Analisis perilaku penundaan (procrastination) penyusunan skripsi pada mahasiswa yang sedang menyusun skripsi

(1)

ANALISIS PERILAKU PENUNDAAN (PROCRASTINATION)

PENYUSUNAN SKRIPSI PADA MAHASISWA YANG

SEDANG MENYUSUN SKRIPSI

Studi Kasus pada Mahasiswa Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

Oleh: Bernadeta Lilis

051334061

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2010


(2)

i

ANALISIS PERILAKU PENUNDAAN (PROCRASTINATION)

PENYUSUNAN SKRIPSI PADA MAHASISWA YANG

SEDANG MENYUSUN SKRIPSI

Studi Kasus pada Mahasiswa Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

Oleh: Bernadeta Lilis

051334061

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2010


(3)

(4)

(5)

iv

Halaman Persembahan

Kupersembahkan karya ini kepada:

Allah Bapa, Putra dan Roh kudus

Bunda Maria, Santa Bernadeta

Almamaterku Universitas Sanata Dharma

Kedua Orangtuaku(Bapak A.Ribut & Ibu Kristina)

Adik-adikku (Paskarada Gerada, Fransiskus, dan Martina Yunita)

Sahabat-sahabatku

Semua yang mengasihi aku


(6)

v

MOTTO

Ujilah segala sesuatu dan peganglah yang baik.

(I Tesalonika 5:21)

Setiap bunga punya cara sendiri untuk mekar

Born to smile


(7)

S m k Saya menya memuat kary kutipan dan PE atakan denga ya atau bagi daftar pusta

RNYATAA

an sesunggu ian karya or aka, sebagaim

vi AN KEASLI

uhnya bahwa rang lain, ke mana layakn

Yo

IAN KARY

a skripsi ya ecuali yang t nya karya ilm

ogyakarta, 23 Penulis

Bernad YA

ang saya tuli telah disebut miah.

3 Juli 2010

eta Lilis

is ini tidak tkan dalam


(8)

Y N N D U b k m d m m s D D P Y B PUBLIK Yang bertan Nama Nomor Mah Demi penge Universitas ANA PENY beserta pera kepada per mengalihkan data, mendi media lain maupun mem sebagai penu Demikian pe

Dibuat di Yo Pada tangga Yang menya

Bernadeta L

LEMB KASI KARY nda tangan di

: B

hasiswa : 0 mbangan ilm Sanata Dhar ALISIS PER YUSUNAN angkat yang rpustakaan n dalam ben

stribusikan untuk kepe mberikan ro ulis. ernyataan in ogyakarta al: 23 Juli 20

atakan

Lilis

BAR PERNY YA ILMIAH

ibawah ini, s Bernadeta L 051334061 mu pengetah rma karya ilm RILAKU PE SKRIPSI PA MENY diperlukan ( Universitas ntuk media secara terba entingan ak oyalti kepada

i yang saya b

10

vii YATAAN P H UNTUK K saya mahasis Lilis

huan, saya m miah saya ya ENUNDAAN

ADA MAHA YUSUN SKR

(bila ada). D Sanata D lain, menge atas, dan me kademis tanp a saya selam buat dengan PERSETUJ KEPENTIN swa Univers memberikan k ang berjudul N (PROCRA ASISWA YA RIPSI Dengan demi Dharma hak elolanya dal empublikasik pa perlu m ma tetap men n sebenarnya

JUAN NGAN AKA

sitas Sanata D

kepada Perpu l:

ASTINATIO ANG SEDA ikian saya m k untuk m lam bentuk kannya diin meminta ijin ncantumkan a. ADEMIS Dharma: ustakaan ON) ANG memberikan menyimpan, pangkalan nternet atau dari saya nama saya


(9)

viii

 

ABSTRACT

THE ANALYSIS OF ATTIDUDES IN POSTPONING WRITING FINAL PAPER OF STUDENTS WHO ARE ACCOMPUSHING THEIR WRITING A Case Study on the Students of Social Science Education Study Program Sanata

Dharma University, Yogyakarta Bernadeta Lilis

Sanata Dharma University 2010

The purpose of the research is to identify the different attitudes among students who were accomplishing their final paper based on: (1) gender, (2) their ages, (3) the study program, (4) their parents’ socio-economic status.

The research was carried out at Sanata Dharma University, Yogyakarta. There were 71 students as respondents who had been trying to finish their writings more than one semester. The technique was chi square ( χ2) method with a 5% level of significance.

The result shows that (1) based on gender, there isn’t any different attitude among students who are finishing their final paper (χ2 sum = 4,223< χ2table = 9,488), (2) based on their ages, there isn’t any different attitude among students who are finishing their final paper ( χ2sum = 1,409 < χ2 table = 9,488),(3) based on their study program, there isn’t any different attitude among students who are finishing their final paper ( χ2 sum =7,558 < χ2 table = 15,507),(4) based on their parents’ socio-economic status, there isn’t any different attitude among students who are finishing their final paper ( χ2hitung = 6,276 < χ2 table = 15,501).


(10)

ix ABSTRAK

ANALISIS PERILAKU PENUNDAAN (PROCRASTINATION) PENYUSUNAN SKRIPSI PADA MAHASISWA YANG SEDANG

MENYUSUN SKRIPSI

Studi Kasus pada Mahasiswa Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta

Bernadeta Lilis Universitas Sanata Dharma

2010

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui:(1) perbedaan perilaku penundaan penyusunan skripsi pada mahasiswa yang sedang menyusun skripsi ditinjau dari jenis kelamin (2) perbedaan perilaku penundaan penyusunan skripsi pada mahasiswa yang sedang menyusun skripsi ditinjau dari usia, (3) perbedaan perilaku penundaan penyusunan skripsi pada mahasiswa yang sedang menyusun skripsi ditinjau dari program studi, (4) perbedaan perilaku penundaan penyusunan skripsi pada mahasiswa yang sedang menyusun skripsi ditinjau dari status sosial ekonomi orangtua.

Penelitian ini dilaksanakan di Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Subyek penelitian ini adalah mahasiswa yang sedang menyusun skripsi lebih dari satu semester sebanyak 71 responden. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner. Teknik analis data menggunakan Chi Square ( χ2) dengan taraf signifikansi 5%.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa:(1) tidak ada perbedaan perilaku penundaan (procrastination) penyusunan skripsi ditinjau dari jenis kelamin (χ2 hitung = 4,223< χ2tabel = 9,488), (2) tidak ada perbedaan perilaku penundaan (procrastination) penyusunan skripsi ditinjau dari usia( χ2hitung = 1,409 < χ2 tabel = 9,488), (3) tidak ada perbedaan perilaku penundaan (procrastination) penyusunan skripsi ditinjau dari program studi ( χ2 hitung =7,558 < χ2 tabel = 15,507), (4) tidak ada perbedaan perilaku penundaan (procrastination) penyusunan skripsi ditinjau dari status sosial ekonomi orang tua ( χ2hitung = 6,276 < χ2 tabel = 15,501).


(11)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis haturkan kepada Allah, Bapa, Putra dan Roh kudus yang telah melimpahkan rahmatnya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Skripsi ini disusun guna memenuhi syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program studi Pendidikan Akuntansi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Skripsi ini dapat diselesaikan tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, baik langsung maupun tidak langsung kepada penulis. Dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dr. Ir.Paulus Wiryono Priyotamtama, S.J, M.Sc., selaku Rektor Universitas Sanata Dharma

2. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D, selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

3. Bapak Yohanes Harsoyo, S. Pd., M. Si., selaku ketua jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta

4. Bapak Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si., Selaku Ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

5. Bapak Sebastianus Widanarto Priyowutanto, S.Pd., M.Si., selaku Dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan, masukan, saran dan kritik dalam proses penulisan skripsi ini.


(12)

xi

6. Bapak Drs. Fx. Muhadi, M.Pd dan Bapak Drs.Bambang P.,S.E.,M.Si selaku dosen penguji yang telah memberi masukan untuk kesempurnaan skripsi ini. 7. Seluruh staf pengajar Program Studi Pendidikan Akuntansi yang telah

membagikan ilmu pengetahuan dan memberikan bimbingan selama proses belajar.

8. Teman-teman kelas seminar penelitian yang telah memberi masukan selama proses diskusi mata kuliah seminar penelitian

9. Seluruh mahasiswa Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial yang telah meluangkan waktu menjadi responden dalam penelitian ini

10. Yayasan Pendidikan Kritis (PENTIS) Pancur Kasih, Pontianak. 11. Kedua orang tuaku Bapak. A. Ribut dan Ibu Kristina

12. Adik-adikku Paskarada Gerada, Fransiskus dan Martina Yunita

13. Sahabat-sahabatku selama menempuh pendidikan di kota gudeg: Marsia Herwin, Katarina Menuneda, Yohana, Yudita Susanti,Eko Yulianto, Juventus Endwin, Christoforus Umang, Hendra, Theresia Yusi, Willy Ferdinandus Kou, Carolus,Serihartati dan Mimilia Sulastri. Terima kasih atas kebersamaan kalian dari awal aku menginjakkan kakiku kekota ini sampai akhirnya aku akan kembali ketanah kebanggaan kita.

14. Nahoras Bona Simarmata, terima kasih atas perhatian dan semangat yang telah diberikan kepada penulis selama ini.

15. Teman-teman (Bob Morison, Ariz Budi Widodo, Benediktus Bangun, Tri Wahyudi, Fransiska Andriani, Stepanus, Aloysius Prianto, Patricia Epha, Teta, Robin Susanto, Albertustus Heri, Rudi Wijaya dan semua teman-teman


(13)

xii

yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu) dan karyawan (Mbak Marni, mbak Lusi, mbak Yuli, mbak Karni dan mas Budi) dimana aku berproses dalam UKM KOPMA

16. Teman-teman dimana aku berproses di UKM Persma NATAS ( Iyan, bg Vinco, Moris, Al, Nungki, Richi, Sita, Fafa, Bayu dan semua teman-teman yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu).

16. Teman seperjuangan: mas Rudi Haurisa, Wika, kak Tilda, Vivi,mas Pandu,mas Wawan. Terima kasih atas sharing dan bantuan kepada penulis selama proses penyusunan skripsi.

17. Teman-teman PAK ’05, terima kasih atas kebersamaan dan pengalaman selama kuliah.

18. Teman-teman di Himpunan Koperasi Mahasiswa Yogyakarta ( Toni, Listy, Fauzan, Titin, Rian, Vemmy dan Ari,). Terima kasih atas kerja sama kalian dan pengalaman yang telah kita lalui bersama. Semoga HKMY semakin maju.

19. Para penghuni Asrama putri Pondok Angela (Sr. Yekti, terima kasih atas semua dukungan dan doa yang diberikan kepada penulis dan semua suster dan teman-teman yang ada di Pondok Angela).

20. Bapak-Ibu Djumali dan teman-teman kost pak Djumali di Kota Baru.

21.Sahabat-sahabatku yang tidak pernah meninggalkan aku dalam keterpurukanku (Antonius Nonong, Fransiskus Nyaming, Lilis Suriyani, Alexander Heriwanto, Fransiska Siska, Gumi Wati, Robert Beni, Lambertus Oki, Paternus Dias, Yakobus Nandus, Natalis Joko Reswanto, A.F.D. Juanti,


(14)

2

Efriana kekuata 22. Semua p Penu kritik sa Semoga

Lidia, Va an pada saat p pihak yang m ulis menyad

angat dihara a skripsi ini d

alentinus Pi penulis jatuh memberikan

ari bahwa s apkan dari p dapat berma

xiii din). Terim h.

bantuan seh skripsi ini m pembaca hin anfaat bagi pe

ma kasih te

ingga skrisp masih jauh ngga dapat m

embaca sem

Yogyak

elah membe

pi ini selesai. dari sempur melengkapi muanya. karta, 2010 Penulis eri penulis rna. Saran, skripsi ini.


(15)

xiv DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xiv

DAFTAR TABEL ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Batasan Masalah ... 4

C. Rumusan Masalah ... 5

D. Tujuan Penelitian ... 5

E. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II KAJIAN TEORITIK ... 8

A. Perilaku Penundaan ... 8


(16)

xv

2. Jenis-jenis Perilaku Penundaan ... 11

3. Perilaku Penundaan Akademik ... 11

4. Karakteristik Perilaku Penundaan Akademik ... 13

5. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Penundaan Akademik ... 15

B. Skripsi ... 16

1. Pengertian Skrispi ... 16

2. Tujuan Penulisan Skrispi ... 16

C. Jenis Kelamin ... 17

D. Usia ... 18

E. Program Studi... 19

F. Status Sosial Ekonomi ... 20

G. Kerangka Berpikir ... 24

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 29

A. Jenis Penelitian ... 29

B. Waktu dan Tempat Penelitian ... 29

C. Subyek dan Obyek Penelitian ... 31

D. Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel ... 31

E. Variabel Penelitian dan Operasionalisasi ... 32

F. Teknik Pengumpulan Data ... 40

G. Pengujian Instrumen Penelitian ... 41

H. Teknik Analisis Data ... 44

BAB IV GAMBARAN UMUM UNIVERSITAS ... 51

A. Sejarah Perkembangan Universitas ... 51


(17)

xvi

BAB V ANALIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 57

A. Deskripsi Data Responden ... 57

B. Analisis Data ... 63

C. Pembahasan ... 74

BAB VI PENUTUP ... 81

A. Kesimpulan ... 81

B. Saran ... 82

C. Keterbatasan Penelitian ... 83

DAFTAR PUSTAKA ... 84 LAMPIRAN


(18)

xvii

DAFTAR TABEL

Halaman 3.1 Kriteria Penyebab Perilaku Penundaan

Untuk Pertanyaan Positif (Mendukung)... 33

3.2 Kriteria Penyebab Perilaku Penundaan Untuk Pertanyaan Negatif (Tidak mendukung)...33

3.3 Penilaian Acuan Normatif Tipe II ...34

3.4 Kisi-Kisi Penyebab Perilaku Penundaan (Procrastination) ... 35

3.5 Skor Variabel Jenis Kelamin... 36

3.6 Skor Variabel Usia... 37

3.7 Skor Variabel Program Studi ... 37

3.8 Skor Untuk Tingkat Pendidikan...………...……… 38

3.9 Skor Untuk Jenis Pekerjaan..………...……….... 38

3.10 Skor Untuk Tingkat Pendapatan....………..……... 39

3.11 Penilaian Acuan Normatif Tipe II...………...………. 40

3.12 Hasil Pengukuran Validitas Perilaku Penundaan (Procrastination) …...………. 42

3.13 Tingkat Keterhandalan Variabel Penelitian...……….. 44

3.16 Interpretasi Cmaks...………... 49

5.1 Distribusi Responden Menurut Jenis Kelamin……….………57

5.2 Distribusi Responden Menurut Usia...58


(19)

xviii

5.4 Distribusi Responden Menurut Status Sosial Ekonomi Orang Tua...60

5.5 Interpretasi Data Perilaku Penundaan (Procrastination) penyusunan skripsi………62

5.6 Pengujian Normalitas ...63

5.7 Pengujian Homogenitas...64

5.8 Perilaku Penundaan (Procrastination) dan Jenis Kelamin...66

5.9 Perilaku Penundaan (Procrastination) dan Usia...68

5.10 Perilaku Penundaan (Procrastination) dan Program Studi...70

5.11 Perilaku Penundaan (Procrastination) dan Status Sosial Ekonomi Orang Tua...73


(20)

xix

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Kuesioner ... 88

Lampiran 2. Validitas dan Reliabilitas ... 95

Lampiran 3. Data Induk Penelitian ... 99

Lampiran 4. Distribusi Frekuensi ... 106

Lampiran 5. Uji Homogenitas dan Normalitas ... 110

Lampiran 6. Analisis Chi Square ... 112


(21)

1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Penulisan skripsi bagi sebagian mahasiswa merupakan “momok”, bahkan seringkali mendatangkan masalah tersendiri. Berbagai kesulitan muncul dalam penyelesaian skripsi tersebut, seperti kesulitan mencari judul, kesulitan mencari literatur dan bahan bacaan, dana yang terbatas, kesulitan dengan standar tata tulis ilmiah atau takut menemui dosen pembimbing. Kesulitan-kesulitan tersebut pada akhirnya menyebabkan mahasiswa menunda untuk menyelesaikan penyusunan skripsinya.

Seseorang yang mempunyai kesulitan untuk melakukan sesuatu, sesuai dengan batas waktu yang telah ditentukan, sering mengalami keterlambatan, mempersiapkan sesuatu dengan sangat berlebihan, maupun gagal dalam menyelesaikan tugas sesuai batas waktu yang telah ditentukan, dikatakan sebagai seorang yang melakukan prokrastinasi. Prokrastinasi bisa dikatakan sebagai hanya suatu penundaan atau kecenderungan menunda-nunda memulai suatu kerja. Namun prokrastinasi juga bisa dikatakan penghindaran tugas, yang diakibatkan perasaan yang tidak senang terhadap tugas dan ketakutan untuk gagal dalam mengerjakan tugas. Prokrastinasi juga bisa sebagai kebiasaan seseorang terhadap respon dalam mengerjakan tugas. Perilaku penundaan (procrastination) yang dilakukan terus menerus selanjutnya akan menimbulkan efek negatif bagi mahasiswa itu sendiri, seperti mengerjakan skripsi dengan tidak maksimal (tidak menampilkan potensi secara maksimal),


(22)

tidak lulus tepat waktu bahkan tidak berhasil meraih gelar kesarjanaan, muncul ketidakpuasan terhadap tugas, dan juga menambah stres pada mahasiswa yang bersangkutan.

Sekalipun perilaku penundaan (procrastination) ini memberikan dampak buruk terhadap proses penyusunan skripsi mahasiswa, namun banyak mahasiswa yang mengalaminya. Mahasiswa ada yang secara sengaja maupun tidak di sengaja melakukan penundaan untuk menyelesaikan skripsinya. Dampak dari penundaan yang dilakukan oleh mahasiswa dalam penyusunan skripsinya adalah tidak menyelesaikan skripsi dengan cepat. Rata-rata penyelesaian penyusunan skripsi pada mahasiswa Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial setiap prodi membutuhkan waktu ± 2 semester. Mahasiswa yang menyelesaikan skripsi lebih dari satu semester tentunya memiliki masalah-masalah tertentu sehingga menghambat proses pengerjaan skripsi mereka karena idealnya penulisan skripsi dapat diselesaikan dalam waktu satu semester. Berdasarkan hal tersebut, peneliti tertarik melihat penyebab yang melatarbelakangi perilaku penundaan (procrastination) pada mahasiswa Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial khususnya yang sedang dalam penyusunan skripsi.

Menurut Schowenbur (dalam Ferrari, 1995 dalam Yazinta, 2008) prokrastinasi akademik sebagai suatu perilaku penundaan dapat termanisfestasi dalam komponen-komponen yang dapat diukur dan diamati yaitu penundaan untuk memulai maupun menyelesaikan kerja pada tugas yang dihadapi, adanya kelambanan yang di sengaja dalam mengerjakan


(23)

tugas, adanya kesenjangan waktu dalam mengerjakan tugas antara rencana dan kinerja aktual, dan melakukan aktivitas lain yang lebih menyenangkan dari pada mengerjakan tugas.

Faktor-faktor yang diduga menjadi pembeda perilaku penundaan pada mahasiswa yang menyusun skripsi antara lain faktor jenis kelamin, usia, program studi dan status sosial ekonomi orang tua. Pria dan wanita mempunyai pola perkembangan fisiologis dan psikologis yang berbeda sehingga menimbulkan perilaku yang berbeda. Ada banyak orang yang menangkap perbedaan yang signifikan antara kepribadian pria dan wanita; persepsi ini kemudian mempengaruhi sikap dan perilaku mereka terhadap orang lain yang oleh karenanya selanjutnya mempengaruhi kepribadian. Ada dugaan pria melakukan perilaku penundaan lebih tinggi dibandingkan wanita.

Usia yang lebih tinggi diduga memiliki perilaku penundaan yang rendah dibandingkan dengan usia yang lebih muda karena semakin bertambahnya usia dan pengalaman hidup seseorang maka tingkat perilaku penundaannya akan semakin menurun.

Sedangkan setiap program studi memiliki prosedur penyusunan skripsi yang berbeda sehingga ada prodi yang membuat mahasiswa tidak dapat menyelesaikan skripsi mereka dalam satu semester. Hal ini juga mempengaruhi perilaku penundaan pada mahasiswa dalam menyusun skripsi.

Mahasiswa yang memiliki latar belakang status sosial ekonomi orang tua tinggi cenderung melakukan perilaku penundaan yang lebih tinggi


(24)

dibandingkan dengan mahasiswa yang memiliki latar belakang status sosial ekonomi orang tua yang rendah. Hal ini disebabkan karena mahasiswa yang memiliki status sosial ekonomi tinggi tidak dibebani untuk segera lulus dan mencari kerja untuk memperoleh penghasilan. Sedangkan mahasiswa yang memiliki status sosial ekonomi rendah memiliki tuntutan untuk segera lulus agar dapat segera mencari pekerjaan untuk memperoleh penghasilan.

Berdasarkan fenomena di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “ANALISIS PERILAKU PENUNDAAN (PROCRASTINATION) PENYUSUNAN SKRIPSI PADA MAHASISWA YANG SEDANG MENYUSUN SKRIPSI”.

B. Batasan Masalah

Masalah penelitian ini dibatasi pada perilaku penundaan (procrastination) pada mahasiswa yang sedang menyusun skripsi dilihat dari

komponen-komponen perilaku penundaan (procrastination) yaitu penundaan untuk memulai maupun menyelesaikan kerja pada tugas yang dihadapi, adanya kelambanan yang di sengaja dalam mengerjakan tugas, adanya kesenjangan waktu dalam mengerjakan tugas antara rencana dan kinerja aktual, dan melakukan aktivitas lain yang lebih menyenangkan dari pada mengerjakan tugas ditinjau dari jenis kelamin, usia, program studi dan status sosial ekonomi orang tua.


(25)

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas maka permasalahan dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah ada perbedaan perilaku penundaan (procrastination) penyusunan skripsi pada mahasiswa yang sedang menyusun skripsi di tinjau dari jenis kelamin?

2. Apakah ada perbedaan perilaku penundaan (procrastination) penyusunan skripsi pada mahasiswa yang sedang menyusun skripsi di tinjau dari usia?

3. Apakah ada perbedaan perilaku penundaan (procrastination) penyusunan skripsi pada mahasiswa yang sedang menyusun skripsi di tinjau dari program studi?

4. Apakah ada perbedaan perilaku penundaan (procrastination) penyusunan skripsi pada mahasiswa yang sedang menyusun skripsi di tinjau dari status sosial ekonomi orang tua?

D. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui :

1. Ada perbedaan perilaku penundaan (procrastination) penyusunan skrispi pada mahasiswa yang sedang menyusun skripsi di tinjau dari jenis kelamin.


(26)

2. Ada perbedaan perilaku penundaan (procrastination) penyusunan skripsi pada mahasiswa yang sedang menyusun skripsi di tinjau dari usia.

3. Ada perbedaan perilaku penundaan (procrastination) penyusunan skripsi pada mahasiswa yang sedang menyusun skripsi di tinjau dari program studi.

4. Ada perbedaan perilaku penundaan (procrastination) penyusunan skripsi pada mahasiswa yang sedang menyusun skripsi di tinjau dari latar belakang status sosial ekonomi orang tua.

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi Universitas Sanata Dharma

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan salah satu referensi penelitian yang berkaitan dengan perilaku penundaan (procrastination) sehingga dapat digunakan sebagai salah satu alat untuk melihat perilaku penundaan pada mahasiswa dalam melaksanakan tugasnya.

2. Bagi Mahasiswa

Penelitian ini diharapkan memberi wawasan baru mahasiswa mengenai perilaku penundaan dan penyebabnya sehingga selanjutnya dapat membantu mahasiswa memahami dan menemukan solusi atas perilaku penundaan tersebut.


(27)

3. Bagi Penulis

Penelitian ini diharapkan melatih peneliti dalam berpikir memecahkan masalah, berfikir secara objektif, rajin, ulet sehingga dapat diterapkan pada saat peneliti memasuki dunia kerja.


(28)

8

BAB II

TINJAUAN TEORITIK

A. Perilaku Penundaan Akademik 1. Perilaku penundaan.

Istilah prokrastinasi menunjuk pada suatu kecenderungan menunda-nunda penyelesaian suatu tugas atau pekerjaan. Kalangan ilmuwan yang pertama menggunakan istilah tersebut adalah Brown & Holtzman (Wulan,2000 dalam http://www.apsi-himpsi.org/Artikel/Prokastinasi-akademik.php). Menurut kalangan ilmuwan mereka tidak segera memulai untuk menyelesaikan ketika dihadapkan oleh suatu tugas merupakan indikasi dari prokrastinasi.

Secara etimology, kata ’procrastination’ berasal dari bahasa Latin, yakni dari kata kerja ’procrastinare’, kombinasi dari kata “pro” yang bermakna ’menuju gerak’ dengan kata “crastinus”, yang berarti ’milik hari esok’. Jadi kata “procrastinare” mengandung arti menunda sampai hari berikutnya. Dalam kamus The Oxford English Dictionary (1952 dalam Adinugroho,2005) istilah procrastination atau prokrastinasi diartikan secara lebih positif yakni penundaan yang dipilih secara bijaksana untuk menunggu saat yang tepat. Pengertian prokrastinasi menjadi lebih merujuk pada tuntutan untuk kesempurnaan tugas dengan optimal. Namun di sisi lain, pengertian kata tersebut mempunyai konotasi negatif, yaitu penundaan


(29)

karena kemalasan - “ …..the harmful habits of laziness in completing a task necessary for subsistence,..”.

Dalam era modern, pengertian prokrastinasi lebih dipergunakan dalam denotasi penundaan yang negatif. Sebagaimana dikemukakan oleh Milgram (1991 dalam http://www.apsi-himpsi.org/Artikel/Prokastinasi-akademik.php) bahwa pengertian prokrastinasi, setidaknya mengandung beberapa unsur berikut:1)Serangkaian perilaku tertunda-tunda;2) berakibat rendahnya mutu produk perilaku tersebut;3)menyangkut tugas yang oleh ’procrastinator’ dianggap penting untuk dilakukan;dan 4)berakhir pada

keadaan emosional yang tidak karuan.

Dengan pengertian di atas, prokrastinasi ini bukanlah perilaku kemalasan yang sederhana, melainkan merupakan perilaku yang kompleks yang merupakan gangguan emosional pada individu ’prokrastinator’, dan bisa berakibat fatal karena kebiasaan ini dapat membuat orang tersebut tidak berhasil dalam hidupnya.

Ferrari dkk, (dalam Wulan 2000 dalam http://www.apsi-himpsi.org/Artikel/Prokastinasi-akademik.php) menyimpulkan bahwa pengertian prokrastinasi dapat dipandang dari berbagai sudut pandang, yaitu:

1) Prokrastinasi hanya sebagai perilaku penundaan, yaitu bahwa setiap perbuatan untuk menunda dalam mengerjakan suatu tugas disebut sebagai prokrastinasi, tanpa mempermasalahkan tujuan serta alasan penundaan yang dilakukan


(30)

2) Prokrastinasi sebagai suatu kebiasaan atau pola perilaku yang dimiliki individu, yang mengarah kepada trait, penundaan yang dilakukan sudah merupakan respon tetap yang selalu dilakukan seseorang dalam menghadapi tugas, biasanya disertai oleh adanya keyakinan-keyakinan yang irrasional

3) Prokrastinasi sebagai suatu trait kepribadian, dalam pengertian ini prokrastinasi tidak hanya sebagai sebuah perilaku penundaan saja, akan tetapi prokrastinasi merupakan suatu trait yang melibatkan komponen-komponen perilaku maupun struktur mental lain yang saling terkait yang dapat diketahui secara langsung maupun tidak langsung.

Menurut kamus American Heritage Dictionary of the language: Fourth edition (2000,dalam Adinugroho,2005.) perilaku penudaan

(procrastination) adalah tidak mengerjakan tugas, menunda atau

membatalkan mengerjakan sesuatu. Perilaku menunda merupakan kebiasaan atau dengan sengaja menunda sesuatu dan karena suatu alasan tertentu dianggap sebagai perilaku yang patut dicela seperti kemalasan atau pengabaian tanggung jawab.

Berdasarkan pendapat para ahli, maka peneliti menyimpulkan bahwa prokrastinasi adalah kegagalan seseorang dalam mengerjakan tugas berupa tindakan menunda-nunda memulai atau menyelesaikan tugas secara sengaja dan berulang-ulang sehingga menghambat penyelesaian tugas dalam jangka waktu terbatas.


(31)

2. Jenis-jenis perilaku penundaan.

Berdasarkan tujuan melakukan perilaku penundaan (procrastination), (Ferrari 1991 dalam Paramita, 2003) membagi prokrastinasi menjadi dua yaitu functional procrastination dan dysfunctional procrastination. Functional procrastination adalah

penundaan mengerjakan tugas yang bertujuan untuk memperoleh informasi yang lebih lengkap dan akurat. Bentuk penundaan ini memandang suatu tugas harus dikerjakan secara sempurna walaupun mereka harus melewati waktu yang optimal yang seharusnya dimulai, sehingga mendapatkan penyelesaian yang baik. Dysfunctional procrastination adalah penundaan mengerjakan tugas yang tidak

bertujuan, berakibat buruk dan menimbulkan masalah. Bentuk penundaan ini tanpa disertai suatu alasan yang berguna bagi procrastinator maupun orang lain. Penundaan ini dapat menimbulakan masalah bila procrastinator tidak bisa melepaskan diri dari kebiasaan menunda

tersebut.

3. Perilaku penundaan akademik.

Ferrari, Johnson dan McCown (1995 dalan Yazinta, 2008) secara lebih jelas membedakan pokrastinasi berdasarkan jenis tugasnya yaitu prokrastinasi akademik dan prokrastinasi non- akademik. Prokrastinasi akademik adalah jenis penundaan yang dilakukan pada jenis tugas formal yang berhubungan dengan tugas akademik seperti tugas sekolah atau tugas kuliah. Sedangkan prokratinasi non-akademik adalah penundaan yang


(32)

dilakukan pada jenis tugas non formal atau tugas yang berhubungan dengan tugas-tugas sehari-hari misalnya tugas rumah tangga dan tugas di kantor. Penelitian ini selanjutnya hanya akan membahas pada perilaku penundaan (procrastination) berdasar pada jenis tugasnya yakni perilaku penundaan

akademik. Secara historis, penelitian tentang prokrastinasi ini pada awalnya memang banyak dilakukan di lingkungan akademik (Ferrari, dkk.,1995 dalam Yazinta, 2008). Ellis dan Knaus (1977 dalam Yazinta, 2008) juga mengungkapkan bahwa kurang lebih 70% mahasiswa melakukan prokrastinasi.

Prokrastinasi akademik berkaitan dengan unsur-unsur tugas dalam akademik. Salomon & Rothblum (1989 dalam Yazinta, 2008) menyatakan terdapat lima area akademik yang merupakan unsur-unsur prokrastinasi akademik yaitu:

a. Tugas mengarang: meliputi tugas akademik menulis makalah laporan, skripsi dan paper

b. Belajar dalam menghadapi ujian: meliputi belajar dalam rangka mempersiapkan kuis, ujian midsemester ataupun ujian akhir

c. Membaca buku penunjang: meliputi tugas mencari dan membaca buku referensi utama maupun buku referensi pendukung

d. Tugas administratif: meliputi tugas-tugas administratif seperti mengembalikan buku ke perpustakaan, membayar spp, melakukan daftar ulang (heregestrasi), menyalin catatan dan lain-lain


(33)

e. Kinerja akademik secara keseluruhan: meliputi usaha dalam menyelesaikan tugas akademik secara keseluruhan.

Salomon & Rothblum menemukan dari keenam unsur akademik tersebut di atas, tugas mengarang merupakan tugas yang sering ditunda penyelesaiannya yaitu sebesar 46%, membaca buku referensi 30% dan 27,6% untuk belajar ujian.

4. Karakteristik perilaku penundaan akademik.

Schouwenburg (dalam Ferrari, 1995 dalam Yazinta, 2008) mengatakan bahwa prokratinasi akademik sebagai suatu perilaku penundaan dapat termanisfestasi dalam komponen-komponen yang dapat diukur dan diamati. Komponen dalam prokrastinasi akademik, yaitu :

a. Penundaan untuk memulai maupun menyelesaikan kerja pada tugas yang dihadapi

Seorang prokrastinator tahu bahwa tugas yang dihadapinya harus segera diselesaikan dan berguna bagi dirinya, akan tetapi dia menunda-nunda untuk memulai mengerjakannya atau menunda-nunda untuk segera menyelesaikan hingga tuntas jika dia sudah mulai mengerjakan sebelumnya.

b. Adanya kelambanan yang disengaja dalam mengerjakan tugas

Seorang prokrastinator menghabiskan waktu yang dimilikinya untuk mempersiapkan diri secara berlebihan, maupun melakukan hal-hal yang


(34)

tidak dibutuhkan dalam penyelesaian suatu tugas, tanpa memperhitungkan keterbatasan waktu yang dimilikinya.

c. Kesenjangan waktu dalam mengerjakan tugas antara rencana dan kinerja aktual

Pokrastinator mempunyai kesulitan untuk melakukan sesuatu sesuai dengan batas waktu yang telah ditentukan sebelumnya. Seorang prokrastinator sering mengalami keterlambatan dalam memenuhi tenggat waktu yang telah ditentukan, baik ditentukan oleh orang lain maupun oleh dirinya sendiri. Seseorang mungkin telah merencanakan untuk memulai mengerjakan tugas pada waktu yang telah ia tentukan sendiri, akan tetapi ketika saatnya tiba dia tidak juga segera melakukannya sesuai dengan apa yang telah direncanakan, sehingga menyebabkan keterlambatan maupun kegagalan dalam menyelesaikan tugas.

d. Melakukan aktivitas lain yang lebih menyenangkan daripada

mengerjakan tugas

Prokrastinator dengan sengaja tidak segera menyelesaikan tugasnya tetapi menggunakan waktu yang dia miliki untuk melakukan aktivitas lain yang dipandang lebih menyenangkan dan mendatangkan hiburan seperti menonton TV, membaca majalah yang tidak berhubungan dengan kegiatan yang sedang dikerjakannya,ngobrol dan jalan-jalan.


(35)

5. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku penundaan akademik.

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi munculnya perilaku penundaan (procrastination) akademik pada mahasiswa dapat dibedakan menjadi faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yang meliputi kondisi fisik dan kondisi psikologis individu. Kondisi fisik yang dapat mempengaruhi munculnya perilaku penundaan (procrastination) akademik misalnya kelelahan fisik. Seseorang yang mengalami kelelahan fisik memiliki kecenderungan yang lebih tinggi untuk melakukan perilaku penundaan (procrastination) dari pada individu yang tidak mengalami kelelahan fisik (Ferrari, dkk, 1995 dalam Yazinta,2008). Salomon & Rothblum (dalam Ferrari, 1995 dalam Yazinta, 2008) menyatakan bahwa trait keperibadian yang dimiliki seseorang dapat mempengaruhi munculnya perilaku penundaan (procrastination) akademik. Individu yang kurang memiliki kepercayaan diri dan malas, memiliki kecenderungan melakukan perilaku penundaan (procrastination) akademik yang tinggi. Besarnya motivasi yang dimiliki seseorang juga akan mempengaruhi kecenderungan perilaku penundaan (procrastination) akademik individu. Faktor-faktor eksternal yang ikut mempengaruhi kecenderungan munculnya perilaku penundaan (procrastination) adalah pengasuhan orang tua dan lingkungan. Ferrari (1995 dalam Yazinta 2008) menemukan bahwa pengasuhan otoriter orang tua menyebabkan munculnya kecenderungan perilaku penundaan (procrastination). Kondisi lingkungan yang lenient, yaitu lingkungan yang toleran terhadap perilaku penundaan


(36)

(procrastination) juga mempengaruhi tinggi rendahnya perlaku penundaan

(procrastination) individu.

B. Skripsi

1. Pengertian skripsi

Skripsi ialah tulisan yang dibuat sebagai syarat seorang mahasiswa menyelesaikan studi program sarjananya. Skripsi ini sebagai bukti kemampuan akademik seorang mahasiswa dalam penelitian. Skripsi disusun dan dipertahankan untuk mencapai gelar Sarjana S-1. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990), istilah skripsi diartikan sebagai karangan ilmiah yang wajib ditulis oleh mahasiswa sebagai bagian dari persyaratan pendidikan akademis.

Skripsi menjadi salah satu pembeda antara jenjang pendidikan sarjana (S1) dan diploma (D3). Skripsi juga berbeda dari tesis (S2) dan juga disertasi (S3). Untuk disertasi, mahasiswa S3 memang diharuskan untuk menemukan dan menjelaskan teori baru. Sementara untuk tesis, mahasiswa bisa menemukan teori baru atau memberikan teori yang sudah ada dan menjelaskan dengan teori yang sudah ada. Sementara untuk mahasiswa S1, skripsi adalah belajar meneliti.

2. Tujuan menulis skripsi

Skripsi atau tesis merupakan syarat kelulusan di Perguruan Tinggi. Skripsi ataupun tesis ini diwajibkan bagi para mahasiswa S1 dan S2 dengan


(37)

tujuan agar mahasiswa dapat mengungkapkan pikirannya secara sistematis. Ada dua unsur dalam dalam kegiatan skripsi dan tesis yaitu meneliti dan membuat tulisan.

Skripsi dan tesis merupakan sarana menyampaikan nilai-nilai praktis maupun nilai-nilai teoritis hasil penelitian ilmiah yang dilakukan oleh mahasiswa. Sehingga tulisan skripsi atau tesis mempunyai peran memperkaya khasanah keilmuan di lingkungan citivas akademika. Dengan demikian, melalui tulisan ilmiah dapat dilakukan proses validasi terhadap hasil temuan penelitian dan pengkajian ilmiah terdahulu. Proses ini merupakan syarat bagi berkembangnya suatu disiplin ilmu.

C. Jenis Kelamin

Jenis kelamin didefinisikan sebagai istilah biologis berdasarkan perbedaan anatomi dan fisik antara laki-laki dan perempuan. Ditinjau dari perkembangan fisik, terdapat perbedaan yang jelas antara laki-laki dan perempuan dalam rata-rata tinggi badan, organ genitalia eksternal, payudara, kumis, dan pola-pola pertumbuhan rambut (termasuk kebotakan). Selain itu, pria dan wanita memiliki perbedaan fisiologis yang bersifat internal dan subtansial. Sebagai contoh laki-laki dan perempuan memiliki perbedaan tingkat hormonal yang mempengaruhi variasi ciri-ciri biologis seperti fertilitas.

Laki-laki dan perempuan memang terlihat berbeda dan memiliki organ-organ serta hormon-hormon seks yang berbeda, dan oleh karenanya ada anggapan bahwa laki-laki dan perempuan tentu juga berbeda dalam cara


(38)

masing-masing gender berpikir, bertindak dan merasakan sesuatu. Laki-laki dan perempuan seringkali menunjukkan tingkah laku yang berbeda, misalnya lebih besarnya perhatian terhadap penampilan pada wanita daripada pria.

Alasan penulis meneliti perbedaan perilaku antara laki-laki dan perempuan karena berdasarkan perkembangan fisiologis dan psikologis ternyata laki-laki dan perempuan mempunyai perkembangan yang berbeda. Perbedaan tersebut meliputi pula perbedaan dalam hal perhatian, kesanggupan, pandangan, dan serta sikap dan perilaku. Ini dapat disebabkan karena pengaruh dan sifat tradisi terhadap jenis kelamin tersebut. Keadaan fisik dan psikologis inilah yang dapat mempengaruhi perbedaan perilaku antara laki-laki dan perempuan.

D. Usia

Usia dapat diartikan juga umur, yang dimaksud dengan umur adalah lamanya rentang waktu dalam tahun yang dihitung mulai seseorang lahir ke dunia sampai saat penelitian tersebut diadakan.

Menurut Stephen T.Robbins (1996 :217 dalam Putri, 2008 ) pekerja dengan umur semakin tua akan semakin memiliki disiplin kerja, rasa tanggung jawab dan kesetiaan yang semakin tinggi terhadap pekerjaan dan perusahaan dibandingkan dengan umur yang lebih muda.

Dalam kaitannya dengan perilaku penundaan, maka usia merupakan faktor yang mempengaruhi tingkat perilaku penundaan pada mahasiswa. Semakin tua usia seseorang maka perilaku penundaan yang dilakukan semakin rendah karena


(39)

pada usia yang lebih tua seseorang telah mendapat pengalaman yang lebih banyak dan menyadari akibat dari perilaku yang dibuatnya.

E. Program Studi

Program studi (Prodi) adalah satuan pelaksana pendidikan yang bertugas melaksanakan satuan kurikulum untuk satu keahlian tertentu. Adanya prodi lebih menunjuk pada kekhususan penguasaan disiplin ilmu tertentu.

Universitas Sanata Dharma memiliki delapan Fakultas yang menyelenggarakan pendidikan program gelar strata 1 (S-1) yakni, Fakultas Keguruan dan lmu Pendidikan (FKIP), Fakultas Ekonomi, Fakultas Sains dan Teknologi, Fakultas Sastra, Fakultas Farmasi, Fakultas Psikologi dan Fakultas Teologi.

Namun dalam penelitian ini, peneliti hanya mengambil sampel penelitian pada mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial karena peneliti melihat fenomena yang terjadi pada mahasiswa Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial yaitu rata-rata penyusunan skripsi memakan waktu lebih dari satu semester, pada hal idealnya untuk mahasiswa jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial skripsi dapat diselesaikan dalam waktu satu semester. Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan jurusan yang menyiapkan lulusannya untuk menjadi tenaga pendidik yang profesional, humanistik, memiliki semangat dialogis, dan menghargai serta mengembangkan kebebasan dan kejujuran akademik dalam proses pendidikan. Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan


(40)

Sosial terdiri dari tiga program studi, yaitu Pendidikan Sejarah, Pendidikan Ekonomi dan Pendidikan Akuntansi.

F. Status Sosial Ekonomi

Status adalah tempat atau posisi seseorang dalam suatu kelompok. Status sosial ekonomi merupakan kombinasi dari status sosial dan status ekonomi yang dimiliki seseorang (orang tua) dalam suatu kelompok masyarakat. Menurut Susanto (1977:181) status sosial adalah perbandingan peran dalam masyarakat, status merupakan pencerminan hak dan kewajiban dalam tingkah laku manusia. Sukanto (1990:263) mengatakan bahwa status sosial ekonomi adalah tempat orang secara umum di dalam masyarakat, sehubungan dengan orang lain dalam arti lingkungan pergaulannya, prestise dan hak-hak serta kewajiban-kewajibannya.

Mengenai status sosial ekonomi, Keeves (1972:235 dalam Yektiningsih 2008) mengatakan bahwa status sosial ekonomi mencakup unsur pendidikan, pekerjaan, jabatan, penghasilan, pemilihan barang berharga yang dimiliki oleh seseorang di dalam suatu masyarakat atau kelompoknya. Jadi pengertian status sosial ekonomi dapat dikaitkan dengan tingkat pendapatan, tingkat pendidikan, dan jenis pekerjaan. Sejalan dengan uraian tersebut Tan dan Koentjaraningrat (1977:53) juga mengatakan bahwa konsep kedudukan sosial ekonomi dalam ilmu pengetahuan masyarakat sudah sewajarnya mencakup tiga faktor yaitu tingkat pendidikan, tingkat pendapatan dan jenis pekerjaan.


(41)

Menurut pendapat para sosiolog bahwa perbedaan dalam hal orientasi belajar berasal dari pandangan perbedaan kelas sosial. Kelas rendah mengalami kesulitan dalam hal memasuki dunia pendidikan dikarenakan biaya yang tinggi, kelas rendah cenderung untuk secepat mungkin untuk menyelesaikan pendidikannya karena semakin cepat pendidikannya selesai akan mengurangi pengeluaran dalam bidang pendidikan. Hal demikian akan mempengaruhi perilaku dalam melakukan sesuatu. Dalam hal ini peneliti mengambil tingkat pendidikan orang tua, jenis pekerjaan orang tua dan tingkat pendapatan orang tua sebagai faktor dari status sosial ekonomi.

1. Tingkat pendidikan orang tua.

Tingkat pendidikan seseorang dapat dilihat dari jenjang pendidikan

yang pernah dialaminya atau lamanya pendidikan. Tingkat pendidikan orang tua adalah jenjang pendidikan yang telah diselesaikan oleh orang tua mahasiswa yang dibuktikan dengan adanya ijazah yang paling akhir diperolehnya. Pada umumnya tingkat pendidikan menentukan jenis pekerjaan atau jabatan seseorang.

2. Jenis pekerjaan orang tua

Berdasarkan tingkat pendapatan, jenis pekerjaan dapat digolongkan menjadi 9 golongan (Spillane, 1982:14 dalam Yektiningsih, 2008) yaitu sebagai berikut :


(42)

Golongan A terdiri dari mandor, pedagang, pegawai kantor, pegawai sipil ABRI, pemilik perusahaan/toko/pabrik/perikanan, pemilik bus/colt, penggarap tanah/ pengawas keamanan, petani pemilik tanah, peternak, tuan tanah.

Golongan B terdiri dari buruh nelayan, petani kecil, penebang pohon.

Golongan C terdiri ABRI (Tamtama s.d. Bintara), Guru SD, kepala bagian, kepala kantor pos (cabang), manager perusahaan kecil, pamong praja pegawai badan hukum, pegawai negeri golongan Ia s.d Id, supervisor/pengawas.

Golongan D terdiri dari meninggal dunia, pensiunan, tak mempunyai pekerjaan tetap.

Golongan E terdiri dari Guru (SMP s.d. SMA), juru rawat, pekerja sosial, kepala sekolah, kontraktor kecil, pegawai negeri golongan II a s.d. d, perwira ABRI (Letnan II, Letnan I dan Kapten), wartawan.

Golongan F terdiri dari buruh tidak tetap, petani penyewa, tukang/penarik becak.

Golongan G terdiri dari ahli hukum, ahli ilmu tanah/ahli ukur tanah, apoteker, arsitek, dokter, dosen/guru besar, gubernur, insiyur, kepala kantor pos (pusat), kontraktor besar, manager perusahaan, menteri, pegawai negeri golongan IIIa ke atas, pengarang, peneliti, penerbang, perwira ABRI (mayor s.d. jenderal), walikota/bupati.


(43)

Golongan I terdiri dari artis/seniman, buruh tetap, montir, pandai besi/emas/perak, penjahit, penjaga, sopir bus/colt, tukang kayu, tukang listrik, tukang mesin.

Menurut Biro pengembangan Sosial Budaya, pekerjaan dibedakan menjadi dua jenis.

a. Pekerjaan pokok adalah jenis pekerjaan yang dimiliki oleh seseorang sebagai sumber ukuran dari penghasilannya, yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Sifat pekerjaan ini adalah tetap. Apabila penghasilan dari pekerjaan pokok ini tidak/belum mencukupi untuk keperluan hidupnya, maka perlu diusahakan adanya penghasilan lain di luar penghasilan pokok

b. Pekerjaan sampingan atau tambahan adalah pekerjaan yang dimiliki atau dilakukan oleh seseorang sebagai pekerjaan tambahan untuk memperoleh penghasilan tambahan guna memenuhi kebutuhan hidunya sehari-hari. Sifat pekerjaan sambilan ini adalah melengkapi pekerjaan pokok.

3. Tingkat pendapatan

Tingkat pendapatan merupakan besarnya penghasilan yang diperoleh suatu keluarga dari pekerjaan pokok, pekerjaan sampingan dan pendapatan lain berupa uang maupun barang yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan (Sumardi, 1982:122).


(44)

Menurut Gilarso (1994:63) pendapatan adalah segala bentuk balas karya yang diperoleh sebagai imbalan atau balas jasa atau sumbangan seseorang terhadap proses produksi. Pendapatan orang tua adalah keseluruhan penerimaan orang tua dari pekerjaan pokok atau pekerjaan sambilan yang diterima setiap bulan yang dinilai dengan uang (Sumardi, 1982:9).

G. Kerangka Berpikir

1. Analisis perilaku penundaan (procrastiantion) penyusunan skripsi pada mahasiswa yang sedang menyusun skripsi ditinjau dari jenis kelamin.

Jenis kelamin dibedakan antara laki-laki dan perempuan. Perbedaan jenis kelamin selalu dikaitkan dengan perbedaan streotipe perilaku laki-laki dan perempuan. Paul Rozenkrantz dkk (dalam Linda Brannon, 1996 dalam Susanti, 2006) mempelajari sterotipe dari peran gender dengan subjek mahasiswa di mana kelompok laki-laki menilai perilaku laki-laki sebagai agresif, independent, dominan, mudah dipengaruhi, aktif, kompetitif, bertindak sebagai pemimpin, percaya diri, ambisius. Sedangkan kelompok wanita menilai perilaku perempuan lebih aktif, lebih halus mengungkapkan perasaannya, religius, tertarik pada penampilan diri, perilaku bersih, kebutuhan kuat dalam keamanan dan jarang menggunakan bahasa kasar. Perbedaan ini menyebabkan perilaku yang berbeda pula antara laki-laki dan


(45)

perempuan. Ada anggapan laki-laki sering melakukan penundaan terhadap suatu pekerjaan dibandingkan dengan perempuan.

Disamping itu, salah satu situasi yang menyebabkan perbedaan perilaku adalah pendidikan. Dalam hal pendidikan ada pembedaan dalam hal kesempatan mendapatkan pendidikan antara anak laki-laki dan perempuan. Kebanyakan sumber keuangan keluarga diarahkan bagi pendidikan anak laki-laki, sementara anak perempuan tidak diarahkan untuk mendapatkan tantangan akademik (http://issuu.com/insanmulia/docs/gender/). Situasi ini membuat anak perempuan yang diberi kesempatan untuk mendapatkan pendidikan tertantang sehingga mereka lebih terpacu untuk berusaha rajin dan tekun untuk menyelesaikan pendidikannya secara cepat dengan tidak menunda untuk mengerjakan skripsinya. Berbeda dengan anak laki-laki yang lebih diarahkan dan mendapat kesempatan yang luas untuk memperoleh pendidikan, mereka tidak mempunyai dorongan yang kuat untuk secepat mungkin menyelesaikan pendidikan mereka. Anak laki-laki cenderung bersikap santai dan cenderung melakukan penundaan untuk segera menyelesaikan skripsi mereka.

Berdasarkan uraian diatas dapat dirumuskan hipotesis:

H1 = Ada perbedaan perilaku penundaan (procrastination) penyusunan skripsi pada mahasiswa yang sedang menyusun skripsi ditinjau dari Jenis Kelamin


(46)

2. Analisis perilaku penundaan (procrastination) penyusunan skripsi pada mahasiswa yang sedang menyusun skripsi ditinjau dari usia.

Kematangan usia seseorang akan mempengaruhi daya pikir dan tindakan seseorang. Dilihat dari segi umur, kelompok mahasiswa terdiri dari pemuda dan pemudi dari sekitar umur 18 sampai 30 tahun dengan mayoritas kelompok umur sekitar 18 sampai 25 tahun. Masa umur antara 18-25 tahun merupakan masa usia mahasiswa yang sebenarnya (Ahmadi: 2005). Masa umur tersebut merupakan masa pemantapan pendirian hidup. Dengan kata lain, pemantapan ini dimaksudkan pengujian lebih lanjut tentang pendirian hidup serta penyiapan diri dengan keterampilan dan kemampuan yang diperlukan untuk merealisasikan pendirian hidup yang telah dipilihnya. Batas usia tersebut merupakan batas maksimal, yaitu untuk memberi peluang bagi mereka yang sampai batas usia tersebut masih menggantungkan diri pada orang tua. Sedangkan masa umur diatas 25 tahun, merupakan masa dimana permasalahan pekerjaan dan kehidupan bermasyarakat mendapat perhatian khusus.

Mahasiswa yang usianya masih muda memiliki temperamental yang labil dibandingkan dengan mahasiswa yang usianya lebih tua. Hal tersebut akan mempengaruhi mahasiswa tersebut dalam berperilaku. Mahasiswa yang usianya lebih tua akan mengerjakan dan meyelesaikan pekerjaannya dengan serius dan tepat waktu. Sedangkan mahasiswa yang usianya masih muda cenderung menunda untuk meneyelesaikan pekerjaannya sehingga pekerjaannya tidak selesai tepat waktu.


(47)

Berdasarkan uraian di atas dapat dirumuskan hipotesis:

H2 = Ada perbedaan perilaku penundaan (procrastination) penyusunan skripsi pada mahasiswa yang sedang menyusun skripsi ditinjau dari usia.

3. Analisis perilaku penundaan (procrastination) penyusunan skripsi pada mahasiswa yang sedang menyusun skripsi ditinjau dari program studi.

Tiap Universitas atau fakultas mempunyai kebijakan sendiri dalam hal penulisan skripsi. Ada Program Studi yang membuat mahasiswa tidak dapat menyelesaikan skripsinya dalam waktu satu semester. Ini dikarenakan prosedur penyusunan skripsi yang berbeda-beda tiap program studi. Selain itu faktor tenaga pengajar juga berbeda dari tiap prodi. Masing-masing tenaga pengajar, dalam hal ini dosen mempunyai metode bimbingan yang berbeda-beda. Ada dosen yang memudahkan mahasiswa untuk menyelesaikan skripsinya dengan cepat tetapi ada juga dosen yang mempersulit mahasiswa dalam penyelesaian skripsinya dikarenakan kesibukan dari dosen tersebut sehingga sulit ditemui untuk bimbingan.Hal tersebut menyebabkan mahasiswa tidak dapat menyelesaikan skripsinya tepat waktu.

Berdasarkan uraian diatas dapat dirumuskan hipotesis :

H3 : Ada perbedaan perilaku penundaan (procrastination) akademik pada mahasiswa yang sedang menyusun skripsi ditinjau dari program studi.


(48)

4. Analisis perilaku penundaan (procrastination) penyusunan skripsi pada mahasiswa yang sedang menyusun skripsi ditinjau dari latar belakang status sosial ekonomi.

Tingkat pendidikan dan jenis pekerjaan menentukan besarnya tingkat pendapatan orang tua. Orang tua berpendidikan tinggi memiliki pekerjaan dengan pendapatan yang lebih baik dibandingkan orang tua berpendidikan rendah. Hal ini berpengaruh pada kesejahteraan orang tua dalam hal pendidikan bagi anak-anaknya. Pada umumnya pendapatan yang cukup atau tinggi akan lebih mudah memenuhi segala kebutuhan dan keperluan berbeda dengan keluarga yang mempunyai penghasilan relatif rendah pada umumnya mengalami kesulitan dengan pembiayaan. Orang tua yang tingkat pendapatannya rendah, harus memperhitungkan kemampuan finansialnya bila hendak menyekolahkan anak-anaknya. Perbedaan status sosial ekonomi orang tua menimbulkan pola kepribadian anak. Perbedaan ini memunculkan pola perilaku yang berbeda pada tiap anak. Anak yang berasal dari status sosial ekonomi tinggi memiliki perilaku menunda yang lebih tinggi daripada anak yang berasal dari keluarga status sosial ekonomi rendah.

Berdasarkan uraian diatas, hipotesis dirumuskan:

H4 = Ada perbedaan perilaku penundaan (procrastination) penyusunan skripsi pada mahasiswa yang sedang menyusun skripsi ditinjau dari status sosial ekonomi orang tua.


(49)

29

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A.Jenis Penelitian

Penelitian ini tergolong metode komparatif. Metode komparatif adalah metode penelitian yang berusaha menentukan sebab, atau alasan adanya perbedaan dalam tingkah laku atau status kelompok individu (Consuelo, dkk 1993:124). Dalam artian, peneliti mengamati bahwa kelompok-kelompok yang berbeda pada beberapa variabel dan kemudian berusaha untuk mengidentifikasi faktor utama penyebab perbedaan tersebut. Jadi tujuan penelitian ini adalah menganalisis perbedaan-perbedaan perilaku penundaan (procrastiantion)

penyusunan skrispi pada mahasiswa yang sedang menyusun skripsi di Universitas Sanata Dharma, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial ditinjau dari jenis kelamin, usia, program studi dan status sosial ekonomi orang tua.

B.Waktu dan Tempat Penelitian

1. Tempat.

Penelitian ini dilaksanakan di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 2. Waktu penelitian.


(50)

C. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek penelitian adalah orang-orang yang akan dimintai informasi atau menjadi sumber informasi. Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah mahasiswa Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma yang sedang dalam proses penyusunan tugas akhir (skripsi) lebih dari satu semester. Objek penelitian ini adalah perilaku penundaan (procrastination) dari jenis kelamin, usia, program studi, dan status sosial ekonomi orang tua.

D. Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel 1. Populasi.

Populasi yaitu kumpulan yang lengkap dari seluruh elemen yang sejenis akan tetapi dapat dibedakan satu sama lain yang disebabkan karena adanya karakteristik yang berlainan.

Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa strata satu (S-1) Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Sanata Dharma yang sedang dalam proses penyusunan skripsi. Jumlah populasi dalam penelitian ini sebanyak 125 orang yang terdiri dari prodi pendidikan sejarah 14 orang, pendidikan ekonomi 24 orang dan pendidikan akuntansi 87 orang.

2. Sampel.

Sampel yaitu sebagian atau wakil populasi yang akan diteliti (Arikunto, 2006:131). Untuk menentukan besarnya sampel dari populasi digunakan rumus Slovin sebagai berikut (Consuelo, 1993:161).


(51)

n =

²

Keterangan : n : Ukuran sampel N : Ukuran Populasi

e : nilai kritis yang diinginkan (persen kelonggaran) Dalam penelitian ini, ditentukan nilai kritis sebesar 5%.

Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Sanata Dharma Yogyakarta memiliki tiga (3) Program Studi yaitu Pendidikan sejarah, Pendidikan Ekonomi dan Pendidikan Akuntansi. Oleh sebab itu, penarikan sampel dilakukan secara merata atau persentase yang sama untuk setiap program studi.

Perhitungan jumlah sampel adalah sebagai berikut: N = 125 mahasiswa

e = 5

n 5 5%5

= 95,23

Berdasarkan perhitungan di atas maka persentase jumlah sampel untuk setiap program studi sebagai berikut:

No Prodi Jumlah populasi Persentase Jumlah sampel 1 Pendidikan Sejarah 14 orang 11,2% 11 orang 2 Pendidikan Ekonomi 24 orang 19,2% 18 orang 3 Pendidikan Akuntansi 87 orang 69,6% 66 orang


(52)

Namun, karena jumlah populasi dalam penelitian ini relatif kecil yaitu sebanyak 71 orang, maka dalam penelitian ini menggunakan keseluruhan dari anggota populasi sehingga disebut sampel total.

3. Teknik penarikan sampel.

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah teknik sampling bertujuan (Purposive Sampling) yaitu teknik yang digunakan apabila anggota sampel dipilih berdasarkan tujuan penelitiannya (Husman, dkk, 45: 2008) .

E. Variabel penelitian dan operasionalisasi

Variabel penelitian merupakan objek penelitian yang bervariasi atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian (Arikunto, 1991:102). Dalam penelitian ini ada lima variabel yang menjadi objek penelitian, yaitu : a. Variabel Perilaku Penundaan (Procrastination)

Perilaku Penundaan (Procrastination) penyusunan skripsi merupakan kegagalan seseorang dalam mengerjakan tugas berupa tindakan menunda-nunda memulai atau menyelesaikan tugas sehingga menghambat penyelesaian tugas dalam jangka waktu terbatas.

Variabel perilaku penundaan (procrastination) penyusunan skripsi diukur berdasarkan teori yang diadaptasi dari empat komponen perilaku penundaan oleh Schowenbur. Untuk mengukur penyebab perilaku penundaan tersebut menggunakan skala likert.

Variabel Penyebab perilaku penundaan (procrastination)


(53)

untuk pertanyaan positif (mendukung) jawaban memiliki skor dengan kategori sangat sesuai = 4, sesuai = 3, tidak sesuai = 2, sangat tidak sesuai = 1. Sebaliknya untuk pertanyaan negatif (tidak mendukung) jawaban memiliki skor dengan kategori sangat sesuai = 1, sesuai = 2, tidak sesuai = 3, sangat tidak sesuai = 4.

Tabel 3.1

Kriteria penyebab perilaku penundaan Untuk pertanyaan positif (Mendukung)

No Frekuensi Skor

1 Sangat tidak sesuai Skor 1 2 Tidak sesuai Skor 2

3 Sesuai Skor 3

4 Sangat sesuai Skor 4 Tabel 3.2

Kriteria penyebab perilaku penundaan Untuk pertanyaan Negatif (Tidak Mendukung)

Semakin tinggi skor total yang diperoleh menunjukkan tingginya tingkat perilaku penundaan (procrastination) penyusunan skripsi, sebaliknya jika skor total yang diperoleh semakin rendah maka semakin rendah pula tingkat perilaku penundaan (procrastination) penyusunan skripsi. Untuk mengetahui klasifikasi skor penyebab perilaku penundaan, apakah masuk kriteria sangat tinggi, tinggi, cukup, rendah, dan sangat

No Frekuensi Skor

1 Sangat tidak sesuai Skor 4 2 Tidak sesuai Skor 3

3 Sesuai Skor 2


(54)

rendah digunakan perhitungan Penilaian Acuan Norma tipe II sebagai berikut:

Tabel 3.3

Penilaian Acuan Norma tipe II

Skor Nilai

¾ M + 2S Sangat tinggi

¾ M + 1 S dan M + 2 S Tinggi

¾ M – 1 S dan M + 1 S Cukup

¾ M – 2S dan M - 1S Rendah

¾ < M – 2S Sangat Rendah

Rumus Mean (M) dan standar deviasi sebagai berikut (Masidjo 1995:164) : M =

α = ∑ ∑ Ket :

X = Jumlah skor dari penyebab perilaku penundaan N = Jumlah responden

α= Standar deviasi

Dalam perhitungan mean dan standar deviasi akan dilaksanakan dengan bantuan program SPSS versi 13.


(55)

Berikut merupakan indikator variabel perilaku penundaan

(procrastiantion) penyusunan skripsi pada mahasiswa. Tabel 3.4

Kisi-kisi Penyebab Perilaku Penundaan (Procrastination) penyusunan skripsi

Variabel Sub Variabel

(Dimensi) Indikator Item Positif Item Negatif Perilaku penundaan (procrastiantion)

1. Penundaan terhadap tugas

2. Kelambanan dalam mengerjakan tugas

3. Kesenjangan waktu

4. Melakukan aktivitas lain

• Menunda mengerjakan bab selanjutnya

• Menunda bertemu dengan dosen pembimbing

• Terlambat dalam pengumpulan skripsi

• Terlambat bertemu dosen pembimbing

• Lambat dalam penyelesaian skripsi

• Kesenjangan antara pengerjaan skripsi dengan waktu penyelesaian

• Tidak menggunakan waktu secara maksimal

• Menonton acara televisi favorit

• Tidak bisa menolak ajakan teman

• Melamun

• Membaca majalah favorit

1 12 14 3 13 5 4 2 10 11 8,15 7 9 16 6


(56)

b. Variabel Jenis Kelamin.

Jenis kelamin yang di maksud dalam penelitian ini adalah jenis kelamin laki-laki dan perempuan. Secara psikologis dan fisiologis ternyata laki-laki dan perempuan mempunyai perkembangan yang berbeda. Perbedaan ini menyebabkan adanya perbedaan sikap dan perilaku.

Variabel jenis kelamin merupakan variabel kategorik yang dikategorikan menjadi dua kelompok, yaitu kelompok jenis kelamin perempuan dan jenis kelamin laki-laki.

Tabel 3.5

Skor untuk variabel jenis kelamin Jenis Kelamin Skor

Perempuan Laki-laki

1 2

c. Variabel usia.

Yang dimaksud usia adalah lamanya rentang waktu dalam tahun yang dihitung mulai seseorang lahir kedunia sampai saat penelitian tersebut diadakan. Usia dikelompokan menjadi dua yaitu muda dan tua. Pengelompokan ini berdasarkan pembagian tahap-tahap pembagian sekolah berdasarkan umur yang dianut oleh sistem pendidikan di Indonesia (Sarwono,2005 :41).


(57)

Untuk mengukur variabel usia, dalam penelitian ini peneliti menggunakan skala likert, yaitu sebagai berikut :

Tabel 3.6 Kriteria usia Kriteria

jawaban

Skor Keterangan 18-25 th

> 25 th

1 2

Muda Tua

d. Variabel program studi.

Program studi merupakan bagian dari fakultas dan jurusan ilmu tertentu, di mana di dalamnya lebih menunjukkan kekhususan disiplin ilmu. Dalam penelitian ini, program studi yang diteliti adalah program studi yang ada dibawah naungan Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial.

Tabel 3.7 Program Studi

No Program studi Skor

1 Pendidikan Sejarah 1

2 Pendidikan Ekonomi 2

3 Pendidikan Akuntansi 3

e. Variabel status sosial ekonomi orang tua.

Status sosial ekonomi mencakup tiga faktor yaitu tingkat pendidikan, jenis pekerjaan dan tingkat pendapatan. Ketiga faktor tersebut merupakan faktor dari luar responden yang sangat dekat dengan responden. Pengukuran variabel status sosial ekonomi dengan memberikan pertanyaan yang telah dibuat.


(58)

1) Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan yang telah diselesaikan orang tua responden (ayah dan ibu) hingga memperoleh ijasah. Dalam hal ini tingkat pendidikan dikelompokkan dan diberi skor sebagai berikut.

Tabel 3.8 Skor Untuk Tingkat Pendidikan

Tingkat Pendidikan Skor

Tidak tamat SD Tamat SD Tamat SMP

Tamat SMA/sederajat

Tamat Akademi/Perguruan Tinggi 1 2 3 4 5

2) Jenis Pekerjaan

Jenis pekerjaan dalam hal ini jenis pekerjaan orang tua (ayah dan ibu) adalah pekerjaan pokok yang ditekuninya setiap hari. Penggolongan pekerjaan berdasarkan dari penggolongan Spillane (1982:14) yang telah disesuaikan, pekerjaan dibagi menjadi enam golongan dan diberi skor sebagai berikut .

Tabel 3.9

Skor Untuk Jenis Pekerjaan

Jenis Pekerjaan Skor

Buruh/Ibu Rumah Tangga Petani/Pengrajin Pedagang/Wiraswasta Pegawai Swasta Pegawai Negeri ABRI 1 2 3 4 5 6


(59)

3) Tingkat Pendapatan

Merupakan pendapatan yang diterima orang tua (ayah dan ibu) setiap bulan, baik dari pekerjaan pokok maupun dari pekerjaan sampingan. Berdasarkan Upah Minimum Propinsi Tahun (UMP) 2009 untuk kota Yogyakarta sebesar Rp 700.000,-, maka tingkat pendapatan dikelompokkan sebagai berikut.

Tabel 3.10

Skor Untuk Tingkat Pendapatan

Tingkat Pendapatan Skor

a. < Rp 700.000,00

b. Rp701.000,00-Rp 1.401.000,00 c. Rp 1.402.000,00-Rp 2.102.000,00 d. Rp 2.103.000,00-Rp 2.803.000,00 e. Rp 2.804.000,00-Rp 3.504.000,00 f. > Rp 3.505.000,00

1 2 3 4 5 6


(60)

Untuk perhitungan ukuran status sosial ekonomi orang tua, dilakukan dengan cara menjumlahkan skor-skor ukuran tersebut dengan Penilaian Acuan Norma Tipe II (PAN II) sebagai berikut :

Tabel 3.11

Penilaian Acuan Norma Tipe II

Skor Nilai

> M + S Tinggi

M-1S dan M+1S Menengah

< M-1S Rendah

Perhitungan mean dan standar deviasi akan dihitung dengan bantuan program spss versi 13.

F. Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah melalui kuesioner (angket). Kuesioner (angket) merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiono, 1999:135).

Kuesioner dalam penelitian ini ditujukan bagi mahasiswa yang sedang menyusun skripsi dan telah menjalani proses penyusunan skripsi lebih dari satu semester guna mengumpulkan data dan informasi yang berkaitan dengan penyebab perilaku penundaan (procrastination) penyusunan skripsi.


(61)

G. Pengujian Instrumen Penelitian

a. Validitas.

Validitas atau kesahihan adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kesahihan suatu instrumen (Arikunto, 1997:144). Suatu instrumen dikatakan valid atau sahih jika mampu mengukur apa saja yang seharusnya diukurnya. Adapun yang dimaksud dengan instrumen adalah kuesioner. Untuk mengukur kevalidan item-item kuesioner digunakan teknik korelasi product moment dari Pearson (Arikunto, 197:146) yaitu :

rxy= ∑ ∑ ∑

∑ ∑ ∑ ∑

Keterangan:

N = Jumlah responden Y = Skor total seluruh item X = Skor total dari setiap item

r = Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y

Σ X2 = Kuadrat skor total dari setiap item

Σ Y2 = Kuadrat skor total dari seluruh item

Untuk menguji interpretasi dari nilai r digunakan tabel r Product Momet dengan taraf signifikansi 5%. Jika r hitung lebih besar dari r tabel maka instrumen penelitian tersebut valid. Sedangkan jika r hitung lebih kecil dari pada r tabel maka dapat dikatakan bahwa instrumen tersebut tidak valid. Dalam hal ini pengukuran validitas dilakukan dengan bantuan program SPSS 13.


(62)

Untuk mengetahui validitas intstrumen maka dilakukan uji validitas. Uji validitas dilakukan terhadap 30 responden. Untuk menentukan validitas setiap item ditentukan derajat kebebasan (df) N-2 = 30-2 = 28 dengan taraf signifikansi 5%. Maka r bernilai 0,361. Berikut adalah hasil pengujian validitas untuk variabel perilaku penundaan

(procrastination) penyusunan skripsi. Tabel 3.12

Hasil pengukuran validitas perilaku penundaan (procrastination)

penyusunan skripsi No.

Item

Skor korelasi item

Keterangan

P1 0,490 Valid

P2 0,333 Tidak Valid

P3 0,474 Valid

P4 0,552 Valid

P5 0,435 Valid

P6 0,528 Valid

P7 0,683 Valid

P8 0,675 Valid

P9 0,684 Valid

P10 0,655 Valid

P11 0,398 Valid

P12 0,801 Valid

P13 0,610 Valid

P14 0,624 Valid

P15 0,599 Valid


(63)

Item P2 yang tidak valid dihapus, karena setelah peneliti cermati ternyata pertanyaan yang diungkapkan pada item P2 ada kemiripan dengan pertanyaan yang diungkapkan pada item P5. Untuk pengumpulan data selanjutnya dengan menggunakan 15 item yang valid. Dari hasil pengujian, 15 item tersebut dikatakan valid karena r hitungnya lebih besar dari r tabel.

b. Reliabilitas.

Consuelo, dkk (1993) menyatakan bahwa reliabilitas (keandalan) adalah ketepatan atau ketelitian suatu alat evaluasi. Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Untuk menguji reliabilitas instrumen penelitian digunakan rumus Alpha, yaitu sebagai berikut :

rtt= ∑σb²

σt² Keterangan:

rtt : Koefisien reliabilitas instrumen

k : Jumlah item soal

∑σb2 : Jumlah variasi butir

σt2 : Varians total

Untuk menentukan apakah instrumen penelitian ini reliabel atau tidak,dihitung menggunakan spss dengan uji statistik Cronbach Alpha (α) dengan ketentuan sebagai berikut (Nunnally,1967 dalam Ghozali,2006) : a. Jika α > 0,60 maka variabel dikatakan reliabel.


(64)

b. Jika α < 0,60 maka variabel dikatakan tidak reliabel.

Sebagai pedoman untuk menentukan keterhandalan variabel penelitian, digunakan interpretasi nilai r sebagai berikut (Suharsimi Arikunto, 1989:167):

Tabel 3.13

Tingkat keterhandalan variabel penelitian No Koefisien Alpha Tingkat Keterhandalan

1. 0,800-1,00 Sangat Tinggi

2. 0,600-0,799 Tinggi

3. 0,400-0,599 Cukup

4. 0,200-0,399 Rendah

5. <0,200 Sangat Rendah

Hasil analisis dengan jumlah data (n) sebanyak 30 responden menunjukkan hasil koefisien alpha sebesar 0,838 lebih besar dari 0,60. Jadi, tingkat reliabilitas instrumen dikatakan sangat tinggi.

H. Teknik Analisis Data

1. Uji prasyarat analisis.

a. Uji Normalitas

Tujuan dilakukan pengujian analisis ini agar kesimpulan yang ditarik tidak menyimpang dari seharusnya. Untuk mengetahui apakah dari masing-masing variabel berdistribusi normal atau tidak dilakukan uji normalitas dengan menggunakan rumus kolmogorov-Smirnov. Menurut Sugiyono (1999:255) yang dinyatakan dengan rumus : D maksimum =


(65)

Keterangan :

D = Deviasi maksimum

Sn (X1) = Distribusi kumulatif yang ditentukan Sn (X2) = Distribusi kumulatif yang diobservasi

Apabila probabilitas yang diperoleh melalui perhitungan lebih kecil dari tingkat signifikan, artinya ada beda antara distribusi data yang dianalisis dengan distribusi teoritis sehingga sebaran data variabel adalah tidak normal pada taraf signifikansi 5%. Sedangkan apabila probabilitas yang diperoleh melalui perhitungan lebih besar dari taraf signifikansi 5% maka tidak signifikan, artinya tidak ada beda antara distribusi data yang dianalisis dengan distribusi teoritis sehingga sebaran data variabel adalah normal pada taraf signifikan 5%. (Sugiono, 2003:150). Pengujian ini akan dilakukan dengan program SPSS 13.

b. Uji homogenitas.

Uji homogenitas dalam penelitian digunakan untuk mengetahui seragam tidaknya variansi sampel-sampel yang diambil dari populasi yang sama. Pengujian homogenitas varians digunakan uji F dengan rumus sebagai berikut :

F =

Harga F hitung tersebut harus dibandingkan dengan F tabel dengan


(66)

harga F hitung lebih kecil atau sama dengan F tabel maka varian

dikatakan homogen dan apabila F hitung lebih besar dari F tabel, maka

varians homogen.

2. Uji Hipotesis.

Data yang dihasilkan dalam penelitian ini adalah data nominal dan ordinal dan sampelnya terdiri dari dua sampel dan k sampel. Hipotesis akan diuji dengan menggunakan statistika non parametrik. Dalam uji non parametrik ini peneliti menggunakan analisis Chi-Kuadrat (χ2) dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Mengklasifikasikan identitas responden

Responden dalam penelitian ini memiliki identitas yang berbeda-beda, dari jenis kelamin, usia, prodi, dan status sosial ekonomi orang tua. Setiap responden yang memiliki identitas yang sama akan dimasukkan ke dalam kelompok yang sama. Untuk mengklasifikasikan responden sesuai dengan kelompoknya, akan dilakukan secara manual.

b. Merumuskan hipotesis nol (Ho) dan hipotesis alternatif (Ha) Ho: µ1=µ2 = µ3 =µ4

Ho: Tidak ada perbedaan perilaku penundaan (procrastination)

penyusunan skripsi pada mahasiswa yang sedang menyusun skripsi ditinjau dari jenis kelamin, usia, program studi dan status sosial ekonomi orang tua.


(67)

Ha: µ1 ≠µ2 ≠µ3≠µ4

Ha: Ada perbedaan perilaku penundaan (procrastiantion)

penyusunan skipsi pada mahasiswa yang sedang menyusun skripsi ditinjau dari jenis kelamin, usia, program studi dan status sosial ekonomi orang tua.

c. Memilih level kepercayaan

Level kepercayaan yang digunakan adalah 95%. d. Taraf signifikansi

Taraf signifikansi adalah 5%, dengan nilai kritis (df) df = (k−1)(b−1)

Dimana: k = kategori pengamatan kolom b = kategori pengamatan baris e. Kriteria pengujian

Ho diterima apabila χ2hitung <χ2tabel


(68)

f. Perhitungan χ2

Perhitungan χ2dengan rumus sebagai berikut (Sugiyono, 2008:107).

χ

Keterangan:

χ2

= Chi Kuadrat

fo = frekuensi yang diobservasi (jenis kelamin/usia/program studi/status sosial ekonomi orang tua)

fh = frekuensi yang diharapkan (perilaku penudaan

(procrastination) penyusunan skrispi)

Untuk memperoleh frekuensi yang diharapkan (fh) digunakan rumus sebagai berikut.

h

Untuk mengetahui derajat hubungan antara variabel yang satu dengan yang lainnya, digunakan koefisien kontingensi dengan rumus (Sugiyono, 2008:277-278):

C =

Keterangan:

C = Koefisien kontingensi

χ2

= Harga chi-kuadrat yang diperoleh N = Jumlah sampel


(69)

Nilai C di atas disebut koefisien kemungkinan. Semakin besar nilai C, semakin tinggi taraf hubungannya. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruhnya, maka perlu membandingkan hasil C dengan Cmaks.

Adapun rumus perbandingan tersebut adalah:

C =

Keterangan:

Cmaks = Harga C paling besar

k = Jumlah kolom

Cmaks merupakan batasan taraf signifikan yang paling besar, semakin

dekat jumlah C mendekati Cmaks semakin besar tingkat pengaruh yang

terjadi yang telah dihitung dengan chi-kuadrat. Tabel 3.14

Interpretasi Cmaks

No Harga Nilai koefisien Tingkat keterhandalan 1 Cmaks ≥ 0,80 Sangat tinggi

2 Cmaks 0,60< 0,80 Tinggi

3 Cmaks 0,40 < 0,60 Sedang

4 Cmaks 0,20 < 0,40 Rendah


(70)

g. Membuat kesimpulan

1) Berdasarkan pada perbandingan chi-kuadrat (χ2)hitung dengan

chi-kuadrat (χ2)table :

a) Apabila χ2hitung < χ2tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak

b) Apabila χ2hitung > χ2tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima

2) Berdasarkan pada probabilitas (signifikansi): a) Ho diterima apabila probabilitas > 0,05 b) Ho ditolak apabila probabilitas < 0,05


(71)

(72)

51

BAB IV

GAMBARAN UMUM UNIVERSITAS

A. Sejarah Perkembangan Universitas 1. Latar belakang.

Rencana mendirikan suatu Perguruan Tinggi Keguruan lahir ketika Prof. Moh. Yamin, S.H. menjabat Menteri Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan Republik Indonesia. Sampai waktu itu, pendidikan khusus guru-guru SMTP/SMU dlaksanakan oleh kursus BI/BII yang didirikan di berbagai kota di Indonesia. Tetapi sewajarnyalah pendidikan yang amat penting itu diangkat ketaraf keguruan universitas dengan mempertahankan arah dan tujuannya sendiri, yaitu keguruan di sekolah menengah.

Selanjutnya kursus-kursus BI tersebut dianggap crash program, sehingga superior Misionaris Societas Jesus, yaitu Pater kester berusaha mendirikan suatu perguruan tinggi. Kebetulan pada tahun 1954-1955, prof. De Quelje, pejabat kementerian PP dan K, berkunjung ke Yogyakarta. Kesempatan ini kemudian dimanfaatkan oleh Pater Kester, Pater Ruding, dan Pater H. Loeff untuk menggali informasi tentang gagasan Prof. Moh. Yamin, S.H. untuk mendirikan PTPG. Kemudian tiga kursus BI milik Jesuit, yaitu BI mendidik (Yayasan de Britto), BI Sejarah, dan BI Bahasa Inggris (Yayasan Loyola) digabung menjadi satu. Dengan demikian lahirlah PTPG Sanata Dharma yang dimulai tanggal 17 Desember 1955.


(73)

Pada awalnya PTPG Sanata Dharma mempunyai empat jurusan, yaitu Bahasa Inggris, Sejarah, IPA, dan Ilmu Mendidik. Pembesar misi Societas Jesus menunjuk Pater Prof. Dr. Nicolaus Drijarkara, S.J. menjadi Dekan PTPG Sanata Dharma, sedangkan wakil Dekan dipercayakan kepada Pater H. Loeff, S.J. Nama Sanata Dharma sendiri diciptakan oleh Pater K. Looymans, S.J., pejabat Departemen PP dan K di Kawali (Kantor Wali Gereja Indonesia). Aslinya, Sanata Dharma dibaca Sanyata Dharma. Nyata Dharma artinya “kebaktian yang sebenarnya” atau “pelayanan yang sebenarnya” atau “pelayanan yang nyata”. Kebaktian ini ditujukan kepada tanah air, bangsa, dan gereja (Pro Patria et Eclessia).

2. Perkembangan selanjutnya.

Untuk menyesuaikan diri dengan ketentuan Pemerintah, dalam hal ini Kementerian P dan K tentang perubahan PTPG menjadi FKIP, maka PTPG Sanata Dharma pada bulan November 1958 berubah menjadi FKIP Sanata Dharma dan merupakan bagian dari Universitas Katolik Indonesia cabang Yogyakarta. Pada masa FKIP ini, Sanata Dharma berhasil memperoleh status DISAMAKAN dengan negeri berdasarkan SK Menteri, PTIG tetap berdiri sendiri dan FKIP Sanata Dharma di Universitas Katolik Indonesia Cabang Yogyakarta hanyalah nama di atas kerja saja.

Untuk mengatasi kerancuan ini akhirnya pemerintah kembali menetapkan agar FKIP berdiri sendiri menjadi IKIP. Karena itu FKIP Sanata Dharma juga berubah menjadi IKIP Sanata Dharma berdasarkan SK Menteri PTIP No. 237/B-Set/U/1965. Surat keputusan ini berlaku mulai tanggal 1


(74)

September 1965. Dalam masa IKIP tersebut, banyak hal berkembang di Sanata Dharma. Perkembangannya meliputi berbagai aspek, baik yang menyangkut pembangunan sarana fisik, administrasi, pengajaran, dan penelitian maupun pengabdian pada masyarakat. IKIP Sanata Dharma dilengkapi dengan lembaga-lembaga pendukung, yaitu Pusat Penelitian Sanata Dharma, Pusat Pengabdian pada Masyarakat, dan Pusat Komputer. Disamping itu, IKIP Sanata Dharmaa didukung pula oleh dua biro administrasi, yaitu Biro Administrasi Umum (BAU) dan Biro Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan (BAAK).

Pada bulan Juli 1979, IKIP Sanata Dharma melaksanakan program S1 (sebelumnya IKIP sanata Dharma melaksanakan program Sarjana Muda dan Sarjana). Pada saat yang sama Depdikbud juga mempercayakan kepada IKIP sanata Dharma untuk mengelola program Diploma I, II, dan III pada berbagai jurusan seperti Matematika, Fisika, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, IPS, dan PMP. Berbagai program Diploma ini ditutup pada tahun 1990, dan selanjutnya dibuka program Diploma II PGSD.

Untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan dan kebutuhan masyarakat serta kemajuan zaman, maka pada tanggal 20 April 1993 sesuai dengan SK Mendikbud No.46/D/O/1993, IKIP Sanata Dharma dikembangkan menjadi Universitas Sanata Dharma. Dengan berkembang menjadi universitas, Sanata Dharma terdorong untuk memperluas muatan program pendidikannya. Disamping tetap mempertahankan pendidikan guru dengan membuka Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Sanata Dharma juga


(75)

membuka enam fakultas baru dan dua fakultas perubahan bentuk. Dengan demikian, fakultas-fakultas di Universitas Sanata Dharma mencakup FKIP, Fakultas Ekonomi, Fakultas MIPA, Fakultas Sastra, Fakultas Teknik, Fakultas Farmasi, Fakultas Psikologi, Fakultas Teologi, dan Fakultas Ilmu Pendidikan Agama (FIPA).

Sejak tanggal 19 April 1999, melalui Surat Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor : 143/DIKTI/KEP/1999 Fakultas Ilmu Pendidikan Agama (PIFA) berubah menjadi Program Studi Ilmu Pendidikan, Kekhususan Pendidikan Agama katolik dan menjadi bagian dari FKIP. Saat ini Universitas Sanata Dharma Memiliki delapan fakultas yang menyelenggarakan pendidikan program gelar (S1), yakni : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Fakultas Ekonomi, Fakultas Sains dan Teknologi, Fakultas Sastra, Fakultas Teknik, Fakultas Farmasi, Fakultas Psikologi dan Fakultas Teologi; dan program non gelar, yaitu DII PGSD (di jurusan Ilmu Pendidikan, FKIP), English Extension Course, dan Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA). Lebih dari itu, saat ini Universitas Sanata Dharma juga membuka program Pasca-Sarjana yaitu Program Studi Magister Teologi dan Program Studi Magister Ilmu Religi dan Budaya.

3. Pemimpin awal sampai sekarang.

Sejak berdirinya hingga sekarang, Sanata Dharma pernah dipimpin oleh delapan orang rektor yaitu :


(76)

2) Drs. J. Drost, S.J : 1968-1976

3) Prof. Dr. A. M. Kadarman, S.J. : 1977-1984

4) Drs. F.X. Danuwinata, S.J. : 1984-1988

5) Drs. A. Tutoyo, M.Sc. : 1988-1993

6) Drs. M. Sastrapratedja, S.J : 1993-2001

7) Dr. Paulus Suparno, S.J., MST : 2001-2006

8) Dr. Ir. Paulus Wiryono Priyotamtama, S.J., M.Sc : 2006-sekarang

B. Visi, Misi, dan Tujuan USD 1. Visi.

USD didirikan oleh Ordo Serikat Yesus (S.J.) Provinsi Indonesia bersama para imam dan awam Katolik untuk berpartisipasi dalam usaha melindungi dan meningkatkan martabat manusia melalui perpaduan keunggulan akademik dan nilai-nilai kemanusiaan yang diwujudkan dalam penggalian kebenaran secara objektif dan akademis dan pengembangan kaum muda yang didasarkan pada nilai kebangsaan, kemanusiaan, dan spiritualitas Ignatian, yaitu menjadi manusia bagi sesama (human for and with others), perhatian pribadi (cura personalis), semangat keunggulan (magis), dan semangat dialogis.

2. Misi.

USD didirikan sebagai lembaga akademis yang menekankan perpaduan IPTEK dan nilai-nilai kemanusiaan, lembaga kritis masyarakat, lembaga yang menjunjung tinggi kebebasan akademis, lembaga pendidikan humanis dan


(77)

dialogis yang mengembangkan segi intelektual, moral, emosional, dan sprititual mahasiswa secara terpadu, lembaga yang mendidik mahasiswa menjadi manusia yang utuh, kritis, dewasa, dan memiliki kepekaan sosial, lembaga yang memberikan pelayanan masyarakat, dan lembaga yang mempersiapkan tenaga kependidikan secara profesional

3. Tujuan.

Pendidikan di USD bertujuan membantu mencerdaskan putra-putri bangsa dengan memadukan keunggulan akademik dan nilai-nilai humanistik yang berlandaskan nilai-nilai Kristiani yang universal dan cita-cita kemanusiaan sebagaimana terkandung dalam Pancasila, sehingga memiliki kemampuan akademik sesuai dengan bidang studinya dan integritas kepribadian yang tinggi.


(78)

57 BAB V

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data Variabel Jenis Kelamin, Usia, Program Studi, dan Status Sosial Ekonomi Orang tua

Pengumpulan data dalam penelitian ini dengan menggunakan kuesioner. Kuesioner disebarkan kepada mahasiswa/i yang sedang mengambil mata kuliah skripsi lebih dari satu semester Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Jumlah responden dalam penelitian ini adalah 71 responden.

1. Karakteristik responden penelitian. a. Jenis kelamin.

Berikut ini disajikan tabel jenis kelamin responden. Tabel 5.1

Distribusi Responden Menurut Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin Frekuensi Frekuensi Relatif (%)

1 Perempuan 47 66,2

2 Laki-laki 24 33,8

Jumlah 71 100

Berdasarkan tabel 5.1 diketahui jumlah responden dalam penelitian ini sebanyak 71 mahasiswa. Responden yang berjenis


(79)

kelamin laki-laki sebanyak 24 responden atau sebanyak 33,8%. Sedangkan responden yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 47 responden atau sebanyak 66,2 %. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden dalam penelitian ini berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 68,1%.

b. Usia.

Tabel 5.2

Distribusi Responden Menurut Usia

No

Usia Frekuensi Frekuensi Relatif

(%)

1 18-25 Tahun 64 90

2 > 25 Tahun 7 10

71 100

Dari tabel diatas 5.2 diketahui bahwa jumlah responden yang termasuk dalam kategori muda yaitu mahasiswa yang berumur antara 18-25 tahun sebanyak 64 responden atau 90%. Sedangkan responden yang berumur di atas sebanyak 7 orang atau 10%. Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa sebagian responden (90%) termasuk dalam kategori muda, yaitu mahasiswa yang berumur antara 18-25 tahun.


(80)

c. Program studi.

Tabel 5.3

Distribusi Responden Menurut Program Studi

No Program studi Frekuensi Frekuensi Relatif (%)

1 Pendidikan Sejarah 7 9,9

2 Pendidikan Ekonomi 12 16,9

3 Pendidikan Akuntansi 52 73,2

Jumlah 71 100

Dari tabel 5.3 diketahui bahwa jumlah responden yang berasal dari program studi pendidikan sejarah sebanyak 7 responden atau 9,9% sedangkan jumlah responden yang berasal dari pendidikan ekonomi sebanyak 12 orang atau 16,9% dan responden yang berasal dari prodi pendidikan akuntansi sebanyak 53 responden atau 73,2%. Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa sebagian besar responden (73,2%) berasal dari prodi pendidikan akuntansi.

d. Status sosial ekonomi orang tua.

Untuk mengetahui klasifikasi angka-angka status sosial ekonomi orang tua apakah termasuk kriteria tinggi, cukup, atau rendah maka digunakan perhitungan sebagai berikut :

Mean = `> 19,94 Standar deviasi = > 5,84


(81)

Penilaian skor adalah : Tinggi = > M+1S

= > 19,94 + 1 (5,84) = > 25,78

Cukup = M-1S

= 19,94 - 1 (5,84) = 14,1

Rendah = < M-1S

= < 19,94 - 1(5,84) = < 14,1

Tabel 5.4

Distribusi Responden Menurut Status Sosial Ekonomi

No Status Sosial

Ekonomi

Frekuensi Frekuensi Relatif %

1 Tinggi (>26) 11 15,50

2 Menengah (14-26) 50 70,42

3 Rendah (<14) 10 14,08

Jumlah 71 100

Dari tabel 5.4 dapat diketahui mahasiswa yang orang tuanya memiliki status sosial ekonomi kategori tinggi dengan skor lebih dari 26 sebanyak 11 orang (15,50% ). Sedangkan mahasiswa yang orang tuanya memiliki status sosial ekonomi kategori menengah dengan skor antara 14-26 sebanyak 50 orang (70,42%) dan mahasiswa yang orangtuanya memiliki status sosial ekonomi kategori rendah dengan skor kurang dari 14 sebanyak 10 orang (14,08%). Dengan demikian dapat diketahui bahwa status sosial ekonomi orangtua mahasiswa pada tingkat status sosial


(1)

113

Status Sosial Ekonomi * Perilaku Penundaan

Crosstab

Count

PP

Total Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah

Sangat Rendah

SSE Tinggi 0 2 6 2 1 11

Menengah 1 6 38 2 3 50

Rendah 0 2 8 0 0 10

Total 1 10 52 4 4 71

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided) Pearson Chi-Square 6,276(a) 8 ,616 Likelihood Ratio 6,543 8 ,587 Linear-by-Linear

Association 1,570 1 ,210 N of Valid Cases

71

a 11 cells (73,3%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,14.


(2)

114

LAMPIRAN

7

Surat Ijin Penelitian


(3)

115


(4)

116

LAMPIRAN

8

Surat Keterangan

Penelitian


(5)

117


(6)

118