Studi deskriptif motivasi berorganisasi pada mahasiswa Universitas Sanata Dharma - USD Repository

  

STUDI DESKRIPTIF MOTIVASI BERORGANISASI PADA

MAHASISWA UNIVERSITAS SANATA DHARMA

  Skripsi Ditujukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

  Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi

  Oleh: Satriyo Pinandito NIM: 049114036

  

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2009

HALAMAN PERSEMBAHAN

  • - Carpe Diem -

  

Seize The Day

Karya ini kupersembahkan kepada:

  

Yesus kristus dan Bunda Maria

Bapak, Ibu Yf. Partiningsih(†) & Ibu Monica Prihartati

Dik Tio dan Dik Satya

Dinta

  

Orang-orang terkasih

  

Mentari mulai bersinar dan ayam jantan berkokok. Badan dan pikiran

in masih menyatu dalam suatu harapan. Perjuangan ini tak akan sia- sia. Kenangan manis yang akan selalu kubawa hingga waktuku tiba.

Satu pintu sudah terbuka. Kini saatnya aku melangkah lagi.

Perjuangan ini belumlah usai. Aku masih sangat kuat untuk berlari

mengejar mimpi-mimpiku, karena kutahu Ia selalu ada. Karena

kutahu Ia selalu menuntunku pada jalan-jalan yang tidak pernah

terduga. Bagai domba yang berjalan di kawanan domba yang lain,

gembala ini sungguh baik. Bagai gembala, aku berjuang untuk

kawanan dombaku. Semangat untuk melayani yang ditularkan Sang

Gembala ini sungguh luar biasa.

Sungguh luar biasa kuasanya. Hingga detik ini segala keluh kesahku

selalu saja dipatahkanNya. Segala keputusasaanku selalu berujung

surga. Sungguh luar biasa proses kehidupan ini. Keluarga, orang-

orang terkasih, sahabat-sahabat, dan teman terukir indah di sini. Di

dalam hatiku. Mereka adalah perpanjangan tanganMu yang selalu

siap menuntunku pada padang rumput yang hijau dan oase

kehidupan yang tak pernah kering. Sungguh luar biasa.

Aku tak tahu apa yang ada di ujung jalan ini. Satu yang kupercaya,

jalan yang kutempuh ini akan selalu membawaku pada kedamaian

dan kasih yang murni.

  15.01.09

  

ABSTRAK

  Studi Deskriptif Motivasi Berorganisasi Pada Mahasiswa Universitas Sanata Dharma

  Satriyo Pinandito 049114036

  Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma

  Yogyakarta Penelitiaan ini bertujuan untuk menggambarkan motivasi berorganisasi pada mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pentingnya kompetensi interpersonal mahasiswa di masa depan. Hal ini dapat dikembangkan sedini mungkin melalui kegiatan-kegiatan ko- kurikuler di lembaga pendidikan seperti organisasi kemahasiswaan. Lembaga pendidikan berperan sebagai fasilitator yang mendukung dan mengembangkan kompetensi interpersonal mahasiswa didik sedangkan mahasiswa didik berperan sebagai penggerak organisasi kemahasiswaan. Peran aktif mahasiswa di dalam organisasi kemahasiswaan ini dilatarbelakangi oleh motivasi berorganisasi yang berbeda-beda.

  Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa yang secara resmi terdaftar di Universitas Sanata Dharma dengan tahun akademik 2003, 2004, 2005, 2006, 2007, 2008 dan terdaftar atau sudah pernah mengikuti organisasi maupun kegiatan kemahasiswaan di Universitas Sanata Dharma. Subjek penelitian sebanyak 157 orang yang terdiri dari 86 mahasiswa perempuan dan 71 mahasiswa laki-laki. Pengumpulan data dilakukan dengan menyebar skala motivasi berorganisasi. Estimasi realibilitas dengan menggunakan teknik Alpha Cronbach yang menghasilkan Koefisian Reliabilitas sebesar 0,903.

  Berdasarkan analisis data dapat disimpulkan bahwa secara umum subjek penelitian ini memiliki motivasi berorganisasi yang tinggi. Hal ini terlihat dari hasil mean empirik > mean teoritik yaitu 100.02 > 80. Bila dilihat dari setiap aspek motivasi berorganisasi menunjukkan bahwa aspek growth yang paling dominan dengan mean empirik sebesar 37,43. Kemudian diikuti aspek existence dan relatedness dengan nilai mean empirik masing-masing sebesar 33,48 dan 28,06.

  Kata kunci: Motivasi berorganisasi

  

ABSTRACT

  Descriptive Study on Sanata Dharma University Student’s Organizational Motivation

  Satriyo Pinandito 049114036

  Psychology Faculty Sanata Dharma University

  Yogyakarta This research aims to describe Sanata Dharma University Student’s organizational motivation. The background of this research is based on the need of students’ interpersonal competency in the future. It can be done as early as possible through co-curricular activities in education institution such as student organizational activities. Education institution has a role as a facilitator supporting and improving pupils’ interpersonal competency whereas the pupils have a role as a student organizational activator. Students’ active role in this organization has a different background of organizational motivations.

  This research is a quantitative descriptive. The subjects of this research are the students who officially registered at Sanata Dharma University whose academic years are from 2003, 2004, 2005, 2006, 2007 and 2008 and they are still registered or have taken organizational activities in Sanata Dharma University. The research subjects are 157 students consisting of 86 female students and 71 male students. The gathering data was done by distributing organizational motivation scale. The researcher used reliability estimation using Alpha Cronbach technique that resulted reliability coefficient 0.903.

  Based on the data analysis it can be concluded that generally the research subjects have high organizational motivation. It can be seen from the result of empiric mean > theoretic mean that is 100,02 > 80. From every organizational motivation aspect, growth aspect shows the highest score with empiric mean 37,43, and then it is followed by existence and relatedness aspects. They are 33,48 and 28,06 for each of them.

  Key word: Organizational motivation

KATA PENGANTAR

  Puji dan syukur bagi Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria Sang Pengasih dan Penyayang. Berkat bimbinganNya dan kerja keras, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi yang berjudul “Studi Deskriptif Motivasi Berorganisasi Pada Mahasiswa Universitas Sanata Dharma” ini disusun sebagai tugas akhir yang harus ditempuh penulis untuk mendapatkan gelar sarjana strata satu (S1) di Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  Terima kasih atas dukungan semua pihak yang telah mendukung penulis selama ini dengan kritik, saran, semangat, motivasi, doa, dan perhatian. Dengan penuh kerendahan hati, penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini terwujud dan menjadi lengkap dengan bantuan dan dukungan banyak pihak. Maka, pada kesempatan ini perkenankanlah penulis dengan tulus menyampaikan terima kasih yang tak terhingga kepada:

  1. Tuhan Yesus Kristus, Bunda Maria, dan para malaikat pelindung. Terima kasih atas uluran tanganMu yang senantiasa mengangkatku ketika ku terjatuh.

  2. P. Eddy Suhartanto, S.Psi, M.Si, selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma.

  3. Sylvia Carolina, S. Psi., M.si. selaku Wakaprodi bidang kurikulum Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma yang telah sangat membantu khususnya dalam bidang administratif.

  4. Minta Istono, S.Psi., M.Si. selaku Dosen Pembimbing Skripsi sekaligus Wakaprodi bidang kemahasiswaan. Terima kasih atas waktu, bimbingan, bantuan, dan dukungan kepada penulis, sehingga skripsi ini dapat penulis selesaikan dengan baik. Mohon maaf jika selama proses ini banyak kekecewaan yang bapak dapat dari penulis. Penulis berusaha keras untuk memberikan yang terbaik.

  5. Dra. Lusia Pratidarmanastiti, M.Si, selaku Dosen Pembimbing Akademik.

  Terima kasih atas kritik, saran, semangat, waktu, dan kesempatan yang sangat membangun bagi penulis untuk menyelesaikan penulisan skripsi ini hingga akhir.

  6. Seluruh Dosen Fakultas Psikologi, terima kasih atas ilmu, bimbingan, dan pendidikan selama penulis menjalankan studi. Terimakasih juga bagi Mas Muji (hidup Shera !!!), Mba Nanik, Mas Gandung, Mas Doni, dan Pak Gie atas semua bantuan selama penulis menimba ilmu di Fakultas Psikologi.

  7. Pengurus Perpustakaan Universitas Sanata Dharma Paingan atas pelayanannya yang sangat memuaskan.

  8. Kepada keluargaku skripsi ini kupersembahkan. Orang tuaku tercinta Bapak F.A Bambang Jati Purwanto dan Ibu Monica Prihartati. Khususnya Ibu Y. F Partiningsih yang telah di surga. Adik-adikku tercinta Andreas Tio Harya Nindito dan F. A Krista Satya Murti. Terus bersemangat dan tanpa lelah belajar! Terimakasih atas segala bentuk perhatian dan dukungannya.

  9. Keluarga Besar Mbah Jayusman dan Mbah Bambang Sakri yang selalu menanyakan, “Kapan Lulus?” Hal ini membuat penulis terpacu untuk menyelesaikan skripsi ini.

  10. Regina Dinta Friamita. Luar biasa ketulusan, semangat, kasih, energi, kesabaranmu dalam keluh kesahku. Terimakasih banyak atas proses panjang ini. Maaf atas waktu yang terlalu lama ini. Segala sesuatu kan indah pada waktunya.

  11. Terimakasih bagi keluarga di Pontianak. Bapak Anastasius Lamiyana dan Ibu Monica Suyati atas pertanyaan, “Sudah sampai mana penulisannya ?” hal ini merupakan semangat yang luar biasa bagi penulis untuk segera menyelesaikan skripsi ini. Serta bagi Mas Windu dan Mas Ari.

  12. Sahabat-sahabat dan Saudara-saudariku tersayang, Pikha, Mbah Adip, Mba Wulan, Betet, Nyunz, Cik Yen, dan BGZ Wawan. Luar biasa dukungan, semangat yang tiada henti, cinta, doa, perhatian, bantuan, kritik, saran, dan canda tawa. Super sekali !! Selalu jaga kondisi dan jaga kesehatan supaya bisa terus jalan-jalan bersama saya dalam wisata kuliner. Hohoho..

  13. “Groupies PSYNEMA + Homozone”. Aang, Abe, Adip, Ajay, Baka,

  xxx

  Bayu’05, Boloth, Doddy, Felix, anakku Ndule, Tya “Queen of “ , X’na, Wandan, Wawan, Wening, Wulan’06, Yudi, dkk. Terus berjuang menjadi sineas-sineas muda yang berbakat. Tetap jaga motto kita “Holly KNTT” dan tetap homo selalu. Rock n Roll.. bibeh !!

  14. Teman-teman Psikologi yang banyak banget. Sronggot, nuwun yoh diajari

  SPSS karo diskusine . Jumadi, Pristi, Vania, Pd’Dul, Budi, Nipeng, teman sesama asisten TAT; Sronggot, Kadek, Dhani, Sumar, Kike, Indra dll. Anak- anak bimbingan TAT tercinta; Joana, Alma, Lina, Lucky’ndut, Rindy, Agnes, Karen, D’vi, dan Panji. Seluruh teman-teman BEMF dan BPMF Psikologi periode 2004-2008. Muup bagi teman-teman yang namanya belum tercantum silakan menghubungi customer service kami. Hohoho..

  15. “Eks Furelise” Noel, Diaz’Joyo, Haris, Pandu Seto, Berta, Wawan, Yudek, dan artis Last Elise Uya’Surya. Selalu berkembang dan berkualitas, bro !! Akhirnya penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna, untuk itu penulis mengharapkan masukkan yang membangun baik bagi penelitian ini maupun bagi penulis pribadi.

  16. Psychology Beyond Borders (PBB), terimakasih atas kesempatan yang telah diberikan untukku berkembang. Walaupun sementara, waktu ini tidak terbuang percuma. Khususnya untuk P’Siswo, Devi, Haksi, Baka, Manto, Krisna P’De’Dul, Krisna Pace bukan P’De’Dul, Krisna Jakarta bukan Pace bukan P’De’Dul, Anis, Eca, Nines, Puji, Tina, Via, mb’ Yayi, Tit(o), Yandu, Yudhy anduk, Corry, Ditia, Kike, Dodi.

  Yogyakarta, 15 Januari 2009 Penulis

  

DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL .................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBIMBING ................................... ii HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... iii HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................. iv HALAMAN MOTTO .................................................................................. v HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................. vi ABSTRAK ................................................................................................... vii ABSTRACK ................................................................................................ viii HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ................... ix KATA PENGANTAR ................................................................................. x DAFTAR ISI ................................................................................................ xiii DAFTAR TABEL ........................................................................................ xvii DAFTAR SKEMA ....................................................................................... xviii DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xix

  BAB I PENDAHULUAN....................................................................... 1 A. Latar Belakang Penelitian .................................................... 1 B. Rumusan Masalah ................................................................ 5 C. Tujuan Penelitian ................................................................. 6 D. Manfaat Penelitian ............................................................... 6 BAB II LANDASAN TEORI ................................................................. 7 A. Motivasi………………………………………………........ 7

  1. Pengertian Motivasi ........................................................ 7

  2. Keterkaitan Teori Kebutuhan Dasar Maslow dan Teori ERG Alderfer ................................................................. 8

  3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi ............... 16

  4. Proses Motivasi .............................................................. 18

  B. Organisasi ............................................................................. 19

  1. Pengertian Organisasi ..................................................... 19

  2. Ciri-Ciri Organisasi ........................................................ 23

  3. Fungsi Kelompok Bagi Organisasi ................................ 25

  4. Jenis Organisasi ............................................................. 26

  5. Jenis Organisasi Kemahasiswaan Universitas Sanata Dharma............................................................................ 28

  C. Mahasiswa ............................................................................ 31

  1. Pengertian Mahasiswa ................................................... 31

  2. Tugas Perkembangan ..................................................... 32

  D. Motivasi Berorganisasi Pada Mahasiswa …………………. 36

  BAB III METODE PENELITIAN ........................................................... 43 A. Jenis Penelitian ..................................................................... 43 B. Variabel Penelitian ............................................................... 44 C. Definisi Operasional ............................................................ 44 D. Subjek Penelitian ................................................................. 46 E. Metode dan Alat Pengumpulan Data .................................. 46 F. Validitas dan Reliabilitas ...................................................... 49

  1. Validitas ......................................................................... 49

  2. Seleksi Item .................................................................... 50

  3. Reliabilitas ..................................................................... 51

  G. Metode Analisis Data ........................................................... 53

  BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .......................... 55 A. Uji Coba Penelitian .............................................................. 55 B. Pelaksanaan Penelitian ......................................................... 55 C. Hasil Penelitian .................................................................... 56

  1. Uji Normalitas ................................................................ 56

  2. Deskripsi Data Penelitian Secara Umum ....................... 57

  3. Kategori Motivasi Berorganisasi Pada Mahasiswa Universitas Sanata Dharma ............................................ 58

  4. Deskripsi Kedudukan Masing-Masing Aspek Motivasi ......................................................................... 60

  D. Pembahasan .......................................................................... 61

  BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .................................................. 71 A. Kesimpulan ........................................................................... 71 B. Keterbatasan Penelitian ........................................................ 71 C. Saran ............................................................................. 72 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 73 LAMPIRAN ................................................................................................. 76

  DAFTAR TABEL

  Tabel. 1 Distribusi Item Skala Motivasi Berorganisasi Pada Mahasiswa Universitas Sanata Dharma Sebelum Seleksi ............................... 48

  Tabel. 2 Distribusi Item Skala Motivasi Berorganisasi Pada Mahasiswa Universitas Sanata Dharma Setelah Seleksi .................................. 51

  Tabel. 3 Koefisien Reliabilitas Motivasi Berorganisasi Pada Mahasiswa Universitas Sanata Dharma Setelah Seleksi .................................. 52

  Tabel. 4 Norma Kategorisasi Jenjang .......................................................... 54 Tabel. 5 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test ........................................ 56 Tabel. 6 Deskripsi Data Penelitian Secara Umum........................................ 57 Tabel. 7 Uji t Mean Empirik dan Mean Teoritik .......................................... 58 Tabel. 8 Kategorisasi Motivasi Berorganisasi Pada Mahasiswa Universitas Sanata

  Dharma Yogyakarta ....................................................................... 59 Tabel. 9 Deskripsi Data Masing-Masing Aspek Motivasi............................ 60

  DAFTAR SKEMA

  Gambar. 1 Kebutuhan Dasar Maslow ........................................................... 11 Gambar. 2 Keterkaitan Kebutuhan Dasar Maslow dan ERG Alderfer ........ 14 Gambar. 3 Proses motivasi ........................................................................... 18 Gambar. 4 Skema Konsep ............................................................................ 42

  

DAFTAR LAMPIRAN

  LAMPIRAN A. Tabulasi Data Item ........................................................... 76

  1. Uji Coba ........................................................................ 77

  2. Penelitian ....................................................................... 83 LAMPIRAN B. Uji Reliabilitas................................................................... 89

  1. Uji Coba ........................................................................ 90

  2. Penelitian......................................................................... 92 LAMPIRAN C. Deskripsi Subjek Penelitian .............................................. 94 LAMPIRAN D. Deskripsi Data Penelitian ................................................. 96

  1. Data Total ....................................................................... 97

  2. Data Setiap Aspek .......................................................... 100 LAMPIRAN E. Instrumen Penelitian .......................................................... 106

  1. Uji Coba .......................................................................... 107

  2. Penelitian ........................................................................ 112

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Organisasi kemahasiswaan menjadi suatu wacana studi pendidikan

  yang semakin berkembang. Organisasi kemahasiswaan yang berkembang di bawah naungan universitas bertujuan untuk membantu mahasiswa memahami dan mengembangkan kompetensi diri atau soft competency.

  Kompetensi diri adalah bagian yang tidak terlihat karena berupa nilai citra diri individu dan sifat motif dari individu. Kompetensi ini lebih sulit dikembangkan dan lebih menentukan keberhasilan dalam jangka panjang (McMcClelland, 1987). Jadi, mahasiswa tidak hanya dituntut untuk memiliki pengetahuan dan keterampilan saja, tetapi juga kompetensi diri yang baik.

  Kompetensi diri meliputi profesionalitas, kerja sama tim, sportivitas, kebersamaan, kedewasaan, toleransi, pembinaan sikap ilmiah, sikap hidup bermasyarakat, sikap kepemimpinan, dan sikap kejuangan (Depdiknas, 2003). Selain itu, hasil survei dari National Association of

  

College and Employee (NACE) pada tahun 2002 kepada 457 pemimpin

  tentang kompetensi diri adalah kemampuan komunikasi, kejujuran / integritas, kemampuan bekerja sama, kemampuan interpersonal, beretika, motivasi / inisiatif, kemampuan beradaptasi, daya analitik, kemampuan komputer, kemampuan berorganisasi, berorientasi pada detail, kepemimpinan, kepercayaan diri, ramah, sopan, bijaksana, indeks prestasi (IP >= 3,00), kreatif, humoris, dan kemampuan berwirausaha.

  Kunci keberhasilan pengembangan kompetensi mahasiswa ini adalah keikutsertaan mahasiswa sebagai pelaku organisasi. Universitas bertugas mendukung dan memfasilitasi kegiatan tersebut. Namun, hal ini menjadi suatu permasalahan jika mahasiswa itu sendiri kurang menyadari arti penting berorganisasi.

  Pada periode 2004/2005, kegiatan-kegiatan ko-kurikuler kemahasiswaan di Universitas Sanata Dharma berkembang dengan baik.

  Organisasi mahasiswa dan komunitas-komunitas minat-non bakat UKM semakin berkembang di bawah kepemimpinan Sdr. Ch. Aditya Nugroho sebagai Presiden BEMU peiode 2004/2005 (Laporan Tahunan Rektor Pada Acara Pesta Emas Sanata Dharma, 2005).

  Pada periode 2005/2006 dan 2006/2007, peranan mahasiswa dalam berorganisasi mengalami penurunan yang terlihat ketika pergantian pengurus BEMU (Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas) dan BEMF (Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas) Psikologi Universitas Sanata Dharma. Jabatan tertinggi dalam kepengurusan ini kurang diminati oleh mahasiswa sehingga, hanya terdapat calon tunggal selama 2 periode berturut-turut. Permasalahan serupa juga terjadi di ASMI Santa Maria Yogyakarta dimana organisasi kemahasiswaan menjadi antipati bagi mahasiswa). Hal ini merupakan parameter kurangnya peran aktif mahasiswa dalam berorganisasi.

  Pada periode 2008/2009, permasalahan di atas dapat segera teratasi. Indikator antusiasme mahasiswa dalam berorganisasi mulai terlihat dari adanya 3 kandidat yang bersaing dalam pemilihan Presiden BEMU Sanata Dharma. Hal serupa juga terjadi di BEM Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma. Pada periode 2007/2008 dan 2008/2009 terdapat lebih dari 1 kandidat yang bersaing menduduki jabatan Gubernur BEMF.

  Suatu fenomena yang juga terjadi di Universitas Sanata Dharma menyatakan bahwa mahasiswa menjadi anggota suatu organisasi karena merasa dituntut aktif oleh lembaga pendidikan. Pemberlakuan sistem poin misalnya, membuat mahasiswa yang enggan berorganisasi di kampus merasa harus terlibat di bidang yang kurang diminatinya. Keikutsertaan mahasiswa ini belum dilandasi oleh kesadaran pengembangan kompetensi diri. Hal ini berakibat peran aktif mahasiswa hanya sebagai formalitas. Dengan dimikian, mahasiswa merasa aman dengan mendapatkan poin keaktifan dalam berorganisasi.

  Fenomena lain menyatakan ketika awal periode kepengurusan, mahasiswa antusias berorganisasi. Hal ini tampak dengan bertambahnya anggota baru yang cukup banyak. Memasuki tengah tahun kepengurusan dan permasalahan mulai kompleks pada setiap individu seperti pembagian waktu antara berorganisasi dan kuliah, membuat peran aktif mahasiswa mulai menurun. Mahasiswa yang sudah terdaftar dalam suatu organisasi menjadi fakum dan kurang terlibat dalam perkembangan organsisasi yang semula diikutinya.

  Kecenderungan tersebut tidak sepenuhnya terjadi di Universitas Sanata Dharma. Terdapat pula mahasiswa yang mampu berkembang secara akademis dan aktif dalam organisasi. Hal ini dapat dimungkinkan adanya kesadaran mahasiswa dalam pengembangan diri.

  Fenomena-fenomena tersebut menyatakan tentang keberagaman alasan setiap mahasiswa dalam berorganisasi di Universitas Sanata Dharma. Berbagai macam alasan yang mendorong mahasiswa berorganisasi disebut sebagai motif berorganisasi pada mahasiswa. Proses yang berasal dari dalam diri seseorang dan menggerakkan melakukan suatu tujuan tertentu disebut motivasi. Peristiwa ini berasal dari adanya suatu tegangan dalam individu yang memunculkan dorongan-dorongan untuk mencari tujuan-tujuan khusus yang akan memuaskan kebutuhan tersebut (Munandar, 2001). Proses penemuan tujuan-tujuan khusus ini merupakan proses yang tidak mudah bagi setiap individu. Individu akan menitik beratkan pada proses belajar serta proses yang harus dilaluinya untuk mencapai misi hidupnya (www.sinarharapan.co.id).

  Studi motivasi yang dilakukan oleh Alderfer (McCormick, 1985) yaitu teori ERG mengungkapkan tentang tiga kebutuhan dasar manusia, yaitu existance needs berkaitan dengan kebutuhan fisik manusia.

  

Relatedness needs berhubungan dengan kebutuhan diri dalam bentuk

  kepuasan dalam berinteraksi dengan lingkungan kerja. Growth needs berkaitan dengan kebutuhan untuk mengembangkan dan meningkatkan pribadi.

  Penelitian mengenai motivasi berorganisasi pada mahasiswa ini penting untuk dikaji lebih lanjut. Pengetahuan mengenai motivasi mahasiswa dalam berorganisasi akan membantu dalam mengembangkan kompetensi diri. Jika mahasiswa mengetahui motivasi dalam berorganisasi, maka mahasiswa akan lebih mampu mengembangkan kompetensi diri dan menentukan tujuan hidup.

  Berlatar belakang dari keberagaman motivasi berorganisasi ini, peneliti tertarik untuk mengetahui tingkat motivasi murni mahasiswa dalam berorganisasi di Universitas Sanata Dharma. Selain itu, penelitian ini berusaha mengungkap motivasi berorganisasi yang paling dominan dari aspek-aspek motivasi yang dinyatakan oleh Alderfer.

B. Rumusan Masalah

  Bagaimana gambaran tingkat motivasi berorganisasi pada mahasiswa Universitas Sanata Dharma dan kebutuhan manakah yang menjadi motivasi berorganisasi mahasiswa berdasarkan teori ERG Alderfer yaitu Existence, Relatedness, dan Growth?

  C. Tujuan Penelitian

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat motivasi berorganisasi pada mahasiswa Universitas Sanata Dharma dan mengetahui motivasi berorganisasi pada mahasiswa Universitas Sanata Dharma berdasarkan teori ERG Alderfer yaitu Existence, Relatedness, dan Growth.

  D. Manfaat Penelitian

  1. Manfaat Teoritis

  a. Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk pengembangan ilmu Psikologi dalam kaitannya dengan bidang keorganisasian.

  b. Sebagai contoh aplikasi dari penerapan teori motivasi ERG (Existence, Relatedness, dan Growth) Alderfer.

  2. Manfaat Praktis Memberikan informasi kebutuhan-kebutuhan mana saja yang menjadi motivasi mahasiswa Universitas Sanata Dharma berorganisasi. Informasi ini dapat memacu dan memotivasi mahasiswa untuk berorganisasi di Universitas Sanata Dharma.

BAB II LANDASAN TEORI A. Motivasi

1. Pengertian motivasi

  Motif dan motivasi memiliki ikatan yang sangat erat. Menurut Kamus Psikologi (Chaplin, 1999) motif adalah suatu keadaan ketegangan di dalam individu, yang membangkitkan, memelihara, dan mengarahkan tingkah laku menuju pada suatu tujuan / sasaran. Motif juga disebutkan sebagai alasan yang disadari, yang diberikan individu bagi tingkah lakunya. Kamus Psikologi (Chaplin, 1999) juga menyatakan bahwa motivasi adalah suatu variabel penyelang yang ikut campur untuk menimbulkan faktor-faktor tertentu di dalam diri yang membangkitkan, mengelola, mempertahankan, dan menyalurkan tingkah laku menjadi suatu tujuan / sasasaran. Mar’at (1981) menyatakan bahwa motivasi adalah suatu proses untuk menggiatkan motif-motif yang ada dalam diri seseorang menjadi perbuatan-perbuatan / tingkah laku yang mengarah pada pencapaian kebutuhan / tujuan. Dipertegas oleh Arul (1999) yang menyatakan bahwa kata motivasi diturunkan dari kata kerja bahasa latin:

  movere yang berarti menggerakkan. Maka, motivasi merupakan hal yang

  berasal dari dalam diri seseorang yang menggerakkan seseorang untuk melakukan sesuatu.

  Munandar (2001) berpendapat bahwa motivasi adalah suatu proses dimana kebutuhan-kebutuhan mendorong seseorang melakukan serangkaian kegiatan yang mengarah pada tercapainya tujuan tertentu yaitu memuaskan atau memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut. Selain itu, motivasi merupakan kesediaan individu untuk mengeluarkan tingkat upaya yang tinggi untuk mencapai tujuan yang dikondisikan dalam beberapa kebutuhan individual (Robbins, 2005). Ditegaskan pula oleh Baron (1995) yang menyatakan bahwa motivasi merupakan proses internal yang tidak dapat langsung dilihat tetapi dapat diketahui dari aktivitas, petunjuk, dan bagaimana seseorang mempertahankan perilakunya.

  Berdasarkan pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa motivasi merupakan proses internal yang mendorong, mengarahkan, dan menggerakkan individu melakukan serangkaian kegiatan untuk memenuhi / memuaskan kebutuhan-kebutuhannya. Hal ini dapat diketahui dari aktivitas, petunjuk, dan perilaku seseorang.

2. Keterkaitan Teori Kebutuhan Dasar Maslow dan Teori ERG Alderfer

  Pada tahun 1954, Abraham H. Maslow menyatakan bahwa variasi kebutuhan manusia dipandang tersusun dalam bentuk hirarki atau berjenjang. Setiap jenjang kebutuhan dapat dipenuhi jika jenjang sebelumnya telah (relatif) terpuaskan (fulfillment-progression) (Munandar, 2001).

  Dalam perkembangannya, Maslow merevisi teori kebutuhan dasar manusia ini. Maslow menyatakan agar hirarki kebutuhan ini jangan dipandang secara kaku. Ada perkecualian penerapan teori ini terhadap konteks-konteks tertentu. Jika kebutuhan yang lebih tinggi tidak / belum terpuaskan, maka individu akan kembali pada usaha untuk memuaskan kebutuhan pada tingkat yang lebih rendah (frustration-regression). Hal ini didasarkan pada kebutuhan-kebutuhan dasar yang belum terpuaskan memiliki pengaruh terbesar pada tingkah laku manusia. Hasrat yang telah terpuaskan tidak lagi memiliki pengaruh berarti pada motivasi. Dengan demikian, kebutuhan-kebutuhan ini seluruhnya memiliki nilai yang sama penting (tidak hirarkis) (Goble, F, 1987). Berikut ini adalah teori kebutuhan dasar Maslow, yaitu: a. Kebutuhan fisiologikal (physiological needs)

  Pada umumnya kebutuhan fisiologis ini bersifat menjaga keseimbangan (homeostatis) (Alwisol, 2005). Kebutuhan ini timbul berdasarkan kondisi fisiologikal badan yang meliputi rasa lapar, haus, istirahat, dan kebutuhan jasmaniah lainnya (Robbins, 2005).

  b. Kebutuhan rasa aman (safety needs) Kebutuhan ini berkaitan dengan kebutuhan fisiologis. Kebutuhan ini mencakup kebutuhan untuk dilindungi dari ancaman fisik, mental, psikologikal, dan intelektual (Robbins, 2005). c. Kebutuhan akan kasih sayang (love needs) atau kebutuhan sosial (sosial

  needs )

  Kebutuhan cinta menjadi tujuan yang dominan ketika individu berada dalam suatu kelompok sosial. Individu sangat peka dengan kesendirian, pengasingan, ditolak lingkungan, dan kehilangan cinta. Kebutuhan ini akan menjadi sangat penting sepanjang kehidupan manusia (Alwisol, 2005). Kebutuhan ini mencakup perhatian, rasa memiliki, penerimaan, dan persahabatan (Robbins, 2005).

  d. Kebutuhan harga diri (esteem needs) Kebutuhan harga diri meliputi dua jenis: i. Faktor internal

  Kebutuhan yang termasuk di dalamnya adalah harga diri, kepercayaan diri, otonomi, kompetensi, dan prestasi (Robbins, 2005). ii. Faktor eksternal

  Kebutuhan yang menyangkut reputasi meliputi status, diakui, dan diperhatikan (Robbins, 2005).

  e. Kebutuhan aktualisasi diri (self actualization) Kebutuhan untuk melakukan pekerjaan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki (Alwisol, 2005). Kebutuhan ini mencakup kebutuhan pertumbuhan, kebutuhan untuk menjadi kreatif, kebutuhan dapat merealisasikan potensinya secara penuh, dan keinginan untuk memperoleh kepuasan dengan dirinya sendiri (self fulfilment) (Robbins, 2005). f. Hasrat untuk tahu dan memahami Proses pemenuhan kebutuhan ini disebut pencarian makna.

  Kebutuhan ini mencakup hasrat untuk memahami, menyusun, mengatur, menganalisa, menemukan hubungan-hubungan dan makna-makna, membangun suatu sistem nilai-nilai (Goble, F, 1987).

  g. Kebutuhan estetik Kebutuhan ini berhubungan dengan gambaran diri diri seseorang.

  Kebutuhan ini mencakup kebutuhan akan keindahan (Goble, F, 1987).

  Gambar 1. Kebutuhan Dasar Maslow

  Berangkat dari kenyataan bahwa pemahaman tentang berbagai kebutuhan manusia semakin mendalam, maka penyempurnaan dan evaluasi memang diperlukan (Huffman, dkk., 1997). Hal ini didasarkan pada usaha pemuasan berbagai kebutuhan manusia yang berlangsung secara simultan. Artinya, sambil memuaskan kebutuhan fisik, seseorang pada waktu yang bersamaan ingin menikmati rasa aman, merasa dihargai, memerlukan teman serta ingin berkembang. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa berbagai kebutuhan manusia digolongkan sebagai rangkaian dan bukan sebagai hirarki.

  Kendati pemikiran Maslow tentang teori kebutuhan ini tampak lebih bersifat teoritis, namun telah memberikan dasar dan mengilhami bagi pengembangan teori-teori motivasi yang berorientasi pada kebutuhan berikutnya yang lebih bersifat aplikatif. Salah satu teori motivasi yang berkembang dari teori kebutuhan dasar Maslow khususnya 5 tingkat yaitu teori ERG Alderfer (McCormick, 1985). Teori ERG menyatakan bahwa kebutuhan inti individu dikelompokkan menjadi tiga (McCormick, 1985), yaitu: a. Existence (eksistensi)

  Merupakan kebutuhan individu akan substansi material untuk tetap bertahan hidup (McCormick, 1985). Kebutuhan ini mencakup kebutuhan fisiologis dan rasa aman dari Maslow. Kategori kebutuhan yang merujuk pada kebutuhan rasa aman dan perlindungan dari ancaman mental, psikologikal, dan intelektual (Robbins, 2005). Alwisol (2004) menambahkan pula tentang keteraturan.

  b. Relatedness (hubungan) Merupakan kebutuhan untuk membagi pikiran dan perasaan dengan orang lain dan membiarkan mereka menikmati hal-hal yang sama.

  Individu berkeinginan untuk berkomunikasi secara terbuka dengan orang lain yang dianggap penting dalam kehidupan mereka. Individu mempunyai hubungan yang bermakna dengan keluarga, teman dan rekan kerja (Munandar, 2001). Kebutuhan ini mencakup kebutuhan sosial dan kebutuhan penghargaan eksternal dari Maslow. Kategori kebutuhan ini merujuk pada bentuk persahabatan, kerjasama, pengakuan, dan perhatian (Robbins, 2005). Ditambahkan pula oleh Goble (1987) aspek penghargaan dari orang lain. Dominasi dan penghormatan dari orang lain (Alwisol, 2004).

  c. Growth (pertumbuhan) Merupakan kebutuhan individu untuk menumbuhkkan dan mengembangkan kecakapan pribadi secara penuh (McCormick, 1985).

  Kebutuhan ini mencakup kebutuhan penghargaan internal dan aktualisasi diri dari Maslow. Kategori kebutuhan ini antara lain otonomi, kompetensi, prestasi, mencapai suatu potensi, pemenuhan terhadap diri (Robbins, 2005)

  Berikut ini adalah gambar keterkaitan teori ERG Alderfer dengan teori hirarki kebutuhan Maslow.

  Gambar 2. Keterkaitan Kebutuhan Dasar Maslow dan ERG Alderfer.

  Alderfer berpendapat bahwa kebutuhan eksistensi (existence), hubungan (relatednes), dan pertumbuhan (growth) berada pada suatu kesinambungan yang konkret. Kebutuhan eksistensi (existence) merupakan kebutuhan yang paling konkret. Sedangkan kebutuhan pertumbuhan (growth) merupakan kebutuhan yang paling kurang konkret (Munandar, 2001). Teori Alderfer menekankan bahwa berbagai jenis kebutuhan manusia itu diusahakan pemuasannya secara serentak. Apabila teori Alderfer disimak lebih lanjut akan tampak bahwa:

  a. Semakin lengkap suatu kebutuhan yang lebih konkret dipuasi, maka semakin besar keinginan / dorongan untuk memuaskan kebutuhan yang kurang konkret. Keinginan memuaskan kebutuhan yang “lebih tinggi” semakin besar apabila kebutuhan yang lebih rendah telah dipuaskan. b. Jika suatu kebutuhan kurang dipuasi, semakin besar keinginannya untuk memuaskannya.

  c. Sebaliknya, semakin sulit memuaskan kebutuhan yang tingkatnya lebih tinggi, semakin besar keinginan untuk memuasakan kebutuhan yang lebih mendasar.

  Sependapat dengan Maslow, Alderfer menyatakan tentang pentingya pemuasan kebutuhan secara bertahap dari rendah ke tinggi (fulfillment-

  

progression ). Jika kebutuhan yang lebih tinggi tidak / belum terpuaskan,

  maka individu akan kembali pada usaha untuk memuaskan kebutuhan pada tingkat yang lebih rendah (frustration-regression) dan mampu memuaskan kebutuhannya secara bersamaan (Munandar, 2001). Pandangan ini didasarkan kepada sifat pragmatisme manusia. Manusia menyadari keterbatasannya sehingga berusaha menyesuaikan diri pada kondisi objektif yang dihadapinya dengan memusatkan perhatiannya pada hal-hal yang dapat dicapainya.

  Teori ERG lebih konsisten ketika diterapkan dalam berbagai variabel individu. Variabel-variabel tersebut seperti organisasi, pendidikan, latar belakang keluarga, dan budaya suatu masyarakat. Suatu penelitian dengan berlandaskan teori ini pada penduduk asli Spanyol dan Jepang tentang kebutuhan sosial memberikan hasil yang konsisten. Teori ini mengungkap perbedaan individu sebagai masyarakat dengan mengarahkan dorongan ke dalam berbagai bentuk kebutuhan. Secara keseluruhan, teori ERG merupakan versi yang lebih valid dalam hirarki kebutuhan (Robbins, 2005)

  Miner & Dachler (dalam McCormick, 1985) menegaskan bahwa teori ERG menjadi versi teori hirarki kebutuhan yang paling efektif sampai saat ini digunakan dalam bidang psikologi industri dan organisasi. Konsistensi teori ERG akan mampu mengungkap motivasi individu dengan variabel penelitian organisasi. Jadi, dengan mempertimbangkan pendapat diatas menegaskan bahwa teori ERG dapat diterapkan pada penelitian ini.

3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi

  Faktor-faktor yang mempengaruhi motif menurut Lashley (dalam Dewata, 2004) adalah:

  a. Faktor fisiologis Faktor fisiologis seseorang dapat mempengaruhi motivasi seseorang untuk melakukan sesuatu.

  b. Emosi Emosi yang positif seperti rasa sayang, cinta, atau emosi negatif seperti rasa kecewa, sedih, sakit hati dapat mempengaruhi kondisi kejiwaan seseorang.

  c. Kebiasaan Suatu kebiasaan yang karena hal tertentu tidak dapat diwujudkan akan dapat menimbulkan perasaan kehilangan, sehingga faktor kebiasaan dapat memotivasi seseorang untuk melakukan sesuatu.

  d. Mental sets, nilai dan sikap individu

  Mental sets atau kesiapan mental seseorang lebih mampu untuk memahami proses internal dirinya dalam mencapai harapan, keinginan, dan nilai sehingga akan mampu memotivasi dirinya.

  e. Faktor lingkungan Faktor lingkungan akan dapat mempengaruhi kepribadian seseorang.

  Faktor lingkungan dapat bersifat negatif dan positif. Lingkungan yang negatif akan membawa pengaruh buruk bagi individu. Sedangkan lingkungan yang positif akan membawa pengaruh baik pada individu karena bersifat mengembangkan dan mendukung individu.

  Steers dan Porters (McCormick, 1985) menyatakan 3 faktor yang berpengaruh dalam proses motivasi yaitu: a. Energi

  Faktor yang memberikan kekuatan pada tingkah laku. Faktor ini menunjukkan kesungguhan / keseriusan orang bertingkahlaku.

  b. Arah Faktor yang memberi arah pada tingkahlaku. Faktor ini menggambarkan mengapa orang mengarahkan usahanya pada 1 hal tertentu dan bukan pada hal lain.

  c. Keajegan Bagaimana perilaku tersebut dipertahankan. Keajegan menunjukkan suatu tingkahlaku yang berkesinambungan dari kegiatan yang dilakukannya.

  Berdasarkan pendapat diatas, faktor-faktor yang dapat mempengaruhi motivasi seeorang adalah faktor fisiologis, emosi, kebiasaan, mental sets (faktor internal), lingkungan (faktor eksternal) (dalam Dewata, 2004), dan energi, arah, serta keajegan (McCormick, 1985).

4. Proses Motivasi

  Gambar dibawah ini menjelaskan berlangsungnya proses motivasi pada seseorang:

  Gambar 3. Proses motivasi

  Proses motivasi bermula dari adanya sekelompok kebutuhan yang belum dipuaskan dan akan menciptakan suatu ketegangan dalam diri individu.

  Ketegangan-ketegangan tersebut akan menimbulkan dorongan-dorongan (drive) (Baron, 1995). Dorongan merupakan proses dasar untuk melakukan serangkaian kegiatan menemukan dan mencari tujuan-tujuan khusus berupa kebutuhan (Murray dalam Dewata, 2004) yang akan memuaskan dan mengurangi ketegangan (Munandar, 2001).

  Pada tahap dorongan, individu berada dalam situasi pilihan menentukan tujuan yang ingin dicapai. Tujuan bagi setiap individu memiliki suatu bentuk pemaknaan yang berbeda. Tidak semua kebutuhan individu dapat dipuaskan pada waktu yang bersamaan. Pemenuhan kebutuhan-kebutuhan ini akan berlangsung secara terus menerus secara sadar maupun tidak sadar.

  Dalam drive theory (Baron, 1995) disebutkan bahwa perilaku memuaskan dan mengurangi ketegangan merupakan usaha individu untuk mencapai keseimbangan antara psikologis dengan jasmani (homeostatis). Munandar (2001) menyatakan bahwa usaha mencapai keseimbangan dapat dilakukan secara aktif atau proaktif, mencari sesuatu yang dapat memenuhi kebutuhan, dan dapat pula merupakan perilaku yang lebih reaktif. Ketika individu berperilaku secara aktif, motivasi ‘didorong keluar’. Misalnya ketika mahasiswa membutuhkan tambahan materi untuk bahan ujiannya, maka ia akan mencarinya ke perpustakaan. Sedangkan ketika perilaku mencari bersifat lebih reaktif, motivasi ‘ditarik keluar’. Misalnya ketika mahasiswa ditawari bahan ujian oleh temannya, maka ia akan menerimanya.

B. Organisasi

1. Pengertian Organisasi

  Anwar (2002) menyatakan bahwa organisasi berasal dari kata Yunani ‘organon’ yang berarti ‘alat’. Chaplin (2005) mendefinisikan organisasi sebagai suatu struktur atau pengelompokkan yang terdiri dari unit-unit yang berfungsi secara saling berkaitan, sedemikian rupa sehingga tersusun satu kesatuan terpadu. Sedangkan pengertian organisasi menurut Kast dan Rosenweig (dalam Munandar, 2001) adalah suatu kesatuan atau keseluruhan yang terorganisir, yang terdiri dari dua atau lebih bagian, komponen atau subsistem yang saling tergantung, yang dipisahkan dari suprasistem sebagai lingkungannya oleh batas-batas yang dapat ditemukenali. Mooney (dalam Supardi & Anwar, 2002) menyatakan bahwa organisasi adalah bentuk setiap kerjasama manusia untuk pencapaian tujuan bersama. Schein (1980) menambahkan bahwa organisasi adalah koordinasi sejumlah kegiatan manusia yang direncanakan untuk mencapai suatu maksud atau tujuan bersama melalui pembagian tugas dan fungsi serta melalui serangkaian wewenang dan tanggung jawab. Dipertegas oleh pendapat Tosi, dkk (dalam Munandar, 2001) bahwa organisasi adalah sekelompok orang-orang, atau dapat dikatakan juga terdiri dari kelompok-kelompok tenaga kerja (dalam hal organisasi perusahaan) yang bekerja untuk mencapai tujuan organisasnya. Tujuan-tujuan organisasi dikembangkan dan dipertahankan dengan pola-pola perilaku tertentu yang cocok dan stabil dan dapat diperkirakan sebelumnya. Pengembangan dan pertahanan pola-pola perilaku tersebut untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi, akan tetap berlangsung meskipun orang-orangnya berganti.

  Berdasarkan pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa organisasi adalah suatu struktur atau pengelompokkan yang terdiri dari unit-unit yang berfungsi secara saling berkaitan, terorganisir dan tersusun kesatuan terpadu untuk mencapai tujuan organisasi. Tujuan organisasi dikembangkan dan dipertahankan dengan pola-pola perilaku tertentu yang cocok dan stabil agar organisasi tetap berlangsung meskipun orang-orangnya berganti.

  Organisasi merupakan kerangka kerja dari setiap kerjasama yang dilakukan individu bersama dengan individu lain untuk mencapai tujuan bersama. Maka, organisasi sebagai struktur tata pembagian kerja dan struktur tata hubungan kerja antara sekelompok orang pemegang posisi yang bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama.