PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA TENTANG BILANGAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TEKNIK JIGSAW PADA SISWA KELAS I SEMESTER GENAP SDN GIRIWARNO KALIANGKRIK MAGELANG Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gel

  

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA

TENTANG BILANGAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL

PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TEKNIK JIGSAW

PADA SISWA KELAS I SEMESTER GENAP SDN GIRIWARNO

KALIANGKRIK MAGELANG

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

  

Program Studi Pendidikan

Guru Sekolah Dasar

Oleh :

  

ISDI PURWANTI

NIM. 101132016

PROGRAM SARJANA (S1) KEPENDIDIKAN BAGI GURU DALAM JABATAN

  

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

  

PERSEMBAHAN

  1. Suamiku tercinta yang senantiasa menjadi motivsi bagiku untuk menjadi yang terbaik dan buah hatiku yang selalu setia menanti mama di rumah

  2. Anakku tersayang

  

MOTTO

  • - Bahwa keberhasilan dan kesuksesan tidak jatuh gratis dari langit tapi

  merupakan sebuah hasil dari perjuangan dan rahmat dari Tuhan Yang Maha Esa.

  • Selalu mensyukuri apa yang telah Tuhan berikan
  • Barangsiapa yang taat kepada Allah dan Rasulnya dan takut kepada Allah, dan

  bertaqwa kepadaNya, maka merekalah orang-orang yang mendapatkan kemenangan (Q.S. An-Nuur : 562)

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

  Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

  Yogyakarta, 20 September 2012 Penulis Isdi Purwanti

  

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH

UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

  Yang bertnda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma : Nama : Isdi Purwanti NIM : 101132016 Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya berjudul : PENINGKATAN

  

PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA TENTANG BILANGAN DENGAN

MENGGUNAKAN MODEL PEMBEAJARAN COOPERATIVE LEARNING

TEKNIK JIGSAW PADA SISWA KELAS I SEMESTER GENAP SDN

GIRIWARNO KALIANGKRIK MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2011

/ 2012 beserta perangkat yang diperlukan (bila ada)

  Dengan demikian, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

  Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal : 20 September 2012 Yang menyatakan Isdi Purwanti

  

ABSTRAK

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA

TENTANG BILANGAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL

PEMBEAJARAN COOPERATIVE LEARNING TEKNIK JIGSAW

PADA SISWA KELAS I SEMESTER GENAP SDN GIRIWARNO

KALIANGKRIK MAGELANG

  Isdi Purwanti Universiats Sanata Dharma

  2012 Penelitian ini didasari oleh prestasi belajar siswa kelas I SD Negeri

  Giriwarno dalam mata pelajaran Matematika yang masih rendah. Hal ini terlihat dari rata-rata nilai ulangan Matematika yang hanya mencapai 58,75.

  Peneltian ini bertujuan untuk mengetahui apakah penerapan model

  

cooperative learning teknik jigsaw dapat meningkatkan prestasi belajar siswa

  kelas I SD Negeri Giriwarno Kecamatan Kaliangkrik, Kabupaten Magelang dalam mata pelajaran Matematika tahun pelajaran 2011/2012.

  Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan dengan 2 siklus. Pada siklus I pembelajaran dilakukan dalam 1 kali pertemuan dengan menggunakan model cooperative learning teknik jigsaw dengan membagi siswa dalam kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 6 orang. Pada siklus II pembelajaran dilakukan dalam 1 kali pertemuan dengan menggunakan model cooperative learning teknik jigsaw dengan membagi siswa dalam kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 4 orang. Data dikumpulkan menggunakan instrumen tes tertulis. Validitas instrumen diuji dengan ujicoba yang dilakukan di kelas II SD Negeri Giriwarno.

  Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa penggunaan model cooperative learning teknik jigsaw dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas I SD Negeri Giriwarno Kaliangkrik Magelang Tahun Pelajaran 2011/2012 mata pelajaran Matematika khususnya pada kompetensi dasar melakukan penjumlahan dan pengurangan dua angka. Peningkatan prestasi belajar siswa dapat ditunjukkan dengan nilai rata-rata ulangan kelas pada kondisi awal 58,75 menjadi 69,38 pada siklus I dan 80,00 pada siklus II. Sedangkan pada kondisi awal jumlah siswa yang memenuhi KKM (65) adalah 31,25% pada siklus I menjadi 69,00% dan pada siklus II menjadi 87,5% kata kunci : Model pembelajaran kooperatif, teknik jigsaw, prestasi belajar

  

ABSTRACT

STUDY ACHIEVEMENT IMPROVEMENT BY USING COOPERATIVE

LEARNING MODEL JIGSAW TECHNIQUE FOR MATHEMATIC

SUBJECT IN STUDENT CLASS I SDN GIRIWARNO MAGELANG

SECOND SEMESTER IN THE SCHOOL YEAR 2011/2012

  Isdi Purwanti Sanata Dharma University

  2012 This research is constituted by achievement learn class student of

  SDN Giriwarno for Mathematic subject which still lower. This matter seen from flattening value of Mathematic subject which only reaching 58,75.

  This study aimed to determaine whether the using of model Coopertive Learning Technique Jigsaw can improve student achievement class I SDN Giriwarno Kaliangkrik, Magelang Regency for Mathematic subject in school year 2011/2012.

  This research is a class act who carried on with two cycles. In the first cycle is done in once meetings by model Coopertive Learning Technique Jigsaw by dividing student in some groups. Each group consists of six students. In the second cycle is done in once meetings by using model Coopertive Learning Technique Jigsaw by dividing student in some groups. Each group consists of four students. Data collected to use instrument of tes written. Validity of instrument was examined by try out which was done in class II SD N Giriwarno.

  Result of research indicated that the using of model Coopertive Learning Technique Jigsaw can improve student achievement class I SD N Giriwarno Kaliangkrik Magelang Regency school year 2011/2012 for Mathematic subject specially at basic competence doing addition and reduction numeral two numbers. Improved student achievement is marked with an average rating of grade reptition in the initial conditions 58,75 improve 69,38 in the first cycle and 80,00 in the second cycle. While the students reach KKM (65) in the initial condition are 31,25% in the first cycle improve 69,00% and 87,5% in the second cycle Key word : Model cooperative learning, technique jigsaw, achievement study

KATA PENGANTAR

  Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa berkat rahmat dan hidayahNya sehingga penulis dapat menyusun skripsi ini selesai pada waktunya.

  Skripsi ini dimaksudkan guna memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana S1 Kependidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis telah mendapatkan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada :

  1. Bapak Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

  2. Romo G. Ari Nugrahanta, SJ., SS., BST., M.A., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.

  3. Bapak Drs. Adimassana, M.A., selaku dosen pembimbing I, yang telah memberikan arahan, dorongan, semangat, serta sumbangan pemikiran yang penulis butuhkan untuk menyelesaikan skripsi ini.

  4. Bapak M. Jaelani, S.Pd., selaku Kepala Sekolah SD Negeri Giriwarno yang memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian di kelas.

  5. Siswa kelas I SD Negeri Giriwarno yang telah bersedia menjadi subjek dalam penelitian ini.

  6. Ibu Sri Yuniarti, S.Pd.SD selaku teman sejawat dalam melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas

  7. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, yang telah

  Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis dengan rendah hati bersedia menerima sumbangan baik pemikiran, kritik maupun saran yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini.

  Akhirnya semoga penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi penulis khususnya dan para pembaca pada umumnya Magelang, 20 September 2012

  Penulis

  

DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL …………………………………………………….. i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ....................................... ii HALAMAN PENGESAHAN ................................................................... iii HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................ iv HALAMAN MOTTO ................................................................................ v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................... vi LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ................... vii ABSTRAK ................................................................................................. viii

  

ABSTRACT ................................................................................................ ix

  KATA PENGANTAR ............................................................................... x DAFTAR ISI .............................................................................................. xii DAFTAR TABEL ...................................................................................... xv DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xvi DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xvii BAB I PENDAHULUAN ………………………………………......

  1 A. Latar Belakang Masalah ………………………………....

  1 B. Pembatasan Masalah .........................................................

  3 C. Rumusan Masalah ……………………………………......

  3 D. Pemecahan Masalah ..........................................................

  4 E. Batasan Pengertian ...........................................................

  4 F. Tujuan Penelitian .......................................…………….....

  5 G. Manfaat Penelitian ..............................................................

  5

  BAB II LANDASAN TEORI …………………………………………

  7 A. Kajian Pustaka ....................................................................

  7 1. Prestasi Belajar Siswa ....................................................

  7 2. Cooperative Learning dengan teknik Jigsaw ................

  8 3. Pembelajaran Matematika ..............................................

  13

  4. Proses Belajar Matematika di SD di SD Menggunakan Model Kooperatif Teknik Jigsaw ...................................

  16 B. Penelitian Terdahulu yang Relevan ...................................

  17 C. Kerangka Pikir ……………………………………...........

  19 D. Hipotesis Tindakan …………….........……………………

  20 BAB III METODE PENELITIAN ………………………………...........

  21 A. Jenis Penelitian .....................………………………………

  21 B. Setting Penelitian …………………………………………..

  22

  1. Tempat Penelitian ............................................................. 22

  2. Subyek Penelitian ................................................................ 22

  3. Obyek Penelitian .............................................................. 22

  4. Waktu Penelitian .............................................................. 22 5. Sasaran Penelitian ............................................................

  23 C. Rencana Tindakan ……..................………………………..

  23 1. Persiapan ..........................................................................

  23 2. Rencana Tindakan setiap Siklus .....................................

  24 1) Siklus I ......................................................................

  24 2) Siklus II .....................................................................

  26

  1. Teknik Pengumpulan Data ............................................

  27 2. Instrumen Penelitian .......................................................

  28 3. Validitas dan Reliabilitas ...............................................

  30 E. Teknik Analisis Data ..........................................................

  33 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ......................

  35 A. Hasil Penelitian ..................................................................

  35 1. Siklus I ..........................................................................

  35 a. Perencanaan .............................................................

  35 b. Pelaksanaan Penelitian .............................................

  35 c. Pengamatan ..............................................................

  36 d. Hasil Pengamatan ....................................................

  36 e. Refleksi .....................................................................

  37 2. Siklus II ..........................................................................

  38 a. Perencanaan .............................................................

  38 b. Pelaksanaan Penelitian .............................................

  38 c. Pengamatan ..............................................................

  38 d. Hasil Pengamatan ....................................................

  38 e. Refleksi .....................................................................

  40 B. Pembahasan ........................................................................

  40 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................

  45 A. Kesimpulan ........................................................................

  45 B. Saran ..................................................................................

  46 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................

  47

  

DAFTAR TABEL

Tabel 1 : Tabel Jadwal Penelitian ..........................................................

  22 Tabel 2 : Peubah dan Instrumen Penelitian ..........................................

  29 Tabel 3 : Kualifikasi Reliabilitas ...........................................................

  32 Tabel 4 : Kriteria Keberhasilan Prestasi Belajar Siswa .........................

  33 Tabel 5 : Hasil Nilai Ulangan Siklus I ...................................................

  36 Tabel 6 : Hasil Nilai Ulangan Siklus II ..................................................

  39 Tabel 7 : Perbandingan Nilai Rata-rata Kelas dan Ketuntasan Nilai Siswa ............................................................................

  40 Tabel 8 : Hasil Peningkatan Prestasi Belajar .........................................

  44

  

DAFTAR GAMBAR

  Gambar 1. Siklus Penelitian Tindakan Kelas ............................................ 21 Gambar 2. Peningkatan Nilai Rata-rata Kelas ........................................... 43 Gambar 3. Capaian KKM ......................................................................... 44

  

DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran 1. Silabus .................................................................................. 48 Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ........................... 49 Lampiran 3. Lembar Kerja Siswa (LKS) ................................................... 57 Lampiran 4. Kisi-kisi Soal Evaluasi ............................................................ 62 Lampiran 5. Soal Evaluasi dan Kunci Jawaban Siklus .............................. 64 Lampiran 6. Soal dan Validitas Soal Siklus ............................................... 72 Lampiran 7. Reliabilitas Soal Siklus .......................................................... 83 Lampiran 8. Data Prestasi Belajar Siswa ................................................... 87 Lampiran 9. Surat Ijin Melakukan Penelitian dari Dekan ........................... 89 Lampiran 10. Surat Keterangan telah Melakukan Penelitian di SD ........... 90

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat

  mendasar bagi pembangunan bangsa. Dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah yang melibatkan guru sebagai pendidik dan siswa sebagai peserta didik, diwujudkan dengan adanya interaksi belajar mengajar atau proses pembelajaran. Dalam konteks penyelenggaraan ini, guru dengan sadar merencanakan kegiatan pengajarannya secara sistematis dan berpedoman pada seperangkat aturan dan rencana tentang pendidikan yang dikemas dalam bentuk kurikulum.

  Kurikulum secara berkelanjutan disempurnakan untuk meningkatkan mutu pendidikan dan berorientasi pada kemajuan sistem pendidikan nasional, tampaknya belum dapat direalisasikan secara maksimal. Salah satu masalah yang dihadapi dalam dunia pendidikan di Indonesia adalah lemahnya proses pembelajaran.

  Matematika merupakan salah satu cabang ilmu yang dinilai dapat memberikan kontribusi positif dalam memicu ilmu pengetahuan dan teknologi. Matematika mempunyai peranan yang sangat esensial untuk ilmu lain, utamanya sains dan teknologi, sehingga Matematika mempunyai peranan yang sangat penting dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan. Oleh karena itu, para siswa dituntut untuk menguasai matematika.

  Berdasarkan pengamatan riil di lapangan, proses pembelajaran terutama dalam pembelajaran matematika. Pembelajaran yang dialami siswa kurang menyenangkan, dan proses pembelajarannya masih terfokus pada peningkatan aspek kognitif dibandingkan aspek psikomotor dan afektif. Padahal, tujuan pembelajaran Matematika tidak hanya sebatas pada diperolehnya hasil berbagai operasi bilangan, namun lebih dari itu, mengembangkan rasa ingin tahu, perhatian, dan minat terhadap sesuatu, serta mengembangkan nalar berpikir logis dalam kehidupan sehari-hari.

  Pencapaian prestasi belajar Matematika yang rendah ini juga dialami oleh para siswa kelas I SD Negeri Giriwarno Kecamatan Kaliangkrik Kabupaten Magelang. Dari 16 siswa yang benar-benar memahami materi hanya 30%. Padahal, guru sudah menjelaskan berulang-ulang. Namun tetap saja, guru harus mengalokasikan waktu lebih lama. Berdasarkan hasil ulangan hanya 5 siswa yang memperoleh nilai di atas KKM 6,50.

  Upaya peningkatan prestasi belajar siswa tidak terlepas dari berbagai faktor yang mempengaruhinya. Dalam hal ini, diperlukan guru kreatif yang dapat membuat pembelajaran menjadi lebih menarik dan disukai oleh peserta didik, apalagi mengajar siswa di kelas I yang masih senang bermain dan menyukai hal-hal yang menarik. Suasana kelas perlu direncanakan dan dibangun sedemikian rupa dengan menggunakan model pembelajaran yang tepat agar siswa dapat memperoleh kesempatan untuk berinteraksi satu sama lain sehingga pada gilirannya dapat diperoleh prestasi belajar yang optimal.

  Proses pembelajaran dalam Kurikulum Tingkat Satuan kegiatan belajar berpusat pada siswa, guru sebagai motivator dan fasilitator di dalamnya agar suasana kelas lebih hidup.

  Pembelajaran kooperatif dianggap cocok diterapkan dalam pendidikan di Indonesia karena sesuai dengan budaya bangsa Indonesia yang menjunjung tinggi nilai gotong royong.

  Berdasarkan uraian tentang masih rendahnya keaktifan siswa dalam pembelajaran matematika maka penulis tertarik untuk menyusun penelitian dengan judul “Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika tentang Bilangan dengan Menggunakan Model Pembelajaran Cooperative Learning Teknik Jigsaw.

  B. Pembatasan Masalah

  Dalam penelitian ini peneliti membatasi penelitian pada hal-hal sebagai berikut:

  1. Bilangan pada siswa kelas I semester genap Tahun Pelajaran 2011/2012 pada kompetensi dasar 4.4. melakukan penjumlahan dan pengurangan dua angka

  2. Tindakan yang dipilih dalam penelitian ini adalah menggunakan model pembelajaran Cooperative Teknik Jigsaw

  C. Rumusan Masalah

  Masalah penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut : Bagaimana penggunaan model pembelajaran cooperative learning Teknik tentang penjumlahan dan pengurangan dua angka pada siswa kelas I (satu) semester genap SD Negeri Giriwarno Kaliangkrik Magelang Tahun pelajaran 2011/2012?

  D. Pemecahan Masalah

  Peneliti menggunakan model cooperative learning Teknik

  Jigsaw untuk meningkatkan prestasi belajar matematika tentang penjumlahan dan pengurangan bilangan dua angka.

  E. Batasan Pengertian

  Supaya tidak menimbulkan persepsi yang berbeda mengenai masalah yang sedang dibahas maka perlu adanya batasan pengertian dalam penelitian ini.

  1. Prestasi Belajar adalah hasil yang diraih/didapat setelah seseorang melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya. Prestasi Belajar juga berubahnya tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman belajar

  2. Model pembelajaran cooperative learning teknik jigsaw adalah suatu pendekatan yang mencakup kelompok kecil dari siswa yang bekerja sama sebagai suatu tim untuk memecahkan masalah, menyelesaikan tugas, atau menyelesaikan suatu tujuan bersama (Artzt dan Newman dalam Asma 2006: 11)

  F. Tujuan Penelitian

  Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka tujuan penelitian adalah : untuk mengetahui apakah penggunaan model cooperative

  learning Teknik Jigsaw dapat meningkatkan prestasi belajar matematika

  khususnya pada kompetensi dasar melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan dua angka pada siswa kelas I SD Negeri Giriwarno Kecamatan Kaliangkrik Tahun Pelajaran 2011/2012

  G. Manfaat Penelitian

  Manfaat penelitian adalah :

  1. Bagi Peneliti

  a. Membuka wawasan baru tentang model pembelajaran yang dapat digunakan selain model ceramah yang biasa digunakan selama ini dan efektifitasnya

  b. Merupakan pengalaman baru yang dapat dikembangkan untuk pembelajaran materi lain atau bidang studi lain bila memungkinkan c. Memberikan inspirasi untuk menerapkan model pembelajaran ini pada mata pelajaran yang lain

  2. Bagi Siswa

  a. Memiliki pengalaman baru dalam melakukan kegiatan belajar, sehingga diharapkan dapat mengurangi kejenuhan dan tidak monoton b. Bila model pembelajaran dilakukan secara berkesinambungan (tidak hanya sekali waktu penelitian dilakukan) pada materi-materi lain, prestasi c. Mengatasi anak yang kesulitan belajar dalam menyelesaikan soal-soal yang berkaitan dengan operasi hitung campuran bilangan bulat

  3. Bagi Guru

  a. Merupakan model pembelajaran yang dapat dijadikan sebagai alternatif metode pembelajaran yang dapat digunakan dan dikembangkan b. Diharapkan dapat memotivasi guru untuk melakukan penelitian dengan menggunakan model yang sama atau model yang lain, pada bidang studi lain, materi lain dan kelas yang lain

  c. Memberi masukan kepada guru agar menyadari, dalam proses belajar mengajar selalu berpegang pada 4 pilar pendidikan.

  4. Bagi Sekolah Menambah dokumen hasil penelitian yang dapat menambah bahan bacaan di perpustakaan sekolah yang diharapkan dapat memberi inspirasi dan memacu guru melakukan penelitian yang sama maupun penelitian lain.

  5. Bagi Perguruan Tinggi Bagi perguruaan tinggi hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan bacaan dan referensi di perputakaan yang berguna bagi mahasiswa lain.

BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka

1. Prestasi Belajar Siswa Prestasi belajar terdiri dari dua kata, yaitu prestasi dan belajar.

  Masing-masing memiliki arti sendiri. Berikut ini berbagai definisi mengenai prestasi dan belajar.

  1) Pengertian Belajar Kata belajar identik dengan kegiatan menghafalkan catatan, membaca buku, bahkan mengingat-ingat materi pelajaran/pengetahuan.

  Sehingga apa yang akan dipelajari mudah hilang setelah pengetahuan itu dipergunakan. Pemahaman tentang belajar tersebut hanyalah makna sempit saja.

  Jika dicermati kata belajar tidak hanya berhenti pada kegiatan mengingat ataupun menghafal. Belajar merupakan suatu proses atau kegiatan yang ditandai dengan perubahan tingkah laku yang positif dari orang yang belajar. Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007:17), belajar berarti 1. Berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu; 2. Berlatih; 3. Berubah tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman. 3) Pengertian Prestasi

  Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007:895), prestasi berarti hasil yang telah dicapai (dari yang telah dilakukan, diperoleh dari kegiatan belajar di sekolah atau perguruan tinggi yang bersifat kognitif dan biasanya ditentukan melalui pengukuran dan penilaian belajar penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan melalui mata pelajaran, lainnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru; hasil kerja yang dicapai oleh seseorang melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya.

  1. Prestasi Belajar adalah hasil yang diraih/didapat setelah seseorang melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya.

  2. Prestasi Belajar juga berubahnya tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman belajar menurut pandangan Skinner.

  Skinner berpandangan bahwa belajar adalah suatu perilaku. Pada saat orang belajar, maka responnya menjadi baik. Sebaliknya bila ia tidak belajar maka responnya menurut Sukirin tidak baik. Menurut Sukirin dalam bukunya yang berjudul Pokok-Pokok Psykologi Pendidikan dikemukakan sebagai berikut : Belajar adalah suatu kegiatan yang disengaja untuk mengubah tingkah laku, sehingga diperoleh kecakapan baru (Sukirin, 1978:36)

  Dari beberapa pendapat tersebut dapat dirumuskan belajar adalah suatu proses kognitif yang terjadi secara aktif untuk memperoleh pengetahuan sehingga menimbulkan perubahan tingkah laku yang diharapkan. Perilaku yang positif menuju kemajuan.

2. Cooperative Learning dengan Teknik Jigsaw 1) Pengertian Model Pembelajaran Cooperative Learning

  yaitu suatu pendekatan yang mencakup

  Cooperative Learning

  kelompok kecil dari siswa yang bekerja sama sebagai suatu tim untuk memecahkan masalah, menyelesaikan tugas, atau menyelesaikan suatu tujuan bersama (Artzt dan Newman dalam Asma 2006: 11). Sementara Slavin dalam Asma (2006: 11) mendefinisikan belajar kooperatif adalah siswa belajar bersama, saling menyumbang pemikiran dan bertanggungjawab terhadap pencapaian hasil belajar secara individu maupun kelompok. Cooperative Learning merupakan salah satu model pembelajaran yang terstruktur dan sistematis, di mana kelompok- kelompok kecil bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama.

  Falsafah yang mendasari model pembelajaran gotong royong dalam pendidikan adalah falsafah homo homini socius yang menekankan bahwa manusia adalah makhluk sosial (Lie, 2008: 28). Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa Cooperative

  Learning adalah suatu strategi belajar mengajar yang menekankan pada

  sikap atau perilaku bersama dalam bekerja atau membantu sesama dalam struktur kerja sama yang teratur dalam kelompok, yang terdiri dari dua orang atau lebih. Cooperative Learning adalah salah satu pembelajaran yang berdasarkan faham konstruktivis. Dalam pembelajaran ini siswa bekerja sama dengan siswa yang lain dalam kelompok yang tingkat kemampuannya berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompoknya, setiap anggota kelompok harus saling membantu dalam memahami materi pelajaran. Dalam Cooperative Learning, belum menguasai bahan pelajaran. Menurut Asma (2006: 12) tujuan dari Cooperative Learning adalah untuk pencapaian hasil belajar, penerimaan terhadap keragaman, dan pengembangan keterampilan sosial. Pada Cooperative Learning, terdapat beberapa unsur yang saling terkait satu sama lainnya.

  Menurut Roger dan David Johnson dalam Lie (2006: 32) menyatakan bahwa ada lima unsur dasar yang terdapat dalam struktur

  

Cooperative Learning agar mencapai hasil maksimal yaitu :

  a. Saling ketergantungan positif, keberhasilan suatu karya sangat bergantung pada usaha dan tanggung jawab setiap kelompok, oleh karena itu sesama anggota kelompok harus merasa terikat dan saling tergantung positif b. Tanggung jawab perseorangan, setiap anggota kelompok bertanggung jawab untuk menguasai materi pelajaran karena keberhasilan belajar kelompok ditentukan dari seberapa besar sumbangan hasil belajar secara perseorangan.

  c. Tatap muka, interaksi yang terjadi melalui diskusi akan memberikan keuntungan bagi semua anggota kelompok karena memanfaatkan kelebihan dan mengisi kekurangan masing-masing anggota kelompok. Inti dari interaksi ini adalah menghargai perbedaan, memanfaatkan kelebihan, dan mengisi kekurangan masing-masing. Para anggota kelompok perlu diberi kesempatan untuk saling mengenal dan menerima satu sama lain dalam kegiatan tatap muka d. Komunikasi antar anggota, karena dalam setiap tatap muka terjadi diskusi, maka keterampilan berkuminkasi antar anggota kelompok sangatlah penting. Keberhasilan suatu kelompok tergantung pada kesediaan para anggota untuk saling mendengarkan dan kemampuan mereka untuk mengutarakan pendapat mereka. Keterampilan berkomunikasi dalam kelompok ini merupakan proses panjang.

  Namun proses ini merupakan proses yang sangat bermanfaat dan perlu ditempuh untuk memperkaya pengalaman belajar dan pembinaan perkembangan mental dan emosional siswa.

  e. Evaluasi proses kelompok, keberhasilan belajar dalam kelompok ditentukan oleh proses kerja kelompok. Dalam penerapan pembelajaran kooperatif tidak terlepas dari langkah-langkah yang harus dilakukan supaya pembelajaran dapat berjalan dengan baik.

2) Teknik Jigsaw

  Teknik mengajar Jigsaw dikembangkan oleh Elliot Aronson dan rekan-rekannya sebagai model Cooperative Learning. Teknik menggabungkan kegiatan membaca, menulis, mendengarkan dan berbicara. Dalam teknik ini, guru memperhatikan skemata atau latar belakang pengalaman siswa dan membantu siswa mengaktifkan skemata ini agar bahan pelajaran menjadi lebih bermakna. Selain itu, siswa bekerja dengan sesama siswa dalam suasana gotong royong dan mempunyai banyak kesempatan untuk mengolah informasi dan meningkatkan keterampilan berkomunikasi.

  Dalam penerapan Jigsaw, siswa dibagi kelompok dengan empat atau lima anggota kelompok belajar heterogen. Setiap anggota bertanggung jawab untuk mempelajari, menguasai bagian tertentu bahan yang diberikan kemudian menjelaskan pada anggota kelompoknya. Dengan demikian terdapat rasa saling membutuhkan dan harus bekerja sama secara kooperatif untuk mempelajari materi yang ditugaskan. Para anggota dari kelompok lain yang bertugas mendapat topik yang sama berkumpul dan berdiskusi tentang topik tersebut.

  Kelompok ini disebut kelompok ahli. Kemudian anggota tim ahli kembali ke kelompok asal dan mengajarkan apa yang telah dipelajarinya dan didiskusikan di dalam kelompok ahlinya untuk diajarkan kepada teman kelompoknya sendiri.

  Menurut Trianto (2009: 73), langkah-langkah dalam

  Cooperative Learning Teknik Jigsaw adalah :

  a. Siswa dibagi atas beberapa kelompok (tiap kelompok beranggotakan 4 sampai 5 orang yang disebut kelompok asal).

  b. Tiap orang dalam tim diberi bahan materi dan tugas yang berbeda dan bertanggung jawab untuk mempelajarinya.

  c. Anggota dari kelompok yang berbeda dengan penugasan yang sama membentuk kelompok baru (kelompok ahli) d. Setelah kelompok ahli berdiskusi, tiap anggota kembali ke kelompok asal dan menjelaskan kepada anggota kelompok tentang materi yang mereka kuasai.

  Penggunaan model Cooperative Learning dengan Jigsaw ini dapat dijadikan salah satu pilihan dalam menjawab permasalahan tentang kurangnya minat siswa dalam pembelajaran matematika. siswa diajak untuk mempelajari konsep tertentu dengan suasana yang menyenangkan sehingga prestasi dapat meningkat.

  Dalam standar proses pendidikan, pembelajaran didesain untuk membelajarkan siswa. Artinya, sistem pembelajaran menempatkan siswa sebagai subyek belajar. Dengan kata lain, pembelajaran ditekankan atau berorientasi pada aktivitas siswa. Beberapa unggulan jigsaw yaitu : (a) setiap siswa akan memiliki tanggung jawab akan tugasnya, (b) mengembangkan kemampuan siswa mengungkapkan ide atau gagasan dalam memecahkan masalah tanpa takut membuat salah, (c) dapat meningkatkan kemampuan sosial: mengembangkan rasa harga diri dan hubungan interpersonal yang positif, (d) waktu pelajaran lebih efisien dan efektif, dan (e) dapat berlatih berkomunikasi dengan baik.

3. Pembelajaran Matematika

  Pembelajaran adalah proses, cara, menjadikan orang atau makhluk hidup belajar. Sedangkan belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu, berubah tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman. (KBBI, 1996: 14)

  Sependapat dengan pernyataan tersebut Soetomo (1993: 68) mengemukakan bahwa pembelajaran adalah proses pengelolaan lingkungan seseorang yang dengan sengaja dilakukan sehingga tingkah laku tertentu pula. Sedangkan belajar adalah suatu proses yang menyebabkan perubahan tingkah laku yang bukan disebabkan oleh proses pertumbuhan yang bersifat fisik, tetapi perubahan dalam kebiasaan, kecakapan, bertambah, berkembang daya pikir, sikap dan lain-lain.

  (Soetomo, 1993: 120) Dalam Undang-Undang Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 bab 1

  pasal 1 ayat 20 “pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar suatu lingkungan belajar”. Melalui proses tersebut diharapkan tercipta hubungan yang baik, sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna. Siswa juga dapat merasakan manfaat dari proses tersebut untuk membawa perubahan ke arah yang lebih baik.

  Pembelajaran matematika di kelas dipandang sebagai suatu proses aktif dan sangat di pengaruhi oleh apa yang sebenarnya ingin dipelajari anak. Dari pandangan ini hasil belajar bukan semata-mata bergantung pada apa yang disajikan guru, melainkan dipengaruhi oleh interaksi antara berbagai informasi yang diminati kepada anak dan bagaimana anak mengolah informasi berdasarkan pemahaman yang telah dimiliki sebelumnya. Pada dasarnya, matematika adalah pemecahan masalah karena itu, matematika sebaiknya diajarkan melalui berbagai masalah yang ada disekitar siswa dengan memperhatikan usia dan pengalaman yang mungkin dimiliki siswa.

  Menurut pandangan konstruktivisme belajar adalah proses aktif belajar mengonstruksi arti. Belajar juga merupakan proses dipelajari dengan pengertian yang sudah dipumyai seseorang sehingga pengertiannya dikembangkan (Suparno1997: 61). Ini berati bahawa kegiatan belajar adalah kegiatan aktif, dimana siswa membangun sendiri pengetahuannya. Siswa mencari arti sendiri dari yang mereka pelajari dan bertanggungjawab atas hasil belajarnya.

  Dalam hal belajar mengajar matematika, perlu diketahui karakteristik matematika. Dengan mengetahui karakteristik matematika, maka seharusnya dapat pula diketahui bagaimana belajar dan mengajar matematika. Karakteristik matematika yang dimaksud adalah objek matematika bersifat abstrak, materi matematika disusun secara hirarkis, dan cara penalaran matematika adalah deduktif.

  Objek matematika bersifat abstrak, maka belajar matematika memerlukan daya nalar yang tinggi. Demikian pula dalam mengajar matematika guru harus mampu mengabstraksikan objek-objek matematika dengan baik sehingga siswa dapat memahami objek matematika yang diajarkan.

  Materi matematika disusun secara hirarkis artinya suatu topik matematika akan merupakan prasyarat bagi topik berikutnya. Oleh karena itu, untuk mempelajari suatu topik matematika yang baru, pengalaman belajar yang lalu dari seseorang akan mempengaruhi proses belajar mengajar matematika tersebut.

  Ini berarti proses belajar matematika akan terjadi dengan lancar bila belajar itu sendiri dilakukan secara kontinyu. Karena dalam belajar berikutnya, maka dalam mengajar matematika guru harus mengidentifikasikan materi-materi yang menjadi prasyarat suatu topik mata pelajaran matematika.

4. Proses Belajar Matematika di SD Menggunakan Model Kooperatif Teknik Jigsaw

  Siswa Sekolah Dasar umumnya berumur antara 6 atau 7 tahun samapi 12 atau 13 tahun. Menurut Piaget (dalam Heruman, 2007: 1), mereka berada dalam fase operasional kongkret. Kemampuan yang tampak pada fase ini adalah kemampuan dalam proses berpikir untuk mengoperasikan kaidah-kaidah logika, meskipun masih terikat terikat dengan objek yang bersifat kongkret.

  Dari usia perkembangan kognitif, siswa SD masih terikat dengan objek kongkret yang dapat ditangkap oleh panca indera. Dalam pembelajaran matematika yang abstrak, siswa memerlukan alat bantu berupa media dan alat peraga yang dapat memperjelas apa yang akan disampaikan oleh guru sehingga lebih cepat dipahami dan dimengerti oleh siswa.

  Pada proses penanaman konsep dasar, yang dalam hal ini pada proses pengenalan, guru hendaknya menggunakan media atau alat peraga dalam rangka membantu pola pikir siswa. Hal ini dimaksudkan agar menjadi jembatan untuk menghubungkan kearah kemampuan kognitif siswa dari yang kongkret kearah konsep ayang abstrak (Heruman, 2007:1). Setelah proses penanaman konsep dilalui, maka dapat dilanjutkan pada pembelajaran dalam rangka pemahaman konsep dan pembinaan keterampilan.

  Jigsaw didesain selain meningkatkan rasa tanggung jawab siswa

  secara individu juga dituntut saling ketergantungan yang positif (saling membantu) terhadap teman sekelompoknya. Pada akhir pembelajaran diberkan tes pada siswa secara individual. Materi yang diteskan meliputi materi yang telah dibahas.

  Kunci pembelajaran kooperatif teknik jigsaw adalah interdependensi setiap siswa terhadap anggota kelompok yang memberikan informasi yang diperlukan dengan tujuan agar dapat mengerjakan tes dengan baik.

B. Penelitian Terdahulu Yang Relevan

  Pada bagian ini akan dipaparkan beberapa hasil penelitian yang relevan.

  Ari Trisnawati Dalam penelitian yang berjudul ”Peningkatan Prestasi Belajar Menggunakan Model Cooperative Learning teknik Jigsaw Dalam Mata Pelajaran IPS siswa kelas IV B SDN Denggung Sleman Tahun Pelajaran 2009/2010” mendeskripsikan hasil sebagai berikut :

  Pada siklus I penulis membagi siswa dalam kelompok setiap kelompok terdiri dari 6 orang. Kemudian guru menerapkan model pembelajaran cooperative learning dengan teknik jigsaw. Dari hasil ulangan mencapai 58,62% dari 29 siswa. Sebanyak 12 siswa masih memperoleh nilai ulangan di bawah KKM atau 41,37%. Hal ini disebabkan karena beberapa siswa masih kurang antusias dan bersemangat mengikuti diskusi. Tetapi hasil tes pada akhir siklus I nilai rata-rata ulangan siswa mencapai 67,93.

  Pada siklus II telah dilaksanakan cooperative learning teknik

  jigsaw dengan pembagian setiap kelompok terdiri dari 4 siswa. Pada akhir

  siklus II siswa yang memperoleh nilai ulangan di atas KKM sebanyak 19 siswa atau mencapai 65,51% dari 29 siswa. Sebanyak 10 siswa masih memperoleh nilai ulangan di bawah KKM atau 34,48%. Jadi peningkatan untuk siswa yang tuntas dari akhir siklus I ke siklus II mencapai 6,89%.

  Sedangkan nilai rata-rata ulangan yang diperoleh pada akhir siklus II telah mencapai indikator keberhasilan keberhasilan akhir siklus kedua maka siklus tidak dilanjutkan.

  Dari hasil penelitian di atas dapat dilihat terjadi peningkatan prestasi siswa yang ditandai dengan naiknya nilai rata-rata ulangan siswa dari kondisi awal 58,00 ke siklus I mecapai 67,93 dan dari siklus I ke siklus II mencapai 75,86. Dengan demikian, hasil penelitian di atas membuktikan hipotesis bahwa penggunaan cooperative learning teknik jigsaw dapat meningkatkan prestasi belajar dalam mata pelajaran IPS.

  Agung Priyono, St. Suwarsono, dan Th. Sugiarto dalam penelitian yang berjudul “Peningkatan Keaktifan Belajar Matematika Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Jigsaw I pada siswa kelas VI A SDN

  Memaparkan hasil penelitian bahwa perbandingan kondisi awal dengan siklus I ada peningkatan 52,4%. Perbandingan siklus I dengan siklus

  II ada peningkatan 19,2%. Sedangkan perbandingan siklus awal dengan siklus II ada peningkatan 76%. Peningkatan keaktifan siswa dari kondisi awal siklus II mencapai 76% sedangkan target yang dipatok 75%, maka peneliti tidak melanjutkan ke siklus selanjutnya karena peneliti menganggap bahwa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif teknik jigsaw dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa.

  Berdasarkan dua hasil penelitian terdahulu yang relevan di atas, model pembelajaran kooperatif teknik jigsaw dapat meningkatkan prestasi belajar.

  Oleh karena itu peneliti ingin mencoba menerapkan model pembelajaran kooperatif teknik jigsaw dalam mata pelajaran Matematika mengenai bilangan.

C. Kerangka Pikir

  Masih banyak siswa yang kurang meningkatkan prestasi belajar, khususnya mata pelajaran matematika yang disebabkan beberapa faktor antara lain : siswa kurang aktif pada waktu mengikuti pelajaran sehingga prestasi rendah, kreatifitasnya kurang, guru belum menggunakan model yang tepat sehingga siswa pasif dan bosan.

Dokumen yang terkait

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

0 0 17

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Manajemen

0 0 17

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

0 1 97

PENINGKATAN PEMAHAMAN SISWA MENGENAI GETARAN PADA BANDUL SEDERHANA MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN METODE EKSPERIMEN TERBIMBING MENGGUNAKAN LKS PADA SISWA KELAS VIII SMP KARITAS NGAGLIK YOGYAKARTA Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh G

0 0 194

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MENGGUNAKAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TEKNIK JIGSAW DALAM MATA PELAJARAN IPS SISWA KELAS V SDN TIDAR 7 MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2009 2010

0 0 147

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA SISWA KELAS IV DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK JIGSAW SKRIPSI

0 1 121

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP KATOLIK KEMASYARAKATAN KALIBAWANG PADA MATERI BILANGAN BULAT MELALUI IMPLEMENTASI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pen

0 0 219

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA TRIGAMASTER DITINJAU DARI HASIL BELAJAR SISWA KELAS X6 SMA NEGERI 7 YOGYAKARTA PADA POKOK BAHASAN PERBANDINGAN TRIGONOMETRI Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gel

0 18 236

PENINGKATAN PEMAHAMAN MATERI PENGUKURAN DENGAN METODE PEMBELAJARAN JIGSAW II PADA SISWA KELAS X SMA PANGUDI LUHUR YOGYAKARTA Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

0 0 191

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MENGGUNAKAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TEKNIK JIGSAW DALAM MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SISWA KELAS IV SD PANGUDI LUHUR YOGYAKARTA SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 20112012 SKRIPSI

0 0 124