Penanaman Nilai-Nilai Toleransi pada Keluarga Beda Agama di Desa Getas Kecamatan Kaloran Kabupaten Temanggung - Test Repository

  

PENANAMAN NILAI-NILAI TOLERANSI

PADA KELUARGA BEDA AGAMA

DI DESA GETAS KECAMATAN KALORAN KABUPATEN

TEMANGGUNG

SKRIPSI

  

Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat

Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:

MIR’ATUL KHASANAH

  

NIM: 11114102

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

2018

  

PENANAMAN NILAI-NILAI TOLERANSI

PADA KELUARGA BEDA AGAMA

DI DESA GETAS KECAMATAN KALORAN KABUPATEN

TEMANGGUNG

SKRIPSI

  

Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat

Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:

MIR’ATUL KHASANAH

  

NIM: 11114102

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

2018

  

SKRIPSI

PENANAMAN NILAI-NILAI TOLERANSI

PADA KELUARGA BEDA AGAMA

  

DI DESA GETAS KECAMATAN KALORAN KABUPATEN

TEMANGGUNG

Disusun oleh:

Mir’atul Khasanah

  

NIM. 11114102

  Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, pada tanggal dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan.

  Susunan Panitia Penguji Ketua :

  Sekretaris : Penguji I :

  Penguji II : Salatiga,.........................

  Dekan, FTIK IAIN Salatiga Suwardi, M.Pd.

  NIP.19670121 199903 1002

  

DEKLARASI

  Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama :

  Mir’atul Khasanah NIM : 11114102 Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Jurusan : Pendidikan Agama Islam Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

  Demikian deklarasi ini dibuat oleh penulis untuk dapat dimaklumi Salatiga, 13 Maret 2018 Yang menyatakan, Mir’atul Khasanah NIM. 11114102

  

MOTTO

       

   

“Karena Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, Sesungguhnya

sesudah kesulitan itu ada kemudahan (Qs. al-Insyiroh: 5-

  6).” “Tidak ada yang tidak mungkin dalam hidup ini selama kita berusaha, berkerja keras, dan berdo’a.”

  PERSEMBAHAN

  Puji syukur kehadirat Allah SWT. atas limpahan rahmat serta karunia-Nya, skripsi ini penulis persembahkan untuk:

  1. Ayahku dan ibuku tersayang, Slamet Agus Wakhid dan Puji Sayekti yang selalu membimbingku, memberikan do’a, nasihat, kasih sayang, dan motivasi dalam kehidupanku, semoga Allah selalu mengampuni dosa-dosanya, diberikan kesehatan dan istiqomah dalam beribadah.

  2. Saudara kandungku Afrinda Fatimatunnisa, Nafa Syaila Khoirunnisa, dan nenek tercinta Marwiyah yang selalu menyemangati dalam membuat skripsi ini.

  3. Sahabat dan teman dekatku yang selalu memberikan motivasi kepadaku dan membantu menyelesaikan skripsi ini.

  4. Keluarga besar PPL SMP 2 Tengaran dan KKN Posko 95 yang memberi semangat dan ispirasi dalam menyelesaikan skripsi ini.

  5. Keluarga besar Formatas yang tetap solid yang memberi motivasi.

  6. Kos Alfa Afa yang memberikan banyak kesan dan pesan.

KATA PENGANTAR

  Bismillahirahmanirrohim

  Puji syukur

  alhamdullilahi robbil‟alamin, penulis panjatkan kepada Allah

  swt yang selalu memberikan nikmat, karunia, taufik, serta hidayah-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul Penanaman Nilai-Nilai Toleransi pada Keluarga Beda Agama di Desa Getas Kecamatan kaloran Kabupaten Temanggung.

  Tidak lupa shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada nabi agung Muhammad SAW, kepada keluarga, sahabat, serta para pengikutnya yang selalu setia dan menjadikannya suri tauladan yang mana beliaulah satu- satunya uamat manusia yang dapat mereformasi umat manusia dari zaman kegelapan menuju zaman terang benerang yakni dengan ajarannya agama Islam. Penulisan skripsi ini pun tidak akan terselesaikan tanpa bantuan dari berbagai pihak yang telah berkenan membantu penulisan skripsi ini. Oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada: 1.

  Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M. Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga 2. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag. selaku Ketua Jurusan PAI IAIN Salatiga.

  3. Bapak Rasimin, S.Pd.I, M.Pd. selaku pembimbing skripsi yang telah membimbing dengan ikhlas, mengarahkan, dan meluangkan waktunya untuk penulis sehingga skripsi ini terselesaikan.

4. Ibu Siti Farikhah, M.Pd. selaku dosen pembimbing akademik.

  

ABSTRAK

  Khasanah, Mir’atul. Penanaman Nilai-Nilai toleransi pada Keluarga Beda agama

  di Desa Getas Kecamatan Kaloran Kabupaten Temanggung. Skripsi,

  Salatiga: Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Rasimin, S.Pd.I, M.Pd.

  Kata Kunci: Nilai-Nilai Toleransi dan Keluarga Beda Agama

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penanaman nilai-nilai toleransi pada keluarga beda agama, implementasi penanaman toleransi pada keluarga beda agama dalam pendidikan Islam, dan faktor-faktor yang mendukung dan menghambat penanaman nilai-nilai toleransi pada keluarga beda agama di Desa Getas Kecamatan Kaloran Kabupaten Temanggung. Pertanyaan utama yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah (1) Bagaimana penanaman nilai-nilai toleransi pada keluarga beda agama, (2) Bagaimana implementasi penanaman toleransi pada keluarga beda agama dalam pendidikan Islam, dan (3) Apa sajakah faktor-faktor yang mendukung dan menghambat penanaman nilai-nilai toleransi pada keluarga beda agama di Desa Getas Kecamatan Kaloran Kabupaten Temanggung. Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) dan bersifat deskriptif kualitatif. Tehnik pengumpulan data ini dilakukan dengan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Temuan penelitian menunjukkan bahwa (1) Penanaman nili-nilai toleransi pada keluarga beda agama dengan memberikan sebuah pemikiran bahwa setiap anggota bebas memilih keyakinan yang dianut selama tidak mengakibatkan permusuhan antar anggota keluarga, tidak melakukan paksaaan, selalu mengutamakan kedamain dan ketentraman, memberikan sebuah kebebasan untuk memilih keyakinan sesuai hati nuraninya, memposisikan orang tua sebagai pembimbing anak-anak, memberikan sebuah pemahaman untuk selalu menghormati dan menghargai perbedaan atas kepercayaan yang di anutnya. (2) Implementasi penanaman toleransi pada keluarga beda agama dalam pendidikan Islam adalah: pendidikan akidah dengan cara menanamkan tauhid, menanamkan keimanan, mempelajari pendidikan Islam pada anak dan mengajarkan birrul

  

walidain serta berakhlakul karimah. Pendidikan akhlak pada anak dengan cara

  mengajarkan tata cara bergaul yang baik, kesopanan, keserdehanaan, dan membiasakan menjauhi perbuatan tercela. Pendidikan ibadah melaksanakan sholat 5 waktu, membaca kitab suci, mengaji di TPA, pengajian keagamaan, kegiatan yasinan, serta menjalankan syari’at Islam. (3) Faktor-faktor yang mendukung penanaman nilai-nilai toleransi pada keluarga beda agama, yakni: kesadaran agama tiap individu, sejarah sosial, menghargai kemajemukan, dan dukungan pemerintah dalam membangun kehidupan beragama. Faktor-faktor yang menghambat penanaman nilai-nilai toleransi pada keluarga beda agama, yakni: sikap fanatik,dan pemikiran sempit atau minimnya pegetahuan keberagamaan.

  

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL.................................................................................. i

HALAMAN JUDUL..................................................................................... iii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING......................................... iv

HALAMAN PENGESAHAN KELULUSAN............................................. v

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN.................................................... vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN............................................................... vii

KATA PENGANTAR................................................................................... viii

ABSTRAK..................................................................................................... x

DAFTAR ISI.................................................................................................. xi

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang.................................................................................... 1 B. Fokus Penelitian.................................................................................. 5 C. Tujuan Penelitian................................................................................ 6 D. Kegunaan Penelitian........................................................................... 6 E. Penegasan Istilah................................................................................. 7 F. Kajian Penelitian Terdahulu............................................................... 8 G. Sistematika Penulisan......................................................................... 11

  BAB II LANDASAN TEORI A. Nilai-Nilai Toleransi........................................................................... 13 1. Hakikat Toleransi........................................................................... 13 2. Hakikat Nilai.................................................................................. 15 3. Pandangan Islam Tentang Toleransi.............................................. 17 4. Ciri-Ciri Toleransi.......................................................................... 20 B. Keluarga Beda Agama........................................................................ 21 1. Hakikat keluarga beda agama......................................................... 21 2. Pernikahan beda agama menurut hukum agama............................ 22 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Subjek dan Lokasi Penelitian.............................................................. 29 B. Pendekatan dan Jenis Penelitian......................................................... 29 C. Kehadiran Peneliti.............................................................................. 30 D. Tehnik Pengumpulan Data.................................................................. 31 E. Sumber Data........................................................................................ 31 F. Tehnik Analisis Data........................................................................... 32 G. Pengecekan Keabsahan Data.............................................................. 33 BAB IV PAPARAN DATA DAN ANALISIS A. Paparan Data....................................................................................... 35 1. Aspek Keagamaan........................................................................ 35

  2. Kebudayaan Masyarakat............................................................... 38 3.

  Toleransi dalam Hubungan antar Bermasyarakat, Berbangsa dan Bernegara...............................................................................

  40 4. Data Responden............................................................................ 41 5.

  Paparan Hasil Penelitian............................................................... 44 a.

  Penanaman nilai-nilai toleransi pada keluarga beda agama di Desa Getas Kecamatan Kaloran Kabupaten Temanggung...........................................................................

  44 b. Implementasi penanaman toleransi pada keluarga beda agama di Desa Getas Kecamatan Kaloran Kabupaten

  Temanggung...........................................................................

  54 c. Faktor-faktor yang mendukung dan menghambat penanaman nilai-nilai toleransi pada keluarga beda agama di

  Desa Getas Kecamatan Kaloran Kabupaten Temanggung...........................................................................

  65 B. Analisis............................................................................................... 72

  BAB V PENUTUP A. Kesimpulan......................................................................................... 84 B. Saran................................................................................................... 86 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN

  

DAFTAR TABEL

  Tabel 1 Data Responden Keluarga Beda Agama............................ 35

DAFTAR LAMPIRAN

  Pedoman Wawancara Dokumentasi SKK Surat Penunjukkan Pembimbing Surat Keterangan Penelitian Surat Keterangan Kegiatan Lembar Konsultasi Kartu Keluarga Daftar Riwayat Hidup

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang majemuk yang diperlihatkan dari banyaknya agama, suku, ras, budaya dan adat istiadat. Keanekaragamaan tersebut menimbulkan dampak positif dan negatif. Dampak positifnya dapat mengetahui beranekaragam budaya yang

  berkembang dimasyarakat serta menimbulkan rasa kepedulian terhadap sesama. Dampak negatifnya dapat menimbulkan konflik atas perbedaan yang ada. Keanekaragamaan tidak begitu saja tercipta, tanpa adanya upaya maksimal yang komperhensif dari seluruh elemen masyarakat yang didukung oleh berbagai kebijakan pemerintah. Dalam menjalani kehidupan sosial dalam masyarakat, seorang individu akan dihadapkan dengan kelompok-kelompok yang berbeda warna dengannya salah satunya adalah perbedaan agama.

  Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat dari berbagai aliran agama dan bangsa yang majemuk. Seperti yang terdapat dalam surah al- Baqarah ayat 62. Allah berfirman:

                  Artinya: Sesungguhnya orang-orang mukmin, orang-orang Yahudi, orang-

  orang Nasrani dan orang-orang Shabiin, siapa saja diantara mereka yang benar-benar beriman kepada Allah, hari kemudian dan beramal saleh, mereka akan menerima pahala dari Tuhan mereka, tidak ada kekhawatiran kepada mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati.

  Ayat di atas merupakan bukti bahwa toleransi dalam beragama merupakan keniscayaan yang tidak dapat dihindari. Agama mengingatkan bahwa kemajemukan terjadi atas kehendak Tuhan yang Maha Kuasa, sehingga harus diterima dengan lapang dada dan dihargai, termasuk di dalamnya perbedaan konsepsi keagamaan. Perbedaan konsepsi diantara agama-agama yang ada adalah realitas. Berdasarkan hadis berikut ini dapat

  

dikatakan bahwa Islam adalah agama yang toleran dalam berbagai

aspeknya, baik dari aspek akidah maupun syariah.

  

ِهْيَصُحْنا ِهْب َدُواَد ْهَع َقاَحْسِإ ُهْب ُدَّمَحُم اوأ َلاَق ُديِزَي ىىثدح ىبأ ىىثدح الله دبع اِىَثَّدَح

ِناَيْدَلأْا ُّيَأ َمَّهَسَو ِهْيَهَع ُ َّالله ىَّهَص ِ َّالله ِلوُسَرِن َميِق َلاَق ٍساَّبَع ِهْبا ِهَع َةَمِرْكِع ْهَع بحأ

  ُةَّيفيىحنا لاق الله ىنا ةحمسنا

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Abdillah, telah menceritakan

kepada saya Abi telah menceritakan kepada saya Yazid berkata; telah mengabarkan kepada kami Muhammad bin Ishaq dari Dawud bin Al Hushain dari Ikrimah dari Ibnu „Abbas, ia berkata; Ditanyakan kepada Rasulullah saw. “Agama manakah yang paling dicintai oleh Allah?” maka beliau bersabda: “Al- Hanifiyyah As-Samhah

  (yang lurus lagi toleran).” (H.R. al- Bukhori).

  Di Indonesia agama yang berkembang di dalam masyarakat antaranya agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha, Konghuchu.

  Dengan adanya berbagai beragaman agama seperti ini,akan muncul banyak konflik baik skala kecil maupun skala besar (Rahmat, 2003: 1). Diperlukan pula adanya sikap saling menghormati, menghargai, tidak memaksakan kehendak, dan persatuan satu sama lain. Untuk menghindari kekerasan, pertikaian, permusuhan mengatasnamakan agama. Salah satu wadah untuk mengajarkan generasi muda dalam hal sikap toleransi, saling mengh ormati dan persatuan adalah keluarga. Contohnya adalah toleransi beragama, dimana orang tua membebaskan keyakinan yang akan dianut anaknya, orang tua sebagai pengarah untuk pilihan yang terbaik. Tidak di pungkiri lagi akhir-akhir ini banyak terjadi konflik antar agama seperti di Ambon (1999), Poso (2001), dan Papua (2015). Menengok ke negeri sebrang yang masih hangat-hangatnya terjadi konflik antar agama yakni kaum Rohingya (2016) antara Islam dan Budha dan sampai sekarang belum terpecahkan (Ismail, 2011: 179-182).

  Apabila agama masuk dalam pembinaan pribadi seseorang maka dengan sendirinya segala sikap, tindakan, perbuatan, dan perkatannya akan dikendalikan oleh pribadi, yang terbina di dalammya nilai agama yang akan menjadi pengendali bagi moralnya (Darajat, 1971: 49). Dari ungkapan tersebut betapa pentingnya pendidikan agama bagi setiap individu di Indonesia untuk menanamkan sikap toleransi dan bermoral.

  Masyarakat di Indonesia dituntut untuk saling menjaga hak dan kewajiban diantara mereka antara yang satu dengan yang lainnya. Dalam pembukaan UUD 1945 pasal 29 ayat 2 disebutkan bahwa:

  “Negara menjamin

  

kemerdekaan bagi tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-

  masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaan itu

  ”. Di zaman modern dengan perkembangan teknologi yang semakin canggih.

  Hal ini yang menyebabkan kondisi ummat manusia terancam dengan 3 krisis, yakni krisis politik, ekonomi, dan moral. Ternyata sumber penyakit dimasyarakat lebih diakibatkan oleh dekadensi moral. Berkurangnya moral bakhan nilai-nilai budi pekerti yang baik terlupakan.

  Dalam pandangan Islam, anak adalah amanat yang dibebankan oleh Allah SWT kepada orang tuanya, karena manusia milik Allah SWT.

  Mereka harus mengantarkan anaknya untuk mengenal dan menghadapkan diri kepada Allah SWT (Thoha, 1996: 103). Anak adalah pengikat hati dalam keluarga yang diamanatkan oleh Allah kepada bapak dan ibu mereka. Anak yang shaleh adalah sumber kebahagiaan, namun sebaliknya anak juga bisa menjadi fitnah bagi kedua orang tuannya. Oleh karena itu orang tua bertanggung jawab untuk menanamkan nilai-nilai toleransi terhadap anak. Penanaman nilai-nilai toleransi anak adalah termasuk bidang-bidang yang harus mendapat perhatian penuh oleh keluarga.

  Dikarenakan penanaman nilai-nilai toleraansi merupakan hal yang paling penting untuk anak dan masa depan mereka.

  Seperti halnya yang terjadi di Dusun Kemiri Desa Getas Kecamatan Kaloran Kabupaten Temanggung yang terdiri dari berbagai macam agama, budaya serta adat. Masyarakat yang ada di dusun tersebut merupakan masyarakat yang plural, terdiri dari 800 jiwa, 60% memeluk agama Budha, 30% memeluk agama Islam, dan 10% memeluk agama Kristen. Berdasarkan observasi awal di Dusun Kemiri Desa Getas Kecamatan Kaloran Kabupaten Temanggung terlihat dari segi sosial, toleransi, serta kebersamaan yang ada di Dusun tersebut terbina secara harmonis. Realitas yang ada dan nampak terjadi di Dusun Kemiri Desa Getas Kecamatan Kaloran Kabupaten Temanggung adalah; pertama, masyarakatnya plural, terdiri dari berbagai agama yaitu Kristen, Islam, dan Budha. Kedua, keberadaan masyarakat minoritas Islam yang unik ditengah masyarakat, di mana masyarakat hidup rukun dalam berbagai macam perbedaan. Ketiga, dalam satu rumah memiliki agama yang berbeda.

  Keempat , Dusun kemiri Desa Getas Kecamatan Kaloran Kabupaten

  Temanggung sebagai rujukan dusun paling tinggi toleransinya seluruh Kabupaten Temanggung.

  Berdasarkan realita yang terjadi di Dusun Kemiri Desa Getas Kecamatan Kaloran Kabupaten Temanggung yang masyarakatnya plural yang terdiri dari berbagai macam agama, bahkan dalam satu atap memiliki agama yang beragam yang hidup membaur satu sama lain tanpa adannya diskriminasi, penulis tertarik untuk mencari tahu secara mendalam dengan melakukan penelitian, yang berjudul

  “Penanaman Nilai-Nilai Toleransi pada Keluarga Beda Agama di Desa Getas Kecamatan Kaloran Kabupaten Temanggung ”.

B. Fokus Penelitian

  Berdasarkan latar belakang masalah sebagaimana tersebut di atas maka fokus penelitian dalam penelitian ini adalah:

  1. Bagaimanakah penanaman nilai-nilai toleransi pada keluarga beda agama di Desa Getas Kecamatan Kaloran Kabupaten Temanggung?

  2. Bagaimanakah implementasi penanaman toleransi pada keluarga beda agama dalam pendidikan Islam di Desa Getas Kecamatan Kaloran,Kabupaten Temanggung? 3. Apa sajakah faktor-faktor yang mendukung dan menghambat penanaman nilai-nilai toleransi pada keluarga beda agama di Desa

  Getas Kecamatan Kaloran Kabupaten Temanggung? C.

   Tujuan Penelitian

  Tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui cara penanaman nilai-nilai toleransi pada keluarga beda agama di Desa Getas Kecamatan Kaloran Kabupaten

  Temanggung.

  2. Untuk mengetahui implementasi penanaman toleransi pada keluarga beda agama dalam pendididkan Islam di Desa Getas Kecamatan Kaloran Kabupaten Temanggung.

  3. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mendukung dan menghambat penanaman nilai-nilai toleransi pada keluarga beda agama di Desa Getas Kecamatan Kaloran Kabupaten Temanggung.

D. Kegunaan Penelitian

  Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat kepada semua pikah terkait, baik kalangan akademis maupun masyarakat umum. Manfaat penelitian ini adalah:

  1. Manfaat Teoritis a.

  Dapat dugunakan sebagai bahan informasi dan konstribusi bagi pengembangan penelitian di bidang penanaman nilai-nilai toleransi pada keluarga beda agama.

  b.

  Dapat dijadikan acuan untuk Islam yang minoritas menciptakan kondisi yang kondusif dan saling toleransi.

  2. Manfaat Praktis a.

  Menjadi masukan atau saran yang berharga sehingga menjadi acuan dalam rangkan menciptakan suasana yang harmonis bagi keluarga beda agama.

  b.

  Menjadi acuan yang baik dalam toleransi pada keluarga beda agama, sehingga dapat diterapkan pada kluarga plural yang lain.

E. Penegasan Istilah 1.

  Nilai Toleransi Nilai menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007: 783) adalah sifat-sifat atau hal-hal yang penting yang berguna bagi kemanusiaan. Nilai adalah suatu perangkat keyakinan atau perasaan yang diyakini sebagai suatu identitas yang memberikan corak yang khusus kepada pola pemikiran dan perasaan, ketertarikan maupun perilaku (Darajat, 1984: 260).

  Menurut Wahid (2012: 2) istilah toleransi berasal dari bahasa latin “tolerante” yang berarti membiarkan mereka yang berpikiran lain atau berpandangan lain tanpa dihalang-halangi. Toleransi adalah kemampuan untuk menghormati sifat dasar, keyakinan, dan perilaku yang dimiliki oleh orang lain. dalam literatur agama Islam, toleransi disebut tasamuh yang dipahami sebagai sifat atau sikap saling menghargai, memberikan, atau membolehkan pendirian (pandangan) orang lain yang bertentangan dengan pandangan kita (Naim, 2008: 126).

2. Keluarga Beda Agama

  Keluarga beda agama adalah keluarga yang terbentuk dari ikatan perkawinan antar orang yang berlainan agama orang Islam (pria atau wanita) dengan orang bukan Islam (pria atau wanita) (Zuhdi, 1996: 4). Keluarga beda agama pada dasarnya berarti keluarga yang terbentuk dari ikatan perkawinan atau pernikahan yang dilangsungkan antar pasangan yang berbeda agama satu sama lain.

  Jadi, yang berkaitan dengan judul skripsi ini mengenai penanaman nilai-nilai toleransi pada keluarga beda agama ini menggambarkan nilai- nilai toleransi antarindividu dalam satu keluarga dalam menerima, menghargai, menghormati perbeaan-perbedaan dari aspek memeluk keyakinan berbeda, serta menjalankan keyakinaan masing-masing individu dalam satu keluarga yang berbeda keyakinan. Keluarga beda agama dalam penelitian ini meliputi agama Islam, Kristen, dan Budha.

F. Kajian Penelitian Terdahulu

  Berikut ini penelitian yang mempunyai topik atau tema yang hampir serupa dengan skripsi ini:

  Penelitian yang dilakukan oleh Rizqy Faedatul Laily dalam skripsinya yang berjudul Pendidikan Toleransi pada Masyarakat Suku

  

Sasak di Dusun Sade Desa Rembitan Kecamatan Pujut Kabupaten

Lombok Tengah NTB. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif

  diskriptif. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa pendidikan toleransi diterapkan berdasarkan tiga dasar kehidupan Suku Sasak rame, gerasak,

  

numeng. Model pendidikannya yaitu perkumpulan rutin dan sikap

  toleransi tercermin dengan kegiatan gotongroyong dan rasa satu keluarga meski tidak memiliki hubungan darah.

  Penelitian yang dilakukan oleh Yaquna Mustofiyah dalam skripsinya yang berjudul Pendidikan Agama Islam Pada Anak Dalam

  

keluarga Beda Agama Di Kelurahan Sidorejo Lor . Penelitian ini

  merupakan penelitian kualitatif, pengambilan data dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa keberagamaan anak pada beda agama adalah anak melaksanakan sholat lima waktu secara berjama’ah di masjid atau sholat di rumah sendiri, belajar mengaji di TPA, melaksanakan puasa ramadhan, melaksanakan sholat Jum’at, dan mengikuti pengajian-pengajian di masjid. Pendidikan agama Islam yang di berikan orang tua terhadap anak dalam keluarga beda agama antara lain yaitu, penanaman akidah, penanaman ibadah, pembentukan akhlak.

  Penelitian yang dilakukan oleh Arief Yuliyanto dalam skripsinya yang berjudul Pengaruh Toleransi Antar Umat Beragama Terhadap

  

Perkembangan Islam di Dusun Margosari Desa Ngadirejo Kecamatan

Ampel . Penelitian ini mengunakan pendekatan kuantitatif. Hasil penelitian

  ini menyimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara toleransi antar umat beragama dengan perkembangan Islam di Dusun Margosari Desa Ngadirejo Kecamatan Ampel.

  Penelitian yang dilakukan oleh Ahmad Faizin dalam skripsinya yang berjudul Strategi Pengamalan Nilai-Nilai Toleransi Beragama pada

  

Siswa Melalui Binaan Rohani di SMP Katolik Wdyatama Kota Batu .

  Penelitian ini mengunakan metode kualitatif diskriptif, data ini diambil dengan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa bina iman/binaan rohani sangat baik. Hal ini dibuktikan dengan adanya sikap menerima dalam hidup berdampingan dengan warga sekolah yang heterogen, menghormati, dan menghargai perbedaan dan keyakinan oranglain, menjalin kerjasama dalam bidang sosial, seperti adanya ekstrakulikuler dan acara sekolah yang menyakut keagamaan.

  Penelitian yang dilakukan oleh Fani Farida dalam skripsinya yang berjudul Strategi Orang Tua Beda Agama dalam Mendidik Anak (Studi

  

Kasus Tiga Keluarga Beda Agama di Kelurahan Mangunsari, Kecamatan

Sidomukti, Kota Salatiga). Penelitian ini menggunakan metode kualitatif,

  data ini diambil dengan cara observasi dan wawancara. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa strategi orang tua beda agama dalam mendidik anak memiliki kesamaan dengan keluarga yang lainnya, yang membedakan hanya dalam menentukan keyakinan agama anak. Namun para orang tua beda agama tidak menjadikan perbedaan agama sebagai masalah yang besar. Dengan adanya sikap dewasa, toleransi, dan kebebasan melakukan rutinitas keagamaan masing-masing maka keutuhan dan keharmonisan keluarga dapat terjalin baik.

  Dari beberapa penelitian terdahulu maka peneliti akan meneliti yang berkaitan dengan penanaman nilai-nilai toleransi pada keluarga beda agama. Di mana keluarga sangat berperan dalam mendidik anak-anak mereka dalam berperilaku yang bermoral, sehingga menghasilakan generasi yang mempunyai rasa toleransi tinggi. Tidak kalah penting faktor-faktor yang mendorong dan menghambat orang tua beda keyakinan dalam menanamkan nilai toleransi pada anak-anak mereka. Di masyarakat yang plural tentu dapat dilihat dengan hasil dari penanaman toleransi keluarga beda agama pada kehidupan setiap hari yang dijalani. Dapat tercipta kehidupan yang damai dan tentram Islam minoritas di kalangan mayoritas non-Islam dengan mengetahui pendidikan Islam yang dilaksanakan.

G. Sistematika Penulisan

  Untuk mempermudah dan memahami pokok bahasan skripsi maka penulis membagi menjadi tiga bagian. Terdiri dari bagian awal, bagian inti, dan bagian akhir sebagai berikut:

  Bagian awal meliputi; sampul, judul, persetujuan pembimbing, pengesahan kelulusan, pernyataan keaslian tulisan, motto dan persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, dan daftar lampiran

  Bagian inti terdiri dari lima bab, meliputi: Bab I pendahuluan berisi tentang; latar belakang masalah, fokus penelitian, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, penegasan istilah, kajian penelitian terdahulu, sistematika penulisan.

  Bab II landasan teori berisi tentang pengertian penanaman nilai- nilai toleransi, pandangan Islam tentang toleransi, ciri-ciri sikap toleransi, pengertian keluarga beda agama, dan pernikahan beda agama menurut hukum agama.

  Bab III metodologi penelitian yang berisi tentang subyek dan lokasi penelitian, pendekatan dan jenis penelitian, kehadiran peneliti, tehnik pengumpulan data, sumber data, tehnik analisis data, dan pengecekan keabsahan data.

  Bab IV paparan data dan temuan mengenai penanaman nilai-nilai toleransi dalam keluarga beda agama di Desa Getas Kecamatan Kaloran Kabupaten Temanggung dan analisis mengenai penanaman nilai-nilai toleransi dalam keluarga beda agama di Desa Getas Kecamatan Kaloran Kabupaten Temanggung.

  Bab V penutup yang berisi tentang kesimpulan dan saran-saran. Bagian akhir meliputi; daftar pustaka, lampiran-lampiran, dan riwayat hidup penulis.

BAB II LANDASAN TEORI A. Nilai-Nilai Toleransi 1. Hakikat Toleransi Menurut Wahid (2012: 2) istilah toleransi berasal dari bahasa

  latin “tolerante” yang berarti membiarkan mereka yang berpikiran lain atau berpandangan lain tanpa dihalang-halangi. Toleransi adalah kemampuan untuk menghormati sifat dasar, keyakinan, dan perilaku yang dimiliki oleh orang lain. dalam literatur agama Islam, toleransi disebut tasamuh yang dipahami sebagai sifat atau sikap saling menghargai, memberikan, atau membolehkan pendirian (pandangan) orang lain yang bertentangan dengan pandangan kita (Naim, 2008: 126). Jadi, toleransi dapat diartikan sebagai pemberian kebebasan kepada sesama manusia atau kepada semua warga masyarakat untuk menjalankan keyakinan atau mengatur hidupnya dan menentukan nasib masing-masing, selama dalam menjalankan dan menentukan sikapnya itu masih sesuai serta tidak bertentangan dengan syarat-syarat ketertiban dan perdamaian dalam masyarakat. Secara senderhana tolerasi adalah pengakuan masyarakat yang majemuk, yang mengakui perdamaian.

  Di Indonesia, istilah toleransi dipadankan dengan kata kerukunan. Dalam perkembangannya, toleransi beragama di Indonesia tidak hanya menjadi kenyataan sosial namun juga menjadi diskursus politik dan hukum. Telah banyak regulasi yang lahir yang lahir terkait pengaturan toleransi beragama di Indonesia. Regulasi-regulasi tersebut mengatur berbagai aspek menyangkut penciptaan iklim toleransi di tangah masyarakat. ada regulasi yang mengatur pendirian rumah ibadah, bantuan luar negeri kepada lembaga keagamaan, masalah penyiaran agama, hal perayaan hari besar keagamaan, regulasi menyangkut aliran-aliran keagamaan hingga masalah perkawinan (Wahid, 2012: 2-3).

  Toleransi dalam hidup beragama adalah kenyataan bahwa agama umat manusia itu banyak, sehingga harus diakui sebagai saudara. Dalam artian lebih pada keterlibatan aktif umat terhadap kenyatan toleran dan setiap umat beragama dapat berinteraksi positif dalam lingkungan kemajemukan. Sehingga umat beragama bersedia menerima kenyataan pendapat yang berbeda-beda tentang kebenaran yang dianut, dapat menghargai keyakinan orang lain terhadap agama yang dipeluknya serta memberikan kebebasan untuk menjalankan apa yang dianutnya dengan tidak bersikap mencela dan atau memusuhinya (Depag RI, 1982: 92).

  Dari pengertian di atas dapat dipahami bahwa, ternyata perlu tata aturan dan nila-nilai apa dan bagaimana menciptakan sikap toleran. Agama secara legal formal mempunyai dua muka. Di satu sisi, agama mempunyai nilai-nilai yang mengajarkan pada sikap inklusif, universal dan transenden, tetapi di sisi lain ternyata agama juga mengandung nilai yang mengajarkan pada ekslusif, partikuler dan primordial. Semua orang tentu tidak menghendaki jika perbedaan agama menjadi kekuatan yang destruktif, tetapi sebaliknya mampu menjadi pemicu bagi kemajuan. Dengan dinamika perbedaan, perkembangan manusia akan mencapai pada tingkat maksimal, terutama kaitan bahwa manusia tidak bisa dilepas dengan yang lain.

  Jadi, toleransi adalah cara berperilaku yang baik kepada setiap individu untuk menciptakan suatu kondisi yang damai di dalam masyarakat yang berbeda agama.

2. Hakikat Nilai

  Nilai menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007: 783) adalah sifat-sifat atau hal-hal yang penting yang berguna bagi kemanusiaan. Nilai adalah suatu perangkat keyakinan atau perasaan yang diyakini sebagai suatu identitas yang memberikan corak yang khusus kepada pola pemikiran dan perasaan, ketertarikan maupun perilaku (Darajat, 1984: 260). Menurut Herimanto dan Winarno (2011: 126-127) sesuatu dianggap bernilai apabila memiliki sifat sebagai berikut: menyenangkan (peasent), berguna (useful), memuaskan (statisfying), menguntungkan (profutable), menarik (interesting), dan keyakinan (belief). Jadi, definisi nilai yang benar dan dapat diterima secara universal menurut Linda dan Ricard Eyre adalah suatu yang menghasilkan perilaku, dan perilaku tersebut berdampak positif baik bagi yang menjalankan maupun bagi orang lain.

  Menurut Surya (2001: 80-81) pembentukan dan pemahaman nilai dapat dicapai melalui berbagai bentuk pengalaman sebagai berikut: a.

  Keteladanan, yaitu pemberian teladan atau contoh dari pihak lain misalnya orang tua, guru, teman, pemimpin, sumber idola, dan sebagainya.

  b.

  Pengajaran, yaitu nilai-nilai yang ditanamkan melalui proses pengajaran baik di sekolah maupun di luar sekolah.

  c.

  Pengalaman khusus, yaitu pengalaman yang memberi kesan khusus terutama yang bersifat positif.

  d.

  Hukum dan ganjaran. Hukum atau ganjaran yang dialami seseorang dapat menumbuhkan nilai-nilai tertentu.

  e.

  Situasi lingkungan dan kelembagaan. Misalnya, keberadaan seorang remaja di lingkungan pesantren akan membentu menumbuhkan nilai-nilai keagamaan, kemanusiaan, sosial, dan sebagainya.

  f.

  Layanan bimbingan. Berbagai pendekatan dan teknik bimbingan baik yang bersifat kelompok maupun individual, informatif maupun terapeutik, dapat digunakan sebagai salah satu bentuk pengalaman dalam pembentukan pemahaman nilai.

  Jadi, nilai merupakan bentuk penghargaan serta keadaan yang bermanfaat bagi manusia sebagai penentu dan acuan dalam melakukan suatu tindakan.yang mana dengan adanya nilai maka seorang dapat menentukan bagaimana ia harus bertingkah laku agar tingkah lakunya tersebut tidak menyimpang dari norma yang berlaku, karena di dalam nilai terdapat norma-norma yang dijadikan suatu batasan tingkah laku seseorang.

3. Pandangan Islam Tentang Toleransi

  Agama Islam sebagai agama mayoritas di Indonesia, secara implisit memang mengakui toleransi dalam hidup beragama.

  Sebenarnya toleransi lahir dari watak Islam, seperti yang dijelaskan dalam al- Qur’an dapat dengan mudah mendukung etika perbedaan dan toleransi. Al-

  Qur’an tidak hanya mengharapkan, tetapi juga menerima kenyataan perbedaan dan keragaman dalam masyarakat. Toleransi pengakuan akan masyarakat yang plural. Adapaun pluralisme adalah sunnatullah. Hal ini sebagaimana firman Allah dalam al-

  Qur’an Surah al-Baqarah ayat 256:

                           

   

  Artinya: Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam);

  Sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. karena itu Barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, Maka Sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang Amat kuat yang tidak akan putus. dan Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui. Islam mengajarkan dan menekankan keniscayaan akhlak toleransi dalam pergaulan antarumat beragama, maka tidak mungkin Islam merusak toleransi tersebut atas nama agama pula. Namun, di pihak lain, dalam pergaulan antarumat beragama, Islam juga sangat ketat menjaga kemurnian akidah dan syariat Islamiah dari noda-noda yang datang dari luar. Maka bagi Islam kemurnian akidah dan syari’at Islamiah tersebut tidak boleh dirusak atau ternoda oleh praktik toleransi. Menurut Shihab (1992: 371) Prinsip-prinsip yang harus dipegang teguh oleh muslimin di dalam bertoleransi antara lain: a.

  Toleransi Islam tersebut terbatas dan fokus pada masalah hubungan sosialkemasyarakatan yang dibangun atas dasar kasih sayang dan persaudaraan kemanusiaan, sajauh tidak bertentangan dan atau tidak melenggar ketentua teologis Islami.

  b.

  Toleransi Islam di wilayah agama hanya sebatas membiarkan dan memberikan suasana kondusif bagi umat lain untuk beribadah menjalankan ajaran agamannya. Bukan akhlak Islam menghalangi umat lain agama untuk beribadah menurut keyakinan dan tata cara agamanya, apalagi memaksa umat lain berkonvensi kepada Islam c. Kemurnian akidah dan syari’at wajib dipelihara. Maka Islam sangat melarang toleransi yang keblabasan, yakni perilaku tolerani yang bersifat kompromistis yang bernuansa sinkretis.

  Rasulullah sebagai suri tauladan umat Islam pada masa hidupnya telah melakukan hubungan jual-beli dan saling memberi dengan non muslim. Hukum toleransi pergaulan umat dalam pluralitas agama sebagai berikut:

  1) Kufur, bilamana rela serta meyakini kebenaran aqidah agama lain.

  2) Haram, bila ada kerelaan pembenaran terhadap perilaku kemaksiatan.

  3) Sunnah, bilamana terbangun kerukunan, kemanfaatan serta kemaslahatan (Arafat: 2007, 106).

  Contoh toleransi pada zaman rasulullah antara lain; Piagam Madinah yang memuat perjanjian dengan kaum Yahudi dan Nasrani Madinah. Perjanjian Hudaibiyah antara Rasulullah SAW dan kaum Quraisy, di mana Rasulullah berkenan menunda pelaksanaan ibadah umrah beliau pada tahun berikutnya, adalah akhlak toleransi Islam demi menghindari konflik berdarah. Cara Rasulullah memeprlakukan tawanan perang, tidak ada yang dihukum pancung, melainkan hanya diwajibkan membayar jizyah atau mengajari anak-anak muslim tulis baca bagi yang pintar mengajari, dan kemudian mereka dibebaskan. Toleransi terhadap non-muslim hanya boleh dalam aspek muamalah (perdagangan, industri, kesehatan, pendidikan, sosial, dll), tetapi tidak dalam hal akidah dan ibadah (Shihab, 1992: 374).

4. Ciri-Ciri Toleransi

  Ciri-ciri toleransi yang dikemukakan oleh Hasyim (1979: 23) diantaranya: a.

  Mengakui hak setiap orang Setiap manusia tentunya mempunyai kepentingan yang berbeda dalam kehidupan. Mengakui hak setiap orang merupakan sikap mental yang mengakui bahwa setiap manusia berhak menentukan sikap dan nasibnya masing-masing.

  b.

  Menghormati keyakinan orang lain Tidak menghormati keyakinan orang lain atau memaksakan keyakinan seseorang dengan kekerasan akan mengakibatkan orang lain bersikap hipokrit atau munafik. Dari uraian di atas jelaslah bahwa dalam hidup bermasyarakat harus saling menghormati.

  c.

  Setuju dalam perbedaan Perbedaan tidak harus menimbulkan pertentangan karena memang di dunia ini selalu ada perbedaan.

  d.

  Saling mengerti Tidak akan terjadi saling menghormati atara sesama orang lain bila tidak ada saling mengerti, saling membenci, saling berbuat pengaruh adalah salah satu akibat dari tidak adanya saling mengerti dan saling meghargai antara satu dengan yang lain. e.

  Kesadaran dan kejujuran Sikap toleransi menyangkut sikap dan kesadaran batin seseorang, dan kesadaran jiwa menimbulkan kejujuran serta kepolosan sikap dalam prilaku.

B. Keluarga Beda Agama 1.

  Hakikat Keluarga Beda Agama Keluarga beda agama pada dasarnya berarti keluarga yang terbentuk dari ikatan perkawinan atau pernikahan yang dilangsungkan antar pasangan yang berbeda agama satu sama lain. Contoh dari kalangan panggung hiburan tanah air. Pasangan suami istri, Jamal Mirdad-Lidiya Kandaw, Kristian Sugiono-Titik Kamal, Ira Wibowo- Katon Bagaskara. Pernikahan yang dilakukan mereka tidak lagi didasarkan pada satu akidah agama, malainkan hanya pada cinta.

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kompetensi Pedagogik Guru SMP Negeri 2 Kaloran Kecamatan Kaloran Kabupaten Temanggung

0 0 15

3.1 Jenis dan Metode Penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kompetensi Pedagogik Guru SMP Negeri 2 Kaloran Kecamatan Kaloran Kabupaten Temanggung

0 0 8

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kompetensi Pedagogik Guru SMP Negeri 2 Kaloran Kecamatan Kaloran Kabupaten Temanggung

0 0 16

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kompetensi Pedagogik Guru SMP Negeri 2 Kaloran Kecamatan Kaloran Kabupaten Temanggung

0 2 43

Pendidikan Agama Islam Pada Remaja Putus Sekolah di Dusun Ampelgading Desa Kenteng Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang - Test Repository

0 0 113

Pengaruh Pendidikan Agama Dalam Keluarga Terhadap Perilaku Sosial Remaja Di Dusun Batur Wetan Desa Batur Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang Tahun 2015. - Test Repository

0 0 107

Penanaman Nilai-Nilai Pendidikan Islam oleh Orang Tua pada Siswa Tunagrahita SMPLB Negeri Salatiga - Test Repository

0 1 153

Nilai-Nilai Pendidikan Islam dalam Tradisi Sadranan di Gunung Balak Desa Losari Kecamatan Pakis Kabupaten Magelang - Test Repository

0 2 110

Amalan Thariqah An-Naqsabandiyah Al-Khalidiyah dan Pengaruhnya Terhadap Pengembangan Nilai-Nilai Spiritual Jamaah Di Desa Ngombak Kecamatan Kedungjati Kabupaten Grobogan. Tahun 2017 - Test Repository

1 2 124

Implementasi Nilai-Nilai Toleransi Dalam Pendidikan Agama Islam (Studi Pada Pemuda Desa Nyamat Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang) SKRIPSI

0 5 190