikuler dan Kegiatan Rutin ........................ 28 1) Retret dan Rekoleksi ........................................................ 28 2) Study Tour Dalam Provinsi ............................................. 29 3) Study Tour Luar Provinsi ................................................ 29

  c. Struktur Organisasi ................................................................. 30

  B. Keadaan Siswa Kelas X ………………….………..……...……….. 31

  1. Jumlah Siswa…………………………………………………..... 31

  2. Agama…………………………………………………………… 31

  3. Keadaan Sosial- Ekonomi Keluarga Siswa……………………… 31

  4. Gambaran Keadaan Komunikasi Siswa Kelas X………………… 32

  C. Sikap Solider Di Dalam Hidup Siswa................................................ 32

  1. Pengertian Sikap Solider ........................................................ 32

  2. Pentingnya Sikap Solider Dalam Hidup Siswa ...................... 33

  D. Penelitian Tentang Sumbangan Pendidikan Agama Katolik Dalam Upaya Mengembangkasn Sikap Solider Siswa Kelas X SMA Pangudi Luhur Yogyakarta ……………………………………........ 34

  1. Latar Belakang Penelitian……………………………………...... 34

  2. Tujuan Penelitian ........................................................................... 35

  3. Metodologi Penelitian ………………… .................................... .. 35

  a. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................. .. 36

  c. Variabel Penelitian ............................................................... 36

  E. Laporan Hasil Penelitian………………………………… ............. 37

  1. Laporan Umum…………………………………….... ............... 37

  2. Laporan dan Pembahasan Menurut Variabel……………….…. 38

  a. Gambaran Situasi Siswa dan Sikap Solider Siswa Kelas

  X SMA Pangudi Luhur Yogyakarta .................................... 38

  b. Peranan Pendidikan Agama Katolik Dalam Mengembangkan Sikap Solider Siswa ................................ 44

  F. Kesimpulan Hasil Penelitian ........................................................... 51

  BAB IV. UPAYA PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DALAM RANGKA MENGEMBANGKAN SIKAP SOLIDER SISWA KELAS X………………………………………………………...

  53 A. Tujuan Pendidikan Agama Katolik Demi Pengembangan Sikap Solider Siswa ................................................................................... 54

  B. Materi Pendidikan Agama Katolik Yang Mendukung Peningkatan Sikap Solider Siswa Kelas X………… ...................... 55

  1. Aku Memiliki Kelebihan Kekurangan ........................................ 56

  2. Sebagai Citra Allah Aku Dan Sesama Adalah Saudara .............. 57

  3. Hati Nurani ................................................................................. 57

  4. Pembinaan Suara Hati ................................................................. 57

  C. Metode-Metode Pendidikan Agama Katolik Guna Meningkatkan Sikap Solider Siswa ................................................. 58

  1. Metode Observasi Langsung ...................................................... 59

  2. Metode Diskusi ........................................................................... 59

  3. Metode Praktek ........................................................................... 60

  4. Metode Refleksi .......................................................................... 61

  D. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Agama Katolik Dalam Mengembangkan Sikap Solider Siswa SMA Pangudi Luhur Yogyakarta ............................................................................ 62

  1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I ………………………. .. 64

  2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran II ……………………… .. 74

  3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran III ...................................... 81

  BAB V PENUTUP ........................................................................................... 98 A. Kesimpulan ...................................................................................... 98 B. Saran-saran ...................................................................................... 99 DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 100 LAMPIRAN ..................................................................................................... 101 Lampiran 1: Surat ijin penelitian .................................................... (1) Lampiran 2: Surat keterangan pelaksanaan penelitian .................... (2) Lampiran 3: Soal kuesioner penelitian ……………………… ....... (3) Lampiran 4: Contoh jawaban kuisioner siswa Kelas X ................... (8) Lampiran 5: Lampiran yang digunakan dalam RPP……… ............ (18)

DAFTAR SINGKATAN

  A. Singkatan Kitab Suci

  Seluruh singkatan Kitab Suci dalam skripsi ini meliputi Kitab Suci Perjanjian Baru: dengan Pengantar dan Catatan Singkat. (Dipersembahkan kepada Umat Katolik Indonesia oleh Ditijen Bimas Katolik Departemen Agama Republik Indonesia dalam rangka PELITA 1V). Ende: Arnoldus, 1984/1985, hal. 8.

  B. Singkatan dalam Dokumen Gereja

  GE : Gravissimum Educationis, Pernyataan Uskup Paulus di dalam Dokumen Konsili Vatikan II Tentang Pendidikan Kristen yang dikeluarkan di gereja Santo Petrus Roma, 28 Oktober 1965.

  C. Singkatan Lain

  Art : Artikel AC : Air Conditioner Bdk : Berdasarkan Br : Bruder D.I.Y : Daerah Istimewa Yogyakarta FIC : Fractum Immaculatum Conceptuionis GBHN : Garis Besar Haluan Negara

  IPS : Ilmu Pengetahuan Sosial KOMKAT : Komisi Kateketik OSIS : Organisasi Siswa Induk Sekolah PPL : Program Pengalaman Lapangan SD : Sekolah Dasar SGAK : Sekolah Guru Agama Katolik SLB : Sekolah Luar Biasa SMA : Sekolah Menengah Atas SPG : Sekolah Pendidikan Guru TK : Taman Kanak-Kanak TU : Tata Usaha UPT-MPK : Unit Pelaksana Teknis Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian UU RI : Undang-Undang Republik Indonesia

  1 BAB I

  PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

  Dewasa ini banyak keprihatinan yang melanda negara kita. Kita dapat menemui banyak keprihatinan yang disebabkan oleh kemiskinan, bencana alam, dll.

  Banyak orang menjadi korban dari keprihatinan yang terjadi dewasa ini. Banyak anak yang terpaksa harus putus sekolah karena keadaan ekonomi keluarga yang tidak mendukung dalam pembiayaan anak di bangku sekolah. Jurang kekayaan antara golongan menengah atas dengan menengah ke bawah makin hari makin lebar saja.

  Banyak orang yang seakan tidak mau peduli terhadap keprihatinan yang terjadi di tengah situasi kemiskinan sekarang ini. Untuk mengatasi keprihatinan di atas diperlukan suatu sikap peduli terhadap keprihatinan yang dirasakan oleh sesama. Salah satu wujud kepedulian terhadap keprihatinan yang dirasakan oleh sesama kita ialah dengan bersikap solider dan berempati terhadap keprihatinan yang dirasakan oleh orang lain.

  Br. Yustinus Triyana, S.J., dalam materi seminar ”Pendidikan Karakter Dalam Konteks Pengembangan Kekuatan Transformasi Masyarakat” mengatakan bahwa empati merupakan identifikasi dengan pikiran, perasaan, atau pengalaman seseorang.

  Empati terjadi dengan jalan seakan-akan orang mengalami apa yang dialami orang lain. Empati ini muncul karena pengalaman kita memahami segala sesuatu dari sudut pandang orang lain (UPT-MPK, 2010:14)

  2 sikap solider juga bisa ditanamkan lewat lingkup pendidikan iman di sekolah.

  Pendidikan iman merupakan sesuatu yang penting bagi perkembangan hidup manusia. Salah satu cara untuk memperoleh pendidikan iman dalam dunia pendidikan ialah dengan mengikuti pendidikan agama di sekolah. Pendidikan agama merupakan salah satu mata pelajaran yang ada di dalam sekolah. Dari Sekolah Dasar sampai dengan Sekolah Menengah Atas siswa memperoleh pendidikan agama untuk memperkembangkam iman mereka. Selain untuk memperkembangkan iman, pendidikan agama juga diharapkan dapat memperkembangkan pribadi siswa secara utuh.

  Di dalam lingkungan sekolah Katolik, pendidikan agama yang diberikan ialah Pendidikan Agama Katolik. Melalui Pendidikan Agama Katolik di sekolah, siswa diharapkan dapat terbantu untuk menemukan kesesuaian antara iman dengan kehidupan sehari-hari. Pendidikan agama dipahami sebagai salah satu perwujudan iman. Iman yang sejati menggerakkan seseorang untuk berjuang demi transformasi sosial. Menurut Romo Van Lith selain memperkembangkan martabat hidup seseorang, pendidikan harus membantu para peserta didik untuk menjadi pelaku- pelaku perubahan sosial (bdk. Banawiratma, 1991:29-31). Dalam hal ini transformasi sosial merupakan cara atau sarana yang membantu siswa untuk menumbuhkan sikap perduli terhadap apa yang dirasakan oleh orang lain. Groome di dalam buku Heryatno yang berjudul ”Pokok- pokok Pendidikan Agama Katolik Di Sekolah” mengatakan bahwa salah satu sifat dasar pendidikan yang dapat ditekankan dalam Pendidikan Agama Katolik ialah kegiatan yang bersifat politis (Heryatno, 2008: 14-18).

  Pendidikan yang bersifat politis ini mengajak semua pihak yang terlibat di

  3 saling mendukung. Sifat ini mendorong peserta didik untuk berfikir kritis, beriman dewasa dan memiliki keprihatinan dalam permasalahan sosial yang ada di sekitarnya (Heryatno, 2008: 18).

  Ada tiga hal yang dapat dipandang sebagai orientasi atau tujuan Pendidikan Agama Katolik: yaitu demi terwujudnya Kerajaan Allah di tengah kehidupan manusia, demi kedewasaan iman, dan demi kebebasan manusia. Yang ditekankan dalam Pendidikan Agama Katolik bukan pengajaran agama saja tetapi proses perkembangan (dan pendewasaan) iman, harapan dan kasih. Pendidikan Agama Katolik juga dipahami sebagai proses pendidikan dalam iman yang diselenggarakan oleh Gereja, sekolah, keluarga, dan kelompok jemaat beriman lainnya yang bertujuan agar pribadi siswa dapat semakin beriman pada Tuhan Yesus Kristus sehingga nilai- nilai Kerajaan Allah dapat terwujud di tengah-tengah hidup mereka. Kerajaan Allah di sini dipahami sebagai kekuatan Allah sebagai Tuhan pencipta yang menyelenggarakan dan menyelamatkan umat manusia. Kekuatan di sini dipahami sebagai sifat utama Allah yang penuh belas kasih, sabar, dan setia untuk mewujudkan keadilan, kedamaian, cinta kasih dalam hidup manusia (Heryatno, 2008: 25-26)

  Proses Pembelajaran Pendidikan Agama Katolik dapat dikatakan berhasil jika tujuan-tujuan Pendidikan Agama Katolik terpenuhi. Salah satu tujuan yang terdapat dalam buku Perutusan Murid-Murid Yesus Pendidikan Agama Katolik untuk SMU/SMK Buku Guru I ialah siswa mampu berperilaku, bertindak dan berkembang dalam kepribadian sesuai dengan ajaran imannya (Komkat KWI 2007:5). Tujuan Pendidikan Agama Katolik tersebut mengarahkan agar para siswa nantinya dapat memperkembangkan dan mewujudnyatakan ajaran iman Katolik yang mereka miliki

  4 Perkembangan iman peserta yang utuh merupakan salah satu hal yang sangat penting. Pendidikan Agama Katolik dipahami sebagai komunikasi penghayatan iman atau pengalaman iman yang tentunya akan memperkaya dan meneguhkan iman peserta didik. Iman yang sungguh dihayati dapat menggerakkan seseorang untuk bersikap belas kasih, berbuat kebaikan pada sesamanya, peka dan perduli pada yang miskin serta menderita. Iman yang sejati juga dapat membuat seseorang rindu dan ingin dekat dengan Tuhannya. Iman dalam diri seseorang dapat menggerakkan hidup, memberi dasar kepada harapan dan dinyatakan dalam kasih terhadap sesamanya.

  Kasih terhadap sesama merupakan salah satu bentuk perwujudan nilai-nilai Kerajaan Allah di tengah-tengah hidup manusia.

  Dalam pembaharuan pendidikan nasional yang didasarkan pada GBHN pemerintah juga menjunjung tinggi dan mementingkan pendidikan agama di sekolah.

  Pendidikan agama juga memiliki kedudukan yang sepadan dengan mata pelajaran lain. Pendidikan tidak hanya mempersiapkan peserta didik untuk mendapatkan pekerjaan tetapi lebih-lebih untuk menjalankan dan memperkembangkan kehidupan. Hal-hal mendasar yang diperlukan oleh peserta didik untuk hidup itulah yang ditekankan di dalam pendidikan.

  Sikap solider yang dimiliki oleh setiap individu akan membawa individu tersebut ke dalam penemuan identitas diri. Penemuan identitas diri dalam diri seseorang melalui suatu proses yang diperoleh dalam pengalaman hidup sehari-hari. Identitas diri ini dapat diperoleh dengan cara melatih dan mengembangkan segi spiritual yang ada pada diri seseorang. Penemuan identitas diri siswa di dalam lingkungan sekolah dapat diperoleh dari pendidikan yang bervisi spiritual.

  5 dapat dilihat di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta. SMA Pangudi Luhur Yogyakarta mempunyai visi untuk mewujudkan komunitas iman dengan cara menempatkan Sang Guru Sejati sebagai pusat hidup dalam upaya membangun persaudaraan sejati serta menanggung karya bersama dalam pendampingan kaum muda menuju pribadi yang dewasa, beriman, berpengetahuan, terampil, bermartabat, berbudi pekerti luhur dan terbuka menghadapi tantangan zaman (http://www.pangudiluhur.org/)

  Visi yang dimiliki oleh SMA Pangudi Luhur di atas memaparkan pentingnya membangun persaudaraan sejati dalam pendampingan menuju pribadi yang dewasa dan beriman. Dengan visi tersebut siswa diberi kesempatan untuk mengembangkan pribadi yang dewasa dan beriman melalui keseharian mereka. Mengembangkan pribadi yang dewasa dan beriman dapat diungkapkan dengan mewujudkan kasih terhadap sesama yang membutuhkan. Perwujudan kasih terhadap sesama ini juga dapat dilakukan dengan bersikap solider kepada sesama yang membutuhkan.

  Di SMA Pangudi Luhur sikap peduli kepada sesama yang membutuhkan telah dilatih mulai dari Kelas X sampai kelas XII. Setiap hari Jumat pihak sekolah dibantu oleh OSIS mengedarkan kotak untuk sumbangan terhadap sesama yang membutuhkan. Dana yang terkumpulkan digunakan untuk membantu sesama yang membutuhkan dan yang sedang mengalami musibah bencana alam. Mengumpulkan dana untuk membantu sesama yang membutuhkan hanya merupakan sebagian kecil dari salah satu bentuk perwujudan sikap solider. Sikap solider bisa dilatih melalui pendekatan-pendekatan dalam proses belajar.

  Dalam proses belajar mengajar kita dapat menggunakan metode-metode yang mendukung. Salah satu metode yang dapat digunakan yakni dengan observasi untuk

  6 siswa diharapkan dapat tergerak hatinya untuk mengembangkan serta mewujudkan sikap solider. Lewat metode belajar yang mendukung tersebut diharapkan tujuan dari Pendidikan Agama Katolik mengenai perkembangan iman yang utuh dalam diri siswa dapat terwujud.

  Pendidikan Agama Katolik merupakan mata pelajaran yang bertujuan untuk memperkembangkan iman siswa secara utuh. Oleh sebab itu hendaknya Pendidikan Agama Katolik dapat menjadi sarana untuk memperkembangkan siswa. Berdasarkan latar belakang di atas penulis memberi judul skripsi ini: PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DALAM UPAYA MENGEMBANGKAN SIKAP SOLIDER SISWA KELAS X SMA PANGUDI LUHUR YOGYAKARTA. Lewat Skripsi ini penulis berharap dapat ikut meningkatkan peranan Pendidikan Agama Katolik dalam mengembangkan sikap solider siswa kelas X di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta.

  B. Rumusan Masalah

  Berdasarkan uraian di atas, maka penulis akan memberi perhatian khusus pada masalah sebagai berikut :

  1. Apa saja pokok-pokok dalam Pendidikan Agama Katolik di sekolah?

  2. Sejauh mana sikap solider antar siswa kelas X SMA Pangudi Luhur sudah terwujud?

  3. Bagaimana cara Pendidikan Agama Katolik dalam upaya meningkatkan sikap solider di SMA Pangudi Luhur?

  C. Tujuan Penulisan

  7

  2. Mengetahui sikap solider siswa kelas X SMA Pangudi Luhur Yogyakarta yang sudah terwujud selama ini

  3. Mendeskripsikan cara Pendidikan Agama Katolik dalam upaya mengembangkan sikap solidaritas siswa kelas X SMA Pangudi Luhur Yogyakarta

  D. Manfaat Penulisan

  Manfaat dari penulisan skripsi ini adalah :

  1. Bagi SMA Pangudi Luhur Yogyakarta

  a. Memberikan gambaran tentang kegiatan dan peranan Pendidikan Agama Katolik di SMA Pangudi Luhur.

  b. Memberikan gambaran tentang sikap solider siswa kelas X di SMA Pangudi Luhur.

  2. Bagi Penulis

  a. Mengetahui peranan pendidikan Agama Katolik dalam upaya mengembangkan sikap solider antar siswa.

  b. Membantu penulis dalam menyusun sumbangan pemikiran Pendidikan Agama Katolik dalam mengembangkan sikap solider siswa.

  E. Metode Penulisan

  Dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan metode deskriptif analitis berdasarkan studi dan analitis pustaka, dilengkapi dengan penelitian yang diperoleh melalui kuisioner yang dibagikan serta diisi oleh siswa guna mendapatkan gambaran

  8 F. Sistematika Penulisan Penulisan diolah dalam lima bab dengan menggunakan metode deskriptif analitis, yaitu dengan mengolah dan menyajikan data yang diperoleh melalui studi pustaka dan data dari hasil penelitian. Untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai penulisan ini, penulis akan menyampaikan pokok-pokok sebagai berikut:

  BAB I : Bab ini berisi latar belakang penulisan, rumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode penulisan, dan sistematika penulisan.

  BAB II : Bab ini berisi tentang pokok-pokok dalam Pendidikan Agama Katolik, antara lain: pengertian tentang Pendidikan Agama Katolik, tujuan Pendidikan Agama Katolik, bahan Pendidikan Agama Katolik, model Pendidikan Agama Katolik, serta peranan guru Pendidikan Agama Katolik sebagai sahabat dalam peziarahan, pendidik hidup beriman, pembimbing hidup rohani dan sebagai saksi iman.

  BAB III : Bab ini menguraikan tentang gambaran umum situasi sekolah SMA Pangudi Luhur Yogyakarta dan metodologi penelitian yang disertai dengan pembahasan hasil penelitian tentang sikap solider siswa dan peranan Pendidikan Agama Katolik di kelas X SMA Pangudi Luhur Yogyakarta

  BAB IV : Bab ini berisi tentang sumbangan pemikiran terhadap proses Pendidikan Agama Katolik dalam meningkatkan sikap solider siswa kelas X yang meliputi: tujuan, materi pokok dan

  9 ini penulis menyusun empat rencana pelaksanaan pembelajaran yang dapat meningkatkan sikap solider siswa kelas X.

  BAB V : Bab ini berisi kesimpulan dan saran.

  10 BAB II

  POKOK - POKOK PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DI SEKOLAH

  Dalam bab I dikemukakan bahwa iman yang sejati menggerakkan seseorang untuk berjuang demi transformasi sosial. Menurut Romo Van Lith selain memperkembangkan martabat hidup seseorang, pendidikan harus membantu para peserta didik untuk menjadi pelaku-pelaku perubahan sosial (bdk. Banawiratma, 1991:29-31). Sebagai salah satu bentuk pendidikan iman, Pendidikan Agama Katolik di sekolah bersifat holistik sehingga dalam proses pelaksanaannya Pendidikan Agama Katolik diharapkan dapat memperkembangkan dimensi pribadi siswa secara menyeluruh. Salah satu tujuan dari pendidikan iman ialah terwujudnya Kerajaan Allah di tengah-tengah hidup mereka.

  Kerajaan Allah di sini dipahami sebagai tindakan Allah sebagai Tuhan pencipta dan penguasa sejarah yang menyelenggarakan dan menyelamatkan umat manusia.

  Dalam hal ini tindakan Allah diwujudkan sesuai dengan sifat utama Allah yang penuh belas kasih, sabar, dan setia serta kehendak Allah akan adanya keadilan, kedamaian, cinta kasih, dll (Heryatno, 2008: 25-26). Dengan mewujudkan sifat-sifat utama Allah tersebut, secara tidak langsung siswa juga mewujudkan Kerajaan Allah di tengah- tengah hidup mereka.

  Bab II skripsi ini membahas tentang pokok-pokok Pendidikan Agama Katolik di sekolah. Isi dari bab II ini membahas tentang pengertian Pendidikan Agama

  11 sebagai sahabat dalam peziarahan, pendidik hidup beriman, pembimbing hidup rohani, dan sebagai saksi iman.

A. Pokok-Pokok Pendidikan Agama Katolik

1. Pengertian Pendidikan Agama Katolik

  Pendidikan adalah salah satu usaha yang terus-menerus untuk memungkinkan manusia semakin memanusiakan dirinya. Pendidikan merupakan usaha untuk membimbing manusia agar mampu menempuh hidupnya dengan baik. Pendidikan yang baik adalah pendidikan yang menuju kepada kebaikan, mengenai manusia seutuhnya dan berlangsung seumur hidup.

  Dalam UU RI No. 20 tahun 2003, pasal 1, ayat 1, dikatakan bahwa: Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, bangsa dan negara. Ini berati bahwa pendidikan dipandang sebagai pilar pembentuk manusia dan perkembangan masyarakat.

  UU RI No. 20 tahun 2003, pasal 1 ayat 1 menegaskan ”Pendidikan agama bertujuan mempersiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memahami dan mengamalkan nilai-nilai ajaran agamanya dan/atau menjadi ahli ilmu agama”. Ini mengandung arti bahwa pendidikan agama memiliki peran yakni menjadi pemandu dalam upaya mewujudkan suatu kehidupan yang bermakna, damai dan bermartabat. Menyadari peran pendidikan agama tersebut, maka internalisasi dari nilai-nilai agama dalam kehidupan setiap pribadi menjadi sebuah kebutuhan yang ditempuh dalam pendidikan.

  12 Pendidikan agama adalah usaha-usaha secara sistematis dan pragmatis dalam pembentukan anak didik agar supaya mereka hidup sesuai ajaran-ajaran agama (Efendi, 2008: 91).

  Pendidikan Agama Katolik adalah usaha yang dilakukan secara terencana dan berkesinambungan dalam rangka mengembangkan kemampuan siswa untuk memperteguh iman dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Sesuai dengan ajaran Gereja Katolik, dengan tetap memperhatikan penghormatan terhadap agama lain dalam hubungan kerukunan antar umat beragama untuk mewujudkan persatuan nasional (Komisi Kateketik, 2007: 11).

  Mary Boys di dalam bukunya Educating in Faith: Maps and Visions mendefinisikan Pendidikan Agama Katolik sebagai ”the making accesible of the

  

traditions of the religious community and the making manifest of the interinsic

connection between traditions and tranformation”. Pendidikan Agama Katolik

  berperan membuka jalan selebar-lebarnya agar setiap siswa memiliki akses untuk sampai kepada harta kekayaan iman komunitas (tradisi). Tradisi yang sungguh dihayati menurut kebutuhan hidup beriman siswa pada suatu zaman tertentu secara intrinsik dapat memberdayakan mereka dalam memperkembangkan hidup dan imannya (Heryatno, 2008: 19).

  Dari pernyataan Mary Boys tersebut dapat dipahami bahwa Pendidikan Agama Katolik memberikan kesempatan kepada para siswa untuk menghayati dan mengembangkan nilai-nilai ajaran iman Katolik dalam hidup sehari-hari. Nilai-nilai ajaran iman Katolik yang sangat diutamakan ialah nilai cinta kasih terhadap sesama. Di sini siswa dapat dilatih untuk mengembangkan nilai cinta kasih terhadap sesama teman maupun sesama yang sedang membutuhkan. Wujud cinta kasih inilah yang merupakan salah satu bentuk perwujudan nilai-nilai ajaran iman Katolik.

  Pada hakikatnya Pendidikan Agama Katolik merupakan pendidikan yang

  13 diharapkan secara konsisten terus berusaha untuk memperkembangkan kedalaman hidup siswa, memperkembangkan jati diri atau inti hidup mereka. Pendidikan Agama Katolik juga berusaha membantu siswa memperkembangkan jiwa dan interioritas hidup mereka. Jiwa merupakan tempat di mana Allah bersemayam dan karena itu membuat manusia merasa rindu kepadaNya dan peduli pada hidup sesamanya (Heryatno, 2008: 14).

  Mangunwijaya sebagaimana yang disitir oleh Heryatno menyatakan hakikat Pendidikan Agama Katolik sebagai komunikasi iman. Sebagai komunikasi iman Pendidikan Agama Katolik perlu menekankan sifatnya yang praktis. Bersifat praktis berarti Pendidikan Agama Katolik lebih menekankan tindakan dari pada konsep atau teori. Oleh sebab itu Pendidikan Agama Katolik lebih menekankan proses perkembangan, pendewasaan iman, serta peneguhan pengharapan dan perwujudan kasih terhadap sesama ( Heryatno, 2008: 15-16).

  Proses Pendidikan Agama Katolik dipahami sebagai salah satu proses pengembangan iman. Iman yang sejati menggerakkan orang untuk berjuang demi transformasi sosial. Pendidikan di sini dipahami sebagai mediasi atau jalan menuju transformasi sosial. Hal ini hampir sama dengan yang dikatakan oleh Mgr. I Suharyo, Uskup Agung Semarang, yang menegaskan tujuan Pendidikan Agama Katolik untuk memperjuangkan humanisme sosial (Heryatno, 2008: 14).

2. Tujuan Pendidikan Agama Katolik

  Dalam Gravissimum Educationis ditegaskan bahwa ada dua tujuan dasar pendidikan yakni memperkembangkan pribadi manusia dan memperjuangkan

  14 terwujud apabila dipisahkan dari usaha nyata demi terwujudnya kesejahteraan umum.

  Menurut istilah sekarang tujuan pendidikan adalah demi tercapainya perkembangan setiap pribadi secara utuh demi pembentukan masyarakat yang berkeadaban dan sejahtera (Heryatno, 2008: 13).

  Perkembangan pribadi yang utuh di sini dipahami sebagai perkembangan dalam pribadi siswa, bukan hanya semata-mata pengetahuan saja melainkan juga meliputi perkembangan iman siswa. Perkembangan iman yang ingin dicapai ialah perkembangan iman yang berlangsung sepanjang hayat. Jadi, ketika siswa sudah lulus dari bangku sekolah ia masih dapat memperkembangkan iman yang ada dalam dirinya. Dengan demikian siswa juga dapat membentuk iman dalam diri mereka di lingkungan masing-masing tempat mereka tinggal.

  Pendidikan Agama Katolik pada dasarnya bertujuan agar siswa mempunyai kemampuan untuk membangun hidup yang semakin beriman. Membangun hidup iman Kristiani berarti membangun kesetiaan pada Injil Yesus Kristus, yang memiliki keprihatinan tunggal, yakni kerajaan Allah. Kerajaan Allah merupakan situasi dan peristiwa keselamatan: situasi dan perjuangan untuk keadilan, kebahagiaan dan kesejahteraan, persaudaraan dan kesetiaan, kelestarian lingkungan hidup, yang dirindukan oleh setiap orang dari pelbagai agama dan kepercayaan (Komkat 2007: 7).

  Pendewasaan iman yang menjadi tujuan formal pendidikan iman merupakan suatu proses yang berlangsung seumur hidup. Dalam pendidikan iman, pendewasaan iman tidak terpisahkan dari pendewasaan kepribadian seseorang. Yang menjadi salah satu fokus pendidikan iman ialah perkembangan manusia secara utuh. Iman yang dewasa dapat diartikan sebagai iman yang berkembang semakin matang secara penuh

  15 Sebagai proses pendewasaan iman di sekolah Pendidikan Agama Katolik diharapkan membantu memperkembangkan iman siswa secara seimbang. Iman di sini dipahami bukan hanya sebagai kata benda tetapi sebagai kata kerja, yaitu beriman. Supaya makin matang, iman menuntut perwujudan dalam tindakan konkret. Untuk itu dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama Katolik diharapkan dapat membantu para siswa dalam mewujudkan iman melalui tindakan konkret. Dengan iman yang dihayati dan diwujudkan para siswa dapat menyadari relevansi imannya dalam hidupnya.

  Dalam pembaharuan pendidikan nasional yang didasarkan pada GBHN, pemerintah menegaskan bahwa semua lembaga sekolah, semua bidang studi dan semua kegiatan belajar mengajar serta semua kegiatan lain dalam rangka terselengggaranya pendidikan nasional harus mengabdi kepada tercapainya suatu tujuan pendidikan (Komkat, 2007:5). Salah satu tujuan yang ada dalam buku Pendidikan Agama Katolik SMA pegangan guru ialah siswa mampu bertindak, berperilaku, dan berkembang sesuai dengan ajaran imannya.

  Dari tujuan di atas terlihat jelas bahwa perkembangan iman anak yang utuh merupakan hal yang sangat penting. Dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama Katolik, tentunya kebutuhan hidup beriman siswa perlu diperhatikan. Dengan demikian akhirnya para siswa dapat terbantu dalam menghayati imannya dalam hidup sehari-hari.

3. Bahan Pendidikan Agama Katolik

  Dalam proses Pendidikan Agama Katolik, bahan menjadi salah satu faktor yang

  16 pembelajaran hendaknya sesuai dengan apa yang dibutuhkan siswa untuk mencapai tujuan dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama Katolik. Salah satu bahan yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama Katolik terdapat dalam buku Pendidikan Agama Katolik. Buku Pendidikan Agama Katolik mengandung 4 dimensi atau aspek ajaran iman, yakni: (Komkat, 2007:6) a. Dimensi atau aspek pribadi siswa

Dokumen yang terkait

Analisis kesulitan siswa kelas X.1 SMA Pangudi Luhur Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015 dalam mengerjakan soal-soal trigonometri dan upaya perbaikannya.

0 1 189

Kehadiran gereja dalam sekolah Katolik menurut gravissium educationis di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta - USD Repository

0 0 174

Perbedaan tingkat kebiasaan belajar siswa dalam mata pelajaran bahasa Indonesia para siswa jurusan IPS dan IPA kelas II SMA Pangudi Luhur Sedayu Yogyakarta tahun 2007/2008 - USD Repository

0 0 75

Pengaruh pendidikan iman dalam keluarga terhadap pestasi belajar pendidikan agama Katolik siswa kelas XI di SMU Pangudi Luhur Santo Yohanes Ketapang Kalimantan Barat tahun ajaran 2009-2010 - USD Repository

0 0 129

Pendidikan kesadaran sosial dalam rangka mengembangkan solidaritas siswa kelas VI sekolah dasar Katolik Santa Maria Tulungagung kepada kaum miskin - USD Repository

0 0 231

Korelasi antara lingkungan tempat tinggal siswa dan sekolah dengan prestasi belajar fisika pada siswa kelas XI IPA SMA Pangudi Luhur Yogyakarta - USD Repository

0 0 160

Peningkatan kemampuan menjawab pertanyaan dan sikap demokratis dalam diskusi siswa kelas XI IPS 1 SMA Pangudi Luhur Sedayu Yogyakarta tahun ajaran 2010 dengan menggunakan pendekatan kooperatif model Jigsaw - USD Repository

0 0 145

Hubungan kesiapan akademik dan kegiatan akademik para siswa kelas X SMA Pangudi Luhur Yogyakarta tahun ajaran 2008/2009 - USD Repository

1 1 78

Sumbangan media audiovisual dalam proses pembelajaran pendidikan agama Katolik di SMA Pangudi Luhur Sedayu - USD Repository

0 2 187

Diagnosis kesulitan belajar siswa dalam pokok bahasan bentuk akar di kelas X4 SMA Pangudi Luhur Yogyakarta tahun ajaran 2011/2012 - USD Repository

0 0 105