Perbedaan kecemasan dalam penyusunan skripsi antara mahasiswa yang aktif berorganisasi dan mahasiswa yang tidak aktif berorganisasi - USD Repository

  

PERBEDAAN KECEMASAN DALAM PENYUSUNAN

SKRIPSI ANTARA MAHASISWA YANG AKTIF

BERORGANISASI DAN MAHASISWA YANG TIDAK AKTIF

BERORGANISASI

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

  

Program Studi Psikologi

Disusun oleh :

Valentina Dwita Febriani

  

059114067

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

JURUSAN PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

  Di saat jatuh....ingin segera bangun Di saat berat....ingin tetap kuat Ketakutan menuntun orang pada kemunduran

Keberanian membimbing orang pada kemajuan (NN)

  

Kupersembahkan skripsi ini untuk :

Allah Bapa Yang Maha Kasih & Bunda Maria

yang selalu menyertai tiap langkahku….

(Alm) Bapak Agustinus Tri Antoro & Ibu Yohana Sumiyati

Kakakku Fransiska Ika Septiani & Adikku Andreas Danang Tri Yudanto

dan Sahabat-sahabatku……..

  

PERBEDAAN KECEMASAN DALAM PENYUSUNAN SKRIPSI ANTARA

MAHASISWA YANG AKTIF BERORGANISASI DAN MAHASISWA

YANG TIDAK AKTIF BERORGANISASI

Valentina Dwita Febriani

  

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kecemasan dalam

penyusunan skripsi antara mahasiswa yang aktif berorganisasi dan mahasiswa

yang tidak aktif berorganisasi. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah

ada perbedaan kecemasan dalam penyusunan skripsi antara mahasiswa yang aktif

berorganisasi dan mahasiswa yang tidak aktif berorganisasi. Subjek dalam

penelitian ini adalah mahasiswa yang aktif berorganisasi dan mahasiswa yang

tidak aktif berorganisasi yang sedang melakukan penyusunan skripsi. Metode

pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan

mengunakan skala Likert. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah Skala

Kecemasan dalam Penyusunan Skripsi yang dibuat oleh peneliti. Dari data

statistik item dan reliabilitas pada skala Kecemasan, dari 52 item diperoleh 35

item yang lolos seleksi dengan koefisien reliabilitas alpha sebesar 0,912. Untuk

mengetahui ada tidaknya perbedaan kecemasan dalam penyusunan skripsi antara

mahasiswa yang aktif berorganisasi dan mahasiswa yang tidak aktif berorganisasi

digunakan analisis Independent Sample t-test. Dari analisis data penelitian

diperoleh nilai t sebesar -0,141 dengan probabilitas 0,888 (p > 0,05). Hasil ini

menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan kecemasan dalam penyusunan skripsi

antara mahasiswa yang aktif berorganisasi dan mahasiswa yang tidak aktif

berorganisasi. Hal tersebut menunjukkan bahwa hipotesis tidak terbukti.

Kata kunci: kecemasan dalam penyusunan skripsi, mahasiswa yang aktif

berorganisasi dan mahasiswa yang tidak aktif berorganisasi.

  

PERBEDAAN KECEMASAN DALAM PENYUSUNAN SKRIPSI ANTARA

MAHASISWA YANG AKTIF BERORGANISASI DAN MAHASISWA

YANG TIDAK AKTIF BERORGANISASI

Valentina Dwita Febriani

ABSTRACT

  This research was conducted to find out Anxiety Difference in Doing

Thesis among Students Who Are Active in Organization and Students Who Are

Not Active in Organization. The hypothesis proposed is there is anxiety difference

among students who are active in organization and students who are not active in

organization. The subjects in this research are students who are active in

organization and students who are not active in organization that doing their

thesis. The methodology used in this research is Likert scale. The instrument used

is anxiety scale in doing thesis that is made by researcher. Based on the data

statistic item and reliability on anxiety scale, from 52 items it is resulted on 35

items which pass the selection by alpha reliability of 0,912. To find out if there is

anxiety difference among students who are active in organization and students

who are not active in organization, the researcher used Independent Sample t-test

analysis. The data analysis research resulted of t -0,141 with probability 0,888 (p

> 0, 05). This result showed that there is no anxiety difference among students

who are active in organization and students who are not active in organization. It

is also showed that the hypothesis is not proved.

  

Key word: anxiety in doing thesis, students who are active in organization and

students who are not active in organization.

  

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :

Nama : Valentina Dwita Febriani

  Nomor mahasiswa : 059114067

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

  

PERBEDAAN KECEMASAN DALAM PENYUSUNAN SKRIPSI ANTARA

MAHASISWA YANG AKTIF BERORGANISASI DAN MAHASISWA

YANG TIDAK AKTIF BERORGANISASI

beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan

kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,

mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan

data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau

media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya

maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya

sebagai penulis. Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal : 18 Mei 2010 Yang menyatakan (Valentina Dwita Febriani)

KATA PENGANTAR

  Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas

segala berkat dan perlindungan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

ini dengan baik. Penulis menyadari bahwa skripsi ini dapat terselesaikan atas

bantuan berbagai pihak, oleh karena itu dengan segala kerendahan hati, penulis

ingin mengucapkan terima kasih kepada:

  

1. Ibu Christina Siwi Handayani, S.Psi., M.Si., selaku Dekan Fakultas Psikologi

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  

2. Ibu Aquilina Tanti Arini, S.Psi., M.Si., selaku Dosen Pembimbing Skripsi

atas bimbingan yang telah diberikan selama proses penyusunan skripsi.

  

3. Ibu M.L. Anantasari, S.Psi., M.Psi, selaku Dosen Pembimbing Akademik

yang selalu memberikan dukungan baik selama masa kuliah maupun saat proses penyusunan skripsi.

  

4. Rm. Priyono Marwan S.J. selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah

memberikan dukungan dan masukan selama proses penyusunan skripsi.

  

5. Ibu Y. Titik Kristiyani, M. Psi, selaku dosen penguji skripsi yang telah

memberikan masukan yang bermanfaat untuk skripsi ini.

  

6. Segenap dosen-dosen Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma, atas

bimbingan dan segala bekal ilmu pengetahuan yang telah diberikan.

  

7. Mbak Nanik, Mas Gandung & Pak Gie yang telah membantu dalam proses kelancaran administrasi di sekretariat, mas Muji atas kemudahan yang diberikan dalam pelaksanaan praktikum dan selama penulis menjadi asisten, mas Doni, atas segala bantuan dalam proses peminjaman buku.

  

8. Keluargaku tercinta, Bapak, Ibu, Mbak Ika, dan Danang yang selalu

memberikan dukungan, doa dan perhatian.

  

9. Sahabat – sahabatku, Sari dan Matilda yang selalu berbagi kebersamaan

dalam suka dan duka, Silvi, Andien, Alit, Mena atas kebersamaan dan keceriaannya.

  

10. Teman-teman Psikologi angkatan 2005 atas persahabatan dan

kebersamaannya.

  

11. Kepala dan Staf P2TKP, Pak Priyo, Pak Heri, Pak Toni, Mba’ Tia, Mba’

Diana serta teman-teman asisten; Mumun, Beti, Iie, Ucie, Nora, Iin, Alma, Mba’ Indra, Mba’ Wulan, Mba’ Fani, Mba’ Ruri, Mba’ Tinul, Mas Sumar,

Mas Patje atas kepercayaan dan pengalaman kerja yang telah diberikan.

  12. Teman – teman yang telah bersedia mengisi angket penelitian.

  

13. Semua pihak yang tanpa sengaja belum penulis sebut di sini; terima kasih atas

segala bantuan yang telah diberikan.

  Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh

karena itu, penulis sangat berterimakasih atas semua masukan baik yang berupa

saran maupun kritik yang dapat membangun. Akhir kata, penulis berharap semoga

skripsi ini dapat berguna bagi semua pihak.

  Yogyakarta, 17 Mei 2010 Valentina Dwita Febriani

  DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ……….…………………………………………. i

  HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ….………….. ii HALAMAN PENGESAHAN …………..…………………………….. iii HALAMAN MOTTO …………………………………………………. iv HALAMAN PERSEMBAHAN ………………………………………. v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ………………..………...…… vi ABSTRAK ……………………………………………...……………... vii ABSTRACT ……………………………………………………..…….. viii LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA

  ILMIAH………………………………………………………………... ix KATA PENGANTAR ………………………………………………… x DAFTAR ISI ……………………………………….………………….. xii DAFTAR TABEL ……………………………………………….…….. xv DAFTAR GAMBAR ………………………………………………….. xvi BAB I. PENDAHULUAN ………..…………...……………………….

  1 1. Latar Belakang Masalah ……………………………….….

  1 2. Rumusan Masalah ……………………………...………….

  5

  3. Tujuan Penelitian ………………………………….………

  5 4. Manfaat Penelitian ………………………………………...

  6 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ………………………………..…….

  7 A. Kecemasan….....…………………………………………...

  7 1. Pengertian Kecemasan ……………………………..

  7 2. Jenis-jenis Kecemasan ……………………………..

  9 3. Ciri-ciri Kecemasan ………………………………..

  11 4. Faktor yang Mempengaruhi Kecemasan …………..

  13 B. Mahasiswa …………………………………………………

  15 C. Skripsi ……………………………………………………..

  16 1. Pengertian Skripsi…………………………………..

  16

  2. Permasalahan dalam Penyusunan Skripsi…………..

  16 D. Kecemasan Mahasiswa dalam Penyusunan Skripsi ………

  17 1. Pengertian Kecemasan dalam Penyusunan Skripsi...

  17

  2. Faktor yang Mempengaruhi Kecemasan Mahasiswa dalam Penyusunan Skripsi……………………………...

  17 E. Organisasi………………………………………………….

  19

  1. Pengertian Organisasi………………………………

  19

  2. Unsur-unsur Organisasi ……………………………

  20 3. Fungsi Organisasi…………………………………..

  F. Mahasiswa yang Aktif Berorganisasi ……………………..

  20 G. Mahasiswa yang Tidak Aktif Berorganisasi ………………

  21 H. Perbedaan Kecemasan dalam Penyusunan Skripsi antara

  22 Mahasiswa yang aktif Berorganisasi dan Mahasiswa yang Tidak Aktif Berorganisasi………………………………….

  I. Hipotesis…………………………………………………...

  25 BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ……………………………..

  27 A. Jenis Penelitian …………………………………………….

  27 B. Identifikasi Variabel …………………………….....………

  27 C. Definisi Operasional ………………………………………

  27 D. Subjek Penelitian ………………………..……...……....…

  29 E. Prosedur Penelitian ……………...……...............................

  30 F. Metode dan Alat Pengumpulan Data ……………………...

  31 G. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur …………….………...

  32

  1. Validitas ……………………………………………

  32

  2. Reliabilitas …………………………………………

  33 3. Seleksi Item ……………………………………......

  33 H. Metode Analisis Data ……………………………………..

  36

  2. Uji Hipotesis Penelitian ……………………………

  37 BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ……………..

  38 A. Pelaksanaan Penelitian …………………………………….

  38 B. Hasil Penelitian ……………………….…………………...

  38 1. Deskripsi Data Penelitian ……………………………...

  38

  2. Deskripsi Subjek Penelitian ……………………………

  39 3. Uji Asumsi ……………………………………………..

  41 4. Uji Hipotesis …………………………………………...

  42 C. Hasil Tambahan …………………………………...............

  44 D. Pembahasan ………………………………………………..

  46 BAB V. PENUTUP ……………………………………………………

  50 A. Kesimpulan ……………………………………….……….

  50 B. Saran …………………………………………….......…….

  51 DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………….

  52 LAMPIRAN

  

DAFTAR TABEL

Tabel

  Halaman 1. Blue Print Skala Kecemasan …………………………………...

  32

  2. Skala Kecemasan dalam Penyusunan Skripsi Setelah Uji Coba

  35

  3. Skala Kecemasan dalam Penyusunan Skripsi Untuk Penelitian

  36

  4. Deskripsi Data Penelitian ………………………………………

  39

  5. Persentase Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ……………

  39

  6. Persentase Responden Berdasarkan Status Keaktifan

  40 Berorganisasi …………………………………………………..

  7. Mean Responden Berdasarkan Kriteria Subjek Penelitian……..

  41 8. Hasil Uji Normalitas …………………………………………...

  42

  9. Hasil Uji Homogenitas …………………………………………

  42 10. Hasil Uji Hipotesis ……………………………………………..

  44 11. Norma Kategorisasi Skor …………………………………........

  44 12. Kategorisasi Skor Kecemasan dalam Penyusunan Skripsi …….

  45

  DAFTAR GAMBAR

  

1. Gambar 1. Perbedaan Kecemasan dalam Penyusunan Skripsi antara

Mahasiswa yang Aktif Berorganisasi dan Mahasiswa yang Tidak Aktif Berorganisasi …………………………………………………………….26

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Skripsi merupakan tugas akhir yang cukup berat bagi mahasiswa. Sebagai sebuah syarat kelulusan dari perguruan tinggi, mahasiswa

  diwajibkan menyusun skripsi yang merupakan suatu bentuk tugas akhir berupa karya tulis ilmiah. Tujuan penulisan skripsi adalah agar mahasiswa mampu mengorganisasikan hasil proses belajar dan mengaktualisasikannya melalui tulisan. Namun, dalam proses pengerjaaan skripsi seringkali mahasiswa mengalami berbagai kesulitan dan hambatan.

  Kesulitan yang seringkali dialami mahasiswa dalam menyusun skripsi diantaranya adalah kesulitan mencari judul untuk skripsi, kesulitan mencari literatur dan bahan bacaan, dana yang terbatas, atau takut menemui dosen pembimbing (Mu’tadin, 2002). Hambatan dan kesulitan yang muncul secara tidak terduga membuat mahasiswa merasa cemas saat mengerjakan skripsi. Hal ini sesuai dengan pendapat Marten dan Sharkey (dalam Gunarsa, 1996) dimana kecemasan dapat muncul ketika individu kurang siap dalam menghadapi suatu situasi atau keadaan yang tidak diharapkan.

  Kecemasan adalah suatu keadaan tegangan yang ditimbulkan oleh sebab-sebab dari luar (Freud dalam Supratiknya, 1993). Kecemasan juga diartikan sebagai perasaan tidak nyaman yang biasanya berupa perasaan

  

gelisah, takut, atau khawatir yang merupakan manifestasi dari faktor

psikologis dan fisiologis. Kecemasan biasanya terjadi tanpa stimulus yang

jelas, sehingga kecemasan berbeda dengan rasa takut (fear), sebab takut

muncul karena adanya ancaman yang jelas dari luar. Rasa takut

berhubungan dengan tingkah laku spesifik untuk menghindar dan menjauh

dari stimulus yang tidak menyenangkan, sedangkan kecemasan merupakan

akibat dari ancaman yang tidak jelas, tidak bisa dikontrol dan tidak bisa

dihindari (pembaharuankeluarga.wordpress.com). Kecemasan dalam

penyusunan skripsi yang dialami mahasiswa dapat mengakibatkan proses

pengerjaan skripsi menjadi tidak maksimal bahkan mungkin mahasiswa

tidak dapat menyelesaikan skripsinya sesuai waktu yang ditentukan oleh

universitas.

  Kecemasan mahasiswa saat mengerjakan skripsi selain disebabkan

karena kesulitan dan hambatan yang dialami juga karena adanya batas

masa studi yang semakin ketat. Sebagai contoh, perguruan tinggi

Universitas Airlangga menerapkan batas masa studi untuk program sarjana

yakni selama-lamanya adalah 14 semester (www.unair.ac.id) dan apabila

ketentuan tersebut tidak dapat dipenuhi maka seorang mahasiswa tidak

diperbolehkan melanjutkan studi. Situasi tersebut menuntut mahasiswa

untuk dapat menyelesaikan studinya secepat mungkin atau maksimal

sesuai dengan batas waktu yang telah ditetapkan oleh perguruan tinggi.

Tuntutan yang dihadapi oleh mahasiswa untuk menyelesaikan studi

secepat mungkin dapat mengakibatkan perasaan cemas dalam diri

  

mahasiswa. Standar dan norma yang ada dalam masyarakat yang mungkin

terlalu tinggi bagi individu yang tidak sesuai dengan kemampuan yang

dimilikinya juga dapat menjadi salah satu sumber penyebab kecemasan

(Greist, Martens dan Sharkey dalam Gunarsa, 1996). Adanya hambatan

dan kesulitan dalam mengerjakan skripsi serta tuntutan batasan masa studi

yang harus dipenuhi oleh mahasiswa membuat mahasiswa perlu fokus

selama proses pengerjaan skripsi agar proses pengerjaan skripsi dapat

selesai tepat waktu.

  Perlunya fokus dalam mengerjakan skripsi membuat mahasiswa

dituntut untuk dapat membagi waktu sebaik mungkin sehingga dapat

meluangkan waktu yang lebih banyak untuk pengerjaan skripsi dibanding

untuk kegiatan lain. Ketidakmampuan mahasiswa untuk membagi waktu

dapat menyebabkan pengerjaan skripsi menjadi tertunda dan hal ini dapat

membuat mahasiswa tidak dapat menyelesaikan studinya tepat waktu.

  

Mahasiswa yang mengalami kesulitan dalam membagi waktu biasanya

karena mereka memiliki kegiatan yang bermanfaat selain skripsi seperti

kegiatan organisasi. Kegiatan organisasi memiliki manfaat bagi mahasiswa

karena melalui kegiatan organisasi mahasiswa dapat mengembangkan

softskill .

  Situasi dunia kerja yang membutuhkan calon tenaga kerja yang

memiliki soft skill menuntut mahasiswa untuk aktif dalam organisasi

sebagai salah satu cara untuk mengembangkan softskill. Hal ini didukung

Penelitian NACE (National Association of Colleges and Employers) pada

  

tahun 2005 yang menyebutkan bahwa pada umumnya pengguna tenaga

kerja membutuhkan keahlian kerja berupa 82% soft skills dan 18% hard

skills (prayudi.staff.uii.ac.id). Dalam kegiatan organisasi, mahasiswa

dituntut untuk mencurahkan perhatiannya pada pelaksanan program kerja

organisasi, menghadapi konflik, serta menyelesaikan permasalahan

organisasi. Beban tugas dalam organisasi yang cukup berat serta manfaat

kegiatan organisasi membuat mahasiswa mencurahkan perhatian yang

cukup banyak untuk kegiatan organisasi. Beban pikiran dan

tanggungjawab yang dirasakan oleh mahasiswa yang aktif dalam kegiatan

organisasi membuat mereka kesulitan dalam hal pengelolaan waktu dan

hal ini merupakan salah satu faktor internal penyebab kecemasan (Subekti,

2005).

  Bagi mahasiswa yang aktif berorganisasi dan sedang menyusun

skripsi memiliki tantangan tersendiri untuk dapat membagi waktu dan

perhatiannya pada skripsi dan kegiatan organisasi. Tuntutan untuk dapat

membagi waktu antara skripsi dan kegiatan organisasi merupakan hal yang

cukup sulit bagi mahasiswa. Kesulitan dalam membagi waktu ini dapat

menimbulkan kecemasan dalam diri mahasiswa. Hal ini didukung oleh

penelitian Aspinwall dan Taylor (1992) bahwa mahasiswa mengalami

kecemasan dan tekanan yang meningkat ketika sejumlah tugas harus

diselesaikan. Bagi mahasiswa yang tidak aktif dalam kegiatan organisasi

dapat lebih fokus dalam mengerjakan skripsi karena mereka tidak

terbebani oleh tanggung jawab lain di luar skripsinya.

  Mahasiswa yang aktif berorganisasi yang menghadapi tuntutan untuk dapat membagi waktu sebaik mungkin dapat mengalami kesulitan untuk membagi waktu antara skripsi dan kegiatan organisasi karena keduanya sama-sama penting bagi mahasiswa. Kesulitan yang dihadapi mahasiswa ini dapat membuat kecemasan mahasiswa yang aktif berorganisasi lebih tinggi dibandingkan mahasiswa yang tidak aktif berorganisasi maka penelitian ini ingin melihat perbedaan kecemasan dalam penyusunan skripsi antara mahasiswa yang aktif berorganisasi dan mahasiswa yang tidak aktif berorganisasi.

  B. Rumusan Masalah Dengan melihat latar belakang masalah yang telah dipaparkan di atas, maka peneliti ingin melihat apakah ada perbedaan kecemasan dalam penyusunan skripsi antara mahasiswa yang aktif berorganisasi dan mahasiswa yang tidak aktif berorganisasi.

  C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan kecemasan dalam penyusunan skripsi antara mahasiswa yang aktif berorganisasi dan mahasiswa yang tidak aktif berorganisasi.

D. Manfaat Penelitian

  1. Manfaat Teoritis Untuk memperluas pandangan mengenai perbedaan kecemasan dalam penyusunan skripsi antara mahasiswa yang aktif berorganisasi dan mahasiswa yang tidak aktif berorganisasi sehingga dapat menjadi bahan informasi dan pertimbangan untuk penelitian selanjutnya.

  2. Manfaat Praktis Dapat memberi masukan bagi mahasiswa untuk lebih memperhatikan faktor keaktifan mahasiswa dalam kegiatan organisasi

terhadap kecemasan mahasiswa dalam penyusunan skripsi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecemasan

1. Pengertian Kecemasan

  Pettijohn (1992) mengungkapkan bahwa kecemasan adalah sebuah perasaan yang tidak jelas antara perasaan takut, kuatir dan gelisah akan sesuatu yang tidak jelas. Individu yang sedang mengalami kecemasan biasanya tidak tahu apa yang menyebabkan kecemasan yang mereka alami.

  Kecemasan pada umumnya adalah ketakutan akan sesuatu yang akan terjadi disertai perasaan yang tidak jelas akan adanya suatu bahaya. Kecemasan ini kadang menjadikan panik, gelisah, gugup, gemetar dan sakit kepala. Berbeda dengan takut yang merupakan reaksi nyata akan sesuatu yang tampak, sedangkan kecemasan merupakan reaksi yang tidak jelas akan adanya suatu imajinasi akan bahaya (Kasschau, 1995). Hal ini dapat terjadi karena kekecewaan, ketidakpuasan, tidak aman, atau adanya perasaan bermusuhan dengan orang lain. Kecemasan bersifat tidak jelas atau kabur oleh karena itu kecemasan menjadi sangat subyektif, artinya sesuatu yang menimbulkan kecemasan pada diri seseorang belum tentu dapat menimbulkan kecemasan pada orang lain (Mischel, 1981).

  Menurut Darajat (1996) kecemasan adalah manifestasi dari

berbagai proses memori yang bercampur baur yang terjadi ketika

orang sedang mengalami tekanan, perasaan (frustasi) dan

pertentangan batin (konflik).

  Kecemasan adalah suatu kekhawatiran bahwa sesuatu yang

buruk akan segera terjadi. Kecemasan merupakan respon yang

tepat terhadap ancaman atau perubahan lingkungan, tetapi bisa

menjadi abnormal bila tingkatannya tidak sesuai dengan proporsi

ancaman atau datang tanpa ada penyebabnya (Nevid, Rathus dan

Greene, 2003).

  Kecemasan juga diartikan sebagai keadaan suasana –

perasaan (mood) yang ditandai oleh gejala – gejala jasmaniah

seperti ketegangan fisik dan kekhawatiran tentang masa depan

(American Psychiatric Association, 1994; Barlow, 2002 dalam

Durand dan Barlow, 2006).

  Menurut Maher (Mischel, 1981) sesuatu disebut kecemasan bila memiliki karakteristik sebagai berikut : a. Perasaan yang disadari tentang ketakutan dan bahaya tanpa adanya kemampuan untuk mengidentifikasikan ancaman secara objektif.

  b. Adanya pola keterbangkitan fisiologis dan gangguan tubuh termasuk perubahan fisik dan keluhan yang bermacam- macam. c. Terjadi disorganisasi dalam problem solving dan kontrol kognitif termasuk sulitnya berpikir secara jernih dan melakukan coping. Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa kecemasan adalah perasaan khawatir bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi di masa depan karena ketakutan akan obyek yang tidak jelas, terjadi ketika orang sedang mengalami tekanan, frustasi dan pertentangan batin (konflik) sehingga menimbulkan reaksi fisik serta psikologis tertentu.

2. Jenis-Jenis Kecemasan

  Menurut Freud (dalam Supratiknya, 1993) kecemasan dibagi menjadi 3 jenis, yaitu : a. Kecemasan realitas atau rasa takut akan bahaya-bahaya nyata di dunia luar. Kedua tipe kecemasan lain berasal dari kecemasan realitas ini.

  b. Kecemasan neurotik adalah rasa takut jangan-jangan insting-insting akan lepas dari kendali dan menyebabkan sang pribadi berbuat sesuatu yang bisa membuatnya dihukum. Kecemasan neurotik bukanlah ketakutan terhadap insting-insting itu sendiri melainkan ketakutan terhadap hukuman yang mungkin terjadi jika suatu insting dipuaskan.

c. Kecemasan moral adalah rasa takut terhadap suara hati.

  Orang-orang yang super egonya berkembang dengan baik cenderung merasa bersalah jika mereka melakukan atau bahkan berpikir untuk melakukan sesuatu yang bertentangan dengan norma moral dimana mereka dibesarkan. Spielberger (Mischel, 1981) membedakan kecemasan menjadi:

  a. State anxiety Kecemasan yang timbul jika individu dihadapkan pada situasi tertentu yang dianggap mengancam. Intensitas dan kemunculan bentuk kecemasan ini bervariasi antara individu satu dengan yang lain.

  b. Trait anxiety Kecemasan yang timbul sebagai suatu yang menetap pada diri individu. Kecemasan ini berhubungan dengan kepribadian individu yang mengalaminya. Kecemasan dipandang sebagai suatu gejala, yaitu suatu keadaan yang menunjukkan adanya kesukaran dalam mengadakan proses penyesuaian diri.

3. Ciri-Ciri Kecemasan

  

Beberapa ciri kecemasan menurut Nevid et al. (2003) adalah :

  a. Ciri-ciri fisik, meliputi kegelisahan, tangan atau anggota tubuh yang gemetar, sensasi dari pita ketat yang mengikat di sekitar dahi, kekencangan pada pori-pori kulit perut atau dada, banyak berkeringat, telapak tangan yang berkeringat, pening atau pingsan, mulut atau kerongkongan terasa kering, sulit berbicara, sulit bernafas, bernafas pendek, jantung yang berdebar keras atau berdetak kencang, suara yang bergetar, jari-jari atau anggota tubuh yang menjadi dingin, pusing, merasa lemas atau mati rasa, sulit menelan, kerongkongan terasa tersekat, leher atau punggung terasa kaku, sensasi seperti tercekik atau tertahan, tangan yang dingin dan lembab, terdapat gangguan sakit perut atau mual, panas dingin, sering buang air kecil, wajah terasa memerah,

diare, merasa sensitif atau ”mudah marah”

  b. Ciri-ciri behavioral, meliputi perilaku menghindar, perilaku melekat dan dependen, perilaku terguncang c. Ciri-ciri kognitif, meliputi khawatir tentang sesuatu, perasaan terganggu akan ketakutan atau aprehensi terhadap sesuatu yang terjadi di masa depan, keyakinan bahwa sesuatu yang mengerikan akan segera terjadi tanpa ada penjelasan yang jelas, terpaku pada sensasi kebutuhan, merasa terancam oleh orang atau peristiwa yang normalnya hanya sedikit atau tidak mendapat perhatian, ketakutan akan kehilangan kontrol, ketakutan akan ketidakmampuan untuk mengatasi masalah, berpikir bahwa dunia mengalami keruntuhan, berpikir bahwa semuanya tidak lagi bisa dikendalikan, berpikir bahwa semuanya terasa sangat membingungkan tanpa bisa diatasi, khawatir terhadap hal-hal yang sepele, berpikir tentang hal mengganggu yang sama secara berulang-ulang, berpikir bahwa harus bisa kabur dari keramaian, kalau tidak pasti akan pingsan, pikiran terasa bercampur aduk atau kebingungan, tidak mampu menghilangkan pikiran-pikiran terganggu, berpikir akan segera mati, meskipun dokter tidak menemukan sesuatu yang salah secara medis, khawatir akan ditinggal sendirian, sulit berkonsentrasi atau memfokuskan pikiran.

  

Ciri-ciri kecemasan ini akan digunakan sebagai aspek kecemasan

yang meliputi: a. Ciri fisik

  b. Ciri behavioral

  c. Ciri kognitif

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kecemasan

  Menurut Kretch dan Qrutch (dalam Hartanti dan Dwijanti, 1997) timbulnya kecemasan disebabkan karena kurangnya pengalaman dalam menghadapi berbagai kemungkinan yang membuat individu kurang siap menghadapi situasi baru.

  Menurut Greist, Martens & Sharkey (dalam Gunarsa, 1996) sebab – sebab individu mengalami kecemasan antara lain: a. Tuntutan sosial yang berlebihan yang belum atau tidak dapat dipenuhi oleh seseorang, dan tuntutan ini dapat merupakan perasaan subjektif dari individu yang mungkin tidak dirasakan oleh orang lain.

  b. Adanya standar keberhasilan yang terlalu tinggi bagi kemampuan yang dimiliki individu sehingga menimbulkan perasaan rendah diri.

c. Individu kurang siap dalam menghadapi suatu situasi atau keadaan yang tidak diharapkan atau diperkirakan olehnya.

  d. Adanya pola pikir dan persepsi yang negatif terhadap situasi atau diri sendiri. Hal ini dapat pula berkaitan dengan kecenderungan individu untuk menilai secara negatif dan

subjektif terhadap hal-hal yang ada di sekitarnya.

  Durand dan Barlow (2006) mengungkapkan bahwa

kecemasan tidak memiliki penyebab berdimensi-tunggal yang

sederhana tetapi berasal dari banyak sumber antara lain:

  a. Kontribusi Biologis Kontribusi-kontribusi kecil dari banyak gen di wilayah- wilayah kromosom yang berbeda secara kolektif membuat seseorang rentan mengalami kecemasan (Kendler dkk, 1995; Lesch dkk, 1996; Plomin dkk, 1997 dalam Durand & Barlow, 2006).

  b. Kontribusi Psikologis Para pakar teori perilaku melihat kecemasan sebagai produk pengkondisian klasik awal, modelling/peniruan, dan bentuk-bentuk belajar lainnya (Bandura, 1986 dalam Durand & Barlow, 2006). Di masa kanak-kanak, seseorang mungkin memperoleh kesadaran bahwa tidak semua kejadian dapat dikontrol (Chorpita dan Barlow, 1998 dalam Durand dan Barlow, 2006). Kontinum untuk persepsi ini bisa bervariasi dari keyakinan penuh atas kemampuan untuk mengontrol semua aspek kehidupan seseorang sampai ketidakpastian yang mendalam tentang diri sendiri dan kemampuan seseorang untuk mengatasi berbagai kejadian yang akan datang (Durand dan Barlow, 2006). c. Kontribusi Sosial Peristiwa yang menimbulkan stres memicu kerentanan seseorang terhadap kecemasan. Tekanan sosial seperti misalnya tekanan untuk menjadi juara di sekolah dapat juga menimbulkan stres yang cukup kuat untuk memicu kecemasan (Durand & Barlow, 2006).

B. Mahasiswa

  Menurut Webster’s New World Dictionary, mahasiswa adalah individu

yang mengalami proses belajar mengajar pada taraf level tertinggi dalam

sebuah instansi pendidikan dengan program kelulusan untuk mencapai gelar

sarjana, doctor atau professor.

  Hurlock (1999) mengungkapkan bahwa masa dewasa dini dimulai

pada usia 18 – 40 tahun. Individu yang berperan sebagai mahasiswa akan

mengalami perkembangan masa dewasa dini yang merupakan periode

penyesuaian diri terhadap pola – pola kehidupan baru dan harapan sosial baru

sehingga mahasiswa dituntut untuk menyesuaikan diri terhadap tuntutan dari

lingkungan yaitu bersikap mandiri, dewasa, berprestasi dan dapat

menyelesaikan tugas-tugas kuliah tepat waktu.

C. Skripsi

  1. Pengertian Skripsi Skripsi adalah suatu bentuk tugas akhir berupa karya tulis ilmiah yang disusun oleh mahasiswa sebagai salah satu syarat untuk mengakhiri program sarjana (S1). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989), skripsi diartikan sebagai karangan ilmiah yang wajib ditulis mahasiswa sebagai bagian dari persyaratan pendidikan dan akademisnya. Menurut Darmono dan Hasan (2002) skripsi diartikan sebagai karya ilmiah yang ditulis oleh mahasiswa program sarjana pada akhir masa studinya berdasarkan hasil penelitian atau kajian kepustakaan, atau pengembangan terhadap suatu masalah yang dilakukan secara seksama.

  2. Permasalahan dalam Penyusunan Skripsi Mahasiswa yang sedang mengerjakan skripsi menghadapi berbagai hambatan dan kesulitan. Utama (2000) mengungkapkan kesulitan-kesulitan yang dihadapi mahasiswa saat mengerjakan skripsi antara lain: (1) kesulitan membagi waktu dan mencurahkan perhatian yang cukup terhadap skripsi karena adanya pekerjaan lain/keluarga (bagi mahasiswa yang bekerja/berkeluarga); (2) masalah kesehatan; (3) terbatasnya dana untuk operasional skripsi (pembelian kertas, rental, dll); (4) hambatan kognitif dan emosi yang cenderung menimbulkan sikap negatif mahasiswa terhadap segala proses pengerjaan skripsi; (5) masalah yang berkaitan dengan skripsi itu sendiri (misalnya, kurang literatur pendukung, dasar teori, kesulitan membuat alat ukur, langkanya subyek

penelitian, permasalahan dengan dosen pembimbing, dll).

  Selain itu, hambatan dalam proses penyusunan skripsi menurut Zamindari (1990) adanya hambatan kognitif dan emosi, misalnya macetnya ide untuk menentukan topik permasalahan, kesulitan merumuskan permasalahan penelitian dalam bentuk suatu karangan ilmiah, cepat merasa malas dan bosan, atau kurang bersemangat dalam mengerjakan aktivitas – aktivitas yang berkaitan dengan skripsi.

D. Kecemasan Mahasiswa dalam Penyusunan Skripsi

  1. Pengertian Kecemasan Mahasiswa dalam Penyusunan Skripsi Kecemasan mahasiswa dalam penyusunan skripsi adalah suatu kondisi dimana mahasiswa merasa khawatir selama proses pengerjaan skripsi sehingga menimbulkan reaksi fisik serta psikologis tertentu.

  2. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Kecemasan Mahasiswa dalam Penyusunan Skripsi Faktor – faktor yang mempengaruhi kecemasan mahasiswa dalam penyusunan skripsi adalah karena faktor internal dan

  

eksternal. Menurut Subekti (2005) faktor internal diantaranya

adalah ketidakpercayaan diri, pengelolaan waktu yang kurang

baik dan motivasi dalam diri yang kurang. Hambatan dan

kesulitan yang muncul secara tidak terduga dimana mahasiswa

tidak dapat memprediksi situasi selama proses pengerjaan skripsi

juga dapat membuat mahasiswa merasa cemas saat mengerjakan

skripsi. Hal ini sesuai dengan pendapat Marten dan Sharkey

(dalam Gunarsa, 1996) bahwa kecemasan dapat muncul ketika

individu kurang siap dalam menghadapi suatu situasi atau

keadaan yang tidak diharapkan.

  Faktor eksternal diantaranya karena adanya kerjasama yang

kurang baik dengan dosen pembimbing, keterbatasan teori yang

tersedia, kritik dan masukan yang negatif dari teman atau adik

angkatan, tuntutan dari orang tua serta adanya pengaruh

informasi yang negatif dan dana yang kurang memadai (Subekti,