Deskripsi kemampuan mengenal emosi dan mengelola emosi pada siswa Kelas X SMA Pangudi Luhur Sedayu Yogyakarta tahun ajaran 2007/2008 dan implikasinya terhadap usulan topik bimbingan klasikal - USD Repository

  

DESKRIPSI KEMAMPUAN MENGENAL EMOSI DAN MENGELOLA

EMOSI PADA SISWA KELAS X SMA PANGUDI LUHUR SEDAYU

YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2007/2008 DAN IMPLIKASINYA

TERHADAP USULAN TOPIK BIMBINGAN KLASIKAL

  

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

  

Program Studi Bimbingan dan Konseling

Oleh

Nadia Fitriansyah

  

NIM : 021114070

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

  Motto dan Persembahan Motto dan Persembahan Motto dan Persembahan Motto dan Persembahan

Saat diri mu terjatuh dan merasa bahwa tidak ada jalan keluar lagi percayalah pada Tuhan

mu, bahwa Dia tidak melupakan mu tetapi hanya memberi mu waktu untuk beristirahat agar

dapat berpikir sejenak sebelum kamu harus bangkit kembali untuk meneruskan hidup mu. Titik awal semua keberhasilan adalah keinginan (~Napoleon Hill~)

Kemajuan mustahil tanpa perubahan, & mereka yang tidak bisa mengubah pikiran mereka

tidak bisa mengubah apapun (~George Bernard Shaw~).

Keberhasilan tidak diukur dengan apa yang dicapai seseorang, tetapi dengan penentangan

yang dihadapinya dan keberanian yang dimiliki untuk mempertahankan perjuangan melawan

kekuatan yang jauh lebih besar (~Charles A Lidenbergh~).

  Skripsi ini saya persembahkan untuk: Kedua orang tua saya.

  

ABSTRAK

DESKRIPSI KEMAMPUAN MENGENAL EMOSI DAN MENGELOLA

EMOSI PARA SISWA-SISWI KELAS X TAHUN AJARAN 2007/2008 DAN

  

IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN

TOPIK BIMBINGAN KLASIKAL

Nadia Fitriansyah

Universitas Sanata Dharma

  

Yogyakarta

2008

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan mengenal emosi

dan mengelola emosi para siswa kelas X SMA Pangudi Luhur Sedayu, Tahun

  

Ajaran 2007/2008. Pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab dalam penelitian

ini adalah (1) Sejauh mana tingkat kemampuan para siswa kelas X dalam

mengenal emosi? (2) Sejauh mana tingkat kemampuan para siswa kelas X dalam

mengelola emosi? 3) Topik-topik bimbingan klasikal apakah yang sesuai untuk

meningkatkan kemampuan mengenal emosi dan mengelola emosi pada para siswa

kelas X tahun ajaran 2007/2008?

  Jenis penelitian ini adalah deskriptif. Alat pengumpul data yang digunakan

adalah kuesioner kemampuan mengenal emosi dan mengelola emosi yang disusun

oleh penulis. Subjek penelitian adalah para siswa kelas X SMA Pangudi Luhur

Sedayu Tahun Ajaran 2007/2008.

  Hasil penelitian adalah (1) 57 siswa (66,7%) memiliki kemampuan

mengenal emosi yang tergolong tinggi, 29 siswa (33,3%) memiliki kemampuan

mengenal emosi yang tergolong sedang dan tak seorang pun siswa memiliki

kemampuan mengenal emosi yang tergolong rendah, (2) 54 siswa (62,1%)

memiliki kemampuan mengelola emosi yang tergolong tinggi, 33 siswa (37,9%)

memiliki kemampuan mengelola emosi yang tergolong sedang dan tak seorang

pun siswa yang memiliki kemampuan mengelola emosi yang tergolong rendah,

(3) 54 siswa (62,1 %) memiliki kemampuan mengenal emosi dan mengelola

emosi yang tergolong tinggi, 33 siswa (37,9 %) memiliki kemampuan mengenal

emosi dan mengelola emosi yang tergolong sedang dan tak seorang pun siswa

yang memiliki kemampuan mengenal emosi dan mengelola emosi yang tergolong

rendah. Dari hasil penelitian ditemukan bahwa kemampuan mengenal emosi dan

mengelola emosi para siswa kelas X belum ideal, maka dari itu disusunlah topik-

topik bimbingan yang sesuai untuk dapat meningkatkan kemampuan mengenal

emosi dan mengelola emosi para siswa kelas X SMA Pangudi Luhur Sedayu.

Topik-topik bimbingan yang disusun antara lain: (1) Mengetahui berbagai macam

emosi, (2) Membedakan emosi yang dialami, (3) Mengungkapkan perasaan, (4)

Mengetahui kelebihan diri, (5) Mengendalikan emosi, (6) Bertanggung jawab

  

ABSTRACT

THE DESCRIPTION OF EMOTION AWARENESS AND MANAGEMENT

TH

OF THE 10 GRADE STUDENT OF PANGUDI LUHUR

SEDAYU YOGYAKARTA SENIOR HIGH SCHOOL

ACADEMIC YEAR 2007/2008 AND ITS IMPLICATION

TO GUIDANCE TOPICS PROPOSAL

  

Nadia Fitriansyah

Sanata Dharma University

Yogyakarta

  This research aimed to describe emotional awareness and emotional th

management of the 10 grade student in Pangudi Luhur Senior High School

Sedayu for the academic year 2007/2008. There were some problems in this

th

research (1) what is the level of emotional awareness of the 10 grade Pangudi

Luhur Sedayu Senior high School student academic year 2007/2008? (2) What is

th

the level of management emotional of the 10 grade Pangudi Luhur Sedayu

Senior high School student academic year 2007/2008? (3) What is the most

appropriate guidance topic to develop the emotional awareness and emotional

th

management of the 10 grade student in Pangudi Luhur Senior High School

Sedayu for the academic year 2007/2008?

  This research was descriptive. In order to collect the data, the writer applied

emotional awareness and management emotional questionnaires, which were

th

developed by the writer. The subject of this research was the 10 grade student in

Pangudi Luhur Senior High School Sedayu for the academic year 2007/2008.

  The result of the research were (1) 54 (62.1%) student met the qualification

of high emotional awareness and emotional management, 33 (37.9%) student met

the qualification of medium emotional awareness and emotional management, and

there was no student met the qualification of low emotional awareness and

emotional management. (2) the aspect of emotional awareness ability: there were

no student with low emotional awareness, there were 29 (33,3%) student with

medium emotional awareness and there were 57 (66,7%) student with high

emotional awareness (3) the aspect of emotional management ability: there was no

student who meet the qualification of low emotional management ability, there

were 33 (37,9%) student who meet the qualification of medium emotional

management ability and there were 54 (62,1%) student who met the qualification

of high emotional management ability. From the results, the writer concluded that

th

the ability of emotional awareness and emotional management of the 10 grade

student were not ideal. Therefore, such appropriate guidance topics were designed

to improve the ability of emotional awareness and emotional management of the

th

  

10 grade student. The design of these guidance topics was: (1) Understanding the

  

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma : Nama : Nadia Fitriansyah

  Nomor Mahasiswa : 021114070

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

DESKRIPSI KEMAMPUAN MENGENAL EMOSI DAN MENGELOLA EMOSI

PADA SISWA KELAS X SMA PANGUDI LUHUR SEDAYU YOGYAKARTA

TAHUN AJARAN 2007/2008 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK

BIMBINGAN KLASIKAL

Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada

Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam

bentuk media lain. mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara

terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain utnuk kepentingan

akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya

selama tetap mencantum nama saya sebagai penulis.

  Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal : 16 Juli 2008 Yang menyatakan (Nadia Fitriansyah)

KATA PENGANTAR

  Puji syukur kehadirat ALLAH SWT karena skripsi ini dapat terselesaikan

dengan baik. Terimakasih pada berbagai pihak yang telah membantu dan

memberikan dukungan hingga skripsi ini selesai. Terimakasih yang tulus

diucapkan kepada:

  1. Dra. M.J Retno Priyani, M.Si, sebagai dosen pembimbing yang telah membimbing dan memberikan motivasi dengan sepenuh hati.

  2. A. Setyandari, S.Pd., S.Psi., Psi., M.A., sebagai intereter dalam pembuatan angket.

  3. C. Siswa Widyatmoko, S.Psi., sebagai intereter dalam pembuatan angket.

  4. Para dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling yang telah banyak memberikan bimbingan dan pengetahuan selama masa perkuliahan dan penulisan skripsi.

  5. Keluarga Besar SMA Pangudi Luhur Sedayu, yang telah memberi kesempatan untuk melakukan penelitian.

  6. Orangtuaku yang selalu memberikan semangat dan dukungan.

  7. Pacarku Edi yang siap sedia jika aku membutuhkan bantuan dan telah mendampingiku sampai sekarang.

  8. Sepupuku Rusyad atas kesediaannya mendengarkan keluh kesah ku dan selalu memberikan semangat.

  10. Vina, Tunggal, Nabila, Farid sudah bersedia memberikan masukan selama penulisan angket.

  11. Teman-teman kos Parkit 5, Ci Mon, M.Ita, M.Jujul, M.Yohana, Haksi, M.Nina, Ci Melie, dan M.Imel atas dukungan dan semangat yang selalu diberikan selama proses penulisan skripsi.

  12. Teman-temanku di Program Studi Bimbingan dan Konseling angkatan 2002.

  Uning, Sari, Paula, Andre, Petrus, Anton, Ferdi, Tuti, Eka, Eni, Arya, Ima, Emma, Mega, Nana, Sr. Vero, Sr. Noren, Sr. Frederica, Fr Paul, Br Edi, dan kawan-kawan lainnya.

  13. Ina dan Esti atas semangat dan kebersamaannya selama mengerjakan skripsi.

  14. Mas Humam yang bersedia di foto untuk pembuatan angket.

  15. Sahabat-sahabatku! Prinses, Sherly dan Yala.

  16. Semua pihak yang namanya tidak dapat saya sebutkan satu persatu.

  Semoga ALLAH SWT membalas semua kebaikan yang telah kalian berikan.

  Penulis

  

DAFTAR ISI

Halaman HALAMAN JUDUL ......................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING................................ ii HALAMAN PENGESAHAN ........................................................... iii HALAMAN MOTO DAN PERSEMBAHAN ................................. iv HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ...................... v ABSTRAK ........................................................................................ vi ABSTRACT ...................................................................................... vii HALAMAN PERNYATAAN PUBLIKASI .................................... viii KATA PENGANTAR ...................................................................... ix DAFTAR ISI ..................................................................................... xi DAFTAR TABEL ............................................................................. xiv DAFTAR GRAFIK............................................................................ xv DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................... xvi BAB I : PENDAHULUAN ..............................................................

  1 A. Latar Belakang Masalah..................................................

  1 B. Rumusan Masalah ..........................................................

  4 C. Tujuan Penelitian ...........................................................

  5 D. Manfaat Penelitian .........................................................

  5

  A.

  

Emosi dan Kecerdasan Emosional .................................

  7 Macam-macam emosi ...............................................

  1. Pengertian Emosi ......................................................

  8 2. Kecerdasan Emosional ..............................................

  11 a. Pengertian Kecerdasan Emosional ......................

  11 b. Unsur-unsur Kecerdasan Emosional ...................

  14 1) Mengenal Emosi ............................................

  16 2) Mengelola Emosi ..........................................

  25 3) Kecenderungan - kecenderungan dalam menangani emosi. ..........................................

  36 B.

Siswa Kelas X ................................................................

  38 C.

Bimbingan ......................................................................

  39 1. Pengertian Bimbingan ...............................................

  39 2. Pengertian Bimbingan Klasikal .................................

  40 3. Tujuan Bimbingan .....................................................

  41 D.

Peran bimbingan dalam meningkatkan kemampuan

mengenal emosi dan mengelola emosi dan cara-cara

meningkatkannya ...........................................................

  41 1. Peran bimbingan dalam meningkatkan kemampuan mengenal emosi dan mengelola emosi.......................

  41 2. Cara-cara meningkatkan kemampuan mengenal

  A.

  

Jenis Penelitian ...............................................................

  B.

  

Subyek Penelitian ...........................................................

  50 C.

Instrumen Penelitian.......................................................

  51 D.

Prosedur Pengumpulan Data...........................................

  59 E.

Teknik Analisis Data.......................................................

  60 BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.................

  63 A.

Hasil Penelitian...............................................................

  63 B.

Pembahasan.....................................................................

  67 BAB V : USULAN TOPIK BIMBINGAN KLASIKAL DAN SATUAN LAYANAN BIMBINGAN DAN

KONSELING...................................................................

  75 A.

Usulan Topik Bimbingan Klasikal..................................

  76 B.

Contoh Satuan Pelayanan Bimbingan.............................

  79 BAB VI : RINGKASAN, KESIMPULAN DAN SARAN-SARAN

  85 A.

Ringkasan........................................................................

  85 B.

Kesimpulan.....................................................................

  87 C.

Saran...............................................................................

  89 DAFTAR PUSTAKA .......................................................................

  91 LAMPIRAN ......................................................................................

  94

  TABEL Halaman Tabel 1 : Jumlah siswa kelas X SMA Pangudi Luhur Sedayu TA 2007/2008........................................................ 50 Tabel 2 : Jumlah Siswa Kelas X SMA Pangudi Luhur Sedayu yang mengikuti penelitian...................................... 51 Tabel 3 : Kisi-kisi Item Kuesioner Kemampuan Mengenal Emosi dan Mengelola Emosi.............................................. 52 Tabel 4 : Kategori Tingkat Kemampuan Mengenal Emosi dan Mengelola Emosi......................................................... 59 Tabel 5 : Penggolongan Tingkat Kemampuan Mengenal Emosi dan Mengelola Emosi.............................................. 61 Tabel 6 : Penggolongan Tingkat Kemampuan Mengenal Emosi...... 62 Tabel 7 : Penggolongan Tingkat Kemampuan Mengelola Emosi..... 62 Tabel 8 : Penggolongan Kemampuan Mengenal Emosi dan Mengelola Emosi Para Siswa Kelas X............................... 63 Tabel 9 : Penggolongan Kemampuan Mengenal Emosi Para Siswa Kelas X............................................................. 64 Tabel 10 : Penggolongan Kemampuan Mengelola Emosi Para Siswa Kelas X............................................................. 65 Tabel 11 : Persentase 51% Siswa yang Dapat Menjawab Item Soal............................................................................. 66

  GRAFIK Grafik 1 : Penggolongan Kemampuan Mengenal Emosi dan Mengelola Emosi Para Siswa Kelas X.............................. 63 Grafik 2 : Penggolongan Kemampuan Mengenal Emosi Para Siswa Kelas X............................................................ 64 Grafik 3 : Penggolongan Kemampuan Mengelola Emosi Para Siswa Kelas X............................................................ 65

  LAMPIRAN

Lampiran 1 :Angket dan Kunci Jawaban ......................................... 100

Lampiran 2 :Persentase 51% Siswa yang Dapat Menjawab

  Item Soal ........................................................................ 109

Lampiran 3 :Surat-surat Keterangan ................................................ 112

Lampiran 4 :Tabulasi Skor Hasil Penelitian .................................... 113

  1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berbicara tentang tahapan hidup seseorang tahap perkembangan yang

  paling berkesan adalah masa remaja (Setiyono, 2002). Pada masa remaja terdapat berbagai macam permasalahan yang menarik untuk di jadikan topik diskusi. Berbagai macam permasalahan remaja yang di jadikan topik diskusi yaitu dalam rangka membantu remaja melewati masanya, dengan memberikan berbagai bekal pengetahuan tentang banyak hal yang berkaitan dengan masa remaja agar mereka dapat melewati masa tersebut dengan baik.

  Masa remaja merupakan suatu masa yang berkesan dalam tahapan perkembangan hidup seseorang dan menjadi suatu topik yang menarik untuk dibicarakan, karena masa remaja adalah masa yang penuh dengan perubahan. Perubahan yang dimaksud adalah perubahan dalam dimensi kognitif, perubahan dalam dimensi biologis, perubahan dalam dimensi psikologis, dan perubahan dalam dimensi moral (Setiyono, 2002). Perubahan-perubahan tersebut terjadi akibat tuntutan dari lingkungan sekitar dan dari dalam diri remaja itu sendiri karena remaja akan memasuki masa dewasa atau tahapan perkembangan selanjutnya dalam kehidupan. Perubahan-perubahan dalam diri remaja inilah yang akan membentuk remaja nantinya ketika mereka memasuki masa dewasa.

  2

orang tua, senang mencoba-coba segala sesuatu yang baru entah hal tersebut

positif atau negatif, mengalami gejolak emosi yang besar akibat perubahan

hormon yang ada didalam tubuh, dan kebingungan-kebingungan dalam

bersikap karena dianggap sebagai orang dewasa tetapi belum diberi

kepercayaan penuh oleh orang-orang dewasa di sekitarnya. Berbagai macam

masalah yang ada dalam diri remaja membuat remaja membutuhkan

bimbingan untuk dapat melewati masa transisi tersebut agar kelak dalam diri

remaja terbentuk sikap yang positif ketika dewasa.

  Tuntutan-tuntutan dari lingkungan dan berbagai macam permasalahan

dalam diri remaja membuat emosi remaja gampang berubah dari suatu emosi

ke emosi yang lain misalnya dari emosi marah lalu tiba-tiba jadi merasa

bahagia. Dari fakta yang terungkap tentang adanya perubahan emosi yang

berubah secara tiba-tiba membuktikan bahwa remaja memiliki gejolak emosi

yang begitu besar. Gejolak emosi yang begitu besar menandakan remaja

memiliki kelebihan energi. Jika remaja kurang memiliki bekal pengetahuan

tentang bagaimana caranya mengelola dan menyalurkan energi yang

berlebihan tersebut dengan tepat, dapat membuat remaja menyalurkan

energinya pada hal-hal negatif, seperti misalnya tawuran. Kelebihan energi ini

yang harus dapat dimanfaatkan dengan baik oleh remaja dengan bantuan

orang-orang dewasa di sekitarnya untuk membimbing remaja menyalurkan

kelebihan energinya ke arah yang positif (Mu'tadin, 2002). Pergolakan emosi

  3

sebaya, lingkungan tempat tinggal, keluarga, dan berbagai macam aktivitas

yang dilakukan oleh remaja (Mu'tadin, 2002).

  Guru pembimbing di sekolah sangat diperlukan dalam membantu para

siswanya agar para siswa sebagai remaja memiliki pengetahuan dan

kemampuan dalam mengatasi kelebihan energi yang dimiliki ke arah yang

positif. Seorang guru pembimbing memiliki peran penting dalam memantau

perkembangan diri siswa-siswi sebagai remaja, karena sebagian besar waktu

siswa-siswi dihabiskan di sekolah dan memang sudah menjadi tugas dan

tanggung jawab dari seorang guru pembimbing untuk membantu siswa-

siswinya agar dapat berhasil melewati masa remajanya.

  Kecerdasan emosional adalah salah satu kecerdasan yang harus di

kembangkan oleh para siswa sebagai remaja agar mereka memiliki bekal

pengetahuan kemampuan untuk mengarahkan dan untuk menyalurkan energi

emosi secara tepat. Mengingat masa remaja adalah tahapan perkembangan

manusia ke masa dewasa, maka dengan mengasah kecerdasan emosional sejak

remaja diharapkan kelak mereka dapat berhasil dalam berbagai bidang

kehidupan, seperti dalam keluarga, di tempat kerja, dan lain-lain. Beberapa

komponen kecerdasan emosional menurut Cherniss & Goleman (1998) ada

dua yaitu kompetensi personal dan kompetensi sosial, karena segala sesuatu

dimulai dari dalam diri seseorang maka skripsi ini bertujuan untuk mengetahui

kompetensi personal siswa-siswi kelas X SMA sebagai dasar dari kecerdasan

  4 Mangunhardjana, dkk (2002) melakukan penelitian tentang pengaruh pelatihan emosional literacy terhadap kecerdasan emosional dengan subjek yang berusia sekitar 16-21 tahun. Hasil penelitian itu menunjukkan bahwa kemampuan kesadaran diri atau mengenal emosi masih kurang optimal dan kemampuan manajemen diri atau mengelola emosi belum tampak adanya perubahan walaupun setelah pelatihan. Hasil penelitian yang telah di lakukan oleh Mangung hardjana dan kawan-kawan merupakan salah satu motivasi di lakukannya penelitian dalam skripsi ini yaitu untuk mengetahui sejauh mana kemampuan mengenal emosi dan mengelola emosi (kompetensi personal) para siswa sebagai remaja. Melalui penelitian ini, diharapkan hasilnya dapat menjadi dasar dalam memberikan bimbingan yang sesuai dengan kebutuhan remaja akan kompetensi personal.

B. Perumusan Masalah 1.

  Sejauh mana tingkat kemampuan para siswa kelas X dalam mengenal emosi?

  2. Sejauh mana tingkat kemampuan para siswa kelas X dalam mengelola emosi?

  3. Topik-topik bimbingan klasikal apakah yang sesuai untuk meningkatkan kemampuan dalam mengenal emosi dan mengelola emosi pada para siswa kelas X SMA Pangudi Luhur Sedayu Tahun Ajaran 2007/2008?

  5

C. Tujuan Penelitian 1.

  Mendeskripsikan tingkat kemampuan mengenal emosi pada siswa-siswi kelas X SMA Pangudi Luhur Sedayu Tahun Ajaran 2007/2008.

2. Mendeskripsikan tingkat kemampuan mengelola emosi pada para siswa kelas X SMA Pangudi Luhur Sedayu Tahun Ajaran 2007/2008.

  3. Memberikan usulan topik-topik bimbingan yang sesuai untuk para siswa kelas X SMA Pangudi Luhur Sedayu Tahun Ajaran 2007/2008 dalam

meningkatkan kemampuan mengenal emosi dan mengelola emosi.

D. Manfaat Penelitian 1.

  Bagi Peneliti.

  Memperoleh gambaran kemampuan mengenal emosi dan mengelola emosi pada siswa-siswi kelas X SMA Pangudi Luhur Sedayu Tahun Ajaran 2007/2008.

  2. Bagi Guru BK Memberikan informasi bagi pihak sekolah melalui guru BK, tentang gambaran kemampuan personal (mengenal emosi dan mengelola emosi) siswa-siswinya. Sehingga pihak sekolah dapat memberikan topik bimbingan yang tepat bagi siswa-siswinya.

3. Bagi Peneliti Lain.

  Sebagai sumber informasi dan inspirasi jika kelak ingin mengembangkan penelitian ini.

  6

E. Batasan Istilah 1.

  Deskripsi adalah pemaparan atau penggambaran dengan kata-kata secara jelas dan terinci.

  2. Emosi adalah tergugahnya perasaan yang ditandai dengan perubahan keadaan fisiologis tertentu.

  3. Mengenal emosi adalah kemampuan individu untuk mengenali perasaan sesuai dengan apa yang terjadi, mampu memantau perasaan dari waktu ke waktu dan merasa selaras dengan apa yang dirasakan.

  4. Mengelola emosi adalah kemampuan untuk menangani perasaan sehingga perasaan dapat diungkapkan dengan tepat, kemampuan untuk menenangkan diri, melepaskan diri dari kecemasan, kemurungan dan kemarahan yang menjadi-jadi.

  5. Siswa-siswi adalah para pelajar kelas X SMA Pangudi Luhur Sedayu.

  6. Bimbingan adalah proses pemberian bantuan kepada individu yang dilakukan secara berkesinambungan supaya individu tersebut dapat memiliki kompetensi personal (kemampuan mengenal emosi dan mengelola emosi), sehingga siswa-siswi dapat bertindak wajar sesuai

denga tuntutan dan keadaan keluarga serta lingkungan masyarakat.

  7. Bimbingan klasikal adalah proses bimbingan yang diikuti oleh tiap siswa- siswi perkelas dan dilakukan pada jam pelajaran yang telah disediakan oleh pihak sekolah.

  8. Usulan topik-topik bimbingan adalah suatu topik yang direncanakan menjadi bahan bimbingan bagi guru Bimbingan dan Konseling untuk

  7

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Emosi dan Kecerdasan Emosional.

1. Emosi.

  Akar kata emosi adalah dari kata bahasa latin yaitu movere yang berarti “menggerakkan, bergerak”, ditambah awalan “e-“ untuk memberi arti “bergerak menjauh”, yang menyiratkan kecenderungan bertindak merupakan hal mutlak dalam emosi (Goleman, 2003).

  Istilah emosi dalam reader mata kuliah Komunikasi Antar Pribadi (Sinurat, 1999) yang dikutip dari Oxford English Dictionary adalah setiap agitasi atau kekacauan pikiran, perasaan, nafsu; setiap keadaan mental yang meluap-luap. Goleman menganggap emosi merujuk pada suatu perasaan dan pikiran-pikiran khasnya, suatu keadaan biologis dan psikologis, dan serangkaian kecenderungan untuk bertindak.

  Wijongkongko (1997) mendefinisikan emosi sebagai kekuatan tanpa batas, energi vital yang dapat dimanfaatkan untuk meraih sukses di tempat kerja, di rumah, dalam hubungan antar sesama, dan juga sukses dalam hubungan dengan diri sendiri. Kesuksesan hidup tersebut terletak pada kemampuan diri untuk mengendalikan emosi secara efektif.

  Emosi menurut kamus psikologi (Kartono & Dali, 1987) adalah tergugahnya perasaan yang disertai dengan perubahan-perubahan dalam

  8

1999) "emosi" bukan terbatas pada perasaan saja tetapi meliputi setiap

keadaan pada diri seseorang yang disertai dengan warna afektif, baik pada

tingkat yang lemah (dangkal) maupun pada tingkat yang kuat (mendalam).

Warna afektif adalah perasaan senang atau tidak senang yang selalu

menyertai perbuatan-perbuatan kita sehari-hari.

  Secara garis besar emosi dapat diartikan sebagai suatu perasaan yang

timbul dan memiliki kekuatan tanpa batas yang dapat dimanfaatkan

disertai dengan perubahan-perubahan dalam tubuh kemudian ada

kecenderungan untuk bertindak. Jika para siswa mengetahui emosi yang

sedang dialami dan mampu mengelola emosi tersebut dengan baik maka

para siswa dapat menggunakan kekuatan emosi untuk meraih kesuksesan

dalam hidup, seperti sukses dalam berhubungan dengan diri, sukses dalam

berhubungan dengan keluarga dan antar sesama, sukses di sekolah dan

dunia kerjanya kelak.

  Macam-macam Emosi.

  Winkel & Hastuti (2004) dalam bukunya yang berjudul Bimbingan Konseling di Institusi Pendidikan juga menyebutkan berbagai macam perasaan dan menggolongkannya ke dalam perasaan senang dan perasaan tidak senang yaitu:

  1) Perasaan yang tergolong senang

  9 Merasa cinta/terpikat Merasa diakui/diterima Merasa damai/ tenteram Merasa enak (tidak ada kejanggalan) Merasa geli

  Merasa kagum Merasa kerasan/betah Merasa lega (lepas dari sesuatu) Merasa mantap Merasa nyaman Merasa nikmat Merasa optimis Merasa pantas Merasa puas Merasa penuh harapan Merasa penuh harga diri Merasa riang/gembira Merasa rindu/kangen

  Merasa syukur/ berterimakasih Merasa santai/rileks Merasa simpati Merasa sabar Merasa terlindung/aman Merasa terhibur Merasa tenang/kalem Merasa tertarik Merasa terharu Merasa tabah Merasa terpingau/ tertegun/terpukau/terpana Merasa terpesona

  Merasa tergugah/ terangsang/terlibat (Merasa) suka 2)

  Perasaan yang tergolong tidak senang Merasa apatis/acuh tak acuh Merasa antipati

  Merasa asing (tak pada tempatnya) Merasa benci Merasa bingung Merasa bengong Merasa bosan/jenuh/jemu Merasa berat/berat hati Merasa berkabung/berduka cita Merasa berdosa/ bersalah/sesal Merasa curiga

  Merasa cemburu Merasa canggung/ malu- malu Merasa diabaikan/ dibiarkan/ sendirian Merasa dihina/terhina

  Merasa dendam Merasa dingin/ tak tergugah Merasa dikejar/di oyak- oyak Merasa gugup/grogi

  Merasa heran Merasa hambar/hampa Merasa iri hati /angkuh/sirih Merasa jengkel/mangkel Merasa jera/kapok Merasa jauh Merasa khawatir/ gelisah/ cemas/ resah/ was-was/ gundah/ risau/ gusar

  Merasa kecewa/ frustasi/gagal Merasa kikuk Merasa kesal/ kheki/masgul Merasa kesepian

  Merasa sebatang kara Merasa kehilangan Merasa iba/kasihan Merasa kecil hati Merasa lesu Merasa lemah/tak berdaya Merasa malu/kehilangan muka/jengah Merasa marah/ geram/ ganas/ gerang/ gusar Merasa malas/tak bergairah Merasa merana (penuh sandungan)

  10 Merasa putus asa/ tanpa harapan Merasa pasrah (menyerah saja) Merasa panik Merasa patah hati Merasa panas hati Merasa ragu-ragu/ bimbang Merasa prihatin

  Merasa risih Merasa rendah diri/minder/tak berharga Merasa sedih/ susah/ sendu/ kuyu/ murung Merasa sakit hati/ pedih

  Merasa segan /enggan/wegah Merasa sebal/sebel/ masgul Merasa terancam Merasa tertipu/terperdaya Merasa takut/gentar Merasa terkejut/ kaget/ terhenyak/ terhentak Merasa terpukul

  Merasa tak enak (ada kejanggalan) Merasa tertekan/ terbebani

  Merasa terpaksa (mau tak mau) Merasa tak sampai hati/ tak tega Merasa tak mampu Merasa tersinggung Merasa tergerak Merasa tersiksa Merasa tak krasan/ tak betah Merasa terganggu/ direpotkan Merasa tersayat/ pilu Merasa terpojok/ terjepit/ terdesak Merasa tersesat/ kehilangan arah Merasa tercekam/ terkekang Merasa tak sabar

  Merasa tak berdaya/ kalah Merasa tegang Merasa terombang- ambing/ goyah/ bimbang Merasa terikat/ tak bebas

  Merasa tersipu-sipu Merasa terasing/ diasingkan Merasa tercengang/ terkesima/ termangu- mangu

  (Merasa) duka

  11 Hein (2006) mengelompokkan berbagai macam perasaan negatif yang dialami individu sebagai berikut: Dignity/Respect/Self-Worth,

  Freedom/Control, Love/Connection/Importance, Justice/Truth, Safety, Trust.

2. Kecerdasan Emosional a. Pengertian Kecerdasan Emosional

  Sebelum kecerdasan emosional (EQ) dikenal banyak orang, sebagian besar orang menganggap kecerdasan intelektual (IQ) adalah penentu kesuksesan hidup. Setelah dilakukan penelitian oleh para ahli salah satunya Goleman (2003) dan O'neil (Recker, 2001) mengatakan bahwa kecerdasan intelektual menyumbang sekitar 20% dalam kesuksesan hidup seseorang dan 80% sisanya adalah kecerdasan yang lain.

  Goleman (2001) menekankan bahwa kecerdasan intelektual (IQ) hanya mengalami sedikit perubahan setelah melewati usia remaja, sedangkan kecerdasan emosional (EQ) lebih banyak diperoleh lewat belajar dan terus berkembang sepanjang hidup. Pendapat ini sejalan dengan teori yang diungkapkan oleh John Locke (Sujanto dkk, 1984) tentang tabula rasa yang mengatakan bahwa manusia lahir seperti halnya kertas putih. Akan jadi apa kertas putih tersebut tergantung pada proses yang dialami selanjutnya.

  12

2000). Kecerdasan emosional perlu untuk dimiliki oleh setiap orang

karena emosi selalu ada dalam diri setiap manusia di manapun manusia

itu berada, baik di tempat kerja, dalam lingkungan keluarga, di

sekolah, dan lain-lain (Bradberry dan Greaves, 2007).

  Kecerdasan emosional pertama kali dipelopori oleh seorang

psikolog Israel bernama Reuven Bar-On tahun 1980-an dan

dipublikasikan pada tahun 1990 untuk pertama kalinya oleh John

Mayer, dari The University of New Hampshire dan Peter Salovey, dari

Yale University (Goleman, 2001). Setelah itu pada tahun 1995 Daniel

Goleman mempopulerkan kecerdasan emosional, awalnya dari sebuah

buku yang ditulis dan akhirnya menjadi buku yang paling laris di dunia

(Cherniss, 2000).

  Goleman (Singh, 2003) mengartikan kecerdasan emosional

sebagai "… knowing what feels good, what feels bad, and how to go

from bad to good". Selanjutnya disebutkan juga bahwa kesadaran

emosi dan keterampilan untuk memanajemen emosi termasuk dalam

unsur kecerdasan emosional. Kesadaran emosi dan keterampilan untuk

memanajemen emosi dapat membantu seseorang untuk

menyeimbangkan emosi yang dirasakan dengan pikiran sehingga

dapat memaksimalkan perasaan positif yang dirasakan.

  Hein (2006) mendefinisikan kecerdasan emosional sebagai

  13

dapat menyeimbangkan antara emosi yang dirasakan dengan alasan

sehingga dapat meraih kebahagian hidup secara maksimal.

  Mayer dan Salovey (1997) mendefinisikan kecerdasan

emosional sebagai "…ability to perceive emotions, to acces and

generate emotions so as to assist thought, to understand emotions and

emotional meanings, and to reflectively regulate emotions so as to

promote both better emotions and thought". Kemampuan yang

dimaksud Mayer dan Salovey (1997) yaitu kemampuan untuk dapat

menerima, memahami dan mengartikan emosi yang dirasakan

kemudian mengolah emosi tersebut secara reflektif dengan cara

menghubungkan emosi dan pikiran sehingga didapatkan keseimbangan

antara emosi dan pikiran.

  Definisi kecerdasan emosional yang lain menurut Goleman

(2001) adalah kemampuan untuk mengenali emosi dan mengelola

emosinya sendiri dengan baik, mampu memotivasi diri sendiri dan

mampu mengenali emosi orang lain sehingga dapat membina

hubungan dengan orang lain. Cooper & Sawaf (2001) mendefinisikan

kecerdasan emosional sebagai kemampuan untuk merasakan,

memahami, dan menerapkan secara efektif kepekaan emosi sebagai

sumber energi, informasi dan koreksi. Schindler (1992) mengartikan

kecerdasan emosional lebih sederhana yaitu kemampuan untuk

  14 Dari keenam definisi di atas dapat disimpulkan bahwa kecerdasan emosional adalah kemampuan untuk mengenal emosi yang sedang terjadi kemudian mengelola emosi tersebut dengan baik agar dapat menyelaraskan antara perasaan dan pikiran yang dapat memotivasi diri ke arah positif, termasuk juga kemampuan mengenali emosi yang sedang terjadi pada diri orang lain sehingga dapat membantu diri kita dalam membina hubungan baik dengan orang lain,

dengan begitu kebahagiaan hidup dapat tercapai secara maksimal.

b. Unsur-unsur Kecerdasan Emosional

  Menurut Goleman (2001) kecerdasan emosional memiliki beberapa unsur yaitu mengenal emosi diri, mengelola emosi, memotivasi diri, mengenali emosi orang lain dan membina hubungan dengan orang lain. Goleman dan Cherniss (1998), Bradberry dan Greaves (2007) membagi unsur-unsur kecerdasan emosional ke dalam dua kompetensi yaitu kompetensi personal dan kompetensi sosial.

  Kompetensi personal merupakan kemampuan yang lebih ditujukan kepada diri sendiri yang terdiri dari mengenal emosi dan mengelola emosi, sedangkan kompetensi sosial merupakan kemampuan yang lebih ditujukan pada menjalin hubungan dengan orang lain terdiri dari kesadaran sosial dan manajemen hubungan. Mayer dan Salovey (1997)

  15

intellectual growth" maksudnya kemampuan untuk mengolah emosi

secara reflektif untuk membantu mengembangkan perkembangan

perasaan dan pikiran atas suatu kejadian tertentu, "understanding and

analyzing emotions; employing emotional knowledge" maksudnya

kemampuan menggunakan pengetahuan emosi untuk dapat memahami

dan menganalisa emosi yang sedang dialami, "emotional facilitation of

thingking" kemampuan memfasilitasi pikiran dengan memanfaatkan

suatu emosi yang sedang dirasakan, "perception, appraisal and

expression of emotion" kemampuan untuk mempersepsikan dan

memberikan penilaian terhadap emosi yang sedang dirasakan serta

mengekspresikan emosi yang sedang dialami secara tepat. Hein (2006)

membagi kecerdasan emosional ke dalam empat aspek yang disingkat

B.A.R.E : "Balance" yaitu kemampuan untuk dapat menyeimbangkan

antara pikiran dan perasaan sehingga dapat menghasilkan emosi yang

positif; "Awareness" yaitu kemampuan untuk menyadari dan

mengetahui perasaan-perasaan negatif dan positif yang dialami agar

dapat memperoleh kebahagiaan hidup. Untuk dapat memiliki

mengenal emosi perlu mengakui perasaan-perasaan yang sedang

terjadi, menerima perasaan-perasaan tersebut dan dapat

mengidentifikasi perasaan-perasaan tersebut); "Responsibility" yaitu

kemampuan untuk dapat bertanggungjawab terhadap kehidupan yang

  16 berbagai macam emosi yang dirasakan orang lain berdasarkan sudut pandang orang tersebut.

  Dalam penelitian ini unsur kecerdasan emosional yang akan diungkap adalah kemampuan mengenal emosi dan mengelola emosi atau lebih kepada kompetensi personal. Alasan mengapa hanya mengenal emosi dan mengelola emosi saja yang dibahas dalam penelitian ini, karena segala sesuatu berasal dari dalam diri dahulu baru kemudian ke lingkungan. Inti dari kecerdasan emosional adalah kemampuan untuk mengenali emosi yang terjadi dan dapat mengelola emosi itu dengan baik pendapat ini diperkuat oleh Mayer dan Salovey (1997), Socrates (Secapramana, 1999) dan Goleman (2003).

1) Mengenal emosi

  Mengenal emosi merupakan kemampuan dasar dari kemampuan-kemampuan lain yang termasuk dalam kecerdasan emosional. Mengenali emosi yang terjadi membantu seseorang untuk mendapatkan kebahagiaan hidup. Kebahagiaan hidup akan tercapai jika seseorang mengetahui perasaan-perasaan positif yang dialami. Untuk dapat membedakan perasaan-perasaan positif dan negatif yang dialami seseorang harus memiliki kecermatan dalam mengenal emosinya. Orang yang memiliki kemampuan mengenali emosi dengan

  17

dengan cara menyebutkan nama emosi tersebut. Orang yang tidak

dapat mengenali emosi yang sedang dialami dapat dikatakan orang

yang buta emosi. Hal ini akan mempengaruhi kebahagiaan hidupnya.

  Goleman (1998), Mayer (Goleman, 2003), Bradberry dan

Greaves (2007) lebih suka menyebut mengenal emosi sebagai

kesadaran diri. Mengenal emosi atau kesadaran diri diartikan sebagai

kemampuan untuk mengenali perasaan yang sedang terjadi tepat pada

Dokumen yang terkait

Analisis faktor kemampuan perencanaan karier siswa SMA(studi deskriptif pada siswa SMA Pangudi Luhur Sedayu kelas XII tahun ajaran 2016/2017 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik bimbingan karier).

0 0 120

Kemampuan mengelola waktu belajar siswa (studi deskriptif pada siswa kelas XI SMA Pangudi Luhur Sedayu tahun ajaran 2015/2016 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik bimbingan belajar).

0 0 101

Partisipasi aktif mengikuti bimbingan klasikal (tingkat partisipasi aktif siswa kelas X SMA Pangudi Luhur Sedayu tahun ajaran 2015/2016 dalam mengikuti bimbingan klasikal dan implikasinya terhadap usulan upaya peningkatan partisipasi aktif dalam mengikuti

0 0 127

Deskripsi tingkat perilaku agresif siswa kelas XI SMK Marsudi Luhur Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015 dan implikasinya terhadap usulan topik bimbingan pribadi-sosial.

0 0 92

Deskripsi tingkat kemampuan mengelola emosi siswa kelas IX SMP Kanisius Pakem tahun ajaran 2015/2016 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik bimbingan klasikal.

0 1 83

Studi deskriptif kemampuan mengelola emosi pada peserta didik kelas IV dan V SD Pangudi Luhur Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik bimbingan pribadi - sosial.

0 2 125

Deskripsi aktualisasi diri siswa kelas XI Jurusan Busana SMK Negeri 4 Yogyakarta tahun ajaran 2012 2013 dan implikasinya terhadap usulan topik topik bimbingan klasikal

0 0 97

Deskripsi tingkat kepercayaan diri siswa kelas VIII SMP Maria Immaculata Yogyakarta tahun ajaran 2013 2014 dan implikasinya terhadap usulan topik topik bimbingan klasikal

0 0 91

Deskripsi tingkat penerimaan diri siswa kelas X SMA Budya Wacana Yogyakarta tahun ajaran 2012 2013 dan implikasinya terhadap usulan topik topik bimbingan klasikal

0 0 153

Deskripsi tingkat kecerdasan interpersonal siswa di asrama putra-putri SMA Pangudi Luhur Van Lith Muntilan tahun ajaran 2006/2007 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik bimbingan kelompok - USD Repository

0 0 147