MAKNA PENDIDIKAN BAGI MASYARAKAT PENGRAJIN UKIR DI DESA MULYOHARJO, KECAMATAN JEPARA, KABUPATEN JEPARA TAHUN 2018 SKRIPSI

  

MAKNA PENDIDIKAN BAGI MASYARAKAT PENGRAJIN

UKIR DI DESA MULYOHARJO, KECAMATAN JEPARA,

KABUPATEN JEPARA TAHUN 2018

SKRIPSI

  

Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat

Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

Oleh:

MUSTAQIM

  

NIM.11114114

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

2018

  

MAKNA PENDIDIKAN BAGI MASYARAKAT PENGRAJIN

UKIR DI DESA MULYOHARJO, KECAMATAN JEPARA,

KABUPATEN JEPARA TAHUN 2018

SKRIPSI

  

Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat

Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

Oleh:

MUSTAQIM

  

NIM.11114114

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

2018

  

MOTTO

...

  ِعَفۡرَي ٱ ه َللّ ٱ َنيِ َ لَّ َو ۡمهكنِم ْاوهنَماَء ٱ َنيِ َ

  لَّ ْاوهتو ه أ ٱ َمۡلِع

  ۡل تَٰ َجَرَد ...

  

“...Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di

antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan

beberapa derajat...” (Q.S. Al-Mujadilah: 11)

  

PERSEMBAHAN

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala nikmat dan hidayah-Nya.

  Skripsi ini saya persembahkan kepada: 1.

  Bapakku tercinta (Alm. Bapak Samadi) yang telah membimbingku selama ini dan Ibuku tercinta (Ibu Sarpiyah) yang selalu memberikan doa restunya dalam perjalanan hidupku sampai sejauh ini.

  2. Keluargaku semua yang telah memberikan dukungan dan motivasi hingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini.

  3. LDK Fathir Ar-Rasyid IAIN Salatiga.

  4. Ma’had Al-Jami’ah IAIN Salatiga.

  5. Ya Bismillah IAIN Salatiga.

  6. Komunitas Gerakan Jum’at Berbagi FTIK, IAIN Salatiga.

  7. Ikatan Mahasiswa Jepara di Salatiga (IMAJAS).

  8. HMI cabang Salatiga komisariat Ganesha.

  9. Fraternity Futsal Team yang telah menerima dan mengembangkan potensi saya dalam olahraga futsal.

  10. Pondok Pesantren Al-Ihsan, Desa Sraten, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang.

  11. Serta seluruh sahabat-sahabatku mahasiswa IAIN Salatiga yang telah memberikan semangat dan membantu saya dalam perjuangan menyelesaikan skripsi ini yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu.

KATA PENGANTAR

  Bismillahirrahmanirrohim

  Puji syukur

  alhamdulillahi robbil’alamin, penulis panjatkan kepada Allah

  Swt yang selalu memberikan nikmat, kaunia, taufik, serta hidayah-Nya kepada penulis sehinggap penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Makna

  Pendidikan bagi Masyarakat Pengrajin Ukir di Desa Mulyoharjo, Kecamatan Jepara, Kabupaten Jepara Tahun 2018”

  Tidak lupa shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada nabi agung Muhammad SAW, kepada keluarga, sahabat, serta para pengikutnya yang selalu setia dan menjadikannya suri tauladan yang mana beliaulah satu- satunya umat manusia yang dapat mereformasi umat manusia dari zaman kegelapan menuju zaman terang benerang yakni dengan ajarannya agama Islam.

  Penulisan skripsi ini pun tidak akan terselesaikan tanpa bantuan dari berbagai pihak yang telah berkenan membantu penulis menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada: 1.

  Rektor IAIN Salatiga, Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd.

  2. Dekan FTIK, Bapak Suwardi, M.Pd.

  3. Ketua jurusan PAI IAIN Salatiga, Ibu Siti Rukhayati, M.Ag.

  4. Dosen pembimbing akademik saya, Ibu Noor Malikhah, S.pd., M.Hum., Ph.D.

  5. Bapak Dr. Fatchurrohman, S.Ag., M.Pd. selaku pembimbing skripsi yang telah membimbing dengan ikhlas, mengarahkan dan meluangkan waktunya untuk penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

  6. Ibu Sari Famularsih, M.A. selaku Pengelola Program Khusus Kelas Internasional.

  7. Bapak dan Ibu dosen yang telah membekali berbagai ilmu pengetahuan, serta seluruh staf dan karyawan IAIN Salatiga.

  

ABSTRAK

  Mustaqim. 2018. Makna Pendidikan bagi Masyarakat Pengrajin Ukir di Desa Mulyoharjo, Kecamatan Jepara, Kabupaten Jepara Tahun 2018 . Skripsi.

  Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Agama Islam. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: (1) Dr. Fatchurrohman, S.Ag., M.Pd. (2) Sari Famularsih, S.Pd.I., M.A.

  Kata Kunci: Makna Pendidikan, Masyarakat Pengrajin Ukir.

  Penelitian ini merupakan upaya untuk mengetahui makna pendidikan bagi masyarakat pengrajin ukir di Desa Mulyoharjo, Kecamatan Jepara, Kabupaten Jepara, yang mana di desa tersebut tingkat pendidikan formal masyarakat masih sangat rendah. Adapun pertanyaan yang ingin dijawab penulis adalah (1) Bagaimana kondisi sosial-ekonomi masyarakat Desa Mulyoharjo? (2) Bagaimana peran orang tua dalam pendidikan anak di Desa Mulyoharjo? (3) Apa makna pendidikan bagi masyarakat pengrajin ukir di Desa Mulyoharjo?

  Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif deskriptif, mengingat bahwa obyek yang diteliti adalah keadaan alamiah tentang persepsi sebuah masyarakat, model penelitian ini merupakan metode paling baik guna memperoleh dan mengumpulkan data asli (original data) untuk mendeskripsikan keadaan populasi dan untuk mendapatkan data dengan menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Data yang terkumpul kemudian disusun dan dianalisis dengan reduksi data, penyusunan data dan mengambil kesimpulan.

  Berdasarkan hasil penelitian, ditemukan tiga kesimpulan, yaitu: Pertama, kondisi Masyarakat Desa Mulyoharjo secara umum memungkinkan untuk pemberian pendidikan sampai jenjang pendidikan tinggi bagi anak-anak. Kecuali dalam hal rendahnya pendidikan orang tua dan budaya masyarakat setempat yang memungkinkan rendahnya motivasi para orang tua untuk menyekolahkan anak hingga jenjang pendidikan tinggi. Kedua, peran orang tua dalam mengawal pendidikan anak di Desa Mulyoharjo masih kurang, meskipun dalam hal biaya orang tua mungkin bisa mengupayakannya dengan berbagai usaha, namun peran orang tua dalam mengarahkan, membimbing dan memotivasi anak dalam proses pendidikannya masih kurang. Ketiga, secara umum, masyarakat Desa Mulyoharjo memaknai pendidikan sebagai sesuatu yang penting, terutama pendidikan dasar. Arti penting pendidikan bagi masyarakat di Desa Mulyoharjo diantaranya adalah supaya anak menjadi pintar, mengetahui tentang tulis menulis, mengetahui tentang ilmu hitung, memiliki pengetahuan agama, memperoleh pekerjaan yang layak, memperoleh masa depan yang lebih baik dan dapat menjadi orang yang bermanfaat bagi masyarakat. Akan tetapi, kepedulian dan upaya mereka untuk mengawal pendidikan anak sampai jenjang pendidikan tinggi masih rendah.

  DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL.......................................................................................... i LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING.................................................... ii LEMBAR PENGESAHAN KELULUSAN...................................................... iii DEKLARASI..................................................................................................... iv MOTTO............................................................................................................. v PERSEMBAHAN.............................................................................................. vi KATA PENGANTAR....................................................................................... vii ABSTRAK......................................................................................................... ix DAFTAR ISI...................................................................................................... x DAFTAR TABEL.............................................................................................. xii DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................... xiii

  BAB I PENDAHULUAN A.

  1 Latar Belakang Masalah...............................................................................

  B.

  7 Identifikasi Masalah.....................................................................................

  C.

  7 Batasan Masalah..........................................................................................

  D.

  8 Rumusan Masalah........................................................................................

  E.

  8 Tujuan Penelitian.........................................................................................

  F.

  8 Manfaat Penelitian.......................................................................................

  G.

  10 Sistematika Penulisan Skripsi .....................................................................

  BAB II KAJIAN PUSTAKA A.

  11 Kerangka Teori............................................................................................

  1.

  11 Makna Pendidikan..................................................................................

  a.

  11 Hakikat Makna.................................................................................

  b.

  12 Pengertian Pendidikan......................................................................

  c.

  16 Fungsi Pendidikan............................................................................

  d.

  18 Asas-Asas Pokok Pendidikan...........................................................

  e.

  22 Faktor-Faktor Pendidikan................................................................

  f.

  38 Pentingnya Pendidikan dalam Perspektif Islam...............................

  2.

  41 Masyarakat Pengrajin Ukir....................................................................

  a.

  41 Pengertian Masyarakat Pengrajin Ukir............................................

  b.

  Kondisi Sosial-Ekonomi dan Persepsi Masyarakat terhadap Pendidikan.......................................................................................

  43 B.

  48 Penelitian yang Relevan...............................................................................

  C.

  51 Kerangka Berpikir.......................................................................................

  D.

  52 Pertanyaan Penelitian...................................................................................

  BAB III METODE PENELITIAN A.

  53 Pendekatan Penelitian..................................................................................

  B.

  54 Setting Penelitian..........................................................................................

  C.

  54 Subjek Penelitian.........................................................................................

  D.

  55 Sumber Data.................................................................................................

  E.

  56 Teknik Pengumpulan Data...........................................................................

  F.

  58 Instrumen Penelitian....................................................................................

  G.

  59 Teknik Analisis Data....................................................................................

  H.

  60 Keabsahan Data............................................................................................

  BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.

  62 Hasil Penelitian............................................................................................

  1.

  62 Gambaran Umum Masyarakat Desa Mulyoharjo..................................

  2.

  68 Peran Orang Tua dalam Pendidikan Anak di Desa Mulyoharjo............

  3. Makna Pendidikan bagi Masyarakat Pengrajin Ukir di Desa Mulyoharjo.............................................................................................

  72 B.

  77 Pembahasan..................................................................................................

  1.

  77 Kondisi Sosial-Ekonomi Masyarakat Desa Mulyoharjo........................

  2.

  81 Peran Orang Tua dalam Pendidikan Anak di Desa Mulyoharjo............

  3. Makna Pendidikan bagi Masyarakat Pengrajin Ukir di Desa Mulyoharjo.............................................................................................

  85 BAB V PENUTUP A.

  90 Kesimpulan .................................................................................................

  B.

  91 Saran............................................................................................................ DAFTAR PUSTAKA........................................................................................

  92 LAMPIRAN-LAMPIRAN.................................................................................

  95

  

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Wilayah Desa Mulyoharjo...................................................................

  63 Tabel 2. Struktur Organisasi Desa Mulyoharjo.................................................

  66 Tabel 3. Data Aset Rumah di Desa Mulyoharjo................................................

  66 Tabel 4. Data Penganut Agama di Desa Mulyoharjo........................................

  67 Tabel 5. Data Mata Pencaharian Masyarakat Desa Mulyoharjo........................

  67 Tabel 6. Data Tingkat Pendidikan Masyarakat Desa Mulyoharjo.....................

  68

  

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian.......................................................................

  95 Lampiran 2. Instrumen Pengumpulan Data.......................................................

  97 Lampiran 3. Pedoman Wawancara....................................................................

  99 Lampiran 4. Pedoman Observasi....................................................................... 101 Lampiran 5. Pedoman Dokumentasi.................................................................. 102

  Lampiran 6. Laporan Hasil Wawancara............................................................ 103 Lampiran 7. Laporan Hasil Observasi............................................................... 119 Lampiran 8. Foto-foto Kegiatan........................................................................ 121 Lampiran 9. Daftar Riwayat Hidup................................................................... 125

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Pendidikan adalah kebutuhan yang harus dipenuhi bagi setiap orang. Karena dengan pendidikan manusia dapat hidup dan berkembang selaras

  dengan nilai-nilai yang ada dalam masyarakat. Dengan pendidikan pula masyarakat dapat hidup sesuai dengan perkembangan zaman. Serta dengan pendidikan manusia dapat mengembangkan potensi yang dimiliki melalui proses pembelajaran yang sangat berguna bagi kehidupannya.

  Sejak manusia diciptakan, pendidikan menempati urutan pertama sebagai alat yang sangat penting untuk kelangsungan hidup manusia.

  Meskipun belum ada istilah pendidikan formal, non-formal maupun informal, namun substansi pendidikan sudah dibutuhkan manusia. Ketika Nabi Adam A.S. diciptakan sebagai manusia pertama yang diberi jabatan oleh Allah SWT. sebagai pemimpin atau khalifah di muka bumi, yang pertama diberikan oleh Allah SWT. kepadanya adalah pengetahuan. Oleh karena itu, Allah SWT. mendidik Nabi Adam dengan nama-nama yang ada di belahan bumi ini. Istilah nama-nama mungkin dapat diartikan sebaga konsep yang menjadi bekal kehidupan Nabi Adam A.S. di muka bumi. Konsep yang dipelajari Nabi Adam A.S. sebagai alat utama yang bermakna pengetahuan (Hamdani, 2011: 13).

  Dalam perspektif Islam, berkaitan dengan pentingnya pendidikan atau menuntut ilmu. Allah SWT. berfirman:

   ...

  Artinya:

  “... Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat ...” (Q.S.

   ... تََٰجَرَد َملِعلٱ ْاوُتوُأ َنيِذَّلٱَو مُكنِم ْاوُنَماَء َنيِذَّلٱ ُهَّللٱ ِعَفرَي

  Al-Mujadilah: 11).

  Menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap Muslim. Rasulullah SAW. bersabda:

  ملسم لك ىلع ةضيرف ملعلا بلط

  Artinya:

  “Menuntut ilmu itu diwajibkan bagi setiap Muslim” (H.R. Ibnu Majah, No. 224).

  Dari ayat Al-Q ur’an dan hadis tersebut, dapat dipahami bahwa pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi manusia, terutama bagi kita sebagai orang Islam. Menuntut ilmu merupakan kewajiban bagi setiap Muslim, baik laki-laki maupun perempuan. Dengan memiliki ilmu pengetahuan maka derajat seseorang akan ditinggikan oleh Allah SWT. Serta dengan memiliki ilmu pengetahuan maka kita bisa menjadi orang-orang yang memperoleh kebahagiaan di dunia dan akhirat. Menuntut ilmu yang dimaksud disini bukan hanya ilmu agama saja, akan tetapi ilmu dalam artian yang komprehensif, yaitu ilmu-ilmu umum sebagai bekal hidup di dunia dan ilmu- ilmu agama sebagai bekal hidup di akhirat.

  Dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 tentang Pendidikan dan Kebudayaan pasal 31 ayat 1, dinyatakan bahwa “Setiap warga negara berhak mendapat pendidikan”. Kemudian pada pasal 31 ayat 2, dinyatakan bahwa “Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya”. Sementara itu, dalam Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 5 ayat 1, dinyatakan bahwa “Setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu”. Serta dalam pasal 6 ayat 1, dinyatakan bahwa “Setiap warga negara yang berusia tujuh sampai dengan lima belas tahun wajib mengikuti pendidikan dasar”. Hal ini menunjukkan bahwa pemerintah memberikan perhatian yang besar dalam hal pendidikan. Maka sebagai warga negara yang baik, seharusnya kita mendukung program-program pemerintah tersebut demi kemajuan bangsa kita.

  Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi perkembangan negara. Menurut Frederick H. Harbinson (dalam Joseph, 2001: 1), suatu negara yang tidak mampu untuk mengembangkan kemampuan dan pengetahuan masyarakatnya, serta memanfaatkan mereka dengan efektif dalam ekonomi nasional maka negara tersebut tidak akan mampu mengembangkan apapun. Pentingnya pendidikan tidak dapat dipungkiri oleh siapapun. Dewasa ini, Indonesia terus meningkatkan subsidi pendidikan agar masyarakat dapat menikmati pendidikan. Kesadaran bahwa bangsa dan negara tidak akan maju tanpa pendidikan menjadi indikasi kepedulian masyarakat terhadap pendidikan (Hamdani, 2011: 14).

  Hal tersebut menunjukkan bahwa kemajuan bangsa dan negara tidak terlepas dari pendidikannya. Semakin maju pendidikan di suatu negara, maka semakin maju pula negara tersebut. Sebaliknya, semakin rendah pendidikan di suatu negara, maka semakin sulit bagi negara tersebut untuk maju, bahkan memungkinkan terjadinya kemunduran. Sebagaimana yang dikatakan oleh Pargaru, dkk. (2009: 649), bahwa pendidikan tidak hanya menyediakan pengetahuan dengan teknologi terbaik bagi masyarakat, tetapi juga dengan melatih inonator-inovator berpotensi untuk menciptakan kemajuan dalam pendidikan dan pertumbuhan ekonomi.

  Menurut Idris & Lisma (1992: 15), pendidikan berfungsi untuk memanusiakan manusia. Tanpa pendidikan, manusia tidak dapat menjadi manusia. Pendidikan merupakan kegiatan antar manusia, yaitu oleh manusia dan untuk manusia, sebab hanya manusia yang secara sadar melaksanakan usaha pendidikan untuk manusia lainnya. Berbeda dengan binatang, karena binatang tidak memerlukan pendidikan dan tidak pula dapat dididik. Pada binatang hanya dapat dilakukan dressure. Maksudnya, binatang ini dilatih hingga dapat mengerjakan sesuatu yang sifatnya statis. Dengan memperoleh pendidikan maka seseorang akan mampu menjadi manusia seutuhnya, yaitu manusia yang mengetahui tentang hak dan kewajibannya dalam kehidupan.

  Pendidikan juga sangat penting untuk membentuk kepribadian yang baik. Dengan pendidikan yang bisa diperoleh dari berbagai aspek kepribadian, memungkinkan seseorang menerima berbagai akibat pendidikan, sehingga kondisi kemanusiaannya dapat menerima perubahan dan perkembangan sesuai dengan pengaruh yang diterimanya baik lahir maupun batin. Dengan berbagai arah, macam dan bentuk pendidikan yang diterimanya menyebabkan kualitas kepribadiannya diidentifikasikan dan berada pada derajat yang tinggi (Kadir, 2012: 43).

  Keluarga sebagai unit terkecil dalam masyarakat terbentuk berdasarkan suka rela dan cinta yang asasi antara dua subjek manusia (suami-isteri).

  Berdasarkan asas cinta yang asasi ini lahirlah anak sebagai generasi penerus. Keluarga dengan cinta kasih dan pengabdian yang luhur membina kehidupan sang anak. Oleh Ki Hajar Dewantara, dikatakan supaya orang tua (sebagai pendidik) mengabdi kepada sang anak (Tim Dosen FIP-IKIP, 1988: 14). Dengan demikian jelaslah bahwa orang yang pertama dan utama bertanggung jawab terhadap kelangsungan hidup dan pendidikan anak adalah orang tua.

  Usia anak dan remaja mempunyai potensi yang sangat baik apabila dikembangkan dengan tepat. Namun, pada kenyataannya masih banyak anak- anak yang belum mengoptimalkan kemampuannya, khususnya terkait dengan pendidikan. Hal ini dikarenakan masyarakat masih menganut ajaran-ajaran tradisi sebelumnya. Misalnya, orang tua berpikir bahwa anak-anak tidak perlu melanjutkan pendidikan sampai jenjang tertinggi, bagi mereka yang terpenting anak bisa bekerja dan hidup mandiri. Selain itu, orang tua juga memiliki pandangan bahwa pendidikan membutuhkan biaya yang banyak. Serta ketidakselarasan antara tingkat pendidikan dengan pekerjaan yang diperoleh di masa depan, seperti anak lulusan SD dengan anak lulusan SMP akan memperoleh pekerjaan yang sama, juga anak yang lulus SMA atau Perguruan Tinggi belum tentu terjamin akan mendapatkan pekerjaan yang layak (wawancara dengan Bapak Sn., 14 Juli 2018).

  Desa Mulyoharjo adalah salah satu desa yang terletak di Kecamatan Jepara, Kabupaten Jepara, Provinsi Jawa Tengah yang mana sebagian besar masyarakatnya bermata pencaharian sebagai pengrajin ukir. Dalam hal pendidikan anak, orang tua memiliki peran yang penting, karena umumnya tingkat pendidikan anak berkaitan erat dengan tingkat pendapatan atau kondisi ekonomi orang tua dan persepsi orang tua terhadap pendidikan (Basrowi & Siti, 2010: 66). Semakin tinggi tingkat pendapatan orang tua maka semakin tinggi pula motivasinya untuk menyekolahkan anak dengan harapan kelak memiliki kehidupan yang lebih baik daripada orang tuanya. Begitupun sebaliknya, semakin rendah tingkat pendapatan orang tua maka semakin rendah pula motivasinya untuk menyekolahkan anak. Sehingga tinggi rendahnya tingkat pendidikan anak di Desa Mulyoharjo salah satunya ditentukan oleh peran orang tua.

  Diantara contoh nyata dari kesenjangan dalam pendidikan di Desa Mulyoharjo yaitu masih ditemukannya anak-anak usia sekolah yang tidak menempuh pendidikan pada jenjang pendidikan tinggi, seperti Sekolah Menengah Atas maupun Perguruan Tinggi. Padahal mayoritas masyarakat di desa tersebut berpencaharian sebagai pengrajin ukir, yang mana dalam hal ekonomi tergolong masyarakat mampu menurut pandangan masyarakat secara umum (wawancara dengan Bapak Sn., 14 Juli 2018). Untuk itu penulis merasa tertarik untuk menggali lebih dalam mengenai masalah tersebut dengan melakukan penelitian yang berjudul “Makna Pendidikan bagi Masyarakat Pengrajin Ukir di Desa Mulyoharjo, Kecamatan Jepara, Kabupaten Jepara ”.

B. Identifikasi Masalah

  Berdasarkan latar belakang di atas, penulis mengidentifikasi masalah- masalah yang berkaitan dengan makna pendidikan bagi masyarakat pengrajin ukir di Desa Mulyoharjo, Kecamatan Jepara, Kabupaten Jepara, diantaranya sebagai berikut:

  1. Mayoritas masyarakat Desa Mulyoharjo berpendidikan rendah, masih banyak pula yang tidak berpendidikan.

  2. Motivasi orang tua untuk menyekolahkan anak sampai jenjang pendidikan tinggi masih rendah.

  3. Motivasi anak untuk bisa mengenyam pendidikan sampai jenjang pendidikan tinggi masih rendah.

  4. Masih banyak anak-anak usia sekolah yang putus sekolah atau tidak melanjutkan pendidikan karena lebih memilih untuk bekerja atau menikah.

  5. Peran orang tua dalam mengawal kelangsungan pendidikan anak masih rendah.

C. Batasan Masalah

  Dikarenakan luasnya cakupan masalah yang akan diteliti, maka penulis membatasi permasalahan yang akan diteliti agar terarah dan terfokus. Untuk itu penulis memfokuskan pembahasan dalam penelitian ini pada permasalahan “Makna Pendidikan bagi Masyarakat Pengrajin Ukir di Desa Mulyoharjo, Kecamatan Jepara, Kabupaten Jepara".

D. Rumusan Masalah

  Berdasarkan batasan masalah di atas, untuk memperjelas permasalahan yang akan diteliti, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.

  Bagaimana kondisi sosial-ekonomi masyarakat Desa Mulyoharjo? 2. Bagaimana peran orang tua dalam pendidikan anak di Desa Mulyoharjo? 3. Apa makna pendidikan bagi masyarakat pengrajin ukir di Desa

  Mulyoharjo? E.

   Tujuan Penelitian

  Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: 1.

  Untuk mendeskripsikan kondisi sosial-ekonomi masyarakat Desa Mulyoharjo.

  2. Untuk mendeskripsikan peran orang tua dalam pendidikan anak di Desa Mulyoharjo.

  3. Untuk mendeskripsikan makna pendidikan bagi masyarakat pengrajin ukir di Desa Mulyoharjo.

F. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

  Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam menambah khazanah ilmu pengetahuan, khususnya terkait dengan makna pendidikan bagi masyarakat. Selain itu, untuk memberikan pengalaman bagi peneliti sebagai bekal dalam melakukan penelitian-penelitian selanjutnya, serta bagi peneliti-peneliti selanjutnya diharapkan penelitian ini dapat menjadi referensi untuk penelitian yang relevan di masa yang akan datang.

2. Manfaat Praktis

  Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi beberapa pihak, diantaranya sebagai berikut: a.

  Pemerintah Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi bagi pemerintah. Sekaligus sebagai acuan perumusan program pemerataan pendidikan bagi masyarakat, terutama di Kabupaten Jepara, khususnya di Desa Mulyoharjo.

  b.

  Universitas/Perguruan Tinggi terdekat Hasil penelitian ini diharapkan dijadikan salah satu acuan pemberian sosialisasi akan makna penting pendidikan bagi masyarakat melalui mahasiswa seperti kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) dan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) di jenjang pendidikan dasar dan menengah. Dengan demikian pemberian pemahaman tentang pentingnya pendidikan hingga jenjang pendidikan tinggi akan tersampaikan.

  c.

  Masyarakat Desa Mulyoharjo Dengan adanya penelitian ini diharapkan masyarakat Desa

  Mulyoharjo, Kecamatan Jepara, Kabupaten Jepara mendapatkan informasi terkait pendidikan. Serta agar masyarakat lebih memahami makna pentingnya pendidikan sehingga nantinya mereka dapat mendorong anak-anak mereka untuk bisa menempuh pendidikan sampai jenjang pendidikan yang setinggi-tingginya.

G. Sistematika Penulisan Skripsi

  Adapun sistematika penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut:

  BAB I : PENDAHULUAN Bab ini memuat latar belakang masalah, identifikasi masalah,

  batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan skripsi.

  BAB II : KAJIAN PUSTAKA Bab ini memuat kerangka teori, penelitian yang relevan, kerangka berpikir dan pertanyaan penelitian. BAB III : METODE PENELITIAN Bab ini memuat pendekatan penelitian, setting penelitian, subjek

  penelitian, sumber data, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, teknik analisis data dan keabsahan data.

  BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini memuat hasil penelitian dan pembahasan mengenai makna

  pendidikan bagi masyarakat pengrajin ukir di Desa Mulyoharjo, Kecamatan Jepara, Kabupaten Jepara.

  BAB V : PENUTUP Bab ini merupakan bab terakhir yang memuat kesimpulan dari hasil penelitian dan saran bagi pihak-pihak yang bersangkutan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kerangka Teori 1. Makna Pendidikan a. Hakikat Makna Dalam Kamus Bahasa Indonesia, makna adalah arti atau

  maksud perkataan, dan sebagainya. Apabila dikatakan “mereka gagal memaknai rumusan sosial di wilayah itu”, artinya mereka gagal memberi makna tentang rumusan sosial di wilayah itu (Tim Penyusun, 2008: 903).

  Makna juga diartikan sebagai hubungan antara lambang bunyi dengan acuannya, yang mana bentuk respon dari stimulus yang diperoleh pemeran dalam komunikasi sesuai dengan asosiasi maupun hasil belajar yang dimiliki. Keutuhan makna merupakan perpaduan dari empat aspek, yaitu pengertian (sense), perasaan (feeling), nada

  (tone) dan amanat (intention). Kata makna lebih sempit karena hanya berkisar pada hal yang sifatnya komunikatif (Salma, 2016: 14).

  Menurut Mansoer Pateda (dalam Salma, 2016: 14), makna adalah bagian yang tidak terpisahkan dari semantik dan selalu melekat dengan apa saja yang kita tuturkan. Makna merupakan kata dan istilah yang membingungkan. Makna tersebut selalu menyatu pada tuturan kata maupun kalimat.

  Dari penjelasan di atas dapat diketahui bahwa pengertian makna sangatlah beragam sesuai dengan konteks kalimatnya dan dapat disimpulkan bahwa makna merupakan konsep atau pengertian yang mengandung maksud tertentu di dalamnya. Dengan demikian, makna yang dimaksud dalam judul penelitian ini “makna pendidikan bagi masyarakat” adalah konsep atau pengertian tentang pendidikan menurut pandangan atau persepsi masyarakat tersebut. Dengan kata lain, bagaimana masyarakat tersebut mamaknai pendidikan.

b. Pengertian Pendidikan

  Menurut Muhajir (dalam Kadir, 2012: 59), istilah pendidikan berasal dari bahasa Yunani

  “paedagogy” yang mengandung makna

  seorang anak yang pergi dan pulang sekolah diantar oleh seorang pelayan. Pelayan yang mengantar dan menjemput dinamakan

  “paedagogos”. Dalam bahasa Romawi, pendidikan diistilahkan

  dengan

  “educate” yang berarti mengeluarkan sesuatu yang berada di

  dalam. Dalam bahasa Inggris, pendidikan diistilahkan dengan

  “to

educate” yang berarti memperbaiki moral dan melatih intelektual.

  Dalam arti sederhana, pendidikan sering diartikan sebagai usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai- nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan. Dalam perkembangannya, istilah pendidikan atau paedagogie berarti bimbingan atau pertolongan yang diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa agar seseorang menjadi dewasa. (Hasbullah, 2009: 1)

  Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pada pasal 1 ayat 1 dijelaskan bahwa “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”.

  Pendidikan adalah sebuah sistem yang terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik dapat mengembangkan potensi dirinya secara aktif sehingga memiliki kekuatan spiritual keagamaan, emosional, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat (Hamdani, 2011: 21).

  Suwarno (2006: 22-23) menyatakan bahwa pengertian pendidikan dapat dirumuskan sebagai berikut: 1)

  Pendidikan mengandung pembinaan kepribadian, pengembangan kemampuan atau potensi yang perlu dikembangkan, peningkatan pengetahuan dari tidak tahu menjadi tahu, serta tujuan ke arah mana peserta didik dapat mengaktualisasikan dirinya seoptimal mungkin.

  2) Dalam pendidikan, terdapat hubungan antara pendidik dan peserta didik. Di dalam hubungan itu, mereka memiliki kedudukan dan perasaan yang berbeda, tetapi keduanya memiliki daya yang sama, yaitu saling mempengaruhi guna terlaksananya proses pendidikan (transformasi pengetahuan, nilai-nilai dan keterampilan- keterampilan yang tertuju pada tujuan yang diinginkan).

  3) Pendidikan adalah proses sepanjang hayat sebagai perwujudan pembentukan diri secara utuh. Maksudnya, pengembangan segenap potensi dalam rangka penentuan semua komitmen manusia sebagai individu, sekaligus sebagai makhluk sosial dan makhluk Tuhan.

  4) Aktivitas pendidikan berlangsung di dalam keluarga, sekolah dan masyarakat.

  5) Pendidikan merupakan suatu proses pengalaman yang sedang dialami yang memberikan pengertian, pandangan (insight) dan penyesuaian bagi seseorang yang menyebabkannya berkembang.

  Menurut Tirtarahardja & La Sulo (2012: 33-36), pendidikan yang sifat sasarannya adalah manusia mengandung banyak aspek dan sifat yang sangat kompleks. Karena sifatnya yang kompleks itu, maka tidak ada sebuah batasan yang mampu menjelaskan arti pendidikan secara lengkap. Adapun beberapa batasan tentang arti pendidikan yang berbeda-beda berdasarkan fungsinya adalah sebagai berikut:

  1) Pendidikan sebagai Proses Transformasi Budaya

  Sebagai proses transformasi budaya, pendidikan diartikan sebagai kegiatan pewarisan budaya dari suatu generasi ke generasi yang lain. Seperti bayi lahir sudah berada di dalam suatu lingkungan budaya tertentu. Di dalam lingkungan masyarakat dimana seorang bayi dilahirkan telah terdapat kebiasaan-kebiasaan tertentu, larangan dan anjuran, serta ajakan tertentu seperti yang dikehendaki oleh masyarakat. Nilai-nilai kebudayaan tersebut mengalami proses transformasi dari generasi tua ke generasi muda.

  2) Pendidikan sebagai Proses Pembentukan Pribadi

  Sebagai proses pembentukan pribadi, pendidikan diartikan sebagai suatu kegiatan yang sistematis dan sistemik terarah kepada terbentuknya kepribadian peserta didik. Sistematis oleh karena proses pendidikan berlagsung melalui tahap-tahap bersinambungan (prosedural) dan sistemik oleh karena berlangsung dalam semua situasi kondisi, di semua lingkungan yang saling mengisi (lingkungan rumah, sekolah dan masyarakat). 3)

  Pendidikan sebagai Proses Penyiapan Warga Negara Pendidikan sebagai penyiapan warga negara diartikan sebagai suatu kegiatan yang terencana untuk membekali peserta didik agar menjadi warga negara yang baik. Tentu saja istilah baik disini bersifat relatif, tergantung pada tujuan nasional dari masing- masing bangsa, oleh karena masing-masing bangsa mempunyai falsafah hidup yang berbeda-beda. Bagi kita warga negara yang baik diartikan selaku pribadi yang tahu hak dan kewajiban sebagai warga negara Inodesia sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945. 4)

  Pendidikan sebagai Penyiapan Tenaga Kerja Pendidikan sebagai penyiapan tenaga kerja diartikan sebagai kegiatan membimbing peserta didik sehingga memiliki bekal dasar untuk bekerja. Pembekalan dasar berupa pembentukan sikap, pengetahuan dan keterampilan kerja pada calon lulusan. Ini menjadi misi penting dari pendidikan karena pekerjaan menjadi kebutuhan pokok dalam kehidupan manusia. Pekerjaan menjadi penopang hidup seseorang dan keluarganya, sehingga tidak bergantung dan mengganggu orang lain.

  Dari penjelasan di atas, dapat dipahami bahwa pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat dan pemerintah melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, atau latihan yang berlangsung di sekolah dan di luar sekolah baik itu formal, nonformal, maupun informal, serta berlangsung sepanjang hayat untuk mengoptimalkan potensi manusia agar dapat menjadi manusia seutuhnya.

c. Fungsi Pendidikan

  Fungsi utama pendidikan adalah untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak, kepribadian serta peradaban yang bermartabat dalam hidup dan kehidupan atau dengan kata lain pendidikan berfungsi untuk memanusiakan manusia agar menjadi manusia yang benar sesuai dengan norma yang dijadikan landasannya (Kadir, 2012: 81).

  Bagi bangsa Indonesia, sebagaimana dijelaskan dalam Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidika n Nasional, dalam pasal 3 dijelaskan bahwa “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa”. Proses pendidikan diharapkan dapat membawa arti besar bagi bangsa dengan mengoptimalkan seluruh potensi masyarakatnya (Nuridin, 2015: 158).

  Adapun fungsi pendidikan secara umum menurut Adnan & Smith (2001: 327) adalah sebagai berikut: 1)

  Fungsi perkembangan, yaitu untuk memastikan perkembangan potensi kognitif dari status kehidupan dan modernitas yang tinggi.

  2) Fungsi politik, yaitu untuk mempertahankan sistem politik yang sedang berlangsung dan mempertahankan status quo dengan memastikan kesetiaan padanya.

  3) Fungsi nilai, yaitu sebagai penyebaran nilai-nilai dan norma-norma tertentu di suatu masyarakat.

  4) Fungsi identitas, yaitu untuk menciptakan solidaritas sosial terhadap pembangunan bangsa dengan mengembangkan perasaan terhadap identitas nasional.

  5) Fungsi stratifikasi, yaitu untuk memilih mana yang lebih mampu dari keseluruhan populasi berdasarkan prinsip-prinsip meritokrasi.

  6) Fungsi ekonomi, yaitu untuk menyiapkan tenaga kerja yang berpendidikan untuk memacu pertumbuhan ekonomi dan membawa kekayaan bagi bangsa.

  7) Fungsi sosialisasi, yaitu untuk menjadi agen sosialisasi utama selama orang tua lebih cenderung untuk bekerja.

  Berdasarkan penjelasan di atas, dapat dipahami bahwa fungsi pendidikan adalah menyiapkan diri seseorang untuk melestarikan tatanan sosial yang ada dalam masyarakat, serta menjadikannya sebagai agen pemabaharuan sosial. Dengan pendidikan, seseorang diharapkan dapat mengembangkan seluruh kemampuan yang dimilikinya. Sehingga dapat terbentuk karakter dan peradaban bangsa yang bermartabat untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.

d. Asas-Asas Pokok Pendidikan

  Menurut Tirtarahardja & La Sulo (2012: 117-122), asas pendidikan merupakan suatu kebenaran yang menjadi dasar atau tumpuan berpikir baik pada tahap perancangan maupun pelaksanaan pendidikan. Bagi bangsa Indonesia, terdapat sejumlah asas yang memberikan arah pada pendidikan yang bersumber baik dari kecenderungan umum pendidikan di dunia, maupun pemikiran dan pengalaman sepanjang sejarah upaya pendidikan di Indonesia. Adapun asas-asas tersebut adalah sebagai berikut:

  1) Asas Tut Wuri Handayani

  Asas Tut Wuri Hndayani merupakan konseptualisasi konsep tujuh asas Perguruan Nasional Taman Siswa yang lahir pada tanggal 3 Juli 1922 yang merupakan asas perjuangan untuk menghadapi pemerintah Kolonial Belanda. Ketujuh asas tersebut yang secara singkat disebut “Asas 1922” adalah sebagai berikut:

  a) Bahwa setiap orang mempunyai hak untuk mengatur dirinya sendiri dengan mengingat persatuan dalam peri kehidupan umum.

  b) Bahwa pengajaran harus memberi pengetahuan yang berfaedah, yang secara lahir dan batin dapat memerdekakan diri.

  c) Bahwa pengajaran harus berdasar pada kebudayaan dan kebangsaan sendiri.

  d) Bahwa pengajaran harus tersebar luas sampai dapat menjangkau kepada seluruh rakyat.

  e) Bahwa untuk mengejar kemerdekaan hidup yang sepenuh- penuhnya lahir maupun batin hendaklah diusahakan dengan kekuatan sendiri dan menolak bantuan apapun dan dari siapapun yang mengikat, baik berupa ikatan lahir maupun ikatan batin.

  f) Bahwa sebagai konsekuensi hidup dengan kekuatan sendiri maka mutlak harus membelanjai sendiri segala usaha yang dilakukan. g) Bahwa dalam mendidik anak-anak perlu adanya keikhlasan lahir dan batin untuk mengorbankan segala kepentingan pribadi demi keselamatan dan kebahagiaan anak-anak.

  Asas ataupun semboyan Tut Wuri Handayani yang dikumandangkan oleh Ki Hajar Dewantara itu mendapat tanggapan positif dari Drs. R.M.P. Sostrokartono (filsuf dan ahli bahasa) dengan menambahkan dua semboyan untuk melengkapinya, yaitu

  Ing Ngarso Sung Tuladha dan Ing Madya Mangun Karsa. Kini

  ketiga semboyan tersebut telah menyatu menjadi satu kesatuan asas, yakni:

  a)

Ing Ngarsa Sung Tuladha (jika di depan menjadi contoh).

  b) Ing Madya Mangun Karsa (jika di tengah-tengah

  membangkitkan kehendak hasrat atau motivasi).

  c) Tut Wuri Handayani (jika di belakang mengikuti dengan awas).

  2) Asas Belajar Sepanjang Hayat

  Asas belajar sepanjang hayat merupakan sudut pandang dari sisi lain terhadap pendidikan seumur hidup. Dalam latar pendidikan seumur hidup, proses belajar-mengajar di sekolah seyogyanya mengemban sekurang-kurangnya dua misi, yakni membelajarkan peserta didik dengan efisien dan efektif dan serentak dengan itu meningkatkan kemauan dan kemampuan belajar mandiri sebagai basis dari belajar sepanjang hayat. Ditinjau dari pendidikan sekolah, masalahnya adalah bagaimana merancang dan mengimplementasikan suatu program belajar mengajar sehingga mendorong terwujudnya belajar sepanjang hayat. Dengan kata lain, terbentuk manusia dan masyarakat yang mau dan mampu terus menerus belajar.

  3) Asas Kemandirian dalam Belajar

  Baik asas Tut Wuri Handayani maupun asas belajar sepanjang hayat secara langsung erat kaitannya dengan asas kemandirian dalam belajar. Asas Tut Wuri Handayani pada prinsipnya bertolak dari asumsi kemampuan siswa untuk mandiri, termasuk mandiri dalam belajar. Dalam kegiatan belajar mengajar, sedini mungkin dikembangkan kemandirian dalam belajar itu dengan menghindari campur tangan guru, namun guru selalu siap untuk ulur tangan apabila diperlukan. Selanjutnya, asas belajar sepanjang hayat hanya dapat diwujudkan apabila didasarkan pada asumsi bahwa peserta didik mau dan mampu mandiri dalam belajar, karena tidak mungkin seseorang belajar sepanjang hayatnya apabila selalu tergantung dari bantuan guru ataupun orang lain.