1 PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PENTINGNYA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PENDIDIKAN FORMAL DI DUSUN CROGOL, DESA BRUNOSARI, KECAMATAN BRUNO, KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2018 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

  

PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PENTINGNYA PENDIDIKAN

AGAMA ISLAM DALAM PENDIDIKAN FORMAL DI DUSUN CROGOL,

DESA BRUNOSARI, KECAMATAN BRUNO,

KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2018

  

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan (S.Pd)

  

Oleh :

SITI HIMATUL ULIYAH

NIM : 111-14-040

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU PENDIDIKAN

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

2018

  

PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PENTINGNYA PENDIDIKAN

AGAMA ISLAM DALAM PENDIDIKAN FORMAL DI DUSUN CROGOL,

DESA BRUNOSARI, KECAMATAN BRUNO,

KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2018

  

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan (S.Pd)

  

Oleh :

SITI HIMATUL ULIYAH

NIM : 111-14-040

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU PENDIDIKAN

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

2018

  

MOTTO

ْنَم ِب ِهْيَلَعَف اَمُهاَداَرأ ْنَمَو ,ِمْلِعْلاِب ِهْيَلَعَف َةَرِخَااْلاَداَرأ ْنَمَو ,ِمْلِعْلْاِب ِهْيَلَعَف اَيْنُدلاَداَرَأ ِمْلِعْلا

  

“Barang siapa yang menginginkan kebahagiaan di dunia maka haruslah dengan

ilmu, barang siapa yang menginginkan kebahagiaan di akhirat maka haruslah

dengan ilmu, dan barang siapa yang menginginkan kebahagiaan pada keduanya

maka haruslah dengan ilmu”

  

( HR. ibn Asakir)

  PERSEMBAHAN Alhamdulillahirabbil’alamin dengan rahmat dan hidayah Allah SWT

  skripsi ini telah selesai. Skripsi ini saya persembahkan untuk:

  1. Kedua orang tua saya, bapak Sajidin dan ibu Solikhati, yang senantiasa memberikan nasihat dan mencurahkan kasih sayang, pengorbanan yang begitu besar, serta panjatan doa yang tiada henti, sehingga saya dapat melanjutkan studi dengan lancar.

  2. Kakak da n adik saya, Muhammad Nurul Musyafa’, Siti Ummu Mu’arifah, Nur Rohman, Rahmi Mawaddati, Lailatul Hikmah serta Khaizatin Nikmah, yang selalu memerikan semangat, hiburan dan motivasi.

  3. Ibu Nyai Hj. Siti Zulaikho AH, selaku pengasuh PPTQ Al-Muntaha yang selalu mendoakan, menasehati dan memotivasi saya.

  4. Bapak Imam Mas Arum, M.Pd selaku dosen pembimbing skripsi yang telah membimbing saya dengan sabar.

  5. Keluarga besar PPTQ Al-Muntaha, khususnya teman-teman angkatan 2014 yang tiada hentinya memberikan semangat, hiburan dan motivasi.

  6. Teman-teman PAI angkatan 2014

KATA PENGANTAR

  Assalamu’alaikum Wr. Wb

  Puji Syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas segala limpahan hidayah dan inayah-Nya. Sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan lancar, sebagai salah satu persyaratan wajib untuk dapat memperoleh gelar Sarjana Strata Satu Pendidikan (S.Pd) Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Shalawat serta salam penulis sanjungkan ke pangkuan nabi agung Rasulullah Muhammad SAW yang telah melimpahkan syafaatnya dan membawa kita dari zaman kebodohan menuju zaman keislaman.

  Skripsi ini membahas sedikit tentang persepsi masyarakat tentang pentingnya pendidikan agama Islam dalam pendidikan formal yang pada masa ini menjadi salah satu aspek yang sangat diperhatikan berbagai kalangan, utamanya pemerintah. Adapun fenomena yang menjadi objek penelitian ini adalah hilangnya nilai-nalai akhlak atau budi pekerti anak.

  Dengan melihat berbagai faktor yang ada dalam masyarakat, penulis berusaha mengungkapkan segala hal yang menghambat pandangan masyarakat tentang pentingnya pendidikan agama Islam dalam pendidikan formal. Adapun tujuannya tidak lain adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan hilangnya nilai-nilai akhlak anak yang ada di dusun Crogol, desa Brunosari, kecamatan Bruno Kabupaten Purworejo. Sehingga diharapkan dapat ditemukan solusi untuk memperbaiki nilai-nilai akhlak anak dan meningkatkan mutu pendidikan formal di lingkungan masyarakat dusun Crogol.

  Dalam penulisan Skripsi ini penulis banyak menemui hambatan, tetapi dengan Rahmat-nya dan perjuangan penulis serta bantuan dari berbagai pihak sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan banyak terima kasih atas segala motivasi, nasehat, doa, dukungan dan bimbingan kepada: 1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. Selaku Rektor IAIN Salatiga.

  2. Bapak Suwardi, M.Pd. Selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga.

  3. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag. selaku ketua jurusan Pendidikan Agama Islam.

  4. Bapak Imam Mas Arum, M.Pd. selaku dosen pembimbing yang telah memberikan saran, bimbingan, dan arahan serta keikhlasan dan kebijaksaan meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan bimbingan pada penulisan skripsi ini.

  5. Bapak Dr. Imam Sutomo, M.Ag. selaku dosen pembimbing akademik penulis yang dengan kesabarannya, membimbing penulis dari waktu ke waktu.

  6. Bapak dan Ibu Dosen serta Staff di lingkup jurusan PAI

  7. Bapak H. Zainal Abidin, selaku kepala desa Brunosari, yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di dusun Crogol.

  8. Bapak Fatkhul Akhadi, selaku kepala dusun di Crogol yang telah menjadi narasumber utama dan membantu penulis saat melakukan penulisan.

  9. Bapak/Ibu di dusun Crogol yang telah membantu penulis selama melakukan penulisan.

  10. Semua pihak yang telah membantu penulis menyelesaikan skripsi ini, baik secara langsung maupun tidak langsung.

  Atas jasa mereka, penulis hanya dapat memohon doa semoga amal mereka mendapat balasan yang lebih baik serta mendapat kesuksesan baik di dunia maupun di akhirat. Penulis dalam hal ini mengharapkan saran dan kritik dari pembaca untuk menyempurnakan skripsi ini. Dan akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

  Salatiga, 14 September 2018 Penulis Siti Himatul Uliyah NIM 111-14-040

  

ABSTRAK

  Uliyah, Siti Himatul. 2018. Persepsi Masyarakat Tentang Pentingnya Pendidikan

  Agama Islam Dalam Pendidikan Formal Di Dusun Crogol, Desa Brunosari, Kecamatan Bruno, Kabupaten Purworejo . Skripsi. Progam

  Studi Pendidikan Agama Islam. IAIN Salatiga. Pembimbing: Imam Mas Arum, M.Pd

  Kata Kunci: Pentingnya Pendidikan Agama Islam dalam Pendidikan Formal

  Penelitian ini adalah upaya untuk mendeskripsikan tentang bagaimana persepsi masyarakat tentang pentingnya pendidikan agama Islam dalam pendidikan formal di dusun Crogol, desa Brunosari, kecamatan Bruno, Kabupaten Purworejo tahun 2018. Pertanyaan yang ingin dijawab dalam penelitian ini yaitu bagaimana persepsi masyarakat tentang pentingnya pendidikan agama Islam dalam pendidikan formal?

  Untuk menjawab pertanyaan tersebut maka peneliti menggunakan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan datanya dengan observasi, wawancara dan dokumentasi. Untuk analisis data dengan menggunakan analisis data model interaktif, sedangkan pengecekan keabsahan datanya menggunakan tringulasi sumber.

  Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) Persepsi masyarakat umur 40-70 tahun tentang pentingnya pendidikan agama Islam dalam pendidikan formal, dimana Masyarakat sudah mengetahui bahwa pendidikan agama Islam dalam pendidikan formal itu penting bagi anak-anak, dimana pendidikan agama Islam itu menjadikan anak tahu bahwa berbuat dosa itu dilarang, hanya saja mereka belum bisa menjadikan pendidikan agama Islam dalam pendidikan formal sebagai kebutuhan utama anak. Hal ini, disebabkan karena kurangnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya pendidikan agama Islam dalam pendidikan formal, orientasi pada harta benda semata, kecenderungan orang tua yang hanya fokus pada pendidikan non formal (pesantren) saja dan pemikiran masyarakat yang cenderung terbelakang. 2) Persepsi masyarakat umur 20-35 tahun tentang pentingnya pendidikan agama Islam dalam pendidikan formal di dusun Crogol, dimana Masyarakat umur 20-35 tahun sudah lebih menyadari pentingnya pendidikan agama Islam dalam pendidikan formal dibandingkan dengan masyarakat umur 40-70 tahun . Hal ini karena pemikiran masyarakat umur 20-35 tahun di dusun Crogol sudah mulai maju, mereka sudah sadar bahwa pendidikan agama Islam itu menjadikan anak-anak mempunyai batasan dalam pergaulan dan menjadikan anak-anak tahu apa yang boleh dan apa yang tidak boleh dilakukan. Hanya saja masalah biaya dan kurang pemahaman mereka tentang pentingnya pendidikan agama Islam dalam pendidikan formal, sehingga mereka kurang dalam memotivasi anak dalam pendidikan, akibatnya minat belajar anak belum maksimal.

  DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL …………………………………………………....i

  LEMBAR BERLOGO………………………………………………….ii JUDUL………………………………………………………………….iii PERSETUJUAN PEMBIMBING……………………………………...iv PENGESAHAN KELULUSAN………………………………………..v PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN……………………………...vi MOTTO………………………………………………………………..vii PERSEMBAHAN……………………………………………………..viii KATA PENGANTAR…………………………………………………ix ABSTRAK……………………………………………………………..xii DAFTAR ISI…………………………………………………………...xiii DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………...xvii

  BAB I PENDAHULUAN……………………………………………..1 A. Latar

  belakang masalah………………………………………..1

  B. Fokus penelitian …………………………………….................6

  C. Tuju an penelitian………………………………………………6

D. Manfaat penelitian……………………………………………..6

  E. Penegas an istilah………………………………………….........7

  1. Persepsi Masyarakat…………………………………….…..7

  2. Pendidikan Agama Islam……………………………………8

  2. Pendidikan Formal………………………………………..…8

F. Sistematika Penulisan…………………………………………..9

  

BAB II KAJIAN PUSTAKA…….…………………………………...9

A. Pers

  epsi Masyarakat…………………………………………..10

  1 . Persepsi……………………………………………………10

  a. Pe ngertian Persepsi…………………………………….10 b. A spek Persepsi…………………………………………11 c. Unsur- unsur Persepsi…………………………………..12 d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi…………..12

  2. Penger tian Masyarakat………………………..…………..13 B. Pendidi kan Agama Islam………………………………………14

  1. Pengertian Pendidikan Agama Islam ………………………..14

  2. Tujuan Pen didikan Agama Islam…………………………..16

  3. Dasar-Dasar Pendidikan Agama Islam ……………………18

  C. Pendi dikan Formal……………………………………………..19

  1. Pengertia n Pendidikan Formal…………………………….19

  2. Komp onen Pendidikan…………………………………….23

  3. Belajar……………………………………………………...24

  a. Pe ngertian Belajar………………………………………24 b. Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Belajar

  ...….28

  D. Ka jian Terdahu…………………………………………………30

  

BAB III METODE PENELITIAN………………………….………..31

A. Jenis Penelitian………………………………………………….31 B. Lokasi dan Wa

  ktu Penelitian…….……………………………...32

  C. S umber Data……………………………………………………..32

  1. Data Primer…………………………………………………...32 2.

  Data Sekunder………………………………………………...32

  D. Prosedur Pengumpulan Data……………………………….……33 1.

  Wawancara……………………………………………………33

  2. Observasi ……………………………………………………...33

3. Dokumentasi………………………………………………….34

E. Analisis Data…………………………………………………….34

  F. Pengecekan Keabsahan Temuan………………………………...35

  BAB IV PAPARAN DAN ANALISIS DATA…………………….….35 A. Gambaran Umum Dusun Crogol……………………………......35

  1. Letak Geografis ……………………………………………….35

  2. Kondisi Masyarakat ………………………………………….38

  3. Temuan Hasil Wawancara…………………………………..43

  B. Analisi Data …………………………………………………….48

  BAB V PENUTUP……………………………………………………...52 A. Kesimpulan……………………………………………………...52 B. Saran……………………………………………………………..53

  DAFTAR LAMPIRAN

  1. DAFTAR SKK

  2. NOTA PEMBIMBING SKRIPSI

  3. SURAT PERMOHONAN IJIN PENELITIAN

  4. SURAT KETERANGAN MELAKUKAN PENELITIAN

  5. LEMBAR KONSULTASI

  6. KODE PENELITIAN

  7. PEDOMAN WAWANCARA

  8. HASIL WAWANCARA

  9. DOKUMENTASI

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bangsa Indonesia mempunyai ideologi Negara Pancasila yang mengakui

  eksitensi semua agama dan rakyatnya wajib beragama. Di Indonesia sendiri ada 6 agama yang diakui, yaitu: Islam, Hindu, Budha, Kristen, Katholik dan Konghucu.

  Sebagai landasan utamanya yaitu ketuhanan yang maha Esa, yang berarti bahwa segala produk budaya bersumber pada-Nya. Sebagai bangsa yang beragama tentunya Indonesia memiliki budaya yang cenderung spiritual-religius. Budaya bangsa yang cenderung spiritual-religius tersebut menjadi jati diri bangsa Indonesia. Hal ini menjadikan Indonesia sangat menjunjung nilai-nilai kebudayaan. Akan tetapi, nilai-nilai kebudayaan bangsa luntur terkikis modernisasi dari waktu ke waktu. Lunturnya nilai-nilai kebudayaan menjadikan gererasi bangsa memiliki watak atau karakter yang kurang baik. Untuk menghindari hancurnya karakter bangsa perlu adanya penerapan pendidikan karakter di sekolah.

  Pendidikan karakter merupakan pondasi bangsa yang sangat penting dan perlu ditanamkan sejak dini kepada anak-anak. Akan tetapi, globalisasi membawa masyarakat melupakan pendidikan karakter bangsa. Menurut Nugraha (2015:1) sampai saat ini dunia pendidikan di Indonesia belum mendorong pembangunan karakter bangsa. Lebih lanjut ia mengatakan pendidikan nasional kini telah kehilangan rohnya lantaran tunduk terhadap pasar bukan pencerahan terhadap peserta didik. Pasar tanpa karakter akan hancur dan akan kehilangan aspek-aspek manusia dan kemanusiaan, karena kehilangan karakter itu sendiri (Muslich, 2015:1-2). Pembentukkan karakter yang baik tentunya didukung oleh beberapa faktor, salah satunya faktor pendidikan.

  Pendidikan bagi kehidupan umat manusia merupakan kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Tanpa pendidikan sama sekali mustahil suatu kelompok manusia dapat hidup berkembang sejalan dengan aspirasi (cita- cita) untuk maju, sejahtera dan bahagia menurut konsep pandangan hidup mereka (Ihsan, 2008:2).

  Pendidikan merupakan jalan untuk menjadikan anak didik menjadi generasi penerus bangsa yang mampu menjadikan bangsa Indonesia menjadi bangsa yang cerdas, bermoral, dan mengharumkan nama bangsa. Hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yang termaktup dalam UU. No. 2 Tahun 1989, tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab 2, Pasal 4 yaitu

  Tujuan Pendidikan

  Nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa dan berbudi pekerti yang luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan

  (Soedijarto, 1993:70- 71). Pendidikan merupakan kebutuhan setiap manusia, dan seseorang lebih dihormati di masyarakat karena derajat pendidikannya. Hal ini sesuai dengan firman Allah Swt, dalam Q.S al-Mujadalah ayat 11 yang berbunyi:

  

 

   

  

  

    

  

  

 

   

   

  Artinya:

  “Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu:

"Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan

memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka

berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di

antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan

Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan

  (Kementrian, 2016:162).

  Ayat di atas menjelaskan bahwa salah satu syarat seseorang mendapatkan hidup yang lebih baik di antaranya adalah dengan ilmu, baik dalam urusan dunia maupun akhirat. Oleh karena itu, orang yang ingin kehidupan yang layak, baik dari segi kehidupan dunia maupun akhirat harus memperhatiakan ilmu. Ilmu yang baik tentunya dihasilkan dari pendidikan yang bermutu dan berkualitas.

  Pendidikan yang bermutu dan berkualias akan sangat mudah didapatkan di daerah perkotaan. Karena orang-orang kota sudah maju pemikirannya dalam berbagai segi, khususnya segi pendidikan. Sedangkan di daerah perdesaan masih sangat sulit menjadikan pendidikan sebagai kebutuhan yang primer untuk anak- anak, walaupun zaman semakin berkembang dan alat teknologi semakin canggih. Karena kesadaran mereka yang masih sangat minim akan pentingnya pendidikan, baik itu pendidikan formal maupun non formal.

  Akan tetapi, di dusun Crogol pendidikan belum bisa menjadi kebutuhan yang utama bagi anak-anak. hal ini dikarenakan kurangnya pemahaman orang tentang pendidikan dan kebanyakan orang tua di dusun Crogol tidak lulus sekolah dasar. Ini mengakibatkan pemikiran masyarakat dusun Crogol masih terbelakang pemikirannya. Akibantnya anak kurang termotivasi dalam belajar dan minatnya untuk sekolah menjadi tidak maksimal. Anak sekolah hanya asal berangkat saja dan terkadang malas untuk berangkat sekolah. Contohnya di dusun Crogol masih di temukan beberapa anak yang berhenti sekolah padahal masih duduk di bangku dasar. Hal ini terjadi karena kurangnya motivasi dari orang tuanya tentang pentingnya sebuah pendidikan. Akibatnya kehidupan anak tidak terarah baik dari segi pendidikan umum maupun pendidikan agamanya. Seharusnya anak mendapatkan 2 hal tersebut, akhirnya sang anak tidak mendapatkan pendidikan dengan maksimal. Dan yang lulusan SD dan seterusnya tidak ada setengahnya yang melanjutnya pendidikan ke jenjang selanjutnya. Anak yang tidak melanjutkan pendidikan biasanya pergi merantau, mondok atau di rumah saja. Akibatnya terjadi pernikahan dini, kenakalan remaja, pengangguran dan kerja serabut. Pernikahan dini merupakan hal yang biasa dan hampir semua masyarakat di dusun Crogol menikah diusia dini. Padahal kita tahu pendidikan itu sangat penting untuk anak-anak. Dimana pendidikan agama, pendidikan karakter, pendidikan sosial dan lainnya sebagainya tidak akan lengkap jika tidak didapatkan di sekolah. Apalagi perkembangan zaman yang semakin maju seperti saat ini, dimana semua hal bisa dilihat melalui hp, dan jika penggunaannya tidak berada dalam pengawasan orang tua, maka anak bisa keblabasan terjerumus dalam hal-hal yang kurang baik. Selain itu anak sekarang mulai SD sudah berpacaran, susah disuruh untuk mengaji, madin tidak berangkat karena keasikan bermain dan kadang tidak puasa saat puasa ramadhan. Masalah seperti ini kadang orang tuanya tidak tahu, terkadang tahu tetapi cuek. Ini membuat nilai-nilai kepribadian anak menjadi buruk, anak-anak mulai pandai berbohong, sebab anak dari rumah pamitnya pergi ngaji dan saat bulan puasa anak ikut sahur dan berbuka. Masih anak-anak saja sudah pandai berbohong dan berkepribadian kurang baik, bagaimana nanti besarnya. Masalah seperti ini cukup berat untuk era sekarang, dimana sangat dibutuhkan pendidikan agama Islam di sekolah, contoh-contoh yang baik dari orang tua, bimbingan dan pantauan dari orang tua. Sehingga perkembangan anak bisa sesuai dengan Islam dan terarah. Ada apa dibalik fenomena ini, apakah faktor pendidikan orang tua terdahulu yang hanya menanamkan pendidikan non formal (pesantren), atau pandangan masyarakat yang masih memandang bahwa pendidikan formal itu tidak begitu penting, atau

pengaruh teman sebaya, atau ada faktor lain yang mempengaruhi pola pikir masyarakat yang cenderung memandang sebelah mata pendidikan formal.

  Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti merasa tertarik untuk melakulan penelitian tentang

  “Persepsi Masyarakat Tentang Pentingnya Pendidikan Agama Islam Dalam Pendidikan Formal Di Dusun Crogol, Desa Brunosari, Kecamatan Bruno, Kabupaten Purworejo Tahun 2018 ”.

  B. Fokus Penelitian

  Bagaimana persepsi masyarakat tentang pentingnya pendidikan agama Islam dalam pendidikan formal di dusun Crogol, desa Brunosari, kecamatan Bruno, kabupaten Purworejo?

  C. Tujuan Penelitian

  Untuk mengetahui persepsi masyarakat tentang pentingnya pendidikan agama Islam dalam pendidikan formal di dusun Crogol, desa Brunosari, kecamatan Bruno, kabupaten Purworejo.

  D. Manfaat Penelitian 1. Secara Teoritis

  Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan terhadap pentingnya pendidikan agama Islam dalam pendidikan formal di dusun Crogol dan sekitarnya.

2. Fungsi Praktis

  a. Bagi masyarakat: Untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pendidikan agama Islam dalam pendidikan formal sehingga kedepan diharapkan akan membawa kemajuan bagi masyarakat dusun Crogol.

  b. Bagi peneliti: Sebagai pedoman dalam rangka melaksanakan tugas sebagai calon pendidik yang akan terjun langsung untuk mengamalkan segala ilmu yang telah dipelajari dan dapat menumbuhkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pendidikan agama Islam dalam pendidikan formal.

  c. Bagi lembaga: Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu sumber kekayaan ilmiah yang bisa dijadikan rujukan pengembangan ilmu.

E. Penegasan Istilah

  Untuk menghindari kesalahpahaman dalam memahami judul penelitian ini, maka perlu dijelaskan arti kata dalam judul penelitian.

1. Persepsi Masyarakat

  Persepsi adalah tanggapan (penerimaan) langsung dari sesuatu atau proses seseorang mengetahui beberapa hal melalui panca inderanya (KBBI, 2002:863).

  Sedangkan masyarakat adalah sekumpulan manusia yang saling berinteraksi. Suatu kesatuan masyarakat dapat memiliki prasarana yang memungkinkan para warganya untuk berinteraksi (Koentjraningrat, 2011:120).

  Jadi yang dimaksud dengan persepsi masyarakat adalah pandangan sekelompok orang yang diperoleh melalui pengalaman tentang obyek, peristiwa, atau hubungan-hubungan dengan lingkungan sekitar.

  2. Pendidikan Agama Islam

  Pendidikan Agama Islam berarti usaha-usaha secara sistematis dan pragmatis dalam membantu anak didik agar mereka hidup sesuai dengan ajaran Islam (Zuhaerini, 1983:27).

  3. Pendidikan Formal

  Pendidikan formal adalah pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.

  Pendidikan diselenggarakan dengan memberi keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan kreatifitas peserta didik dalam proses pembelajaran (UU. NO 20 Tahun 2003, tentang Jalur Pendidikan Pasal 1 Ayat 11 dan Ayat 13).

F. Sistematika Penulisan

  Dalam penelitian ini, peneliti menyusun ke dalam 5 bab yang rinciannya sebagai berikut: Bab I, Pendahuluan, berisi latar belakang masalah, fokus masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penegasan istilah, dan sistematika penulisan.

  Bab II, Kajian Pustaka, berisi tentang teori-teori yang berkaitan dengan objek penelitian. Yaitu pengertian persepsi masyarakat, pendidikan agama Islam, pendidikan formal dan kajian pustaka (kajian penelitian terdahulu).

  Bab III, Metode Penelitian, berisi jenis penelitian, lokasi dan waktu penelitian, sumber data, analisis data, pengecekan keabsahan. Bab IV Paparan dan Analisis Data, berisi Paparan Data dan Analisis Data Bab V, Penutup, berisi kesimpulan dan saran.

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Persepsi Masyarakat

1. Persepsi

a. Pengertian Persepsi

  Persepsi adalah tanggapan (penerimaan) langsung dari sesuatu atau proses seseorang mengetahui beberapa hal melalui panca inderanya (KBBI, 2002:863).

  Menurut Slameto (2010:102) pengertian persepsi adalah proses yang berkaitan dengan masuknya pesan atau informasi kedalam otak manusia, melalui persepsi manusia terus menerus mengadakan hubungan dengan lingkungannya. Hubungan ini dilakukan lewat inderanya, yaitu indera penglihat, pendengar, peraba, perasa dan pencium.

  Menurut Rakhmat (2003:51) Persepsi adalah pengalaman tentang obyek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan.

  Dari keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa persepsi adalah pandangan atau tanggapan langsung seseorang yang diperoleh melalui pengalaman tentang obyek, peristiwa, atau hubungan-hubungan dengan lingkungan sekitar yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan.

b. Aspek Persepsi

  Dalam persepsi terdapat aspek-aspek yang bisa dipengaruhi oleh proses persepsi tersebut, aspek persepsi menurut McDowwell & Newel yaitu: 1) Kognisi

  Aspek kognisi merupakan aspek yang melibatkan cara berpikir, mengenali, memaknai suatu stimulus yang diterima oleh panca indera, pengalaman atau yang pernah dilihat dalam kehidupan sehari-hari. Hurlock menambahkan bahwa aspek kognitif didasarkan atas konsep suatu informasi, aspek kognitif ini juga didasarkan pada pengalaman pribadi dan apa yang dipelajari. 2) Afeksi Aspek afeksi merupakan aspek yang membangun aspek kognitif.

  Aspek afektif ini mencakup cara individu dalam merasakan, mengekspresikan emosi terhadap stimulus berdasarkan nilai-nilai dalam dirinya yang kemudian mempengaruhi persepsinya (Takwin, 24).

  c. Unsur-Unsur Persepsi

  Menurut Astuti (2010:14) unsur-unsur dalam persepsi meliputi 3 hal, yaitu: 1) Pengamatan

  Pengmatan adalah suatu fungsi pengenalan dimana seseorang menghayati obyek yang nyata dengan jalan kontak langsung terhadap system. 2) Pandangan

  Pandangan adalah suatu proses dimana menghimpun dari semua pendapat dan pemikiran mengenai obyek melalui informasi dan komunikasi. 3) Pendapat

  Pendapat adalah suatu proses dimana seseorang melakukan kontak secara teratur dan sistematis dengan memberikan penilaian terhadap obyek.

  d. Faktor yang Mempengaruhi Persepsi

  Persepsi dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya menurut Saleh (2004:119), faktor yang mempengaruhi persepsi antara lain: 1) Perhatian yang selektif

  2) Ciri-ciri rangsang 3) Nilai dan kebutuhan individu 4) Pengalaman dahulu

2. Pengertian Masyarakat

  Masyarakat adalah istilah yang paliang lazim dipakai untuk menyebutkan kesatuan-kesatuan hidup manusia, baik dalam tulisan ilmiah maupun dalam bahasa sehari-hari (Koentjaraningrat, 2011: 143).

  Dalam masyarakat dikelompokkan menjadi dua, yaitu kelompok masyarakat tradisional dan kelompok masyarakat modern. Masyarakat tradisional lebih dikenal dengan masyarakat yang tinggal dipedesaaan, sedangkan masyarakat modern mengacu pada masyarakat yang tinggal di daerah perkotaan.

  Adapun masyarakat tradisional mempunyai ciri-ciri homogenitas sosial, hubungan primer, kontrol sosial yang ketat dan bergotong royong.

  Sedangkan dalam masyarakat modern mempunyai ciri-ciri heterogenitas, individualistis, kontrol sosial yang tidak begitu ketat, serta dinamika sosial yang cepat (Fatchurrohman, 2012: 33-35).

  Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa persepsi masyarakat adalah pandangan sekelompok orang yang diperoleh melalui pengalaman tentang obyek, peristiwa, atau hubungan-hubungan dengan lingkungan sekitar.

B. Pendidikan Agama Islam

1. Pengertian Pendidikan Agama Islam

  Istilah pendidikan bukanlah hal yang tabu bagi masyarakat, mulai dari anak-anak sampai orang dewasa pernah mendengar istilah pendidikan. Bahkan orang yang tidak mengenyam pendidikan sama sekali pun mengetahui istilah pendidikan walaupun tidak mengetahui apa definisinya.

  Bagi masyarakat awam, pendidikan indentik dengan istilah sekolah. Akan tetapi, pendidikan tidak hanya didapatkan di sekolah saja. Mengacu pada UU Sisdiknas nomor 20 tahun 2003 (UU Sisdiknas nomor 20 tahun 2003: 3), pendidikan sendiri dapat dikatakan sebaga i “Usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang dimiliki dirinya, masyarakat, bangsa dan negara” (Hasbullah, 2009: 4).

  Pendidikan adalah kumpulan dari semua proses yang memungkinkan seseorang mengembangkan kemampuan-kemampuan, sikap-sikap, dan bentuk- bentuk tingkah laku yang bernilai positif di dalam masyarakat tempat dia hidup (Idris, 1992: 4). Menurut Ki Hajar Dewantara pendidikan adalah menuntut segala kekuatan kodrat yang ada pada diri anak-anak itu agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya (Maunah, 2009:4).

  Dari keterangan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran yang memungkinkan seseorang mengembangkan kemampuan- kemampuan, sikap-sikap, dan bentuk-bentuk tingkah laku yang bernilai positif di dalam masyarakat tempat dia hidup.

  Sedangkan Pendidikan Agama Islam berarti usaha-usaha secara sistematis dan pragmatis dalam membantu anak didik agar mereka hidup sesuai dengan ajaran Islam (Zuhaerini, 1983:27).

  Berikut ini pengertian Pendidikan Agama Islam menurut para ahli, anatara lain: a. Menurut Ahmad Tafsir Pendidikan Agama Islam sebagai bimbingan yang diberikan oleh seseorang agar ia berkembang secara maksimal sesuai dengan ajaran Islam. b. Menurut Al-Syaibany Pendidikan Agama Islam adalah proses mengubah tingkah laku individu peserta didik pada kehidupan pribadi, masyarakat dan alam sekitarnya.

  c. Menurut Ahmad D. Marimba Pendidikan Agama Islam adalah bimbingan secara sadar oleh pendidikan terhadap perkembangan jasmani dan rohani peserta didik menuju terbentuknya insan kamil (Tafsir, 2005:45).

  Dari keterangan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa pendidikan agama Islam adalah usaha-usaha secara sistematis dan pragmatis dalam membantu anak didik agar seseorang berkembang sesuai dengan ajaran Islam.

2. Tujuan Pendidikan Agama Islam

  Tujuan pendidikan agama Islam di sekolah atau madrasah bertujuan untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan, penghayatan, serta pengamalan peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang dalam hal keimanan, ketakwaan, berbangsa serta dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi (Kementrian, 2002:3).

  Pendidikan agama Islam juga mempunyai tujuan pembentukkan kepribadian muslim, yaitu suatu kepribadian yang seluruh aspeknya dijiwai oleh ajaran Islam. Hal ini berarti bahwa pendidikan Islam itu diharapkan dapat menghasilkan manusia yang berguna bagi dirinya dan masyarakat serta senang dan gemar mengamalkan dan mengembangkan ajaran Islam yang berhubungan dengan Allah dan manusia sesamanya, dapat mengambil manfaat yang semakin meningkat dari alam semesta ini untuk kepentingan hidup di dunia kini dan di akhirat nanti (Daradjat, 2011:30).

  Dari keterangan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa tujuan pendidikan agama Islam adalah untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan, penghayatan, serta pengamalan peserta didik dapat menghasilkan manusia yang berguna bagi dirinya dan masyarakat serta senang dan gemar mengamalkan dan mengembangkan ajaran Islam yang berhubungan dengan Allah dan manusia sesamanya.

3. Dasar-Dasar Pendidikan Agama Islam

  Menurut Daradjat (2011:19-20) dasar-dasar pendidikan agama Islam terdiri dari 3 hal, yaitu: a. Al-

  Qur’an Pendidikan termasuk ke dalam usaha atau tindakan untuk membentuk manusia, termasuk ke dalam ruang lingkup

  mu’amalah sehingga pendidikan sangat penting, karena ikut menentukan corak dan bentuk masyarakat.

  Dan di dalam Al- Qur’an terdapat banyak ajaran yang berisi prinsip- prinsip berkenaan dengan kegiatan atau usaha pendidikan itu. Sebagai contoh dapat dibaca kisah lukman mengajari anaknya dalam surat lukman ayat 12 sampai 19. Cerita itu menggambarkan prinsip materi pendidikan yang terdiri dari masalah iman, akhlak, ibadat, social dan ilmu pengetahuan. Ayat lain menceritakan tentang tujuan hidup dan nilai suatu kegiatan dan amal saleh. Itu berarti bahwa kegiatan pendidikan harus mendukung tujuan hidup tersebut.

  Oleh karena itu pendidikan agama Islam harus mendukung tujuan hidup tersebut. Dan pendidikan agama Islam harus menggunakan al- Qur’an sebagai sumber utama dalam merumuskan berbagai teori tentang pendidikan

  Islam.

  b. As-Sunnah

  As-Sunnah adalah perkataan, perbuatan ataupun pengakuan rasul Saw,

  yang dimaksud dengan pengakuan ialah kejadian atau perbuatan orang lain yang diketahui rasulullah dan beliau membiarkan saja perbuatan atau kejadian itu berjalan.

  

As-Sunnah merupakan sumber ajaran kedua sesudah Al-

Qur’an.

  Seperti al- Qur’an, Sunnah juga berisi aqidah dan syariah. Sunnah berisi petunjuk atau pedoman untuk kemaslahatan hidup manusia dalam segala aspeknya, untuk membina umat menjadi manusia seutuhnya.

  c. Ijtihad

  Ijtihad adalah istilah para fuqaha, yaitu berfikir dengan menggunakan

  seluruh ilmu yang dimiliki oleh ilmuan syariat Islam untuk menetapkan atau menentukan suatu hokum syariat Islam dalam hal-hal yang belum ditegaskan dalam al-

  Qur’an dan Sunnah. Akan tetapi ijtihad tidak boleh lepas dari al- Qur’an dan Sunnah.

C. Pendidikan Formal

1. Pengertian Pendidikan Formal

  Telah diketahui bahwa pendidikan di bagi menjadi 3 bagian, yaitu Pendidikan Formal, Pendidikan Non formal dan Pendidikan Informal.

  Pendidikan formal dalam perspektif masyarakat biasanya sering disebut dengan pendidikan yang ada di sekolah, pendidikan non formal sering disebut dengan pendidikan di pondok pesantren, dan pendidikan informal sering disebut pendidikan yang ada di dalam keluarga. Semua perspektif masyarakat tentang pendidikan benar, karena jika melihat pada UU Sistem Pendidikan Nasional No

  20 Tahun 2003 (UU Sisdiknas no 20 tahun 2003: 4) telah disebutkan bahwa:

  a. Pendidikan Formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi.

  b. Pendidikan Non Formal adalah jalur pendidikan diluar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang.

  c. Pendidikan Informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan Dari keterangan diatas dapat diketahui, bahwa pendidikan tidak hanya berlangsung di lingkungan sekolah saja, dalam bahasa akademik dikenal dengan istilah pendidikan formal. Lingkungan keluarga, masyarakat dan pondok pesantren juga dapat dikatakan tempat berlangsungannya pendidikan.

  Akan tetapi, dalam skripsi ini pembahasannya lebih dikhususkan dalam pendidikan formal.

  Pendidikan formal adalah pendidikan yang mempunyai jenjang bertingkat, seperti lembaga pendidikan resmi SD dari kelas I sampai kelas VI, SMP, SMA dan perguruan tinggi yang dilakukan karena tugas jabatan oleh guru kepada murid-muridnya (Ahmadi, 1991:191).

  Dalam UU SISDIKNAS pasal 14 dinyatakan bahwa jenjang pendidikan formal yang termasuk jalur pendidikan sekolah terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi. 1) Pendidikan dasar Sesuai dengan pasal 17 ayat 1, 2 dan 3, pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah. Pendidikan dasar berbentuk Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain yang sederajat serta Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs), atau bentuk lain yang sederajat.

Dokumen yang terkait

PENDIDIKAN ISLAM BAGI ANAK DALAM KELUARGA BURUH TANI DI DESA SELOPAJANG BARAT KECAMATAN BLADO KABUPATEN BATANG TAHUN 2014 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 0 124

NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI BOYONGAN RUMAH DI DESA NGENDEN KECAMATAN AMPEL KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2014 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 4 119

NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI SEDEKAH DESA DI KEDUNGRINGIN KECAMATAN SURUH KABUPATEN SEMARANG 2014 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 0 99

PENDIDIKAN SEPANJANG HAYAT DALAM PERSPEKTIF ISLAM SKRIPSI Diajukan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

0 0 132

PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PENTINGNYA PENDIDIKAN FORMAL IMPLIKASINYA DALAM SIKAP KEDEWASAAN ANAK DI DUSUN SEMOYO, DESA SUGIHMAS, KECAMATAN GRABAG, KABUPATEN MAGELANG SKRIPSI

0 1 142

KONSEP PENDIDIKAN PERSPEKTIF IBNU KHALDUN SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

0 1 80

PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMK N 2 SALATIGA DAN UPAYA-UPAYA PEMECAHANNYA SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

0 0 126

IMPLEMENTASI PROGRAM PARENTING DALAM BIDANG PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMP NEGERI 7 SALATIGA TAHUN 2017 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

0 0 202

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM KELUARGA ANAK PENYANDANG CEREBRAL PALSY DI SALATIGA TAHUN 2016 SKRIPSI Disusun Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

0 0 184

RELEVANSI PENDIDIKAN PEREMPUAN DALAM BUKU SARINAH KARYA SOEKARNO DENGAN PENDIDIKAN ISLAM SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

0 3 101